15
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Umbah VI Pusat Teknologi Umbah RadioaktifBATAN Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK ISSN 1410-6086 PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI Aisyah Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN ABSTRAK PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI. Saat ini beberapa rumah sakit di Indonesia telah memanfaatkan sumber radiasi dalam bidang radioterapi baik untuk diagnostik maupun untuk terapi .. Pemanfaatan sumber radiasi tertutup dalam radioterapi antara lain dalam brachyterapy, teleterapy, bone densitometry, whole blood irradiation ataupun pada gamma radiosurgery knife. Sejalan dengan hal ini tentu saja akan ditimbulkan Iimbah radioaktif yang berupa sumber radiasi bekas. Sumber radiasi bekas ini harus dikelola dengan benar agar terjamin keselamatan manusia dan lingkungan hidup. Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1997, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif merupakan pusat pengelolaan Iimbah radioaktif secara nasional. Pada umumnya Iimbah radioterapi yang diterima Pusat Teknologi Limbah Radioaktif dari rumah sakit berupa sumber radiasi tertutup 60Co, 137Cs, dan 226Ra. Perlu dikembangkan beberapa opsi dalam strategi pengelolaan sumber radiasi bekas, yaitu pengembalian ke pemasok, pengiriman ke pemasok yang lain, pengiriman ke pengguna lain ataupun pengiriman ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif. Pengelolaan sumber radiasi bekas yang dilakuka:1 di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif melalui beberapa tahapan proses, yaitu kondisioning, penyimpanan sementara dan penyimpanan lestari sumber radiasi bekas yang telah terkondisioning. Kondisioning sumber radiasi bekas non 226Ra. dilakukan dalam shell drum 200 liter, shell beton 950 ataupun 350 liter tergantung dari aktivitas dan dimensi sumber radiasi bekas. Sumber radiasi bekas 226Ra dikondisioning dalam tabung baja tahan karat, Long Term Storage Shield dan kemudian dimasukkan dalam drum 200 liter. Penyimpanan sementara sumber radiasi bekas yang telah terkondisioning dilakukan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Radioaktif Aktivitas Rendah dan Sedang. Tahapan paling akhir dari pengelolaan sumber radiasi bekas radioterapi adalah penyimpanan lestari sumber radiasi bekas yang telah terkondisioning. Untuk sumber radiasi bekas dengan waktu paro menengah, penyimpanan lestari dilakukan pada penyimpanan tanah dangkal, sedangkan untuk sumber radiasi bekas dengan waktu para panjang penyimpanan lestari dilakukan pada penyimpanan tanah dalam. Perlu dikembangkan penyimpanan lestari dalam lubang bor baik untuk penyimpanan tanah dangkal maupun penyimpanan tanah dalam. Hal ini dalam rangka mempertimbangkan penyimpanan lestari yang lebih ekonomis dengan tetap mempertimbangkan aspek keselamatan dan keamanan yang tinggi. Kata kunci: Radioterapi, sumber radiasi bekas tertutup, pengelolaan limbah radioaktif. ABSTRACT MANAGEMENT OF SPENT RADIATION SOURCE FROM RADIOTHERAPY. Nowadays the use of radioactive source for both radiodiagnostic and radiotherapy in Indonesia hospital increases rapidly. Sealed source used in radiotherapy among others for brachytherapy, teletherapy, bone densitometry, whole blood irradiation and gamma knife (radiosurgery). In line with this, the waste of spent radiation sources will be generated in hospitals. Of course these spent radiation sources must be treated correctly in order to maintain the saftty of both the public and the environment. According to the Act No. 10/1997, BATAN, in care of the Radioactive Waste Management Center is the national appointed agency for the management of radioactive waste. The option for waste management by hospitals needs to be expound, either by re-exporting to the supplier of origin, re-exporting to other supplier, re-use by other licensee or sending to the Radioactive Waste Management Center. Usually the waste sent by the hospitals to the center comprises of sealed radiation source of 60Co, Jj7Cs or ]]6Ra. The management of spent radiation source in the center is carried out in several steps i.e. conditioning, temporary storage, and long-term storage (final disposal). The conditioning of non 226Ra is carried out by placing the waste in a 200 litter drum shell, 950 or 350 litter concrete shells, depends on the activity and dimension of the spent radiation source. The conditioning of ]]6Ra is carried out by encapsulating the waste in a stainless steel container for long-term storage shield which then placed in a 200 litter drum shell. The temporary storage of the conditioned spent radiation source is carried out by storing it in the center's temporary storages, either low or medium activity waste. Finally, the conditioned spent radiation source is buried in a disposal facility. For medium half-life spent radiation source , the final disposal is burial it in a shallow-land disposal; mean while, for long half-life spent radiation source, the final disposal is burial it in a deep geological disposal. In order to have a safe and economical disposal of the spent radiation source , it needs to develop disposal in bore-holes for both shallow-land and deep geological disposal. Keywords: Radiotheraphy, spent sealed radiation source, radioactive waste management 46

PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

  • Upload
    lephuc

  • View
    243

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Umbah VIPusat Teknologi Umbah RadioaktifBATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

AisyahPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BA TAN

ABSTRAK

PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI. Saat ini beberapa rumah sakitdi Indonesia telah memanfaatkan sumber radiasi dalam bidang radioterapi baik untuk diagnostik maupununtuk terapi .. Pemanfaatan sumber radiasi tertutup dalam radioterapi antara lain dalam brachyterapy,teleterapy, bone densitometry, whole blood irradiation ataupun pada gamma radiosurgery knife. Sejalandengan hal ini tentu saja akan ditimbulkan Iimbah radioaktif yang berupa sumber radiasi bekas. Sumberradiasi bekas ini harus dikelola dengan benar agar terjamin keselamatan manusia dan lingkungan hidup.Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1997, Pusat Teknologi Limbah Radioaktif merupakan pusatpengelolaan Iimbah radioaktif secara nasional. Pada umumnya Iimbah radioterapi yang diterima PusatTeknologi Limbah Radioaktif dari rumah sakit berupa sumber radiasi tertutup 60Co, 137Cs, dan 226Ra. Perludikembangkan beberapa opsi dalam strategi pengelolaan sumber radiasi bekas, yaitu pengembalian kepemasok, pengiriman ke pemasok yang lain, pengiriman ke pengguna lain ataupun pengiriman ke PusatTeknologi Limbah Radioaktif. Pengelolaan sumber radiasi bekas yang dilakuka:1 di Pusat Teknologi LimbahRadioaktif melalui beberapa tahapan proses, yaitu kondisioning, penyimpanan sementara dan penyimpananlestari sumber radiasi bekas yang telah terkondisioning. Kondisioning sumber radiasi bekas non 226Ra.dilakukan dalam shell drum 200 liter, shell beton 950 ataupun 350 liter tergantung dari aktivitas dan dimensisumber radiasi bekas. Sumber radiasi bekas 226Radikondisioning dalam tabung baja tahan karat, Long TermStorage Shield dan kemudian dimasukkan dalam drum 200 liter. Penyimpanan sementara sumber radiasibekas yang telah terkondisioning dilakukan di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Radioaktif AktivitasRendah dan Sedang. Tahapan paling akhir dari pengelolaan sumber radiasi bekas radioterapi adalahpenyimpanan lestari sumber radiasi bekas yang telah terkondisioning. Untuk sumber radiasi bekas denganwaktu paro menengah, penyimpanan lestari dilakukan pada penyimpanan tanah dangkal, sedangkan untuksumber radiasi bekas dengan waktu para panjang penyimpanan lestari dilakukan pada penyimpanan tanahdalam. Perlu dikembangkan penyimpanan lestari dalam lubang bor baik untuk penyimpanan tanah dangkalmaupun penyimpanan tanah dalam. Hal ini dalam rangka mempertimbangkan penyimpanan lestari yang lebihekonomis dengan tetap mempertimbangkan aspek keselamatan dan keamanan yang tinggi.

Kata kunci: Radioterapi, sumber radiasi bekas tertutup, pengelolaan limbah radioaktif.

