14
p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858 S169 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 S182 PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot utillisima) PADA PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN SINTASAN THE EFFECT OF ADDING CASSAVA LEAF FLOUR (Manihot utillisima) ON NURSERY OF AFRICAN CATFISH (Clarias gariepinus) TO INCREASE GROWTH AND SURVIVAL Herianto 1), Amirah 2) , Patang 3) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian 2) dan 3) Dosen PTP FT UNM [email protected] ABSTRAK Pakan dalam budidaya lele menjadi faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan budidaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan pada pendederan ikan lele dumbo melalui penambahan tepung daun singkong pada pakan. Penelitian ini menggunakan uji T (one sample T test) untuk membandingkan perlakuan dengan pemberian pakan organik dan pakan komersil yang terdiri dari 3 ulangan. Dosis pemberian pakan yaitu 3% dari bobot ikan selama 30 hari pemeliharaan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari. Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan bobot dan sintasan serta suhu, pH, DO dan NH3, pada ikan lele dumbo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan organik pada kolam pendederan ikan lele dumbo tidak memberikan pengaruh terhadap parameter pertumbuhan bobot dan sintasan yang diamati. Secara keseluruhan perlakuan pakan dengan penambahan tepung daun singkong menunjang pertumbuhan ikan lele yang dapat dilihat pada pertumbuhan bobot ikan lele yang semakin meningkat selama pemeliharaan. Kata Kunci: Pakan organik, Ikan lele dumbo, bobot, sintasan. ABSTRACT Feed in the cultivation of catfish become the main factor affect the success of cultivation. This study aims to reveal and survival of nursery thorugh adding leaf cassava dust to feed. This study uses a T test (one sample T test) to compare treatments with the provision of organic feed and commercial feed consisting of 3 replications. The dose of feeding is 3% of the weight of the fish for 30 days of maintenance with the frequency of feeding twice a day. Parameters observed included weight growth and survival as well as temperature, pH, DO and NH3 of catfish. The results showed that the provision of organic feed in the African catfish nursery did not have an effect on the parameters of weight growth and survival. Overall treatment of feed with the addition of cassava leaf flour supports catfish growth which can be seen in the growth of catfish weight which increases during maintenance. Keywords: organic feeds, catfish, weight, survival. PENDAHULUAN Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan ikan jenis air tawar yang mudah di temui dimana saja dan salah satu satu komoditas perikanan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan komoditas unggulan. Dikatakan unggulan karena hampir setiap daerah di

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S169 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot utillisima) PADA

PENDEDERAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) UNTUK MENINGKATKAN

PERTUMBUHAN DAN SINTASAN

THE EFFECT OF ADDING CASSAVA LEAF FLOUR (Manihot utillisima) ON NURSERY OF

AFRICAN CATFISH (Clarias gariepinus) TO INCREASE GROWTH AND SURVIVAL

Herianto1), Amirah2), Patang3) 1) Alumni Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian

2) dan3) Dosen PTP FT UNM

[email protected]

ABSTRAK

Pakan dalam budidaya lele menjadi faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan budidaya.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan dan sintasan pada pendederan ikan lele

dumbo melalui penambahan tepung daun singkong pada pakan. Penelitian ini menggunakan uji

T (one sample T test) untuk membandingkan perlakuan dengan pemberian pakan organik dan

pakan komersil yang terdiri dari 3 ulangan. Dosis pemberian pakan yaitu 3% dari bobot ikan

selama 30 hari pemeliharaan dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari.

Parameter yang diamati meliputi pertumbuhan bobot dan sintasan serta suhu, pH, DO dan NH3,

pada ikan lele dumbo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan organik pada

kolam pendederan ikan lele dumbo tidak memberikan pengaruh terhadap parameter

pertumbuhan bobot dan sintasan yang diamati. Secara keseluruhan perlakuan pakan dengan

penambahan tepung daun singkong menunjang pertumbuhan ikan lele yang dapat dilihat pada

pertumbuhan bobot ikan lele yang semakin meningkat selama pemeliharaan.

Kata Kunci: Pakan organik, Ikan lele dumbo, bobot, sintasan.

ABSTRACT

Feed in the cultivation of catfish become the main factor affect the success of cultivation. This

study aims to reveal and survival of nursery thorugh adding leaf cassava dust to feed. This study

uses a T test (one sample T test) to compare treatments with the provision of organic feed and

commercial feed consisting of 3 replications. The dose of feeding is 3% of the weight of the fish

for 30 days of maintenance with the frequency of feeding twice a day. Parameters observed

included weight growth and survival as well as temperature, pH, DO and NH3 of catfish. The

results showed that the provision of organic feed in the African catfish nursery did not have an

effect on the parameters of weight growth and survival. Overall treatment of feed with the addition

of cassava leaf flour supports catfish growth which can be seen in the growth of catfish weight

which increases during maintenance.

Keywords: organic feeds, catfish, weight, survival.

PENDAHULUAN

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)

merupakan ikan jenis air tawar yang mudah

di temui dimana saja dan salah satu satu

komoditas perikanan yang memiliki prospek

cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele

merupakan komoditas unggulan. Dikatakan

unggulan karena hampir setiap daerah di

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S170 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Indonesia membudidayakan ikan lele dan

juga merupakan salah satu jenis ikan air

tawar yang sangat digemari oleh

masyarakat. Pengembangan usaha ikan lele

dapat dilakukan mulai dari usaha benih

sampai dengan ukuran konsumsi yang

dapat menguntungkan pada setiap

segmennya (Kholish, 2011). Selain untuk

konsumsi lokal, pasar ikan lele sudah mulai

diekspor dengan permintaan yang cukup

besar.

