Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/349340183
PENERAPAN SOFTSKILL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI
Article · February 2021
CITATIONS
0READS
34
5 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
education View project
Education View project
Usman Sastradipraja
Universitas Jenderal Achmad Yani
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Usman Sastradipraja on 16 February 2021.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
1
PENERAPAN SOFTSKILL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR MATA KULIAH ANALISIS DAN PENGGUNAAN
LAPORAN KEUANGAN
( Studi Kasus di Prodi Akuntansi S1 FE Universitas X)
Usman Sastradipraja [email protected]
ABSTRAK
Kurikulum akuntansi saat ini harus didasarkan pada kompetensi agar lulusan
memiliki kompetensi yang maksimal untuk menghadapi persaingan dalam memperoleh
pekerjaan dan menyesuaikan dengan perubahan yang cepat dewasa ini. Lulusan
perguruan tinggi diharapkan memiliki kualifikasi kemampuan : learning to know,
learning to do, learning to be dan learning to live together. Kemampuan Softskill selalu
diminta pengguna pada setiap pengumuman kesempatan kerja di media massa .Softskill
melekat pada hardskill. Oleh karena itu, kemampuan hardskill selalu diikuti persyaratan
kemampuan softskill. Kemampuan mahasiswa memecahkan dan menyelesaikan kasus
(problem solving skill) dan kemampuan mahasiswa dalam mengemukakan pendapat
(communication skill) adalah softskill yang sangat penting untuk mata kuliah Analisis dan
Penggunaan Laporan Keuangan (Analisa Laporan Keungan) karena materi kuliah
membutuhkan kemampuan menyampaikan analisis dan rekomendasinya. Peneliti
melakukan penelitian dengan cara memberikan kuesioner pada 2 kelas yaitu kelas E dan
F mahasiswa S1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi sebuah Perguruan Tinggi Swasta di
Bandung.Kuesioner pertama disampaikan pada kuliah pertama sebelum menerapkan
softskill Problem Solving dan Communication Skill. Kuesioner yang sama diberikan pada
saat kuliah terakhir atau pertemuan ke-14 setelah penerapan softskill Problem Solving dan
Communication Skill. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tidak signifikan
kemampuan softskill Problem Solving dan Communication Skill mahasiswa sebelum dan
sesudah penerapannya dalam proses belajar mengajar.
Kata kunci : softskill, problem solving skill, communication skill.
ABSTRACT
The present accounting curriculum should based on competency so the graduate
have the good competency to face competition in having a job and adjusting to the present
fast change. The graduate from university expected to have qualification : learning to
know, learning to do, learning to be and learning to live together. Softskill ability always
be required by users at any vacancies in news paper or other media. Softskill is embedded
in hardskill. Hardskill ability, of course , is always accompanied requirement of softskill
ability. University student ability in solving and finishing the problem case (problem
solving skill) and in delivering statement or opinion (communication skill) are very
important softskill for course of Financial Statement Analysis as this course needs ability
in delivering analysis and recommendation. Researcher did this research with submitting
2
questionnaire for two classes of accounting at economic faculty, E class and F class in a
private university in Bandung. The first was given at the first class before implementing
Problem Solving and Communication softskills.The same questionnaire was given at the
last class or the fourteen meeting after implementing that sofskills. The result of research
informed that there was unsignificant difference of Problem Solving and Communication
softskill of university student before and after implementing in the class.
Keywords : softskill, problem solving skill, communication skill.
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengisyaratkan bahwa kurikulum harus menekankan pada keutuhan
kompetensi berkarya. Kurikulum didasarkan pada kompetensi, sehingga lulusan akan
memiliki kompetensi yang maksimal untuk menghadapi persaingan untuk mendapatkan
pekerjaan dan perubahan yang cepat dewasa ini. Lulusan diharapkan mempunyai
kualifikasi kemampuan: learning to know, learning to do, learning to be dan learning to
live together seperti yang di sarankan oleh The International Bureau of Education
UNESCO (The International Comission on Education for the 21 st Century).
