146
i PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA BERDASARKAN PREFERENSI PELANGGAN MENGGUNAKAN KANSEI ENGINEERING (Studi Kasus : Batik Putra Bengawan, Laweyan , Surakarta) Skripsi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik TOTO INDRA SETIAWAN I 0307083 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

i

PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK

WANITA BERDASARKAN PREFERENSI PELANGGAN

MENGGUNAKAN KANSEI ENGINEERING

(Studi Kasus : Batik Putra Bengawan, Laweyan , Surakarta)

Skripsi

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

TOTO INDRA SETIAWAN

I 0307083

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

x

Page 3: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xi

Page 4: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xii

Page 5: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xiii

Page 6: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xiv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat

dan salam tak lupa penulis haturkan untuk Nabi Muhammad SAW.

Dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang,

dukungan dan doa, sehingga penulis selalu bersemangat untuk segera

menyelesaikan skripsi ini. Kakak-kakakku terima kasih atas dukungan dan

doamu.

2. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik

Industri dan Dosen Pembimbing I terima kasih atas bimbingan, motivasi,

waktu, dan kesabaran yang telah diberikan hingga terselesaikannya skripsi ini.

3. Ibu Fakhrina Fahma STP., MT, selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih

atas bimbingan, motivasi, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan hingga

terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Yuniaristanto, ST., MT, dan Bapak Ir. Murman Budijanto, MT, selaku

dosen penguji yang telah berkenan memberikan saran dan bimbingan

perbaikan untuk skripsi ini.

5. Seluruh dosen Teknik Industri UNS yang telah memberikan ilmu dan

pengalaman dan nasehatnya selama penulis mengikuti proses perkuliahan di

Teknik Industri UNS.

6. TU-TI : Mbak Yayuk, Mbak Tutik, Mbak Rina dan Bapak Agus atas

kesabaran dan senyumannya setiap kali penulis mengurus administrasi di

jurusan.

7. Pemilik dan karyawan Batik Putra Bengawan, terima kasih untuk bantuan

yang telah diberikan atas terselesaikannya skripsi ini.

8. Special thanks to “Wisdania, Fola, Roro Indah, Rifqy, Hindi, Yonathan, dan

Winarno”, yang selalu memberikan semangat dan membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xv

9. Seluruh teman-teman TI 2007, khususnya „anak-anak tikiwir‟, terima kasih

atas kebersamaan dan kesetiakawanannya.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

segala bantuan, doa, dorongan dan pertolongan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan

banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis membuka diri atas segala

kritik, masukan dan saran yang membangun. Semoga laporan skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.

Surakarta, 26 Januari 2012

Penulis

Page 8: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xvi

ABSTRAK

Toto Indra Setiawan, I0307083, PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN

BATIK UNTUK WANITA BERDASARKAN PREFERENSI PELANGGAN

MENGGUNAKAN KANSEI ENGINEERING. Skripsi. Surakarta : Jurusan

Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2012.

Penelitian ini membahas mengenai pengembangan rancangan produk

pakaian batik untuk wanita. Pengembangan rancangan produk pakaian batik untuk

wanita ini berdasarkan pada preferensi konsumen, sehingga produk yang

dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Penelitian

pengembangan produk ini menggunakan metode kansei engineering. Metode

kansei engineering membantu pengembangan rancangan produk berdasarkan sisi

psikologis (kansei) konsumen. Tujuan dari penggunaan kansei engineering untuk

mengidentifikasi kansei serta item dan kategori produk yang menjadi preferensi

konsumen. Proses identifikasi dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan

bantuan semantic differential menggunakan 2 pendekatan evaluasi, yaitu haptic

(sentuhan) dan visual. Data yang dapat dikumpulkan dari hasil penyebaran

kuesioner, dianalisis menggunakan analisis faktor, analisis konjoin, dan analisis

klaster. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa terdapat 11 kansei word dan

stimuli (kombinasi item dan kategori) yang menjadi preferensi konsumen serta

segmentasi konsumen berdasarkan klaster produk. Kansei yang menjadi

preferensi konsumen terhadap produk pakaian batik untuk wanita, yaitu warm,

calm, smooth, durable, beautiful, warm, easy o use, comfortable, colourful,

fashionable, dan sexy. Sedangkan, stimuli produk batik untuk wanita dengan

bahan paris, motif bunga, warna gradasi, printing dan menggunakan aksesoris obi

menjadi kombinasi item dan kategori yang dinilai lebih oleh konsumen.

Kata kunci: kansei engineering, kansei word, item dan kategori.

xvi + 95 halaman; 18 gambar; 23 tabel; 10 lampiran

Referensi : 21 (1996-2011)

Page 9: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xvii

ABSTRACT

Toto Indra Setiawan, I0307083, PRODUCT APPAREL OF FEMALE’S

BATIK CLOTH DEVELOPMENT BASED ON CUSTOMERS’S

PREFERENCES USING KANSEI ENGINEERING METHOD. Thesis.

Surakarta :Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering,

Sebelas Maret University, January 2012.

This study discusses the development of product design’batik clothing for

women. The development is based on consumer’s preferences, so that the

resulting product can satisfy the needs and desires of consumers. This research

use the kansei engineering method. Kansei engineering method helps the

development of product based on the psychological side (kansei) of consumers.

The purpose of using kansei engineering is to identify the kansei along items and

categories of products into consumers preferences. Identification process carried

out through spreading out questionarries using semantic differential scale by 2

approaches evaluation, namely haptic and visual. The data can be collected, were

analyzed with factor analysis, conjoint analysis, and cluster analysis. The result

obtained show that there are 11 kansei word and stimuli (combination of items

and categories) based on consumers preferences along with segmenting

consumers based on cluster products. Kansei is to be consumers preferences of

products batik clothing for women, namely warm, calm, smooth, durable,

beautiful, warm, easy to use, comfortable, colourful, fashionable, and sexy.

Meanwhile, stimuli of batik products is valued more by consumers preferences,

that is batik products for women with paris material, floral pattern, colour

gradation, printing and using a wide belt.

Keywords: kansei engineering, kansei word, item and category.

xvi + 95 pages; 18 pictures; 23 tables; 10 appendixes

References: 21 (1996-2011)

Page 10: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xviii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….

LEMBAR VALIDASI……………………………………………………..

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH………...

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………..

KATA PENGANTAR…………………………………………………….

ABSTRAK…………………………………………………………………

ABSTRACT……………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………

DAFTAR TABEL…………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………

DAFTAR PERSAMAAN.………………………………………………...

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………

1.2 Perumusan Masalah………………………………………………

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………….

1.5 Batasan Masalah…………………………………………………

1.6 Asumsi Penelitian…………………………………………………

1.7 Sistematika Penulisan……………………………………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan…………………………………………………

2.1.1 Denah Perusahaan………………………………………

2.1.2 Produk Perusahaan……………………………………

2.2 Konsep Pemasaran……………………………………………….

2.3 Perencanaan Pemasaran………………………………………….

2.3.1 Riset Pemasaran………………………………………….

2.3.2 Perilaku Konsumen ………………………………………

2.3.3 Persepsi ……………………………………………………

i

ii

iii

iv

v

vi

viii

ix

x

xiii

xiv

xv

xvi

I-1

I-3

I-3

I-3

I-3

I-4

I-4

II-1

II-1

II-2

II-2

II-2

II-3

II-6

II-3

Page 11: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xix

2.3.4 Pengambilan Keputusan Pembelian …………………….

2.4 Pendekatan Inovasi Produk………………………………………

2.5 Penelitian-Penelitian Terdahulu………………………………….

2.6 Kansei Engineering……………………………………………….

2.6.1 Tipe Kansei Engineering……………………………………

2.7 Sumber Data………………………………………………………

2.8 Perancangan Sampel………………………………………………

2.8.1 Populasi……………………………………………………..

2.8.2 Sampel………………………………………………………

2.8.3 Teknik Sampling……………………………………………

2.9 Semantic Differential………………………………………………

2.10 Orthogonal Array…………………………………………………

2.11 Analisis Faktor……………………………………………………

2.11.1 Penentuan Jumlah Faktor yang Diekstraksi………………

2.11.2 Rotasi Faktor………………………………………………

2.12 Analisis Konjoin………………………………………………….

2.13 Analisis Klaster……………………………………………………

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Identifikasi Masalah………………………………………………

3.1.1 Studi Literatur…………………………………………….

3.1.2 Penentuan Obyek dan Subyek Penelitian…………………

3.1.3 Perumusan Masalah………………………………………

3.1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………

3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data………………………………

3.2.1 Identifikasi dan Penetapan Kansei Word…………………

3.2.2 Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner I…………………

3.2.3 Analisis Faktor……………………………………………

3.2.4 Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner II………………

3.2.5 Orthogonal Array…………………………………………

3.2.6 Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner III………………

3.2.7 Analisis Konjoin…………………………………………..

3.2.8 Analisis Klaster……………………………………………

II-3

II-5

II-6

II-6

II-7

II-8

II-8

II-8

II-9

II-9

II-11

II-12

II-13

II -14

II -14

II -15

II -16

III-2

III-2

III-2

III-2

III-3

III-3

III-3

III-4

III-7

III-9

III-9

III-9

III-11

III-12

Page 12: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xx

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Penentuan Kansei Word………………………………………….

4.2 Preferensi Kansei Word Responden terhadap Produk Pakaian

Batik untuk Wanita……………………………………………….

4.3 Faktor-Faktor Kansei Word sesuai Preferensi

Responden…………………………………………………………

4.4 Penentuan Stimuli Produk…………………………………………

4.5 Preferensi Stimuli Responden Berdasarkan Faktor-Faktor Kansei

Word………………………………………………………………

4.6 Klaster Produk Berdasar Preferensi Responden…………………

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

5.1 Kansei word Produk Pakaian Batik Untuk Wanita………………

5.2 Preferensi Responden terhadap Kombinasi Item dan kategori……

5.3 Klasifikasi Kategori Produk Pakaian Batik untuk Wanita

Menggunakan Analisis Klaster……………………………………

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan……………………………………………………….

6.2 Saran………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

IV -1

IV-3

IV-7

IV-15

IV-17

IV-32

V-1

V-2

V-6

VI-1

VI-2

Page 13: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rekapitulasi Kansei Word yang Teridentifikasi.................................. IV-1

Tabel 4.2 Kansei Word yang Terpilih ................................................................. IV-2

Tabel 4.3 Kansei Word dan Opposite Word ........................................................ IV-4

Tabel 4.4 Skala Semantic Differential kansei word ............................................ IV-6

Tabel 4.5 KMO dan Bartlet’s Test ...................................................................... IV-7

Tabel 4.6 Anti Image Correlation ....................................................................... IV-8

Tabel 4.7 KMO dan Bartlet’s Test setelah eliminasi variabel............................. IV-8

Tabel 4.8 Anti Image Correlation setelah eliminasi variabel .............................. IV-8

Tabel 4.9 Initial Eigenvalue ................................................................................ IV-10

Tabel 4.10 Faktor yang Terbentuk ........................................................................ IV-11

Tabel 4.11 Korelasi Awal Faktor dengan Variabel ............................................... IV-12

Tabel 4.12 Hasil Rotasi Faktor .............................................................................. IV-13

Tabel 4.13 Penempatan Variabel pada Faktor yang Terbentuk ............................ IV-14

Tabel 4.14 Penamaan Faktor ................................................................................. IV–15

Tabel 4.15 Sampel Hasil Ekstraksi Item dan Kategori .......................................... IV–16

Tabel 4.16 Item dan Kategori yang Paling Dipertimbangkan ............................... IV–16

Tabel 4.17 Pembentukan Stimuli (kombinasi item dan kategori) dengan

Orthogonal Array ............................................................................... IV–17

Tabel 4.18 Rekapitulasi Nilai Kepentingan Item dan Utilitas kategori ................. IV–31

Tabel 4.19 Hasil Analisis Klaster terhadap Nilai Kepentingan Item Setiap

faktor................................................................................................... IV–33

Tabel 4.20 Rekapitulasi Klaster pada Masing-Masing Kansei Word ................... IV–45

Tabel 5.1 Preferensi Responden terhadap Stimuli Berdasarkan Masing-

Masing Faktor ..................................................................................... V–5

Tabel 5.2 Profil Responden pada Empat Faktor Preferensi Responden .............. V–7

Tabel 5.3 Profil Segmentasi Responden pada Setiap Klaster.............................. V–7

Page 14: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Map Letak Batik Putra Bengawan ................................................... II-1

Gambar 2.2 Model Sederhana Pengambilan Keputusan Konsumen ................... II-5

Gambar 2.3 Proses Kansei Engineering .............................................................. II-8

Gambar 2.4 Semantic Differential ....................................................................... II-12

Gambar 3.1 Metodologi penelitian ..................................................................... III-1

Gambar 4.1 Dendogram Klaster Kansei Word “Young” .................................... IV–34

Gambar 4.2 Dendogram Klaster Kansei Word “Calm” ...................................... IV–35

Gambar 4.3 Dendogram Klaster Kansei Word “Smooth” .................................. IV–36

Gambar 4.4 Dendogram Klaster Kansei Word “Beautiful” ................................ IV–37

Gambar 4.5 Dendogram Klaster Kansei Word “Durable” ................................. IV–38

Gambar 4.6 Dendogram Klaster Kansei Word “Warm” ..................................... IV–39

Gambar 4.7 Dendogram Klaster Kansei Word “Comfortable” .......................... IV–40

Gambar 4.8 Dendogram Klaster Kansei Word “Easy to Use” ........................... IV–41

Gambar 4.9 Dendogram Klaster Kansei Word “Colourful” ............................... IV–42

Gambar 4.10 Dendogram Klaster Kansei Word “Fashionable” ........................ IV–43

Gambar 4.11 Dendogram Klaster Kansei Word “Sexy” ..................................... IV–44

Gambar 5.1 Profil Responden pada Kuesioner I ................................................. V–1

Gambar 5.2 Profil Responden Kuesioner III ....................................................... V–4

Page 15: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xv

DAFTAR PERSAMAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Persamaan 2.1 Derajat bebas orthogonal array ........................................................ II-15

Persamaan 2.2 Model dasar analisis konjoin ............................................................ II-16

Persamaan 2.3 Atribut produk .................................................................................. II-16

Persamaan 2.4 Model regresi ................................................................................... II-16

Page 16: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kansei Word yang Teridentifikasi .......................................................... L-1

Lampiran 2 Kuesioner I ............................................................................................. L-4

Lampiran 3 Hasil MSA Kansei Word ........................................................................ L-9

Lampiran 4 Hasil Iterasi MSA Kansei Word ............................................................. L-10

Lampiran 5 Hasil Ekstraksi Item dan Kategori .......................................................... L-11

Lampiran 6 Kuesioner II ............................................................................................ L-12

Lampiran 7 Kuesioner III ........................................................................................... L-19

Lampiran 8 Contoh Syntax Analisis Konjoin............................................................. L-24

Lampiran 9 Nilai Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat ............................................... L-27

Lampiran 10 Gambar Produk ..................................................................................... L-28

Page 17: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

I-17

BAB I

PENDAHULUAN

Bab satu adalah pendahuluan, bab ini membahas tentang latar belakang

dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, batasan masalah, penetapan

asumsi-asumsi serta sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian.

1.1 Latar Belakang

Produk merupakan barang atau jasa yang dikonsumsi konsumen untuk

memenuhi kebutuhannya. Berbagai usaha dilakukan oleh konsumen untuk

mendapatkan produk yang diinginkan dan dibutuhkan, sehingga produsen maupun

penjual harus mampu menyediakan produk yang mampu memuaskan konsumen.

Oleh karena itu, pengembangan produk menjadi salah satu aspek penting bagi

produsen. Pada produsen barang dan jasa berkembang filosofi pengembangan

produk. Ada dua cara dalam filosofi pengembangan produk tersebut, yaitu

product out dan market in. Product out adalah pengembangan produk sesuai

dengan spesifikasi yang dikembangkan dan teknologi yang dimiliki produsen.

Sedangkan, market in merupakan istilah dalam pengembangan produk dimana

produk dibuat sesuai preferensi konsumen (Nagamachi,2003). Berdasarkan

perkembangannya, filosofi market in lebih berkembang karena konsumen lebih

memperhatikan rancangan produk dalam membeli produk yang sesuai dengan

kebutuhan dan keinginannya. Produsen yang dapat mengembangkan produk

sesuai dengan preferensi konsumen (human centered design) akan memberikan

kepuasan bagi konsumen, sehingga produk yang diproduksi dan diperdagangkan

dapat bersaing di pasar. Produk fashion menjadi salah satu produk yang

mengalami perkembangan pesat dengan pengembangan produk market in.

Salah satu produk fashion yang terkenal di kota Solo adalah pakaian batik.

Pakaian batik telah berkembang di Solo sebagai warisan budaya. Pada mulanya,

pakaian batik digunakan untuk pakaian adat dan acara formal. Akan tetapi, saat ini

pakaian batik sering digunakan untuk pakaian sehari-hari, bahkan anak muda

tertarik membeli dan memakainya karena termotivasi oleh anjuran pemerintah

untuk melestarikan budaya nasional. Pakaian batik memiliki keunggulan

dibandingkan pakaian biasa karena motif dan warnanya dapat menimbulkan

keindahan saat dipakai. Beberapa produsen dan pedagang batik menyatakan

Page 18: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

I-18

bahwa terdapat peningkatan penjualan produk pakaian batik sebesar 30 – 100%

pada tahun 2008 (Sucipto, 2008). Hal itu berimbas dengan munculnya beberapa

perusahaan batik, termasuk Batik Putra Bengawan yang didirikan pada

pertengahan tahun 2009 dan berlokasi di Kampung Batik Laweyan.

