Upload
kevin-kos
View
176
Download
22
Embed Size (px)
DESCRIPTION
susu ,telur daging
Citation preview
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum bahan dasar dan dasar-dasar pengolahan kali ini,
praktikan melakukan percobaan pengenalan bahan pangan hewani dan
produknya. Pada praktikum kali ini, yang diamati adalah susu, telur, daging,
dan ikan.
A. SUSU
1. Mengamati Ciri-ciri Berbagai Susu Bubuk
Tabel 1. Ciri-ciri Susu Bubuk
Karakteristik Full CreamFull Cream
InstantSusu Skim Gambar
Warna (putih) +++ ++ ++
Aroma ++ + +++
Tekstur (lembut) ++ +++ +
Pada praktikum ini, diamati berbagai jenis susu bubuk. Jenis-
jenis susu yang diamati adalah susu bubuk full cream, susu bubuk full
cream instant, dan susu bubuk skim. Dari hasil pengamatan dapat
dilihat bahwa susu full cream memiliki warna yang lebih putih
dibandingkan dengan susu full cream instant dan susu skim.
Tampaknya ketiga susu bubuk tersebut memiliki bentuk yang
sama, namun ternyata bentuknya berbeda. Susu full cream dan full
cream instant termasuk ke dalam bubuk, sedangkan susu skim
termasuk ke dalam serbuk. Walaupun berbeda namun memiliki tujuan
yang sama, yaitu cara pengawetannya. Salah satu cara yang digunakan
untuk pengawetan adalah dengan cara pengeringan.
Susu bubuk memiliki kadar air kira-kira 5% atau kurang.
Sebelum dikeringkan, susu dihomogenasi dan diberi perlakuan panas,
baru setelah itu dikeringkan. Pengeringan susu dapat dilakukan melalui
2 cara, yaitu metode drum (drum drying) dan metode semprot (spray
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
drying). Umumnya, hasil spray drying lebih mudah larut dibandingkan
dengan drum drying. (Carmencita Tjahjadi, 2011)
Selain dalam hal bentuk, susu full cream, full cream instant,
dan susu skim juga memiliki perbedaan dalam hal komposisi. Pada
susu full cream maupun full cream instant kadar lemaknya adalah
sekitar 3.2% - 3.5%. Sedangkan pada susu skim, kadar lemaknya
dikurangi hingga mencapai 1% - 1.5% melalui proses yang disebut
dengan separasi atau pemisahan. (KBBI, 1997)
2. Mengamati Kemudahan Rekonstitusi Susu Bubuk
Tabel 2. Rekonstitusi Susu Bubuk
Karakteristik Full Cream Full Cream
Instant
Susu Skim Gambar
Warna (putih) +++ ++ ++
Aroma ++ + +++
Kekentalan +++ ++ +
Cita rasa (tawar) ++ + +++
Waktu larut 26 detik 33 detik 37 detik
Pada pengamatan selanjutnya, dilakukan rekonstitusi susu
bubuk tersebut. Menurut hasil pengamatan, ternyata jenis susu yang
paling cepat larut adalah susu full cream, baru setelah itu diikuti oleh
susu full cream instant dan susu skim. Padahal, seharusnya yang paling
cepat larut adalah susu skim, karena bentuk susu skim adalah serbuk.
Hal ini disebabkan karena bentuk serbuk memiliki rongga yang lebih
renggang dari pada bentuk bubuk. Sehingga jika dilarutkn dalam air,
susu dengan bentuk serbuklah yang akan lebih cepat larut.
Sedangkan dari hasil pengamatan yang lain, didapat bahwa
pada warna tetaplah sama seperti pada pengamatan susu bubuk.
Aromanya pun sama, tidak ada perubahan. Dan setelah dilarutkan,
ternyata susu full cream-lah yang paling kental. Hal ini disebabkan
karena susu full cream mengandung lemak yang lebih banyak, yaitu
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
3.2% - 3.5%. Sedangkan susu skim hanya mengandung 1.5% lemak,
sehingga lebih encer dibandingkan dengan susu bubuk full cream.
Selain itu, dari segi rasa pun, terdapat perbedaan antara jenis-
jenis susu tersebut. Susu skim memiliki rasa yang paling hambar
karena lemak yang terkandung pada susu tersebut rendah sehingga
rasanya hambar dan tawar. Sedangkan susu full cream rasanya tidak
terlalu hambar karena mengandung lemak yang lebih banyak
dibandingkan dengan susu skim, sehingga walaupun tawar, masih ada
rasa gurih pada susu tersebut. Sedangkan pada susu full cream instant,
rasanya tidak hambar maupun tawar karena mengandung gula.
