Upload
brevi-istu-pambudi
View
1.830
Download
137
Embed Size (px)
Citation preview
SISTEM PEMESANAN DAN PEMBELIAN BAHAN MAKANAN RSU BANYUMAS
1. PEMESANAN BAHAN MAKANAN
Pemesanan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan permintaan
(order) bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata
jumlah konsumen atau pasien yang ada. Tujuan dari kegiatan ini adalah
tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai dengan standar atau
spesifikasi yang ditetapkan (Depkes, 2007). Pemesanan dapat dilakukan sesuai
dengan kurun waktu tertentu(harian, mingguan, atau bulanan). Adapun
persyaratan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pemesanan bahan makanan
ini adalah :
a. Adanya kebijakan Rumah Sakit tentang pengadaan bahan
makanan.
b. Adanya kebijakan antar Rumah Sakit dengan rekanan atau
pemasok.
c. Adanya spesifikasi bahan makanan.
d. Adanya daftar pesanana bahan makanan.
e. Tersedia dana (Depkes, 2007).
Sistem penyelenggaraanmakanan di RSU Banyumas dilakukan secara
swakelola. Secara garis besar, pemesanan makanan / bahan makanan di
Instalasi Gizi RSU Banyumas dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a. Pemesanan Bahan Makanan Basah
Kegiatan pemesanan bahan makanan khususnya bahan makanan
segar dilakukan setiap hari (harian) dimana bahan makanan yang dipesan
hari ini merupakan bahan makanan yang akan digunakan untuk pengolahan
menu siang dan sore hari berikutnya serta menu makan pagi dua hari
berikutnya. Misalnya pemesanan yang dibuat pada tanggal 14 Januari 2013
digunakan untuk menu siang dan sore tanggal 15 Januari 2013 serta untuk
makan pagi tanggal 16 Januari 2013, kecuali sayur. Berdasarkan contoh
tersebut, data yang digunakan sebagai acuan pemesanan adalah data diet
pasien pada tanggal 14 Januari 2013.
Petugas monitoring pagi atau ahli gizi yang bertugas merekap jenis diet seluruh pasien dari form “DaftarPemesanan Makan Pasien” di pagi hari yang
diperoleh dari pramusaji tiap-tiap ruangan
↓Petugas pemesanan menentukan jumlah kebutuhan bahan makanan pasien
menggunakan standar porsi↓
Petugas pemesanan menentukan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan seluruh pasien dengan rumus :
Jumlah bahan makanan per pasien x jumlah seluruh pasien + 10% jumlah keseluruhan (cadangan)
↓Petugas pemesanan memasukkan data jumlah pemesanan bahan makanan
ke dalam dua formulir “Daftar Pemesanan Bahan Makanan”↓
Menyerahkan formulir pemesanan bahan makanan kepada pihak rekanan dan menyisakan 1 formulir pemesanan sebagai acuan check list saat
penerimaan
Gambar 1. Alur Pemesanan Bahan Makanan Basah
Makanan matang adalah makanan yang dipesan dalam keadaan
matang, misalnya bandeng goreng, ikan mujair goreng, dan snak-snak
tertentu. Pembelian makanan dalam bentuk matang, dikarenakan secara
teknis tidak memungkinkan . Makanan ini dipesan setiap hari, sehari sebelum
penggunaannya. Alur pemesanan makanan ke suplier jauh lebih singkat
karena pihak pihak suplier sudah memiliki daftar siklus menu, standar porsi,
serta dokumen lain yang digunakan sebagai acuan dalam menyediakan
makanan pesanan.
Sistem pemesanan ini memungkinkan adanya bahan makanan yang
tidak terpakai atau justru kekurangan bahan makanan akibat adanya
perubahan jenis diet atau perubahan jumlah pasien di hari berikutnya.
Antisipasi yang dilakukan adalah :
1. Menambahkan jumlah pesanan sebesar 10% dari jumlah bahan
makanan yang sesungguhnya untuk mencegah kekurangan bahan
makanan.
