Upload
truongtuyen
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TAWURAN PELAJAR
(Analisis Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 594/Pid.B/1012 PN.DPK)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh:
M. DERIFKA DWI SEPTA
NIM: 1113045000002
PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M / 1439 H
i
ABSTRAK
M. Derifka Dwi Septa. 111304500002. Pemidanaan Terhadap Pelaku
Tawuran Pelajar (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor:
594/Pid.B/1012/PN.DPK). Hukum Pidana Islam (Jinayah). Fakultas Syariah dan
Hukum. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta.
Dalam penelitian skripsi ini membahas mengenai bagaimana pandangan
Hukum Positif Indonesia dan Hukum Islam terhadap pelaku tawuran pelajar dan
apa sanksi yang dapat di berikan tehadap pelaku tawuran pelajar. Metode
penelitian dalam penelitian ini berjenis penelitian hukum normatif. Pengumpulan
data dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder.
Pada jenis penelitian hukum normatif, penelitian ini berjenis penelitian
perbandingan hukum. Sedangkan metode penelitian yang digunakan oleh penulis
adalah penelitian kualitatif yang berasal dari bahan-bahan hukum.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertimbangan hakim Pengadilan
Negeri Depok dalam Putusan Nomor 594/Pid.B/1012/PN.DPK sudah sesuai
karena telah memenuhi ketentuan pasal 170 ayat 2 ke-3 KUHP Jo Undang-undang
No. 3 Tahun 1997. Sedangkan dalam hukum islam tindak pidana pelaku tawuran
pelajar tergolong tindak pidana yang dihukumi dengan jarimah qishash dan diyat
dengan dasar hukum yang terdapat pada Al-quran Surat Al-baqarah Ayat 178.
Kata Kunci : Pemidanaan, Tawuran, Tawuran antar pelajar, Analisis Putusan
Pengadilan Negeri Depok Nomor 594/Pid.B/1012/PN.DPK.
Pembimbing : Dr. Burhanudin, S.H., M.H.
Daftar Pustaka : Tahun 1976 sampai Tahun 2014
ii
KATA PENGANTAR
حيم حمن اللر بسم اهلل الر
Segala puji, dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan taufik, hidayah-Nya serta memberikan berkah, kasih dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TAWURAN PELAJAR (Analisa
Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor 594/Pid.B/1012PN.DPK)”.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang
telah membawa umatnya dari zaman Jahiliyah sampai zaman yang penuh
peradaban dan ilmu pengetahuan.
Penulis bersyukur dengan tiada henti karena pada akhirnya tugas akhir dalam
jenjang pendidikan Strata Satu (S1) yang penulis hadapi telah selesai dikerjakan.
Serta tak lupa penulis meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ini ada yang
kurang berkenan dihati pembaca.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini di
selesaikan karena mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu
sebagai ungkapan rasa hormat yang mendalam, penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Nurul Irfan, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Proggram Studi
Hukum Pidana Islam (Jinayah) dan Bapak Nurrohim, LLM selaku sekertaris
Jurusan Prodi Hukum Pidana Islam (Jinayah) yang telah memberikan arahan
dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
4. Ibu Prof. Hj. Amany Lubis, M.A. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
iii
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan tak lupa juga kepada segenap staf dan
karyawan Perpustakaan.
5. Bapak Dr. Burhanuddin, S.H., M.H. selaku Dosen Pembimbing Skripsi ini,
yang mana dengan kesabaran, keistiqomahan dan keikhlasan memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
6. Kepada kedua orang tua Ayahanda Drs. Samin dan Ibunda Maria Susilawati,
S.pd, sujud syukurku kepada kalian atas do’a, pengorbanan dan memberikan
motivasi terbesar kalian selama ini, “allahummagfirlii waliwalidayya
warhamhuma kama rabbayani shogiro”. dan kakaku M. Rifki Pratama Putra
serta adikku M. Firdaus Dewantri Al-Fakir yang selalu memberi support.
7. Tidak lupa pula, tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua guru-guru
penulis yang telah memberikan dorongan, bimbingan serta arahan untuk
mengajarkan ilmu dam keistiqomahan dalam mendidik penulis.
8. Seluruh teman-teman angkatan Hukum Pidana Islam 2013 Ahmad Syamsul,
Arya Charirunnisa, Syamazka Zakirni, Lubna Zahraty, Keken Rizka Fitri
Assolihat, Alpen Nambri, M. Johar Fatin, Rian Maulana, M. Arsy Nuril Fikry,
dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas
segala canda tawa dan keluh kesah selama dikelas, mohon maaf lahir dan batin
atas kesalahan penulis, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja dan
tentunya kalian semua yang terbaik selama pembelajaran dikelas.
9. Untuk keluarga besar Himpunan Keluarga Mahasiswa Alumni Tebuireng
(HIKMAT) Jabodetabek secara kolektif yang tidak mungkin di sebutkan dalam
lembar kertas pendek ini. Penulis merasa adanya transformasi baru untuk
mengenal orientasi Organisasi yang lebih baik demi terwujudnya manusia yang
beriman, dan bermanfaat.
10. Keluarga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisyariat Fakultas
Syariah dan Hukum (PMII Komfaksyahum) yang telah berbagi ilmu yang tidak
ternilai, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak
mengurangi rasa hormat penulis dan telah memberikan kontribusi yang cukup
besar dalam penyusunan Skripsi ini.
Penulis berharap semoga dalam Skripsi ini bermanfaat dan dapat di gunakan
sebagai rujukan penyusunan Skripsi lainnya di masa mendatang. Penulis pun
sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini
selanjutnya.
Ciputat, 13 Oktober 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 6
D. Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu .................................................. 7
E. Kerangka Konseptual ................................................................................ 7
F. Metode Penelitian...................................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 11
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PELAKU TAWURAN PELAJAR
A. Teori Pemidanaan ..................................................................................... 12
1. Pengertian Pemidanaan ....................................................................... 12
2. Jenis Pemidanaan dalam Kasus Tawuran Pelajar ............................... 14
B. Pengertian dan Faktor Penyebab Tawuran Pelajar.................................... 15
1. Pengertian Tawuran Pelajar ................................................................ 15
2. Faktor Penyebab Terjadinya Tawuran Pelajar .................................... 17
C. Tindak Pidana Tawuran dalam Persfektif Hukum Pidana Indonesia........ 19
1. Perkelahian Pelajar Secara Perorangan ............................................... 19
2. Perkelahian Pelajar Secara berkelompok ............................................ 21
D. Ketentuan Batas Usia Pemidanaan dan Penyelesaian Perkara
Pidana Anak .............................................................................................. 22
1. Batas Usia Pemidanaan Anak ............................................................. 22
2. Penyelesaian Perkara Pidana Anak ..................................................... 26
vi
BAB III TINDAK PIDANA PELAKU TAWURAN PELAJAR DALAM
HUKUM ISLAM
A. Tindak Pidana Pelaku Tawuran Pelajar
dalam Hukum Islam .................................................................................. 31
B. Sanksi Pidana Pelaku Tawuran Pelajar dalam Hukum Pidana Islam ....... 37
1. Qisha>sh karena melakukan jarimah penganiayaan.............................. 37
2. Qisha>sh karena melakukan jarimah pembunuhan ............................... 40
C. Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tawuran Pelajar .............................. 44
BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI DEPOK NOMOR
594/Pid.B/1012PN.DPK
A. Deskripsi Kasus ......................................................................................... 47
B. Dakwaan, Tuntutan dan Putusan ............................................................... 50
C. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Positif dan
Hukum Islam ............................................................................................. 53
1. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Positif ............................... 53
2. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Islam ................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 60
B. Saran-Saran Penulis .................................................................................. 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja
sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang
paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering
menimbulkan kekawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan
menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-
sama masih dalam masa mencari identitas diri mereka masing-masing. Kesalahan-
kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut
sebagai problematika remaja.1
Problematika remaja adalah bermacam-macamnya problem yang dihadapi
oleh para remaja akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya tersebut.
Kemajuan zaman yang berarti bahwa kemajuan yang kompleks itulah yang
menyebabkan timbulnya fase remaja yang panjang, yang berlangsung kira-kira
dari umur 13 tahun sampai dengan umur 21 tahun. Dalam masa yang panjang
tersebut, para remaja mempersiapkan dirinya dengan bekal ilmu pengetahuan dan
kecakapan, serta keterampilan yang memungkinkannya untuk masuk kedalam
masyarakat orang dewasa dan sanggup berintegrasi serta serasi dengan mereka.
Apabila seorang remaja hidup dalam masyarakat yang mengerti persoalan yang
dilaluinya, lalu memperlakukannya berdasarkan pengertian dan penghargaan,
serta memberi kesempatan yang cukup baginya untuk menyatakan diri maka, akan
berkuranglah problem kejiwaan yang dialaminya. Akan tetapi, apabila siremaja
tersebut hidup dalam masyarakat dimana orang tua dan guru-gurunya tidak
mengerti akan perubahan cepat yang dilaluinya tersebut, serta tidak memberikan
kesempatan baginya untuk mengembangkan pribadinya, atau malahan
1Vina Dwi Laning, Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya, (Jakarta: Cempaka
Putih, 2008), h.81.
2
menghadapinya dengan kesal dan tekanan-tekanan maka, problem remaja akan
berkembang dan bertumpuk-tumpuk antara satu dan lainnya, karena setiap
problem yang tidak diselesaikan, akan menyebabkan bertambahnya problema
pada periode berikutnya.2
Penyimpangan tingkah laku atau perbuatan perbuatan melanggar hukum
oleh anak dibawah umur disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor itu antara lain
adanya dampak negatif dari perkembangan yang pesat, arus globalisasi di bidang
komunikasi dan informasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perubahan gaya hidup sebagian orang tua. Perkembangan tersebut sangat
berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. Selain itu anak yang kurang atau
tidak memperoleh kasih sayang, asuhan, bimbingan dan pembinaan dari orang tua
asuh akan mudah terseret dalam arus pergaulan masyarakat dan lingkungannya
yang kurang sehat, kurangnya pengawasan akan mudah membawa pengaruh
terhadap anak yang dapat merugikan perkembangan pribadi anak.3
Kata tawuran mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga sebagian masyarakat
luas di indonesia, dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “tawuran” dapat
diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Secara psikologis,
perkelahian yang melibatkan pelajar yang berusia remaja digolongkan sebagai
salah satu bentuk kenakalan remaja (Juvenile Deliquency).4 Tawuran biasanya
berasal dari masalah kecil karena persoalan pribadi yang tersinggung hingga
kemudian muncul menjadi gerakan pembelaan atas nama solidaritas teman dan
harga diri membela teman, bahkan terkadang sebagai bentuk membela nama baik
sekolah yang dianggap rendah atau dihina oleh pelajar sekolah lain.
Fenomena tawuran pelajar yang merupakan bagian dari kekerasan di
masyarakat dan telah berulang kali terjadi menjadikannya sebagai fenomena yang
berkelanjutan, dimana objeknya sama namun pelakunya yang beralih dari generasi
2Zakiah Daradjat, Problema Remaja di Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), Cet.
Ke-3, h. 36. 3Yani Suryani, Pemidanaan Anak Di Indonesia Terhadap Pelaku Pencurian Dalam
Persfektif Hukum Islam. (Skrpsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014). H.3. 4M Lukman Fatahullah Rais, Tindak Pidana Perkelahian Pelajar, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1997), h. 28.
3
kegenerasi selanjutnya. Masalah perkelahian antar pelajar atau lebih sering
dikenal dengan kata tawuran pelajar yang sering terjadi belakangan ini, adalah
masalah kejahatan yang diancam dengan hukuman.
Di Indonesia, perkelahian yang dilakukan oleh pelajar saat ini cukup
ekstrim, dilihat dari para pelaku tawuran pelajar yang disertai dengan senjata
tajam sebagaimana menurut, Kunarto didalam bukunya yang berjudul “Merenungi
Kritik Polri”, beliau mengatakan bahwa: “perkelahian anak dewasa ini sangat
hebat. Senjata-senjata seperti rantai, potongan kayu, besi, pisau, samurai, dan batu
dapat ditemukan ketika mereka melakukan tawuran dijalan”.5
Pembahasan mengenai kekerasan masih tetap merupakan masalah yang
hangat dibicarakan banyak orang, baik yang berhubungan dengan kuantitas dan
kualitas dari kekerasan tersebut, maupun yang lain sebagainya. Yang pasti
kekerasan senantiasa saja muncul silih berganti dan akan berputar terus menerus
secara turun menurun serta kemungkinan besar tidak bisa hilang dari muka bumi.
Soedjono Dirdjosisworo menginformasikan, bahwa :
“Hukum memang telah diadakan sedemikian rupa untuk mengatur
kehidupan manusia, namun demikian kekerasan-kekerasan yang
dilakukan anggota masyarakat masih saja terjadi disana-sini, aparat
penegak hukum pun tidak pernah berhenti menangani perkara pencurian,
kekerasan, perampokkan, penodongan, perampasan, pembunuhan, yang
disertai dengan berencana dan berkelompok. Perbuatan-perbuatan
tersebut adalah merupakan suatu kejahatan atau dengan istilah lain tindak
criminal (berasal dari kata Crime atau kejahatan, Criminal yaitu pelaku
kejahatan”.6
Kejahatan itu dapat saja terjadi disebabkan oleh masalah sosial seperti
adanya kecemburuan sosial antara yang kaya dan yang miskin, dari yang dewasa
bahkan juga ada yang masih anak-anak. Seiring dengan perkembangan dan
perubahan jaman, kejahatan juga semakin berkembang dengan bertambahnya
angka kejahatan dan bertambahnya macam-macam jenis kejahatan.7 Hal ini dapat
menjadikannya pemicu seseorang sehingga melakukan tindak kejahatan, seperti
5Kunarto, Merenungi Kritik Terhadap Polri, (Jakarta: Citra Manunggal, 1996), h. 362.
6 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1990),
h. 316. 7Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), h. 193
4
halnya yang terjadi dikalangan remaja atau pelajar yang cenderung semakin
meningkat intensitasnya. Kenakalan para pelajar ini semakin luas jangkauannya,
yaitu dari sekedar perkelahian antar sekolah yang biasa, telah menyebar dan
berkembang luas dari jenis dan perbuatan anarkis lain yang dilakukan terhadap
para pelajar tersebut.
bilamana kita mengacu pada Pasal 45 Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) Mengenai anak-anak yang dapat diajukan ke dalam sidang pengadilan
adalah bila mana anak tersebut telah mencapai umur 16 Tahun. Sedangkan, bila
kita melihat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak, pasal 1 ayat (3) yang menetapkan batas usia anak yang dapat
dijatuhi hukuman atau sanksi pidana sangat berbeda. Ketentuan pasal ini berbunyi
Anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah anak
yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas)
tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
Dalam pergaulan sehari-hari, masalah batas umur antara kata dewasa dan
kata anak merupakan problema yang rumit. Klarifikasi umur akan menentukan
dapat tidaknya seseorang dijatuhi hukuman serta dapat tidaknya suatu tindak
pidana dipertanggung jawabkan kepadanya.
Berbeda dengan ajaran islam, kekerasan dalam pandangan ajaran agama
islam adalah perbuatan yang bersifat memaksa dalam arti kata memaksakan
kehendak dengan cara memerintah ataupun permohonan yang harus dilaksanakan
atau wajib untuk dilaksanakan apabila perintah itu tidak dilaksanakan maka ada
konsekwensi atau tindakan-tindakan yang berupa kekerasan. Manusia melakukan
kekerasan kepada sesamanya dengan mengatasnamakan agama karena bentuk
kekerasan inilah yang kita kenal sebagai kekerasan teologis, yaitu dengan
menggunakan dalil-dalil dan dalih agama untuk melegitiminasi kepada
penggunaan kekerasan dalam jihad besar dan perjuangan suci melawan kelompok-
kelompok lain.8
Hak-hak kewajiban setiap manusia menurut hukum islam dapat dibagi
kedalam 4 katagori, yaitu : hak hak Allah Swt. yang harus dipenuhi manusia,
8 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Grafindo, 2008), h.76.
5
hak-hak diri sendiri, hak-hak manusia lain, dan hak-hak makhluk lain dan benda-
benda potensial yang dikaruniakan untuk kemanfaatan hidup manusia.9
Tujuan hukum islam terbagi atas tiga katagori. Pertama, tujuan primer yang
disebut al-dlaruriyyat, yakni tujuan hukum untuk menjamin kelangsungan hidup
dan kebutuhan primernya. Tujuan hukum primer (al-qulliyat al-khams atau
Maqasid al-syari‟ah), yakni Memelihara agama (hifdz al-din), Memelihara jiwa
(hifdz al-nafs), Memelihara akal (hifdz al-„aql), Memelihara keturunan dan
kehormatan (hifdz al-„irdl), dan Memelihara harta (hifdz al-mal)10
Berdasarkan uraian tersebut diatas yang menjadi alasan penulis untuk
meneliti lebih jauh mengenai ancaman sanksi pidana yang di berikan untuk para
pelajar yang melakukan perilaku kekerasan dalam tawuran pelajar. Dalam hal ini
penulis mengambil judul mengenai “PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU
TAWURAN PELAJAR (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor:
594/Pid.B/1012/PN.DPK)”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dengan melihat uraian latar belakang tersebut, peneliti dapat
mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu : pertama, kasus kekerasan dalam
tawuran, dapat terjadi pada siapa saja. Kedua, faktor kurangnya kasih sayang serta
pengawasan oleh orang tua dan guru dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya
perilaku tawuran pelajar. Ketiga, lemahnya peraturan pemerintah dalam upaya
penegakan dan pencegahan tawuran pelajar. Keempat, kurangnya pemahaman
yang terjadi akibat dampak dari perbuatan tawuran pelajar tersebut. Dari beberapa
identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut diatas, tidak semua menjadi
fokus kajian dalam penelitian ini, terkait fokus pembatasan masalah dalam
penelitian ini akan dijelaskan pada sub berikutnya.
9Abu A‟la Al Maududi, Dasar-dasar Aqidah Islam, terjemahan, Elwin Siregar, (Jakarta:
Media Da‟wah, 1986), h. 172-197. 10
Abd. Shomad, Hukum Islam : Panorama Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2010), h. 63.
6
2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini terarah dan tersusun secara sistematis
pada tema pembahasan yang menjadi tema yang terarah, maka perlu penulis
uraikan masalah. Disini penulis hanya akan membahas bagaimana sanksi
penerapan pidana pelaku tawuran pelajar di Pengadilan Negeri Depok.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dan uraian, dapat diuraikan beberapa
masalah yang dirumuskan dengan pertanyaan penelitian (research question),
yaitu:
a. Bagaimana pandangan hukum positif Indonesia dan Hukum Islam terhadap
pelaku tawuran antar pelajar ?
b. Apa sanksi yang diberikan terhadap pelaku tawuran pelajar?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penulisan ini, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai
oleh penulis, tujuan yang dimaksud diantaranya :
a. Untuk mengetahui pandangan hukum positif Indonesia dan hukum islam
terhadap pelaku tawuran antar pelajar.
b. Untuk mengetahui sanksi yang dapat diterapkan terhadap pelaku tawuran
antar pelajar.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan penelitian ini :
a. Dalam rangka pengembangan dan perluasaan wawasan pengetahuan
terhadap perilaku tawuran antar pelajar.
b. Dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai faktor apa saja
yang melatarbelakangi penyebab terjadinya tawuran para pelajar.
c. Dalam rangka menambah literatur perpustakaan dalam bidang hukum
mengenai ancaman tindak pidana bagi pelajar yang melakukan tawuran.
7
D. Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu
Adapun review yang di gunakan oleh penulis adalah karya ilmiah yang
berkenaan dengan penelitian:
1. Skripsi oleh Muh. Farid Abidin dengan judul “Diskresi Kepolisian terhadap
Pelaku Tawuran Pelajar di Kota Yogyakarta ”, Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas
Syari‟ah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta .
Dalam skripsi ini membahas mengenai:
Upaya kepolisian terhadap pertanggungjawaban pidana pelaku tawuran pelajar
yang terjadi di kota Yogyakarta.
2. Skripsi oleh Maman Abdul Rahman dengan judul “Pertanggungjawaban Pidana
Anak Menurut Hukum Pidana Islam dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak”, Jurusan Perbandingan Hukum.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam Skripsi ini membahas mengenai:
Sanksi pidana bagi anak menurut hukum positif Indonesia yaitu Undang-
undang Pengadilan Anak dan ditinjau dari persfektif Hukum Islam yaitu Fiqh
Jinayah.
3. Jurnal yang di buat oleh Nur Hayati dan Tohap Alfan Fakultas Hukum
Universitas Esa Unggul Jakarta 2012 dengan judul Pertanggung Jawaban
Pidana Pelaku Tawuran Antar Pelajar. Menjelaskan tentang:
Sebab dan penyebab terjadinya tawuran antar pelajar dan penjelasan pengenai
bentuk tindak pidana dalam penerapan tawuran antar pelajar.
E. Kerangka Konseptual
Dalam mengkonsep permasalahan penegakan hukuman para pelaku tindak
pidana kekerasan khususnya tawuran para pelajar ini, penulis akan
membandingkan sudah seefektif mana penegakan hukuman para pelaku
tawuran pelajar tersebut, mengingat para pelajar tersebut merupakan orang
yang masih di katakan cacat hukum atau belum bisa di mintai pertanggung
jawabannya dari segi faktor usia yang mayoritas para pelajar tersebut belum
mencapai umur 18 tahun. Sedangkan perilaku tawuran para pelajar bisa di
8
katakan sebagai perilaku turun temurun yang sudah mengalir dari tahun
ketahun. Diantara faktor dari pelaku tawuran tersebut dan upaya
penanggulangan dari pihak aparat penegak hukum yang ada, ada banyak hal
yang menyababkan para pelajar tersebut melakukan tindak pidana kekerasan
seperti tawuran, antara lain karena adanya jati diri yang harus di buktikan
dengan kekerasan, terlebih-lebih untuk menunjukkan siapa yang terhebat di
antara pelajar tersebut dan juga belum lagi faktor dari para senior-senior
mereka yang sudah terlebih dahulu ikut melakukan tindakan kekerasan tawuran
tersebut. Upaya pencegahan dan penanggulangan dari pelaku tawuran tersebut
selama ini di rasa belum maksimal, melihat masih tingginya tawuran para
pelajar yang masih sering terjadi di kota-kota besar, bahkan sudah sampai
merosok keplosok desa. Kurang efektifnya sistem pemidanaan bagi anak
(pelajar) tersebut, berdampak pada peningkatan terjadinya perilaku tawuran
para pelajar tersebut. Karena hukuman yang diterima dirasa kurang efektif,
sehingga fungsi hukuman sebagai efek jera di rasa kurang tercapai.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kepustakaan (library research) atau penelitian hukum normatif.
Yaitu penelitian hukum yang di lakukan dengan cara meneliti bahan pustaka
atau data sekunder. Pada jenis penelitian hukum normatif, penelitian ini
berjenis penelitian perbandingan hukum. Pengertian hukum normatif yaitu,
pendekatan terhadap suatu masalah yang menitik beratkan kepada ketentuan-
ketentuan hukum yang berlaku.11
Sedangkan metode penelitian yang
digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif yang berasal dari bahan-
bahan hukum. Data kualitatif tersebut berupa uraian penjelasan yang tersusun
dalam kalimat dan tata bahasa yang berkaitan dengan penelitian hukum.
11
Fahmi Muhammad Ahmadi, Metode Penelitian Hukum”, Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, Desember 2010, h. 6.
9
2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan studi pustaka (library research) yang objek
utamanya berupa buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, surat
kabar dan sumber lainnya yang berkaitan secara langsung dengan obyek yang
di teliti.
a. Bahan hukum primer, terdiri dari Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP), Undang Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak, Serta bahan-bahan hukum yang mempunyai
kekuatan mengikat yang berupa sumber hukum nasional yang didapat dari
Berita Negara Republik Indonesia.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan hukum yang memberi
penjelasan mengenai bahan hukum primer yang berupa penelitian dan
penulisan di bidang hukum yang didapat dari buku, jurnal, majalah, surat
kabar, makalah-makalah, skripsi, dan tesis.
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan
tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Dalam penelitian
ini digunakkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, majalah, Koran dan
lainnya.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data yang di gunakan pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis data kualitatif dengan cara memperoleh data kemudian di uraikan
untuk memberikan gambaran (deskriptif). Metode deskriptif yaitu, metode
yang bertujuan untuk memberikan gambaran suatu gejala masyarakat tertentu.
Yakni dengan mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dan
faktor-faktor yang merupakan pendukung dan relevan terhadap objek yang di
pilih, sehingga dapat di tarik kesimpulan dari hal yang di jadikan objek
penelitian.12
Data yang di klarifikasikan maupun di analisis untuk
mempermudah dan menghadapkan pada pemecahan masalah. Adapun metode
analisis data yang di gunakan dalam skripsi ini adalah metode isi secara
kulitatif. Dalam analisis ini, semua data yang di analisis adalah berupa teks.
12
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), h. 58.
10
Analisis kualitatif digunakan untuk menemukan, mengidentifikasi dan
menganalisa teks dokumen untuk memahami, signifikasi dan relevansi teks
atau dokumen.
4. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penulisan skripsi
yang mengacu pada “Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2017 Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta”.
11
G. Sistematika Penulisan
Sebelum sampai pada materi pembahasan atau uraian lebih lanjut, maka
untuk memudahkan dalam mengikuti pembahasan materi penulisan ini perlu
kiranya penulis memberikan suatu sistematika pembahasan yang terdiri dalam
lima (5) bab, tiap bab terdiri dari sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, kerangka teori dan
konseptual, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan umum mengenai kenakalan remaja, batas usia anak,
teori pemidanaan, peraturan yang mengatur tentang sanksi bagi
pelaku tawuran.
BAB III : Menguraikan beberapa masalah yang berkaitan dengan tindak
pidana pelaku tawuran pelajar. Pertanggung jawaban pidana, serta
upaya penanggulangan pelaku tawuran pelajar dalam Hukum
Islam.
