14
 NAMA : Amelia M. Syahutami  NPM : 1102009024 1. Memahami dan menjelaskan anatomi sirkulasi tubuh sistemik dan pulmonalis 1.1 Makroskopik Jantung merupakan suatu organ muskular yang berkontraksi secara teratur yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh tubuh. Terletak dalam rongga thorax dalam ruang mediastinum dan dibungkus oleh jaringan ikat yang dinamakan perikardium. Berat jantung orang dewasa normal sekitar 250-300 gr, kurang lebih sebesar kepalan tinju masing-masing. Jantung berdenyut 60-70/menit. Letak Jantung dalam cavum thorax : 1/3 bagian terletak di sebelah kanan linea mediana (pertengahan tulang dada), 2/3 bagian lagi terletak sebelah kiri linea mediana. Pembagian mediastinum : 1. Mediastinum superior : berbatas dengan angulus sternalis ke discus intervertebrae th IV-V 2. Mediastinum inferior terbagi atas 3 ruangan:  Mediastinum Anterior (antara jantung dengan permukaan dalam sternum  Mediasternum media (antara mediastinum anterior dan posterior)  Mediastinum Posterior (dibelakang mediastinum media) Jantung dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut perikardium, membentuk ruangan/kantong yang dinamakan cavum perikardii. Perikardium terdiri dari perikardium bagian luar disebut lapisan fibrosa merupakan jaringan ikat kuat yang melekat pada diaphragma pada centrum tendineum. Lapisan bagian dalamnya disebut lapisan serosa. Lapisan serosa dibagi 2 lapisan, yaitu lamina parietalis dan lamina visceralis. Pada jantung terdapat 2 buah ruangan atrium yaitu atrium dextra dan atrium sinistra, 2 buah ventrikel yaitu ventriker dextra dan sinistra. Antara kedua atrium dibatasi oleh sekat yang dinamakan septum atriorum, diantara kedua ventrikel dinamakan septum interventrikulorum. Dalam ruang atrium dextra terdapat osteum vena, fossa ovalis, auricel dextra, M. Pectinati, septum tricuspdalis, valvula sinus coronarius, S.A node. Bagian jantung pada ruang ventrikel

PBL S1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

s1

Citation preview

  • 5/26/2018 PBL S1

    1/14

    NAMA : Amelia M. Syahutami

    NPM : 1102009024

    1. Memahami dan menjelaskan anatomi sirkulasi tubuh sistemik dan pulmonalis

    1.1MakroskopikJantung merupakan suatu organ muskular yang berkontraksi secara teratur yang berfungsi

    untuk memompakan darah keseluruh tubuh. Terletak dalam rongga thorax dalam ruang

    mediastinum dan dibungkus oleh jaringan ikat yang dinamakan perikardium. Berat jantung

    orang dewasa normal sekitar 250-300 gr, kurang lebih sebesar kepalan tinju masing-masing.

    Jantung berdenyut 60-70/menit.

    Letak Jantung dalam cavum thorax : 1/3 bagian terletak di sebelah kanan linea mediana

    (pertengahan tulang dada), 2/3 bagian lagi terletak sebelah kiri linea mediana.

    Pembagian mediastinum :

    1. Mediastinum superior : berbatas dengan angulus sternalis ke discus intervertebrae thIV-V

    2. Mediastinum inferior terbagi atas 3 ruangan: Mediastinum Anterior (antara jantung dengan permukaan dalam sternum Mediasternum media (antara mediastinum anterior dan posterior) Mediastinum Posterior (dibelakang mediastinum media)

    Jantung dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut perikardium, membentuk ruangan/kantong

    yang dinamakan cavum perikardii. Perikardium terdiri dari perikardium bagian luar disebut

    lapisan fibrosa merupakan jaringan ikat kuat yang melekat pada diaphragma pada centrumtendineum. Lapisan bagian dalamnya disebut lapisan serosa. Lapisan serosa dibagi 2 lapisan,

    yaitu lamina parietalis dan lamina visceralis.

    Pada jantung terdapat 2 buah ruangan atrium yaitu atrium dextra dan atrium sinistra, 2 buah

    ventrikel yaitu ventriker dextra dan sinistra. Antara kedua atrium dibatasi oleh sekat yang

    dinamakan septum atriorum, diantara kedua ventrikel dinamakan septum interventrikulorum.

