39
Wrap Up Tutorial PUCAT DAN PERUT MEMBUNCIT Kelompok B-5 Ketua : Nadia Bella Roselina 1102013197 Sekretaris : Nabilla Sophianingtyas 1102013194 Anggota : Sandi Rizki Ardianto 1102012260 Nabila Cinthia Putri 1102013192 Nabila Nurul Shabrina 1102013193 Nadhia Putri Anggraeni 1102013195 Nadhila Adhani 1102013196 Nadia Chairunnisa 1102013198

PBL HEMATO 2 B5.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PBL HEMATO 2 B5.docx

Wrap Up Tutorial

PUCAT DAN PERUT MEMBUNCIT

Kelompok B-5

Ketua : Nadia Bella Roselina 1102013197

Sekretaris : Nabilla Sophianingtyas 1102013194

Anggota : Sandi Rizki Ardianto 1102012260

Nabila Cinthia Putri 1102013192

Nabila Nurul Shabrina 1102013193

Nadhia Putri Anggraeni 1102013195

Nadhila Adhani 1102013196

Nadia Chairunnisa 1102013198

Nadia Hardianti 1102013199

Nadien 1102013200

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

Jl. Letjen. Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510

Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574

Page 2: PBL HEMATO 2 B5.docx

A. Skenario

PUCAT DAN PERUT MEMBUNCIT

Seorang anak perempuan usia 4 tahun dibawa orang tuanya ke dokter praktek umum dengan keluhan terlihat pucat dan perut agak membuncit. Penderita juga lekas lemah, lelah, dan sering mengeluh sesak nafas. Pertumbuhan badannya terlambat bila dibandingkan dengan teman sebayanya.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjunctiva pucat, sclera agak ikterik, kulit pucat, dan splenomegali Schufner II. Dokter menganjurkan beberapa pemeriksaan laboratorium, hasilnya sebagai berikut :

Pemeriksaan Kadar Nilai normalHemoglobin (Hb) 9 g/dL 11,5-15,5 g/dLHematokrit (Ht) 30% 34-40%Eritrosit 3,5 x 10/µl 3,9-5,3 x 10./µlMCV 69 fL 75-87 flMCH 13 pg 24-30 pgMCHC 19% 32-36 %Leukosit 8000/µl 5000-14.500/µlTrombosit 260.000/µl 250.000-450.000/µlRetikulosit 2% 0,5-1,5%Sediaan apus darah tepi Eritrosit mikrositik hipokrom,anisopoikilositosis, sel target

(+), fragmentosit (+)

Page 3: PBL HEMATO 2 B5.docx

B. Langkah 1a. Identifikasi Masalah Anisopoiklilositosis : eritrosit dengan ukuran yang berbeda dan bentuk yang abnormal Fragmentosit : eritrosit abnormal bentuknya seperti pecahan eritrosit Ikterik : kuning akibat bilirubin meningkat Schuffner line: garis dari arcus costae sampai dengan SIAS dextra Sclera : lapisan luar mata yang berwarna putih

b. Brain Storming 1. Apa diagnosis penyakitnya?2. Mengapa pertumbuhannya terhambat?3. Mengapa terjadi splenomegaly?4. Mengapa terdapat ikterik pada sklera?5. Mengapa perutnya membuncit?6. Mengapa terdapat peningkatan retikulosit pada pemeriksaan lab?7. Apa penyebab munculnya sel target?8. Mengapa sesak nafas?9. Apa komplikasinya?10. Apa saja kemungkinan diagnosis penyakitnya?11. Apa terapinya?12. Apa penyebab penyakit ini?13. Bagaimana cara mendiagnosisnya?

Jawaban :

1. Thalassemia, karena pada pemeriksaan apus darah tepi terdapat anemia mikrositik hipokrom dan pemeriksaan fisik didapatkan perut membuncit dan splenomegaly

2. Thalassemia menghambat pertumbuhan sumsum tulang, karena tulang rapuh da nada penipisan kortex tulang dan jaringan-jaringan hipoksia

3. Destruksi eritrosit meningkat, penimbunan besi dan hemopoesis extramedular4. Peningkatan bilirubin karena perombakan hem, bilirubin unconjugated meningkat di

plasma 5. Karena pembesaran limpa6. Eritrosit abnormal, rantai beta tidak terbentuk sehingga bentuk kompensasinya adalah

retikulosit yang meningkat karena proses hemolysis7. –8. Karena tertekan pembesaran limpa dan pengangkutan oksigen berkurang9. Kelebihan zat besi dari transfusi darah 10. Anemia deffisiensi besi dan anemia pennyakit kronik11. Transfusi darah dan stem cell hematopoetik12. Herediter karena adanya mutasi globin13. Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap dan sediaan apus darah

tepi, elektroforesis Hb dan pedigree

Page 4: PBL HEMATO 2 B5.docx

C. Sasaran Belajar

1. Memahami dan Menjelaskan Hemoglobin1.1 Memahami dan Menjelaskan Gen Penyandi Molekul Globin1.2 Memahami dan Menjelaskan Macam-Macam Mutasi Gen Globin1.3 Memahami dan Menjelaskan Pengaruh Mutasi Gen Globin terhadap Komposisi

Molekul Globin2. Memahami dan Menjelaskan Thalasemia2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Thalasemia 2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Thalasemia2.3 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Thalasemia2.4 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Thalasemia2.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Thalasemia2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Thalasemia2.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Thalasemia2.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksannan Thalasemia2.9 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Thalasemia2.10Memahami dan Menjelaskan Prognosis Thalasemia2.11 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Thalasemia3. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang Transfusi Darah

Page 5: PBL HEMATO 2 B5.docx

1. Memahami dan Menjelaskan Hemoglobin1.1 Memahami dan Menjelaskan Gen Penyandi Molekul Globin

Molekul Hb terdiri atas dua pasang rantai globin yang identic yang berasal dari kromosom yang berbeda. Dalam eritrosit embrio, janin, anak, dan dewasa ada bermacam-macam Jenis Hb normal: Hb Embrio (Gower-1, Gower-2, dan Protland) Hb Janin (HbF), dan Hb dewasa (Hb A, Hb A2). Ada dua kelompok gen untuk rantai polipeptida α yang terletak di kromosom 16 manusia. Gen ß, γ dan δ terikat berdekatan pada kromosom 11. A. Jenis – Jenis Hemoglobin

1. Pada orang dewasa:- HbA (96%), terdiri atas 2 pasang rantai globin alfa dan beta (α 2β2)- HbA2 (2,5%), terdiri atas 2 pasang rantai globin alfa dan delta (2δ

2)

Pada Hb dewasa, Hb A sudah ada dalam tubuh sejak masih menjadi janin, tetapi kadar nya sedikit, semakin beranjak dewasa Hb A didalam tubuh akan terus meningkat. Sedangkan pada Hb A2 yang mengandung rantai δ hanya berjumlah sedikit. Didalam tubuh hingga sepanjang hayat normalnya perbandingan Hb A : Hb A2 yaitu 30:1.

