14
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila Ramdhani Adhyos Aulia Putra Abstract Nowadays, relaxation is becoming a more popular approach in decreasing tensions of human life. To support this need, the audio tape instruction of Tension- Relaxation has been developed by the Clinical Psychology Department, Faculty of Psychology UGM. This has been used not only in helping clients with psychological stress, anxiety, and depression but also in teaching university students. Two researches have been conducted to obtain a video (VCD) based instruction of Tension-Relaxation. Fifteen tension-relaxation video clips, adapted from the clinical work of Arnold Lazarus, have been recorded in VCD format. Eight raters, are psychologist and cinematograph are participated in rating of the clips. The research concluded that the VCD Multimedia Tension-Relaxation was reliable in guiding exercise via tension-relaxation. A. Pengantar Istilah relaksasi sering digunakan untuk menjelaskan aktivitas yang menyenangkan. Rekreasi, olah raga, pijat, dan nonton bioskop yang dilakukan untuk mendapatkan suasana rileks merupakan contoh yang banyak dikaitkan dengan relaksasi. Oleh karena efek yang dihasilkan adalah perasaan senang, relaksasi mulai digunakan untuk mengurangi ketegangan, terutama ketegangan psikis yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan. Penggunaan relaksasi dalam bidang klinis sebetulnya telah dimulai semenjak awal abad 20, ketika Edmund Jacobson melakukan riset dan dilaporkannya dalam sebuah buku Progressive Relaxation yang diterbitkan oleh Chicago University Press pada tahun 1938. Dalam bukunya Jacobson menjelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan seseorang pada saat tegang dan rileks. Pada saat tubuh dan pikiran rileks, secara otomatis ketegangan –yang seringkali membuat otot-otot mengencang- akan diabaikan (Zalaquett & McCraw, 2000). Penelitian Jacobson ini dilanjutkan oleh para pengikutnya diantaranya Benson (dalam

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

  • Upload
    lamthuy

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI”

Neila Ramdhani Adhyos Aulia Putra

Abstract

Nowadays, relaxation is becoming a more popular approach in decreasing tensions of human life. To support this need, the audio tape instruction of Tension-Relaxation has been developed by the Clinical Psychology Department, Faculty of Psychology UGM. This has been used not only in helping clients with psychological stress, anxiety, and depression but also in teaching university students. Two researches have been conducted to obtain a video (VCD) based instruction of Tension-Relaxation. Fifteen tension-relaxation video clips, adapted from the clinical work of Arnold Lazarus, have been recorded in VCD format. Eight raters, are psychologist and cinematograph are participated in rating of the clips. The research concluded that the VCD Multimedia Tension-Relaxation was reliable in guiding exercise via tension-relaxation. A. Pengantar

Istilah relaksasi sering digunakan untuk menjelaskan aktivitas yang

menyenangkan. Rekreasi, olah raga, pijat, dan nonton bioskop yang dilakukan

untuk mendapatkan suasana rileks merupakan contoh yang banyak dikaitkan

dengan relaksasi. Oleh karena efek yang dihasilkan adalah perasaan senang,

relaksasi mulai digunakan untuk mengurangi ketegangan, terutama ketegangan

psikis yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan.

Penggunaan relaksasi dalam bidang klinis sebetulnya telah dimulai

semenjak awal abad 20, ketika Edmund Jacobson melakukan riset dan

dilaporkannya dalam sebuah buku Progressive Relaxation yang diterbitkan oleh

Chicago University Press pada tahun 1938. Dalam bukunya Jacobson menjelaskan

mengenai hal-hal yang dilakukan seseorang pada saat tegang dan rileks. Pada saat

tubuh dan pikiran rileks, secara otomatis ketegangan –yang seringkali membuat

otot-otot mengencang- akan diabaikan (Zalaquett & McCraw, 2000). Penelitian

Jacobson ini dilanjutkan oleh para pengikutnya diantaranya Benson (dalam

Page 2: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

2

Miltenberger, 2004), Benson dan Klipper (dalam Kazdin, 2001), kemudian Bernstein

and Borkovec (dalam Miltenberger, 2004).