Toko Batik Putra Bengawan yang terletak di sentra batik ini menjadi

keuntungan bagi pemilik untuk mempromosikan produknya. Selama 2 tahun

berjalan, Batik Putra Bengawan memperoleh rata-rata omzet per bulan sebesar 80

juta rupiah. Akan tetapi, muncul beberapa persoalan seiring bermunculannya toko

batik di sekitar Batik Putra Bengawan, sehingga pilihan produk untuk konsumen

menjadi lebih variatif. Hal ini membuat konsumen menjadi lebih selektif dalam

memilih pakaian batik yang dapat memuaskan keinginannya dan menjadi lebih

mudah untuk berpindah-pindah toko. Oleh karena itu, pemilik Batik Putra

Bengawan harus dapat mengembangkan rancangan produk yang lebih bervariasi

dengan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen. Pengembangan

rancangan produk pakaian batik dilakukan berdasarkan preferensi konsumen,

sehingga kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Pengembangan rancangan produk

pakaian batik dilakukan berdasarkan preferensi konsumen tersebut dapat

dilakukan menggunakan metode kansei engineering

Metode kansei engineering adalah suatu metode yang digunakan untuk

membantu pengembangan produk dengan melibatkan persepsi konsumen agar

sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Nagamachi, kansei engineering dapat mengidentifikasi keinginan

konsumen terhadap suatu produk. Metode kansei engineering lebih

mengutamakan sisi psikologis (kansei) konsumen dalam mengambil keputusan

sebelum membeli sebuah produk, sehingga konsumen dapat mengekspresikan

keinginannya dan memudahkan produsen dalam menterjemahkan keinginan

konsumen dalam merancang produk. Dengan menggunakan sisi psikologis

konsumen, maka produsen dapat merancang sebuah produk yang berkualitas,

memenuhi keinginan dan memuaskan konsumen. Bagi produsen sangat penting

untuk memproduksi produk yang sesuai persepsi (kansei) konsumen karena

konsumen menjadi nyaman menggunakan dan loyal terhadap produk tersebut

(Shaari,2001).

Page 19: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

I-19

Kansei engineering memiliki keunggulan untuk digunakan pada

pengembangan rancangan produk pakaian batik dibandingkan metode yang lain,

misalnya metode QFD. Metode QFD adalah suatu metodologi untuk

menterjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen ke dalam suatu rancangan

produk yang memiliki persyaratan teknik dan karakteristik kualitas tertentu

(Novita, 2002), sedangkan dengan kansei engineering membantu perancangan

produk berdasarkan sisi psikologis konsumen. Penggunaan kansei engineering

lebih sesuai daripada QFD karena konsumen mengutamakan sisi psikologisnya

dalam memilih produk pakaian batik. Berdasarkan alasan tersebut, metode kansei

engineering merupakan metode yang paling sesuai untuk digunakan pada

penelitian pengembangan produk pakaian batik di Batik Putra Bengawan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

pokok permasalahan dari penelitian ini yaitu: Bagaimana merancang dan

mengembangkan produk pakaian batik berdasarkan preferensi pelanggan

menggunakan kansei engineering.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menentukan kansei word rancangan produk

pakaian batik, menghasilkan kombinasi atribut dan level rancangan produk

pakaian batik, menentukan bobot atribut dan level rancangan produk pakaian

batik, serta mengetahui segmentasi pelanggan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat bagi produsen yaitu mampu menghasilkan produk pakaian batik

untuk wanita berdasarkan emosi dan persepsi konsumen.

2. Meghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen,

sehingga memberikan kepuasan bagi konsumen.

Page 20: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

I-20

1.5 Batasan Masalah

Agar penelitan ini tidak terlalu luas topik pembahasannya maka

diperlukan adanya pembatasan masalah, adapun batasan masalah dari penelitian

ini adalah :

1. Produk yang diteliti adalah pakaian batik untuk wanita.

2. Responden adalah konsumen wanita yang akan dan sudah membeli pakaian

batik di Batik Putra Bengawan dengan rentang umur 20 – 60 tahun.

3. Atribut rancangan yang digunakan merupakan spesifikasi produk yang ada di

Batik Putra Bengawan dan menjadi pertimbangan konsumen dalam

pengambilan keputusan untuk membeli.

1.6 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Jumlah rata-rata konsumen selama periode Maret 2010 – Mei 2011 menjadi

acuan jumlah respoden pada seluruh kuesioner.

2. Spesifikasi produk yang terdapat di Batik Putra Bengawan relatif hampir sama

dengan toko batik yang ada di sekitar Kampung Batik Laweyan.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian dalam laporan tugas akhir ini mengikuti uraian yang

diberikan pada setiap bab yang berurutan untuk mempermudah pembahasannya.

Dari pokok-pokok permasalahan dapat dibagi menjadi enam bab seperti

dijelaskan, di bawah ini.

BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang,

perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, asumsi,

dan sistematika penulisan.

BAB II : STUDI PUSTAKA Berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait langsung

dengan penelitian yang akan dilakukan yang bersumber dari data

perusahaan, buku, jurnal penelitian, sumber literatur lain, dan studi

terhadap penelitian terdahulu.

Page 21: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

I-21

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan,

selain juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam

melakukan penelitian dari awal sampai penelitian selesai.

BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisi tentang data-data/informasi yang diperlukan dalam

menganalisis permasalahan yang ada serta pengolahan data dengan

menggunakan metode yang telah ditentukan.

BAB V : ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Analisis berisi penjelasan dari output yang didapatkan pada tahapan

pengumpulan dan pengolahan data; interpretasi hasil merupakan

ringkasan singkat dari hasil penelitian.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data dan

analisis yang telah dilakukan serta rekomendasi ataupun saran yang

diberikan untuk perbaikan.

Page 22: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

I-22

Page 23: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-23

BAB II

STUDI PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai landasan dan teori-teori yang menunjang

pengolahan data dari penelitian ini. Teori-teori tersebut antara lain teori

pemasaran, kansei engineering, dan analisis multivariat.

2.1 Profil Perusahaan

Batik Putra Bengawan merupakan perusahaan batik yang berada di

Kampung Batik Laweyan atau tepatnya beralamatkan di Jl. Sidoluhur No. 33,

Laweyan, Solo. Perusahaan ini berdiri pada pertengahan tahun 2009. Batik Putra

Bengawan didirikan oleh Toto Indra Setiawan. Batik Putra Bengawan ini

merupakan anak perusahaan dari Batik Bengawan Indah. Meskipun sebagai anak

perusahaan, Batik Putra Bengawan memiliki manajemen perusahaan yang mandiri

dan berbeda dengan Batik Bengawan Indah. Perusahaan Batik Putra Bengawan

memproduksi dan menjual berbagai macam produk batik.

2.1.1 Denah Perusahaan

Perusahaan Batik Putra Bengawan memiliki letak toko yang strategis di

Kampung Batik Laweyan seperti di gambar denah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Map Letak Batik Putra Bengawan Sumber : Batik Putra Bengawan

Page 24: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-24

2.1.2 Produk Perusahaan

Perusahaan Batik Putra Bengawan menjual segala macam produk batik.

Produk batik yang dijual yaitu kemeja batik, blus batik, sackdress batik, abaya

batik, kaos batik, celana batik, rok batik, alat sholat batik, kain batik, dan sprei

batik. Kain yang digunakan sebagai bahan produk jadi, yaitu santung, katun,

primisima, doby, paris, viscos, dan sutra.

2.2 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran terdiri dari 5 macam berdasarkan fokusnya, sebagai

berikut :

1. Konsep Produksi yaitu konsep pemasaran yang berfokus pada produksi

dengan konsentrasi untuk mencapai efisiensi produksi, harga murah, dan

distribusi mahal dan luas.

2. Konsep produk yaitu konsep pemasaran yang berorientasi pada produk dengan

focus untuk mencapai pembuatan produk bermutu tinggi dan bentuk inovatif/

3. Konsep Penjualan yaitu perusahaan melakukan kegiatan penjualan yang

agresif dan usaha promosi yang gencar.

4. Konsep pemasaran yaitu perusahaan harus lebih efektif dan lebih efisien

daripada pesaing-pesaingnya dalam menciptakan, mengirim, dan

mengkomunikasikan keunggulan produknya ke target pasar yang dituju.

5. Konsep Konsumen yaitu konsep pemasaran yang berorientasi pada kebutuhan

dan keinginan konsumen dengan tujuan pemenuhan kepuasan konsumen serta

pertumbuhan keuntungan melalui loyalitas konsumen (Subroto, 2010).

2.3 Perencanaan Pemasaran

Terdapat beberapa tahapan dalam proses pemasaran, yaitu :

1. Analisis peluang pasar

2. Riset pemasaran

3. Perencanaan strategi pemasaran

4. Perencanaan program pemasaran

5. Pengimplementasikan pemasaran

2.3.1 Riset Pemasaran

Page 25: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-25

Riset pemasaran adalah fungsi yang menghubungkan konsumen dan

penjual melalui informasi. Informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan

mendefinisikan peluang pemasaran dan masalah, menghasilkan, memperbaiki,

dan mengevaluasi tindakan pemasaran, memantau kinerja pemasaran, serta

meningkatkan pemahaman pemasaran sebagai suatu proses. Riset pemasaran

menentukan informasi yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini, desain

metode untuk mengumpulkan informasi, mengelola dan mengimplementasikan

proses pengumpulan data, analisis hasil, dan mengkomunikasikan temuan dan

implikasinya. Riset pemasaran memberikan peranan penting dalam sistem

pemasaran yaitu memberikan data pada pengambil keputusan untuk efektivitas

bauran pemasaran dan memberikan wawasan untuk perubahan yang diperlukan

serta merupakan alat untuk menggali peluang pasar (McDaniel dan Gates, 1996).

2.3.2 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk

membuat keputusan pembelian. Barang berharga jual rendah (low-involvement)

proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang

berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan

dengan dengan pertimbangan yang matang. Saat ini konsumen membeli secara

impulsif dan dipengaruhi tidak hanya oleh keluarga dan teman-teman, oleh

berbaai pemasang iklan dan model peran, tetapi juga oleh suasana hati, keadaan,

dan emosi (Schiffman dan Kanuk, 2008).

2.3.3 Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk

memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli berdasarkan kebutuhan, nilai-nilai,

dan harapan setiap orang (Schiffman dan Kanuk, 2008).

2.3.4 Pengambilan Keputusan Pembelian

Konsumen memiliki empat pandangan dalam pengambilan keputusan

pembelian yang terdiri dari pandangan ekonomi, pandangan pasif, pandangan

kognitif, dan pandangan emosional. Pandangan ini akan membedakan perilaku

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Pengambilan keputusan

pembelian diapandang memiliki tiga komponen utama yang berhubungan satu

Page 26: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-26

sama lain: masukan (input), proses, dan keluaran (output). Semua komponen

digambarkan dalam model sederhana pengambilan keputusan konsumen pada

Gambar 2.2.

Komponen masukan dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen

mempunyai berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi

mengenai produk dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap, dan perilaku konsumen

yang berkaitan dengan produk. Yang utama diantara berbagai faktor masukan ini

adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran perusahaan yang berusaha

menyampaikan manfaat produk dan jasa kepada para konsumen.

Komponen proses berhubungan dengan cara konsumen mengambil

keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen

terdiri dari tiga tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, penelitian sebelum pembelian,

dan penilaian sebagai alternatif.

Komponen keluaran dalam pengambilan keputusan pembelian oleh

konsumen menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat,

yaitu perilaku konsumen dan penilaian pasca pembelian (Schiffman dan Kanuk,

2008).

Page 27: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-27

Usaha Pemasaran Perusahaan:

1. Produk

2. Promosi

3. Harga

4. Saluran Distribusi

Lingkungan Sosial-budaya:

1. Keluarga

2. Sumber informasi

3. Sumber nonkomersial lain

4. Kelas sosial

5. Subbudaya dan budaya

Pengenalan

Kebutuhan

Penyelidikan

Sebelum

Pembelian

Evaluasi

Alternatif

Bidang Psikologi:

1. Motivasi

2. Persepsi

3. Pengetahuan

4. Kepribadian

5. Sikap

Pengalaman

Pembelian:

1. Percobaan

2. Pembelian ulang

Evaluasi Setelah

Pembelian

Pengaruh Eksternal

Masukan

Pengambilan Keputusan

Konsumen

Proses

Pengeluaran

Perilaku Setelah

Keputusan

Gambar 2.2 Model Sederhana Pengambilan Keputusan Konsumen Sumber :Schiffman dan Kanuk (2008)

2.4 Pendekatan Inovasi Produk

Proses inovasi produk merupakan langkah penting dalam perusahaan.

Inovasi ini harus selalu dilakukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan terhadap

produk yang dijual.Inovasi yang tepat sesuai target memuaskan konsumen dapat

menimbulkan kepercayaan akan produk yang ditawarkan, sehingga dapat

memajukan perusahaan. Terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam

inovasi produk berdasarkan inovasinya yang sangat penting dalam memberikan

kepuasan kepada pelanggan, sebagai berikut :

1. Inovasi yang Berorientasi Produk

Page 28: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-28

Pendekatan yang berorientasi produk menilai bahwa inovasi dilhat dari sudut

pandang produknya. Inovasi ini lebih memusatkan pada teknologi yang

digunakan pada produk dan spesifikasi yang dikembangkan produsen.

2. Inovasi yang Berorientasi Pasar atau Konsumen

Pendekatan yang berorientasi pasar atau konsumen didasarkan kepada

persepsi konsumen mengenai produk, dan bukannya pada keistimewaan fisik

produk.

2.5 Penelitian-Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya, yaitu:

1. Penelitian emosi wanita terhadap pakaian tradisional Malaysia.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama mengklasifikasikan perasaan

wanita dalam memakai pakaian tradisional. Penelitian menggunakan kansei

engineering untuk mengeksplorasi emosi (kansei) wanita terhadap pakaian

tradisional. Terdapat 2 fase evaluasi dalam penelitian ini, yaitu evaluasi haptic dan

appearance. Data-data yang terkumpul berupa keinginan wanita terhadap pakaian

tradisional. Selanjutnya, data-data tersebut dianalisis menggunakan semantic

differential, analisis faktor dan analisis klaster (Shaari,2001).

2. Pengaruh konsumen dalam desain axiomatic

Penelitian ini menggunakan pendekatan yang sistematik untuk

menghubungkan kebutuhan konsumen dalam desain produk dan proses

pengembangan berdasarkan desain axiomatic. Metodoogi dalam penelitian ini

memprioritaskan pada teridentifikasinya kebutuhan konsumen, sehingga tercipta

desain produk berdasarkan preferensi konsumen. Kansei engineering digunakan

untuk menerjemahkan dan menstruktur kebutuhan konsumen yang telah

teridentifikasi. Kemudian, dilakukan identifikasi level atribut produk pakaian

yang digunakan sebagai stimuli analisis konjoin (Kurniawan, 2004).

2.6 Kansei Engineering

Pada tahun 1970, Nagamachi mengunjungi perusahaan manufaktur secara

teratur. Nagamachi melihat bahwa semakin banyak orang yang terdorong untuk

melakukan pembelian karena ekonomi yang sehat. Kemudian, Nagamachi

meramalkan bahwa orang akan berhenti membeli ketika lemari mereka terlalu

penuh. Jika kondisi ini terjadi, maka orang akan membeli produk yang berkualitas

Page 29: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-29

bagus. Kemudian, Nagamachi berpikir bahwa produk yang merepresentasikan

perasaan dan emosi orang yang akan dibeli oleh konsumen. Jadi era kansei

dimulai pada tahun 1970 dengan diadakannya penelitian kansei engineering

(Nagamachi, 2003).

Kansei Engineering adalah metode yang menterjemahkan perasaan dan

citra (image) pelanggan tentang suatu produk kedalam elemen-elemen desain atau

dengan bahasa lain pengembangan produk dengan berbasis pada keinginan dan

kebutuhan pelanggan.

Produk kansei bukan merupakan produk yang mahal dan berkelas tinggi.

Produk kansei juga tidak merepresentasikan produk yang menekankan terlihat

bagus, penampilan, ataupun gaya. Produk kansei merupakan produk yang dapat

mengaktualisasikan fungsi dan bentuk berdasarkan kebutuhan dan emosi

konsumen (Nagamachi, 2003).

2.6.1 Tipe Kansei Engineering

Kansei engineering dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan

prosesnya, sebagai berikut :

1. Kansei engineering tipe I

Kansei engineering tipe I adalah metode memecah konsep produk yang

ditargetkan menjadi konsep yang lebih rinci dan memperluas ke beberapa

tingkatan, diinterpretasikan ke dalam karakteristik desain produk.

2. Kansei engineering tipe II

Kansei engineering tipe II adalah rekayasa yang menterjemahkan kansei

(perasaan dan emosi) konsumen terhadap produk untuk pengembangan produk.

Kansei engineering tipe II ini menggunakan system komputerisasi seperti fuzzy

logic, expert system, dan algoritma genetika.

3. Kansei engineering tipe III

Dalam pemodelan kansei ini, suatu model matematis dibangun dalam basis

peraturan yang rumit untuk mencapai keluaran ergonomis dari kata-kata kansei.

(Nagamachi, 2003).

Kansei engineering dalam proses rekayasanya terdiri dari beberapa proses

dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Page 30: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-30

Gambar 2.3 Proses Kansei Engineering Sumber :Nagamachi (2003)

2.7 Sumber Data

Riset terhadap konsumen dikelompokkan menjadi dua jenis seumber data,

sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data mentah tanpa interpretasi atau pernyataan

yang mewakili suatu opini. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan

diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya.

Pengumpulan data tersebut dilakukan secara khusus untuk masalah riset yang

diteliti, termasuk di dalam sumber primer adalah kuesioner kepada responden.

Sumber primer merupakan data yang paling otoritatif karena informasi yang

didapat belum pernah diolah atau ditafsirkan oleh pihak lain. Sumber internal data

primer antara lain data-data dari perusahaan yang menjadi studi kasus penelitian.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

jadi, sudah diolah dan dikumpulkan oleh pihak lain.

2.8 Perancangan Sampel

2.8.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2005), populasi adalah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Page 31: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-31

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda yang lain.

Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki obyek atau

subyek itu.

2.8.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, miaslnya karena keterbatasan waktu, maka peneliti

menggunakan sampel yang ada pada populasi tersebut. Semua yang dipelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi itu. Oleh karena itu,

sampel yang diambil harus representatif (Sugiyono, 2005).

2.8.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel pada populasi. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai

teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling pada dasarnya dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability

Sampling (Sugiyono, 2005):

1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Teknik ini meliputi :

a. Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota

populasi dlakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap

homogen.

b. Stratified Sampling (Pengambilan sampel acak terstratifikasi)

Adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana terlebih dahulu

dilakukan pembagian anggota populasi ke dalam kelompok-kelompok

kemudian sampel diambil dari setiap kelompok tersebut secara acak.

Stratifikasi atau pembagian ini dapat dilakukan berdasarkan

ciri/karakteristik tertentu dari populasi yang sesuai dengan tujuan

Page 32: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-32

penelitian. Pengambilan sampel terstratifikasi dapat dibagi menjadi dua,

yaitu proporsional dimana jumlah sampel yang diambil adalah sebanding

dengan jumlah anggota populasi dalam setiap kelompok dan non

proporsional dimana jumlah sampel yang diambil adalah tidak sebanding

dengan jumlah anggota populasi dalam setiap kelompok karena

pertimbangan analitis.

c. Cluster Sampling (Area Sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek

yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu

negara, propinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang

akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan

daerah populasi yang ditetapkan.

2. Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik yang tidak memberi

peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :

a. Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan

dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

b. Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

c. Sampling Accidental

Sampling accidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data.

d. Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.

Page 33: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-33

e. Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah

sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f. Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula

jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya

untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel

semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama makin

membesar.

Menurut Sevilla dkk., (1993), jika diketahui populasi dalam studi kasus

penelitian digunakan rumus slovin untuk menentukan ukuran sampelnya.

Persamaan rumus slovin tersebut, yaitu :

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Populasi konsumen

e = Error (kesalahan)

2.9 Semantic Differential (diferensial semantik)

Semantic differential mengukur makna psikologis menggunakan kata sifat.

Metodenya terdiri dari sejumlah, biasanya 5 dan 7 skala, dimana responden

memilih sebuah konsep atau lebih pada setiap item skala. Skala semantic

differential didasarkan pada sebuah obyek dapat mempunyai beberapa dimensi

makna konotatif. Makna-makna tersebut ditempatkan dalam ruang multi dimensi,

disebut ruang semantik. Contohnya api membara di perapian bisa berkonotasi

romantic selain makna materi yang terbakar.

Skala semantic differential dikembangkan oleh Osgood untuk mengukur

makna psikologis dari sebuah obyek terhadap seseorang. Pada penelitiannya

Osgood menghasilkan 289 pasangan kata sifat, yang diturunkan menjadi 78

Page 34: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-34

pasang dan dibentuk menjadi skala untuk riset sikap. (Cooper dan Schlinder,

2006)

Skala semantic differential merupakan cara yang efektif dan mudah untuk

mendapatkan sikap-sikap dari sebuah sampel besar. Sikap ini bisa diukur arah

maupun intensitasnya. Serangkaian tanggapan total memberikan gambaran

komprehensif makna dari sebuah obyek. Ini merupakan teknik dasar yang mudah

diulang serta meniadakan masalah distorsi tanggapan yang seringkali ditemukan

dalam metode langsung. (Cooper dan Schlinder, 2006) Instruksi dasar untuk

membuat sebuah skala semantic differential diperlihatkan dalam Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Semantic Differential

Sumber :Nagamachi (2003)

2.10 Orthogonal Array

Orthogonal array adalah rancangan fraksional yang memungkinkan

estimasi efisien dari pengaruh-pengaruh utama. Orthogonal array memungkinkan

pengukuran seluruh dampak utama dari atribut yang diminati atas basis yang tidak

berkorelasi. Rancangan orthogonal array mengasumsikan bahwa seluruh interaksi

dapat diabaikan. Pada setiap hasil orthogonal array, setiap kolom

Page 35: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-35

mempresentasikan faktor atau atribut. Setiap level dari atribut yang dihasilkan

orthogonal array jumlahnya seimbang. Orthogonal array tidak membawa

pengaruh dari atribut atau level yang lain.

Rancangan orthogonal array dengan dua level, maka stimuli yang

dihasilkan terdiri dari L4, L8, L16, dan L32. Pada proses awal orthogonal array

ditentukan dahulu derajat bebasnya untuk mengetahui stimuli minimalnya. Derajat

bebas dapat dirumuskan secara matematis, sebagai berikut:

Derajat bebas = jumlah faktor x (jumlah level – 1).

2.11 Analisis Faktor

Analisis faktor adalah istilah umum untuk beberapa teknik perhitungan

tertentu. Pendekatan statistika yang dapat digunakan untuk menganalisis

interrelationship di antara banyak variabel dan menjelaskan variabel tersebut

berdasarkan dimensi umumnya (faktor). Pada dasarnya analisis faktor bertujuan

melakukan penyederhanaan permasalahan untuk memudahkan interpretasi melalui

penggambaran pola hubungan ataupun reduksi data. Analisis faktor menurunkan

jumlah variabel sampai pada jumlah yang dapat dikelola. Hubungan yang telah

ditemukan dalam situasi bergantung digantikan oleh sebuah matriks yang saling

berkolerasi diantara beberapa variabel dan tidak ada satu pun variabel dipandang

sebagai variabel bergantung dengan variabel lainnya (Cooper dan Schlinder,

2006).

Analisis faktor berawal dengan membangun sebuah himpunan variabel

baru berdasarkan matriks korelasinya. Pendekatan yang paling sering digunakan

adalah principal component analysis (PCA) dan common faktor analysis (CFA).

PCA digunakan apabila peneliti ingin mengekstrasi sejumlah besar variabel

menjadi beberapa variabel saja agar mudah tertangani. Adapun CFA digunakan

mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel dengan mengungkapkan

konstruksi (dimensi) yang mendasari hubungan tersebut. (Malhotra, 2010)

Secara garis besar, metodologi analisis faktor berupa proses transformasi

variabel-variabel awal menjadi variabel-variabel baru yang saling tidak

berkolerasi. Variabel baru ini disebut faktor. Masing-masing faktor merupakan

kombinasi linier dari variable awal. Salah satu ukuran jumlah informasi yang

dibawa atau diteruskan oleh masing-masing faktor adalah variansinya.

Page 36: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-36

Sehubungan dengan hal ini, faktor-faktor disusun dengan urutan variansi yang

menurun. Faktor pertama merupakan faktor yang paling informatif (memiliki

variansi terjelaskan yang maksimum) dan faktor terakhir adalah faktor yang

paling sedikit meneruskan informasi (variansi terjelaskan yang minimum). Jumlah

faktor yang dibangkitkan adalah maksimum sebanyak variabel awal. Namun

dikaitkan dengan tujuannya, pada umumnya jumlah faktor yang dibangkitkan

adalah sejumlah kecil faktor yang dinilai mencukupi oleh peneliti (Malhotra,

2010).

2.11.1 Penentuan Jumlah Faktor yang Diekstraksi

Penentuan jumlah faktor yang dekstraksi ada empat macam, sebagai

berikut :

1. Kriteria nilai eigen

Nilai eigen menggambarkan jumlah variansi yang dapat dijelaskan oleh

sebuah faktor. Jika sebuah faktor memiliki nilai eigen < 1, artinya faktor tersebut

membawa informasi lebih sedikit dibandingkan variabel awal. Atau dengan kata

lain, faktor tersebut membawa informasi lebih buruk daripada variabel awal.

Kesimpulannya, sangat beralasan jika faktor yang diekstraksi dibatasi pada faktor-

faktor dengan nilai eigen > 1.

2. Kriteria scree plot

Scree plot adalah plot dari nilai eigen terhadap nilai faktor. Bentuk dari plot

digunakan untuk menentukan jumlah faktor. Proses ektraksi berhenti pada titik di

mana garis menjadi relatif lebih landai.

3. Kriteria variansi yang terjelaskan

Pada kriteria ini faktor akan diekstraksi sampai dengan jumlah proporsi nilai

eigen kumulatifnya melebihi suatu batas yang dianggap cukup memuaskan.

4. Kriteria a priori

Kriteria ini digunakan untuk ekstraksi faktor pada penelitian yang bersifat

konfirmatori (Malhotra, 2010).

2.11.2 Rotasi Faktor

Rotasi faktor digunakan untuk menghilangkan ambigu antara faktor dan

variabel. Rotasi faktor dapat dilakukan secara orthogonal dan oblique. Rotasi

orthogonal menghasilkan faktor-faktor yang baru yang masing-masing faktor

Page 37: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-37

saling independen atau memeiliki korelasi nol, sedangkan pada rotasi oblique ,

masing-masing faktor dapat memiliki korelasi yang nilainya kecil. Metode rotasi

orthogonal yaitu varimax, quartimax, dan equimax (Malhotra, 2010).

2.12 Analisis konjoin

Analisis konjoin adalah prosedur analisis multivariat yang popular

digunakan oleh pemasar untuk menentukan fitur yang harus dimiliki produk baru.

Analisis konjoin merupakan prosedur yang digunakan untuk menghitung nilai

berbagai tingkat atribut produk sesuai preferensi pengguna (Mcdaniel dan Gates,

1996). Analisis konjoin berdasarkan pada subjektifitas konsumen terhadap

beberapa kombinasi fitur yang ditawarkan.

Hasil analisis konjoin berupa informasi kuantitatif yang dapat memodelkan

preferensi konsumen untuk beberapa kombinasi fitur produk. Di dalam

merumuskan masalah analisa konjoin, harus dapat mengidentifikasi atribut dengan

tingkatan level masing-masing dipergunkan untuk membentuk stimulus

(Supranto, 2004). Atribut yang dipilih akan mempengaruhi evaluasi pelanggan.

Level atribut menunjukan nilai yang diasumsikan oleh atribut.

Analisis konjoin telah digunakan dalam pemasaran untuk berbagai tujuan,

termasuk:

1. Menentukan arti penting relatif atribut-atribut dalam proses pemilihan yang

dilakukan konsumen. Output dari analisis konjoin berupa bobot arti penting

relatif yang mengindikasikan atribut mana yang penting dalam mempengaruhi

pemilihan yang dilakukan konsumen.

2. Menentukan fitur-fitur produk yang paling dibutuhkan dan diinginkan

konsumen berdasarkan utilitasnya (Malhotra, 2010).

Ada dua pendekatan untuk mengkonstruksikan stimuli analisis conjoin,

yaitu pendekatan menurut pasangan dan pendekatan profil penuh. Pendekatan

menurut pasangan, responden hanya mengevaluasi dua atribut pada satu waktu

hingga seluruh pasangan variabel yang mungkin selesai dievaluasi. Sedangkan

pendekatan profil penuh, dikonstruksikan untuk seluruh atribut. Pada pendekatan

profil penuh, banyaknya stimuli dapat direduksi dengan orthogonal array.

Orthogonal array adalah rancangan fraksional yang memungkinkan estimasi

efisien dari pengaruh-pengaruh utama. Orthogonal array memungkinkan

Page 38: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-38

pengukuran seluruh dampak utama dari atribut yang diminati atas basis yang tidak

berkorelasi. Rancangan orthogonal array mengasumsikan bahwa seluruh interaksi

dapat diabaikan. Rancangan orthogonal array ditemtukan dahulu derajat bebasnya

untuk mengetahui stimuli minimalnya. Derajat bebas dapat dirumuskan secara

matematis, sebagai berikut:

Derajat bebas = jumlah faktor x (jumlah level – 1) (1)

Penggunaan pendekatan profil penuh dengan reduksi stimuli menggunakan

orthogonal array, responden mengevaluasi seluruh stimulus. Responden

memberikan mengevaluasi menurut preferensi masing-masing. Pengevaluasian

dapat diperoleh dengan menggunkan skala likert atau semantic differential.

Model dasar analisis konjoin yang mungkin dirumuskan secara matematis

sebagai berikut.

(2)

Dimana

U (x) = seluruh utilitas dari suatu stimuli produk.

aij = koefisien the part-worth atau utilitas yang terkait dengan level j

(j, j = 1,2, …..,ki) dari atribut ke i (i, i= 1,2, …., m).

ki = banyaknya level j.

m = banyaknya atribut i.

xij = 1, kalau level ke j dari atribut ke i terjadi

= 0, kalau tidak.

Pentingnya atribut dinyatakan dalam :

untuk masing-masing i (2)

Model regresi yang dipergunakan adalah :

(4)

2.13 Analisis Klaster

Analisis klaster merupakan teknik multivariat yang digunakan untuk

mengklasifikasikan objek-objek atau variabel menjadi kelompok-kelompok yang

relatif memiliki kecenderungan kesamaan karakteristik. Analisis klaster berbeda

Page 39: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-39

dengan analisis faktor, dalam analisis klaster, variabel atau objek dikelompokkan

berdasarkan kesamaan karakteristik yang berguna untuk membandingkan antara

variabel yang satu dengan variabel lainnya, sedangkan dalam analisis faktor,

faktor diartikan sebagai kombinasi dari beberapa variabel. Analisis klaster sangat

familiar digunakan dalam riset pemasaran karena analisis klaster dapat digunakan

untuk pengelompokan produk dan segmentasi pasar, sehingga berguna untuk

inovasi produk berdasarkan keinginan konsumen.

Tujuan dasar analisis klaster adalah untuk menempatkan sekumpulan obyek

ke dalam dua atau lebih kelompok berdasarkan kesamaan-kesamaan variabel atas

dasar berbagai karakteristik. Setiap pengelompokkan terhadap variabel apapun

harus memiliki dasar untukmengelompokkan. Pengelompokkan hanya dengan

memakai satu variabel umumnya tidak memuaskan, karena tidak menggambarkan

profil kelompok secara jelas. Dengan variabel-variabel yang dilibatkan, peneliti

dapat membentuk kelompokkelompok yang bermanfaat dari segi bisnis maupun

pengetahuan. Variabel-variabel yang dipilih, harus dapat menggambarkan

persamaan dalam kelompok dan perbedaan antar kelompok. Kalau dalam sebuah

variabel level semua obyek sama, berarti variabel tersebut sebaiknya tidak

digunakan. Sebaliknya, jika sebuah variabel tidak pernah sama juga tidak dapat

digunakan. Sebab variabel demikian tidak akan pernah berkontribusi terhadap

kesamaan (similarity) yang dipakai sebagai dasar untuk melakukan

pengelompokkan.

Dalam analisis klaster terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan.

Langkah pertama adalah merumuskan masalah. Kemudian sebuah ukuran jarak

harus dipilih. Ukuran jarak menentukan seberapa jauh variabel-variabel yang

serupa atau yang tidak serupa dikelompokkan. Langkah berikutnya menentukan

prosedur pengelompokan, disesuaikan pula dengan ukuran jarak yang digunakan.

Langkah selanjutnya yang dilakukan untuk menentukan jumlah klaster. Langkah

terakhir adalah menafsirkan klaster-klaster yang telah ditentukan.

a. Langkah 1 : Merumuskan Masalah

Mengidentifikasi variabel-variabel yang digunakan dan karakteristik-

karakteristik yang menjadi dasar pengelompokan

Page 40: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-40

b. Langkah 2 :Memilih Ukuran Kesamaan

Dalam analisis klaster terdapat 2 pendekatan ukuran kesamaan, antara lain:

1. Asosiasi atau korelasi antarvariabel

2. Jarak antar variabel. Ada beberapa cara untuk menghitung jarak

antarvariabel, yaitu :

a. Jarak Euclidean, yaitu jarak berupa akar dari jumlah perbedaan antar

variabel yang dikuadratkan.

b. Jarak Euclidean, yaitu jarak dari jumlah perbedaan antarvariabel yang

dikuadratkan.

c. Cityblock atau jarak Manhattan adalah jarak berupa jumlah perbedaan

absolute antarvariabel.

d. Jarak Chebychev antardua obyek adalah perbedaan nilai absolut

maksimum pada setiap variabel.

c. Langkah 3 : Menentukan Prosedur Pengelompokan

Analisis klaster terdapat dua prosedur, yaitu hirarki dan non hirarki. Pada

prosedur hirarki, jumlah klaster yang terbentuk tergantung pada karakteristik data.

Dua metode analisis klaster yang paling mendasar pada prsedur hirarki adalah

metode agglomerative dan metode divisive. Pada metode agglomerative dimulai

dengan menempatkan variabel dalam klaster yang berbeda, lalu mengelompokkan

obyek secara bertahap ke dalam klaster-klaster yang lebih besar, sedangkan pada

metode divisive merupakan kebalikannya, metode ini dimulai dengan

menempatkan semua variabel menjadi satu klaster, lalu secara bertahap

dipisahkan ke dalam klaster-klaster yang berbeda sampai semua variabel menjadi

klaster sendiri-sendiri. Dari pendekatan hirarkis, sejauh ini metode keterkaitan

rata-rata dan metode Ward’s merupakan metode terbaik.

Metode aggloromerative dapat dibagi menjadi beberapa metode, antara

lain:

1. Single Linkage Method

Single linkage method didasarkan pada jarak minimum atau aturan

tetangga terdekat. Dua variabel pertama yang dikelompokkan adalah yang

memiliki jarak terdekat. Selanjutnya, jarak terdekat yang lain bisa saja

diklasterkan dengan dua variabel dahulu, bisa pula dijadikan klaster

Page 41: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-41

sendiri. Pada setiap tahap, jarak antar dua klaster adalah jarak paling dekat

diantara keduanya. Proses ini berlanjut sampai diperoleh hanya satu

klaster. Dalam SPSS metode ini dinamakan nearest neighbor. Kelemahan

metode ini apabila jaraknya berjauhan, sehingga menyebabkan interpretasi

klaster yang tidak jelas.

2. Complete Linkage Method

Metode ini menggunakan pendekatan jarak maksimum atau tetangga

terjauh. Dalam SPSS dinamakan furthest neighbor.

3. Average Linkage Method

Dalam metode ini, jarak antar dua klaster dianggap sebagai jarak rata-rata

antara semua anggota dalam satu klaster dengan semua anggota klaster

lain. Pada metode ini apabila ada 2 variabel dalam setiap klaster, maka ada

4 jarak yang harus diketahui.

4. Metode Ward

Pada metode ward digunakan pendekatan jarak euclidean kuadrat. Pada

Metode ini, kelompok dengan peningkatan terkecil dalam hal jumlah

kuadrat keseluruhan di dalam jarak dikombinasikan.

5. Metode Sentroid

Jarak antara 2 kelompok adalah jarak antara dua sentroid-sentroid- nya (

rata-rata untuk seluruh variabel). Setiap kali pengelompokan, sebuah

sentroid baru dihitung.

Sementara itu, pada prosedur non hirarki, jumlah klaster ditentukan

terlebih dahulu. Metode-metode yang digunakan pada prosedur ini, antara lain:

1. Sequential Threshold Method

Pada metode ini, sebuah klaster dipilih dan semua variabel yang berada

dalam ambang batas yang telah ditentukan dari pusat digabungkan.

Kemudian, pusat klaster yang baru dipilih. Proses tersebut dilakukan

berulang-ulang pada variabel yang belum diklaster. Variabel yang telah

diklaster dengan sebuah cluster seed, maka variabel tersebut tidak dapat

diutak-atik lagi.

Page 42: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

II-42

2. Parallel Threshold Method

Metode ini hampir sama dengan sequential threshold method. Bedanya,

beberapa pusat klaster dipilih sekaligus. Kemudian, setiap variabel dalam

ambang batas digabungkan pada pusat yang terdekat.