    Dalam ruang atrium dextra terdapat osteum vena, fossa ovalis, auricel dextra, M. Pectinati,

    septum tricuspdalis, valvula sinus coronarius, S.A node. Bagian jantung pada ruang ventrikel

  • 5/26/2018 PBL S1

    2/14

    yatu M. Papillaris anterior dan posterior, valvula atrioventrikulare, septum mitral, chorda

    tendineae, miokardium, aorta ascendens, isi ruang ventrikel dextra, trabekula carneae.

    Lapisan-lapisan jantung secara berurutan dari luar ke dalam adalah: perikardium,

    miokardium, endokardium.

    1.2 MikroskopikJantung merupakan sistem vaskularisasi yang sangat khusus, mempunyai 4 ruang,

    mempunyai katup menjaga aliran agar tidak kembali, septum interatrial dan septum

    interventrikular, memisahkan jantung bagian kanan dan kiri, memompa darah ke seluruh

    tubuh.

    Struktur Pembuluh Darah

    Sifat-sifat structural dari setiap bagian system pembuluh darah sistemik menentukan peran

    fisiologisnya dalam integrasi fungsi kardiovaskuler.

    Dinding pembuluh darah arteri terdiri dari tiga lapis:

    1. Lapisan luar disebut tunika advensia : tersusun dari jaringan ikat dan mengandungserabut syaraf, pembuluh darah yang mempengaruhi dinding arteri (vasavasorum).

    2. Lapisan tengah disebut tunika media : terdiri dari kolagen, serat otot polos dan elastisdamn mempertahankan elastisitas dan ketegangan arteri juga berfungsi sebagai

    penyokong primer dari arteri.

    3. Lapisan dalam disebut tunika intima: lapisan mulus sel-sel endotel yang menyediakanpermukaan non trombogenik untuk aliran darah.

    Dinding pembuluh darah vena juga teridiri dari tiga lapisan yang sama dengan arteri tapi

    lebih tipis.

    Arteri

    Berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke jaringan. Karena itu system

    arteri mempunyai dinding yang kuat dan darah mengalir dengan cepat menuju jaringan.

    Dinding aorta dan arteri relative mengandung banyak jaringan elastis. Dinding tersebut

    teregang waktu sistol dan mengadakan recoil pada saat diastole.

  • 5/26/2018 PBL S1

    3/14

    Arteriol

    Adalah cabang terujung dari system arteri dan berfungsi sebagai katup pengontrol untuk

    mengatur pengaliran ke kapiler. Arteriol merupakan tempat utama resistensi aliran darah dan

    perubahan kecil pada diameternya menyebabkan perubahan yang besar pada resistensi

    perifer.

    Kapiler

    Berfungsi sebagai tempat pertukaran cairan dan nutrisi antara darah dan ruang interstitial.

    Venula

    Dinding venul hanya sedikit lebih tebal daripada kapiler. Berfungsi menampung darah dari

    kapiler dan secara bertahap bergabung kedalam vena yang lebih besar.

    Vena

    Berfungsi sebagai jalur transformasi dari jaringan kembali ke jantung. Karena tekanan vena

    sangat rendah maka dinding vena tipis, walaupun demikian dinding vena berotot dan ini

    memungkinkan vena untuk berkontraksi sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan

    atau menampung darah dalam jumlah kecil atau tergantung dari kebutuhan tubuh

    Dinding jantung :

    -otot-otot jantung berkontraksi untuk mendorong darah.

    -Otot rangkanya tempat menempelnya katup.

    -Sistem konduksi internalnya untuk keserempakan/keselarasan kotraksi otot.

    3 lapisan dinding jantung :

    1. Endokardium-Lapisan yang paling dalam terdiri dari endotel dan subendothelium.

    -Sistem impuls konduksi terdapat pada lapisan subendokordia endokardium.

    2.

    Miokardium

  • 5/26/2018 PBL S1

    4/14

    -Merupakan otot jantung

    -Bagian ventrikel lebih tebal daripada atrium

    3. Epikardium-Sel mesotel di permukaan terluar dan jaringan penyambung

    -Pembuluh darah dan saraf mensuplai, dan dikelilingi oleh jaringan lemak.