2. Selalu memeriksa kembali jenis diet dan jumlah pasien sebelum
pengolahan dilakukan untuk melihat apakah jumlah bahan yang
dipesan sesuai dengan kebutuhan pada hari itu atau tidak.
b. Pemesanan bahan Makanan Kering
Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama sehingga memungkinkan adanya cadangan
dalam gudang. Contoh bahan makanan yang masuk dalam kelompok ini
adalah teh, susu, bumbu-bumbu kering, beras, dan garam. Bahan makanan
kering datang setiap 2-3 hari sekali atau rata-rata seminggu sekali. Ada
sedikit perbedaan dalam proses pemesanan bahan makanan kering dan
bahan makanan basah, yaitu pemesanan bahan makanan kering dilakukan
dua kali dalam seminggu. Dalam melakukan pemesanan bahan makanan
kering, terlebih dahulu dilihat stok gudang sebagai pertimbangan dalam
pemesanan bahan makanan tersebut.Penyimpanan bahan makanan kering
tidak dilakukan dalam jumlah yang besar sehingga pemesanannya dilakukan
dua kali dalam satu minggu. Hal ini dikarenakan gudang tempat
penyimpanan bahan makanan kecil ruangannya kecil.
Bagian pemesanan memeriksa stok digudang apakah cadangan bahan makanan sudah menipis
↓Petugas gudang mencatat apakah ada bahan makanan yang cadangannya sudah
menipis sehingga perlu dipesan lagi↓
Bagian pemesanan menghitung jumlah bahan makanan kering yang perlu dipesan↓
Bagian pemesanan memasukkan data jumlah pemesanan bahan makanan ke dalam 2 formulir “Daftar Pemesanan Bahan Makanan”
↓Menyerahkan formulir pemesanan bahan makanan kepada pihak rekanan dan petugas
penerimaan sebagai acuan check list saat penerimaan
Gambar 2. Alur Pemesanan Bahan Makanan kering
Proses pemesanan yang selama ini telah dilaksanakan oleh RSU
Banyumas ini sudah baik, tetapi perlu ada pengembangan dan inovasi sehingga
proses pemesanan bisa berjalan lebih efisien. Proses pemesanan yang sudah
berjalan dilaksanakan secara manual, dimana petugas pemesanan menghitung
secara manual seluruh kebutuhan yang akan dipesan sehingga tidak menutup
kemungkinan adanya bahan makanan yang tidak tercatat dan tidak dipesan.
Inovasi yang mungkin dilakukan adalah menggunakan sistem komputerisasi.
Sistem ini akan memudahkan petugas pemesanan karena bila seluruh bahan
makanan sudah dimasukkan emblidalam database pemesanan maka petugas
hanya tinggal memasukkan jumlah pasien dan jenis dietnya saja. Sistem ini
sebenarnya sudah diterapkan untuk pencatatan stok gudang dimana melalui
data pengeluaran data yang diinput rutin oleh petugas ini maka akan mudah
dicek bahan makanan apa saja yang stoknya sudah berkurang.
2. PEMBELIAN BAHAN MAKANAN
Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan
penyediaan macam, jumlah, spesifikasi / kualitas bahan makanan sesuai
ketentuan / peraturan yang berlaku di institusi, rumah sakit yang bersangkutan.
Pembelian bahan makanan merupakan prosedur ppenting untuk memperoleh
bahan makanan, biasanya terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat,
waktu yang tepat, dan harga yang benar. Untuk rumah sakit kelas pemerintah,
berlaku ketentuan pemerintah yang mengatur dan menetapkan bahwa
ppembelian bahan makanan dilakukan secara kontrak berdasarkan pelelangan.
Dalam pembelian bahan makanan dapat diterapkan berbagai prosedur,
tergantung dari peraturan, kondisi, besar atau kecilnya institusi serta
kemampuan sumber daya institusi yang bersangkutan. Prosedur / sistem yang
sering dilakukan antara lain :
a) Pembelian langsung ke pasar (The Open Market of Buying)
b) Pembelian dengan musyawarah (The Negotiated of Buying)
c) Pembelian yang akan datang (Future Contract)
d) Pembelian tanpa tanda tangan (Unsigned Contract/Auction
Firm at the opening of price (FAOP), dimana pembeli memesan
bahan makanan pada saat dibutuhkan, dengan harga sesuai pada
saat transaksi berlangsung.