Relaksasi ada beberapa macam. Miltenberger (2004) mengemukakan 4

macam relaksasi, yaitu relaksasi otot (progressive muscle relaxation), pernafasan

(diaphragmatic breathing), meditasi (attention-focussing exercises), dan relaksasi

perilaku (behavioral relaxation training). Tulisan ini akan khusus membahas

mengenai relaksasi otot.

Dalam relaksasi otot, individu akan diberi kesempatan untuk mempelajari

bagaimana cara menegangkan sekelompok otot tertentu kemudian melepaskan

ketegangan itu. Bila sudah dapat merasakan keduanya, klien mulai belajar

membedakan sensasi pada saat otot dalam keadaan tegang dan rileks. Untuk

mendapatkan manfaat maksimal, kemampuan membedakan tegang dan rileks ini

perlu dipelajari. Kazdin (2001) mengatakan pada awalnya individu belajar satu

persatu gerakan relaksasi yang diperlukan oleh sekelompok otot melalui petunjuk

tertulis maupun instruksi yang direkam melalui kaset. Setelah tiap gerakan dikuasai

dengan baik, relaksasi dapat dilakukan sehingga menghasilkan kondisi rileks yang

lebih dalam.

Manfaat relaksasi dalam bidang klinis sudah dibuktikan oleh banyak peneliti

di antaranya Jacobson dan Wolpe (dalam Utami, 2002), Davis, Eshelman, & McKay

(dalam Miltenberger, 2004), dan Poppen (Miltenberger, 2004). Di Indonesia

penelitian mengenai relaksasi sudah dilakukan oleh Prawitasari (1998), Utami

(1991), Karyono (1994), dan Dewi (1998). Besarnya manfaat yang dihasilkan dari

latihan relaksasi ini, merupakan salah satu alasan penting untuk mempelajari lebih

jauh lagi teknik ini serta menyusun alat yang tepat untuk dijadikan model untuk

mempelajari gerakan-gerakannya.

B. Relaksasi Otot dan Manfaatnya

Sebelum membahas mengenai relaksasi otot, terlebih dahulu akan

dipaparkan prinsip kerja relaksasi. Relaksasi diciptakan setelah mempelajari sistem

kerja saraf manusia, yang terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom.

Sistem saraf pusat berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan yang dikehendaki,

misalnya gerakan tangan, kaki, leher, dan jari-jari pada saat tubuh melakukan tugas

tertentu. Sebaliknya, sistem saraf otonom berfungsi mengendalikan gerakan-

gerakan yang otomatis (self governing), misalnya otot-otot halus (pengontrol pupil

Page 3: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

3

dan akomodasi lensa mata, dan gairah seksual), proses kardiovaskuler, dan

aktivitas berbagai kelenjar dalam tubuh (Carlson, 1994).

Sistem saraf otonom ini terdiri dari dua subsistem yaitu sistem saraf

simpatetis dan sistem saraf parasimpatetis yang kerjanya saling berlawanan. Sistem

saraf simpatetis lebih banyak aktif ketika tubuh membutuhkan energi. Misalnya pada

saat terkejut, takut, cemas, atau berada dalam keadaan tegang. Pada kondisi

seperti ini, sistem syaraf

akan memacu aliran

darah ke otot-otot

skeletal, meningkatkan

detak jantung dan kadar

gula. Sebaliknya, sistem

saraf parasimpatetis

mengontrol aktivitas yang

berlangsung selama penenangan tubuh, misalnya penurunan denyut jantung

setelah fase ketegangan dan menaikkan aliran darah ke sistem gastrointestinal

(Carlson, 1994).

Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang didasarkan

pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan parasimpatetis ini. Teknik relaksasi

semakin sering dilakukan karena terbukti efektif mengurangi ketegangan dan

kecemasan (Jacobson & Wolpe dalam Utami, 2002), membantu orang yang

mengalami insomnia (Friedman et.al. 1991), dan asma (Huntley, et.al., 2002). Di

Indonesia, penelitian tentang relaksasi ini juga sudah cukup banyak dilakukan.