Berdasarkan data statistik

Perikanan budidaya Kementerian Kelautan

dan Perikanan tahun 2014, kontribusi

produksi ikan lele di Kabupaten Bogor

sebesar 11,72% terhadap produksi ikan lele

nasional. Selama lima tahun terakhir,

produksi lele juga terus mengalami

peningkatan dengan kenaikan rata-rata 30%

per tahun. Produksi komoditas unggulan

ikan lele di Kawasan minapolitan pada

tahun 2015 juga menunjukkan angka

tertinggi dibandingkan produksi ikan lainnya

yaitu sebesar 260.600 ton (900.000 ton

pada tahun 2014 dari produksi ikan lele di

kabupaten Bogor) (Badan Pusat Statistik,

2014).

Budidaya ikan lele dumbo dapat

dilakukan pada lahan sempit. Ikan lele

dumbo termasuk ikan yang tahan terhadap

kondisi oksigen yang sangat rendah.

Perkembangan budidaya yang pesat tanpa

didukung pengelolaan induk yang baik

menyebabkan ikan lele dumbo mengalami

penurunan kualitas karena adanya

perkawinan sekerabat (inbreeding)

(Hernowo, 1999).

Pakan merupakan unsur terpenting

dalam proses budidaya yang dapat

menunjang pertumbuhan dan kelangsungan

hidup ikan budidaya. Pakan pada suatu

proses budidaya menghabiskan sekitar 60 –

70 % biaya produksi yang dikeluarkan oleh

pembudidaya (Sahwan, 2004). Pakan

adalah salah satu faktor utama yang harus

diperhatikan untuk pertumbuhan ikan lele

dumbo. Ketersediaan pakan dalam jumlah

yang cukup, tepat waktu,

berkesinambungan, memenuhi syarat gizi,

mudah dicerna dan disukai ikan merupakan

faktor yang sangat penting dalam budidaya

ikan secara intensif.

Salah satu cara untuk menekan

biaya produksi adalah memanfaatkan

sumber bahan baku lokal yang melimpah,

murah dan masih memiliki nilai gizi yang

cukup. Hijauan dalam bentuk basah

maupun tepung merupakan salah satu

sumber protein yang murah dan dapat

digunakan untuk mengurangi penggunaan

tepung ikan.

Beberapa penelitian telah dilakukan

untuk mengeksplor sumber bahan baku

nabati untuk pemenuhan kebutuhan protein

antara lain berasal dari tepung daun

singkong (Listiowati dan Taufik, 2014). Daun

singkong mengandung kadar protein yang

cukup tinggi yaitu sekitar 27,28% (Iriyanti,

2012). Tingginya kandungan protein daun

singkong mungkinkan untuk dijadikan

sebagai bahan dalam pembuatan pakan

ikan lele.

Manajemen budidaya ikan yang

baik selain memperhatikan nutrisi dan jenis

bahan baku dalam pakan juga perlu

memperhatikan alokasi pemberian pakan.

Pemberian pakan dalam jumlah berlebih

akanmenyebabkan sisa pakan dalam air

kolam menumpuk yang dapat

mempengaruhi kondisi kualitas air.

Dekomposisi dari sisa pakan yang

menumpukakan menghasilkan racun dan

penyebab timbulnya penyakit (Patang,

2016).

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S171 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Bahan sumber protein nabati

diperoleh dari tanaman. Bagian tanaman

yang banyak mengandung protein terutama

bagian biji dan daun. Daun dari beberapa

jenis tanaman yang mengandung protein

tinggi, salah satu diantaranya adalah daun

singkong (Manihot utilisima). Daun singkong

pada umumnya memiliki kandungan protein

berkisar antara 20-27% dari bahan kering

(Marhaeniyanto, 2007).

Bermacam-macam bahan baku

yang digunakan dalam pembuatan pakan

memungkinkan memberikan hasil yang

berbeda dari pakan yang dibuat termasuk

pakan buatan yang menggunakan bahan

baku daun singkong apabila diaplikasikan

ke dalam kolam pendederan ikan lele. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh

penambahan daun singkong sebagai bahan

pembuatan yang diperlukan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan sintasan

pada pendederan ikan lele dumbo.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan

pada penelitian ini yaitu benih ikan lele

dengan bobot 3,8 g/ind, bahan pembuatan

pakan antara lain tepung daun singkong,

tepung ikan, tepung jagung, ampas tahu

dan dedak. Sampel air dan tanah sebagai

media pemeliharaan, pakan komersil (inova)

yang di peroleh di pasaran serta bahan

untuk menganalisis kualitas air di

laboratorium.

Peralatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wadah pemeliharaan

berupa styrofoam berukuran 70 x 40 x 35

cm, aerator, batu aerasi, selang aerasi,

timbangan analitik, seser, pH meter, DO

meter, termometer, botol sampel 500 ml,

coolbox, spektrofotometer dan peralatan

analisis kimia lainnya.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan

adalah penelitian eksperimen dengan

menggunakan uji T (One Sample T Test)

untuk membandingkan perlakuan dengan

pemberian pakan yang dibuat dengan

penambahan tepung daun singkong dan

perlakuan pemberian pakan komersil.

Terdapat 2 perlakuan dan 3 ulangan

sehinggamemperoleh 6 unit percobaan.