3. Membandingkan Sifat Inderawi Berbagai Susu
Tabel 3. Perbedaan Sifat Inderawi Berbagai Susu
Jenis Susu Warna Aroma Kekentalan Cita Rasa Gambar
SegarPutih
bersih
Khas susu
segar+ Hambar
PasteurisasiPutih
bersih
Khas susu
segar+ Tawar
UHT PutihKhas susu
UHT++ Hambar
SterilisasiPutih
keruh
Khas susu
tanpa rasa++ Tanpa rasa
Flavoured
MilkCoklat Khas moka + Moka
Kental
Manis
Putih
keruh
Khas susu
dan gula++++
Sangat
manis (+++)
Kental
Manis + air
Putih
bersih
Khas gula
dan susu++ Manis (++)
ImitasiMerah
muda
Khas
strawberry+ Strawberry
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
Pada hasil pengamatan selanjutnya, diamati berbagai jenis
suu cair. Susu cair yang diamati adalah susu segar, pasteurisasi, UHT,
sterilisasi, flavoured milk, kental manis, dan susu imitasi. Berbeda
jenis susunya berarti berbeda pula proses pengolahannya.
Susu segar dan susu pasteurisasi memiliki warna yang sangat
mirip, aroma dan kekentalannya pun sama. Jadi, sangat sulit
membedakan kedua susu ini. Hal yang membedakan antara susu segar
dan susu pasteurisasi hanyalah proses pengolahannya saja. Susu
pasteurisasi diproses pada suhu 63o C dan 72o C. Jika menggunakan
suhu 63o C, waktu yang digunakan untuk pemanasan adalah selama 30
menit. Bila menggunakan suhu 72o C, hanya dibutuhkan waktu 15
detik. Pasteurisasi hanya ditujukan untuk mematikan mikroorganisme
patogen dan tidak mematikan mikroorganisme pembusuk. Sehingga
susu pasteurisasi hanya tahan selama kira-kira 5 hari yang umumnya
disimpan pada suhu dingin. (Carmencita Tjahjadi, 2008)
Susu UHT (Ultra High Temperature) pun memiliki ciri-ciri
yang sama dengan susu sterilisasi. Yang berbeda dari kedua jenis susu
ini adalah warnanya. Susu sterilisasi memiliki warna yang lebih coklat
bila dibandingkan dengan susu UHT. Hal ini disebabkan oleh proses
pemanasannya yang berbeda. Suhu unutuk memanaskan susu UHT
lebih tinggi dibandingkan dengan susu sterilisasi. Susu UHT diproses
pada suhu 131o C selama 1 detik. Sedangkan susu sterilisasi diproses
pada suhu 121o-125o C selama 15 detik. Lamanya proses pemanasan
ini, mempengaruhi warna dari susu tersebut. Pada susu sterilisasi,
karena suhu yang digunakan lebih rendah dari susu UHT, maka waktu
yang digunakan pun lebih lama. Hal ini menyebabkan terjadinya
proses karamelisasi yang menyebabkan warna susu sterilisasi lebih
coklat daripada susu UHT.
Selain warna, yang membedakan antara susu sterilisasi
dengan susu UHT adalah kemasannya. Susu sterilisasi pada umumnya
dikemas dalam kaleng karena proses sterilisasi dikenal pula dengan
proses pengalengan, yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
patogen dan mikroorganisme pembusuk yang dapat tumbuh pada suhu
kamar. (Carmencita Tjahjadi, 2008) Sedangkan susu UHT pada
umumnya dikemas dengan menggunakan kemasan tetrapack atau botol
PE. (Carmencita Tjahjadi, 2011)
Flavoured milk merupakan susu yang diberi tambahan rasa,
seperti strawberry, coklat, vanila, moka, dll. Pada pengamatan ini, susu
yang digunakan merupakan susu moka. Bila ilihat secara sepintas,
flavoured milk dan susu imitasi tidak tampak perbedaannya. Namun,
dalam pengamatan ini, karena rasa susunya berbeda, jadi tidak begitu
terlihat kemiripannya. Selain rasa, yang berbeda dari kedua usu
tersebut adalah komposisinya. Flavoured milk terbuat dari lemak
hewani. Sedangkan susu imitasi terbuat dari lemak nabati yang
biasanya diambil dari buah kelapa.
