20
Saturday, June 18, 2022 Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 1 Pertemuan Ke – 4 & 5 Transformasi struktural, pembangunan pertanian dan perdesaan, strategi pembangunannya Dosen: Dwi Aulia Puspitaningrum Budi Widayanto Nanik Dara Senjawati Soeharto

Pembangunan pertanian 4 & 5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pembangunan pertanian 4 & 5

Thursday, April 13, 2023Program Studi AgriBisnis - UPN[V]Yk 1

Pertemuan Ke – 4 & 5

Transformasi struktural, pembangunan pertanian dan perdesaan, strategi

pembangunannyaDosen:

Dwi Aulia PuspitaningrumBudi Widayanto

Nanik Dara SenjawatiSoeharto

Page 2: Pembangunan pertanian 4 & 5

Deskripsi

1. Transformasi struktural, 2. Pembangunan pertanian

dan perdesaan, 3. Strategi

pembangunannya

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 2

Page 3: Pembangunan pertanian 4 & 5

Dependency Perspective (Pendekatan Ketergantungan) Pendekatan growth stage melihat perkembangan

ekonomi dari aspek “waktu” (timing) transisi ke tahap yang lebih maju dalam konteks perekonomian nasional. Demikian juga model “dual-economy” memandang transformasi struktur pertanian-industri dalam ruang lingkup perekonomian nasional. Tetapi pendekatan “dependency” berpendapat bahwa kunci persoalan yang menyebabkan perbedaan perkembangan ekonomi antara negara-negara maju yang berada dipusat (center) dan negara-negara sedang berkembang yang berada dipinggiran (periphery) terletak pada “sistem perekonomian dunia” yang kekuatannya mendominasi setiap kegiatan dari sistem perekonomian nasional di setiap negara.

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 3

Page 4: Pembangunan pertanian 4 & 5

The Structuralist Model (Model Strukturalist)

Inti argumentasi dari pemikiran structuralist, bahwa negara-negara yang terletak dipinggiran (LDCs) mengalami dan akan selalu mengalami penurunan term of trade-nya dengan negara-negara maju (yang terletak di pusat).

Penurunan terms of trade tersebut merupakan akibat dari kombinasi dampak

Rendahnya elastisitas harga maupun income dari demand terhadap produk dari negara-negara periphery (sedang berkembang) oleh negara-negara Center (negara maju = DLs)

Tingginya elastisitas demand untuk barang impor dan negara-negara center oleh negara periphery. Kecenderungan ini diperkenalkan oleh anggapan bahwa pertumbuhan produktivitas yang diukur dengan “output pertenaga kerja” pada sektor primer (sumber ekspor negara-negara periphery) lebih rendah dibandingkan dengan sektor industri (sumber ekspor negara-negara Center).

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 4

Page 5: Pembangunan pertanian 4 & 5

Selanjutnya pendukung pemikiran strukturalist mengemukakan bahwa periphery menjual produknya dipasar yang kompetitif, sedangkan center menjual produknya di pasar yang monopolistis, barang yang dihasilkan periphery (komoditi pertanian dan mineral merupakan produk yang bersifat homogenous dan undifferentiated (sama) dan itu harus dijual dipasar yang kompetitif sebaliknya - produk dari Center. misal: barang-barang modal, alat-alat industri, barang tahan lama (durable) bersifat differertiated sehingga dapat memperoleh tingkat harga yang monopolistis dinegara-negara periphery. Negara-negara industri (maju) yang terletak di center tidak hanya berhasil memperoleh manfaat dan pemakaian teknologi di negaranya sendiri, tetapi juga mempunyai posisi yang menguntungkan untuk ikut menikmati kemajuan teknologi di negara-negara periphery akibat dari adanya perbedaan dalam elastisitas demand dan laju pertumbuhan produktivitas negara-negara periphery (sedang berkembang) terpaksa memilih alternatif pertumbuhan yang lebih lambat atau menjalankan kebijakan proteksi (tariff dan sebagainya) atau memberikan subsidi kepada industri import substitution.