Formulasi pembuatan pakan buatan dengan

penambahan tepung daun singkong

disajikan

Tabel 1. Formulasi Pakan Buatan

Jenis Bahan

Baku

Jumlah (%)

Komposisi (100%)

Kadar

Air

Protein

Kasar

Lemak

Kasar

Serat

Kasar

Kadar

Abu BETN

Tepung Ikan 25 9,76 47,5 1,78 0,78 18,92 21,26

Ampas Tahu 20 8,34 41,98 10,25 4,23 6,13 28,98

Tepung Jagung 25 13,76 9,95 1,94 1,44 2,96 69,95

Dedak 20 9,3 6,61 2,22 16,21 13,47 52.19

Daun Singkong 10 8,34 23,58 6,46 10,05 22,25 25,44

Sumber: Data Primer 2018

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S172 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan

secara bertahap mulai dari tahap

pembuatan pakan buatan, tahap persiapan

wadah berupa styrofoam dan media

pemeliharan seperti tanah yang dibersihkan

dan dikeringkan terlebih dahulu dalam

wadah dengan ketebalan 3 cm dan

pengisian wadah dengan air sebagai media

pemeliharaan, kemudian dilanjutkan dengan

pemasangan aerasi untuk setiap wadah

penelitian.

Setelah wadah pemeliharaan sudah

siap maka dilanjutkan ketahap penebaran

benih dengan dengan padat tebar 30

ekor/wadah. Pemeliharaan dilakukan

selama 35 hari dengan frekuensi pemberian

pakan dua kali sehari pada pukul 07.00 pagi

dan 17.00 sore. Pemberian pakan diberikan

sebanyak 3% dari bobot ikan. Parameter

yang diamati adalah bobot ikan, sintasan

dan kualitas air berupa suhu, pH, amonia

dan DO yang pengamatannya dilakukan

dengan selang waktu 35 hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertambahan bobot ikan lele tiap pekan selama 35 hari pemeliharaan

Gambar 1. Bobot Ikan Selama Pemeliharaan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pertumbuhan ikan lele selama 35

hari pemeliharaan bervariasi dan semakin

meningkat seiring bertambahnya waktu

pemeliharaan untuk semua perlakuan.

Gambar 1. menunjukkan bahwa

pada awal pemeliharaan bobot ikan lele

untuk semua perlakuan yakni 3,8 g/ind.

Kemudian meningkat secara signifikan pada

setiap pekan selama 5 pekan pemeliharaan

baik pada perlakuan pemberian pakan

komersil maupun pada pemberian pakan

buatan. Rata-rata pertumbuhan bobot ikan

lele pada perlakuan pemberian pakan

komersil selama 5 pekan sebesar 13,27

g/ind. Sedangkan rata-rata pertumbuhan

bobot ikan lele pada perlakuan pemberian

pakan buatan selama 5 pekan sebesar 7,75

g/ind.

Meningkatnya bobot ikan lele setiap

pekan dipengaruhi oleh pemberian pakan

yang berbeda untuk masing-masing

perlakuan. Hal ini terjadi pakan buatan dan

pakan komersil yang diberikan pada setiap

perlakuan mempunyai kandungan nutrisi

yang berbeda-beda sehingga memberikan

laju pertumbuhan yang berbeda. Adanya

perbedaan pertambahan bobot ikan lele

menunjukkan bahwa ikan benar-benar

memanfaatkan pakan yang diberikan

3.84.72

5.51 6.136.96

7.75

3.8

6.27.84

9.7111.3

13.2

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 5 6

(gra

m/i

nd

.)

Minggu

Pakanbuatan

PakanKomersil

0 1 2 3 4 5

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S173 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

selama penelitian. Menurut Dani et al (2005)

semakin meningkat kualitas dan kuantitas

protein pakan sehingga efektif untuk

memacu pertumbuhan bobot ikan.

Bobot mutlak ikan lele selama 35 hari

pemeliharaan

Meningkatnya laju pertumbuhan

bobot ikan lele otomatis mempengaruhi

bobot mutlak ikan lele selama 35 hari

pemeliharaan. Bobot mutlak rata-rata ikan

lele tertinggi diperoleh pada perlakuan

pemberian pakan komersil sebesar 9,4

g/ind. dengan laju pertumbuhan harian

(LPH) sebesar 0,27 g/ind. dan laju

pertumbuhan harian spesifik (Specific

Growth Rate (SGR)) sebesar 2,7%

kemudian disusul oleh bobot mutlak ikan

lele dengan pemberian pakan organik

sebesar 3.95 g/ind. dengan LPH sebesar

0,11 g/ind. dan SGR sebesar 1,1%. Nilai

rata-rata bobot mutlak, LPH dan SGR

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Bobot Mutlak, Laju Pertumbuhan Harian (LPH) dan Laju Pertumbuhan Harian Spesifik

(SGR) Ikan Lele

Perlakuan Bobot

Mutlak (g/ind.) Laju Pertumbuhan Harian

(LPH) (g/ind.)

Specific Growth

Rate (SGR)

Pakan Buatan 3,95 0,11 1,1 %

Pakan Komersil 9,4 0,27 2,7 %

Sumber: Data primer, (2018)

Bobot mutlak yang dihasilkan pada

perlakuan pakan buatan 3,95 g/ind jauh

lebih rendah terhadap perlakuan pakan

komersil yang berkisar 9,4 g/ind. Menurut

Amri (2002) bahwa kekurangan lemak

dalam pakan dapat menyebabkan

pertumbuhan bobot ikan menjadi lambat

dan efisiensi pakan menjadi rendah

sedangkan karbohidrat merupakan salah

satu komponen sumber energi bagi ikan,

tetapi ikan masih dapat hidup tanpa

karbohidrat yang terkandung didalam

pakan. Hal ini disebabkan lemak pada ikan

berperan sebagai kontrol energi dalam

tubuh bila dalam pakan kekurangan protein

dan karbohidrat. Dalam hal ini menunjukkan

bahwa antara protein. lemak dan

karbohidrat sangat dibutuhkan oleh ikan,

sebab ketiga komponen tersebut saling

melengkapi untuk menjalankan fungsinya

masing-masing agar ikan dapat melakukan

segala aktivitas hidupnya.

