Upload
vucong
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH JENIS DINDING TERHADAP BIAYA PADA
PEMBANGUNAN GEDUNG BARAK
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU
SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA
DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
HAFIDT IMAN CAHYADI
NIM : 150309270092
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH JENIS DINDING TERHADAP BIAYA PADA
PEMBANGUNAN GEDUNG BARAK
Disusun oleh :
HAFIDT IMAN CAHYADI
NIM : 150309270092
Pembimbing I Pembimbing II
Karmila Achmad, ST.,MT Dr. Emil Azmanajaya, ST., MT
NIP. 19790317 200701 2 017 NIP. 19770224 201 212 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil
Drs. Sunarno, M.Eng
NIP. 19640413 199003 1 015
iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang
bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Hafidt Iman Cahyadi
NIM : 150309270092
Program Studi : Teknik Sipil
Judul Tugas Akhir : PENGARUH JENIS DINDING TERHADAP BIAYA
PADA PEMBANGUNAN GEDUNG BARAK
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk
memberikan hak kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan,
mengalih media atau format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Balikpapan
Pada tanggal : 31 Juli 2018
Yang Menyatakan
Hafidt Iman Cahyadi
NIM. 150309270092
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Hafidt Iman Cahyadi
Tempat/Tgl Lahir : Balikpapan, 05 Desember 1997
NIM : 150309270092
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “PENGARUH JENIS
DINDING TERHADAP BIAYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG
BARAK” adalah bukan merupakan hasil karya tulis orang lain, baik sebagian
maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang saya sebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, 18 Mei 2018
Mahasiswa
Materai 6000
Hafidt Iman Cahyadi
NIM. 150309270092
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya..
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas karunia serta kemudahan
yang engkau berikan akhirnya tugas akhir yang sederhana ini dapat
terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah
Muhammad SAW.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah, Sudjono dan Lilik
Suharmini yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta
kasih yang tiada terhingga dan selalu menyirami kasih sayang, selalu
mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik
My Sister
Untuk kakak, Nurlilanita Elis Iswanti, Aan Triana Fitra Dhaly dan Shinta Devi
Novitasari terimakasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil
ini yang dapat kupersembahkan.
My Sweetheart “Erni Untari Ningsih”
Terimakasih atas perhatian dan kesabaranmu yang telah memberikanku
semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, semoga engkau
pilihan yang terbaik buatku dan masa depanku
My Best Friend
Kepada teman-teman dekat yang selalu ada dan membantuku dalam mengerjakan
tugas akhir ini Dimas Sifaudin, M. Faouzi Pratama, Miftah Farid, M. Ahyar
Serta seluruh rekan-rekan 3 Teknik Sipil 2 2015
vi
ABSTRACT
In this time the development is very much done and on every development
requires the material to build the building. Materials commonly used in wall work
brick and adobe. But now has developed another type of material that is
lightweight brick as an alternative material wall work. In the end, the type of
material used will affect the cost of building a structure or building. So it is
necessary to calculate or estimate the cost due to some alternative types of
materials available.
For the type of material used, each has a different size, namely red brick
20cm x 10cm x 10cm, brick 40cm x 20cm x 10cm and brick light 60cm x 20cm x
10cm. The calculation of expenses includes dead load and living expenses and for
the calculation of the budget plan to following the AHSP of Balikpapan in 2018
From the calculation can be concluded that the cost required for each
type of wall material on the construction of this standby barracks building is Rp.
533,383,000 for brick type material, Rp. 493,969,000 for adobe and Rp.
926.656.000 for lightweight brick material.
Keyword: AHSP, Adobe, Brick, Cost, Lightweight Brick, Load, Material
vii
ABSTRAK
Pada saat ini pembangunan sangat banyak dilakukan dan pada setiap
pembangunan membutuhkan material untuk mendirikan bangunan tersebut.
Material yang umumnya digunakan dalam pekerjaan dinding adalah bata merah
dan batako. Namun saat ini telah berkembang jenis material lain yaitu bata ringan
sebagai alternatif material pekerjaan dinding. Pada akhirnya jenis material yang
digunakan akan mempengaruhi besar biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan
suatu struktur atau bangunan. Sehingga perlu dilakukan perhitungan atau estimasi
biaya akibat beberapa alternatif jenis material yang tersedia.
Untuk jenis material yang digunakan masing-masing memiliki ukuran
yang berbeda yaitu bata merah 20cm x 10cm x 10cm, batako 40cm x 20cm x
10cm dan bata ringan 60cm x 20cm x 10cm. Perhitungan beban meliputi beban
mati dan beban hidup dan untuk perhitungan rencana anggaran biaya mengikuti
AHSP kota balikpapan tahun 2018
Dari perhitungan dapat disimpulkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk
masing-masing jenis material dinding pada pembangunan gedung barak siaga ini
adalah Rp. 533,383,000 untuk material jenis dinding bata merah, Rp. 493,969,000
untuk batako dan Rp. 926,656,000 untuk material bata ringan
Kata Kunci: AHSP, Batako, Bata Merah, Bata Ringan, Beban, Biaya, Material.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan judul “Pengaruh Jenis Dinding Terhadap Biaya Pada Pembangunan
Gedung Barak”.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ramli,S.E.,M.M. sebagai Direktur Politeknik Negeri Balikpapan
2. Drs. Sunarno, M.Eng., sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Balikpapan.
3. Karmila Achmad, ST.,MT selaku pembimbing I dan Dr. Emil Azmanajaya,
ST., MT selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan selama
pengerjaan tugas akhir ini.
4. Seluruh staf dan karyawan jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Balikpapan yang telah membantu.
5. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, baik berupa material,
moril maupun doa yang tak ada hentinya.
6. Seluruh teman-teman angkatan 2015 khusunya 3TS2 Teknik Sipil yang telah
banyak membantu selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.
7. Semua pihak yang tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan pada tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah karya yang sempurna,
dan masih banyak ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan
masukan yang membangunan sangat diharapkan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................... iii
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penulisan Akhir ................................................................................ 2
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Struktur Bangunan ..................................................................... 3
2.2 Pengertian Dinding....................................................................................... 3
2.2.1 Dinding Struktural ........................................................................................ 4
2.2.2 Dinding Nonstruktural ................................................................................. 4
2.2.3 Dinding Batako Semen ............................................................................... 5
2.2.4 Dinding Bata Merah ..................................................................................... 6
2.2.5 Dinding Bata Ringan .................................................................................... 8
2.3 Rencana Anggaran Biaya ............................................................................ 9
2.4 Macam-Macam Rencana Anggaran Biaya ................................................ 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Data Umum ............................................................................................... 12
x
3.2 Data Penunjang .......................................................................................... 12
3.3 Tahap Penyelesaian ................................................................................... 12
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Analisa Pembebanan ................................................................................. 16
4.2 Kebutuhan Tulangan Berdasarkan Hasil Program Aplikasi Struktur ........ 16
4.3 Perhitungan Volume Pekerjaan .................................................................. 19
4.3.1 Volume Pekerjaan Dinding Dan Plesteran ................................................. 20
4.3.2 Volume Pekerjaan Beton ............................................................................ 25
4.3.3 Volume Pekerjaan Pembesian .................................................................... 33
4.4 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya ....................................................... 41
4.4.1 Rencana Anggaran Biaya Bata Merah ....................................................... 41
4.4.2 Rencana Anggaran Biaya Batako ............................................................... 42
4.4.3 Rencana Anggaran Biaya Bata Ringan ...................................................... 43
4.5 Perbandingan Anggaran Biaya ................................................................... 44
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 46
5.2 Saran ........................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 47
LAMPIRAN ........................................................................................................... 48
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................... 14
Gambar 4.1 Detail Tulangan B1 Bata Merah................................................... 17
Gambar 4.2 Detail Tulangan B1 Batako .......................................................... 18
Gambar 4.3 Detail Tulangan B1 Bata Ringan ................................................. 19
Gambar 4.4 Detail Tulangan Kolom 25/40 ...................................................... 33
Gambar 4.5 Detail Tulangan Kolom 25/30 ...................................................... 34
Gambar 4.6 Detail Tulangan Kolom 35/35 ...................................................... 35
Gambar 4.7 Detail Tulangan Kolom Praktis 10/10 .......................................... 36
Gambar 4. 8 Detail Tulangan Balok 25/50 ....................................................... 37
Gambar 4.9 Detail Tulangan Balok 35/25 ....................................................... 38
Gambar 4.10 Detail Tulangan Balok 20/30 ....................................................... 39
Gambar 4.11 Detail Tulangan Balok 20/35 ....................................................... 40
Gambar 4.12 Hubungan Biaya Dan Jenis Dinding ............................................ 45
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Volume Dinding Dan Plesteran ....................................................... 20
Tabel 4.2 Volume Beton Dan Balok ................................................................ 25
Tabel 4.3 Pembesian Kolom 25/40 .................................................................. 33
Tabel 4.4 Pembesian Kolom 25/30 .................................................................. 34
Tabel 4.5 Pembesian Kolom 35/35 .................................................................. 35
Tabel 4.6 Pembesian Kolom Praktis 10/10 ...................................................... 36
Tabel 4.7 Pembesian Balok 25/50 .................................................................... 37
Tabel 4.8 Pembesian Balok 25/35 .................................................................... 38
Tabel 4.9 Pembesian Balok 20/30 .................................................................... 39
Tabel 4.10 Pembesian Balok 20/35 .................................................................... 40
Tabel 4.11 Rencana Anggaran Biaya Bata Merah ............................................. 41
Tabel 4.12 Rencana Anggaran Biaya Batako .................................................... 42
Tabel 4.13 Rencana Anggaran Biaya Bata Ringan ............................................ 43
Tabel 4.14 Perbandingan Jenis Harga ................................................................ 44
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Gambar Denah
Lampiran 2 : Standarisasi Harga Bahan Bangunan Kota Balikpapan Tahun
2018
1
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan pembangunan sangat banyak dilakukan dan setiap
pembangunan tentunya membutuhkan sebuah material untuk mendirikan
bangunan tersebut. Seiring dengan berkembangnya teknologi terutama dalam
bidang rekaya teknik sipil dan bangunan, penemuan akan bahan-bahan bangunan
yang baru terus bermunculan. Termasuk material untuk bahan pengisi suatu
bangunan atau pembatas bangunan yaitu material dinding.