Menurut hasil penelitian Haygroup sebagaimana disampaikan Yusuf Sulaeman
Basar, Manager Inventory Assurance PT. Telkomsel Head Office pada Kuliah Umum
Prodi Akuntansi S1 dan D3 Universitas Widyatama tanggal tanggal 14 April 2008,
terdapat 62 keahlian hardskills dan softskills yang diminta di iklan lowongan kerja
nasional untuk lulusan Akuntansi S1, yaitu :
Bahasa Inggris, microsoft office, teamwork, komunikasi, underpressure, perpajakan,
account receivable, kerja mandiri, kemampuan presentasi, revenue recognition, problem
solving, analisis laporan keuangan, auditing, inventory, kreatif/inovatif, account payable,
kepemimpinan, budgeting, inisiatif, sistem informasi akuntansi, risk management,
komputer akuntansi, general ledger, manajemen akuntansi, mau belajar hal baru, fixed
assets, akuntansi pendapatan, jujur, reporting,administrasi penjualan, disiplin, analisis
investasi, administrasi pembelian, menulis, financial accounting, consolidations,
administrasi gudang,akuntansi biaya, adimintrasi keuangan, komitmen, asuransi
kerugian, MYOB, administrasi proyek, current exchange, collections, rekonsiliasi, billing
system, money market, banking, spredsheets, database, saham, ekspor impor, adminstrasi
penggajian, PPN, PPh, Oracle, SAP, Window XP, Acces, Internet, revenue assurance
Dari 62 hardskills dan softskills sebagaimana disebutkan di atas, Haygroup
mengelompokkan menjadi 15 hardskills dan 15 softskills yang paling dibutuhkan dunia
kerja saat ini sebagaimana dapat dilihat dari grafik di bawah ini :
3
Gambar 1 : 15 hardskill dalam iklan lowongan kerja
Sumber : Haygroup (2008)
Gambar 2 : 15 Softskill dalam iklan lowongan kerja
Sumber : Haygroup (2008)
15 Hard Skill Yang Sering Muncul di Iklan Lowongan
Kerja
6,34
6,64
6,78
7,23
7,23
7,67
7,96
9,14
9,14
9,14
9,73
10,32
15,49
16,81
23,01
0 5 10 15 20 25
Fixed Assets
Akuntansi Management
General Ledger
Komputer Akuntansi
Risk Management
Sistem Informasi Akuntansi
Budgeting
Account Payable
Inventory
Audit
Analisa Laporan Keuangan
Revenue Recognition
Account Receivable
Tax
Microsoft Office
15 Soft Skill Yang Sering Muncul di Iklan
Lowongan Kerja
2,65
2,65
4,28
4,72
5,90
7,37
8,26
8,26
11,06
11,21
11,50
20,80
21,53
23,01
39,82
0 10 20 30 40 50
Komitmen
Disiplin
Jujur
Mau Belajar Hal Baru
Menulis
Inisiatif
Leadership
Kreatif/Inovatif
Problem Solving
Kemampuan Presentasi
Bekerja Mandiri
Underpressure
Komunikasi
Teamwork
Bahasa Inggris
4
Selanjutnya, Haygroup meneliti profil perusahaan idaman bagi lulusan akuntansi.
Kesimpulan diperoleh bahwa perusahaan yang menjadi idaman lulusan akuntansi adalah
perusahaan yang menawarkan gaji besar, karir, suasana kerja, citra, training, teknologi,
produk, award, sponsorship, dan Corporate Social Responsibility.
Penulis berpendapat link and match antara keinginan pengguna lulusan dan lulusan
Prodi Akuntansi S1 masih sulit tercapai apabila kondisi Proses Belajar Mengajar (PBM)
di Program Studi Akuntansi S1 di Fakultas Ekonomi Universitas X belum dilakukan
evaluasi menyeluruh baik dari sisi kurikulum, tenaga Teaching Staff maupun
mahasiswa yang sedang menempuh kuliah di Program Studi Akuntansi S1.
Kurikulum adalah output yang dihasilkan oleh tenaga Teaching Staff. Link and
match antara kurikulum dan kebutuhan dunia kerja sangat tergantung dari kompetensi
tenaga Teaching Staff. Oleh karena itu, penulis berfokus pada perbaikan PBM untuk
tenaga Teaching Staff dan mahasiswa.
1.1. Gambaran Umum Mata Kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan
Keuangan
Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan
mahasiswa mengenai proses analisis bisnis dimulai dengan analisis lingkungan bisnis dan
strategi kemudian dilanjutkan dengan analisis laporan keuangan. Analisis lingkungan
bisnis dan strategi mencakup analisis industri dan analisis strategi. Analisis laporan
keuangan mencakup analisis akuntansi, analisis keuangan dan analisis prospektif. Tujuan
analisis bisnis tidak lain mencapai intrinsic value sebagaimana diharapkan para analis.
Alat analisis umum dibahas mendalam mencakup Comparative Financial Statement
Analysis, Common-size Analysis, Ratio Analysis, Cash Flow Analysis dan Valuation. Alat
analisis khusus melengkapi alat analisis umum untuk tujuan khusus seperti akuisisi,
investasi, hedging, dan profitablity analysis.