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 5

The Structuralist Model (Model Strukturalist) II

Page 6: Pembangunan pertanian 4 & 5

The Underdevelopment Perspective (Pendekatan Keterbelakangan)

Asumsi pokok dari pemikir-pemikir MARXIST seperti juga pendukung teori growth stage bahwa kekuatan kemajuan teknologi (kekuatan berproduksi) yang berinteraksi dengan teknologi berproduksi yang berinteraksi dengan perubahan institusi (dalam kaitannya dengan produksi) dan yang berhubungan dengan kultur serta ideologi (suprastruktur) akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dinegara-negara maju, semakin jauh meninggalkan (convergent) negara-negara terbelakang.

Pemikiran underdevelopment didasari oleh pandangan Marxist bahwa golongan kapitalis adalah “the ruling class” (kelompok yang berkuasa). Dalam model ini hubungan ekonomi antara center dan periphery digunakan untuk menganalisis perbedaan komposisi the ruling-class, center dan di periphery. BARAN misalnya mengemukakan bahwa di center perusahaan kapitalis terbentuk dengan memanfaatkan momentum ekspansi dari produktivitas dan kesejahteraan materi, yang di dalam peristiwa itu kelas masyarakat yang lebih bawah ikut berpartisipasi.

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 6

Page 7: Pembangunan pertanian 4 & 5

Teori Ketergantungan Dan Kebijakan Pembangunan

Pendekatan dependency (ketergantungan yang menyimpulkan bahwa negara-negara periphery (LDCs) akan selalu mengalami kerugian dalam perdagangannya dengan negara-negara center (DCs) memilih strategi yang bersifat self-relient dalam masa antarky menjadi lebih panjang daripada yang seharusnya dan juga akan terjadi re-alokasi dari kegiatan-kegiatan produktif kearah produksi barang-barang konsumsi massa. Selama periode ini, golongan elite domestik dipaksa untuk menginvestasikan dananya didalam negeri daripada diluar negeri.

Kenyataan empiris yang mendukung teori dependency tidak terlalu meyakinkan. Terms of trade bahan-bahan mentah yang dihasilkan negara-negara periphery tidak selalu menurun terhadap barang-barang produksi negara center selain itu laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang berkembang (LDCs) mempunyai korelasi positip dengan jumlah serta aliran investasi dari luar negeri. Fakta bahwa terms of trade barang-barang pertanian selalu menurun, kemungkinan besar lebih disebabkan oleh turunnya ongkos riil pengangkutan dari negara periphery ke negara center.

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 7

Page 8: Pembangunan pertanian 4 & 5

Ada 3 (tiga) pendekatan untuk membagi proses pembangunan

pertanian berdasarkan “historical analogies”.

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 8

I. Perkins-Witt, membagi stages in Agric. Dev. Berdasarkan the process of agricultural and general development dgn focus pada proses pembentukan modal dan pengalokasian modal:

Page 9: Pembangunan pertanian 4 & 5

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 9

Stage I: Sektor subsistensi dalam pertanian dominant (large) Cukup banyak (large) resources pertanian yang

penggunaannya dapat meningkatkan produksi tanpa perubahan teknologi

Pembentukan modal melalui investasi dari surplus tenaga kerja Stage II:

Resources pertanian yang tak terpakai sudah habis; peningkatan produksi (output) hanya dapat dicapai melalui perubahan teknologi

Investasi modal dibidang social (social overhead) semakin penting artinya (a.l. pendidikan, latihan, penelitian dan penyuluhan)

Stage III Subtitusi modal terhadap tenaga kerja menjadi menguntungkan Teknologi maju dan pertanian komersial semakin berkembang

Page 10: Pembangunan pertanian 4 & 5

Stage I: Providing agricultural development preconditions (prakondisi) Tahap dimana tingkat teknologi bersifat “stagnan” (static) Meskipun demikian telah terjadi perubahan-perubahan

tingkah laku (attitudes) dan institusi (institutions) yang diperlukan bagi terciptanya perkembangan teknologi maju

Perubahan atau peningkatan produksi mungkin terjadi dengan teknik dan input tradisional, tetapi perubahan ini tidak cukup berarti (kecil) dan teknologinya statis.

