Pendekatan penelitian disebut juga dengan - staff.unila.ac.idstaff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/04-PENDEKATAN... · respon yang sifatnya otomatis dan mekanistik,

Embed Size (px)

Citation preview

  • Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono, 2003).

    Desain Penelitian ini harus memuat segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

    Sifat desain penelitian mendekati komprehensif dari keseluruhan kerja penelitian, maka apabila peneliti telah siap dengan desain penelitian berarti separuh kerja penelitiannya telah selesai (Bungin, 2001).

  • Pendekatan Kuantitatif (Metode Kuantitatif)

    Pendekatan Kualitatif (Metode Kualitatif)

  • Dikenalkan oleh Descartes dengan nama Deduktif

    Dikembangkan oleh Auguste Comte dengan nama pendekatan positivistik

    Awalnya digunakan untuk penelitian-2 natural (natural science)

    Semua hasil penelitian harus dapat diukur dengan angka-angka (statistik)

  • Manusia dipandang sebagai makhluk jasmaniah biasa, yang sehari-hari berperilaku bergantung pada stimulus yang menerpa dirinya dan/ atau bergantung pada tuntutan organismik yang secara alamiah (kodrati) tersimpan dalam diri manusia itu sendiri.

    Ini berarti perilaku manusia tidak lebih dari suatu respon yang sifatnya otomatis dan mekanistik, yang penyebabnya bisa berasal dari dalam (organismik) maupun luar (Struktur sosial) manusia.

    Fenomena sosial dianggap sebagai akibat dari bekerjanya fungsi organismik dan struktur sosial tertentu.

  • Objek kajian sosial yang disebut realitas sosial sebagai realitas-realitas objektif yang teramati di alam indrawi.

    Realitas sosial bukanlah kesadaran atau pengetahuan masyarakat itu sendiri, melainkan manifestasi-manifestasinya yang kasat mata dan yahng oleh sebab itu dapat diamati di alam indrawi yang objektif.

    Manifestasi itu adalah pola-pola yang telah terstruktur yang berwujud dalam pranata atau institusi sosial.

  • Dianalogikan dari perspektif dan cara pendekatan serta metodologi saintifik yang semula dipakai untuk mengkaji objek-objek anorganik dan organik yang lazim dipakai dalam ilmu-ilmu hayati.

    Pendekatan sistem untuk mengkaji struktur dan fungsi amat mengemuka, dibandingkan mendahulukan kekhasan komponen atau kasus, yang notabene juga bisa berkekuatan sebagai determinan bebas.

  • Satuan-satuan sesungguhnya hanya berstatus sebagai sampel saja dari suatu populasi yang pada hakekatnya merefleksikan eksistensi suatu sistem yang makro. Maka kajian tentang realitas sosial ini jelas akan memunculkan kajian-kajian yang umumnya bersifat kuantitatif, dengan data yang amat banyak untuk direduksi ke dalam simpulan-simpulan yang mampu menggambarkan suatu realitas sosial pada umumnya (Soebroto, 2001)

  • Berupaya mengidentifikasi faktor-faktor apa saja atau variabel-variabel apa yang mempengaruhi atau menyebabkan suatu fenomena. Untuk itu format yang dianggap paling andal adalah eksperimen.

  • Generalisasi dikonstruksi dari rerata keragaman individual atau rerata frekuensi dengan memantau kesalahan-kesalahan yang mungkin.

    Rancangan penelitian yang menspesifikkan obyeknya secara eksplisit dieliminasikan dari obyek-obyek lain yang tidak diteliti.

    Membatasi sejumlah tatafikir logik tertentu, yaitu: korelasi, kausalitas, dan interaktif; sedangkan obyek data ditata dalam tatafikir kategorisasi, interfalisasi dan kontinuasi.

  • Aspek ontologik, realitas dapat dipecah-pecah, dapat dipelajari independen, dieliminasikan dari obyek yang lain, dan dapat dikontrol. Karena itu salah satu konsekuensi mendasar dalam metodologi penelitiannya adalah: kerangka teori dirumuskan sespesifik mungkin, dan menolak suatu ulasan meluas yang tidak langsung relevan.

    Aspek epistemologik, positivisme menuntut pilahnya subyek peneliti dengan obyek penelitian (temasuk subyek pendukungnya). Maksud memilahkan subyek dari obyek agar dapat diperoleh hasil yang obyektif

    Aspek aksiologik, positivisme menuntut agar penelitian itu bebas nilai (value-free). Mereka mengejar obyektivitas agar dapat ditampilkan prediksi atau hukum yang keberlakuannya bebas waktu dan tempat.

  • Metode Kuantitatif banyak membelenggu empirisme dan rasionalisme subjek kajian

    Dianggap gagal dalam mengungkap realitas sosial yang unik dan beragam, yang hanya bisa didekati dengan pendekatan kualitatif

    Kajian Kuantitatif terbatas pada desain ekslusifisme, terbatas pada kajian variabel tertentu dan menghilangnya (makna) generalisasi.

    Kajian atas manusia tidak sama dengan kajian atas kebendaan yang bersifat statis dan linear.

    Dianggap tidak mampu mempertemukan teori yang bersifat umum dengan konteks lokal.

    Kabur dalam mengungkap kasus atau keunikan individu.

  • Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya (Strauss dan Corbin, 1997).

    Dikenal dengan istilah pendekatan post-positivist dan disebut juga dengan metode induktif

  • Pendekatan kualitatif dalam hal ini seungguhnya adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Sehingga data yang dikumpulkan adalah data yang berupa kata/ kalimat maupun gambar (bukan angka-angka).

