137
Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap Pengungkapan Informasi Non Keuangan dengan Aksesibilitas Internet sebagai Pemoderasi ( Studi Kasus padaWebsite Resmi Pemerintah Provinsi di Indonesia) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Roza Arsita NIM.11150150000005 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap

Pengungkapan Informasi Non Keuangan dengan Aksesibilitas

Internet sebagai Pemoderasi

( Studi Kasus padaWebsite Resmi Pemerintah Provinsi di Indonesia)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Roza Arsita

NIM.11150150000005

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

Page 2: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

i

Page 3: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

ii

Page 4: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

iii

Page 5: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

iv

Page 6: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

v

ABSTRAK

Roza Arsita (NIM.11150150000005).Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial.Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi “Pengaruh

Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap Pengungkapan

Informasi Non Keuangan dengan Aksesibilitas Internet sebagai Pemoderasi

(Studi Kasus pada Website Resmi Pemerintah Provinsi di Indonesia)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengangguran dan

kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan informasi non keuangan dengan

aksesibiltas internet sebagai pemoderasi pada website pemerintah Provinsi di

Indonesia.Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif dengan

sampel sebanyak 34 websiteresmi pemerintah Provinsi di Indonesia. Teknik

analisis data dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda dengan

nilai persamaan Y = 72,399 – 4,381 +1,803 dan moderated regression

analysis.Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan pengangguran dan

kesejahteraan daerah berpengaruh terhadap pengungkapan informasi non

keuangan dengan nilai signifikan˂0,05(0,001˂0,05).Secara parsial

pengangguran berpengaruh terhadap pengungkapan informasi non keuangan

dengan nilai signifikan˂0,05(0,00˂0,05) dankesejahteraan daerah tidak

perpengaruh terhadap pengungkapan informasi non keuangan dengan nilai

signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet dapat

memoderasi pengaruh pengangguran dan kesejahteraan daerah terhadap

pengungkapan informasi non keuangan dengan nilai

signifikansi˂0,05(0,001˂0,05).Nilai koefesien determinasi pada persamaan

regresi berganda sebesar 32,2% setelah memasukan variabel moderasi yaitu

aksesibilitas internet nilai koefisien determinasi meningkat menjadi 39,8%.Hal

ini menunjukan bahwa aksesibilitas internet dapat memperkuat pengaruh

pengangguran dan kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan informasi non

keuangan pada website pemerintah Provinsi di Indoensia.

Kata Kunci:Pengangguran,Kesejahteraan Daerah, Aksesibilitas Internet

dan Pengungkapan Informasi Non Keuangan.

Page 7: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

vi

ABSTRACT

Roza Arsita (NIM. 11150150000005). Department of Social Sciences

Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Thesis Title "The

Effect of Unemployment and Regional Welfare on Disclosure of Non-

Financial Information with Internet Access as Moderator (Case Study on the

Official Website of the Provincial Government in Indonesia)".

This study aims to determine the effect of unemployment and regional welfare

moderated by internet accessibility on the disclosure of non-financial information

on the website of the provincial government in Indonesia.This research uses

quantitative research methods with a sample of 34 provincial government

websites in Indonesia. Data analysis techniques using multiple regression

modelswith the value of the equationY = 72,399 – 4,381 +1,803 and

moderated regression analysis.The results showed that simultaneous

unemployment and regional welfare affect the disclosure of non-financial

information with a significant value of˂0,05 (0,001˂0,05).Partially

unemployment affects the disclosure of non-financial information with a

significant value˂0,05(0,000˂0,05) and regional welfare does not affect the

disclosure of non-financial information with a significance value

of˃0,05(0,533˃0,05).While internet accessibility can moderate the effect of

unemployment and regional welfare on the disclosure of non-financial

information with a significance value of˂0,05(0,001˂0,05).The coefficient of

determination in the multiple regression equation is 32,2% after entering the

moderating variable ie internet accessibility has increased to 39,8%.This shows

that the accessibility of the internet strengthens the effect of unemployment and

regional welfare on the disclosure of non-financial information on the website of

the Provincial government in Indonesia.

Keywords:Unemployment, Regional Welfare, Internet Accessibility and Non-

Financial Information Disclosure.

Page 8: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

yang berjudul“Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap

Pengungkapan Informasi Non Keuangan dengan Aksesibilitas Internet

sebagai Pemoderasi (Studi Kasus pada Website Resmi Pemerintah Provinsi di

Indonesia)” Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan,

oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk

kebaikan skripsi ini. Selain itu, selama proses penyusunan skripsi ini penulis

banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Dosen

Pembimbing Akademik saya yang senantiasa membimbing dan

memberikan motivasi kepada penulis.

5. Ibu Anissa Windarti, M.Sc selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan

motivasi yang sangat bermanfaat dalam memperbaiki dan menyelesaikan

skripsi ini

Page 9: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

viii

6. Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan

motivasi yang sangat bermanfaat dalam memperbaiki dan menyelesaikan

skripsi ini

7. Seluruh Dosen, Staf, dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama

melaksanakan studi

8. Terkhusus untuk orang tua saya bapak Saiin Kodir, Ibu Fatimah dan Ibu

Alfiyahserta keluarga saya yang memberikan saya semangat, motivasi, doa

yang tidak pernah berhenti, kasih sayang dan dukungan dalam proses

penyusunan skripsi ini

9. Untuk kakak dan adik yang saya sayangi Anisa Sa’diyah dan Ismiayatun

Sa’diyah memberikan saya dukungan dan doa dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10. Terima kasih kepada Risma Apriyani, Gita Andestian M, Fitri Zulfa

Maulida dan Nugrahainy Siti Nur Afifiah, Ayu Nurfitria, Fatonah, Hilda

Awaliyahdan Sahabat Until Jannah yang telah membantu, memberikan

doa dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

11. Teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2015 yang telah memberikan

pengalaman dan dukungan selama perkuliahan

12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu penulis

ucapkan terima kasih banyak atas dukungan, doa, dan bantuannya.

Demikian ucapan terimakasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang

telah membantu dalam penulisan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis dan bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 18 September 2019

Penulis

Roza Arsita

Page 10: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI .................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 9

C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 9

D. Rumusan Masalah ................................................................................................. 10

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 10

F. Manfaat penelitian ............................................................................................... 11

1. Manfaat teoritis ................................................................................................. 11

2. Manfaat Praktis ................................................................................................. 11

BAB IIKAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 12

A. Deskripsi Teoritik ................................................................................................. 12

1. Pengungkapan Informasi................................................................................... 12

a. Teori yang Mendasari ................................................................................... 12

1. Teori Legitimasi ........................................................................................ 12

2. Teori Signal ............................................................................................... 13

b. Pengertian Pengungkapan Informasi............................................................. 14

Page 11: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

x

c. E-government ................................................................................................ 18

d. Masyarakat Informasi ................................................................................... 25

2. Pengangguran .................................................................................................... 29

a. Pengertian Pengangguran .............................................................................. 29

b. Jenis-Jenis Pengangguran ............................................................................. 30

c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran..................................... 31

d. Hubungan Pengangguran dan Pengungkapan Informasi .............................. 33

3. Kesejahteraan Daerah ....................................................................................... 34

a. Pengertian Kesejahteraan Daerah ................................................................ 34

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Daerah ........................ 34

c. Indikator Kesejahteraan Daerah .................................................................... 35

d. Hubungan Kesejahteran dengan Pengungkapan Informasi Publik ............... 38

4. Aksesibilitas Internet ........................................................................................ 40

a. Pengertian Aksesbilitas Internet .................................................................... 40

b. Klasifikasi Pengguna Internet Berdasarkan Intensitasnya ............................ 41

c. Pemanfaat Internet ........................................................................................ 42

d. Internet dalam E-government ........................................................................ 42

B. Penelitian yang Relevan ........................................................................................ 43

C. Kerangka Berfikir ................................................................................................. 49

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 53

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 55

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 55

B. Metode dan Desain Penelitian............................................................................... 55

C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 56

D. Variabel Penelitian ................................................................................................ 57

E. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 58

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 62

G. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 64

1. Model Analisis .................................................................................................. 64

2. Analisis Data Deskriptif .................................................................................... 65

3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 65

Page 12: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

xi

a. Uji Normalitas ............................................................................................... 65

b. Uji Multikolonieritas ..................................................................................... 66

c. Uji Heterokedastisitas .................................................................................. 66

4. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 67

H. Hipotesis Statistik ................................................................................................. 69

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 71

A. Deskripsi Data ....................................................................................................... 71

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ..................................... 74

1. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................................. 74

a. Deskripsi Pengangguran ............................................................................... 75

b. Deskripsi Kesejahteraan ................................................................................ 75

c. Deskripsi Aksesibilitas Internet .................................................................... 76

d. Deskripsi Pengungkapan Informasi Non Keuangan ..................................... 76

2. Uji Asumsi Klasik atau Prasyarat Analisis ...................................................... 76

A. Uji Normalitas ............................................................................................... 76

B. Uji Multikonieritas ....................................................................................... 78

C. Uji Heterokedastisitas ................................................................................... 79

C. Pengujian Hipotesis .............................................................................................. 80

1. Uji T .................................................................................................................. 80

2. Uji F .................................................................................................................. 82

3. Koefisien Determinasi....................................................................................... 83

4. Analisis Regresi Berganda .............................................................................. 84

5. Uji F dengan Variabel Moderasi ....................................................................... 85

6. Analisis Moderate Regresion Analisis .............................................................. 87

D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 90

1. Pengaruh pengangguran terhadap pengungkapan informasi non keuangan ..... 90

2. Pengaruh kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan informasi non

keuangan. .................................................................................................................. 92

3. Pengaruh pengangguran dan kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan

informasi non keuangan. ........................................................................................... 95

4. Pengaruh pengangguran dan kesejahteraan daerah dengan aksesibilitas internet

sebagai variabel moderasi terhadap pengungkapan informasi non keuangan. .......... 95

Page 13: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

xii

5. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 97

BAB VKESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................ 99

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 99

B. Implikasi ............................................................................................................... 99

C. Saran ................................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 101

LAMPIRAN- LAMPIRAN ............................................................................... 107

Page 14: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka ................................................ 4

Gambar 2. 1 Tugas dan Fungsi Negara ..................................................................... 41

Gambar 2. 2 Kerangka Berfikir ................................................................................. 52

Gambar 4. 1 Peta Provinsi Indonesia ........................................................................ 72

Page 15: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Presentase Jumlah Penduduk Miskin Menurut Pulau ........................................ 6

Tabel 2. 1 Penelitian yang Relevan ..................................................................................... 42

Tabel 3. 1 Waktu Penyusunan Penelitian Skripsi ............................................................... 55

Tabel 3. 2 Indeks Pengungkapan Informasi Non Keuangan ............................................... 60

Tabel 3. 3 Operasionalisasi Variabel .................................................................................. 62

Tabel 4. 1 Daftar Nama Provinsi dan Alamat Website ....................................................... 74

Tabel 4. 2 Hasil Statistik Deskriptif .................................................................................... 76

Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas .......................................................................................... 78

Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................................ 80

Tabel 4. 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 81

Tabel 4. 6 Hasil Uji T .......................................................................................................... 82

Tabel 4.7 Hasil Uji F ........................................................................................................... 84

Tabel 4. 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................................ 85

Tabel 4. 9 Hasil Uji Regresi Berganda................................................................................ 86

Tabel 4. 10 Hasil Uji F dengan Variabel Moderasi ............................................................ 87

Tabel 4. 11 Hasil Uji Analisis Moderate Regresion (MRA) ............................................... 88

Tabel 4. 12 Hasil Koefisien Determinasi dengan Variabel Moderasi ................................ 90

Page 16: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Refensi

Lampiran 2 Lembar Observasi

Lampiran 3Data Penelitian

Lampiran 4 Hasil Olah Data

Lampiran 5Gambar Tampilan Website

Lampiran 6 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 Biodata Penulis

Page 17: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dan informasi pada era sekarang menjadi

semakin maju. Terciptanya internet sebagai media mencari informasi yang

cepat dan mudah di dapatkan. Internet menjadi kebutuhan primer dari setiap

orang bahkan badan organisasi. Internetmenjadi salah satu aspek penting

dalam organisasi, bukan hanya sebagai pendukung, melainkan menjadi kunci

kegiatan operasional organisasi maupun perusahaan. Internet digunakan pada

berbagai bidang seperti pendidikan, pemerintahan, perbankan, bisnis, medis

dan lain sebagainya.

Penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara itu terjadi

pada lingkungan kehidupan antar bangsa yang semakin terbuka, dimana nilai-

nilai universal di bidang ekonomi dan perdagangan, politik, kemanusiaan,

dan kelestarian fungsi lingkungan hidup saling berkaitan secara

kompleks.Apa yang dilaksanakan tidak akan lepas dari pengamatan

masyarakat negara itu sendiri namun juga internasional, hal ini menunjukan

pemerintah harus mampu memberikan informasi yang komprehensif kepada

masyarakat nasional maupun internasional agar tidak terjadi

kesalahpahaman.Perubahan yang sedang dijalani terjadi pada saat dunia

sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi. Kemajuan

teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara

luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan

informasi.

Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi

publik menyebutkan bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana

dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara

dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada

kepentingan publik.1

1Undang –Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Page 18: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

2

Keterbukaan informasiini menjadi peluang bagi rakyatuntuk

berpartisipasi dalam berbagai kebijakan publik.Kondisi ini sekaligus dapat

mendorong terciptanya clean and good governance karena pemerintah dan

badan-badan publik dituntut untuk menyediakan informasi yang lengkap

mengenai apa yang dikerjakannya secara terbuka, transparan dan akuntabel.

Perkembangan e-government di Indonesia diawali dengan Instruksi

Presiden RI Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan e-government.Inpres ini menyebutkan bahwa tujuan

pengembangane-governmentupaya untuk mengembangkan penyelenggaraan

kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka

meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.

Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem

manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan

mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.Pemanfaatan teknologi

informasi tersebut mencakup aktivitas yang berkaitan yaitu : pengolahan data,

pengelolaan informasi, sistem pemanfaatan kemajuan teknologi informasi

agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh

masyarakat di seluruh wilayah negara.2

Pembentukan website menjadi langkah awal yang dilakukan oleh

pemerintah daerah untuk menjalankan inpres RI no 3 tahun 2003. Hal ini juga

sejalan dengan PM Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tahun

2007 tentang penyelengaraan portal dan situs web badan pemerintahan yang

menyebutkan bahwa dalam rangka penatakelolaan e-government, optimalisasi

layanan publik, dan mempercepat penyampaian informasi tentang kebijakan

dan program pemerintah yang diselenggarakan oleh Badan

Pemerintahantentang Penyelenggaraan Portal dan Situs Web Badan

Pemerintahan.3Namun dalam menjalankan peraturan menteri tersebut di

Indonesia dalam pengungkapan informasi pada website resmi pemda masih

2Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan E- Goverment. 3Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Tahun 2017 Tentang

Penyelengraan Portal dan Situs Web Badan Pemerintahan.

Page 19: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

3

bersifat sukarela (voluntary)yang menyebabkan tingkat pengungkapan

informasi masih beragam di setiap website Pemda. Pengungkapan informasi

tersebut tergantung dengan motivasi Pemda untuk secara sukarela

melaporkan informasi. Namun hal lain dalam pengungkapan informasi yang

terdapat di website pemda memiliki kualitas website dan peranan yang

berbeda juga. Ada yang sekedar memberikan informasi umum tentang daerah

tersebut, namun ada juga yang telah memanfaatkan untuk kegiatan pelayanan

masyarakat, sosialisasi peraturan dan sarana berkomunikasi secara interaktif

dengan warganya.

Penelitian Alisha Ramadhani Isni yang meneliti tentang kualitas

website di pemerintah daerah menyebutkan hasil bahwa penilaian terhadap e-

governmentwebsitemasih berada pada tahapan persiapan dan pematangan

sehingga dapat disimpulkan bahwa dari segi kuantitas perkembangan situs

website pemerintah daerah memang meningkat, namun dari segi kualitas

masih belum terlalu baik, tidak semua situs website pemerintah daerah

menyediakan fasilitas pelayanan publik yang berstandar, informasi yang tidak

update dan lebih banyak pemerintah daerah membuat situs semata mata untuk

memenuhi persyaratan tuntutan keterbukaan informasi publik tanpa adanya

perubahan manajemen kerja pemerintah yang berbasis pada elektronik.4

Perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi

pemanfaatannya membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses,

mengelola, dan memanfaatkan informasi secara cepat dan akurat sehingga

akan membantu terwujudnya pemerintahan yang bersih, transparan, dan

mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif yang menyebabkan

kebutuhan akan informasi terkait pemerintahan, masyarakat dapat dengan

mudah mengakses dimana pun dan kapan pun dengan biaya yang lebih

murah.

Indonesia merupakan negara berkembang dan memiliki jumlah

penduduk yang banyak dimana usia produktif lebih banyak mendominasi.

4Alisha Rahmadhani Isni, Analisis Kualitas Website Pemerintah Dearah pada Kabupaten

Se-Sumatera Barat, Artikel Penelitian Universitas Negeri Padang, 2018.h.13

Page 20: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

4

Seperti data yang diungkapkan oleh berita elektronik yang menyebutkan

bahwa 70 % komposisi penduduk Indonesia berada pada usia produktif (16-

65 tahun) dan sisa 30 persen lain merupakan penduduk usia muda di bawah

15 tahun dan lansia 65 tahun.5 Sehingga menyebabkan masalah

ketenagakerjaan yaitu terjadinya pengangguran. Pengangguran menjadi

masalah penting harus dipikirkan oleh pemerintah melihat data yang

dikeluarkan oleh BPS pada bulan Februari 2018 menyebukan:6

Gambar 1.1

Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi

Tahun 2018

Sumber : BPS

Gambar di atas merupakan gambar mengenai tingkat

pengangguran terbuka menurut provinsi Februari 2018 dapat dilihat bahwa

5 Di kutip dari https://sentralberita.com/2019/03/70-persen-komposisi-penduduk-

indonesia-usia-produktif/ ( Diakses tanggal 21 Maret 2019 pukul 7: 46) 6Di kutip https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/1484/februari-2018--tingkat-

pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-13-persen--rata-rata-upah-buruh-per-bulan-sebesar-2-65-

juta-rupiah.html ( Diakses tanggal 21 Maret 2019 pukul 8:06)

Page 21: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

5

provinsi Bali menjadi daerah dengan tingkat pengangguran dengan

presentase 0, 86 % sedangkan provinsi Jawa Barat menjadi daerah dengan

tingkat pengangguran tertinggi dengan presentase 8,16 % dari 34 Provinsi

yang terdapat di Indonesia, dikuti oleh provinsi Banten 7,7 % , Maluku 7,

38%, Kalimantan Timur 6,90 %, Kep.Riau 6,43%. Hal ini menunjukan

bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki tingkat pengangguran yang

berbeda-berbeda.

Faktor yang mempengaruhi pengangguran di setiap daerah dapat

dilihat dari pertumbuhan penduduk yang cepat namun ketersediaan

lapanan pekerjaan tidak memenuhi dengan angkatan kerja yang ada.

Keterpurukan pertumbuhan di sektor industri, sistem pendidikan yang

rusak dimana lemabaga-lembaga pendidikan tidak lagi menghasilkan

lulusan yang memiliki skillatau bekal kemampuan yang dapat

mengembangkan potensi peserta didik ketika mereka terlepas dari jenjang

pendidikan.

Berita elektronik finance detik.Com menyebutkan bahwa Lembaga

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data jumlah penduduk miskin di

Indonesia mencapai 26,58 juta orang atau 10,12% pada September 2017,

angka itu turun jika dibandingkan dengan Maret yang sebesar 27,77 juta

orang atau 10,64%.7

Pada tanggal 15 Januari 2019 BPS merilis data terbaru terkait

presentasi penduduk miskinpada september 2018 sebesar 9,66 %.8

Sehingga menyebabkan Indonesia memiliki tingkat kesejahteraan yang

belum tinggi di setiap wilayah. Presentase tingkat penduduk miskin di

menurut wilayah di gambar sebagai berikut:

7Di kutip dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3795632/bps-

kemiskinan-masih-terpusat-di-indonesia-timur (Diakses tanggal 22 Maret 2019 Pulul 17:48) 8Di kutip dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/01/15/1549/persentase-penduduk-

miskin-pada-september-2018-sebesar-9-66-

persen.htmlhttps://www.bps.go.id/pressrelease/2019/01/15/1549/persentase-penduduk-miskin-

pada-september-2018-sebesar-9-66-persen.html

Page 22: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

6

Tabel 1.1

Presentase jumlah penduduk miskin menurut pulau,

September 2018

Sumber : BPS

Data di atas menunjukkan persentase dan jumlah penduduk miskin

menurut pulau pada September 2018. Terlihat bahwa persentase penduduk

miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar

20,94 persen. Sementara itu, persentase penduduk miskin terendah berada

di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar 5,98 persen. Dari sisi jumlah, sebagian

besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa (13,19 juta orang)

mmsedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau

Kalimantan (0,97 juta orang).Disamping itu tingkat kemiskinan tertinggi

berada di daerah Indonesia Timur yang kita lihat pulau tersebut merupakan

wilayah dengan keterbatasan akses dari berbagai bidang.

Perkembangan zaman yang semakin maju yang menumbuhkan

banyak teknologi-teknologi cangih. Sehingga memunculkan kebutuhan

informasi yang secara luas. Pemanfaatkan informasi dari berbagai media

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat diharapkan akan adanya

perubahan dalam bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Namun bila

kita lihat kesejahteran daerah dan banyaknya masalah terkait ekonomi

dapat menimbulkan masyarakat yang acuh terhadap perkembangan

informasi yang ada saat ini apalagi dalam perkembangan pemerintah.

Mereka akan terlihat acuh dalam terhadap keterbukaan publik yang di

informasikan oleh pemerintah karena mereka lebih memikirkan bagaimana

mereka dapat mempertahanankan hidup dengan berusaha mencari materi,

Page 23: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

7

yang menyebabkan berkurangnya sikap kritis, cerdas dan berani terhadap

penyelengaraan pemerintahan.

Kesedian internet menjadi media yang memudahkan dalam

mengakses informasi berbagai hal. Salah satunya informasi yang berkaitan

dengan pemerintahan disamping dapat digunakan sebagai monitoring

penyelengaraan pemerintah oleh masyarakat.

Pada masa kini dunia telah memasukin era jaringan komputerisasi

informasi global. Revolusi digitalisasi telah sedemikian ditandai dengan

semakin meluasnya pemakaian handphone yang nemembus batas sosial.

Pemakaianhandphone bukan lagi dimiliki oleh masyarakat yang berada di

kelas sosial menengah kelas namun kelas menengah kebawah.

Perkembangan teknologi yang semakin maju menyebabkan semakin

bertambahnya fitur-fitur baru yang membantu aktifitas manusia. Salah

satunya adalah tersedianya jaringan internet. Internet telah masuk ke

dalam ruang pribadi dengan akses yang semakin mudah dan cepat.