BAB IV : Analisis Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor:
594/Pid.B/1012/PN.DPK. Mengenai tindak pidana dan fakor
penyebab pelajar melakukan tawuran dalam pandangan hukum
positif dan hukum pidana islam.
BAB V : Bab ini berisikan kesimpulan-kesimpulan dari hal-hal yang telah
di bahas dalam bab-bab sebelumnya, juga memuat saran-saran
yang diharapkan dapat berguna bagi setiap pembaca.
12
BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI PELAKU TAWURAN PELAJAR
A. Teori Pemidanaan
1. Pengertian Pemidanaan
Pemidanaan adalah tahap penetapan sanksi atau pemberian sanksi dalam
hukum pidana atau dapat di katakan sebagai penghukuman. Secara sederhana
dapat di kemukakan bahwa hukum pidana merupakan hukum yang mengatur
tentang perbuatan-perbuatan yang di larang oleh undang-undang beserta sanksi
pidana yang dapat dijatuhkannya kepada pelaku.1
Menurut Prof. Sudarto bahwa istilah “penghukuman” dapat di sempitkan
artinya, yakni penghukuman dalam perkara pidana, yang kerap kali
bersinonim dengan “pemidanaan” yang biasa disebut sebagai pemberian atau
penjatuhan pidana oleh hakim. Penghukuman dalam arti yang demikian,
mempunyai makna sama dengan sentence atau voorwaardelijk veroordeeld
yang sama artinya dengan dihukum bersyarat atau di pidana bersyarat.2
Pemidanaan bisa kita artikan sebagai sanksi dalam pelanggaran hukum,
kata “pidana” pada umumnya diartikan sebagai hukum. Sedangkan
pemidanaan diartikan sebagai penghukuman. Secara tradisional teori-teori
pemidanaan (Dasar-dasar pembenaran dan tujuan pidana) pada umumnya dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
A. Teori absolut atau teori pembalasan (retributive/vergeldings.)
B. Teori relatif atau teori tujuan (utilitarian/doeltheorieen).3
Teori absolut atau teori pembalasan (retributif/doeltheorieen). Menurut
teori ini, setiap kejahatan harus diikuti dengan pidana (tidak boleh tidak, tanpa
tawar menawar). Seseorang mendapat pidana karena telah melakukan
kejahatan. Tidak dilihat akibat-akibat apapun yang mungkin timbul dari
1Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h.6.
2Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung: PT
Alumni 2010), Cet IV, h.1. 3Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, h.10.
13
dijatuhkannya pidana.4 Maka, pemberian pidana disini ditujukan sebagai
bentuk pembalasan terhadap orang yang telah melakukan kejahatan atau
sebagai bentuk pembalasan yang diberikan oleh negara yang bertujuan untuk
memberikan efek jera bagi penjahat, akibat dari perbuatannya.
Teori relatif atau teori tujuan (utilitarian/doeltheorieen). Menurut teori ini,
berprinsip terhadap penjatuhan pidana, guna menyelenggarakan tertib
masyarakat, yang bertujuan untuk membentuk suatu prevensi kejahatan atau
upaya agar dikemudian hari kejahatan yang telah dilakukan tidak terulang
lagi.5 Prevensi ini ada dua macam, yaitu prevensi khusus atau spesial dan
prevensi umum atau general. Dalam prevensi khusus, sesuatu yang membuat
takut ini ditujukan kepada sii penjahat, sedangkan dalam prevensi umum
diusahakan agar para oknum semua juga takut akan menjalankan kejahatan.6
Kedua prevensi ini, berdasar atas gagasan mulai dengan ancaman akan
dipidana dan kemudian dengan dijatuhkannya pidana, orang akan takut
melakukan kejahatan.
Sedangkan secara teoritis, terdapat satu lagi teori pemidanaan, yaitu teori
gabungan (verenigings theorien). Merupakan suatu bentuk kombinasi dari teori
absolut dan relatif, yang berusaha untuk menggabungkan pemikiran di dalam
teori absolut dan relatif. Di samping mengakui bahwa penjatuhan pidana
diadakan untuk membalas perbuatan pelaku, juga dimaksudkan agar pelaku
dapat diperbaiki sehingga bisa kembali kemasyarakat, perbaikan si pelaku
(reforming the offender) bertujuan untuk memperbaiki tingkah laku si pelaku
sehingga muncul kesadaran si pelaku untuk cenderung tidak melakukan
kejahatan lagi walaupun tanpa adanya rasa ketakutan dan ancaman pidana.7
Penjatuhan suatu pidana kepada seseorang tidak hanya berorientasi pada upaya
untuk membalas tindakan orang itu, tetapi juga agar ada upaya untuk mendidik
4Wirjono Prodjodikiro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: PT Refika
Aditama,2008), h.23. 5Djoko Prakoso, Hukum Panitensier di Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 1998), h. 47.
6WirjonoProdjodikiro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, h.23.
7Marlina, Hukum Panitensier, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 51.
14
atau memperbaiki orang itu sehingga tidak melakukan kejahatan lagi yang
meugikan dan meresahahkan masyarakat.8
Menurut Adami Chazawi, “teori gabungan ini dapat dibedakan menjadi
dua golongan besar, yaitu :9
a. teori gabungan yang mengutamakan pembalasan, tetapi pembalasan itu
tidak boleh melampaui batas dari apa yang perlu dan cukup untuk
dapatnya di pertahankan tata tertib msyarakat.
b. teori gabungan yang mengutamakan perlindungan tata tertib
masyarakat, tetapi penderitaan atas jatuhnya pidana tidak boleh lebih
berat dari pada perbuatan yang dilakukan oleh terpidana.
2. Jenis Pemidanaan dalam Kasus Tawuran Pelajar.
Permasalahan tindak pidana kekerasan seperti tawuran yang dilakukan
oleh para pelajar merupakan kejahatan yang selalu menimbulkan gangguan dan
keresahan dalam masyarakat. Walaupun didalam undang undang tidak diatur
secara spesifik mengenai tawuran tersebut, akan tetapi unsur-unsur perbuatan
dari perilaku tawuran tersebut merupakan perbuatan yang melanggar hukum.
Dalam kasus tindak pidana pelaku tawuran yang dilakukan oleh para
pelajar terdapat dua jenis pemidanaan, yang pertama diatur oleh Kitab Undang-
undang Hukum Pidana pada pasal 170 dan Undang-undang Nomor 11 Tahun
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Apabila dikaitkan dengan unsur pasal 170 KUHP maka tindak pidana
kekerasan seperti tawuran adalah barang siapa dengan terang-terangan dan
dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.10
Serta,
bilamana dikaitkan pula dengan pasal 1 ayat (3) Undang-undang Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, yaitu Anak yang
berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut anak adalah yang telah
8Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h. 191-192.
9Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana 1, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2010) h. 162-
163. 10
Andi hamzah, Kitab Undang-undang hukum pidana, pasal 170
15
berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun
yang diduga melakukan tindak pidana.11
Dengan pengertian tersebut diatas, seorang pelajar bisa dikatagorikan
melakukan kekerasan terhadap orang apabila memenuhi unsur dalam KUHP
dan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak tanpa melihat sebab yang timbul akibat tindak pidana yang dilakukan.
B. Pengertian dan Faktor Penyebab Tawuran Pelajar
1. Pengertian Tawuran Pelajar
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran” dapat diartikan sebagai
perkelahian yang meliputi banyak orang. Secara Etimologis tawuran
merupakan bentuk konflik sosial yang mana konflik tersebut berasal dari kata
kerja configere, yang berarti saling memukul, dan merupakan ciri yang tak
terhindarkan dari kepentingan negara dalam kondisi anarkis.12
Tawuran
merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan
oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Tawuran adalah perilaku
agresi dari seorang individu atau kelompok. Agresi merupakan suatu cara
untuk melawan dengan sangat kuat, menyerang, membunuh atau menghukum
orang lain, dengan kata lain dapat didevinisikan sebagai tindakan yang
dmaksud untuk melukai orang lain atau merusak milik orang lain.13
Pelajar adalah seorang yang sedang menginjak remaja. Dalam kamus
umum bahasa Indonesia menyebutkan bahwa pelajar adalah murid (pada
sekolah lanjutan). Salah satu sisi kehidupan pelajar, khususnya di Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) adalah perkelahian ramai-ramai (Tawuran) atau
perkelahian antar pelajar. Tawuran antar pelajar merupakan salah satu
kenakalan yang dilakukan oleh pelajar. Dalam kecakapan didalam hukum,
11
Undang-undang Republik Indonesia Nomor .11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. 12
Imam Anshori Saleh, Tawuran Pelajar, (Jakarta: UD. Adipura, 2004), Cet. 2, h. 87. 13
Kartini Kartono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. 6, h.
19
16
pelajar yang merupakan terminologi yang sering digunakan untuk orang yang
masih menempuh pendidikan sampai pada lanjutan tingkat atas, dapat
digunakan sebagai orang yang belum dewasa.14
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja
digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (Juvenile
delinquency). Secara etimologis, istilah Juvenile Delinquensi berasal dari
bahasa latin Juvenils, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik
masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, dan delinquere yang berarti
terabaikan, mengabaikan. Kemudian diperluas menjadi jahat, asosial, kriminal,
pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki
lagi, durjana, dursila, dan lain-lain.15
Juvenile Delinquensi biasa disebut
sebagai kenakalan anak, tindakan yang dilakukan oleh anak merupakan
manisfestasi dari kepuberan remaja tanpa ada maksud merugikan orang lain.
Dalam hal katagori perilaku anak (pelajar) yang membuat dia harus
berhadapan dengan hukum terdapat 2 (dua) katagori, yaitu:16
1). Status Offence adalah perilaku kenakalan anak yang apabila dilakukan
oleh orang dewasa tidak dianggap sebagai kejahatan, seperti tidak
menurut, membolos sekolah atau kabur dari rumah.
2). Juvenile Deliquency adalah perilaku anak yang apabila dilakukan oleh
orang dewasa dianggap sebagai kejahatan atau pelanggaran hukum.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan delinkuensi sebagai tingkah
laku yang menyalahi secara ringan norma dan hukum yang berlaku dalam
suatu masyarakat. Kenakalan remaja merupakan suatu kelainan tingkah laku,
14
Nur Hayati, dan Tohap Alfan, Pertanggung Jawaban Pidana Pelaku Tawuran Antar
Pelajar, vol. 9 no. 1, 4 (2012), h. 3. 15
Nandang Sambas, Peradilan Pidana Anak di Indonesia dan Instrumen Internasional
Perlindungan Anak Serta Penerapannya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) h. 13. 16
M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk di Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 20013), Cet. 3.,
h. 33.
17
perbuatan ataupun tindakan remaja yang bersifat asosial, bertentangan dengan
agama, dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.17
Kenakalan remaja dalam hal perkelahian, dapat digolongkan kedalam 2
jenis delikuensi, yaitu:18
1. Delikuensi Situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang
“mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat
adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara tepat.
2. Delikuensi Sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada didalam
suatu organisasi tertentu, geng atau perkumpulan yang mana memaksa mereka
untuk bisa menunjukkan jati diri kelompoknya tersebut melalui sebuah
perkelahian. Disini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus
dipatuhi dan diikuti anggotanya. Termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh
suatu kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh
kelompoknya. Seperti yang kita ketahui pada masa remaja, seorang remaja akan
cenderung membuat sebuah gank, yang mana akan membuat para remaja ini
bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus
dipatuhi, karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.
2. Faktor Penyebab Terjadinya Tawuran Pelajar
Kegemaran berkelahi secara massal diantara anak-anak sekolah lanjutan di
kota-kota besar, disebabkan oleh dua faktor, yaitu:19
Faktor internal atau Faktor endogen berlangsung melalui proses
internalisasi-diri yang keliru oleh anak-anak remaja dalam menanggapi
lingkungan disekitarnya serta semua pengaruh yang dapat mempengaruhi
tingkah laku mereka. Tingkah laku tersebut merupakan suatu reaksi yang salah
atau irrasional dari proses belajar, dalam bentuk ketidakmampuan belajar
mereka melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Dengan kata lain,
anak-anak remaja tersebut melakukan mekanisme pelarian diri dan pembelaan
17
Maidim Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan Pidana
Anak di Indoesia, (Bandung: Refika Aditama, 2013), Cet. 3, h. 56. 18
Kartini Kartono, Kenakalan Remaja, h. 102 19
Kartini Kartono, Kenakalan Remaja, h. 109
18
diri yang salah atau tidak rasional dalam wujud: kebiasaan agresi, dan
pelanggaran terhadap norma-norma sosial dan hukum formal, diwujudkan
dalam bentuk kejahatan, kekerasaan, kebiasaan berkelahi massal dan lain
sebagainya.
Faktor eksternal atau faktor eksogen dikenal juga sebagai pengaruh alam
sekitar, faktor sosial atau faktor sosiologis adalah semua perangsang dan
pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu terhadap anak remaja
(tindak kekerasan, kejahatan, perkelahian massal dan lain sebagainya). Faktor
eksternal yang menyebabkan kenakalan remaja, yaitu:20
a. Faktor lingkungan Keluarga.
Baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah
rumah tangga, perlindungan lebih yang diberikan orang tua penolakan
orang tua, ada pasangan suami-istri yang tidak pernah bisa memikul
tangung jawab sebagai ayah dan ibu, pengaruh buruk dari orang tua,
tingkah laku kriminal, asusila. Suasana keluarga yang menimbulkan
rasa kekawatiran dan tidak nyaman tersebut, dapat menimbulkan
bahaya psikologis yang membuat anak remaja berbuat kekersan.
b. Faktor lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan seperti kualitas
pengajar yang kurang bermutu dan sekolah yang buruk serta berdisiplin
rendah dapat menyebabkan para siswa tidak mematuhi semua peraturan
menjadi agresif serta melakukan perkelahian di luar sekolah untuk
melampiaskan kekesalan atas gejala akibat frustasinya tersebut.
Faktor penyebab terjadinya tawuran pelajar sendiri diartikan berbeda-beda
oleh masing-masing kelompok masyarakat. Menurut Asrorun Ni’am Sholeh
berpendapat bahwa “tawuran pelajar adalah akibat dari akumulasi nilai,
pandangan, sikap, dan relasi sosial yang tercela dan diwariskan secara turun
temurun yang memadat menjadi tradisi atau budaya dilingkungan siswa.
20
Nurhayati, dan Tohap Alfan, Pertanggung Jawaban Pidana Pelaku Tawuran Antar
Pelajar, Lex Jurnalica 9, 1 (april, 2012), h. 2.
19
Tradisi ini bukan hanya disosialisasikan di dalam sekolah tetapi juga diluar
sekolah, bahkan di dalam lingkngan masyarakat. Para pelaku tersebut
mengimitasi sikap dan prilaku-prilaku di sekitar mereka”.21
C. Tindak Pidana Tawuran dalam Persfektif Hukum Pidana Indonesia
Hukum pidana atau criminal law merupakan salah satu dari bagian hukum
suatu negara yang mengancam setiap orang dengan pidana apabila tidak
mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. Sanksi
yang diterapkan pada jenis hukum pada umumnya bersifat strict dan memaksa.
Oleh karena itu terhadap perbuatan tertentu hukum pidana diterapkan sebagai
sanksi yang terakhir (ultimum remidium) apabila ada sanksi lain yang lebih
memadai, dipersilahkan untuk menerapkan sanksi tersebut.
Dalam hukum pidana Indonesia perbuatan tawuran antar pelajar, dimana
pelakunya bersifat kelompok merupakan tindak pidana yang dilakukan lebih dari
satu orang disebut dengan bentuk penyertaan (deelneming), yang meliputi:22
1. Pembuat, terdiri dari: Pelaku (pleger), menyuruh melakukan (doen pleger),
turut serta (mede pleger), dan penganjuran (uitlokker).
2. Pembantu, terdiri dari: pembantu pada saat kejahatan dilakukan, dan
pembantuan sebelum kejahatan dilakukan.
Untuk lebih memperjelas tentang kejahatan perkelahian pelajar, maka masalah
tersebut dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Perkelahian Pelajar Secara Perorangan
Pasal-pasal dari KUHP yang memuat ketentuan yang berkaitan dengan
perkelahian pelajar secara perseorangan diantaranya:23
21
Asrorun Ni’am Sholeh, Detik-detik Perlindungan Anak, (Depok: Pena Nusantara,
2013), h. 20. 22
Erdianto Efendi, Hukum Pidana Indonesia Suatu pengantar, (Bandung: Refika
Aditama, 2011), h. 75. 23
Andi Hamzah, Delik-delik tertentu didalam KUHP, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), Cet.
4, h. 68-75.
20
a. Pasal 351 (Penganiayaan)
(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka berat yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.
(3) Jika mengakibatkan mati, diancam degan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
b. Pasal 352 (penganiayaan ringan)
(1) Kecuali yang disebut di dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan, jabatan atau
pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling
lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana
dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang
yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan itu tidak dipidana.
c. Pasal 353 (penganiayaan yang dipikirkan lebih dulu)
(1) Penganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengalami luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
(3) Jika perbuatan itu mengalami kematian, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama Sembilan tahun.
d. Pasal 354 (penganiayaan berat)
(1) barangsiapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun.
(2) Jika perbuatan itu mengalami kematian, maka yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama sepuluh tahun.
e. Pasal 355 (penganiayaan berat yang yang dipikirkan lebih dulu)
(1) Penganiayaan berat yang dipikirkan lebih dahulu (met voor bedachten rade)
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
21
(2) Jika perbuatan itu mengalami kematian, diancam dengan pidana penjara paling
lama lima belas tahun.
2. Perkelahian Pelajar Secara berkelompok
Pasal-pasal dari KUHP yang memuat ketentuan yang berkaitan dengan
perkelahian pelajar secara berkelompok diantaranya:
a. Pasal 170 (penyerangan dengan tenaga bersama terhadap orang atau
barang)
(1) Barang siapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan
terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima
tahun enam bulan.
(2) Yang bersalah diancam:
1. Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika ia dengan segaja
menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan
luka-luka;
2. Dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun jika kekerasan
mengakibatkan luka berat;
3. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun jika kekerasan
mengakibatkan maut.
4. Pasal 89 tidak berlaku bagi pasal ini.
b. Pasal 358 (turut serta melakukan penyerangan)
Mereka yang sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian di mana terlibat
beberapa orang, selain tanggung jawab masing-masing terhadap apa yang khusus di
lakukan olehnya, diancam:
(1) Dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan jika akibat
penyerangan atau perkelahian itu ada yang luka-luka berat;
(2) Dengan pidana penjara paling lama empat tahun, jika akibatnya ada yang mati.
Dalam pasal tersebut sanksi hukum tetap diberlakukan pada pelajar
perorangan maupun berkelompok bagi mereka yang terbukti terlibat perkelahian.
Oleh karena itu, perbuatannya harus dipertanggung jawabkan secara hukum yang
berlaku.
22
D. Ketentuan Batas Usia Pemidanaan dan Penyelesaian Perkara Pidana Anak
1. Batas Usia Pemidanaan Anak
Pada umumnya, pembatasan umur anak relatif identik dengan batas usia
pertanggung jawaban pidana (criminal liability/criminal responsibility) seorang
anak yang dapat diajukan ke dalam persidangan peradilan pidana anak. Artinya,
batasan umur sebagai batas usia minimal dikatagorikan sebagai anak. Akan tetapi,
hal ini bukan berarti sebagai batas usia pertanggung jawaban pidana (criminal
liability/criminal responsibility) seorang anak untuk dapat dilakukan proses
peradilan dan penahanan. Saat ini hukum positif (ius constitutum/ius operatum)
Peradilan Pidana Anak Indonesia diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang disahkan dan diundangkan pada
tanggal 30 Juli 2012. Kemudian dalam ketentuan Pasal 108 undang-undang ini,
ditentukan bahwa “undang-udang ini mulai berlaku setelah 2 (dua) tahun,
terhitung sejak tanggal diundangkan”, sehingga sejak tanggal 31 Juli 2014
undang-undang ini efektif telah berlaku, menggantikan undang-undang
sebelumnya (Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak) dan
diterapkan dalam peraktek peradilan.24
Dalam hal pemidanaan anak, ada batasan usia minimal dan maksimal anak
tersebut dapat dijatuhi sanksi pidana. Batas usia anak adalah pengelompokkan
usia maksimal sebagai wujud kemampuan anak dalam status hukum, sehingga
anak tersebut beralih status menjadi usia dewasa atau menjadi sorang subyek
hukum yang dapat bertanggung jawab secara mandiri terhadap perbuatan-
perbuatan dan tindakan-tindakan hukum yang dilakukan oleh anak tersebut.25
Ketentuan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 (selanjutnya disingkat UU
SPPA) dikenal terminologi anak yang berhadapan dengan hukum, yaitu anak yang
berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak
yang menjadi saksi tindak pidana. Anak yang berkonflik dengan hukum adalah
anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan
24
Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, (Bandung: P.T. Alumni
2014), Cet. 1, h. 2-3 25
Maulana Hasan Wadong, Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak, (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2000), h. 24.
23
belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Anak yang menjadi korban
tindak pidana (Anak Korban) adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas)
tahun yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang
disebabkan oleh tindak pidana. Anak yang menjadi saksi tindak pidana (Anak
Saksi) adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat
memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang didengar,
dilihat, dan atau dialaminya sendiri. (Pasal 1 angka 2, 3, 4 dan 5 UU SPPA).26
Aspek dan dimensi dalam undang-undang ini menentukan bahwa apabila waktu
anak melakukan tindak pidana (tempus delicti) belum berumur 18 (delapan belas)
tahun, kemudian diajukan ke sidang pengadilan setelah anak tersebut melampaui
umur 18 (delapan belas) tahun dan belum mencapai umur 21 (dua puluh satu)
tahun, tetap diajukan ke sidang anak. Kemudian, batasan usia anak yang bisa
dikenakan penahanan adalah telah berumur 14 (empat belas) tahun hingga
berumur 18 (delapan belas) tahun dan diduga melakukan tindak pidana dengan
ancaman pidana penjara 7 (tujuh) tahun keatas.27
Bagi anak yang masih berumur 8 (delapan) hingga 12 (dua belas) tahun hanya
dikenakan tindakan, sedangkan terhadap anak yang berusia di atas 12 (dua belas)
tahun hingga 18 (delapan belas) tahun tidak hanya tindakan yang dapat
dijatuhkan, tetapi dapat pula dijatuhkan pidana.28
Dalam hal pidana penjara, dibedakan menjadi tiga katagori, yaitu:29
a. Pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak paling lama ½ (satu perdua) dari
maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa.
b. Pidana penjara terhadap anak hanya dilakukan sebagai upaya terakhir.
c. Jika tindak pidana yang dilakukan anak merupakan tindak pidana yang diancam dengan
pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, pidana yang dijatuhkan adalah pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun.
26
Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, h. 4. 27
Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, h. 35. 28
Eva Achjani Zulfa, Gugurnya Hak Menuntut, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. 2,
h. 156 29
Pasal 81 ayat (2), ayat (5) dan ayat (6), Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
24
Sementara itu bagi anak yang belum berumur 12 (dua belas) tahun melakukan
atau diduga melakukan tindak pidana, maka penyidik, pembimbing
kemasyarakatan dan pekerja sosial profesional mengambil keputusan untuk :30
a. Menyerahkannya kembali kepada orang tua /wali; atau
b. Mengikutsertakannya dalam program pendidikan, pembinaan, dan pambimbingan di
instansi yang menangani bidang kesejahteraan sosial, baik di tingkat pusat maupun
daerah, paling lama 6 (enam) bulan.
Dalam ketentuan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) pengadilan
anak dilakukan terhadap anak yang belum berumur 16 (enam belas) tahun dimana
terhadap mereka dapat dijatuhi pidana, dikembalikan kepada orang
tuanya/wali/pemeliharanya tanpa pidana apapun atau dijadikan Anak Negara,
dikalau dijadikan anak negara sampai berumur 18 (delapan belas) tahun dan bila
dijatuhi pidana maka maksimum pidana pokoknya dikurangi sepertiga (-1/3) dan
bila diancam pidana mati/seumur hidup lamanya pidana maksimal 15 (lima belas)
tahun serta pidana tambahan sesuai ketentuan pasal 10 huruf b KUHP tidak dapat
diterapkan pada pasal 45, pasal 46, dan pasal 47 KUHP. Dalam sidang pengadilan
anak secara sepintas diatur dalam ketentuan pasal 153 ayat (3) Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang pada pokoknya menentukan apabila
terdakwanya anak-anak dilakukan dengan pintu tertutup dan apabila tidak
dilakukan secara demikian menyebabkan batalnya putusan demi hukum (pasal
153 ayat (4) KUHAP).31
Dari beberapa pasal KUHP diatas, jelaslah kiranya bahwa jenis-jenis pidana
yang tidak dapat dijatuhkan bagi anak-anak yang belum dewasa itu adalah :32
a. Pidana mati,
b. Pidana tambahan berupa pencabutan hak, dan
c. Pidana tambahan berupa pengumuman putusan hakim.
30
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, Pasal
21 ayat (1). 31
Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, h. 23-24. 32
Lamintang dan Theo lamintang, Hukum Panitensier Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika,
2010), Cet. 1, h. 164-165.
25
Dengan demikian, apabila hakim telah memutuskan akan menjatuhkan pidana
bagi seorang anak yang belum dewasa, maka yang dapat ia jatuhkan hanyalah:
a. Pidana penjara selama-lamanya 15 tahun,
b. Pidana kurungan,
c. Pidana denda berikut pidana kurungan,
d. Pidana tambahan berupa penyitaan benda-benda tertentu.
Adanya batasan usia pada anak dimaksudkan agar ada perlindungan dan
pembinaan terhadap anak, karena pada dasarnya anak merupakan sumber daya
manusia yang akan menjadi penerus generasi bangsa.