Subject Approval of Price (SAOP), dimana pembeli memesan
makanan pada saat dibutuhkan, dengan harga sesuai dengan
yang ditetapkan terdahulu.
e) Pembelian melalui tender / pelelangan (The Formal Competitive)
Sistem pembelian yang diterapkan di RSU Banyumas mengacu pada
aturan Pemda berdasarkan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) dari
Bupati. Pengadaan bahan makanan < Rp 500.000.000,- dengan menggunakan
sistem penunjukan langsung melalui panitia khusus yang diantaranya terdiri dari
PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan),
dan Pokja.
Penentuan supplier dilakukan oleh panitia dengan proses penawaran
atau lelang setiap bulan untuk bahan makanan basah dan dua bulan untuk
bahan makanan kering. Supplier yang dipilih adalah supplier yang dapat
memberikan terendah dan mempunyai profil yang paling sesuai atau memiliki
track record yang bagus. Pemilihan suplier didasarkan pada pertimbangan dari
tim (user). Bagian penerimaan bahan makanan membuat catatan-catatan
kekurangan supplier, misalnya jika spesifikasinya tidak sesuai atau barang yang
dipesan tidak ada. Hal tersebut akan menjadi pertimbangan dalam pemilihan
supplier pada periode selanjutnya.
Penggunaan sistem pembelian dengan tender dan penunjukan langsung
memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan dari
sistem pembelian bahan makanan dengan sistem penunjukan langsung adalah
sebagai berikut :
Kelebihan sistem penunjukan langsung adalah sebagai berikut:
- proses pengadaan relatif lebih singkat.
- saat pengecekan bahan makanan sekalian dapat mengontrol bahan
makanan sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum.
- jika bahan makanan tidak sesuai dengan spesifikasi dapat dikembalikan
ke rekanan
- rekanan yang ditunjuk mempunyai tanggung jawab penuh terhadap
institusi.
Kelemahan sistem penunjukan langsung adalah sebagai berikut :
- apabila rekanan mengirim bahan yang tidak sesuai maka akan
dikembalikan dan diganti oleh rekanan, hal ini dapat menghambat proses
produksi karena untuk pengiriman bahan makanan basah dilakukan
setiap hari.
Sistem pengadaan bahan makanan yang dilakukan di RSU Banyumas
menggunakan penunjukan secara langsung terhadap suplier yang memberikan
penawaran. Pelelangan yang dilakukan di RSUD Banyumas merupakan
pelelangan tertutup, yaitu masing-masing rekanan tidak mengetahui harga
penawaran yang diberikan oleh rekanan lain. Setelah melalui proses seleksi
dengan berbagai pertimbangan kemudian dipilih satu suplier untuk menyuplai
kebutuhan instalasi gizi RSU Banyumas. Lamanya kontrak dengan suplier
dibedakan berdasarkan jenis bahan makanannya. Untuk jenis makanan kering,
kontrak dilakukan untuk jangka waktu dua bulan, sedangkan untuk bahan
makanan basah kontrak dilakukan untuk jangka waktu satu bulan. Setelah
kontrak habis, kontrak baru bisa dilakukan dengan suplier yang sama atau
dengan suplier yang berbeda.
Berdasarkan teori yang ada, pemesanan bahan makanan dilakukan oleh
petugas gudang bahan makanan dengan bon penerimaan bahan makanan
diperoleh dari unit produksi.Sedangkan di RSUD Banyumas ini, bagian
pemesanan juga bertugas sebagai bagian perencanaan.Bagian perencanaan,
pemesanan dan pembelian terdiri dari 3 orang ahli gizi.Setiap ahli gizi memiliki
tanggung jawab pada bidangnya masing-masing. Namun, jika ada salah
seorang ahli gizi yang berhalangan hadir, maka tugas dan tanggung jawabnya
akan diberikan kepada dua ahli gizi lainnya yang bertugas, sehingga beban
kerja pada bagian tersebut bertambah.