2. Pada fetus:- HbF (predominasi), terdiri atas 2 pasang rantai globin alfa dan

gamma (2γ2)- Pada saat dilahirkan HbF terdiri atas rantai globin alfa dan

Ggamma (2Gγ2) dan alfa dan Agamma (2

Aγ2), dimana kedua rantai globin gamma berbeda pada asam amino di posisi 136 yaitu glisin pada Gγ dan alanin pada Aγ

Puncak Hb F terbanyak yakni 90% dalam janin yaitu saat berumur 6 bulan, dan pada saat lahir, Hb F terhenti pembentukannya sampai umur 6-12 bulan hanya sedikit sekali jumlah dalam tubuh.

3. Pada embrio:- Hb Gower 1, terdiri atas rantai globin zeta dan epsilon (ζ 2ε2)- Hb Gower 2, terdiri atas rantai globin alfa dan epsilon (2ε 2)- Hb Portland, terdiri atas rantai globin zeta dan gamma (ζ 2γ2),

sebelum minggu ke 8 intrauterin- Semasa tahap fetus terdapat perubahan produksi rantai globin dari

rantai zeta ke rantai alfa dan dari rantai epsilon ke rantai gamma, diikuti dengan produksi rantai beta dan rantai delta saat kelahiran

Pada Hb embrio memiliki elektroforesis yang lambat, pada bulan ketiga Hb Gower-1 dan Hb Gower-2 akan menghilang.

Page 6: PBL HEMATO 2 B5.docx

B. Sintesis Rantai GlobinSemua gen globin mempunyai tiga ekson (region yang mengkode) dan dua intron (regio yang tidak mengode, yang DNA-nya tidak terwakili pada protein yang telah selesai). RNA awal ditranskripsi dari ekson dan intron, dan dari hasil transkripsi ini RNA yang berasal dari intron dibuang melalui suatu proses yang disebut splicing. Intron selalu dimulai dengan suatu dinukleotida GT dan berakhir dengan dinukleotida AG. Mekanisme penggabungan mengenali sekuens-sekuens ini dan juga sekuens dinukleotida didekatnya yang dipertahankan. RNA dalam nucleus juga ditutupi dengan penambahan suatu struktur pada ujung 5’ yang mengandung gugus tujuh metil guanosin. Struktur ini penting untuk pelekatan mRNA pada ribosom, setelah itu mRNA yang baru terbentuk tersebut juga mengalami poliadenilasi pada ujung 3’.

Sejumlah sekuens lain yang dipertahankan penting dalam sintesis globin, dan mutasi pada tempat-tempat ini dapat juga menyebabkan talasemia. Sekuens ini mempengaruhi transkripsi gen, memastikan kebenarannya dan menetapkan tempat untuk mengawali dan mengakhiri translasi dan memastikan stabilitas mRNA yang di sintesis. Promotor ditemukan pada posisi 5’ pada gen, dekat dengan lokasi inisiasi atau lebih distal. Promotor ini adalah lokasi tempat RNA polimerase berikatan dan mengakatalis transkripsi gen.

Kemudian, Penguat (enhancer) ditemukan pada posisi 5’ atau 3’ terhadap gen. Penguat penting dalam regulasi ekspresi gen globin yang spesifik jaringan dan dalam regulasi sintesis berbagai rantai globin selama kehidupan janin dan setelah kelahiran. Regio pengatur lokus (locus control region, LCR) adalah unsur pengatur genetic yang terletak jauh di hulu kelompok globin β yang mengatur aktivitas genetik tiap domain, kemungkinan dengan cara berinteraksi secara fisik dengan regio promotor dan membuka kromatin agar faktor transkripsi dapat berikatan. Kelompok gen globin α juga mengandung region yang mirip dengan LCR, disebut HS40. Faktor transkripsi GATA-1, FoG, dan NF-E2 yang diekspresikan terutama pada precursor eritroid, penting untuk menentukan ekspresi gen globin dalam sel eritroid.

Setelah itu mRNA globin memasuki sitoplasma dan melekat pada ribosom (translasi) tempat terjadinya sintesis rantai globin. proses ini terjadi melalui pelekatan RNA transfer, masing-masing dengan asam aminonya sendiri, melalui berpasangannya kodon/antikodon pada suatu posisi yang sesuai dengan cetakan (template) mRNA.

Pembentukan rantai globin berlangsung di kromosom 11 dan kromosom 16 tubuh. Pada kromosom 16 dibentuklah rantai globin alpha dan zeta. Sedangkan, pada kromosom 11 dibentuklah rantai globin yang lainnya ( beta, delta, epsilon, gamma).Pembentukan rantai globin bervariasi dari mulai embrionik, janin, hingga dewasa.

Page 7: PBL HEMATO 2 B5.docx

Globin α : Dibentuk mulai dari prenatal sampai dengan dewasa.Globin β : Dibentuk mulai dari minggu ke-6 sampai ke-8 kehamilan, sampai dengan tinggi setelah lahir sampai dewasa.Globin δ : Jumlahnya tetap kecil, mulai dibentuk di akhir kehamilan sampai dengan dewasa.Globin ε : Jumlahnya tinggi saat awal kehamilan, mulai menurun setelah 10-12 minggu.Globin γ : Meningkat saat keadaan janin dan menurun setelah lahir.Globin ζ : Jumlahnya tinggi saat awal kehamilan, menurun setelah 10-12 minggu kehamilan.Hemoglobin normal pada 95% orang dewasa yaitu HbA (α2β2). Pada 2% orang dewasa dapat mengalami perbedaan yaitu HbA2 (α2δ2). Sedangkan pada janin HbF (α2γ2).

1.2 Memahami dan Menjelaskan Macam-Macam Mutasi Gen Globin

Mutasi pada globin alpha dapat mengakibatkan terjadinya bentuk lain dari hemoglobin, contohnya HbM (methemoglobinemia) yang mempengaruhi stabilitas globin sehingga menimbulkan kerugian.

Mutasi juga bisa terjadi pada globin beta, gamma, dan delta. Apabila terjadi mutasi pada globin delta dapat mengakibatkan keanekaragaman bentuk HbA2. Pada mutasi globin gamma dapat mengakibatkan keanekaragaman HbF. Mutasi pada globin beta bisa menyebabkan keanekaragaman bentuk HbA.

Mutasi pada globin dapat digolongkan menjadi :a. Hemoglobinopati : Kelainan struktural hemoglobin akibat substitusi asam amino

tunggal pada struktur primer rantai globin.- HbS : Bentuk SDM yang abnormal (Sel sabit)- HbC : Bentuk Hb abnormal yang dapat menyebabkan anemia kronik- HbE : Hb varian untuk thalassemia.

b. Thalassemia : Penurunan laju sintesis globin sehingga mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan jumlah globin.

1.3 Memahami dan Menjelaskan Pengaruh Mutasi Gen Globin terhadap Komposisi Molekul Globin

a. HbS : Substitusi pada posisi ke-6 (as. Glutamat digantikan oleh valin).b. HbC : Substitusi pada posisi ke-6 (as. Glutamat digantikan oleh lysine).

Page 8: PBL HEMATO 2 B5.docx

c. HbE : Substitusi pada posisi ke-26 (as. Glutamate digantikan oleh lysine)

2. Memahami dan Menjelaskan Thalasemia2.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Thalasemia

Thalassemia adalah sekelompok kelainann genetic yang heterogen yang disebabkan oleh menurunnya kecepatan sintesis rantai α dan β. Biasanya, thalassemia β lebih sering ditemukan pada daerah Mediterania sedangkan thalassemia α lebih sering ditemukan di timur jauh.