Perbandingan sanksi pidana baik pokok maupun tambahan menurut
Undang-undang Nomor 11 tahun 2012 dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun
1997, diantaranya:33
Undang-undang No.3 Tahun 1997 Undang-undang No. 11 Tahun 2012
Pidana Pokok Pidana Pokok
a. Pidana Penjara;
b. Pidana kurungan;
c. Pidana denda; atau
d. Pidana Pengawasan.
a. Pidana peringatan;
b. Pidana dengan syarat:
1). Pembinaan di luar lembaga;
2). Pelayanan masyarakat; atau
3). Pengawasan.
c. Pelatihan kerja;
d. Pembinaan dalam lembaga; dan
e. Penjara
Pidana Tambahan Pidana Tambahan
a. Perampasan barang-barang
tertentu dan atau pembayaran
ganti rugi.
a. Perampasan keuntungan yang
diperoleh dari tindak pidana;
atau
b. Pemenuhan kewajiban adat.
33
Wahyu Iswantoro, Analisis Perbandingan Sanksi Pidana Terhadap Anak di Tinjau dari
Hukum Pidana Anak Indonesia dan Belanda, (Skripsi S-1 Fakultas Hukum, Universitas
Muhammadiyah Malang, 2013), h. 56.
26
2. Penyelesaian Perkara Pidana Anak
a. Sistem Peradilan Pidana Anak (Juvenile Justice System) Indonesia
Istilah sistem peradilan pidana anak merupakan terjemahan dari istilah The
Juvenile Justice System, yaitu suatu istilah yang di gunakan sedefinisi dengan
institusi yang tergabung dalam pengadilan, yang meliputi polisi, jaksa penuntut
umum dan penasehat hukum, lembaga pengawasan, pusat-pusat penahanan
anak, dan fasilitas-fasilitas pembinaan anak.34
Sistem Peradilan Pidana Anak
(Juvenile Justice System) Indonesia hakikatnya hampir identik dengan Sistem
Peradilan Pidana pada umumnya (Criminal Justice System). Tegasnya bila
membicarakan konteks Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia maka sifatnya
integral, menyatu dan berkorelasi dengan Sistem Peradilan Pidana yang
berlaku dan dikenal di indonesia sekarang ini, sedangkan disisi lainnya ada
beberapa perbedanaan antara juvenile justice system dengan criminal justice
system. Secara teoritis, dalam kepustakaan baik menurut ruang lingkup sistem
Anglo-Saxon maupun Eropa Kontinental terminologi peradilan pidana sebagai
sebuah sistem relatif masih diperdebatkan.35
Sistem Peradilan Pidana dalam Undang-undang Sistem Peradilan Pidana
Anak berarti keseluruhan proses penyelesaian perkara anak yang berhadapan
dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai dengan tahap pembimbingan
setelah menjalani pidana. Hakikatnya, sepanjang tidak ditentukan lain (lex
specialist derogat lex (legi) generalist) maka secara mutasis mutandis Sistem
Peradilan Pidana berlaku juga untuk Sistem Peradilan Pidana Anak, makna
Sistem Peradilan Pidana Anak adalah segala unsur Sistem Peradilan Pidana
yang terkait di dalam penanganan kasus-kasus kenalakan anak. Pertama, polisi
sebagai institusi formal ketika anak nakal pertama kali bersentuhan dengan
sistem peradilan, yang juga akan menentukan apakah anak akan dibebaskan
atau akan diproses lebih lanjut. Kedua, jaksa dan lembaga pembebasan
bersyarat yang juga akan menentukan apakah anak akan dibebaskan atau
34
Setya Wahyudi, Implementasi Ide Diversi dalam Pembaharuan Sistem Peradilan
Pidana Anak di Indonesia, (Yogyakarta: Genta Publishing, 2011), h. 35. 35
Lilik Mulyadi, Kompilasi Hukum Pidana dalam Persfektif Teoritis dan Praktik
Peradilan, (Bandung: Mandar Maju, 2010), h. 55.
27
diproses kepengadilan anak. Ketiga, pengadilan anak tahapan ketika anak akan
ditempatkan dalam pilihan-pilihan, mulai dari dibebaskan sampai dimasukan
dalam institusi penghukuman.36
Pada akhirnya Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak memberikan
difinisi bahwa keseluruhan proses penyelesaian perkara anak yang berhadapan
dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai dengan tahap pembimbingan
setelah menjalani pidana.37
b. Diversi dan Peradilan Berbasis Musyawarah (Restorative Justice)
Diversi adalah proses pelimpahan anak yang berkonflik dengan hukum
dari sistem peradilan pidana ke proses informal seperti mengembalikan kepada
lembaga-lembaga sosial masyarakat baik pemerintah atau non pemerintah.
Diversi bertujuan untuk menghindarkan anak berhadapan dengan hukum dari
efek negatif yang ada selama proses-proses peradilan berlangsung. Selain itu,
diversi juga sebagai jalan keluar atas besarnya biaya yang harus dikeluarkan
oleh negara jika anak menempuh proses peradilan pidana formil.38
Pelaksanaan
diversi oleh aparat penegak hukum didasari oleh kewenangan aparat penegak
hukum yang disebut discretion atau dalam bahasa Indonesia disebut diskresi.
Diskresi telah diketahui oleh polisi, tetapi diversi merupakan istilah di luar
dari kepolisian yang digunakan untuk menyebut tindakan diluar sistem
peradilan yang diambil terhadap anak yang melakukan pelanggaran hukum.
Diskresi adalah prinsip yang telah ditetapkan dalam hukum yang berlaku
umum, artinya mungkin saja secara formal tidak ada dalam hukum tertulis
tetapi telah dikembangkan menjadi praktik yang dapat diterima. Diskresi
didasarkan pada prinsip bahwa setiap orang dapat melakukan pelanggaran
ringan yang tidak memerlukan intervensi hukum dan/atau pengadilan.39
36
Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, h. 108-109. 37
Pasal 1 ayat (1), Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. 38
Restaria F. Hutabarat dkk, Memudarnya Batas Kejahatan dan Penegakan Hukum,
(Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum, 2012), h. 17. 39
M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk di Hukum, Cet. 3., h. 111.
28
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam Undang-undang Sistem Peradilan Pidana
anak, diskresi diberikan kepada penyidik untuk bisa mengupayakan diskresi.40
Diversi wajib diupayakan pada tingkat penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan perkara anak dipengadilan negri.41
Kewajiban mengupayakan
diversi dari mulai penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan perkara anak di
pengadilan negri, dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang dilakukan;
(a) Diancam dengan pidana penjara bawah 7 (tujuh) tahun;
(b) Bukan merupakan pengulangan tindak pidana.42
Proses diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan anak dan
orang tua/walinya, korban dan/atau orang tua/walinya, pembimbing
kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional berdasarkan pendekatan
keadilan restoratif.43
Apabila diperlukan dalam hal musyawarah tersebut dapat
melibatkan Tenaga Kesejahteraan Sosial, dan/atau masyarakat.44
Proses diversi wajib memperhatikan:45
(a) Kepentingan Korban;
(b) Kesejahteraan dan tanggung jawab anak;
(c) Penghindaran stigma negatif;
(d) Penghindaran pembalasan;
(e) Keharmonisan masyarakat; dan
(f) Kepatutan, kesusilaan, dan ketertiban umum.
Dalam proses penegakkan hukum pidana anak, aparat penegak hukum
(penyidik, penuntut umum, dan hakim) dalam melakukan diversi harus
40
Ibid, h. 136. Pasal 29 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak menerangkan bahwa, (1) Penyidik wajib mengupayakan diversi dalam waktu paling
lama 7 (tujuh) hari setelah penyidikan dimulai; (2) Proses diversi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya diversi; (3) Dalam hal proses
diversi berhasil mencapai kesepakatan, penyidik menyampaikan berita acara diversi beserta
kesepakatan diversi kepada ketua pengadilan negeri untuk dibuat penetapan; (4) Dalam hal diversi
gagal, penyidik wajib melanjutkan penyidikan dan melimpahkan perkara ke Penuntut Umum
dengan melampirkan berita acara diversi dan laporan penelitian kemasyarakatan. 41
Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. 42
Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. 43
Pasal 8 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. 44
Pasal 8 ayat (2) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. 45
Pasal 8 ayat (3) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak.
29
mempertmbangkan katagori tindak pidana, umur anak, hasil penelitian
kemasyarakatan dari Bapas dan dukungan lingkungan keluarga dan
masyarakat.46
Kesepakatan diversi harus mendapatkan persetujuan korban dan/atau
keluarga anak korban serta kesediaan anak dan keluarganya. Kecuali untuk
tindak pidana berupa pelanggaran, tindak ringan, tindak pidana tanpa korban
dan nilai kerugian korban tidak lebih dari nilai upah minimum provinsi
setempat.47
Agar proses pemulihan dapat tercapai sesuai dengan keadilan
restoratif.
Hasil bentuk-bentuk kesepakatan diversi antara lain dapat berupa:48
(a) Perdamaian dengan atau tanpa ganti kerugian;
(b) Penyerahan kembali kepada orang tua/wali;
(c) Keikutsertaan dalam pendidikan atau pelatihan di lembaga pendidikan atau LPKS
paling lama 3 (tiga) bulan; atau
(d) Pelayanan masyarakat.
Ketentuan mengenai pelaksanaan mengenai pedoman pelaksanaan proses
diversi, tata cara, dan kordinasi pelaksanaan Diversi diatur dengan Peraturan
Pemerintah.49
Peradilan Berbasis Musyawarah (Restorative Justice) merupakan suatu
proses penyelesaian yang melibatkan pelaku, korban, keluarga mereka dan
pihak lain yang terkait dalam suatu tindak pidana, secara bersama-sama
mencari penyelesaian terhadap tindak pidana tersebut dan impikasinya dengan
menekankan pemulihan dan bukan pembalasan.50
Proses keadilan restoratif merupakan proses keadilan yang sepenuhnya
dijalankan dan dicapai oleh masyarakat dan ditujukan untuk mencegah
dilakukannya kembali tindak pidana. Hal ini menjadikan keadilan sebagai
46
Pasal 9 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. 47
Pasal 9 ayat (2) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. 48
Pasal 11 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak. 49
Pasal 15 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak. 50
Pasal 1 ayat 6 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.
30
suatu yang penuh dengan pertimbangan dalam menanggapi kejahatan dan
menghindari terjadinya stigmatisasi. Dengan demikian, penerapan asas
keadilan restorative akan membawa pandangan baru dalam hukum pidana dan
Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. Kebijakan restorative process
merupakan suatu kebijakan yang dibuat untuk menggantikan kebijakan tentang
penghukuman yang dilakukan oleh peradilan pidana yang sebelumnya
memiliki kebijakan tentang penghukuman.51
Dimensi Restorative Justice hakikatnya mengacu pada aspek kearifan
lokal hukum adat yang berlandaskan alam pikiran kosmis, magis dan religius
berkorelasi dengan aspek sosiologis dari cara pandang dan budaya masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu, keadilan restoratif merupakan suatu proses diversi,
yaitu semua pihak yang terlibat dalam suatu tindak pidana tertentu bersama-
sama mengatasi masalah serta menciptakan suatu kewajiban untuk membuat
segala sesuatunya menjadi lebih baik dengan melibatkan korban, anak dan
masyarakat dalam mencari solusi untuk memperbaiki, rekonsiliasi, dan
menentramkan hati yang tidak berdasarkan pembalasan.52
Ide mengenai restorative justice masuk dalam pasal 5 Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang megatakan
bahwa, Sistem Peradilan Pidana Anak wajib mengutamakan pendekatan
keadilan restorative.53
51
M. Hatta Ali, Peradilan Sederhana Cepat & Biaya Ringan Menuju Keadilan Restoratif,
(Bandung: PT. Alumni, 2012) Cet. 1 h. 81. 52
Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, h. 163. 53
M. Nasir Djamil, Anak Bukan Untuk di Hukum, Cet. 3., h. 134-135.
31
BAB III
TINDAK PIDANA PELAKU TAWURAN PELAJAR DALAM HUKUM
ISLAM
A. Tindak Pidana Pelaku Tawuran Pelajar dalam Hukum Islam
Hukum pidana Islam merupakan terjemahan dari kata fiqh jinayah. Fiqh
Jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan
kriminal yang dilakukan oleh orang-orang mukallaf (orang yang dapat dibebani
kewajiban), sebagai hasil dari pemahaman atas dalil-dalil hukum yang terperinci
dari Alqur’an dan hadis. Tindakan kriminal dimaksud, adalah tindakan-tindakan
kejahatan yang menggangu ketentraman umum serta tindakan melawan peraturan
perundang-undangan yang bersumber dari Alqur’an dan hadis.1 Tindak pidana
atau jari>mah tersebut merupakan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara‟,
yang diancam dengan hukuman had atau ta’zi >r.
Menurut istilah, jinayah adalah perbuatan yang dilarang oleh syara’ baik
perbuatan itu merugikan jiwa atau harta benda ataupun yang lainnya.2 Adapun
kebanyakan menggunakan kata-kata jinayah hanya merupakan untuk perbuatan
yang mengenai jiwa atau anggota badan, serta diartikan pula sebagai pelanggaran
yang dibuat manusia yang berkehendak kepada pembalasan, atau hukuman yang
setimpal di dunia dan di akhirat yang mendapat hukuman dari Allah Swt.
Menurut Sayid Sabiq, dalam bukunya fiqh sunnah memberikan suatu batasan
tentang jinayah, yaitu:3
و كم ف حز انفؼم ان و زاد تاانخاح ف ػزف انشزع : كم فؼم يحز ان ا ف ن يغ ي ؼم يظز انشزع
ال ان انؼزض ا انفؼم ا فس ا ان ا اقغ ػه انذ ضزر ي
Artinya: “Yang dimaksud dengan jinayat menurut istilah syara‟ adalah
setiap perbuatan yang diharamkan, dan perbuatan yang diharamkan itu adalah
setiap perbuatan yang diancam dan dicegah oleh syara‟, karena perbuatan
1Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. 2, h. 1.
2A. Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 27.
3Sayid Sabiq, Fiqh Sunah, (Bandung: Al-maarif, 1990), h. 43.
32
tersebut dapat mendatangkan kemudharatan atau kerusakan pada agama, jiwa,
akal, kehormatan, dan harta.”
Mengenai unsur tindak pidana dalam hukum Islam, menurut Ahmad Hanafi
bahwa unsur tindak pidana adalah setiap jarimah mempunyai unsur-unsur umum
yang harus dipenuhi, yaitu:4
a. Adanya nash yang melarang perbuatan dan mengancamkan hukuman
terhadapnya, dan unsur ini biasa disebut sebagai unsur “formil” dalam
hukum positif, dan “rukun syar‟i” dalam hukum islam.
b. Adanya tingkah laku yang membentuk jarimah, baik berupa perbuatan-
perbuatan ataupun sikap tidak berbuat, unsur ini biasa disebut sebagai
unsur “materil” dalam hukum positif dan “rukun maddi” dalam hukum
islam.
c. Pembuat adalah orang mukallaf, yaitu orang yang dapat dimintai
pertanggungjawaban terhadap jarimah (tindak pidana) yang diperbuatnya,
dan unsur ini biasa disebut dengan unsur “moril” dalam hukum positif,
serta “rukun adab‟i” dalam hukum islam.
Dalam pembagian tindak pidana, apabila dilihat dari segi hukuman yang
diberikan dalam hukum Islam terdapat beberapa jenis tindak pidana atau jarimah.
Dimana jarimah tersebut diberikan kepada pelakunya berdasarkan berat ringannya
hukuman. Jenis-jenis tindak pidana tersebut yaitu:
a. Jari>mah Hudud
Secara etimologis, hudud yang merupakan bentuk jama dari kata had
yang berarti المىع (larangan, pencegahan). Adapun secara terminologis,
Al-Jurjani mengartikan sebagai sanksi yang telah ditentukan dan yang
wajib dilaksanakan secara haq karena Allah swt.5
b. Jari>mah qisha>sh dan diyat
Qisha>sh menurut bahasa adalah memotong, sedangkan menurut istilah
adalah jarimah yang dijatuhi hukuman setimpal dengan perbuatannya.
4A. Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, h. 6.
5M. Nurul Irfan & Masyofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014), cet. 2, h. 13-14.
33
Diyat adalah hukuman pokok bagi pembunuhan dan penganiayaan semi
sengaja dan tidak sengaja
c. Jari>mah ta’zi >r
Ta’zi >r adalah peraturan-peraturan larangan yang perbuatan pidana dan
ancamannya tidak secara tegas disebutkan dalam al-Qur’an, akan tetapi
diserahkan sepenuhnya kepada kebijaksanaan hakim.
Dalam hukum pidana islam (Jina>yah) tindak pidana pelaku tawuran pelajar
dapat diqiyaskan tergolong dalam tindak pidana yang dihukumi dengan jari>mah
qisha>sh dan diyat. jari>mah qisha>sh dan diyat adalah jarimah yang diancam dengan
hukuman qisha>sh atau diyat. Baik qisha>sh maupun diyat keduanya adalah
hukuman yang sudah ditentukan oleh syara’. Perbedanaannya dengan hukuman
Had adalah bahwa hukuman had merupakan hak Allah, sedangkan qisha>sh dan
diyat adalah hak manusia.6 Dalam hubungannya dengan hukuman qisha>sh dan
diyat pengertian hak manusia disini adalah bahwa hukuman tersebut bisa
dihapuskan atau dimaafkan oleh pihak korban atau keluarganya. Dalam fiqh
jinayah, sanksi qisha>sh ada dua macam, yaitu:7
1). Qisha>sh karena melakukan jarimah pembunuhan.
2). Qisha>sh karena melakukan jarimah penganiayaan.
Menurut Masyrofah berpendapat bahwa, “tidak setiap pelaku tindak pidana
pembunuhan pasti diancam dengan sanksi qishas, segala sesuatunya tersebut harus
diteliti secara mendalam mengenai motivasi, cara, faktor pendorong, dan teknis
ketika melakukan jarimah pembunuhan tersebut”.8 Apabila diperhatikan dari sifat
perbuatan seseorang dan/atau beberapa orang dalam melakukan pembunuhan,
maka dapat diklarifikasi atau dikelompokkan. Ulama fiqh membedakan jarimah
pembunuhan menjadi tiga katagori, yaitu:9
6Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2004), h. 18. 7Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, h. 19.
8M. Nurul Irfan & Masyofah, Fiqh Jinayah, h. 5.
9Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam, h. 24.
34
1. Pembunuhan Sengaja
Pembunuhan sengaja (amd) adalah perbuatan yang dilakukan oleh
seorang dengan tujuan untuk membunuh orang lain dengan
menggunakan alat yang dipandang layak untuk membunuh.
2. Pembunuhan Tidak Sengaja (Tersalah)
Pembunuhan tidak sengaja (Khata) adalah perbuatan yang dilakukan
oleh seseorang dengan tidak ada unsur kesengajaan yang mengakibatkan
orang lain meninggal dunia. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa
seseorang melakukan penebangan pohon yang kemudian pohon yang
ditebang tersebut tiba-tiba tumbang dan menimpa orang yang lewat
kemudian orang yang tertimpa tersebut meninggal dunia.
3. Pembunuhan Semi Sengaja
Pembunuhan semi sengaja adalah perbuatan yang sengaja dilakukan
oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan mendidik. Sebagai
contoh, seorang guru memukulkan kepada kaki seorang muridnya, tiba-
tiba muridnya yang dipukul tersebut meninggal dunia, maka perbuatan
guru tersebut dinyatakan sebagai pembunuhan semi sengaja.
Ketiga macam pembunuhan tersebut diatas disepakati oleh jumhur ulama,
kecuali imam malik mengenai hal ini, Abdul Qadir Audah mengatakan, perbedaan
pendapat yang mendasar bahwa Imam Malik tidak mengenal jenis pembunuhan
semi-sengaja, karena menurutnya didalam Alqur’an hanya ada jenis pembunuhan
sengaja dan tersalah. Barang siapa menambah satu macam lagi, berarti ia
menambah ketentuan nash.10
Dari ketiga jenis tindak pidana pembunuhan tersebut, sanksi hukuman
qishash hanya berlaku pada jenis pembunuhan jenis pertama, yaitu jenis
pembunuhan sengaja. Nash yang mewajibkan hukuman qishash ini tidak hanya
berdasarkan Alqur’an, tetapi juga hadis nabi dan tindakan para sahabat.
10
M. Nurul Irfan & Masyofah, Fiqh Jinayah, h. 6.
35
Sementara itu, qisha>sh yang diisyaratkan karena melakukan jarimah
penganiayaan, secara eksplisit dijelaskan oleh Allah Swt. sebagai berikut:
ن والجروح وكتبنا عليهم فيها أن النفس بالنفس والعين بالعين والنف بالنف والذن بال ن بالس ذن والس
المون قصاص فمن تصدق به فهو كفارة له ومن لم يحكم ئك هم الظ فأول بما أنزل الل
Artinya: "Dan kami telah tetapkan mereka di dalamnya (At-Taurat)
bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan
hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada
qishashnya"(Q S. Al-Maidah: 45).
Pertama, penganiayaan berupa memotong atau merusak anggota tubuh
korban, seperti memotong tanngan, kaki, atau jari; mencabut kuku; mematahkan
hidung; memotong zakar atau testis; mengiris telinga merobek bibir; mencungkil
mata, melukai pelupuk dan bagian ujung mata, merontokkan dan mematahkan
gigi, serta menggunduli dan mencabut rambut kepala, janggut, alis atau kumis.
Kedua, menghilangkan fungsi anggota tubuh korban, walaupun secara fisik
masih utuh. Misalnya merusak pendengaran, membutakan mata menghilangkan
fungsi daya penciuman dan rasa, membuat korban bisu, membuat korban impoten
atau mandul, serta membuat korban tidak dapat menggerakkan tangan dan
kakinya (lumpuh), tidak hanya itu, pengeniayaan dari segi psikis, seperti
intimidasi dan teror, sehinggga korban menjadi stress atau bahkan gila, juga
termasuk dalam katagori ini.11
Ketiga, dalam bahasa arab, terdapat perbedaan istilah antara penganiayaan di
bagian kepala dan tubuh. Penganiayaan dibagian kepala disebut Al-Syajja>j,
sedangkan dibagian tubuh disebut Al-jirah{ah lebih jauh, Abu Hanifa secara
khusus memahami bahwa istilah Al-Syajja>j hanya dipakai pada penganiayaan
fisik di bagian kepala dan wajah, tapatnya dibagian tulang, seperti tulang dahi,
kedua tulang pipi, kedua tulang pelipis dan tulang dagu. Dengan merinci jenis-
jenis luka di bagian kepala dan wajah, Abu Hanifah mengemukakan sebelas
istilah yang berbeda satu sama lain, yaitu sebagai berikut:
11
M. Nurul Irfan & Masyofah, Fiqh Jinayah, h. 10-11.
36
1. Al-Kharisah, yaitu pelukaan pada bagian permukaan kulit kepala yang
tidak sampai mengeluarkan darah.
2. Al-Dami’ah, yaitu pelukaan yang berakibat keluar darah, tetapi hanya
menetes seperti dalam tetesan ari mata.
3. Al-Damiyyah, yaitu pelukaan yang berakibat darah mengucur keluar
cukup deras.
4. Al-Ba^di’ah, yaitu pelukaan yang berakibat terkoyaknya atau
terpotongnya daging di bagian kepala korban.
5. Al-Mutala^hamah, yaitu pelukaan yang berakibat terpotongnya daging
bagian kepala lebih banyak dan lebih parah di banding kasus Al-Ba^di’ah.
Dua istilah terakhir ini memang sangat mirip, sehingga Muhammad bin
Yusuf Al-Syaibani menggangap bahwa, Al-Ba^di’ah ialah pelukaan yang
dapat mengoyak daging, mengeluarkan darah, dan bekas lukanya
berwarna hitam.
6. Al-Samha^q, yaitu pelukaan yang berakibat terpotongnya daging hingga
tampak lapisan antara kulit dan tulang kepala. Istilah ini disebut juga Al-
Syajjah.
7. Al-Mudiha^h, yaitu pelukaan yang lebih parah dari pada Al-Samha^q. tulang
korban mengalami keretakan kecil, seperti goresan jarum.
8. Al-Hasyimah, yaitu pelukaan yang berakibat remuknya tulang korban.
9. Al-Manqalah, yaitu penganiayaan yang mengakibatkan tulang korban
menjadi remuk dan bergeser dari tempatnya semula.
10. Al-A#mah, yaitu penganiayaan yang mengakibatkan tulang menjadi remuk
dan bergeser, sekaligus tampak lapisan tipis antara tulang tengkorak dan
otak.
11. Al-Damighah, yaitu penganiayaan yang lebih parah daripada Al-A#mah.
Lapisan tipis antara tulang tengkorak dan otak menjadi robek dan
menembus otak korban.
Keempat, penganiayaan di bagian tubuh korban. Jenis yang disebut dengan
istilah Al-Jarh ini, terdiri atas dua macam, yaitu Al-Ja^’ifah dan Ghair Al-Ja^’ifah
maksud dari Al-Ja^’ifah ialah pelukaan yang menembus perut atau dada korban.
Adapun yang disebut dengan Ghair Al-Ja^’ifah ialah segala jenis pelukaan yang
tidak berhubungan dengan bagian dalam tubuh korban.
Kelima, penganiayaan yang tidak termasuk ke dalam empat katagori diatas.
Penganiayaan ini tidak mengakibatkan timbulnya bekas luka yang tampak dari
37
luar, tetapi mengakibatkan kelumpuhan, penyumbatan darah, gangguan syaraf,
atau luka dalam di bagian organ vital.12
B. Sanksi Pidana Pelaku Tawuran Pelajar Dalam Hukum Pidana Islam
1). Qisha>sh karena melakukan jarimah penganiayaan.
