44
OLEH: DINA DWI NURYANI,SKM.,M.KES Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CHOP

Citation preview

Page 1: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

OLEH:DINA DWI NURYANI,SKM.,M.KES

Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Page 2: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Pendahuluan

Air merupakan zat paling penting dalam kehidupan Sekitar ¾ bagian dari tubuh kita terdiri dari airTidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5

hari tanpa minum airAir digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hariVolume air dalam tubuh rata2 65% dari total berat

badannyaBeberapa tubuh manusia mengandung banyak air

antara lain otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6% dan darah 83%

Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu perhari berkisar antara 150-200 liter atau 34 - 40 galon

Page 3: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Golongan Air

Air tanpa pengotoran: mata air (artesis), bebas dari kontaminasi bakteri koliform dan patogen atau zat kimia beracun

Air yang sudah mengalami proses desinfeksi : MPN < 50/100 cc

Air dengan penjernihan lengkap : MPN < 5000/100 ccAir dengan penjernihan tidak lengkap : MPN >

5000/100 ccAir dengan penjernihan khusus (water purification) :

MPN > 250.000/100 ccMPN ( most probable number) yaitu jumlah terkaan

terdekat dari bakteri koliform dalam 100 cc air

Page 4: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Batasan Sumber Air

Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit

Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun

Tidak berasa dan berbauDapat digunakan untuk mencukupi

kebutuhan domestik dan rumah tanggaMemenuhi standar minimal yang ditentukan

oleh WHO dan Depkes RI

Page 5: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Berdasarkan Letak sumbernya

Air angkasa (Hujan) sumber utama air di bumiAir permukaan

Meliputi badan2 air seperti sungai, danau, telaga, waduk, rawa , sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi Dibandingkan dengan sumber air lain air permukaan merupakan sumber air yang paling tercemar

Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami pernyerapan kedalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alami . Proses yg telah dialami air hujan tersebut didalam perjalanannya ke dalam tanah membuat air tanah menjadi lebih baik dibandingkan air permukaan.

Page 6: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Pengaruh Air Terhadap Kesehatan

1. Pengaruh Tidak langsungAdalah pengaruh yang timbul sebagai akibat pendayagunaan air yang dapat meningkatkan ataupun menurunkan kesejahteraan masyarakat Misalnya : Air yang dimanfatkan untuk PLTA,industri,irigasi dsb (Meningkatkan)Misalnya : Pengotoran badan air dengan zat-zat kimia yg dapat menurunkan kadar oksigen terlarut (Merugikan)

Page 7: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

2. Pengaruh LangsungPengaruh lagsung terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas air dan terjadi karena air berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebar penyebab penyakit ataupun sarang insekta penyebar penyakit- Zat-zat kimia yang persisten- Zat radioaktif- Penyebab Penyakit

Page 8: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyebab Penyakit

Adanya penyebab penyakit di dalam air dapat menyebabkan efek langsung terhadap kesehatan. Penyebab penyakit yang mungkin ada dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar yakni :

1. Penyebab hidup yang menyebabkan penyakit menular

2. Penyebab tidak hidup yang menyebabkan penyakit tidak menular

Page 9: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Peran air dalam terjadinya penyakit menular dapat bermacam-macam yakni :

1. Air sebagai penyebar mikroba pathogen

2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit atau

3. Jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik

4. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit

Page 10: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyakit MenularAir Sebagai Penyebar Mikroba PathogenPenyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung diantara masyarakat sering kali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air (water borne disease).

Penyakit ini hanya menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air virus, bakteri, protozoa,metazoa

Page 11: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyakit Bawaan Air dan Agentnya

Agent PenyakitVirusRotavirusV.Hepatitis AV.Poliomyelitis

Diare pada anakHepatitis APolio

BakteriVibrio CholeraeEscherichia ColiSalmonella TyphiShigella dysentriae

CholeraDiare/DysentriTyphus AbdominalisDhisentri

ProtozoaEntamoeba Histolytica Dysentri AmoebaMetazoaAscaris LumbricoidesTaenia Saginata/SoliumSchistosoma