2.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Thalasemia

Thalassemia disebabkan oleh mutasi pada DNA dari sel-sel yang membuat hemoglobin - zat dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh Anda. Mutasi terkait dengan thalassemia yang diturunkan dari orang tua kepada anak-anak. Penyebab anemia pada talasemia bersifat primer dan sekunder. Primer adalah berkurangnya sintesis HbA dan eritropoesis yang tidak efektif disertai penghancuran sel-sel eritrosit intramedular. Sedangkan yang sekunder ialah karena defisiensi asam folat, bertambahnya volume plasma intravaskular yang mengakibatkan hemodilusi dan destruksi eritrosit oleh sistem retikuloendotelial dalam limpa dan hati. Penelitian biomolekular menunjukkan adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa atau beta dari hemoglobin berkurang

HerediterThalassemia merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal resesif menurut hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya. Penyakit thalassemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gelaja klinis yang paling ringan (bentuk heterozigot) yang disebut thalassemia minor atau thalassemia trait (carrier = pengemban sifat) hingga yang paling berat (bentuk homozigot) yang disebut thalassemia mayor. Bentuk heterozigot diturunkan oleh salah satu orang tuanya yang mengidap penyakit thalassemia, sedangkan bentuk homozigot diturunkan oleh kedua orang tuanya yang mengidap penyakit thalassemia. Thalassemia dapat diturunkan secara resesif maupun dominan karena itu ia bersifat kodominan. Hal ini tergantung jenis thalassemianya. Thalassemia α merupakan kesalahan dalam globin rantai α yang berada pada rantai mayor menimbulkan sifat dominan. Pada thalassemia ini delesi 4 gen α akan mengakibatkan kematian (letal). Sedangkan thalassemia β dapat bersifat resesif atau dominan tergantung gen apa yang diturunkan. Bila β0 akan menghasilkan sifat resesif dan β+ dominan.

Page 9: PBL HEMATO 2 B5.docx

2.3 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Thalasemia

Tatanama klinis Genotipe Penyakit Gejala molekular

Thalassemia βThalsassemia mayor Thalassemia β0

Homozigot (β0/ β 0)

Thalassemia β +

Homozigot (β 0/0)

Parah , memerlukan transfusi darah secara berkala

Delesi gen yang jarang pada B0/B0Defek pada pemrosesan transkripsi atau translasi Mrna B-globin

Thalassemia minor β 0/ ββ +/ β

Asimtomatikdengan anemia ringan atau tanpa anemia , ditemukan kelainan SDM

Thalassemia αSilent Carrier -a/aa Asimtomatik : Tidak

tampak kelainan SDM

terutama delesi gen

Sifat Thalassemia - α/ α α ( Asia)- α /-α( Afrika kulit hitam)

Asimtomatik : Seperti talasemia minor

Penyakit HbH --/- α Anemia Berat, tetramer B-globin (HbH) terbentuk di SDM

Hidrops fetalis --/-- Letal in utero

A. Thalassemia α

Globin α dibentuk dari empat gen pada kromosom 16. Tiap lengan kromosom membawa dua gen.

Page 10: PBL HEMATO 2 B5.docx

Tipe thalassemia α :

Silent Carrier State : Delesi satu gen. Penampakan individu normal, tanpa gangguan kesehatan.

Thalassemia α trait : Delesi dua gen. SDM ukurannya lebih kecil dan disertai anemia ringan.

HbH disease : Delesi tiga gen. Anemia berat disertai splenomegali, deformitas tulang, dll.

Hydrops fetalis (Thalassemia α Major) : Delesi empat gen. Mati sebelum atau beberapa saat setelah lahir.

Gambaran genetik thalassemia :

a. Ibu dan Bapaknya merupakan Thalassemia α trait/minor (Trans position). Maka 100% anaknya thalassemia α trait.

b. Salah satu orangtuanya merupakan silent carrier, dan yang lainnya thalassemia α trait (cis position). 25% anaknya normal, 25% anaknya thalassemia α trait, 25% silent carrier, 25% HbH disease.

c. Orangtuanya merupakan thalassemia α trait dengan cis position. 25% anaknya normal, 50% thalassemia α trait, 25% hydrops fetalis.

Page 11: PBL HEMATO 2 B5.docx

B. Thalassemia β

Globin β memiliki 2 gen pada kromosom 11. Tiap lengan kromosom membawa 1 gen.

Tipe thalassemia β :

1. Thalassemia β trait : Pembawa genetik, biasanya menderita anemia ringan.2. Thalassemia β intermedia : Anemia berat, mirip dengan thalassemia β major, dapat

dibedakan dengan melihat jumlah transfusi darahnya. Untuk thal-intermedia, transfusi dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup.

3. Thalassemia β major : Penderita membutuhkan transfusi darah rutin dikarenakan kadar Hb nya rendah.

Gambaran genetik thalassemia β :

1. Orangtua dua-duanya menderita thalassemia β trait. 25% anaknya normal, 50% anaknya thalassemia β trait, 25% anaknya menderita thalassemia β major/intermedia.

Page 12: PBL HEMATO 2 B5.docx

2.4 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Thalasemia

1) Thalassemia betaDilihat dari distribusi geografiknya maka thalassemia β banyak dijumpai di mediterania, timur tengah, india/Pakistan dan asia. Di siprus dan yunani lebih banyak dijumpai varian β+¿¿sedangkan di Asia tenggara lebih banyak varian βo.Prevalensi thalassemia di berbagai Negara adalah sebagai berikut : Italy : 10%, yunani : 5-10%, cina : 2%, india : 1-5%, Negro : 1%, Asia tenggara : 5%. Jika dilukiskan dalam peta dunia, seolah olah membentuk sebuah sabuk (thalassemia belt) dimana indonesia masuk ke dalamnya.

2) Thalasemia alfa

Page 13: PBL HEMATO 2 B5.docx

Sering dijumpai di asia tenggara, lebih sering sering dari thalassemia beta.

2.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Thalasemia

Patofisiologi Thalassemia-β

Penurunan produksi rantai beta, menyebabkan produksi rantai alfa yangberlebihan. Produksi rantai globin γ pasca kelahiran masih tetap diproduksi,untuk mengkompensasi defisiensi α2β2 (HbA), namun tetap tidak mencukupi.Hal ini menunjukkan bahwa produksi rantai globin β dan dan rantai globin γtidak pernah dapat mencukupi untuk mengikat rantai alfa yang berlebihan.Rantai alfa yang berlebihan ini merupakan ciri khas pada pathogenesis thalassemia-β.

Rantai alfa yang berlebihan, yang tidak dapat berikatan dengan rantia globinlainnya, akan berpresipitasi pada prekrusor sel darah merah dalam sumsumtulang dan dalam sel progenitor darah tepi. Presipitasi ini akan menimbulkangangguan pematangan prekusor eritrosit dan menyebabkan eritropoiesis tidakefektif (inefektif), sehingga umur eritrosit menjadi pendek. Akibatnya akantimbul anemia. Anemia ini lebih lanjut lagi akan menjadi pendorong proliferasieritroid yang terus menerus dalam sumsum tulang yang inefektif, sehinggaterjadi ekspansi sumsum tulang. Hal ini kemudian akan menyebabkan deformitasskeletal dan berbagai gangguan pertumbuhan dan metabolisme. Anemiakemudian akan ditimbulkan lagi dengan adanya hemodilusi akibat adanyahubungan langsung darah akibat sumsum tulang yang berekspansi dan juga olehadanya splenomegali. Pada limpa yang membesar makin banyak sel darah merahabnormal yang terjebak, untuk kemudian dihancurkan oleh sistem fagosit.Hiperplasia sumsum tulang kemudian akan meningkatkan absorpsi dan muatanbesi. Transfusi yang diberikan secara teratur juga menambah muatan besi, hal iniakan menyebabkan penimbunan besi yang progresif di jaringan berbagai organ,yang akan diikuti kerusakan organ dan diakhiri oleh kematian bila besi ini tidak segara dikeluarkan.