Pertumbuhan mutlak ikan lele yang

diperoleh dalam penelitian ini berkisar

antara 3,10-5.40 g/ind. dengan LPH berkisar

0,09-0,15 g/ind. Hasil tersebut lebih tinggi

dari yang dilaporkan oleh Anggraeni dan

Rahmiati (2016) yang mendapatkan

pertumbuhan mutlak ikan lele sebesar 1,44-

3,85 g/ind dengan perlakuan penggunaan

ampas tahu sebesar 80% dan kepala ikan

sebesar 20% sebagai pakan ikan lele. Hal

ini disebabkan lemak pada ikan berperan

sebagai kontrol energi dalam tubuh bila

dalam pakan kekurangan protein dan

karbohidrat.

Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh

energi dari pakan yang dikonsumsi. Pakan

yang dicerna akan menghasilkan pasokan

energi yang dapat digunakan untuk

metabolisme tubuh dan sisanya akan

digunakan untuk pertumbuhan, seperti yang

disebutkan oleh Trisnawati et al. (2014)

Pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S174 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

energi bebas setelah energi yang tersedia

digunakan untuk pemeliharaan tubuh,

metabolisme basal, dan aktivitas. Dalam

Penelitian Sumpeno (2015), menjelaskan

pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu faktor internal yang meliputi

sifat genetik dan kondisi fisiologis ikan serta

faktor eksternal yang berhubungan dengan

pakan dan lingkungan.

Sintasan (SR) (%)

Sintasan/Survival Rate (SR)

merupakan perbandingan antara jumlah

individu yang hidup pada akhir

pemeliharaan dengan jumlah individu yang

hidup pada awal pemeliharaan.SR ikan lele

yang diperoleh dari hasil penelitian berupa

pengaplikasian pakan buatan dan komersil

dapat dilihat pada Gambar 2.

Sintasan/Survival Rate (SR) ikan lele pada

setiap perlakuan baik perlakuan berupa

pengaplikasian pakan buatan maupun

pakan komersil menunjukkan hasil yang

baik.

Nilai SR yang didapatkan pada

perlakuan pengaplikasian pakan buatan

sedikit lebih rendah dari perlakuan pakan

komersil. Nilai SR yang didapatkan untuk

perlakuan berupa pakan buatan sebesar

96,67% sementara untuk perlakuan berupa

pengaplikasian pakan komersil didapatkan

nilai SR sebesar 100%. Hasil analisis uji T

(one sample T test) tidak menunjukkan

perbedaan nyata (P>0,05) terhadap SR ikan

lele untuk semua perlakuan. Tingginya SR

yang didapatkan untuk setiap perlakuan

membuktikan bahwa pengaplikasian jenis

pakan baik pakan buatan maupun pakan

komersil dengan lama pemeliharaan 35 hari

mendukung sintasan ikan lele ditinjau dari

segi kualitas air baik amonia, nitrit, nitrat,

suhu, DO maupun pH.

Gambar 2. Sintasan/Survival Rate (SR)

Secara umum sintasan pada

penelitian ini lebih tinggi dari yang

dilaporkan oleh Dewi et al.(2013) dalam

penelitian tersebut sintasan yang dilaporkan

berkisar antara 28,8-53,3 %. Sintasan ikan

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

hidupnya sehingga kondisi lingkungan yang

baik dapat mendukung sintasan ikan.

Effendie (2002) menambahkan

bahwa sintasan ikan dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal. Faktor internal

dipengaruhi oleh resistensi penyakit, pakan

serta umur, sementara faktor eksternal

dipengaruhi oleh padat tebar, penyakit serta

kualitas air. Ditambahkan oleh Maniani et al.

(2016) faktor lingkungan sangat

96.67

100

95.00

96.00

97.00

98.00

99.00

100.00

101.00

Pakan Buatan Pakan Komersil

Surv

iva

l Ra

te (

SR)

(%)

Perlakuan

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S175 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

mempengaruhi kelangsungan hidup biota

budidaya diantaranya adalah kualitas air.

Kualitas Air

Suhu (0C)

Hasil penelitian menunjukkan suhu

air (0C) untuk setiap perlakuan baik

pengaplikasian pakan buatan maupun

pakan komersil cenderung konstan yakni

berkisar antara 26-27 0C. Hasil analisis uji T

(one sample T test) tidak terlihat adanya

pengaruh yang nyata (P>0,05) atau setiap

perlakuan memberikan respon yang sama

terhadap parameter suhu. Suhu air untuk

setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar

3.

Hasil penelitian menunjukkan suhu

air (0C) untuk setiap perlakuan baik

pengaplikasian pakan buatan maupun

pakan komersil cenderung konstan yakni

berkisar antara 26-27 0C. Hasil analisis uji T

(one sample T test) tidak terlihat adanya

pengaruh

yang nyata (P>0,05) atau setiap

perlakuan memberikan respon yang sama

terhadap parameter suhu. Suhu air untuk

setiap perlakuan ditunjukkan pada Gambar

3. Suhu yang didapatkan dalam penelitian

ini berada dalam kondisi optimum untuk

pertumbuhan ikan lele. Menurut Mahary

(2017) suhu yang ideal dalam budidaya ikan

lele berkisar antara 26-31 0C. Menurut

Samsundari dan Wirawan (2013) ikan

merupakan hewan poikilothermal yaitu

hewan yang memiliki suhu tubuh yang sama

dengan suhu lingkungan sekitarnya.