Dalam pelaksnaan sebuah proyek konstruksi, pekerjaan dinding
merupakan bagian dari proses pembangunan berupa pembatas antar ruangan,
pekerjaan dinding dapat juga disebut sebagai bagian pengisi atau bagian dari
rangka bangunan. Pekerjaan dinding dibangun bersama-sama dengan pemasangan
kusen pintu dan kusen jendela sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan dinding
merupakan pekerjaan struktural yang mempengaruhi besarnya beban pada struktur
balok dan kolom pada bangunan.
Material yang umumnya digunakan dalam pekerjaan dinding adalah bata
merah dan batako. Namun saat ini telah berkembang jenis material lain yaitu bata
ringan sebagai alternatif material pekerjaan dinding. Pada akhirnya jenis material
yang digunakan akan mempengaruhi besar biaya yang dibutuhkan dalam
pembangunan suatu struktur atau bangunan dan masing-masing material tersebut
mempunyai kekurangan dan kelebihan serta kenyamanan yang berbeda.
Sehingga perlu dilakukan perhitungan atau estimasi biaya akibat
beberapa alternatif jenis material yang tersedia. Estimasi biaya ini dihitung dengan
akurat sehingga didapatkan jenis material yang kuat, tidak mahal dan optimal
untuk pembangunan. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk mendapatkan
perbandingan kekuatan dan biaya dari jenis dinding yaitu bata merah, batako dan
bata ringan. Untuk itu judul tugas akhir yang diangkat adalah ”Pengaruh jenis
dinding terhadap biaya pada pembangunan gedung barak”.
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dari tugas akhir yang akan diangkat adalah:
1. Berapakah besar anggaran yang di butuhkan pada konstruksi untuk masing-
masing jenis dinding tersebut?
2. Berapakah besar efisiensi biaya dari dinding bata ringan terhadap dinding bata
merah dan batako?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan yang di berikan penulis pada tugas akhir ini:
1. Jenis pembebanan yang digunakan adalah beban mati.
2. Ukuran kolom dan balok anak sesuai dengn gambar yang tersedia dilapangan.
3. Ukuran bata merah yang di gunakan 10x10x20cm, batako 40x10x20cm dan
bata ringan 60x10x20cm.
4. Harga material berdasarkan harga bahan bangunan kota Balikpapan tahun
2018.
5. Perhitungan RAB meliputi pekerjaan dinding, beton dan penulangan pada
balok dan kolom (struktur atas).
1.4 Tujuan Penulisan Akhir
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkiraan anggaran biaya yang di butuhkan untuk masing
masing material yaitu Batako, Bata merah dan Bata ringan.
2. Untuk mengetahui efisiensi biaya bata ringan terhadap bata merah dan batako.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapatkan dari penulisan tugas akhir ini:
1. Bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat guna memilih
material dinding yang akan meraka gunakan untuk suatu pembangunan rumah
ataupun bangunan lainnya.
2. Untuk referensi tentang perencanaan pemilihan jenis dinding yang baik dan
sesuai dengan kebutuhan.
3
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Struktur Bangunan
Struktur bangunan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
arsitektur dan merupakan suatu keharusan dalam melakukan pembangunan.
Perkembangan perencanaan arsitejtur tidak mungkin tanpa pengetahuan dasar
mengenai struktur bangunan. Dikarenakan struktur dan konstruksi merupakan
faktor pendukung yang memberikan kekuatan fisik pada bangunan sehingga
struktur itu dapat menahan gaya-gaya yang bersifat merusak beban dari bangunan
tersebut (beban orang, beban angin, dan beban gempa). Beban-beban yang
ditopang oleh bangunan ini termasuk juga berat strukturnya akan disalurkan
kedalam tanah. Definisi sederhana tentang struktur dalam hubungannya dengan
bangunan adalah bahwa struktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban
akibat penggunaan atau keberadaan sebuah bangunan kedalam tanah. Ditinjau dari
struktur bangunan dapat digolongkan menjadi dua bagian yakni:
1. Struktur bawah.
Struktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang
berada dibawah permukaan tanah. Jadi apapun itu jika letaknya dibawah
permukaan tanah maka dinamakan struktur bawah. Apakah itu besmen,
pondasi, sloof, kolom, dan sebagainya.
2. Struktur atas.
Struktur atas adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada diatas muka
tanah. Struktur atas ini terdiri dari kerangka bangunan dan kerangka atap yang
masing-masing mempunyai peran yang sangat penting.
2.2 Pengertian Dinding
Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/membentuk ruang bangunan. Teknologi menghadirkan fungsi baru
dari dinding dan memberikan berbagai macam jenis penyelesaiannya. Fungsi lain
dari dinding yaitu sebagai pemisah ruangan, peredam suara, pelindung bagian
dalam bangunan dari cuaca dan sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding
4
terbagi menjadi beberapa bagian. Diantaranya dinding partisi, dinding pembatas
(boundary wall), dinding penahan (retaining wall) dan sebagainya. Dinding
mempunyai fungsi diantaranya berikut ini:
1. Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifitas.
2. Pembatas antar ruangan bagian dalam, luar, samping, depan, dan belakang.
3. Penambah keindahan pada bangunan.
4. Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan.
2.2.1 Dinding Struktural
Dinding struktural adalah dinding yang berperan penting sebagai
penyusun konstruksi bangunan atas, artinya selain pondasi, kolom, dan rangka,
dinding juga berperan untuk menopang beban bangunan atas lalu menyalurkannya
kedalam tanah agar gaya dapat diredam.
Dalam membuat dinding struktural harus merencanakan dan
menggunakan material yang baik, dikarenakan fungsi dari dinding ini juga ikut
menopang beban. Secara keseluruhan jarak antara kolom satu dengan kolom
kedua memiliki jarak dan peranan dinding untuk menopang beban sangat
dibutuhkan. Dinding harus bisa menopang beban terpusat, merata ataupun
gabungan.
2.2.2 Dinding Nonstruktural
Dinding nonstruktural adalah dinding yang tidak berperan menopang
beban bangunan atas, dinding nonstruktural hanya memikul beban sendiri tanpa
harus memikul berat bangunan diatasnya. Dinding ini tidak menjadi elemen
penting dalam konstruksi bangunan melainkan hanya menjadi pembatas atau
pertisi didalam ruangan. Dinding nonstruktural dibuat dari material gypsum, kaca,
kayu untuk memberikan kesan estetika pada bangunan.
Umumnya pemasangan dinding struktural permanen dapat
dikombinasikan dengan pemasangan setengah batu bata lalu dipasangkan kaca
atau gypsum untuk menjadi partisi nonstruktural.
5
2.2.3 Dinding Batako Semen
Material dinding batako ini umumnya dibuat dari campuran semen dan
pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya
dari campuran semen, pasir dan batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang
telah disebutkan, batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya yang lebih
rendah dari bata merah, sehingga cendrung terjadi keretakan dinding, terutama
jika bagian kosongnya tidak diisi dengan adukan spesi. Pemakaian material batako
untuk dinding juga membuat bangunan lebih hangat bahkan cendrung pengap dan
panas, tidak seperti bata merah yang terbuat dari material tanah. Batako atau bata
press dalam 1m² biasanya cendrung lebih ringan daripada bata merah. Teksturnya
lebih halus dan bentuknya yang lebih presisi daripada bata merah.