3. Optimizing Partition Method

Pengklasteran dengan metode ini yaitu mengelompokkan data dengan

memilah-milah data yang dianalisa ke dalam klaster-klaster yang telah

ditentukan. Salah satu metode yang sering digunakan dalam metode ini

adalah k-means clustering. Metode ini mempartisi data ke dalam

kelompok sehingga data yang memiliki karakteristik yang sama

dikelompokkan ke dalam satu cluster yang sama dan data yang

karakteristik berbeda dikelompokkan ke kelompok yang lain. Pada metode

ini juga digunakan jarak klaster, seperti jarak euclidean kuadrat

d. Langkah 4 : Menentukan Jumlah Klaster dan Pengelompokan Variabel

Penentuan jumlah klaster dapat dilakukan dengan merujuk informasi

koefisiensi pada agglomerative schedule. Koefisiensi merupakan jarak euclidean

kuadrat antarvariabel. Penentuan jumlah klaster dan pengelompokan variabel

dapat dilakukan pula dengan berdasarkan pada grafis dendogram. Dendogram ini

dibaca dari kiri ke kanan. Garis vertical mewakili kelompok-kelompok yang

bergabung bersama. Posisi garis pada skala yang ada di dendogram

mengindikasikan jarak-jarak dimana variabel dan kelompok bergabung bersama.

Sedangkan pada metode k-means clustering, jumlah klaster ditentukan terlebih

dahulu dan variabel yang menjadi pusat klaster dapat ditentukan dengan

judgement.

e. Langkah 5 : Menafsirkan klaster-klaster

Klaster-klaster terbentuk dari hubungan antarvariabel yang memiliki

kecenderungan kesamaan karakteristik. Penafsiran dilakukan dengan merujuk

pada kesamaan karakteristik tersebut.

Page 43: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah yang

dilakukan dalam analisis permintaan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

dalam penelitian ditujukan pada Gambar. 3.1 di bawah ini

Penentuan Obyek Penelitian

Tujuan Penelitian

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Penetapan Kansei Word

Analisis dan Interpretasi Hasil

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner I

Analisis Faktor

Penyusunan dan Penyebaran

Kuesioner II

Analisis Konjoin

Mulai

Identifikasi Kansei Word

ANALISIS dan

KESIMPULAN

IDENTIFIKASI

MASALAH

Penetapan Contoh

Produk

Skala Semantic

Differential I

Ekstraksi Item dan Kategori

Produk

Skala Semantic Differential II

PENGUMPULAN dan

PENGOLAHAN DATA

Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner

III

Orthogonal Array

Kombinasi item dan kategori

produk pakaian batik untuk

wanita

Analisis Klaster

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Page 44: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-44

Langkah-langkah penyelesaian masalah pada gambar 3.1, diuraikan dalam

sub bab di bawah ini.

3.1 TAHAP IDENTIFIKASI MASALAH

Tahap ini diawali dengan studi literatur, penentuan obyek penelitian,

perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian. Langkah-langkah yang ada pada

tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan pada sub bab berikut ini.

3.1.1 Studi Literatur

Studi literatur digunakan sebagai teori yang dipakai untuk mendukung

penelitian ini. Tinjauan ini mengacu pada literatur yang membahas mengenai teori

inovasi produk, kansei engineering, semantic differential, analisis faktor, analisis

konjoin, dan analisis klaster.

3.1.2 Penentuan Obyek dan Subyek Penelitian

Pada tahap ini dilakukan pengamatan dan pemilihan obyek yang akan

menjadi perhatian dalam penelitian ini, yaitu pakaian batik untuk wanita dan

persepsi pelanggan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil studi kasus di

Batik Putra Bengawan.. Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara

lain:

1. Data jumlah rata-rata konsumen selama periode Maret 2010 - Mei 2011 di

Batik Putra Bengawan.

2. Konsumen yang berkunjung di Batik Putra Bengawan dengan rentang umur 20

- 60 tahun.

3. Atribut-atribut produk yang digunakan spesifikasi produk pakaian batik untuk

wanita yang terdapat di Batik Putra Bengawan.

4. Kansei word yang menjadi preferensi kebutuhan dan keinginan konsumen

terhadap produk pakaian batik untuk wanita.

5. Atribut (Item) dan level (kategori) yang menjadi pertimbangan konsumen

dalam membeli pakaina batik untuk wanita.

3.1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, selanjutnya

disusun sebuah rumusan masalah. Penetapan sasaran ataupun target pembahasan

harus dilakukan dalam perumusan masalah, kemudian dicari solusi untuk

Page 45: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-45

pemecahan masalah tersebut. Selain itu, perumusan masalah juga dilakukan agar

dapat fokus dalam membahas permasalahan yang dihadapi. Adapun permasalahan

yang akan dibahas lebih lanjut, yaitu bagaimana mengembangkan rancangan

produk pakaian batik menggunakan kansei engineering.

3.1.4 Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang ingin dicapai

dalam penelitian ini. Tujuan ini dijadikan acuan dalam pembahasan sehingga hasil

dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan

penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah mengembangkan

rancangan produk pakaian batik yang sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen

menggunakan metode kansei engineering. Adapun aspek-aspek yang dapat

dicapai untuk mendukung tujuan tersebut, yaitu menentukan kansei word pakaian

batik, menghasilkan kombinasi atribut dan level rancangan produk pakaian batik,

menentukan bobot atribut dan level rancangan produk pakaian batik, dan

memperoleh segmentasi pelanggan.

3.2 TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Tahap pengumpulan dan pengolahan data menggunakan langkah-langkah

pada kansei engineering (rekayasa kansei) untuk pakaian batik khusus wanita

sesuai dengan preferensi emosi dan perasaaan para konsumen. Tahapan-tahapan

tersebut dari pengidentifikasian dan penentuan kansei word sampai analisis

konjoin untuk menentukan item dan kategori terbaik sesuai kansei konsumen.

3.2.1 Identifikasi dan Penetapan Kansei word

Langkah awal pengembangan produk pakaian batik untuk wanita

menggunakan kansei engineering diperlukan identifikasi kansei word,

menentukan kansei word dan menentukan contoh produk yang akan digunakan

sebagai alat bantu. Kansei word yang diidentifikasikan merupakan persepsi

konsumen yang menjadi preferensi kebutuhan dan keinginan dalam membeli

produk pakaian. Kansei word yang diidentifikasikan dalam bentuk kata sifat,

seperti luxury, beautiful, elegant, dan, traditional. Proses identifikasi kansei word

ini bersumber dari beberapa referensi makalah dan buku. Makalah dan buku

tersebut, sebagai berikut :

Page 46: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-46

1. Makalah “Recognizing Female’s Sensibility in Assesing Thailand Clothes”

oleh Nazlina Shaari, 2001.

2. Makalah “A Kansei Study on the Style Image of Fashion Design” oleh Yi-

Ching Chang, Shu Ju Chang Shen, dan Bing Shu Chu.

3. Makalah “The Semantics of New Batik Clothes: Identifying User’s Perception

on the Clothes and Patterns of Newly Developed West Javanese Batik

Clothes” Acmad Syarief dan Yanyan Sunarya, 2007

4. Makalah “Connecting Customers in Axiomartic Design” oleh Sri Hartati

Kurniawan, 2004.

5. Buku “Innovations of Kansei engineering” oleh Mitsuo Nagamachi, 2011.

6. Buku “Marketing Research” oleh Carl Mcdaniel, 1996.

Selanjutnya, dilakukan penetapan kansei word yang telah teridentifikasi

pada tahap sebelumnya. Pada tahap penetapan ini, melibatkan karyawan bagian

desain produk dan pelayanan konsumen di Batik Putra Bengawan. Dengan

melibatkan karyawan di Batik Putra Bengawan, diharapkan kansei word yang

terpilih tepat merepresentasikan produk pakaian batik untuk wanita. Kansei word

yang telah ditetapkan digunakan untuk menjadi isi kuesioner I. Kuesioner I

bertujuan untuk mengetahui dan menentukan persepsi responden terhadap produk

pakaian batik untuk wanita. Oleh karena itu, dipilih contoh produk yang

digunakan untuk memudahkan responden dalam mengisi kuesioner I berupa

beberapa produk pakaian batik untuk wanita yang memiliki perbedaan dari segi

bahan, motif, warna, bentuk, dan proses pembuatannya agar dapat memudahkan

responden dalam mengisi kuesioner. Contoh produk pakaian batik untuk wanita

yang terkumpul ada 10 buah.

3.2.2 Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner I

Kuesioner I penelitian pengembangan produk batik untuk wanita

menggunakan kansei engineering disusun dengan skala semantic differential

(perbedaan semantik). Data penyusun kuesioner I, yaitu kansei word yang telah

ditetapkan. Penggunaan skala semantic differential mengharuskan kansei word

dipasangkan dengan lawan katanya. Semantic differential pada penelitian

pengembangan produk pakaian batik untuk wanita ini menggunakan 5 skala.

Skala-skala tersebut, yaitu :

Page 47: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-47

1 = very disagree = sangat tidak setuju pada kansei word kolom kiri (positif),

yang berarti bahwa persepsi responden terhadap pakaian batik untuk wanita

sangat sesuai kansei word kolom kanan (negatif).

2 = disagree = tidak setuju pada kansei word kolom kiri (positif), yang berarti

bahwa persepsi responden terhadap pakaian batik untuk wanita sesuai kansei

word kolom kanan (negatif).

3 = neither = netral, yang berarti bahwa persepsi responden terhadap pakaian

batik untuk wanita netral pada kansei word positif maupun negatif.

4 = agree = setuju pada kansei word kolom kiri (positif), yang berarti bahwa

persepsi responden terhadap pakaian batik untuk wanita sesuai kansei word.

5 = very agree = sangat setuju pada kansei word kolom kiri (positif), yang berarti

bahwa persepsi responden terhadap pakaian batik untuk wanita sangat sesuai

kansei word.

Apabila konsumen atau responden memilih angka 5 berarti sangat setuju

tehadap kansei word yang merepresentasikan produk pakaian batik untuk wanita.

Jika memilih angka 1 berarti konsumen atau responden mempersepsikan bahwa

produk pakaian batik untuk wanita tersebut sesuai dengan lawan kata dari kansei

word. Angka 3 adalah netral atau responden tidak dapat merelasikan produk

pakaian batik untuk wanita sesuai dengan kansei word dan lawan katanya

tersebut.

Setelah kuesioner tersusun, kemudian disebarkan kepada responden yang

bertujuan untuk mengumpulkan data kansei word yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli produk pakaian batik untuk wanita. Sebelumnya,

ditentukan terlebih dahulu desain sampling yang dapat memudahkan penyebaran

kuesioner I tersebut dan diperoleh data penelitian yang tepat. Desain sampling

yang diperlukan, antara lain :

1. Alat Bantu

Sampel produk yang digunakan adalah 10 produk pakaian batik untuk

wanita di Batik Putra Bengawan. Sepuluh produk yang terpilih merupakan

beberapa produk pakaian batik untuk wanita yang memiliki perbedaan dari segi

bahan, motif, warna, bentuk, dan proses pembuatannya. Pemilihan 10 produk

Page 48: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-48

pakaian batik untuk wanita ini dikarenakan untuk memudahkan responden dalam

mengisi kuesioner yang diberikan.

2. Metode Sampling

Metode yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan

menggunakan purposive sampling dimana dipilih responden yang sesuai kriteria

yang telah ditentukan dan sesuai tujuan penelitian yang dilakukan. Responden

yang dipilih untuk kuesioner I ini adalah konsumen wanita yang membeli pakaian

batik khusus wanita di Batik Putra Bengawan. Responden ini mewakili populasi

untuk menentukan kansei word yang merepresentasikan produk pakaian batik

untuk wanita. Pada penelitian ini ditentukan bahwa perlu digunakannya alat bantu

untuk memudahkan responden dalam mengisi kuesioner. Alat bantu yang

digunakan merupakan produk pakaian batik untuk wanita yang diperdagangkan di

Batik Putra Bengawan. Proses pengambilan dan pengumpulan data yang

dilakukan, responden diharuskan menyentuh dan melihat produk yang digunakan

sebagai alat bantu penelitian tersebut.

3. Jumlah responden

Pada kuesioner I, jumlah responden ditentukan dengan purposive sampling

dimana dilakukan dengan pendekatan populasi konsumen di Batik Putra

Bengawan. Proporsi ditentukan berdasarkan rata-rata jumlah konsumen yang

membeli produk pakaian batik di Batik Putra Bengawan selama periode Maret

2010 – Mei 2011

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 orang. Besarnya sampel

ditentukan berdasarkan rumus:

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Rata-rata populasi konsumen selama periode Maret-Mei 2011 di Batik Putra

Bengawan

e = Nilai kritis (batas error ketelitian) yang diinginkan (prosentase kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi), yaitu 10%

Jumlah rata-rata populasi konsumen selama periode tersebut berjumlah

294 orang serta nilai kritis yang digunakan dalam penelitian adalah 10%,

Page 49: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-49

diharapkan bahwa besarnya kesalahan dalam penggunaan sampel (kesalahan

sampling) tidak lebih dari 10%. Dengan rumus di atas besarnya sampel dapat

ditentukan sebagai berikut:

Jadi besarnya sampel yang digunakan dalam kuesioner I ini adalah sebesar

74,589 responden yang dibulatkan menjadi 75 orang. Jumlah responden dalam

kuesioner I ini mewakili tiap konsumen di Batik Putra Bengawan bulan Maret

2010 - Mei 2011.

Dalam penelitian ini dipilih responden yang berjenis kelamin wanita serta

sudah membeli produk pakaian batik di Batik Putra Bengawan. Hal ini dilakukan

dengan maksud mengetahui kansei word konsumen terhadap produk pakaian batik

khusus wanita untuk memenuhi kepuasan pelanggan Batik Putra Bengawan.

Berdasarkan kuesioner I yang telah disebar kepada konsumen produk

pakaian batik khusus wanita di Batik Putra Bengawan, akan dipilih kansei word

yang banyak dipertimbangkan konsumen dalam membuat keputusan membeli.

Setelah dipilih kansei word yang banyak dipertimbangkan konsumen, kemudian

dilakukan analisis faktor.

3.2.3 Analisis Faktor

Berdasarkan kuesioner I yang telah disebar kepada konsumen produk

pakaian batik untuk wanita di Batik Putra Bengawan, akan dipilih kansei word

yang banyak dipertimbangkan konsumen dalam membuat keputusan membeli.

Setelah dipilih kansei word yang banyak dipertimbangkan konsumen, kemudian

dilakukan analisis faktor.

Pada tahap ini akan dilakukan analisis faktor terhadap kansei word yang

telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Sedangkan analisis faktor itu sendiri

bertujuan untuk untuk menganalisis interrelationship di antara banyak variabel

dan menjelaskan variabel tersebut berdasarkan dimensi umumnya (faktor). Tujuan

analisis faktor adalah untuk mereduksi variabel asal menjadi variabel yang lebih

sedikit atau disebut juga faktor dengan meminimalkan kehilangan informasi.

Masing-masing faktor yang terbentuk merupakan kombinasi dari beberapa

Page 50: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-50

variabel asal. Analisis faktor yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan exploratory factor analysis dan principal component analysis karena

belum ditentukan banyaknya faktor serta untuk menentukan jumlah faktor yang

minimum dengan memperhitungkan seluruh varians data. Pada penelitian ini

analisis faktor dilakukan menggunakan software SPSS 18.0. Langkah-langkah

yang dilakukan pada analisis faktor menggunakan software SPSS 18.0, antara lain

:Uji Kelayakan Analisis Faktor

Uji kelayakan bertujuan untuk menilai perlu tidaknya dilakukan analisis

faktor. Uji kelayakan dilakukan dengan melihat indeks the Kaiser Meyer Olkin

(KMO) measure of sampling adequacy dan Bartlet test of sphericity. Analisis

faktor layak dilakukan apabila nilai indeks KMO yang dihasilkan > 0,5 dan nilai

bartlet test < 0,05. Setelah pengujian KMO dan Bartlet test, dilakukan pula

pemeriksaan terhadap nilai measure of sampling adequacy (MSA) pada hasil anti

image correlation. Nilai MSA yang diperlukan > 0,5, apabila ada nilai variabel

asal yang kurang dari 0,5, maka variabel tersebut harus dieliminasi dan dilakukan

analisis ulang. MSA menguji korelasi antar variabel.

1. Menentukan Jumlah Faktor

Pada penelitian pengembangan produk pakaian batik untuk wanita di Batik

Putra Bengawan digunakan pendekatan nilai eigenvalue untuk menentukan

jumlah faktor. Nilai eigenvalue merupakan kepentingan relatif masing-masing

faktor yang terbentuk dalam menghitung varians dari variabel yang dianalisis.

Faktor yang terbentuk merupakan variabel yang memiliki nilai varians lebih dari

1. Nilai ini dapat dilihat dari tabel total varians explained pada hasil analisis SPSS

18.0.

2. Merotasi Faktor

Rotasi faktor dilakukan untuk memudahkan penafsiran faktor yang

dihasilkan karena faktor-faktor tersebut berkorelasi dengan banyak variabel.

Rotasi faktor yang dihasilkan dapat dilihat dari tabel rotated component matrix

pada hasil analisis menggunakan SPSS 18.0. Metode rotasi faktor yang akan

digunakan adalah rotasi varimax. Rotasi varimax bertujuan meminimumkan

jumlah variabel dengan muatan (loading factor) yang tinggi atas sebuah faktor.

Muatan merupakan besarnya korelasi antara nilai faktor dan variabel (kansei

Page 51: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-51

word) tersebut. Variabel-variabel tersebut masuk ke faktor dimana nilai korelasi

yang paling tinggi antara faktor dan variabel. Setelah diketahui faktor yang

terbentuk dengan kombinasi variabel-variabel yang berkorelasi terhadap faktor

tersebut, kemudian faktor-faktor tersebut diberi nama yang sesuai.

3.2.4 Penyusunan serta Penyebaran Kuesioner II

Kuesioner II ini digunakan sebagai kuesioner pendahuluan dari kuesioner

III. Kuesioner II berisi item dan kategori yang telah dimunculkan yang menjadi

preferensi produk pakaian batik untuk wanita di Batik Putra Bengawan. Item

adalah karakteristik desain produk, sedangkan kategori merupakan grup kecil dari

item, contohnya kerah bulat, kerah shanghai untuk item kerah. responden

diharuskan memilih 5 item dan 2 kategori yang diinginkan dan dibutuhkan pada

produk pakaian batik untuk wanita. Responden yang terpilih ada 30 orang dan

diharuskan untuk memberikan tanda (√) pada item dan kategori yang diinginkan

dan dibutuhkan.