ABSTRACT

MANAGEMENT OF SPENT RADIATION SOURCE FROM RADIOTHERAPY. Nowadaysthe use of radioactive source for both radiodiagnostic and radiotherapy in Indonesia hospital increasesrapidly. Sealed source used in radiotherapy among others for brachytherapy, teletherapy, bone densitometry,whole blood irradiation and gamma knife (radiosurgery). In line with this, the waste of spent radiationsources will be generated in hospitals. Of course these spent radiation sources must be treated correctly inorder to maintain the saftty of both the public and the environment. According to the Act No. 10/1997,BATAN, in care of the Radioactive Waste Management Center is the national appointed agency for themanagement of radioactive waste. The option for waste management by hospitals needs to be expound, eitherby re-exporting to the supplier of origin, re-exporting to other supplier, re-use by other licensee or sending tothe Radioactive Waste Management Center. Usually the waste sent by the hospitals to the center comprises ofsealed radiation source of 60Co, Jj7Cs or ]]6Ra. The management of spent radiation source in the center iscarried out in several steps i.e. conditioning, temporary storage, and long-term storage (final disposal). Theconditioning of non 226Ra is carried out by placing the waste in a 200 litter drum shell, 950 or 350 litterconcrete shells, depends on the activity and dimension of the spent radiation source. The conditioning of]]6Ra is carried out by encapsulating the waste in a stainless steel container for long-term storage shieldwhich then placed in a 200 litter drum shell. The temporary storage of the conditioned spent radiation sourceis carried out by storing it in the center's temporary storages, either low or medium activity waste. Finally,the conditioned spent radiation source is buried in a disposal facility. For medium half-life spent radiationsource , the final disposal is burial it in a shallow-land disposal; mean while, for long half-life spentradiation source, the final disposal is burial it in a deep geological disposal. In order to have a safe andeconomical disposal of the spent radiation source , it needs to develop disposal in bore-holes for bothshallow-land and deep geological disposal.

Keywords: Radiotheraphy, spent sealed radiation source, radioactive waste management

46

Page 2: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

PENOAHULUAN

Aplikasi teknik nuklir dalambidang kedokteran untuk tujuan diagnostikmaupun terapi dirasakan sangat bermanfaat,baik dengan menggunakan sumber radiasiterbuka maupun sumber radiasi tertutup(sealed radiation sources). Pemanfaatanradiasi pengion dalam bidang radioterapisudah berjalan cukup lama di beberaparumah sakit di Indonesia. Radioterapimerupakan salah satu cara yang efektifuntuk mengobati penyakit denganmemanfaatkan kemampuan radiasi pengionyang dapat membunuh sel-sel yang tumbuhabnormal seperti tumor atau kanker. Padaumumnya radionuklida berumur paropendek dimanfaatkan sebagai sum bel' radiasiterbuka, sedangkan dalam sumber radiasitertutup memanfaatkan radionuklidaberumur paro pendek, menengah maupunpanjang tergantung dari maksudpenggunaannya.

Berbeda dengan sumber radiasiterbuka, sumber radiasi tertutup dikemasdalam kapsul dengan integritas yang tinggidimana didalam kapsul mengandungradionuklida spesifik dengan derajadkemurnian yang tinggi. Untuk setiappenggunaan, dipilih jenis radioisotop dengantingkat aktivitas yang sesuai dengan tujuanyang dimaksud. Untuk sumber denganaktivitas tinggi, biasanya dikemasmenggunakan dua buah kapsul baja tahankarat. Radioisotop yang digunakan padaumumnya berupa sumber pemancar gammatetapi dapat juga sumber beta untukkeperluan kalibrasi ataupun sumber alfauntuk penandaan anatomi.

Setiap tahun pemanfaatan sumberradiasi tertutup dalam bidang radioterapiterus meningkat, sehingga akan ditimbulkansum bel' radiasi bekas sebagai limbahradioaktif. Sumber radiasi bekas ini harus

dikelola dengan benar agar terjaminkeselamatan masyarakat dan lingkunganhidup baik untuk generasi saat ini yangsedang menikmati pemanfaatan iptek nuklirmaupun untuk generasi mendatang.

Dimasa lampau Indonesia ban yakl11enggunakan 22GRa sebagai sum bel' radiasiyang dipakai dalam brakhiterapi. Sum bel'radiasi 22GRa merupakan radionuklida yangberul11ur panjang, sehingga akanmenyulitkan dalam pengelolaan sumberbekasnya. Oleh karena itu beberapa negaramaju telah menghentikan pemakaian

47

sumber radiasi 22GRa sejak sekitar tahun1960. Atas rekomendasi International

Atomic Energy Agency (IAEA), Indonesiajuga telah menghentikan pemakaian sumberradiasi 22GRa, sehingga beberapa saat yanglalu terdapat sumber radiasi bekas 226Ra

yang l11asih tersebar di beberapa rumahsakit. Namun demikian saat ini

Departemen Kesehatan (DEPKES) telahberupaya menarik sumber radiasi bekastersebut dan dikirim ke Pusat TeknologiLimbah Radioaktif (PTLR) untuk dikelola,sehingga hanya tinggal sebagian sajasumber radiasi bekas 226Ra yang masihtersimpan di rumah sakit.

Menurut Undang-Undang No.IO Tahun1997 pasal 23 ayat (I) menyebutkan bahwapengelolaan limbah radioaktif dilaksanakanoleh Badan Pelaksana, dalam hal ini BadanTenaga Nuklir Nasional (BA TAN)sedangkan dalam pasal 24 ayat (I)menyebutkan bahwa penghasil limbahradioaktif tingkat rendah dan tingkat sedangwajib mengumpulkan, mengelompokkanatau menyimpan sementara limbah tersebutsebelum diserahkan kepada BadanPelaksana [I]. Dari kedua pasal ini jelasbahwa pihak penimbul limbah (dalambidang radioterapi adalah rumah sakit) yangmempunyai sumber radiasi bekas wajibmenyimpan sementara limbah yangdihasilkannya dengan memenuhi standarkeselamatan sebelum dikirim ke PTLR­

BATAN. Adanya kendala dalam pengirimansumber radiasi bekas ke PTLR, makadengan seizin Badan Pengawas TenagaNuklir (BAPETEN) maka pihak penggunadapat memperpanjang waktu penyimpanansementara sumber radiasi bekasnya.

Sampai dengan saat ini banyak rumahsakit di Indonesia telah mengirimkan sumberradiasi bekas radioterapi ke PTLR untukdilakukan pengelolaan. Sumber radiasibekas radioterapi yang diterima PTLRberupa sumber tertutup dengan radionuklidaGOe 137e d 22G [] I'0, s, an Ra 2. Se am melakukanpengiriman sumber radiasi bekas ke PTLR,terdapat beberapa opsi yang dapat dilakukanoleh pihak pengguna dalam pengelolaansumber radiasi bekas radioterapi. Perluditerapkan strategi pengelolaan sumberradiasi bekas yang efisien dan efektif agarpengelolaan limbah dapat berjalan denganbaik. Pengelolaan sumber radiasi bekasmeliputi proses kondisioning, penyimpanansemen tara dan penyimpanan lestari.

Page 3: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian IImu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 14 I 0-6086

Tulisan ini menjelaskan pengelolaansumber radiasi bekas radioterapi yang telahdilakukan oleh PTLR dan juga hal-hal yangpatut dipertimbangkan dalam pengelolaansumber radiasi bekas terkait dengankemajuan pemanfaatan iptek nuklir saat ini.

PEMANFAATAN SUMBER RADIASIDALAM RADIOTERAPI

Radioterapi merupakanpemanfaatan teknik nuklir dalam bidangkedokteran dengan menggunakanradionuklida dalam bent uk sumber radiasi

terbuka maupun tertutup. Sumber radiasiterbuka biasanya digunakan dalam aktivitasrendah, sedangkan sumber radiasi tertutupdigunakan dalam radiologi dengan aktivitasrendah sampai sedang. Tabel 1 dan Tabel 2menyajikan pemanfaatan sumber radiasiterbuka dan tertutup dalam radioterapi [3].

Sumber radiasi terbuka biasanyadigunakan melalui metode in vitro dan invivo. Pada in vitro biasanya digunakancairan radionuklida seperti 251, 57Co, 58COdan 14C untuk mempelajari dinamika fungsitubuh manusia dengan sampel berada diluartubuh manusia, sedangkan pada metode invivo digunakan untuk mengamati fungsitubuh menggunakan gamma kamera. Dalammetode in vivo digunakan radionuklidasebagai tracer dalam memonitor fungsi­fungsi tubuh. Sebagai contoh dosis untuk99mTc adalah 40 - 800 MBg, sedangkanuntuk pemakaian radionuklida 67Ga,I"In,20lTI dosis diatur antara 40 - 400 MBg.Yodium -131 telah dipakai secara luasdalam pengobatan thyrotoxicosis dan ablasijaringan thyroid atau dalam pengobatanpenyakit kanker dengan dosis individu 200MBg -1 I GBg [3,4].