Dalam hal qisha>sh karena melakukan jarimah penganiayaan, terdapat dua
jenis penganiayaan, yaitu:
1. Penganiayaan sengaja
Penganiayaan sengaja dalam hal ini, pelaku dengan sengaja melakukan
penganiayaan terhadap seseorang, sehingga perbuatannya tersebut
mengakibatkan luka atau cidera serta menghilangkan fungsi anggota badan
seseorang yang dianiaya tersebut.13
Terhadap penganiayaan sengaja
tersebut, hukum islam memberikan hukuman dengan hukuman qisha>sh ,
berdasarkan sabda Nabi SAW.:
قود إل أن يسضى أولياء المقتول، وأن في أن مه اعتبط مؤمىا قتل عه بيىت، فئو
بل، وفي الوف إذا أوعب يت مائت مه ال يت، وفي الىفس الد يت وفي اللسان الد جدع الد
يت، وفي العيى لب الد يت وفي الص يت، وفي الركس الد يت وفي البيضتيه الد يه الشفتيه الد
يت، وفي المأمو جل الواحدة وصف الد يت وفي الس يت، وفي الجائفت ثلث الد مت ثلث الد
جل بل، وفي كل أصبع مه أصابع اليد والس يت، وفي المىقلت خمس عشسة مه ال الد
بل، وفي الموضحت خمس ه خمس مه ال بل، وفي الس بل، وأن عشس مه ال مه ال
ب ألف ديىاز ل الر جل يقتل بالمسأة وعلى أ . )زواي الىسائي(الس
Artinya: “Bahwasanya barangsiapa dengan sengaja membunuh orang
mukmin tanpa membuat kesalahan, maka hukumannya adalah qishash,
kecuali jika wali si terbunuh memaafkan. Diyat jiwa 100 ekor unta,
memotong hidung keseluruhannya 100 ekor unta, memotong lidah
diyatnya penuh, memotong dua bibir juga diyatnya penuh, memotong dua
pelir diyatnya penuh, memotong kemaluan juga diyatnya penuh,
memecahkan tulang sulbi juga diyatnya penuh, merusak biji mata juga
12
M. Nurul Irfan & Masyofah, Fiqh Jinayah, h. 12-13. 13
A. Djazuli, Fiqh Jinayat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1977), h. 58.
38
diyatnya penuh, memotong sebelah kaki diyatnya separuh, luka di kepala
yang sampai ke otak sepertiga diyat, tusukan yang sampai ke dalam perut
sepertiga diyat, tusuk tikaman yang dapat menggeserkan tulang atau
memecahkannya diyatnya 15 ekor unta, tiap jari tangan atau kaki kena
diyat 10 ekor unta, memecahkan satu gigi diyatnya 5 ekor unta, luka yang
sampai kelihatan tulangnya diyatnya 5 ekor unta, kemudian orang laki-
laki dibunuh karena membunuh orang perempuan. Untuk orang yang
punya emas diyatnya 1.000 dinar" (HR. An-Nasa-iy).
2. Penganiayaan tersalah
Peganiayaan tersalah atau tidak sengaja adalah sama halnya dengan
pembunuhan tidak sengaja, akan tetapi dalam penganiayaan tidak sengaja,
tidak membawa korban kepada kematian. Pada penganiayaan tidak
sengaja ini, pelaku jarimah dalam melakukan sesuatu, perbuatannya tidak
ada niat ataupun kehendak untuk merugikan atau membinasakan orang
lain. Kekeliruan pada penganiayaan ini, ada dua macam, yaitu pelaku
dengan sengaja melakukan perbuatannya, akan tetapi tidak menghendaki
akibatnya, kekeliruan tersebut adakalanya terdapat pada perbuatan itu
sendiri. Kedua, pelaku memang tidak sengaja berbuat serta akibat yag
ditimbulkan dari perbuatannya tersebut juga tidak ada maksud sama sekali
atau dalam arti perbuatan tersebut terjadi atas kelalaiannya.14
Adanya
perbedaan dalam melakukan perbuatan, mencegah persamaan hukum bagi
penganiayaan sengaja dan tersalah, disamping itu tidak memungkinkan
penerapan hukuman qisha>sh pada penganiayaan tersalah karena qisha>sh
memerlukan keserupaan antara suatu yang diperbuat oleh pelaku
penganiaya dan niat dari pada perbuatan tersebut dilakukan.15
14
A. Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, h. 331. 15
Abdul Qodir Audah, Al-Tasyri’ Al-Jina>i’ Al-Islami>, (Bairut: Darul Ka>tit Al-‘Azali) h.
670.
39
Adapun jenis-jenis jarimah penganiayaan yaitu, sebagai berikut:
1. Memotong anggota tubuh atau bagian yang semakna dengannya.
2. Menghilangkan fungsi anggota tubuh, walaupun secara fisik anggota
tubuh tersebut masih utuh.
3. Melukai dibagian kepala korban.
4. Melukai dibagian tubuh korban.
5. Melukai bagian-bagian tubuh lain yang belum disebutkan.16
Mengenai pelaksanaan qisha>sh terhadap anggota tubuh tertentu, diisyaratkan
beberapa hal sebagai berikut:17
1. Harus aman dari ketidakadilan. Jika terjadi ketidakadilan di dalamnya,
qisha>sh tidak boleh dilaksanakan.
2. Qisha>sh dapat dilaksanakan, dan jika tidak dapat dilaksanakan, maka
tidak dilakukan, tetapi diganti dengan diyat.
3. Organ tubuh yang akan dipotong harus sesuai dengan nama dan tempat
organ tubuh yang telah dirusak oleh pelaku. Jika pelaku merusak tangan
kiri korban, maka ia tidak boleh di qisha>sh dengan memotong tangan
kanannya.
4. Adanya kesamaan dalam kesehatan dan kesempurnaan antara organ tubuh
yang dirusak dengan organ tubuh yang hendak di qisha>sh . Sebagai
contoh, tangan lumpuh tidak boleh di qisha>sh atas tangan yang sehat.
5. Jika luka terjadi di kepala atau wajah, di dalamnya tidak ada qisha>sh .
semua luka yang tidak dapat di qisha>sh karena vitalitasnya, maka tidak di
qisha>sh . Sebagai contoh, tidak ada pada pemecahan tulang, akan tetapi
dikenakan diyat terhadap pelakunya tersebut.
16
Abdul Qodir Audah, Al-Tasyri’ Al-Jina>i’ Al-Islami>, h.205. 17
Abdur Rahman, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992),
Cet. 1, h. 24.
40
2). Qisha>sh karena melakukan jarimah pembunuhan.
Sanksi tindak pidana dalam hukum islam adalah sesuai dengan perbuatan
yang dilakukan oleh pelaku tersebut. Sanksi pidana dalam hukum islam
merupakan upaya untuk memberikan balasan yang setimpal, sehingga mampu
menghilangkan niat balas dendam dengan cara yang lebih berat dan lebih tidak
beradab.
Kisas terhadap jiwa, dalam arti membunuh si pembunuh hanya boleh
dilakukan pada pembunuhan disengaja, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam:
د ق قتم ػايذاف ي
“Barang siapa yang membunuh dengan sengaja, maka ia dijatuhi al qawad.”
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam juga bersabda:
م قتم ن قت قاد ي إيا أ د ا أ : إي ز انظز تخ ف
“Barangsiapa salah satu dari orangnya dibunuh, maka ia mempunyai dua
pilihan, ia diberi diyat atau diberi kisas.”
Sanksi hukuman qisha>sh yang diberlakukan terhadap pelaku pembunuhan
sengaja (terencana) juga terdapat dalam firman Allah Swt. sebagai berikut:18
كى انقصاص ف انقته آيا كتة ػه ا انذ ا أ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qisha>sh berkenaan
dengan orang-orang yang dibunuh”. (Q.S Al-Baqarah (2) : 178)
Dalam ayat tersebut berisi tentang hukuman qisha>sh bagi pembunuh yang
melakukan kejahatannya secara sengaja dan apabila pihak keluarga korban tidak
memaafkan pelaku, maka berlakulah hukuman qisha>sh kepada pelaku tersebut.
Namun, apabila pihak keluarga korban memaafkan pelaku, maka sanksi qisha>sh
tidak berlaku kepadanya akan tetapi beralih menjadi hukuman diyat.
Perbuatan yang menjadi sebab dikenakannya hukuman diyat adalah sebagai
berikut:19
1. Pembunuhan tersalah. (tidak sengaja)
18
Abdur Rahman, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, h.622. 19
A. Djazuli, Fiqh Jinayat, h. 51.
41
Perbuatan dalam pembunuhan tersalah (tidak sengaja) terjadi terhadap
kelalaian pelaku. Dalam hal ini, tidak dikenakan hukuman qisha>sh bagi
pelaku tersebut, akan tetapi diwajibkannya terhadap diyat ringan. Dasar
hukumnya adalah firman Allah Swt. dalam surah An-Nisa’ ayat 92, yaitu:
فتحرير رقبة مؤمنة ودية وما كان لمؤمن أن يقتل مؤمنا إل خطأ ومن قتل مؤمنا خطأ
دقوا فإن كان من قوم ع دو لكم وهو مؤمن فتحرير رقبة مؤمنة مسلمة إلى أهله إل أن يص
فمن لم يجد وإن كان من قوم بينكم وبينهم ميثاق فدية مسلمة إلى أهله وتحرير رقبة مؤمنة
عليما حكيما فصيام شهرين متتابعين توبة وكان الل من الل
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang
lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh
seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang
hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan
kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada
perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si
pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si
terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa
yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa
dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan
adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.S An-Nisa’
ayat 92).
2. Pembunuhan semi-sengaja.
Pembunuhan semi-sengaja merupakan pembunuhan yang memenuhi tiga
unsur, yaitu korban adalah orang yang haram dibunuh, tindakan tersebut
merupakan hal yang wajar dan tidak membunuh, dan tindakan tersebut
dilakukan secara sengaja. Sebagai contoh melempar dengan sandal,
artinya sengaja melempar akantetapi tidak termasuk untuk membunuh.
Pembunuhan ini termasuk ke dalam kejahatan yang tidak dikenakan
qisha>sh , tetapi diwajibkan diyat. Berdasarkan sabda Nabi SAW:
“Ketahuilah bahwa korban pembunuhan semi sengaja, yaitu pembunuhan
dengan cemeti atau tongkat, mendapatkan seratus ekor unta, empat puluh
42
darinya bunting”. (hadis hasan diriwayatkan oleh Abu Daud, an-Nasa’i
dan ibnu majah).
Pemililik hak qisha>sh dalam hal ini sebagai pelaku, tidak dapat memperoleh
hak qisha>sh kecuali telah terpenuhinya syarat-syarat sebagai berikut, yaitu:20
1. Pemilik qisha>sh tersebut seorang mukallaf. Jika ia anak kecil, maka
pelaku tersebut ditahan sampai anak kecil tersebut mencapai usia balig.
Jika ia orang gila, maka pembunuh tersebut ditahan sampai orang gila
tersebut sembuh dari gilanya.
2. Semua pemilik darah, dalam hal ini keluarga korban sepakat untuk
meminta qisha>sh. Jika ada sebagian dari mereka ada yang memaafkan
pembunuh, maka qisha>sh tidak dapat dilakukan, dan sebagian lain yang
tidak memaafkan pembunuh berhak mendapatkan diyat.
3. Tidak ada tindakan yang berlebihan dalam pelaksanaan qisha>sh. Dalam
hal ini orang yang di qisha>sh tersebut adalah orang yang melakukan
pembunuhannya, tidak termasuk keluarganya. Jika pelakunya wanita
hamil, maka qisha>sh dilaksanakan setelah ia melahirkan dan menyapih
anaknya.
4. Dalam pelaksanaan qisha>sh dilakukan di depan sultan atau wakilnya agar
aman dan tidak ada tindakan yang berlebihan di dalamnya.
5. qisha>sh dilakukan dengan alat tajam. Akan tetapi, sebagian ulama
berpendapat bahwa, pembunuh di qisha>sh dengan alat yang ia bunuh. Jika
ia membunuh dengan batu, maka ia di qisha>sh dengan batu, dan jika
dengan pedang, maka dengan pedang.
Memaafkan pelaku pembunuhan juga diperkenankan bagi keluarga korban.
Hal ini berdasarkan firman Allah Swt.:
20
Asadulloh Al Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2009) h. 69-70.
43
لك تخفيف من ربكم ورحمة فمن فمن عفي له من أخيه شيء فاتباع بالمعروف وأداء إليه بإحسان ذ
لك فله عذاب أليم اعتدى بعد ذ
“Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya,
hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah
(yang diberi maaf ) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara
yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu
dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya
siksa yang sangat pedih”. (Q.S Al-Baqarah (2) : 178).
Turut serta melakukan tindak pidana yang dilakukan oleh lebih dari satu
orang dalam tawuran pelajar menurut hukum islam dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:21
1. Keterlibatan Secara Langsung.
Keterlibatan secara langsung terjadi apabila dalam suatu tindak pidana
dilakukan secara langsung oleh beberapa orang. Mereka melakukan
tindak pidana tersebut bisa karena kebetulan atau terjadi dengan tiba-tiba (
tawafuq), atau tindak pidana terjadi karena telah direncanakan bersama-
sama (tamalu).
2. Keterlibatan Secara Tidak Langsung.
Orang yang dianggap terlibat secara tidak langsung adalah siapa saja yang
terlibat secara sengaja dengan mengadakan perjanjian dengan orang lain
untuk melakukan suatu tindak pidana, atau karena ia memaksa, atau , atau
menghasut, atau memberi bantuan menyuruh melakukan karena alasan
apapun yang bisa menyababkan terjadinya suatu tindak pidana.
Menurut penulis pada dasarnya dalam syariat islam, banyak sedikitnya pelaku
tindak pidana tidak mempengaruhi hukuman. Namun demikian, masing-masing
pelaku bisa mendapatkan hukuman berbeda karena keadaan mereka sendiri.
Dalam hal pemidanaan terhadap para pelajar yang turut serta melakukan tawuran
pelajar, menurut hemat penulis, penetapan tersebut dapat dibuktikan dengan
keterlibatan mereka masing-masing, jadi dalam hal ini, keterlibatan baik secara
21
Asadulloh Al Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, h. 90-91.
44
langsung maupun tidak langsung hakim (qadhi) memiliki kebebasan dalam
menentukan besar kecilnya hukuman tersebut.
C. Pertanggungjawaban Pidana Pelaku Tawuran Pelajar
Pertanggungjawaban pidana dalam syariat islam adalah pembebanan terhadap
seseorang atas suatu perbuatan yang telah dilarang yang dikerjakan dengan
kemauan sendiri dan sadar akibat dari perbuatannya tersebut.22
Pelanggaran atau
kejahatan terhadap ketentuan hukum dapat berupa berbuat atau tidak berbuat.
Pelaku jarimah dapat dihukum apabila perbuatannya dapat dipersalahkan. Setiap
peristiwa pidana tersebut harus mengandung sifat-sifat melawan hukum,
perbuatan tersebut dapat dipersalahkan dan perbuatan yang dilakukan merupakan
yang dalam hukum dinyatakan sebagai perbuatan yang dihukum.23
Dalam hukum Islam, dikatakan bahwa pelaku jarimah dapat dipersalahkan
apabila pelaku tersebut sudah berakal, cukup umur, dan bebas bekehendak.24
Dalam artian pelaku tersebut terlepas dari unsur paksaan dan dalam keadaan sadar
yang penuh. Syarat berakal tersebut berdasarkan firman Allah Swt. dalam surah
An-Nisa ayat 43, yang berbunyi:
ا يا تقن تؼه حت تى سكار أ لج آيا ل تقزتا انص ا انذ ا أ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan”
Adapun syarat cukup umur atau dewasa berdasarkan hadis Nabi Saw. yang
diriwayatkan oleh Ali dan Umar ra:25
لثح ػ انج انغهب ػه ػقه حت فق ػ انائى حت ستقظ ػ انصث حت حتهىرفغ انقهى ػ ث
22
Abd. Salam Arief, Fiqh Jinayah, ( Yogyakarta: Ideal, 1987), h. 45. 23
Haliman, Hukum Pidana Syari‟at Islam menurut Ajaran Ahl al-Sunnah, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1991), h. 66. 24
Abd. Salam Arief, Fiqh Jinayah, h. 4. 25
Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), h. 289.
45
“Diangkat pena dari tiga (golongan), orang gila yang hilang akalnya hingga
sadar, dari orang yang tidur hingga terjaga dan dari anak kecil hingga bermimpi
(dewasa)” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Ibnu Khuzaimah)
Sedangkan syarat bebas berkehendak yaitu:26
رفغ ػ ايتا نخطأانسا يا استكزا ػه
Unsur-unsur jarimah dalam hukum pidana islam, yaitu:27
1. Adanya nas yang melarang dan mengancam perbuatan itu.
2. Adanya tingkah laku yang membentuk jarimah.
3. Pelaku adalah Mukallaf
Menurut Marsum, “pada dasarnya orang yang melakukan jarimah tersebut
dihukum, tetapi ada yang diantaranya tidak dihukum karena mabuk, gila dan
belum dewasa.28
Dalam penetapan sahnya pemberian hukuman kepada mukallaf
ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Sang Mukallaf harus dapat memahami dalil takhlif, yaitu ia harus mampu
memahami nas-nas hukum yang dibebankan al-Qur’an dan sunnah, baik
secara langsung maupun melalui perantara.
2. Sang Mukallaf harus orang yang ahli dengan sesuatu yang dibebankan
kepadanya, pengertian ahli secara etimologis adalah kelayakan atau layak.
Pada dasarnya, tawuran pelajar dilakukan oleh anak-anak remaja yang
umurnya berkisar antara empat belas hingga tujuh belas tahun. Dalam islam,
Seseorang dituntut hukuman apabila ia telah baligh, jika perempuan, ditandai
dengan menstruasi, dan jika laki-laki, ditandai dengan mimpi basah. Melihat hal
ini, M. Nurul Irfan berpendapat bahwa, “Usia para pelaku tawuran pelajar, pada
26
Abd. Salam Arief, Fiqh Jinayah, h. 30. 27
Marsum, Jinayat (HPI), (Yogyakarta: Lokakarya, 1989), Cet. 2, h. 6. 28
Marsum, Jinayat (HPI), h. 174.
46
dasarnya telah memasuki usia baligh, dan disebut sebagai mukalaf yang dimintai
pertanggungjawaban pidana”.29
Mengenai pertanggungjawaban pidana, belum cukup umur (minderjarig)
merupakan hal yang dapat memperingan pemidanaan. Pada dasarnya sistem
pemidanaan bagi anak didasarkan kepada kemampuan bertangggungjawab, sistem
yang mendasarkan kepada kemampuan bertanggungjawab, dan batas usia tertentu
bagi seorang anak, menurut penulis tidak dianut lagi dalam hukum pidana di
Indonesia. Namun, yang dianut sekarang ini adalah sistem pertanggungjawaban
yang menyatakan bahwa semua anak, asal jiwanya sehat dianggap mampu
bertanggungjawab dan dapat dituntut.
29
M. Nurul Irfan, Gratifikasi dan Kriminalisasi Seksual, (Jakarta: Amzah, 2014), h. 109.
47
BAB IV
ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI DEPOK NOMOR
594/Pid.B/1012PN.DPK
A. Deskripsi Kasus
Kronologis kasus yang penulis sebutkan berikut ini adalah salinan dari Surat
Putusan Pengadilan Negeri Depok Nomor : 594/Pid.B/1012/PN.DPK, penulis
salin sesuai dengan apa adanya, dengan maksud agar kronologis tersebut tidak ada
penambahan maupun pengurangan. Kutipan tersebut adalah sebagai berikut:
Sebelum menganalisis kasus dari tindak pidana ini, perlu di jabarkan secara
kronologis tentang tindak pidana tawuran pelajar yang di lakukan oleh 2 orang
terdakwa atas nama 1.Yuda Komarudin bin Amir Syarifudin dan 2.Lerian Dian
Syah bin Syah Hamka alias Rebes. Pada hari rabu tanggal 12 September 2012
sekitar jam 14.30, bertempat di jalan raya sawangan perempatan masjid
mampang, Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah
hukum Pengadilan Negeri Depok, dengan terang-terangan dan dengan tenaga
bersama mengunakan kekerasan terhadap orang yang mengakibatkan mati.
Pada waktu dan tempat tersebut di atas berawal dari saudara Apri (tidak
tertangkap/DPO) berkumpul bersama-sama temannya yakni saksi Mochamad
Ridwansyah alias Iwan, Ade Salam alias Jepang, Ari Kurniawan, Samsul Bahri,
Isan Setiawan alias Ambon, Ridho Sudrajat, M. Sihabudin alias Boak, Iyos
Maulana Yudha, M. Mahade Saputra alias Kucing. Terdakwa 1. Yuda Komarudin
bin Amir Syarifudin dan terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias
Rebes dari SMK Pancoran Mas di pangkalan angkot S-16 membawa senjata tajam
seperti celurit dan ikat pinggang berkepala besi mereka berangkat dengan berjalan
kaki menuju ke jalan Raya Sawangan perempatan Masjid Mampang untuk
mencari truk menuju Parung Bingung.
Kemudian sesampainya di Jalan Raya Sawangan perempatan Masjid
Mampang, saat sedang menunggu truk saksi Mochamad Ridwansyah alias Iwan
melihat rombongan pelajar SMK “Baskara”, karena keadaan lalu lintas yang
48
macet, pelajar dari SMK Pancoran Mas langsung menyerang pelajar dari SMK
Baskara yang berada di atas truk, terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka
alias Rebes, meminta senjata tajam berupa celurit kepada saksi M. Mahade
Saputra alias kucing dengan mengatakan “ada barang gak?, kasih gue senjata
dong, gue yang megang”, lalu saksi M. Mahade Saputra alias kucing mengambil
celurit bergagang kayu yang di bungkus kain wol berwarna hijau, kuning merah,
biru dari dalam tas miliknya dan terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka
alias Rebes langsung mengambil celurit tersebut.
Kemudian di awali dengan terdakwa 1.Yuda Komarudin bin Amir Syarifudin
mengambil batu yang berada di dekat tiang listrik dan langsung melemparnya
yang mengenai kepala korban Dedi Triyuda alias Abu yang duduk di atas truk di
pinggir sebelah kiri, sehingga membuat korban Dedi Triyuda alias Abu jatuh
terlentang dengan kaki kiri jatuh menggantung di bak truk yang oleh terdakwa 2.
Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes langsung membacok dengan
celurit yang di bawanya yang mengenai paha kiri korban Dedi Triyuda alias Abu
lalu saksi Rizky Ulya alias Toket langusung menarik jaket korban Dedi Triyuda
alias Abu.
Kemudian setelah itu murid-murid dari SMK Baskara turun dari truk dan
melakukan Tawuran / perkelahian dengan murid-murid dari SMK Pancoran Mas,
karena membuat lalu lintas macet dan mengganggu, membuat masyarakat yang
berada di tempat kejadian memisahkan atau membubarkan tawuran tersebut.
Kemudian terdakwa 1.Yuda Komarudin bin Amir Syarifudin bersama
terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes bersama-sama
temannya dari SMK Pancoran Mas langsung kabur masuk ke gang samping
masjid Mampang menuju kewarung nenek di belakang SMK Pancoran Mas, di
warung nenek menunjukan celurit yang di pegang yang di ujungnya ada noda
darahnya kepada teman-temannya sambil mengatakan “gue abis dapat daging nih,
gue abis baret anak Baskara sampe celurit kucing copot gagangnya”, dan saudara
Apri juga mengatakan telah membacok pelajar dari SMK Baskara, setelah itu
terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes mengembalikan
49
celurit yang dipegangnya kepada saksi M. Mahade Saputra alias Kucing untuk di
simpan.
Kemudian setelah tawuran, karena mengalami luka pada bagian kepada dan
kaki sebelah kirinya korban Dedi Triyuda alias Abu berjalan sempoyongan yang
di bantu oleh teman-temannya, yakni saksi Yobie Ari Yuandana, Muhammad
Rifqi dan Rahmat Ikhasan dengan dibantu oleh seorang yang tidak di ketahui
identitasnya, korban Dedi Triyuda alias Abu dibawa dengan mengendarai sepeda
motor menuju kearah Sawangan dan korban Dedi Triyuda alias Abu di bawa ke
Apotek Depok Dua, jalan raya Keadilan Rt. 11/Rw. 01 Kelurahan Rangkapan
Jaya, Kecamatan Depok Dua, sampai pada akhirnya di bawa oleh petugas ke
polisian ke rumah sakit.
Kemudian dari perbuatan terdakwa 1.Yuda Komarudin bin Amir Syarifudin
bersama terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes
mengakibatkan korban saudara Dedi Triyuda alias Abu meninggal dunia dengan
luka-luka sebagaimana:
Visut Et Repertum No.R/044/SKK B/IX/2012 Rumkit Bhy Tk.I tanggal 18
September 2012, yang dibuat oleh Dr. Arif Wahyono selaku dokter spesialis
forensik rumah sakit bhayangkara Tk.I R Said Sukanto Kramat Jati Jakarta, yang
telah melakukan pemeriksaan terhadap jenazah Dedi Triyuda alias Abu pada
tanggal 12 September 2012 jam 19.15 Wib, dengan hasil pemeriksaan:
1. Pada kepala kiri, tiga sentimeter dan garis pertengahan depan, dua
sentimeter diatas batas tumbun rambut depan, seratus enam puluh empat
sentimeter diatas tumit, terdapat luka terbuka, dengan dasar tulang
tengkorak, dengan tepi rata, sudut tajam, apabila dirapatkan membentuk
garis dengan panjang tiga sentimeter.
2. Pada tungkai kiri sisi dalam, dua puluh empat sentimeter di bawa taju
depan tulang usus, tujuh puluh dua sentimeter di atas tumit, terdapat luka
terbuka, dasar otot, dengan tepi rata, terdiri dari sudut lancip-tumpul, bila
di rapatkan membentuk garis, dengan panjang dua koma lima sentimeter.
3. Pada tungkai kiri atas sisi belakang, dua puluh empat sentimeter di bawa
taju depan tulang usus, terdapat luka lecet berbentuk tidak beraturan,
50
berbatas tegas berwarna ungu kehitaman, berukuran empat sentimeter kali
tiga sentimeter.
4. Tepat pada lutut kanan sisi dalam, terdapat luka lecet berbentuk lonjong,
berbatas tegas, berwarna merah, berukuran dua koma lima sentimeter kali
satu sentimeter.
Kesimpulan: Pada pemeriksaan terhadap mayat seorang laki-laki yang berusia
antara lima belas tahun sampai dua puluh tahun dan bergolongan darah B ini, pada
pemeriksaan di temukan luka terbuka pada kepala dan tungkai atas kiri akibat
kekerasan benda tumpul. Selanjutnya ditemukan resapan darah pada kulit kepala
daging dalam, patah berkeping tulang tengkorak, robeknya selaput keras otak,
terpotongnya pembuluh nadi utama pada tungkai atas kiri akibat kekerasan tajam,
sebab mati akibat kekerasan tajam pada tungkai atas kiri yang menyebabkan
terpotongnya pembuluh nadi utama pada tungkai atas kiri sehingga
mengakibatkan pendarahan, perkiraan waktu kematian antara satu sampai dua jam
setelah makan terakhir.
