Upload
phungduong
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PELAYANAN NASABAH DENGAN SISTEM ANTRIAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP LAYANAN ON LINE
(Pada Bank Bukopin Syariah Cabang Melawai Jakarta)
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh :
ELZA DONA NIM : 204046102908
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1430 H/2009M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 27 Mei 2009
Elza Dona
i
O ó¡ Î0 «! $# Ç`» uH ÷q§ç9$# ÉOäÏm§ç9$# KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allas SWT, karena berkat
rahmat-Nyalah penulisan skripsi ini dapat diselesaikan, Sholawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad yang menjadi teladan bagi umat Muslim
sehingga dengan mencontoh bagaimana beliau menyelesaikan masalah malalah yang
dihadapi, dapat memberikan inspirasi yang baik untuk kaum muslim diseluruh dunia.
Penulisan Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelas S1,
yang Alhamdulillah penulis telah mencapai tahap akhir dimana penulisan skripsi ini
telah selesai, mudah-mudahan tidak ada halangan apa pun untuk mendapatkan gelas
sarjana dimana setelah penulisan skripsi selesai, maka akan dilkukan ujian
Munaqasah. Penulis berharap agar karya ilmiah yang sedikit ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan untuk kedepan, sehingga khasannah
keilmuan dapat terus berkembang. mudah-mudahan bisa sedikit menyumbang ilmu
untuk masyarakat, kakak-kakak atau adik-adik yang masih aktif kuliah, dan praktisi –
praktisi ekonomi Islam yang akan terus berinovasi dan mengembangkan ekonomi
Islam di Indonesia.
Rasa bahagia diungkapkan oleh penulis dengan memberikan penghargaan
yang sebesar –besarnya kepada orang – orang dekat yang mendukung dan memberi
ii
semangat kepada penulis agar cepat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Izinkan
penulis untuk memebrikan ucapan terimakasih kepada :
1. Kepada Allah SAW yang telah menciptakan langit dan bumi setra kehidupan bagi
manusia sampai sekarang.
2. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Falkutas
Syariah dan Hukum Univesitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. Sugiyarno, SE, MM, AAIJ dan Drs. Iding Rosyidin, m.Si selaku dosen
pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis dalam skripsi ini.
4. Kepada seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang pernah memerikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Drs. Zainul Arifin Yusuf. M pd, yang memotivasi dan memberikan berbagai
nasehat dalam penulisan skripsi ini
6. P.T Bank Bukopin Syariah cabang Melawai Tbk, yang telah memeberikan izin
sebagai tempat penelitian, khususnya pada Bapak Agus dan Bapak Irwan.
7. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta beserta staf yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam studi
pustaka.
iii
8. Yang tercinta Ayahanda Aminuar dan Ibunda Nurlaili yang selalu mencurahkan
kasih sayang dan doanya setiap waktu, segala perhatian dalam penyelesaian
skripsi ini.
9. Abang tersayang Asupli yang memotivasi penulis, tempat keluh kesah ketika
penulis jenuh dan lelah.
10. Saudara dan Sahabat – sahabat tercinta diantaranya Lanny dan Lilis yang selalu
memotivasi, Dini dan Delfi yang memberikan pencerahan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini, Dewi dan Pury yang membantu disaat penulis dalam
kesulitan, Lenny, Hady, Lulu, Nia dan semua teman- teman yang berpartisipasi
dalam penulisan Skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya, saran dan kritik yang mendukung sangat penulis harapkan dan
nantikan untuk kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini, guna menambah ilmu
pengetahuan yang tidak akan ada habisnya,
Wasalamualaikum wr.br
Jakarta : 27 Mei 2009 M 2 Jumadil Akhir1430 H
Elza Dona
OUT LINE
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Kajian Pustaka
E. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
F. Metodelogi penelitian
G. Hipotesa Sementara
H. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pelayanan, Pelayanan Dalam Islam dan Factor-faktor
Pelayanan
B. Teori Antrian, Karekteristik System Antrian dan Struktur Antrian
C. Pelayanan on line dalam perbankan
BAB III PROFIL BANK BUKOPIN SYARIAH
A. Sejarah Bank Bukopin Syariah
B. Produk-produk Bank Bukopin Syariah
C. Struktur Organisasi Bank Bukopin Syariah
D. Mekanisme Pengelolaan Dana Bank Bukopin Syariah
BAB IV PELAYANAN NASABAH DENGAN SISTEM ANTRIAN
A. Mekanisme Pelayanan Nasabah dengan Sistem Antrian
B. Alasan nasabah Tidak Menggunakan Layanan on line
C. Analisa Pelayanan Nasabah Dengan Sistem Antrian dan Pengaruhnya
Terhadap Layanan On line
D. Hambatan yang Dihadapi dalam system Antrian dan Solusi Pemecahannya
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ketatnya persaingan atas harapan nasabah akan pelayanan Bank yang lebih
sempurna merupakan faktor pendorong adanya inovasi dan perubahan pada bisnis
retail perbankan. Nasabah telah mengetahui dan menyadari apa yang sesungguhnya
nasabah inginkan dan memilih apa yang terbaik. Di pihak lain nasabah juga tidak
menginginkan prosedur yang panjang dan rumit untuk setiap transaksi perbankan.
Kenyamanan dan kemudahan sudah menjadi tujuan, bahkan nasabah bersedia
membayar lebih untuk mendapatkan hal tersebut.
Untuk menjawab tantangan di atas, baik bank asing atau domestik berlomba-
lomba meningkatkan pelayanan dengan menonjolkan dan mengoptimumkan
keunggulan komparatifnya serta mempersiapkan diri dengan meningkatkan
kemampuan bersaing melalui perbaikan pelayanan dan memperluas skala/area
pelayanan. Masing-masing Bank berusaha menampilkan dirinya sebaik mungkin,
agar dapat merebut pasar di kalangan perbankan. Bahkan sudah banyak Bank besar
yang menggabungkan keunggulan komparatifnya dengan melakukan marger atau
akuisisi.
Sementara dilain pihak masyarakat juga semakin kritis, dan tidak berkenan
dikecewaan. Kekecewaan tersebut biasanya diwujudkan dalam bentuk protes dengan
2
memindahkan rekening ke Bank lain, bahkan dengan cara yang paling demontratif
yaitu menulis surat pembaca di beberapa surat kabar yang dapat merugikan dan
merusak citra Bank tersebut. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan Bank itu
sendiri sebagai perusahaan, yang kurang mampu memenuhi selera dan harapan
masyarakat serta tidak tanggap akan tugas khususnya selaku petugas front liner yang
sehari-hari berhungan dengan nasabah.
Semua Bank berusaha memberikan layanan bermutu kepada setiap
nasabahnya dan sebagian besar Bank merasa telah melaksanakannya. Berdasarkan
pengamatan, seseorang merasakan layanan bermutu manakala dalam posisi sebagai
nasabah. Pegawai Bank dapat berbeda sama sekali ketika mengatakan layanan
bermutu pada Banknya dengan ketika pegawai tersebut menerima layanan misalnya
ketika berada direstaurant atau supermarket.
Ada beberapa hal yang menyebabkan Bank kurang mendapat tempat di hati
masyarakat antara lain:
a. Letak dan lokasi tidak menarik
b. Parkir tidak nyaman
c. Bangunan tidak menarik
d. Ruang publik/Pelayanan tidak nyaman
e. Antrian terlalu panjang
f. Pelayanan lambat
g. Petugas loket tidak ramah
3
h. Pakaian karyawan dan karyawati tidak rapi
Dari uraian di atas terlihat bahwa Bank sebagai badan usaha jasa keuangan
perlu memperhatikan pelayanan, terutama sarana yang mendukung pelayanan
tersebut dan secara sungguh-sungguh memecahkan masalah yang dapat menimbulkan
keengganan masyarakat berhubungan dengan dirinya.
Salah satu penelitian pada suatu Bank (mahmoeddin, 2006).1 menyebutkan
bahwa yang menyebabkan nasabah meninggalkan Bank adalah:
Gambar 1.1
Presentase Penyebab nasabah Meninggalkan Bank
NO FAKTOR PENYEBAB PRESENTASE
1. Pelayanan yang tidak baik 68%
2. Tidak puas dengan produk bank yang
bersangkutan
14%
3. Persaingan sesama bank 9%
4. Ingin mendapatkan mitra usaha baru 5%
5. Tanpa alasan 3%
6. Meninggal dunia 1%
1 Mahmoediddin, H.As “Etiket Pelayanan Bank-Petunjuk Praktis Menjaring Nasabah”(Jakarta, Penerbit Toko Gunung Agung, 1996)
4
Dari data di atas terlihat bahwa “Pelayanan yang tidak baik” menjadi
penyebab yang dominan bagi nasabah untuk meninggalkan Bank. Terdapat pengaruh
yang kuat antara layanan buruk yang diberikan pada nasabah terhadap kinerja suatu
Bank. Reaksi pada umumnya terhadap layanan yang buruk adalah nasabah berpindah
ke Bank lain.
Citra dan reputasi akan rusak jika suatu Bank tidak mampu memberikan
layanan kepada nasabah sebagaimana mestinya. Hal ini didukung dengan studi yang
dilakukan oleh White House Office Of Consumers Affair yang menunjukkan bahwa
nasabah yang kecewa terhadap kinerja layanan sebuah Bank akan menceritakannya
kepada orang lain, dimana hal ini akan merusak citra dan reputasi bank yang
bersangkutan.
Biaya untuk memperbaiki kualitas layanan memang tidak sedikit, namun
perlu disadari bahwa akibat dari suatu kualitas layanan yang buruk dimana
perusahaan akan mengeluarkan pemborosan biaya yang jauh lebih besar.
Diperkirakan sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari biaya operasional perusahaan
jasa merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai akibat layanan yang kurang bermutu.
Meningkatkan mutu layanan akan menghasilkan keuntungan melalui peningkatan
citra Bank yang akan berdampak dengan makin banyaknya nasabah yang
mempercayakan simpanan dana dan atau mengajukan permohonan pinjaman.
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam Perbankan Syariah masalah pelayanan
ataupun service yang diberikan oleh suatu Bank Syariah harus ditekankan serta
5
sangat menjadi dominan yang harus sangat diperhatikan dan menjadi point yang
khusus bagi suatu Bank yang berbasiskan agama islam ini, karena Agama Islam
mengajarkan kita agar selalu berbuat baik kepada siapa pun, apa lagi yang memang
menjadi keharusan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi suatu
perusahaan jasa seperti di dunia perbankan.
Peningkatan mutu layanan dapat meningkatkan laba Bank karena akan
berdampak pada timbulnya efisiensi biaya. Oleh karena itu, Bank perlu menyadari
bahwa keberhasilan di bidang finansial baru akan timbul setelah mutu layanan kepada
nasabanya ditingkatkan. Salah satu layanan terpenting di Bank yang dapat
memberikan image yang baik pada nasabah ialah melalui layanan yang diberikan
Front Office Bank khususnya dalam system antrian nasabah.
Untuk melihat peranan system antrian ini dalam peningkatan citra suatu
Bank, penulis memilih PT. Bank Bukopin Syariah cabang Melawai merupakan salah
satu cabang Syariah yang memiliki cukup banyak nasabah, yang setiap hari
melakukan transaksi pada Bank ini dan perlu dilayani dengan baik, dan tidak kita
pungkiri bahwa Bank Syariah pun telah mempunyai trobosan-trobosan yang handal
untuk mensiasati agar tidak merepotkan nasabah seperti dalam mentranfer uang
nasabah dapat melalui mesin ATM, adanya layanan SMS Banking dan layanan
lainnya yang dapat memudahkan nasabah bertransaksi tanpa harus mengantri yang
panjang di Bank.
6
Dengan didasarkan atas pemikiran diatas maka penulis tertarik untuk
menjawab, meneliti, mengamati, mengkaji dan menganalisa lebih jauh dan mendalam
di dalam skripsi ini dengan judul ; “PELAYANAN NASABAH DENGAN
SISTEM ANTRIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAYANAN ON
LINE PADA PT. BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG MELAWAI”.
7
B. Pembatasan dan Rumusan masalah
Pada dasarnya antri atau menunggu itu sangat dihindari oleh banyak orang.
Oleh karena itu kita perlu mengetahui bagaimana sistem antrian yang dilakukan oleh
suatu Bank untuk melayani nasabahnya bertransaksi, dan mengetahui apakah
penyebab nasabah mengantri dan tidak menggunakan fasilitas yang memudahkan
bagi nasabah untuk tidak mengantri di Bank, seperti layanan mentranfer uang biasa
dilakukan di ATM ataupun menggunakan layanan SMS banking yang sudah tersedia.
Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis membuat perumusan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah karekteristik dan bentuk struktur antrian pada bank
Bukopin syariah cabang melawai ?
b. Apakah yang menjadi penyebab nasabah bank syariah tidak memilih untuk
menggunakan layanan on line pada Bank Bukopin Syariah cabang Melawai ?
c. Bagaimanakah pengaruh system antrian terhadap layanan on line pada Bank
Bukopin syariah ?
d. Apakah hambatan-hambatan dalam system antrian dan solusinya ?
B. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah :
a. Untuk mengetahui struktur antrian pada Bank Bukopin Syariah Melawai
8
b. Untuk mengetahui apa saja penyebabnasabah Bank Bukopin Syariah tidak
menggunakan
c. Untuk mengetahui apa saja pengaruh system antrian terhadap layanan on
line
d. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi hambatan dalam system antrian
dan solusi pemecahannya.
2. Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian kajian “Pelayanan Nasabah Dengan Sistem Antrian dan
pengaruhnya terhadap layanan on line Pada PT. Bank Bukopin Cabang Melawai
diharapkan :
a. Bagi perusahaan, diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan
gambaran bagaimana system antrian yang baik digunakan oleh Bank, dan
menjawab penyebab nasabah tidak menggunakan layanan on line yang telah
disediakan Serta mengetahui bagaimana pengaruh system antrian terhadap
layanan on line.
b. Bagi penulis, agar dapat menambah pengetahuan dalam system layanan
dalam perbankan
C. Kajian Pustaka
Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber
kepustakaan, penulis melihat bahwa apa yang merupakan masalah pokok penelitian
ini tampaknya sangat penting dan prospektif, karena penelitian tentang masalah
9
layanan suatu Bank sangat subyektif agar terwujudnya layanan bagi nasabah yang
baik dan berkualitas.
Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulisan ini adalah :
1. Pada tahun 2005 telah ditulis skripsi atas nama Yayah Fauziyah, NIM:
201046100877 No. Skripsi : 1604 Mei, dengan judul Pelayanan Nasabah
dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi kasus BPRS Insan Karimah Bekasi)
Dalam penulisan tersebut membahas tentang pelayanan nasabah dalam islam
dan ekonomi islam serta menghubungkannya dengan pelayanan dalam BPRS
Insan Karimah Bekasi.
2. Pada tahun 2006 telah ditulis skripsi atas nama Wita Anisa NIM:
101046122409 No skripsi: 1562 Mei, dengan judul : Mengukur Tingkat
Kepuasan Nasabah Terhadap Custumer Service. Pada PT BPRS Wakalumi
Ciputat. Dalam penulisan tersebut membahas tentang pengaruh layanan
custumer service dengan tingkat kepuasan nasabah.
3. Pada tahun 2006 telah ditulis skripsi atas nama Kuraisin NIM :
101046122386 No.Skripsi 1968 Mei, dengan judul : Respon masyarakat Pulo
Gadung Jakarta Terhadap Pelayanan Bank Syariah (Studi Kasus Nasabah
Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia) Dalam penulisan
tersebut menghubungkan antara respon nasabah yang berada di pulo gadung
dengan pelayanan bank syariah mandiri dan muamalat.
10
Gambar 1.2
PERBANDINGAN PERBEDAAN STUDI REVIEW TERDAHULU
Skripsi Perbandingan Skripsi Penulis
1. Pelayanan Nasabah dalam
Perspektif Ekonomi Islam
(Studi kasus BPRS Insan
Karimah Bekasi)
a. Studi kasus di BPRS
insan Karima Bekasi.
b. Metode penelitian
dengan tinjauan pustaka
a. Study kasus pada
Bank Bukopin syariah
cabang Melawai
b. Metode Penelitian
dengan tinjauan
kepustakaan,
wawancara, angket.
2. Tingkat Kepuasan Nasabah
terhadap custumer Service.
Pada PT BPRS Wakalumi
Ciputat.
a.Variable Y custumer
service
b. Studi kasus pada PT
BPRS Wakalumi Ciputat
a. Variable Y layanan
on line
b. Studi kasus pada Bank
Bukopin syariah cabang
melawai.
3. Respon masyarakat Pulo
Gadung Jakarta Terhadap
Pelayanan Bank Syariah
Studi Kasus Bank Mandiri
a.Variabel Y pelayana on
line
b.Studi pada Bank
Mandiri
a.Variabel Y Layanan
on line
b. Studi kasus pada
Bank Bukopin Syariah
11
D. Kerangka Teori dan Kerang Konsep
1. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini membahas tentang pelayanan Bank syariah struktur dan
konsep antrian, teori antrian dan alasan nasabah tidak memilih layanan on line, serta
pengaruh system antrian terhadap layanan on line.
Dengan mengetahui konsep dan model antrian yang digunakan, maka dapat
mengetahui layanan bank syariah dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabah
sehingga dapat bersaing dalam dunia perbankan.
Dalam hal ini juga kita dapat ketahui bahwa layanan on line yang diberikan
oleh pihak bank untuk memudahkan nasabah tanpa lama-lama mengantri di bank
untuk bertransaksi seperti layanan antar ATM untuk mentranfer, mengambil tunai,
dan menabung,serta layanan SMS banking yang memudahkan dapat memberikan
solusi bagi nasabah untuk tidak mengantri dan menggunakan layanan yang online
yang mudah tersebut.
2. Kerangka konsep
Untuk keperluan penelitian ini, hal-hal yang termasuk dalam objek
penelitian dipertegas format dan substansinya, oleh karena itu didalam penelitian ini
dijelaskan batasan-batasan pengertian sebagai berikut : Pelayanan nasabah dengan
system antrian dan pengaruhnya terhadap layanan on line (pada Bank Bukopin
Syariah Cabang Melawai Jakarta)
12
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian dengan cara
sebagai berikut :
a. Survei Kepustakaan (Library Research)
Melalui survai kepustakaan dengan mempelajari buku ilmiah, penulis
dapat memperoleh referensi yang berhubungan dengan permasalahan dalam
penelitian ini yang juga dapat berguna sebagi dasar teori untuk landasan
pemikiran dan dasar analisis obyek penelitian serta alat penting dalam
pengambilan kesimpulan dan saran
b. Survai Lapangan (field Research)
1) On The Spot
Melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas Front Line pada
Bank Bukopin Syariah cabang Melawai dengan mengacu pada teori sistem
antrian yang sudah ada.
2) Kuisioner
Kuisioner dilakukan dengan menyebarkan sebanyak kurang lebih 30
responden yang dianggap dapat mewakili keinginan nasabah mengenai
pelayanan di front line khususnya waktu antri. Adapun teknis sampling
accidential di mana penentuan sample berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti diambil sebagai responden.
13
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus, sehingga peneliti melakukan observasi terhadap obyek peneliti yang
dipilih dari beberapa keadaan yang dianggap sama (sifat, bentuk dan ruang
lingkup badan usaha)
Jenis pertanyaan dalam kuisioner ini merupakan pertanyaan tertutup
karena responden hanya memilih satu jawaban saja dari beberapa pertanyaan
yang telah ditentukan. Kuisioner yang digunakan didesain berdasarkan skala
model likert yang berisikan sejumlah pertanyaan yang menyatakan objek
yang hendak diungkap.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian
fenomena ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variable penelitian.2 Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain :
a. Sangat setuju = 5
b. Setuju = 4
c. Ragu- ragu = 3
d. Tidak setuju = 2
e. Sangat tidak setuju = 1
Adapun Indikator variable adalah sebagai berikut:
2 Dr. Sugiono, “Metode Penelitian Bisnis” ( Bandung : CV, Alfabeta 1999) hal 86
14
Tabel 1.3
Variable dan Indikator Pertanyaan
Variable Sub Variable Indikator
Pelayanan
Nasabah Dengan Sistem Antrian
dan Penggaruhnya
Terhadap Layanan Online
Aspek pelayanan
Sistem Antrian
1. Kesopanan dan kerapihan karyawan
2. Pelayanan yang diberikan kepada nasabah.
3. Tempat dan sarana fasilitas Bank.
4. Kemudahan nasabah bertransaksi
1. Antrian pada teller
2. Antrian pada castumer service
3. Antrian yang mempermudah nasabah
4. Antrian yang panjang
Layanan On line
1. Alasan nasabah tidak bertransaksi secara on
line
2. Informasi layanan on line dan cara
mengaksesnya.
3. Layanan on line yang memudahkan nasabah
4. Validitas layanan on line
Akses Layanan On line
1. Kemudahan dari kartu ATM siAga Bank
Bukopin Syariah
2. Jumlah ATM Bank Bukopin Syariah
3. Sms Banking
4. Internet Banking mudah mengakses dan
aman.
15
2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan
sekunder yaitu:
a. Sumber data primer yaitu data yang tertuang dalam item-item pertanyaan yang
terangkum dan dihasilakn dalam bentuk angket (questioner) penelitian, dan
wawancara dengan pegawai Bank Bukopin Syariah.
b. Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung dan pelengkap data
penelitian. Sumber data sekunder di ambil dari berbagai literature yang ada
seperti buku-buku, dokumen-dokumen bank, surat kabar, internet dan
kepustakaan lain yang berkaitan dengan pembahasan dalamskripsi ini.
3. Analisis
Untuk menganalisa data dilakukan dengan cara deduktif, dimana data yang
diperoleh dianalisis berlandaskan teori yang bersifat umum untuk dapat diambil
kesimpulan dari keadaan yang diteliti yang bersifat khusus, dimana hak ini dapat
dijadikan dasar dalam pengambilan suatu keputusan.
a. Kualitatif
Yaitu analis terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas melalui data, namun tidak dalam bentuk angka-angka melainkan
hanya bersifat keterangan, uraian atau informasi untuk membantu analisis
yang dilakukan dalam bentuk angka
16
b. Kuantitatif
Yaitu analisis terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas melalui data yang ada dalam bentuk angka-angka dengan
menggunakan teori dan perhitungan perhitungan yang terdapat dalam teori
antrian. Guna mendukung penelitian, maka seluruh data yang diperoleh
penulis dalam penelitian ini juga akan dianalisis dengan menggunakan
perangkat lunak yang disebut Quantitative Method.
4 Metode Analisis
Karena jenis permasalahan pada skripsi ini adalah permasalahn sosiatif yaitu
penelitian yang bersifat hubungan antara dua variable atau lebih, dan bentuk
hubungannya adalah hubungan kausal yaitu yang bersifat sebab dan akibat.3 maka
jenis variable yang akan digunakan pada penelitian “Pelayanan nasabah dengan
system antrian dan pengaruhnya terhadap layanan on line”. Maka kita dapat
menghubungkan variable sebagai berikut:
X Y
Dengan berdasarkan variable diatas maka metode analisis data yang
digunakan adalah Korelasi Rank Spearman karena digunakan mencari hubungan atau
3 Ibid, hal.29-30
Pengaruhnya terhadap Layanan On line
Pelayanan Nasabah dengan Sistem Antrian
17
untuk menguji signifikasi hipotesis asosiatif yang sesuai dengan jenis permasalah
yang sesuai dalam penulisan skripsi ini.
Adapun perhitungan untuk pengujian hipotesis rank spearman menggunakan
rumus yaitu
ρ = 1 - 6∑bі ² n (n² -1) Dimana ρ = Koefisien korelasi Spearman Rank
n = Jumlah sample
5. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Bukopin syariah cabang Melawai di Jln.
Melawai raya no.6 jakarta selatan
G. Hipotesa Sementara
Dalam hipotesa sementara ini, dugaan penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Apabila (X) yaitu pelayanan nasabah dengan system antrian sudah sangat
baik dan membuat nasabah lebih percaya dan nyaman dalam bertransaksi, akan
berpengaruh terhadap (Y) layanan on line.
Jadi apabila semakin baik pelayanan nasabah dengan system antrian itu (X),
maka berpengaruh dengan layanan on line, maka hipotesis sementaranya adalah
sebagai berikut:
Ho : p = tidak ada pengaruh antara pelayanan nasabah dengan system antrian (X)
Dengan layanan on line (Y)
18
Ha : p = Adanya pengaruh antara pelayanan nasabah system antrian (X) dengan
Layanan on line (Y)
Jadi kriteria penguji hipotesis apabila:
Ho diterima bila harga q hitung lebih rendah dari q table RHO
H. Sistematika penulisan
Dalam skripsi ini penulis membagi menjadi lima bab dan masing-masing bab
berhubungan antara satu dengan yang lainnya, sedangakan sistematika pembahasan
ini dapat penulis jabarkan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, Pembatasan dan rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, kajian pustaka,
kerangka teori dan konsep, metodelogi penelitian dengan sub : jenis
penelitian, lokasi penelitian, cara pengumpulan data dan analisis, dan
hipotesa sementara.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dibahas tentang definisi pelayanan, pelayanan menurut
Islam, factor-faktor pelayanan, teori antrian, karekteristik system
antrian, struktur antrian.
BAB III : PROFIL BANK BUKOPIN SYARIAH
Bab ini menjelaskan tentang profil Bank Bukopin Syariah dari
sejarah, produk-produk, struktur organisasi dan layanan on line Bank
19
Bukopin Syariah serta organisasi dan mekanisme pengelolaan dana
Bank Bukopin Syariah.
BAB IV : PELAYANAN NASABAH DENGAN SISTEM ANTRIAN
Merupakan inti pembahasan,menyajikan mekanisme pelayanan
nasabah dengan system antrian, pengaruh system antrian terhadap
layanan on line Bank Bukopin Syariah Melawai, dan mengetahui
alasan nasabah tidak menggunakan layanan on line Bank Bukopin
tanpa antri di bank, serta mengetahui dengan jelas hambatan yang
dihadapi dalam system antrian dan solusi pemecahannya
BAB V : PENUTUP
Bab ini memberikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
kontruktif yang sekiranya dapat berguna bagi pengembangan
pelayanan pada Bank Bukopin Syariah Tbk.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pelayanan Nasabah dan Sistem Antrian
1. Pengertian Pelayanan
Sebenarnya masalah pelayanan adalah masalah yang tidak rumit. Namun
karena kurang diperhatikan, maka dapat menimbulkan hal yang rawan. Bila hal ini
muncul ke permukaan, maka petugas pelayanan akan menjadi sasaran dari segala
pihak.
Pelayanan (Inggris = service; Belanda = bediening) itu perlu didukung oleh
suatu etiket atau tata karma. Selanjutnya etiket itu sendiri berkembang menjadi
sebuah gabungan antara ilmu pengetahuan (Knowledge), keterampilan (skill) dan seni
(art), yang dapat dipelajari, dilatih dan dipraktekkan, sehingga menghasilkan suatu
sikap dan tingkah laku yang lama-lama menjadi budaya. Ilmu dapat kita miliki, jika
kita benar-benar mau mempelajari dan melaksanakannya.1
Bank merupakan lembaga yang berbentuk jasa yang mengutamakan
keunggulan atas pelayanan kepada pelanggan atau nasabahnya adapun ciri dari
perusahaan jasa adalah sebagai berikut.
Menurut Leonard L. Berry, David R. Bennett, Carter W. Brown ada 4 ciri
utama perusahaan jasa yaitu:
1 DRS. H. AS Mahmoeddin “Etiket Pelayanan Bank petunjuk praktis menjaring nasabah”
(Gunung agung 1994)
21
a. Ketidaknyataan, dimana jasa adalah sesuatu yang tidak dapat diraba dan
dilihat namun dapat dinikmati
b. Ketidak ragaman, yang umumnya disebabkan oleh faktor manusia sehingga
sulit dibuat standarnya.
c. Antara produksi dan konsumsi tidak terpisahkan, dimana jasa biasanya
dikonsumsi saat diproduksi dan nasabah terlibat dalam proses produksi
tersebut.
d. Tidak tahan lama, dimana apabila tidak dikonsumsi pada saat dihasilkan,
maka akan terbuang begitu saja.