Ukuran batako press pada umumnya adalah panjang 36-40cm, tebal 8-
10cm, dan tinggi 18-20cm. untuk dinding dengan luas 1m² kira-kira
membutuhkan 15 buah batako. Biasanya batako di gunakan pada bangunan
gedung untuk memperingan beban struktur sebuah bangunan, mempercepat
pelaksanaan, dan meminimalisir sisa material yang terjadi pada saat proses
pemasangan dinding. Bahan yang digunakan untuk pembuatan batako press
adalah mortar yang komposisinya adalah semen (PC) dan pasir ayak. Batako press
mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
1. Berat jenis kering : 950kg/m³
2. Berat jenis normal : 1000 kg/m³
3. Kuat tekan : 5,5 N/mm²
4. Tebal spesi : 20-30mm
5. Ketahanan terhadap api : 4 jam
Kelebihan dari dinding batako:
1. Tiap m² pasangan tembok, membutuhkan lebih sedikit batako jika
dibandingkan dengan bata merah, secara kuantitatif terdapat suatu
pengurangan.
2. Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat sama dengan yang lainnya.
3. Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos pemasangan juga lebih hemat.
4. Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara.
5. Apabila pekerjaan pemasangan dinding batako rapi maka tidak perlu di plester.
6
6. Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan
potongan.
7. Sebelum pemakaian tidak perlu direndam didalam air terlebih dahulu.
8. Kedap air sehingga kecil kemungkinan terjadi rembesan air di dinding.
9. Pemasangan lebih cepat.
Kekurangan dari dinding batako:
1. Mudah terjadi retak rambut pada dinding bangunan.
2. Mudah dilubangi dan juga mudah pecah karena terdapat lubang pada bagian
dalamnya.
3. Kurang baik untuk insulasi panas dan suara.
2.2.4 Dinding Bata Merah
Penggunaan bata merah sebagai bahan pengisi dinding bangunan sudah
umum kita lihat diberbagai bangunan dari dahulu hingga kini. Bahan material ini
hingga sekarang masih menjadi pilihan utama masyarakat walaupun sudah banyak
penemuan dalam bidang teknologi bahan seperti bata ringan, batako press, dan
sebagainya. Bata merah masih lebih banyak di gunakan dari pada bata ringan atau
batako press karena sudah teruji kekuatannya dan juga jenis material ini tidak sulit
untuk didapatkan.
Bata merah terbuat dari tanah yang di cetak kemudian dibakar dengan
suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna
kemerah-merahan. Tanah yang digunakan juga bukan sembarang tanah melainkan
tanah yang agak liat sehingga bisa menyatu saat proses percetakan. Karena itulah
bangunan yang dindingnya dibangun dengan menggunakan material bata merah
ini lebih nyaman dan dingin. Selain itu lebih kuat dan kokoh serta tahan lama,
sehingga jarang terjadi keretakan pada dinding yang menggunakan material bata
merah ini.
Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga menjadi pelindungan
tersendiri bagi bangunan dari bahaya api. Tidak semua tanah liat bisa digunakan,
hanya terdiri dari kandungan pasir tertentu. Bata merah umumnya memiliki
ukuran panjang 17-23cm, lebar 7-11cm, dan tebal 3-5cm. ukurannya yang kecil
7
memberikan kemudahan dalam pengangkutan material, sangat bisa digunakan
untuk membentuk bidang kecil, harganya yang murah dan mudah untuk
didapatkan. Untuk dinding seluas 1m² bila menggunakan bata berukuran 23cm x
17cm x 5cm, kira-kira membutuhkan 70 buah bata merah.
Bahan baku yang dibutuhkan untuk memasang bata merah adalah semen
dan pasir ayakan. Saat pemasangan tidak diperlukan perekat khusus, untuk
dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3. Sedangkan untuk dinding
yang tidak harus kedap air dapat menggunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6.
Spesifikasi bata merah:
1. Berat jenis kering : 1500 kg/m³
2. Berat jenis normal : 2000 kg/m³
3. Kuat tekan : 2,5-25 N/mm²
4. Tebal spesi : 20-30mm
5. Ketahanan terhadap api : 2 jam
Kelebihan bata merah:
1. Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang.
2. Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkatan.
3. Mudah untuk membuat suatu bidang kecil pada bangunan.
4. Harganya yang murah dan terjangkau.
5. Mudah untuk didapatkan.
6. Perekatannya tidak perlu khusus.
Kekurangan bata merah:
1. Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi karena ukurannya yang kecil.
2. Menyerap panas pada saat musim panas dan menyerap dingin pada saat musim
dingin sehingga suhu ruangan tidak dapat dikondisikan atau tidak stabil.
3. Cendrung lebih boros untuk penggunaan material perekatnya.
4. Kualitas yang kurang beragam dan juga ukuran yang jarang sama.
5. Sulitnya mendapatkan pasangan yang cukup rapi, maka dibutuhkan plesteran
yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang rata dan rapi.
8
6. Waktu pemasangan lebih lama daripada dibandingkan dengan bahan dinding
lainnya.
7. Memiliki beban yang berat sehingga membebani struktur yang menopangnya.
8. Bata merah menimbulkan beban yang cukup besar pada strukturnya.
2.2.5 Dinding Bata Ringan
Bata ringan atau sering disebut hebel dibuat dengan menggunakan mesin
pabrik, bata ini cukup ringan, halus dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bata
ringan ini diciptakan agar dapat memperingan beban struktur dari sebuah
bangunan konstruksi, mempercepat pelaksanaan pekerjaan, serta meminimalisasi
sisa material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.
Ukuran pada umumnya adalah panjang 60cm, tinggi 20cm dengan
ketebalan antara 8cm-10cm. campuran atau komposisi bahannya terdiri dari pasir
kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan
pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna,
nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Untuk pemasangan pada dinding
seluas 1m² kira-kira membutuhkan 8 buah bata ringan.
Pemasangan bata ringan ini cukup mudah dilakukan, bisa langsung diberi
acian tanpa harus diplester terlebgih dahulu dengan menggunakan semen khusus.
Semen khusus hanya perlu diberi campuran air. Namun pemasangan bata ringan
juga dapat menggunakan pasir dan semen seperti pemasangan batako dan bata
mereah pada umumnya.
Spesifikasi bata ringan:
1. Berat jenis kering : 520kg/m³
2. Berat jenis normal : 650kg/m³
3. Kuat tekan : >4,0 N/mm²
4. Tebal spesi : 3mm
5. Ketahanan terhadap api : 4 jam
Kelebihan dari bata ringan:
1. Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga pemasangannya bisa
menghasilkan dinding yang lebih rapi.
9
2. Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat penggunaan perekat.
3. Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur.
4. Pengangkutan lebih mudah dilakukan.
5. Pelaksanaannya lebih cepat daripada memakai bata biasa.
6. Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 2,5 cm
saja.
7. Kedap air sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
8. Mempunyai kekedapan suara yang baik.
9. Kuat tekan yang tinggi.
10. Mempunyai ketahanan yang lebih baik terhadap gempa bumi.
Kekurangan dari bata ringan:
1. Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung membuang sisa yang
cukup banyak.
2. Perekatnya khusus, umumnya adalah semen instan yang saat ini sudah
tersedia dilapangan.
3. Diperlukan keahlian khusus untuk pemasangannya.
4. Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kerin dibutuhkan waktu
yang lebih lama daripada bata biasa.
5. Harga relatif lebih mahal daripada bata merah.
6. Lebih sulit didapatkan karena hanya toko material besar yang biasanya
menjual bata ringan ini.
7. Penjualannya dalam volum (m³) yang besar.
2.3 Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek adalah perhitungan banyaknya
biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lainnya yang
berhubungan dengan pelaksanaan bangunanatau proyek. Anggaran biaya
merupakan harga dari bahan bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan
memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda
di masing- masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah
tenaga kerja.
10
Menurut Sugeng Djojowirono (1984) rencana anggaran biaya proyek
merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu
proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek.
Pada dasarnya, terdapat 5 fungsi utama dari rencana anggaran biaya
pendirian bangunan, antara lain:
1. RAB sebagai penetap jumlah biaya masing-masing bidang pekerjaan pada
proses pendirian suatu bangunan. RAB memuat biaya-biaya secara terperinci
yang meliputi pengadaan bahan bangunan, upah pekerja, serta biaya lain-lain
seperti biaya perijinan dan biaya sarana prasarana.
