Upload
phungthien
View
230
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
565
PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH
RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN LIMBAH RADIOAKTIF
TINGKAT TINGGI
Dyah Sulistyani R, Purwantara, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN
ABSTRAK
PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF
TINGKAT RENDAH DAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT TINGGI.. Pengangkutan dan
penyimpanan sementara merupakan bagian integral dari proses pengelolaan limbah radioaktif.
Pengangkutan limbah radioaktif baik padat, cair maupun sumber bekas, dilakukan dari instansi
penimbul limbah (BATAN, rumah sakit dan industri) ke Instalasi Pengolahan Limbah radioaktif
(IPLR), untuk diolah dan disimpan di penyimpanan sementara (Interim storage). Tujuan kegiatan ini
adalah terlaksananya pengangkutan limbah radioaktif yang optimal, dan penyimpanan sementara
limbah radioaktif di instalasi penyimpanan sementara limbah radioaktif, instalasi limbah aktifitas
tinggi (PSLAT) dan instalasi limbah B3. Pada periode Januari 2012 s/d Desember 2012 telah
dilakukan 9 paket pengangkutan limbah radioaktif internal BATAN, 20 paket pengambilan limbah
radioktif eksternal BATAN (218 limbah sumber bekas dan 90 drum limbah 100 liter), pengangkutan
limbah cair dari PT.Batan Teknologi sebanyak 120,4 m3
, penyimpanan limbah sebanyak 84 drum 200
liter hasil olahan ke IS2 dan penyimpanan/hasil kondisioning 192 buah sumber bekas ke dalam sheel
beton 350liter. Batasan paparan limbah yang dapat diangkut oleh petugas pengangkut limbah
radioaktif adalah 200 mrem/jam, artinya paparan radiasi yang diterima personil/petugas yang
mengangkut yaitu 200 mrem/jam dari sumber atau limbah radioaktif yang diangkutnya. Rata-rata
paparan tertinggi dalam kondisi tertutup di sekitar seal souce yaitu 164 mrem/jam pada permukaan dan
56,2 mrem/jam pada jarak 1 m. Sedangkan paparan terkecil pada limbah padat tersebut 0,020
mrem/jam pada permukaan dan 0,016 pada jarak 1 m. Paparan radiasi yang terbesar selama
pengangkutan masih diijinkan dalam Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2002 tentang Pengangkutan
zat radioaktif.
Kata kunci : limbah radioaktif, pengangkutan, penyimpanan sementara.
ABSTRACT
TRANSPORTATION AND INTERIM STORAGE OF RADIOACTIVE WASTE, HAZARDOUS
WASTE AND HIGH LEVEL RADIOACTIVE WASTE. Transportation and temporary storage is an
integral part of the management of radioactive waste. Transportation of solid, liquid radioactive waste
or sealed sources, made from institution of waste generating ( BATAN, hospitals and industries) to the
Radioactive Waste Treatment Installation (RWTI) to be processed and stored in temporary storage
(interim storage). The purpose of this activity is achieving the optimal transportation of radioactive
waste and radioactive waste storage in interim storage facility, installation of high activity waste
(ISHLW) and hazardous waste installation. In the period January 2012 to December 2012 was done
nine packages of radioactive waste transportation from internal BATAN, 20 packages from hospitals
and industry (218 spent sources and 90 sources of waste drums 100liter), transportation of liquid
waste as much as 120.4 m3 from PT.Batan Teknologi , storage of waste processed as many as 84
drums 200 liter into Interim Storage 2 and storage of the result of conditioning 192 pieces sealed
sources into concrete sheel 350liter. Limitation of waste exposure to the waste that can be transported
by the official carrier of radioactive waste is 200 mrem/hour, which means that the radiation exposure
received by official carrier / personnel transports is 200 mrem/hour from the source or radioactive
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
566
waste. Average highest radiation exposure under seal souce closed around 164 mrem/hour at the
surface and 56.2 mrem/hour at a distance of 1 m. While the lowest exposure of the solid waste is 0.020
mrem/hour at the surface and 0,016 mrem/hour at a distance of 1 m. The highest radiation exposure
during transportation is still permitted according to the Regulation of Goverment No 26 of 2002
concerning the transport of radioactive materials.
Key word: radioactive waste, transportation, interim storage.