B. Dakwaan, Tuntutan dan Putusan
1. Dakwaan
Dalam kasus tindak pidana tawuran pelajar yang terjadi di wilayah hukum
Pengadilan Negeri Depok, surat dakwaan yang di buat Jaksa Penuntut Umum
adalah sebagai berikut:
1. Nama lengkap : Yuda Komarudin bin Amir Syarifudin
Tempat lahir : Bogor
Umur : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tinggal : Jalan H. Suaib Rt. 06/Rw. 02 Kelurahan Kerukut,
Kecamatan Limo, Kota Depok.
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar kelas III SMK Pancoran Mas
Pendidikan : SMP
2. Nama lengkap : Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes
51
Tempat lahir : Jakarta
Umur : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tinggal : Kampung Grogol Rt. 01/Rw. 01 Kelurahan Grogol,
Kecamatan Limo, Kota Depok
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar kelas III SMK Pancoran Mas
Pendidikan : SMP
Berdasarkan uraian tersebut di atas, bahwa kedua terdakwa atas nama terdakwa
1. Yuda komarudin bin Amir Syarifudin dan terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin
Syah Hamka alias Rebes terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana: “secara bersama-sama melakukan kekerasan yang mengakibatkan
orang mati” sebagaimana di atur dan di ancam pidana dalam pasal 170 ayat (3)
huruf e KUHP yang unur-unsurnya terdiri dari :
1. Unsur barang siapa;
2. Unsur di muka umum melakukan kekerasan terhadap orang;
3. Unsur secara bersama-sama;
4. Unsur yang mengakibatkan orang tersebut meninggal dunia;
2. Tuntutan
a. Menyatakan terdakwa 1. Yuda komarudin bin Amir Syarifudin dan terdakwa
2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: “secara bersama-sama
melakukan kekerasan yang mengakibatkan orang mati”.
b. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa I dan Terdakwa II dengan dijatuhi
pidana dalam pasal 351 ayat 3 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) KUHP Jo
Undang-undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak .
c. Menetapkan kepada para terdakwa dihukum untuk membayar biaya perkara
yang timbul karenanya.
52
3. Putusan Hakim
Dalam perkara putusan Nomor: 594/Pid.B/1012/PN.DPK hakim Sugeng
Warnanto, SH. Sebagai Hakim Ketua Majlis, Sapto Supriyono, SH. dan Nenny
Yulianny, SH., masing-masing sebagai Hakim Anggota, dibantu oleh Siti
Rohani, SH., sebagai panitera pengganti, dihadiri oleh S. Arnold Siahaan, SH.
sebagai Penuntut Umum serta dihadiri para terdakwa dan penasihat hukumnya.
Memutuskan setelah membaca surat-surat perkara, mendengar keterangan
sanksi-saksi dan terdakwa, menimbang dan sebagainya dengan memperhatikan
pasal 170 ayat 2 ke-3 KUHP Jo Undang-undang No. 3 Tahun 1997 Tentang
Pengadilan Anak, mengadili dengan menyatakan bahwa terdakwa 1. Yuda
komarudin bin Amir Syarifudin dan terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah
Hamka alias Rebes terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana secara bersama-sama melakukan kekerasan yang mengakibatkan
orang mati, dengan hukuman pidana penjara masing-masing 6 (enam) tahun.
Menetapkan agar lamanya pidana yang dijatuhkan dikurangkan seluruhnya
dengan lamanya para terdakwa berada dalam tahanan, memerintahkan agar
para terdakwa tetap dalam tahanan, menyatakan barang bukti berupa 1 (satu)
buah batu, clurit bergagang warna coklat, clurit putih bergagang kayu warna
coklat, ikat pinggang berwarna hitam berkepala besi berganbar burung. Tas
berwarna merah bertuliskan loqeex, celana seragam sekolah berwarna abu-abu
(robek disebalah kiri), switer berwarna hitam, celana dalam berwarna hitam
dan biru, boxer berwarna hitam, werpak SMK Baskara, ikat pinggang warna
hitam dan sepasang sepatu merek Tomkins. Dikembalikan kepada Jaksa
Penuntut Umum untuk digunakan dalam perkara terdakwa M. Mahade Saputra.
Serta, membebankan kepada para terdakwa untuk membayar beaya perkara
masing-masing sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).
53
C. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Positif dan Hukum Islam
1. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Positif
Berdasarkan pemaparan kasus tersebut di atas, maka penulis berpendapat
dalam hukum positif, putusan yang di jatuhkan oleh Majelis Hakim sebagaimana
di sebutkan di atas terhadap penerapan hukum yang di jadikan dasar putusan bagi
kedua terdakwa mengacu pada hukum pidana materil di Indonesia, yaitu pasal 170
KUHP Jo Undang-undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak.
Dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum terhadap kedua terdakwa, yaitu
1. Yuda komarudin bin Amir Syarifudin dan terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin
Syah Hamka alias Rebes terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “secara bersama-sama melakukan kekerasan yang mengakibatkan
orang mati” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 170 ayat 2 ke-3
KUHP. Jaksa penuntut umum mendakwa dengan pidana penjara masing-masing
selama 6 (enam) tahun dikurangi selama para terdakwa berada dalam tahanan
dengan perintah para terdakwa tetap ditahan. Serta menetapkan supaya para
terdakwa dibebani biaya perkara masing masing sebesar Rp. 1.000,- (seribu
rupiah).
Terhadap dakwaan Jaksa Penuntut Umum di dukung dengan bukti-bukti yang
terungkap di persidangan, kemudian Hakim menyatakan para Terdakwa terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana “secara bersama-sama
melakukan kekerasan yang mengakibatkan orang mati”. Atas dasar itu kepada
para Terdakwa di pidana dengan pidana penjara selama 6 (enam) tahun.
Terhadap penegakkan hukum kasus tersebut di atas, analisis penulis adalah
dakwaan Jaksa Penuntut Umum sudah tepat dan sesuai dengan perbuatan yang
dilakukan oleh kedua terdakwa, yaitu pasal 351 ayat 3 KUHP “penganiayaan yang
mengakibatkan mati”, Jo pasal 55 ayat (1) “mereka yang melakukan, menyuruh,
dam turut serta melakukan perbuatan” serta pasal 170 ayat 2 ke-3 KUHP “yang
bersalah diancam: pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan
mengakibatkan maut”.
Terhadap putusan Pengadilan Negeri Depok yang mengadili terdakwa
masing-masing menjatuhkan pidana penjara selama 6 (enam) tahun, adalah sudah
54
tepat dan memenuhi ketentuan Undang-undang, karena menurut Majelis Hakim
pasal yang tepat di kenakan pada para terdakwa adalah dakwaan kedua, yaitu
pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP dengan ancaman hukuman penjara paling lama dua
belas tahun, jika mengakibatkan maut. serta berdasarkan Undang-undang Nomor
3 tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. Menurut analisis penulis, dalam putusan
terhadap pelaku telah sesuai, karena melihat kedua terdakwa masih dibawah umur
18 tahun, yang mana menurut undang-undang ini berdasarkan pasal 26 ayat (1)
“paling lama ½ (satu perdua) maksimum ancaman pidana penjara bagi orang
dewasa. Akan tetapi Undang-undang ini telah diganti sejak tanggal 30 Juli 2012
dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak yang mulai efektif berlaku 2 tahun setelah tanggal pengundangannya, yaitu
tanggal 31 juli 2014 efektif telah berlaku.
Dengan telah memenuhinya unsur-unsur tindak pidana tersebut dan di
kenakan sanksi pidana yang sesuai dengan perbuatannya menurut Undang-undang
tersebut di atas, dengan demikian hukuman tersebut di berikan agar tidak
melakukan pengulangan terhadap perbuatan tindak pidana kekerasan seperti
tawuran yang dilakukan oleh para pelajar. Sebagai efek jera dan pembelajaran
terhadap para pelajar yang melakukan tawuran. Serta untuk menjadi orang yang
lebih baik di masa mendatang (sesuai dengan tujuan pemidanaan dari aliran
modern). Selain itu yang lebih utama adalah untuk menyadarkan kepada para
pelajar yang akan melakukan tindak pidana kekerasan seperti tawuran, agar
mereka berfikir dua kali akibat dampak yang diperbuatnya apabila melakukan
tawuran.
2. Analisis Putusan dalam Tinjauan Hukum Islam
Pada kasus tersebut di atas, jelas sekali bahwa kedua terdakwa yaitu, Yuda
Komarudin bin Amir Syarifudin dan terdakwa Lerian Dian Syah bin Syah Hamka
alias Rebes melakukan suatu Jari>mah, yaitu melakukan pemufakatan jahat untuk
melakukan tindak pidana kekerasan yang mengakibatkan luka bahkan mati. Pada
hari rabu tanggal 12 September 2012 sekitar jam 14.30, bertempat di Jalan Raya
55
Sawangan Perempatan Masjid Mampang, Kelurahan Mampang Kecamatan
Pancoran Mas, Kota Depok.
Pada waktu dan tempat tersebut di atas berawal dari saudara Apri (tidak
tertangkap/DPO) berkumpul bersama-sama temannya yakni saksi Mochamad
Ridwansyah alias Iwan, Ade Salam alias Jepang, Ari Kurniawan, Samsul Bahri,
Isan Setiawan alias Ambon, Ridho Sudrajat, M. Sihabudin alias Boak, Iyos
Maulana Yudha, M. Mahade Saputra alias Kucing. Terdakwa 1. Yuda Komarudin
bin Amir Syarifudin dan terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias
Rebes dari SMK Pancoran Mas di pangkalan angkot S-16 membawa senjata tajam
seperti celurit dan ikat pinggang berkepala besi mereka berangkat dengan berjalan
kaki menuju ke Jalan Raya Sawangan Perempatan Masjid Mampang untuk
mencari truk menuju Parung Bingung.
Kemudian sesampainya di Jalan Raya Sawangan Perempatan Masjid
Mampang, saat sedang menunggu truk saksi Mochamad Ridwansyah alias Iwan
melihat rombongan pelajar SMK “Baskara”, karena keadaan lalu lintas yang
macet, pelajar dari SMK Pancoran Mas langsung menyerang pelajar dari SMK
Baskara yang berada diatas truk, terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka
alias Rebes, meminta senjata tajam berupa celurit kepada saksi M. Mahade
Saputra alias kucing dengan mengatakan “ada barang gak?, kasih gue senjata
dong, gue yang megang”, lalu saksi M. Mahade Saputra alias kucing mengambil
celurit bergagang kayu yang di bungkus kain wol berwarna hijau, kuning merah,
biru dari dalam tas miliknya dan terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka
alias Rebes langsung mengambil celurit tersebut.
Kemudian di awali dengan terdakwa 1.Yuda Komarudin bin Amir Syarifudin
mengambil batu yang berada di dekat tiang listrik dan langsung melemparnya
yang mengenai kepala korban Dedi Triyuda alias Abu yang duduk di atas truk di
pinggir sebelah kiri, sehingga membuat korban Dedi Triyuda alias Abu jatuh
terlentang dengan kaki kiri jatuh menggantung di bak truk yang oleh terdakwa 2.
Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes langsung membacok dengan
celurit yang di bawanya yang mengenai paha kiri korban Dedi Triyuda alias Abu
56
lalu saksi Rizky Ulya alias Toket langusung menarik jaket korban Dedi Triyuda
alias Abu.
Kemudian setelah itu murid-murid dari SMK Baskara turun dari truk dan
melakukan Tawuran / perkelahian dengan murid-murid dari SMK Pancoran Mas,
karena membuat lalu lintas macet dan mengganggu, membuat masyarakat yang
berada di tempat kejadian memisahkan atau membubarkan tawuran tersebut.
Kemudian terdakwa 1.Yuda Komarudin bin Amir Syarifudin bersama
terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes bersama-sama
temannya dari SMK Pancoran Mas langsung kabur masuk ke gang samping
masjid Mampang menuju kewarung nenek di belakang SMK Pancoran Mas, di
warung nenek menunjukan celurit yang di pegang yang di ujungnya ada noda
darahnya kepada teman-temannya sambil mengatakan “gue abis dapat daging nih,
gue abis baret anak Baskara sampe celurit kucing copot gagangnya”, dan saudara
Apri juga mengatakan telah membacok pelajar dari SMK Baskara, setelah itu
terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes mengembalikan
celurit yang di pegangnya kepada saksi M. Mahade Saputra alias Kucing untuk di
simpan.
Kemudian setelah tawuran, karena mengalami luka pada bagian kepada dan
kaki sebelah kirinya korban Dedi Triyuda alias Abu berjalan sempoyongan yang
di bantu oleh teman-temannya, yakni saksi Yobie Ari Yuandana, Muhammad
Rifqi dan Rahmat Ikhasan dengan dibantu oleh seorang yang tidak diketahui
identitasnya, korban Dedi Triyuda alias Abu dibawa dengan mengendarai sepeda
motor menuju kearah Sawangan dan korban Dedi Triyuda alias Abu dibawa ke
Apotek Depok Dua, jalan raya Keadilan Rt. 11/Rw. 01 Kelurahan Rangkapan
Jaya, Kecamatan Depok Dua, sampai pada akhirnya dibawa oleh petugas
kepolisian kerumah sakit.
Kemudian dari perbuatan terdakwa 1.Yuda Komarudin bin Amir Syarifudin
bersama terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes
mengakibatkan korban saudara Dedi Triyuda alias Abu meninggal dunia.
Mengenai perbuatan yang dilakukan oleh kedua terdakwa 1.Yuda Komarudin
bin Amir Syarifudin bersama terdakwa 2. Lerian Dian Syah bin Syah Hamka alias
57
Rebes telah melakukan jari>mah qisha>sh dan diyat yang berkaitan dengan
kekerasan terhadap jiwa seseorang, yang menyebabkan luka bahkan meninggal
dunia.
Dalam penerapan jari>mah qisha>sh dan diyat yang berwenang untuk
memberikan ketentuan hukuman maksimal dan minimal dalam pengadilan adalah
penguasa atau hakim kepada pelaku tindak pidana atau pelanggaran yang
ancaman hukumannya ditentukan oleh nash (Al-quran dan hadis).1
Ketentuan jari>mah qisha>sh terhadap pelaku pembunuhan sengaja (terencana)
terdapat dalam firman Allah Swt. sebagai berikut:
كم القصاص ف القتلىا ا الذه آمىا كتب عل أ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qisha>sh berkenaan
dengan orang-orang yang dibunuh”. (Q.S Al-Baqarah (2) : 178).
Dalam ayat tersebut, hukuman qisha>sh bagi pembunuh hanya berlaku
terhadap pembunuhan sengaja serta pihak keluarga korban tidak memaafkan
pelaku. Namun, apabila keluarga korban ternyata memaafkan pelaku, maka sanksi
qisha>sh tidak berlaku dan beralih menjadi hukuman Diyat.
Mengenai pelaksanaan hukuman Diyat terhadap pelaku tindak pidana baik
pembunuhan maupun penganiayaan yang dimaafkan oleh korban atau keluarga
korban, yang dimaksud dengan Diyat adalah sejumlah uang atau harta yang harus
dibayar oleh pelaku tindak pidana karena kematian atau kerusakan anggota badan.
Dasar hukumnya adalah firman Allah Swt. dalam surah An-Nisa’ ayat 92, yaitu:
فتحرير رقبة مؤمنة ودية وما كان لمؤمن أن يقتل مؤمنا إلا خطأ ومن قتل مؤمنا خطأ
داقوا فإن كان من قوم عدو لكم وهو مؤمن فتحرير رقبة مؤمنة مسلامة إلى أهله إلا أن يصا
من لم يجد ف وإن كان من قوم بينكم وبينهم ميثاق فدية مسلامة إلى أهله وتحرير رقبة مؤمنة
عليما حكيما وكان اللا فصيام شهرين متتابعين توبة من اللا
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain),
kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin
karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman
serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika
1Muhammad Said Al-Asymawi, Nalar Krtis Syariah, (Yogyakarta: Lkis Group, 2012), h.
148.
58
mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada
perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh)
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan
hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah
ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada
Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.S An-Nisa’ ayat
92).
Selain itu juga terdapat dalam Hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan
oleh Abu Dawud, ra dan Tirmidzi ketentuan tentang besarnya uang atau harta
yang harus dibayar: 2
ي رفع : ) ة,عه جد ب, عه أب به شع ق عمز التزمذي :مه طز د, دا أخزج أب ن حقة, ة ثإلث الد
ن جذعة, ثإلث ا(. ألد ا أ و بط ن خلفة ف أربع
Artinya: “Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dari jalan Amar dan Ibnu
Syu‟aib, dari Ayahnya, dari Kakeknya, Radhiyallahu „anhu dalam hadis mafu‟:
“Diriwayatkan 30 ekor hiqqah, 30 ekor jadz‟ah, dan 40 ekor unta bunting yang
diperutnya ada anaknya”.
Namun demikian untuk menjatuhkan hukuman kepada seseorang yang diduga
telah melakukan suatu tindak pidana atau jarimah didalam hukum islam, harus
memperhatikan beberapa hal yang erat kaitannya dengan pertanggungjawaban
pidana. Pertanggungjawaban pidana adalah kebebasan seseorang untuk
melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan atau biasa disebut sebagai akibat
yang ditimbulkan atau tidak diupayakan atas dasar kemauannya sendiri.3
Mengenai pertanggungjawaban pidana itu sendiri, dapat terhapus karena
adanya sebab-sebab tertentu. Alasan penghapus pertanggungjawaban pidana itu
sendiri, menurut penulis dapat disebabkan karena perbuatannya itu sendiri atau
perbuatannya termasuk dalam katagori perbuatan mubah (yang dibolehkan).
Pemikiran yang semacam inilah yang mendasari dibentuknya ketentuan umum
perihal faktor-faktor yang menyebabkan tidak dipidananya sii pembuat.4
2Ibn Hajar Al-Asqolani, Bulughul Marom, (Riyad: Darull Qabas,2014), h. 222.
3Rahmad Djatmika, Filsafat Hukum Islam dalam Berbagai Bidang,(Jakarta: Bumi
Aksara, 1992), h. 228. 4Alfitra, Hapusnya Hak Menuntut & Menjalankan Pidana, (Jakarta: Raih Asa Sukses,
2012), Cet. 1, h. 50.
59
Sedangkan alasan penghapus pertanggungjawaban pidana atau hapusnya
hukuman pidana karena kondisi pelaku jarimah, antara lain:
1. Karena paksaan atau terpaksa yang dalam hukum pidana islam disebut
ikrah, yaitu perbuatan yang terjadi atas seseorang dikarenakan orang lain
sehingga perbuatan itu luput dari kerelaannya atau dari kemauan bebas
orang tersebut.
2. Karena gila.
3. Karena mabuk.
4. Karena belum dewasa.5
Berdasarkan uraian tersebut, menurut penulis dalam kasus tawuran pelajar
yang terjadi diwilayah daerah hukum Pengadilan Negri Depok ini, secara esensial
terdakwa 1.Yuda Komarudin bin Amir Syarifudin bersama terdakwa 2. Lerian
Dian Syah bin Syah Hamka alias Rebes sudah mampu bertanggungjawab atas
kejahatan yang dilakukannya tersebut. Karena telah memasuki fase usia berfikir
penuh (sempurna), yang mana menurut Imam Abu Hanifah dan pendapat yang
populer dalam mazdhab Maliki. Pada fase ini seseorang dikenai tanggungjawab
atas pidana yang dilakukannya apapun jenisnya.6
5Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syariat Islam dalam
Wacana dan Agenda, (Jakarta: Gema Insani Pres, 2003), Cet. 1, h. 189-191. 6Makhrus Munajat, Reaktualisasi Pemikiran Hukum Pidana Islam, (Yogyakarta:
Cakrawala, 2006), h.29.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan sebelumnya, maka dapat di
tarik beberapa kesimpulan sebagai bentuk acuan terhadap permasalahan dalam
skripsi ini, antara lain:
1. Menurut pandangan hukum positif Indonesia perbuatan perkelahian yang di
lakukan pelajar usia remaja (tawuran) merupakan perbuatan yang di golongkan
sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (Juvenile delinquency). Juvenile
Deliquency adalah perilaku anak yang apabila di lakukan oleh orang dewasa
dianggap sebagai kejahatan atau pelanggaran hukum. Dalam hukum pidana di
Indonesia perbuatan tawuran antar pelajar, dimana pelakunya bersifat
kelompok merupakan tindak pidana yang dilakukan lebih dari satu orang
disebut dengan bentuk penyertaan (deelneming). mengenai kejahatan
perkelahian pelajar, masalah tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
Perkelahian secara perseorangan dan perkelahian secara berkelompok.
Sedangkan, dalam Hukum Pidana Islam (Jina>yah) tindak pidana pelaku
tawuran pelajar dapat diqiyaskan tergolong dalam tindak pidana yang
dihukumi dengan jari>mah qisha>sh dan diyat. jari>mah qisha>sh dan diyat adalah
jarimah yang diancam dengan hukuman qisha>sh atau diyat. Baik qisha>sh
maupun diyat keduanya adalah hukuman yang sudah ditentukan oleh syara’.
2. Sanksi yang dapat di berikan dalam hukum pidana positif Indonesia di
antaranya:
1. Pasal 351 (Penganiayaan)
2. Pasal 352 (penganiayaan ringan)
3. Pasal 353 (penganiayaan yang dipikirkan lebih dulu)
4. Pasal 354 (penganiayaan berat)
5. Pasal 355 (penganiayaan berat yang yang dipikirkan lebih dulu)
61
6. Pasal 170 (penyerangan dengan tenaga bersama terhadap orang atau
barang)
7. Pasal 358 (turut serta melakukan penyerangan)
Menurut hukum Islam sanksi terhadap pelaku tawuran pelajar dapat di
qiyaskan menjadi jari>mah qisha>sh dan diyat. yang mana hukuman pokoknya
adalah qisha>sh, (apabila menyebabkan meninggal dunia dan keluarga korban
tidak memaafkan pelaku). Sedangkan hukuman penggantinya adalah diyat,
(bilamana keluarga korban memaafkan pelaku dan hukuman terhadap
penganiayaan). karena perbuatan tersebut berkaitan dengan kekerasan terhadap
jiwa seseorang, yang menyebabkan luka bahkan meninggal dunia.
B. Saran-Saran Penulis
setelah berbagai uraian pada bab-bab tersebut di atas, penulis bermaksud
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah melalui aparat penegak hukum agar memberi bantuan
hukum bagi para pelajar yang terlibat tawuran dari awal penyidikan
hingga pendampingan dalam proses pengadilan.
2. Bagi aparat penegak hukum agar menegakkan hukum seadil-adilnya dan
menghukum seberat-beratnya untuk para pelajar yang terlibat melakukan
tawuran agar menimbulkan efek jera dan sebagai pembelajaran untuk
pelajar yang lain supaya tidak ikut serta melakukan tawuran.
Sehingganya, angka kekerasan seperti tawuran pelajar dapat berkurang
atau bahkan menghilang dikemudian hari.
3. Bagi orang tua supaya ikut andil didalam mencegah para pelajar yang
melakukan tawuran dengan cara memberikan kasih sayang yang tulus
kepada anak-anaknya melalui pendekatan dan penjelasan bahwa hal yang
dilakukan dalam tawuran merupakan perbuatan yang dapat dijatuhi
hukuman pidana.
4. Khususnya bagi para guru pengajar disekolah-sekolah, sebagai pengganti
sementara orang tua mereka agar bisa terus mengawasi dan memotivasi
62
murid-muridnya supaya tidak terlibat dalam hal melakukan tindak pidana
seperti tawuran yang di lakukan oleh muridnya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Al Faruq, Asadulloh, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2009.
Al Maududi, Abu A’la, Dasar-dasar Aqidah Islam, terjemahan, Elwin Siregar,
Jakarta: Media Da’wah, 1986.
Al-Asqolani, Ibn Hajar, Bulughul Marom, Riyad: Darull Qabas,2014.
Al-Asymawi, Muhammad Said, Nalar Krtis Syariah, Yogyakarta: Lkis Group,
2012.
Alfitra, Hapusnya Hak Menuntut & Menjalankan Pidana, Jakarta: Raih Asa
Sukses, 2012.
Ali, M. Hatta, Peradilan Sederhana Cepat & Biaya Ringan Menuju Keadilan
Restoratif, Bandung: PT. Alumni, 2012.
Ali, Mahrus, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
Ali, Zainuddin, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.
Arief, Abd. Salam, Fiqh Jinayah, Yogyakarta: Ideal, 1987.
Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum Pidana 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2010.
Daradjat, Zakiah, Problema Remaja di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
Dawud, Abu, Sunan Abi Dawud, Beirut: Dar al-Fikr, 1994.
Djamil, M. Nasir Anak Bukan Untuk di Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 20013.
Djatmika, Rahmad, Filsafat Hukum Islam dalam Berbagai Bidang,Jakarta: Bumi
Aksara, 1992.
Djazuli, A., Fiqh Jinayat, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1977.
Dwi Laning, Vina Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya, Jakarta:
Cempaka Putih, 2008.
Efendi, Erdianto, Hukum Pidana Indonesia Suatu pengantar, Bandung: Refika
Aditama, 2011.
F. Hutabarat, Restaria dkk, Memudarnya Batas Kejahatan dan Penegakan
Hukum, Jakarta: Lembaga Bantuan Hukum, 2012.
Fatahullah Rais, Lukman Tindak Pidana Perkelahian Pelajar, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1997.
Gultom , Maidim, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Sistem Peradilan
Pidana Anak di Indoesia, Bandung: Refika Aditama, 2013.
Haliman, Hukum Pidana Syari’at Islam menurut Ajaran Ahl al-Sunnah, Jakarta:
Bulan Bintang, 1991.