Sumber radiasi tebungkus telahdigunakan secara luas dalam beberapa terapidan diagnosis, seperti dalam brachyterapysecara manual, remote after-loadingbrachyterapy, teleterapy, blood irradiationdan untuk maksud lainnya. Dalampenggunaannya, ada beberapa sumberradiasi tertutup sepel1i 1921, 137Csdan 198Auyang ditempelkan langsung pad a pasienseperti pad a terapi eye plaques.Brachyiterapy dilakukan dengan carapenyinaran pada jarak sangat dekat bahkanpada kondisi tertentu sumber radiasi tertutupdimasukkan kedalam tubuh pasien. Sumberradiasi yang digunakan adalah 226Ra, 137Cs,

48

60Co dan 1921r.Sebelum ada rekomendasi

IAEA, penggunaan sumber radiasi 226Radalam brachyterapy cukup popular. Saat itusumber 226Rayang digunakan mempunyaiaktivitas maksimum 4 GBg (100 mg)dengan aktivitas rata-rata sumber sekitar 200MBg (5,6 mg) untuk yang berbentuk jarumdan sekitar 260 MBg (7mg) untuk yangberbentuk kapsul. Saat ini penggunaansumber radiasi 226Ra dalam brachyterapytelah dihentikan dan diganti dengan sumberradiasi 60Co, 137Cs. Sumber radiasi tertutup60COjuga digunakan dalam teleterapi, dalampisau pembedahan (gamma radiosurgeryknife) dimana kira-kira 200 buah sumber60Co diarahkan pada bagian yang sangatkecil dari tubuh pasien. Selain untuk terapi,beberapa sumber radiasi tertutup seperti137Cs dan 60Co juga digunakan dalamiradiator sel darah (whole blood irradiation).Saat ini sumber radiasi tertutup jugadigunakan dalam stenosis untuk pelengkappada angioplasty selama kateterisasi [3,4].

STRA TEGI PENGELOLAAN SUMBERRADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Dalam setiap pemanfaatan iptek nukliryang menggunakan bahan radioaktiftermasuk pemanfaatan dalam bidangradioterapi, akan ditimbulkan limbahradioaktif. Limbah radioaktif akan muncul

tatkala sumber radiasi yang digunakandalam radioterapi menjadi tidak efektif,yaitu ketika:

I. Aktivitas sumber telah meluruh

sampai pada aktivitas yang tidaklagi dapat digunakan seperti tujuanyang dimaksud

2. Prosedur klinis atau programeksperimen menggunakan sumberradiasi ini dihentikan

3. Sumber radiasi bocor ataupunperalatan pendukung operasionaluntuk sumber radiasi menjadikadaluarsa atau sulit dioperasikan.

Sumber radiasi yang sudah tidak efektifdalam pemakainnya, biasanya dikategorikansebagai sumber radiasi bekas dandiperlakukan layaknya seperti limbahradioaktif. Limbah radioaktif ini harus

dikelola dengan benar sesuai denganstandar yang berlaku agar terjaminkeselamatan masyarakat dan lingkunganhidup.

Page 4: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian IImu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

Tabel l. Pemanfaatan Sumber Radiasi Terbuka dalam Radioterapi [3]

ISSN 1410-6086

Radionuklida Waktu ParoPenggunaanOosis setiap penggunaan

LLNa2,605 tahunDiagnosis medisSampai I MBq

Jip14,3 jamTerapi klinisSampai 200MBq

4LK dan 4JK12,4 dan 22,2 jamPengukuran klinisSampai 5MBq

·)Ca4,54 hariDiagnosis medisSampai 100 MBq

)lCr27,7 hariPengukuran klinisSampai 5 MBq

Y/Co

271,7 hariPengukuran klinisSampai 50 MBq)YFe

45,5 hariPengukuran klinisSampai 50 MBqolGa

3,3 hariPengukuran klinisSampai 200 MBqO/CU

2,6 hariTerapi klinisSampai I GBqDSe

] ] 9,78 haripengukuran klinisSampai 10 MBq

I) Br, 'OBr

98 menit, 16,2 jamDiagnosis medis-TlBr

57 jamPengukuran klinisSampai 5 MBq"Sr

64,8 hariDiagnosis medisSampai 50 MBq~YSr

50,5 hariTempi klinisSampai 300 MBqYUy

2,7 hariTerapi klinisSampai 300 MBqYYI11Tc

6,0 jamPengukuran klinisSampai 100 MBq"In

2,8 hariPengukuran klinisSampai 50 MBqIL41

4,2 hariDiagnosis medisSampai 500 MBq1251

60, I hariPengukuran klinisSampai 500 MBqIJII

8,0 hariTempi klinisSampai 11,1 GBqlUXe

36,4 hariDiagnosis medisSampai 200 MBqJJXe

5,3 hariPengukuran klinisSampai 400 MBqDJSm

47iamTerapi klinisSampai 8 GBqIOYEr

9,3 hariTerapi klinisSampai 500 MBq1~()Re, 1~~Re

3,8 hari, 17 jamTerapi klinisSampai 500 MBq1YOAu

2,7 hariPengukuran klinisSampai 500 MBqLU1TI

3,0 hariPengukuran klinisSampai 200 MBq

Tabel 2. Pemanfaatan Sumber Radiasi Tertutup dalam Radioterapi [3]

Radionuklida Waktu ParoPen!!!!unaanOosis Setiap Penggunaan241Am

433 tahunBone densitometryI - 10 GBq153Gd

244 hari 1-40GBq1251

60.1 hari 1- 10 GBqIYOAu

2.7 hariManual brachyterapy50-500 MBq137Cs

30 tahun 30-300 MBq226Ra

1600 tahun 50-500 MBq6OCo

5.3 tahun 50-1500 MBq90Sr

29.1 tahun 50-]500 MBq103Pd

17 tahun 50-1500 MBq1251

60.1 hari 200-1500 MBq1921r

74 hari 5-100 MBqI06Ru

1.0 I tahun 10-20 MBq90y

2.7 hari 50-500 MBqJip

14.3 hariVaskular brachyterapy200 MBq89Sr

50.5 hari 150 MBq1921r

74 hari 0.1-1 TBq1J/Cs

30 tahunRemote after loading0.03-10 MBq'92lr

74 hari brachyterapy0.1-200 TBquvCo

5.3 tahun Teletherapy0.1-200 TBq137Cs

30 tahun 500 TBq1J7Cs

30 hariWhole blood irradiation2-100 TBq60CO

5.3 tahun 50-1000 TBqoUCo

5.3 tahunGamma radiosurgery kn((eSampai 220 TBg

49

Page 5: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPlIsat Penelitian Ilmu Pengetahllan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 14] 0-6086

Tiap Negara di dunia dapat mempunyaistrategi pengelolaan limbah radioaktiftermasuk sumber radiasi bekas yangberbeda-beda tergantung dari tingkatkemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinuklir yang dimilikinya. Menurut Undang­Undang No.1 0 Tahun 1997 pasal 23 ayat (I)menyebutkan bahwa pengelolaan limbahradioaktif dilaksanakan oleh BATAN. Pusat

Teknologi Limbah Radioaktif merupakansalah satu institusi di BA TAN yangmemiliki tugas pokok mengelola limbahradioaktif yang ada di seluruh wilayahIndonesia. Dengan kemajuan iptek nuklirsaat ini, khususnya dalam bidang radioterapiakan ditimbulkan limbah radioaktif yangberupa sumber radiasi bekas yang beragam.OIeh karena itu Indonesia dalam hal ini

PTLR perlu menerapkan strategipengelolaan sumber radiasi bekasradioterapi. Strategi pengelolaan sumberradiasi bekas yang diterapkan seperti yangdisajikan pada Gambar I. Strategi iniditerapkan sebagai acuan bagi pengelolasumber radiasi bekas baik di tempatpengguna maupun di pusat pengelolaanlimbah radioaktif, agar pengelolaan sumberradiasi bekas dapat terlaksana denganefektif dan efisien [3,5]. Seperti yang terterapada Gambar I, strategi pengelolaan sumberradiasi bekas radioterapi dilakukan sebagaiberikut:

I. Sumber radiasi bekas dengan waktupara pendek « 100 hari). Pengelolaandilakukan dengan memasukan sumberradiasi bekas dalam wadah gunapeluruhan sampai aktivitasnyamencapai tingkat kliren, untukselanjutnya sumber radiasi bekas dapatdilepas dari pengawasan sebagai limbahnon radioaktif. Dalam hal ini

pengelolaan sumber radiasi bekasdilakukan di tempat pengguna (rumahsakit) dengan pengawasan BAPETEN

2. Sumber radiasi bekas dengan waktupara menengah « 30 Tahun).Pengelolaan dilakukan dengankondisioning sumber radiasi bekasdalam wadah, penyimpanan sementaradan penyimpanan lestari dekatpermukaan (Near Swjace Disposal).