Secara ringkas berikut merupakan hal yang terjadi pada patofisiologi thalassemiabeta dan manifestasinya

1. Mutasi primer terhadap produksi globin : sintesis globin yang tidak seimbang2. Rantai globin yang berlebihan terhadap metabolism dan ketahanan hidup eritrosit :

anemia3. Eritrosit abnormal terhadap fungsi organ : produksi eritroprotein dan ekspansi

sumsum tulang, deformitas skeletal, gangguan metabolism, dan perubahan adaptif fungsi kardiovaskular

4. Metabolism besi yang abnormal : muatan besi berlebih mengakibatkan kerusakan jar hati, endokrin, miokardium dan kulit

5. Sel ekskresi : peningkatan kadar HbF, heterogenitas populasi sel darah merah6. Modifiers genetic sekunder : variasi fenotip, variasi metabolism bilirubin besi dan

tulang

Page 14: PBL HEMATO 2 B5.docx

7. Pengobatan : muatan besi berlebih, kelainan tulang, infeksi yang ditularkan lewat darag, toksisitas obat

8. Riwayat evolusioner : variasi latar belakang genetic, respon terhadap infeksi9. Factor ekologi dan etnologi

Patofisiologi Thalassemia-α

Patofisiologi thalassemia-α umumnya sama dengan yang dijumpai padathalassemia-β, kecuali beberapa perbedaan utama akibat delesi (-) atau mutasi (T)rantai globin-α. Hilangnya gen globin-α tunggal (-α/αα atau αTα/αα) tidakberdampak pada fenotip. Sedangkan thalassemia-2a-α homozigot (-α/-α) atauthalassemia-1a-α heterozigot (αα/--) memberi fenotip seperti thalassemia-β carrier.Kehilangan 3 dari 4 gen globin α memberikan fenotip tingkat penyakit beratmenengah, yang dikatakan sebagai HbH disease. Sedangkan thalassemia αohomozigot (--/--) tidak dapat bertahan hidup, disebut sebagai Hb Bart’s hydrops syndrome.

Kelainan dasar thalassemia-α sama dengan thalassemia-β, yakni ketidakseimbangan sintesis rantai globin. Namun ada perbedaan besar dalam hal patofisiologi kedua jenis thalassemia ini:

1. Rantai-α dimiliki bersama oleh hemoglobin fetus ataupun dewasa, maka thalassemia-alfa bermanifestasi pada masa fetus.

2. Sifat yang ditimbullkan akibat produksi berlebihan rantai globin a dan beta yang disebabkan oleh defek produksi rantai globin-alfa sangat berbeda dibandingkan dengan akibat produksi berlebih rantai α pada thalassemia β. Bila kelebihan rantai α tersebut menyebabkan presipitasi pada prekusor eritrosit, maka thalassemia α menimbulkan tetramer yang larut, yakni γ4 (Hb Bart’s) dan β4 (HbH).

Mekanisme penurunan penyakit thalassemia :

Jika kedua orang tua tidak menderita Thalassemia trait/bawaan, maka tidak mungkin mereka menurunkan Thalassemia trait/bawaan atau Thalassemia mayor kepada anak-anak meraka. Semua anak-anak mereka akan mempunyai darah yang normal.

Page 15: PBL HEMATO 2 B5.docx

Apabila salah seorang dari orang tua menderita Thalassemia trait/ bawaan, sedangkan yang lainnya tidak maka satu dibanding dua (50%) kemungkinannya bahwa setiap anak-anak mereka akan menderita Thalassemia trait/bawaan, tetapi tidak seseorang diantara anak-anak mereka Thalassemia mayor.

Apabila kedua orang tua menderita Thalassemia trait/bawaan, maka anak-anak mereka mungkin akan menderita thalassemia trait/bawaan atau mungkin juga memiliki darah yang normal, atau mereka mungkin menderita Thalassemia mayor.

Dari skema diatas dapat dilihat bahwa kemungkinan anak dari pasangan pembawa sifat thalassemia beta adalah 25% normal, 50% pembawa sifat thalassemia beta, dan 25% thalassemia beta mayor (anemia berat).

2.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Thalasemia

Riwayat penyakit

(Ras, riwayat keluarga, usia awal penyakit, pertumbuhan)

Page 16: PBL HEMATO 2 B5.docx

Pemeriksaan fisik

(Pucat, ikterus, splenomegali, deformitas skeletal, pigmentasi)

Laboratorium darah dan sediaan apus

(Hemoglobin, MCV, MCH, retikulosit, jumlah eritrosit, gambaran darh tepi/termasuk dalam badan inklusi dalam eritrosit darah tepi atau sumsum tulang, dan presipitasi HbH)

Elektroforesis hemoglobin

(Adanya Hb abnormal, termasuk analisis pada pH 6-7 untuk HbH dan H Barts)

Penentuan HbA2 dan HbF

(Untuk memastikan thalassemia-β)

Distribusi HbF intraselular Sintesis rantai globin Analisis struktural Hb varian(misal:Hb Lepore)

Thalassemia Intermedia:

1. Anamnesis-Usia tersering >18-67 tahun (dapat terjadi pada usia 2-18 tahun)-Adanya tanda dan gejala anemia dengan atau tanpa riwayat

a. Splenomegalib. Batu empeduc. Trombosis (DVT, stroke, fetal loss syndrome, APS)d. Kardiomiopatie. Hemopoiesis ekstramedular

Page 17: PBL HEMATO 2 B5.docx

f. Penyakit hati kronikg. Ulkus maleolarh. Kelainan endokrin/diabetes melitus

2. Pemeriksaan fisika. Facies Thalassemiab. Pucatc. Ikterik +/-d. Hepatoslenomegali sedang-berate. Gangguan pertumbuhan tulang +/-

3. Laboratoriuma. Darah tepi lengkap

Sel darah diperiksa bentuknya (shape), warna (staining), jumlah, dan ukuran (size). Fitur-fitur ini membantu dokter mengetahui apakah Anda memiliki thalassemia dan jika iya, jenis apa. Tes darah yang mengukur jumlah besi dalam darah (tes tingkat zat besi dan feritin tes). Sebuah tes darah yang mengukur jumlah berbagai jenis hemoglobin (elektroforesis hemoglobin). Hitung darah lengkap (CBC) pada anggota lain dari keluarga (orang tua dan saudara kandung). Hasil menentukan apakah mereka telah thalassemia. Dokter sering mendiagnosa bentuk yang paling parah adalah thalassemia beta mayor atau anemia Cooley's. Kadar Hb adalah 7 ± 10 g/ dL. Pada sediaan hapus darah tepi ditemukan anemia hipokrom mikrositik, anisositosis, dan poikilositosis (target cell).