    Serat Purkinye :

    -Serat jantung khusus yang berfungsi mengatur denyut jantung dengan cara mengatur

    kontraksi kedua atrium dan ventrikel.

    -Diameter serat lebih besar daripada serat jantung.

    -komponen sistem konduksi yang membawa impuls +/- 4 x lebih cepat daripada serat otot

    jantung.

    1.3 Sirkulasi

    Sistem sirkulasi darah pada tubuh manusia setelah lahir (post natal) terbagi atas 2 sistem :

    1. Sirkulasi pulmonalDarah yang mengandunh CO2 dikumpulkan melalui vena cava superior dan vena cava

    inferior, kemudian masuk ke jantung pada atrium kanan lalu pada ventrikel kanan, kemudian

    masuk ke truncus pulmonalis yang memiliki 2 cabang yaitu arteri pulmonalis dextra dan

    sinistra (satu-satunya arteri yang membawa darah kotor) yang masing-masing akan

    melepaskan CO2 ke paru-paru dan mengambil O2 dan masuk melalui vena pulmonalis (satu-

    satuya vena yang membawa darah bersih), kemudian dilanjutkan kembali sirkulasi sistemik.

    2. Sirkulasi sistemikSetelah O2 masuk melalui vena pulmonalis dilanjutkan darah masuk ke atrium sinistra lalu ke

    ventrikel sinistra kemudian ke aorta ascendens (mendarahi ekstremitas superior), aorta

    descendens (mendarahi ekstremitas inferior) lalu arcus aorta yang memiliki 3 cabang yaitu

    arteri brachiocephalica, arteri carotis communis sinistra, dan arteri subclavia sinistra lalu

    melepaskan oksigen ke seluruh tubuh. Selanjutnya darah dikembalikan melalui kapiler vena.

  • 5/26/2018 PBL S1

    5/14

    Darah yang mengandung CO2 dikumpulkan melalui vena cava superior dan inferior. Kembali

    ke sirkulasi pulmonal.

    3. Sirkulasi pada janinSistem sirkulasi janin terjadi paralel artinya sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik berjalan

    secara sendiri-sendiri dan hubungan diantara keduanya terjadi melalui pirau intracardiac

    (foramen ovale)dan eksrtra cardiac (duktus arteriosus dan duktus venosus).

  • 5/26/2018 PBL S1

    6/14

    Sistem sirkulasi janin berbeda dengan sirkulasi post natal karena paru-paru, ginjal dan

    gastrointestinal dari janin belum berfungsi. Untuk memenuhi kebutuhan pertukaran gas,

    nutrisi dan ekskresi janin sangat tergantung pada ibu yang difasilitasi melalui plasenta.

    Placenta berhubungan dengan ibu melalui pembuluh-pembuluh darah kecil dan dinding

    uterus. Aliran darah dari janin ke plasentamelalui dua arteri umbilical. Darah yang

    teroksigenasi dari plasenta mengalir melalui vena umbilical.

    Karakteristik sirkulasi janin:

    1. Sirkulasi pada janin terjadi akibat adanya pirau atau shunt baik intra cardiac (foramenovale) ataupun ekstra cardiac (duktus arteriosus dan venosus).

    2.

    Darah yang mengandung O2 relatif cukup (PO2 30 mmhg) mengalir dari plasentamelalui hati, sedangkan sisanya tanpa melalui hati akan melewati ductus venosus ke

    vena cava inferior yang sekaligus juga menerima darah dari hati melalui vena hepatica

    serta darah dari tubuh bagian bawah.

    3. Sepertiga darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan kemudian melaluiforamen ovale masuk ke atrium kiri, dan menuju ke ventrikel kiri ke aorta dan

    sirkulasi koroner. Sementara dua pertiga darah dari vena cava inferior masuk ke

    atrium kanan dan ventrikel kanan melalui tricuspid. Darah dari ekstremitas atas akan

    masuk ke atrium kanan melalui vena cava superior dan bergabung dengan darah dari

    sinus coronariusmenuju ventrikel kanan dan masuk ke arteri pulmonalis.

    4. Darah dari ventrikel kanan sebagian besar tidak menuju ke paru-paru tetapi tetapmenuju ke aorta desendenmelalui duktus arteriosus. Hanya sebagian kecil saja darah

    menuju ke paru-paru karena belum berkembang dan pada saat ini tahanan vascular

    paru masih tinggi.