Indonesia menjadi negara yang memiliki urutan ke-5 sebagai

pencandu internet terbesar di dunia dengan rata-rata pengunaan internet

mencapai 8 jam 36 detik data ini dikeluarkan We Are Social dan

Hootsuit.9 Berdasarkan survey APJII (Asosiasi Penyedian Jasa Internet

Indonesia) merangkum wilayah dengan tingkat penggunaan internet

tertinggi. Penggunaan internet terbanyak masih didominasi oleh wilayah

Jawa. Jumlah pengguna internet di Jawa mencapai 58,08 persen dari total

pengguna di Indonesia. Meski begitu, penetrasi penyebaran internet masih

setengahnya, yakni 57, 7 persen dari total penduduk di Jawa.Posisi kedua

ditempati oleh wilayah Sumatera dengan jumlah pemakai internet

mencapai 19, 05 persen.10

9 Dikutip dari https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190131152559-185-

365427/pengguna-indonesia-masuk-lima-besar-pecandu-internet-di-dunia ( Diakses tanggal 22

Maret 2018 Pukul 17.43) 10

Dikutip dari https://tekno.kompas.com/read/2018/02/22/10590087/ini-daerah-di-

indonesia-yang-paling-rajin-internetan ( Diakses tanggal 22 Maret 2019 Pukul 17:47)

Page 24: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

8

Wanda Mustika Rahim dan Dwi Martanimeneliti tentang faktor

yang mempengaruhi pengungkapan informasi non keuangan pada website

pemerintah daerah disebutkan bahwa tingkat akses internet, opini audit,

usia daerah, jenis daerah, ukuran daerah, serta tingkat kesejahteraan daerah

memiliki hubungan positif terhadap pengungkapan informasi

keuanganpada website.Tingkat akses internet, usia pemda, ukuran daerah,

serta tingkat kesejahteraan daerah memilikihubunganpositif terhadap

pengungkapan informasi non-keuangan.Sedangkan tingkat pengangguran

mempengaruhi informasi non-keuangan secara negatif.11

Penelitian Muktar, dkk. menyebutkan bahwa dari hasil pengujian

atas hipotesis yang telah disusun menunjukkan bahwa variabel rasio lansia

berpengaruh negatif terhadap transparansi pemerintah daerah di Indonesia.

Variabel derajat desentralisasi fiskal, leverage, ideologi, tingkat

pengangguran, dan aktivitas ekonomi berpengaruh positif terhadap

transparansi pemerintah daerah di Indonesia.12

Hasil penelitian Jose-Caamano-Alegre menyebutkan hasil studi

empiris tentang tansparansi yang dilakukan oleh pemerintah

mengkonfirmasi temuan bahwa terdapat hubungan negatif antara

pengangguran terhadap transparansi dari pemerintah.13

Penelitian tentang pengungkapan informasi yang dipublikasikan

pada website pemerintah daerah di Indonesia merupakan hal penting,

karena akan memberikan gambaran tentang seberapa besar pentingnya

pengungkapan pada website yang dilakukan oleh pemerintah daerah serta

memberikan petunjuk tentang informasi-informasi yang berkaitan dengan

berjalannya suatu pemerintahan dan faktor apa saja yang

mempengaruhinya sehingga diharapkan dari hasil penelitian tentang

11

Wanda Mustika Rahim dam Dwi Martani, Analisis faktor yang mempengaruhi

pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan pada website pemerintah daerah, 2013.

Paper Universitas Indonesia, h. 72 12

Muktar, dkk. Penentu transparansi pemerintah daerah: sebuah studi pada pemerintah

daerah di Indonesia, Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 2017,h.153 13

Jose Caamano-Alegre, Bugget Transparansi in Local Government An Empricical

Analysis, Paper internasional Studies Program Working, 2011, p. 27

Page 25: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

9

pengungkapan informasi non keuangan pada website pada pemerintah

daerah ini dapat mewujudkan asas akuntabilitas dan transparansi dari

pemerintah sehingga terwujudlah good government governance.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengangguran dan

Kesejahteraan Daerah terhadap Pengungkapan Informasi Non

Keuangan dengan Aksesibilititas Internet sebagai Pemoderasi (Studi

Kasus pada Website Pemerintah Provinsi di Indonesia)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diindentifikasi

terdapat masalah-masalahsebagai berikut:

1. Implementasi intruksi presiden tahun 2003 tentang e-goverment yang

belum berjalan secara keseluruhan dengan baik.

2. Konten informasi yang diungkapkan dalam situs web tidak seragam dan

lengkap.

3. Sedikitnya informasi pengungkapan non keuangan yang dipublikasikan

pada situs resmi pemda provinsi Indonesia.

4. Terjadinya kesenjangan yang tinggi pada tingkat penganguran di wilayah

yang ada di Indonesia.

5. Masih banyaknya wilayah di Indonesia yang memiliki tingkat

kesejahteran rendah.

6. Masih rendahnya kecepatan akses internet pada wilayah tertentu di

Indonesia dan banyak masyarakat belum mampu

mengoptimalkanpemanfaatan internet dengan baik.

C. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi masalah hanya tentang rendahnya kecepatan akses

internet pada wilayah tertentu dan belum mampunya masyarakat dalam

mengoptimalkan pemanfaatan internet dan tentang faktor pengangguran dan

kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan informasi non keuangan pada

website pemerintah Provinsi di Indonesia.

Page 26: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

10

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang

telahdikemukakan, makarumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1) Apakah terdapat pengaruh pengangguranterhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada website pemerintah Provinsi di

Indonesia?

2) Apakah terdapat pengaruh kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada websitepemerintah Provinsi di Indonesia?

3) Apakah terdapat pengaruh pengangguran dan kesejahteraan daerah

terhadap pengungkapan informasi non keuangan pada website

pemerintah Provinsi di Indonesia?

4) Apakah aksesibilitas internet dapat memoderasi pengaruh

pengangguran dan kesejahteran daerah terhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada website pemerintah Provinsi di

Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalahuntuk mengetahui :

1) Pengaruh pengangguran terhadap pengungkapan informasi non

keuangan pada website pemerintah Provinsi di Indonesia.

2) Pengaruh kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan informasi non

keuangan pada websitepemerintah Provinsi di Indonesia.

3) Pengaruh pengangguran dan kesejahteran daerah terhadap

pengungkapan informasi non keuangan pada website pemerintah Provinsi

di Indonesia.

4) Aksesibilitas internet dapat memoderasi pengaruh pengangguran dan

kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan informasi non keuangan

pada website pemerintah Provinsi di Indonesia.

Page 27: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

11

F. Manfaat penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat:

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu:

a. Menambah khasanah keilmuan tentang faktor yang mempengaruhi

pengungkapan informasi non keuangan pada situs resmi pemda

tingkat provinsi di Indonesia.

b. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan pengungkapan informasi non keuangan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung untuk

mengetahui secara pengaruh dari faktor demografi terhadap

pengungkapan informasi non keuangan pada situs resmi web pemda

provinsi di Indonesia

b. Bagi pemerintah

Sebagai bahan evaluasi terkait kinerja penyelengaraan pemerintahan

dalam pengungkapan/ pemberian informasi non keuangan yang

terdapat pada situs resmi pemda setiap provinsi yang dapat diakses

secara bebas.

c. Bagi penelitian selanjutnya

Sebagai bahan literatur penelitian pada sektor publik.

Page 28: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

12

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengungkapan Informasi

a. Teori yang Mendasari

1. Teori Legitimasi

Menurut Deegan dalam Ang Swat Lin Lindawati teori

legitimasi dalam perusahaan adalah perusahaan akan terus

berupaya untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi

dalam norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan

dari tempat perusahaan berada.1

Teori legitimasi menjelaskan bahwa organisasi secara

berlanjut beroperasi sesuai dengan batas-batas dan nilai yang

diterima oleh masyarakat di sekitar perusahaan dalam usaha

untuk mendapatkan legitimasi.

Menurut Hanifah dalam Wanda dan Dwi Martani apabila

dikaitkan ke dalam bidang pemerintahan, legitimasi merupakan

keadaan dimana tingkah laku pemerintah sesuai dengan norma

dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, sehingga akan

tercipta kepercayaan atas kebijakan dan keputusan pemerintah.

Adanya perbedaan antara aktivitas pemerintah dengan nilai

yang berlaku dalam masyarakat akan menimbulkan adanya

legitimacy gap yang mengancam kepercayaan masyarakat

terhadap pemerintah.2

Legitimasi pemerintahan berjalan dengan baik tergantung

bagaimanapemerintah menjalin komunikasi dengan

1 Ang Swat Lin Lindawati, Corporate Social Responsibility:Implikasi Stakeholder dan

Legitimasi Gap dalam peningkatan Kinerja perusahaan, Jurnal Akuntansi Multiparadigma JAMAL

Volume 6 Nomor 1, 2015,h. 163 2Wanda Mustika Rahim dam Dwi Martani, Analisis faktor yang mempengaruhi

pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan pada website pemerintah daerah, 2013.

Paper Universitas Indonesia. h.5

Page 29: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

13

masyarakat. Salah satunya caranya dengan perlihatkan kinerja

yang dijalankan oleh pemerintah secara berkala dengan

pemberian informasi-informasi yang membuat masyarakat

dapat melihat dan menilai keadaan pemerintahanya.

Media menjadi salah satu alat yang digunakan untuk

menjalin komunikasi tersebut adalah dengan adanya situs web

resmi yang instansi pemerintahan karena situs resmi itu

menjadikan informasi yang disampaikan menjadi efektif dan

efisien yang menyebabkan signal yang baik yang atas kinerja

pemerintah sehingga meningkatkan kepercayaan publik

terhadap pemerintahan.

2. Teori Signal

Menurut Alvarez dalam Andrient teori signal merupakan

teori yang menghubungkan adanya hubungan asimetris

informasi antara satu pihak dan pihak-pihak lainnya yang

berkepentingan dengan informasi tersebut.3

Menurut T.C.Melewarmenyatakan teori signal menunjukan

bahwa perusahaan akan memberikan sinyal melalui tindakan

dan komunikasi. Perusahaan ini mengadopsi sinyal-sinyal ini

untuk mengungkapkan atribut yang tersembunyi untuk para

pemangku kepentingan.Eugene F. Brigham dan Joel F.

Houston menjelaskanteori sinyal adalah teori yang mengatakan

bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai sinyal

dari perkiraan pendapatan manajemen.4

Teori signal dapat di gunakan atau diadaptasi pada sektor

publik karena teori ini menekankan pada informasi yang

3Adrient Desiana, Pengaruh umur pemerintahan daerah, leverage dan ketergantungan

daerahterhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan nom keuangan di Website

Pemerintahan daerah, Tesis pada Universitas Negeri Lampung, Lampung, 2017. h.13,

dipublikasikan 4 Dikutip darihttp://ioaddakhil.blogspot.com/2014/02/pengertian-teori-sinyal.html (diakses

tanggal 22 Maret 2019 Pukul 12:01)

Page 30: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

14

disediakan dan bagaimana penguna dalam merespon informasi

tersebut.

Teori signalpada pemerintahan dapat dianalogikan dengan

pemerintah sebagai agen dan masyarakat sebagai

principal.Pemerintah adalah pihak yang diberikan kepercayaan

oleh masyarakat untuk mengelola kekayaan masyarakat.

Pemerintah bertanggungjawab pula memberikan informasi atau

sinyal pada masyarakat untuk memberikan keyakinan yang

memadai pada masyarakat.5

Teori signal dalam pemerintahan dapat menjelaskan

bagaimana pemerintah memberikan signalinformasi kepada

masyarakat terkait penyelengaraan pemerintah. Pemerintah

yang merupakan pihak yang mendapatkan amanah dari rakyat

sehingga memiliki keinginan memberikan signal kepada

rakyatnya dalam memberikan signal pemerintah akan berusaha

memberikan informasi terkait laporan kerjanya yang

berkualitas dalam penyelengaraan pemerintah. Pengungkapan

informasi merupakan inisiatif dari pemerintah sehingga

tercermin pemerintahan yang transparansi.

b. Pengertian Pengungkapan Informasi

Sri Rokhinasari menjelaskan pengungkapan secara umum

terbagi atas dua jenis yaitu, voluntary disclosure dan mandatory

disclosure.Voluntary disclosure adalah pengungkapan berbagai

informasi yang berkaitan dengan aktivitas/keadaan perusahaan

secara sukarela.Mandatory disclosure adalah pengungkapan

5Yuli Yustikasari, Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat

Pengungkapan Sukarela Informasi Keuangan Pada Website Pemerintah Daerah (Studi Kasus

Pemerintah Daerah Tingkat Provinsi Se – Indonesia), Jurnal Profita. Vol. 11.No. 1. April. 2018,

h.38

Page 31: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

15

informasi berkaitan dengan aktivitas/keadaan perusahaan yang

bersifat wajib dan dinyatakan dalam peraturan hukum.6

Menurut McFadden informasi adalah sebuah data yang

telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan

pengetahuan seseorang yang mengunakan data tersebut.Sedangkan

menurut Davis informasi adalah data yang telah diolah menjadi

sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat

dalam pengambilan keputusan.7 Jadi dapat disimpulkan informasi

adalah data yang dapat digunakan oleh seseorang untuk memenuhi

kebutuhan dalam proses pekerjaannya.

Pengungkapan informasi yang dilakukan oleh pemerintah

menunjukan pemerintah menjalankan asas dalam menuju

pemerintah yang good public governancedengan asas transparansi

dan akuntabilitas.

Menurut pedoman good public governance Indonesia yang

diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG),

terdapat 5 asas yang perlu dilakukan oleh pemerintah yaitu

demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum serta

kewajaran dan kesetaraan.8

Transparansimengandung unsur pengungkapan (disclosure)

dan penyediaan informasi yang memadai dan mudah diakses oleh

pemangku kepentingan.Transparansi dibutuhkan oleh publik agar

publik dapat memantau berbagai tindakan yang dilakukan

pemerintah pada umumnya dan pemerintah daerah pada

khususnya.9

6Sri Rokhinasari, Teori –Teori dalam Pengungkapan Informasi Corporate Social

Responbility Perbankanjurnal kajian perbanan syariah Vol. , No 2015h. 4 7Abdul Kadir, Pengetahuan Sistem Informasi,(Yogjakarta: ANDI Yogjakarta,2014), h.45

8 Pedoman Umum Good Publik Governance ( Jakarta: Komite Nasional Kebijakan

Governanace, 2008), h.15 9Ibid., h.16

Page 32: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

16

Menurut Finner akuntabilitas merupakan konsep yang

berkenaan dengan standar eksternal yang menentukan kebenaran

suatu tindakan oleh administrasi negara (birokrasi publik).10

Akuntabilitas publik hanya dikenal di negara yang

menerima konsep- konsep demokrasi yang mengangap rakyat

sebagai faktor yang sangat penting.Asas akuntabilitas menetapkan

bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelengaraan

negara harus dapat dipertangungjawabkan kepada rakyat sebagai

pemegang kedaualatan tertinggi dalam suatu negara.

Kebebasan memperoleh informasi publik (public access to

information) menjadi kebutuhan bagi semua elemen masyarakat

karena menjadi salah satu prasyarat dan pondasi untuk

menciptakan pemerintahan terbuka (open government) dalam

sebuah tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).Tata

kelola yang baik memiliki sejumlah indikator antara lain

keterbukaan, partisipasi, akuntabilitas, efektivitas, dan koherensi.11

Informasi dasar yang diwajibkan tersedia dan mudah

diakses bagi masyarakat umum yang tertuang pada Undang-

Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik antara lain adalah

Profil Badan Publik, Program dan Kegiatan Badan Publik,

Informasi Keuangan, Peraturan/Kebijakan yang berpengaruh pada

Publik, Akses Informasi Publik. Secara umum Undang-Undang

Keterbukaan Informasi Publik bertujuan untuk menjamin hak

warga negara mengetahui rencana pembuatan, program, proses

pengambilan keputusan, serta alasan pengambilan keputusan

kebijakan publik.12

10

Joko Widodo, Membangun birokrasi berbasis kinerja, (Malang: Bayumedia, 2013), h. 67 11

Diah Fatma Sjoraida, Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik Pada

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, jurnal ilmu-ilmu sosial dan humaniora, Vol.17, No 3(2015), h.

213 12

Muhammad Noor Usman, Inisiasi Masyarakat Informasi di Indonesia Melalui

Implementasi Keterbukaan Informasi Publik: Satu Dekade Undnag-Undang Keterbukaan

Page 33: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

17

Akuntabilitas dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat

kualitas pelayanan publik dari pemerintahan karena pemerintah

dalam memberikan informasi harus sesuai dengan kinerja yang

telah dijalani seperti dalam pengungkapan pengunaan dana.

Menurut undang-undang tentang tetang keterbukaan

informasi pubrik. Informasi Publik13

adalah informasi yang

dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh

suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan

penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan

penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan undang-

undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan

publik.

Ciri –ciri pemerintahan yangaccountable adalah sebagai

berikut:14

a. Mampu menyajikan informasi penyelengaraan pemerintahan secara

terbuka, cepat, dan tepat kepada masyarakat.

b. Mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi publik.

c. Mampu menjelaskan dan mempertangungjawabkan setiap

kebijakan publik secara proporsional.

d. Mampu memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam

proses pembangunan dan pemerintahan.

e. Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja( performance)

pemerintahan. Dengan pertangungjawaban publik, masyarakat

dapat menilai derajat pencapaian pelaksanaan program/kegiatan

pemerintah.

Informasi Publik, Khasanah Al-Khimah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan,

2019,h.14 13

Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik Pasal 1 ayat 2. 14

Nico Andrianto,Transparansi dan Akuntabilitas Publik melalui e-Goverment, ( Malang :

Bayumedia Publising, 2007), h. 23

Page 34: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

18

Berdasarkan undang-undang republik Indonesia nomor 25 tahun

2009 tentang pelayanan publik dinyatakan bahwa masyarakat

berhak:15

- Mengetahui kebenaran isi standar pelayanan;

- Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;

- Mendapat tanggapan pengaduan yang diajukan;

- Mendapat advokasi, perlindungan, dan atau pemenuhan

pelayanan.

- Memberikan kepada pimpinan penyelengaraan untuk

memperbaikipelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak

sesuai dengan standar pelayanan.

c. E-government

Upaya go onlinebagi pemerintah daerah dimulai secara

serius sejak dikeluarkan Instruksi Presiden Indonesia No.03

Tanggal 9 Juni 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan e-goverment oleh presiden. Departemen

komunikasi dan informasi menjadi leanding sectoruntuk

mewujudkan implementasi proyek besar ini dengan memberikan

panduan, pedoman, dan arahan, standar serta blue print. Sebagai

pelaksana di setiap pemerintahan daerah oleh dinas komunikasi

dan informasi yang bertugas mengimplementasikan.16

Pemerintah harus mengupayakan kelancaran komunikasi

dengan lembaga-lembaga tinggi negara, pemerintah daerah serta

mendorong partisipasi masyarakat luas, agar ketidakpastian

tersebut tidak mengakibatkan perselisihan paham dan ketegangan

yang meluas, serta berpotensi menimbulkan permasalahan

baru.Pemerintah juga harus lebih terbuka terhadap derasnya aliran

15

Hardiansyah, Komunikasi pelayanan publik konsep dan aplikasi, (Yogjakarta: Gava

Media , 2015), h.62 16

Nico Andrianto, Op.Cit , h. 79

Page 35: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

19

ekspresi aspirasi rakyat dan mampu menanggapi secara cepat dan

efektif.

1) Pengertian E- Government

E-government memiliki banyak definisi seperti bank dunia

mendefinisikan sebagai berikut:17

E- government refers to the use by government agencies

of information technologies (such as Wide Area Networks,

the internet and mobile computing) that have the ability to

transform relation with citizen, businnes, and others arms

of goverment.

Penjelasan pengertian tersebut adalah e-government

mengacu pada penggunaan oleh lembaga pemerintah dalam

teknologi informasi (seperti Wide Area Networks, internet dan

komputerisasi bergerak) yang memiliki kemampuan untuk

mengubah hubungan atau menjalin komunikasi dengan warga

negara, bisnis, dan lembaga pemerintah lainnya.

Pemerintah New-Zealand mendefinikan e-governmentsebagai

berikut:

E-government is a way for government to use the new

technologies to provide people with more convenient access to

government information and services, to improve the quality of

the services and povide greater opportunities to participate in

our democratic institutions and processes.

E-government merupakan cara bagi pemerintah untuk

menggunakan teknologi baru untuk memberi orang akses yang

lebih nyaman pada informasi dan layanan pemerintah, dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan memberikan

peluang lebih besar untuk berpartisipasi masyarakat dalam

lembaga dan sesuai dengan proses demokrasi.

E-government sebagai sistem yang baru yang mana di

gunakan untuk menjalin komunikasi dan interaksi antara

masyarakat dan pemerintah tidak mengunakan proses bertatap

muka secara langsung maupun bukti cetakan di atas kertas.

17

Ibid., h.46

Page 36: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

20

Dengan demikian kita dihadapkan dengan aspek keotentikan

dan hukum atas file ataupun dokumen berupa digital.

E-government merupakan cara bagi pemerintah untuk

menggunakan teknologi baru untuk memberi orang akses yang

lebih nyaman pada informasi dan layanan pemerintah, dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan dan memberikan

peluang lebih besar untuk berpartisipasi masyarakat dalam

lembaga dan sesuai dengan proses demokrasi.

E-governmentsebenarnya adalah suatu usaha penciptaan

suasana penyelengaraan pemerintahan yang sesuai dengan

objektif bersama ( shared goals) dari sejumlah komunitas yang

berkepentingan.

Oleh sebab itu visi yang dicanangkan juga harus

mencerminkan visi bersama dari para stakeholdernya yang ada-

misalnya:18

1. Memperbaiki produktivitas dan kinerja operasional

pemerintah dalam melayani pelangganya;

2. Mempromosikan pemerintahan yang bersih dan transparan;

3. Meningkatkan kualitaskehidupan masyarakat melalui

kinerja pelayanan publik

4. Menjamin terciptanya penyelengraan negara yang

demokratis, dan lain sebagainya.

2) Tujuan E-government

Secara umum, penerapan e-government di berbagai negara

yang dikaji mempunyai tujuan berikut:19

1. Meningkatkan kualitas layanan masyarakat, terutama

dalam hal mempercepat proses dan mempermudah akses

interasi masyarakat.

18

Richardus Eko Indrajit, dkk., e-Government In Action Ragam Kasus Implementasi Sukses

di Berbagai Belahan Dunia,( Yogjakarta: Andi Yogjakarta, 2005), h.5 19

Ibid., 157

Page 37: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

21

2. Meningkatkan transparansi pemerintahan dengan

memperbanyak akses informasi publik.

3. Meningkatkan pertangungjawaban pemerintah dengan

menyediakan lebih banyak pelayanan informasi serta

menyediakan kanal akses kepada masyarakat.

4. Mengurangi waktu, uang dan sumber daya lain baik di sisi

pemerintah maupun pihak–pihak yang terlibat dengan

memperpendek proses pemberian layanan.