2. RAB sebagai penentu total kebutuhan material bahan bangunan yang
diperlukan. Perhitungan kebutuhan material ini didasarkan pada pengukuran
volume pembuatan struktur bangunan.
3. RAB sebagai dasar pemilihan tenaga kerja yang digunakan. RAB
menggambarkan pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang akan dilakukan dan
tenaga kerja yang dibutuhkan unuk melakukan pekerjaan tersebut.
4. RAB sebagai penentu peralatan yang dipakai untuk mendukung kelancaran
pembangunan konstruksi. RAB juga memutuskan apakah peralatan tersebut
perlu dibeli atau cukup disewa.
5. RAB sebagai pemantau penghematan kegiatan pelaksanaan pembangunan.
2.4 Macam-Macam Rencana Anggaran Biaya
Menurut Ir. A. Soedrajat Sastraatmadja (1984) rencana anggaran biaya
dapat di klasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1. Rencana anggaran biaya kasar.
Rencana Anggaran Biaya Kasar adalah rencana anggaran biaya yang
perhitungannya didasarkan pada luasan bangunan yang akan dibangun
dikalikan dengan satuan harga per meter persegi. Hasilnya adalah taksiran
kasar dari keseluruhan biaya proyek. Perhitungan RAB jenis ini digunakan
oleh pemilik proyek untuk memutuskan desain mana yang paling baik dan
paling murah biaya pengerjaannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana
anggaran biaya kasar antara lain:
11
a. Jenis dan ukuran bangunan.
b. Jenis konstruksi.
c. Lokasi bangunan.
Cara perhitungan RAB kasar adalah sebagai berikut :
Untuk menghitung anggaran biaya terlebih dahulu perlu disiapkan bahan-bahan
yang telah diuraikan termasuk data/catatan-catatan mengenai harga bangunan
sejenis yang ada. Selanjutnya perlu ditetapkan ukuran pokok berdasarkan
gambar pra-rencana yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan untuk
menentukan harga satuan pekerjaan. Yang dimaksud dengan ukuran pokok
dalam penulisan disini adalah untuk bangunan gedung, yang dipakai sebagai
ukuran pokok adalah luas lantai per m², luas atap per m² atau sisi bangunan per
m³.
2. Rencana anggaran biaya terperinci.
Rencana Anggaran Biaya Terperinci sudah dilengkapi jenis pekerjaan struktur,
pekerjaan arsitektur dan pekerjaan mekanikal dan elektrikal, rincian harga
satuan dan volume pekerjaan oleh arsitek dilengkapi dengan tahap-tahap
pengerjaan, dan manajemen waktu. Perhitungan dilakukan untuk seluruh
kegiatan yang ada pada proyek tersebut, sehingga diperoleh rencana anggaran
biaya total. Sebelum mulai menghitung anggaran biaya teliti perlu diperhatikan
ketentuan ketentuan sebagai berikut:
a. Semua bahan untuk menyusun anggaran biaya teliti supaya dikumpulkan
dan diatur dengan rapi.
b. Gambar-gambar rencana atau gambar bestek dan penjelasan atau
keterangan yang tercantum dalam peraturan dan syarat-syarat atau bestek,
berita acara atau risalah penjelasan pekerjaan harus selalu dicocokan satu
sama lain.
c. Membuat catatan sebanyak mungkin yang perlu, baik mengenai gambar
bestek ataupun bestek.
d. Menentukan sistem yang tepat dan teratur yang akan dipakai dalam
perhitungan.
12
BAB III
METODOLOGI
3.1 Data Umum
Nama Proyek/Kegiatan : Pembangunan Barak Siaga
Struktur Bangunan : Konstruksi beton bertulang 2 lantai
Lokasi : Tarik Berau Kaltim
Luas Lantai 1 : 249,5 m²
Luas Lantai 2 : 249,5 m²
Luas Seluruh Bangunan : 499 m²
Tinggi Struktur : 11,7 m
Tinggi Tingkat : lantai 1=4 m, dan lantai 2=4 m
Alat Trasportasi Vertikal : Tangga
3.2 Data Penunjang
Data penunjang yang dibutuhkan adalah:
1. Data gambar.
Data gambar adalah mengenai Proyek Pembangunan Barak 2 lantai. Yang
berupa denah 2 lantai, tampak depan, samping dan belakang serta detail kolom
dan balok.
2. Daftar standarisasi harga bahan bangunan.
Daftar harga bahan bangunan yang digunakan dalam perhitungan mengacu
pada AHSP yang dikeluarkan oleh DPU kota Balikpapan pada tahun 2018.
3.3 Tahap Penyelesaian
Untuk menyelesaikan permasalahan seperti yang diuraikan pada sub bab
1.2 maka tahapan pekerjaan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
13
MULAI
Persiapan data
Data Primer
- Dimensi bata merah
- Dimensi batako
- Dimensi bata ringan
Menghitung beban
dinding
qDL
Analisa perhitungan struktur
balok
A
Data Sekunder
- Denah
- Daftar Harga
14
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
1. Tahap I (Tahap persiapan)
Langkah yang dilakukan yaitu merumuskan penulisan, tujuan penulisan,
menentukan metode yang digunakan. Melakukan studi pustaka yaitu dengan
membaca materi kuliah, buku-buku referensi, dan buku-buku tugas akhir yang
berhubungan dengan laporan penelitian.
2. Tahap II (Tahap pengumpulan data)
Mengumpulkan data yang dijadikan obyek penelitian berupa data primer dan
data sekunder dari perencanaan pembangunan gedung barak. Dari hasil
observasi diperoleh data sebagai berikut:
A
Menghitung RAB
(pekerjaan dinding, balok,
kolom dan tulangannya)
Dimensi tulangan
balok
Besar anggaran yang
dibutuhkan oleh masing-
masing variasi dinding
Kesimpulan dan saran
15
a. Gambar perencanaan pembangunan gedung barak 2 lantai di Berau,
Kaltim.
b. Daftar harga bahan bangunan yang dikeluarkan oleh dinas pekerjaan umum
kota Balikpapan tahun 2018
c. Dimensi untuk masing masing jenis material dinding yang akan digunakan
yaitu bata merah, batako dan bata ringan
3. Tahap III (Tahap perhitungan data)
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a. Menghitung volume pekerjaan dinding pada pembangunan barak 2 lantai.
Rumus perhitungan:
Luas dinding = Panjang x Lebar – Luas kusen.
b. Menghitung kebutuhan dari masing-masing jenis material dinding.
Rumus perhitungan:
Jumlah bata merah/batako/bata ringan = Luas dinding : luas material
dinding.
c. Menghitung beban masing-masing jenis material dinding.
Rumus:
Qdl = Berat masing-masing jenis material x jumlah bata
d. Memasukan nilai beban qDL kedalam aplikasi komputer SAP agar
didapatkan penulangan kolom dan balok.
e. Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) perencanaan dinding, kolom
dan balok pada pembangunan gedung barak 2 lantai.
Rumus perhitungan:
RAB = Volume x Harga satuan pekerjaan.
4. Tahap IV (Tahap kesimpulan dansaran)
Pada tahap ini akan ditarik kesimpulan yang diperoleh dari perhitungan pada
tahap tiga yang mengacu pada rumusan masalah yang diambil dalam
penelitian.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Pembebanan
Perhitungan beban mati dihitung berdasarkan beban-beban yang bekerja
diatas struktur selama masa layan maupun ketika tidak digunakan. Beban hidup
dinding gedung diambil sebesar 250 kg/m2. Berikut diuraikan perhitungan beban
mati yang terjadi pada bagian balok.
1) Beban mati dinding bata merah = 333,2 kg/m²
2) Beban mati dinding batako = 100 kg/m²
3) Beban mati dinding bata ringan = 64,74 kg/m²
4.2 Kebutuhan Tulangan Berdasarkan Hasil Program Aplikasi Struktur
Aplikasi struktur digunakan dalam perhitungan momen untuk
mendapatkan nilai As tulangan dari balok masing-masing jenis dinding yang
digunakan
1) Bata merah.
Data yang diambil sesuai dengan gambar yang tersedia dilapangan, data-
data dari balok dan tulangan adalah sebagai berikut:
Dimensi balok = 500 x 250 mm
Selimut beton = 40 mm
Mutu beton (F’c) = 30 MPa
Mutu baja (Fy) = 240 MPa
Momen (mu) = 3035 kNm
Dengan data tersebut penulangan yang didapat adalah sebagai berikut:
17
Gambar 4.1 Detail Tulangan B1 Bata merah
2) Batako.