b. Analisis hemoglobin1. Elektroforesis hemoglobin:

-Hb varian kualitatif (elektroforesis cellulose acetate membrane)-HbA2 kuantitatif (metoda mikrokolom)-HbF (alkali denaturasi modifikasi Betke 2 menit)-HbH inclusion bodies (pewarnaan supravital/retikulosit)Atau

2. Metoda HPLC (Beta short variant Biorad): analisis kualitatif dan kuantitatif

Elektroforesis hemoglobin adalah pengujian yang mengukur berbagai jenis protein pembawa oksigen (hemoglobin) dalam darah. Pada orang dewasa, molekul molekul hemoglobin membentuk persentase hemoglobin total seperti berikut :

HbA : 95% sampai 98% HbA2 : 2% hingga 3%HbF : 0,8% sampai 2%HbS : 0%HbC : 0%

Pada kasus thalasemia beta intermedia, HbF dan HbA2 meningkat.Pemeriksaan pedigree: kedua orangtua pasien thalassemia mayor merupakan trait (carrier) dengan HbA2 meningkat (> 3,5% dari Hb total).Catatan: rentang nilai normal mungkin sedikit berbeda antara laboratorium yang satu dengan laboratorium lainnya.

Page 18: PBL HEMATO 2 B5.docx

Mean Corpuscular Values ( MCV)Pemeriksaan mean corpuscular values terdiri dari 3 jenis permeriksaan, yaitu Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) dan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC). Untuk pemeriksaan ini diperlukan data mengenai kadar Hb (g/dL), nilai hematokrit (%), dan hitung eritrosit (juta/uL).

Pemeriksaan RontgenFoto Ro tulang kepala, gambaran hair on end, korteks menipis, diploe melebar dengan trabekula tegak lurus pada korteks.

Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang : perluasan sumsum tulang sehingga trabekula tampak jelas.

4. Radio imaging (tentative)a. MRI: untuk melihat hematopoiesis ekstramedularb. MRI T2*: untuk melihat iron overload pada jantung

5. Pemeriksaan komplikasi penyakit thalassemiaa. Splenomegali pemeriksaan fisik atau USGb. Kolelitiasis: USG/CT Scanc. Hemopoiesis ekstramedular: Foto rontgen (X ray)d. Kelainan tulang : X ray/MRIe. Trombosis (DVT, stroke, APS): USG duplex, angiografi,

hemostasisf. Kelainan jantung: Eko kardigrafi atau T2*MRIg. Kelainan hati: LIC/Liver Iron Concentration (biopsi atau T2*MRI)

a. Thalassemia α Silent carrier thalassemia- α

Penderita sehat secara hematologis, hanya ditemukan adanya jumlah eritrosit (sel darah merah) yang rendah dalam beberapa pemeriksaan. Pada tipe ini, diagnosis tidak dapat dipastikan dengan pemeriksaan elektroforesis Hb. Bisa juga dicari akan adanya kelainan hematologi pada anggota keluarga (misalnya orangtua) untuk mendukung diagnosis. Pemeriksaan darah lengkap pada salah satu orangtua yang menunjukkan adanya hipokromia dan mikrositosis tanpa penyebab yang jelas merupakan bukti yang cukup kuat menuju diagnosis thalasemia.

Gambaran Hair on End

Page 19: PBL HEMATO 2 B5.docx

Trait thalassemia-αTrait ini dikarakterisasi dengan anemia ringan dan jumlah sel darah merah yang rendah. Pada bayi baru lahir yang terkena, sejumlah kecil Hb Barts (γ4) dapat ditemukan pada elektroforesis Hb. Lewat umur satu bulan, Hb Barts tidak terlihat lagi, dan kadar Hb A2 dan HbF secara khas normal.

Penyakit Hb H Terdapat anemia sedang sampai berat, splenomegali, ikterus, dan jumlah sel darah merah yang abnormal. Pada sediaan apus darah tepi yang diwarnai dengan pewarnaan supravital akan tampak sel-sel darah merah yang diinklusi oleh rantai tetramer β (Hb H) yang tidak stabil dan terpresipitasi di dalam eritrosit, sehingga menampilkan gambaran golf ball. Badan inklusi ini dinamakan sebagai Heinz bodies.

Thalassemia-α mayor Kebanyakan dari bayi-bayi ini lahir mati, dan kebanyakan dari bayi yang lahir hidup meninggal dalam waktu beberapa jam. Bayi ini sangat hidropik, dengan gagal jantung kongestif dan edema anasarka berat.

b. Thalassemia β Silent carrier thalassemia-β

Penderita tipe ini biasanya asimtomatik, hanya ditemukan nilai eritrosit yang rendah.

Trait thalassemia-βPenderita mengalami anemia ringan, nilai eritrosit abnormal, dan elektroforesis Hb abnormal dimana didapatkan peningkatan jumlah HbA2, HbF, atau keduanya.

Thalassemia IntermediaGambaran klinis dan intensitasnya berada diantara bentuk mayor dan minor. Pasien-pasien thalassemia ini secara genetik bersifat heterogen.

Thalassemia-β° homozigot (Anemia Cooley, Thalassemia Mayor) Kadar hemoglobinnya berkisar antara 3-6 gm/dL. MCV dan MCH rendah.

Kadar serum besi tinggi dengan saturasi kapasitas pengikat besi (iron binding capacity). Kadar HbF yang sangat tinggi dalam eritrosit.

Pada sediaan darah tepi memperlihatkan kelainan yang berat, seperti anisositosis yang nyata disertai dengan banyak sel darah merah yang mikrositik hipokromik, sel-sel target, sel darah merah yang berbintik-bintik (stippling), atau terfragmentasi.

Pembesaran hati dan limpa akibat destruksi eritrosit yang berlebihan, hemopoiesis ekstramedula dan penimbunan besi.

Pelebaran tulang. Hiperplasia sumsum tulangyang hebat menyebabkan terjadinya facies cooley dan penipisan korteks di banyak tulang dengan suatu kecenderungan terjadinya fraktur dan penonjolan tengkorak dengan gambaran hair on end pada foto rontgen.

Absorpsi besi meningkat, mengakibatkan eritropoiesis inefektif, kerusakan hati, organ endokrin (kegagalan pertumbuhan, pubertas terlambat atau tidak terjadi, DM, hipotiroidisme), gagal jantung.

Page 20: PBL HEMATO 2 B5.docx

Penatalaksanaan berdasarkan kadar hemoglobin (7-9 gr)

Hb < 7 gr/dl disertai dengan splenomegali

masif

splenektomi

Hipersplenisme(satu atau lebih

komponen darah yang terbentuk

berkurang karena aktivitas limpa yang

berlebihan)

Splenektomi

Pasca splenektomi bila kadar Hb < 7gr %

pada keadaan ini, penanganan komplikasi merupakan keharusan,

mencakup :batu empedu : kolesistektomi

infeksi : antibiotikahiperurisemia/gout :

allopurinolulkus tungkai : perawatan

lukaosteopororsis : bifosfonateritropiesis heterotropikhemokromatosis : terapi

besi

Pasca splenektomi bila Hb > 7 gr %

transfusi darah merah pekat

Hb < 7 gr/dl tanpa splenomegali

Pemantauan klinis dan hematologi

2.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Thalasemia

Thalassemia sering kali didiagnosis salah sebagai anemia defisiensi Fe, hal ini disebabkan oleh karena kemiripan gejala yang ditimbulkan, dan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom. Namun kedua penyakit ini dapat dibedakan, karena pada anemia defisiensi Fe didapatkan : (10)-          Pucat tanpa organomegali-          SI rendah-          IBC meningkat-          Tidak tedapat besi dalam sumsum tulang-          Bereaksi baik dengan pengobatan dengan preparat besi

2.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksannan Thalasemia

Transfusi Darah

Transfusi darah bertujuan untuk mempertahankan nilai Hb tetap pada level 9-9.5 gr/dL sepanjang waktu.Pada pasien yang membutuhkan transfusi darah reguler, maka dibutuhkan suatu studi lengkap untuk keperluan pretransfusi. Pemeriksaan tersebut meliputi fenotip sel darah merah, vaksinasi hepatitis B (bila perlu), dan pemeriksaan hepatitis.