Menurut instruksi presiden republik Indonesia nomor 3 tahun

2003 tentang upaya pengembangan SDM yang perlu

dilakukan untuk mendukung e-government adalah sebagai

berikut : 20

a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya

informasi serta pendayagunaan teknologi informasi dan

komunikasi (e-literacy), baik di kalangan pemerintah dan

pemerintah daerah otonom maupun di kalangan masyarakat

dalam rangka mengembangkan budaya informasi ke arah

terwujudnya masyarakat informasi (information society).

b. Pemanfaatan sumberdaya pendidikan dan pelatihan termasuk

perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara sinergis,

baik yang dimiliki oleh lembaga pemerintah maupun non

pemerintah/masyarakat.

c. Pengembangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan bagi lembaga pemerintah agar hasil pendidikan dan

pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan pengembangan dan

pelaksanaan e-government.

d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknologi informasi

dan komunikasi bagi aparat pelaksana yang menangani

kegiatan bidang informasi dan komunikasi dan aparat yang

20

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan e-goverment., h.13

Page 38: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

22

bertugas dalam memberikan pelayanan publik, maupun

pimpinan unit/lembaga, serta fasilitasi pendidikan dan

pelatihan bagi calon pendidik dan pelatih maupun tenaga

potensial di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang

diharapkan dapat mentransfer pengetahuan/keterampilan yang

dimiliki kepada masyarakat di lingkungannya.

e. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan jarak jauh (distance learning) dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi secara optimal untuk

pemerataan atau mengurangi kesenjangan SDM di bidang

teknologi informasi dan komunikasi antar daerah.

Berdasarkan Inpres nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan

dan strategi nasional pengembangan, bahwa tahapan

penerapan e-government dapat dilaksanakan melalui tingkatan

sebagai berikut:21

a. Tahap 1 - Persiapan yang meliputi :

1. Pembuatan situs informasi disetiap lembaga;

2. Penyiapan SDM;

3. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan

sarana Multipurpose Community Center,Warnet,SME-

Center, dll;

4. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk

publik.

b. Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi :

1) Pembuatan situs informasi publik interaktif;

2) Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain;

c. Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi :

1. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;

21

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan e-goverment, h.14

Page 39: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

23

2. Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan

lembaga lain.

d. Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi :

1. Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G,

G2B dan G2C yang terintegrasi.

E-government diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda-beda di

kantor-kantor pemerintahan. Pengunaannya teknologi telematika

diharapkan menghasilkan simplifikasi hubungan antara

masyarakat dan pemerintahan, yaitu dengan dibuatkan bentuk

G2C ( Government to Citizen), G2B (Government to Business),

dan G2G (Government to Goverment).22

a) G2C ( Government to Citizen)

Merupakan aplikasi e-Government dimana pemerintah

membangun dan menerapkan berbagai portofolio teknologi

informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan

interaksi dengan masyarakat ( rakyat).

b) G2B (Government to Business)

Merupakan pemanfaatan teknologi dan informasi dimana

pemerintahan memiliki tugas utama yaitu membentuk sebuah

lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian

sebuah negara dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Contohnya para perusahaan wajib pajak dapat dengan mudah

menjalankan aplikasi berbasis web untuk menghitung besarnya

pajak yang harus dibayarkan ke pemerintah dan melakukan

pembayaran melalui internet.

c) G2G (Government to Government)

Merupakan pemanfaatan teknologi dan informasi untuk saling

berkomunikasi secara lebih intens dari hari ke hari antar

negara-negara.

22

Richardus Eko Indrajit, Electronic Government Strategi Pembangunan dan Pengembangan

Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital, ( Yogjakarta:ANDI Yogjakarta, 2002), h.41-

44.

Page 40: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

24

d) G2E (Government to Employees)

Aplikasi e-government juga diperuntukan untuk meningkatkan

kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan

pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai

pelayanan masyarakat.

Menurut Richard Heeks faktor-faktor yang mempengaruhi

suksesnya pengembangan e-government adalah sebagai

berikut:23

1. Adanya dorongan dari luar pemerintahan misalnya

masyarakat.

2. Adanya dorongan dari pemegang kekuasaan dalam

mewujudkan keterlaksananya e-government.

3. Sejalan denagn visi dan strategi good governance.

4. Project manajemen yang efektif.

5. Dukungan dan komitmen dari ownership dan stakeholder

menyikapi e-government.

6. Desain yang efektif dilihat dari sudut pandang pengunanya.

7. Sejalan dengan teknologi dan insfraktutur.

3) Manfaat E-government

Manfaat dari adanya e-government antara lain:24

a) Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat.

Masyarakat dapat memperoleh informasi setiap saat tanpa

adanya batas waktu disamping itu informasi dapat diakses

dimanapun misal dikantor atau di rumah tanpa harus

datang secara langsung ke kantor pemerintahan.

b) Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis

dan masyarakat umum.

23

Agus Hexagraha, Sistem Informasi dalam berbagai perspektif, (Bandung:

Informatika,2006), h.85 24

Yusuf Zainal Abidin, Komunikasi pemerintahan (Filosofi, Konsep dan Aplikasi),

(Bandung: PUSTAKA SETIA Bandung, 2016), h. 163

Page 41: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

25

Adanya keterbukaan (transparansi) bertujuan untuk

meningkatkan hubungan antara berbagai pihak menjadi

lebih baik.

c) Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah

diperoleh.

Adanya informasi yang mencukupi menjadikan masyrakat

belajar dalam menentukan pilihan.

d) Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien.

Terciptanya koordinasi pemerintahan melalui e-mail atau

bahkan video conference.

d. Masyarakat Informasi

Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan

informasi publik sebagai payung hukum pelaksanaan keterbukaan

informasi publik di Indonesia.

Menurut undang- undang nomor 14 tahun 2008 tentang

keterbukaan informasi publik pada point b dalam hal menimbang

di jelaskan bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana

dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap

penyelengaraan negara dan badan publik lainnya dan segala

sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik. Pada point d

dalam undang-undang ini dijelaskan bahwa pengelolaan informasi

publik merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan

masyarakat informasi.25

Pengembangan e-government merupakan wujud keinginan

atau motivasi pemerintah dalam upaya mendorong bangsa

Indonesia menuju masyarakat informasi.26

Seperti yang dijelaskan dalam insruksi presiden nomor 3

tahun 2003 tentang pengembangan e-government dijelaskan

25

Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik. 26

Instruksi Presiden Nomor Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan

dan Strategi Pengembangan e-government.

Page 42: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

26

bahwaIndonesia pada saat initengah mengalami perubahan

kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke

sistem kepemerintahan yang demokratis transparan serta

meletakkan supremasi hukum.

Menurut William J. Martin dalam Riadi masyarakat

informasi adalah suatu keadaan masyarakat dimana kualitas hidup,

prospek untuk perubahan sosial dan pembangunan ekonomi

bergantung pada peningkatan informasi dan pemanfaatannya.27

Masyarakat informasi adalah masyarakat yang

menggunakan informasi sebagai motor utama dalam menjalankan

kehidupannya. Ciri utama masyarakat informasi adalah

masyarakatnya yang sudah peka oleh penggunaan informasi, baik

itu mengenai akses dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Putu L. Pendit dalam Riadi misi utama masyarakat

informasi adalah mewujudkan masyarakat yang sadar tentang

pentingnya informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terciptanya

suatu layanan informasi yang terpadu, terkoordinasi dan

terdokumentasi serta tersebarnya informasi ke masyarakat luas

secara cepat, tepat dan bermanfaat. 28

Perekembangan zaman sekarang masyarakat dengan

pertumbuhan informasi yang begitu eksponensial menghadirkan

kebutuhan baru dalam bermasyarakat.Masyarakat yang semakin

haus informasi membutuhkan negara untuk menghadirkan

informasi ke hadapan masyarakat.

Masyarakat menjadi semakin ingin tahu apa yang sudah

dilakukan oleh pemerintah dalam menjalankan negara. Sesuatu

yang sebelum era informasi bukan menjadi urusan besar bagi

masyarakat.Keterbukaan tersebut dikenal sebagai keterbukaan

informasi.

27

Riadi, Yasir, Mewujudkan Masyarakat Informasi Indonesia Dampak Sosial, konsekuensi

dan kemungkinanya, Jurnal Universitas Terbuka: repository.ut.ac.id,2010.h.2 28

Ibid.,h.3

Page 43: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

27

Sutarno dalam Riadi menjelaskan ciri-ciri masyarakat

informasi adalah: 29

1. Sumber informasi terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

2. Adanya kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya

informasi dalam berbagai aktivitas kehidupan.

3. Terbukanya pandangan dan wawasan masyarakat dalam

pemanfaatan teknologi informasi secara tepat guna.

4. Berkembangnyalembaga-lembaga perpustakaan, dokumentasi

dan informasi secara merata.

5. Kemajuan sumber daya manusia, informasi dan fisik yang

memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Informasi dikelola dengan baik, disajikan tepat waktu dan

dikemas dengan teknologi dapat dikembangkan sebagai suatu

komoditi yang bernilai ekonomis.

Webster dalam Manik Sunuantarimengidentifikasi masyarakat

informasi ke dalam 5 kriteria antara lain, teknologi, ekonomi,

pekerjaan, ruang dan budaya. Berikut 5 kriteria masyarakat

informasi: 30

a. Teknologi

Merupakan konsep masyarakat informasi dari kriteria

teknologi, secara umum berpusat pada inovasi yang luar biasa

dalam bidang teknologi. Kemajuan di bidang teknologi,

komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan

teknologi internet.Bahwa dengan adanya teknologi baru

menyebabkan terjadinya perubahan sosial secara sistemik,

dengan ide utamanya menekankan pada proses, penyimpanan,

dan penyebaran informasi dengan teknologi informasi pula

maka masyarakat seluruh penjuru dunia dapat terhubung secara

virtual.

29

Riadi Yasir, Op.Cit.,.h.4. 30

Manik Sunuantari, Membangun Masyarakat Informasi Berbasis Kelompok, Jurnal Ilmiah

Ilmu Komunikasi, Vol.14, No.4 (2015),h.6

Page 44: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

28

b. Ekonomi

Menekankan pada pertumbuhan ekonomi sebagai aktivitas

informasi, jadi masyarakat informasi diukur dari nilai

ekonominya.

c. Ketenagakerjaan

Adanya masyarakat informasi dilihat dari adanya

perubahan dalam dunia kerja, dimana pekerja banyak

membutuhkan informasi mendominasi, konsep ini berdasarkan

pada perspektif sosiologi. Perubahan dalam pekerjaan ini,

tentunya membawa dampak secara ekonomi.Perubahan dalam

penyebaran pekerjaan merupakan inti dari teori masyarakat

informasi yang paling berpengaruh peningkatan tenaga kerja di

bidang informasi secara mendasar mengindikasikan datangnya

masyarakat informasi.

d. Ruang

Menekanannya pada basis teknologi jaringan informasi,

pengolahan informasi yang cepat dan efektif serta pertukaran

ekonomi menjadi global, maka akan mengurangi hambatan

dalam ruang.Perusahaan dapat mengembangkan strategi global,

keterbatasan dalam geografi (ruang) bukanlah suatu hambatan,

begitu juga hambatan waktu tidak lagi menjadi kendala,

perekonomian akan berjalan terus.

e. Budaya

Konsep terakhir dalam membahas masyarakat informasi,

adanya perubahan budaya dalam masyarakat dengan

meningkatnya kebutuhan informasi dalam kehidupan sehari-

hari.

Data produk nasional dapat digunakan untuk (1) menilai prestasi

pertumbuhan ekonomi dan (2) menentukan tingkat kemakmuran

Page 45: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

29

masyarakat dan perkembangannya. Untuk menilai prestasi

pertumbuhan ekonomi haruslah dihitung dari pendapaan nasional riil.31

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia (Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang

ketenagakerjaan), istilah kerja merujuk pada kelompok penduduk yang

berusia 15 tahun ke atas. Menurut pendekatan angkatan kerja ( labor

force approch) yang dianut hampir semua negara, usia kerja dibagi

menjadi dua, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Masing-

masing angkatan kerja terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok yang

bekerja dan menganggur sedangkan komponen bukan angkatan kerja

terdiri dari tiga, yaitu sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya32

2. Pengangguran

a. Pengertian Pengangguran

Menurut kaufman dan Hotctkiss dalam Ratih pengangguran

merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak

memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha secara

aktif dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan.33

Menurut Standar Internasional pengertian pengangguran

adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja,

yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat

upah tertentu tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang

diinginkan.34

Nangadalam Putu Dyah Rahadi dan Ni

Nyomanberpendapat pengangguran (unemployment) didefinisikan

sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam

kategori angkatan kerja (labour force) tidak memiliki pekerjaan

31

SadonoSukirno, Makroekonomi Teori Pengantar Modern edisi ketiga,(Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004), h.17 32

Tri Widodo, Menuju Negara Maju: Apakah Indonesia Bergerak Ke Arah yang benar?,

( Yogjakarta:Gadjah Mada University Press,2015),h.107 33

Ratih Probosiwi, Pengangguran dan Pengaruhnya terhadap tingkat kemiskinan, Jurnal

PKS Vol 15 No 2 Juni, 2016.h.91 34

Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga

kyenes baru (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2000),h.472

Page 46: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

30

dan secara aktif sedang mencari pekerjaan.35

Beberapa definisi di

ini dapat disimpulkan pengangguran adalah seorang angkatan kerja

yang tidak memiliki pekerjaan tetapi ingin memiliki pekerjaan

sehingga dia berusaha untuk mencari pekerjaan.

Menurut Mankiw pengangguran merupakan masalah

ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan

merupakan yang paling berat. Bagi kebanyakan orang kehilangan

pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan rekanan

psikologis karena menimbulkan kegelisahan menyangkut masa

depan dan berkurangnya kebanggaan diri. 36

b. Jenis-Jenis Pengangguran

Jenis- jenis utama pengangguran secara umum dapat

diidentifikasi sebagai berikut:37

1) Penganguran yang tergeser (finansial unemployment),

merupakan akibat berpindahannya dari suatu pekerjaan ke

pekerjaan lain, sehingga terdapat tengang waktu dan membuat

seseorang berstatus sebagai pengangur sebelum mendapatkan

pekerjaan yang lain

2) Penganguran musiman (seasonal unemployment), yakni

mengangur sementara diakibatkan oleh pergantian musim

panen dan musim tanam.

3) Penganguran struktural (struktural unemployment), yakni

mengangur karena adanya perubahan dalam struktur atau

komposisi perekonomian.

4) Penganguran yang disebabkan oleh kelebihan yang kronis dari

total penawaran dibandingkan permintaan tenaga kerja.

35

Putu Dyah Rahadi dan Ni Nyoman Yuliarmi, Faktor- faktor yang mempengaruhi jumlah

pengangguran di Provinsi Bali, E-Jurnal EP Unud, 3(6) : 237-246, 2014, h. 2 36

N.Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi Edisi Kedua Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2003),

h.111 37

Ahmad Erani Yustika, Perekonomian Indonesia ( deskripsi, preskripsi dan

kebijakan),(Malang: Bayumedia publising, 2006), h.134

Page 47: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

31

Menurut jenis lama waktu bekerja pengangguran di bagi

menjadi 2 yaitu:

1. Pengangguran terbuka adalah situasi dimana orang sama sekali

tidak bekerja dan berusaha memperoleh pekerjaan.38

2. Setengah menganggur adalah dimana orang bekerja, tapi

tenaganya kurang termanfaatkan di ukur dari curahan jam

kerja, produktivitas kerja dan penghasilan yang diperoleh.39

Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat pengangguran:

Tingkat pengangguran =

x 100 %

40

c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran

Pengangguran menjadi merupakan refleksi dari kemiskinan

dan rendahnya produktivitas penduduknya.Indikator yang dapat

dijadikan ukuran untuk melihat tingkat ekonomi suatu daerah ada

pengangguran.

Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran

di suatu negara antara lain:41

1. Ketidakseimbangan antara sember-sumber ekonomi yang

dimiliki negara-negara berkembang.

2. Corak kegiatan ekonomi yang bertumpu kepada sektor-sektor

yang tradisional baik bidang pertanian atau industri.

3. Perkembangan dan struktur demografis di negara-negara

membangun menimbulkan tendensi dimana keadaan

penganguran menjadi semakin serius.

Ada beberapa faktor lain penyebab terjadinya pengangguran

yaitu:42

38

Alam S, Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : Esis, 2007), h.9 39

Ibid.,h.11 40

Ibid.,h.10 41

Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik Hingga

kyenes baru (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2005), h.481-482 42

Rizka Franita, Analisa Penganguran di Indonesia, Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan

Sosial ) Volume 1 Desember 2016, h. 89-90

Page 48: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

32

1) Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari

kerja. Banyaknya para pencari kerja tidak sebanding dengan

lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia.

2) Kurangnya informasi, dimana pencari kerja tidak memiliki

akses untuk mencari tau informasi tentang perusahaan yang

memiliki kekurangan tenaga pekerja.

3) Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang

membuat para pencari kerja mudah menyerah dalam mencari

peluang kerja.

4) Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja.

Banyak jumlah sumber daya manusia yang tidak memiliki

keterampilan menjadi salah satu penyebab makin bertambahnya

angka pengangguran di Indonesia.

Faktor diatas merupakan faktor sumber daya manusia

(SDM) menjadidari munculkan pengangguran.Sumber daya

manusia (SDM) Human Resources mengandung dua pengertian.

Pertama sumber daya manusia mengandung pengertian usaha kerja

atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal

ini sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang

diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan

barang dan jasa.Kedua, sumber daya manusia menyangkut manusia

yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha

kerja.Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang

mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut

menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat.43

Menurut Pissarides tingkat pengangguran yang tinggi

menunjukan sumber daya yang tidak ptoduktif.44

Pengangguran

yang tinggi menunjukkan bahwa banyak sumber daya manusia

43

Minar Winda, Faktor-faktor yang mempengaruhi sumber daya manusia, Jurnal online

Mahasiswa, Vol.No 2, 2014, h.7 44

Tri Widodo,Op.Cit., h.43

Page 49: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

33

yang tidak digunakan untuk menghasilkan produk yang

memberikan nilai tambah.

d. Hubungan Pengangguran dan Pengungkapan Informasi

Pada aspek pekerjaan, kebutuhan informasi dalam

melakukan pekerjaan menjadi tulang punggung dalam

perkembangnya bahkan muncul ujaran “data adalah minyak baru”

maksudnya adalah data dapat di ibaratkan sebagai bahan bakar. 45

Dimana pada era digital kebutuhan akan konsumsi data menjadi

semakin banyak. Hal ini dapat diartikan indikator betapa informasi

sangat dibutuhkan dalam pekerjaan.

Guillamon menyebutkan kota dengan tingkat transparansi

informasi yang lebih rendah menunjukkan tingkat pengangguran

yang lebih tinggi.46

Wanda Mustika Rahim menyebutkan tingkat pengangguran

berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan informasi non-

keuangan pada website pemda.Hal ini diartikan bahwa semakin

tinggi tingkat pengangguran di suatu daerah maka semakin kecil

pengungkapan informasi non-keuangan pada website.47

Suatu daerah yang memiliki tingkat pengangguran (orang

yang tidak berkerja) rendah berarti mengambarkan tingkat

kesejahteraan yang tinggi. Masyarakat dengan tingkat

kesejahteraan yang tinggi akan membutuhkan informasi yang lebih

banyak sehingga dapat menjalankan monitoring yang bagus

terhadap jalannya kepemerintahan. Hal ini mengakibatkan tekanan

terhadap pemerintah untuk dapat memberikan kebutuhan

masyarakat akan informasi tersebut yang mengakibatkan

45

Muhammad Usman Noor, Inisiasi Masyarakat Informasi di Indonesia Implementasi

Keterbukaan Informasi Publik: Satu Dekade Undang-Undang , Jurnal ilmu perpustakaan

informasi dan kearsipanVol 7, No 1 (2019), h. 19 46

Isabel-María , Determinants of corporate social disclosure in Spanish local governments,

Journal of Cleaner Production, 2012, p.62 47

Wanda Mustika Rahim dam Dwi Martani, Op.Cit.,66

Page 50: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

34

transparansi dari kinerja pemerintah yang dipublikasikan secara

terbuka. Sehingga dapat disebutkan pengangguran menjadi faktor

penentu dalam pengungkapan informasi pada situs pemerintah.

3. Kesejahteraan Daerah

a. Pengertian Kesejahteraan Daerah

Menurut Poerwadinata dalam Amirus kesejahteraan berasal

dari kata sejahtera yang berarti aman, sentosa, makmur dan selamat

atau dapat diartikan sebagai kata atau ungkapan yang menunjuk

kepada keadaan yang baik, atau suatu kondisi dimana orang-orang

yang terlibat di dalamnya berada dalam keadaan sehat, damai dan

makmur.48

Kesejahteraan adalah Menurut UU RI no 11 tahun 2009

kesejahteraan sosial merupakan suatu keadaan terpenuhinya

kebutuhan hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga mampu

mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya.49

Kesejahteraan daerah merupakan keadaan dimana masyarakat

daerah dapat merasakan keamanan, kemakmuran dan keselamatan

dengan terpenuhinya kebutuhan hidupnya sehingga menyebabkan

masyarakat dapat hidup dengan layak.

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Daerah

Masing-masing daerah memilki ciri-ciri (karakteristik)

yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Perbedaan ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya:50

a) Faktor teknis dari aspek geografis;

b) Faktor kualitas dan kapasitas sumber daya alamnya;

c) Faktor sumber daya manusia;

d) Faktor akumulasi modal;

48

Amirus Sodiq, Konsep Kesejahteraan dalam Islam, Jurnal Equilibrium, Vol.3, No.2 ,2015.

h.385 49

UU RI no 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial Pasal 1 nomor 1 50

Raharjo Adisasmita,Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Graha Ilmu, 2013). h.

111

Page 51: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

35

e) Faktor kemajuan teknologi.

Faktor-faktor ciri-ciri karakteristik yang berbeda bisa menjadi

penentukan kan perbedaan tingkat kesejahteraan daerah. United

Nations Development Programe (UNDP) mulai tahun 1990 telah

menyusun suatu indikator kesejahteraan manusia yang dapat

menunjukkan kemajuan manusia berdasarkan faktor-faktor, seperti

rata-rata usia harapan hidup, rata-rata lama sekolah, angka melek

huruf, dan pendapatan .51

Hal-hal tersebut menjadi indikator untuk melihat tingkat

kesejahteraan suatu daerah. Ketika daerah dengan tingkat melek

huruf tinggi akan berakibat berkembangnya sumber daya manusia

pada wilayah tersebut sehingga menjadikan tingkat kesejahteraan

daerahpun akan meningkat.