1.2. Metode Pengajaran yang Digunakan saat ini
Penulis berpendapat metode pembelajaran adalah wujud kemampuan
implementasi atas kompetensi dan profesionalisme Teaching Staff. Jadi, sebenarnya
metode ceramah akan berjalan efektif pada mata kuliah Analisis dan Penggunaan
Laporan Keuangan jika dikombinasikan dengan penugasan yang akan mengetahui
seberapa jauh pemahaman mahasiswa atas proses belajar mengajar.
Keberhasilan pengajaran untuk mata kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan
Keuangan, tidak hanya tergantung pada keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar,
tidak tergantung pada sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum, maupun metode.
Akan tetapi tergantung juga kepada dosen yang menyampaikan mata kuliah tersebut,
menurut Dr. Georgi Lozanov, seorang peneliti dari Bulgaria yang juga penemu ilmu
suggestology yaitu metode yang dikenal secara kolektif sebagai pembelajaran yang
dipercepat menunjukkan bahwa pengaruh anda (dosen) sangatlah jelas terhadap
kesuksesan murid (mahasiswa) (Lozanov,1978). Dalam hal ini dosen mempunyai posisi
yang sangat strategis dalam meningkatkan prestasi mahasiswa dengan menggunakan
strategi pembelajaran yang tepat. Jadi peran dosen lebih dari sekedar pemberi ilmu
pengetahuan. Dosen adalah rekan belajar, model pembimbing, fasilitator, tidak salah
lagi penggubah kesuksesan siswa.
2. Identifikasi Masalah
5
Berdasarkan pengalaman mengajar dan observasi yang dilakukan oleh penulis
selama memberikan kuliah dan pengalaman praktisi, masalah yang sampai saat ini masih
merupakan masalah bagi para dosen pembina mata kuliah Analisis dan Penggunaan
Laporan Keuangan adalah bagaimana perbandingan kemampuan softskill Problem
Solving dan Communication mahasiswa sebelum dan sesudah memperoleh mata kuliah
Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan agar memenuhi harapan pengguna lulusan.
3. Tujuan dan Manfaat
Kegiatan observasi bertujuan untuk peningkatan minat dan motivasi mahasiswa
dalam mempelajari, memahami dan mampu menjelaskan materi mata kuliah Analisis dan
Penggunaan Laporan Keuangan. Manfaat observasi ini yaitu untuk menumbuhkan sikap
proaktif dan kreatif mahasiswa dalam mempelajari, memahami dan menjelaskan materi
kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan.
II. PEMBAHASAN
Penulis mengembangkan method of inquiry karena pertimbangan berbeda-
bedanya latar belakang pendidikan mahasiswa pada semester I dan materi kuliah lebih
menuntun cara berfikir terstruktur “ berikan pengetahuannya terlebih dahulu, berikan
contoh latihan dan berikan latihan kasus” sangat aplikatif. Penggunaan method of
discovery karena pertimbangan sebagai syarat menempuh kuliahnya sudah lulus mata
kuliah pengantar akuntansi (mata kuliah dasar dan prasyarat), lebih menuntun mahasiswa
berfikir analitis dan komprehensif dampaknya terhadap laporan keuangan sehingga
mahasiswa wajib memiliki kelompok belajar dan sikap belajar proaktif.
1. Metode Pengembangan Sistem Pembelajaran dan
Implementasinya
Pengembangan sistem pembelajaran diartikan sebagai suatu perubahan-
perubahan mendasar metode ke arah yang lebih baik, bahkan dapat menjadi yang terbaik.
Berikut ini dijelaskan hal-hal yang perlu diubah dalam sistem pembelajaran.
1.1. Perubahan Standar Kompetensi Teaching Staff
Teaching Staff adalah marketer. Mengutip pendapat Bapak Hermawan
Kertajaya dari MarkPlus & Co., semua yang terlibat di suatu organisasi adalah marketer.
Kepuasan pelanggan harus dicapai oleh marketer. Produk jasa pendidikan lokomotif
marketer-nya adalah Teaching Staff. Jadi, kompetensi dan profesionalismenya harus
distandarkan oleh Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas X.
Rumpun mata kuliah Akuntansi dimulai dengan pengantar akuntansi dan
kemudian Manajemen keuangan yang diberikan pada semester III. Mata kuliah ini sangat
menentukan core-competency lulusan Program Studi Akuntansi S1 karena mata kuliah
inti akuntansi tidak mungkin dikuasai dengan baik jika kemampuan mempelajari,
6
memahami dan menerapkan analisis dan penggunaan laporan keuangan masih sangat
lemah Teaching Staff-nya harus memenuhi kompetensi dan profesionalisme. Produk
yang diberikan Teaching Staff di kelas harus dapat meyakini dan memotivasi mahasiswa
bahwa pilihan mereka menempuh studi di Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi
Universitas X adalah pilihan tepat, masa depan mereka, dan marketable.