Hamzah, Andi , Delik-delik tertentu didalam KUHP, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Hanafi, Ahmad Asas-asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.
Hayati, Nur dan Tohap Alfan, Pertanggung Jawaban Pidana Pelaku Tawuran
Antar Pelajar, vol. 9 no. 1, 4 (2012).
Irfan, M. Nurul & Masyofah, Fiqh Jinayah, Jakarta: Amzah, 2014.
Irfan, M. Nurul, Gratifikasi dan Kriminalisasi Seksual, Jakarta: Amzah, 2014.
Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta: Grafindo, 2008.
Kartono, Kartini, Kenakalan Remaja, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Kunarto, Merenungi Kritik Terhadap Polri, Jakarta: Citra Manunggal, 1996.
Lamintang, Theo dan Lamintang, Hukum Panitensier Indonesia, Jakarta: Sinar
Grafika, 2010.
Marlina, Hukum Panitensier, Bandung: Refika Aditama, 2011.
Marsum, Jinayat (HPI), Yogyakarta: Lokakarya, 1989.
Muhammad Ahmadi, Fahmi, Metode Penelitian Hukum”, Lembaga Penelitian
UIN Jakarta, Desember 2010.
Mulyadi, Lilik, Kompilasi Hukum Pidana dalam Persfektif Teoritis dan Praktik
Peradilan, Bandung: Mandar Maju, 2010.
Mulyadi, Lilik, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, Bandung: P.T.
Alumni 2014.
Munajat, Makhrus, Reaktualisasi Pemikiran Hukum Pidana Islam, Yogyakarta:
Cakrawala, 2006.
Nawawi Arief, Barda dan Muladi, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, Bandung:
PT Alumni 2010.
Prakoso, Djoko, Hukum Panitensier di Indonesia, Yogyakarta: Liberty, 1998.
Prodjodikiro, Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: PT
Refika Aditama,2008.
Qodir Audah, Abdul, Al-Tasyri’ Al-Jina<i’ Al-Islami<, Bairut: Darul Ka<tit Al-‘Azali
Rahman, Abdur, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, Jakarta: PT Rineka Cipta,
1992.
Sabiq, Sayid, Fiqh Sunah, Bandung: Al-ma’arif, 1990.
Sambas, Nandang, Peradilan Pidana Anak di Indonesia dan Instrumen
Internasional Perlindungan Anak Serta Penerapannya, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013.
Santoso, Topo, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syariat Islam
dalam Wacana dan Agenda, Jakarta: Gema Insani Pres, 2003.
Sholeh, Asrorun Ni’am, Detik-detik Perlindungan Anak, Depok: Pena Nusantara,
2013.
Shomad, Abd., Hukum Islam : Panorama Prinsip Syariah dalam Hukum
Indonesia, Jakarta: Kencana, 2010.
Soekanto, Soerjono , Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Raja Grafindo Persada,
1990.
Suryani, Yani Pemidanaan Anak Di Indonesia Terhadap Pelaku Pencurian
Dalam Persfektif Hukum Islam. Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor .11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak.
Wadong , Maulana Hasan, Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak, Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2000.
Wahyudi, Setya, Implementasi Ide Diversi dalam Pembaharuan Sistem Peradilan
Pidana Anak di Indonesia, Yogyakarta: Genta Publishing, 2011.
Waluyo, Bambang, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Wardi Muslich, Ahmad, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar
Grafika, 2004.
Zulfa, Eva Achjani, Gugurnya Hak Menuntut, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idP U T U S A N
Nomor : 594/Pid.B/1012/PN.DPK
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Negeri Depok yang mengadili perkara-perkara pidana dengan acara
biasa pada peradilan tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara
dengan terdakwa :
I Nama Lengkap : YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN;
Tempat Lahir : Bogor; Umur/tanggal lahir : 17 Tahun/05 Maret 1995; Jenis Kelamin : Laki – laki; Kebangsaan : Indonesia; Tempat tinggal : Jalan H. Suaib RT.06/RW.02
Kelruahan Krekut, Kecamatan Limo, Kota Depok;
Agama : Islam; Pekerjaan : Pelajar Kelas III SMK
Pancoran Mas; Pendidikan : SMP;II.Nama Lengkap : LERIAN DIAN SYAH Bin
SYAH HAMKA Alias REBES; Tempat Lahir : Jakarta; Umur/tanggal lahir : 17 Tahun/21 Februari 1995; Jenis Kelamin : Laki – laki; Kebangsaan : Indonesia; Tempat tinggal : Kampung Grogol RT.01/
RW.01 Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok;
Agama : Islam; Pekerjaan : Pelajar Kelas III SMK
Pancoran Mas; Pendidikan : SMP;
Para Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum : JUSPER SIHOMBING, SH.,
dari Pos Bantuan Hukum Pengadilan Negeri Depok berdasarkan Penetapan Ketua Majelis
Hakim tanggal 23 Oktober 2012 ;
• Terdakwa I ditahan sejak tanggal 14 September 2012 sampai dengan sekarang
ini ;
• Terdakwa II ditahan sejak tanggal 17 Oktober 20012 sampai dengan sekarang
ini ;
Halaman 1 dari 52 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idPengadilan Negeri tersebut ;
Setelah membaca berkas perkara ;
Setelah mendengar pembacaan surat dakwaan, keterangan saksi-saksi dan
keterangan Para Terdakwa ;
Setelah pula memperhatikan barang bukti yang diajukan ke persidangan ;
Setelah mendengar pembacaan Surat Tuntutan, Penuntut Umum yang pada
pokoknya menuntut agar Terdakwa IRWANSYAH Alias ABEL Bin SAHRONI, agar
diputuskan :
1. Menyatakan bahwa Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN dan
Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Als REBES, telah trbukti secar
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan terang-terangan dan
tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang yang mengakiatkan maut,”
sebagaimana diatur dalam Pasal 170 ayat (2), Ke-3 KUHP Jo UU No.3 Tahun 1997
tentang Pengadilan Anak dalam dakwaan kesatu kami;
2. Menjatuhkan pidana terhadap para Terdakwa masing-masing selama 6 (enam) tahun
dikurangi selama Para Terdakwa berada dalam tahanan, dengan perintah Terdakwa
tetap ditahan ;
3. Menyatakan barang bukti :
• Sebuah ikat pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung;
• Sebuah tas berwarna merah bertuliskan Loqeex;
• Sebuah batu;
• Sebuah clurit bergagang kayu warna coklat;
• Sebuah clurit putih bergagang kayu yang dibungkus kain wul warna hijau,
kuning, merah, biru;
• Satu potong celana Sekolah warna abu-abu yang robek sebelah kiri;
• Satu potong switer warna hitam;
• Satu potong kaos warna biru;
• Satu potong celana boxer warna hitam;
• Satu potong celana dalam warna hitam;
• Satu potong celana dalam warna biru;
• Satu potong werpak SMK Baskara;
• Satu potong dasi warna abu-abu;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Satu buah ikat pinggang warna hitam
• Sepasang sepatu merek Tomkins;
• Satu clurit putih bergagang kayu warna coklat;
Dipergunakan dalam perkara atas nama Terdakwa M. Mahade Saputra;
4. Menetapkan supaya Para Terdakwa dibebani biaya perkara masing-masing sebesar
Rp.1.000,-(seribu rupiah) ;
Bahwa atas tuntutan tersebut Penasihat hukum Terdakwa telah mengajukan
pembelaan, tertatanggal 8 Nopember 2012 yang pada pokoknya menurut Penasihat
Hukum Terdakwa, sebagaimana fakta yang diperoleh dalam persidangan, terbukti bahwa
yang terjadi adalah perkelaian antara Pelajar SMK Pancoran Mas dengan Pelajar SMK
Baskara, dan dalam perkelaian antara pelajar tersebut telah ada yang jadi korban yaitu
seorang anak SMK Baskara, dimana dalah satu pelaku tawuran dari SMK Pancoran Mas
adalah Kedua Terdakwa ;
Bahwa dengan demikian menurut Penasihat Hukum Para Terdakwa, Para
Terdakwa tidak bermaksud untuk melakukan penganiayaan kepada korban, tetapi
ditujukan kepada sekolompok pelajar SMK Baskara ;
Bahwa dengan demikian kurang tepat klasifikasi yang diajukan oleh Penuntut
Umum yaitu menggunakan tenaga bersama untuk melakukan penganiayaan, sebab
Terdakwa yang satu dengan Terdakwa yang kedua tidak saling mengetahui perbuatan
mereka tersebut dilakukan kepada seseorang ;
Bahwa dengan demikian unsur tersebut adalah kurang tepat, sehingga haruslah
dikesampingkan, sehingga Para Terdakwa dinyatakan tidak terbukti telah melakukan
tindak pidana sebagaimna dakwaan Penuntut Umum kesatu Penuntut Umum;
Bahwa selain itu Para Terdakwa juga mengajukan pembelaan lisan yang pada
pokonya Paa Terdakwa menyesali perbuatannya, dan berjanji tidak akan mengulangi
sertaa mohon keringanan hukuman, karena Para Terdakwa masih ingin melanjutkan
sekolahnya ;
Bahwa atas nota pembelaan tersebut, Penuntut Umum menyatakan tetap pada
tuntutannya, demikian pula pada giliran terakhir Para Terdakwa dan Penasihat hukumnya
tetap pada nota pembelaannya ;
Bahwa oleh Penuntut Umum, Terdakwa diajukan ke persidangan ini dengan surat
dakwaan sebagai berikut :
Kesatu :
Bahwa mereka Terdakwa I. YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN bersama
Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES pada hari Rabu
Halaman 3 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idtanggal 12 September 2012 sekitar jam 14.30 Wib atau setidak – tidaknya pada suatu
waktu dalam bulan September 2012 bertempat di Jalan Raya Sawangan Perempatan
Masjid MampangKelurahan mampang, kecamatan Pancoran mas, Kota Depok atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Depok, dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang yang mengakibatkan mati, perbuatan mana
mereka Terdakwa lakukan dengan cara – cara sebagai berikut :
• Bahwa awalnya saudara Apri (tidak tertangkap/DPO) berkumpul bersama-sama
teman-temannya yakni saksi Mochamad Ridwansyah Alias Iwan, Ade Salam Alias
Jepang, Ari Kurniawan, Samsul Bahri, Isan Setiawan Alias Ambon, Ridho
Sudrajat, M.Sihabudin Alias Boak, Iyos Maulana yudha, M. Mahade Saputra Alias
Kucing (Terdakwa dalam berkas perkara terpisah), Terdakwa I. YUDA
KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN dan Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin
SYAH HAMKA Alias REBES dari SMK Pancoran Mas di panggkalan angkot S-16
untuk membawa senjata tajam seperti celurit dan ikat pinggang berkepala besi
mereka berangkat dengan berjalan kaki menuju ke jalan Raya Sawangan
perempatan Mesjid Mampang untuk mencari truk menuju Parung Bingung;
• Bahwa sesampinya di Jalan Raya Sawangan perempatan Mesjid Mampang, saat
sedang memunggu truk saksi Mochamad Ridwansyah Alias Iwan melihat
rombongan pelajar dari SMK “Baskara”, karena keadaan lalu lintas yang macet,
pelajar dari SMK Pancoran Mas langsung menyerang pelajar dari SMK Baskara
yang berada diatas truk, Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA
Alias REBES meminta senjata tajam clurit kepada saksi M.Mahade Saputra Alias
Kucing dengan mengatakan “ada barang gak, kasih gwe senjata dong, gwe yang
megang”, lalu saksi M. Mahade Saputra Alias Kucing mengambil celurit
bergangan kayu yang dibungkus kain wol yang berwarna hijau, kuning merah, biru
dari dalam tas miliknya dan Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA
Alias REBES langsung mengabil celurit tersebut;
• Bahwa diawali dengan Terdakwa I. YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN
mengabil batu yang berada didekat tiang listrik dan langsung meleparnya yang
mengenai kepala korban Dedi Triyuda Alias Abu yang duduk diatas truk dipinggir
sebelah kiri sehingga membuat korban Dedi Triyuda Alias Abu jatuh terletang
dengan kaki kiri jatuh menggantung di baktruk yang oleh Terdakwa II LERIAN
DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES langsung membacok clurit yang
dibawanya yang mengenai paha kiri korban Dedi Triyuda Alias Abu lalu saksi
Rizky Ulya Alias Toket langsung menarik jaket korban Dedi Triyuda Alias Abu;
• Bahwa setelah itu murid-murid dari SMK Baskara turun dari truk dan melakukan
tauran /perkelahian dengan murid-murid dari SMK Pancoran mas, karena
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idmembuat lalu lintas macet dan menggangu, membuat masyarakat yang berada
ditempat kejadaian memisahkan atau membubarkan tauran tersebut ;
• Bahwa Terdakwa I. YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN bersama
Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES bersama
teman-temannya dari SMK Pancoran Mas langsung kabur masuk ke gang
samping Mesjid Mampang menuju ke warung nenek di belakang SMK Pancoran
Mas, diwarung nenek menunjukan celurit yang dipegang yang diujungnya ada
noda darahnya kepada teman-temannya sambil mengatakan “Gwe abis dapat
daging nie, gwe abis berate aman anak Baskara sampe clurit kucing copot
gagangnya” dan saudara Apri juga mengatakan telah emmbacok pelajar dari SMK
baskara, setelah itu Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias
REBES mengembalikan clurit yang dipegangnya kepada saksi M. Mahade
Saputra Alias Kucing untuk disimpan;
• Bahwa setelah tauran karena mengalami luka pada bagian kepala dan kaki
sebelah kirinya koban Dedi Triyuda Alias Abu berjalan sempoyongan yang dibatu
oleh teman-temanya yakni saksi Yobie Ari Yuandana, Muhammad Rifqi dan
Rahmat Ikhsan dengan dibatu oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya
korban Dedi Triyuda Alias Abu dibawa dengan mengedarai sepeda motor menuju
kea rah Sawangan dan korban Dedi Triyuda Alias Abu dibawa ke Apotek Depok
Dua Jalan Raya Keadilan RT.11/RW.01 No.41 Kelurahan Rangkapan jaya,
Kecamatan Depok Dua, samping akhirnya dibawa oleh petugas Kepolisian
kerumah sakit;
• Bahwa dari perbautan Terdakwa I. YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN
bersama Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES
mengakibatkan korban saudara Dedi Triyuda Alias abu meninggal dunia dengan
luka-luka sebagimana :
Visum Et Repertum No.R/044/SK B/IX/2012/Rumkit Bhy Tk.I tanggal 18 September
2012, yang dibuat oleh Dr. Arif Wahyono selaku Dokter Spesialis Forensik pada
instansi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara TK. I R Said Sukanto
Keramat Jati Jakarta, yang telah melakukan pemeriksaan terhadap jenasah Dedi
Triyudha Alias Abu pada tanggal 12 September 2012 jam 19.15 Wib, dengan hasil
pemeriksaan :
Luka-luka :
1. Pada kepala kiri, tiga sentimeter dan garis pertengahan depan, dua sentimeter
diatas batas tumbun rambut depan, seratus enam puluh empat sentimeter diatas
tumit, terdapat luka terbuka, dengan dasar tulang tengkorak, dengan tepi rata,
sudut tajam, apabila dirapatkan membetuk garis dengan panjang tiga setimeter;
Halaman 5 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id2. Pada tungkai kiri sisi dalam, dua puluh empat sentimeter dibawa taju depan tulang
usus, tujuh puluh dua sentimeter diatas tumit, terdapat luka terbuka, dasar otot,
dengan tepi rata, terdiri dari sudut lancip-tumpul, bila dirapatkan membentuk garis,
dengan panjang dua koma lima sentimeter;
3. Pada tungkai kiri atas sisi belakang, dua puluh empat sentimeter dibawa taju
depan tulang usus, terdapat luka lecet berbentuk tidak beraturan, berbatas tegas
berwarna ungu kehitaman, berukuran empat sentimeter kali tiga sentimeter;
4. Tepat pada lutut kanan sisi dalam, terdapat luka lecet berbentuk lonjong, berbatas
tegas, berwarna merah, berukuran dua koma lima sentimeter kali satu sentimeter;
Kesimpulan :
Pada pemeriksaan terhadap mayat seorang laki-laki yang berusia antara lima belas
tahun sampai dua puluh tahun dan bergolongan darah B ini, pada pemeriksaan
ditemukan luka terbuka pada kepala dan tungkai atas kiri akibat kekerasan tajam, luka
lecet pada lutut dan tungkai bawah kanan akibat kekerasan tumpul. Selanjutnya
ditemukan resapan darah pada kulit kepala daging dalam, patah berkeping tulang
tengkorak, robeknya selaput keras otak , terpotongnya pembuluh nadi utaman pada
tungkai atas kiri akibat kekerasan tajam, sebab mati akibat kekerasan tajam pada
tungkai atas kiri yang menyebabkan terpotongnya pembuluh nadi utama pada tungkai
atas kiri sehingga mengakibatkan pendarahan, perkitaan waktu kematian antara satu
sampai dua jam setelah makan terakhir;
Perbuatan Terdakwa diatas sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
170 ayat 2 ke-3 KUHP Jo Undang-Undang No.3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak;
A T A U
Kedua :
Bahwa mereka Terdakwa I. YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN bersama
Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES pada hari Rabu
tanggal 12 September 2012 sekitar jam 14.30 Wib atau setidak – tidaknya pada suatu
waktu dalam bulan September 2012 bertempat di Jalan Raya Sawangan Perempatan
Masjid MampangKelurahan mampang, kecamatan Pancoran mas, Kota Depok atau
setidak-tidaknya pada suatu tempat tertentu yang masih termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Depok, dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama
menggunakan kekerasan terhadap orang yang mengakibatkan mati, perbuatan mana
mereka Terdakwa lakukan dengan cara – cara sebagai berikut :
• Bahwa awalnya saudara Apri (tidak tertangkap/DPO) berkumpul bersama-sama
teman-temannya yakni saksi Mochamad Ridwansyah Alias Iwan, Ade Salam Alias
Jepang, Ari Kurniawan, Samsul Bahri, Isan Setiawan Alias Ambon, Ridho
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idSudrajat, M.Sihabudin Alias Boak, Iyos Maulana yudha, M. Mahade Saputra Alias
kucing (Terdakwa dalam berkas perkara terpisah), Terdakwa I. YUDA
KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN dan Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin
SYAH HAMKA Alias REBES dari SMK Pancoran Mas di panggkalan angkot S-16
untuk membawa senjata tajam seperti celurit dan ikat pinggang berkepala besi
mereka berangkat dengan berjalan kaki menuju ke jalan Raya Sawangan
perempatan Mesjid Mampang untuk mencari truk menuju Parung Bingung;
• Bahwa sesampinya di Jalan Raya Sawangan perempatan Mesjid Mampang, saat
sedang memunggu truk saksi Mochamad Ridwansyah Alias Iwan melihat
rombongan pelajar dari SMK “Baskara”, karena keadaan lalu lintas yang macet,
pelajar dari SMK Pancoran Mas langsung menyerang pelajar dari SMK Baskara
yang berada diatas truk, Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA
Alias REBES meminta senjata tajam clurit kepada saksi M.Mahade Saputra Alias
Kucing dengan mengatakan “ada barang gak, kasih gwe senjata dong, gwe yang
megang”, lalu saksi M. Mahade Saputra Alias Kucing mengambil celurit
bergangan kayu yang dibungkus kain wol yang berwarna hijau, kuning merah, biru
dari dalam tas miliknya dan Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA
Alias REBES langsung mengabil celurit tersebut;
• Bahwa diawali dengan Terdakwa I. YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN
mengabil batu yang berada didekat tiang listrik dan langsung meleparnya yang
mengenai kepala korban Dedi Triyuda Alias Abu yang duduk diatas truk dipinggir
sebelah kiri sehingga membuat korban Dedi Triyuda Alias Abu jatuh terletang
dengan kaki kiri jatuh menggantung di baktruk yang oleh Terdakwa II LERIAN
DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES langsung membacok clurit yang
dibawanya yang mengenai paha kiri korban Dedi Triyuda Alias Abu lalu saksi
Rizky Ulya Alias Toket langsung menarik jaket korban Dedi Triyuda Alias Abu;
• Bahwa setelah itu murid-murid dari SMK Baskara turun dari truk dan melakukan
tauran /perkelahian dengan murid-murid dari SMK Pancoran mas, karena
membuat lalu lintas macet dan menggangu, membuat masyarakat yang berada
ditempat kejadaian memisahkan atau membubarkan tauran tersebut ;
• Bahwa Terdakwa I. YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN bersama
Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES bersama
teman-temannya dari SMK Pancoran Mas langsung kabur masuk ke gang
samping Mesjid Mampang menuju ke warung nenek di belakang SMK Pancoran
Mas, diwarung nenek menunjukan celurit yang dipegang yang diujungnya ada
noda darahnya kepada teman-temannya sambil mengatakan “Gwe abis dapat
daging nie, gwe abis berate aman anak Baskara sampe clurit kucing copot
gagangnya” dan saudara Apri juga mengatakan telah emmbacok pelajar dari SMK
Halaman 7 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idbaskara, setelah itu Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias
REBES mengembalikan clurit yang dipegangnya kepada saksi M. Mahade
Saputra Alias Kucing untuk disimpan;
• Bahwa setelah tauran karena mengalami luka pada bagian kepala dan kaki
sebelah kirinya koban Dedi Triyuda Alias Abu berjalan sempoyongan yang dibatu
oleh teman-temanya yakni saksi Yobie Ari Yuandana, Muhammad Rifqi dan
Rahmat Ikhsan dengan dibatu oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya
korban Dedi Triyuda Alias Abu dibawa dengan mengedarai sepeda motor menuju
kea rah Sawangan dan korban Dedi Triyuda Alias Abu dibawa ke Apotek Depok
Dua Jalan Raya Keadilan RT.11/RW.01 No.41 Kelurahan Rangkapan jaya,
Kecamatan Depok Dua, samping akhirnya dibawa oleh petugas Kepolisian
kerumah sakit;
• Bahwa dari perbautan Terdakwa I. YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN
bersama Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES
mengakibatkan korban saudara Dedi Triyuda Alias abu meninggal dunia dengan
luka-luka sebagimana :
Visum Et Repertum No.R/044/SK B/IX/2012/Rumkit Bhy Tk.I tanggal 18 September
2012, yang dibuat oleh Dr. Arif Wahyono selaku Dokter Spesialis Forensik pada
instansi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara TK. I R Said Sukanto
Keramat Jati Jakarta, yang telah melakukan pemeriksaan terhadap jenasah Dedi
Triyudha Alias Abu pada tanggal 12 September 2012 jam 19.15 Wib, dengan hasil
pemeriksaan :
Luka-luka :
1. Pada kepala kiri, tiga sentimeter dan garis pertengahan depan, dua sentimeter
diatas batas tumbun rambut depan, seratus enam puluh empat sentimeter
diatas tumit, terdapat luka terbuka, dengan dasar tulang tengkorak, dengan tepi
rata, sudut tajam, apabila dirapatkan membetuk garis dengan panjang tiga
setimeter;
2. Pada tungkai kiri sisi dalam, dua puluh empat sentimeter dibawa taju depan
tulang usus, tujuh puluh dua sentimeter diatas tumit, terdapat luka terbuka,
dasar otot, dengan tepi rata, terdiri dari sudut lancip-tumpul, bila dirapatkan
membentuk garis, dengan panjang dua koma lima sentimeter;
3. Pada tungkai kiri atas sisi belakang, dua puluh empat sentimeter dibawa taju
depan tulang usus, terdapat luka lecet berbentuk tidak beraturan, berbatas
tegas berwarna ungu kehitaman, berukuran empat sentimeter kali tiga
sentimeter;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id4. Tepat pada lutut kanan sisi dalam, terdapat luka lecet berbentuk lonjong,
berbatas tegas, berwarna merah, berukuran dua koma lima sentimeter kali satu
sentimeter;
Kesimpulan :
Pada pemeriksaan terhadap mayat seorang laki-laki yang berusia antara lima belas
tahun sampai dua puluh tahun dan bergolongan darah B ini, pada pemeriksaan
ditemukan luka terbuka pada kepala dan tungkai atas kiri akibat kekerasan tajam, luka
lecet pada lutut dan tungkai bawah kanan akibat kekerasan tumpul. Selanjutnya
ditemukan resapan darah pada kulit kepala daging dalam, patah berkeping tulang
tengkorak, robeknya selaput keras otak , terpotongnya pembuluh nadi utaman pada
tungkai atas kiri akibat kekerasan tajam, sebab mati akibat kekerasan tajam pada
tungkai atas kiri yang menyebabkan terpotongnya pembuluh nadi utama pada tungkai
atas kiri sehingga mengakibatkan pendarahan, perkitaan waktu kematian antara satu
sampai dua jam setelah makan terakhir;
Perbuatan Terdakwa diatas sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
351 ayat 3 KUHP Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP Jo Undang-Undang No.3 tahun 1997
tentang Pengadilan Anak;
Bahwa untuk membuktikan surat dakwaannya, Penuntut Umum telah mengajukan
saksi-saksi, untuk didengar keterangan di persidangan, yaitu :
1. Saksi ACHMAD EFENDI, dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah orang tua Dedi Triyuda Alias Abu Bin Achmad Efendi
(almarhum), yang telah meninggal karena peristiwa tawuran pada hari Rabu,
tanggal 12 September 20012 ;
• Bahwa hal ini diketahui saksi setelah saksi menerima telepon dari Saudara
saksi yang menanyakan apa betul kalau Dedi Triyuda kena musibah ;
• Bahwa saksi yang waktu itu sedang nyopir taksi di daerah Grogol, kemudian
membelokkan taksinya menuju arah pulang ;
• Bahwa sesampainya di pintu Tol Tanjung Barat, saksi telah dijemput oleh
keluarganya dan diantar ke Rumah Sakit Kramatjati ;
• Bahwa sesampainya di sana saksi langsung masuk ke Unit Gawar Darurat dan
mendapati anaknya (Dedi Triyuda), telah meninggal dunia ;
• Bahwa saksi tidak melihat luka pada tubuh anaknya, karena jenazah anaknya
telah dikafani ;
• Bahwa ketika berangkat anak saksi dalam keadaan sehat walafiat ;
Halaman 9 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa setelah 2 (dua) minggu dari kejadian itu, ada Keluarga Para Terdakwa
melalui Pihak Kepolisian Polsek Mampang, mengundang saksi untuk
melakukan pertemuan dengan keluarga Para Terdakwa;
• Bahwa atas ajakan tersebut saksi mewakilkan Saudaranya untuk
menghadirinya, dengan pesan secara pribadi saksi telah memaafkan Para
Terdakwa, namun saksi tidak akan menerima santunan dalam bentuk apapun
dari Keluarga Para Terdakwa ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak anaknya, sedangkan bukti selebihnya
sksi tidak mengetahuinya ;
Bahwa atas keterangan saksi tersebut Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan ;
2. Saksi RIZKY MULYA Alias Tokek Bin Bahudin, dibawah sumpah yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah tersebut ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik truk semen;
• Bahwa di dalam truk temen-temen saksi yang ada dalam truk tersebut antara
lain : Mirza; Aditya; Rahman; M. Irfan; Novansyah; Hariansyah; Ridwan;
Ahmad Aldiansyah; Iman Muzaki;
• Bahwa ketika truk sampai di jalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok yang berteriak “Baskara”;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa ketika itu jumlah anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih
ada sepuluh orang;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas yang ada di seberang jalan
teman-teman saksi yang sedang di atas truk dengan lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk di samping kiri bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada yang
membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala besi;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri yang ketika itu duduk di truk sebelah kiri;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan
kemudian lari ;
• Bahwa saksi melihat ada 2 (dua) orang anak SMK Pancoran Mas yang
membawa clurit, yang itu Para Trdakwa ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit
Kramajatjati;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa II membacok Dedi Triyuda ;
Halaman 11 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