Stage II: Rising agricultural production-low-capital, labor intensive technology (kenaikan produksi pertanian dengan teknologi padat karya) Tahap dimana pembangunan yang bersifat dinamis mulai

terjadi, yang ditandai dengan kenaikan produksi secara berkesinambungan sebagai akibat hasil inovasi

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 10

II. Johnston-Mellor, pendekatannya berdasarkan „pertanian secara keseluruhan” (agriculture as a whole):

Page 11: Pembangunan pertanian 4 & 5

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 11

Stage III: Rising agriculture production-high capital-labor saving technology (kenaikan produksi pertanian dengan teknologi padat modal)

Man-land ratio menurun, karena adanya substitusi dari tenaga dengan mesin, produktifitas tenaga kerja naik (higher opportunity costs)

Pangsa pertanian merupakan proporsi yang kecil dalam perekonomian nasional

Page 12: Pembangunan pertanian 4 & 5

III. Hill-Mosher: Lebih menitik beratkan pada perkembangan yang terjadi pada Individual Farm

Stage I: Traditional Teknik produksi tradisional, usahatani dilakukan oleh tenaga kerja

keluarga dan produksinya sebagian besar dikonsumsi sendiri Lingkungan rumahtangga petani bersifat unit self-contained (swa

sembada) dan hanya sedikit input yang dibeli dari produk nonfarm Stage II: Transitional

Tahap dimana terjadi peningkatan penggunaan bahan yang dibeli dari luar (untuk rumahtangga maupun usahataninya)

Bagian (share) produk yang dijual cukup besar dan spesialisasi produksi semakin banyak dilakukan petani

Terjadi perubahan dari tradition ke choice making agriculture. Stage III: Commercial

Tahap komersial dalam usahatani mulai berlangsung, sebagian besar dari input dan output diperoleh/dijual melalui pasar

Decision making lebih berorientasi pada Costs and receipts daripada family consumption needs.

04/13/23Agribisnis - UPN[V]Yk 12

Page 13: Pembangunan pertanian 4 & 5

Thursday, April 13, 2023Agribisnis- UPN[V]Yk 13

Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Pembangunan ekonomi

di sektor pertanian adalah perjuangan jangka panjang yang menentukan menang atau kalah. Gunnar Myrdal, Pemenang Nobel Ekonomi

Pembangunan dan penciptaan lapangan kerja merupakan beban utama bagi perekonomian yang kegiatan utamanya di sektor pertanian sebagai kegiatan pokok di perdesaan. Francis Blanchard, Direktur Jendral ILO

Page 14: Pembangunan pertanian 4 & 5

Thursday, April 13, 2023Agribisnis- UPN[V]Yk 14

Pentingnya Kemajuan Pertanian dan Pembangunan Perdesaan

Migrasi ke kota-kota di Afrika, Asia dan Amerika Latin yang besar akibat stagnasi pembangunan di wilayah perdesaan.

Tahun 1980-an, di Amerika Latin dan Asia, Bolivia, Guatemala, Indonesia, Birma, Ekuador, Srilanka, Pakistan, Filipina, Cina diperkirakan separoh jumlah penduduk berada di perdesaan. Di Afrika lebih dari ¾ merupakan penduduk pedalaman.

Tahun 1980-an, hampir 70% penduduk termiskin berada di wilayah perdesaan

Page 15: Pembangunan pertanian 4 & 5

Thursday, April 13, 2023Agribisnis- UPN[V]Yk 15

Inti masalahnya meluasnya kemiskinan, pertumbuhan yang timpang, perkembangan penduduk yang meningkat cepat berawal dari stagnasi dan kemunduran kehidupan ekonomi di perdesaan.

Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan dipandang pasif, di negara Barat ada transformasi struktural sektor pertanian tradisional ke industri dan jasa yang lebih moderen (Baca Dual sektornya-Lewis).