Jenis batako dengan nilai beban 100 kg/m² digunakan asumsi sebagai
berikut:
Dimensi balok = 350 x 250 mm
Selimut beton = 40 mm
Mutu beton (F’c) = 30 MPa
Mutu baja (Fy) = 240 MPa
Data dari aplikasi SAP diperoleh nilai momen (mu) yaitu 709.65 kNm
Perhitungan kebutuhan tulangan:
Mn = Mu / = 709,65 / 0.8 = 887,062
√
√
18
(
)
(
)
Dipakai tulangan 3D-16 untuk material batako( As = 567 mm² > 437 mm²
). Dengan data tersebut penulangan yang didapat adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2 Detail Tulangan B1 Batako
3) Bata ringan
Jenis bata ringan dengan nilai beban 64,74 kg/m² digunakan asumsi
sebagai berikut:
Dimensi balok = 300 x 200 mm
Selimut beton = 40 mm
Mutu beton (F’c) = 30 MPa
Mutu baja (Fy) = 240 MPa
Data dari aplikasi SAP diperoleh nilai momen (mu) yaitu 709,65 kNm
Perhitungan tulangan yang dibutuhkan:
Mn = Mu / = 739,99 / 0,8 = 887,062
19
√
√
(
)
(
)
Dipakai tulangan 3D-14 untuk material bata ringan ( As = 462 mm² > 350
mm²)
Dengan data tersebut penulangan yang didapat adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Detail Tulangan B1 Bata ringan
4.3 Perhitungan Volume Pekerjaan
Dari data dan asumsi tulangan yang ada maka dapat dihitung besar
volume pekerjaan sesuai dengan bahan material masing-masing jenis dinding
yang ada. Perhitungan volume membahas nilai dari volume pekerjaan dinding,
balok, kolom serta pembesiannya.
20
4.3.1 Volume Pekerjaan Dinding dan Plesteran
Tabel 4.1 Volume Dinding Dan Plesteran
No Perhitungan
I PEKERJAAN DINDING
1. Pek. Pasangan bata Lantai 1
L = Lebar x Tinggi
21
Perhitungan Luas dinding Lantai 1 Grid Panjang
Dinding(m)
Tinggi
Dinding ( m )
Luas ( m2 ) Pengurangan Luas
Horizontal 107 4 428 m2 - -
Vertilal 61,8 4 247,2 m2 - -
149,849
Jumlah 675,2 m2
VI.1 Pek. Pasangan bata lantai 1 adalah 675,2 m2
22
No Perhitungan
I PEKERJAAN DINDING
1. Pek. Pasangan bata Lantai 2
L = Lebar x Tinggi
23
Perhitungan Luas dinding Lantai 2 Grid Panjang
Dinding(m)
Tinggi
Dinding ( m )
Luas ( m2 ) Pengurangan Luas
Horizontal 107 4 428 m2 - -
Vertilal 61,8 4 247,2 m2 - -
149,849
Jumlah 675,2 m2
VI.2 Pek. Pasangan bata lantai 2 adalah 675,2 m2
24
No Gambar Perhitungan
I
PEKERJAAN DINDING
Ket : - gambar seperti pekerjaan perhitungan dinding
sebelumnya
2. Pekerjaan Plesteran
VI.3 Pek. Plesteran 1 : 4 dinding lantai 1
V = 675,2 x 0,15 x 2 = 202,56 m3
VI.4 Pek. Plesteran 1 : 4 dinding lantai 2
V = 675,2 x 0,15 x 2 = 202,56 m3
25
4.3.2 Volume Pekerjaan Beton
Tabel 4.2 Volume Beton Kolom Dan Balok
No Gambar Perhitungan
II
PEKERJAAN BETON
Ket:-Lantai 1 dan 2 terdapat 54 kolom 25/40 -tinggi pengecoran 4 m
1. Cor Kolom 25/40 Lantai 1 dan 2
Lebar Tinggi Panjang volume
0.25 4
0.4 V = 21,6 m3
Menghitung Volume
V = Panjang x Lebar x Tinggi x jumlah Kolom
V = 0,4 x 0,25 x 4 x 54
= 21,6 m3
26
No Gambar Perhitungan
II
PEKERJAAN BETON
Ket:-Lantai 1 dan 2 terdapat 4 kolom 25/30 -tinggi pengecoran 4 m
2. Cor Kolom 25/30 Lantai 1 dan 2
Lebar Tinggi Panjang volume
0,25 4
0.3 V = 1,2 m3
Menghitung Volume
V = Panjang x Lebar x Tinggi x jumlah Kolom
V = 0,3 x 0,25 x 4 x 4
= 1,2 m3
27
No Gambar Perhitungan
II
PEKERJAAN BETON
Ket:-Lantai 1 dan 2 terdapat 4 kolom 35/35 -tinggi pengecoran 4 m
3. Cor Kolom 35/35 Lantai 1 dan 2
Lebar Tinggi Panjang volume
0,35 4
0,35 V = 1,96 m3
Menghitung Volume
V = Panjang x Lebar x Tinggi x jumlah Kolom
V = 0,35 x 0,35 x 4 x 4
= 1,96 m3
28
No Gambar Perhitungan
II
PEKERJAAN BETON
Ket:-Lantai 1 dan 2 terdapat 40 kolom 10/10 -tinggi pengecoran 4 m
4. Cor Kolom Praktis 10/10 Lantai 1 dan 2
Lebar Tinggi Panjang volume
0,1 4
0,1 V = 1,96 m3
Menghitung Volume
V = Panjang x Lebar x Tinggi x jumlah Kolom
V = 0,10 x 0,10 x 4 x 40
= 1,6 m3
29
No Gambar Perhitungan
III
PEKERJAAN BETON
Ket: -Panjang balok seluruhnya adalah 222 m
5. Cor Balok 25/50 Lantai 2
Lebar Tinggi Panjang volume
0,25 0,5 222 V = 27,75 m3
Menghitung Volume
V = Lebar x Tinggi x ∑ Panjang Balok
V = 0,25 x 0,5 x 222 = 27,75 m
3
30
No Gambar Perhitungan
III
PEKERJAAN BETON
Ket: -Panjang balok seluruhnya adalah 222 m
6. Cor Balok 25/35 Lantai 2
Lebar Tinggi Panjang volume
0,25 0,35 222 V = 19,43 m3
Menghitung Volume
V = Lebar x Tinggi x ∑ Panjang Balok
V = 0,25 x 0,35 x 222 = 19,43 m
3
31
No Gambar Perhitungan
III
PEKERJAAN BETON
Ket: -Panjang balok seluruhnya adalah 222 m
7. Cor Balok 20/30 Lantai 2
Lebar Tinggi Panjang volume
0,2 0,3 222 V = 13,32 m3
Menghitung Volume
V = Lebar x Tinggi x ∑ Panjang Balok
V = 0,2 x 0,3 x 222 = 13,32 m
3
32
No Gambar Perhitungan
II
PEKERJAAN BETON
Ket: -Panjang balok seluruhnya adalah 148 m
8. Cor Balok 20/35 Lantai 2
Lebar Tinggi Panjang volume
0,2 0,35
148 V = 10,4 m3
Menghitung Volume
V = Lebar x Tinggi x ∑ Panjang Balok
V = 0,2 x 0,35 x 148 = 10,4 m
3
33
33
4.3.3 Volume Pekerjaan Pembesian
1) Pembesian Kolom (25/40)
Kolom 25/40 memiliki tulangan 12Ø16 dengan sengkang P10-100
Gambar 4.4 Detail Tulangan Kolom 25/40
Tabel 4.3 Pembesian Kolom 25/40
Tul. Pokok
Panjang
Tulangan +
Join Tekukan
40 d
Jumlah
Tulangan
Diameter
Besi
Tulangan
Jumlah
Panjang besi
Kebutuhan
besi
tulangan
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
ket
Lantai 1 dan 2
38,56 m¹ 12 D 16 462,72 m¹ 39 btg 731 kg
TOTAL BERAT = 731 kg
Tul. Sengkang : D 10 - 0.100 m
Panjang
Balok
25/50 (m)
Panjang
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Panjang Tul.
Sengkang
Kebutuhan
Besi
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
Ket.
Lantai 1 dan 2
38,56 1.4 m¹ 386 bh 539,84 m¹ 45 btg 334,7 kg
TOTAL BERAT = 335 kg
Berat tulangan pokok yang dibutuhkan adalah 731 kg dan untuk berat tulangan
sengkang sebesar 335 kg.
34
2) Pembesian Kolom (25/30)
Kolom 25/30 memiliki tulangan 6Ø16 dengan sengkang P10-200
Gambar 4.5 Detail Tulangan Kolom 25/30
Tabel 4.4 Pembesian Kolom 25/30
Tul. Pokok
Panjang
Tulangan +
Join Tekukan
40 d
Jumlah
Tulangan
Diameter
Besi
Tulangan
Jumlah
Panjang besi
Kebutuhan
besi
tulangan
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
ket
Lantai 1 dan 2
6,56 m¹ 6 D 16 39,36 m¹ 3 btg 62,19 kg
TOTAL BERAT = 63 kg
Tul. Sengkang : D 10 - 0.200 m
Panjang
Balok
25/50 (m)
Panjang
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Panjang Tul.