Pengelolaan sumber radiasi bekas inidilakukan di PTLR dibawah

pengawasan BAPETEN3. Sumber radiasi bekas dengan waktu

paro panjang (>30 tahun). Pengelolaandilakukan dengan kondisioning sumber

50

radiasi bekas dalam Long Term Storage

Shield (LTSS), penyimpanan sementaradan penyimpanan lestari pad a tanahdalam (Deep Geological Disposal).

Pengelolaan sumber radiasi bekas inidilakukan di PTLR dibawah

pengawasan BAPETEN.

Pemanfaatan sumber radiasi dalam

radioterapi berada dalam perijinan danpengawasan BAPETEN, dimana BAPETENselalu mendorong agar sumber radiasi yangberasal dari luar negeri maka tatkala menjadisumber radiasi bekas sebaiknyadikembalikan ke negara asalnya (pemasok).

KONDISIONING SUMBER RADIASITERTUTUP BEKAS RADIOTERAPI

Sampai dengan saat ini banyakrumah sakit di Indonesia telah mengirimkansumber radiasi tertutup bekas radioterapi kePTLR untuk dilakukan pengelolaan sepertiyang disajikan pada Tabel 3. Pada umumnyasumber radiasi bekas radioterapi yangberasal dari rumah sakit adalah sumber

radiasi tertutup yaitu 60CO, 137Csdan 226Ra.

Pengelolaan sumber radiasi bekas meliputikondisioning, penyimpanan sementara danpenyimpanan lestari hasil kondisioning.

Kondisioning sumber radiasi bekasradioterapi dilakukan denganmempertimbangkan fakta bahwa sampaidengan saat ini belum ada kriteria yangspesifik dalam pengelolaan sumber radiasitertutup bekas. Oleh karena itu, sebaiknyamempertimbangkan ide retrievability danreversibility, sehingga teknik kondisioningdiupayakan tidak menyulitkan penanganansuatu saat nanti. Misalnya harus dihindarikesulitan atau biaya yang tinggi untukrekondisioning sumber radiasi bekastersebut. Perlu dihindari juga pengolahansumber radiasi bekas dengan imobilisasilangsung dalam matriks tertentu (semen)karena hal ini dirasa belum tentu

kompatibel dengan langkah pengolahandimasa mendatang. Oleh karena itukondisioning harus dilakukan dengan prinsipkemudahan membongkar kembali sumberradiasi bekas terkondisioning tersebut dimasa mendatang. Kondisioning limbahsumber radiasi bekas ini diperlukan sebelumpenyimpanan jangka panjang. Hal inidimaksudkan untuk mencegah lepasnyabahan radioaktif ke Iingkungan dan untukmeminimalkan paparan radiasi.

Page 6: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

COPemasok

SumberRadiasi

----.-

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi-RlSTEK

I .· ···--··r····· · ····..- · ··-··..··- ······-·-· - .

ISSN 1410-6086

Pengumpu/an •Pemilahan

--'S':-lPe/epasan

yangIdikcndallkan'---------.-----,

I!i!iiIIiIJi/"'-

........••.f Sumber Bekasl__

•.. -•..-.-.--.--] ..------ ....•.-

C:.,::J----T~

!

~30t'--,

P~nyifT1p~(lanSementara

_____ yo

(pe"Yimrana. "

d.katpermukaan

--.---'

.. -~

Pong&lo~an limbah setamp2it (lokal)

L...

Pengelol.13n limbah t.erpusat,

"--1

Gambar I. Strategi Pengelolaan Sumber Radiasi Bekas Radioterapi di PTLR [3,5]

Tabel3. Sumber Radiasi Bekas Radioterapi yang Telah Oikelola PTLR (2004-2007) [5]

No.Asal LimbahJenis Radionuklida

Jumlah

(buah)"uCo2

1

RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta U/CS13LL"Ra

30"oCo

12

RSUO Dr Soetomo U/Cs1LLbRa

62"uCo

13

RS Elizabet, Medan /37CS1LL"Ra

39

5 I

Page 7: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Pene/itian1/mll Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

I. Sejumlah tertentu sumber 226Ra yangberupa jarum atau kapsul dimasukkankedalam tabung baja tahan karatdengan dimensi tabung 110 x 20x 0,8mm.

2. Sumber 226Ra merupakan radionuklidayang dalam masa peluruhannyamengeluarkan gas radon yang cukupberbahaya bagi kesehatan manusia,sehingga tabung baja tahan karat yangtelah berisi sumber radiasi bekas 22GRa

dilas rapat, agar gas radon tidak lepaske lingkungan.

3. Pengelasan tabung baja tahan karatdilakukan dengan tungsten inert gas(TIG) dan dilakukan pengujiankebocoran hasil lasan dengan metodeVacum bllble test

4. Tabung baja tahan karat yang telahterisi sumber bekas 22GRa dan telah

lolos uj i pengelasan kemudiandimasukkan dalam Long Term StorageShield (LTSS) yang terbuat dari Pbdengan maksud sebagai perisai radiasiuntuk membatasi paparan radiasi yangcukup tinggi.

5. Long Term Storage Shield kemudiandimasukkan dalam shell drum 200 liter

untuk kemudian disimpan sementara ditempat penyimpanan sementara limbahaktivitas rendah dan sedang.

Gambar 2 menyajikan kondisioningsumber radiasi bekas dalam tabung bajatahan karat tempat wadah sumber radiasibekas 226Ra, pengelasan tutup tabung yangtelah berisi sumber radiasi bekas 22GRa

dalam wadah Pb, LTSS dan penempatanLTSS dalam drum 200 liter. SedangkanGambar 3A menyajikan kondisioningsumber radiasi bekas tertutup non 22GRadalam shell drum 200 liter dan Gambar 38

menyajikan kondisioning sumber radiasibekas tertutup non 22GRa dalam shell beton950 atau 350 liter.

PENYIMPANAN SUMBER RADIASITERTUTUP BEKAS RADIOTERAPI

Terdapat dua tahapan dalampenyimpanan sumber radiasi bekasradioterapi yang telah terkondisioning, yaitupenyimpanan sementara dan penyimpananlestari. Tempat penyimpanan sel11entaradimakslldkan sebagai fasilitas untllkl11enempatkan slll11ber radiasi bekas dalamsuatu sistem yang mel11l1ngkinkan suatll saatlIntuk diambil kembali baik lIntllk makslld

53

pemanfaatan lain maupun untuk penangananlebih lanjut. Penyimpanan sementara initermasuk didalamnya menyimpan sumberradiasi bekas yang telah terkondisioning,dimana suatu saat sumber tersebut masih

dapat diambil kembali secara utuh.

Hasil kondisioning sumber radiasi bekasnon 226Rabaik dalam wadah shell drum 200

liter, shell beton 350 atau 950 liter yangtelah dilakukan PTLR disimpan sementaraditempat penyimpanan sementara limbahaktivitas rendah dan sedang, sedangkanuntuk hasil kondisioning sumber radiasibekas 226Raterdapat dua opsi penyimpanansementara, yaitu:

• Long Term Storage Shield dimasukkandalam shell drum 200 liter untuk

kemudian disimpan di TempatPenyimpanan Sementara LimbahAktivitas Rendah dan Sedang.

