Upload
erie-sadewo
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 PENERAPAN REGRESI LOGISTIK RESPON BINER PADA PENGKLASIFIKASIAN KEGIATAN ANGKATAN KERJA DI KABUPATEN
1/5
PENERAPAN REGRESI LOGISTIK RESPON BINER PADA
PENGKLASIFIKASIAN
KEGIATAN ANGKATAN KERJA DI KABUPATEN BERAU TAHUN 2011
Jen is Kelamin * PENDUDUK 15 + * Pendidikan yang Ditamatkan Crosstabulation
Count
33542 2568 36110
14314 1277 15591
47856 3845 51701
24058 2448 26506
8102 865 896732160 3313 35473
Laki-laki
Perempuan
Jenis Kelamin
Total
Laki-laki
Perempuan
Jenis Kelamin
Total
Pendidikan yang
Ditamatkan
< SMA
>= SMA
BEKERJA
PENGAN
GGURAN
PENDUDUK 15 +
Total
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah penduduk yang
termasuk kedalam angkatan kerja sebanyak 87.174 orang, penduduk
yang memiliki tingkat diatas SMA mencapai 35.473 orang atau sebesar
40,69 persen. Artinya tingkat pendidikan sebagian besar penduduk
angkatan kerja di Kabupaten Berau masih cukup rendah. Dari jumlah
tersebut, hampir 75 persen diantaranya menupakan penduduk denganjenis kelamin laki-laki.
Selanjutnya jika dipilah menurut kegiatan, ternyata dari 80.016
orang penduduk yang bekerja, 33.542 orang atau 41,91 persen
diantaranya merupakan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki serta
berpendidikan dibawah SMA. Sementara itu dari 7.158 orang penduduk
yang berstatus pengangguran, juga didominasi oleh penduduk dengan
jenis kelamin laki-laki dan tingkat pendidikan dibawah SMA. Berdasarkaninformasi tersebut serta dengan mempertimbangkan beberapa penelitian
sebelumnya, maka ingin diuji baigama sebenarnya pengaruh jenis
kelamin serta tingkat pendidikan terhadap kegiatan angakatan kerja di
Kabupaten Berau tahun 2011.
1.1. Variabel Respon
Y = Kegiatan angkatan kerjaTugas
Analisis Statistika - Page 1
7/30/2019 PENERAPAN REGRESI LOGISTIK RESPON BINER PADA PENGKLASIFIKASIAN KEGIATAN ANGKATAN KERJA DI KABUPATEN
2/5
Maka untuk keperluan penulisan tugas ini, maka data kegiatan dibedakan
jadi dua kategori yaitu :
0 = Pengangguran
1 = Bekerja
1.2. Variabel Prediktor
X1 = Jenis Kelamin
dimana 1 menyatakan laki-laki
0 menyatakan perempuan
X2 = Tingkat Pendidikan
dimana 1 menyatakan pendidikan < SMA
0 menyatakan pendidikan >= SMA
2. Analisis Output
2.1. Uji Serentak.
Langkah pertama adalah melakukan pemodelan secara serentak.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui peranan dari masing-masing
variabel prediktor secara bersama-sama. Hipotesis yang digunakan dalam
pengujian parameter secara serentak adalah sebagai berikut.
H0 : 1 2 3 4 0 = = = =
H1 : paling tidak ada salah satu k yang tidak sama dengan 0
dengan k= 1, 2, 3,4.
Tingkat signifikansi yang digunakan yaitu = 0.05
Omnibus Tests of Mode l Coefficients
115.696 2 .000
115.696 2 .000
115.696 2 .000
Step
Block
Model
Step 1
Chi-square df Sig.
Berdasarkan output SPSS dari Tabel Omnibust Test of Models
Coefficients terlihat bahwa nilai nilaip-value < alpha (0,05) maka tolak H0
artinya bahwa secara simultan variabel jenis kelamin dan tingkat
Tugas
Analisis Statistika - Page 2
7/30/2019 PENERAPAN REGRESI LOGISTIK RESPON BINER PADA PENGKLASIFIKASIAN KEGIATAN ANGKATAN KERJA DI KABUPATEN
3/5
pendidikan berpengaruh terhadap kegiatan angkatan kerja. Atau dengan
kata lain, terdapat minimal satu dari dua variabel prediktor yang
berpengaruh terhadap variabel respon, sehingga model layak untuk
dipergunakan.2.2. Uji Parsial.
Setelah dilakukan pengujian parameter secara serentak maka
analisis dilanjutkan dengan melakukan pengujian parameter secara
parsial. Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel prediktor yang
signifikan berpengaruh terhadap variabel respon. Hipotesis yang
digunakan dalam pengujian parameter secara parsial adalah sebagai
berikut.
H0 : 0=k
H1 : 0k ; k= 1, 2, 3.