    5. Darah dari aorta akan mengalir ke organ-organ tubuh sesuai dengan tahanan vascularmasing-masing. Kemudian darah kembali ke plasenta melalui arteriumbilical yang

    keluar dari arteri iliaka interna. Pada janin normal ventrikel kanan akan memompakan

    60 % seluruh curah jantung dan sisanya akan dipompakan oleh ventrikel kiri.

    Perubahan Sirkulasi Normal Setelah Lahir.

    Setelah bayi lahir akan terjadi perubahan penting pada system sirkulasi akibat putusnya

    hubungan antara plasenta dengan sirkulasi sistemik dimana paru-paru mulai berkembang.

    Pada fase ini akan terjadi perubahan seperti:

  • 5/26/2018 PBL S1

    7/14

    1. Tahanan vascular sistemik akan meningkat.2. Ductus Arteriosus akan menutup.3. Foramen ovale menutup.4. Ductus venosus juga menutup.

    2. Memahami dan menjelaskan fungsi jantung2.1Kelistrikan Jantung

    Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang

    membrane sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya

    impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri: suatu kemampuan yang disebut

    autorhytmicity. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus otot jantung. Terdapat dua jenis

    khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil melakukan

    kerja mekanis, yaitu memompa dan sel otoritmik mengkhususkan diri mencetuskan dan

    menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.

    Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membrane istirahat

    yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane istirahat. Sel-sel

    ini memperlihatkan aktivitas pacemaker (picu jantung), berupa depolarisasi lambat

    yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membrane tersebut mencapai ambang

    tetap. Dengan demikian, timbulkah potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke

    seluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya

  • 5/26/2018 PBL S1

    8/14

    rangsangan melalui saraf. Mekanisme yang mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung

    penghantar khusus masih belum diketahui secara pasti. Di sel-sel otoritmik jantung, potensial

    membaran tidak menetap antara potensia-potensial aksi. Setelah suatu potensial aksi,

    membrane secara lambat mengalami depolarisasi atau bergeser ke ambang akibat inaktivitasi

    saluran K+. pada saat yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel karena penurunan tekanan K+

    dan Na+, yang permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya,

    bagian dalam secara perlahan menjadi kurang negative; yaitu membrane secara bertahap

    mengalai depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan saluran Ca++

    terbuka, terjadilah influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari potensial aksi

    spontan. Fase saluran K+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai

    menimbulkan depolarisasi lambat berikutnya mencapai ambang.

    Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut:

    1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena

    kava superior.

    2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar

    atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.

    3. Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV

    dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk

    berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui seputum, melingkari ujung bilik

    ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.

    4. Serat Purkinje, serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar ke

    seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

    Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukkan impuls spontan yang

    berlainan. Simpul SA memiliki kemampuan membentuk impuls spontan tercepat. Impuls

    ini disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung,

    sehingga pada keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung. Jaringan

    penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetuskan potensial aksi intriksiknya karena

    sel-sel ini sudah diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari simpul SA,

    sebelum sel-sel ini mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri.

    Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus

    jantung yaitu:

    *Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali per menit

  • 5/26/2018 PBL S1

    9/14

    *Nodus AV : 40-60 kali per menit

    *Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit

    PENJELASAN GAMBAR :

    Penyebaran eksitasi jantung dikoordinasi untuk memastikan agar pemompaan efisien.

    Penyebaran ini dimulain dengan adanya potensial aksi secara spontan pada simpul SA.

    Potensial aksi berjalan dengan cepat menyebar di kedua atrium. Penyebaran impuls

    tersebut dipermudah oleh dua jalur penghantar, yaitu jalur antaratrium dan antarnodus.

