29
Pengantar Skills Lab Empati 1 Pengantar Skills Lab EMPATI Hubungan Dokter - Pasien Dr. Dan Hidayat SpKJ FK UKRIDA 2009

Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

empati

Citation preview

Page 1: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 1

Pengantar Skills LabEMPATI

Hubungan Dokter - Pasien

Dr. Dan Hidayat SpKJ

FK UKRIDA

2009

Page 2: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Empati (Bylund,C,L & Makoul.G : Empathic Communication in

Physician-patient Encounter 2002)

1. Kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan pasien (a physician cognitive capacity to understand patient’s needs)

2. Kemampuan afektifitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien (an affective sensitivity to patient’s feelings)

3. Kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan/menyampaikan empatinya kepada pasien (a behavioral ability to convey empathy to patient)

Pengantar Skills Lab Empati 2

Page 3: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Tingkat / level empati dalam komunikasi (Bylund,C,L & Makoul.G : Empathic Communication in Physician-patient Encounter 2002)

Level 0: dokter menolak sudut pandang pasien

Level 1: dokter mengenal secara sambil lalu

Level 2: dokter mengenal sudut pandang pasien secara implisit

Level 3: dokter menghargai pendapat pasien

Level 4: dokter mengkonfirmasi kepada pasien

Level 5: dokter berbagi perasaan dan pengalaman (sharing feelings and experience) dg pasien

Level 3-5: pengenalan dokter thd sudut pandang pasien ttg penyakitnya, secara eksplisit

Pengantar Skills Lab Empati 3

Page 4: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Contoh-contoh

Level 5: berbagi pengalaman maupun perasaan

“Ya, saya mengerti hal ini dpt mengkhawatirkan Anda berdua. Bbp pasien pernah mengalami aborsi spontan, kemudian setelah kehamilan berikutnya mereka sangat, sangat khawatir”.

Level 4 : konfirmasi

“Anda sepertinya sangat sibuk, saya mengerti seberapa besar usaha Anda utk menyempatkan berolah raga”

Level 3: penghargaan

“Anda bilang Anda sangat stres datang ke sini? Apa Anda mau menceriterakan lbh jauh apa yg membuat anda stres?”

Pengantar Skills Lab Empati 4

Page 5: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Level 2: Pengenalan dokter thd sudut pandang pasien (thd penyakitnya) secara implisit

Pasien: “Pusing saya ini membuat saya sulit bekerja”

Dokter: “Ya…? Bagaimana bisnis anda akhir2 ini?”

Level 1: pengenalan secara sambil lalu

“A-ha” tapi dokter mengerjakan hal lain, menulis, membalikkan badan, menyiapkan alat, dan lain-lain.

Level 0: penolakan thd apa yang menjadi sudut pandang pasien

- Mengacuhkan pendapat pasien

- Membuat pernyataan yg tidak menyetujui pendapat pasien, spt “Kalau stres, mengapa datang ke sini?” atau “Ya, lbh baik operasi saja sekarang”

Pengantar Skills Lab Empati 5

Page 6: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Keterampilan empati bukan hanya sekadar berbasa-basi atau bermanis mulut kepada pasien, melainkan:

Mendengarkan aktif Responsif pada kebutuhan pasien Responsif pada kepentingan pasien Usaha memberikan pertolongan pada

pasien

Pengantar Skills Lab Empati 6

Page 7: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 7

Empati (1)

Suatu sifat kognitif, yang melibatkan suatu pengertian akan perspektif dan pengalaman internal dari pasien sebagai individu yang terpisah, digabung dengan kemampuan mengkomunikasikannya kepada pasien

Suatu pengenalan dan pemahaman status pikiran, keyakinan, keinginan, dan khususnya perasaan dari orang lain; yaitu kemampuan ‘menempatkan diri dalam sepatu orang lain’ atau mengalami pandangan, harapan atau emosi orang lain dalam dirinya, semacam resonansi emosi

Page 8: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 8

Empati (2)

Proses mengembangkan rapport melalui meraba-rasakan perasaan orang lain dan membaca tanda-tanda nonverbal

Menurut J.L. Moreno, adalah mungkin untuk mengalami empati dua arah (fenomena ini disebutnya ‘tele’), atau pertukaran peranan (role reversal). Kombinasi bbp ide Moreno biasa disebut psikodrama

Page 9: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 9

Empati (3)