Gambar 3. Suhu Air (0C) Selama 35 hari pemeliharan

Suhu mempengaruhi kelarutan

oksigen di dalam air serta menyebabkan

interaksi berbagai faktor lain dalam

parameter kualitas air. Kondisi tersebut

terbukti dalam penelitian ini dimana

peningkatan suhu pada minggu ke lima

diiringi dengan penurunan konsentrasi

oksigen terlarut/DO dalam air. Peningkatan

suhu yang diiringi dengan penurunan DO

diduga disebabkan oleh terjadinya

peningkatan metabolisme maupun respirasi

organisme dalam air sehingga

mengakibatkan peningkatan konsumsi

okeigen.

Peningkatan suhu air dapat

menyebabkan terjadinya peningkatan

dekomposisi bahan organik sehingga terjadi

peningkatan metabolisme dan respirasi

(Lisna dan Insulistyowati, 2015). Menurut

Fardiaz (1992) dalam Nur et al. (2016)

semakin tinggi suhu air maka konsentrasi

oksigen terlarut semakin menurun.

26 26 26 26

27

R² = 0.5

25

25

26

26

26

26

26

27

27

27

27

1 2 3 4 5

Suh

u (

⁰C)

Waktu Pengamatan Minggu Ke-

PakanBuatan

PakanKomersil

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S176 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Pernyataan yang sama dikemukakan oleh

Effendi (2003) bahwa peningkatan suhu

juga menyebabkan peningkatan

metabolisme dan respirasi organisme air

dan selanjutnya mengakibatkan

peningkatan konsumsi oksigen.

Derajat Keasaman (pH) Selama 35 Hari

Pemeliharaan

Tingkat keasaman (pH) untuk

perlakuan pengaplikasian pakan buatan

berkisar antara 6,67-7,70 dengan pH rata-

rata 7,14 sementara perlakuan

pengaplikasian pakan komersil berkisar

antara 6,93-7,7 dengan pH rata-rata 7,33.

Hasil analisis uji T (one sample T test) tidak

terlihat adanya pengaruh yang nyata

(P>0,05) Tingkat keasaman (pH) untuk

setiap perlakuan mengalami penurunan

selama pemeliharaan seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Derajat Keasaman (pH) Selama 35 Hari Pemeliharaan

Proses respirasi dalam ekosistem

akan meningkatkan jumlah karbondioksida

sehingga pH perairan menurun (Elpawati et

al., 2015). Nilai pH yang didapatkan setiap

perlakuan mengalami penurunan seiring

bertambahnya waktu pemeliharaan. Hal ini

diduga akibat menumpuknya bahan organik

baik yang berasal dari sisa pakan maupun

hasil metabolisme ikan itu sendiri. Hasil

analisis uji T (one sample T test) tidak

ditemukan adanya pengaruh yang nyata

untuk setiap perlakuan (P>0,05) untuk

parameter pH. Nilai kualitas air yang baik

untuk parameter pH dalam budidaya ikan

lele berkisar antara 6,5-8,5 (Defrizal dan

Khalil, 2015).

Kondisi perairan yang terlalu asam

maupun terlalubasa akan membahayakan

kelangsungan hidup organisme karena

mengakibatkan gangguan metabolisme dan

respirasi. Penurunan pH juga berkaitan

dengan proses oksidasi yang dilakukan oleh

bakteri semakin besar tingkat respirasi

maka memungkinkan penurunan nilai pH

(Pasaribu et al., 2016).

Dissolved Oxigen (DO) (mgL-1) Selama 35

Hari Pemeliharaan

Dissolved Oxigen (DO) atau sering

diistilahkan dengan oksigen terlarut adalah

gambaran dari volume oksigen terlarut yang

ada di dalam suatu perairan (Wanna et al.,

7.70

7.30

7.17

6.87

6.67

7.77

7.477.40

7.07

6.93

R² = 0.9786

R² = 0.9687

6.00

6.20

6.40

6.60

6.80

7.00

7.20

7.40

7.60

7.80

8.00

1 2 3 4 5

pH

Waktu Pengamatan Minggu Ke-

Pakan Buatan

Pakan Komersil

Linear (Pakan Buatan)

Linear (Pakan Komersil)

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S177 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

2017). Konsentrasi DO untuk

pengaplikasian pakan organik berkisar

antara 7,13-7,77 mgL-1 dengan rata-rata

7,48 mgL-1 sementara perlakuan berupa

pengaplikasian pakan komersil berkisar

antara 7,23-7,77 mgL-1 dengan rata-rata

7,46 mgL-1. Hasil analisis uji T (one sample

T test) tidak terlihat adanya pengaruh yang

nyata (P>0,05). Konsentrasi DO dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Konsentrasi Dissolved Oxigen (DO) (mgL-1) selama 35 hari pemeliharaan

Oksigen berperan penting dalam

proses metabolisme di dalam tubuh hewan

budidaya (Rosmawati dan Muarif, 2014).

Terkait dengan Parameter kualitas air

bahwa kisaran DO yang baik untuk

pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan

lele adalah 4,4-4,6 mgL-1 (Augusta, 2016).

Flukstuasi DO dipengaruhi oleh konsentrasi

amonia dan karbondioksida dalam air.

Menurut Abulias et al.(2014)

oksigen yang rendah umumnya diikuti

dengan meningkatnya amonia dan

karbondioksida dalam air yang

menyebabkan proses nirifikasi menjadi

terhambat sehingga dapat mengganggu

kelangsungan hidup ikan. Sementara

menurut Hermawan et al.(2012) dengan

adanya respirasi dan aktifitas mikroba

aerobik yang mutlak membutuhkan oksigen

maka semakin tinggi respirasi dan aktifitas

mikroba tersebut akan menurunkan

konsentrasi DO dalam air. Selain akibat dari

proses respirasi tumbuhan dan hewan,

hilangnya DO di perairan dipengaruhi oleh

adanya pemanfaatan oksigen oleh mikroba

untuk mengoksidasi bahan organik (Effendi,

2003).