3. Saksi MIRZA ARIANTO, di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik truk semen;
• Bahwa di dalam truk temen-temen saksi antara lain : Mirza; Aditya; Rahman;
M. Irfan; Novansyah; Hariansyah; Ridwan; Ahmad Aldiansyah; Iman Muzaki;
• Bahwa ketika truk sampai dijalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok yang berteriak “Baskara”;
• Bahwa ketika itu jumlah anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih
ada sepuluh orang;
• Bahwa kemudian teman-teman yang sesang di atas truk diserang oleh anak
anak dari SMK Pancoran Mas dari arah kiri dengan lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada yang
membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala besi;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri yang ketika itu duduk di truk sebelah kiri;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
• Bahwa saksi melihat ada 2 (dua) orang anak SMK Pancoran Mas yang
membawa clurit, yang itu Para Trdakwa ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
4. Saksi ADITYA RAHMAN, di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik truk semen;
• Bahwa di dalam truk temen-temen saksi antara lain : Mirza; Aditya; Rahman;
M. Irfan; Novansyah; Hariansyah; Ridwan; Ahmad Aldiansyah; Iman Muzaki;
• Bahwa ketika truk sampai dijalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok yang berteriak “Baskara”;
• Bahwa ketika itu jumlah anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih
ada sepuluh orang;
• Bahwa kemudian teman-teman yang sesang di atas truk diserang oleh anak
anak dari SMK Pancoran Mas dari arah kiri dengan lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
Halaman 13 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada yang
membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala besi;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri yang ketika itu duduk di truk sebelah kiri;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
• Bahwa saksi melihat ada 2 (dua) orang anak SMK Pancoran Mas yang
membawa clurit, yang itu Para Trdakwa ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
5. Saksi MUHAMAD IRFAN Bin HAKIM di bawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik truk semen;
• Bahwa di dalam truk temen-temen saksi antara lain : Mirza; Aditya; Rahman;
M. Irfan; Novansyah; Hariansyah; Ridwan; Ahmad Aldiansyah; Iman Muzaki;
• Bahwa ketika truk sampai dijalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok yang berteriak “Baskara”;
• Bahwa ketika itu jumlah anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih
ada sepuluh orang;
• Bahwa kemudian teman-teman yang sesang di atas truk diserang oleh anak
anak dari SMK Pancoran Mas dari arah kiri dengan lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada yang
membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala besi;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri yang ketika itu duduk di truk sebelah kiri;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
• Bahwa saksi melihat ada 2 (dua) orang anak SMK Pancoran Mas yang
membawa clurit, yang itu Para Terdakwa ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Halaman 15 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idTomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
6. Saksi NOVANSYAH Bin MANGSI di bawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut ;
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik truk semen;
• Bahwa di dalam truk temen-temen saksi antara lain : Mirza; Aditya; Rahman;
M. Irfan; Novansyah; Hariansyah; Ridwan; Ahmad Aldiansyah; Iman Muzaki;
• Bahwa ketika truk sampai dijalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok yang berteriak “Baskara”;
• Bahwa ketika itu jumlah anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih
ada sepuluh orang;
• Bahwa kemudian teman-teman yang sesang di atas truk diserang oleh anak
anak dari SMK Pancoran Mas dari arah kiri dengan lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada yang
membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala besi;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri yang ketika itu duduk di truk sebelah kiri;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
• Bahwa saksi melihat ada 2 (dua) orang anak SMK Pancoran Mas yang
membawa clurit, yang itu Para Trdakwa ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
7. Saksi HARIYANSYAH Bin SYAMSUDIN, di bawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik truk semen;
• Bahwa di dalam truk temen-temen saksi antara lain : Mirza; Aditya; Rahman;
M. Irfan; Novansyah; Hariansyah; Ridwan; Ahmad Aldiansyah; Iman Muzaki;
• Bahwa ketika truk sampai dijalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok yang berteriak “Baskara”;
• Bahwa ketika itu jumlah anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih
ada sepuluh orang;
Halaman 17 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa kemudian teman-teman yang sesang di atas truk diserang oleh anak
anak dari SMK Pancoran Mas dari arah kiri dengan lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada yang
membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala besi;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri yang ketika itu duduk di truk sebelah kiri;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
• Bahwa saksi melihat ada 2 (dua) orang anak SMK Pancoran Mas yang
membawa clurit, yang itu Para Trdakwa ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
8. Saksi RIDWANSYAH Bin ROPI ROSAD, di bawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK FAJAR Sawangan Depok ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa saksi pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30
wib saksi bersama-sama anak-anak SMK BASKARA pulang sekolah dengan
naik truk semen;
• Bahwa di dalam truk saksi duduk di tengah belakang papan kayu truk, Mirza,
Irfan, Aditya duduk di atas papan kayu truk, sedangkan Rizky berdiri, Dedi
Triyuda dudi di sebelah kiri Rizky, Hariansyah duduk di atas Kepala Truk,
Aldiansyah, Imam Muzaki duduk di tengah belakang ;
• Bahwa ketika truk sampai dijalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok yang berteriak “Baskara”;
• Bahwa ketika itu jumlah anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih
ada sepuluh orang, telah mengeroyok anak-anak SMK BASKARA yang sedang
naik di atas truk ;
• Bahwa saksi tahu kalau yang mengeroyok adalah anak-anak SMK BASKARA,
karena dilihat dari seragamnya ;
• Bahwa pengeroyokan tersebut dilakukan dengan lemparan-lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terletang dengan kaki
kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yang membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala
besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
• Bahwa saksi dan anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke
perumahan Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh teman saksi yang
turun dari angkot, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
Halaman 19 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
9. Saksi AHMAD ALDIANSYAH Alias ALDY Bin CECEP AHMAD, di bawah sumpah
yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik truk semen;
• Bahwa di dalam truk saksi duduk di tengah belakang papan kayu truk, Mirza,
Irfan, Aditya duduk di atas papan kayu truk, sedangkan Rizky berdiri, Dedi
Triyuda dudi di sebelah kiri Rizky, Hariansyah duduk di atas Kepala Truk,
Aldiansyah, Imam Muzaki duduk di tengah belakang ;
• Bahwa ketika truk sampai dijalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok yang berteriak “Baskara”;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih ada
sepuluh orang melakukan pengeroyokan kepada anak-anak SMK BASKARA
yang di atas truk;
• Bahwa saksi tahu kalau yang mengeroyok adalah anak-anak SMK Pancoran
Mas, karena kelihatan dari seragam sekolah yang dipakaianya ;
• Bahwa pengeroyokan tersebut dilakukan dengan lemparan-lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terletang dengan kaki
kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yang membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala
besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
• Bahwa saksi dan anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke
perumahan Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh teman saksi yang
turun dari angkot, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
Halaman 21 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idhitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
10. Saksi YOBIE ARI YUANDANA Bin MAKMUR, di bawah sumpah yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik Angkutan Kota
(angkot) ;;
• Bahwa sesampainya di jalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok saksi melihat
teman-temannya yang sedang naik truk semen dikeroyok oleh anak-anak SMK
Pancoran Mas ;
• Bahwa anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih ada sepuluh orang;
• Bahwa ketika truk sampai dijalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok yang berteriak Saksi
IMAM MUZAKI Bin BUDI HARTONO, di bawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik truk semen;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa di dalam truk temen-temen saksi antara lain : Mirza; Aditya; Rahman;
M. Irfan; Novansyah; Hariansyah; Ridwan; Ahmad Aldiansyah; Iman Muzaki;
• Bahwa ketika truk sampai dijalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok yang berteriak “Baskara”;
• Bahwa ketika itu jumlah anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih
ada sepuluh orang;
• Bahwa kemudian teman-teman yang sedang di atas truk diserang oleh anak
anak dari SMK Pancoran Mas dari arah kiri dengan lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada yang
membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala besi;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri yang ketika itu duduk di truk sebelah kiri;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
• Bahwa saksi melihat ada 2 (dua) orang anak SMK Pancoran Mas yang
membawa clurit, yang itu Para Terdakwa ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
Halaman 23 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idbilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
11. Saksi MUHAMMAD RIFQI Alias KOMENG Bin JAYADI, di bawah sumpah yang
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA, Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK BASKARA sudah ada rasa permusuhan sejak dulu,
walaupun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalahnya ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya : Yobi, Rahmat, Iksan Fadil, ulang sekolah dengan
naik angkutan kota (angkot), sedangkan teman-teman lain pulang naik truk
semen;
• Bahwa angkot yang dinaiki saksi posisinya di belakang truk semen yang dinaiki
oleh teman-teman anak SMK BASKARA yang lain ;
• Bahwa ketika truk sampai dijalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok tiba-tiba dari arah
sebelah kanan ada siswa SMK Pancoran Mas Depok menyerang anak-anak
SMK BASKARA yang sedang naik truk semen tersebut ;
• Bahwa anak-anak SMK Pancoran Mas yang menyerang kurang lebih ada 10
(sepuluh) orang ;
• Bahwa pengeroyokan tersebut dilakukan dengan lemparan-lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terletang dengan kaki
kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yang membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala
besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa saksi dan anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke
perumahan Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh teman saksi yang
turun dari angkot, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
12. Saksi HARIYANSYAH Bin SYAMSUDIN, di bawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK BASKARA Sawangan Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik Angkutan Kota
(angkot) ;
Halaman 25 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa sesampainya di jalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok saksi melihat
teman-temannya yang sedang naik truk semen dikeroyok oleh anak-anak SMK
Pancoran Mas ;
• Bahwa anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih ada sepuluh orang;
• Bahwa pengeroyokan tersebut dilakukan dengan lemparan-lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yang membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala
besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
• Bahwa saksi dan anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke
perumahan Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh teman saksi yang
turun dari angkot, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idhitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
13. Saksi RAHMAN IKSAN FADIL Alias ZAENAL, di bawah sumpah yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK Pancoran Mas Depok ;
• Bahwa antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara telah ada masalah sejak
lama, namun saksi tidak tahu apa yang menjadi masalah antara 2 (dua)
sekolah ;
• Bahwa pada hari Rabu Tanggal 12 September 2012 sekitar pukul 14.30 wib
saksi dan teman-temannya pulang sekolah dengan naik Angkutan Kota
(angkot), bersama-sama dengan Mohammad Rifki, Yobie dan lain-lain ;
• Bahwa sesampainya di jalan Sawangan perempatan Masjid Mampang,
Kelurahan Mampang Kecamatan Pancoran Mas kota Depok saksi melihat
teman-temannya yang sedang naik truk semen dikeroyok oleh anak-anak SMK
Pancoran Mas ;
• Bahwa anak-anak SMK Pancoran Mas Depok kurang lebih ada sepuluh orang;
• Bahwa pengeroyokan tersebut dilakukan dengan lemparan-lemparan batu;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (temen saksi)
yang duduk paling samping kiri ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yang membawa clurit dan ada yang membawa ikat pinggang berkepala
besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
Halaman 27 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa sebetulnya saksi dan teman-temannya akan melawan tapi karena anak-
anak SMK Pancoran Mas ada yang membawa clurit menjadi takut dan lari;
• Bahwa saksi dan anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke
perumahan Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh teman saksi yang
turun dari angkot, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
14. Saksi MOHAMMAD RIDWANSYAH Alias IWAN, di bawah sumpah yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK Pancoran Mas ;
• Bahwa pada hari Rabu, tanggal 12 September 2012 sudah ada rencana untuk
tawuran antara SMK BASKARA Sawangan Depok, dengan SMK Pancoran
Mas Depok ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, saksi telah berkumpul dengan
Apri, Rebes, Komar, Kucing, Iyos, Giok, Encek dan 3 (tiga) orang anak klas I
yang saksi tidak kenal ;
• Bahwa pada waktu itu Apri merencanakan untuk tawuran dengan anak-anak
SMK BASKARA, Sawangan Depok, di Warung Bingung Sawangan ;
• Bahwa kemudian saksi dan teman-temannya memutuskan untuk berangkat ke
Warung Bingung, namun ketika sedang menunggu angkutan kota, saksi
melihat anak-anak SMK BASKARA naik truk semen yang melintas di situ dan
berterian “Baskara” ;
• Bahwa dengan teriakan saksi tersebut, teman-teman saksi menyerang anak-
anak SMK BASKARA yang sedang naik truk semen, dengan cara melempari
batu ;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (Anak SMK
BASKARA) yang duduk paling samping kiri truk semen ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yaitu Terdakwa I dan Terdakwa II membawa clurit dan ada yang
membawa ikat pinggang berkepala besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke perumahan
Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh temannya yang turun dari
angkuan kota, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
Halaman 29 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idpinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
15. Saksi ADE SALAM Alias ALAN Alias JEPANG Alias YUKI, di bawah sumpah yang
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK Pancoran Mas ;
• Bahwa pada hari Rabu, tanggal 12 September 2012 sudah ada rencana untuk
tawuran antara SMK BASKARA Sawangan Depok, dengan SMK Pancoran
Mas Depok ;
• Bahwa pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, saksi telah berkumpul dengan
Apri, Rebes, Komar, Kucing, Iyos, Giok, Encek dan 3 (tiga) orang anak klas I
yang saksi tidak kenal ;
• Bahwa pada waktu itu Apri merencanakan untuk tawuran dengan anak-anak
SMK BASKARA, Sawangan Depok, di Warung Bingung Sawangan ;
• Bahwa kemudian saksi dan teman-temannya memutuskan untuk berangkat ke
Warung Bingung, namun ketika sedang menunggu angkutan kota, saksi
melihat anak-anak SMK BASKARA naik truk semen yang melintas di situ dan
berterian “Baskara” ;
• Bahwa dengan teriakan saksi tersebut, teman-teman saksi menyerang anak-
anak SMK BASKARA yang sedang naik truk semen, dengan cara melempari
batu ;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (Anak SMK
BASKARA) yang duduk paling samping kiri truk semen ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yaitu Terdakwa I dan Terdakwa II membawa clurit dan ada yang
membawa ikat pinggang berkepala besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke perumahan
Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh temannya yang turun dari
angkuan kota, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
16. Saksi ARI KURNIAWAN Bin AGUS, di bawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK Pancoran Mas ;
Halaman 31 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa pada hari Rabu, tanggal 12 September 2012 sudah ada rencana untuk
tawuran antara SMK BASKARA Sawangan Depok, dengan SMK Pancoran
Mas Depok ;
• Bahwa pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, saksi telah berkumpul dengan
Apri, Rebes, Komar, Kucing, Iyos, Giok, Encek dan 3 (tiga) orang anak klas I
yang saksi tidak kenal ;
• Bahwa pada waktu itu Apri merencanakan untuk tawuran dengan anak-anak
SMK BASKARA, Sawangan Depok, di Warung Bingung Sawangan ;
• Bahwa kemudian saksi dan teman-temannya memutuskan untuk berangkat ke
Warung Bingung, namun ketika sedang menunggu angkutan kota, saksi
melihat anak-anak SMK BASKARA naik truk semen yang melintas di situ dan
berterian “Baskara” ;
• Bahwa dengan teriakan saksi tersebut, teman-teman saksi menyerang anak-
anak SMK BASKARA yang sedang naik truk semen, dengan cara melempari
batu ;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (Anak SMK
BASKARA) yang duduk paling samping kiri truk semen ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yaitu Terdakwa I dan Terdakwa II membawa clurit dan ada yang
membawa ikat pinggang berkepala besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke perumahan
Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh temannya yang turun dari
angkuan kota, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
17. Saksi IKSAN SETIAWAN Alias AMBON BiN SARNO, di bawah sumpah yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK Pancoran Mas ;
• Bahwa pada hari Rabu, tanggal 12 September 2012 sudah ada rencana untuk
tawuran antara SMK BASKARA Sawangan Depok, dengan SMK Pancoran
Mas Depok ;
• Bahwa pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, saksi telah berkumpul dengan
Apri, Rebes, Komar, Kucing, Iyos, Giok, Encek dan 3 (tiga) orang anak klas I
yang saksi tidak kenal ;
• Bahwa pada waktu itu Apri merencanakan untuk tawuran dengan anak-anak
SMK BASKARA, Sawangan Depok, di Warung Bingung Sawangan ;
• Bahwa kemudian saksi dan teman-temannya memutuskan untuk berangkat ke
Warung Bingung, namun ketika sedang menunggu angkutan kota, saksi
melihat anak-anak SMK BASKARA naik truk semen yang melintas di situ dan
berterian “Baskara” ;
Halaman 33 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa dengan teriakan saksi tersebut, teman-teman saksi menyerang anak-
anak SMK BASKARA yang sedang naik truk semen, dengan cara melempari
batu ;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (Anak SMK
BASKARA) yang duduk paling samping kiri truk semen ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yaitu Terdakwa I dan Terdakwa II membawa clurit dan ada yang
membawa ikat pinggang berkepala besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke perumahan
Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh temannya yang turun dari
angkuan kota, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idbilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
18. Saksi RIDO SUDRAJAT Bin YAYAN, di bawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK Pancoran Mas ;
• Bahwa pada hari Rabu, tanggal 12 September 2012 sudah ada rencana untuk
tawuran antara SMK BASKARA Sawangan Depok, dengan SMK Pancoran
Mas Depok ;
• Bahwa pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, saksi telah berkumpul dengan
Apri, Rebes, Komar, Kucing, Iyos, Giok, Encek dan 3 (tiga) orang anak klas I
yang saksi tidak kenal ;
• Bahwa pada waktu itu Apri merencanakan untuk tawuran dengan anak-anak
SMK BASKARA, Sawangan Depok, di Warung Bingung Sawangan ;
• Bahwa kemudian saksi dan teman-temannya memutuskan untuk berangkat ke
Warung Bingung, namun ketika sedang menunggu angkutan kota, saksi
melihat anak-anak SMK BASKARA naik truk semen yang melintas di situ dan
berterian “Baskara” ;
• Bahwa dengan teriakan saksi tersebut, teman-teman saksi menyerang anak-
anak SMK BASKARA yang sedang naik truk semen, dengan cara melempari
batu ;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (Anak SMK
BASKARA) yang duduk paling samping kiri truk semen ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yaitu Terdakwa I dan Terdakwa II membawa clurit dan ada yang
membawa ikat pinggang berkepala besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke perumahan
Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh temannya yang turun dari
Halaman 35 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idangkuan kota, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
19. Saksi MOHAMMAD SIHABUDIN Alias SIHAB Alias BOAK Bin NIZAR, di bawah
sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK Pancoran Mas ;
• Bahwa pada hari Rabu, tanggal 12 September 2012 sudah ada rencana untuk
tawuran antara SMK BASKARA Sawangan Depok, dengan SMK Pancoran
Mas Depok ;
• Bahwa pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, saksi telah berkumpul dengan
Apri, Rebes, Komar, Kucing, Iyos, Giok, Encek dan 3 (tiga) orang anak klas I
yang saksi tidak kenal ;
• Bahwa pada waktu itu Apri merencanakan untuk tawuran dengan anak-anak
SMK BASKARA, Sawangan Depok, di Warung Bingung Sawangan ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa kemudian saksi dan teman-temannya memutuskan untuk berangkat ke
Warung Bingung, namun ketika sedang menunggu angkutan kota, saksi
melihat anak-anak SMK BASKARA naik truk semen yang melintas di situ dan
berterian “Baskara” ;
• Bahwa dengan teriakan saksi tersebut, teman-teman saksi menyerang anak-
anak SMK BASKARA yang sedang naik truk semen, dengan cara melempari
batu ;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (Anak SMK
BASKARA) yang duduk paling samping kiri truk semen ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yaitu Terdakwa I dan Terdakwa II membawa clurit dan ada yang
membawa ikat pinggang berkepala besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa anak-anak SMK BASKARA akhirnya turun dan lari ke perumahan
Maharaja, sedangkan Dedi Triyuda ditolong oleh temannya yang turun dari
angkuan kota, yang kemudian oleh masyarakat Sawangan Dedi Triyuda
dibawa ke rumah sakit, dengan dibonceng sepeda motor ;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
Halaman 37 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idwarna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
20. Saksi YOS MAULANA YUDHA Alias IYOS, di bawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK Pancoran Mas ;
• Bahwa pada hari Rabu, tanggal 12 September 2012 sudah ada rencana untuk
tawuran antara SMK BASKARA Sawangan Depok, dengan SMK Pancoran
Mas Depok ;
• Bahwa pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, saksi telah berkumpul dengan
Apri, Rebes, Komar, Kucing, Iyos, Giok, Encek dan 3 (tiga) orang anak klas I
yang saksi tidak kenal ;
• Bahwa pada waktu itu Apri merencanakan untuk tawuran dengan anak-anak
SMK BASKARA, Sawangan Depok, di Warung Bingung Sawangan ;
• Bahwa kemudian saksi dan teman-temannya memutuskan untuk berangkat ke
Warung Bingung, namun ketika sedang menunggu angkutan kota, saksi
melihat anak-anak SMK BASKARA naik truk semen yang melintas di situ dan
berterian “Baskara” ;
• Bahwa dengan teriakan saksi tersebut, teman-teman saksi menyerang anak-
anak SMK BASKARA yang sedang naik truk semen, dengan cara melempari
batu ;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (Anak SMK
BASKARA) yang duduk paling samping kiri truk semen ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yaitu Terdakwa I dan Terdakwa II membawa clurit dan ada yang
membawa ikat pinggang berkepala besi dan diputar-putar ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa pada waktu itu saksi berada di belakang Terdakwa I dan Terdakwa II;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
• Bhwa clurit yang dipakai oleh Komar adalah clurit saksi yang dipinjam oleh
Terdakwa II ;
• Bahwa Komar thu kalau saksi memiliki clurit karena pernah melihat ketika main
ke rumah saksi ;
• Bahwa clurit yang dipegang oleh Rebes adalah milik saksi Mahade Saputra
Alias Kucing yang dipinjam ketika akan tawuran ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
21. Saksi MAHADE SAPUTRA Alias KUCING Bin MUSRIZAL, di bawah sumpah yang
pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
• Bahwa saksi adalah siswa SMK Pancoran Mas ;
Halaman 39 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa antara SMK BASKARA Sawangan Depok dengan SMK PANCORAN
MAS sering terjadi tawuran ;
• Bahwa pada hari Rabu, tanggal 12 September 2012 sudah ada rencana untuk
tawuran antara SMK BASKARA Sawangan Depok, dengan SMK Pancoran
Mas Depok ;
• Bahwa pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, saksi telah berkumpul dengan
Apri, Rebes, Komar, Kucing, Iyos, Giok, Encek dan 3 (tiga) orang anak klas I