Prawitasari (1988) , melaporkan bahwa relaksasi bermanfaat untuk mengurangi

keluhan fisik. Utami (1991) mengukur efektivitas latihan relaksasi dan terapi kognitif

untuk mengurangi kecemasan berbicara di muka umum”, selanjutnya relaksasi juga

efektif dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan

(Karyono, 1994), dan menurunkan ketegangan pada siswa penerbang (Dewi, 1998).

Begitu banyaknya manfaat yang diberikan oleh latihan relaksasi ini maka

metode Ini sangat baik bila diajarkan pada setiap orang. Untuk dapat mewujudkan

hal ini diperlukan alat bantu atau semacam panduan yang dapat membimbing

seseorang dalam melakukan latihan relaksasi. Alat bantu tersebut tentunya harus

dapat dipahami, diikuti, dan dilakukan dengan mudah sehingga benar-benar

memberikan manfaat terhadap orang yang akan melakukan latihan relaksasi. Selain

Sistem Saraf Manusia

Sist. saraf pusat Sist saraf otonom

Sis. saraf simpatetis

Sis. saraf Parasimpatetis

Bagan 1: Sistem Saraf Manusia

Page 4: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

4

itu, akan lebih baik lagi jika alat bantu tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan

dengan harga yang murah (jika dijual).

C. Pengembangan Model Pelatihan Relaksasi Berbasis Komputer

Panduan pelatihan relaksasi yang sudah ada selama ini berupa instruksi

latihan dalam bentuk tertulis yang merupakan modifikasi dari Lazarus (dalam

Goldfried & Davison, 1976). Instruksi yang dapat dibacakan oleh konselor atau

terapis. Masters (dalam Miltenberger, 2004) juga membuat panduan gerakan yang

lebih rinci, sehingga dapat memudahkan dalam mempelajari gerakan relaksasi ini.

Instruksi dalam bentuk suara (audio) yang direkam dalam kaset (tape) juga banyak

digunakan. Kaset instruksi relaksasi ini telah teruji secara klinis dan digunakan oleh

lebih dari 50 orang klien pada Biro Konsultasi Fakultas Psikologi UGM, di samping

itu kaset ini digunakan pula dalam proses pembelajaran pada beberapa mata kuliah

bagian Psikologi Klinis Fakultas yang sama. Panduan dalam bentuk gambar

bergerak (video) juga sudah pernah dibuat dengan menggunakan video cassette

recorder (VCR) VHS/Beta. Namun diperlukan perawatan dan biaya yang cukup

mahal untuk dapat memperoleh kaset video tersebut.

Perkembangan teknologi multimedia memberikan kemungkinan untuk

membuat sebuah alat bantu pelatihan relaksasi berupa audio-video yang disimpan

dalam media compact disc read only memory (CD-ROM) atau yang biasa dikenal

VCD (video compact disc). Dengan menggunakan media CD-ROM ini ada beberapa

keuntungan yang dapat diperoleh. Keuntungan tersebut antara lain adalah kualitas

gambar dan suara yang lebih bagus karena menggunakan teknologi digital. Selain

itu penggunaan media CD-ROM juga dapat memberikan kemudahan karena

teknologi ini sudah dimiliki oleh masyarakat luas. Dengan alat VCD Player atau

komputer, CD-ROM dapat ditonton dan digunakan. Hal lain yang juga merupakan

keuntungan dari teknologi ini adalah faktor biaya yang cukup murah. Biaya

operasional yang diperlukan untuk pembuatan VCD panduan relaksasi tidak terlalu

mahal, bahkan untuk proses selanjutnya yaitu biaya oprasional penggandaan dapat

dikatakan relatif murah.

Penggunaan video dalam pembelajaran sudah banyak diteliti. White, et.al.