3.2.5 Orthogonal Array

Kombinasi item dan kategori yang dapat dihasilkan dari hasil kuesioner II

seluruhnya berjumlah 32 (25). Jumlah kombinasi tersebut dapat mempersulit

responden dalam mengisi kuesioner III. Oleh karena itu, digunakan orthogonal

array untuk mereduksi kombinasi tersebut menjadi 8 stimuli. Stimuli yang

dihasilkan orthogonal array dapat memudahkan dan mengurangi beban responden

dalam mengisi kuesioner.

3.2.6 Penyusunan serta Penyebaran Kuesioner III

Kuesioner III digunakan untuk mengumpulkan data preferensi responden

terhadap item dan kategori produk pakaian batik untuk wanita. Kuesioner III

berisi stimuli yang dihasilkan orthogonal array, yang dievaluasi dengan faktor

kansei word yang dihasilkan dari analisis faktor. Sebelum kuesioner III

disebarkan, maka ditentukan dahulu sampling dan jumlah respondennya, sehingga

data yang terkumpul sesuai dengan tujuan.

1. Metode Sampling

Metode yang digunakan adalah purposive sampling dimana responden

dipilih dengan maksud dan tujuan tertentu atau responden diambil karena

Page 52: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-52

dianggap responden memiliki informasi yang diperlukan dalam penelitian.

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen wanita yang akan dan sudah

membeli pakaian batik khusus wanita di Batik Putra Bengawan, konsumen yang

membeli untuk dipakai, dan memiliki rentang umur 20-60 tahun. Sebelum

mengisi kuesioner, responden memeriksa produk pakaian batik dengan haptic dan

visual.

Kuesioner III menggunakan semantic differential untuk media pengukuran

keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap stimuli yang telah ditentukan.

Stimuli-stimuli diukur dengan faktor yang telah terbentuk melalui hasil analisis

faktor menggunakan 5 skala. Skala-skala tersebut, yaitu :

1 = sangat tidak sesuai berarti bahwa responden menganggap contoh produk

pakaian batik sangat sesuai dengan faktor negatif.

2 = tidak sesuai berarti bahwa responden menganggap contoh produk pakaian

batik sesuai dengan faktor negatif

3 = netral berarti bahwa responden menganggap contoh produk pakaian batik

sangat sesuai dengan faktor positif.

4 = sesuai berarti bahwa responden menganggap contoh produk pakaian batik

sesuai dengan faktor positif.

5 = sangat sesuai berarti bahwa responden menganggap contoh produk pakaian

batik sangat sesuai dengan faktor positif.

2. Jumlah responden

Pada kuesioner III, jumlah responden ditentukan dengan purposive

sampling dimana dilakukan dengan pendekatan populasi konsumen di Batik Putra

Bengawan. Proporsi ditentukan berdasarkan rata-rata jumlah konsumen yang

membeli produk pakaian batik di Batik Putra Bengawan selama periode Maret

2010 – Mei 2011. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 orang.

Besarnya sampel ditentukan berdasarkan rumus:

Keterangan :

n = Jumlah sampel

Page 53: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-53

N = Rata-rata populasi konsumen selama periode Maret-Mei 2011 di Batik Putra

Bengawan

e = Nilai error (batas error ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi), yaitu 10%

Jumlah rata-rata populasi konsumen selama periode tersebut berjumlah

294 orang serta nilai error yang digunakan dalam penelitian adalah 10%,

diharapkan bahwa besarnya kesalahan dalam penggunaan sampel (kesalahan

sampling) tidak lebih dari 10%. Dengan rumus di atas besarnya sampel dapat

ditentukan sebagai berikut:

Jadi besarnya sampel yang digunakan dalam kuesioner II ini adalah

sebesar 74,589 responden yang dibulatkan menjadi 75 orang. Jumlah responden

dalam kuesioner I ini mewakili tiap konsumen di Batik Putra Bengawan bulan

Maret 2010 - Mei 2011.

Responden diharuskan untuk memilih kombinasi-kombinasi kategori yang

telah ditentukan sesuai faktor yang terbentuk. Berdasarkan pilihan responden ini,

dapat diperoleh kombinasi-kombinasi kategori yang menjadi preferensi

konsumen. Kemudian dari hasil kuesioner III dilakukan perhitungan analisis

konjoin dan analisis klaster, sehingga dapat diperoleh kombinasi item dan kategori

terbaik untuk pengembangan produk pakaian batik untuk wanita serta klaster-

klaster produk.

3.2.7 Analisis Konjoin

Tahap ini adalah perhitungan analisis multivariat menggunakan metode

konjoin. Analisis konjoin menggunakan preferensi konsumen dimana dalam hal

ini penggunaan hasil dari kuesioner menggunakan semantic differential untuk

pengklasifikasian item dan kategori. Analisis konjoin mengetahui preferensi

konsumen terhadap kombinasi-kombinasi kategori item yang tersedia. Pendekatan

yang digunakan pada analisis conjoin yang dilakukan yaitu pendekatan profil

penuh. Dengan profil penuh memungkinkan terbentuknya stimuli dalam jumlah

yang banyak. Stimuli-stimuli ini dibentuk menggunakan orthogonal array yang

Page 54: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-54

ada pada SPSS 18.0. Stimuli-stimuli ini merupakan kombinasi dari kategori-

kategori yang diperoleh hasil kuseioner II. Kemudian, dilakukan analisis konjoin

terhadap hasil kuseioner III dimana stimuli-stimuli yang terbentuk dinilai

kesesuaiannya terhadap kansei word (faktor). Data preferensi responden terhadap

stimuli tersebut diolah dengan menggunakan syntax software SPSS 18.0.

Penentuan stimuli-stimuli, kategori, dan item yang paling dipertimbangkan

responden ditentukan dari hasil utilitas dan nilai kepentingan.

3.2.8 Analisis Klaster

Tahap analisis klaster dilakukan dengan 2 tahap. Tahap pertama analisis

klaster dilakukan menggunakan metode k-means cluster dengan bantuan SPSS

18.0. Pengolahan data pada analisis klaster ini menggunakan hasil nilai

kepentingan item hasil analisis konjoin pada setiap faktor kansei word. Analisis

klaster ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh faktor kansei word yang

menjadi preferensi responden, sehingga produk yang dirancang dapat memenuhi

sisi psikologis pelanggan. Analisis klaster pada tahap kedua bertujuan untuk untuk

mengetahui klaster produk pada setiap faktor berdasarkan klasifikasi kesamaan

kategori. Berdasarkan hasil klaster, dapat dirancang produk yang sesuai dengan

segi pandang responden yang berbeda-beda pada setiap persepsi. Analisis klaster

dilakukan menggunakan software SPSS 18.0. Pada analisis klaster ini digunakan

variabel berupa produk-produk hasil kombinasi kategori orthogonal array yang

terdapat pada kuesioner III. Data yang dihasilkan dari penyebaran kueisoner III

digunakan sebagai input perhitungan analisis klaster penelitian ini. Analisis

klaster tahap kedua menggunakan pendekatan ukuran jarak antarpasangan

variabel. Ukuran jarak menggunakan kuadrat jarak euclidean, yaitu jarak berupa

jumlah perbedaan antarvariabel yang dikuadratkan. Prosedur pengelompokkan

menggunakan metode varians dengan metode ward. Kemudian, penafsiran hasil

perhitungan dilakukan berdasarkan dendogram.

3.3 TAHAP ANALISIS

Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil terhadap

pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya. Dilakukan analisis kansei

responden terhadap pakaian batik khusus wanita, interpretasi hasil dari kansei

Page 55: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

III-55

engineering berupa tingkat kepentingan item (atribut) berdasarkan preferensi

kansei responden. Dengan begitu diharapkan dapat mengetahui kebutuhan dan

keinginan konsumen terhadap produk pakaian batik khusus wanita.

3.4 TAHAP KESIMPULAN DAN SARAN

Pada tahap ini akan membahas kesimpulan dari hasi pengolahan data dengan

memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan kemudian

memberikan saran perbaikan yang mungkin dilakukan untuk penelitian

selanjutnya.

Page 56: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-56

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini memaparkan keseluruhan proses pengumpulan data dan

pengolahan data, serta penjelasan teknis untuk mendapatkan nilai-nilai sebagai

alat bantu dalam pemecahan masalah dengan beberapa teknik analisis dan data

kuesiner.

4.1. Penentuan Kansei word

Prose penentuan kansei word dilakukan dengan 2 langkah. Langkah

pertama adalah identifikasi kansei word. Identifikasi kansei word adalah proses

pengidentifikasian dan pengumpulan kansei word yang sesuai untuk produk

pakaian. Hasil rekapitulasi kansei word yang teridentifikasi dari berbagai sumber

dapat dilihat pada Tabel 4.1. Proses pengidentifikasian dapat diperoleh 159 kansei

word bersumber dari sumber-sumber yang ada. Kansei word berupa kata sifat

yang merepresentasikan produk pakaian. Keseluruhan kansei word dapat dilihat

pada halaman lampiran L-1.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Kansei word yang Teridentifikasi

No Sumber Referensi Jumlah Kansei teridentifikasi

1 Jurnal 140

2 Buku 44

Langkah yang kedua melakukan penentuan kansei word dari 159 kansei

word yang telah teridentifikasi. Kansei word yang dipilih disesuaikan dengan

produk pakaian batik untuk wanita. Kansei word yang terpilih yaitu 51 kata

berdasarkan pilihan peneliti dan karyawan bagian pengembangan desain produk.

Kansei word yang terpilih untuk mewakili produk pakaian batik untuk wanita

dapat dilihat pada Tabel 4.2. Semua kansei word yang telah ditetapkan,

selanjutnya digunakan sebagai isi kuesioner I.

Page 57: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-57

Tabel 4.2 Kansei word yang Terpilih

Page 58: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-58

No Kansei Word yang Terpilih

1 traditional

2 strong

3 natural

4 innovative

5 elegant

6 beautiful

7 good

8 slim

9 long

10 durable

11 cheap

12 advantagous

13 feminine

14 suitable

15 premium

16 practical

17 flexible

18 vulgar

19 stylish

20 fashionable

21 classic

22 young

23 uptodate

24 bright

25 calm

26 sexy

27 combined

28 warm

29 cute

30 attractive

31 personality

32 safe

33 luxury

34 casual

35 comfortable

36 smooth

37 creative

38 harmony

39 various

40 characteristic

41 graceful

42 colourful

43 unique

44 handmade

45 thick

46 aesthetic

47 matching

48 artistic

49 synchronyse

50 classy

51 neat

4.2 Preferensi Kansei word Responden terhadap Produk Pakaian Batik untuk

Page 59: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-59

Wanita

Pada tahap ini terdapat 2 langkah untuk menyusun kuesioner yang akan

disebar kepada responden. Langkah-langkah tersebut, yaitu menentukan lawan

kata dari kansei word dan menyusun kansei word tersebut menggunakan semantic

differential.

Semua kansei word yang telah ditentukan untuk mewakili produk pakaian

batik untuk wanita tersebut, kemudian dicari dan dipilih lawan katanya yang tepat.

Lawan kata ini juga sebagai gambaran preferensi konsumen terhadap produk

pakaian batik untuk wanita, contohnya lawan kata traditional adalah modern.

Kata modern ini menggambarkan bahwa konsumen setuju pada kansei word ini

dan menyukai batik yang baru desainnya. Keseluruhan kansei word dan lawan

katanya dapat dilihat pada Tabel 4.3. Pada tahap ini ditentukan pula beberapa

produk pakaian batik untuk wanita di Batik Putra Bengawan sebagai alat bantu

responden dengan tujuan mempermudah pengisian kuesioner I.

Tabel 4.3 Kansei word dan Opposite Word

Page 60: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-60

No Kansei Word Opposite Word

1 tradisional modern

2 strong weak

3 innovative conservative

4 natural synthetic

5 elegant inelegant

6 beautiful poor

7 classic bad

8 slim big

9 advance useless

10 durable fragile

11 cheap expensive

12 long short

13 graceful awkward

14 artistic horrible

15 premium ordinary

16 easy hard

17 flexible spesific

18 vulgar closed

19 stylish not stylish

20 fashionable unfashionable

21 good bad

22 young old

23 uptodate old fashioned

24 bright dark

25 calm light

26 sexy unsexy

27 warm cold

28 combined simple

29 cute not cute

30 attractive unattractive

31 personality common

32 safe hazardous

33 luxury modest

34 casual formal

35 comfortable not comfortable

36 various not various

37 creative not creative

38 matching not matching

39 smooth rough

40 characteristic uncharacteristic

41 feminine masculine

42 colourful colourless

43 unique usual

44 handmade machine

45 thick thin

46 aesthetic unaesthetic

47 harmony abstract

48 suitable not suitable

49 synchronyze contrast

50 classy tacky

51 neat untidy

Kansei word dan opposite word berjumlah 51 pasang yang telah

teridentifikasi selanjutnya disusun sebagai kuesioner I menggunakan skala

semantic differential. Pada penelitian ini semantic differential menggunakan skala

5 seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.4. Dimensi dari masing-masing skala

semantic differential, yaitu:

Page 61: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-61

1 = Jika responden memilih angka 1 bahwa sangat tidak setuju terhadap kansei

word. Responden sangat setuju bahwa citra produk yang diinginkan

merupakan lawan kata dari kansei word.

2 = Jika responden memilih angka 2 bahwa tidak setuju terhadap kansei word.

Responden setuju bahwa citra produk yang diinginkan merupakan lawan kata

dari kansei word.

3 = Jika responden memilih angka 3 adalah netral berarti citra produk yang

diinginkan berada diantara kansei word dan lawan katanya.

4 = Jika responden memilih angka 4 bahwa setuju terhadap kansei word.

Responden setuju bahwa citra produk yang diinginkan sesuai kansei word.

5 = Jika responden memilih angka 5 bahwa sangat setuju terhadap kansei word.

Responden sangat setuju bahwa citra produk yang diinginkan paling sesuai

dengan kansei word.

Responden diharuskan memilih satu poin diantara angka-angka berskala

yang mereka pikir kansei word tersebut menginterpretasikan perasaan dan emosi

seseorang terhadap produk pakaian batik untuk wanita dan sesuai dengan

keinginan dan kebutuhannya. Kuesioner I ini disebarkan kepada 75 responden

yang telah ditentukan. Responden yang terpilih yaitu konsumen wanita di Batik

Putra Bengawan dan ditentukan yang memiliki rentang umur 20 – 60 tahun.

Tabel 4.4 Skala Semantic differential kansei word

Page 62: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-62

5 4 3 2 1

tradisional modern

strong weak

innovative conservative

natural synthetic

elegant inelegant

beautiful poor

classic bad

slim big

advance useless

durable fragile

cheap expensive

long short

graceful awkward

artistic horrible

premium ordinary

easy hard

flexible spesific

vulgar closed

stylish not stylish

fashionable unfashionable

good bad

young old

uptodate old fashioned

bright dark

calm light

sexy unsexy

warm cold

combined simple

cute not cute

attractive unattractive

personality common

safe hazardous

luxury modest

casual formal

comfortable not comfortable

various not various

creative not creative

matching not matching

smooth rough

characteristic uncharacteristic

feminine masculine

colourful colourless

unique usual

handmade machine

thick thin

aesthetic unaesthetic

harmony abstract

suitable not suitable

synchronyze contrast

classy tacky

neat untidy

SKALAKansei Word Opposite Word

4.3 Faktor-Faktor Kansei word sesuai Preferensi Responden

Page 63: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-63

Kuesioner I yang telah disebarkan kepada 75 responden, menghasilkan

keseluruhan data kansei word yang menjadi pertimbangan responden (konsumen)

dalam membeli produk pakaian batik untuk wanita. Data-data tersebut menjadi

input analisis faktor. Analisis faktor bertujuan untuk mereduksi variabel-variabel

tersebut menjadi beberapa dimensi (faktor) yang mampu merepresentasikannya.

Analisis faktor yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

exploratory factor analysis dan principal component analysis karena belum

ditentukan banyaknya faktor serta untuk menentukan jumlah faktor yang

minimum dengan memperhitungkan seluruh varians data. Pada penelitian ini

analisis factor dilakukan menggunakan software SPSS 18.0. Hasil pengolahan

data analisis faktor dengan langkah yang dilakukan, sebagai berikut:

1. Uji Kelayakan Analisis Faktor

Uji kelayakan analisis faktor dengan menggunakan the Kaiser Meyer

Olkin dan Bartlet’s test sphericity. Hasil pengolahan data diberikan pada Tabel

4.5.

Tabel 4.5 KMO dan Bartlet’s Test

.527

Approx. Chi-

Square

2178.962

df 1275

Sig. .000

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

Bartlett's Test of Sphericity

Hasil analisis faktor pada Tabel 4.5 menunjukkan nilai KMO sebesar

0,527 dan nilai signifikasi bartlet’s test sebesar 0,000. Nilai indeks KMO yang

lebih besar daripada 0,5, sehingga mengindikasikan korelasi antar variabel-

variabel yang diuji dapat dijelaskan oleh variabel lain. Pada nilai signifikansi

bartlet’s test sebesar 0,000 < 0,05 juga mengindikasikan kecukupan korelasi antar

variabel. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap nilai anti image correlation

yang ditujukkan oleh nilai diagonal dari kiri atas ke kanan bawah yang bertanda

huruf a pada setiap nilainya (MSA). Nilai MSA masing-masing variabel yang

diujikan pada contoh Tabel 4.6. Hasil pengujian nilai MSA yang lain dapat dilihat

pada halaman lampiran L-9.

Tabel 4.6 Anti Image Correlation

Page 64: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-64

Anti-image

Correlation tradisional strong natural innovative elegant beautiful classic slim advance

tradisional .336 .077 -.362 -.151 .190 .236 -.261 .153 -.170

strong .077 .590 -.186 .061 .093 .219 -.230 .171 .258

natural -.362 -.186 .646 .011 -.060 -.108 -.036 .078 -.045

innovative -.151 .061 .011 .379 -.532 -.137 .209 -.226 .343

elegant .190 .093 -.060 -.532 .543 -.030 -.213 .159 -.304

beautiful .236 .219 -.108 -.137 -.030 .648 -.370 .148 -.119

classic -.261 -.230 -.036 .209 -.213 -.370 .533 -.254 .280

slim .153 .171 .078 -.226 .159 .148 -.254 .511 -.092

advance -.170 .258 -.045 .343 -.304 -.119 .280 -.092 .235

Pada Tabel 4.7 menunjukkan contoh nilai-nilai MSA variabel. Pada tabel

tersebut menunjukkan bahwa terdapat variabel yang memiliki nilai MSA < 0,5,

seperti traditional, natural, dan advance. Pada pengujian ini secara keseluruhan

terdapat 16 variabel kansei word yang memiliki nilai MSA < 0,5, sehingga harus

dieliminasi dan dilakukan analisis ulang untuk mendapatkan nilai MSA > 0,5.