Berdasarkan teori, bon pemesanan bahan makanan dibuat dalam lima
rangkap yaitu asli untuk suplier dan tembusan (1 rangkap untuk panitia
penerimaan dan 3 rangkap untuk bidang keuangan). Pembuatan form
pemesanan bahan makanan sebaiknya disesuaikan dengan kebijakan dan
kebutuhan Rumah Sakit.Di RSUD Banyumas form dibuat rangkapdua, satu form
dipegang oleh suplier sebagai panduan mencari bahan makanan yang dipesan
sedangkan satu form lagi dipegang oleh bagian penerimaan untuk pemeriksaan
bahan makanan saat penerimaan. Supliermempunyai tanggung jawab sendiri
untuk membuat administrasi pengiriman bahan makanan ke rumah sakit kepada
bagian keuangan (panitia khusus) untuk dapat mencairkan dana. Pembuatan
administrasi oleh rekanan ini harus di-cross check dengan data dari administrasi
di instalasi gizi. Di akhir kontrak, setelah administrasi lengkap, suplier bisa
meminta pembayaran pada bagian keuangan rumah sakit.
PENERIMAAN, PENYALURAN DAN PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
A. PENERIMAAN BAHAN MAKANAN
Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi
memeriksa/meneliti, mencatat dan melaporkan macam, kualitas dan kuantitas bahan
makanan yang diterima sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam perjanjian jual beli dengan memperhatikan jumlah, jenis, ukuran
dan kualitas bahan dan batas kadaluarsa (Depkes, 2003). Selain itu, penerimaan
bahan makanan bisa diartikan sebagai suatu kegiatan yang menyangkut pemasukan
bahan makanan, penyimpanan serta penyaluran bahan makanan ke bagian
persiapan dan pengolahan (Tarwojo, 1983).
Syarat yang harus ada dalam penerimaan bahan :
Ada rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam dan jumlah
bahan makanan yang akan diterima.
Ada spesifikasi/contoh bahan makanan yang akan diterima
Sistem pengendalian penggunaan bahan makanan di RSUD Banyumas
dilakukan melalui cross check dengan pencatatan dan pelaporan antara bahan
makanan yang masukdan yang keluar setiap harinya. Hal ini sudah baik dilakukan
karena dapat mengantisipasi jika terdapat ketidaktepatan dalam pengadaan
kebutuhan bahan makanan dengan jumlah bahan yang direncanakan, serta untuk
menghindari adanya penggunaan bahan makanan yang tidak diinginkan. Selain itu,
dengan melakukan cross check tersebut, kemungkinan terjadinya kelebihan sediaan
(over stock) dapat dihindari, serta dapat meminimalkan nilai persediaan dan
menekan hutang anggaran dengan tetap mempertimbangkan ketersediaan sesuai
dengan kebutuhan.
Dalam penerimaan bahan makanan ada dua cara, yaitu Blind receiving (cara
buta) dan conventional. Pada blind serving petugas penerimaan tidak menerima
spesifikasi bahan makanan dan faktur pembelian. Pada penerimaan tipe
conventional petugas penerimaan akan menerima faktur dan spesifikasi satuan dan
jumlah bahan makanan yang dipesan.
Instalasi gizi RSUD Banyumas menggunakan sistem konvensional dalam
proses penerimaan bahan makanan. Dalam sehari akan datang satu rekanan untuk
mengantarkan masing-masing bahan makanan. Untuk bahan makanan kering
diantarkan dua kali dalam seminggu. Sedangkan bahan makanan basah, diantarkan
setiap hari. Rekanan datang sekitar pukul 8.30 WIB pagi untuk mengantar sayur dan
bahan makanan basah yang akan diolah untuk makanan siang, sore dan besok
pagi. Untuk bahan makanan hewani yang dimasak sore datang pukul 12.00. WIB
untuk yang dimasak pagi datang sekitar 04.30 WIB.