(2000) melaporkan bahwa mahasiswa merasa video sangat membantu dalam

mempelajari listening dan speaking dalam belajar bahasa. Hart & Steven (1995)

menggunakan 14 (empat belas) video sebagai media pembelajaran untuk mata

Page 5: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

5

kuliah Pengantar Psikologi. Dalam risetnya, Hart & Steven melaporkan bahwa

sebagian besar mahasiswa sangat menyukai video yang dapat memvisualisasikan

penjelasan dosen pada saat mengajar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status kelayakan klip VCD

Relaksasi sebagai alat bantu panduan pelatihan relaksasi dan pembelajaran. Klip

VCD yang layak dapat dikembangkan lebih lanjut dan dipelajari oleh setiap orang

yang berminat dalam bidang relaksasi. Kelayakan ini meliputi antara lain

1. Kualitas gambar, apakah kualitas gambar yang ditampilkan oleh alat bantu

tersebut dapat dilihat dengan baik dan jelas

2. Kualitas suara, apakah suara dari alat bantu tersebut dapat didengar dengan

baik dan jelas

3. Kejelasan instruksi, apakah instruksi yang diberikan oleh alat bantu tersebut

jelas dan dapat dipahami

4. Ketepatan gerakan, apakah gerakan-gerakan yang dilakukan dalam proses

relaksasi tepat dan sesuai dengan yang dimaksud

Penelitian ini bersifat studi eksploratif dan merupakan penelitian

pendahuluan. Oleh karena itu pertanyaan penelitiannya adalah apakah VCD

Relaksasi yang disusun ini layak digunakan sebagai alat bantu panduan pelatihan

relaksasi?

D. METODE PENELITIAN

a. Raters

Untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang relaksasi, penulis

melibatkan orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan atau menekuni

bidang yang berkaitan dengan relaksasi dan multimedia sebagai raters. Dengan

asumsi bahwa topik tentang relaksasi dipelajari dan dipraktekkan oleh bidang ilmu

Psikologi terutama Psikologi Klinis, maka peneliti beranggapan bahwa dosen-dosen

Psikologi Klinis merupakan orang yang tepat untk menjadi raters. Dengan kapasitas

sebagai seorang dosen diharapkan dapat diperoleh penilaian (ratings) yang

profesional tentang segala hal yang berkaitan dengan relaksasi. Selanjutnya untuk

penilaian dari sisi multimedia, penelitian ini juga melibatkan praktisi yang menekuni

ilmu dan teknologi di bidang audio visual. Pada penelitian ini penulis bekerja sama

dengan praktisi sinematografi yang secara aktif telah memproduksi berbagai karya

cipta dalam bentuk film.

Page 6: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

6

Dosen-dosen Psikologi dan praktisi sinematografi tersebut merupakan

penilai (rater), yang akan menilai kelayakan Video Panduan Pelatihan Relaksasi.

Rater dalam penelitian ini adalah 5 (lima) orang dosen Psikologi dan 3 (tiga) orang

dari praktisi sinematografi. Jumlah raters 8 orang diharapkan dapat mengurangi

kelemahan dari subyektivitas rater dan tidak ada alasan khusus dalam penentuan

jumlah subyek kecuali untuk mempermudah jalannya penelitian.

b. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Penilaian

Kelayakan. Aspek yang diuji yaitu ketepatan gerakan dan kejelasan instruksi. Aspek

lain yang menjadi syarat suatu model audio visual, yaitu kualitas gambar dan

kualitas suara akan dilakukan pada penelitian tahap berikutnya,

Lembar Penilaian Kelayakan (LPK) terdiri dari 3 bagian. Bagian A bertujuan

untuk mengungkap kesesuaian antara gerakan yang diperagakan model dengan

dengan otot-otot yang dilatih. LPK bagian A ini terdiri dari 15 pertanyaan dengan 4

pilihan jawaban. Pertanyaan-pertanyaan berikut dirancang untuk tujuan ini:

• Gerakan yang ditayangkan tersebut bertujuan untuk melatih otot ……

a. Bahu

b. Tangan bagian bawah

c. Otot-otot biceps (otot-otot besar di lengan atas)

d. Tangan bagian belakang

Setelah raters memberikan penilaian untuk tahap ini, mereka juga diminta

untuk memberikan penilaian pada bagian B yang bertujuan untuk mengukur

ketepatan gerakan yang diperagakan. Sesuai dengan jumlah gerakan yang

diperagakan, LPK bagian B ini juga terdiri dari 15 pertanyaan dengan pilihan sekor

antara 1 sampai dengan 5. Contoh aitem LPK bagian B ini adalah sbb.:

• Gerakan tersebut bertujuan untuk melatih otot tangan bagian bawah

Sangat tidak tepat 1 2 3 4 5 Sangat tepat

Kedua macam lembar penilaian kelayakan ini digunakan untuk mengetahui

seberapa tepatkah model memeragakan gerakan-gerakannya.