Setelah dilakukan analisis ulang, maka didapatkan hasil KMO, Bartlet’s test dan

MSA yang tertampil pada Tabel 4.7 dan 4.8. Keseluruhan Hasil MSA dapat

dilihat pada halaman lampiran L-10.

Tabel 4.7 KMO dan Bartlet’s Test setelah eliminasi

variabel

.689

Approx. Chi-Square 1199.691

df 595

Sig. .000

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy.Bartlett's Test of

Sphericity

Tabel 4.8 Anti Image Correlation setelah eliminasi variabel

Anti-image Correlation strong natural elegant beautiful classic slim durable

strong .641 -.240 .131 .199 -.287 .150 -.095

natural -.240 .799 .053 -.152 -.070 .071 -.320

elegant .131 .053 .858 -.196 .093 -.051 .016

beautiful .199 -.152 -.196 .693 -.373 -.034 .203

classic -.287 -.070 .093 -.373 .566 -.163 .255

slim .150 .071 -.051 -.034 -.163 .559 -.045

durable -.095 -.320 .016 .203 .255 -.045 .623

Proses analisis ulang yang dilakukan pada 35 variabel didapatkan nilai

KMO yang lebih baik dari sebelumnya dan 35 variabel yang ada memiliki nilai

MSA > 0,5, sehingga analisis faktor layak dilanjutkan. Langkah-langkah

Page 65: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-65

selanjutnya yang dilakukan, yaitu menentukan jumlah faktor dan rotasi faktor

pada 35 variabel kansei word.

2. Menentukan Jumlah Faktor

Penentuan jumlah faktor pada analisis ini berdasarkan nilai eigenvalue.

Nilai eigenvalue merupakan besarnya varians total yang mampu diterangkan oleh

faktor yang terbentuk. Banyaknya faktor yang diperlukan untuk mereduksi suatu

variabel didasarkan pada nilai eigenvalue. Nilai eigenvalue yang lebih dari 1 yang

dipertahankan sebagai faktor yang terbentuk. Faktor yang terbentuk dari

pengolahan data 35 variabel kansei word berdasarkan nilai eigenvalue dapat

dilihat pada Tabel 4.9.

Pada Tabel 4.9 menunjukkan besarnya varians yang mampu diterangkan

oleh faktor yang terbentuk terhadap ke-35 variabel kansei word. Nilai ini

didasarkan dari nilai eigenvalue. Nilai eigenvalue dapat dilihat pada tabel. Nilai

eigenvalue untuk faktor 1 sebesar 8,854, nilai eigenvalue untuk faktor 2 sebesar

2,757 dan seterusnya. Bila kita jumlahkan ke-35 eigenvalue tersebut akan bernilai

35.

Pengolahan data SPSS 18.0 menunjukkan bahwa dari 35 variabel tersebut

hanya 11 yang memiliki nilai eigenvalue lebih dari 1, maka banyaknya faktor

yang terbentuk adalah 11 faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel

4.10.

Page 66: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-66

Tabel 4.9 Initial Eigenvalue

Total % of Variance Cumulative %

1 8.854 25.296 25.296

2 2.757 7.877 33.174

3 2.146 6.130 39.304

4 1.823 5.209 44.513

5 1.607 4.592 49.105

6 1.477 4.221 53.327

7 1.427 4.077 57.404

8 1.330 3.800 61.204

9 1.231 3.517 64.721

10 1.079 3.082 67.803

11 1.011 2.890 70.693

12 .975 2.785 73.478

13 .884 2.527 76.005

14 .805 2.301 78.306

15 .756 2.161 80.467

16 .735 2.101 82.569

17 .646 1.845 84.414

18 .584 1.667 86.081

19 .557 1.592 87.673

20 .537 1.534 89.207

21 .495 1.413 90.620

22 .421 1.203 91.823

23 .384 1.097 92.920

24 .357 1.021 93.941

25 .313 .895 94.836

26 .298 .852 95.689

27 .262 .749 96.438

28 .246 .702 97.140

29 .214 .612 97.751

30 .203 .579 98.331

31 .159 .454 98.785

32 .135 .386 99.171

33 .126 .361 99.532

34 .092 .263 99.794

35 .072 .206 100.000

Initial Eigenvalues

Component

Page 67: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-67

Tabel 4.10 Faktor yang Terbentuk

Component

Total % of Variance Cumulative %

1 8.854 25.296 25.296

2 2.757 7.877 33.174

3 2.146 6.130 39.304

4 1.823 5.209 44.513

5 1.607 4.592 49.105

6 1.477 4.221 53.327

7 1.427 4.077 57.404

8 1.330 3.800 61.204

9 1.231 3.517 64.721

10 1.079 3.082 67.803

11 1.011 2.890 70.693

Extraction Sums of Squared Loadings

Besarnya varians kumulatif yang mampu dijelaskan oleh faktor baru yang

terbentuk bila hanya mengambil faktor 1 saja adalah 25,296%. Varians kumulatif

yang mampu diterangkan oleh ke-11 faktor yang terbentuk sebesar 70,693%.

Selanjutnya dilakukan rotasi faktor untuk menyederhanakan korelasi faktor yang

terbentuk dengan variabel-variabel.

3. Rotasi Faktor

Faktor-faktor yang terbentuk tersebut memiliki korelasi dengan banyak

variabel (nilai mutlak muatan faktor yang lebih besar dari 0,3). Nilai muatan

faktor ini dapat ditunjukkan pada Tabel 4.11. Pada tabel tersebut ada beberapa

faktor yang berkorelasi dengan beberapa variabel. Hal itu ditunjukkan dengan

nilai muatan faktor yang lebih dari 0,3, misalnya pada faktor 1 yang berkorelasi

dengan ke-35 variabel dan faktor 2 yang berkorelasi dengan 14 variabel. Korelasi

ini mengakibatkan faktor sulit dijelaskan. Rotasi faktor harus dilakukan untuk

penyederhanaan korelasi ini. Rotasi faktor dilakukan dengan metode varimax.

Hasil pengolahan data rotasi faktor yang dilakukan tertampil pada Tabel 4.12

Page 68: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-68

Tabel 4.11 Korelasi Awal Faktor dengan Variabel

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

cheap .678 .067 -.085 .016 -.136 .131 .032 .076 -.242 .065 -.349

long .411 .375 -.401 .030 .059 -.196 .294 .258 .057 .242 -.011

practical .546 -.078 -.230 .341 -.162 -.210 .160 -.066 .061 .291 -.171

stylish .557 -.228 .388 -.240 .204 -.154 -.009 .105 .018 -.264 -.054

fashionable .428 -.364 .113 -.397 .116 -.121 -.057 .306 -.258 -.183 -.286

young .393 -.080 -.433 -.147 -.261 .352 .003 .095 -.304 -.215 .251

uptodate .506 -.457 -.388 -.016 -.191 .135 .252 -.138 .011 -.031 -.080

calm .477 .421 -.043 .321 -.168 -.242 -.039 .103 .136 -.213 .044

sexy .284 .350 .137 .327 -.224 .334 -.344 .180 .398 -.035 .076

warm .411 .333 .277 -.151 -.323 -.152 -.248 -.030 -.185 .129 -.286

cute .581 -.209 .210 -.073 .106 .215 .052 .238 .010 .106 .312

attractive .580 -.276 .309 -.011 .043 .220 .133 .031 .011 .030 -.167

safe .660 -.119 -.117 -.068 -.345 .102 .065 .076 -.038 .186 .065

luxury .503 .427 .199 .105 .013 -.147 -.211 .042 -.210 .233 .177

casual .570 -.127 .116 .154 .126 -.096 -.532 -.193 -.161 -.128 .174

comfortable .421 -.354 .174 .420 .242 -.098 -.095 -.340 -.010 -.117 -.180

matching .503 .270 -.121 -.434 .164 -.152 .080 .198 .360 -.117 -.044

smooth .447 .059 -.266 -.352 .316 -.229 -.286 .223 .098 .175 .051

characteristic .615 -.011 .246 -.192 -.084 .067 -.253 -.046 .005 .249 .033

feminine .403 .390 .183 .114 .217 .177 .277 .136 -.389 .195 .043

colourful .361 -.083 -.145 .422 .523 .282 -.007 .290 -.107 -.052 .071

unique .562 .074 -.171 .264 .414 -.170 .026 -.027 -.154 .013 -.088

handmade .441 .420 .056 .092 -.194 -.177 .272 -.080 -.218 -.231 .004

thick .503 .141 .165 -.123 -.007 -.065 .248 -.382 -.106 -.058 .440

suitable .458 .363 .298 -.108 .256 .157 .224 -.207 .103 -.115 -.096

synchronyze .610 .117 -.088 -.070 -.022 -.321 .050 -.337 .215 -.077 -.068

classy .620 -.325 -.227 .309 -.185 .028 -.161 -.110 -.088 -.043 -.050

neat .534 -.172 -.347 -.155 -.190 -.008 -.256 .111 -.031 -.170 -.016

Component Matrixa

Component

Tabel 4.12 Hasil Rotasi Faktor

Page 69: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-69

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

strong .223 -.114 .535 -.058 .326 -.260 .242 .384 .181 -.122 .068

natural .320 .024 .468 .135 .284 .265 .272 .093 -.012 -.067 .113

elegant .251 .707 .094 .142 .105 -.037 .047 .061 .112 .152 .267

beautiful .065 .205 .018 .788 .004 -.110 .207 .055 .067 .214 .131

classic .011 -.110 -.013 .771 -.107 .071 .029 .222 -.130 .081 -.053

slim -.070 .008 -.070 .241 .185 .093 .022 .169 .066 .132 .687

durable .271 -.025 .106 -.108 .760 .114 -.017 .040 -.035 .100 .169

cheap .362 .175 .049 -.042 .200 .332 .065 .436 .197 .350 .162

long .076 .370 .418 -.003 .017 .136 -.319 .425 .303 -.094 -.085

practical .138 .228 .110 .216 -.041 .143 .162 .703 .095 -.070 .075

stylish -.007 .176 .212 .388 .245 .073 .276 -.123 .060 .575 .061

fashionable .214 -.042 .184 .200 -.003 .098 .077 .007 .060 .803 -.087

young .847 .106 .034 -.021 .109 .009 -.053 -.035 .142 .022 -.079

uptodate .573 .002 .058 .254 .159 -.250 .132 .491 -.020 .128 -.017

calm .048 .729 .141 -.028 -.010 .217 .143 .128 .075 -.088 .151

sexy .106 .332 .083 -.119 -.011 .171 .098 -.119 .055 -.240 .742

warm .022 .196 .036 -.085 .139 .693 .041 .140 -.211 .256 .150

cute .280 -.001 .202 .518 .198 .130 .061 -.094 .349 .132 .250

attractive .139 -.021 -.022 .358 .321 .069 .176 .197 .181 .380 .319

safe .523 .124 .148 .326 .137 .263 -.019 .323 .020 .065 .182

luxury -.006 .264 .191 .073 .112 .680 .137 .004 .255 -.099 .058

casual .230 .098 .191 .116 .033 .337 .732 -.109 .114 .074 .048

comfortable -.082 .046 -.100 .183 .110 -.063 .737 .289 .152 .157 .073

matching .030 .356 .677 .043 .280 -.008 -.171 .027 -.019 .259 .080

smooth .112 -.005 .782 .031 -.055 .195 .054 .034 .135 .180 -.063

characteristic .191 -.052 .273 .259 .252 .481 .196 .063 -.017 .143 .278

feminine -.012 .153 -.071 .035 .344 .409 -.154 .098 .613 .046 -.009

colourful .133 .057 .112 .000 -.054 -.158 .254 .050 .795 .061 .167

unique .006 .233 .265 -.002 .097 .107 .361 .332 .488 .112 -.130

handmade .098 .614 -.109 .002 .308 .291 -.016 .147 .077 .050 -.156

thick .154 .256 .073 .370 .582 .218 .165 -.052 .048 -.181 -.228

suitable -.168 .251 .123 -.011 .677 .109 .067 .025 .185 .138 .152

synchronyze .040 .384 .367 .125 .341 .107 .303 .340 -.187 .038 -.066

classy .500 .144 .020 .164 -.055 .071 .486 .391 .082 .065 .129

neat .588 .166 .325 .022 -.072 .070 .195 .120 -.074 .233 .046

Rotated Component Matrixa

Component

Dari Tabel 4.11 dan 4.12 dapat dibandingkan faktor yang dirotasikan

melalui metode varimax dengan yang tidak dirotasikan, maka dapat terlihat

adanya penyederhanaan korelasi antara faktor dengan variabel. Setelah dilakukan

rotasi, faktor 1 hanya berkorelasi dengan 7 variabel, begitu pula dengan faktor

yang lain. Penyederhanaan korelasi ini memudahkan penafsiran faktor-faktor

Page 70: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-70

tersebut dan tidak ada variabel yang berkorelasi dengan kedua faktor. Masing-

masing variabel kansei word ditempatkan pada faktor yang memiliki nilai korelasi

paling tinggi pada variabel tersebut, misalnya variabel strong memiliki nilai

loading faktor atau korelasi yang lebih dari 0,3 pada faktor 3, 5, dan 8, kemudian

untuk penempatannya dipilih nilai yang paling tinggi, variabel tersebut

ditempatkan pada faktor 5. Begitu pula berlaku untuk variabel yang lain.

Penempatan variabel-variabel kansei word pada faktor dengan nilai loading factor

paling tinggi dapat ditunjukkan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Penempatan Variabel pada Faktor yang Terbentuk

faktor variabel nilai loading factor

faktor 1 young .847

uptodate .573

safe .523

classy .500

neat .588

faktor 2 elegant .707

calm .729

synchronize .384

faktor 3 strong .535

natural .468

matching .677

smooth .782

faktor 4 beautiful .788

classic .771

cute .518

faktor 5 durable .760

thick .582

suitable .677

faktor 6 warm .693

luxury .680

characteristic .481

faktor 7 casual .732

comfortable .737

faktor 8 cheap .436

long .425

practical .703

faktor 9 feminine .613

colourful .795

unique .488

faktor 10 stylish .575

fashionable .803

attractive .380

faktor 11 slim .687

sexy .742

Setelah langkah penempatan variabel kansei word tersebut pada faktor

yang terbentuk berdasarkan nilai loading factor, selanjutnya dilakukan penamaan

faktor-faktor tersebut seperti yang tertampil pada Tabel 4.14. Penamaan faktor

ditetapkan dan dipilih berdasarkan variabel dengan nilai loading factor tertinggi

Page 71: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-71

pada masing-masing faktor. Faktor-faktor ini dijadikan media pengukuran

kombinasi item dan kategori pada analisis konjoin.

Tabel 4.14 Penamaan Faktor

faktor Nama Faktor

faktor 1 young

faktor 2 calm

faktor 3 smooth

faktor 4 beautiful

faktor 5 durable

faktor 6 warm

faktor 7 comfortable

faktor 8 practical

faktor 9 colourful

faktor 10 fashionable

faktor 11 sexy

4.4 Penentuan Stimuli Produk

Stimuli produk akan digunakan pada kuesioner III yang bertujuan untuk

mendapatkan data preferensi konsumen terhadap produk pakaian batik untuk

wanita. Stimuli produk merupakan kombinasi item dan kategori produk. Item dan

kombinasi poduk diperoleh dari hasil penyebaran kuesione II. Kuesioner II

sebagai kuesioner pendahuluan untuk kuesioner III yang bertujuan untuk

menentukan item dan kategori yang paling dipertimbangkan konsumen dalam

membeli produk pakaian batik untuk wanita. Pengekstrasian item dan kategori

dilakukan dengan melibatkan karyawan bagian desain produk dan pelayanan

konsumen di Batik Putra Bengawan, sehingga seluruh item dan kategori dapat

diekstraksikan. Seluruh hasil ekstraksi item dan kategori diperlihatkan pada Tabel

4.15 serta halaman lampiran L-12. Selanjutnya item dan kategori ini disusun dan

digunakan untuk kuesioner II. Sebanyak 30 responden dipilih untuk mewakili

konsumen dalam menentukan item dan kategori produk yang paling

dipertimbangkan. Penyebaran kuesioner II menghasilkan 5 item yang paling

dipertimbangkan dalam membeli pakaian batik untuk wanita, yaitu kualitas kain,

motif, warna, aksesoris, dan pembuatan. Masing-masing item terpilih 2 kategori

yang dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.15 Sampel Hasil Ekstraksi Item dan Kategori

Page 72: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-72

item kategori

santung

katun

primisima

doby

paris

viscos

sutra

solo

jogja

pesisir

abstrak

bunga

kombinasi

sogan

lasem

lawasan

gradasi

pasta

perpaduan banyak warna

kualitas kain

motif

warna

Tabel 4.16 Item dan Kategori yang Paling Dipertimbangkan

item kategori

katun

paris

bunga

kombinasi

sogan

gradasi

payet

obi

printing

cappembuatan

kualitas kain

motif

warna

aksesoris

Berdasarkan hasil kuesioner II dapat diketahui terdapat 5 item dan 2

kategori pada masing-masing item, maka selanjutnya dapat ditentukan metode

konjoin untuk merancang desain stimuli produk. Pada penelitian ini digunakan

pendekatan profil penuh untuk menampilkan kombinasi seluruh stimuli (item dan

kategori) yang akan dinilai oleh responden melalui kuesioner III. Pada Tabel 4.16

dapat dilihat bahwa dengan 5 item dan 2 kategori pada masing-masing item, maka

akan terbentuk 32 (25) kombinasi kategori. Oleh karena banyaknya kombinasi

kategori (stimulus) yang terbentuk, sehingga dapat menyebabkan responden

kesulitan dan membutuhkan banyak waktu dalam mengisi kuesioner III. Oleh

Page 73: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-73

karena itu, dilakukan reduksi menggunakan orthogonal array dengan bantuan

software SPSS 18.0 untuk membuat desain stimuli. Penggunaan orthogonal array

ini selain untuk mereduksi, kategori-kategori yang muncul dalam setiap

kombinasi dalam jumlah yang sama. Pada Tabel 4.17 menunjukkan stimuli yang

terbentuk sebanyak 8 buah dan tidak ada pengulangan kombinasi serta setiap item

diwakili kategori-kategori dalam jumlah yang sama.