    Dengan jalur antarnodus, impuls kemudian menyebar ke berkas AV, yaitu satu-satunyatitik tempat potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke dalam ventrikel. Akan tetapi

    karena susunan khusus sistem penghantar dari atrium ke dalam ventrikel, terdapat

    perlambatan yang lebih dari 1/10 detik antara jalan impuls jantung dari atrium ke dalam

    ventrikel. Penyebab melambatnya penghantaran impuls tersebut dikarenakan tipisnya

    serat di daerah ini dan konsentrasi taut selisih yang rendah. Taut selisih itu sendiri

    merupakan mekanisme komunikasi antar sel yang mempermudah konduksi impuls. Hal

    ini memungkinkan atrium berkontraksi mendahului ventrikel untuk memompakan darah

    ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang sangat kuat. Jadi, atrium bekerja

    sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel kemudian menyediakan sumber

    tenaga utama bagi pergerakan darah melalui sistem vaskular. Dari nodus AV. Potensial

    aksi menyebar cepat ke seluruh ventrikel, diperlancar oleh sistem penghantar ventrikel

    khusus yang terdiri dari berkas His dan serat-serat purkinje.

    2.2Bunyi Jantung

  • 5/26/2018 PBL S1

    10/14

    Mekanisme terjadinya bunyi jantung khususnya bunyi jantung I masih diperdebatkan namun

    semua pihak setuju bahwa ini berhubungan dengan penutupan katup mitral/katup trikuspid

    yang terdengar paling baik di apeks. Bunyi jantung I dapat dibagi atas 4 komponen :

    1) Vibrasi berfrekuensi rendah dan intensitas kecil. Terjadi pada awal sistole ventrikel;darah mengalir ke arah atrium untuk menutup katup-katup atrioventrikuler. Vibrasi

    dan gerakan darah ini merupakan komponen I yang terjadi men-dahului peninggian

    tekanan intraventrikuler sebelum katup-katup atrioventrikuler tertutup/teregang.

    2) Komponen II dengan frekuensi dan amplitudo tinggi, mulai terdengar bersamaandengan saat gerakan darah yang menyebabkan katup atrioventrikuler yang tertutup

    menjadi amat regang sehingga aliran darah kembali ke arah ventrikel.

    3) Komponen III mulai pada saat kontraksi ventrikel yang menyebabkan peninggiantekanan intraventrikuler menjadi lebih besar daripada tekanan dalam aorta/pulmonalis

    dan darah bergerak ke arah katup-katup semilunaris. Oleh karena itu, bagian pertama

    dari darah yang bergerak ke luar dari ventrikel meregangkan bagian proksimal arteri-

    arteri tersebut. Pelebaran tiba-tiba segmen proksimal arteri dapat menyebabkan

    kembalinya darah ke arah ventrikel. Gerakan darah ke belakang dan ke depan di

    antara pangkal arteri dan ruang-ruang ventrikel ini yang menyebabkan komponen III

    bunyi jantung I. Frekuensi dan intensitasnya seperti pada komponen II.

    4) Komponen IV berupa vibrasi lemah bernada rendah disebabkan oleh turbulensidarahyang mengalir cepat melalui aorta asendens/pulmonalis. Biasanya hanya

    komponen II & III yang terdengar, disebut M dan T.

    Bunyi jantung II didahului oleh getaran berfrekuensi rendah mengiringi perlambatan dan

    aliran darah yang terbalik dalam aorta dan pulmonalis sebelum penutupan katup-katup

    semilunaris. Aliran darah yang terbalik terjadi pada saat ventrikel relaksasi yaitu pada saat

    tekanan dalam ventrikel turun secara drastis. Bagian bunyi jantung II terdengar mulai sejak

    penutupan dan teregangnya katup-katup semilunaris. Jadi sebenarnya bunyi jantung II

    disebabkan oleh perlambatan darah akibat proses penutupan katup-katup semilunaris

    aorta/pulmonal dan bukan oleh penutupan katup-katup tersebut. Walaupun demikian bunyi

    jantung II diberi nama A dan P. Pada bayi, anak dan dewasa muda, bunyi jantung II terdengar

    pecah pada inspirasi dan tunggal pada ekspirasi. Bunyi jantung III terjadi pada akhir fase

    pengisian cepat. Penghentian tiba-tiba fase pengisian cepat menyebabkan seluruh sistem

    atrioventrikuler bergetar dengan frekuensi sangat rendah sebab ventrikel dalam keadaan

    relaksasi; terdengar 0,1--0,2 detik setelah bunyi jantung II.