PENDAHULUAN
Limbah radioaktif umumnya ditimbulkan dari kegiatan pengoperasian reaktor
riset, pemanfaatan sumber radiasi dan bahan radioaktif dalam bidang industri,
pertanian, kedokteran dan penelitian serta dari berbagai proses indusrti yang
menggunakan bahan yang mengandung radionuklida alam (Naturally Occurring
Radioactive Material, NORM). Sedangkan di negara-negara maju, limbah radioaktif
juga ditimbulkan dari pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan
kegiatan daur-ulang bahan bakar nuklir (BBN) bekas dan dekomisioning instalasi/
fasilitas nuklir, limbah radioaktif tersebut harus aman dikelola dengan baik sebelum
ahkirnya nanti di simpan pada penyimpanan akhir (repository). Limbah radioaktif
adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radio nuklida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan
kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair
atau gas. Pengelolaan limbah radioaktif bertujuan untuk meminimalkan dosis radiasi
yang diterima penduduk < 0,1 dosis radiasi maksimum yang diperkenankan bagi
karyawan di medan radiasi [ 1 ] Batasan dosis radiasi dari ICRP (International
Commission for Radiation Protection) adalah semua penduduk tidak akan menerima
dosis rata-rata 1 rem perorang dalam 30 tahun dari sampah nuklir [ 1 ]. Pengelolaan
limbah radioaktif sangat memerlukan perhatian khusus, hal ini dikarenakan dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan, efek somatik dan genetik pada manusia serta
efek psikologis pada masyarakat. Salah satu sifat yang dimiliki oleh sumber
radioaktif adalah memiliki umur paro. Sifat ini sangat menguntungkan karena limbah
radioaktif akan berkurang radioakvitasnya seiring dengan waktu dalam bentuk
peluruhan dan pengeluaran panas.
Pengangkutan (transportasi) meliputi kegiatan pemindahan limbah radioaktif
dari lokasi pihak penghasil limbah menuju ke lokasi pengelolaan limbah. Kegiatan
pengangkutan harus memenuhi syarat-syarat keamanan dan keselamatan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku[2,3]. Terutama bila lokasi penghasil limbah di
luar kawasan BATAN diperlukan Ijin Pengangkutan Limbah dari Badan Pengawas
Tenaga Nuklir (Bapeten). Pengangkutan dan penyimpanan sementara merupakan
bagian integral dari proses pengelolaan limbah radioaktif. Pengangkutan limbah
radioaktif baik padat, cair maupun sumber bekas, dilakukan dari instansi penimbul
limbah (BATAN, rumah sakit dan industri) ke Instalasi Pengolahan Limbah
radioaktif (IPLR), untuk diolah dan disimpan di penyimpanan sementara (Interim
storage). Tujuan penyimpanan sementara (Interm Storage) limbah radioaktif adalah
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
567
untuk meluruhkan aktivitas zat radioaktif dalam limbah sehingga aman untuk
diproses dan menyimpan limbah olahan agar aman bagi pekerja, masyarakat dan
lingkungan. Tujuan kegiatan ini adalah terlaksananya pengangkutan limbah radioaktif
dan limbah B3 yang optimal, dan penyimpanan sementara di instalasi penyimpanan
limbah radioaktif, instalasi limbah aktifitas tinggi (PSLAT) dan instalasi limbah B3.
Pada periode Januari 2012 s/d Desember 2012 telah dilakukan pengangkutan limbah
radioaktif internal BATAN, pengambilan limbah radioktif eksternal BATAN,
pengangkutan limbah dari PT. Batan Teknologi, penyimpanan limbah hasil olahan
dan penyimpanan/kondisioning sumber bekas ke IS2.
Pengelolaan dan pemisahan berbagai jenis radionuklida yang terkandung
dalam limbah tergantung dari bentuk limbah dan umur paronya. Tahapan-tahapan
yang dilakukan dalam pengelolaan limbah radioaktif adalah: Pengangkutan Limbah,
Pra-olah, Pengolahan, Penyimpanan sementara, Penyimpanan akhir.
Tiga unsur dasar dalam pengelolaan limbah radioaktif adalah:
• Pengelolaan bertujuan untuk memudahkan dalam penanganan selanjutnya.
• Penyimpanan sementara dan pembuangan atau penyimpanan akhir/lestari.
• Pengawasan pembuangan dan monitoring lingkungan.