Tabel 4.17 Pembentukan Stimuli (kombinasi item dan kategori) dengan

Orthogonal Array

stimuli kualitas_kain_batik motif_batik warna_batik aksesoris_batik pembuatan_batik

1 paris kombinasi sogan obi cap

2 katun kombinasi gradasi obi cap

3 katun bunga sogan obi printing

4 katun bunga gradasi payet cap

5 katun kombinasi sogan payet printing

6 paris bunga gradasi obi printing

7 paris kombinasi gradasi payet printing

8 paris bunga sogan payet cap

Kuesioner III dirancang berdasarkan 8 desain stimuli produk. Stimuli-

stimuli produk tersebut dinilai dengan 11 faktor kansei word yang dihasilkan pada

analisis faktor yang telah dilakukan, seperti yang dapat dilihat pada halaman

lampiran L-19. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kueisoner III,

yaitu dengan meminta responden untuk memberikan nilai skala semantic

differential 1 sampai 5 pada masing-masing kansei word dan negative kansei

word. Skala tersebut menunjukkan perasaan responden sesuai terhadap kansei

word atau negative kansei word dalam menilai stimuli produk. Kuesioner III

disebarkan pada konsumen yang berkunjung ke toko Batik Putra Bengawan setiap

harinya hingga jumlah responden yang telah ditentukan. Sebelum pengisian

kuesioner dilakukan, responden diberi penjelasan mengenai stimuli produk, kansei

word, dan cara pemberian nilai.

4.5 Preferensi Stimuli Responden Berdasarkan Faktor-Faktor Kansei word

Semua data preferensi responden yang telah dikumpulkan, selanjutnya

akan diolah dengan analisis konjoin untuk mendapatkan nilai utilitas dan

kepentingan relatif. Pengolahan analisis conjoin dilakukan dengan menggunakan

software SPSS 18.0. Langkah pertama, meng-input semua data yang dikumpulkan

Page 74: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-74

dari hasil kuesioner dengan 8 stimuli produk dan responden digunakan sebagai

variabel. Langkah selanjutnya, data preferensi responden terhadap stimuli produk

pakaian batik untuk wanita diolah menggunakan syntax SPSS. Pengolahan data

analisis konjoin dilakukan secara terpisah berdasarkan 11 faktor kansei word yang

dinilai. Interpretasi dan analisis dilakukan pada hasil akhir dari seluruh responden

pada setiap kansei word yang dinilai.

1. Kansei word “Young”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Pearson‟s R untuk kansei word “young” adalah 0,969 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat sehingga hasil

perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 22,134 dan 0,221, item motif adalah sebesar

18,924 dan 0,189, item warna adalah sebesar 22,818 dan 0,228, item aksesoris

adalah sebesar 19,258 dan 0,193, dan item pembuatan adalah sebesar 16,869 dan

0,169. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa warna kain paling mempengaruhi persepsi kansei word “young”

responden terhadap pakaian batik untuk wanita.

Pada output syntax analisis konjoin tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda. Contohnya, pada item kualitas kain terdapat

kategori produk yaitu katun dan paris, yang memiliki nilai utilitas – 0,103 dan

0,103. Nilai positif 0,103 pada kain paris mengindikasikan bahwa responden

memberikan nilai lebih pada produk pakaian batik yang menggunakan kain paris

dan lebih sesuai dengan kansei word “young”.. Berdasarkan Tabel 4.18, stimuli

Page 75: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-75

atau kombinasi kategori yang paling disenangi responden dan dianggap

menunjukkan kansei word “young” adalah produk pakaian batik dengan bahan

paris, bermotif bunga, warna gradasi, menggunakan aksesori tambahan berupa

obi, dan proses pembuatan printing.

2. Kansei word “Calm”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Pearson‟s R untuk kansei word “calm” adalah 0,999 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat sehingga hasil

perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 23,086 dan 0,231, item motif adalah sebesar

18,648 dan 0,186, item warna adalah sebesar 24,193 dan 0,242, item aksesoris

adalah sebesar 16,965 dan 0,170, dan item pembuatan adalah sebesar 17,108 dan

0,171. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa warna kain paling mempengaruhi persepsi kansei word “calm”

responden terhadap pakaian batik untuk wanita.

Pada output syntax analisis konjoin Tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda yang menunjukkan bahwa nilai positif berarti

kategori tersebut lebih disenangi oleh responden daripada kategori yang negative.

Contohnya, pada item warna terdapat kategori produk yaitu sogan dan gradasi,

yang memiliki nilai utilitas 0,102 dan – 0,102. Nilai positif 0,102 pada warna

sogan mengindikasikan bahwa responden memberikan nilai lebih pada produk

pakaian batik yang berwarna sogan dan lebih sesuai dengan kansei word “calm”.

Berdasarkan Tabel 4.18, stimuli atau kombinasi kategori yang paling

Page 76: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-76

dipertimbangkan persepsi responden dan mengindikasikan lebih sesuai dengan

kansei word “calm” adalah produk dengan bahan katun, bermotif bunga, warna

sogan, menggunakan aksesori tambahan berupa obi, dan proses pembuatan

printing.

3. Kansei word “Smooth”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Pearson‟s R untuk kansei word “smooth” adalah 0,820 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat sehingga hasil

perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 24,948 dan 0,259, item motif adalah sebesar

21,183 dan 0,212, item warna adalah sebesar 15,539 dan 0,155, item aksesoris

adalah sebesar 18,507 dan 0,185, dan item pembuatan adalah sebesar 19,22 dan

0,198. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa kualitas kain paling mempengaruhi persepsi kansei word

“smooth” responden terhadap pakaian batik untuk wanita.

Pada output syntax analisis konjoin Tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda yang menunjukkan bahwa nilai positif berarti

kategori tersebut lebih disenangi oleh responden daripada kategori yang negative.

Contohnya, pada item kualitas kain terdapat kategori produk yaitu katun dan paris,

yang memiliki nilai utilitas – 0,073 dan 0,073 Nilai positif 0,073 pada kain paris

mengindikasikan bahwa responden memberikan nilai lebih pada produk pakaian

batik yang dengan bahan dasar kain paris dan mengindikasikan lebih sesuai

dengan kansei word “smooth”. Berdasarkan Tabel 4.18, stimuli atau kombinasi

Page 77: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-77

kategori yang paling dipertimbangkan persepsi responden dan mengindikasikan

lebih sesuai dengan kansei word “smooth” adalah produk dengan bahan paris,

bermotif bunga, warna gradasi, menggunakan aksesori tambahan berupa payet,

dan proses pembuatan cap.

4. Kansei word “Beautiful”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Pearson‟s R untuk kansei word “beautiful” adalah 0,937 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat sehingga hasil

perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 20,585 dan 0,206, item motif adalah sebesar

20,967 dan 0,210, item warna adalah sebesar 22,905 dan 0,229, item aksesoris

adalah sebesar 17,126 dan 0,171, dan item pembuatan adalah sebesar 18,417 dan

0,184. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa warna yang paling mempengaruhi persepsi kansei word

“smooth” responden terhadap pakaian batik untuk wanita.

Pada output syntax analisis konjoin Tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda yang menunjukkan bahwa nilai positif berarti

kategori tersebut lebih disenangi oleh responden daripada kategori yang negative.

Contohnya, pada item aksesoris produk terdapat kategori produk yaitu obi dan

payet, yang memiliki nilai utilitas 0,045 dan - 0,045. Nilai positif 0,045 pada obi

mengindikasikan bahwa responden memberikan nilai lebih pada produk pakaian

batik yang dengan aksesoris tambahan yang berupa obi dan mengindikasikan

lebih sesuai dengan kansei word “beautiful”. Berdasarkan Tabel 4.18, stimuli

Page 78: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-78

atau kombinasi kategori yang paling dipertimbangkan persepsi responden dan

mengindikasikan lebih sesuai dengan kansei word “beautiful” adalah produk

dengan bahan paris, bermotif bunga, warna sogan, menggunakan aksesori

tambahan berupa obi, dan proses pembuatan printing.

5. Kansei word “Durable”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Pearson‟s R untuk kansei word “durable” adalah 0,960 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat sehingga hasil

perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 22,463 dan 0,225, item motif adalah sebesar

17,168 dan 0,172, item warna adalah sebesar 22,249 dan 0,222, item aksesoris

adalah sebesar 16,143 dan 0,161, dan item pembuatan adalah sebesar 21,977 dan

0,220. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa warna kain produk pakaian batik untuk wanita yang paling

mempengaruhi dan mewakili psikologis responden yang terdapat pada kansei

word “durable”.

Pada output syntax analisis konjoin Tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda yang menunjukkan bahwa nilai positif berarti

kategori tersebut lebih mewakili persepsi responden daripada kategori yang

negative. Contohnya, pada item warna terdapat kategori produk yaitu sogan dan

gradasi, yang memiliki nilai utilitas - 0,052 dan 0,052. Nilai positif 0,045 pada

warna gradasi mengindikasikan bahwa responden memberikan nilai lebih pada

produk pakaian batik dengan warna gradasi. Warna gradasi lebih mewakili sisi

Page 79: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-79

psikologis responden yang ada pada kansei word “durable”. Berdasarkan Tabel

4.18, stimuli atau kombinasi kategori yang paling dipertimbangkan persepsi

responden dan mengindikasikan lebih sesuai dengan kansei word “durable”

adalah produk dengan bahan paris, bermotif bunga, warna gradasi, menggunakan

aksesori tambahan berupa payet, dan proses pembuatan cap.

6. Kansei word “ Warm”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Pearson‟s R untuk kansei word “warm” adalah 0,985 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat sehingga hasil

perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 32,491 dan 0,325, item motif adalah sebesar

15,500 dan 0,155, item warna adalah sebesar 17,580 dan 0,176, item aksesoris

adalah sebesar 13,950 dan 0,139, dan item pembuatan adalah sebesar 20,479 dan

0,205. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa kualitas kain mempengaruhi penilaian kansei word “warm”

responden terhadap pakaian batik untuk wanita. Nilai tingkat kepentingan kualitas

kain menunjukkan bahwa item tersebut paling berpengaruh terhadap persepsi

responden yang mengindikasikan produk pakaian batik untuk wanita panas atau

dingin saat dipakai.

Pada output syntax analisis konjoin tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda yang menunjukkan bahwa nilai positif berarti

kategori tersebut lebih disenangi oleh responden daripada kategori yang negative.

Contohnya, pada item kualitas kain terdapat kategori produk yaitu katun dan paris,

Page 80: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-80

yang memiliki nilai utilitas sebesar 0,273 dan - 0,273. Nilai positif 0,273 pada

kain katun mengindikasikan bahwa responden memberikan nilai lebih pada

produk pakaian batik dengan kain katun. Berdasarkan Tabel 4.18, stimuli atau

kombinasi kategori yang paling dipertimbangkan persepsi responden dan

mengindikasikan lebih sesuai dengan kansei word “warm” adalah produk dengan

bahan paris, bermotif bunga, warna gradasi, menggunakan aksesori tambahan

berupa payet, dan proses pembuatan cap.

7. Kansei word “Comfortable”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Pearson‟s R untuk kansei word “comfortable” adalah 0,952 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat

sehingga hasil perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 20,077 dan 0,201, item motif adalah sebesar

19,991 dan 0,200, item warna adalah sebesar 17,077 dan 0,171, item aksesoris

adalah sebesar 20,548 dan 0,205, dan item pembuatan adalah sebesar 22,307 dan

0,223. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa proses pembuatan paling berpengaruh pada persepsi kansei word

“comfortable” responden terhadap pakaian batik untuk wanita. Proses pembuatan

dinilai oleh responden sebagai item yang dapat membuat pakaian batik nyaman

saat dipakai.

Pada output syntax analisis konjoin Tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda yang menunjukkan bahwa nilai positif berarti

kategori tersebut lebih disenangi oleh responden daripada kategori yang negative.

Page 81: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-81

Contohnya, pada item kualitas kain terdapat kategori produk yaitu katun dan paris,

yang memiliki nilai utilitas sebesar - 0,148 dan 0,148. Nilai utilitas positif

sebesar 0,148 pada kategori kain paris mengindikasikan bahwa responden

memberikan nilai lebih pada produk pakaian batik dengan kain paris. Nilai

tersebut juga mengindikasikan bahwa kain paris lebih diutamakan oleh responden

daripada kain katun untuk memperoleh kenyamanan saat memakai pakaian batik.

Berdasarkan Tabel 4.18, stimuli atau kombinasi kategori yang paling

dipertimbangkan persepsi responden dan mengindikasikan lebih sesuai dengan

kansei word “comfortable” adalah produk dengan bahan paris, bermotif bunga,

warna gradasi, menggunakan aksesori tambahan berupa payet, dan proses

pembuatan printing.

8. Kansei word “Easy to Use”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Pearson‟s R untuk kansei word “easy to use” adalah 0,996 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat

sehingga hasil perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 23,269 dan 0,233, item motif adalah sebesar

20,545 dan 0,205, item warna adalah sebesar 18,483 dan 0,185, item aksesoris

adalah sebesar 15,940 dan 0,159, dan item pembuatan adalah sebesar 21,764 dan

0,218. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa kualitas kain paling berpengaruh pada penilaian kansei word

“easy to use” responden terhadap pakaian batik untuk wanita. Persepsi responden

lebih mengutamakan kualitas kain sebagai item pada pakaian batik untuk wanita.

Pada output syntax analisis konjoin Tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

Page 82: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-82

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda yang menunjukkan bahwa nilai positif berarti

kategori tersebut lebih disenangi oleh responden daripada kategori yang negative.

Contohnya, pada item aksesoris terdapat kategori produk yaitu obi dan payet, yang

memiliki nilai utilitas sebesar - 0,108 dan 0,108. Nilai utilitas positif sebesar

0,108 pada kategori aksesoris payet mengindikasikan bahwa responden

memberikan nilai lebih pada produk pakaian batik dengan aksesoris tambahan

berupa payet. Nilai tersebut juga mengindikasikan bahwa payet lebih diutamakan

oleh responden daripada obi karena payet telah dpasang pada pakaian batik

sehingga mudah saat memakainya. Berdasarkan Tabel 4.18, stimuli atau

kombinasi kategori yang paling dipertimbangkan persepsi responden dan

mengindikasikan lebih sesuai dengan kansei word “easy to use” adalah produk

dengan bahan paris, bermotif kombinasi, warna gradasi, menggunakan aksesori

tambahan berupa payet, dan proses pembuatan cap.

9. Kansei word “Colourful”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Pearson‟s R untuk kansei word “colourful” adalah 0,988 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat sehingga hasil

perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 17,466 dan 0,175, item motif adalah sebesar

10,153 dan 0,102, item warna adalah sebesar 43,926 dan 0,439, item aksesoris

adalah sebesar 14,414 dan 0,144, dan item pembuatan adalah sebesar 14,041 dan

0,140. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa warna paling berpengaruh pada penilaian kansei word

“colourful” responden terhadap pakaian batik untuk wanita. Responden lebih

Page 83: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-83

mengutamakan warna karena dapat merefleksikan kansei word “colourful”. Hal

ini sangat berkaitan erat dengan fungsi warna sebagai item dominan yang dapat

membuat produk pakaian batik terlihat berwarna-warni.

Pada output syntax analisis konjoin tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda yang menunjukkan bahwa nilai positif berarti

kategori tersebut lebih disenangi oleh responden daripada kategori yang negative.

Contohnya, pada item warna terdapat kategori produk yaitu sogan dan gradasi,

yang memiliki nilai utilitas sebesar - 0,632 dan 0,632. Nilai utilitas positif sebesar

0,632 pada kategori warna gradasi mengindikasikan bahwa responden

memberikan nilai lebih pada produk pakaian batik yang berwarna gradasi. Nilai

tersebut juga mengindikasikan bahwa warna gradasi lebih diutamakan oleh

responden daripada warna sogan saat memakai pakaian batik. Warna gradasi lebih

mewakili persepsi colourful. Berdasarkan Tabel 4.18, stimuli atau kombinasi

kategori yang paling dipertimbangkan persepsi responden dan mengindikasikan

lebih sesuai dengan kansei word “colourful” adalah produk dengan bahan paris,

bermotif kombinasi, warna gradasi, menggunakan aksesori tambahan berupa obi,

dan proses pembuatan printing.

10. Kansei word “Fashionable”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Pearson‟s R untuk kansei word “fashionable” adalah 0,882 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,002, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat

sehingga hasil perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 23,116 dan 0,231, item motif adalah sebesar

Page 84: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-84

17,988 dan 0,180, item warna adalah sebesar 17,571 dan 0,176, item aksesoris

adalah sebesar 23,550 dan 0,236, dan item pembuatan adalah sebesar 17,774 dan

0,178. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa aksesoris paling dipertimbangkan pada penilaian persepsi kansei

word “fashionable” responden terhadap pakaian batik untuk wanita. Penggunaan

aksesoris yang tepat dapat memberikan nilai tambah sehingga produk pakaian

batik terlihat lebih fashionable.

Pada output syntax analisis konjoin Tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda yang menunjukkan bahwa nilai positif berarti

kategori tersebut lebih disenangi oleh responden daripada kategori yang negative.

Contohnya, pada item motif batik terdapat kategori produk yaitu bunga dan

kombinasi, yang memiliki nilai utilitas sebesar 0,102 dan - 0,102. Nilai utilitas

positif sebesar 0,102 pada kategori motif bunga mengindikasikan bahwa

responden memberikan nilai lebih pada produk pakaian batik yang bermotifkan

bunga. Nilai tersebut juga mengindikasikan bahwa motif bunga lebih diutamakan

oleh responden daripada motif kombinasi saat memakai pakaian batik. Persepsi

responden menunjukkan bahwa motif bunga lebih sesuai untuk wanita saat

memakai produk pakaian batik. Berdasarkan Tabel 4.18, stimuli atau kombinasi

kategori yang paling dipertimbangkan persepsi responden dan mengindikasikan

lebih sesuai dengan kansei word “fashionable” adalah produk dengan bahan

paris, bermotif bunga, warna gradasi, menggunakan aksesori tambahan berupa

obi, dan proses pembuatan printing.