Page 7: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

7

Tahap akhir dari penilaian ini adalah mengungkapkan seberapa jelas

instruksi diberikan atau seberapa tepat model memeragakan gerakan sesuai

instruksi yang diberikan. Kejelasan instruksi diungkap dengan meminta raters

menentukan skor 1 sampai 5. Skor 1 berarti sangat tidak jelas sedangkan sekor 5

berarti sangat jelas. Contoh pernyataan-pernyataan adalah sbb.:

Instruksi yang diberikan untuk gerakan tersebut

Sangat tidak jelas 1 2 3 4 5 Sangat jelas

Selain skor kuantitatif disediakan kolom untuk menuliskan penjelasan

penilaian atau komentar yang belum tercakup dalam aitem-aitem LPK secara lebih

detail pada setiap kriteria.

c. Prosedur

Sebelum pembuatan VCD Relaksasi, terlebih dahulu dilakukan persiapan

‘model’ yang akan diminta untuk memeragakan gerakan-gerakan relaksasi.

Langkah berikutnya adalah persiapan tempat dan peralatan yang dibutuhkan untuk

pengambilan gambar. Sebuah ruang (dapat tertutup

atau terbuka) yang memungkinkan udara bebas keluar

masuk sangat dianjurkan dalam latihan relaksasi. Kursi

yang dapat fleksibel naik dan turun (lihat gambar 1) lebih

diutamakan daripada tempat tidur sehingga dapat

diletakkan di tempat-tempat yang diinginkan. Langkah ini

diikuti dengan pengambilan gambar dan editing video.

Langkah terakhir yaitu persiapan alat pengumpul data, berupa penyusunan dan

penggandaan LPK yang akan diberikan kepada raters. Setelah itu VCD Relaksasi

ditayangkan kepada subjek penelitian, kemudian mereka diminta untuk mengisi

LPK.

E. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI

a. Pembuatan VCD Model Relaksasi

Proses pengambilan gambar dilakukan di dalam rumah dengan penataan

sederhana tanpa menggunakan cahaya. Proses pengambilan gambar dilakukan

Gambar 1. kursi santai untuk relaksasi

Page 8: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

8

beberapa kali untuk mendapatkan hasil gambar yang lebih baik. Gerakan-gerakan

yang diperagakan oleh model berpedoman kepada instruksi suara relaksasi otot

yang terdapat pada kaset pelatihan Relaksasi Otot milik Bagian Psikologi Klinis

Fakultas Psikologi UGM.

Hasil rekaman gambar ditransfer ke perangkat komputer dan diedit untuk

menyesuaikan dan instruksi gerakan. Proses editing dibantu oleh seorang editor di

sebuah rumah produksi multimedia. Hasil yang didapat berupa 15 klip yang

memeragakan 15 gerakan relaksasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Goldfried

dan Davison (1996).

Berikut dipaparkan masing-masing gerakan dan penjelasan mengenai otot-

otot yang dilatih. Gerakan pertama ditujukan untuk melatih otot tangan yang

dilakukan dengan cara menggenggam

tangan kiri sambil membuat suatu

kepalan. Model diminta membuat kepalan

ini semakin kuat (gambar 2), sambil

merasakan sensasi ketegangan yang

terjadi. Pada saat kepalan dilepaskan,

model dipandu untuk merasakan rileks

selama 10 detik. Gerakan pada tangan

kiri ini dilakukan dua kali sehingga model

dapat membedakan perbedaan antara

ketegangan otot dan keadaan relaks yang

dialami. Prosedur serupa juga dilatihkan

pada tangan kanan.

Gerakan kedua adalah gerakan

untuk melatih otot tangan bagian

belakang. Gerakan ini dilakukan

dengan cara menekuk kedua lengan

ke belakang pada pergelangan

tangan sehingga otot-otot di tangan

bagian belakang dan lengan bawah

menegang, jari-jari menghadap ke

langit-langit (gambar 2).