Namun dipihak lain perusahaan jasa biasanya lebih fleksibel, dapat merubah
kegiatan-kegiatannya lebih cepat disbanding perusahaan manufaktur yang memiliki
produk nyata dan dapat dilihat. Demikian pula dalam hal pelayanan, pada umumnya
perusahaan jasa lebih mudah untuk merubah pelayanannya dibandingkan perusahaan
jenis manufaktur merubah produknya .
Tujuan dari pelayanan itu sendiri adalah untuk memperoleh kepuasan
konsumen yang pada akhirnya merupakan suatu misi akhir dari segala macam tujuan
usaha, ilmuan mengungkapkan bahwa dalam memberikan pelayanan, lakukanlah
pelayanan yang berkualitas/superior terhadap nasabah, maka didapatkan nasabah
yang setia seumur hidup .2 Pelayanan merupakan kinerja penampilan, tidak berwujud
dan cepat hilang. Lebih dapat dirasakan dan dimiliki, serta pelanggan lebih dapat
2 Connellan, Thomas K and Ron Zomke :Sustaining knock Your Sock off Service, New York.
Ancom. 1993
22
berpartisipasi aktif dalam proses konsumsi jasa tersebut.3 Sedangkan karekteristik
dari suatu pelayanan dapat berbentuk Intangible / tak berwujud dimana pelayanan
adalah suatu hal yang tidak dapat dilihat serta tak berbentuk nyata tapi dapat
dirasakan hasilnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bila ingin agar
pelanggan tertarik pada apa yang ditawarkan yaitu Place (Tempat),
People(Karyawan), Equitment (peralatan), Communication Material (Alat
Komunikasi), Symbol (Simbol). Price (Harga); Inseparability / tidak dapat
dipisahkan dimana pelayanan tidak dapat dipisahkan dari elemen-elemen yang
membentuknya yaitu obyek yang membuat terciptanya pelayanan itu sendiri,
misalnya pelayanan yang menggunakan alat Bantu media lain seperti mesin ATM
(Authometic Teller Machine) yang dapat mempermudah pelayanan nasabah dengan
cepat dan tepat terhadap masalah keuangan yang dihadapinya;
perishability/kurangnya daya tahan dimana dalam pelayanan, masalah yang timbul
dalam upaya untuk mempertahankan bentuk pelayanan yang diberikan pada suatu
keadaan tertentu agar dapat mencapai tujuan yang direncanakan sangatlah besar. Hal
ini dikarenakan lingkungan menuntut terjadinya perubahan melalui peningkatan
kualitas pelayanan yang secara langsung juga akan meningkatkan permintaan
pelayanan; Variability / Bervariasi dimana adakalanya system tidak dapat
menjalankan pelayanan secara penuh dikarenakan ketidakelastisan system pemasaran
pelayanan yang ada dilingkungan tersebut dan hanya dapat dilakukan dengan
3 Kolter, Philip, Marketing Management New Jersey :Prentice Hall Inc, 1994.
23
menyesuaikan produk pelayanan yang ditawarkan dengan lingkungan sekitar
sehingga terlihat adanya persamaan persepsi mengenai hal tersebut.
2. Pelayanan Dalam Islam
Di dalam Islam menyatakan bahwa manusia harus bekerja mencari karunia
Allah di muka bumi ini. Sebelum pekerjaan dilakukan,dibutuhkan suatu keputusan
yang sehat, bijaksana, dan hati-hati agar sebuah kegiatan ekonomi sukses dan
menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu yang lama. Namun yang perlu diingat
adalah keputusan tersebut tidak boleh menyimpang dari rule-rule yang telah
ditetapkan Islam. Adapun berbicara mengenai pelayanan ditinjau dari prespektif
syariah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pelayanan pada umumnya,
sebagaimana yang telah dipaparkan oleh ahli ekonomi konvensional. Namun yang
menjadi titik tolak bahwa pelayanan dalam prespektif Islam dilandasi dengan moral
dan etika islam serta tidak lepas dari rule-rule yang ditetapkan oleh Al-quran dan
Sunnah, karena Islam adalah agama yang komprehensif mengatur segala aspek
kehidupan termasuk mengenai manajemen pelayanan secara islami. Etika dan moral
dalam pelayanan kepada nasabah dalam prespektif Ekonomi Islam adalah sebagai
berikut :
a. Jujur (Shiddiq)
Dengan menjelaskan apa adanya tanpa menambahkan atau menguranginya.
Sebagaimana firman Allah:
)۵۵ :٩/ الر حمن الميزان تخسروا وال بالقسط الوزن وأقيموا (
24
Artinya:
“ Dan tegakkanlah timbangan itu dan janganlah kamu mengurangi neraca itu”
(Ar-rahman/55:9)
Banyak sekali manfaat yang diperoleh bila transaksi dilakukan berdasarkan kejujuran.
Begitu pula sebaliknya, transaksi yang berdasarkan penipuan atau kecurangan akan
mengakibatkan banyak kerugian dan termasuk tindak kedzaliman.
Begitu pula bank tidak boleh menyembunyikan bila pada produknya terdapat
kekurangan, seperti keterlambatan pada proses transaksi, kekurangan fasilitas yang
digunakan, dan lain sebagainya. Tetapi pihak Bank sering kali menutupi kukarangan
dengan lebih mengedepankan keunggulan dari produk tersebut. Boleh saja
menyampaikan keunggulan suatu produk karena itu berguna untuk pengetahuan
nasabah.
b. Amanah (Tanggung jawab)
Tanggung jawab disini artinya mau dan mampu menjaga amanah
(kepercayaan) masyarakat yang diberikan kepadanya, karena sikap orang harus
bertanggung jawab terhadap juabatan dan pekerjaan atau usahanya.4 Pemiliknya baik
sedikit maupun banyak, tidak mengambil banyak dari yang dimiliki, dan tidak
mengurangi hak orang lain berupa hasil penjualan, fee, jasa ataupun upah buruh.5
Sebagaimana sabda Rosulullah saw :
4 Azwir Buton dan Anwar Faisal, Bisnis Islam (Terj), (Jakarta: PT.Fika Hati Aveska,1992), 5Didin Hafidudin, “Peranan Nilai Islam dan Moral Dalam Perekonomian Isalm” ,
(terj),(Jakarta: Robbani Perss, 1997) Cet. Ke-1, Juz3, h.995
25
Dari Abi Qatadah berkata: Rosulullah saw bersabda: “ Jauhkanlah dirimu dari banyak bersumpah dalam penjualan, karena sesungguhnya ia melariskan dagangan tetapi kemudian menghilangkan keberkahan”. (Riwayat muslim Nasa’I dan Ibnu Majah)6
Hal yang termasuk amanah yang harus ditepati Bank adalah bagi hasil yang telah
disepakati, jasa-jasa pelayanan yang telah dijanjikan dan sebagainya. Semua janji
atau amanah yang telah disampaikan harus ditepati.
c. Menepati Janji
Seorang banker juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik itu sesama
banker. Menepati janji merupakan kunci utama dalam memberikan pelayanan kepada
nasabah dan tentu saja sesama Bankers Syariah yang juga mempunyai orientasi
akherat (Falah Oriented) harus dapat pula menepati janji kepada Allah, begitu pula
sebagaimana firman Allah swt memerintahkan agar setiap orang (yang beriman)
dapat memenuhi perjanjian yang telah disepakati baik perjanjian dengan Allah
maupun perjanjian dengan sesama manusia. Hal ini terdapat dalam Al-quran :
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu”. (Al-Maidah / 5:1)
6 Imam Muslim, Shahih Muslim, (Bairut: Dar Ibnu Hazn,1995), cet. Ke-1, Juz3. h.995. Hadits No. 1607
26
d. Tepat Waktu
Waktu merupakan modal utama dalam mengembangkan suatu usaha
ekonomi, sehingga Allah bersumpah dengan waktu dalam surat al-ashr 1-3, yang
terdapat di dalam Al-quran :
Artinya :
Di dalam Islam, waktu adalah prestasi iman dan amal sholeh, nasehat-
menasehati untuk meningkatkan prestasi amaliah dunia dan amaliah akherat.7
e. Emphathy
Emphathy adalah sikap cepat tanggap untuk merasa berfikir, bersikap, dan
kalau perlu bertindak menananggapi suatu situasi.
f. Lemah-Lembut dan Ramah Tamah
Dalam bersikap, berbicara dan melayani nasabah atau tamu selalu lemah
lembut dan ramah tamah sehingga dapat menarik tamu dan membuat nasabah betah
berhubungan dengan bank. Dalam suatu hadits Rosulullah saw menganjurkan agar
para pedagang bermurah hati dalam melaksanakan jual beli. Sabda Rasulullah saw:
7M.Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia (Jakarta: penerbit Bangkit, 1992),
Jilid I,
27
Artinya:
“Dari Jabir bin Abdillah ra. Bahwa Rasulullah saw bersabda : allah
berbelas kasih kepada orang yang bermurah hati ketika ia menjual,bila membeli dan
ketika menuntut hak”.(H.R.Bukhori)8
Murah hati dengan pelayanan yang diberikan kepada konsumen dalam
perbankan, setiap individu yang berhubungan langsung dengan nasabah ditunjuk
untuk bermurah hati. Misalnya memberi senyuman dan ucapan terima kasih yang
sopan kepada nasabah, tidak membedakan perlakuan kepada nasabah yang kecil.
Termasuk juga pelayanan yang baik seperti kemudahan transaksi dengan fasilitas
yang mendukung dan kerapihan sehingga nasabah merasa nyaman dan sebagainya.
g. Suka Menolong Nasabah
Maksudnya suka menolong nasabah yang belum mengerti atau sedang
mengalami kesulitan sampai menemui jalan keluarnya. Kemudian karyawan bank
suka mengalah dan selalu bersikap tenang
3 Faktor-faktor Pelayanan
Ada beberapa factor mendasar yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
pelayanan disektor perusahaan jasa:
8 Imam Bukhori, Shohih Bukhori, ( Beirut: Dar al-Fikr, 1994), Juz 3, h. 12, Hadits No. 207
28
a. Tingkat pelayanan
Perusahaan perlu dapat menyeimbang antara pengeluaran yang terjadi dengan
tingkat pelayanan yang diberikan berkaitan dengan waktu yang digunakan
customer untuk menunggu, hal ini dapat terjadi pada system antrian.
b. Line pelayanan yang ditawarkan
Perusahaan jasa perlu dapat membatasi line pelayanan yang mereka tawarkan,
misalnya sebuah bank perlu menetapkan jasa-jasa apa saja yang mereka
berikan.
c. Ketersediaan pelayanan
Perusahaan jasa perlu menetapkan waktu yang digunakan untuk memberikan
pelayanan kepada customer, misalnya sebuah bank, menetapkan waktu
operasional perusahaan tersebut dalam melayani customer ialah 5 hari kerja.
(senin sampai dengan jumat)
d. Garis tunnggu dan kapasitas pelayanan
Bagi perusahaan jasa, pelayanan yang baik selama waktu menunggu bagi
customer untuk memperoleh pelayanan merupakan hal yang paling penting.
Perusahaan perlu mempertimbangkan apabila akan meningkatkan kepuasan
konsumen dengan mengurangi waktu tunggu, karena pada umumnya hal ini
akan mengakibatkan meningkatnya biaya fasilitas.
Kontribusi kualitas pelayanan terhadap keuntungan usaha ditunjukkan
melalui dua elemen yang membentuk fungsi keuntungan yaitu penerimaan dan biaya
29
manfaat. Yang lebih spesifik dari kualitas tersebut antara lain pelayanan yang
memuaskan menciptakan loyalitas pelanggan, dimana pelanggan yang loyal tidak
hanya potensial untuk penjualan produk yang sudah ada, tetapi juga untuk produk-
produk baru dari perusahaan. Pelanggan yang terpuaskan merupakan sumber
informasi positif dari perusahaan dan produk-produknya bagi pihak luar. Pelanggan
merupakan sumber informasi bagi perusahaan dalam hal intelijen pemasaran dan
pengembangan pelayanan/produk perusahaan pada umumnya.
Kualitas yang baik berarti menghemat biaya-biaya seperti biaya untuk
pelanggan baru, memperbaiki kesalahan dan lainnya. Biaya untuk menarik pelanggan
baru dapat mencapai lima kali dari biaya memelihara pelanggan yang sudah ada.
Sedangkan biaya untuk mencapai pelanggan baru sampai pada tingkat keuntungan
yang sama dengan pelanggan yang sudah ada dapat mencapai enam belas kali
dibandingkan dengan biaya untuk pelanggan yang hilang. Jadi mempertahankan
pelanggan yang ada melalui kualitas yang memuaskan merupakan hal yang sangat
penting. Kualitas pelayanan yang didesain dan diimplementasikan secara memadai
bukan hanya memuaskan pelanggan tetapi juga dapat memberikan kepuasan kerja
bagi karyawan. Bagi usaha jasa, kepuasan karyawan yang berhubungan langsung
dengan pelanggan memegang peranan penting didalam memelihara citra kualitas
yang dibangaun.Suatu riset mengetengahkan 10 (sepuluh) konsep atau aspek yang
dapat dipakai sebagai alat analisa untuk mengukur mutu layanan sebuah perusahaan
yang bergerak dibidang jasa yaitu:
30
1) Terpercaya dan dapat diandalkan (Reliability)
Nasabah menginginkan bank maupun petugas bank yang terpercaya dan dapat
diandalkan dalam menangani transaksi. Karena kepercayaanlah nasabah mau
berbisnis dengan bank. Terpercaya dan dapat diandalkan berarti akurat dalam
bekerja, konsisten dalam menyajikan mutu layanan, dapat diandalkan untuk
memecahkan masalah keuangan, bekerja dengan sungguh-sungguh dan
menghargai nasabah. Kepercayaan akan menghasilkan persepsi keamanan.