Penyimpanan lestari tipe tanah dangkal merupakan cara yang sederhana untuk
penyimpanan akhir (disposal) limbah radioaktif yang mengandung radionuklida
pemancar beta dan gamma dengan umur paro pendek dan aktivitas rendah. Limbah
radioaktif berumur paro pendek disimpan pada sistem penyimpanan tanah dangkal.
Sedangkan penyimpanan lestari limbah radioaktif aktivitas tinggi perlu
mempertimbangkan situasi dan kondisi penelitian dan pengembangan yang dilakukan
di masing-masing negara
TATA KERJA
Peralatan pengangkutan limbah radioaktif antara lain :
• Alat angkut: (truck, fork lift, crane, hand crane, dll)
• Transfer Cask/Canister
• Pompa.
• Alat monitor radiasi
• Tanda bahaya radiasi dan tanda bahaya lainnya
• Sarana peralatan keselamatan kerja
• Dan sarana lain yang diperlukan.
Metode
1. Pengangkutan limbah radioaktif internal BATAN.
Limbah internal BATAN yang sebagian besar berasal dari pengoperasian
laboratorium di kawasan serpong berupa materil terkontaminasi yang sudah
dibungkus dalam drum 100 lt, diangkut dari lab penimbul limbah dengan
menggunakan truk box.
2. Pengambilan limbah radioktif eksternal BATAN.
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
568
Untuk limbah radioaktif eksternal BATAN berupa sumber bekas tertutup, yang
berasal dari aplikasi penggunaan teknologi nuklir yang sudah tidak dapat
digunakan lagi, teknik pengangkutannya limbah dilakukan pembungkusan dahulu
untuk menghindari paparan radiasi dan agar aman selama pengangkutanya.
Pengangkutan limbah eksternal BATAN menggunakan mobil double cabin.
3. Pengangkutan limbah cair dari PT. Batan Teknologi
- Limbah cair yang berasal dari hasil dekontaminasi personil dan peralatan proses
di PT Batan Teknologi yang disimpan di tangki limbah cair di gudang limbah
dialirkan dengan menggunakan pompa submersible ke mobil/truk pengangkut
limbah cair dengan kapasitas tangki 2,8 m3.
- Limbah cair diangkut ke PTLR dan dipindahkan dari mobil/truk limbah cair
dengan menggunakan pompa submersible ke tangki limbah evaporator.
4. Penyimpanan limbah hasil olahan ke IS2.
Dalam proses pengelolaan limbah terkontaminasi dan resin bekas yang diterima
oleh PTLR salah satu cara pengolahan yaitu dengan dikompaksi yang kemudian
dilakukan imobilisasi kedalam drum 200 lt, yang kemudian limbah hasil olahan
tersebut disusun kedalam pallet dan diangkut dengan forklift dan disimpan di IS2.
Sedangkan untuk limbah resin bekas setelah dilakukan sementasi ke dalam shell
beton 950 lt dilakukan penyimpanan di IS1.
5. Penyimpanan/kondisioning sumber bekas ke dalam sheel beton 350 liter.
Pengelolaan sumber bekas tertutup yang dilakukan PTLR adalah dengan
mengelompokan sumber sumber sejenis dan waktu paroh yang sama kedalam shell
beton 350 lt. Shell beton 350 lt tersebut kemudian disimpan ke tempat
penyimpanan sementara di IS1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Limbah radioaktif yang berasal dari internal BATAN, yaitu dari PTBN, PPR
dan PTLR sendiri. Limbah radioaktif berupa limbah padat terkontaminasi, yang
berasal dari riset dan laboratorium yang berupa kertas saring , sarung tangan,
peralatan gelas, ampul-ampul dan lain lain yang sudah diwadahkan dalam drum
100liter. Limbah tersebut umumnya merupakan limbah aktivitas rendah atau low
level waste (LLW). Pengangkutan limbah tersebut dilakukan menggunakan truk
pengangkut limbah padat dan limbah disimpan di fasilitas penyimpanan sementara
atau Interim storage 1 (IS-1) yang selanjutnya akan diolah menggunakan metode
kompaksi. Tabel 1 menunjukkan limbah internal BATAN yang sudah diangkut
periode 2012 dan disimpan di IS-1.