Menurut Bintarto daam penelitian Devanimenyebutkan

kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan :52

- Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas

rumah, bahan pangan, dan sebagainya

- Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan

tubuh, lingkungan alam, dan sebagainya

- Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti

fasilitas pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya

- Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritual, seperti

moral, etika, keserasian penyesuaian, dan sebagainya.

c. Indikator Kesejahteraan Daerah

Menurut Simon Kuznets salah satu kriteria utama dari

keterbelakangan dan kemiskinan yang umum digunakan dan

diterima secara luas adalah rendahnya pendapatan

51

Hadi Sasana, Analisis dampak pertumbuhan ekonomi, kesenjangan antar daerah dan tenaga

kerja terserap terhadap kesejahteran di kab/kota provinsi jawa tengah dalam era desentraslisasi

fiskal, Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE) Maret 200, Vol 16, No.1,h.54 52

Devani Arista Sari, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Masyarakat

di Kota Bandar” LampungSkripsi Publikasi Universitas Bandar Lampung, h.19-20

Page 52: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

36

perkapita.53

Pendapatan perkapita mencerminkan standar hidup riil

masyarakat.Standar hidup riil masyarakat menunjukan tingkat

kesejateraan masyarakat, maka dapat dikatakan pendapatan per

kapita merupakan kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat

kesejahteraan daerah.

Perkembangan pendapatan riil yang diterima oleh

penduduk ditunjukkan oleh Pendapatan Regional per

kapita.Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator

ekonomi yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat

kemakmuran di suatu wilayah.54

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh

seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.55

Kegunaan PDRB atas harga konstan untuk menunjukkan

laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor

dari tahun ke tahun, sedangkan kegunaan PDRB atas harga berlaku

untuk melihat besarnya struktur perekonomian dalam satu daerah

atau wilayah.

Jumlah penduduk di suatu wilayah selalu bertambah dengan

laju pertumbuhan relatif tinggi, maka kebutuhan akan barang dan

jasa meningkat, produksi ditingkatkan, output total meningkat,

PDRB juga akan meningkat pula.56

Menurut Todaro PDRB Per Kapita di suatu daerah

mencerminkan rata-rata kemampuan pendapatan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan pokok. Pemenuhan

53

Raharjo Adisasmita, Op.Cit. h. 97 54

Agus Tri Basuki dan Utari Gayatri, Penentu Sektor Unggulan dalam Pembangunan Daerah

( Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering Ilir,Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume

10, Nomor 1, April 2009: 34-50, h. 35 55

Demitianus Murib, Rosalina A.M. Koleangan, Krest D. Tolosang, Pengaruh jumlah

penduduk, pendapatan perkapita, PDRB terhadap PAD di Kabupaten Mimika Provinsi Papua,

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi : Volume 18 No. 01, 2018, h. 25 56

Agus Tri Basuki,Loc.Cit.,h. 35

Page 53: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

37

kebutuhan pokok masyarakat merupakan salah satu indikasi

kesejahteraan yang berasal dari aspek pemerataan pendapatan di

daerah.57

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, indikator

yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan pemerataan

ekonomi adalah laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi provinsi,

PDRB per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank

Dunia, persentase penduduk di bawah garis kemiskinan dan angka

kriminalitas yang tertangani.58

PDRB perkapita daerah menjadi salah satu alat untuk

mengukur tingkat kesejahteraan penduduk di suatu daerah, dimana

jika semakin besar PDRB perkapitanya maka bisa diartikan

semakin baik tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Begitu juga

sebaliknya apabila PDRB semakin kecil maka bisa diartikan

semakin buruk tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Namun pada kenyataan kondisi masing-masing wilayah

yang berbeda-beda karena adanya faktor-faktor produksi yang

dimilikinya. Ada wilayah yang berkembang cepat dan sebaliknya

ada wilayah yang berkembang lamban. Perbedaan dalam laju

pertumbuhan ekonomi antar wilayah tersebut mencerminkan

perbedaan dalam tingkat kemajuan dari berbagai wilayah yang

bereda-beda, dengan kata lain timbulnya ketimpangan

(kesenjangan) atau disparitas antar wilayah.

Rumus indeks willamson digunakan untuk mengukur

kesenjangan pendapatan antar daerah, yang menekankan pada dua

57

Devani Arista Sari,Op.Cit.,h. 30 58

Ibid.,h.18

Page 54: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

38

variabel yaitu produk domestik regional bruto dan jumlah

penduduk.59

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana

pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya –

sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

pemerintah daerah dan 24 sektor swasta untuk menciptakan

lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah.

d. Hubungan Kesejahteran dengan Pengungkapan Informasi

Publik

Pemerintah dinegara manapun mempunyai peran penting

dan strategis dalam penyelengaraan kehidupan

bernegara.Penyelengaraan kehidupan bernegara bertujuan yakni

untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan dan

kesejahteraan semua warganya.

Misi utama dari terbentuknya suatu pemerintahan dalam

suatu negara adalah menjalankan fungsi dan tugas

negara.Pemerintah sebagai penyelengara negara bertugas melayani

kebutuhan dan melindungi kepentingan masyarakat.60

Secara umum tugas negara dalam melayani kebutuhan dan

melindungi kepentingan publik dapat dikelompokan menjadi 2

kelompok besar, yaitu tugas di bidang ekonomi dan tugas dibidang

ekonomi, seperti gambar dibawah ini:61

59

Ibid., h. 112 60

Hendri Faizal Noor, Ekonomi Publik (Ekonomi untuk kesejahteraan rakyat), (Jakarta:

Indeks, Jakarta), h. 27 61

Ibid., 29

Page 55: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

39

Gambar2.1

Tugas dan Fungsi Negara (Dilaksanakan Pemerintah)

Melayani dan Melindungi Kepentingan Masyarakat

Tugas utama pemerintah di bidang ekonomi publik adalah

meningkatkan dan melindungi kesejahteraan masyarakat secara

berkelanjut, sedangkan tugas diluar ekonomi adalah meningkatkan

efisiensi dan efekstivitas pelayanan masyarakat.

Hasil penelitian Usman menyebutkan terdapat sudutpandang

ekonomi jika menghubungkan antara keterbukaan informasi dengan

pertumbuhan ekonomi.62

Sehingga dapat dijelaskan masyarakat

dengan tingkat kesejahteraan tinggi akan membutuhkan informasi

yang lebih dan menginginkan keefektivan dan keefisiensian dalam

memperoleh informasi sehingga memberikan tuntutan kepada

pemerintah untuk melayani kebutuhan informasi dengan memberikan

berbagai program yang diperlukan masyarakat. Salah satu dengan

62

Muhammad Usman Noor, Op.Cit.,h. 18

Bidang ekonomi meningkatkan

kesejahetaan yang berkelanjutan

Bidang diluar ekonomi

Berbagai aspek kehidupan yang

berkelanjutan

Mendorong

pertumbuhan ekonomi

yang berkelanjutan

Keamanan,

tertiban

Kelancaran

dan

kemudahan

Aspek

kehidupan lain

Kenyamanan

Keindahan

Pemerintah harus membuat dan melaksanakan berbagai program yang diperlukan

masyarakat

Terwujudnya kesejahteraan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan

berbangsa dan bernegara

Page 56: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

40

dengan pemberian informasi yang lengkap dalam website pemerintah

karena memiliki kemudahan dalam pengaksesan informasi tersebut.

Style dan Tennyson menyatakan bahwa pendapatan perkapita yang

semakin tinggi akan mengakibatkan political monitoring dan semakin

tinggi pula tekanan didapat pemerintah dari masyarakat sehingga

pemerintah menyediakan informasi kepada publik semakin lebih

besar.63

Melalui transaparansi dan aliran informasi serta menjamin

bahwa informasi mengenai kebijakan dan kinerja dari institusi

pemerintah dikumpulkan dan diberikan kepada masyarakat secara

memadai sehingga masyarakat dapat memonitor dan mengawasi

manajemen dari dana yang berasal dari masyarakat.

4. Aksesibilitas Internet

a. Pengertian Aksesbilitas Internet

Aksesibilitas menurut kamus besar bahasa Indonesia

dimaknai sebagai hal yang dapat dijadikan akses.Aksesibilitas

dalam dunia web memungkinkan setiap orang dapat menikmati

informasi yang ada dalam sebuah situs yang termuat di

internet.64

Web merupakan service internet yang bersifat publik.Jadi

dapat disimpulkan aksesibilitas merupakan sesuatu hal yang dapat

digunakan oleh seseorang untuk memperoleh sebuah informasi

yang tersedia dalam dunia Web.

Internet sendiri merupakan jaringan yang sangat besar yang

menghubungkan berjuta PC (Personal Computer) yang tersebar

diseluruh dunia dan tidak mengikat pada satu oraganisasi.Dengan

adanya jaringan ini organisasi-organisasi dapat bertukar informasi

secara lebih luas.65

63

Alan K. Styles and Mack Tennyson,The Accessibility Of Financial Reporting Of

U.SMunicipalities On The Internet J. OF PUBLIC BUDGETING, ACCOUNTING & FINANCIAL

MANAGEMENT, 19 (1), 56-92, 2007, p.70 64

Sri endang pratiwi, aksesbilitas informasi e-journal repository, Jurnal UNDIP : VISI

PUSTAKA Vol. 15, No. 2, Agustus, 2013, h. 6 65

Murhada, Pengantar Teknologi Informasi,(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), h.195

Page 57: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

41

Internet menurut Purwanto dapat diartikan sebagai jaringan

komputer luas dan besar yang mendunia (Word Wide Network),

yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke

negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai

sumber daya informasi dari yang mulai statis hingga yang dinamis

dan interaktif.66

Jadi dapat disimpulkan internet merupakan sebuah

jaringan yang sangat luas dan besar yang menyimpan berbagai

sumber informasi.

Aksesibilitas internet dapat dimaknai dengan aktivitas

jaringan yang setiap orang dapat menikmati informasi yang ada

dalam sebuah situs yang termuat di internet.

Pemerintah dapat menggunakan internet sebagai sarana

pemerintah dalam memberikan informasi keuangan maupun

kinerjanya pada masyarakat secara transparan.Internet merupakan

aplikasi yang bisa menghubungkan seluruh dunia melalui jaringan

telekomunikasi saat ini.

Menurut APJII penetrasi adalah persentasi pengguna

internetterhadap jumlah populasi penduduk Indonesia.67

Penetrasi

adalah persentase penduduk negara yang menggunakan

Internet.Perkiraan diambil dari survei rumah-ke-rumah atau data

langganan Internet.68

Penetrasi internet mengambarkan keadaan

akses intenet suatu wilayah. Sehingga menjadi gambaran

bagaimana tingkat aksesibitas internet pada suatu wilayah.

b. Klasifikasi Pengguna Internet Berdasarkan Intensitasnya

The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia

Institute of Technology menggolongkan pengguna internet menjadi

66

Elfan Rahardiyan, Pemanfaatan Internet dan Dampaknya Pada Pelajar Sekolah Menengah

Atas di Surabaya, journal,unair, 2014, h.4 67

Laporan Survey Penguna dan Profil Perilaku Penguna Internet 2018( Jakarta: APJII,2018) 68

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_jumlah_pengguna_Internet (Di akses

tanggal 25 Juni 2019)

Page 58: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

42

tiga kategori dengan berdasarkan intensitas internet yang

digunakan: 69

1) Heavy users (lebih dari 40 jam per bulan)

2) Medium users (antara 10 sampai 40 jam per bulan)

3) Light users (kurang dari 10 jam per bulan)

c. Pemanfaat Internet

Horrigan menggolongkan aktivitas-aktivitas internet yang

dilakukan para pengguna internet menjadi empat kelompok

kepentingan pemanfaatan internet, yaitu: 70

1. Email

2. Aktivitas kesenangan (Fun activities) yaitu aktivitas yang

sifatnya untuk kesenangan atau hiburan, seperti: online untuk

bersenang-senang, klip video/audio, pesan singkat,

mendengarkan atau download musik, bermain game, atau

chatting.

3. Kepentingan informasi (Information utility) yaitu aktivitas

internet untuk mencari informasi, seperti: informasi produk,

informasi travel, cuaca, informasi tentang film, musik, buku,

berita, informasi sekolah, informasi kesehatan, pemerintah,

informasi keuangan, informasi pekerjaan, atau informasi

tentang politik.

4. Transaksi (Transaction), yaitu aktivitas transaksi (jual beli)

melalui internet, seperti: membeli sesuatu, memesan tiket

perjalanan, atau online banking.

d. Internet dalam E-government

Melihat tujuan awal e-government ditujukan untuk

memperluas akses masyarakat terhadap pelayanan pemerintah

melalui berbagai teknologi baru, terutama internet. Jika

69

Elfan Rahardiyan, Op.Cit.,h.5 70

Ibid.,h.6

Page 59: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

43

pengugunaan internet belum menjadi budaya kalangan masyarakat,

akan sulit mewujudkan e-government secara maksimal.71

Tercatat ada beberapa pihak yang berhubungan dengan

pelaksanaan proyek e-government, selain pemerintah sebagai

penangung jawab (sekaligus eksekutor) dan masyarakat sebagai

pihak penguna (user) seperti konsultan teknologi informasi,

pengembang website, penyedia insfraktutur teknologi, media masa

dan berbagai pihak lainnya.72

Keberadaan situs web dalam internet menjadi perangkat

yang strategis dalam menjalankan aktivitas pemerintahan dimana

salah satu pemanfaatannya adalah sebagai online public relatio.

Media internet dimanfaatkan oleh PR publik relation untuk

membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan

publik.Ribuan on-to-one relations dapat dibangun secara simultan

melalui media internet karena sifatnya yang interaktif.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan di sebut juga sebagai tinjauan

pustaka.Tinjauan puskata berfungsi untuk memberikan paparan tentang

penelitian sebelumnya yang telah dilakukan.Beberapa penelitian yang

relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah:

1. Yulia Yustikasari, 2018. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah

Terhadap Tingkat Pengungkapan Sukarela Informasi Keuangan Pada

Website Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Tingkat

Provinsi Se – Indonesia, (Jurnal Profita: Vol. 11. No. 1. April.)

Persamaan: sama-sama meneliti pengungkapan informasi pada website

pemda dengan studi kasus pemerintah daerah tingkat se-Indonesia.

Perbedaan: Penelitian Yulia membahas tentang pengungkapan sukarela

informasi keuangan yang dipengaruhi karakteristik pemerintah daerah.

71

Richardus Eko Indrajit, e-Government in Action Ragam Kasus Implementasi sukses di

Berbagai Belahan Dunia, (Yogjakarta: Andi, 2005),h. 69 72

Ibid., 68

Page 60: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

44

2. Rora puspita dan Dwi Martani, 2012. Analisis pengaruh kinerja dan

karakteristik pemda terhadap pengungkapan dan kualitas informasi

dalam website Pemda. Skripsi:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Persamaan : sama- sama membahas pengungkapan informasi pada

website pemda.

Perbedaan :terdapat pada faktor yang mempengaruhi,pada penelitian ini

dipengaruhi oleh kinerja dan karakteristik pemda.

3. Sukhemi, 2008. Pengaruh aksesbilitas dan tingkat pengungkapan laporan

keuangan terhadap akuntabilitas keuangan daerah daerah.

SkripsiUniversitas PGRI Yogjakarta : Manajemen.

Persamaan :sama-sama membahas aksesbilitas.

Perbedaaan: Penelitian ini membahas pengungkapan laporan keuangan.

4. Wanda Mustika Rahim dan Dwi Martani, 2015. Analisis pengaruh tingkat

akses internet, kompetisi politik, opini audit, karakteristik Pemda, dan

karakteristik demografi terhadap pengungkapan informasi keuangan dan

non keuangan pada website resmi pemda, Univesitas Indonesia:

Akuntansi.

Persamaan : sama-sama meneliti pengungkapan informasi non keuangan

dan faktor yang mempengaruhi yaitu tingkat akses internet dan faktor

demografi.

Perbedaan: Pada penelitian Wanda Mustika dan Dwi Martani membahas

tentang pengungkapan informasi keuangan dan faktor yang mempengaruhi

yaitu kompetisi politik, opini udit, karakteristik pemda.

5. Adrient desiana, 2017. Pengaruh umur pemerintah daerah, leverage dan

ketergantungan daerah terhadap tingkat pengungkapan informasi non

keuangan di website pemerintah daerah, Universitas Lampung: Fakultas

Ekonomi dan Bisnis.

Persamaan : sama –sama membahas tentang pengungkapan informasi non

keuangan pada website resmi pemerintah.

Page 61: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

45

Perbedaan : Perbedaannya terdapat pada faktor yang mempengaruhi

terhadap pengungkapan informasi non keuangan dan variabel x juga

ditambah dengan pengungkapan informasi keuangan.

6. Annisa Windarti, 2018.Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Kepatuhan

Pengunkapan Informasi Keuangan Melalui Aksesibilitas Internet

Financial Reporting,Hasil Penelitian. Tidak Publikasi

Persamaan : Membahas tentang Aksesibilitas Internet sebagai variabel

Moderasi.

Perbedaan: Membahas tentang pengungkapan informasi non keuangan

dan faktor dengan kinerja keuangan.

7. Muktar, dkk. Penentu transparansi pemerintah daerah: sebuah studi pada

pemerintah daerah di Indonesia, Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia,

2017

Persamaan : Membahas tentang faktor pengangguran dan aktivitas

ekonomi yang diukur dengan PDRB sebagai penentu pengungkapan

informasi pada website pemerintah.

Perbedaan: Membahas faktor lain seperti IPM, Leverage, Ideologi

Tabel 2.1

Penelitian yang relevan

No Nama Judul Hasil Penelitian

1 Yulia

Yustikasari

(Jurnal

Publikasi

Profita: Vol.

11. No. 1.

April, 2018)

Pengaruh Karakteristik

Pemerintah Daerah

Terhadap Tingkat

Pengungkapan Sukarela

Informasi Keuangan Pada

Website Pemerintah

Daerah (Studi Kasus

Pemerintah Daerah

Tingkat Provinsi Se –

Indonesia)

Hasil pengujian terhadap

hipotesis-hipotesis

memberikan bukti bahwa: 1.

variabel kualitas laporan

keuangan pemerintah daerah

tidak berpengaruh terhadap

tingkat pengungkapan sukarela

informasi keuangan pada

website pemerintah daerah, 2.

variabel kompleksitas

pemerintah daerah

berpengaruh signifikan

terhadap tingkat

pengungkapan sukarela

informasi keuangan pada

website pemerintah daerah, 3.

Page 62: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

46

No Nama Judul Hasil Penelitian

variabel tingkat kesejahteraan

daerah tidak berpengaruh

terhadap tingkat

pengungkapan sukarela

informasi keuangan pada

website pemerintah daerah.73

2 Rora puspita

dan Dwi

Martani (

Skripsi :

Fakultas

Ekonomi

Universitas

Indonesia,

2012)

Analisis pengaruh kinerja

dan karakteristik pemda

terhadap pengungkapan

dan kualitas informasi

dalam website Pemda.

Pemda mengungkapkan

informasi pada websitenya

pada tingkat 44.84% (total

pengungkapan), 47%

(pengungkapan konten), dan

42.61%. (presentasi

pengungkapan).

Pengungkapan dalam website

Pemda di Indonesia masih

tergolong rendah, karena

masih berada di bawah level

50%. Informasi yang paling

banyak disajikan adalah profil

daerah, namun informasi

tentang kegiatan pembangunan

dan keuangan masih sedikit

diungkapkan. Namun, hal ini

menandakan Pemda Indonesia

dapat digolongkan telah mulai

mengadopsi e-government.74

3 Sukhemi

(Jurnal

Universitas

PGRI

Yogjakarta :

Manajemn

,2008)

Pengaruh aksesbilitas dan

tingkat pengungkapan

laporan keuangan

terhadap akuntabilitas

keuangan daerah daerah.

Hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai

berikut: 1. Aksesibilitas

laporan keuangan berpengaruh

secara positif signifikan

terhadap akuntabilitas

keuangan daerah.75

73

Yulia Yustikasari, Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap Tingkat

Pengungkapan Sukarela Informasi Keuangan Pada Website Pemerintah Daerah (Studi Kasus

Pemerintah Daerah Tingkat Provinsi Se – Indonesia, Jurnal Profita:Vol. 11. No. 1. April. 2018). 74

Rora puspita dan Dwi Martani, Analisis pengaruh kinerja dan karakteristik pemda

terhadap pengungkapan dan kualitas informasi dalam website Pemda. Naskah Publikasi Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2012. 75

Sukhemi,“Pengaruh aksesbilitas dan tingkat pengungkapan laporan keuangan terhadap

akuntabilitas keuangan daerah daerah.”,Jurnal(Universitas PGRI Yogjakarta : Manajemen,2008).

Page 63: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

47

No Nama Judul Hasil Penelitian

4. Wanda

Mustika

Rahim dan

Dwi Martani

(Skripsi

Universitas

Indonesia:

Akuntansi,

2015)

Analisis pengaruh tingkat

akses internet, kompetisi

politik, opini audit,

karakteristik Pemda, dan

karakteristik demografi

terhadap pengungkapan

informasi keuangan dan

non keuangan pada

website resmi pemda

Tingkat akses internet, usia

pemda, ukuran pemda, serta

tingkat kesejahteraan daerah

mempengaruhi pengungkapan

informasi non-keuangan secara

positif. Sedangkan tingkat

pengangguran mempengaruhi

informasi non-keuangan secara

negatif. Namun tidak

ditemukan hubungan yang

signifikan antara hubungan

opini audit, kemampuan

keuangan daerah, tingkat

kemandirian daerah, jenis

daerah, dan tingkat kompetisi

politik terhadap tingkat

pengungkapan informasi non

keuangan pada website

pemda.76

5. Adrient

desiana (Tesis

Universitas

Lampung :

Ilmu

Akuntansi

Fakultas

Ekonomi,

2017)

Pengaruh umur

pemerintah daerah,

leverage dan

ketergantungan daerah

terhadap tingkat

pengungkapan informasi

non keuangan di website

pemerintah daerah,

Universitas Lampung:

Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

Hasil penelitian menunjukan

umur pemerintah daerah

berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan

informasi non keuangan di

website pemerintah daerah di

Indonesia. Ketergantungan

daerah berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan

informasi keuangandan non

keuangan di website

pemerintah daerah di

Indonesia. Leverage tidak

berpengaruh signifikan

terhadap pemerintah daerah di

Indonesia.

6 Annisa

Windarti

Pengaruh Kinerja

Keuangan terhadap

Kepatuhan Pengunkapan

Informasi Keuangan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa rasio efektifitas, rasio

efisiensi, rasio belanja rutin

dan rasio belanja

76

Wanda Mustika Rahim dan Dwi Martani,Analisis pengaruh tingkat akses internet,

kompetisi politik, opini audit, karakteristik Pemda, dan karakteristik demografi terhadap

pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan pada website resmi pemda, Paper

Univesitas Indonesia: Akuntansi, 2015.

Page 64: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

48

No Nama Judul Hasil Penelitian

Melalui Aksesibilitas

Internet Financial

Reporting, Hasil

Penelitian,2018. Tidak

Publikasi

pembangunan berpengaruh

terhadap kepatuhan

pengungkapan informasi

keuangan. Hasil analisis MRA

juga menunjukkan bahwa

variabel aksesibilitas IFR

merupakan variabel

moderating antara rasio

efisiensi, rasio belanja rutin

dan rasio belanja

pembangunan

terhadapkepatuhan

pengungkapan informasi

keuangan.