Kapasitas manusia utk mengenali emosi orang lain adalah berkaitan dengan kemampuan imitatif, suatu bakat yg dpt menghubungkan gerakan tubuh dan ekspresi wajah yg tampak dg perasaan proprioseptif dari gerakan dan ekspresi yg sama

Individu pun melakukan koneksi langsung antara nada suara, bahasa tubuh dan perasaan internal

Page 10: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 10

Empati (4)

Dg mengamati ekspresi wajah atau gerakan tubuh atau nada suara orang lain kita dpt segera merasakan apa yg dirasakannya dari dalam; pengalaman ini didapat melalui pengertian mengalami atau merasakan secara langsung (sedih/marah), tidak hanya sekadar mencatat gejala perilaku dari emosi

Mengenali status emosi saja tidak cukup, krn biasanya emosi secara khusus diarahkan langsung kpd obyek atau peristiwa (yg nyata atau imajinasi), jadi untuk melakukan empati, perlu mengenali dahulu apa obyek/peristiwa itu

Page 11: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 11

Selanjutnya perlu ditetapkan bagaimana perasaan emosional itu secara bermakna mempengaruhi cara ia memahami orang lain; kita perlu menetapkan aspek orang yang jadi fokus itu

Secara umum ada 2 metode empati:1. Simulasi keyakinan, keinginan, ciri-ciri dan

konteks karakter orang lain dan perhatikan perasaan emosional apa yang ditunjukkan

2. Simulasi langsung perasaan emosional yang diterima dan cari tahu alasan yang cocok untuk emosi itu; empati yang penuh dimaksudkan untuk menolong mengerti dan antisipasi perilaku orang lain

Page 12: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 12

Empati dapat menyakitkan, memahami penderitaan orang lain, apalagi yang disiarkan media massa, dapat menimbulkan depresi klinis yang sementara atau menetap; fenomena ini disebut weltschmerz

Empati tidak secara langsung menyatakan perasaan iba kepada pasien; empati berarti ‘feeling with’

Simpati: suatu hubungan atau afinitas antara dua orang dimana apa yang mempengaruhi seorang secara bersamaan akan mempengaruhi yang lainnya; simpati berarti ‘feeling into’, ‘feeling sorry’

Page 13: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 13

Ada pasien yang berespons negatif terhadap simpati atau ‘dikasihani’

Membaca pikiran (mind reading) suatu fenomena paranormal, tidak sama dengan empati

Peranan positif dari empati dalam hubungan dokter-pasien dan hasil terapi sudah sangat jelas

Dalam komunikasi, disamping mendengarkan juga memperhatikan dan coba mengerti perasaan pembicara khususnya pesan-pesan nonverbal (melalui suara hati & pengalaman)

Page 14: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 14

Empati lbh cocok untuk model biopsikososial daripada model biomedis dari penyakit, karena manusia itu makluk biopsikososial

Pada empati, kita tidak ikut terlarut dengan perasaan pasien, tetapi dpt mengidentifikasi perasaan dan pikirannya

Pada simpati, kita ikut terlarut dan mempunyai perasaan yang sama dengan pasien; penularan emosi (emotional contagion)

Pada antipati, kita mempunyai perasaan yang tidak sama dengan klien bahkan menolak perasaan pasien

Page 15: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 15

Empati dapat dipelajari, khususnya pada tahun-tahun pertama pendidikan kedokteran; hal ini dapat meningkatkan empati diantara para mahasiswa dan ketrampilan berkomunikasi

Empati akan meningkat bila pernah mengalami perawatan di RS atau pernah menderita penyakit

Pelatihan empati tidak akan merubah pandangan/sikap mahasiswa kedokteran terhadap pasien sebagai manusia

Page 16: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 16

Ketrampilan empatik tidak timbul dengan sendirinya pada pelatihan klinis; perlu pelatihan secara sistematik tentang kualitas humanistik dari pendidikan kedokteran

Diperlukan pelatihan ketrampilan komnunikasi inter-personal, termasuk kemampuan untuk menangkap tanda-tanda verbal dan nonverbal dari pasien

Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan empati, refleksi dan profesionalisme melalui pelatihan naratif atau simulatif

Page 17: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 17

Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan empati terhadap kasus2 :

Penyakit fisik: lumpuh, buta, tuli, menggunakan tongkat, kursi roda, alat bantu dengar, mengidap penyakit yg membahayakan, spt kanker, HIV, hepatitis B, C, saat sekarat.