• Ada kesadaran sektor pertanian tidak pasif, tetapi sebagai penunjang proses pembangunan ekonomi dan dipandang sebagai sektor yang dinamis dan menentukan berbagai strategi terutama negara ketiga.

Page 16: Pembangunan pertanian 4 & 5

Thursday, April 13, 2023Agribisnis- UPN[V]Yk 16

Menuju strategi pembangunan pertanian dan perdesaan: beberapa syarat pokok

Sumber-sumber kemajuan pertanian berskala kecil

Kondisi-kondisi umum bagi kemajuan perdesaan

1. Perubahan teknologi dan inovasi

1. Struktur usahatani moderen untuk meningkatkan permintaan bahan pangan

2. Kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi yang tepat guna

2. Menciptakan sistem penunjang yang efektif

3. Kelembagaan-kelembagaan sosial yang menunjang

3. Perubahan lingkungan perdesaan untuk memperbaiki tingkat kehidupan

Page 17: Pembangunan pertanian 4 & 5

Thursday, April 13, 2023Agribisnis- UPN[V]Yk 17

Tiga Kondisi untuk Pembangunan Perdesaan Kondisi untuk realisasi strategi pembangunan pertanian dan perdesaan yg berorientasi pada rakyat.

Page 18: Pembangunan pertanian 4 & 5

Thursday, April 13, 2023Agribisnis- UPN[V]Yk 18

Land-Reform

Landasan I

Struktur usahatani dan pola penggunaan lahan

harus disesuaikan dengan tujuan ganda, yaitu peningkatan produksi pangan dan lebih meratakan manfaat dari kemajuan keagrariaan.

Keterikatan petani atas lahan sangat mendalam, suatu perasaan paling dalam sebagai ikatan batin, yang menyangkut harga diri dan kebebasan.

Dikebanyakan negara, struktur kepemilikan lahan yg tidak merata merupakan penyebab utama ketidakmerataan distribusi pendapatan dan kesejahteraan di perdesaan.

Page 19: Pembangunan pertanian 4 & 5

Thursday, April 13, 2023Agribisnis- UPN[V]Yk 19

Kebijakan yang menunjang

Landasan 2

Semua manfaat dari pembangunan pertanian berskala kecil tidak akan dapat direalisir kecuali jika suatu sistem dukungan pemerintah diciptakan untuk memberikan rangsangan yg diperlukan kesempatan-kesempatan ekonomi dan kemudahan untuk medapatkan input yg diperlukan yg memungkinkan para petani kecil meningkatkan output dan produktivitas mereka.

Peningkatan produktivitas diikuti dengan perubahan kelembagaan yang menguasai produksi di perdesaan (bank, pelepas uang, penyalur pupuk dan benih, dll); jasa-jasa pelayanan pemerintah (penyuluhan, pendidikan, fasilitas penyimpanan dan pemasaran, transportasi; kebijakan harga pemerintah yg berkenaan dengan input-output.

Page 20: Pembangunan pertanian 4 & 5

Thursday, April 13, 2023Agribisnis- UPN[V]Yk 20

Tujuan-tujuan Pembangunan Terpadu

Landasan 3

Pembangunan perdesaan, masih sangat tergantung pada kemajuan-kemajuan petani kecil, hal itu meliputi; (a). Perbaikan tingkat hidup, lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan & gisi, perumahan dan berbagai hal yg berhubungan dg pelayanan sosial; (b) mengurangi ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan perdesaan dan ketidakseimbangan pendapatan dan kesempatan-kesempatan ekonomi antara perdesaan & perkotaan; C. kapasitas sektor perdesaan untuk menopang dan memperlancar langkah-langkah perbaikan tsb dr waktu ke waktu.

Ini dilakukan karena, Di dunia ketiga kebanyakan masyarakat ada di perdesaan Perkembangan masalah penggangguran dan kesulitan penduduk

perdesaan harus dicarikan solusinya untuk perbaikan lingkungan hidup di perdesaan.

Kemerataan kesempatan di perdesaan dan perkotaan