Mahasiswa menempuh kuliah di kampus manapun sudah pasti akan membekali
masa depan mereka. Pilihan tepat dan apakah nantinya mereka marketable harus
diyakinkan kepada mahasiswa dimulai dengan kebanggaan “ hebatnya, tauladannya,
profil masa depannya” terhadap Teaching Staff-nya.
Teaching Staff mata kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan harus
ditugaskan kepada yang memiliki standar pengalaman pendidikan cukup lama yang
dibuktikan dengan lama mengajar dan jabatan fungsional minimum Lektor dan memiliki
pengalaman praktisi industri. Kuliah akan lebih baik diberikan oleh Lektor Kepala atau
Guru Besar yang didampingi oleh tim dosen yang sit-in. Lektor kepala atau Guru Besar
sebaiknya menjadi Koordinator Mata Kuliah.
1.2. Perubahan Standar Nilai kelulusan
Standar nilai kelulusan berupa Angka Mutu dan Huruf Mutu mata kuliah
Pengantar Akuntansi yang umumnya berlaku pada Program Studi Akuntansi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas X sebaiknya diperbaiki sebagai berikut :
Huruf mutu A 90 – 100
Huruf mutu B 80 – 89,99
Huruf mutu C 70 – 79,99
Huruf mutu D 60 – 69,99
Huruf mutu E di bawah 60
Gagasan tim pengusul atas perubahan standar nilai kelulusan adalah belajar
dari pengalaman Uji Kompetensi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Jawa Barat
yang dilakukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat. Nilai minimum 70
adalah standar kelulusan SMK di Jawa Barat. Peneliti mencermati standar seperti ini
menuntut kerja keras semua pihak. Dalam jangka pendek model seperti ini memberatkan,
tetapi tim pengusul berpendapat tujuan jangka panjang pendidikan akan tercapai karena
meningkatkan kualitas pendidikan hanya dapat diwujudkan dengan implementasi standar
nilai cukup tinggi.
Untuk mata Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan akan lebih baik
seperti usulan berikut :
Huruf mutu A 85 – 100
Huruf mutu B 75 – 84,99
Huruf mutu C 65 – 74,99
Huruf mutu D 55 – 64,99
Huruf mutu E di bawah 55
1.3. Perubahan dan Perbaikan Sistem Pembelajaran
Mengacu pada permasalahan yang dihadapi tentang rendahnya kualitas lulusan
dan belum adanya model pembelajaran yang terpusat pada mahasiswa (Student Center
Learning) serta adanya kecenderungan tentang model pembelajaran yang digunakan saat
7
ini didominasi oleh metode ceramah. Namun demikian tidak mungkin menghilangkan
sama sekali metode ceramah dalam proses belajar mengajar dari teacher centrality
menjadi student centrality. Strategi alokasi waktu yang diusulkan yaitu alokasi waktu
50% dari waktu efektif per tatap muka untuk ceramah sebagai stimulus, 25% untuk
contoh latihan dan 25 % untuk latihan soal/kasus.
Metode ceramah dikombinasikan dengan minimum beberapa kasus yang
harus dikerjakan per minggu adalah cara yang tepat untuk menutupi kelemahan metode
ceramah. Tugas tersebut harus dikerjakan mahasiswa dan diperiksa tiap minggu oleh
Teaching Staff dan dibahas seluruhnya. Aktivitas rutin seperti ini akan menumbuhkan ”
rasa khawatir ” mahasiswa yang tinggi jika mereka tidak belajar dan mengerjakan tugas.
Kumpulan tugas yang dikerjakan mahasiswa disiapkan dengan Buku Kerja Mahasiswa.
Mahasiswa harus sudah mempelajari silabi, SAP dan GBPP sejak awal kuliah. Hal
ini adalah implementasi SCL untuk menghindari ” malasnya ” belajar. Tiap awal
perkuliahan (mulai kuliah ke-2 dan seterusnya), Teaching Staff mereview 15 – 30 menit
agar mahasiswa menjelaskan di depan kelas atas pertanyaan kuliah minggu sebelumnya
atau diberi contoh kasus singkat. Jika mahasiswa sama sekali tidak bisa atau
kecenderungannya kurang dan tidak berusaha belajar maka mahasiswa digolongkan pada
nilai yang rendah.