8. Muktar, dkk. Penentu transparansi

pemerintah daerah:

sebuah studi pada

pemerintah daerah di

Indonesia, Jurnal

Akuntansi & Auditing

Indonesia, 2017

Hasil penelitian menyebutkan

variabel rasio lansia

berpengaruh negatif terhadap

transparansi pemerintah daerah

di Indonesia. Variabel derajat

desentralisasi fiskal, leverage,

ideologi, tingkat

pengangguran, dan aktivitas

ekonomi berpengaruh positif

terhadap transparansi

pemerintah daerah di

Indonesia. Adapun variabel

Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) dan tingkat kemenangan

kepala daerah tidak

berpengaruh terhadap

transparansi pemerintah daerah

di Indonesia

Page 65: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

49

C. Kerangka Berfikir

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan

Informasi Publik.Keberadaan undang-undang ini sangat penting sebagai

landasan hukum yang berkaitan dengan (1) hak setiap orang untuk

memperoleh informasi (2) kewajiban badan publik menyediakan dan

melayani permintaan Informasi secara cepat, tepat waktu, biaya

ringan/proporsional, dan cara sederhana (3) pengecualian bersifat ketat dan

terbatas (4) kewajiban badan publik untuk membenahi sistem dokumentasi

dan pelayanan Informasi. Undang-undang ini merupakan dasar dari

pemerintah untuk mengungkap informasi atau melaporkan kinerja

pemerintah kepada masyarakat.

Menurut data yang dimiliki oleh Komisi Informasi Pusat terdapat

460 badan publik di Indonesia yang memiliki kewajiban menjalankan UU

Keterbukaan Informasi Publik. Badan publik yang dimaksud meliputi

Perguruan Tinggi Negeri, Badan Usaha Milik Negara, Lembaga Non

Struktural, Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah non Kementerian,

Pemerintah Provinsi, Kementerian dan Partai Politik.

Undang- Undang tersebut di perkuat dengan instruksi presiden

nomor 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional tentang

pengembangan e-government.Pembuatan website merupakan langkah awal

dari jalannya instruksi presiden.Situs resmi website pemerintah digunakan

sebagai alat untuk memberikan informasi dan pelaporan kepada

masyarakat atas penyelengaan kinerja pemerintah.

Pengembangan e-government merupakan wujud keinginan

pemerintah dalam upaya mendorong bangsa Indonesia menuju masyarakat

informasi.Seperti yang dijelaskan dalam insruksi presiden nomor 3 tahun

2003 tentang pengembangan e-government dijelaskan bahwaIndonesia

pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan

bernegara secara fundamental menuju ke sistem kepemerintahan yang

demokratis transparan serta meletakkan supremasi hukum.

Page 66: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

50

Perubahan yang sedang dijalani terjadi pada saat ini sedang

mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi. Kemajuan

teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya

secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan

pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan

akurat.

Webster mengidentifikasi 5 kriteria masyarakat informasi antara

lain, teknologi, ekonomi, ketenagakerjaan, ruang dan budaya.Teknologi

merupakan konsep masyarakat informasi secara umum berpusat pada

inovasi yang luar biasa dalam bidang teknologi. Kemajuan di bidang

teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan

teknologi internet.Bahwa dengan adanya teknologi baru menyebabkan

terjadinya perubahan sosial secara sistemik, dengan ide utamanya

menekankan pada proses, penyimpanan, dan penyebaran informasi dengan

teknologi informasi pula maka masyarakat seluruh penjuru dunia dapat

terhubung secara virtual.Ekonomi menekankan pada pertumbuhan

ekonomi sebagai aktivitas informasi, jadi masyarakat informasi diukur dari

nilai ekonominya. Ketenagakerjaan adanya masyarakat informasi dilihat

dari adanya perubahan dalam dunia kerja, dimana pekerja banyak

membutuhkan informasi mendominasi, konsep ini berdasarkan pada

perspektif sosiologi. Perubahan dalam pekerjaan ini, tentunya membawa

dampak secara ekonomi. Perubahan dalam penyebaran pekerjaan

merupakan inti dari teori masyarakat informasi yang paling

berpengaruhpeningkatan tenaga kerja di bidang informasi secara mendasar

mengindikasikan datangnya masyarakat informasi.

Hasil penelitian Wanda dan Dwi Martani menyebutkan tingkat

akses internet, usia pemda, ukuran pemda, serta tingkat kesejahteraan

daerah mempengaruhi pengungkapan informasi non-keuangan secara

positif. Sedangkan tingkat pengangguran mempengaruhi informasi non-

keuangan secara negatif.Namun tidak ditemukan hubungan yang

signifikan antara hubungan opini audit, kemampuan keuangan daerah,

Page 67: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

51

tingkat kemandirian daerah, jenis daerah, dan tingkat kompetisi politik

terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan pada website pemda.

Hasil penelitian Muktar,dkk. menyebutkan bahwa variabel rasio

lansia berpengaruh negatif terhadap transparansi pemerintah daerah di

Indonesia. Variabel derajat desentralisasi fiskal, leverage, ideologi, tingkat

pengangguran, dan aktivitas ekonomi berpengaruh positif terhadap

transparansi pemerintah daerah di Indonesia. Adapun variabel Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) dan tingkat kemenangan kepala daerah

tidak berpengaruh terhadap transparansi pemerintah daerah di Indonesia

Page 68: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

52

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Instruksi Presiden nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijkan dan Strategi Pengembangan E-goverment

E-government

Masyarakat Informasi (Webser)

Teknologi

- Internet

Ekonomi

- Pertumbuhan

ekonomi

Pelaksanaan e-government

Ketenagakerjaan

- Pengangguran Ruang Budaya

Tujuan e-government

1. Pembuatan situs informasi di

setiap lembaga

2. Penyiapan SDM

3. Penyiapan sarana akses yang

mudah misalnya menyediakan

sarana multipurpose community

Center,Warne, SME

Undang –Undang No 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik(Pengungkapan Informasi)

(Pengungkapan Informasi)

Pengungkapan informasi

di websitepemerintah

Provinsi (Y)

Faktor pengungkapan infomasi

1. Akses internet

2. Kompetisi politik 3. Opini audit

4. Karakeristik pemda

5. Kesejahteran daerah

6. Pengangguran

7. IPM

8. Idelogi

Penganguran

Kesejah.daerah

h

Aksesibiltas Internet

Page 69: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

53

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dnyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan.1 Hipotesis dapat diartikan sebagai

pernyataan yang akan diteliti sebagai jawaban sementara dari suatu

masalah. Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis tersebut maka diajukan

hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis 1:

H1 : Terdapat pengaruh daripengangguranterhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada website pemerintah Provinsi diIndonesia.

Ho :Tidak terdapat pengaruh dari pengangguranterhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada website pemerintah Provinsi diIndonesia.

Hipotesis 2 :

H1 : Terdapat pengaruh dari kesejahteraan daerahterhadap tingkat

pengungkapan informasi non keuangan websitepemerintah Provinsi di-

Indonesia.

Ho : Tidak terdapat pengaruh dari kesejahteraan daerah terhadap

pengungkapan informasi non keuangan situs websitepemerintah

Provinsi diIndonesia.

Hipotesisi 3:

H1 : Terdapat pengaruh daripengannguran dan kesejahteraan

daerahpengungkapan informasi non keuanganwebsitepemerintah

Provinsi diIndonesia.

Ho : Tidak terdapat pengaruh daripengannguran kesejahteraandaerah

terhadap pengungkapan informasi non keuangan pada website

pemerintah Provinsi diIndonesia.

1Sugiono, Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,

(Bandung :Alfabeta Bandung,2015), h.96

Page 70: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

54

Hipotesis 4:

H1 : Aksesbilitas internet dapat memoderasi pengaruh pengangguran dan

kesejahteran daerahterhadap pengungkapan informasi non keuangan

website pemerintah Provinsi diIndonesia.

Ho : Aksesbilitas internet tidak dapat memoderasi pengaruh dari

pengangguran dan kesejahteran daerahterhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada websitepemerintah provinsi diIndonesia.

Page 71: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil objek penelitian pada

web situs resmi pemerintah daerah provinsi di Indonesia yang

berjumlah 34 provinsi.

2. Waktu penelitian

Tabel 3.1

Waktu Penyusunan Penelitian Skripsi

Keterangan Waktu penelitian ( 2018-2019)

Bulan

Mar Apr Mei Juni Juli Agut Sep

Penyususunan BAB I

Penyusunan BAB II

Penyusunan BAB III

Pengumpulan data penelitian

Pengolahan data penelitian

Penyusunan Bab IV

Penyusunan Bab V

Penyusunan Abstrak

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif

adalah penelitian yang menggunakan analisis data yang berbentuk numerik

atau angka. Metode kuantitatif menggambarkan data melalui angka-angka,

seperti persentasi tingkat pengangguran, kemiskinan, rasio keuangan dan lain

Page 72: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

56

sebagainya.1Adapun pendekatan penelitian mengunakan kuantitatif karena

peneliti dalam merancang penelitiannya mengunakan metode penelitian yang

berlandasan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data mengunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan hipotesis

yang telah ditetapkan .2

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian asosiatif/korelational, penelitian asosiatif atau korelational adalah

penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan atau pengaruh satu atau

lebih variabel independen dengan satu atau lebih variabel dependen.3

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Y.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan.4 Populasi

bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.

Populasi penelitian ini adalah seluruh situs website resmi pemerintah

Provinsi di Indonesia

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.5 Pengambilan sampel penelitian ini mengunakan

purposive sampling.Proposive sampling adalah sampel diambil dengan

maksud atau tujuan tertentu.6 Sampel penelitian ini mengunakan kriteria:

1 Suryani, Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian Bidang

Manajemen Dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia group, 2015), h.109

2Sugiono, Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,

(Bandung :Alfabeta Bandung,2015) , h.14

3Suryani, Hendriyadi, Op.Cit.,h.119

4Ibid., h.117

5Sugiono,Op.Cit.,h.117

6Suryani, Hendryadi, Op.Cit., h.202

Page 73: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

57

a. Website resmi pemerintah tingkat Provinsi yang terdaftar dan aktif

pada bulan Juni-Juli.

b. Menampilkan informasi non keuangan yang dibutuhkan dalam

penelitian.

c. Ketersediaan data pengangguran, kesejahteraan daerah dan

aksesibilitas internet periode tahun 2017.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.7 Variabel yang digunakan

dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi:(1) variabel independen

(bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan memengaruhi variabel lain, (2)

variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan dipengaruhi

oleh variabel independen,(3)variabel moderator yaitu variabel yang

mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel

indpenden dan dependen.

1. Variabel independen (bebas) adalah variabel stimulus atau variabel

yang mempengaruhi variabel lain, biasanya dinotasikan dengan simbol

X.Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengangguran dan

kesejahteraan daerah.

2. Variabel dependen (terikat)variabel yang memberikan reaksi atau

respons yang dihubungkan dengan variabel bebas, biasanya dinotasikan

dengan Y. Variabel dependen penelitian ini adalah pengungkapan

informasi non keuangan.

3. Variabel moderator yaitu variabel yang mempengaruhi (baik

memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independen

ke dependen). Variabel moderator biasanya dinotasikan denagn Z.8

Variabel moderator penelitian ini adalah aksesibilitas internet.

7Sugiono.,Op.Cit. h.60

8Suryani, Hendryadi,Op.Cit.,h.90-91

Page 74: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

58

E. Instrumen Penelitian

1. Variabel Konseptual

Definisi konseptual adalah pernyataan mengenai ide kata-kata

tertentu atau istilah teoritis yang berkaitan dengan ide-ide atau konsep

lain.9 Berdasarkan tinjauan teori yang telah dipaparkan di atas, dapat

dikemukakan definisi konseptual masing-masing variabel, sebagai berikut:

a. Pengangguran

Pengangguran merupakan seseorang yang sudah digolongkan dalam

angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu

tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang

diinginkan.

b. Kesejahteraan daerah

Menurut UU RI no 11 tahun 2009 kesejahteraan sosial merupakan

suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan hidup yang layak bagi

masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan dapat

melaksanakan fungsi sosialnya.

Kesejahteraan daerah merupakan keadaan dimana masyarakat daerah

dapat merasakan keamanan, kemakmuran dan keselamatan dengan

terpenuhinya kebutuhan hidupnya sehingga menyebabkan masyarakat

dapat hidup dengan layak.

c. Pengungkapan informasi non keuangan

Pengungkapan informasi non keuangan merupakan informasi yang

dihasilkan,disimpan, dikelola, dikirim, dan diterima oleh orang yang

membutuhkan dari suatu badan publik.

d. Aksesibilitas internet

Aksesibilitas internetmerupakan jaringan dalam dunia web yang setiap

orang dapat menikmati informasi yang ada dalam sebuah situs yang

termuat di internet.

9Ibid., h.124

Page 75: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

59

2. Variabel Operasional

Operasional variabel adalah seperangkat nilai-nilai yang berupa

tanda-tanda atau konsep obyek penelitian yang dapat diukur dan

diamati.10

Sehingga penelitian dapat diketahui hasilnya.Selanjutnya untuk

memudahkan penelitian dan pengukuran, maka variabel dalam penelitian

ini didefinisikan dalam bentuk operasional.

a. Pengungkapan informasi non keuangan ( Y)

Variabel pengungkapan informasi non keuangan diukur

dengan mengamati keberadaan informasi yang terdapat pada website

pemerintah provinsi dengan mengikuti panduan pengembangan

websitepemda dan mengadobsi dari penelitian Sofia dan Husen,11

dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik

Indonesia dijelaskan bahwa Portal Web atau Situs Web Badan

Pemerintahan sekurang-kurangnya memiliki konten meliputi : profil

badan pemerintahan, narasi tunggal terkait dengan kebijakan dan

program prioritas pemerintah sesuai arahan Presiden, kebijakan dan

produk hukum Badan Pemerintahan, pelaksanaan program dan

kegiatan lembaga Badan Pemerintahan, profil layanan publik pada

Badan Pemerintahan, flayanan aspirasi dan pengaduan, akun resmi

media sosial Badan Pemerintahan, dan kontak pengelola Situs

Web.12

Indeks pengungkapan informasi non keuangan di dapatkan

dari pembagian skor dengan nilai maksimal 17, jika di diungkapan

bernilai 1 dan jika tidak diungkapkan bernilai 0.

10

Sugiono, Metode penelitian bisnis ( Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D), (Bandung:

Alfabeta, 2014), h. 202. 11

Alfira Shofia dan Bagus Husen, Analisis Transparansi dan Akuntansi Pemerintah Daerah

Melalui Pengungkapan Informasi pada Website, Jurnal Manajemen Indonesia Vol. 12- No.4 April

2013, h.7 12

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Tahun 2017 Tentang

Penyelengaraan Portal dan Situs Web Badan Pemerintahan, Bab V Pasal 13.

Page 76: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

60

Tabel 3.2

Indeks pengungkapan informasi non keuangan

No Informasi Skoring

1. Visi dan Misi Daerah 1

2. Sejarah 1

3. Lambang 1

4. Geografis 1

5. Profil Pejabat Daerah 1

6. Peta Daerah 1

7. Kegiatan Daerah 1

8. Arsip 1

9. Sumber Daya Daerah 1

10. Peraturan Daerah 1

11. Program Kerja Daerah 1

12. Berita 1

13. Tautan Link 1

14. FAQ 1

15. Fasilitas Pencarian 1

16. Kontak Daerah 1

17. E-Procorement 1

Jumlah 17

Sumber : Permen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia

tahun 2017

Page 77: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

61

b. Tingkat pengangguran ( X1)

Tingkat pengangguran dihitung dengan membagi jumlah

penduduk yang menganggur dengan jumlah penduduk pada angkatan

kerja.Data tingkat pengangguran setiap provinsi dapat kita akses

melalui situs www. bps.go.id perhitungan tingkat pengangguran ini

merujuk pada data tingkat pengangguran terbuka di setiap provinsi

pada periode tahun 2017.

c. Tingkat kesejahteraan daerah (X2)

Tingkat kesejahteraan daerah dapat dilihat dari pendapatan

perkapita masing-masing daerah. Data mengenai pendapatan setiap

provinsi kita dapatkan dari www. bps.go.id. Pendapatan Perkapita

merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi di

suatu wilayah, yang ditunjukkan dengan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB).13

Data mengenai kesejahteran daerah mengunakan

PDRB perkapita periode tahun 2017. Data mengenai PDRB

ditransformasikan menjadi logaritma natural untuk memudahkan

analisis data.

Tingkat kesejahteraan daerah dihitung dengan cara sebagai berikut:

Ln PDRB

d. Aksesibilitas internet (Z)

Indikator yang digunakan dalam mengukur tingkat

aksesibilitas internet adalah tingkat penetrasi internet di masing-

masing daerah. Tingkat penetrasi internet menunjukkan jumlah

penduduk yang mengakses internet pada masing-masing daerah.

Informasi mengenai aksesibilitas internet ini diperoleh dari hasil

survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia(APJII).Data

mengenai penetrasi penguna internet di setiap provinsi Indonesia

13

Demitianus Murib, Rosalina A.M. Koleangan, Krest D. Tolosang, Pengaruh jumlah

penduduk, pendapatan perkapita, PDRB terhadap PAD di Kabupaten Mimika Provinsi Papua,

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi : Volume 18 No. 01, 2018, h. 25

Page 78: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

62

mengunakan data periode tahun 2017. Akses internet merupakan

salah satu media untuk mendapatkan informasi mengenai

pelaksanaan kinerja pemerintah.

Tabel 3.3

Operasionalisasi variabel

Variabel Definisi Operasional

Pengungkapan

informasi non

keuangan ( Y)

Indeks tingkat pengungkapan informasi non keuangan

pada web situs resmi pemerintah provinsi se-

Indonesia.

Tingkat penganguran

( X)

Tingkat kesejahteraan

daerah ( X )

Aksesbilitas

internet ( Z )

Tingkat penetrasi pengunainternet setiap provinsi di

Indonesia.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang sistematis dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan, selalu ada hubungan antara

metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang yang ingin

dipecahkan.14

Data penelitian ini mengunakan sumber data sekunder. Data sekunder

merupakan data yang didapat dari sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data.15

Data sekunder yang peneliti gunakan adalah

dokumentasi. Dokumentasi menurut Sugiono dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya

14

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta : PRENADA MEDIA GROUP, 2017), h.17 15

Sugiono, Op.Cit.,193.

Page 79: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

63

monumental dari seseorang.16

Data dokumentasi yang digunakan adalah

berupa data pelaporan statistik pengangguran, kesejahteraan daerah dan

aksesibilitas internet periode tahun 2017. Data tersebut di dapat dari sumber

terkait dari internet:

1) Alamat situs resmi pemerintah daerah yang diperoleh:

http://infopersada.com/nasional/pemerintahan-dan-wilayah/3-

daftar-situs-web-pemerintah-provinsi-di-indonesia.html

2) Data daftar penguna internet di seluruh wilayah indonesia:

https://www.apjii.or.id/Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII).

3) Data tingkat penganguran:

https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/1484/februari-

2018--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-13-persen--

rata-rata-upah-buruh-per-bulan-sebesar-2-65-juta-rupiah.html

4) Kesejahteraan daerah

https://www.bps.go.id/publication/2018/10/05/89552064fb46e82d2

b50468f/produk-domestik-regional-bruto-kabupaten-kota-di-

indonesia-2013-2017.html.

Teknik pengumpulan terkait penganguran, kesejahteran daerah yang di peroleh

dari data BPS dan data penguna internet seluruh wilayah provinsi di Indonesia

yang diperoleh dari hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII) sedangakan data pengungkapan informasi di dapat dari

konten yang tersedia pada websiteresmi pemerintah daerah.

Pengamatan ini dilaksanakan pada bulan Juni- Juli 2019. Pengamatan

pada website pemerintahan daerah dilaksanakan untuk memeriksa keberadaan

fitur/konten yang telah dijadikan operasional variabel untuk mencari indeks

informasi non keuangan.

16

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik,( Jakarta : Bumi

Aksara,2013).h,176

Page 80: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

64

G. Teknik Analisis Data

1. Model Analisis

Model dalam penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari

penelitian-penelitian terkait sebelumnya penuli mengunakan metode baru

dengan variabel moderating. Model analisis yang dipakai pada penelitian

adalah regresi berganda dan moderat regresion analisis.Model regresi

berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengangguran dan

kesejahteraan daerah terhadap tingkat pengungkapan informasi non

keuangan.Sedangakan persamaan model moderat regresion analisis

bertujuan untuk mengetahui aksesibilitas internet memperkuat atau

memperlemah pengaruh penganguran dan kesejahteraan daerah terhadap

tingkat pengungkapan informasi keuangan.

Model 1 untuk variabel pengangguran dan kesejahteran daerah terhadap

pengungkapan informasi non keuangan, persamaannya sebagai berikut:

Keterangan :

Y :Pengungkapan informasi non keuangaan.

: Pengangguran

: Kesejahteraan daerah

: Konstanta

β1– β2 : Koefisien

: Eror

Model 2 untuk mengetahui variabel aksesibilitas internet dapat moderasi

pengaruh pengangguran dan kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan

informasi non keuangan, persamaannya sebagai berikut:

Y : Pengungkapan informasi non keuangaan.

: Pengangguran

: Kesejahteraan daerah

Z : Aksesibilitas Internet

Page 81: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

65

: Konstanta

β1– β5 : Koefisien

: Eror

2. Analisis Data Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk

memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel-variabel

penelitian yaitupengungkapan informasi non keuangaan, tingkat

penganguran, tingkat kesejahteraan daerah dan tingkat aksesbilitas

internet.Statistik deskriptif yang digunakan antara lain: mean, standard

deviation, maximal, dan minimal dalam bentuk tabel.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakanuntuk melihat apakah data yang

digunakan pada penelitian sudah memenuhi asumsi-asumsi yang

diperlukan untuk menghasilkan penelitian yang akurat. Uji asumsi klasik

penelitian ini adalah :

a. Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam

mengunakan analisis parametrik yaitu uji normalitas data polulasi.

Hal ini dapat ditegaskan, bahwa suatu penelitian yang melakukan

pengujian hipotesis dengan mengunakan uji-t dan uji-F menuntut

suatu asumsi yang harus di uji, yaitu populasi harus di distribusikan

normal.