• Long Term Storage Shield dimasukkandalam drum baja tahan karat 60 literuntuk kemudian dimasukkan dalam

lubang PSLA T.Sesuai dengan rekomendasi IAEA, PTLRmemilih menyimpan sumber radiasi bekas226Ra dalam shell drum 200 liter dan

kemlldian disimpan di tempat penyimpanansementara limbah aktivitas rendah dan

sedang [9,10].

PlIsat Teknologi Limbah Radioaktifmemiliki dlla tipe tempat penyimpanansementara, yaitu [6]:

1. Tempat penyimpanan sementara limbahaktivitas rendah dan sedang. Tempatpenyimpanan sementara inidiperuntukkan sebagai tempatpenyimpanan limbah radioaktif denganaktivitas rendah dan sedang yangberupa sumber radiasi bekas radioterapiyang telah terkondisioning, limbahradioaktif non sumber bekas baik

limbah sebelum diolah maupun limbahhasil kondisioning. Tempatpenyimpanan ini memiliki kapasitastampung 520 shell beton 950 atau 350liter dan 1700 drum 200 liter atau drum

100 liter. Mengingat adanyapeningkatan dalam pemanfaatan IptekNlIklir di bidang radioterapi, makajllmlah limbah radioaktif jugameningkat. Sementara itu kondisifasilitas penyimpanan sementara untuklimbah aktivitas rendah /sedang yangada saat ini telah penuh. Oleh karena itu

PTLR telah membangun Fasilitas

Page 8: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI

PI/sat Teknologi Limbah RadioaktifBATAN

PI/sat Penelitian J/ml/ Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Penyimpanan Semen tara Limbah

Aktivitas rendah/sedang yang banI.

2. Tempat Penyimpanan Sementara

Limbah Aktivitas Tinggi. Tempat ini

diperuntukkan sebagai tempat

peluruhan limbah radioaktif yangberumur pal'o panjang ataupun Iimbahberumur pal'o pendek namun

mempunyai paparan radiasi yang cukup

tinggi. Fasilitas ini merupakan sistem

penyimpanan kering yang memiliki 2bentuk yaitu bentuk persegi dan

sumuran. Ada 20 buah SUl11uran dengan

kapasitas total 120 drum 100 Iiter ataudrum 60 liter.

Gambar 4A menunjukkan Tempat

Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas

Rendah/Sedang di PTLR dan GambaI' 4B

menunjukkan PSLA T di PTLR [6].

Selama sum bel' radiasi bekas berada

dalam tempat penyimpanan sementara, harus

selalu dipertimbangkan ketahanan paket

kondisioning termasuk tanda identititas yangharus tetap jelas selama pereodepenyimpanan atau lebih lama lagi. Hal lain

yang harus diperhatikan adalah bahwapenyimpanan harus aman, khususnya yang

berkaitan dengan radiasi, kontaminasi,resiko kebakaran dan keselamatan fisik

lainnya dengan secara kontinyu dilakukan

pengontrolan.

Penyimpanan lestari merupakan bagian

ujung akhir dari tahapan pengelolaan sum bel'radiasi bekas radioterapi. Banyak faktor

yang berpengaruh dalam pemilihan tipe

penyimpanan lestari, diantaranya adalah

jenis radionuklida dalam sumber radiasibekas, aktivitas dan waktu paronya. Untuk

sumber radiasi bekas dengan waktu paro

pendek «100 hari), maka sumber radiasi

bekas ini hanya memerlukan penyimpanan

sementara guna proses peluruhan sampai

tingkat kliren, untuk selanjutnya dapatdilepaskan dari kontral regulasi sehinggatidak memerlukan penyimpanan lestari.Untuk sumber radiasi bekas dengan waktu

pal'o menengah «30 tahun), maka

penyimpanan sementara untuk proses

peluruhan sampai tingkat am an memerlukan

waktu kurang lebih 10 kali waktu para.

Selanjutnya penyimpanan lestari sumber

radiasi bekas ini dilakukan pada

penyimpanan dekat permukaan dengan

kedalaman beberapa meter sampai puluhan

meter. Untuk sumber radiasi bekas dengan

54

waktu para panjang (>30 tahun),

penyimpanan lestari dilakukan pada

penyimpanan tanah dalam dengan

kedalaman antara 500- 1000 meter, sehingga

dapat memproteksi dan mengisolasi sum bel'

radiasi bekas dari lingkungan hidup selamaribuan tahun [I I].

PEMBAHASAN

Pemanfaatan sumber radiasi dalam

bidang radioterapi disamping bermanfaat

bagi manusia, juga terdapat resiko dan

bahaya yang timbul. Tingkat bahaya yang

timbul tergantung pada jenis sumber radiasi,

bentuk, jenis pemakaian, kondisi sumber

yang ada, karakteristik fisik, radionuklida,

aktivitas dan jumlah. Pengontrolan jumlah

sum bel' radiasi bekas yang dimiliki harns

senantiasa dilakukan agar tidak terjadibahaya akibat adanya insiden jumlah.

Sebagai contoh adanya insiden jumlahsumber radiasi bekas, dimana akhirnyasum bel' radiasi bekas terse but ditemukan

berada di pedagang logam bekas, sehingga

terjadi kontaminasi pada publik.Pengamanan dan proteksi fisik dari sumberradiasi bekas menjadi masalah yang sangat

serius terutama di fasilitas pengguna sepertirumah sakit, dimana pengamanan fasilitas

rumah sakit pada umumnya tidak seketat

seperti lazimnya pengamanan di fasilitas

nuklir. Oleh karena itu pengelolaan sum bel'

radiasi bekas harus mendapat perhatian yang

serius terutama di tempat pengguna.

Sesuai dengan strategi pengelolaan

sum bel' radiasi bekas yang disajikan pada

GambaI'I tampak bahwa hanya terdapat dua

opsi dalam pengelolaan sumber radiasi

bekas yaitu dikembalikan ke pemasok

ataupun di kelola oleh PTLR.

Pemilihan salah satu opsi untuk suatu

jenis sum bel' radiasi bekas tergantung daribeberapa faktor seperti aktivitas, kandunganradioisotop, kontrak pembelian dan kondisifisik dari sum bel' radiasi bekas. Perlu

dipertimbangkan bahwa biaya penyimpananlestari dari beberapa sum bel' radiasi bekas

yang memiliki aktivitas yang rendah bisa

lebih besar dari harga pengadaan sum bel'

radiasi awal. Sedangkan pengembalian

sum bel' radiasi bekas pada pemasok tidak

selalu menjadi pilihan, karena

pengembalian ke pemasok kadang

terhambat akibat persoalan dalam

mendapatkan persetujuan yang tepat atau

problem kontainer pengangkutan.

Page 9: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Tekn%gi Limbah RadioaktifBATAN

Plisat Penelitian Ilmll Pengetahllan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

Gambar 2. Kondisioning Sumber Radiasi Bekas 226Ra [8,9]

A) Tabung Baja Tahan Karat Wadah Sumber Radiasi Bekas 226Ra

B) Pengelasan Tabung Baja Tahan KaratC) LTSS Untuk Memuat Tabung Baja Tahan KaratD) Peilluatan LTSS dalam Drum 200 Liter

Lubana I ,1;1peI1lua~an Usumberradiasi bekas

Sumber radiasi

tertutup bekas

Drum bajadengan lapisan

--"d' d'In IIlgclalam semen

Gambar 3. Kondisioning Sumber Radiasi Tertutup Bekas Non 226Ra dalam [5,6,7]A) Shell Drum 200 literB) Shell Beton 950 atau 350 liter

55

Page 10: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI

PI/sat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Penelitian llmu Pengetahllan dan Teknologi-RfSTEK

ISSN 1410-6086

Kejelasan status sumber radiasi

ll1enjadi sangat penting, apalagi tatkala

menyangkut status sumber radiasi yang

ll1asih potensiil namun pemanfaatannya

dihentikan. Sebagai contoh sumber 226Ra

yang berumur para panjang yang telah

digunakan dalam elunia keclokteran pad a

\Vaktu larnpau, clan saat ini pernakaiannya

Opsi pell1indahan sumber radiasi bekas

ke pengguna lain sangat dimungkinkan,

yaitll ketika aktivitas sumber tidak lagicocok untuk pemakaian semula namunsumber masih tetap memiliki aktivitas yang

dapat digunakan untuk pemakaian yang lain.Hal ini khusus terdapat pada sumber radiasi

dengan aktivitas yang tinggi sepert 137Cs dan

60Co. Sumber radiasi yang tidak dapat

digunakan lagi sebagai tempi klinis mungkinmasih dapat digunakan untuk pemakaian

yang lain dengan persyaratan tingkat

aktivitas yang lebih rendall. Pemindahan

sumber ke pengguna lain yang disetujui baik

didalam maupun diluat negeri merupakan

opsi yang menguntungkan secara ekonomi

baik dari sisi cara mendapatkan sumbermaupun pengelolaan sumber radiasi bekas

tersebut. Oalam kasus ini terdapat duapengguna yang pada saat yang sarnamempunyai status pemanfaatan sumber

radiasi yang berbeda. Pengguna pertamamenganggap sumber tersebut sebagai

surnber radiasi bekas sedang pengguna keclua rnenganggap bahwa sumber radiasitersebut masih dipakai.