Page 21: PBL HEMATO 2 B5.docx

Darah yang akan ditransfusikan harus rendah leukosit; 10-15 mL/kg PRC dengan kecepatan 5 mL/kg/jam setiap 3-5 minggu biasanya merupakan regimen yang adekuat untuk mempertahankan nilai Hb yang diinginkan.

Pertimbangkan pemberikan asetaminofen dan difenhidramin sebelum transfusi untuk mencegah demam dan reaksi alergi.

Transplantasi Sel Stem Hematopoetik (TSSH)3

TSSH merupakan satu-satunya yang terapi kuratif untuk thalassemia yang saat ini diketahui. Prognosis yang buruk pasca TSSH berhubungan dengan adanya hepatomegali, fibrosis portal, dan terapi khelasi yang inefektif sebelum transplantasi dilakukan. Prognosis bagi penderita yang memiliki ketiga karakteristik ini adalah 59%, sedangkan pada penderita yang tidak memiliki ketiganya adalah 90%. Meskipun transfusi darah tidak diperlukan setelah transplantasi sukses dilakukan, individu tertentu perlu terus mendapat terapi khelasi untuk menghilangkan zat besi yang berlebihan. Waktu yang optimal untuk memulai pengobatan tersebut adalah setahun setelah TSSH. Prognosis jangka panjang pasca transplantasi , termasuk fertilitas, tidak diketahui. Biaya jangka panjang terapi standar diketahui lebih tinggi daripada biaya transplantasi. Kemungkinan kanker setelah TSSH juga harus dipertimbangkan.

Terapi Bedah

Splenektomi merupakan prosedur pembedahan utama yang digunakan pada pasien dengan thalassemia. Limpa diketahui mengandung sejumlah besar besi nontoksik (yaitu, fungsi penyimpanan). Limpa juga meningkatkan perusakan sel darah merah dan distribusi besi. Fakta-fakta ini harus selalu dipertimbangkan sebelum memutuskan melakukan splenektomi.. Limpa berfungsi sebagai penyimpanan untuk besi nontoksik, sehingga melindungi seluruh tubuh dari besi tersebut. Pengangkatan limpa yang terlalu dini dapat membahayakan.

Sebaliknya, splenektomi dibenarkan apabila limpa menjadi hiperaktif, menyebabkan penghancuran sel darah merah yang berlebihan dan dengan demikian meningkatkan kebutuhan transfusi darah, menghasilkan lebih banyak akumulasi besi.

Splenektomi dapat bermanfaat pada pasien yang membutuhkan lebih dari 200-250 mL / kg PRC per tahun untuk mempertahankan tingkat Hb 10 gr / dL karena dapat menurunkan kebutuhan sel darah merah sampai 30%.

Chelating agent (kelator)Digunakan untuk mengkelat besi yang berlebihan dari tubuh pada pasien dengan kelebihan zat besi:

Deferoksamin mesilat /DFO (Desferal)Mengkelat besi dari ferritin atau hemosiderin tetapi bukan dari transferrin, sitokrom, atau Hb. Sukar diabsorbsi pada pemberian oral sehingga diperlukan pemberian secara parenteral. Dieksresi bersama urin. Tersedia dalam botol kecil yang mengandung 500 mg.

Dosis:Dewasa: 20-40 mg/kgBB/hari infus SK melalui pompa infus selama 8-12 jam. Setelah transfusi darah: 1-2 g IV dengan kecepatan kurang dari 15 mg/kgBB/jamAnak-anak: seperti pada orang dewasa

Page 22: PBL HEMATO 2 B5.docx

Efek Samping:Reaksi alergi misalnya edema, ruam kult, pruritus, dan reaksi anafilaksis. ES lain yakni sakit perut, diare, demam, keram kaki, takikardi, kadang-kadang katarak.

Kontraindikasi:Kehamilan, insufisiensi ginjal, anuria, hipersensitivitas, anak< 5 tahun dengan cadangan besi yang sangat sedikit

Interaksi:Dapat menyebabkan kehilangan kesadaran bila diberikan dengan prochlorperazine

Deferiprone (Ferriprox) Dosis: 75 mg/kg/hari; dapat dikombinasikan dengan DFO bila DFO tidak efektif Efek samping; Agranulasitosis, rentan dengan infeksi bakteri Interaksi: antasida yang mengandung aluminium, Vitamin C Kontraindikasi: kehamilan dan menyusui, anak < 10 tahun

Deferasirox (Exjade)Tab susp untuk PO. Kelator zat besi peroral untuk mengurangi konsentrasi besi hati pada orang dewasa dan anak-anak yang menerima transfusi RBC berulang. Mengikat besi dengan afinitas tinggi dalam rasio

VaksinPasien yang menjalani splenektomi biasanya rentan terhadap infeksi berkembang dengan organisme berkapsul seperti Pneumococci, Haemophilus influenzae, dan organisme meningokokus. Untuk alasan ini, pasien diimunisasi 1-2 minggu sebelum prosedur untuk mencegah infeksi.

Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone), misal: SomatropinKhelasi berlebihan dengan deferoksamin dapat menyebabkan retardasi pertumbuhan. Hormon pertumbuhan mungkin efektif dalam meningkatkan laju pertumbuhan pada pasien thalassemia terutama yang dengan defisiensi hormon pertumbuhan.

(Yaish, Hassan M. 2010; Gan, Sulista G, dkk. 2009; Sudoyo AW, dkk. 2009; Thalassaemia International Federation. 2008)

2.9 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Thalasemia

Jika tidak diobati, thalassemia mayor menyebabkan gagal jantung dan penyakit hati, dan membuat seseorang lebih mudah untuk terkena infeksi.

Transfusi darah dapat membantu mengendalikan beberapa gejala. Namun, transfusi dapat menyebabkan terlalu banyak zat besi, yang dapat merusak jantung, hati, dan sistem endokrin.

- Jantung dan Penyakit HatTransfusi darah secara teratur merupakan perawatan standar untuk thalassemia.Akibatnya, zat besi dapat tertimbun dalam darah.Hal ini dapat merusak organ dan jaringan, terutama jantung dan hati. Penyakit jantung yang disebabkan oleh kelebihan zat besi adalah penyebab utama kematian pada orang yang memiliki thalassemia.Penyakit jantung termasuk juga gagal jantung, aritmia (detak jantung tidak teratur), dan serangan jantung.