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya

suatu distribusi data. Pada dasarnya, uji normalitas adalah

membandingkan antara data yang kita miliki dan data berdistribusi

normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan

data kita.17

17

Haryadi sarjono dan Winda Julianita, SPSS vs LISREL sebuah pengantar aplikasi untuk

riset, (Jakarta: Salemba Empat, 2011). h.53

Page 82: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

66

Pedoman atau ukuran yang digunakan untuk menyatakan apakah

data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak

dinyatakan sebagai berikut:18

a) Apabila nilai Sig.atau signifikansi atau nilai probabilitas

yang terdapat pada kolom Kolmogorow Smirnov dan kolom

Shapiro-Wilk lebih kecil dari alpha atau tingkat kesalahan

yang ditetapkan (˂0,05), maka data yang dianalisis tersebut

terdistribusi tidak normal.

b) Apabila nilai Sig.atau signifikansi atau nilai probabilitas

yang terdapat pada kolom Kolmogorov-Smirnow dan kolom

Shapiro-Wilk lebih besar dari alpha atau tingkat kesalahan

yang ditetapkan (˃0,05), maka data yang dianalisis tersebut

terdistribusi secara normal

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi yang antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Multikolonieritas dapat kita

lihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor

(VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya

multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan

nilai VIF≥10.19

c. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua

pengamatan pada model regresi linear. Uji ini merupakan salah satu

dari uji asumsi klasikyang harus dilakukan pada regresi linear.Apabila

asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi

18

R. Gunawan Sudarmanto,Statistik terapan berbasis komputer dengan Program IBM

SPSS Statistic 19, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media,2013),h.123 19

Imam Ghozali,Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23,(Semarang:

Badan Penerbit UNDIP, 2016),h. 104

Page 83: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

67

dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan.20

Heteroskedastisitas

menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua

pengamatan/observasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap maka disebut homokedatisitas.21

Ukuran yang digunakan/kriteria tentang ada tidaknya

heteroskedastisitas tersebut dapat dijelaskanberikut:22

Mengunakan

koefisien signifikansi (probabilitas). Output harga koefisien

significance dapat dipilih salah satu yaitu uji dua sisi (two-tailed)atau

uji satu sisi (one-tailed). Koefisien signifikansi atau nilai probabilitas

(significance) harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang

ditetapkan sebelumnya (misalkan 5%).

- Apabila koefisiens signifikansi (nilai probabilitas) lebih besar

dari alpha yang ditetakan (Sig.˃alpha), maka dapat

dinyatakan tidak terjadi heteoskedastisitas diantara data

pengamatan dengan nilai residual mutlaknya.

- Apabila koefisien signifikansi (nilai probabilitas) ˂dari alpha

yang ditetapkan (Sig˂alpha), maka dinyatakan terjadi adanya

heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan nilai

residual mutlaknya.

4. Uji Hipotesis

a) Uji parsial ( Uji T)

Uji t-test dilakukan untuk melihat seberapa besar masing-masing

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan

tingkat signifikansi α 5%.Variabel yang signifikan ditunjukkan dengan

nilai p-value yang kurang dari tingkat signifikansi.23

20

Ibid., h. 134 21

Haryadi sarjono dan Winda Julianita, Op.Cit., h.66 22

Gunawan Sudarmanto, Op.Cit.,h.255 23

Haryadi sarjono dan Winda Julianita, Op.Cit., h.66

Page 84: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

68

Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0.05/ 5% dan uji

2 sisi dengan kriteria sebagai berikut:24

1. Taraf signifikan (α = 0.05/2 = 0.025)

2. Distribusi t dengan derajat kebebasan df (n-k-1)

3. Apabila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Apabila t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b) Uji F

Digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas

terhadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh

secara simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan

regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak

terdapat pengaruh secara simultan maka masuk dalam kategori tidak

cocok atau not fit. 25

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:26

1) Taraf signifikansi (α = 0,05)

2) Distribusi t dengan derajat kebebasan df 1 (jumlah variabel - 1) dan

df 2 (n-k-1). k adalah jumlah variabel independen.

3) Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

4) Apabila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

c) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi ( R Squre) digunakan untuk mengukur

seberapa besar kontribusi pengaruh variabel bebas independent ( X)

terhadap variabel terikat dependent (Y) dengan syarat hasil uji F dalam

analisis regresi bernilai signifikan.27

d) Pengujian dengan Analisis Regresi Moderate ( Moderated

Regression Analisis-MRA)

Dalam penelitian ini menggunakan Moderated Regression Analysis

(MRA), Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi

24

Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Praktis, (Yogyakarta: C.V Andi Offset,

2014),h. 145 25

Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: Andi,

2011), h.55 26

Duwi Priyatno,Op.Cit.,h. 157 27

Imam Ghozali, Op.Cit., h. 95

Page 85: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

69

merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda dimana dalam

persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau

lebih variabel independen).28

Untuk menggunakan MRA dengan satu variabel prediktor (X),

maka kita harus membandingkan tiga persamaan regresi untuk

menentukan jenis variabel moderator. Ketiga persamaan tersebut adalah

(Persamaan 1)

(Persamaan 2)

(Persamaan 3)

Jika persamaan 2 dan 3 tidak berbeda secara signifikan atau (β3=

0; β2≠ 0) maka Z bukanlah variabel moderator, tetapi sebagai prediktor

(independen). Jika persamaan 1 dan 2 tidak berbeda maka variabel Z

merupakan pure moderator, tetapi harus berbeda dengan persamaan 3

atau (β2= 0; β3≠ 0). Jika persamaan 1,2,dan 3 berbeda satu sama

lainnya, maka variabel Z merupakan variabel quasi moderator.29

Moderat Regression Analysis ini untuk menguji apakah tingkat

aksesbilitas internet merupakan variabel moderat atau variabel yang

dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh pengangguran dan

kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan informasi non keuangan

pada situs pemda Provinsi di Indonesia.

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis 1

H1: β1X1 ҂ 0, Pengangguran berpengaruh terhadap pengungkapan informasi

non keuanganpada website resmi pemerintah Provinsi di

Indonesia.

Ho: β1X1 = 0, Penganggurantidak berpengaruh terhadap pengungkapan

28

Lie Liana,Pengunaan MRA dengan Spss untuk menguji Pengaruh Variabel Moderating

terhadap hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen, Jurnal Teknologi

Informasi DINAMIK Volume XIV, No.2, Juli 2019,h.4 29

Imam Ghozali, Op.Cit.,h.219

Page 86: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

70

informasi non keuangan pada website pemerintah Provinsi

di Indonesia.

Hipotesis 2

H1: β2X2 ҂ 0,Kesejahteraan daerah berpengaruh terhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada websiteresmi pemerintah

Provinsi di Indonesia.

Ho:β2X2=0, Kesejahteraan daerah tidak berpengaruh terhadap Pengungkapan

informasi non keuangan pada website pemerintah Provinsi di

Indonesia.

Hipotesis 3

H1: β3X1X2 ҂ 0, Pengangguran dan Kesejahteraan daerah berpengaruh

terhadap pengungkapan informasi non keuangan

pada website pemerintah Provinsi di Indonesia.

Ho: β3X1X2= 0, Pengangguran dan Kesejahteraan daerah tidak berpengaruh

terhadap tingkat pengungkapan informasi non keuangan

pada website pemerintah Provinsi di Indonesia.

Hipotesis 4

H1: β4X3 =β4X1X2, ҂ 0, Aksesibilitas internet dapat memoderasi pengaruh

Pengangguran dan kesejahteran daerah terhadap

pengungkapan informasi non keuangan pada

website pemerintah Provinsi di Indonesia.

Ho: β4X3 =β4X1X2, = 0, Aksesibilitas internet tidak dapat memoderasi

pengaruh pengangguran dan kesejahteran daerah

terhadap tingkat pengungkapan informasi non

keuangan pada website pemerintah Provinsi di

Indonesia.

Page 87: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

1. Gambaran Kondisi Geografis Indonesia

Secara astronomis, Indonesia terletak pada 6 derajat LU (lintang

utara) sampai 11 derajat LS (lintang selatan) dan 95 derajat BT (bujur

timur) sampai 141 derajat BT. Berdasarkan letak geografisnya,

kepulauan Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia,

serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.1

Gambar 4.1 Peta Provinsi Indonesia

Sumber :https://baabun.com

Berdasarkan posisi geografisnya, Negara Indonesia memiliki batas-

batas wilayah sebagai berikut:

Utara : Negara Malaysia, Singapura, Filipina, dan Laut Cina

Selatan

Selatan : Negara Australia dan Samudra Hindia

Barat : Samudra Hindia

Timur : Negara Papua Nugini, Timor Leste, dan Samudera Pasifik

Indonesia terdiri dari 81.626 desa, 7.024 kecamatan, 98 kota, serta

34 provinsi yang terletak di 5 pulau besar dan 4 kepulauan. Adapun 34

provinsi yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:

1Dikutip dari :https://www.romadecade.org/letak-astronomis-indonesia/#! (Diakses

Tanggal,04 September 2019 Pukul: 9:20

Page 88: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

72

Pulau Sumatera terdiri dari Aceh, Sumetera Utara,

Sumatera Barat, Riau,Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,

dan Lampung.

Kepulauan Riau terdiri dari Kepualuan Riau.

Kepulauan Bangka Belitung terdiri Kepulauan Bangka

Belitung.

Pulau Jawa terdiri dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten,

Jawa Tengah, DIYogyakarta, dan Jawa Timur.

Kepulauan Nusa Tenggara (Sunda Kecil) terdiri dari Bali,

Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Pulau Kalimantan terdiri dari Kalimantan Barat,

Kalimantan Tengah,Kalimantan Selatan, Kalimantan

Timur, dan Kalimantan Utara.

Pulau Sulawesi terdiri Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi

Tengah,Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi

Tenggara.

Kepulauan Maluku terdiri dari Maluku dan Maluku Utara.

Pulau Papua terdiri dari Papua dan Papua Barat

2. Gambaran Umum Objek Penelitian

Provinsi adalah tingkat tertinggi dari badan pemerintah regional

daerah di Indonesia.Setiap provinsi memiliki pemerintah lokal sendiri,

dipimpin oleh seorang gubernur, dan memiliki tubuh legislatif sendiri.

Gubernur dan anggota perwakilan lokal dipilih oleh suara terbanyak

untuk lima tahun. Sampai dengan tahun 2019 jumlah provinsi yang ada

di Indonesia adalah 34 provinsi yang tersebar dari Sabang sampai

Merauke.Masing-masing provinsi tersebut berbatasan dengan provinsi

yang lainya baik perbatasan yang ada di darat maupun perbatasan yang

ada di laut.2

2http://www.mikirbae.com/2016/07/batas-batas-34-provinsi-di-indonesia.html (Diakses

Tanggal 05 Agustus 2019, Pukul : 16:55)

Page 89: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

73

Sampel penelitian ini adalah website resmi pemerintah Provinsi

yang dapat diakses pada saat penelitian yaitu bulan Juni-Juli 2019

disamping itu adanaya ketersediaan data pengangguran, kesejahteraan

daerah dan aksesibilitas internet juga menjadi penentu sampel dalam

penelitian ini.

Tabel 4.1 Daftar Nama Provinsi dan Alamat Website

No Nama Provinsi Alamat Website Status

1 Aceh acehprov.go.id Online

2 Sumatera Utara sumutprov.go.id Online

3 Sumatera Barat sumbarprov.go.id Online

4 Riau riau.go.id Online

5 Jambi jambiprov.go.id Online

6 Sumatera Selatan sumselprov.go.id Online

7 Bengkulu bengkuluprov.go.id Online

8 Lampung lampungprov.go.id Online

9 Bangka Belitung babel.prov.go.id Online

10 Kepualaun Riau kepriprov.go.id Online

11 DKI Jakarta jakarta.go.id Online

12 Jawa Barat jabarprov.go.id Online

13 Jawa Tengah jatengprov.go.id Online

14 D.I Jogjakarta jogjaprov.go.id Online

15 Jawa Timur jatimprov.go.id Online

16 Banten Bantenprov.go.id Online

17 Bali baliprov.go.id Online

Page 90: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

74

18 Nusa Tenggara Barat ntbprov.go.id Online

19 Nusa Tenggara Timur nttprov.go.id Online

20 Kalimantan Tengah kalteng.go.id Online

21 Kalimantan Selatan kalselprov.go.id Online

22 Kalimantan Barat kalbarprov.go.id Online

23 Kalimantan Timur kaltimprov.go.id Online

24 Kalimantan Utara kaltarprov.go.id Online

25 Sulawesi Utara sulutprov.go.id Online

26 Sulawesi Tengah sultengprov.go.id Online

27 Sulawesi Selatan sulselprov.go.id Online

28 Sulawesi Tenggara sulawesitenggaraprov.go.id Online

29 Gorontalo gorontalorov.go.id Online

30 Sulawesi Barat sulbarprov.go.id Online

31 Maluku malukuprov.go.id Online

32 Maluku Utara malutprov.go.id Online

33 Papua Barat papuabarat.go.id Online

34 Papua papua.go.id Online

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Statistik Deskriptif

Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi range, nilai minimum, nilai maksimum, mean,

standar deviasi dari setiap variabel penelitian yaitu pengangguran,

kejahteran daerah, aksesibilitas internet dan pengungkapan

informasi.Statistik deskriptif menggambarkan karakteristik sampel dan

Page 91: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

75

berkaitan dengan pengumpulan data dan peringkat data. Hasil statistik

deskriptif dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Statistics

Pengangguran Aksesibilita

s Internet

Pengungkapan

Informasi Non

Keuangan

Kesejahteran

Daerah

N Valid 34 34 34 34

Missing 0 0 0 0

Mean 5,1021 52,1471 69,5459 10,8182

Median 4,4800 47,2000 70,5800 10,7210

Mode 1,48a 47,20 58,82

a 9,76

a

Std. Deviation 1,83813 8,92077 13,23060 ,66975

Variance 3,379 79,580 175,049 ,449

Range 7,81 30,21 52,94 3,17

Minimum 1,48 41,98 41,17 9,76

Maximum 9,29 72,19 94,11 12,93

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Sumber : Data diolah mengunakan SPSS,2019

a. Deskripsi Pengangguran

Pada tabel 4.2 dijelaskan bahwa hasil statistik deskriptif

dari variabel pengangguran dapat disimpulkan bahwa jumlah

Provinsi yang menjadi sampel penelitian (N) 34 Provinsi dan

diperoleh range 7,81, standar deviasi 1,83813 sedangkan nilai

terendah (minimum) pengangguran sebesar 1,48 dimiliki oleh

Provinsi Bali dan nilai terbesar (maksimal) sebesar 9,29 dimiliki

oleh Provinsi Maluku.

b. Deskripsi Kesejahteraan

Hasil statistik deskriptif dari variabel kesejahteran

daerah.Kesejahteraan daerah diukur dengan melihat PDRB

perkapita.Penelitian ini nilai PDRB perkapita yang ada dijadikan

dalam bentuk logaritma natural dengan tujuan untuk memudahkan

dalam analisis data. Tabel 4.2 disimpulkan bahwa jumlah Provinsi

Page 92: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

76

yang menjadi sampel penelitian berjumlah (N) 34 Provinsi dan

diperoleh hasil range 3,17 standar deviasi 0,449 sedangkan nilai

terendah (minimum) sebesar 9,76 sebesar dimiliki oleh Provinsi

Nusa Tenggara Timur dan nilai terbesar (maksimal) sebesar 12,93

dimiliki oleh Provinsi Jakarta.

c. Deskripsi Aksesibilitas Internet

Tabel 4.2 hasil stastistik deskriptif disimpulkan bahwa

jumlah provinsi yang menjadi sampel penelitian berjumlah (N) 34

Provinsi dengan tingkat penetrasi penguna internet setiap provinsi

diperoleh hasil range 7,81, standar deviasi 1,88 sedangkan nilai

terendah (minimum) sebesar 41,98 dimiliki oleh wilayah provinsi

maluku-papua dan nilai terbesar (maksimai) sebesar 72,19 dimiliki

oleh wilyah Provinsi Kalimantan.

d. Deskripsi Pengungkapan Informasi Non Keuangan

Tabel 4.2 hasil stastistik deskriptif disimpulkan bahwa

jumlah provinsi ang menjadi sampel penelitian berjumlah (N) 34

Provinsi dengan tingkat pengungkapan informasi non keuangan

yang ditampilkan oleh setiap website provinsi di Indonesia

diperoleh hasil range 52,49, standar deviasi 13,23 sedangkan nilai

terendah (minimum) sebesar 41,17 dimiliki oleh Provinsi Banten

dan nilai terbesar (maksimal) sebesar 94,11 dimiliki oleh Provinsi

DI Jogjakarta. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengungkapan

informasi di situs pemerintah sudah tergolong tinggi karena terlihat

nilai rata-rata pengungkapan informasi non keuangan sebesar 69,54

yang merupakan diatas 50,00.

2. Uji Asumsi Klasik atau Prasyarat Analisis

A. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Penelitian ini mengunakan uji normalitas Kolmogorov-

Smirnov dengan melihat nilai signifikansi, Jika nilai Sig F> 5%

Page 93: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

77

(0,05), sebaran bersifat normal. Namun jika nilai Sig F < 5%

(0,05), sebaran bersifat tidak normal.

Berikut hasil uji dengan metode Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 34

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 10,28467855

Most Extreme Differences

Absolute ,096

Positive ,096

Negative -,088

Kolmogorov-Smirnov Z ,561

Asymp. Sig. (2-tailed) ,911

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data diolah tahun 2019

Berdasarkan hasil uji normalitas data mengunakan metode

Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.3di dapat nilai signifikansi

0,911 ˃ 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut

berdistribusi normal.

Selain itu, uji normalitas data dapat juga melihat kurva

norma P-Plots yaitu dikatakan normal apabila titik-titik mengikuti

atau menyebar di sekitar garis diagonal, sedangkan jika titik-titik

tidak mengikuti atau menyebar garis diagonal maka data tersebut

tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas melihat P-

Plotsebagai berikut:

Page 94: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

78

Gambar 4.2

Normal P-Plot

Berdasarkan gambar 4.2 terlihat bahwa grafik normal

P- plot menunjukan pola grafik yang normal.Hal ini terlihat dari

titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan

penyebarannya mengikuti garis diagonal.Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan karena

memenuhi asumsi normalitas.

B. Uji Multikonieritas

Uji multikonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas.

Multikolonieritas dapat kita lihat dari nilai tolerance dan lawannya

variance inflationfactor (VIF). Berdasarkan nilai Tolerance yaitu

jika nilai tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas, dan

jika nilai tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinieritas. Sedangkan

berdasarkan nilai VIF yaitu jika nilai VIF < 10,00 maka tidak

terjadi multikolinieritas, dan jika nilai VIF > 10,00 maka terjadi

multikolinieritas. Berikut tabel hasil uji multikolonieritas:

Page 95: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

79

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Pengangguran ,980 1,020

Kesejahteraan Daerah ,956 1,046

Aksesibilitas Internet ,976 1,025

a. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi Non Keuangan

Sumber: Data diolah mengunakan, SPSS 2019

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai tolerance masing-

masing variabel bernilai >0,1. Dan jika dilihat berdasarkan nilai

VIF masing-masing variabel bernilai <10,00. Sehingga dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas pada variabel bebas.

C. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual

untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Metode yang

digunakan pada penelitian ini mengunakan uji gletser.Ukuran yang

digunakan/kriteria tentang ada tidaknya heteroskedastisitas melihat

nilai signifikansi atau probabilitas. Apabila koefisiensi signifikansi

(nilai probabilitas) lebih besar dari alpha 0,05 (Sig.˃alpha),maka

dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data

pengamatan dengan nilai residual mutlaknya. Apabila koefisien

signifikansi lebih kecil dari 0,05(Sig˂0,05) maka dinyatakan

terjadi adanya heteroskedastisitas diantara data pengamatan dengan

nilai residual mutlaknya. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat

pada tabel 4.5

Page 96: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

80

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 16,120 22,636 ,712 ,300

Pengangguran -,076 ,537 -,026 -

,141 ,870

Kesejahteraan

Daerah -,413 1,492 -,052

-

,277 ,629

Aksesibilitas

Internet -,014 ,111 -,024

-

,130 ,914

a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: Data diolah mengunakan SPSS, 2019

Berdasarkan hasil pada tabel 4.5 diperoleh bahwa nilai signifikansi

dari pengangguran (0,870> 0,05), kesejahteraan daerah (0,629> 0,05) dan

aksesibilitas internet (0,914> 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji T

Uji T digunakan untuk mengetahui secara parsial (sendiri) pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini

menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan uji 2 sisi, dengan kriteria

sebagai berikut:

a. Taraf signifikan (α = 0,05/2 = 0,025)

b. Distribusi t dengan derajat kebebasan df (n-k-1)

c. Apabila t hitung > t tabel, maka terdapat pengaruh variabel X

terhadap variabel Y

d. Apabila t hitung < t tabel, maka tidak terdapat pengaruh variabel X

terhadap variabel Y.

Page 97: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

81

Tabel 4.6 Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 72,399 30,703 2,358 ,025

Pengangguran -4,381 1,042 -,609 -4,204 ,000

Kesejahteran

Daerah 1,803 2,860 ,091 ,630 ,533

a. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi non keuangan

Sumber : Data diolah mengunakan SPSS, 2019

Untuk menjelaskan hasil dari Uji T pada tabel diatas, terlebih dahulu

hitung t tabel. Diketahui siginifikansi 0,05/2=0,025, dengan distribusi t

= n-k-1 atau 34-2-1=31, kemudian lihat pada t tabel dengan taraf

signikansi 0,025 pada jumlah sampel atau n=31, maka diperoleh t tabel

= 2,041 . Kedua variabel independen setelah di uji menghasilkan hasil

uji sebagai berikut:

a. Pengangguran

Hipotesis variabel pengangguran

H1 :Terdapat pengaruh pengangguran terhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada website pemerintah provinsi

di Indonesia.

Ho : Tidak terdapat pengaruh pengangguran terhadap

pengungkapan informasi non keuangan pada website

pemerintah provinsi di Indonesia.

Variabel pengangguran ditemukan bahwa nilai signifikansi

˂ 0,05 (0,000 ˂ 0,05) sedangkan nilai t hitung ˃ t tabel (4,204 ˃

2,041) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima,

yang berarti variabel pengangguran secara parsial berpengaruh

terhadap pengungkapan informasi non keuangan. Pada hasil

stastistik tabel 4.7 t hitung bernilai negatif hal ini menunjukan

bahwavariabel pengangguran memiliki arah pengaruh negatif yaitu

Page 98: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

82

jika variabel pengangguran menurun, maka variabel pengungkapan

informasi non keuangan akan meningkat.

b. Kesejahteran Daerah

Hipotesis variabel kesejahteran daerah

H1 :Terdapat pengaruh kesejahteran daerah terhadap

pengungkapan informasi non keuangan pada website

pemerintah provinsi di Indonesia.

Ho : Tidak terdapat pengaruh kesejahteraan daerah terhadap

pengungkapan informasi non keuangan pada website

pemerintah provinsi di Indonesia.

Variabel kesejahteran daerah ditemukan bahwa nilai signifikansi˃

0,05 (0,533˃0,05) sedangkan nilai t hitung ˂ t tabel 0,630 ˂ 2,041.

maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak, yang

berarti variabel kesejahteran daerah secara parsial tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan informasi non keuangan.

2. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas yaitu

Pengangguran ( ), Kesejahteran Daerah ( ) secara simultan

(bersama-sama) mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terikat

(Y) yaitu Pengungkapan Informasi Non Keuangan dengan kriteria

sebagai berikut:

a. Taraf signifikansi (α = 0,05)

b. Distribusi t dengan derajat kebebasan df1 (jumlah variabel - 1) dan

df2 (n-k-1). k adalah jumlah variabel independen.

c. Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima

d. Apabila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak

Rumusan Hipotesis:

H1: Pengangguran dan kesejahteraan daerah secara bersama-sama

berpengaruh terhadap pengungkapan informasi non keuangan pada

website pemerintah provinsi di Indonesia.