Sengkang
Kebutuhan
Besi
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
Ket.
Lantai 1 dan 2
6,56 1.3 m¹ 33 bh 42,64 m¹ 4 btg 26,44 kg
TOTAL BERAT = 27 kg
Berat tulangan pokok yang dibutuhkan adalah 63 kg dan untuk berat tulangan
sengkang sebesar 27 kg.
35
3) Pembesian Kolom (35/35)
Kolom 35/35 memiliki tulangan 8Ø16 dengan sengkang P10-200
Gambar 4.6 Detail Tulangan Kolom 35/35
Tabel 4.5 Pembesian Kolom 35/35
Tul. Pokok
Panjang
Tulangan +
Join Tekukan
40 d
Jumlah
Tulangan
Diameter
Besi
Tulangan
Jumlah
Panjang besi
Kebutuhan
besi
tulangan
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
ket
Lantai 1 dan 2
6,56 m¹ 8 D 16 52,48 m¹ 4 btg 82,92 kg
TOTAL BERAT = 83 kg
Tul. Sengkang : D 10 - 0.200 m
Panjang
Balok
25/50 (m)
Panjang
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Panjang Tul.
Sengkang
Kebutuhan
Besi
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
Ket.
Lantai 1 dan 2
6,56 1,7 m¹ 33 bh 55,76 m¹ 5 btg 34,57 kg
TOTAL BERAT = 35 kg
Berat tulangan pokok yang dibutuhkan adalah 83 kg dan untuk berat tulangan
sengkang sebesar 35 kg.
36
4) Pembesian Kolom Praktis (10/10)
Kolom praktis 10/10 memiliki tulangan 4Ø12 dengan sengkang P10-200
Gambar 4.7 Detail Tulangan Kolom Praktis 10/10
Tabel 4.6 Pembesian Kolom Praktis 10/10
Tul. Pokok
Panjang
Tulangan +
Join Tekukan
40 d
Jumlah
Tulangan
Diameter
Besi
Tulangan
Jumlah
Panjang besi
Kebutuhan
besi
tulangan
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
ket
Lantai 1 dan 2
23,2 m¹ 4 D 12 92,80 m¹ 8 btg 57,54 kg
TOTAL BERAT = 58 kg
Tul. Sengkang : D 10 - 0.200 m
Panjang
Balok
25/50 (m)
Panjang
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Panjang Tul.
Sengkang
Kebutuhan
Besi
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
Ket.
Lantai 1 dan 2
23,2 0.5 m¹ 155 bh 777,33 m¹ 6 btg 28,61 kg
TOTAL BERAT = 29 kg
Berat tulangan pokok yang dibutuhkan adalah 58 kg dan untuk berat tulangan
sengkang sebesar 29 kg.
37
5) Pembesian Balok (25/50)
Balok 25/50 pada dinding bata merah memiliki tulangan atas 2D16 dan
tulangan bawah 4D16 dengan sengkang P10-130
Gambar 4.8 Detail Tulangan Balok 25/50
Tabel 4.7 Pembesian Balok 25/50
Tul. Pokok
Panjang
Tulangan +
Join Tekukan
40 d
Jumlah
Tulangan
Diameter
Besi
Tulangan
Jumlah
Panjang besi
Kebutuhan
besi
tulangan
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
ket
Lantai 2
228,4 m¹ 12 D 16 2740 m¹ 228 btg 4330 kg
TOTAL BERAT = 4330 kg
Tul. Sengkang : D 10 - 0.130 m
Panjang
Balok
25/50 (m)
Panjang
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Panjang Tul.
Sengkang
Kebutuhan
Besi
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
Ket.
Lantai 2
228,4 1.1 m¹ 1757 bh 1932,61 m¹ 161 btg 1192 kg
TOTAL BERAT = 1192 kg
Berat tulangan pokok yang dibutuhkan adalah 4.330 kg dan untuk berat tulangan
sengkang sebesar 1192 kg.
38
6) Pembesian Balok (35/25)
Balok 35/25 pada dinding bata merah memiliki tulangan atas 2D16 dan
tulangan bawah 3D16 dengan sengkang P10-130
Gambar 4.9 Detail Tulangan Balok 35/25
Tabel 4.8 Pembesian Balok 35/25
Tul. Pokok
Panjang
Tulangan +
Join Tekukan
40 d
Jumlah
Tulangan
Diameter
Besi
Tulangan
Jumlah
Panjang besi
Kebutuhan
besi
tulangan
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
ket
Lantai 2
228,4 m¹ 9 D 16 2055,6 m¹ 171 btg 3248 kg
TOTAL BERAT = 3248 kg
Tul. Sengkang : D 10 - 0.130 m
Panjang
Balok
25/50 (m)
Panjang
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Panjang Tul.
Sengkang
Kebutuhan
Besi
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
Ket.
Lantai 2
228,4 1.1 m¹ 1757 bh 1932,61 m¹ 161 btg 1192 kg
TOTAL BERAT = 1192 kg
Berat tulangan pokok yang dibutuhkan adalah 3.248 kg dan untuk berat tulangan
sengkang sebesar 1192 kg.
39
7) Pembesian Balok (20/30)
Balok 20/30 pada dinding bata merah memiliki tulangan atas 2D14 dan
tulangan bawah 3D14 dengan sengkang P10-130
Gambar 4.10 Detail Tulangan Balok 20/30
Tabel 4.9 Pembesian Balok 20/30
Tul. Pokok
Panjang
Tulangan +
Join Tekukan
40 d
Jumlah
Tulangan
Diameter
Besi
Tulangan
Jumlah
Panjang besi
Kebutuhan
besi
tulangan
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
ket
Lantai 2
228,4 m¹ 9 D 14 2048,4 m¹ 171 btg 3236 kg
TOTAL BERAT = 3236 kg
Tul. Sengkang : D 10 - 0.130 m
Panjang
Balok
25/50 (m)
Panjang
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Panjang Tul.
Sengkang
Kebutuhan
Besi
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
Ket.
Lantai 2
228,4 1.1 m¹ 1757 bh 1932,61 m¹ 161 btg 1192 kg
TOTAL BERAT = 1192 kg
Berat tulangan pokok yang dibutuhkan adalah 3.236 kg dan untuk berat tulangan
sengkang sebesar 1192 kg.
40
8) Pembesian Balok (20/35)
Balok 20/35 memiliki tulangan atas 2D13 dan tulangan bawah 3D13
dengan sengkang P10-150
Gambar 4.11 Detail Tulangan Balok 20/35
Tabel 4.10 Pembesian Balok 20/35
Tul. Pokok
Panjang
Tulangan +
Join Tekukan
40 d
Jumlah
Tulangan
Diameter
Besi
Tulangan
Jumlah
Panjang besi
Kebutuhan
besi
tulangan
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
ket
Lantai 2
153,2 m¹ 9 D 13 1378,8 m¹ 115 btg 2179 kg
TOTAL BERAT = 2179 kg
Tul. Sengkang : D 10 - 0.150 m
Panjang
Balok
25/50 (m)
Panjang
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Tulangan
Sengkang
Jumlah
Panjang Tul.
Sengkang
Kebutuhan
Besi
(Batang)
Berat Besi
Tulangan
(kg)
Ket.
Lantai 2
153,2 1.1 m¹ 1021 bh 123,467 m¹ 94 btg 696,5 kg
TOTAL BERAT = 697 kg
Berat tulangan pokok yang dibutuhkan adalah 2179 kg dan untuk berat tulangan
sengkang sebesar 697 kg.
41
4.4 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Perhitungan RAB berdasarkan masing-masing jenis material dinding dan
tulangan yang dibuthkan berdasarkan harga satuan bahan kota Balikpapan tahun
2018.