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
569
Tabel 1. Data Kegiatan Pengambilan Limbah Radioaktif Tahun 2012
Dari Internal Batan dan Disimpan di IS-1
No. Tanggal Instansi/Pusat Jumlah
Limbah Jenis Limbah
Kandungan
Radionuklida
1 05 – 01 - 2012 PRR-BATAN 7 drum 100 l Padat Campuran
2 07 – 02 – 2012 PTBN-BATAN 12 drum 100 l Padat Campuran
3 26 – 03 - 2012 BKL-PTLR 4 drum 100 l Padat Campuran
4 24 – 05 – 2012 PRR-BATAN 15 drum 100 l Padat Campuran
5 11 – 07 -2012 PRR-BATAN
Serpong
2 Padat Campuran
6 28 – 08- 2012 PT. BATEK Serpong 50 D 100 l Padat Campuran
7 22 - 10 - 2012 PRR-BATAN Serpong 4 D 100 l Padat Campuran
8 27 -06-2012 Lab BRK-PTLR BATAN 8 derigen 2
drum 100 liter
Cair/ limbah
tekontaminasi
Campuran
9 1-07-2012 PT. Batan Teknologi 120,4 m3 cair Cs-137 dan Co 60
Sedangkan limbah radioaktif yang berasal dari luar BATAN, berasal dari
industri dan rumah sakit. Radionuklida yang diangkut umumnya berupa sumber
bekas tertutup yang digunakan untuk gaugging, logging dan sumber standar.
Peralatan yang digunakan selama pengangkutan limbah harus benar-benar
diperhatikan seperti wadah /kontainer limbah yang akan diangkut, lembaran Pb untuk
shielding paparan radiasi, tali pengikat dan alat monitor radiasi untuk pengukuran
paparan radiasi. Batasan paparan limbah yang dapat diangkut oleh petugas
pengangkut limbah radioaktif adalah 200 mrem/jam [ 2 ], artinya paparan radiasi
maksimum yang diterima oleh personil/petugas yang mengangkut yaitu 200
mrem/jam dari sumber atau limbah radioaktif yang diangkutnya. Rata-rata paparan
terbesar dalam kondisi tertutup di sekitar seal souce 164 mrem/jam pada permukaan
dan 56,2 mrem/jam pada jarak 1 m. Sedangkan paparan terkecil pada limbah padat
tersebut 0,020 mrem/jam pada permukaan dan 0,016 pada jarak 1 m. Paparan radiasi
yang terbesar selama pengangkutan tersebut masih diijinkan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No.26 Tahun 2002 tentang Pengangkutan zat radioaktif [3]. Limbah
radioaktif berasal dari luar BATAN dapat dilihat pada Tabel 2 .
Limbah cair yang berasal dari PT Batan Teknologi adalah limbah hasil
dekontaminasi personil dan peralatan proses. Sebelum diangkut terlebih dahulu
dianalisis kandungan radionuklida dalam limbah cair tersebut.
Dari analisis menggunakan spektrometri gamma didapat hasil Cs-137 = 1,592 x 10-4
µCi/ml, Co-60 = 2,000 x 10-7
µCi/ml, limbah cair tersebut digolongkan dalam
limbah radioaktif tingkat rendah atau low level waste. Pengangkutan limbah cair
sebanyak 120,4 m3
dilakukan dengan menggunakan truk limbah cair dan selanjutnya
dipindahkan ke tangki limbah evaporator untuk disimpan dan diproses lebih lanjut.
Tahapan kegiatan selanjutnya dalam pengelolaan limbah radioaktif setelah
pengolahan dan pengambilan sumber bekas dari penimbul limbah adalah
penyimpanan limbah .Tujuan penyimpanan sementara (Interm Storage) limbah
radioaktif adalah untuk meluruhkan aktivitas zat radioaktif dalam limbah sehingga
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
570
aman untuk diproses dan menyimpan limbah olahan agar aman bagi pekerja,
masyarakat dan lingkungan. Penyimpanan/kondisioning sumber bekas dimasukkan ke
dalam sheel beton 350 liter dan selanjutnya disimpan di IS2 . Dalam setiap tahapan
kegiatan selalu diukur paparan radiasi 1m dan kontak. Tabel 3 menunjukkan data
sumber bekas yang disimpan di IS 2, sumber-sumber bekas tersebut berasal dari
industri, rumah sakit dan BATAN (PAIR, PKTN) pada tahun 2003-2011 sebanyak 75
paket dan terdiri dari 51 buah Co-60, 20 buah Cs-137, 15 buah Am-241-Be, dan 2
buah Cf-252.