Otot biceps

Gambar 3. gerakan 3 otot-otot biceps

Gerakan 2 untuk tangan bagian belakang

Gerakan 1 mengepalkan tangan

Gambar 2. Gerakan untuk otot tangan

Page 9: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

9

Gerakan ketiga adalah untuk melatih otot-otot Biceps. Otot biceps adalah

otot besar yang terdapat di bagian atas pangkal lengan (lihat gambar 3). Gerakan ini

diawali dengan menggenggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan kemudian

membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-otot biceps akan menjadi

tegang.

Gerakan keempat ditujukan untuk melatih otot-otot bahu. Relaksasi untuk

mengendurkan bagian otot-otot bahu dapat dilakukan dengan cara mengangkat

kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan bahu

akan dibawa hingga menyentuh kedua telinga. Fokus

perhatian gerakan ini adalah kontras ketegangan

yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.

Gerakan kelima sampai ke delapan adalah

gerakan-gerakan yang ditujukan untuk melemaskan

otot-otot di wajah. Otot-otot wajah yang dilatih adalah

otot-otot dahi, mata, rahang, dan mulut. Gerakan

untuk dahi dapat dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot-

ototnya terasa dan kulitnya keriput. Gerakan yang ditujukan untuk mengendurkan

otot-otot mata diawali dengan menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan

Gambar 4. Gerakan 4 untuk melatih otot bahu

Gambar 5. Gerakan-gerakan untuk otot-otot wajah

Gerakan 6 untuk mata

Gerakan 5 untuk dahi

Gerakan 7 untuk rahang

Gerakan 8 untuk mulut

Page 10: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

10

ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata

(gambar 5). Gerakan 7 bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami

oleh otot-otot rahang dengan cara mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit

gigi-gigi sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang. Gerakan 8 ini dilakukan

untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya

sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gerakan kesembilan (gambar 6) dan gerakan kesepuluh (gambar 7)

ditujukan untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang.

Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher

bagian depan. Model dipandu meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat,

kemudian diminta untuk

menekankan kepala pada

permukaan bantalan kursi

sedemikian rupa sehingga

model dapat merasakan

ketegangan di bagian

belakang leher dan punggung

atas. Sedangkan gerakan 10

bertujuan untuk melatih otot

leher bagian depan (lihat

gambar 7). Gerakan ini

dilakukan dengan cara

membawa kepala ke muka,

kemudian model diminta untuk

membenamkan dagu ke

dadanya. Sehingga dapat

merasakan ketegangan di

daerah leher bagian muka.

Gerakan 11 bertujuan

untuk melatih otot-otot

punggung. Gerakan ini dapat

dilakukan dengan cara

mengangkat tubuh dari

sandaran kursi, kemudian

Gerakan 11 untuk melatih otot punggung

Gerakan 15 untuk melatih otot betis

Gambar 6. Gerakan-gerakan leher, punggung, dan betis

Gerakan 9 untuk melatih otot-otot Leher belakang

Gambar 7. Gerakan-gerakan untuk otot-otot bagian depan tubuh

Gerakan 10 untuk melatih otot leher depan

Gerakan 12 untuk melatih otot dada

Gerakan 13 untuk melatih otot perut

Gerakan 14 untuk melatih otot paha

Page 11: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

11

punggung dilengkungkan, lalu busungkan dada sehingga tampak seperti pada

gambar 6. Kondisi tegang dipertahankan selama 10 detik, kemudian rileks. Pada

saat rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot menjadi

lemas. Gerakan berikutnya adalah gerakan 12, dilakukan untuk melemaskan otot-

otot dada. Pada gerakan ini, model diminta untuk menarik nafas panjang untuk

mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Posisi ini ditahan selama

beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada kemudian turun ke

perut. Pada saat ketegangan dilepas, model dapat bernafas normal dengan lega.

Sebagaimana dengan gerakan yang lain, gerakan ini diulangi sekali lagi sehingga

dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan rileks.

Setelah latihan otot-otot dada, gerakan 13 bertujuan untuk melatih otot-otot

perut. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut ke dalam,

kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang dank eras. Setelah 10 detik

dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti gerakan awal untuk perut ini.