2) Daya tanggap (Responsiveness)
Nasabah menghendaki agar setiap petugas bank menunjukkan kesungguhan
dan kesiapan untuk memberikan layanan. Segera menghubungi nasabah jika
ada hal penting yang perlu diinformasikan, menjawab pertanyaan nasabah
dendan cepat dan benar. Nasabah menghendaki agar bank memproses
transaksi dan menjawab telepon dengan cepat. Peduli dan tanggap (responsif)
berarti peka terhadap kebutuhan nasabah, fleksibel dalam memberikan
layanan (tidak kaku dan berokratis), berusaha memberikan lebih, memberikan
perhatian personal, kesediaan untuk meninjaklanjuti dan menyelesaikan
masalah.
3) Kompetensi (competence)
Nasabah menghendaki petugas bank memiliki skill dan pengetahuan yang
diperlukan dibidang pekerjaannya, manajemen dan komunikasi. Petugas bank
dituntut untuk paham benar mengenai system dan prosedur, features products
31
dan manfaat/keunggulannya. Kompeten berarti mengetahui apa yang menjadi
tugas utama, akurat dalam menangani transaksi dan memberikan informasi,
menguasai system teknologi operasional bank mampu memberikan jawaban
yang benar dan bukan atas dasar menduga-duga.
4) Kemudahan untuk ditemui (Accessibility)
Nasabah menghendaki agar petugas bank yang selalu mudah ditemui, baik
secara langsung maupun melalui telepon pada setiap waktu yang diperlukan.
Nasabah menghendaki bank buka pada jam-jam yang dibutuhkan sesuai
dengahn harapan nasabah. Nasabah tidak menghendaki menunggu terlalu
lama. Nasabah menghendaki agar pada saat yang sibuk terdapat petugas bank
yang mencukupi dan siap melayani, nasabah berharap untuk selalu tersedia
petugas yang dapat ditanyai dan dimintakan bantuan setiap kali dibutuhkan.
5) Kesopanan dan keramahtamaan (Courtesy)
Nasabah menghendaki petugas bank yang sopan, menghargai nasabah, penuh
toleransi, ramah dan bersahabat, berpenampilan rapih dan menarik, serta
menunjukkan ketulusan dalam membantu. Nasabah tidak menghendaki
kebohongan/kepalsuan, mereka dapat melihat hal ini dengan mudah. Courtesy
berarti bersahabat, penuh perhatian dan menghargai pribadi orang lain.
6) Kredibilitas (Credibility)
Nasabah menghendaki sebuah bank yang dapat menjadi tumpuan
kepercayaan dan kejujuran. Kredibilitas berarti dapat dipercaya, sebagai
32
dampak dari reputasinya dan catatan-catatan prestasi atau jasa yang pernah
diberikan kepada nasabah atau masyarakat. Reputasi atau nama baik ini juga
dapat dilihat dari kekokohan bank menghadapi berbagai issu ekonomi dan
keuangan yang menerpanya.
7) Memahami Nasabah (Understanding)
Nasabah menghendaki petugas bank mau mempelajari keinginan nasabah
yang spesifik, memberikan perhatian secara pribadi dan mengenali nasabah.
Memahami berarti mengerti kebutuhan spesifik individu, memberikan
perhatian secara personal, kesungguhan melibatkan diri dan mengenali
nasabah dan karekteristinya.
8) Berkomunikasi dengan Nasabah (Communicating)
Nasabah menghendaki bank selalu memberikan informasi dengan cara yang
mudah dimengerti dan dipahami, mampu menjelaskan produk dan jasa bank,
biaya transaksi dan berbagai keuntungan yang dapat diperoleh. Nasabah
menghendaki adanya jaminan bahwa permasalahan nasabah dapat ditangani
secara tepat dan cepat. Nasabah juga menghendaki bahwa petugas bank
memiliki kecakapan/ pengetahuan untuk menjelaskan produk/jasa bank, dan
bukan hanya sekedar mengulang apa yang tertulis di leaflet. Komunikasi
berarti mampu membuat nasabah mengetahui.
Sedangkan Barbara R. Lewis mengemukakan bahwa pentingnya layanan
adalah pertemuan, dimana lewat pertemuan tersebut akan terjadi interaksi antara yang
33
menyediakan layanan dengan nasabah yang menerima layanan tersebut. Kualitas dari
suatu layanan adalah cara pandang terhadap hasil layanan secara menyeluruh
dibandingkan dengan layanan yang diharapkan oleh nasabah dan apabila terjadi
kesenjangan diharapkan dapat diatasi.9
Ada beberapa issu yang perlu disampaikan mengenai kualitas layanan nasabah yaitu:
a) Kualitas pelayanan adalah sebuah konsep yang multi dimensi dan sangat
komplek. Artinya hal yang berbeda untuk orang yang berbeda. Juga relatifitas
tingkat kepentingan berbeda bagi golongan nasabah yang berbeda.
b) Apa yang menurut nasabah penting belum tentu demikian menurut pandangan
pihak bank.
c) Jangan menyepelekan arti penting seorang nasabah sekalipun dia bukan dari
golongan atas. Kita perlu dapat memberikan mutu layanan yang seragam
(konsisten) dan tidak membeda-bedakan.
d) Setiap aspek layanan diatas saling berhubungan satu sama lain.
Keseluruhannya perlu dipertimbangkan secara utuh dan tidak dilihat sebagai
komponen yang saling terpisah.
e) Terdapat penilaian relative terhadap suatu kualitas layanan. Penilaian suatu
kualitas berkaitan dengan harapan yang ada pada nasabah.
9 Barbara Lewis R. Service Quality: Recent Development In Financial Service,(Internasional
journal of Bank Marketing )Vol. 11, June 6: 1993. hal 19-25
34
f) Kualitas suatu layanan terus mengalami perubahan. Apa yang dianggap
berkualitas saat ini akan berubah menjadi jelek dikemudian hari, kecuali
dikelola secara bijaksana dan jeli.10
B. Teori Antrian
Di dalam dunia usaha saat ini banyak perusahaan beroperasi dengan sumber
daya yang relatif terbatas. Seringkali terlihat ada berbagai komponen bahkan orang
perlu menunggu untuk dapat memperoleh fasilitas layanan. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa suatu antrian terjadi bila jumlah nasabah yang datang melebihi
tingkat pelayanan yang ada. Jika jumlah nasabah yang perlu dilayani lebih kecil
dibandingkan waktu atau kecepatan pelayanan maka antrian tidak akan terbentuk.
Demikian juga apabila nasabah yang datang atau meninggalkan system adalah
konstan atau pada tingkat yang sama maka tidak akan terbentuk suatu antrian.11
Teori antrian diciptakan pada tahun 1909 oleh ahli matematika dan insinyur
berkebangsaan Denmark yang bernama A.K Erlang, (Render dan Stair, Jr;1997).
Erlang melakukan percobaan dengan mengembangkan model antrian untuk
menentukan jumlah yang optimal dan fasilitas telephone switching yang digunakan
untuk melayani permintaan yang ada. Penggunaan model ini makin meluas tepatnya
sejak akhir perang dunia ke-II.
Ada teori lain dari Turban (1994) yang mendefinisikan antrian sebagai suatu
bentuk dimana customer tidak dapat segera dilayani untuk memperoleh
10Ibid 11 M, Muslich, Metode Kuantitatif , (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi)
Universitas Indonesia, 1993
35
kebutuhannya, melainkan menunggu terlebih dahulu. Pengertian dari teori antrian
tersebut adalah menyangkut formasi barisan yang muncul bila kebutuhan akan suatu
pelayanan melebihi kapasitas yang ada maka akan ada pemborosan biaya cukup besar
yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan dan tidak sebanding dengan perolehan jasa
yang diterima dan sebaliknya apabila pelayanan kurang maka akan terjadi barisan
antrian yang menunggu untuk dilayani yang juga akan menimbulkan biaya
kehilangan customer .
Dalam kehidupan sehari-hari dapat dengan mudah ditemui beberapa hal yang
dapat menimbulkan terjadinya proses antrian, misalnya deretan para customer yang
menunggu untuk dapat membayar barang yang dibeli pada sebuah supermarket
karena terbatasnya fasilitas pelayanan dan tidak dapat memenuhi pelayanan tersebut
secara bersamaan atau dalam loket antrian antrian pembayaran listrik, apabila ingin
meminimumkan panjangnya antrian, maka pihak manajemen perlu menambah
petugas pada front line. Tiap penambahan yang dilakukan akan meningkatkan
pengeluaran, tetapi dalam waktu yang sama waktu tunggu pelanggan juga semakin
berkurang. Untuk itu pihak bank juga telah memiliki pelayanan alternatif yaitu
dengan layanan on line yang memudahkan nasabah untuk tidak repot mengantri
untuk bertransaksi. Tapi sering kita lihat antrian disejumlah bank, apakah yang
menjadi penyebab bagi nasabah untuk tidak menggunakan layanan on line, apakah
karena informasi pemakaian layanan online yang disediakan kurang dimengerti
disebagian kalangan masyarakat, ataukah ini merupakan kebudayaan masyarakat
36
Indonesian tempo dulu dengan membudayakan antri dizaman kemajuan teknologi ini,
ataukah sebagian masyarakat kita yang tidak mengerti dengan kemajuan teknologi
saat ini. Dengan menggunakan layanan online tersebut nasabah dapat lebih mudah
dan pihak bank pun tidak perlu menambah badget untuk menambah pelayanan di
dalam hal ini.
2 Karkteristik Sistem antrian
Sistem antrian memiliki karekteristik seperti penjelasan dibawah ini yaitu:
a. Sistem kedatangan dan pemanggilan populasi
Dalam suatu pemanggilan populasi elemen yang ada dapat terbentuk dalam
fasilitas pelayanan baik dengan beberapa pola tertentu maupun secara acak.
Oleh karena itu perlulah diketahui probabilitas kemungkinannya melalui
waktu yang digunakan diantara kedatangan
b. Besar kecilnya pemanggilan populasi
Karekteristik dari suatu pemanggilan populasi dapat dalam bentuk terbatas
dapat pula tidak terbatas.Dalam kehidupan sehari-hari populasi pemanggilan
dapat berupa orang-orang yang berminat untuk memperpanjang STNK atau
pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) dikantor polisi, beberapa mobil yang
sampai digerbang pintu tol secara bersamaan, para pelanggan yang datang ke
supermarket, puluhan murid yang berderet pada hari pendaftaran disekolah-
sekolah atau universitas. Dari contoh diatas secara matematis bentuk populasi
tersebut disebut populasi terbatas walaupun dalam jumlah yang cukup besar.
37
Namun sesungguhnya dalam teknik kuantitatif adalah jauh lebih mudah untuk
melakukan analisis terhadap populasi yang terbatas dibanding yang tidak
terbatas. Pada dasarnya perbedaan antara pemanggilan populasi terjadi disaat
probabilitas kedatangan mengalami perubahan secara cukup drastis disaat
anggota populasi sedang menerima pelayanan.
c. Tingkah laku dan pemanggilan populasi
Dalam memasuki sebuah deretan, pemanggilan populasi dan subyeknya
memiliki perbedaan dalam tingkah laku. Sebuah contoh dapat menjelaskan
hal tersebut yaitu sebuah mobil yang mengalami kekurangan bahan bakar
tentu memasuki sebuah SPBU terdekat walaupun pada saat itu kondisi SPBU
tersebut dalam keadaan sangat ramai dan walaupun dengan sangat terpaksa
pemilik mobil tersebut mau tidak mau perlu bersedia menunggu dalam
deretan antrian yang ada selama beberapa waktu untuk memdapatkan bahan
bakar yang sangat dibutuhkannya. Terlepas dari setuju atau tidak, banyak
model antrian mengasumsikan bahwa subyek pemanggilan cenderung sabar
dan bersedia menunggu.
Dalam antrian dijumpai tiga istilah yang biasa digunakan untuk
menggambarkan tingkah laku pemanggilan populasi yaitu:
1) Berikut ini digambarkan suatu bentuk system antrian yang paling
sederhana Menolak, Pada saat itu juga secara serta merta tidak mau ikut
bergabung.
38
2) Tidak mengikuti, bila seseorang yang pada awalnya bergabung dalam
suatu antrian namun kemudian lebih memilih untuk pergi
meninggalkannya.
3) Merebut, menunjukkan kondisi dalam suatu situasi antrian berganda, bila
seseorang lalu bergerak kembali dan menyerobot ke depan.
Gambar 2.1
3 Struktur Antrian
Dalam bahasan struktur antrian terdapat 3 (tiga) focus utama yang perlu
diperhatikan antara lain:
a. Konfigurasi/ tatanan fisik system antrian
Model antrian akan berguna bila dipenuhinya kondisi-kondisi sebagai berikut:
1) Jumlah kedatangan tiap unit waktu digambarkan dengan distribusi poisson.
2) Waktu pelayanan digambarkan dengan distribusi eksponensial.
39
3) Disiplin antrian pertama datang pertama dilayani.
4) Pemanggilan populasi tidak terbatas.
5) Hanya ada satu saluran.
6) Tingkat rata-rata kedatangan lebih kecil dari pada rata-rata tingkat
pelayanan.
7) Ruang tunggu yang tersedia untuk pelanggan dalam antrian tidak terbatas.
Dibawah ini digambarkan suatu system antrian yang berdasarkan pada saluran dan
sumber pelayanan
1. Single channel – Single Phase Syste
Gambar 2.2
konfigurasi Single Channel – Single Phase System
40
2. Single Channel – multy Phase System
Gambar 2.3
konfigurasi Single Channel – Multy Phase System
3. Multy Channel – Single Phase System
Gambar 2.4
Konfigurasi Multy Channel – Single Phase System
41
4. Multy Channel – multy Phase system
Gambar 2.5
konfigurasi multy Channel – Multy Phase System
Model antrian tunggal akan dapat memberi solusi dalam menyelesaikan
masalah antrian, apabila memiliki karekteristik sebagai berikut :
a. Nasabah yang masuk atau menunggu dalam antrian tunggal tersebut
jumlah tidak dibatasi.
b. Proses kedatangan menggunakan distribusi poisson.
c. Populasi jumlah nasabah tidak terbatas.
d. Disiplin antrian adalah yang pertama datang dilayani pertama kali.