AscariasisTaeniasisSchistosomiasis

Page 12: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyakit yang disebabkan kurangnya penyediaan air bersih adalah :

1. Trachoma penyakit yang menyerang selaput lendir dan selaput bening mata disebabkan oleh virus trachoma . Virus trachoma dapat dibunuh dengan antibiotikaPenularannya terjadi secara langsung dari mata penderita ke mata orang lain melalui tangan atau saputangan dll, apabila masyarakat tidak dapat memelihara kebersihan badannya (ketidakmampuan ini disebabkan karena kebiasaan hidup yg tidak hygienis ataupun karena tidak cukup banyak tersedia air bersih dan biasa didapati pada tempat yang lingkungannya kurang saniter

Page 13: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

2. Segala penyakit kulit yang disebabkan jamur dan bakteri (scabies) Kudis Disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei yang memasuki kulit,penyakit ini terutama di daerah kumuh dengan keadaan sanitasi yang sangat buruk Penularannya terjadi secara langsung dari orang ke orang ataupun lewat peralatan seperti pakaian hal ini dipermudah oleh keadaan penyediaan air bersih yang kurang jumlah

Page 14: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyakit yang hospes sementaranya adalah air

Schistosomiasis yaitu penyakit yang disebabkan cacing daun yang bersarang di dalam pembuluh darah dan kandung kemihPenyakit ini menjadi sangat terkenal diantara para ahli lingkungan sehubungan dengan pembangunan waduk dengan memperluas jaringan irigasi tetapi karena di dalam air sungai terdapat schistosoma insiden penyakit ini meluas shg kerugian masyarakat meningkat. Kunci pemberantasanya dengan:

- isolasi perairan endemis & tidak ada lagi pemasukan mikrofilaria baru ke dalam sungai- Penderita harus segera diobati- Menggunakan jamban yang saniter

Page 15: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyakit Tidak Menular1. Keracunan Air Raksa (Hg) Menyebabkan

cacat bawaan pada bayi dikenal dengan Minamata.

2. Keracunan Cadmium (Cd)mempengaruhi otot polos pembuluh darah sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah

3. Keracunan Cobalt (Co) mempengaruhi kelenjar thyroid (gondok) dan jantung

Page 16: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Pengertian dan DampakPengertian:

Yang dimaksud air bersih dan air minum adalah air yang memiliki kualitas minimal sebagaimana dalam lampiran Peraturan Mentri Kesehatan No.416 tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air bersih dan Keputusan Mentri Kesehatan No.907 tahun 2002 tentang syarat-syarat & Pengawasan kualitas air minum

Page 17: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Dampaka) Dampak positif berupa penurunan

penyakit yang dapat ditularkan melalui air atau penyakit yang ditularkan karena kegiatan mencuci dengan air,kebersihan lingkungan, alat-alat termasuk kebersihan personal

b) Dampak negatif misalnya meningkatnya penyakit yang ditularkan melalui air dan kegiatan mencuci dengan air,kesehatan lingkungan dan pribadi kurang terpelihara

Page 18: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Pengolahan Air Bersih Pengolahan air bervariasi tergantung pada

karakteristik asal air dan kualitas produk yang diharapkan mulai dari cara yang sederhana maupun cara yang paling rumitTanpa pengolahan (mata air yang dilindungi)Chlorinasi (Mata air)Pengolahan secara kimiawi dan chlorinasi (tandon air)Penurunan kadar besi & chlorinasi (air tanah)

Page 19: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Filtrasi pasir lambat (FPL) dan chlorinasi (sungai daerah pegunung)Pra Pengolahan FPL Chlorinasi (air danau/waduk)Koagulasi Flokulasi Sedimentasi Filtrasi Chlorinasi (Sungai)Pra Pengolahan Koagulasi Flokulasi Sedimentasi Filtrasi Chlorinasi (sungai yang sangat keruh)

Page 20: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Proses pengolahan air

Koogulasi : Dalam proses koagulasi ini air diberi zat koagulasi kimia misalnya alum atau alumunium sulfat dengan dosis bervarisi antara 5-40 mg/lt tergantung pada turbiditas, warna , suhu dan pH airnya