Penerimaan bahan makanan di lakukan oleh salah satu dari ahli gizi dan bagian
administrasi 1 orang yang bertugas memeriksa, meneliti, mencatat, menetapkan dan
melaporkan macam, jumlah dan kualitas bahan makanan yang di terima sesuai
dengan pemesanan dan spesifikasi yang ada. Jika terjadi kerusakan atau tidak
sesuai dengan spesifikasi maka barang akan di kembalikan. Dalam melakukan
penerimaan bahan makanan di bagi menjadi 2 kelompok yaitu penerimaan bahan
makanan kering dan penerimaan bahan makanan basah. Masalah yang terkadang
dihadapi yaitu, pada penerimaaan tidak sesuai dengan jumlah sehingga pihak
rekanan akan mengirimkan kembali.
Barang yang sudah sesuai dengan spesifikasi dan tidak digunakan segera
dimasukkan dalam tempat penyimpanan sesuai dengan jenisnya masing-masing.
Lokasi penerimaan dekat dengan tempat penyimpanan dan gudang sehingga
memudahkan dalam penyimpanan.
Langkah – langkah penerimaan bahan makanan:
1. Mengecek jumlah, jenis dan kualitas bahan makanan yang dikirim
2. Memberi tanda/menuliskan jumlah bahan makanan
3. Mencatat bahan makanan yang tidak sesuai dengan pesanan ke dalam
buku catatan pengiriman bahan makanan.
4. Mengembalikan bahan makanan yang tidak sesuai dengan pesanan
5. Meminta rekanan untuk mengirim kembali bahan makanan agar sesuai
dengan pesanan
6. Menyerahkan bahan makanan yang telah diperiksa kepada pembantu
pemegang barang sebagai penerima bahan makanan.
Penerimaan bahan makanan dengan system pembelian langsung dapat
dilakukan oleh satuan kerja (instalasi gizi) yang bersangkutan, sedangkan
penerimaan bahan makanan dengan system tender dilakukan oleh panitia
penerimaan bahan makanan yang dibentuk oleh pimpinan rumah sakit.
B. PENYIMPANAN DAN PENYALURAN BAHAN MAKANAN
1. Penyaluran Bahan Makanan
Penyaluran bahan makanan, baik basah maupun kering dilakukan setiap
hari berdasarkan jadwal menu hari itu dan mengacu pada daftar penyaluran
yang telah dibuat oleh bagian perencanaan pada hari sebelumnya. Setiap jenis
bahan makanan dibagi sesuai dengan jumlah porsi dan jadwal makan. Bahan
makanan basah disalurkan langsung setelah penerimaan, sedangkan bahan
makanan kering disalurkan setelah diambil dari gudang penyimpanan.
Petugas penyaluran bahan makanan terdiri dari dua orang, yaitu dari
penanggung jawab penyaluran bahan makanan dan bagian administrasi dibantu
oleh petugas produksi. Bahan makanan kering yang akan digunakan, setiap hari
disiapkan di rak persediaan sesuai dengan jumlah kebutuhan penggunaan pada
hari itu dan diberi label sesuai dengan waktu makan, sehingga dapat langsung
diambil oleh tenaga pemasak untuk kemudian diolah.
Penyaluran bahan makanan di RSUD Banyumas dilakukan setelah
bahan makanan ditimbang dan dibagi berdasarkan waktu makan. Bahan
makanan yang akan diolah disalurkan ke bagian produksi. Sebaiknya
pengangkutan bahan makanan dari tempat penerimaan menggunakan troli agar
bagian bawah keranjang tidak langsung bersentuhan dengan lantai yang dapat
mengakibatkan kontaminasi pada makanan.
2. Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan merupakan suatu cara menata, menyimpan,
memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat pelaporannya.
Setelah bahan makanan yang sesuai spesifikasi diterima harus segera disimpan ke
ruang penyimpanan, gudang atau ruang pendingin kecuali bahan yang akan segera
digunakan. Barang tersebut segera dibawa ke ruang persiapan setelah diawasi dan
ditimbang oleh bagian penyimpanan. Barang yang dimasukkan pertama adalah
barang yang dikeluarkan pertama (first in first out).