Amonia (NH3-N) (mgL-1) Selama 35 Hari

Pemeliharaan

Hasil penelitian menunjukkan

konsentrasi amonia pada perlakuan pakan

buatan berkisar antara 0,003-0,087 mgL-1

dengan rata-rata 0,030 mgL-1 sementara

perlakuan pakan komersil berkisar antara

0,002-0,046 mgL-1 dengan rata-rata

konsentrasi amonia sebesar 0,022 mgL-1.

Hasil analisis uji T (one sample T test) tidak

menunjukkan pengaruh yang nyata (P>0,05)

untuk setiap perlakuan.

7.77

7.67

7.47

7.37

7.13

7.77

7.377.47

7.47

7.23

R² = 0.9809

R² = 0.6059

6.80

7.00

7.20

7.40

7.60

7.80

8.00

1 2 3 4 5

Dis

solv

ed O

xig

en (

DO

) (m

gL-1

)

Waktu Pengamatan Minggu Ke-

Pakan Buatan

Pakan Komersil

Linear (Pakan Buatan)

Linear (Pakan Komersil)

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S178 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Gambar 6. Konsentrasi Amonia (NH3-N) (mgL-1) Selama 35 hari pemeliharaan

Pengukuran konsentrasi amonia

untuk setiap perlakuan (Gambar 6.)

menunjukkan bahwa kisaran amonia untuk

setiap perlakuan masih berada pada batas

yang aman dalam budidaya ikan lele yakni

0,1 mgL-1 (Ghufron, 2010). Meskipun secara

umum terjadi fluktuasi, perubahan yang

terjadi masih berada dalam batas toleransi

untuk kehidupan ikan lele dumbo.

Peningkatan konsentrasi amonia

tertinggi diperoleh pada perlakuan

pengaplikasian pakan buatan pada minggu

ke 2 pemeliharaan sebesar 0,087 mgL-1

kemudian berangsur menurun seiring

dengan bertambahnya waktu pemeliharaan.

Peningkatan konsentrasi amonia juga terjadi

pada pelakuan pengaplikasian pakan

komersil pada minggu ke 2 pemeliharaan

yakni sebesar 0,045 mgL-1 dan berangsur

menurun seiring bertambahnya waktu

pemeliharaan.

Tabel 3. Komposisi Yang Terkandung Dalam Setiap Jenis Pakan

Jenis

Pakan

Komposisi (%)

Air Protein

Kasar

Lemak

Kasar

Serat

Kasar Abu

BETN (Karbohidrat

Tercerna)

Buatan 6,90 22,19 5,79 5,85 11,30 45,97

Komersil 6,38 33,39 8,25 4,09 6,11 39,78

Sumber : Data Primer 2018

0.003

0.087

0.015

0.034

0.0120.004

0.0450.046

0.013

0.002

R² = 0.027

R² = 0.0679

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

0.1

1 2 3 4 5

kon

sen

tras

i Am

on

ia (

NH

3)

(mgL

-1)

pakan buatan

pakan komersil

Linear (pakan buatan)

Linear (pakan komersil)

Waktu Pengamatan Minggu ke-

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S179 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Menurut Effendi (2003) sumber

amonia di perairan dipengaruhi oleh adanya

proses pemecahan nitrogen organik (protein

dan urea) dan nitrogen anorganik yang

terdapat di dalam tanah dan air yang

berasal dari dekomposisi bahan organik

termasuk diantaranya hasil ekskresi biota

(feses) dan sisa pakan yang tidak termakan.

Tingginya konsentrasi amonia pada

perlakuan pengaplikasian pakan buatan

dibanding dengan pengaplikasian pakan

komersil diduga dipengaruhi oleh komposisi

pakan buatan itu sendiri(Tabel 3).

Komposisi yang dikandung oleh pakan

buatan diantaranya mengandung serat

kasar yang lebih tinggi dibanding dengan

pakan komersil menyebabkan tingkat

kecernaan terhadap ikan lele relatif rendah.

Tingginya serat kasar yang

terkandung dalam pakan buatan tersebut

tidak lain dipengaruhi oleh komposisi bahan

yang digunakan seperti daun singkong,

dedak dan sebagainya yang memiliki serat

kasar yang tinggi. Menurut Restiningtyas et

al.(2015) serat kasar merupakan komponen

karbohidrat yang kaya akan lignin dan

selulosa yang bersifat sukar dicerna

sehingga menyebabkan tingkat ekskresi

biota berupa feses lebih besar yang

tentunya mengandung amonia. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Yulianingrum et

al.(2017) semakin tinggi serat kasar pada

pakan maka semakin sulit penyerapan

pakan oleh ikan.

Konsentrasi amonia untuk setiap

perlakuan dalam penelitian ini sedikit lebih

rendah dari yang dilaporkan oleh

Yulianingrum et al.(2017) dalam

penelitannya yang melaporkan bahwa

konsentrasi amonia yang didapatkan

berkisar antara 0,04-0,20 mgL-1 yang

tentunya lebih tinggi dari konsentrasi

amonia yang didapatkan dalam penelitian

ini. Syahrizal et al.(2016) yang mengkaji

tentang pemanfaatan tepung daun singkong

sebagai sumber protein alternatif dalam

formula pakan ikan gurami mendapatkan

konsentrasi amonia berkisar antara 0,06-

0,17 mgL-1.