Gambar 4. A). Tempat Penyimpanan Semen tara Limbah Aktivitas Rendah danSedang [10].B). Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Aktivitas Tinggi [10]

Pada umurnnya dalam sitllasi tertentu terjadinya kontaminasi pada kontainer

lebih disukai untuk mengembalikan sumber pengangkutan. Oilakukan tes usap kembali

radiasi bekas pad a pemasok, apalagi jika hal pad a kemasan sumber untuk memastikan

ini sudah termasllk dalam perjanj ian saat bahwa sudah tidak terjadi kebocoran

pernbelian sumber radiasi tersebllt. Namun kemasan.demikian, terkadang timblll kendala tatkala

pernasok tidak lagi mampu untllk menerimasllmber radiasi bekas terse but, atau kenclala

dalam pengangkutan sumber racliasi bekastersebut ke tempat asal pemasok . Oalamkasus seperti ini akan lebih baik jika sumber

dikirim ke pllsat pengelolaan limbahradioaktif. Sumber radiasi bekas yang

dikembalikan ke pell1asok dimungkinkan

oleh pell1asok untuk didaur ulang dan

dijadikan sumber radiasi baru untuk

keperluan tertentll. pengiriman sumber

radiasi bekas ke pell1asok yang lain

merupakan salah satu opsi yang dapat

dipertimbangkan. Banyak institusi diluar

negeri (pemasok lain) yang secara rutin

memperbaharui sumber radiasi belms ini

dengan alasan agar lebih ekonomis. SUll1ber

bekas yang akan dikirill1 ke pell1asok atau ke

pusat pengolahan limbah radioaktif harusdikemas dan diangkllt dengan kontainer

khllsus seperti kontainer timbal yangdilengkapi dengan overpack. Pengangkutanharus memenuhi standar peraturan yang

telah ditetapkan standar internasional(fAEA'transport regulation). Sebelum

pengangkutan, harus dipastikan bahwasllmber tidak bocor clan integritas penahan

radiasi harus kllat selama pengangklltan.

Pengangklltan harus disertai dengandokllmen sllmber radiasi tersebllt termasuk

hasil tes lIsap lIntuk ll1engetahlli apakah ada

kebocoran kell1asan. Jika elidapati aelanyakebocoran kell1asan, ll1aka harus elilakukan

pengepakan kernbali untuk menghinclari

56

Page 11: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Penelitian IImu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

diganti dengan radionuklida yang berumurpara pendek dan mempunyai kestabilankimia yang lebih baik seperti l37Cs. Pihakpengguna tidak mengangap bahwa sumberradiasi 226Ra sebagai sumber radiasi bekasdengan alasan pasien tidak mau melepaskanterapi dengan sum bel' 226Rayang telah lamadilakukannya dan juga pasien ingin backupterapi dengan sumber 216Ra terhadappenggantian terapi dengan l37Cs, sehinggabeberapa sum bel' 226Ra oleh rumah sakittidak dianggap sebagai sumber radiasi bekasatau limbah radioaktif. Sum bel' radiasi ini

disimpan selama beberapa dekade dalamkontainer dan beberapa diantaranya dalamkondisi yang buruk. Tingginya biayapenyimpanan sementarallestari atau tidakadanya opsi yang cocok terhadap sumberradiasi tersebut menjadi penghalang untukpenanganan sumber radiasi tersebutsepantasnya, sehingga sum bel' radiasitersebut tetap disimpan walaupun sampai\Vaktu yang tidak jelas. Sum bel' radiasiterse but disimpan di gudang sehinggaakuntabilitas dari sumber radiasi tersebutbisa buruk atau sumber radiasi bekas

tersebut menjadi tak bertuan atau dapatterjadi pencurian. Untuk memperjelas status,maka sum bel' radiasi tersebut dikategorikansebagai sum bel' bekas yang tidak terpakailagi (disllsed sealed radioactive sources),sehingga segal a dokumen dari sumber inidikategorikan sebagai sumber radiasi yangtidak terpakai atau sum bel' radiasi bekas dansebagai limbah radioaktif

Pengiriman sumber radiasi bekas kePTLR pada umumnya menjadi pilihan bagipengguna karena hal ini dianggap cukupefisien dan ekonomis. Seperti yang disajikanpada Tabel 3 terlihat bahwa banyak rumahsakit yang telah mengirimkan sum bel' radiasibekasnya ke PTLR yang berupa 60CO, l37Csd 226R O' I' b d"an a. !antara (e tIga sum er ra !aSIbekas tersebut yang perlu mendapatperhatian lebih penting adalah sum bel'radiasi 226Ra yang memiliki \Vaktu pal'o1600 tahun dan dalam masa peluruhannyamengeluarkan gas radon yang sangatberbahaya bagi man usia. Oleh karena itukondisioning sum bel' radiasi 226Ra.dilakukandengan konsep strong safe conditioning.Oirekomendasikan oleh IAEA bahwa

kondisioning sum bel' radiasi bekas terse butdilakukan clengan enkapsulasi yangmempunyai tingkat integritas yang tinggisehingga dapat mengatasi masalah emanasigas radon yang timbul dari peluruhan Ra-

57

226 tersebut. Oleh karena itu digunakantabung baja tahan karat yang dilas rapatsebagai wadah sumber radiasi bekas 226Ra.Oisamping pengujian kebocoran hasillasan,maka perlu memperhitungkan kekuatantabung baja tahan karat wadah sumberradiasi bekas 226Radengan cara menghitungjumlah gas radon 222Rn yang selaluterbentuk setiap saat peluruhan. Setiappeluruhan 226Ra menghasilkan I atom gasRn-222 dan juga 5 atom gas helium.Pembentukan gas-gas ini akanmengakibatkan tekanan berlebih padarongga jarum atau kapsul 226Ra, sehinggamemungkinkan terjadinya deformasi plastispada sumber radiasi 226Radan bahkan dapatterjadi penekanan pada tabung baja tahankarat wadah sumber radiasi bekas 226Ra

tersebut. Tekanan dalam tabung initergantung dari aktivitas sumber radiasibekas 226Ra yang terkungkung didalamnyadan juga volume bebas dalam tabung.Tekanan yang diakibatkan oleh gas 222Rnhasil peluruhan 226Rasekitar 0,2 atmosfir pertahun untuk I gram 226Ra.. Berdasarkan padahasil perhitungan untuk tabung wadah 226Radengan dimensi tabung IIOx20xO,8 mm,volume bebas dalam tabung 10 em3,aktivitas sumber bekas 226Ra dalam tabung4 GBq (::::: ICi), tegangan belah sebesarI ,084x I02 kN!cm2 dan tegangan putus I, I x103 kN/cm2, maka tabung baja tahan karatwadah sum bel' radiasi bekas 226Ra dapatbel1ahan sampai 5,42x I06 tahun [12]. Olehkarena itu harus selalu dipertimbangkanketahanan paket kondisioning termasuktanda identititas yang harus tetap jelasselama pereode penyimpanan atau lebihlama lagi. Disamping itu perlu pengontralanterhadap paparan dosis yang diterimapersonil selama tahapan proses kondisioningsumber radiasi bekas 226Ra. Dalam tahapanproses tersebut penerimaan dosis paparandominan terjadi pada tahap pewadahansumber radiasi bekas 226Rake dalam tabungbaja tahan karat, pengelasan dan pada saatuji kebocoran tabung akibat pengelasan.Aktivitas total dalam satu tabung yangdirekomendasikan IAEA adalah 4 GBq atausetara dengan 100 mg226Ra. Namun denganmemperhatikan aspek keselamatan radiasidan kondisi fasilitas kerja di IPLR makasetiap tabung hanya mempunyai aktivitastotal 2 GBq atau setara dengan 50 mg 226Rasehingga setiap tabung rata-rata berisi 10buah sumber 226Ra. Berdasarkan hasil

pemantauan penerimaan dosis pada pekeljapada saat kondisioning sum bel' radiasi bekas

Page 12: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Penelitian llmu Pengetahllan dan Teknologi-R1STEK

ISSN 1410-6086

226Ra di PTLR, memang terjadi kenaikanpenerimaan dosis pekerja pad a saatkondisioning sumber bekas226Ra, namunkenaikan ini masih dibawah nilai batas

dosis (NBD) yang diijinkan [13]. Dengandemikian peningkatan penerimaan dosistersebut tidak akan memberikan dampakradiologis terhadap pekerja dan programproteksi radiasi yang dilakukan selama

r:roses kondisioning sumber radiasi bekas26Ra dapat berjalan sesuai dengan prosedur

yang direncanakan.