Sedangkan model antian jamak dapat terjadi bila jumlah antrian tidak hanya
terbatas pada satu pelayanan, namun dapat menunggu pada 2 (dua) atau lebih
42
pelayanan diamana model ini dapat dipakai sebagai solusi untuk menyelesaikan
permasalahan antrian yang memiliki karekteristik sebagai berikut:
1) Bila nasabah menunggu dalam antrian tunggal jumlah yang masuk atau
menunggu dalam antrian tersebut jumlahnya tidak dibatasi.
2) Proses kedatangan menggunakan distribusi probabilitas poisson.
3) Populasi jumlah nasabah tidak terbatas.
4) Disiplin antrian adalah yang pertama datang dilayani pertama kali.
5) Bila terdapat beberapa pelayanan, nasabah berikutnya dalam antrian akan
memperoleh pelayanan segera setelah pelayanan tidak diperlukan.
6) Seluruh pelayanan mempunyai tingkat kemampuan pelayanan yang sama
dan proses pelayanan menggunakan distribusi eksponensial.
b. Disiplin Antrian
Apabila hal ini dikaitkan dengan subyek pada pemanggilan populasi yang
menerima pelayanan, klasifikasi pokoknya ada dua yakni “prioritas” dan dia
yang pertama datang dialah yang pertama kali akan dilayani. Dalam disiplin
prioritas terdapat dua sub klasifikasi yakni yang didahulukan dan yang tidak
didahulukan.Disiplin yang didahulukan memungkinkan seseorang dilayani
terlebih dahulu meskipun berada dibelakang antrian. Contohnya ; apabila
seorang pimpinan sebuah perusahaan bergegas masuk untuk kedalam back
office perusahaannya, tempat dimana kepala bagian berada dan meminta
untuk dapat diberikan pelayanan terlebih dahulu agar pimpinan tersebut tidak
43
sampai terlambat mengikuti pertemuan yang telah dijadwalkan, maka dalam
kasus ini berarti pimpinan tersebut memanfaatkan disiplin prioritas yang
didahulukan, sedangkan disiplin prioritas yang tidak didahulukan mengatur
sedemikian rupa sehingga yang memiliki prioritas tertinggilah yang akan
mendapatkan fasilitas pelayanan terbuka yang pertama tanpa terjebak dalam
antrian). “Disiplin antrian pertama datang pertama dilayani” tidak
menentukan dan memperdulikan prioritas yang ada, namun langsung
melayani individu yang ada dalam antrian pertama dan sekaligus merupakan
yang pertama kali datang. Kombinasi dari disiplin antrian ini sangat sering
terjadi.
c. Distribusi probabilitas yang sesuai atas waktu pelayanan
Waktu pelayanan dapat tetap konstan yaitu setiap pelanggan yang berada
dalam antrian membutuhkan waktu yang sama untuk dilayani, namun dapat
pula dilakuakn secara acak.Apabila waktu pelayanan didistribusikan secara
acak, maka perlu didapatkan distribusi probabilitas yang paling sesuai untuk
menggambarkan prilakunya. Contohnya, bila waktu pelayanan acak, maka
analisisnya menggunakan distribusi probabilitas eksponensial. 12
12 Render, Berry, and Ralp M. Stair, JR “Quantitative Analysis for Managemen”: Printice
Hall Inc,1997
44
C. Pelayanan Online Dalam Perbankan
Di zaman perkembangan teknologi ini kemajuan dalam pelayanan perbankan
juga sangat berkembangan pesat, tanpa perlu untuk kekantor cabangnya, kita dapat
bertransaksi, seperti menarik uang tunai dapat menggunakan ATM (Authometic
Teller Machine), kita ingin mentransfer uang dapat dengan mudah yaitu dapat melalui
ATM juga dan melalui SMS Banking. Dengan kemodernan dalam pelayanan inilah
dapat memudahkan nasabah untuk tidak perlu bersusah payah mendatangi kantor
cabang dan mengantri berjam-jam yang menguras waktu yang cukup lama, cukup
dengan handphone ataupun mesin-mesin ATm yang tersebar luas dab dapat juga
melalui internet Banking pada computer nasabah bisa melakukan transaksi
dimanapun berada.
Dibawah ini diuraikan pelayanan online yang dapat dinikmati oleh nasabah,
diantaranya adalah:
a. Kartu ATM (Authometic Teller Machine) yaitu fasilitas layanan nasabah
untuk melakukan transaksi perbankan dengan perangkat mesin ATM yang
dimiliki atau ditunjuk oleh suatu bank . Sarana memudahkan nasabah untuk
melakukan cek informasi saldo, penarikan tunai, pemindahan bukuan
direkening suatu bank, fund transfer di bank jaringan, layanan pembayaran
ZIS, dan membayar tagihan (listrik, pam, telpon, handphone,dan kartu kredit
dan pembelian voucher seluler).
45
b. SMS Banking yaitu fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan
transaksi perbankan dengan berbasis teknologi selluler. Melalui SMS
Banking ini nasabah mendapat pelayanan informasi saldo, pembayaran
tagihan, (telepon,seluler, kartu kredit), pembayaran ZIS, dll. Untuk
menggunakan SMS Banking anda, ketik HELP dan kirim ke Bank yang
dimaksud.
c. Internet Banking yaitu, fasiliats layanan kepada nasabah untuk melakukan
transaksi perbankan melalui internet. Melalui fasilitas ini nasabah dapat
pelayanan pembayaran tagihan (telepon, seluler, dan kartu kredit), transfer
antar rekening, pembelian voucher, dan layanan informasi saldo.
d. Phone Banking yaitu fasilitas kepada nasabah untuk melakukan transaksi
perbankan dengan perangkat telepon, melalui fasilitas ini nasabah mendapat
pelayanan informasi bagi hasil pada bank syariah dan suku bunga pada bank
konvensional, informasi saldo, transfer antar rekening dan lain-lain.
Degan berbagai layanan online yang memudahkan segala jenis transaksi bagi
nasabah, seharusnya menjadi kemudahan yang merupakan menjadi daya jual yang
tinggi dalam kualitas pelayanan dalam suatu pelayanan perbankan. Tetapi setelah
banyaknya layanan bank secara online ini tidak mengurangi keantrian dalam salah
satu cabang sebuah bank, ini merupakan fenomena yang harus kita cari jawabannya
dimaraknya layanan online dihampir semua perusahaan jasa seperti bank maupun
konvensional dan syariah.
47
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK BUKOPIN SYARIAH
A. SejarahSingkat Bank Bukopin Syariah
Bank Bukopin syariah di awali dengan dibentuknya tim syariah Bank
Bukopin pada tahun 2001. Bank Bukopin Syariah diberikan setelah di
keluarkannya Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998, dimana dalam
undang-undang tersebut dimungkinkan bagi bank konvensional untuk
membentuk Unit-Unit usaha Syariah. Unit Usaha Syariah yang didirikan oleh
bank Bukopin berkedudukan dikantor pusat Bank Bukopin. Agar dalam
operasional Bank Bukopin syariah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah maka
Bank Bukopin Syariah mempunyai Dewan Pengawas Syariah yang terdiri dari ;
Ketua : Bpk. K.H. Dr. Didin Hafidhudin
Anggota : Bpk. K.H. Prof. Dr. Ali Mustafa Ya’qub, MA.
Bpk. Ikhwan Abidin, MA, MSC.
Kehadiran cabang syariah memberikan alternative produk dan layanan
perbankan syariah yang telah diterima oleh masyarakat secara bergairah. Guna
memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat Indonesia akan layanan perbankan
yang sesuai dengan prinsip syariah, pada bulan Desember 2001 Bank Bukopin
membuka cabang syariah yang pertama yaitu dijalan melawai Raya, Jakarta.
Potensi perbankan syariah ini sangat baik dan masyarakat menerimanya dengan
48
bergairah. Produk-produk yang ditawarkan dapat dengan cepat diterima
masyarakat sehingga laba tahun berjalan dapat dicapai lebih cepat dari rencana.
Berbekal dari pengalaman ini, pada akhir 2002 telah dibuka cabang
syariah kedua dikota Bukit tinggi, Sumatera Barat dan berikutnya pada tahun
2003 telah dibuka dikota Bandung dan kota Surabaya. Dari dua cabang syariah
yang telah beroperasi, Bank Bukopin dapat merealisasikan penghimpunan sumber
dana sebesar Rp 43,45 miliar dan pembiayaan sebesar Rp 52,33 miliar. Dengan
seiring perkembangan jaringan keseluruh Indonesia, sampai dengan tahun 2006
telah memiliki 5 cabang Syariah serta 2 cabang pembantu. Dalam tahun 2006
Bank Bukopin telah membuka Kantor Cabang Syariah di Medan, yang diikuti
dengan pembukaan layanan (office channeling) Syariah di 7 kantor di wilayah
Jabotabek yang relevan dengan profil nasabah dan segmentasi usahanya. Kinerja
keuangan Divisi Syariah menunjukkan kemajuan yang positif. Kegiatan
penghimpunan dana secara konsolidasi meningkat menjadi Rp338,13 miliar atau
naik 68,51% dari Rp200.66 miliar ditahun 2005, sedangkan kegiatan pembiayaan
mengalami pertumbuhan sekitar 19,26% dari Rp304,48 miliar pada tahun
sebelumnya menjadi Rp363,11 miliar ditahun 2006.
Produk-produk Perbankan Syariah yang ditawarkan bank Bukopin
Syariah antara lain produk simpanan seperti Tabungan Siaga Wadiah, Tabungan
Haji, Giro wadiah dan mudharabah. Sedangkan produk pembiayaan yang
49
ditawarkan antara lain adalah pembiayaan Murabahah (berdasarkan prinsip jual
beli) serta Ijarah (berdasarkan prinsip sewa).
Selain produk simpanan dan pembiayaan tersebut, Bank Bukopin juga
menawarkan layanan perbankan lainnya seperti transfer, kliring, inkaso, bank
garansi, letter of credit, penerimaan dan penyaluran zakat, infaq dan shadaqah,
pembayaran gaji melalui tabungan Siaga Wadiah dan sebagainya.
Sebagaimana produk dan layanan Bank Bukopin lainnya, produk dan
layanan perbankan syariah tersebut juga didukung oleh infrastruktur teknologi
untuk memberikan kemudahan kepada nasabah. Nasabah Bank Bukopin Syariah
tidak hanya memanfaatkan jaringan Bank Bukopin Konvensional yang tersebar
diseluruh Indonesia. Demikian juga sebaliknya, nasabah Bank Bukopin
konvensional dapat memanfaatkan jaringan layanan Bank Bukopin syariah.
Visi dan Misi Bank Bukopin Syariah
1. Visi
Menjadi bank syariah terpercaya, unggul, dalam pelayanan, berdasarkan
prinsip syariah Islam.
2. Misi
Berperan dalam pengembangan ekonomi umat, memberikan kontribusi bagi
pertumbuhan dan perkembangan bank Bukopin serta meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
50
B. produk dan Jasa Bank Bukopin Syariah
1. produk Penghimpun Dana-Funding Products
a. Tabungan SiAga Wadiah adalah jenis simpanan pada Bank Bukopin Cabang
Syariah bagi perorangqan dalam mata uang rupiah dan penarikannya dapat
dilakukan dengan cara tertentu. Tabungan siAga Wadiah merupakan
simpanan yang berprinsip titipan Wadiah Yad Dhamanah) yang dapat
digunakan oleh bank dengan seizin penabung diamna bank menjamin akan
mengembalikan titipan secara utuh (sebesar pokok yang dititipkan).
b. Deposito Investasi Mudharabah adalah jenis simpanan pada Bank Bukopin
syariah dalam mata uang rupiah yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada saat jatuh tempo deposito (sesuai jangka waktunya). Deposito ini
menggunakan prinsip mudharabah yakni suatu perkongsian antara dua
pihak dimana pihak pertama selaku pemilik dana (shahibul maal)
menyediakan dana, dan pihak kedua selaku pengelola dana (mudharib)
bertanggung jawab atas pengelolaan dana. Untuk itu pihak bank/mudharib
akan memberitahukan kepada pihak deposan/shohibul maal mengenai
nisbah/ratio dan tata cara pemberian keuntungan dan/ atau perhitungan
pembagian keuntungan serta resiko yang dapat timbul dari penyimpanan
dana. Apabila telah terjadi kesepakatan maka akan dituangkan dalam akad.
c. Giro wadiah adalah simpanan dana yang dapat diambil sewaktu-waktu
dengan menggunakan cek, bilyet giro atau peminda bukuan lainnya. Dana
51
tersebut merupakan titipan wadiah yad dhomanah pada Bank Bukopin
Syariah yang keamanannya terjamin dan pihak bank dengan seizin penitip
dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan usaha produktif
yang halal dan menguntungkan
d. Tabungan siAga Haji adalah jenis simpanan pada Bank Bukopin Syariah
yang diperuntukan bagi perorangan yang akan menunaikan ibadah haji.
2. Produk Pembiayaan Dana
a. Pembiayaan Murabahah
1) Murabahah investasi adalah fasilitas yang diberikan guna membiayai
pengadaan harta tetap untuk menunjang kelancaran usaha yang
pengembaliannya dapat di lakukan secara bertahap (diangsur). Murabahah
investasi ini di pergunakan untuk membeli barang modal atau barang-
barang tahan lama seperti tanah, membangun pabrik, mesin, dan
sebagainya. Namun demikian, sering pembiayaan murabahah investasi ini
disebut sebagai pembiayaan bantuan proyek.
2) Murabahah Modal Kerja adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan
kepada nasabah yang digunakan membiayai kebutuhan modal kerja yang
pengembaliannya dapat dilakukan dengan cara angsur/instalement atau
commited sesuai cas flow. Murabahah modal kerja merupakan
pembiayaan yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi
dalam operasionalnya, sebagai contoh diberikan untuk pembelian bahan
52
baku membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan
dengan proses produksi perusahaan.
3) Murabahah Konsumsi adalah fasilitas pembiayaan konsumen yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan calon debitur untuk memeliki
barang yang dapat untuk dikonsumsi.