4.4.1 Rencana Anggaran Biaya Bata Merah
Berikut adalah tabel dari hasil rencana anggaran biaya dari material bata
merah. Harga material berdasarkan harga satuan bahan kota balikpapan tahun
2018
Tabel 4.11 Rencana Anggaran Biaya Bata Merah
Dari hasil perhitungan didapatkan harga rencna anggaran biaya untuk material
dinding bata merah adalah Rp 533,383,000
No Uraian Pekerjaan Volume Sat. Harga Satuan Biaya
1 2 3 4 5 6
I PEKERJAAN DINDING
1 Pasang dinding bata merah 1/2 bata 1 : 4 1050.7 M² 180,100.00Rp 189,231,070.00Rp
189,231,070.00Rp
II PEKERJAAN PLESTERAN
1 Plesteran 1 : 4 tbl 15 mm 1050.7 M² 89,000.00Rp 93,512,300.00Rp
93,512,300.00Rp
III PEKERJAAN BETON
1 Kolom utama 25/40 x 54 Bh 21.6 M³ 1,439,500.00Rp 31,093,200.00Rp
2 Kolom utama 25/30 x 4 Bh 1.2 M³ 1,439,500.00Rp 1,727,400.00Rp
3 Kolom teras 35/35 x 4 Bh 1.96 M³ 1,439,500.00Rp 2,821,420.00Rp
4 Kolom praktis 10/10 1.6 M³ 1,439,500.00Rp 2,303,200.00Rp
5 Balok tepi / penghubung 25/50 27.75 M³ 1,439,500.00Rp 39,946,125.00Rp
6 Balok anak 20/35 10.4 M³ 1,439,500.00Rp 14,970,800.00Rp
92,862,145.00Rp
IV PEKERJAAN PEMBESIAN
1 Pembesian kolom utama 25/40 x 54 Bh (D) 731 kg 16,300.00Rp 11,915,300.00Rp
2 Pembesian kolom utama 25/40 x 54 Bh (Ø) 335 kg 15,700.00Rp 5,259,500.00Rp
3 Pembesian kolom utama 25/30 x 4 Bh (D) 63 kg 16,300.00Rp 1,026,900.00Rp
4 Pembesian kolom utama 25/30 x 4 Bh (Ø) 27 kg 15,700.00Rp 423,900.00Rp
5 Pembesian kolom teras 35/35 x 4 Bh (D) 83 kg 16,300.00Rp 1,352,900.00Rp
6 Pembesian kolom teras 35/35 x 4 Bh (Ø) 35 kg 15,700.00Rp 549,500.00Rp
7 Pembesian kolom praktis 10/10 x 40 Bh (D) 58 kg 16,300.00Rp 945,400.00Rp
8 Pembesian kolom praktis 10/10 x 40 Bh (Ø) 29 kg 15,700.00Rp 455,300.00Rp
9 Pembesian balok tepi 25/50 (D) 4330 kg 16,300.00Rp 70,579,000.00Rp
10 Pembesian balok tepi 25/50 (Ø) 1198 kg 15,700.00Rp 18,808,600.00Rp
11 Pembesian balok anak 20/35 (D) 2179 kg 16,300.00Rp 35,517,700.00Rp
12 Pembesian balok anak 20/35 (Ø) 697 kg 15,700.00Rp 10,942,900.00Rp
157,776,900.00Rp
533,382,415.00Rp
533,383,000.00Rp
SUB TOTAL V
SUB TOTAL V
TOTAL ANGGARAN
DIBULATKAN
SUB TOTAL V
SUB TOTAL V
42
4.4.2 Rencana Anggaran Biaya Batako
Berikut adalah tabel dari hasil rencana anggaran biaya dari material
batako. Harga material berdasarkan harga satuan bahan kota balikpapan tahun
2018
Tabel 4.12 Rencana Anggaran Biaya Batako
Dari hasil perhitungan didapatkan harga rencnaanggaran biaya untuk material
dinding bata merah adalah Rp 493,969,000
No Uraian Pekerjaan Volume Sat. Harga Satuan Biaya
1 2 3 4 5 6
I PEKERJAAN DINDING
1 Pasang batako 24 x 20 x 10 Campuran 1 : 4 1050.7 M² 170,769.00Rp 179,426,988.00Rp
179,426,988.00Rp
II PEKERJAAN PLESTERAN
1 Plesteran 1 : 4 tbl 15 mm 1050.7 M² 89,000.00Rp 93,512,300.00Rp
93,512,300.00Rp
III PEKERJAAN BETON
1 Kolom utama 25/40 x 54 Bh 21.6 M³ 1,439,500.00Rp 31,093,200.00Rp
2 Kolom utama 25/30 x 4 Bh 1.2 M³ 1,439,500.00Rp 1,727,400.00Rp
3 Kolom teras 35/35 x 4 Bh 1.96 M³ 1,439,500.00Rp 2,821,420.00Rp
4 Kolom praktis 10/10 1.6 M³ 1,439,500.00Rp 2,303,200.00Rp
5 Balok tepi / penghubung 25/35 19.43 M³ 1,439,500.00Rp 27,969,485.00Rp
6 Balok anak 20/35 10.4 M³ 1,439,500.00Rp 14,970,800.00Rp
80,885,505.00Rp
IV PEKERJAAN PEMBESIAN
1 Pembesian kolom utama 25/40 x 54 Bh (D) 731 kg 16,300.00Rp 11,915,300.00Rp
2 Pembesian kolom utama 25/40 x 54 Bh (Ø) 335 kg 15,700.00Rp 5,259,500.00Rp
3 Pembesian kolom utama 25/30 x 4 Bh (D) 63 kg 16,300.00Rp 1,026,900.00Rp
4 Pembesian kolom utama 25/30 x 4 Bh (Ø) 27 kg 15,700.00Rp 423,900.00Rp
5 Pembesian kolom teras 35/35 x 4 Bh (D) 83 kg 16,300.00Rp 1,352,900.00Rp
6 Pembesian kolom teras 35/35 x 4 Bh (Ø) 35 kg 15,700.00Rp 549,500.00Rp
7 Pembesian kolom praktis 10/10 x 40 Bh (D) 58 kg 16,300.00Rp 945,400.00Rp
8 Pembesian kolom praktis 10/10 x 40 Bh (Ø) 29 kg 15,700.00Rp 455,300.00Rp
9 Pembesian Balok 25/35 (D) 3248 kg 16,300.00Rp 52,942,400.00Rp
10 Pembesian Balok 25/35 (Ø) 1198.22 kg 15,700.00Rp 18,812,054.00Rp
11 Pembesian balok anak 20/35 (D) 2179 kg 16,300.00Rp 35,517,700.00Rp
12 Pembesian balok anak 20/35 (Ø) 697 kg 15,700.00Rp 10,942,900.00Rp
140,143,754.00Rp
493,968,547.00Rp
493,969,000.00Rp
SUB TOTAL V
SUB TOTAL V
TOTAL ANGGARAN
DIBULATKAN
SUB TOTAL V
SUB TOTAL V
43
4.4.3 Rencana Anggaran Biaya Bata Ringan
Berikut adalah tabel dari hasil rencana anggaran biaya dari material bata
ringan. Harga material berdasarkan harga satuan bahan kota balikpapan tahun
2018
Tabel 4.13 Rencana Anggaran Biaya Bata Ringan
Dari hasil perhitungan didapatkan harga rencnaanggaran biaya untuk material
dinding bata merah adalah Rp 926,656,000
No Uraian Pekerjaan Volume Sat. Harga Satuan Biaya
1 2 3 4 5 6
I PEKERJAAN DINDING
1 Pasang bata ringan 60 x 20 x 10 Campuran 1 : 4 1050.7 M² 591,200.00Rp 621,173,840.00Rp
621,173,840.00Rp
II PEKERJAAN PLESTERAN
1 Plesteran 1 : 4 tbl 15 mm 1050.7 M² 89,000.00Rp 93,512,300.00Rp
93,512,300.00Rp
III PEKERJAAN BETON
1 Kolom utama 25/40 x 54 Bh 21.6 M³ 1,439,500.00Rp 31,093,200.00Rp
2 Kolom utama 25/30 x 4 Bh 1.2 M³ 1,439,500.00Rp 1,727,400.00Rp
3 Kolom teras 35/35 x 4 Bh 1.96 M³ 1,439,500.00Rp 2,821,420.00Rp
4 Kolom praktis 10/10 1.6 M³ 1,439,500.00Rp 2,303,200.00Rp
5 Balok tepi / penghubung 20/30 13.32 M³ 1,439,500.00Rp 19,174,140.00Rp
6 Balok anak 20/35 10.4 M³ 1,439,500.00Rp 14,970,800.00Rp
72,090,160.00Rp
IV PEKERJAAN PEMBESIAN
1 Pembesian kolom utama 25/40 x 54 Bh (D) 731 kg 16,300.00Rp 11,915,300.00Rp
2 Pembesian kolom utama 25/40 x 54 Bh (Ø) 335 kg 15,700.00Rp 5,259,500.00Rp
3 Pembesian kolom utama 25/30 x 4 Bh (D) 63 kg 16,300.00Rp 1,026,900.00Rp
4 Pembesian kolom utama 25/30 x 4 Bh (Ø) 27 kg 15,700.00Rp 423,900.00Rp
5 Pembesian kolom teras 35/35 x 4 Bh (D) 83 kg 16,300.00Rp 1,352,900.00Rp
6 Pembesian kolom teras 35/35 x 4 Bh (Ø) 35 kg 15,700.00Rp 549,500.00Rp
7 Pembesian kolom praktis 10/10 x 40 Bh (D) 58 kg 16,300.00Rp 945,400.00Rp
8 Pembesian kolom praktis 10/10 x 40 Bh (Ø) 29 kg 15,700.00Rp 455,300.00Rp
9 Pembesian Balok 20/30 (D) 3236 kg 16,300.00Rp 52,746,800.00Rp
10 Pembesian Balok 20/30 (Ø) 1194.02 kg 15,700.00Rp 18,746,114.00Rp
11 Pembesian balok anak 20/35 (D) 2179 kg 16,300.00Rp 35,517,700.00Rp
12 Pembesian balok anak 20/35 (Ø) 697 kg 15,700.00Rp 10,942,900.00Rp
139,882,214.00Rp
926,658,514.00Rp
926,656,000.00Rp
SUB TOTAL V
SUB TOTAL V
TOTAL ANGGARAN
DIBULATKAN
SUB TOTAL V
SUB TOTAL V
44
4.5 Perbandingan Anggaran Biaya
Dari hasil perhitungan rencana anggaran biaya maka dapat didapat nilai
anggaran biaya dari masing-masing variasi jenis dinding, struktur balok dan
penulangan balok adalah Rp. 533,383,000 untuk jenis dinding bata merah, Rp. Rp
493,969,000 untuk jenis dinding batako dan Rp 926,656,000 untuk jenis dinding
bata ringan.