Tahap berikutnya setelah kondisioningsumber radiasi bekas adalah penyimpanansementara yang kemudian dapat diikutidengan penyimpanan lestari. TempatPenyimpanan sementara untuk maksudpeluruhan dari sumber radiasi bekas denganwaktu paro yang pendek harus ditetapkanwaktu yang cukup untuk meluruhkanaktivitas sumber sampai batas dimanasumber sudah dapat dikategorikan sebagaibahan tidak aktif dan dapat dibuang sebagailimbah non radioaktif. Dalam hal ini hanls

dipastikan bahwa sisa aktivitas sumberradiasi dibawah tingkat kliren dan semualabel yang ada dalam sumber harusdihilangkan. Penentuan waktu penyimpanansementara yang tepat akan mengurangi biayapengamanan sumber radiasi bekas tersebut.Adanya masalah biaya dan kesulitanpengiriman sumber radiasi bekas PTLR,dapat mengakibatkan sejumlah sumberradiasi bekas tertahan di fasilitas pengguna,sehingga memerlukan pengawasan,pengamanan dan dokumentasi terhadapseluruh sumber radiasi bekas yang disimpan.Menurut Undang-Undang No.IO Tahun1997, pihak pengguna dapat menyimpansendiri limbah radioaktif termasuk sumber

radiasi bekasnya untuk sementara waktuataupun dapat diperpanjang dengan ijinBAPETEN. Untuk itu pihak penggunaharus menjaga integritas kemasan sumber,proteksi fisik dan dibutuhkan pencatatanyang teliti selama penyimpanan sumberradiasi bekasnya. Selama sumber radiasibekas disimpan di tempat penyimpanansementara, maka perlu memperhatikan hal­hal berikut [10]:

I. Seluruh informasi teknik terkait dengansumber seperti jenis sumber, akti vitassumber, tanggal procluksi clansebagainya harus akurat .

2. Harus clilakukan inspeksi clanpengamanan tisik seperti kunci

58

pengaman, sistem alarm, kemasan yangberat dan sebagainya

3. ladwal perawatan gedung, kunci danperalatan penanganan perlu dilakukan

4. Program pelatihan operator harusdilakukan dengan memperbaharuipelatihan secara berkala

5. Untuk antisipasi perpanjanganpenyimpanan, maka harus dilakukantes usap secara berkala sesuai denganpersyaratan pengawasan.

Untuk sumber radiasi bekas yangberumur paro menengah dan panjang makasetelah penyimpanan sementara, maka suatusaat nanti perlu dilakukan penyimpananlestari . Penyimpanan lestari sumber radiasibekas ini masih menghadapi banyakkendala, diantaranya karena sumber radiasibekas yang berumur paro panjang dantingkat radiasi yang tinggi, sistempenyimpanan belum mapan, mahalnyafasilitas penyimpanan lestari, sulitnya opsiuntuk dikembalikan ke pemasok, maka perludikembangkan sistem penyimpanan lestariterhadap sumber radiasi bekas dalam lubangbor atau borehole disposal yang memenuhistandar keselamatan dan ekonomi, sertamencegah kemungkinnan intrusi oleh pihakyang tidak dikehendaki, baik untukpenyimpanan dekat permukaan (nearslllface borehole disposal) maupunpenyimpanan tanah dalam (geologicalborehole disposal) [II]. Konsep boreholedisposal adalah penempatan sumber radiasibekas yang telah terkondisioning di dalamfasilitas khusus yang berupa lubang borberdiameter relatif sempit danpengoperasiannya langsung dari ataspermukaan bumi. Keclalaman boreholedisposal bervariasi dari beberapa meterhingga ratusan meter, dengan diameterlubang bor antara beberapa puluh centimeterhingga lebih dari satu meter. Lubang borbisa diberi pelapis (casing), sumber radiasibekas seyogyanya dikondisioning dalamkemasan wadah yang aman, danpenempatannya dalam lubang bor diisolasidengan bahan isian (backfill materilas).Fasilitas disposal terdiri dari lubang bortunggal atau ganda yang lokasinya tidakhanls berada dalam kawasan nuklir tertentu.

Borehole disposal tidak hanya berarti untukmeningkatkan keselamatan sumber radiasibekas tetapi juga meningkatkankeamanannya dari ancaman teroris ataupenjahat untuk mengaksesnya danmenggunakannya bagi kepentingan

Page 13: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Penelitian !lmll Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

terorisme atau kejahatan lainnya [11,14,15].Gambar 5A menyajikan pewadahan sumberradiasi bekas 226Ra dalam kontainer bajatahan karat, sedangkan Gambar 58menyajikan penempatan kontainer bajatahan karat wadah sumber radiasi beka~226

Ra dalam lubang bor. Pada gambar

tersebut tampak bahwa tabung, LTSS dankontainer seluruhnya terbuat dari bahan bajatahan karat, yang dimaksudkan agar paketkondisioning sumber radiasi bekas 226Ra

dapat bertahan dalam jangka waktu lama.

_.~. ¥~, •• ¥ ••••••••• , ••••••••• ,~ •• m ••_._ •• ~ ,__ '_

2

4.Q

Tutllp dad baja lahuut,\:'trat disamhung dgn laspad" lWllhlincr

t •.'."'~,..".." ,. .......•.......... : .

.•....• P(~llgclasan Tutup ..... J.......•.....:: : .

V

- -----,--,-,--'i>- KOnl"illc~' haja

tahall karat

Konlainel' baja lahan kanll,150 nllil on. lebal 3.05 111mbcdsi StltHbt..~r nufinsi b,~h:as116nn di dahun labung

m-I ----·--F II II~ t 1\ 375 mill .••.•.••..:::::::::::::::~:::

''''-Ii --t-:350 IlllU

1(1)0111111 " II

1375

-t- """.fill375

\V 11

;,::;-'-'- SUlllhcr 1'11dh.si helms n6Hu di

I - --...- dalam tabnng baj" (ahan IUlnit

10r)0 111m I 250111111 , -

, 1 II -it LTSS',hCI'iS,il,',I,hur"',V'Ht"hl"'iSiI ----.-.,. . ".... ' sum her nldiasi belms ~"'Ra

i ·1\I·-·-'-~~, ··::::::::::.--1''''····•• )!;- Hlm·II,,,..··..· II

\!,- V ,,', i

Gambar 5. Konsep borehole disposa/untuk sumber radiasi bekas terkondisioning [11,14,15]A) Pewadahan sllmber radiasi bekas 226Ra dalam kontainer baja tahan karatB). Penempatan kontainer baja tahan karat dalam lubang bor

59

Page 14: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPlIsat Teknologi Limbah Radioaktif-BATANPlIsat Penelitian IImll Pengelahllan dan Teknologi-RISTEK

ISSN 1410-6086

KESIMPULAN

Pemanfaatan sumber radiasi

terbuka dan tertutup dalam radioterapi telahberjalan cukup lama di beberapa rumah sakitbaik untuk maksud diagnostik maupunterapi. Sumber radiasi tertutup yangdigunakan dalam radioterapi yangdigunakan pada umumnya 60Co, 137Csdan226Ra. Sejalan dengan hal ini tentu akanditimbulkan limbah radioaktif yang berupasumber radiasi bekas. Menurut UU NO.IO

Tahun 1997, PTLR merupakan badanpengelola limbah radioaktif tingkat nasionaltermasuk mengelola sumber radiasi bekasradioterapi. Untuk itu maim dalam strategipengelolaan sumber radiasi bekas terdapatdua opsi bagi penimbul sumber radiasibekas, yaitu mengembalikan sumber radiasibekasnya ke pemasok atau mengirimkansumber radiasi bekasnya ke PTLR untukdilakukan pengelolaan. Adanya kendaladalam pengiriman sumber radiasi bekas kepemasok ataupun pengiriman ke PTLR,maka perlu dipertimbangkan opsi lain yaitupemanfaatan kembali sUll1ber radiasi bekastersebut dengan mengirimkan sumber radiasibekas ke pemasok lain untuk diperbaharuiataupun dikirim ke pengguna lain untukdapat dimanfaatkan kembali sesuai dengankondisi sumber radiasi bekas tersebut..