Proses penyimpanan bahan makanan merupakan hal penting dalam suatu
manajemen penyelenggaraan makanan dikarenakan proses ini menjadikan
pelayanan dapat dilakukan dengan lebih efisien.
Instalasi gizi RSUD Banyumas terbagi menjadi dua, yaitu penyimpanan bahan
makanan kering dan basah.
a. Penyimpanan bahan makanan basah
RSUD Banyumas ruang penyimpanan untuk bahan makanan kering (gudang
bahan makanan) namun tidak memiliki ruang pendingin sendiri. Untuk menyimpan
bahan makanan yang membutuhkan suhu dingin, terdapat refrigerator dengan suhu
sekitar 4°C, freezer dengan suhu – 10 dengan suhu sekitar 4°C dan colling room (1-
4 °C) yang menjadi satu ruang dengan ruang pengolahan. Refrigerator sendiri
terbagi menjadi empat bagian yaitu refrigerator untuk menyimpan buah-buahan, tahu
dan tempe, refrigerator untuk menyimpan susu fermentasi, refrigerator untuk
menyimpan sampel makanan dan refrigerator untuk menyimpan sampel makanan.
Tidak semua jenis buah cocok disimpan dalam lemari es. Ada buah yang sifat
bawaannya takut dingin, misalnya sebagian buah yang berasal dari daerah tropis,
seperti pisang, mangga, pepaya dan lain sebagainya. Bila dimasukkan dalam lemari
es kulitnya akan berbintik-bintik atau menjadi hitam kecokelatan, rasa dan kualitas
buah akan menjadi rusak.
Suhu yang cocok untuk buah-buahan, antara 7 – 13 derajat Celcius. Namun ada
yang membutuhkan lebih dingin lagi, misalnya apel, anggur, dan buah persik.
Freezer terbagi menjadi dua yaitu freezer penyimpan daging beku, nugget,
kornet dan freezer penyimpan es batu. Suhu yang cocok untuk daging sebaiknya
berada pada suhu 4°C, Air membeku pada suhu 0 derajat, tapi anomali air akan
bertambah pada suhu 4 derajat, yang artinya bila daging sapi berada dalam
keadaan membeku maka saat akan digunakan, juicy dari daging sapi sudah
bercampur dengan air sehingga daging sapi akan terasa keras saat dikonsumsi.
Colling room digunakan untuk menyimpan sayuran yang sudah dicuci dan dipotong.
Tempat yang tepat untuk menyimpan sayuran adalah kulkas, dimana suhu
didalamnya sejuk dan dingin. Suhu dalam kulkas sebaiknya adalah antara 1 – 4 °C.
Lebih tinggi dari itu bisa menimbulkan bakteri yang bisa memengaruhi rasa dan
aroma makanan yang disimpan, sementara lebih rendah dari pada itu bisa membuat
makanan (sayuran yang disimpan) menjadi beku.
Suhu penyimpanan bahan makanan segar sebaiknya dikontrol dua kali sehari
yaitu pada saat pintu ruang penyimpanan dibuka dan ditutup sehingga keamanan
bahan makanan di dalamnya dapat terkontrol.
b. Penyimpanan bahan makanan kering
Bahan makanan kering disimpan didalam gudang, sedangkan bahan makanan
basah disimpan di cooling room dan refrigerator. Luas gudang penyimpanan bahan
makanan kering yang dimiliki masih kecil dengan ukuran 6 x 7 m. Didalamnya
terdapat rak-rak besi dan meja kayu untuk menyimpan bahan makanan yang
dipisahkan berdasarkan jenisnya. Bahan makanan kering diantaranya adalah beras,
susu, tepung, minyak, air mineral, gula dan sebagainya. Beras disimpan di rak
dalam kemasan plastik dan ditumpuk.
Kardus yang berisikan bahan makanan atau bahan makanan dalam kemasan
sebaiknya diletakkan di atas rak dengan jarak minimal bahan makanan dari lantai
sejauh 15 cm, dari dinding sejauh 5 cm, dari langit-langit sejauh 60 cm. Hal ini untuk
menghindari terjadinya kontaminasi pada bahan makanan dan menghindari
kerusakan bahan makanan oleh hewan pengerat.