Metode yang akan digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran adalah
Method of Inquiry dan Method of Discovery yang akan diimplementasikan dalam PBM,
kemudian disosialisasikan terlebih dahulu kepada mahasiswa secara detail agar mereka
mampu menangkap urgensi dan signifikansi dari pelaksanaan metode ini. Mahasiswa
diwajibkan mempersiapkan diri dengan kelengkapan alat bantu belajar standar sejak
kuliah pertama (buku-buku wajib dan penunjang atau buku ajar). Mahasiswa harus sudah
mempelajari materi belajar/bahan ajar secara mandiri sehingga mereka dituntut untuk
memahami dan mampu menjelaskan. Dampak inilah yang tim pengusul analogikan
sebagai pusat kebugaran.
1.4. Perubahan/Perbaikan Media Pembelajaran
Media pembelajaran dalam model yang akan digunakan dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Menyusun materi secara keseluruhan untuk satu semester dalam bentuk sarana
multimedia seperti CD atau materi yang bisa diakses melalui internet atau minimal
menjadi master yang dimiliki oleh setiap dosen mata kuliah pararel dan mahasiswa
yang menempuh rumpun mata kuliah ini.
2. Memperbanyak studi kasus yang lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan
dan soal latihan pada masing-masing materi perkuliahan.
3. Ruang belajar di kelas di tata sedemikian rupa menjadi ruang diskusi agar dapat
menjamin meratanya keterlibatan mahasiswa secara aktif dengan membuat sepuluh
kelompok kecil masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang (asumsi ratio Teaching
Staff dengan mahasiswa 1: 30)
2. Perubahan Tahap Penyampaian Materi
8
Penyampaian materi dengan Method of Inquiry dan Method of Discovery secara
efektif dilaksanakan pada mulai minggu kedua dan Teaching Staff harus
melaksanakannya pada setiap pertemuan secara konsisten melalui tahap pelaksanaan
sebagai berikut :
Tahap 1. Objectives
Pada tahap ini Teaching Staff menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam topik/materi
yang akan dibahas pada setiap pertemuan sehingga mahasiswa dapat mengetahui manfaat
dalam mempelajari topik/materi tersebut. Distribusi waktu untuk tahap ini sebesar 2,5%
dari waktu pertemuan yang tersedia.
Tahap 2. Gearing Up
Pada tahap ini Teaching Staff melakukan ”warm up” dalam bentuk mengajukan beberapa
pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap materi yang
dibahas sebelumnya dengan cara maju ke depan kelas. Teaching Staff menyusun tabulasi
penilaian mahasiswa dalam Buku Kerja Dosen. Distribusi waktu untuk tahap ini sebesar
2,5 % dari waktu pertemuan yang tersedia atau 3 orang mahasiswa yang diminta maju ke
depan kelas.
Tahap 3. Active Exercise
Pada tahap ini mahasiswa diminta membaca ulang bahan ajar yang sudah diberikan pada
minggu sebelumnya. Hal ini bertujuan membantu mahasiswa untuk dapat menerapkan
materi yang sudah dipelajari. Tahap ini merupakan proses penggunaan intelektual
mahasiswa dalam memperoleh materi kuliah dengan cara menemukan dan
mengorganisasikan konsep-konsep ke dalam sebuah tatanan yang menurut mahasiswa
tersebut penting Distribusi waktu untuk tahap ini sebesar 20 % dari waktu yang tersedia.
Tahap 4. Active Poll
Teaching Staff memberi peluang dan dorongan semangat pada mahasiswa baik secara
individu maupun kelompok supaya berani lebih banyak mengembangkan kreativitas
sendiri dalam mengajukan opininya. Selanjutnya Teaching Staff menggali dan menilai
respon mahasiswa dengan cara menjawab setiap pertanyaan serta meminta reasoning atau
alasan-alasan dibalik jawabannya dalam upaya mengubah kebiasaan mahasiswa atas
kecenderungan menjawab ”Ya atau Tidak” Untuk menghindari model jawaban seperti
ini seyogyanya Teaching Staff mengembangkan bentuk-bentujk pertanyaan yang kreatif
dan inovatif. Distribusi waktu ini sebesar 25 % dari jumlah pertemuan yang tersedia.
Tahap 5. Active Concept Check
Pada tahap ini Teaching Staff melakukan tes terhadap mahasiswa untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan mahasiswa menyerap materi yang sudah di bahas. Distribusi
waktu untuk tahap ini sebesar 10% dari jumlah waktu yang tersedia.