4) Murabahah pemilikan Mobil adalah pembiayaan yang diberikan oleh
Bank Bukopin Syariah kepada nasabah, untuk membantu nasabah
memiliki mobil yang digunakan untuk pribadi. Dalam murabahah penjual
harus memberitahukan harga produk yang di beli dan menentukan suatu
tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Murabahah dapat dilakukan
untuk pembelian secara pemesanan dalam hal ini calon pembeli atau
pemesan dapat memesan kepada bank untuk membelikan suatu barang
tertentu yang diinginkan.
a. Murabahah Pemilikan Rumah adalah fasilitas pembiayaan
konsumen yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan calon debitur
untuk memiliki rumah baik rumah baru maupun rumah lama dan
membangun/merenovasi/ memperluas rumah yang dimiliki.
b. Pembiayaan Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik
dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu
usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan, berdasarkan nisbah
yang di tentukan, dengan pembagian keuntungan berdasarkan
53
nisbah yang telah disepakati, sedangkan kerugian ditanggung semua
pemilik dana/modal berdasarkan dana/modal masing-masing.
c. Pembiayaan Mudharabah adalah kerja sama antar bank dengan
mudharib (nasabah) yang mempunyai keahlian atau keterampilan
untuk mengelola usaha.Dalam hal ini pemilik modal/shahibul maal
menyerahkan modalnya kepada nasabah (mudharib) untuk
dikelolah.
d. Konsep sewa Ijarah-Leasing Concept
1) Pembiayaan Sewa (Ijarah) adalah akad pemindahan hak guna atau
manfaat atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang.
2) Sewa-Beli (Ijarah Muntahia Bittamlik) adalah akad sewa menyewa
suatu barang antar bank dengan nasabah di beri kesempatan untuk
membeli objek sewa pada akhir akad.
e. Dana Talangan Haji adalah fasilitas pinjaman yang diberikan Bank
Bukopin Syariah kepada penabung SiAga haji yang sudah mencapai
nilai tabungan dalam jumlah tertentu dan memenuhi persyaratan
lainnya untuk mendpatkan kepastian pemberangkatan ibadah haji.
f. Pembiayaan Qord Pinjaman dana tanpa imbalan dengan kewajiban
pihak peminjam mengembalikan pokok pinjamam secara sekaligus
atau cicilan dalam jangka waktu tertentu sesuai akad.
54
g. bank Garansi adalah jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan
oleh bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak
yang menerima jaminan apabila hak yang dijamin cidera janji
(wanprestasi).
3. Produk Jasa-Service Product
a. Transfer adalah produk jasa yang disediakan bank untuk memindahkan
sejumlah dana atas perintah sipemberi amanat pada Kantor Cabang Bank
Bukopin Syariah kepada penerima transfer pada Kantor Cabang Bank
Bukopin lainnya, bank lain atau perpindahan dana dari bank lain untuk
nasabah Bank Bukopin sebagai penerima.
b. Kliring adalah suatu jasa yang disediakan untuk menjembatani tukar
menukar surat-surat berharga yang diterbitkan perbankan antara bank-bank
yang menjadi anggota kliring di tentukan oleh Bank Indonesia.
Penyelenggara kliring dalam perbankan menurut syariah islam adalah
wakalah al muqayyadah dimana nasabah memberikan kuasa terbatas
kepada bank untuk mewakili nasabah melakukan pekerjaan atau urusan
tertentu (mengeliringkan warkat nasabah)
c. Inkasso adalah suatu cara penagihan dengan cara mengirimkan dokumen
kepada bank dengan maksud mendapatkan pembayaran atau ekseptasi atau
berdasarkan syarat-syarat lainnya. Penyelenggaraan inkaso dalam
perbankan menurut syariah islam adalah Wakalah al-Muqayyadah dimana
55
nasabah memberikan kuasa terbatas kepada bank untuk mewakili nasabah
melakukan pekerjaan atau urusan tertentu (melakukan transfer sesuai
permohonan nasabah). Atas pemberian jasa penagihan tersebut bank
mendapat imbalan berupa upah (ujrah) dari nasabah.
d. Safe Deposit adalah fasilitas bank untuk menyimpan barang-barang
berharga dan dokumen pribadi rahasia dengan sisitem keamanan
berteknologi modern, terhindar dari resiko kebakaran, kebanjiran.
Kerampokan, dsb.
e. Cash management merupakan layanan pengelolahan keuangan perusahaan
untuk tujuan optimalisasi dana baik penerimaan dana (collection),
pembayaran/pengeluaran dana (distribution) perusahaan, pemusatan
keuangan perusahaan (concentration) serta lebih jauh lagi untuk menjaga
likuiditas dana perusahaan (likuidity management). Aplikasi perbankan
elektronik dari Bank Bukopin yang memudahkan nasabah dalam
melakukan akses Inquiry Saldo & Akses Transaksional (untuk mengelola
keuangan perusahaan) secara Real Time On-Line melalui computer dari
lokasi usahanya masing-masing.
f. Pembayaran rekeninglistrik.air,telepon, telepon seluler dan kartu kredit
adalah suatu jasa yang disediakan untuk memudahkan masyarakat dalam
membayar tagihan listrik,air telepon, telepon seluler dan kartu kredit.
56
g. Pembelian Pulsa seluler yang merupakan layanan kepada masyarakat dalam
bertransaksi pembelian pulsa telepon seluler
h. Tabungan Rencana Bukopin Syariah, merupakan jenis tabungan berjangka
dengan potensi bagi hasil yang kompetitif guna memenuhi kebutuhan
dimasa yang akan dating, sekaligus memberikan manfaat proteksi asuransi
jiwa geratis.
4. Jasa layanan
a. Karu ATM SiAga Syariah yaitu Fasilitas layanan nasabah untuk melakukan
transaksi perbankan dengan perangkat mesin ATM (Autometed Teller
Machine) yang dimiliki atau ditunjuk oleh bank Bukopin. Sarana ini
memudahkan nasabah untuk melakukan cek informasi saldo, penarikan
tunai, pemindahan bukuan di rekening Bank Bukopin, fund transfer di Bank
jaringan ALTO, ATM Bersama dan ATM BCA/prima, layanan pembayaran
ZIS, dan membayar tagihan (listrik,pam, telepon, handphone, dan kartu
kredit dan pembelian voucher seluler).
b. Kartu SiAga Visa Elektron Syariah yaitu jasa yang diberikan kepada
nasabah untuk melakukan transaksi belanja dan transaksi lainnya di
merchant atau ATM yang berlogo VISA Elektron. Fasilitas ini
memudahkan nasabah untuk mengetahui informasi saldo, penarikan tunai,
pemindah bukuan direkening Bank Bukopin, pembayaran segala
tagihan,dapat digunakan untuk bertransaksi dimesin ATM Bukopin dan
57
jaringan yang berlogo ALTO, ATM Bersama, BCA/Prima, VISA/Plus dan
atau VISA Elektron dan lain-lain.
c. SMS Banking yaitu fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan
transaksi perbankan dengan berbasis teknologi selluler. Melalui SMS
Banking ini nasabah mendapat pelayanan informasi saldo, pembayaran
tagihan, (telepon,seluler, kartu kredit), pembayaran ZIS, dll. Untuk
menggunakan SMS Banking anda, ketik HELP dan kirim ke Bank yang
dimaksud.
d. Internet Banking yaitu, fasilitas layanan kepada nasabah untuk melakukan
transaksi perbankan melalui internet. Melalui fasilitas ini nasabah dapat
pelayanan pembayaran tagihan (telepon, seluler, dan kartu kredit), transfer
antar rekening, pembelian voucher, dan layanan informasi saldo. Untuk
penggunaaninternet banking dapat melakukan login ke www.bukopin.co.id.
e. Phone Banking yaitu fasilitas kepada nasabah untuk melakukan transaksi
perbankan dengan perangkat telepon. Dalam melakukan transaksi melalui
Halo Bukopin 14005 diperlukan 2 (dua) buah PIN.
58
D. Mekanisme Pengelolahan Dana Bank Bukopin Syariah
pembiayaan dan yang lainnya. Mekanisme pengelolahan dana pada bank
bukopin syariah adalah sebagai berikut :
a. Dana wadiah yang terkumpul tidak akan disalurkan kemana pun,
contoh ke pembiayaan atau kredit rumah murabahah dan yang lainnya,
melainkan murni dan wadiah adalah dana titipan nasabah kepada Bank
Bukopin syariah yang bisa diambil kapan pun.
b. Dana yang terkumpul melalui deposito akan disalurkan kepada
pembiayaan dan yang lainnya.
Bank Bukopin Syariah tidak memakai tabungan dalam bentuk
mudharabah tetapi dengan akad wadi’ah yaitu hanya titipan nasabah dalam
bentuk tabungan tanpa adanya bagi hasil, hanya nasabah akan mendapatkan
bonus setiap bulan apabila jumlah tabungan nasabah meningkat setiap bulan, oleh
karena itu dana wadiah tidak digunakan untuk apapun dan murni hanya sebagai
wadi’ah atau titipan nasabah kepada pihak bank yang kapan pun bisa diambil
tunai.
Sedangkan deposito jangka panjang seperti deposito giro wadi’ah yang
bisa dimanfaatkan dan dikelolah pihak bank dengan seizin pemilik depositos,
maka dana ini yang dapat dialihkan kepada pembiayaan musyarakah, pembiayaan
mudharabah, dana talangan haji, pembiayaan qard pinjaman, murabahah pemilik
mobil,murabahah pemilik rumah, murabahah konsumsi.
60
Sistem single channel sering digunakan apabila nasabah tidak dalam antrian
yang panjang, sehingga nasabah tidak terlalu rumit dalam mengantri dan
langsung mendapatkan pelayanan untuk bertransaksi.
2. Menggunakan system antrian Single Channel – multy Phase System, system
antrian ini biasanya digunakan pada awal bulan yaitu dari tanggal 1-15,
system antrian ini memang digunakan karena nasabah yang datang terlalu
banyak sehingga dapat membuat nasabah mengantri lebih panjang, untuk
mengatasi antrian yang panjang maka digunakan system ini. Layanan Single
Channel – multy Phase System ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.2
Single Channel – multy Phase System
61
Antrian ini akan mendapatkan dua pelayanan dan dua antrian, yaitu:
Pelayanan I : Nasabah mengantri untuk mendapatkan nomor kedatangan
yaitu dengan mendapatkan pelayanan dari security bank Bukopin.
Pelayanan II : Nasabah mengantri sesuai dengan nomor urut kedatangan
sebelum mendapatkan pelayanan di teller dan custumer service
Sistem antrian yang ditetapkan oleh front line pada bank Bukopin syariah sesuai
dengan situasi dan kondisi jumlah antrian, sehingga nasabah tidak terlalu panjang
dan lama dalam mengantri.
B. Alasan Nasabah Tidak Menggunakan Layanan On line
Setelah melihat data dari hasil angket nasabah maka kita dapat melihat
hasil presentase sebagai berikut:
Tabel 4.1
Alasan Nasabah Tidak Menggunakan Layanan On line
No Jumlah Presentase
1. Karena kurang memahami untuk bertransaksi
secara on line
16 53,3%
2. Karena tidak tahu adanya layanan on line
untuk melakukan transaksi
5 16,7%
3. Karena tidak mendapatkan slip / bukti
transaksi secara langsung
3 10%
4. Karena antrian pada Bank Bukopin tidak 6 20%
62
rumit dan panjang sehingga tidak
memerlukan waktu yang lama
JUMLAH 30 100%
Dari tabel di atas memprediksikan yang menjadi penyebab nasabah tidak
menggunakan layanan on line, presentase terbesar yaitu dengan alasan kurang
memahami cara bertransaksi secara on line sebanyak 16 orang presentasenya
mencapai 53,3% dari nasabah yang menjadi responden,yang kedua yaitu
dengan
presentase 20% yaitu 6 orang responden yang memilih alasan karena antrian
pada bank bukopin tidak rumit dan panjang sehingga nasabah tidak
memerlukan waktu yang lama dalam bertransaksi secara langsung. Dan ke tiga
dengan presentase 16,7% sebanyak 5 orang responden dengan alasan karena
tidak tahu adanya layanan on line, yang terakhir dengan presentase 10%
sebanyak 3 orang responden dengan alasan karena tidak mendapatkan slip/
bukti secara langsung.
Dari presentase ini kita dapat mengetahui apa yang menjadi penyebab
dominan nasabah tidak memilih dan menggunakan layanan secara on line yaitu
kurang memahami bagaimana cara untuk bertransaksi secara on line.
63
Alasan nasabah bertransaksi langsung ke Bank Bukopin adaalh sebagai berikut:
Tabel 4.2
Alasan nasabah bertransaksi langsung ke Bank Bukopin
NO JUMLAH PRESENTASE
1 Karena lokasi bank dekat dari rumah/
kantor.
11 36,7%
2 Karena mendapatkan langsung
bukti/slip setiap melakukan transaksi
10 33,3%
3
Karena merasa nyaman dan lebih
percaya percaya untuk langsung
bertransaksi di bank.
9 30%
4 Karena tidak mengetahui adanya
layanan on line pada Bank Bukopin
syariah
_ _
JUMLAH 30 100%
Nasabah Bank Bukopin yang menjadi responden yang menjawab karena lokasi
bank dekat dengan kantor yang terbanyak yaitu 11 orang dengan presentase
36,7%, yang kedua nasabah yang menjawab karena mendapatkan langsung slip/
bukti setiap melakukan transaksi sebanyak 10 orang dengan presentase 33,3%,
yang terendah adalah yang menjawab karena merasa nyaman dan lebih percaya
64
untuk langsung bertransaksi di bank yaitu sebanyak 9 orang dengan presentase
30%.
Dari presentase diatas, alasan nasabah untuk bertransaksi langsung ke Bank
Bukopin Syariah cabang Melawai karena lokasi Bank dekat dengan kantor/
rumah nasbah yang menjadi responden, dari ini dapat disimpulkan selain
nasabah kurang memahami cara bertransaksi secara on line, juga dikarenakan
lokasi bank dekat dengan kantor/rumah.