Gerakan 14 dan 15 adalah gerakan-gerakan untuk otot-otot kaki. Gerakan ini

dilakukan secara berurutan. Gerakan 14 bertujuan untuk melatih otot-otot paha,

dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki (lihat gambar 7)

sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan dengan mengunci lutut

(lihat gambar 6), sedemikian sehingga ketegangan pidah ke otot-otot betis.

Sebagaimana prosedur relaksasi otot, model harus menahan posisi tegang selama

10 detik baru setelah itu melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masing-masing

dua kali.

b. Hasil Rating dan Diskusi

Subjek penelitian yang bertindak sebagai rater pada studi pendahuluan ini

adalah 5 (lima) orang dosen Fakultas Psikologi yang berpengalaman dalam

melakukan relaksasi. Klip-klip video relaksasi disajikan kepada rater dan mereka

diminta untuk mengisi lembar-lembar penilaian Bagian A, B, dan C (skala-skala

selengkapnya pada lampiran). Hasil pengumpulan data diperoleh total sekor untuk

setiap skala dapat dilihat pada tabel I.

Data pada table I menunjukkan bahwa kesesuaian antara gerakan dengan

tujuan dinilai secara sangat bervariasi oleh 5 orang rater. Beberapa klip dinilai oleh

kelima rater sangat sesuai dengan tujuan, yaitu klip yang bertujuan untuk

merilekskan tangan, bahu, dahi, mata, mulut, dan punggung. Bagian-bagian ini

Page 12: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

12

diperankan model dengan sangat jelas sehingga tujuan gerakan dapat diketahui

dengan mudah oleh rater. Sebaliknya, klip-klip yang bertujuan untuk merilekskan

leher depan dan paha hanya dinilai sesuai dengan tujuan masing-masing oleh 1

orang rater saja. Gerakan tangan bagian belakang, perut, dan betis dinilai benar

oleh 2 orang rater. Rater lainnya tidak dapat menjawab dengan tepat untuk item ini.

Hal ini berarti bahwa untuk gerakan-gerakan yang bertujuan merilekskan tangan

bagian belakang, paha, perut dan betis yang diperagakan oleh model masih belum

dapat ditangkap oleh rater dengan tepat.

Tabel I. Total skor untuk masing-masing skala (n=5).

Total skor

Item Gerakan otot Skala A Skala B Skala C

1 Tangan 5 20 18

2 Tangan bagian belakang 2 20 19

3 Biceps 3 23 21

4 Bahu 5 24 22

5 Dahi 5 20 20

6 Mata 5 19 22

7 Rahang 3 16 19

8 Mulut 5 23 20

9 Leher belakang 3 16 20

10 Leher depan 1 20 22

11 Punggung 5 21 20

12 Dada 3 21 18

13 Perut 2 19 23

14 Paha 1 16 20

15 Betis 2 21 22

Untuk skala B yang mengukur seberapa tepat gerakan-gerakan yang

diperagakan model, skor berkisar antara 16 hingga 24. Skor tertinggi (24) diberikan

untuk klip gerakan bahu, sementara skor terendah (16) diberikan untuk klip-klip

gerakan rahang, leher belakang dan paha.

Rater memberikan skor antara 18 hingga 23 (kemungkinan sekor tertinggi =

24) pada skala C yang digunakan untuk mengetahui kejelasan instruksi. Dengan

Page 13: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

13

demikian, dapat disimpulkan bahwa instruksi yang disampaikan dalam latihan

relaksasi ini sudah jelas. Hal ini sesuai dengan data klinis yang diperoleh selama ini

bahwa instruksi latihan relaksasi yang direkam di dalam kaset audio sudah jelas dan

secara klinis dapat diakui validitasnya.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian untuk pengembangan video

klip relaksasi yang akan datang, yaitu:

1. Ketepatan model dalam memeragakan masing-masing gerakan menjadi inti

dari keberhasilan dalam memeragakan setiap gerakan. Oleh karena itu,

model harus benar-benar menguasai setiap gerakan sebelum pengambilan

gambar dilakukan.