Tahap 6. Active Application
Pada tahap ini mahasiswa dapat mengaplikasikan kemampuan kognitifnya untuk
memecahkan masalah-masalah dan atau menyelesaikan tugas-tugas baik sekarang
9
maupun pada masa yang akan datang. Sedangkan Teaching Staff harus memperhatikan
kemampuan mahasiswa dalam penyelesaian tugas-tugas atau memecahkan masalah
sehingga Teaching Staff dapat memastikan bahwa transfer ilmu pengetahuan telah benar-
benar terjadi. Tahap ini dilakukan sebagian di kelas dan sebagian di kelas asistensi oleh
Asisten Mahasiswa. Teaching Staff akan memperoleh gambaran kemajuan mahasiswa
dengan Laporan Periodik Asistensi. Pada tahap ini Teaching Staff dapat juga mengajukan
pertanyaan atau masalah baru yang lebih menantang untuk merangsang kemampuan
berpikir analitis mahasiswa. Distribusi waktu untuk tahap ini sebesar 25% dari waktu
pertemuan yang tersedia.
Active Aplication untuk masing-masing mata kuliah dalam rumpun mata kuliah
Akuntansi Keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pemecahan kasus dari materi yang sudah tersedia di sarana multimedia secara
berkelompok.
2. Penyelesaian soal latihan yang sudah tersedia di sarana multimedia secara
berkelompok.
Pada dasarnya tahapan penyampaian materi sangat tergantung sumber daya
mahasiswanya. Tiap semester biasanya mahasiswa memiliki karakter dan perilaku belajar
yang berbeda-beda. Oleh karena itu penyampaian materi dan persentase alokasi waktu
akan bersifat fleksibel. Yang terpenting konten penyampaian tujuan belajar, review
materi kuliah sebelumnya, contoh latihan, latihan soal/kasus dan bentuk komunikasi two-
way communication dapat digali secara berkelanjutan.
3.Implementasi Model Pembelajaran
Penerapan model pembelajaran yang peneliti ajukan akan berlangsung lebih
kurang selama 1 semester ketika mata kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan
Keuangan diberikan. Kegiatan selanjutnya adalah penyebaran kuesioner kepada para
mahasiswa dan Teaching Staff mata kuliah serumpun untuk mengetahui apakah ada
dampak yang positif dari perbaikan metode pembelajaran yang dilakukan, khususnya
keberhasilan softskill. Kemudian dievaluasi dengan tujuan untuk melakukan
pengembangan metode pembejaran ke arah yang lebih baik.
4. Indikator Kinerja
4.1. Keberhasilan Penerapan Model SCL
Keberhasilan penerapan model SCL dapat dilihat dari hasil belajar mahasiswa.
Hasil belajar tersebut dapat berupa hardskill dan softskill. Hard skill ditandai oleh adanya
perkembangan ranah cipta (kognitif) dan soft skill ditandai oleh adanya perkembangan
ranah rasa (afektif) dan ranah karsa (psikomotorik).
a) Perkembangan Ranah Rasa (Afektif)
Keberhasilan mengembangkan aspek kognitif mahasiswa yang diindikasikan oleh
sikap self direction sebagaimana diuraikan di atas, secara simultan akan mempengaruhi
perkembangan ranah rasa (afektif) mahasiswa. Dalam hubungan ini pemahaman
10
mahasiswa yang mendalam terhadap arti penting materi kuliah yang dipresentasikan oleh
Teaching Staff akan mengubah kecakapan afektifnya.
b) Perkembangan Ranah Karsa (Psikomotorik)
Perkembangan kemampuan psikomotor mahasiswa merupakan manifestasi dari
perkembangan ranah cipta dan ranah rasa, dalam arti bahwa perkembangan daya pikir
imajinasi akan mendorong kreativitas mahasiswa untuk merekayasa kemampuan daya
ciptanya dalam PBM dalam bentuk perilaku positif. Artinya, mahasiswa yang memiliki
prestasi akademik yang memuaskan tentu akan lebih menyadari dan pandai memahami
laporan keuangan. Misalnya, seorang mahasiswa pada hari dan jam yang sama
menghadapi dua kegiatan yaitu seminar tentang peningkatan kemampuan softskill dan
jadual olah raga, maka kemampuan psikomornya akan memilih kegiatan yang memiliki
manfaat dan nilai guna yang lebih tinggi, maka ia akan menghadiri seminar dan menunda
jadual olah raga sebagai implementasi dari pemahaman yang mendalam tentang makna
softskill.