  • 5/26/2018 PBL S1

    11/14

    RAMA DERAP (GALLOP RHYTMH)

    Istilah irama derap digunakan untuk bunyi jantung rangkap tiga yang menyerupai derap lari

    seekor kuda. Irama derap disebabkan adanya satu atau lebih bunyi ekstra. Penting untuk

    membedakan apakah bunyi ekstra terjadi pada saat sistole atau diastole. Irama derap

    protodiastolik terdiri atas bunyi jantung I, II, III. Irama derap presistolik terdiri atas bunyi

    jantung IV, I, II. Bila terdiri atas bunyi jantung III dan IV disebut irama derap sumasi. Irama

    derap pada neonatus menunjukkan adanya gagal jantung, juga ditemukan pada miokarditis.

    2.3Sirkulasi jantungSiklus jantung terdiri dari sistole dan diastole. Periode sistole adalah manifestasi kontraksi

    jantung dan diastole merupakan manifestasi relaksasi jantung. Satu siklus jantung

    memerlukan waktu 0,38-0.40 detik pda irama sinus yang normal dengan frekuensi 80

    denyut per menit, dengan sistole memerlukan waktu sepertiga dari seluruh waktu siklus

    jantung, sedangkan dua pertiganya diperuntukkan bagi periode sistole.

    Siklus jantung diawali oleh penyebaran impuls yang berasal dari simpul sinus seluruh

    bagian jantung melalui sistem penghantar khusus. Dan setelah proses depolarisasi atrium

    selesai, maka ia disusul oleh kontraksi dan dimulainya depolarisasi ventrikel. Selanjutnyasaat terjadi relaksasi atrium, maka mulailah kontraksi ventrikel, dan seterusnya.

    Jantung berkontraksi dan berelaksasi secara berirama dengan pusat kendali impuls berasal

    dari simpul sinus. Pengisian darah di dalam ruang-ruang jantung terjadi selama diastole

    (diastole filling) dan pengeluarannya terjadi selama sistole (sistolic ejection) secara

    berirama dan secara serentak pada jantung kanan dan kiri. Perubahan mekanik jantung akan

    menyebabkan perubahan tekanan, volume ventrikel dan tekanan atrium maupun aorta. Pada

    akhir diastole, tekanan ventrikel hampir sama dengan tekanan atrium, sebab kedua ruang

    tersebut berhubungan langsung melalui katup atrioventrikular yang masih membuka, tetapi

    hanya sedikit atau hampir tidak ada darah yang mengalir di antara ruang-ruang tersebut.

    Setelah alur rangsangan selesai di seluruh bagian atrium, kemudian segera terjadi kontraksi

    atrium yang mampu meningkatkan tekanan intra atrium dan intra ventrikular. Situasi ini

    menyebabkan volume reservoar di dalam ruang atrium mengalami kompresi dan

    menyebabkan darah mengalir masuk ke ventrikel dan di lain pihak terdapat juga darah yang

    kembali ke vena cava.

  • 5/26/2018 PBL S1

    12/14

    Setelah kontraksi atrium sempurna, maka dimulailah rangsangan pada ventrikel dan setelah

    itu terjadi kontraksi. Pada saat terjadi kontraksi isometris ventrikel, maka tekanan

    intraventrikel meningkat. Periode ini memerlukan waktu sebesar 0,035 detik dan waktu ini

    sesuai dengan ventrikular activation time pada penjalaran impuls dari endokardium ke

    epicardium. Pada periode ini tidak terjadi pertambahan volume ventrike, tetapi setelah katup

    atrioventrikular mulai menutup, maka darah mengisi ruang ventrikel dan seolah-oleh

    volumenya berkurang, tetapi sebenarnya tidak demikian. Periode ini disebut sebagai

    kontraksi isovolumik dan setelah tekanan intraventrikel lebih meningkat lagi, maka ia

    segera diikuti oleh ;rapid ejection darah ke sistem arteri. Pada awal ejeksi sistolik terjadi

    kenaikan tekanan ventrikel, sehingga melebihi tekanan aorta dan menyebabkan pengeluaran

    darah dari jantung mencapai puncaknya, tetapi sebaliknya pada akhr sistolik hampir semua

    darah telah dipndahkan ke sistem arteri dan tekanan ventrikel menurun sampai di bawah

    tekanan aorta. Perubahan-perubahan tekanan dan volume di dalam ventrikel ini memiliki

    arti penting pada cardiac performance yang dapat dipelajari melalui preparat jantung-paru.