Page 23: PBL HEMATO 2 B5.docx

- Infeksi Di antara orang yang memiliki thalassemia, infeksi adalah penyebab utama penyakit dan penyebab paling umum kedua kematian.Orang yang telah dibuang limpa mereka berada pada risiko infeksi lebih tinggi, karena mereka tidak lagi memiliki organ untuk melawan infeksi ini.

- OsteoporosisBanyak orang yang memiliki thalassemia memiliki masalah tulang, termasuk osteoporosis.Ini adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi lemah dan rapuh dan mudah patah.

Komplikasi yang terjadi pada thalassemia dapat diakibatkan oleh proses penyakitnya atau oleh pengobatannya, mencakup:

- Kardiomiopati- Ekstramedullary hematopoesis- Kolelitiasis- Splenomegali- Hemokromatosis- Kejadian trombosis (hiperkoagulasi, risiko aterogenesis, lesi iskemik cerebral

asimtomatis)- Ulkus maleolar- Deformitas dan kelainan tulang (osteoporosis)

2.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Thalasemia

pasien yang tidak mendapat transfusi adekuat, sangat buruk. Tanpa transfusi sama sekali mereka akan meninggal pada usia 2 tahun. Bisa berhasil mencapai pubertas mereka akan mengalami komplikasi akibat penimbunan zat besi, sama dengan pasien yang cukup mendapat transfusi tetapi kurang mendapat terapi kelasi.

2.11 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Thalasemia

Program pencegahan berdasarkan penapisan pembawa sifat thalassemia dan diagnosis prantal telah dapat menurunkan secara bermakna kejadian thalassemia mayor pada anak-anak di Yunani, Siprus, Italia daratan dan sardinia. Di indonesia program pencegahan thalassemia-β mayor telah dikaji oleh Departemen Kesehatan melalui program “health technology assesment” (HTA), di mana beberapa butir rekomendasi, sebagai hasil kajian, diusulkan dalam program prevensi thalassemia, termasuk teknik dan metoda uji saring laboratorium, strategi pelaksanaan dan aspek medikolegal, psikososial, dan agama.

Program pencegahan thalassemia terdiri dari beberapa strategi, yaitu :

a. Screening pembawa sifat thalassemiaSkrining pembawa sifat dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif. Secara prospektif berarti mencari secara aktif pembawa sifat thalassemia langsung dari populasi diberbagai wilayah, sedangkan secara retrospektif ialah menemukan pembawa sifat melalui penelusuran keluarga penderita thalassemia (family study).

Page 24: PBL HEMATO 2 B5.docx

Kepada pembawa sifat ini diberikan informasi dan nasehat-nasehat tentang keadaannya dan masa depannya. Suatu program pencegahan yang baik untuk thalassemia seharusnya mencakup kedua pendekatan tersebut.

Program yang optimal tidak selalu dapat dilaksanakan dengan baik terutama di negara-negara sedang berkembang, karena pendekatan prospektif memerlukan biaya yang tinggi. Atas dasar itu harus dibedakan antara usaha program pencegahan di negara berkembang dengan negara maju. Program pencegahan retrospektif akan lebih mudah dilaksanakan di negara berkembang daripada program prospektif.

b. Konsultasi genetik (genetic counseling)Konsultasi genetik meliputi skrining pasangan yang akan kawin atau sudah kawin tetapi belum hamil. Pada pasangan yang berisiko tinggi diberikan informasi dan nasehat tentang keadaannya dan kemungkinan bila mempunyai anak.

c. Diagnosis prenatalDiagnosis prenatal meliputi pendekatan retrospektif dan prospektif. Pendekatan retrospektif, berarti melakukan diagnosis prenatal pada pasangan yang telah mempunyai anak thalssemia, dan sekarang sementara hamil.

Pendekatan prospektif ditujukan kepada pasangan yang berisiko tinggi yaitu mereka keduanya pembawa sifat dan sementara baru hamil. Diagnosis prenatal ini dilakukan pada masa kehamilan 8-10 minggu, mutasi thalasemia β biasanya dapat dideteksi dengan analisis DNA langsung yang diperoleh dari fetus dengan biopsi villus korionik atau cairan amniosentesis. DNA dianalisis dengan metoda polymerase chain reaction (PCR) dan metoda hibridisasi molekular untuk menentukan adanya mutasi thalassemia

Bila kedua pasang orang tua membawa sifat gen thalassemia minor, diagnosis pranatal thalasemia α homozigot pada bayi yang dikandung dapat dibuat dengan analisis endonuklease restriksi DNA, yang diperoleh dari villus korionik atau cairan amniosentesis. Tidak adanya gen α memastikan diagnosis. Terminasi awal akan dapat mencegah akibat berbahaya bagi si ibu, yakni toksemia dan perdarahan hebat pasca partus. Jika hasil tes positif sebaiknya dilakukan aborsi.

Dalam rangka pencegahan penyakit thalassemia, ada beberapa masalah pokok yang harus disampaikan kepada masyarakat, ialah : (1) bahwa pembawa sifat thalassemia itu tidak merupakan masalah baginya; (2) bentuk thalassemia mayor mempunyai dampak mediko-sosial yang besar, penanganannya sangat mahal dan sering diakhiri kematian; (3) kelahiran bayi thalassemia dapat dihindarkan.

Karena penyakit ini menurun, maka kemungkinan penderitanya akan terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan sebelum menikah sangat penting dilakukan untuk mencegah bertambahnya penderita thalassemia ini.

Sebaiknya semua orang Indonesia dalam masa usia subur diperiksa kemungkinan membawa sifat thalassemia. Pemeriksaaan akan sangat dianjurkan bila terdapat riwayat :

Page 25: PBL HEMATO 2 B5.docx

(1) ada saudara sedarah yang menderita thalassemia, (2) kadar hemoglobin relatif rendah antara 10-12 g/dl walaupun sudah minum obat penambah darah seperti zat besi, (3) ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal walaupun keadaan Hb normal.

3. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang Transfusi Darah

Masalah transfusi darah adalah masalah baru dalam hukum Islam, karena tidak ditemukan hukumnya dalam fiqh pada masa-masa pembentukan hukum Islam. Al-Qur’an dan Hadits pun sebagai sumber hukum Islam, tidak menyebutkan hukumnya, sehingga pantaslah hal ini disebut sebagai masalah ijtihad guna menjawab permasalahan mengenai hubungan pendonor dengan resepien, hukum menjual belikan darah dan hukum transfusi darah dengan orang beda agama, karena untuk mengetahui hukumnya diperlukan metode-metode istinbath atau melalui penalaran terhadap prinsip-prinsip umum agama Islam.