Keberadaan amonia selain

dipengaruhi oleh hasil dari sisa metabolisme

oleh ikan itu sendiri (Ramdhan, 2015) juga

dipengaruhi oleh ketersedian oksigen

terlarut/Dissolved Oxigen (DO) yang ada

dalam badan air. Dalam penelitian ini setiap

wadah penelitian menggunakan aerasi yang

tentunya berfungsi untuk menyuplai oksigen

masuk ke dalam air sehingga konsentrasi

oksigen dalam air dapat terpenuhi. Menurut

Effendi (2003) amonia jarang ditemukan

pada perairan yang memiliki pasokan

oksigen yang cukup. Sebaliknya, pada

wilayah yang kekurangan pasokan oksigen

(anoksik) kadar amonia relatif tinggi.

Dengan demikian kadar ammonia yang

terdapat dalam media pemeliharaan

menjadi rendah bahkan tidak ada ammonia

sedikitpun sehingga tidak membahayakan

ikan lele dumbo yang dipelihara (Wijaya et

al., 2016).

KESIMPULAN

1. Pemberian pakan komersil memberikan

hasil yang lebih baik dengan nilai SGR

rata-rata sebesar 2,7 % dan laju

pertumbuhan harian 0,27/hari. Berbeda

dari pemberian pakan buatan dengan

dengan nilai SGR 1,1 % dan LPH

0,11/hari. penambahan tepung daun

singkong tidak memberikan pengaruh

yang nyata terhadap parameter yang

diamati. Secara keseluruhan

pengaplikasian pakan dengan

penambahan tepung daun singkong

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S180 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

menunjang pertumbuhan ikan lele yang

dapat dilihat pada pertumbuhan bobot

ikan lele yang semakin meningkat

selama pemeliharaan.

2. Nilai Tingkat sintasan (SR) yang

tertinggi pada pemberian pakan

komersil dengan nilai 100%

dibandingkan dengan pemberian pakan

buatan sintasan diperoleh dengan

presentase kematian 96,67%..

DAFTAR PUSTAKA

Abulias, M.N., Utarini, D.R.S.R dan Winarni,

E.t. 2014. Manajemen Kualitas

Media pendederan Ikan Lele pada

Lahan Terbatas dengan Teknik

Bioflok. Jurnal MIPA 37(1): 16-21.

Amri, K. 2002. Budidaya Lele Dumbo

Secara Intensif. Jakarta: Agro

Media Pustaka.

Anggraeni, D.N., dan Rahmiati. 2016.

Pemanfaatan Ampas Tahu Sebagai

Pakan Ikan Lele (Clarias batrachus)

Organik. Jurnal Ilmiah Biologi. 4: 53-

57.

Augusta, T.S. 2016. Dinamika Perubahan

Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan

Ikan Lele Dumbo (Clarias

gariepinus) yang Dipelihara di

Kolam Tanah. Jurnal Ilmu hewani

Tropika 5(1): 41-44.

Badan Pusat Statistik (BPS). “Analisis

Usaha Budidaya Lele 2014”.

Diakses dari

http:/infoakuakultur.com/, diakses

pada tanggal 4 Juni 2018 pada jam

10.00 Wita.

Dani, N., Agung B dan Shanti L. 2005.

Komposisi Pakan Buatan Untuk

Meningkatka Pertumbuhan dan

Kandungan Proten Ikan Tawes

(Puntius javanicus). Jurnal

Biosmart. 7(2): 83-90.

Defrizal dan Khalil, M. 2015. Pengaruh

Formulasi yang Berbeda pada

Pakan Pelet Terhadap

Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo

(Clarias gariepinus). Acta Aquatica

2(2): 101-106.

Dewi, C.D., Zainal A. dan Muchlisin, S.

2013. Pertumbuhan dan

Kelangsungan Hidup Larva Ikan

Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)

pada Konsentrasi Tepung Daun

Jaloh (Salix Tetrasperma Roxb)

yang Berbeda dalam Pakan. Depik

2(2): 45-49.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi

Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Yogyakarta:

Kanisius.

Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan.

Yogyakarta : Yayasan Pustaka

Nusantara

Elpawati, Pratiwi, D.R dan Radiastuti, N.

2015. Alikasi Effective

Microorganism 10 (EM10) untuk

Pertumbuhan Ikan Lele

Sangkuriang (Clarias gariepinus

var. Sangkuriang) di Kolam

Budidaya Lele Jombang,

Tangerang. Al-Kauriyah Jurnal

Biologi 8(1): 6-14.

Ghufron, M.K.K.H. 2010. Budidaya Ikan Lele

di Kolam Terpal. Yogyakarta : Lily

Hermawan, A.T., Iskandar dan Subhan, U.

2012. Pengaruh Padat Tebar

Terhadap Kelangsungan Hidup

Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S181 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

gariepinus Burch.) di Kolam Kali

Menir Indramayu. Jurnal Perikanan

dan Kelautan 3(3): 85-93.

Hermawan, T.E.S.A., Agung S. dan Slamet

B. P. 2014. Pengaruh Padat Tebar

Berbeda Terhadap Pertumbuhan

dan Kelulushidupan Benih Lele

(Clarias gariepinus) dalam Media

Bioflok. Journal of Aquaculture

Management and Technology 3(3):

35-42.

Hernowo. 1999. Pembenihan dan

Pembesaran Lele. Jakarta: Penebar

Swadaya

Iriyanti, N., 2012. Hasil Analisa Proksimat

Daun Singkong. Laboratorium Ilmu

Nutrisi dan Makanan Ternak.

Purwokerto: Universitas Jenderal

Soedirman,

Lisna dan Insulistyowati. 2015. Potensi

Mikroba Probiotik-FM dalam

Meningkatkan Kualitas Air Kolam

dan Laju Pertumbuhan Benih Ikan

Lele Dumbo (Clarias gariepinus).