Penyakit kejiwaan: depresi, cemas, takut, kesendirian, pelupa, pikun

Masalah sosial: lingkungan asing, budaya berbeda, tak ada pekerjaan, anggota keluarga sakit berat, bencana alam, peperangan, dikucilkan, kemiskinan, terancam

Page 18: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 18

Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan empati dengan :

Merasakan Mempelajari Memahami akibat, risiko

Karena itu mahasiswa harus melakukan: Melatih diri Meningkatkan pengetahuan Mengikuti perkembangan IPTEK kedokteran

Empati sesungguhnya dua arah, dokter thd pasien, dan pasien thd dokter

Page 19: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 19

Sikap dalam melakukan empati harus :

1. Profesional

2. Santun, ramah, sabar, simpatik, kooperatif

3. Sensitif, manusiawi, peduli

4. Tidak menghakimi, tidak diskriminatif

Dalam hubungan dokter – pasien harus: Mengadakan komunikasi efektif Membina rapport Merasakan empati Membangun empati Menerima pasien apa adanya

Page 20: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 20

Komunikasi yang efektifR E A C H

Respect: saling menghargai (ada rapport) Empathy: ada empati

Audible: dpt didengar dg baik dan jelas Clarity: jelas mudah dimengerti

Humble: rendah hati, manusiawi, tulus

Page 21: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

TUJUAN (yang relevan dg profesi dokter)

1. Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan pasien)

2. Membantu pengembangan rencana perawatan pasien bersama pasien, utk kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan pasien, termasuk kemampuan finansial.

3. Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan pasien

4. Mengusahakan terjalinnya komunikasi efektif dokter-pasien

5. Membimbing pasien pada pengertian yang sebenarnya ttg penyakit/maslah yg dihadapi

6. Membantu mengendalikan kinerja dokter dg acuan langkah2 atau hal2 yg telah disetujui pasien

Pengantar Skills Lab Empati 21

Page 22: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Manfaat komunikasi efektif dokter-pasien

1. Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter atau institusi pelayanan medis

2. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar hubungan dokter pasien yang baik

3. Meningkatkan keberhasilan diagnosis, terapi dan tindakan medis

4. Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam menghadapi penyakitnya

Pengantar Skills Lab Empati 22

Page 23: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 23

Merasakan empati

1. Mendengarkan dg aktif & penuh pengertian

2. Tunggu saat yang tepat untuk berbicara, dan saat untuk diam

3. Coba menangkap perasaan pasien saat mengemukakan masalahnya

4. Membuka telinga, menjaga lidah

Page 24: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 24

Membangun empati

1. Mendengarkan masalah pasien

2. Membantu pasien mengungkapkan perasaan2nya

3. Memberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, untuk dapat menerima masalah yang tidak bisa diubah

4. Memahami perasaan2 pasien

Page 25: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 25

Seni mengajukan pertanyaan pertanyaan yang terbuka vs tertutup pertanyaan dalam bentuk pernyataan jangan memberi kesan mengadili / curiga /

menghakimi baik verbal / nonverbal untuk mendapatkan informasi untuk membimbing, memperbaiki,

mengarahkan ke realitas upaya terapi: membantu pasien dalam

memecahkan masalahnya sendiri

Page 26: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 26

Dg empati kita membangun & menolong membangun : menyokong/meningkatkan

pertumbuhan dalam kesucian, kebajikan, kasih dan hikmat spiritual

menolong pasien untuk menjadi kuat menolong pasien untuk mandiri menolong pasien untuk melihat realitas menolong pasien untuk mendapatkan kepastian

=> bahwa: ……..

Page 27: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 27

Pasien mendapatkan kepastian bahwa: Masalahnya adalah masalah umum Masalahnya sudah diketahui penyebabnya Gejala2 nya tidak berbahaya, bila cepat diterapi Metode perawatan tertentu tersedia Masalahnya bisa dipecahkan Ia tidak akan menjadi gila, bila mau berubah Masalahnya bukan akibat atau tergantung

perbuatan orang lain; melainkan harus mulai dari diri sendiri

Hal-hal yang tak enak bisa kembali terjadi, bila tidak patuh dalam terapi

Page 28: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 28

Contoh jawaban2 yang berempati:

“Anda rupanya merasa……..”

“Jadi anda merasa………..”

“Kedengarannya, se-akan2 anda …..”

“Rupanya bagi anda ……..”

Mungkin berupa perasaan yang lebih dalam yang tak diucapkan (nonverbal) => empati tambahan

Page 29: Pengantar_Skills_Lab_Empati_1

Pengantar Skills Lab Empati 29

Selamat

Berlatih

GBU