4.2. Indikator Keberhasilan Model SCL
Tabel.1. Indikator Keberhasilan Soft Skill
No Indikator Baseline Target Keberhasilan
1
Kemampuan mahasiswa
memecahkan dan
menyelesaikan kasus
(problem solving skill)
n.a
Minimal 60%
2
Kemampuan mahasiswa
dalam mengemukakan
pendapat (communication
skill)
n.a Minimal 60%
Adapun untuk pengukuran atau penilaian pada masing-masing tim kelompok
maka mahasiswa harus mengisi kuisioner untuk saling menilai kinerja teman pada
kelompok belajarnya, yang diharapkan hasil dari kuisioner ini dijadikan sebagai tolak
ukur perbaikan agar lebih terbangun tim yang solid.
5. Implementasi Uji Beda
5.1. Uji Beda Mata Kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan
Untuk Pre Test dan Post Test
11
Pada awal perkuliahan, disebarkan kuesioner pre test dan pada akhir
perkuliahan di sebarkan kuesioner post test. Adapun hasil dari tanggapan
responden sebagai berikut :
Tabel 2.Tanggapan Mahasiswa Kelas E dan F terhadap Mata Kuliah
Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan
PRE TEST TOTAL
POST TEST TOTAL
X1 X2 X3 X4 X5 Y1 Y2 Y3 PRE TEST X1 X2 X3 X4 X5 Y1 Y2 Y3
POST TEST
2 2 3 2 4 4 3 3 23 2 2 4 4 3 3 3 4 25
3 2 5 4 3 4 1 3 25 3 3 1 5 3 3 3 1 22
3 2 5 4 5 4 4 4 31 2 2 5 5 5 3 1 1 24
2 2 5 4 5 4 3 4 29 4 2 5 5 5 4 4 4 33
2 1 5 4 4 5 3 4 28 2 3 5 5 4 3 1 4 27
4 4 4 4 5 4 3 3 31 2 2 4 4 4 4 2 3 25
3 3 4 4 4 2 3 3 26 2 3 5 4 5 3 4 2 28
4 1 5 5 5 2 2 4 28 2 1 5 4 4 4 1 3 24
2 2 4 5 3 3 2 3 24 2 2 4 4 3 3 3 4 25
2 2 4 4 2 3 2 3 22 2 2 4 4 3 4 3 3 25
3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 2 5 5 3 3 4 2 26
3 1 4 5 4 3 2 4 26 1 1 5 5 4 4 3 4 27
3 2 2 5 5 3 4 3 27 2 1 5 5 5 3 1 3 25
1 1 2 2 2 4 3 4 19 2 2 5 4 3 4 2 3 25
2 2 3 4 4 3 3 1 22 2 2 3 2 3 2 4 1 19
2 1 5 4 5 3 2 4 26 2 2 5 4 5 2 3 4 27
2 2 5 5 4 5 3 3 29 3 3 5 4 3 4 2 3 27
4 4 4 4 4 3 4 2 29 2 2 4 4 4 3 5 4 28
2 2 5 4 4 4 2 3 26 1 2 4 4 5 4 2 3 25
3 2 4 4 3 4 1 3 24 3 1 4 3 3 3 1 1 19
2 2 5 4 4 3 3 5 28 2 2 5 4 4 3 2 3 25
2 1 4 4 4 5 1 5 26 3 3 3 3 4 4 2 3 25
2 2 4 4 4 4 2 4 26 3 3 5 5 5 5 1 5 32
2 2 5 3 3 5 1 3 24 3 2 3 4 3 4 2 4 25
2 2 4 5 5 4 1 4 27 3 3 4 4 4 4 2 5 29
3 2 4 4 4 3 2 3 25 2 2 5 5 5 4 3 3 29
2 1 5 5 5 4 2 4 28 3 1 5 5 5 5 1 5 30
3 2 4 4 5 3 3 3 27 3 2 4 4 4 3 3 3 26
2 2 4 5 4 4 2 3 26 2 2 5 4 4 5 3 3 28
4 3 4 4 4 4 4 3 30 4 2 4 4 4 4 2 3 27
2 2 5 4 4 3 3 3 26 2 2 5 4 4 3 3 3 26
3 3 4 5 5 3 2 4 29 3 3 5 5 5 3 5 1 30
2 3 3 3 3 3 2 2 21 3 3 3 3 3 4 3 4 26
2 2 4 4 3 3 3 3 24 2 2 5 5 4 4 1 4 27
2 2 4 4 3 4 3 4 26 3 3 4 4 3 4 3 3 27
2 2 3 4 3 5 1 3 23 2 1 3 4 5 4 2 3 24
2 1 4 5 5 4 2 5 28 3 2 4 5 4 4 3 3 28
Sumber : Hasil Olahan Data Kuesioner
Tabel 3. Paired Samples Statistics Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan
12
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PreTest 26.03 37 2.744 .451
PostTest 26.22 37 2.849 .468
Sumber : Hasil Olahan Data Kuesioner
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa jumlah objek penelitian untuk kelas E
dan F dengan 37 mahasiswa. Rata-rata total tanggapan pre test sebesar 26,03 dari 8
pertanyaan, sedangkan rata-rata total tanggapan post test sebesar 26,22 dari 8 pertanyaan.
Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata total post test sedikit lebih besar dibandingkan
dengan rata-rata total pada pre test.
Tabel 4. Paired Samples Correlation Mata Kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan
Keuangan
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PreTest & PostTest 37 .376 .022
Sumber : Hasil Olahan Data Kuesioner
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai signifikansi antara pre test
dan post test adalah 0,022 lebih kecil dari 0,05, menunjukkan terdapat hubungan yang
signifikan antara pre test dan post test, walaupun hubungan (korelasi) keduanya lemah
yaitu sebesar 0,376.
Tabel 5. Paired Samples Test Mata Kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan
Keuangan
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PreTest -
PostTest
.189 3.126 .514 .853 1.231 .368 36 .715
Sumber : Hasil Olahan Data Kuesioner
Berdasarkan tabel di atas, dengan menggunakan paired sample test, dapat dilihat bahwa
nilai signifikasni sebesar 0,715 (lebih besar dari 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan rata-rata yang berarti antara tanggapan pre test dan post test
untuk untuk mata kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan. Dengan demikian
13
Rata-rata total tanggapan pre test sebesar 26,03, sedangkan rata-rata total tanggapan post
test sebesar 26,22 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang berarti antara rata-
rata post test dibandingkan dengan rata-rata pada pre test tersebut.
III. PENUTUP
Simpulan
1. Secara keseluruhan tanggapan untuk kelas E dan F (kelas digabung) rata-rata post test
lebih besar dibandingkan pre test, namun perbedaan tanggapan tersebut tidak berbeda
secara berarti. Dengan kata lain kemampuan softskill Problem Solving dan
Communication Skill mahasiswa pada mata kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan
Keuangan tidak berbeda antara hasil pre test dan post test.
2. Secara khusus tanggapan untuk kelas E rata-rata post test lebih besar dari pada pre
test, namun perbedaan tanggapan tersebut tidak berbeda secara berarti. Dengan kata
lain kemampuan softskill Problem Solving dan Communication Skill mahasiswa pada
mata kuliah Analisis dan Penggunan Laporan Keuangan tidak berbeda antara hasil
pre test dan post test.
3. Demikian juga tanggapan untuk kelas F rata-rata post test lebih besar dari pada, pre
test namun perbedaan tanggapan tersebut tidak berbeda secara berarti. Dengan kata
lain kemampuan sofskill Problem Solving dan Communication Skill pada mata kuliah
Analisis dan Penggunan Laporan Keuangan tidak berbeda antara hasil pre test dan
post test.
Saran
Topik penting pada mata kuliah Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan yaitu
Quality of Earnings Analysis (QOE analysis) dan Earnings Management. Topik ini
sebaiknya diberikan antara 3-4 kali pertemuan karena menarik minat mahasiswa untuk
berkomunikasi dan menganalisis. Dengan demikian penerapan sofskill Problem Solving
dan Communication Skill terlihat dan terlaksana dengan baik
REFERENSI
Basar, Yusuf Sulaeman, 2008, Kuliah Umum Prodi Akuntansi S1 dan D3 : Hasil Penelitian
Haygroup diadakan di Universitas Widyatama tanggal 14 April 2008.
14
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), 2004.Tanya Jawab Seputar Unit
Pengembangan Materi dan Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Jakarta.
Depdiknas R.I, 2009, Format Penilaian Uji Kompetensi Sekolah Menengah Kejuruan
di Jawa Barat.
Ikatan Akuntan Indonesia Jawa Barat, 2009 Contoh Format Penilaian Uji Kompetensi
Sekolah Menengah Kejuruan di Jawa Barat.
Ikatan Akuntan Indonesia Jawa Barat, 2008, Majalah Akuntan Indonesia Edisi No.
9/Tahun II/Juni 2008
Harian Umum Kompas, 2 Agustus 2008, Menerobos Masa Depan
Harian Umum Kompas, 7 Maret 2009, The Survivors
Harian Umum Kompas, 4 April 2009, Cermat
BIODATA :
Usman Sastradipraja, S.E., M.M., Ak adalah Dosen Tetap pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi.
View publication statsView publication stats