Tabel 2. Data Kegiatan Pengangkutan Limbah Radioaktif Dari Luar Batan
Tahun 2012 No. Tanggal Instansi/Pusat Jumlah (Bh) Jenis Limbah Kandungan
1 24 – 01 – 2012 PT. Pratita prima Nugraha 19 Padat Ir-192
2 07 – 02 – 2012 PTBN-BATAN 12 drum 100 l Padat Campuran
3 09 – 02 - 2012 Pertamina Cepu 1 Padat Ir-192
4 13 – 02 – 2012 PT. Toba Pulp (Medan) 12 Padat Cs-137
5 20 – 02 – 2012 PT. Socopindo
Jakarta 9 Padat Ir-192
6 22 – 02 – 2012 PT. NDT Instrument 11 Padat Ir-192
7 27– 02 – 2012 PT. Suparma 3 Padat Pm-147, Fe-55
8 28 – 05 – 2012 Pertamina Balongan
( Jawa Barat ) 2 Padat Cs-137
9 03 – 07 – 2012 PT. Lotte Packaging
Tangerang
3 Padat Pm-147
10 04 – 07 – 2012 PT. Newmont (NTB) 6 Padat Cs-137
11 10 – 07 - 2012 PT. Adiprima Suraprinta 1 Padat Pm-147
12 20– 07 - 2012 PT. Global Sulution 3 Padat Ir-192
13 08 – 08 - 2012 RS.Karyadi Semarang 5 Padat 1 bh Co-60, 4 bh
Cs-137
14 20 – 09 - 2012 PT. Pupuk Kaliterim 5 Padat Co-60
15 22 – 09 – 2012 Pertamina Plaju Palembang 20 Padat 19 Cs-137, 1 Cd-
109
16 28 – 09 – 2012 PT. Bentoel Malang 5 Padat Sr-90
17 01 – 10 – 2012 RS. Syaiful Anwar 1 Padat Co-60
18 10 – 10 - 2012 PT. Gudang Garam Kediri 16 Padat Ir-192
19 17 – 10 - 2012 RS. Sardjito Yogyakarta 1 Padat Co-60
20 01 – 11 - 2012 Pertamina Cilacap 4 Padat Cs-137
KESIMPULAN
Pengangkutan limbah radioaktif pada tahun 2012 baik berasal dari internal
BATAN maupun dari eksternal BATAN yaitu dari industri dan rumah sakit dapat
terlaksana dengan optimal. Limbah-limbah tersebut telah pula disimpan sementara
dengan aman dan selamat di instalasi penyimpanan limbah radioaktif, IS-1 untuk
limbah dari internal BATAN dan di IS-2 untuk limbah dari luar BATAN. Pada
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
571
periode Januari 2012 s/d Desember 2012 telah dilakukan 9 paket pengangkutan
limbah radioaktif internal BATAN, 20 paket pengambilan limbah radioktif eksternal
BATAN (218 limbah sumber bekas dan 90 drum limbah 100liter), pengangkutan
limbah cair dari PT. Batan Teknologi sebanyak 120,4 m3
, penyimpanan limbah
sebanyak 84 drum 200 liter hasil olahan ke IS2 dan penyimpanan/kondisioning 192
buah sumber bekas ke dalam sheel beton 350liter. Pada tahun 2012 tidak ada
pengangkutan dan penyimpanan limbah B3, dan pengangkutan limbah dan tidak ada
penyimpanan di Fasilitas Sementara Limbah Aktivitas Tinggi (PSLAT).
DAFTAR PUSTAKA
[1]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Regulation for the Safe
Transport of Radioactive Material, Safety Requirements No. TS-R-1, Safety
Standards Series, IAEA, Vienna, 2005.
[2]. Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 2002 tentang Keselamatan
Pengangkutan Zat Radioaktif, Himpunan Peraturan di Bidang Tenaga Nuklir
(Buku I), Biro Humas Organisasi dan Pengamanan, Badan Tenaga Nuklir
Nasional, Jakarta, 2004.
[3]. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 04/Ka-
BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan untuk Pengangkutan Zat
Radioaktif
[4]. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 05-P/Ka-
BAPETEN/VII-00 tentang Pedoman Persyaratan untuk Keselamatan
Pengangkutan Zat Radioaktif
[5]. LUBIS, E, Keselamatan Lingkungan Pengelolaan Limbah Radioaktif,, Jurnal
Teknologi Pengelolaan Limbah' Volume 6 No. 2 (ISSN:1410-9565), BATAN,
Jakarta, (2003)
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN 0852-2979
572