II.    LANDASAN HUKUMA.    Al-Qur’an Artinya:”Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al-Baqarah 173)

B.     Al-Haditsقال شريك بن �سامة أ عن عالقة بن زياد عن عبة� ش� حدثنا مري الن ع�مر بن� حفص� بي  حدثنا الن أتيت�

من األعراب� فجاء قعدت� �م ث مت� فسل الطير� ء�وسهم ر� على ما كأن وأصحابه� م وسل عليه ه� الل صلىله� وضع إال داء يضع لم وجل عز الله فإن تداووا فقال أنتداوى ه الل ول رس� يا �وا فقال ه�نا وها ه�نا ها

الهرم� واحد داء غير )  دواء داوود( ابي رواهArtinya:” Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar An Namari telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ziyad bin 'Ilaqah dari Usamah bin Syarik ia berkata, "Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya, dan seolah-olah di atas kepala mereka terdapat burung. Aku kemudian mengucapkan salam dan duduk, lalu ada seorang Arab badui datang dari arah ini dan ini, mereka lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah boleh kami berobat?" Beliau menjawab: "Berobatlah, sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak menciptakan penyakit melainkan menciptakan juga obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu pikun." (H.R Abu Dawud)

C.     Pandangan Ulama’Berdasarkan kaidah hukum Fiqh Islam yang berbunyi:

تحريمها على الدليل يدل حتى االباحة الشياء فى الملArtinya: Bahwasanya pada prinsipnya segala sesuatu boleh hukumnya kecuali kalau ada dali yang mengaramkannya.

ANALISIS

Page 26: PBL HEMATO 2 B5.docx

Perkataan tranfusi darah, adalah terjemahan dari bahasa inggris “Blood Transfusi“, kemudian diterjemahkan oleh dokter Arab menjadi  للعالج الدم memindahkan darah karena)  نقلkepentingan medis). Lalu Dr.Ahmad Sofian mengartikan tranfusi darah dengan istilah “pindah-tuang darah” sebagaimana rumusan definisinya yang berbunyi: ”pengertian pindah-tuang darah adalah memasukkan darah orang lain ke dalam pembuluh darah orang yang akan ditolong”. Tranfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya kemahraman antara pendonor dan resipien. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemahraman sudah ditentukan oleh Islam sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 23:Artinya:”Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan saudara-saudaramu yang perempuan, Saudara-saudara bapakmu yang perempuan; Saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang Telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang Telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Masalah transfusi darah tidak dapat dipisahkan dari hukum menjual belikan darah sebagaimana sering terjadi dalam parkteknya di lapangan. Mengingat semua jenis darah termasuk darah manusia itu najis berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Jabir, kecuali barang najis yang ada manfaatnya bagi manusia, seperti kotoran hewan untuk keperluan pupuk. Menurut madzhab Hanafi dan Dzahiri, Islam membolehkan jual beli barang najis yang ada manfaatnya seperti kotoran hewan. Maka secara analogi (qiyas) madzhab ini membolehkan jual beli darah manusia karena besar sekali manfaatnya untuk menolong jiwa sesama manusia, yang memerlukan transfusi darah. Namun pendapat yang paling kuat adalah bahwa jual beli darah manusia itu tidak etis disamping bukan termasuk barang yang dibolehkan untuk diperjual belikan karena termasuk bagian manusia yang Allah muliakan dan tidak pantas untuk diperjual belikan, karena bertentangan dengan tujuan dan misi semula yang luhur, yaitu amal kemanusiaan semata, guna menyelamatkan jiwa sesama manusia. Rasulullah bersabda dalam hadist Ibnu Abbas ra : “Sesungguhnya jika Allah mengharamkan sebuah kaum untuk memakan sesuatu maka Allah akan haramkan harganya." Persyaratan dibolehkannya tranfusi darah itu berkaitan dengan masalah medis, bukanmasalah agama. Persyaratan medis ini harus dipenuhi karena adanya kaidah-kaidah hukum Islam sebagai berikut: Artinya bahaya itu harus dihilangkan (dicegah). Misalnya bahayaالضرريزال         .1kebutaan harus dihindari dengan berobat dan sebagainya.2.       بالضرر اليزال Artinya bahaya itu tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lain الضرر[lebih besar bahayanya] .misalnya seorang yang memerlukan tranfusi darah karena kecelakaan lalu lintas, atau operasi, tidak boleh me-nerima darah orang yang menderita AIDS, sebab bisa mendatang-kan bahaya yang lebih besar/berakibat fatal.3.        ضرار وال Artinya  tidak boleh membuat mudarat kepada dirinya sendiri dan الضررtidak pula membuat mudarat kepada orang lain, misalnya seorang pria yang impotent atau terkena AIDS tidak boleh kawin sebelum sembuh. Apabila terdapat padanya maslahat dan tidak menimbulkan kemudharatan yang dapat membahayakan dirinya, maka donor darah tidak terlarang. Bahkan padanya terdapat pahala dan keutamaan, sebagaimana yang termaktub dalam kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. QS

Page 27: PBL HEMATO 2 B5.docx

99:78, “Barangsiapa yang beramal dengan sebiji debu kebaikan maka dia akan melihatnya, dan barangsiapa yang beramal dengan sebiji debu kejelekan maka dia akan melihatnya”.Hukum fikih sangat terkait dengan praktek/amal bukan dengan zat. Sedekah kepada orang kafir diperbolehkan, berbuat kebajikan kepada orang kafir juga disyariatkan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam berkata:" Pada setiap yang memiliki nyawa dan hati terdapat ganjaran pahala (dalam hal berbuat kebajikan)”. Sebagaimana dalam sebuah hadis seorang wanita pada masa bani Israel masuk surga karena memberi minum seekor anjing. Oleh karena itu boleh saja hukumnya donor darah kepada orang-kafir, terlebih lagi jika ada hubungan kerabat seperti terhadap orang tua ,mahramnya dan yang lainnya.dengan demikian hukum-hukum syariat selalau terkait dengan af'al bukan dengan zawat. Didalam mendefenisiikan hukum ulama mengungkapkan bahwa hukum adalah khitab/seruan allah yang berkaitan dengan pebuatan al-mukhatabin (orang-orang yang diseru).

Penerima sumbangan darah tidak disyari’atkan harus sama dengan donor darahnya mengenai agama atau kepercayaan, suku bangsa dan sebagainya. Karena menyumbangkan darah dengan ikhlas adalah termasuk amal kemanusiaan yang sangat dihargai dan dianjurkan (mandub) oleh islam, sebab dapat menyelamatkan jiwa manusia, sesuai dengan firman Allah :

Artinya:“Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia semuanya” (Q.S. Al-Maidah : 32),         Firman Allah :

Artinya:"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Mumtahanah : 8).

Jadi boleh saja mentransfusikan darah seorang muslim untuk orang kafir begitupun sebaliknya, demi menolong dan saling menghargai harkat sesama umat manusia. Sebab, Allah sebagai Khaliq alam semesta termasuk manusia berkenan memuliakan manusia.

DAFTAR PUSTAKA :

Page 28: PBL HEMATO 2 B5.docx

Ahmad Sofyan, Ilmu Urai Tubuh Manusia, (Jakarta: Teragung, 1962),  hlm. 103

Al-Suyuti, Al-ASybah wa al-Nadzair fial-furu’, vol I, Mesir, Mathba’ah Mushtafa Muhammad, 1936, hal.3-4Hoffbrand, A.V., Kapita Selekta Hematologi,(Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2011)

Mahjuddin , Masailul Fiqhiyah Berbagai Kasus Yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini(Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 89

Sudoyo AW,dkk, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Jilid II,FKUI, Jakarta

http://mizan-poenya.blogspot.com/2010/08/makalah-donor-darah-dalam-perspektif.htmlhttp://thalasemia.org http://66.197.58.78/thalassemia_minor_article_4.htm http://www.bmj.com/content/314/7095/1675.fullhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10DiagnostikThalassemia110.pdf/10Diagnosti kThalassemia110.html