2. Model yang trampil memeragakan gerakan-gerakan harus ditunjang dengan

ketepatan sudut pengambilan gambar, terutama untuk gerakan-gerakan

yang bertujuan untuk merelakskan bagian-bagian tubuh yang agak sulit

dilihat, seperti misalnya paha dan leher depan. Demikian juga untuk otot-otot

perut, betis, dan tangan bagian belakang yang memang sulit dilihat gerakan-

gerakannya.

3. Pakaian yang dikenakan oleh model juga sangat mempengaruhi. Pakaian

yang terlalu banyak (dalam hal ini, model mengenakan cardigan) akan

mempersulit dalam melihat bagian mana sesungguhnya yang sedang

ditegang-rilekskan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Carlson, N. R., 1994, Physiology of Behavior, 5th edition. Boston: Allyn & Bacon Friedman, L., Bliwise, D.L., Yesavage, J.A., and Salom, S.R., 1991, A Peliminary

Study Comparing Sleep Restriction Therapy and Relaxation Treatments for Insomnia in Older Adults, Journal of Gerontology, Vol 46, No. 1. pp. 1-8.

Goldfried, M.R. and Davidson, G.L., 1976. Clinical Behavior Theraphy. New York:

Holt Rinehard and windston. Hart, K. E & Stevens, K., (1995), ‘The Use and Evaluation of Video Supplements in

the Teaching of Introductory Psychology’, Journal of Instructional Psychology, Vol. 22, Issue No. 2, pp. 103-114.

Hoelscher, T.J. and Lichstein, K.L., 1986. Home Relaxation Practice in Hypertension

Treatment: Objective Assesment and Complience Induction. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 54, 2.

Page 14: PENGEMBANGAN MULTIMEDIA “RELAKSASI” Neila …neila.staff.ugm.ac.id/wordpress/wp-content/uploads/2009/08/... · macam relaksasi, yaitu relaksasi otot ... dalam media compact disc

14

Huntley, A., White, A. R., and Ernst, E., 2002, ‘Relaxation Therapies for Asthma: A Systematic Review’, Thorax, Vol 57., No. 2., pp. 127-131.

Karyono. 1994. Efektivitas Relaksasi dalam Menurunkan Tekanan Darah pada

Penderita Hypertensi Ringan. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM.

Kazdin, A. E., 2001, Behavior Modification in Applied Settings, 3th edition. Belmont,

CA: Wadsworth/Thompson Learning. Miltenberger, R. G.(2004), Behavior Modification, Principles and Procedures, 3th

edition. Belmont, CA: Wadsworth/Thompson Learning. Najjar, L. J., 1996. Multimedia Information and Learning. Journal of Educational

Multimedia and Hypermedia. 5(2), 120-150. Prawitasari. J.E. (1988), ‘Pengaruh Relaksasi terhadap Keluhan Fisik’. Laporan

Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Sultanoff, B. and Zalaquett, C.P., 2000, About Relaxation, in Novey, D.W.,

Clinician’s Complete Reference to Complementary & Alternative Medicine. New York: Mosby. www.coedu.usf.edu/zalaquett/relax/About_Relaxation.htm

Utami, M.S. (1991), ‘Efektivitas Relaksasi dan Terapi Kognitif untuk Mengurangi

Kecemasan Berbicara di Muka Umum, Tesis, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM

Utami, M.S., (2001), “Prosedur-prosedur Relaksasi”, dalam Subandi, M.A.,

Psikoterapi, Pendekatan Konvensional dan Kontemporer, Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM & Pustaka Pelajar.

White, C., Easton, P., and Anderson, C., 2000, ‘Students’ Perceived Value of Video

in a Multimedia Language Course’, in Education Media International, www.tandf.co.uk/journals

Catatan:

• Model video ini dibuat berdasarkan prosedur relaksasi Goldfried & Davison yang telah direkam dalam bentuk kaset audio dan ditulis dalam buku Psikoterapi, Pendekatan Konvensional dan Kontemporer oleh Bagian Psikologi Klinis Fakultas Psikologi UGM

• Kaset audio maupun video dapat diperoleh melalui Bagian Psikologi Klinis Fakultas Psikologi UGM.