C. Analisa Pelayanan nasabah dengan system antrian dan pengaruhnya
terhadap layanan on line
1. Profile Responden
a. Jenis kelamin Responden
Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden
NO JUMLAH PRESENTASE
1. Pria 14 46,7%
2. Wanita 16 53,3%
JUMLAH 30 100%
65
Persentase terbesar nasabah Bank Bukopin Syariah Cabang Melawai yang jadi
responden adalah mereka yang berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 16
orang atau 53,3%, sedangkan 14 orang atau 46,7% berjenis kelamin pria.
b. Usia Responden
Tabel 4.4
Usia Responden
NO
JUMLAH PERSENTASE
1 15 – 20 tahun
1 3,3%
2 21 – 25 tahun
4 13,3%
3 26 – 30 tahun 4 13,3%
4 31 – 35 tahun
6 20%
5 36-40 tahun keatas 15 50%
JUMLAH 30 100%
Presentase terbesar nasabah Bank Bukopin syariah cabang melawai adalah
nasabah yang berumur 36-40 tahun keatas yaitu sebanyak 15 nasabah dengan
presentase 50% , yang terbanyak kedua nasabah yang berumur 31-35 tahun
sebanyak 6 orang dengan presentase 20%, lalu yang ketiga usia 21-25 sama
dengan nasabah yang berusia 26-30 tahun sebanyak 4 orang dengan presentase
13,3%, nasabah yang berusia 15-20 tahun yang terendah yaitu 1 orang dengan
presentase 3,3%.
66
c. Pendidikan Responden
Tabel 4.5
Pendidikan Responden
NO
JUMLAH PERSENTASE
1 SMU Sederajat
17 56,7%
2 D3
3 10%
3 S1
9 30%
4 S2 1 3,3%
JUMLAH 30 100%
Nasabah Bank Bukopin Syariah menjadi responden terbanyak adalah nasabah
yang berpendidikan akhir SMU sederajat yaitu 17 orang dengan presentase
56,7% dan yang terbanyak kedua yaitu nasabah dengan pendidikan S1 jumlah 9
orang dengan presentase 30%, ketiga yaitu nasabah yang berpendidikan D3
sebanyak 3 orang dengan presentase 10%, dan terakhir nasabah yang
pendidikan S2 sebanyak 1 orang dengan presentase 3.3%.
67
d. Pekerjaan Utama Responden
Tabel 4.6
Pekerjaan Utama Responden
No JUMLAH PRESENTASE
1 Pelajar/ Mahasiswa 1 3,3%
2 Pegawai negeri/ TNI 6 20%
3 Wirausaha 1 3,3%
4 Pegawai Swasta 13 43,4%
5 Ibu Rumah Tangga 3 10%
6 Wiraswasta 5 16.7%
7 Guru/ Dosen 1 3,3%
JUMLAH 30 100%
Pekerjaan utama nasabah Bank Bukopin yang menjadi responden, terbesar
adalah pegawai swasta sebanyak 13 orang dengan presentase 43,3%, dan
terbanyak kedua adalah pegawai negeri yaitu sebanyak 6 orang dengan
presentase 20%, yang ketiga adalah wiraswasta sebanyak 5 orang dengan
presentase 16,7%, setelahnya adalah nasabah yang memiliki pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga sebanyak 3 orang dengan presentase 10%, dan yang terendah
adalah nasabah yang berprofesi sebagai pelajar/ mahasiswa, wirausaha dan
68
guru/ dosen yaitu setiap masing- masing profesi hanya 1 orang dengan
presentase 3.3%.
e. Agama Responden
Tabel 4.7
Agama Responden
NO JUMLAH PRESENTASE
1 Islam 29 96,7%
2 Kristen Protestan 1 3.3%
JUMLAH 30 100%
Nasabah Bank Bukopin Syariah cabang melawai yang menjadi responden
mayoritas menganut agama Islam yaitu sebanyak 29 orang dengan presentase
96,7%, dan nasbah yang non muslim yaitu beragama Kristen protestan hanya 1
orang dengan presentase 3,3%.
69
f. Status Responden
Tabel 4.8
Status Responden
NO JUMLAH PRESENTASE
1 Belum menikah 9 30%
2 Sudah Menikah 19 63,3%
3 Pernah menikah 2 6,7%
JUMLAH 30 100%
Nasabah Bank Bukopin Syariah cabang Melawai yang menjadi responden
memiliki status terbesar yaitu sudah menikah sebanyak 19 orang dengan
presentase 63,3%, dan yang belum menikah sebanyak 9 orang dengan
presentase 30%, dan status terendah sudah menikah sebanyak 2 orang dengan
presentase 6,7%.
70
h. Lamanya Responden sebagai nasabah
Tabel 4.9
Lamanya responden sebagai nasabah
NO JUMLAH PRESENTASE
1 Dibawah 1 tahun 9 30%
2 Antara 1 s/d 2 tahun 14 46,7%
3 Lebih dari 2 tahun 6 20%
20 tahun 1 3,3%
JUMLAH 30 100%
Nasabah Bank Bukopin syariah yang menjadi responden, terbanyak adalah
yang sudah menjadi nasabah 1 s/d 2 tahun yaitu sebanyak 14 orang dengan
presentase 46,7%, yang kedua menjadi nasabah dibawah 1 tahun sebanyak 9
orang dengan presentase 30%, yang ke tiga selama lebih dari 2 tahun sebanyak
6 orang dengan presentase 20%, dan inilah nasabah terlama telah bergabung di
Bank Bukopin yaitu selama 20 tahun tapi dengan jumlah paling kecil yaitu
sebanyak 1 orang dengan presentase 3,3%.
71
2. Aspek Pelayanan
a. Alasan Nasabah memilih Bank Bukopin
Tabel 4.10
Alasan nasabah memilih Bank Bukopin
NO JUMLAH PRESENTASE
1 Lokasi Bank dekat dengan rumah/
kantor.
11 36,7%
2 Pelayanannya memuaskan 14 46,7%
3 Aman 4 13,3%
4 (Lainnya) sesuai syariah 1 3,3%
JUMLAH 30 100%
Nasabah Bank Bukopin syariah yang menjadi responden yang mempunyai
alasan memilih Bank Bukopin terbanyak adalah karena pelayanannya
memuaskan yaitu sebanyak 14 orang dengan presentase 46,7%, yang kedua
adalah karena bank dekat dari kantor sebanyak 11 orang dengan presentase
36,7%, yang ketiga karena keamanan yaitu sebanyak 4 orang dengan presentase
13,3% yang terakhir dengan alasan sesuai dengan syariah sebanyak 1 orang
dengan presentase 3,3%.
72
b. Alasan nasabah menabung di Bank Bukopin
Tabel 4.11
Alasan nasabah menabung di Bank Bukopin
NO JUMLAH PRESENTASE
1 Kesesuaiannya dengan syariah 13 43,3%
2 Terhindar dari riba 6 20%
3 Aman 3 10%
4 Lokasi bank dekat dengan kantor 2 6,7%
5 Bagi hasilnya tinggi 2 6,7%
6 Pelayanannya memuaskan 3 10%
7 (Lainnya) Urusan pekerjaan 1 3,3%
JUMLAH 30 100%
Nasabah Bank Bukopin syariah yang menjadi responden mengungkapkan
alasannya menjadi nasabah yang terbanyak memilih karena kesesuaiannya
dengan syariah yaitu 13 orang dengan presentase 43,3%, yang kedua dengan
alasan terhindar dari riba yaitu sebanyak 6 orang dengan presentase 20%, ketiga
dengan alasan aman dan pelayanannya memuaskan masing- masing sebanyak 3
orang dengan presentase 10%, ke empat dengan alasan lokasi bank dekat
dengan kantor dan bagi hasilnya tinggi nasing-masing sebanyak 2 orang dengan
73
presentase 6,7%, yang terakhir alasan karena pekerjaan sebanyak 1 orang
dengan presentase 3,3%.
c. Pelayanan karyawan
Tabel 4.12
Pelayanan Karyawan
NO JUMLAH PRESENTASE
1 Sangat Baik 10 33,3%
2 Baik 16 53,3%
3 Cukup Baik 4 13,4%
4 Tidak Baik _ _
JUMLAH 30 100%
Nasabah Bank Bukopin yang menjadi responden yang menjawab baik tentang
pelayanan karyawan Bank Bukopin terbanyak yaitu 16 orang dengan presentase
53,3%, yang kedua menjawab sangat baik sebanyak 10 orang dengan presentase
33,3%, dan ketiga menjawab cukup baik 4 orang dengan presentase 13,4%,
danh terakhir 0 yang menjawab tidak baik.
74
d. Informasi layanan on line
Tabel 4.13
Informasi layanan on line
NO JUMLAH PRESENTASE
1 Sangat baik 9 30%
2 Baik 14 46,7%
3 Cukup baik 7 23,3%
4 Tidak baik _ _
JUMLAH 30 100%
Nasabah Bank Bukopin yang menjadi responden menjawab baik tentang
informasi layanan on line sebanyak 14 orang dengan presentase 46,7%, yang
kedua yaitu yang menjawab sangat baik sebanyak 9 orang dengan presentase
30%, yang ketiga yang menjawab cukup baik sebanyak 7 orang dengan
presentase 23,3%, dan yang menjawab tidak baik 0%.
e. Frekuensi kedatangan
Tabel 4.14
Frekuensi Kedatangan
NO JUMLAH PRESENTASE
1 1-2 kali 20 66,7%
2 3-4 kali 8 26,6%
75
3 (Lainnya) 6-9kali 2 6,7%
JUMLAH 30 100%
Nasabah Bank Bukopin syariah yang menjadi responden tentang frekuensi
kedatangan terbanyak, yang menjawab 1-2 kali 20 orang dengan presentase
66,7%, yang kedua yang menjawab 3-4 kali sebanyak 8 orang dengan
presentase 26.6% dan yang menjawab lainnya yaitu 6-9 kali sebanyak 2 orang
dengan presentase 6,7%.
3. Menguji Validitas dan Reabilitas
Pada bagian ini akan menganalisa bagaimana hubungan korelasi antara
pelayanan nasabah dengan system antrian sebagai variable X dan pengaruhnya
terhadap layanan on line sebagi variable Y tapi sebelum menaganalis kita akan
menguji validitas dan reabilitas dari pertanyaan yang diajukan.
Dalam penelitian, keampuhan instrument penelitian (valid dan reliabel)
merupakan hal yang penting dalam pengumpulan data. Karena data yang benar
sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar
tidaknya data tergantung dari benar tidaknya instrument pengumpul data.15
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
15Ridwan dan Sunarto. Pengantar Statistika Untuk Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis (lengkap dengan aplikasi SPSS 14), Cet ke-1. Bandung : Alfabeta, Agustus 2007
76
Sedangkan suatu item kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi mengatakan untuk mengetahui
apakah setiap butir pertanyaan pada tiap-tiap variabel dinilai valid atau tidak
dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel antara nilai skor
item yang diuji dengan jumlah seluruh skor yang dikaji.16 Dari r tabel, dimana
df = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel atau responden. Pada
pelayanan nasabah dengan sistem antrian dan pengaruhnya terhadap layanan
on line (n) = 30, maka besarnya df = 30-2 =28. Dengan alpha = 0.05, maka
didapat nilai r tabel = 0.361. Pengambilan keputusan adalah jika r hitung
positif atau r hitung lebih besar dari r tabel maka butir tersebut valid.
Sebaliknya jika r hitung negatif atau r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir
tersebut tidak valid.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur variabel yang
diukur melalui kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu walaupun berkali-kali diuji.
SPPS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitias dengan uji
statistik Cronbach Alpha. Adapun reliabilitas suatu konstruk variabel
dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari
16 Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995), Edisi Revisi, h. 139
77
0.7 – 0.89, standarisasi reliabilitas ini didasarkan pada kaidah reliabilitas
Guilford.
Tabel 4.15
Kaidah reliabilitas Guilford
Koefisien Kriteria
< 0.2 Tidak Reliabel
0.2 - 0.39 Kurang Reliabel
0.4 – 0.69 Cukup Reliabel
0.7 – 0.89 Reliabel
> 0.9 Sangat Reliabel
Hasil Menguji validitas dan reabilitas
1. Pelayanan Nasabah
Tabel 4.16
Hasil Menguji Validitas dan Reabilitas Pelayanan Nasabah
ITEM r hitung r tabel α = 0,05 ; n = 30
Keputusan
1 0,597 0,361 Valid 2 0,564 0,361 Valid 3 0,681 0,361 Valid 4 0,610 0,610 Valid
78
Tabel 4.17
Reliability Statistics Pelayanan Nasabah
Cronbach's Alpha
Part 1 Value 30.0
N of Items 4(a) Part 2 Value 1,000 N of Items 1(b) Total N of Items 4 Correlation Between Forms
,760
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length ,863
Unequal Length ,863 Guttman Split-Half Coefficient
,863
a The items are: NO.1, NO.2. b The items are: NO.3, NO.3.
Pengujian Reliabilitas kita lihat nilai korelasi Gutman Split-Half
Coefficient = 0,863. maka korelasi berada pada kategori sangat kuat
sehingga dapat dikatakan bahwa angket itu Reliable
2. Sistem Antrian
Tabel 4.18
Hasil Menguji Validitas dan Reabilitas Sistem Antrian
ITEM r hitung r tabel α = 0,05 ; n = 30
Keputusan
1 0,610 0,361 Valid 2 0,645 0,361 Valid 3 0,374 0,361 Valid 4 0,808 0,610 Valid
79
Tabel 4.19
Reliability Statistics system antrian
Cronbach’s Alpha
Part 1 Value 30.0
N of Items 4(a) Part 2 Value 1,000 N of Items 1(b) Total N of Items 4 Correlation Between Forms
,688
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length ,815
Unequal Length ,815 Guttman Split-Half Coefficient
,813
a The items are: NO.1, NO.2. b The items are: NO.3, NO.3.
Pengujian Reliabilitas kita lihat nilai korelasi Gutman Split-Half
Coefficient = 0,813. maka korelasi berada pada kategori sangat kuat
sehingga dapat dikatakan bahwa angket itu Reliable
3. Layanan On line
Tabel 4.20
Hasil Menguji Validitas dan Reabilitas Layanan On line
ITEM r hitung r tabel α = 0,05 ; n = 30
Keputusan
1 0,358 0,361 Tidak Valid 2 0,584 0,361 Valid 3 0,429 0,361 Valid 4 0,561 0,610 Valid
80
Tabel 4.21
Reliability Statistics Layanan On line
Cronbach's Alpha
Part 1 Value 30.0
N of Items 4(a) Part 2 Value 1,000 N of Items 1(b) Total N of Items 4 Correlation Between Forms
,611
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length ,759
Unequal Length ,759 Guttman Split-Half Coefficient
,759
a The items are: NO.1, NO.2. b The items are: NO.3, NO.3. Pengujian Reliabilitas kita lihat nilai korelasi Gutman Split-Half
Coefficient = 0,759. maka korelasi berada pada kategori cukup reliable
sehingga dapat dikatakan bahwa angket itu cukup Reliable, pada
pertanyaan pertama tidak valid, oleh itu tidak digunakan dalam analisis
data.
