4
Pemanfaatan permainan tradisional angklik sebagai sumber belajar bidang pengembangan matematika pada usia dini Bermain dapat diartikan sebagai melakukan kegiatan permainan. Permainan itu sendiri dapat dilakukan oleh individu maupun kelompok, dan dapat dilakukan oleh laki – laki maupun perempuan. Permainan ini bias berupa permainan tradisional dan permainan modern. Khusus permainan tradisional ini di Indonesia banyak sekali jenisnya. Permainan – permainan tradisional masih dapat dijumpai di daerah – daerah pinggiran kota, di daerah pedesaan, sedangkan untuk anak – anak kota permainan ini mulaitidak dikenal. Salah satu factor penyebabnya adalah arus informasi yang cepat dan canggih dari suatu dampak globalisasi. Soekiman (1984) dalam Ariani, dkk menyatakan dalam penelitiannya bahwa disamping dampak globalisasi, hilangnya permainan tradisional ini juga disebabkan oleh beberapa factor historis, factor kebijaksanaan dalam pendidikan formal, juga oleh factor hilangnya prasarana serta terdesaknya dengan adanya berbagai permainan impor yang lebih modern. Permainan tradisional merupakan permainan yang diwariskan secara turun menurun dan banyak mengandung nilai – nilai budaya yang tinggi yang seharusnya dimiliki oleh anak sejak usia dini sebagai penerus budaya. Di samping memiliki nilai budaya yang tinggi, permainan tradisional ini juga memiliki nilai edukatif dan juga …. Beberapa permainan tradisional anak yang bersifat matematis beserta konsep matematika yang terkandung di dalamnya yaitu,b

Pemanfaatan Permainan Tradisional Angklik Sebagai Sumber Belajar Bidang Pengembangan Matematika Pada Usia Dini

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemanfaatan Permainan Tradisional Angklik Sebagai Sumber Belajar Bidang Pengembangan Matematika Pada Usia Dini

Pemanfaatan permainan tradisional angklik sebagai sumber belajar

bidang pengembangan matematika pada usia dini

Bermain dapat diartikan sebagai melakukan kegiatan permainan. Permainan itu

sendiri dapat dilakukan oleh individu maupun kelompok, dan dapat dilakukan oleh

laki – laki maupun perempuan. Permainan ini bias berupa permainan tradisional dan

permainan modern. Khusus permainan tradisional ini di Indonesia banyak sekali

jenisnya. Permainan – permainan tradisional masih dapat dijumpai di daerah –

daerah pinggiran kota, di daerah pedesaan, sedangkan untuk anak – anak kota

permainan ini mulaitidak dikenal. Salah satu factor penyebabnya adalah arus

informasi yang cepat dan canggih dari suatu dampak globalisasi.

Soekiman (1984) dalam Ariani, dkk menyatakan dalam penelitiannya bahwa

disamping dampak globalisasi, hilangnya permainan tradisional ini juga disebabkan

oleh beberapa factor historis, factor kebijaksanaan dalam pendidikan formal, juga

oleh factor hilangnya prasarana serta terdesaknya dengan adanya berbagai

permainan impor yang lebih modern.

Permainan tradisional merupakan permainan yang diwariskan secara turun

menurun dan banyak mengandung nilai – nilai budaya yang tinggi yang seharusnya

dimiliki oleh anak sejak usia dini sebagai penerus budaya. Di samping memiliki nilai

budaya yang tinggi, permainan tradisional ini juga memiliki nilai edukatif dan juga

….

Beberapa permainan tradisional anak yang bersifat matematis beserta konsep

matematika yang terkandung di dalamnya yaitu,b

1. Permainan bekelan untuk : penjumlahan, pengurangan, pembagian dan

perkalian

2. Permainan layangan untuk : bentuk – bentuk bangun geometri, sifat sifat dari

bangun geometri

3. Permainan pasaran untuk : menghitung, permainan uang, penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian

Page 2: Pemanfaatan Permainan Tradisional Angklik Sebagai Sumber Belajar Bidang Pengembangan Matematika Pada Usia Dini

Permainan yang mengenalkan bidang pengembangan matematika ini dapat

dilakukan melalui permainan tradisional yang telah dikenal anak, diantaranya:

permainan tradisonala angklik.

Permainan tradisional angklik juga dapat digunakan sebagai sumber belajar, karena

permainan ini masih banyak dikenal dan dimainkan oleh anak – anak, dikarenakan

permainan ini mudah dilakukan oleh anak – anak dan tidak berbahaya serta tidak

membutuhkan tempat yang luas. Permainan ini juga bias dilakukan baikuntuk laki –

laki maupun perempuan ataupun dilakukan campuran.

Permainan angklik membutuhkan kapur tulis untuk menggambar / memberi garis

pada arena permainan dan juga memerlukan pecahan genteng yang juga sangat

dibutuhkan untuk proses bermain untuk melakukan permainan ini.

Konsep matematika yang diperoleh dari permainan angklik:

1. Konsep bilangan/angka (penjumlahan dan pengurangan)

2. Konsep geometri

3. Konsep estimasi(memperkirakan)

4. Konsep ukuran

Persiapan permainan

1. Membuat bagan arena permainan tradisional angklik

2. Gunakan kapur putih atau berwarna untuk menggambar arena permainan

tradisional angklik

3. Gunakan pecahan gentingatau gaco sebagai alat bermain

4. Permaiana angklik dapat dimainkan oleh anak laki – laki maupun perempuan

5. Permainan angklik dapat dilakukan sedikitnya 2 orang dan sebanyak-

banyaknya oleh 6-10 orang.

Proses permainan

1. Permainan dimulai dengan melakukan suit (untuk 2 orang pemain) atau

gambreng

2. Pemain pertama melemparkan genting atau gaco dilemparkan pada kotak

nomor 1

Page 3: Pemanfaatan Permainan Tradisional Angklik Sebagai Sumber Belajar Bidang Pengembangan Matematika Pada Usia Dini

3. Pemain pertama menginjak kotak nomer 2,3,4dan seterusnya dengan cara

engkle (menggantungkan salah satu kakinya).

4. Pada kotak nomor 4, 5 dan nomor 7, 8 pemain berada dalam posisi obrog

yaitu kedua kakinya menginjak tanah.

5. Setelah sampai di angka 7, 8 pemain memutar tubuhnya dan kembali ke

kotak nomor 2 dengan cara yang sama.

6. Pemain mengambil gaco pada kotak nomor 1 dan melompati kotak no 1

kembali ke posisi awal.

7. Pemain akan diganti dengan pemain lain apabila gaco yang dilemparkan

keluar dari kotak atau menyentuh garis, atau kaki pemain menginjak garis.

8. Pemain yang dapat menyelesaikan permainan pertama kali akan

mendapatkan bintang dan menggambarkan bintang tersebut pada kotak

nomor 1 yang kemudian menjadi “rumahnya”. Rumah tersebut hanya boleh

diinjak oleh pemiliknya sedangkan yang lain tidak boleh menginjak dan harus

melompati rumah tersebut.

9. Demikian seterusnya permainan ini dilakukan sampai semua pemain sudah

menyelesaikan permainannya.