    2.4Mekanisme Kerja Jantung- Sel otot jantung bersifat autoritmik yaitu sebagai otot yang mempunyai daya rangsanguntuk dirinya sendiri, sehingga menyebabkan aksi potensial yang spontan yang menyebabkan

    proses kontraksi.

    - Adanya aksi potensial akan menimbulkan depolarisasi membrane serat otot dan berjalan

    lebih dalam kedalam serat otot pada tempat dimana potensial aksi dapat mendepolarisasi

    sarkolema dan sitem tubulus T, sehingga ion kalsium dari cairan ekstrasel masuk. Potensial

    aksi juga menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium

    kedalam myofibril.

    - Adanya ion kalsium dalam jumlah besar, efek penghambatan troponin/tropomiosin

    terhadap filament yang akan dihambat. Dengan meningkatnya ion kalsium maka akan

    meningkatkan gabungan kalsium troponin C. Komplek troponin akan mengalami perubahan

    bentuk yang menarik molekul tropomiosin dan memindahkannya lebih dalam kelekukan

    antara dua untai aktin. Sehingga bagian aktif dari aktin tidak tertutupi.

  • 5/26/2018 PBL S1

    13/14

    - Setelah filamin aktin menjadi teraktivasi oleh ion-ion kalsium, kepala jembatan

    penyebrangan dari filamen myosin menjadi tertarik ke bagian aktif filament aktin.

    - Setelah kepala jembatan penyebrangan melekat pada bagian aktif menimbulkan kekuatan

    intramolekuler yang akan menyebabkan kepala miring ke arah lengan dan menarik filament

    aktin ( power stroke) segera setelah kepala miring secara otomatis terlepas dari bagian aktif

    kembali ke arah normal. Kemudian kepala akan berkombinasi bagian aktif yang baru

    sepanjang filament aktin, kemudian kepala miring lagi untuk menimbulkan power stroke

    baru, sehingga kepala jembatan penyebrangan membelok ke depan dan ke belakang berjalan

    sepanjang filament aktin, menarik ujung filament aktin ketengah filament myosin sehingga

    terjadi kontraksi.

    - Proses tersebut akan berlangsung terus sampai filament aktin menarik membrane Z

    menyentuh ujung akhir filament myosin. Kontraksi akan terus berlangsung sehingga lebih

    memendekkan panjang sarkomer ujung-ujung filament myosin menjadi kusut dan kekuatan

    kontraksi menurun dengan cepat.

    3. Memahami dan menjelaskan olahraga menurut islam

    "Sesungguhnya pada tubuhmu ada hak yang harus engkau penuhi."(HR Bukhari, Ahmad, Nasai)

    "Dan perhatikanlah hal-hal yang bermanfaat bagimu."

    (HR Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad)

    "Mukmin yang kuat lebih baik dari mukmin yang lemah."

    (HR Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad)

    "Dan pergunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu."

    (HR Bukhari)

    Berolahraga teratur dibarengi dengan gizi yang seimbang dapat membantu menjaga

    kebugaran, kesehatan biologis, dan aktivitas tubuh. aktivitas tubuh yang teratur memiliki

    beberapa manfaat, antara lain :

    menormalkan fungsi hati

  • 5/26/2018 PBL S1

    14/14

    sirkulasi darah dan pernafasan menambah daya pompa otot-otot hati membantu menjaga kekuatan otot tubuh mencegah kerapuhan tulang (terutama karena bertambahnya usia) membakar kalori menjaga berat badan ideal membantu individu melaksanakan tugasnya dengan kemampuan yang lebih besar

    Penyakit pencernaan disebabkan oleh bertambahnya berat badan atau kegemukan antara lain :

    sulitnya pencernaan radang (infeksi) kantung empedu dan ginjal penyakit sistem pernafasan, jika badan bertambah berat, ketika mengeluarkan nafasgerakan selaput dinding pemisah dan gerakan rongga dada makin lambat mengakibatkan

    oksigen makin berkurang.

    penyakit sistem sirkulasi adalah darah tinggi dan gejala penebalan pada pembuluhnadi hati yang dapat menyebabkan serangan jantung dan pembekuan darah.

    penyakit kelenjar buntu adalah kencing manis serta penebalan pada pembuluh otakyang dapat mengakibatkan stroke dan lumpuh setengah badan (hemiplegia)

    orang kegemukan terancam penyakit radang persendian