4. Akses Layanan On line
Tabel 4.22
Hasil Menguji Validitas dan Reabilitas Akses layanan On line
ITEM r hitung r tabel α = 0,05 ; n = 30
Keputusan
1 0,460 0,361 Valid 2 0,273 0,361 Tidak Valid 3 0,366 0,361 Valid 4 0,647 0,610 Valid
81
Tabel 4.23
Reliability Statistics Akses Layanan On line
Cronbach's Alpha
Part 1 Value 30.0
N of Items 4(a) Part 2 Value 1,000 N of Items 1(b) Total N of Items 4 Correlation Between Forms
,378
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length ,549
Unequal Length ,549 Guttman Split-Half Coefficient
,546
a The items are: NO.1, NO.2. b The items are: NO.3, NO.3.
Pengujian Reliabilitas kita lihat nilai korelasi Gutman Split-Half
Coefficient = 0,546. maka korelasi berada pada kategori cukup reliable,
sehingga dapat dikatakan bahwa angket itu Cukup Reliable, dan
pertanyaan ke dua tidak valid maka tidak digunakan dalam analisis.
4. Uji Hipotesa Korelasi Rank Spearman
Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa :
Ha: Ada hubungan yang signifikan antara pelayanan nasabah dengan
sistem antrian terhadap layanan on line
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pelayanan nasabah
dengan sistem antrian terhadap layanan on line.
82
Adapun hasil skor masing- masing responden secara keseluruhan dapat dilihat
pada halaman lampiran. Kemudian akan disajikan daftar tabel rangking rangking rank
spearman dari 2 variabel penelitian ini:
Tabel 4.24
Rangking-rangking Rank Spearman
Nomor
Pelayanan Nasabah Dengan
sisten Antrian (X)
Layanan On line
(Y)
Rangking
X
Rangking
Y
di
di²
1 35 27 15 13 2 4 2 38 24 9,5 17 -7,5 56,25 3 37 30 12 3,5 8,5 72,25 4 35 24 15 17 -2 4 5 35 32 15 1 14 196 6 37 28 12 8,5 3,5 12,25 7 32 30 18 3,5 14,5 210,25 8 33 29 17 5,5 11,5 132,25 9 37 26 12 14 -2 4
10 39 28 8 8,5 -0,5 0,25 11 40 29 7 5,5 2,5 6,25 12 40 29 7 5,5 2,5 6,25 13 40 28 7 8,5 -1,5 2,25 14 40 25 7 15,5 -8,5 72,25 15 40 27 7 13 -6 36 16 40 30 7 3,5 3,5 12,25 17 38 27 9,5 13 -3,5 12,25 18 36 30 13,5 3,5 10 100 19 40 24 7 17 -10 100 20 40 28 7 8,5 -1,5 2,25 21 40 29 7 5,5 2,5 6,25 22 40 27 7 13 -6 36 23 33 27 17 13 4 16 24 40 27 7 13 -6 36 25 33 27 17 13 4 16 26 36 27 13,5 13 0,5 0,25 27 37 28 12 8,5 3,5 12,25
83
28 37 27 12 13 -1 1 29 40 28 7 8,5 -1,5 2,25 30 40 25 7 15,5 -8,5 72,25 JUMLAH 1169,5
Kemudian mencari rs dengan rumus sebagai berikut:
rs = 1 - 6∑bі ² = 1- (6)∑(1169,5) n (n² -1) 30 (30² -1)
rs = 1- 7017 = 1- 0,26 26970 rs = 0,74 Maka dengan hasil diatas kita dapat mengetahui bahwa dengan ά = 5%
dan n= 30 adalah 0,364 (data tabel ) sedangkan pada rs (data hitung) = 0,74 atau bisa
dikatakan: 0,364<0,74.
Dan dari signifikan 1% n=30 adalah 0,478 (data tabel ) lebih kecil dari
0,74 (data hitung) atau bisa dikatakan : 0,478<0,74. Maka apabila rs hitung lebih
besar dari rs tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan
yang signifikan antara pelayanan nasabah dengan system antrian terhadap
layanan nasabah on line pada Bank Bukopin Syariah Melawai
Dengan demikian semakin bagus dan baik pelayanan nasabah dengan
system antrian maka akan berpengaruh terhadap nasabah untuk memilih
layanan on line.
84
D. Hambatan yang Dihadapi Dalam System Antrian
Secara keseluruhan hasil dari wawancara kepada sejumlah nasabah Bank
Bukopin Syariah tentang masalah dan hambatan yang terjadi dalam system
antrian dan pelayanan yang diberikan sudah cukup baik karena sudah terorganisir
dengan baik dari front line office pada Bank Bukopin Syariah, tetapi ada
beberapa hambatan dalam system antrian dan layanan on line diantaranya adalah:
1. Adanya antrian yang panjang pada teller tetapi sebagian dari mereka
bukan nasabah Bank Bukopin melainkan hanya untuk membayar tagihan-
tagihan seperti listrik, telpon, air di Bank Bukopin. Oleh karena itu
nasabah yang yang memiliki rekening Bank Bukopin untuk menabung
atau cek point setiap bulan mengantri lebih panjang dan lama sesuai
dengan nomor kedatangan mereka, padahal merekalah yang seharusnya
mendapatkan pelayanan yang lebih di prioritaskan dari pada meereka
yang bukan nasabah Bank Bukopin Syariah.
2. Pada awal bulan antrian pada CS/ customer Service melebihi dari 10
nasabah yang memerlukan jasa customer service contohnya untuk
membuka rekening baru, membuka deposito,dan pelayanan customer
service yang lainnya. Ini menyebabkan nasabah lama menunggu karena
customer service yang menerima pelayanan hanya terdapat satu custumer
service.
85
3. Dalam layanan on line terbukti presentase terbesar dari alasan nasabah
tidak menggunakan layanan on line dikarenakan nasabah kurang
memahami layanan on line, seharusnya dengan adanya layanan on line
merupakan solusi untuk mengurangi antrian pada Bank Bukopin syariah
cabang melawai, tetapi pada kenyataanya nasabah lebih memilih untuk
mengantri, ini merupakan hambatan dari layanan on line pada Bank
Bukopin Syariah.
Dari hambatan yang ada pada pelayanan nasabah dengan system antrian
dan layanan on line ini maka solusi yang disampaikan oleh Bpk Irwan sebagai
front line office pada bank Bukopin Syariah cabang Melawai adalah:
a. Layanan pada teller dibagi menjadi dua bagian yaitu 2 orang teller yang
melayani nasabah untuk menabung atau cek point, dan dua teller lainnya
memberikan layanan kepada nasabah yang hanya ingin membayar tagihan
listrik, air dan tagihan lainnya, oleh karena itu, sebelum nasabah
bertransaksi pihak security menanyakan apakah keperluan nasabah, dan
security yang mengatur dimana nasabah mengantri, jadi dengan itu
nasabah yang benar-benar sebagai nasabah Bank Bukopin tidak
mengantri dengan panjang dan memerlukan waktu yang lama.17
b. Ketika nasabah yang memerlukan layanan pada customer service
melebihi dari 6 nasabah, maka customer service ditambah lagi dengan
17 Ibid. h. 58
86
satu CS, agar nasabah tidak menunggu lebih lama untuk mendapatkan
layanan dari customer service.
c. Untuk solusi tentang layanan on line agar nasabah dapat mengakses lebih
mudah untuk bertransaksi adalah memperbanyak sosialisasi dan
menginformasikan lebih detail kepada nasabah tentang layanan on line,
baik informasi pada custumer service pada waktu nasabah membuka
rekening maupun media-media yang dapat menginformasikan tentang
mengakses layanan on line.
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. pelayanan nasabah dengan system antrian bukanlah masalah yang kecil
karena bank merupakan perusahaan jasa yang mengutamakan service/
layanan, oleh karena itu masalah apapun yang menyangkut layanan bagi
nasabah harus menjadi perhatian yang diprioritaskan, salah satunya system
antrian yang ditetapkan oleh front line office pada setiap cabang Bank
dimanapun.
2. Sistem antrian yang ditetapkan oleh front line office ada dua system yaitu
pada akhir bulan ketika nasabah tidak dalam antrian yang panjang maka
system antrian yang digunakan yaitu menggunakan teori single channel –
single phase system yaitu dimana nasabah mengantri hanya untuk satu
pelayanan langsung untuk melakukan transaksi. Yang kedua yaitu dengan
system single channel – multy phase system, system ini biasa digunakan pada
awal bulan karena terdapat antrian yang panjang, system ini menggunakan 2
pelayanan yang pertama nasabah mendapatkan layanan pada security untuk
mendapatkan nomor urut kedatangan nasabah yang ada pada urutan 6 terakhir
88
di persilakan untuk duduk terlebih dahulu dan menunggu urutannya sebelum
mendapatkan layanan pada CS/ custumer service ataupun teller.
3. Dari pengisian angket tentang nasabah tidak menggunakan layanan on line
53,3% dari nasabah yang menjadi responden menjawab karena kurang
memahami layanan secara on line, dan alasan nasabah lebih memilih
mengantri ke kantor cabang Bukopin karena lokasi Bank Bukopin syariah
cabang Melawai dekat dari kantor ataupun rumah nasabah.
4. Dari hasil uji hipotesa tentang pelayanan nasabah dengan system antrian dan
pengaruhnya terhadap layanan on line dengan menggunakan rumus rank
spearman yaitu Ha diterima yaitu adanya hubungan yang signifikan antara
pelayanan nasabah dengan system antrian terhadap layanan on line, semakin
baik system antrian pada Bank Bukopin syariah cabang melawai berpengaruh
terhadap layanan on line yang sudah disediakan oleh bank.
5. Yang menjadi hambatan bagi nasabah Bank Bukopin Syariah cabang Melawai
terhadap system antrian diantaranya adalah: antrian yang panjang ketika
nasabah yang akan menabung atau cek point dengan nasabah yang hanya
membayar tagihan listrik, air dan tagihan lainnya padahal mereka bukanlah
nasabah yang memiliki rekening Bank Bukopin Syariah, antrian yang panjang
pada awal bulan di bagian customer service, Layanan on line yang belum
signifikan mengatasi antrian pada Bank Bukopin Syariah karena nasabah
kurang memahami layanan on line.
89
B. Saran
Dan berdasarkan pembahasan serta kesimpulan diatas, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Pihak front line office agar tidak menganggap remeh tentang masalah system
antrian bagi nasabah Bank Bukopin syariah, bahkan harus lebih di tingkatkan
kualitas seperti memberikan pelayanan dengan waktu tercepat sehingga
nasabah tidak perlu mengantri dengan lama karena SDM karyawan kurang
baik dan cepat dalam melayani nasabah.
2. Memberikan layanan yang memuaskan dalam system antrian bagi nasabah,
sehingga nasabah merasa puas dalam seluruh pelayanan terutama pelayanan
pada system antrian, dan menjadikan nasabah yang setia pada Bank Bukopin.
3. Diperlukannya sosialisasi dan informasi bagi nasabah untuk menggunakan
layanan secara on line terutama informasi secara langsung kepada nasabah
contoh ketika di customer service, nasabah tidak hanya mendapatkan buku
panduan tentang layanan on line tetapi harus diberikan pemahaman atas
keuntungan bagi nasabah untuk menggunakan secara on line, atau sosialisasi
di media – media dengan sesering mungkin agar nasabah memahami dengan
betul cara mengakses layanan on line dalam bertransaksi.
4. Karena nasabah yang menjadi responden tertinggi menjawab layanan on line
pada Bank Bukopin Syariah cabang Melawai sudah baik, maka bagi pihak
Bank jangan merasa puas, karena layanan on line yang merupakan solusi
90
untuk mengurangi antrian tetapi tidak mempengaruhi, maka ini merupakan
PR terbesar bagi pihak Bank agar nasabah menggunakan layanan on line
sehingga mengrangi antrian dan secara tidak langsung dapat mengurangi
biaya operasional bagi pihak Bank Bukopin.
5. Menambah teller pada costumer service, pada teller yang melayani nasabah
untuk menabung atau cek point dan yang melayani untuk pembayaran
tagihan, dan sosialisasi kepada nasabah terhadap layanan on line agar lebih
diperhatikan secara detail sehingga layanan on line dapat mengurangi antrian
pada kantor cabang.
91
DAFTAR TABEL HASIL KUISIONER RESPONDEN NASABAH TERHADAP PELAYANAN NASABAH DENGAN SISTEM ANTRIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAYANAN ON LINE
Nomor Aspek Sistem layanan Akses Layanan Jumlah
Responden Pelayanan Antrian On line On line 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 16 1 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 72 2 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 70 3 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 76 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 68 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 72 6 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 75 7 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 70 8 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 71 9 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 3 4 4 5 4 70
10 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 76 11 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 77 12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 79 13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 77 14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 75 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 76 16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80 17 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 74 18 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 76 19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 72 20 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 77 21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 79 22 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 76
23 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 4 68 24 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 74 25 5 5 5 5 4 4 4 1 5 4 5 4 5 4 5 4 69 26 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 72 27 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 74 28 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 74 29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 78 30 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 54
TABEL NILAI – NILAI RHO
N Taraf Signif N Taraf Signif 5% 1% 5% 1%
5 1,000 16 0,506 0,665
6 0,886 1,000 18 0,475 0,626
7 0,786 0,929 20 0,450 0,591
8 0,738 0,881 22 0,428 0,562
9 0,683 0,833 24 0,409 0,537
10 0,648 0,794 26 0,392 0,515
12 0,591 0,777 28 0,377 0,496
14 0,544 0,715 30 0,364 0,478