yang saksi tidak kenal ;
• Bahwa pada waktu itu Apri merencanakan untuk tawuran dengan anak-anak
SMK BASKARA, Sawangan Depok, di Warung Bingung Sawangan ;
• Bahwa kemudian saksi dan teman-temannya memutuskan untuk berangkat ke
Warung Bingung, namun ketika sedang menunggu angkutan kota, saksi
melihat anak-anak SMK BASKARA naik truk semen yang melintas di situ dan
berterian “Baskara” ;
• Bahwa dengan teriakan saksi tersebut, teman-teman saksi menyerang anak-
anak SMK BASKARA yang sedang naik truk semen, dengan cara melempari
batu ;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai kepala Dedi Triyudha (Anak SMK
BASKARA) yang duduk paling samping kiri truk semen ;
• Bahwa akibar lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yaitu Terdakwa I dan Terdakwa II membawa clurit dan ada yang
membawa ikat pinggang berkepala besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan dan ada yang membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa pada waktu itu saksi berada di belakang Terdakwa I dan Terdakwa II;
• Bahwa ketika itu Dedi Triyuda telah mengeluarkan darah dari Kepala dan
kakinya ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bahwa saksi melihat yang melempar batu dan mengenai Kepala Dedi Triyuda
adalah Terdakwa Yuda Komarudin, sedangkan yang membacok adalah
Terdakwa Lerian Diansyah Alias Rebes ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bhwa clurit yang dipakai oleh Komar adalah clurit saksi yang dipinjam oleh
Terdakwa II ;
• Bahwa Komar thu kalau saksi memiliki clurit karena pernah melihat ketika main
ke rumah saksi ;
• Bahwa clurit yang dipegang oleh Rebes adalah milik Kucing yang dipinjam
ketika akan tawuran ;
• Bahwa kepada saksi diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1
(satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu yang
dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, saksi
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti 3 (tiga)
bilah clurit, saksi mebenarkan clurit yang bergagang warna-warni tersebut yang
dipakai Terdakwa membacok Dedi Triyuda ;
• Atas keterangan saksi tersebut, Para Terdakwa membenarkan dan tidak
keberatan;
Bahwa di persidangan juga telah didengar keterangan Para Terdakwa, yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
TERDAKWA I :
• Bahwa Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Bin AMIR SYARIFUDIN adalah siswa
SMK Pancoran Mas Depok ;
• pada pada hari Rabu, tanggal 12 September 2012 ada rencana tawuran antara
SMK Pancoran Mas, dengan SMK Baskara, Sawangan, Depok ;
• Bahwa pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, Terdakwa I telah berkumpul
dengan teman-temannya antara lain : Apri, Rebes, Komar, Kucing, Iyos, Giok,
Encek dan 3 (tiga) orang anak klas I yang Terdakwa I tidak kenal ;
• Bahwa pada waktu itu Apri merencanakan untuk tawuran dengan anak-anak
SMK BASKARA, Sawangan Depok, di Warung Bingung Sawangan ;
Halaman 41 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa kemudian Terdakwa I, Terdakwa II dan teman-temannya memutuskan
untuk berangkat ke Warung Bingung, namun ketika sedang menunggu
angkutan kota, Saksi Iwan melihat anak-anak SMK BASKARA naik truk semen
yang melintas di situ dan berterian “Baskara” ;
• Bahwa dengan teriakan saksi Iwan tersebut, Terdakwa I, Terdakwa II dan
teman-temannya menyerang anak-anak SMK BASKARA yang sedang naik
truk semen, dengan cara melempari batu ;
• Bahwa lemparan batu Terdakwa I mengenai kepala Dedi Triyudha (Anak SMK
BASKARA) yang duduk paling samping kiri truk semen ;
• Bahwa akibat lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa saksi melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2 (dua)
orang yaitu Terdakwa I dan Terdakwa II membawa clurit, seangkan saksi
Muhade membawa ikat pinggang berkepala besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan lambat, karena jalan macet ;
• Bahwa kemudian Terdakwa II membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa kemudian Terdakwa I dan teman-temannya lari masuk gang karena
takut dikejar oleh anak-anak SMK Baskara ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
• Bhwa clurit yang dipakai oleh Komar adalah clurit saksi yang dipinjam oleh
Terdakwa II ;
• Bahwa kepada Terdakwa diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah
batu, 1 (satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu
yang dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, Terdakwa I
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idmembenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti lain
adalah barang-barang yang dipergunakan tawuran pada waktu itu;
TERDAKWA II :
• Bahwa Terdakwa I LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES
adalah siswa SMK Pancoran Mas Depok ;
• pada pada hari Rabu, tanggal 12 September 2012 ada rencana tawuran antara
SMK Pancoran Mas, dengan SMK Baskara, Sawangan, Depok ;
• Bahwa pada hari itu sekitar pukul 14.00 WIB, Terdakwa Ii DAN Terdakwa I
telah berkumpul dengan teman-temannya antara lain : Apri, Komar, Kucing,
Iyos, Giok, Encek dan 3 (tiga) orang anak klas I yang Terdakwa II tidak kenal;
• Bahwa pada waktu itu Apri merencanakan untuk tawuran dengan anak-anak
SMK BASKARA, Sawangan Depok, di Warung Bingung Sawangan ;
• Bahwa kemudian Terdakwa I, Terdakwa II dan teman-temannya memutuskan
untuk berangkat ke Warung Bingung, namun ketika sedang menunggu
angkutan kota, Saksi Iwan melihat anak-anak SMK BASKARA naik truk semen
yang melintas di tempat itu dan berteriak “Baskara” ;
• Bahwa dengan teriakan saksi Iwan tersebut, Terdakwa I, Terdakwa II dan
teman-temannya menyerang anak-anak SMK BASKARA yang sedang naik
truk semen, dengan cara melempari batu ;
• Bahwa lemparan batu Terdakwa I mengenai kepala Dedi Triyudha (Anak SMK
BASKARA) yang duduk paling samping kiri truk semen ;
• Bahwa akibat lemparan batu tersebut Dedi Triyuda jatuh terlentang dengan
kaki kiri menggantung di samping bak truk ;
• Bahwa Terdakws II melihat siswa-siswa SMK Pancoran Mas Depok ada 2
(dua) orang yaitu Terdakwa I dan Terdakwa II membawa clurit, sedangkan
saksi Muhade membawa ikat pinggang berkepala besi dan diputar-putar ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas Depok mengejar truk yang
sedang berjalan lambat, karena jalan macet ;
• Bahwa kemudian Terdakwa II membacokan cluritnya pada kaki Dedi Triyudha
bagian bawah sebelah kiri ;
• Bahwa kemudian Terdakwa II dan teman-temannya lari masuk gang karena
takut dikejar oleh anak=anak SMK Baskara ;
• Bahwa sore harinya Dedi Triyudha meninggal dunia di rumah sakit;
Halaman 43 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa clurit yang dipakai oleh Terdakwa II Komar adalah clurit milik saksi
Muhade Alias Kucing yang dipinjam oleh Terdakwa II ;
• Bahwa kepada Terdakwa II diperlihatkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah
batu, 1 (satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit bergagang kayu
yang dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah ikat
pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna
hitam, 1 (satu) potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna
hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK Baskara, 1 (satu) potong dasi warna
abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek
Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat, Terdakwa I
membenarkan itu seragam dan werpak Dedi Triyuda, sedangkan bukti lain
adalah barang-barang yang dipergunakan tawuran pada waktu itu;
Bahwa selain saksi-saksi tersebut Penuntut Umum juga mengajukan barang bukti
berupa : 1 (satu) buah batu, 1 (satu) clurit bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit
bergagang kayu yang dibungkus kain wul warna hijau, kuning, merah, biru, 1 (satu) buah
ikat pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1 (satu) buah tas
berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam Sekolah warna
abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna hitam, 1 (satu) potong kaos
warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam
warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK
Baskara, 1 (satu) potong dasi warna abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam;
sepasang sepatu merek Tomkins, dan 1 (satu) buah clurit bergagang kayu warna coklat
yang telah disita sesuai dengan hUkum, sehingga barang bukti tersebut dapat dijadikan
sebagai alat bukti dalam perkara ini ;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi, keterangan para
Terdakwa dan barang bukti tersebut, ternyata satu sama lain saling berhubungan dan
bersesuaian, sehingga didapat fakta sebagai berikut :
• Bahwa benar antara SMK Pancoran Mas dan SMK Baskara sudah lama ada
masalah, walaupun para siswa tersebut tidak tahu apa yang menjadikan
penyebabnya ;
• Bahwa benar Para Terdakwa adalah para Pelajar SMK Pancoran Mas,
Sawangan Depok
• Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 12 September 2012, sekitar pukul 14.30
WIB anak-anak SMK Pancoran Mas antara lain : Apri, Giok, Iyos, Iwan, Encek
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.iddan lain-lain dan kedua Terdakwa, telah berkumpul di Jalan Raya Sawangan,
perempatan Mesjid Mampang, Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran
Mas Kota Depok dengan niat akan tawuran dengan pelajar SMK Baskara
Sawangan ;
• Bahwa ketika itu saksi Apri mengatakan kalau sudah janjian dengan anak-anak
SMK Baskara untuk tawuran di Parung Bingung, Sawangan, Depok ;
• Bahwa Benar ketika itu Terdakwa I membawa clurit putih bergagang kayu
coklat, sedangkan Terdakwa II membawa clurit putih bergagang kayu
dibungkus kain wul warna-warni ;
• Bahwa benar kemudian ketika Terdakwa I dan Terdakwa II serta teman-
temannya tersebut akan berangkat ke Parung Bingung, dari seberang jalan
Saksi Iwan berteriak “Baskara” dan Para Terdakwa dengan teman-temannya
melihat anak-anak Baskara pulang dengan naik truk semen ;
• Bahwa kemudian Para Terdakwa dan teman-temannya menyerang anak-anak
SMK Baskara yang sedang naik truk semen tersebut ;
• Bahwa serangan tersebut berupa lemparan batu ke arah anak-anak di atas truk
tersebut, yang berjalan lambat karena jalan keadaan jalan macet ;
• Bahwa kemudian Terdakwa I dengan membawa clurit ikut mengejar truk yang
dinaiki anak-anak SMK Baskara tersebut ;
• Bahwa setelah mendapatkan sebuah batu, dengan tangan kiri, Terdakwa I
melempar batu itu kepada anak-anak yang sedang naik truk semen tersebut;
• Bahwa lemparan batu tersebut mengenai Kepaka Dedi Triyuda ;
• Bahwa akibat lembaran batu tersebut, Dedi Triyuda, jatuh terlentang dengan
kaki kiiri menggantung disamping truk ;
• Bahwa kemudian Terdakwa II membacokkan clurit yang dibawa tersebut pada
kaki Dedi Triyuda pada tungkit sebelah kiri ;
• Bahwa akibat lembaran batu dan bacokan clurit tersebut, Dedi Triyuda
mengalami pendarahan pada kepala dan kaki kirinya ;
• Bahwa kemudian anak-anak SMK Pancoran Mas, lari masuk gang, dan anak-
anak SMK Baskara juga melarikan diri ;
• Bahwa kemudian Dedi Triyuda ditolong oleh saksi Mohamad Robi, saksi
Hariansyah dan temannya yang baru turun dari mobil angkutan kota, dan
dibonceng oleh masyarakat untuk di bawa ke Klinik ;
Halaman 45 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• Bahwa karena klinik tersebut tidak dapat menangani luka-luka Dedi Triyuda,
maka Dedy Triyuda dibawa ke Rumah sakit Kramat Jati ;
• Bahwa akibat banyak mengeluarkan darah, maka Dedi Triyuda meninggal
dunia ;
Menimbang, bahwa setelah mendapatkan fakta sebagaimana tersebut di atas,
kemudian akan dipertimbangkan apakah Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Alias KOMAR
Bin AMIR SYARIFUDIN dan Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias
REBES terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana
sebagaimana surat dakwaan Penuntut Umum ;
Menimbang, bahwa unuk seseorang dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana,
maka seluruh unsur pasal dakwaan tersebut haruslah terpenuhi ;
Menimbang, bahwa karena oleh Penuntut Umum Terdakwa diajukan ke
persidangan ini dengan surat dakwaan yang disusun secara alternatif, maka Majelis
Hakim langsung dapat memilih pasal dakwaan mana yang sesuai atau relevan dengan
fakta-fakta tersebut ;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, menurut Majelis Hakim
pasal yang tepat dikenakan pada Para Terdakwa adalah dakwaan ke dua yaitu pasal 170
ayat (3) huruf e KUHP, yang unsur-unsurnya terdiri dari :
1. Unsur barang siapa :
2. Unsur di muka umum melakukan kekerasan terhadap orang ;
3. Unsur secara bersama-sama ;
4. Unsur yang mengakibatkan orang tersebut meninggal dunia ;
Ad.1. Unsur Barang siapa :
Bahwa yang dimaksud dengan unsur barang siapa dalam hukum pidana adalah
orang atau badan hukum, dengan identitas sebagaimana disebutkan dalam surat
dakwaan oleh Penuntut Umum yang diajukan ke persidangan karena didakwa telah
melakukan tindak pidana ;
Bahwa sebagaimana di persidangan, setelah ditanyakan kepada Para Terdakwa
ternyata identitas yang tertera dalam surat dakwaan sama dengan identitas
Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Alias KOMAR Bin AMIR SYARIFUDIN dan
Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES ;
Bahwa dengan demikian unsur barang siapa telah terpenuhi ;
Ad.2. Unsur di muka umum melakukan kekerasan terhadap orang ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idBahwa pengertian di muka umum adalah tempat yang tidak tertutup dan mudah
untuk didatangi atau terlihat oleh setiap orang, sedangkan yang dimaksud
melakukan kekerasan terhadap orang adalah mempergunakan tenaga yang tidak
kecil secara tidak sah;
Bahwa berdasarkan fakta sebagaimana tersebut di atas, ternyata pada hari Rabu,
tanggal 12 September 2012 Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Alias KOMAR Bin
AMIR SYARIFUDIN dan Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias
REBES bersama dengan teman-temannya antara lain : Apri, Giok, Iyos, Iwan,
Encek dan lain-lain telah berkunpu di Jalan Raya Sawangan, perempatan Mesjid
Mampang, Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok dan
merencanakan akan tawuran dengan anak-anak SMK BASKARA Sawangan di
Warung Bingung, kemudian mereka berniat untuk menuju ke Warung Bingung ;
Bahwa ketika Terdakwa I dan Terdakwa II bersama dengan teman-temannya
tersebut di atas sedang menunggu angkutan kota untuk menuju Warung Bingung,
dari seberang jalan Saksi Apri melihat anak-anak SMK Baskara antara lain :Dedi
Triyuda, Mirza, Aditya, Rahman, M. Irfan, Novansyah, Hariansyah, Ridwan, Ahmad
Aldiansyah, Imam Muzaki sedang naik truk semen dan melintas di tempat tersebut,
saksi Iwan berteriak “Baskara” ;
Bahwa dengan teriakan tersebut Terdakwa I dan Terdakwa II beserta teman-
temannya berlari menuju anak-anak SMK Baskara yang sedang naik di atas truk
semen;
Bahwa kemudian Para Terdakwa dan teman-temannya menyerang anak-anak SMK
Baskara yang sedang naik truk semen tersebut dengn cara melempari dengan batu,
mengacung-acungkan clurit, dan memutar-mutar ikat pinggang berkepala besi;
Bahwa setelah Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Alias KOMAR Bin AMIR
SYARIFUDIN mendapatkan batu di pinggir jalan, kemudian melemparkan batu
tersebut ke arah kerumunan anak-anak yang sedang di atas truk, yang mengenai
kepala Dedi Triyuda ;
Bahwa akibat kena lemparan batu tersebut, Tri Yuda jatuh telentang kemudian
Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES, mengejarnya
dan menyabetkan clurit yang dibawanya pada kaki Dedi Triyuda sebelah kiri bawah;
Bahwa dalam nota pembelaannya Penasihat hukum Para Tedakwa menyebutkan
hal tersebut bukan merupakan penganiayaan atau kekerasan terhadap seseorang
adalah tidak tepat karena sebenarnya yang terjadi adalah tawuran antara anak-
anak SMK Pancoran Mas dengan anak-anak SMK Baskara, maka sebagaimana
telah diuraikan di atas, Terdakwa I telah melakukan pelemparan batu dan mengenai
kepala Dedy Triyuda, kemudian Terdakwa II menyabetkan clurit yang dipegangnya
Halaman 47 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idpada kaki kiri Dedy Triyuda, yang mengakibatkan luka-lula, sehingga nota
pembelaan Penasihat hukumPara Terdakwa tersebut tidak beralasan ;
Bahwa karena pelemparn dan penyabetan clurit yang dilakukan oleh Para
Terdakwa kepada Dedy Triyuda dilakukan oleh Para Terdakwa tersebut dilakukan
di Jalan Raya Sawangan perempatan Mesjid Mampang, Kelurahan Mampang,
Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok adalah tempat yang terbuka yang mudah
dilihat dan didatangi oleh umum, sehingga unsur ini telah terpenuhi ;
Ad3. Unsur secara bersama-sama ;
Bahwa yang dimaksud yang dilakukan secara bersama-sama adalah perbuatan
tersebut dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih ;
Bahwa sebagaimana fakta persidangan sebagaimana tersebut di atas setelah
Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Alias KOMAR Bin AMIR SYARIFUDIN dan
Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES bersama-sama
dengan teman-temannya antara lain : Apri, Giok, Iyos, Iwan, Encek dan lain-lain,
berkumpul di Jalan Raya Sawangan perempatan Mesjid Mampang, Kelurahan
Mampang, Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok dan merencanakan tawuran,
kemudian mereka bermaksud akan berangkan menuju ke Warung Bingung dengan
mengendarai angkutan kota ;
Menimbang, bahwa setelah mereka mendengar teriakan dari saksi Iwan dengan
ucapan “Baskara” dari seberang jalan, mereka lalu lari ke arah truk yang sedsang
berjalan pelan karena jalan macet dan menyerang anak-anak SMK Baskara yang
duduk di atas truk semen, antara lain :Dedi Triyuda, Mirza, Aditya, Rahman, M.
Irfan, Novansyah, Hariansyah, Ridwan, Ahmad Aldiansyah, Imam Muzaki dan lain-
lain ;
Bahwa penyerangan tersebut antara lain berupa lemparan-lemparan batu, dimana
Terdakwa I dan Terdakwa II ikut menyerang dengan masing-masing membawa
clurit ;
Bahwa setelah lemparan batu dari Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Alias KOMAR
Bin AMIR SYARIFUDIN mengenai kepala Dedi Triyuda, Triyuda jatuh terletang di
atas bak truk dengan kaki kiri menggantung ke samping bank truk ;
Bahwa kemudian Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias
REBES, mengejarnya dan membacokkan clurit yang dibawanya pada kaki kiri Dedi
Triyuda tersebut ;
Bahwa dengan apa yang diuraikan di atas, bahwa selain perbuatan tersebut
dilakukan oleh Terdakwa I dan Terdakwa II, juga diikuti oleh Apri, Giok, Iyos, Iwan,
Encek dan lain-lain ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idBahwa dengan demikian unsur secara bersama-sama telah terpenuhi ;
Ad.4. Unsur yang mengakibatkan orang tersebut meninggal dunia ;
Bahwa sebagaimana fakta persidangan tersebut di atas setelah lemparan batu dari
Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Alias KOMAR Bin AMIR SYARIFUDIN mengenai
kepala Dedi Triyuda, sehingga Dedi Triyuda jatuh terletang di atas bak truk dengan
kaki kiri menggantung, kemudian Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH
HAMKA Alias REBES mengejarnya truk semen yang dalam keadaan jalan macet
tersebut dan membacokkan clurit yang yang dibawanya pada kaki kiri Dedi Triyuda;
Bahwa, karena dari Kepala dan kaki Dedi Triyuda terus mengeluarkan darah dan
anak-anak SMK Baskara maupun SMK Pancoran Mas lari, kemudian saksi
MOHAMAD RIFKI dan HAERIANSYAH dan kawan-kawannya yang ketika itu
sedang naik angkutan kota, mereka turun dan menolong Dedi Triyuda ;
Bahwa Kemudian Dedi Triyuda di bawa ke Poliklinik, namun karena darah yang
keluar terlalu banyak, maka Dedi Triyuda dibawa ke UGD Rumah Sakit Kramatjati ;
Bahwa setelah sampai di rumah sakit Kramatjati Dedi Triyuda meninggal dunia,
dimana ketika saksi ACHMAD EFFENDI (ayah Dedi Triyuda) sampai di Rumah
Sakit Kramatjati, Dedi Triyuda sudah dikafani ;
Bahwa berdasarkan Visum et repertum yang dibuat oleh Dr. Arif Wahyono, dokter
pemerintah dari Rumah sakit Kramatjati Nomor : R/044/SK B/IX/2012/Rumkit Bhy
Tk.I tanggal 18 September 2012 dalam kesimpulannya Dedy Triyuda meninggal
dunia karena pendarahan yang berlebihan;
Bahwa dengan demikian unsur ini juga telah terpenuhi ;
Menimbang, bahwa, dengan demikian seluruh unsur dakwaan kedua Penuntut
Umum yaitu pasal 170 ayat 2 ke-3 KUHP Jo Undang-Undang No.3 tahun 1997 Tentang
Pengadilan Anak telah terpenuhi ;
Menimbang, bahwa karena seluruh unsur dakwaan kedua pasal 170 ayat 2 ke-3
KUHP Jo Undang-Undang No.3 tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak telah terpenuhi,
maka Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Alias KOMAR Bin AMIR SYARIFUDIN dan
Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES telah terbukti secara
sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan kedua
Penuntut Umum ;
Menimbang, bahwa karena di persidangan tidak ditemukan alasan pemaaf atau
pembenar yang dapat menghapuskan pertanggung jawaban pidana, maka Terdakwa I
YUDA KOMARUDIN Alias KOMAR Bin AMIR SYARIFUDIN dan Terdakwa II LERIAN
DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias REBES dinyatakan bersalah dan harus dijatuhi
pidana yang setimpal dengan kesalahannya ;
Halaman 49 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana terlebih dahulu
akan dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan maupun meringankan kepada diri Para
Terdakwa ;
Hal-hal yang memberatkan :
• Perbuatan Para Terdakwa meresahkan masyarakat dan berdampak negatif
terhadap perilaku para pelajar ;
• Perbuatan Para Terdakwa tidak mencerminkan moral maupun sikap pelajar
yang merupakan orang berpendidikan ;
• Perbuatan Para Terdakwa mengakibatkan saksi ACHMAD EFFENDY
kehilangan seorang anak laki-lakinya ;
Hal-hal yang meringankan :
• Para Terdakwa berlaku sopan di persidangan dan mengakui terus terang
perbuatannya, sehingga mempermudah pemeriksaan ;
• ParaTerdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji untuk tidak mengulangi
lagi ;
• Para Terdakwa belum pernah dihukum ;
Menimbang, bahwa karena Para Terdakwa selama ini berada dalam tahanan,
maka lamanya pidana yang dijatuhkan dikurangkan seluruhnya dari lamanya Para
Terdakwa berada dalam tahanan ;
Menimbang, bahwa karena tidak ada alasan untuk mengeluarkan Para Terdakwa
dari tahanan, serta untuk mempermudah pelaksanaan putusan nanti, maka Para
Terdakwa diperintahkan tetap berada dalam tahanan ;
Menimbang, bahwa karena barang bukti berupa : 1 (satu) buah batu, 1 (satu) clurit
bergagang warna coklat, 1 (satu) clurit putih bergagang kayu yang dibungkus kain wul
warna hijau, kuning, merah, biru, dan 1 (satu) buah clurit putih bergagang kayu warna
coklat, 1 (satu) buah ikat pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung, 1
(satu) buah tas berwarna merah bertuliskan Loqeex, 1 (satu) pootong Celana Seragam
Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri), 1 (satu) potong switer warna hitam, 1 (satu)
potong kaos warna biru, 1 (satu) potong celana boxer warna hitam, 1 (satu) potong celana
dalam warna hitam, 1 (satu) potong celana dalam warna biru, 1 (satu) potong werpak SMK
Baskara, 1 (satu) potong dasi warna abu-abu, 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam;
sepasang sepatu merek Tomkins, karena masih dipergunakan sebagai barang bukti
dalam perkara lain, maka barang bukti tersebut dikembalikan kepada Penuntut Umum
untuk dipergunakan pada perkara dengan Terdakwa M. Mahade Saputra ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idMenimbang, bahwa karena Para Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi
pidana, maka kepada para Terdakwa juga harus dihukum untuk membayar beaya perkara
yang timbul karena itu ;
Mengingat pasal 170 ayat 2 ke-3 KUHP Jo Undang-Undang No.3 tahun 1997
Tentang Pengadilan Anak, serta pasal-pasal dalam peraturan perundang yang
bersangkutan :
M E N G A D I L I :
1. Menyatakan Terdakwa I YUDA KOMARUDIN Alias KOMAR Bin AMIR
SYARIFUDIN dan Terdakwa II LERIAN DIAN SYAH Bin SYAH HAMKA Alias
REBES telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana : “ Seara Bersama-sama melakukan kekerasan yang mengakibatkan orang
mati”
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa I dan Terdakwa II oleh karena itu dengan
pidana penjara masing-masing selama 6 (enam) tahun ;
3. Menetapkan agar lamanya pidana yang dijatuhkan dikurangkan seluruhnya
dengan lamanya Para Terdakwa berada dalam tahanan ;
4. Memerintahkan agar Para Terdakwa tetap dalam tahanan ;
5. Menyatakan barang bukti berupa :
• 1 (satu) buah batu;
• 1 (satu) clurit bergagang warna coklat;
• 1 (satu) clurit putih bergagang kayu yang dibungkus kain wul warna hijau,
kuning, merah, biru;
• 1 (satu) buah clurit putih bergagang kayu warna coklat;
• 1 (satu) buah ikat pinggang berwarna hitam berkepala besi bergambar burung;
• 1 (satu) buah tas berwarna merah bertuliskan Loqeex;
• 1 (satu) pootong Celana Seragam Sekolah warna abu-abu (robek sebelah kiri);
• 1 (satu) potong switer warna hitam;
• 1 (satu) potong kaos warna biru;
• 1 (satu) potong celana boxer warna hitam;
• 1 (satu) potong celana dalam warna hitam;
• 1 (satu) potong celana dalam warna biru;
• 1 (satu) potong werpak SMK Baskara;
Halaman 51 dari 44 Putusan 594/Pid.B/2012/PN.Dpk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• 1 (satu) potong dasi warna abu-abu;
• 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam; sepasang sepatu merek Tomkins;
dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dipergunakan dalam perkara dengan
Terdakwa M. Mahade Saputra ;
6. Membebankan kepada Para Terdakwa untuk membayar beaya perkara masing-
masing sebesar Rp. 2.500,-- (dua ribu lima ratus rupiah) ;
Demikian diputus dalam permusyawaratan Majelis Hakim pada hari Kamis, tanggal
08 Nopember 2012, oleh kami : SUGENG WARNANTO, SH., sebagai Hakim Ketua
Majelis, SAPTO SUPRIYONO, SH. dan NENNY YULIANNY, SH., MKn., masing-masing
sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan pada persidangan yang terbuka untuk
umum pada hari Senin, tanggal 19 Nopember 2012, oleh Ketua Majelis Hakim tersebut
dengan didampingi oleh Para Hakim Anggota, dibantu oleh SITI ROHANI, SH., Panitera
Pengganti, dihadiri oleh S. ARNOLD SIAHAAN, SH Penuntut Umum, Para Terdakwa dan
Penasihat Hukumnya.
HAKIM-HAKIM
ANGGOTA :
1. SAPTO
SUPRIYONO,
SH
2. NENNY
YULIANNY,
SH.,M.Kn
KETUA MAJELIS HAKIM,
SUGENG WARNANTO, SH
PANITERA PENGGANTI,
SITI ROHANI, SH
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52