Flokulasi : Air yang telah bercampur dengan alum diputar pelan pelan selama 30 menit untuk proses pengendapan

Sedimentasi : pengendapan flokulat bersama dengan zat yang terlarut dalam air beserta bakteri berkisar 2-6 jam

Filtrasi : penyaringan sisa flok alum yang mengendap Klorinasi : proses pemberian klorin ke dalam air setelah

proses filtrasi

Page 21: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyediaan Air MinumAir minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum

Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama (produksi pangan, papan dan sandang)

Tujuan utama penyediaan air minum bagi masyarakat adalah mencegah penyakit bawaan air

Page 22: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Pemenuhan Persyaratan Fisik

Ø Tidak keruh (jernih), dapat dilakukan dengan : koagulasi- flokulasi, pengendapan (sedimantasi), penyaringan (filtrasi). Koagulan yang lazim dipakai diantaranya tawas, ferosulfat, ferichlorida, Poly Aluminium Chlorida (PAC), biji kelor.

Ø Tidak berwarna dapat dilakukan dengan : koagulasi-flokukasi berbasis silikon, aerasi.

Ø Tidak berbau / tidak berasa dapat dilakukan dengan : distilasi, ion exchange, filter karbon aktif / antrasit, aerasi, air stripping, deklorinasi dengan Na-thiosulfat.

Page 23: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Pemenuhan Persyaratan Kimia :Ø Kondisi pH tidak ekstrim dapat dilakukan dengan

penambahan larutan kapur untuk menaikan pH atau HCl untuk penurunan pH.

Ø Tidak mengandung Fe & Mn berlebihan dapat dilakukan dengan aerasi, filter pasir aktif media KMnO4 , filtrasi media MnO2, koagulasi-flokulasi (untuk Fe&Mn dalam bentuk senyawa organik), ion exchange.

Ø Tidak mengandung zat organik berlebihan dapat dilakukan dengan koagulasi kimia, aerasi, filtrasi.

Ø Tidak sadah dapat dilakukan dengan merebus air, ion exchange zeolit atau resin.

Ø Tidak mengandung CO2 agresif dapat dilakukan dengan kontak / filtrasi media marmer.

Page 24: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Ø Tidak salin dapat dilakukan dengan distilasi, freezing, demineralisasi, ion exchange, membran RO.

Ø Tidak mengandung logam berat dapat dilakukan dengan elektro coagulating, metal removal, distilasi, membran RO. Teknik ini dapat menghilangkan semua partikel terlarut, tersuspensi bahkan semua mineral juga dapat dihilangkan, sehingga air yang diolah menjadi setara air murni.

Ø Tidak mengandung racun dapat dilakukan dengan netralisasi racun, filter karbon aktif.

Ø Tidak kekurangan Mineral dapat dilakukan dengan penambahan mineral tertentu (mineral enrichment).

Page 25: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Parameter Kimia

Kimia Organik1. Air raksa Menimbulkan gejala susunan syaraf pusat seperti kelainan kepribadian dan tremor 2. Almunium luka pada usus, iritasi

kulit, selaput lendir & saluran pernafasan3. Arsen anoreksia, kholik,mual, diare / konstipasi

Page 26: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

4. Barium (Br) menghentikan otot-otot jantung dalam waktu 1 jam & kelumpuhan urat syaraf

5. Besi (Fe) merusak dinding usus dan berkurangnya fungsi paru-paru

6. Cadmium (Cd) gasterointestinal dan penyakit ginjal

7. Khlorida (Cl) rasa asin, korosi pada pipa penyediaan air

8. Chromium (Cr) menimbulkan ulcus pada kulit & selaput lendir dlm paru-paru kanker

Page 27: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

9. Mangan (Mn) kerusakan susunansyaraf :insomnia, lemah pada kaki dan otot muka

10. Nitrat & Nitrit gangguan GI,diare campur darah,depresi & gangguan mental

11. Perak/Argentum (Ag) pigmentasi kelabu (argyria), iritasi kulit

12. Selenium Gejala GI, muntah & diare, gangguan susunan syaraf

13. Seng (Zn) menimbulkan gejala muntaber

Page 28: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

14. Sianida (Cn) malaise dan iritasi15. Sulfat diare16. Sulfida merusak susunan syaraf pusat17. Tembaga (Cu) GI,SSP,ginjal,hati18. Timbal (Pb) gangguan GI, anoreksia,

kholik, kelumpuhan dan kebutaan

Page 29: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Pemenuhan Persyaratan Mikrobiologi

Ø Tidak terdapat Nematoda dapat dilakukan dengan filtrasi polister.