Tingkat signifikansi yang digunakan yaitu = 5%
Variables in the Equation
.108 .027 15.958 1 .000 1.114 1.057 1.175
.254 .025 104.717 1 .000 1.289 1.228 1.353
-2.917 .053 3001.065 1 .000 .054
JK
DIDIK
Constant
Step
1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I.for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: JK, DIDIK.a.
Statistik uji yang digunakan yaitu statistik uji Wald. Keputusan
penolakan H0 jika nilai2 2
W > atau p-value kurang dari = 0,05 artinya
variabel prediktor berpengaruh signifikan terhadap variabel respon. Hasil
pengujian parameter secara parsial antara variabel respon kegiatan
bekerja dengan masing-masing variabel prediktor terlihat pada output di
atas. Hasilnya memperlihatkan bahwa seluruh variabel prediktor memiliki
pengaruh terhadap variabel respon secara parsial, hal ini terlihat dari nilai
p-value yang kurang dari taraf signifikan = 0,05.
Model peluang regresi logistik yang diperoleh berdasarkan nilai
koefisien dari variabel yang masuk dalam model adalah sebagai berikut
:
Tugas
Analisis Statistika - Page 3
7/30/2019 PENERAPAN REGRESI LOGISTIK RESPON BINER PADA PENGKLASIFIKASIAN KEGIATAN ANGKATAN KERJA DI KABUPATEN
4/5
1 2
1 2
exp( 2,917 0,108 0,2 54 )( )
1 exp( 2, 917 0,108 0, 254 )
x xp x
x x
+ +=
+ + +
Dengan model fungsi logit adalah :
1 2( ) 2, 917 0,108 0, 254g x x x= + +
Berdasarkan koefisien pada variabel prediktor yang masuk dalam
regresi logistik, maka dapat dijelaskan bahwa baik tingkat pendidikan
maupun jenis kelamin memiliki pengaruh yang positif terhadap kegiatan
dengan klasifikasi pengangguran dengan koefisien masing-masing
sebesar 1,114 dan 1,289. Artinya, artinya peluang seorang penduduk
dengan jenis kelamin laki-laki untuk menganggur adalah sebesar 1,114
kali dibandingkan dengan perempuan. Sementara peluang seorang
penduduk dengan tingkat pendidikan SMA kebawah untuk menganggur
adalah 1,228 kali dibandingkan dengan penduduk dengan tingkat
pendidikan SMA keatas.
Sedangkan berdasarkan nilai interval kepercayaan sebesar 95
persen untuk jenis kelamin sebesar {1,057 ; 1,175), maka dapat
diinterpretasikan bahwa kecenderungan penduduk dengan jenis kelamin
laki-laki untuk menganggur setidaknya adalah sebesar 1,057 kali dan
paling banyak 1,175 kali dibandingkan dengan penduduk perempuan.
Sementara nilai interval kepercayaan sebesar 95 persen untuk tingkat
pendidikan sebesar {1,228 ; 1,355), maka dapat diinterpretasikan bahwa
kecenderungan penduduk dengan tingkat pendidikan SMA kebawah untuk
menganggur setidaknya adalah sebesar 1,228 kali dan paling banyak
1,355 kali dibandingkan dengan penduduk dengan tingkat pendidikan
SMA keatas.
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa angkatan kerja dengan jenis
kelamin perempuan cenderung untuk lebih dapat diterima oleh pasar
kerja dibandingkan dengan angkatan kerja laki-laki. Sementara peluang
kesempatan menganggur yang tinggi pada penduduk dengan pendidikan
SMA kebawah menunjukkan bahwa lapangan kerja yang tersedia masih
sulit untuk mengakomodasi angkatan kerja dengan karakteristik tersebut.
Tugas
Analisis Statistika - Page 4
7/30/2019 PENERAPAN REGRESI LOGISTIK RESPON BINER PADA PENGKLASIFIKASIAN KEGIATAN ANGKATAN KERJA DI KABUPATEN
5/5
Sementara, nilai 95 persen selang kepercayaan yang berada pada wilayah
yang kecil ini mengindikasikan bahwa model yang dibentuk memiliki
tingkat akurasi yang cukup baik.
2.3. Uji Kesesuaian Model
Uji kesesuaian model ini digunakan untuk mengetahui apakah
model yang terbentuk sudah sesuai.
H0 : Model sesuai (tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi
dengan kemungkinan hasil prediksi model)
H1 : Model tidak sesuai (ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi
dengan kemungkinan hasil prediksi model)
Tingkat signifikansi yang digunakan yaitu = 5%
Hosmer and Lemeshow Test
3.666 2 .160
Step
1
Chi-square df Sig.
Nilai Hosmer-Lemeshow chi-square yang diperoleh sebesar 3,666
danp-value 0,160. Karenap-value lebih besar dari dari =5%, maka gagal
menolak H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang tebentukmampu memprediksi nilai observasinya. Dengan kata lain tidak terdapat
cukup bukti untuk menyatakan bahwa model yang dihasilkan tidak cukup
dalam menerangkan data.
Tugas
Analisis Statistika - Page 5