Ho: Pengangguran dan kesejahteraan daerah secara bersama-sama

Page 99: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

83

tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi non keuangan

pada website pemerintah provinsi di Indonesia.

Tabel 4.7Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 2097,673 2 1048,837 8,838 ,001b

Residual 3678,937 31 118,675

Total 5776,610 33

a. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi Non Keuangan

b. Predictors: (Constant), Kesejahteran Daerah, Pengangguran

Sumber : Data diolah mengunakan SPSS,2019

Dalam analisis varian hasil dari uji F ditemukan bahwa nilai F

tabel adalah 4,16 diperoleh dari tabel nilai kritis distribusi dengan n

(jumlah sampel) = 34, k (variabel bebas) = 2 dengan df1 yaitu jumlah

variabel - 1 dan df2 (n-k- 1) atau (34-2-1) = 31. Dari hasil uji F pada

tabel 4.8 diperoleh bahwa nilai signifikansi 0,001 ˂ 0,05 dan F hitung

˃ F tabel (8,838>4,16 ), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa kedua variabel independen (Pengangguran,

Kesejahteran Daerah) secara simultan berpengaruh terhadap variabel

dependen (Pengungkapan Informasi Non Keuangan).

3. Koefisien Determinasi

Koefesien determinasi digunakan untuk menjelaskan proporsi

variabel independen (Pengangguran dan Kesejahteran Daerah ) yang

mampu dijelaskan oleh variabel dependen (pengungkapan informasi

non keuangan) dalam persamaan regresi. Pada pengujian Koefisien

Determinasi dengan melihat nilai adjusted R Square dengan nilai

antara 0 sampai dengan 1. Apabila nilai adjustedR Square bernilai

kecil menunjukan kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen amat terbatas dan nilai yang mendekati

1 berarti variabel-variabel independen memberikan informasi untuk

Page 100: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

84

memprediksi variabel dependen yaitu pengungkapan informasi non

keuangan.

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,603a ,363 ,322 10,89382

a. Predictors: (Constant), Kesejahteran Daerah, Pengangguran

b. Dependent Variabel: Pengungkapan Informasi non keuangan

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS,2019

Berdasarkan tabel 4.8 yang digunakan nilai adjusted R Square

yaitu: 0,322 maka dapat diartikan bahwa variabel independen

(Pengangguran dan kesejahteran daerah) dapat dijelaskan variabel

dependen (Pengungkapan informasi non keuangan) sebesar 32,2%

sedangkan sisanya 68,8 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak

diteliti.

4. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji

analisis regresi linier berganda dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T

B Std. Error Beta

1

(Constant) 72,399 30,703 2,358

Pengangguran -4,381 1,042 -,609 -4,204

Kesejahteran

Daerah 1,803 2,860 ,091 ,630

a. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi Non Keuangan

Sumber : Data diolah mengunakan SPSS,2019

Page 101: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

85

Pada tabel 4.9 Maka didapat persamaan regresi linear berganda dengan

2 variabel sebagai beriku:

Keterangan :

Y : Pengungkapan informasi non keuangaan.

: Pengangguran

: Kesejahteraan daerah

: Konstanta

β1– β2 : Koefisien

: Eror

Nilai –nilai output kemudian dimasukan ke persamaan regresi

linear berganda sebagai berikut:

Y = 72,399 – 4,381 + 1,803

Interpretasi regresi linier berganda:

a. Nilai konstanta (a) adalah 72,399 dapat diartikan jika

pengangguran dan kesejahteran daerah nilainya adalah 0, maka

pengungkapan informasi non keuangan akan mengalami kenaikan

sebesar 22,076.

b. Nilai koefisien variabel pengangguran ( ) bernilai negatif yaitu -

4,381 dapat diartikan bahwa jika nilai pengangguran menurun

sebesar 1 satuan, maka akan menaikan nilai pengungkapan

informasi non keuangan sebesar 4,381 dengan asumsi variabel

independen lain nilainya tetap.

c. Nilai koefisien variabel kesejahteraan daerah ( ) bernilai positif,

yaitu 1,803 dapat diartikan bahwa setiap peningkatan kesejahteraan

daerah sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan pengungkapan

informasi non keuangan sebesar 1,803 dengan asumsi variabel

independen lain nilainya tetap.

5. Uji F dengan Variabel Moderasi

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas yaitu

pengangguran ( ) kesejahteraan daerah ( ) dimoderasi aksesibilitas

Page 102: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

86

internetZ secara simultan (bersama-sama) mampu menjelaskan

perubahan nilai variabel terikat (Y) yaitu pengungkapan informasi non

keuangan . Dengan kriteria sebagai berikut:

a. Taraf signifikansi (α = 0,05)

b. Distribusi t dengan derajat kebebasan df1 (jumlah variabel - 1)

dan df2 (n-k-1). k adalah jumlah variabel independen.

c. Apabila F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima

d. Apabila F hitung <F tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak

Rumusan Hipotesis:

H1: Pengangguran dan kesejahteraan daerah dimoderasi aksesibilitas

Internetsecara bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada website pemerintah provinsi di

Indonesia.

Ho:Pengangguran dan kesejahteraan daerah dimoderasi aksesibilitas

internet secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan informasi non keuangan pada website pemerintah

provinsi di Indonesia.

Tabel 4.10Uji F dengan Variabel Moderasi

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 2826,583 5 565,317 5,366 ,001b

Residual 2950,027 28 105,358

Total 5776,610 33

a. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi Non Keuangan

b. Predictors: (Constant), Kesejahteran*Akses, Pengangguran, Kesejahteran Daerah,

Pengangguran*Akses, Aksesibilitas Internet

Dalam analisis varian hasil dari uji F ditemukan bahwa nilai F tabel

adalah 2,68 diperoleh dari tabel nilai kritis distribusi dengan n (jumlah

sampel) = 34, k (variabel bebas) = 5 dengan df1 yaitu jumlah variabel -

1 dan df2 (n-k- 1) atau (34-2-1) = 31. Dari hasil uji F pada tabel

Page 103: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

87

4.10diperoleh bahwa nilai signifikansi 0,001 ˂ 0,05 dan F tabel ˃ F

Hitung (5,366>2,68), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa variabel pengangguran, kesejahteran daerah

denagan aksesibilitas internet secara simultan/ bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel pengungkapan informasi non keuangan.

6. Analisis Moderate Regresion Analisis

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

dari variabel pengangguran, kesejahteraan daerah terhadap

pengungkapan informasi non keuangan dengan aksesibilitas internet

sebagai variabel moderasi.

Tabel 4.11 Analisis Moderate Regression Analisis (MRA)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T sig

B Std. Error Beta

1

(Constant) 412,176 183,490 2,246 0,33

Pengangguran -9,045 8,088 1,257 1,118 0,000

Kesejahteran Daerah 34,913 17,138 -1,767 -2,037 0,056

Aksesibilitas Internet 6,884 3,451 4,641 -1,994 0,003

Pengangguran*Akses -,275 ,158 -2,258 -1,743 0,000

Kesejahteran*Akses ,745 ,329 6,175 2,263 0,015

a. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi non keuangan

Pada tabel 4.11 Maka didapat persamaan sebagai berikut:

Y : Pengungkapan informasi non keuangaan.

: Pengangguran

: Kesejahteran Daerah

Z : Aksesibilitas Internet

: Konstanta

β1– β5 : Koefisien

: Eror

Page 104: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

88

Nilai –nilai output kemudian dimasukan ke persamaan regresi

linear berganda dengan variabel moderasi sebagai berikut:

a. Nilai konstanta (a) adalah 412,176 dapat diartikan jika

Pengangguran, kesejahteran daerah, aksesibilitas internet dan

interaksi antar variabel moderasi nilainya adalah 0, maka

pengungkapan informasi non keuangan akan mengalami kenaikan

sebesar 412,176.

b. Nilai koefisien variabel pengangguran ( ) bernilai negatif yaitu -

9,045 dapat diartikan bahwa jika nilai pengangguran menurun

sebesar 1 satuan, Hal ini yang berarti bahwa setiap pengangguran

akan menaikan nilai pengungkapan informasi non keuangan

sebesar 9,045 dengan asumsi variabel independen lain nilainya

tetap.

c. Nilai koefisien variabel kesejahteran daerah ( ) bernilai positif

yaitu 34,913 dapat diartikan kesejahteran daerah mengalami

kenaikan 1 satuan maka nilai pengungkapan informasi non

keuangan akan naik sebesar 34,913

d. Nilai koefisien variabel aksesibilitas internet (Z) bernilai positif

yaitu 6,884, dapat diartikan jika nilai aksesibilitas internet

mengalami kenaikan 1 satuan maka nilai pengungkapan informasi

non keuangan akan naik sebesar 6,884.

e. Nilai koefiesien variabel pengangguran yang dimoderasi

aksesibilitas internet bernilai negatif sebesar -0,275, dapat diartikan

nilai variabel aksesibilitas internet yang dimoderasi variabel

aksesibilitas internet mengalami kenaikan 1 satuan maka akan nilai

pengungkapan informasi non keuangan akan turun 0,275.

f. Nilai koefisien variabel kesejahteraan daerah yang dimoderasi

akasesibilitas internet bernilai positif yaitu 0,745, dapat diartikan

nilai variabel kesejahteran daerah yang dimoderasi variabel

Page 105: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

89

aksesibiltas internet mengalami kenaikan 1 satuan maka nilai

pengungkapan informasi non keuangan akan naik 0,745.

7. Koefisien Determinasi dengan Variabel Moderasi

Koefesien Determinasi dalam MRA (Moderat Regresion Analisis)

digunakan untuk menjelaskan proporsi variabel independen

pengangguran dan kesejahteran daerah dan aksesibilitas internet

sebagai variabel moderasi yang mampu dijelaskan oleh variabel

dependen (pengungkapan informasi non keuangan) dalam persamaan

regresi. Pada pengujian koefisien determinasi dengan melihat nilai

Adjusted R Square dengan nilai antara 0 sampai dengan 1.Apabila nilai

Adjusted R Square bernilai kecil menunjukan kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat

terbatas.Dan nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel

independen memberikan informasi untuk memprediksi variabel

dependen yaitu pengungkapan informasi non keuangan.

Tabel 4.12 Koefisien Determinasi dengan Variabel Moderasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,700a ,489 ,398 10,26441

a. Predictors: (Constant), Kesejahteran*Akses, Pengangguran,

Kesejahteran Daerah, Pengangguran*Akses, Aksesibilitas Internet

b. Dependent: Pengungkapan Informasi Non Keuangan

Berdasarkan tabel 4.12 yang digunakan nilai Adjusted R Square

yaitu: 0,398 maka dapat diartikan bahwa variabel pengangguran,

kesejahteraan daerah dan interaksi aksesibilitas internet sebagai variabel

moderasi dapat dijelaskan variabel pengungkapan informasi non keuangan

sebesar 39,8% sedangkan sisanya 60,2% dijelaskan oleh faktor lain yang

tidak diteliti.

Page 106: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

90

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh pengangguran terhadap pengungkapan informasi non

keuangan

Berdasarkan hasil penelitian, variabel pengangguran ( )

berpengaruh negatif terhadap variabel pengungkapan informasi non

keuangan. Berdasarkan hasil penelitian ditunjukan nilai signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai thitung >t tabel (4,204 >2,041) serta

nilai koefisien regresi sebesar -4,381. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pengangguran berpengaruhnegatif terhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada website pemerintah Provinsi di

Indonesia. Hasil statistik diatas dijelaskan bahwa daerah dengan

pengangguran yang tinggi akan memiliki tingkat pengungkapan

informasi pada website pemerintah yang rendah.

Hasil ini sejalan dengan dua penelitian terdahulu yang menyatakan

bahwa pengangguran berpengaruh negatif terhadap pengungkan

informasi non keuangan.Penelitian tersebut dilakukan oleh Wanda

Mustika Rahim dan Isabel-Maria.Wanda Mustika Rahimmenyebutkan

bahwa pengangguran berpengaruh negatif terhadap pengungkapan

informasi non keuangan pada website pemerintah.3Guillamon dalam

Isabel-Mariajuga menyebutkan bahwakota dengan tingkat transparansi

informasi yang lebih rendah menunjukkan tingkat pengangguran yang

lebih tinggi.4Hasil penelitian Jose-Caamano-Alegre menyebutkan hasil

studi empiris tentang tansparansi yang dilakukan oleh pemerintah

mengkonfirmasi temuan bahwa terdapat hubungan negatif antara

pengangguran terhadap transparansi dari pemerintah.5

3Wanda Mustika Rahim dam Dwi Martani, Analisis faktor yang mempengaruhi

pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan pada website pemerintah daerah, paper

Universitas Indonesia: 2013, h. 66, dipublikasikan. 4Isabel-María , Determinants of corporate social disclosure in Spanish local governments,

Journal of Cleaner Production, 2012, p.62 5Jose Caamano-Alegre, Bugget Transparansi in Local Government An Empricical Analysis,

Paper internasional Studies Program Working, 2011,p. 27

Page 107: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

91

Apabila suatu daerah dengan tingkat pengangguran yang rendah

memiliki pengungkapan informasi di website tinggi, hal ini dapat

diartikan pemerintahan sudah menjalankan penyelengaraan e-

government dengan baik, karena adanya keterbukaan informasi publik

yang diberikan oleh pemerintah melalui website/internet.

Menurut Richard Heeks faktor-faktor yang mempengaruhi

suksesnya pengembangan e-government salah satunya adalah adanya

dorongan dari luar pemerintahan misalnya masyarakat.6Ketika daerah

dengan tingkat pengangguran yang rendah dapat mengambarkan

masyarakat memanfaatkan potensi dari sumber daya yang mereka

punya sehingga terciptanya kebutuhan informasi yang lebih

tinggi.Misalnya informasi yang digunakan untuk mendukung dalam

pekerjaan mereka, seperti informasi tentang kinerja pemerintah

sehingga pemerintah diberikan dorongan untuk memberikan pelayanan

publik baik terkait informasi dan berdampak terhadap pengungkapan

informasi pada website pemerintah.

E-government merupakan cara bagi pemerintah untuk

menggunakan teknologi baru untuk memberi orang akses yang lebih

nyaman pada informasi dan layanan pemerintah, dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas layanan dan memberikan peluang lebih besar

untuk berpartisipasi masyarakat dalam lembaga dan sesuai dengan

proses demokrasi.

Menurut Pissarides tingkat pengangguran yang tinggi menunjukan

sumber daya yang tidak produktif.7Pengangguran yang tinggi

menunjukkan bahwa banyak sumber daya manusia yang tidak

digunakan untuk menghasilkan produk yang memberikan nilai tambah.

Pemerintah provinsi dengan tingkat pengangguran yang lebih

tinggi mengambarkan jumlah masyarakat yang bekerja sedikit

6Agus Hexagraha, Sistem Informasi dalam berbagai perspektif, (Bandung:

Informatika,2006), h.85 7 Tri Widodo, Menuju Negara Maju Apakah Indonesia bergerak ke arah yang benar?,(

Yogjakarta:Gadjah Mada University Press, 2015), h.43

Page 108: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

92

sehingga menyebabkan individu yang mencari informasi sedikit.

Sedikitnya pencari informasi tersebut disebabkan oleh faktor yang

mempengaruhi pengangguran diantaranya rendahnya keahlian sumber

daya manusia dan budaya malas dari si pencari kerja.8

Adanya faktor tersebut tersebut dapat menyebabkan masyarakat

tidak menjalankan monitoring atau pengawasan yang baik terhadap

jalannya pemerintahan sehingga tidak memberikan tekanan dari rakyat

kepada pemerintah untuk memberikan informasi yang lebih atas

kinerja pemerintah misalnya informasi program kerja daerah, laporan

pengunaan anggaran, informasi kegiatan daerah sehingga akan

berdampak terhadap pengungkapan informasi pada website pemerintah

juga akan rendah atau dapat disimpulkan dengan adanya penganguran

yang tinggi menyebabkan tidak adanya partisipasi rakyat dalam

mewujudkan keterbukaan infomasi publik melalui e-government.

2. Pengaruh kesejahteraan daerah terhadap pengungkapan

informasi non keuangan.

Berdasarkan hasil penelitian, variabel kesejahteraan daerah ( )

tidak berpengaruhterhadap variabel pengungkapan informasi non

keuangan. Dari hasil penelitian ditunjukan nilai signifikansi˃0,05

(0,533˃0,05) dengan nilai thitung ˂ ttabel (1,803˂ 2,041) serta nilai

koefisien regresi sebesar 0,630. Dapat disimpulkan bahwa

pengangguran tidak berpengaruh terhadap pengungkapan informasi

non keuangan.

Menurut UU RI no 11 tahun 2009 kesejahteraan sosial merupakan

suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan hidup yang layak bagi

masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan dapat

melaksanakan fungsi sosialnya.9

Kesejahteraan daerah merupakan keadaan dimana masyarakat

dapat hidup aman, makmur dan selamat dengan terpenuhinya

8Rizka Franita, Analisa Penganguran di Indonesia, Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan

Sosial ) Volume 1 Desember 2016, h. 90 9Undang-Undang RI no 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial Pasal 1 nomor1

Page 109: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

93

kebutuhan hidupnya.PDRB perkapita menjadi salah satu ukuran untuk

mengukur tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah.

Menurut Instruksi Presiden nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan

dan strategi nasional pengembangan e-government dijelaskan bahwa

kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi

pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan,

pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar

secara cepat dan akurat. Kenyataan telah menunjukkan bahwa

penggunaan media elektronik merupakan faktor yang sangat

penting.E-governtment laksanakan harus pula diarahkan untuk

mendorong bangsa Indonesia menuju masyarakat informasi.10

Menurut Webser dalam Manik salah satu kriteria adanya

masyarakat informasi dilihat dari ekonominya.Aspek ekonomi

menekankan pada pertumbuhan ekonomi sebagai aktivitas informasi,

jadi masyarakat informasi diukur dari nilai ekonominya.11

Kesejahteraan daerah yang diukur dari PDRB merupakan aspek

ekonomi, dimana jika suatu daerah memiliki tingkat kesejahteraan

daerah yang tinggi akan berdampak terhadap adanya masyarakat

informasi. Hasil penelitian Wanda Mustika Rahim yang menyebutkan

bahwa kesejahteraan daerah yang diukur dari PDRB perkapita

berpengaruh terhadap pengungkapan informasi pada website

pemerintah. Apabila daerah dengan tingkat PDRB yang tinggi akan

menunjukan pengungkapan informasi yang tinggi di website

pemerintah.

Namun hasil penelitian ini ditemukan, ketika kita melihat jumlah

PDRB perkapita pada setiap Provinsi di Indonesia. Provinsi Nusa

Tenggara Timur merupakan provinsi dengan PDRB paling rendah

dengan total PDRB sebesar Rp.17.241,24 dari 34 Provinsi lainnya.

10Instruksi Presiden nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi

nasional pengembangan e-government. 11

Manik Sunuantari, Membangun Masyarakat Informasi Berbasis Kelompok, Jurnal Ilmiah

Ilmu Komunikasi, Vol.14, No.4 (2015),h..6

Page 110: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

94

Total PDRB ini berbanding terbalik dengan total indeks pengungkapan

yaitu sebesar 64,7%. Indeks pengungkapan ini terhitung cukup baik

apabila dibandingkan dengan provinsi lain yang memiliki total indeks

pengungkapan yang lebih rendah. Hal ini menunjukan bahwa PDRB

yang tinggi tidak dapat mempengaruhi banyaknya item informasi yang

diungkapkan oleh pemerintah provinsi dalam website masing-masing

pemerintah provinsi disamping itu menurut United National

Development Programe (UNDP) indikator kesejahteraan manusia

selain pendapatan antara lain adalah rata-rata usia harapan hidup, rata-

rata lama sekolah, angka melek huruf. Hal ini menimbulkan jika

daerah dengan tingkat pendapatan tinggi belum tentu memiliki angka

melek huruf yang dapat tinggi sehingga dapat diartikan SDM daerah

tersebut rendah dan berakibat pada pengungkapan informasi yang

dilakukan pemerintah juga akan rendah karean rakyat tidak dapat

menjalankan pengawasan yang baik terhadap jalannya

kepemerintahan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arthaingan H.

Mutiha dan Daniel Wicaksono.Penelitian Athaingan menyebutkan

bahwa pendapatan perkapita penduduk daerah belum menjadi penentu

faktor yang menjelaskan aksesibilitas IFR (melalui e-

government).12

Daniel Wicaksono menyebutkan bahwa tingkat

pendapatan domestik regional bruto (PDRB) daerah tidak berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pemerintah daerah provinsi dalam

pengungkapan informasi keuangan melalui internet.13

Adanya perbedaan hasil penelitian terhadap pengungkapan

informasi menurut penulis disebabkan adanya perbedaan indeks

skoring yang digunakan. Pada penelitian Wanda dan Dwi Martani

12

Arthaingan H. Mutiha, Faktor penentu aksesibilitas internet Financial Reporting pada E-

Goverment pemerintah kota/kab. Jawa Barat. Jurnal SNAE (Bandung,20 Juli 2017). h.9 13

Daniel Wicaksono, Publikasi laporan keuangan pemerintah daerah (LKD114) melalui

Internet (IFLGR) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jurnal Media Ekonomi: Vol XVI No

1 Januari 2016. h.9

Page 111: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

95

menggunakan indeks skoring dengan cakupan yang lebih luas yang

tersebar atas presentasi dalam website dan konten informasi website

dengan mengunakan pedomanan pembagian urusan wajib pemerintah

daerah sedangkan penulis mengunakan indeks skoring informasi

umum yang dikeluarkan mengikuti panduan pengembangan website

pemda.

3. Pengaruh pengangguran dan kesejahteraan daerah terhadap

pengungkapan informasi non keuangan.

Berdasarkan persamaan linier berganda didapat bahwa jika

Pengangguran kesejahteran daerah nilainya adalah 0, pengungkapan

informasi non keuangan akan meningkat sebesar 72,399 tanpa

pengaruh dari kedua variabel X, dari persamaan terlihat bahwa jika

pengangguran bersifat negatif maka pengungkapan informasi non

keuangan akan meningkat sebesar 4,39. Jika kesejahteraan daerah

bersifat positif maka pengungkapan informasi non keuangan akan

meningkat sebesar 1,803.

Dari hasil dari uji F diperoleh bahwa nilai signifikansi 0,001 ˂ 0,05

dan F tabel ˃ F Hitung (8,838>4,16 ), maka dapat disimpulkan bahwa

pengangguran (X1) dan kesejahteran daerah (X2) dapat mempengaruhi

secara bersama-sama terhadap pengungkapan informasi non keuangan

pada website pemerintah provinsi di Indonesia. Dan nilai koefisien

regresinya dengan meniali nilai adjusted R Square yaitu: 0,322 maka

dapat diartikan bahwa variabel independen (pengangguran dan

kesejahteran daerah) dapat dijelaskan variabel dependen (

Pengungkapan informasi non keuangan) sebesar 32,2% sedangkan

sisanya 67,8 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

4. Pengaruh pengangguran dan kesejahteraan daerah dengan

aksesibilitas internet sebagai variabel moderasi terhadap

pengungkapan informasi non keuangan.