Pengelolaan sumber radiasi bekasmeliputi kondisioning, penyimpanansementara dan penyimpanan lestari. Sumberradiasi bekas non 226Ra, kondisioningdilakukan dalall1 shell drum 200 liter, shellbeton 950 liter ataupun shell beton 350 litertergantung dari aktivitas dan dimensi sUll1berradiasi bekas tersebut. Sedangkan untuksumber bekas 226Ra kondisioning dilakukandalam LTSS dan kemudian LTSSdimasukkan dalam drum 200 liter. Sumber

radiasi bekas yang telah terkondisioningselanjutnya disimpan dalam tempatpenyimpanan semen tara dan selanjutnyadilakukan penyimpanan lestari.

Untuk sumber radiasi bekas yangberumur paro menengah seperti sUll1berradiasi bekas 60Co dan mCs, penyimpananlestari dilakukan pad a penyimpanan dekatpermukaan sedangkan untuk sUll1ber radiasibekas yang berull1ur para panjangseperti226Ra, penyimpanan lestari dilakukanpada penyimpanan tanah dalam. Dalamrangka mell1pertill1bangkan penyill1pananlestari yang lebih ekonomis dengan tetapmemenuhi standar keselall1atan dan

60

keamanan sumber mdiasi bekas dari intrusi

pihak yang tidak dikehendaki maka perludikembangkan sistem penyimpanan dalamlubang bor baik untuk penyimpanan dekatpermukaan maupun untuk penyimpanantanah dalam.

DAFT AR rUST AKA

1. Undang- Undang No.1 0/1 997Tentang Ketenaga Nukliran.

2. PUSA T TEKNOLOGI LIMBAH

RADIOKTIF, Data penerimaanLimbah Radioaktif dari BATAN,Industri dan Rumah Sakit.dariTahun 2004 - 2007, PTLR,Serpong, 2008

3. INTERNATIONAL ATOMICENERGY AGENCY

Management of Waste /Tom TheUse of Radioactive Material in

Medicine, Industry, Agriculture,Research and Education, SafetyGuide No.WS-G-2.7, IAEA,Vienna,2005

4. INTERNATIONAL ATOMIC

ENERGY AGENCY, Handling andProcessing of Radioactive WasteFrom Nuclear Applications,Technical Series Report No. 402 A,IAEA,Vienna,2001

5. PUSA T PENGEMBANGANPENGELOLAAN LIMBAH

RADIOAKTIF, PengelolaanLimbah dari Industri di BATAN,P2PLR, Serpong, 2002.

6. PUSA T TEKNOLOGI LIMBAH

RADIOAKTIF, Laporan analisisKeselamatan Rev.S, PTLR,Serpong, 2006.

7. INTERNATIONAL ATOMIC

ENERGY AGENCY , Handling ,Conditioning and Storage of SpentSealed Radioactive Sources ,IAEA-TECDOC-1145, Vienna,2000

8. INTERNA TIONAL ATOMIC

ENERGY AGENCY, Conditioningand Interim Storage of SpentRadium Sources, IAEA-TECDOC­886, IAEA., Vienna, June 1996

9. M. AL-MUGHRABI, TechnicalManual For Conditioning of SpentRadium Sources, IAEA, Vienna,1998.

Page 15: PENGELOLAAN SUMBER RADIASI BEKAS RADIOTERAPI

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VIPusat Teknologi Limbah RadioaktifBATANPusat Penelitian J/mu Pengetahuan dan Teknologi-RISTEK

10. INTERNATIONAL ATOMICENERGY AGENCY, Interim

Storage of Radioactive WastePackages, Technical Reports SeriesNo. 390, IAEA., Vienna,1999.

11. SUCIPT A, Borehole DisposalUntuk Penyimpanan LestariSumber Bekas Radiasi, ProsidingHasil Penelitian Dan KegiatanPusat Teknologi Limbah RadioaktifTahun 2005, PTLR, Serpong ,2006.

12. SURY ANTORO, NUROKHIM,Pengaruh Pembentukan GasTerhadap Ketahanan KapsulStainless Steel Penampubg SumberTertutup Bekas Radium, ProsidingHasil Penelitian Dan KegiatanPusat Pengembangan PengelolaanLimbah Radioaktif Tahun 2004,P2PLR, Serpong , 2005

TANYAJAWAB:

ISSN 1410-6086

13. UNTARA, dkk., EvaluasiPenerimaan Dosis Radiasi Ekstema

Terhadap Pekerja DalamPengolahan Limbah Radium,Prosiding Penelitian Dan KegiatanPusat Pengembangan pengelilaanLimbah Radioaktif Tahun 2004,

PTLR, Serpong, 200514. INTERNATIONAL ATOMIC

ENERGY AGENCY, BoreholeFacilities for Disposal ofRadioactive Waste, Safety StandarSeries DS 335, Vienna, Austria,2005

15. INTERNATIONAL ATOMICENERGY AGENCY, SafetyConsideration in the Disposal ofDisused Sealed RadioactiveSources in Borehole Facilities,Tecdoc 1368, Vienna, Austria,2003.

A. Gauk Nur (Rumah Sakit Dr. Wahidin SH)

Pertanvaan

I. Data sumber bekas yang telah dikelola oleh PTLR (dalam Tabel 3) merupakan data tahunberapa, mengingat kegiatan radioterapi dj RS Wahidin cukup tinggi?

2. Bagaill1ana penyill1panan sementara yang seharusnya dilakukan di RUll1ahSakit?

Jawaban

I. Data yang disajikan dalam Tabel 3 ll1erupakan data dari tahun 2004-2007. Selama kurunwaktu tersebut RS Wahidin telah mengirimkan sumber radiasi bekas 60Co dan 137Csmasing­masing I buah.

2. Menurut Undang-undang, dengan ijin dan pengawasan BAPETEN, rumah sakit dapatmenyimpan sementara sumber radiasi bekasnya sebelum dikirim ke PTLR. Penyimpanansell1entara harus dilakukan sedemikian sehingga keselamatan terhadap resiko bahaya radiasidan kontaminasi terhadap pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup dapat ditekan ketingkatresiko yang dapat diterima. Selain itu tempat penyill1panan sell1entara harus aman terhadappencurian dan penyalah gunakan sumber radiasi bekas tersebut

Nurokhim (PTLR)

Pertanvaan

Bagaimananjika sumber radiasi yang dimiliki karena adanya sesuatu hal tidak digunakan lagidan ingin dimanfaatkan oleh pengguna lain?

Jawaban

Sumber radiasi bekas yang sudah tidak digunakan lagi maka dapat dikategorikan sebagailimbah radioaktif ataupun belum sebagai lill1bah radioaktif. Jika telah dikategorikan sebagailimbah radioaktif, maka sumber radiasi bekas tersebut dapat dikirim ke PTLR untuk dilakukanpengelolaan. Nall1un j ika sumber radiasi terse but masih bisa dimanfaatkan dan belumterkategorikan sebagai limbah radioaktif. maka dengan seijin BAPETEN sumber radiasi tersebutdapat dimanfaatkan oleh pengguna lain. Tentu saja terlebih dahulu harus dilakukan pengecekanterhadap sumber radiasi tersebut (misalnya adanya kebocoran/kontaminasi) sehingga bisa dijaminaspek keselarnatannya.

61