Ø Tidak mengandung patogen dapat dilakukan dengan disinfeksi menggunakan kaporit (Chlor), Na-hypoklorit, KMnO4, Ozon, radiasi UV-C, perebusan / pemanasan, Sodis.

Pemenuhan persyaratan RadioaktifHindarkan dari sumber radiasi pengion.

Page 30: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Air Yang Tercemar

Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu; masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

Page 31: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, klasifikasi dan kriteria mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas yaitu:

Kelas 1 : yaitu air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum atau peruntukan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama

Kelas 2 : air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pertanian

Kelas 3 : air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar, peternakan dan pertanian

Kelas 4 : air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/ pertanian

Page 32: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air diantaranya adalah :

 DO (Dissolved Oxygen) BOD (Biochemical OxygenDemand) COD (Chemical Oxygen Demad), Jumlah total Zat terlarut

Page 33: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Air Yang Tercemar > DO/ Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)

Yang dimaksud adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme seperti bakteri.

Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen lebih dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.

Page 34: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Air Yang Tercemar > BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BOD (Biochemical Oxygen Demand) artinya kebutuhan oksigen biokima yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin rendah.

Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l atau 1ppm, jika B.O.D nya di atas 4ppm, air dikatakan tercemar.

Page 35: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Air Yang Tercemar > COD (Chemical Oxygen Demand)

COD (Chemical Oxygen Demand) sama dengan BOD, yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi kimia oleh bakteri.

Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pengujian BOD.

 Keunggulan itu antara lain : Sanggup menguji air limbah industri yang beracun

yang tidak dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati.

Waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam

Page 36: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Air Yang Tercemar > Zat Padat Terlarut

Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di permukaan tanah.

Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal dari industri pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat tersebut akan meningkat.

Page 37: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyebab dan Dampak Pencemaran Air

Apa sajakah sumber-sumber pencemaran air? Sumber pencemaran air yang paling umum adalah :

Limbah PemukimanLimbah PertanianLimbah Industri

Page 38: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Pemukiman

Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan.

Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya.

Page 39: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.

Jika tumbuhan air ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.

Page 40: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Pertanian

Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.

Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya.

Page 41: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Industri

Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun.

Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya.

Karakteristik limbah B3 adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.

Page 42: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak. Limbah yang mengandung merkurei selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya.

Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik plastik.

Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease/ acrodynia, alergi kulit dan kawasaki disease/ mucocutaneous lymph node syndrome.

Page 43: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Penyebab dan Dampak Pencemaran Air> Limbah Pertambangan

Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan.

Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/ kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak bisa digunakan untuk mencuci karena sabun tidak bisa berbuih.

Bila dipaksakan akan memboroskan sabun, karena sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.

Page 44: Pengelolaan Sanitasi Sumber Air

Mencegah/Mengurangi Dampak Pencemaran Air

Limbah atau bahan buangan yang dihasilkan dari semua aktifitas kehidupan manusia, baik dari setiap rumah tangga, kegiatan pertanian, industri serta pertambangan tidak bisa kita hindari. Namun kita masih bisa mencegah atau paling tidak mengurangi dampak dari limbah tersebut, agar tidak merusak lingkungan yang pada akhirnya juga akan merugikan manusia.

Untuk mencegah atau paling tidak mengurangi segala akibat yang ditimbulkan oleh limbah berbahaya; - Setiap rumah tangga sebaiknya menggunakan deterjen

secukupnya dan memilah sampah organik dari sampah anorganik.

- Sampah organik bisa dijadikan kompos, sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang. Pemerintah bekerjasama

dengan World Bank, pada saat ini tengah mempersiapkan pemberian insentif berupa subsidi bagi masyarakat yang melakukan pengomposan sampah kota.