Gudang tempat penyimpanan bahan makanan kering tidak terlalu luas hanya
sekitar 7 x 6 m. Pencahayaan dan ventilasi untuk gudang sudah cukup baik. Jarak
antara rak penyimpanan dengan lantai sudah sesuai dengan teori yang ada. Suhu
yang digunakan di gudang bahan makanan kering adalah suhu kamar yang selalu
dicek oleh pihak ISPAL (Instansi Sanitasi dan Pembuangan Air Limbah).
Setiap pagi dan sore hari dilakukan monitoring terhadap gudang bahan
makanan kering. Jika sewaktu-waktu ada kebutuhan bahan makanan yang
mendesak sedangkan penanggung jawab gudang bahan makanan kering tidak ada
di tempat maka petugas monitoring yang akan mengambilkan dan mencatatkan
bahan makanan yang digunakan. Setiap bahan makanan yang masuk dan keluar
selalu dicatat baik secara manual maupun secara digital dengan menggunakan
komputer.
Setiap bulan di awal minggu dijadwalkan bagi seluruh petugas dapur dan
instalasi gizi untuk membersihkan seluruh dapur dan tempat penyimpanan bahan
makanan basah seperti kulkas, freezer dan cold room. Fungsi utama cold room
Untuk menyimpan Daging, Ikan, Buah,Sayuran, Minuman, Ice cream ,Dll.
Sedangkan pembersihan gudang sendiri dilakukan setiap minggu.
Selain untuk menyimpan bahan makanan, gudang juga digunakan untuk
menyimpan plastik, dan tutup gelas plastik. Sebaiknya, pada rak bahan makanan
diberi label sesuai dengan jenis bahan makanan dan tanggal penerimaan.
Penempatan/ penataan barang disusun secara beraturan dan sebaiknya diberi
pembatas untuk tiap jenis bahan makanan. Suhu ruangan yang dianjurkan adalah
19 – 200 C dan harus sering dikontrol untuk menjaga kestabilan.
Berikut merupakan tabel kelengkapan peralatan ruang penyimpanan dan
gudang yang tersedia dirumah sakit RSUD Banyumas didasarkan pada standar
sarana PGRS kelas B
1. Ruang penerimaan
NO Peralatan Ada Tidak
1 Bak cuci teraso 2 bergandeng √
2 Meja tulis dan kursi √
3 Timbangan 300 kg √
4 Kereta pengangkut bahan makanan √
5 Bakul plastik 60 cm √
6 Rak bahan makanan beroda √
7 Tempat sampah tertutup aluminium √
8 Pisau stainless steel √
Jadi ada 88% peralatan yang sesuai dengan PGRS diruang penerimaan
2. Ruang penyimpanan bahan kering
Gudang
NO Peralatan Ada Tidak
1 Timbangan beroda 300 kg dan 20 kg √
2 Alat pengangkut beroda √
3 Meja tulis dan kursi √
4 Meja kayu untuk timbangan 20 kg √
5 Rak kayu beroda berkunci, 5 tingkat √
6 Rak beras 100x200x10 cm √
Bak kayu berlapis aluminium/nikel
100x80x80 cm
√
7 Bak aluminium berlobang 100 x 80 x 80
cm dan 60 x 40 x 40 cm
√
8 Lemari telur dengan 20 rak@ 100 √
lubang ukuran 140 x 80 x 140 cm
9 Sendok sayur 1 lt, ½ lt dan ¼ lt stenless
steel
√
10 Pisau stenless steel √
11 Pembuka botol/kaleng √
12 Gelas ukur email 2 lt √
13 Pengecek telur (sinar lampu) √
Jadi ada sekitar 70% kelengkapan peralatan diruang gudang yang dibandingkan
dengan PGRS.
Ruang penyimpanan dingin
No Peralatan Ada Tidak
1 Kamar pendingin √
2 Refrigerator 1100 lt √
3 Freezer √
4 Alat penggantung daging √
Jadi ada sekitar 75% kelengkapan peralatan diruang penyimpanan dingin
sesuai dengan PGRS.