Susu kental manis merupakan susu yang paling kental di
antara yang lainnya. Cara kental manis diperoleh dengan mengurangi
kadar airnya sampai tinggal 40% melalui evaporasi. Pengurangan
kadar air ini berguna untuk memperpanjang daya simpannya. Selain
itu, gula pun memiliki peran yang sama yaitu untuk memperpanjang
daya simpan. Apabila ingin meminum susu kental manis ini, harus
dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Sehingga susu kental manis
tergolong ke dalam susu konsentrat.
Setelah dilarutkan dengan air, susu kental manis tersebut
memiliki warna putih yang lebih bersih dibandingkan pada saat masih
dalam bentuk kental manis. Selain itu, manisnya pun menjadi
berkurang akibat ditambahkan air.
4. Mengamati Label Beberapa Jenis Susu Fungsional
Tabel 4. Beberapa Jenis Susu Fungsional
B. TELUR
1. Mengamati Sifat Inderawi Berbagai Jenis Telur
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
Tabel 5. Sifat Inderawi Berbagai Jenis Telur
KarakteristikTelur Ayam
Negeri
Telur Ayam
Kampung
Telur
Puyuh
Telur
ItikGambar
Warna kulit Coklat Broken white
Putih
berbercak
hitam
Hijau
tosca
Bentuk oval oval oval oval
Ukuran +++ ++ + ++++
Kuning Telur
(warna)++ ++++ + +++
Putih Telur
(warna)++ + ++++ +++
Tekstur
(kekentalan)++ +++ + ++++
Berat 60.73 g 31.75 g 9.96 g 72.39 g
Setelah melakukan pengamatan terhadap berbagai jenis susu,
dilakukan pengamatan terhadap berbagai jenis telur. Telur yang
diamati adalah telur ayam negeri, telur ayam kampung, telur puyuh,
dan telur itik. Berdasarkan bentuknya, semua telur tersebut memiliki
bentuk yang sama yaitu oval.
Sedangkan ukuran dari ketiga telur tersebut berbeda-beda.
Menurut hasil pengamatan, telur yang memiliki ukuran paling besar
yaitu telur itik, selanjutnya telur ayam negeri, telur ayam kampung,
dan yang paling kecil adalah telur puyuh. Hal ini disebabkan karena
itik, ayam negeri, dan ayam kampung merupakan unggas. Sedangkan
puyuh merupakan burung sehingga telur yang dihasilkannya pun lebih
kecil dari telur unggas.
Selanjutnya, yang diamati adalah warna dari masing-masing
kuning telur tersebut. Dari hasil pengamatan, didapat bahwa kuning
dari telur ayam kampung memiliki warna yang paling oranye bila
dibandingkan dengan ketiga telur yang lainnya. Warna dari telur-telur
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
tersebut, dipengaruhi oleh jenis makanan yang mereka makan.
Makanan dari ayam kampung banyak mengandung karoten seperti
jagung. Sehingga warna dari kuning telurnya pun lebih merah
dibandingkan dengan kuning telur yang lainnya. Sedangkan makanan
ayam negeri sama dengan makanan ternak, sehingga warnanya tidak
terlalu oranye, dan juga karena jenis makanannya tersebut, telur ayam
negeri memiliki bau amis yang menyengat seperti pada telur itik.
Berdasarkan putih telurnya, telur burung puyuhlah yang
memiliki warna paling putih di antara ketiga telur yang lainnya.
Sedangkan berdasarkan kekentalannya, telur itik memiliki tekstur yang
paling kental di antara ketiga telur yang lainnya.
Hal terakhir yang diamati dari telur tersebut adalah beratnya.
Dari keempat jenis telur tersebut, telur yang paling berat adalah telur
itik yaitu 72.39 gram. Beratnya suatu telur dipengaruhi oleh banyaknya
putih telur. Semakin berat suatu telur, maka putih telurnya akan
semakin banyak. Sedangkan kuning telurnya akan tetap sama dengan
telur ayam atau burung lainnya yang sejenis.
2. Mengamati Sifat Fisik Telur Itik dan Telur Asin Matang
Tabel 6. Sifat Fisik Telur Itik dan Telur Asin Matang
Karakteristik Telur Itik Rebus Telur Asin Rebus
Kuning telur Bersih Keruh
Putih telur Terang Pucat
Aroma Amis Khas telur asin
TeksturPutih = kenyal
Kuning = lembut
Putih = keras
Kuning = semi padat
Gambar
Setelah mengamati berbegai jenis telur. Percobaan selajutnya
adalah mengamati sifat fisik telur itik dan telur asin rebus. Berdasarkan
warna dari kuning maupun putih telurnya, warna dari telur asin yang
direbus lebih keruh dan pucat. Sedangkan telur itik yang direbus tanpa
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
diasinkan memiliki warna yang lebih bersih dan terang. Kuning telur
merupakan bagian dari telur yang mengandung lipoprotein. Pada telur
yang diasinkan, lipoprotein akan terpisah dan nantinya akan
menghasilkan minyak. Hal ini yang menyebabkan terkadang pada
kuning telur terdapat cairan seperti minyak.