Jurnal Penelitian Universitas Jamni

Seri Sains 17(2): 18-25.

Listiowati, E dan Taufik Budhi Pramono.

2014. Potensi Pemanfaatan Daun

Singkong (Manihot uttilisima)

Terfermentasi Sebagai Bahan

Pakan Ikan Nila (Oreochromis sp).

Berkala Perikanan Terubuk 42(2):

63-70.

Kholish Mahyuddin. 2011. Panduan

Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Mahary, A. 2017. Pemanfaatan Tepung

Cangkang Kerang Darah (Anadara

granosa) Sebagai Sumber Kalsium

pada Pakan Ikan Lele (Clarias

batrachus Sp.). Acta Aquatica 2(2):

63-67.

Maniani, A.A., Tuhumury, R.A.N dan Sari, A.

2016. Pengaruh Perbedaan

Filterisasi Berbahan Alami dan

Buatan (Sintetis) pada Kualitas Air

Budidaya Lele Sangkuriang (Clarias

Sp.) dengan Sistem Resirkulasi

Tertutup. The Journal of

development 2(2): 17-34.

Marhaeniyanto, E. 2007. Pemanfaatan

Silase Daun Umbi Kayu untuk

Pakan Ternak Kambaing. Buana

Sains. 7(1): 71-82.

Nur, A.I., Syam, H dan Patang. 2016.

Pengaruh Kualitas Air Terhadap

Produksi Rumput Laut

(Kappaphycus alvaewzii). Jurnal

Pendidikan Teknologi Pertanian

2(2): 27-40

Pasaribu, F.M., Usman, S dan Leidonald, R.

2016. Pengaruh Padat Tebar tinggi

dengan Penggunaan Nitrobacter

Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele

(Clarias Sp.).Jurnal

Aquacoastmarine 12(2): 1-10.

Patang, 2016. Pengembangan Udang

Windu Melalui Penerapan

Pembantutan, Probiotik &

Pengendalian Lingkungan.Orasi

ilmiah pengukuhan guru besar

disampaikan pada sidang terbuka

luar biasa senat Universitas Negeri

Makassar pada Selasa, 27

Desember 2016.

Ramdhan, M. 2015. Studi Kualitas Perairan

Teluk Ekas Berdasarkan Komponen

Fisika-Kimia. Social Science

Education Journal 2(1): 58-66.

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SINGKONG …

p-ISSN : 2476-8995 e-ISSN : 2614-7858

S182 Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian Volume 5 April Suplemen (2019) : S169 – S182

Restiningtyas, R., Subandiyono dan

Pinandoyo. 2015. Pemanfaatan

Tepung Daun Lamtoro (Laucaena

gluca) yang Telah Difermentasikan

dalam Pakan Buatan Terhadap

Pertumbuhan benih Ikan Nila Merah

(Oreochromis niloticus). Jurnal of

Aquacuture Management and

Technology 4(2): 26-34.

Rosmawati dan Muarif. 2014. Kelangsungan

Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan

Lele Dumbo (Clarias Sp.) pada

Sistem Resirkulasi dengan

Kepadatan Berbeda. Sains Akuatik

2(1): 1-8.

Sahwan, M. F. 2004. Pakan Ikan dan

Udang, Formulasi, Pembuatan,

Analisa Ekonomi. Jakarta: Penebar

Swadaya

Samsundari, S dan Wirawan, G.A.

2013.Analisis Penerapan Biofilter

dalam Sistem Resirkulasi Terhadap

Mutu Kualitas Air Budidaya Ikan

Sidat (Angguilla biocolor) Jurnal

gamma 8(2): 86-97.

Sumpeno, D. 2015. Pertumbuhan dan

Kelangsungan Hidup Benih Ikan

Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

pada Padat Penebaran 15, 20, 25

dan 30 ekor/liter dalam pendederan

secara Indoor dengan Sistem

Resirkulasi. Skripsi. Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Syahrizal, Ghofur, M., Safratilofa dan Sam,

R. 2016.Tepung Daun Singkong

(Monihot utilissima) Tua sebagai

Sumber Protein Alternatif dalam

Formula Pakan Ikan Lele (Clarias

gariepinus). Jurnal Akuakultur

Sungai dan Danau 1(1): 1-11.

Trisnawati, Y., Suminto dan Agung

Sudaryono. 2014. Pengaruh

Kombinasi Pakan Buatan dan

Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)

terhadap Efisiensi Pemanfaatan

Pakan, Pertumbuhan dan

Kelulushidupan Lele Dumbo

(Clarias gariepinus). Journal of

Aquaculture Management and

Technology. 3(2): 86-93.

Wanna, M., Yanto, S dan Kadirman. 2017.

Analisis Kualitas Air dan Cemaran

Logam Berat Merkuri (Hg) dan

Timbal (Pb) pada Ikan Di Kanal

Daerah Hertasning Kota Makassar.

Jurnal Pendidikan Teknologi

Pertanian 3(1): 190-210.

Wijaya, M., Rostika, R dan Andriani, T.

2016. Pengaruh Pemberian C/N

Rasio Berbeda Terhadap

Pembentukan Bioflok dan

Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo

(Clarias gariepinus). Jurnal

Perikanan Kelautan 7(1): 41-47.

Yulianingrum, T., Pamukas, N.A dan Putra,

I. 2017. Pemberian Pakan yang

Difermentasikan dengan Probiotk

untuk Pemeliharaan Ikan Lele

Dumbo (Clarias gariepenus) pada

Teknologi Bioflok. JOM Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Riau 4(1):1-9.