Tabel 4.14 Perbandingan Jenis Harga
Maka besar anggaran biaya yang dibutuhkan pada perhitungan dinding
dan struktur per m² untuk jenis dinding bata merah adalah Rp. 507,645/m², batako
Rp. 470,133/m², dan bata ringan Rp. 881,941/m².
No Jenis Pekerjaan Bata Merah Batako Bata Ringan
I PEKERJAAN DINDING
1 Pasang bata 189,231,000.00Rp 179,426,988.00Rp 621,173,840.00Rp
II PEKERJAAN PLESTERAN
1 Plesteran 1 : 4 tbl 15 mm 93,512,000.00Rp 93,512,000.00Rp 93,512,000.00Rp
III PEKERJAAN BETON
1 Kolom utama 25/40 x 54 Bh 31,093,200.00Rp 31,093,200.00Rp 31,093,200.00Rp
2 Kolom utama 25/30 x 4 Bh 1,727,400.00Rp 1,727,400.00Rp 1,727,400.00Rp
3 Kolom teras 35/35 x 4 Bh 2,821,420.00Rp 2,821,420.00Rp 2,821,420.00Rp
4 Kolom praktis 10/10 2,303,200.00Rp 2,303,200.00Rp 2,303,200.00Rp
5 Balok tepi / penghubung 20/30 39,946,125.00Rp 27,969,485.00Rp 19,174,140.00Rp
6 Balok anak 20/35 14,970,000.00Rp 14,970.00Rp 14,970.00Rp
IV PEKERJAAN PEMBESIAN
1 Pembesian kolom utama 25/40 x 54 Bh (D) 1,191,300.00Rp 1,191,300.00Rp 1,191,300.00Rp
2 Pembesian kolom utama 25/40 x 54 Bh (Ø) 5,259,500.00Rp 5,259,500.00Rp 5,259,500.00Rp
3 Pembesian kolom utama 25/30 x 4 Bh (D) 1,026,900.00Rp 1,026,900.00Rp 1,026,900.00Rp
4 Pembesian kolom utama 25/30 x 4 Bh (Ø) 423,900.00Rp 423,900.00Rp 423,900.00Rp
5 Pembesian kolom teras 35/35 x 4 Bh (D) 1,352,900.00Rp 1,352,900.00Rp 1,352,900.00Rp
6 Pembesian kolom teras 35/35 x 4 Bh (Ø) 549,500.00Rp 549,500.00Rp 549,500.00Rp
7 Pembesian kolom praktis 10/10 x 40 Bh (D) 545,400.00Rp 545,400.00Rp 545,400.00Rp
8 Pembesian kolom praktis 10/10 x 40 Bh (Ø) 455,300.00Rp 455,300.00Rp 455,300.00Rp
9 Pembesian Balok 20/30 (D) 70,579,000.00Rp 52,942,400.00Rp 52,746,800.00Rp
10 Pembesian Balok 20/30 (Ø) 18,808,000.00Rp 18,808,000.00Rp 18,745,800.00Rp
11 Pembesian balok anak 20/35 (D) 35,517,700.00Rp 35,517,700.00Rp 35,517,700.00Rp
12 Pembesian balok anak 20/35 (Ø) 10,942,900.00Rp 10,942,900.00Rp 10,942,900.00Rp
Jumlah 533,383,000.00Rp 493,969,000.00Rp 926,656,000.00Rp
45
Gambar 4.12 Hubungan Biaya Dan Jenis Dinding
Dinding batako membutuhkan biaya paling murah dibandingkan dinding
bata merah dan bata ringan. Efisiensi biaya batako sebesar 7.97% terhadap bata
merah. Estimasi penghematan biaya batako terhadap bata ringan adalah sebesar
46%. Namun untuk bata ringan biaya yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan
bata merah maupun batako, besar biaya adalah 42% lebih mahal terhadap bata
merah.
Rp-
Rp100,000,000.00
Rp200,000,000.00
Rp300,000,000.00
Rp400,000,000.00
Rp500,000,000.00
Rp600,000,000.00
Rp700,000,000.00
Rp800,000,000.00
Rp900,000,000.00
Rp1,000,000,000.00
Bata Merah Batako Bata Ringan
Harga Masing-Masing Jenis Dinding
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian di atas didapat kesimpulan anggaran yang dibutuhkn untuk
luasan dinding 1050,7m² untuk masing-masing jenis dnding adalah bata merah
sebesar Rp 533,383,000, batako Sebesar Rp 493,969,000 dan bata bingan Sebesar
Rp 926,656,000.
Efisiensi biaya batako terhadap bata merah dan bata ringan masing-masing
sebesar 7.97% dan bata ringan 46%, namun terjadi peningkatan biaya untuk bata
ringan sebesar 42% terhadap bata merah.
5.2 Saran
Saran untuk penelitian ini yaitu:
1. Perlu dilakukan analisa biaya untuk masing-masing jenis dinding dengan
melakukan perhitungan kolom dan balok anak pada struktur atas
2. Perlu peninjauan pengaruh masing-masing jenis dinding terhadap penulangan
pondasi dan biaya yang diperlukan.
3. Perlu diperhatikan volume dan biaya dari kusen bangunan pada masing
masing jenis dinding.
47
DAFTAR PUSTAKA
Ervianto, Wulfram I. (2002). Manajemen Proyek Konstruksi. Jakarta: Penerbit
Andi.
Ervianto, Wulfram I. (2017). Cara Tepat Menghitung Biaya Bangunan.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Fathansyah, I. (2002). Basis Data,Informatika. Bandung .
Firmansyah. (2011). Rencana Anggaran Pembangunan Rumah. Surabaya :
STIKOM.
Gray, C. F. (2007). Manajemen Proyek Proses Manajerial . Yogyakarta: Andi.
Heizer, J. d. (2006). Operations Management Buku2 Edisi ke tujuh. Salemba
Empat.
Ir. Irika Widiasantri, M. (2013). Manajemen Konstruksi. Rosda.
Kundori, Farid. (2012). RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DAN
PENJADWALAN RUKO 3 LANTAI DI JALAN MARSMA R. ISWAHYUDI
BALIKPAPAN. Politeknik Negeri Balikpapan.
Sastraatmadja, I. (1984). Analisa Anggaran Pelaksanaan.
Soeharto, I. (1995). Manajemen Proyek : Konseptual sampai Operasional .
Jakarta: Erlangga .
Soeharto, I. (1999). Manajemen Konstruksi: Dari Konseptual sampai Oprasional,
dari Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
48
LAMPIRAN-LAMPIRAN
R. TIDUR
R. MAKAN
R. TIDUR
T. JEMURT. JEMUR
TERAS
4.00 1.50 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.001.50
3.00
2.50
1.50
scala 1; 2.00
51.00
800400800 800400
120
300
R. MANDIR. MANDI
DENAH LT. 01
R. TIDUR
R. MAKAN
R. TIDUR
T. JEMUR T. JEMURT. JEMUR
BALKON
R. MANDI
4.00 1.50 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.001.50
3.00
2.50
2.50
1.50
scala 1; 2.00
51.00
800400800 800400
R. MANDI
DENAH LT. 02