Selanjutnya, pengamatan yang dilakukan adalah terhadap
aroma dari telur-telur tersebut. Pada telur itik rebus, aroma yang
tercium adalah bau amis. Sedangkan pada telur asin rebus, baunya
tidak terlalu menyengat dan khas telur asin. Hal ini dapat terjadi karena
pada telur asin, bau amis tersebut disamarkan oleh garam yang
digunakan untuk mengasinkan telur tersebut.
Telur asin dapat dibuat melalui dua cara yaitu dengn
menggunakan abu dan batu bata. Bila menggunakan abu, maka akan
dihasilkan telur asin biasa. Sedangkan bila menggunakan batu bata,
kuning telur dari telur asin akan berwarna lebih merah karena
menyerap warna merah dari batu bata yang digunakan.
C. DAGING
1. Curing Daging
Tabel 7. Hasil Pengamatan Peng-curing-an Daging
Karakteristik Sebelum
Curing
Setelah
Curing
Setelah 24 jam Setelah
dikukus
Warna Merah segar
+++
Merah
++
Merah
++
Coklat
Kekenyalan +++ = kenyal
++ = keras
++ = kenyal
+ = keras
++ = kenyal
++ = keras
+ = kenyal
+++ = keras
Aroma Daging segar
+++ = amis
menyengat
Tidak terlalu
menyengat
++ = amis
Tidak amis
Tidak
menyengat
Wangi
Beraroma
daging
Gambar
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
Setelah selesai pada pengamatan telur, percobaan yang
selanjutnya dilakukan adalah peng-curing-an pada daging. Penanganan
daging sebelum diolah, biasanya dilakukan dengan cara penyimpanan
pada suhu rendah (cooling) atau penggaraman. Penggaraman pada
daging, bukan dengan pemberian garam dapur (NaCl), melainkan
dengan menggunakan garam sendawa, sodium nitrit, sodium nitrat,
potasium nitrit, potasium nitrat atau dapat pula dengan menggunakan
gula, garam, garam fosfat, dan bumbu. Penggaraman pada daging
disebut dengan curing. (Carmencita T., 2011)
Sebelum dilakukan peng-curing-an, daging masih berwarna
merah segar, cukup kenyal dan tidak terlalu keras. Aromanya pun
masih tetap aroma pada daging segar dan berbau amis yang cukup
menyengat.
Setelah dilakukan pengamatan terhadap daging segar
tersebut, maka dilakukanlah peng-curing-an atau penggaraman. Bahan
yang digunakan untuk peng-curing-an adalah NaCl. Setelah dilakukan
peng-curing-an, daging tersebut diamati kembali. Ternyata warnanya
sedikit berubah menjadi merah. Kekenyalan dan kekerasannya pun
berkurang bila dibandingkan dengan daging yang sebelumnya belum
di-curing. Sedangkan aromanya pun menjai tiak menyengat karena
telah disamarkan oleh bau garam.
Setelah selesai melakukan pengamatan, daging ditutup lalu
didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, daging diamati kembali.
Warna dari daging tersebut ternyata sama dengan yang setelah
dilakukan peng-curing-an. Kekenyalannya pun sama, namun daging
menjadi bertambah keras bila dibandingkan dengan sebelumnya.
Sedangkan aromanya sama sekali tidak menyengat dan tidak amis.
Setelah diamati, daging lalu dikukus selama kurang lebih 15
menit, lalu diamati kembali. Ternyata setelah dikukus, warna daging
menjadi coklat keabuan. Kenyalnya berkurang dan menjadi bertambah
keras. Aromanya pun bukan aroma daging mentah lagi. Melainkan
wangi, dan beraroma daging rebus.