Dari hasil dari uji MRAdiperoleh bahwa nilai signifikansi 0,001 ˂

0,05 dan F tabel ˃ F Hitung(5,366> 2,68 ) maka dapat disimpulkan

Page 112: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

96

bahwa variabel aksesibilitas internet dapat memoderasi pengaruh

pengangguran dan kesejahteraan secara simultan atau bersama-sama

terhadap pengungkapan informasi non keuangan pada website

pemerintah.

Internet menurut Purwanto dapat diartikan sebagai jaringan

komputer luas dan besar yang mendunia (Word Wide Network), yaitu

menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di

seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya

informasi dari yang mulai statis hingga yang dinamis dan interaktif.14

Sehingga dapat diartikan internet sebagai media dalam menjalin

komunikasi publik yang efisien.

Menurut Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2003 tentang

penyelengaraan e-government di jelaskanbahwa pemanfaatan teknologi

komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (e-

government)akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan.15

Adanya aksesibilitas internet yang tinggi yang dilakukan oleh

masyarakat dapat berdampak terhadap pengungkapan informasi yang

tinggi pula oleh pemerintah pada website pemerintah. Pemerintah

dapat memberikan informasi terkait laporan program kerja daerah dan

berita pemerintah yang mudah diakses, murah, efektif dan efisien

sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat terkait

penyelengaraan pemerintahanya.

Ketersediaan akses internet menjadikan kesempatan untuk

melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan menjadi lebih

mudah.Tingkat akses internet yang tinggi menunjukkan bahwa bentuk

pengawasan melalui internet menjadi lebih besar sehingga memberikan

dorongan kepada pemerintah untuk menyajikan informasi pada website

14

Elfan Rahardiyan, Pemanfaatan Internet dan Dampaknya Pada Pelajar Sekolah Menengah

Atas di Surabaya, journal,unair, 2014, h.4 15

Instruksi presiden nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Penyelengaraan e-

government.

Page 113: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

97

Pemda meningkat yang berujung pada pengungkapan informasi yang

lebih besar pula pada website.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Annisa Windarti yang

menyebutkan bahwa aksesibilitas internet financial reporting

merupakan variabel yang moderasi pengaruh rasio efektivitas, rasio

efisiensi, rasio belanja rutin dan rasio belanja pembangunan terhadap

kepatuhan pengungkapan informasi non keuangan.16

Setelah memasukan variabel moderasi yaitu aksesibilitas

Internet,nilai adjustedR Square meningkat menjadi 0,398 atau 39,8 %

dari persamaan pertama sebesar 0,322 atau 32,2% hal ini dapat

diartikan semakin kuatnya hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Nilai Standar Error of Estimate persamaan

1 sebesar 10,89382, kemudian menjadi turun pada persamaan 2 setelah

memasukan variabel moderasi menjadi 10,26441 yang menunjukkan

model regresi berarti semakin baik.

5. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan

prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu:

1. Periode penelitian mengunakan data tahun 2017 karena

keterbatasan data yang dipublikasikan pada sumber terkait

hanya pada tahun tertentu.

2. Penelitian ini hanya terbatas hanya menguji pada faktor

demografi yaitu pengangguran, kesejahteraan daerah dan

variabel aksesibilitas internet terhadap pengungkapan informasi

non keuangan, Sedangkan variabel-variabel lain seperti

variabel jumlah penduduk, ukuran daerah yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

16

Anissa Windarti,pengaruh kinerja keuangan terhadap kepatuhan pengungkapan informasi

keuangan melalui aksesibilitas internet financial reporting. Hasil penelitian.h.13. Tidak Publikasi

Page 114: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

98

Page 115: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

99

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian di bab IV maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Berdasarkan hasil uji T pada variabel pengangguran ( ) diperoleh

˃ (4,204 ˃ 2,041) dengan nilai signifikansi ˂ 0,05

(0,000˂0,05) nilai koefisien regresi sebesar -4,381 , yang berarti

variabel pengangguran ( ) berpengaruh negatif terhadap

pengungkapan informasi non keuangan pada website pemerintah

Provinsi di Indonesia.

2. Berdasarkan hasil uji T pada variabel kesejahteraan daerah ( )

diperoleh ˂ (0,630 ˂2,041) dengan nilai signifikansi ˃

0,05 (0,533˃0,05) nilai koefisien regresi sebesar 1,803, yang berarti

variabel kesejahteran daerah ( ) tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan informasi non keuangan pada website pemerintah

Provinsi di Indonesia.

3. Berdasarkan hasil uji F diperoleh bahwa ˃ (8,838 ˃

4,16) dengan nilai signifikansi ˃ 0,05 (0,001˂0,05) yang berarti

variabel pengangguran dan kesejahteran daerah ( ) berpengaruh

secara simultan / bersama-sama terhadap pengungkapan informasi non

keuangan pada website pemerintah Provinsi di Indonesia.

4. Berdasarkan hasil uji F dengan variabel moderasi diperoleh bahwa

˃ (5,366 ˃ 2,68) dengan nilai signifikansi˂0,05

(0,001˂0,05)yang berarti variabel aksesibilitas internet (Z) dapat

memoderasi pengaruh pengangguran dan kesejahteran daerah ( )

secara simultan / bersama-sama terhadap pengungkapan informasi non

keuangan pada website pemerintah Provinsi di Indonesia.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan di atas, maka

implikasi yang diperoleh berdasarkan penelitian ini adalah:

Page 116: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

100

1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengangguran menjadi faktor

yang berpengaruh pada pengungkapan informasi non keuangan pada

websitepemerintah, dimana ketika daerah dengan tingkat

pengangguran yang rendah maka pengungkapan informasi pada

website akan tinggi. Daerah dengan tingkat pengangguran yang rendah

menunjukan sumber daya yang ada pada masyarakat digunakan secara

maksimalsehingga masyarakat dapat menjalankan

monitoring/pengawasan yang baik terhadap jalannya pemerintahan dan

berdampak terhadap pemerintahan yang transparan dan akuntabilitas.

2. Aksesibilitas internet juga sebagai faktor yang memperkuat hubungan

antara pengangguran dan kesejahteraan daerah terhadap keterbukaan

informasi publik yang dilalukan oleh pemerintah, dengan adanya

internet, masyarakat dapat mengakses informasi yang dibutuhkan

dengan mudah, efektif dan efisien terkait penyelengaraan pemerintah

sehingga dapat terjadi komunikasi yang baik antara masyarakat dan

pemerintah yang berdampak terhadap penyelengaraan pemerintah yang

good publik governance.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa

saran dari penulis sebagai berikutuntuk :

1. Penelitian selanjutnya disarankan mengunakan data dengan periode

tahun terbaru dan memperpanjang masa observasi dan menambah

wilayah penelitian.

2. Penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel independen

lainnya karena berdasarkan penelitian terdahulu masih banyak

variabel yang belum dimasukan ke dalam penelitian ini misalnya

ukuran daerah, tingkat pendidikan penduduk dan jumlah penduduk.

Page 117: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

101

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adisasmita, Raharjo. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Graha

Ilmu, 2013.

Andrianto, Nico.Transparansi dan Akuntabilitas Publik melalui e-

Goverment. Malang : Bayumedia Publising, 2007.

Eko Indrajit, Richardus.dkk.e-Government In Action Ragam Kasus

Implementasi Sukses di Berbagai Belahan Dunia. Yogjakarta: Andi

Yogjakarta, 2005.

................Electronic Government Strategi Pembangunan dan

Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi

Digital.Yogjakarta:ANDI Yogjakarta, 2002.

Hardiansyah. Komunikasi pelayanan publik konsep dan aplikasi.

Yogjakarta: Gava Media, 2015.

Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi.Yogjakarta:

ANDI Yogjakarta, 2014.

Hexagraha,Agus.Sistem Informasi dalam berbagai perspektif,.Bandung:

Informatika,2006.

Imam Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS

23,Semarang: Badan Penerbit UNDIP. 2016.

S, Alam. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI.Jakarta : Esis, 2007.

Sarjono dan Winda Julianita. SPSS vs LISREL sebuah pengantar aplikasi

untuk riset.Jakarta: Salemba Empat. 2011.

Siregar, Syofian.Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan

perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta : PRENADA

MEDIA GROUP,2017.

Sudarmanto,R.Gunawan. STATISTIK TERAPAN BERBASIS KOMPUTER

Dengan Program IBM SPSS Statistick 19. Jakarta: Penerbit Mitra

Wacana Media, 2013.

Sugiono.Metode penelitian bisnis ( Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan

R&D). Bandung: Alfabeta, 2014.

Page 118: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

102

............. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif

dan R&D. Bandung :Alfabeta Bandung, 2015.

Sukirno,Sadono.Makroekonomi Teori Pengantar Modern edisi

ketiga.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2004.

Sulistyaningsih.Metodelogi Penelitian Kebidanan kuantitatif-

kualitatif.Jakarta: Graha Ilmu, 2011.

Suryani.Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian

Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam.Jakarta : PRENAMEDIA

GROUP, 2016.

Widodo,Tri.Menuju Negara Maju: Apakah Indonesia Bergerak Ke Arah

yang benar?.Yogjakarta:Gadjah Mada University Press,2015.

Priyatno,Duwi. SPSS 22: Pengolahan Data Praktis. Yogyakarta: C.V Andi

Offset, 2014.

Mankiw, N. Pengantar Ekonomi Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta: Erlangga,

2003

Widodo,Joko.Membangun birokrasi berbasis kinerja.Malang: Bayumedia,

2013.

Yustika, Ahmad Erani.Perekonomian Indonesia ( deskripsi, preskripsi dan

kebijakan). Malang: Bayumedia publising, 2006.

Zainal,Yusuf Abidin, Komunikasi pemerintahan (Filosofi, Konsep dan

Aplikasi). Bandung: PUSTAKA SETIA Bandung, 2016.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta :

Bumi Aksara,2013.

B. Jurnal dan skripsi

Adrien Desiana. Pengaruh umur pemerintahan daerah, leverage dan

ketergantungan daerahterhadap tingkat pengungkapan informasi

keuangan dan nom keuangan di Website Pemerintahan daerah.

Tesis pada Universitas Negeri Lampung, Lampung, 2017.

dipublikasikan.

Agus Tri Basuki dan Utari Gayatri. Penentu Sektor Unggulan dalam

Pembangunan Daerah ( Studi Kasus di Kabupaten Ogan Komering

Page 119: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

103

IliR. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 10, Nomor

1, April, 2009.

Amirus Sodiq. Konsep Kesejahteraan dalam Islam.Jurnal Equilibrium, Vol

3.No.2. 2015

Alan K. Styles and Mack Tennyson.The Accessibility Of Financial

Reporting Of U.S Municipalities On The Internet J. OF PUBLIC

BUDGETING, ACCOUNTING & FINANCIAL MANAGEMENT,

19 (1), 56-92, 2007.

Alfira Shofia dan Bagus Husen. Analisis Transparansi dan Akuntansi

Pemerintah Daerah Melalui Pengungkapan Informasi pada

Website.Jurnal Manajemen Indonesia Vol. 12- No.4 April 2013.

Alisha Rahmadhani Isni.Analisis Kualitas Website Pemerintah Dearah

pada Kabupaten Se-Sumatera Barat.Artikel Penelitian Universitas

Negeri Padang, 2018.

Amirus Sodiq.Konsep Kesejahteraan Daerah. Jurnal Equilibrium, Vol.3,

No.2 ,2015.

Anissa Windarti. Pengaruh kinerja keuangan terhadap kepatuhan

pengungkapan informasi keuangan melalui aksesibilitas internet

financial reporting.Hasil penelitian.2018. Tidak Publikasi

Arthaingan H. Mutiha.Faktor penentu aksesibilitas internet Financial

Reporting pada E-Goverment pemerintah kota/kab. Jawa Barat.

Jurnal SNAE.Bandung,2017.

Daniel Wicaksono. Publikasi laporan keuangan pemerintah daerah

(LKD114) melalui Internet (IFLGR) dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.Jurnal Media Ekonomi: Vol XVI No 1 Januari

2016.

Demitianus Murib, Rosalina A.M. Koleangan, Krest D. Tolosang.

Pengaruh jumlah penduduk, pendapatan perkapita, PDRB terhadap

PAD di Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Jurnal Berkala Ilmiah

Efisiensi: Volume 18 No. 01,2018

Page 120: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

104

Devani Arista Sari. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kesejahteraan Masyarakat di Kota Bandar Lampung Skripsi

Publikasi Universitas Bandar Lampung, 2016.

Diah Fatma Sjoraida. Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi

Publik Pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. jurnal ilmu-ilmu

sosial dan humaniora, Vol.17, No 3, 2015.

Elfan Rahardiyan. Pemanfaatan Internet dan Dampaknya Pada Pelajar

Sekolah Menengah Atas di Surabaya. journal,unair, 2014.

Garcia-Sanchez et al, Garcia-Sanchez, et al. Determinants of Corporate

Social Disclosure in Spanish Local Government. Journal of

Cleaner Production 39, 2013 .

Hadi Sasana. Analisis dampak pertumbuhan ekonomi, kesenjangan antar

daerah dan tenaga kerja terserap terhadap kesejahteran di kab/kota

provinsi jawa tengah dalam era desentraslisasi fiskal. Jurnal Bisnis

dan Ekonomi (JBE) Maret.Vol 16, No.1, 2000.

Jose Caamano-Alegre. Bugget Transparansi in Local Government An

Empricical Analysis. Paper internasional Studies Program

Working, 2011.

Manik Sunuantari. Membangun Masyarakat Informasi Berbasis

Kelompok, Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi. Vol.14, No.4,2015.

Minar Winda.Faktor-faktor yang mempengaruhi sumber daya manusia.

Jurnal online Mahasiswa.Vol.No 2, 2014.

Muhammad Noor Usman. Inisiasi Masyarakat Informasi di Indonesia

Melalui Implementasi Keterbukaan Informasi Publik: Satu Dekade

Undnag-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Khasanah Al-

Khimah : Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan,

2019.

Muktar, dkk. Penentu transparansi pemerintah daerah: sebuah studi pada

pemerintah daerah di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing

Indonesia, 2017.

Page 121: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

105

Rahim, Wanda Mustika dam Dwi Martani. Analisis faktor yang

mempengaruhi pengungkapan informasi keuangan dan non

keuangan pada website pemerintah daerah”, Paper Universitas

Indonesia: 2013.

Ratih Probosiwi. Pengangguran dan Pengaruhnya terhadap tingkat

kemiskinan. Jurnal PKS Vol 15 No 2 Juni, 2016.

Riadi, Yasir. Mewujudkan Masyarakat Informasi Indonesia Dampak

Sosial, konsekuensi dan kemungkinanya. Jurnal Universitas

Terbuka: repository.ut.ac.id,2010.

Rizka Franita, Analisa Penganguran di Indonesia, Nusantara ( Jurnal Ilmu

Pengetahuan Sosial ) Volume 1 Desember ,2016.

Sri Rokhinasari. Teori –Teori dalam Pengungkapan Informasi Corporate

Social Responbility .jurnal kajian perbanan syariah Vol. , No

2015.

Sukhemi. Pengaruh aksesbilitas dan tingkat pengungkapan laporan

keuangan terhadap akuntabilitas keuangan daerah daerah.” Jurnal

(Universitas PGRI Yogjakarta : Manajemen, 2008.

Yulia Yustikasari. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap

Tingkat Pengungkapan Sukarela Informasi Keuangan Pada Website

Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Tingkat

Provinsi Se – Indonesia, Jurnal Profita:Vol. 11. No. 1. April. 2018.

C. Internet

Di kutip dari https://sentralberita.com/2019/03/70-persen-komposisi-

penduduk-indonesia-usia-produktif/( Diakses tanggal 21 Maret

2019 pukul 7: 46).

Di kutip https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/1484/februari-

2018--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-13-persen--

rata-rata-upah-buruh-per-bulan-sebesar-2-65-juta-rupiah.html(

Diakses tanggal 21 Maret 2019 pukul 8:06).

Page 122: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

106

Di kutip dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-

3795632/bps-kemiskinan-masih-terpusat-di-indonesia-timur

(Diakses tanggal 22 Maret 2019 Pulul 17:48).

Dikutip dari https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190131152559-

185-365427/pengguna-indonesia-masuk-lima-besar-pecandu-

internet-di-dunia ( Diakses tanggal 22 Maret 2018 Pukul 17.43)

Dikutip dari https://tekno.kompas.com/read/2018/02/22/10590087/ini-

daerah-di-indonesia-yang-paling-rajin-internetan ( Diakses

tanggal 22 Maret 2019 Pukul 17:47)

Pengertian Teori

Signalhttp://ioaddakhil.blogspot.com/2014/02/pengertian-teori-

sinyal.html (diakses tanggal 22 Maret 2019 Pukul 12:01)

Dikutip

darihttps://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_jumlah_

pengguna_Internet (Di akses tanggal 25 Juni 2019)

D. Peraturan dan Undang-Undang

Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E- Goverment.

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Tahun

2017 Tentang Penyelengraan Portal dan Situs Web Badan

Pemerintahan.

Pedoman Umum Good Publik Governance. Jakarta: Komite Nasional

Kebijakan Governanace, 2008.

Undang-Undang RI no 11 tahun 2009 tentang kesejaKesejahteraan sosial.

Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi

publik.

Laporan Survey Penguna dan Profil Perilaku Penguna Internet

2018.Jakarta: APJII, 2018.

Page 123: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

107

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 124: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

108

Page 125: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

109

Page 126: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

110

Page 127: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

111

Page 128: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

112

Page 129: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

113

Page 130: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

114

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Statistics

Pengangguran Aksesibilitas

Internet

Pengungkapan

Informasi

Kesejahteran

Daerah

N Valid 34 34 34 34

Missing 0 0 0 0

Mean 5,1021 52,1471 69,5459 10,8182

Median 4,4800 47,2000 70,5800 10,7210

Mode 1,48a 47,20 58,82

a 9,76

a

Std. Deviation 1,83813 8,92077 13,23060 ,66975

Variance 3,379 79,580 175,049 ,449

Range 7,81 30,21 52,94 3,17

Minimum 1,48 41,98 41,17 9,76

Maximum 9,29 72,19 94,11 12,93

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

2. Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 34

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 10,28467855

Most Extreme Differences

Absolute ,096

Positive ,096

Negative -,088

Kolmogorov-Smirnov Z ,561

Asymp. Sig. (2-tailed) ,911

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data diolah tahun 2019

Page 131: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

115

3. Uji Multikonieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Pengangguran ,980 1,020

Kesejahteraan Daerah ,956 1,046

Aksesibilitas Internet ,976 1,025

b. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi Non Keuangan

Sumber: Data diolah mengunakan, SPSS 2019

4. Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 16,120 22,636 ,712 ,300

Pengangguran -,076 ,537 -,026 -

,141 ,870

Kesejahteraan

Daerah -,413 1,492 -,052

-

,277 ,629

Aksesibilitas

Internet -,014 ,111 -,024

-

,130 ,914

c. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: Data diolah mengunakan SPSS, 2019

Page 132: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

116

5. Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 72,399 30,703 2,358 ,025

Pengangguran -4,381 1,042 -,609 -4,204 ,000

Kesejahteran

Daerah 1,803 2,860 ,091 ,630 ,533

b. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi non keuangan

Sumber : Data diolah mengunakan SPSS, 2019

6. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 2097,673 2 1048,837 8,838 ,001b

Residual 3678,937 31 118,675

Total 5776,610 33

a. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi Non Keuangan

d. Predictors: (Constant), Kesejahteran Daerah, Pengangguran

Sumber : Data diolah mengunakan SPSS,2019

7. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,603a ,363 ,322 10,89382

c. Predictors: (Constant), Kesejahteran Daerah, Pengangguran

d. Dependent Variabel: Pengungkapan Informasi non keuangan

Sumber: Data yang diolah dengan SPSS,2019

7. Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T

B Std. Error Beta

1

(Constant) 72,399 30,703 2,358

Pengangguran -4,381 1,042 -,609 -4,204

Kesejahteran

Daerah 1,803 2,860 ,091 ,630

b. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi Non Keuangan

Sumber : Data diolah mengunakan SPSS, 2019

Page 133: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

117

8. Hasil Uji F dengan variabel Moderasi

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 2826,583 5 565,317 5,366 ,001b

Residual 2950,027 28 105,358

Total 5776,610 33

a. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi Non Keuangan

b. Predictors: (Constant), Kesejahteran*Akses, Pengangguran, Kesejahteran Daerah,

Pengangguran*Akses, Aksesibilitas Internet

9. Hasil Analisis Moderate Regression Analisis (MRA)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T

B Std. Error Beta

1

(Constant) 412,176 183,490 2,246

Pengangguran -9,045 8,088 1,257 1,118

Kesejahteran Daerah 34,913 17,138 -1,767 -2,037

Aksesibilitas Internet 6,884 3,451 4,641 -1,994

Pengangguran*Akses -,275 ,158 -2,258 -1,743

Kesejahteran*Akses ,745 ,329 6,175 2,263

a. Dependent Variable: Pengungkapan Informasi non keuangan

10. Koefisisien Determinasi dengan Variabel Moderasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,700a ,489 ,398 10,26441

c. Predictors: (Constant), Kesejahteran*Akses, Pengangguran,

Kesejahteran Daerah, Pengangguran*Akses, Aksesibilitas Internet

d. Dependent: Pengungkapan Informasi Non Keuangan

Page 134: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

118

Tampilan Website

1. NTB

2. Banten

Page 135: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

119

3. Riau

4. Jogjakarta

Page 136: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

120

Page 137: Pengaruh Pengangguran dan Kesejahteraan Daerah terhadap ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · signifikansi˃0,05(0,533˃0,05).Sedangkan aksesibilitas internet

121

Biodata Diri

Roza Arsita, lahir di Tegal tanggal 16 Mei 1996,

beralamat di Jl. Gotong Royong RT 01/01 Desa

Jatimulya, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal,

Provinsi Jawa Tengah. Pendidikan formal yang

ditempuh: MI Islamiyah Jatimulya (2003-2009),

MTS N 1 Tegal (2009-2012), MAN 1 Tegal (2012-

2015), dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ( 2015-

2020).

Pengalaman organisasi yang diikuti: sebagai Badan Pengurus Harian (BPH)

Ikatan Mahasiswa Tegal Ciputat periode 2017-2018, Sekretaris Departemen

Dakwah HMJ Pendidikan IPS Periode 2017-2018, Sekretaris Departemen

Dakwah HMJ Pendidikan IPS Periode 2017-2018, anggota relawan gerakan Ayo

Mengajar.

Pengalaman mengajar : Primagama Pondok Cabe (2019-Sekarang), Home

Schooling Lestari dan PKBM Lestari (2017-Sekarang), SMAS PGRI 3 Jakarta

(2019- Sekarang), PPKT SMPN 3 Tangeran Selatan.