    Data-data ini bisa berupa naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, memo ataupun dokumen resmi lainnya (Maleong, 1994:3).

  • Pendekatan kualitatif ini bermaksud memperoleh pemahaman yang mendalam (insight) dan menyeluruh (whole) terhadap fenomena yang terjadi melalui proses wawancara mendalam dan observasi partisipasi dalam memahami makna fenomena yang ada tersebut serta makna simbolis dibalik realita yang ada.

    Penelitian ini akan menitik beratkan pada upaya untuk memberikan deskripsi (gambaran) umum secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat fenomena yang diselidiki dari suatu objek penelitian serta dipaparkan dengan apa adanya.

  • Hasil penelitiannya tidak representatif

    Terlalu bersifat Subjektif

    Tidak dapat digunakan untuk menggeneralisir suatu fakta sosial secara universal dan hanya dapat digunakan pada wilayah kontekstual

    Cenderung melebih-lebihkan pada penghargaan terhadap subjektifitas individu, kelompok, masyarakat dan atau suatu organisasi tertentu (Fatchan, 2001).

  • Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan-pergerakan sosial atau hubungan-hubungan kekerabatan (Strauss and Corbin, 1997).

    Peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari (Furchan, 1992).

  • Peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomena yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu memusatkan perhatian kepada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan yang lain karena ada perbedaan konteks (Sukidin, 2002).

  • Peneliti dapat memperoleh gambaran yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan dengan memfokuskan pada proses dan pencarian makna dibalik fenomena yang muncul dalam penelitian, dengan harapan agar informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif, mendalam, alamiah dan apa adanya.

  • Berupaya untuk mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat dan/ atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam dan dapat dipertanggungjawabkan

    Menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik

  • Pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian. Atas dasar analisis itulah ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan (Hadjar, 1996).

  • Latar Alamiah kenyataan dipahami dalam konteks keutuhan (entity).

    Manusia sebagai Alat (instrumen) Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data yang utama. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah melakukan adaptasi/ penyesuai terhadap subjek penelitian (participant-observation)

  • Analisa Data secara Induktif dilakukan karena beberapa alasan: (a) mudah menemukan kenyataan-kenyataan ganda dalam data, (b) menjadikan hubungan peneliti-responden lebih eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel, (c) lebih mampu menguraikan latar secara penuh, (d) mampu menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan, (e) memperhitungkan nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.

  • Teori dari Dasar (a) tidak ada teori a priori yang dapat mencakup kenyataan-kenyataan ganda yang mungkin ditemui, (b) lebih mempercayai dengan apa yang dilihat sehingga berusaha untuk netral, (c) teori dasar dianggap lebih responsif terhadap nilai-nilai kontekstual;

  • Deskriptif data yang dikumpulkan adalah kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.

    Lebih mementingkan Proses daripada hasil tidak tergesa-gesa mengambil keputusan-kesimpulan

    Adanya batas yang ditentukan oleh Fokus penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian.

    Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data penelitian tidak menggunakan konsep validitas, reliabilitas dan objektifitas sebagaimana penelitian klasik (kuantitatif)

  • Desain bersifat sementara desain penelitian disusun secara terus menerus, sehingga ada kemungkinan untuk selalu berubah menyesuaikan dengan kenyataan di lapangan

    Hasil Penelitian dirundingkan dan disepakati bersama hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan sumber data, sebab susunan kenyataan yang diperoleh dari sumber data-lah yang akan diangkat dalam laporan penelitian.

  • Minimal ada dua alasan, mengapa melakukan penelitian kualitatif:

    Karena masalah itu sendiri yang mengharuskan menggunakan penelitian kualitatif. Misalnya, penelitian yang bertujuan untuk menemukan sifat

    suatu pengalaman seseorang dengan suatu fenomena, seperti gejala kesakitan, konversi agama atau gejala ketagihan dan sebagainya.

    Penelitian bertujuan untuk memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadang kala merupakan sesuatu yang sulit untuk digunakan untuk mencapai dan memperoleh suatu cerita, pandangan yang segar, dan cerita mengenai segala sesuatu yang sebagian besar udah dan dapat diketahui.

  • No. Jenis

    Perbedaan Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif

    1. Kerangka

    Teori

    Menolak sepenuhnya

    penggunaan kerangka teori

    sebagai persiapan

    penelitian.

    Menuntut penyusunan ke-

    rangka teori

    2. Hipotesis Tidak terikat oleh Hipotesis.

    Berang-kat dari pikiran

    kosong dalam rangka

    membangun suatu konsep

    atau preposisi.

    Hipotesis sangat diperlukan

    untuk pembuktian.

    3. Ubahan Tidak menentukan ubahan Mengukur ubahan

  • 4. Hubungan

    Peneliti

    dengan

    Responden

    Berfungsi sebagai

    instrumen dan menyatu

    dengan subjek penelitian

    Ada jarak antara Peneliti

    dengan Responden

    5. Metode

    Analisis Data

    Dilakukan dengan analisis

    Interaktif ataupun analisis

    alur tahapan

    Dilakukan dengan analisis

    Linear

    6. Proses dan

    Hasil

    Lebih mementingkan

    Proses

    Lebih mementingkan Hasil

    7. Responden

    dan Sampel

    Informan dan Snowbolling sampling

    Random Sampling, Ukuran Sampel, luas sampel, dan metode sampling

  • Pendekatan Penelitian tidak untuk dipertentangkan

    Masing-masing Pendekatan punya prinsip, teori, metode, kemanfaatan dan kelemahan.

    Meski demikian kedua pendekatan ini tidak dapat campur, hanya saja dapat digunakan secara bersamaan (mixing method)