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
2. Pengamatan Produk-produk Olahan Daging
Tabel 8. Produk-produk Olahan Daging
Sampel Warna AromaTekstur
Jenis pengolahan GambarKenyal Keras
Sosis Merah cerah Daging,
rempah
++ + Pengawetan
dengan zat kimia
Bakso
sapi
Putih
keabuan
Daging,
bawang
putih
+ +++ Pengemulsian
dengan
pencampuran pati
Smoked
beef
Merah
kecoklatan
Daging,
rempah
+ + pengawetan
dengan
pengasapan
Corned
beef
Coklat pucat
bercak merah
Daging,
rempah
+ - -
Abon Coklat
keemasan
Khas
abon
- + Pengawetan dgn
pengeringan
Nugget Kuning
keemasan
Aroma
roti
- ++ Pengawetan semi
basah
Pada pengamatan daging selanjutnya, dilakukan pengamatan
terhadap produk-produk olahan daging di antaranya adalah sosis,
bakso sapi, smoked beef, corned beef, abon, dan nugget. Sosis
merupakan contoh produk olahan daging yang diawetkan dengan zat
kimia. Zat-zat kimia yang biasanya digunakan untuk mengawetkan
bahan pangan adalah asam cuka, asam laktat, asam sitrat, asam fosfat,
garam-garam benzoat, sorbat, sulfit, dan propionat. Berbeda bahan
pengawet, berarti berbeda pula fungsinya. Asam cuka, asam laktat,
asam sitrat, dan asam fosfat dapat menurunkan pH dari bahan makanan
sehingga mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme pembusuk
terhambat. Sedangkan garam-garam benzoat, sorbat, sulfit, dan
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
propionat berfungsi untuk menghambat metabolisme mikroorganisme
atau mungkin bersifat racun untuknya. (Carmencita T., 2008)
Proses pengolahan dalam pembuatan sosis, dapat dilihat pada
diagram berikut ini.
Selanjutnya, produk olahan daging yang diamati adalah
bakso sapi.
Daging
Penghalusan
Daging halus
Sosis
Adonan
BumbuTepung
Pemanasan
Pencetakan
Pencampuran
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
Setelah mengamati bakso sapi, produk olahan daging yang
selanjutnya diamati adalah smoked beef.
Daging
Penghalusan
Daging halus
Bakso
Emulsi
BumbuTepung
Pencetakan
Perebusan
Pencampuran
Adonan
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
Produk olahan daging yang selanjutnya diamati adalah
corned beef
Daging
Penghalusan
Daging halus
Smoked Beef
BumbuTepung
Pengirisan
Pencetakan
Pencampuran
Adonan
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
Selanjutnya, produk olahan daging yang diamati adalah abon.
Abon sapi merupakan salah satu jenis produk pangan yang diawetkan
melalui pengeringan. Proses pengeringan selain bertujuan untuk
pengawetan, juga bertujuan untuk mengurangi berat dan volume,
menekan biaya pengangkutan, dan penyimpanan, dan juga untuk
menghasilkan produk yang siap saji atau produk-produk siap saji.
Daging Segar
Penghalusan
Daging halus
Corned Beef
Adonan
BumbuTepung
Sterilisasi
Pengemasan
Pencampuran
Pemanasan
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
Setelah pengamatan terhadap abon selesai. Selanjutnya
produk olahan daging yang diamati adalah nugget. Nugget biasanya
terbuat dari daging ayam. Nugget ini diawetkan dengan cara
pengawetan semi basah.
D. IKAN
Mengamati Perbedaan Ikan Segar dan Kurang Segar
Tabel 9. Perbedaan Ikan Segar dan Kurang Segar
Karakteristik Ikan Segar Ikan Kurang Segar
Mata Jernih Keruh
Insang Merah segar Agak coklat
Daging
Penghalusan
Daging halus
Nugget
Adonan
BumbuTepung
Pelapisan
Pembekuan
Pencampuran
Pencetakan
Tepung Roti
Nama : Raisa Adelina
Npm : 240210100006
Lendir ++ +
Sisik Sulit dikelupas Mudah dikelupas
Warna Hitam mengkilap Abu-abu
Aroma + = amis ++ = amis
Tekstur Kenyal Kaku / keras
Gambar
Pengamatan terakhir yang dilakukan adalah pengamatan terhadap
ikan yang segar dan ikan yang kurang segar. Ikan yang segar memiliki
mata yang jernih, sedangkan ikan yang kurang segar memiliki mata yang
keruh. Tekstur dari kedua ikan tersebut juga berbeda, padahal perbedaan
kematian kedua ikan tersebut tidaklah jauh. Ikan yang segar masih
bertekstur kenyal. Sedangkan ikan yang kurang segar sudah keras dan
kaku. Sebenarnya ikan tersebut sedang berada pada masa prerigor????????
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Carmencita, T., Marleen, S., dan Rossi, I. 2011. Bahan Ajar Penuntun praktikum : Praktikum Bahan Pangan dan Dasar-dasar Pengolahan.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Carmencita, T. dan Herlina, M. 2008. Pengantar Teknologi Pangan. Jatinangor.
LAMPIRAN
1.