11. Kansei word “Sexy”

Sebelum dilakukan analisis terhadap tingkat utilitas dan kepentingan,

sebelumnya dilakukan evaluasi goodness of fit terhadap nilai korelasi yang

dimiliki. Penaksiran goodness of fit bertujuan untuk menguji konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner. Penaksiran goodness of fit pada SPSS dapat

dilihat pada nilai Pearson‟s R. Nilai yang menjamin keakuratan dan konsistensi

responden dalam mengisi kuesioner pada batas minimum koefisien Pearson‟s R

adalah 0,4 dan nilai signifikansi < 0,05. Pada Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai

Page 85: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-85

Pearson‟s R untuk kansei word “sexy” adalah 0, 966 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,000, dapat disimpulkan bahwa data telah akurat sehingga hasil

perhitungan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

Pada Tabel 4.18 dapat dilihat nilai tingkat kepentingan dan bobot untuk

atribut (item) kualitas kain adalah 24,162 dan 0,242, item motif adalah sebesar

17,951 dan 0,180, item warna adalah sebesar 17,152 dan 0,172, item aksesoris

adalah sebesar 16,590 dan 0,166, dan item pembuatan adalah sebesar 24,144 dan

0,241. Dengan demikian dari nilai tingkat kepentingan dan bobot item dapat

diketahui bahwa kualitas kain paling dipertimbangkan pada penilaian persepsi

kansei word “sexy” responden terhadap pakaian batik untuk wanita. Responden

menilai bahwa kain yang digunakan pada pakaian batik dapat merefleksikan

persepsi seksi saat memakainya.

Pada output syntax analisis konjoin Tabel 4.18, dapat dilihat nilai utilitas

setiap kategori (level) stimuli produk pakaian batik untuk wanita dari setiap

atribut. Dua kategori pada masing-masing atribut (item) tersebut memiliki nilai

yang sama, tetapi berlawanan tanda yang menunjukkan bahwa nilai positif berarti

kategori tersebut lebih disenangi oleh responden daripada kategori yang negative.

Contohnya, pada item kualitas kain terdapat kategori produk yaitu katun dan paris,

yang memiliki nilai utilitas sebesar - 0,125 dan 0,125. Nilai utilitas positif sebesar

0,125 pada kategori kain paris mengindikasikan bahwa responden memberikan

nilai lebih pada produk pakaian batik yang menggunakan bahan dasar kain paris.

Nilai tersebut juga mengindikasikan bahwa kain paris lebih diutamakan oleh

responden daripada kain katun agar terlihat seksi saat memakai pakaian batik.

Berdasarkan Tabel 4.18, stimuli atau kombinasi kategori yang paling

dipertimbangkan persepsi responden dan mengindikasikan lebih sesuai dengan

kansei word “sexy” adalah produk dengan bahan paris, bermotif bunga, warna

sogan, menggunakan aksesori tambahan berupa obi, dan proses pembuatan

printing.

Tabel 4.18 Rekapitulasi Nilai Kepentingan Item dan Utilitas kategori

Page 86: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-86

Kansei Word Nilai Pearson' R Item Nilai kepentingan Item Kategori Utilitas kategorikatun -.103

paris .103

bunga .013

kombinasi -.013

sogan -.267

gradasi .267

obi .110

payet -.110

printing .063

cap -.063

katun -.103

paris .103

bunga .013

kombinasi -.013

sogan -.267

gradasi .267

obi .110

payet -.110

printing .063

cap -.063

katun -.073

paris .073

bunga .090

kombinasi -.090

sogan -.047

gradasi .047

obi -.023

payet .023

printing -.063

cap .063

katun -.008

paris .008

bunga .045

kombinasi -.045

sogan .038

gradasi -.038

obi .045

payet -.045

printing .015

cap -.015

kualitas_kain

motif

warna

aksesoris

pembuatan

22.134

18.924

22.818

19.256

16.869

Young

Calm

kualitas_kain 23.086

motif 18.648

warna 24.193

aksesoris 16.965

pembuatan 17.108

Smooth

kualitas_kain 24.948

motif 21.183

warna 15.539

aksesoris 18.507

pembuatan 19.822

Beautiful

kualitas_kain 20.585

motif 20.967

warna 22.905

aksesoris 17.126

pembuatan 18.417

.969

.999

.820

.937

Tabel 4.18 Rekapitulasi Nilai Kepentingan Item dan Utilitas kategori (Lanjutan)

Page 87: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-87

Kansei Word Nilai Pearson' R Item Nilai kepentingan Item Kategori Utilitas kategorikatun -.052

paris .052

bunga .002

kombinasi -.002

sogan -.052

gradasi .052

obi -.112

payet .112

printing -.078

cap .078

katun .273

paris -.273

bunga -.003

kombinasi .003

sogan .077

gradasi -.077

obi -.040

payet .040

printing .107

cap -.107

katun -.148

paris .148

bunga .038

kombinasi -.038

sogan -.088

gradasi .088

obi -.015

payet .015

printing .078

cap -.078

katun -.058

paris .058

bunga -.048

kombinasi .048

sogan -.018

gradasi .018

obi -.108

payet .108

printing -.022

cap .02221.764

Easy to Use

kualitas_kain 23.269

motif 20.545

warna 18.483

aksesoris 15.940

pembuatan

Durable

kualitas_kain 21.979

motif 16.420

warna 22.764

aksesoris 18.234

pembuatan 20.603

Warm

kualitas_kain 32.491

motif 15.500

Comfortable

kualitas_kain 20.077

motif 19.991

warna 17.077

aksesoris

.985

20.548

pembuatan 22.307

aksesoris 13.950

pembuatan 20.479

warna 17.580

.952

.996

.960

Tabel 4.18 Rekapitulasi Nilai Kepentingan Item dan Utilitas kategori (Lanjutan)

Page 88: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-88

Kansei Word Nilai Pearson' R Item Nilai kepentingan Item Kategori Utilitas kategorikatun -.092

paris .092

bunga -.028

kombinasi .028

sogan -.632

gradasi .632

obi .018

payet -.018

printing .058

cap -.058

katun -.092

paris .092

bunga .102

kombinasi -.102

sogan -.008

gradasi .008

obi .085

payet -.085

printing .092

cap -.092

katun -.125

paris .125

bunga .078

kombinasi -.078

sogan .055

gradasi -.055

obi .012

payet -.012

printing .155

cap -.155

16.590

pembuatan 24.144

pembuatan 17.774

14.041

Sexy

kualitas_kain 24.162

motif 17.951

warna 17.152

aksesoris

Fashionable

kualitas_kain 23.116

motif 17.988

warna 17.571

aksesoris 23.550

Colourful

kualitas_kain 17.466

motif 10.153

warna 43.926

aksesoris 14.414

pembuatan

.988

.882

.966

4.6 Klaster Produk Berdasar Preferensi Responden

Pengolahan analisis klaster data dilakukan untuk mendapatkan kansei

word yang menjadi faktor paling dipertimbangkan oleh responden dan klasifikasi

kategori produk untuk memenuhi sisi psikologis responden pada 11 faktor. Pada

tahap pertama, analisis klaster dilakukan dengan metode K-means Cluster dengan

bantuan SPSS 18.0. Dengan metode K-means Cluster, ditentukan 4 klaster

berdasarkan hasil segmentasi stimuli produk. Pengolahan analisis faktor ini

Page 89: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-89

menggunakan data nilai kepentingan setiap item pada 11 faktor yang dihasilkan

dari analisis konjoin. Analisis klaster yang dilakukan menghasilkan rata-rata nilai

setiap faktor pada 4 klaster yang dapat dilihat pada Tabel 4.19. Rata-rata nilai

setiap item tersebut yang mengindikasikan faktor-faktor yang menjadi preferensi

responden. Berdasarkan Tabel 4.19, nilai yang didapatkan faktor warm yang

tertinggi sebesar 32,491 dan terpaut jauh dengan nilai pada faktor yang lain,

sehingga dapat diindikasikan bahwa warm menjadi faktor yang paling

dipertimbangkan untuk rancangan produk yang akan dihasilkan. Nilai setiap

faktor pada klaster 2 mengindikasikan bahwa faktor sexy yang paling

dipertimbangkan oleh responden berdasarkan nilai yang diperoleh sebesar 24,144

lebih besar daripada faktor lain. Faktor colourful menjadi pertimbangan utama

pada klaster 3 dengan nilai sebesar 43,926. Sedangkan untuk klaster 4, faktor

comfortable dan fashionable yang paling dipertimbangkan oleh responden. Kedua

faktor memiliki nilai yang paling besar dan tidak terpaut jauh.

Tabel 4.19 Hasil Analisis Klaster terhadap Nilai Kepentingan Item Setiap

faktor

1 2 3 4

young 22.134 16.869 22.818 19.090

calm 23.086 17.108 24.193 17.807

smooth 24.948 19.822 15.539 19.845

beautiful 20.585 18.417 22.905 19.047

durable 21.979 20.603 22.764 17.327

warm 32.491 20.479 17.580 14.725

comfortable 20.077 22.307 17.077 20.270

easy_to_use 23.269 21.764 18.483 18.243

colourful 17.466 14.041 43.926 12.284

fashionable 23.116 17.774 17.571 20.769

sexy 24.162 24.144 17.152 17.271

FaktorKlaster

. Sedangkan pada tahap kedua, analisis klaster dilakukan dengan metode

ward pada masing-masing faktor kansei word yang bertujuan untuk

mengelompokkan 8 produk, sehingga dapat diperoleh karakteristik (kategori)

yang dipertimbangkan responden dengan lebih rinci berdasarkan preferensi

respondena. Penentuan jumlah klaster produk pada masing-masing faktor

berdasarkan dendogram dan koefisien jarak euclidean kuadrat pada

Page 90: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-90

aggloromerative schedule di halaman lampiran L-24.

1. Kansei word “Young”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.1 menunjukkan bahwa

terdapat 3 klaster. Proses pengklasteran dilakukan dengan beberapa tahap,

pertama seperti terlihat pada Gambar 4.1 produk 1 dan 5 serta 6 dan 7 memiliki

jarak euclidean yang dekat, sehingga dapat dijadikan dalam satu klaster. Klaster 1

antara produk 1 dan 5 memiliki kesamaan karakteristik berupa motif kombinasi

dan warna sogan, sedangkan klaster 2 antara produk 3 dan 8 sama-sama bermotif

bunga. Kemudian mengelompokkan produk 3 dan 8 dengan produk 4 karena

klaster yang hanya berisi satu variabel tidak mempunyai arti, antara produk 3 dan

8 dengan produk 4 sama-sama motif bunga. Langkah selanjutnya

mengelompokkan produk 6, 7, dan 2 untuk menghindari klaster yang hanya berisi

satu variabel. Klaster ini memiliki kesamaan karakteristik yaitu warna gradasi.

Masing-masing klaster dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Gambar 4.1 Dendogram Klaster Kansei word “Young”

2. Kansei word “Calm”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.2 menunjukkan bahwa

terdapat 4 klaster. Proses pengklasteran dilakukan dengan beberapa tahap,

pertama seperti terlihat pada Gambar 4.2 produk 7 dan 8, 2 dan 3, serta 1 dan 5

Page 91: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-91

memiliki jarak euclidean kuadrat yang dekat, sehingga dapat dijadikan dalam satu

klaster. Klaster 1 antara produk 7 dan 8 memiliki kesamaan karakteristik berupa

bahan paris dan aksesoris payet, klaster 2 antara produk 2 dan 3 memiliki

kesamaan karakteristik yaitu sama-sama berbahan katun dan akesoris obi, klaster

4 antara produk 1 dan 5 memiliki karakteristik warna sogan. Kemudian klaster 2

yang memiliki jarak yang dekat dengan dikelompokkan dengan produk 6 dimana

terdapat kesamaan karakteristik berupa aksesoris obi. Kemudian

mengelompokkan produk 4 dengan produk 2, 3, dan 6, akan tetapi produk 4 tidak

memiliki aksesoris obi, maka produk 4 dikelompokkan dengan produk yang

terdekat atau produk 6 untuk menghindari klaster yang hanya berisi satu variabel.

Klaster 3 yang terdiri dari produk 6 dan 4 ini memiliki kesamaan karakteristik

berupa motif bunga. Masing-masing klaster dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Gambar 4.2 Dendogram Klaster Kansei word “Calm”

3. Kansei word “Smooth”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.3 menunjukkan bahwa

terdapat 4 klaster. Proses pengklasteran dilakukan dengan beberapa tahap,

pertama seperti terlihat pada Gambar 4.3 produk 7, 8, dan 2, 1 dan 3, serta 4, 6

dan 5 memiliki jarak euclidean kuadrat yang dekat, sehingga dapat dijadikan

Page 92: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-92

dalam satu klaster. Klaster 1 antara produk 7, 8 dan 2 memiliki kesamaan

karakteristik yang bervariatif, namun demikian dapat terlihat pada garis-garis

yang menghubungkan produk pada Gambar 4.3 bahwa produk 7 berhubungan

dengan produk 8 memiliki kesamaan karakteristik kain paris dan aksesoris payet,

sedangkan produk 7 dengan 2 memiliki kesamaan karakteristik motif kombinasi

dan warna gradasi. Klaster 2 antara produk 1 dan 3 memiliki kesamaan

karakteristik yaitu sama-sama berwarna sogan dan akesoris obi, klaster 3 antara

produk 4, 6, dan 5 karakteristik bervariasi, tidak terdapat karakteristik yang sama

yang ada pada ketiga produk. Apabila dilihat dari garis-garis yang

menghubungkan, maka produk 4 berhubungan dengan produk 6 dan produk 5

sehingga kesamaan karakteristik dapat diketahui. Antara produk 4 dan 6 sama-

sama berkarakteristikan motif bunga dan warna gradasi, sedangkan produk 4 dan

5 memiliki karaktersitik yang sama berupa kain katun dan aksesoris payet

Masing-masing klaster dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Gambar 4.3 Dendogram Klaster Kansei word “Smooth”

4. Kansei word “Beautiful”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.4 menunjukkan bahwa

terdapat 3 klaster. Proses pengklasteran dilakukan dengan beberapa tahap,

pertama seperti terlihat pada Gambar 4.4 produk 1 dan 5, 3, 8, dan 7, serta 2, 6

dan 4 memiliki jarak euclidean kuadrat yang dekat, sehingga dapat dijadikan

Page 93: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-93

dalam satu klaster. Klaster 1 antara produk 1 dan 5 memiliki kesamaan

karakteristik motif kombinasi. Klaster 2 antara produk 3, 8, dan 7 tidak memiliki

kesamaan karakteristik apabila ketiganya langsung dikelompokkan. Akan tetapi,

apabila sesuai yang terlihat pada garis-garis yang menghubungkan produk pada

Gambar 4.4 bahwa produk 3 berhubungan dengan produk 8 memiliki kesamaan

karakteristik warna sogan, sedangkan produk 3 dengan 7 memiliki kesamaan

karakteristik motif bunga. Klaster 3 antara produk 2, 6, dan 4 memiliki kesamaan

karakteristik yaitu sama-sama berwarna gradasi. Masing-masing klaster dapat

dilihat pada Tabel 4.20.

Gambar 4.4 Dendogram Klaster Kansei word “Calm”

5. Kansei word “Durable”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.5 menunjukkan bahwa

terdapat 4 klaster. Proses pengklasteran dilakukan berdasarkan pada garis-garis

yang berhubungan pada Gambar 4.5, maka produk 1 dan 8, 4 dan 7, 2 dan 6, serta

3 dan 5 memiliki jarak euclidean kuadrat yang dekat, sehingga dapat dijadikan

dalam satu klaster. Klaster 1 antara produk 1 dan 8 memiliki kesamaan

karakteristik yaitu produk pakaian batik cap. Klaster 2 antara produk 4 dan 7

merupakan produk pakaian batik dengan warna gradasi dan menggunakan

Page 94: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-94

aksesoris payet. Klaster 3 antara produk 2 dan 6 memiliki kesamaan karakteristik

yaitu sama-sama berwarna gradasi dan menggunakan aksesoris obi. Klaster 4

antara produk 3 dan 5 merupakan produk pakaian batik printing yang

menggunakan bahan katun dan warna sogan. Masing-masing klaster dapat dilihat

pada Tabel 4.20.

Gambar 4.5 Dendogram Klaster Kansei word “Durable”

6. Kansei word “Warm”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.6 menunjukkan bahwa

terdapat 3 klaster. Proses pengklasteran dilakukan dengan beberapa tahap,

pertama seperti terlihat pada garis-garis yang menghubungkan produk pada

Gambar 4.6, maka produk 6 dan 7, 2 dan 4, serta 3 dan 5 memiliki jarak euclidean

kuadrat yang dekat, sehingga dapat dijadikan dalam satu klaster. Klaster 1 antara

produk 6 dan 7 memiliki kesamaan karakteristik yaitu produk pakaian batik

printing menggunakan bahan paris dan warna gradasi. Pada Gambat 4.6

berdasarkan garis-garis yang menghubungkan produk, klaster 1 memiliki jarak

yang dekat dengan produk 8. Klaster 1 dan produk 8 memiliki kesamaan

karakteristik yaitu bahan paris, maka produk 8 dikelompokkan menjadi klaster 1.

Oleh karena klaster 1 yang terdiri dar produk 6, 7, dan 8 berdekatan dengan

produk 1 dan memiliki kesamaan karakteristik yaitu menggunakan bahan paris,

maka selanjutnya klaster 1 diwakili oleh produk 6, 7, 8, dan 1. Klaster 2 antara

Page 95: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-95

produk 2 dan 4 merupakan produk pakaian batik cap menggunakan bahan katun

dan dengan warna gradasi. Klaster 3 antara produk 3 dan 5 memiliki kesamaan

karakteristik yaitu produk pakaian batik printing yang menggunakan bahan katun.

Masing-masing klaster dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Gambar 4.6 Dendogram Klaster Kansei word “Warm”

7. Kansei word “Comfortable”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.7 menunjukkan bahwa

terdapat 3 klaster. Proses pengklasteran dilakukan dengan beberapa tahap,

pertama seperti terlihat pada garis-garis yang menghubungkan produk pada

Gambar 4.3, maka produk 2 dan 8, 3 dan 4, serta 3 dan 5 memiliki jarak euclidean

kuadrat yang dekat, sehingga dapat dijadikan dalam satu klaster. Klaster 1 antara

produk 2 dan 8 memiliki kesamaan karakteristik yaitu produk pakaian batik cap.

Pada Gambat 4.7 berdasarkan garis-garis yang menghubungkan produk, klaster 1

memiliki jarak yang dekat dengan produk 1. Klaster 1 dan produk 1 memiliki

kesamaan karakteristik yaitu produk pakaian batik cap, maka produk 8

dikelompokkan menjadi klaster 1. Klaster 2 antara produk 3 dan 4 merupakan

produk pakaian batik menggunakan bahan katun dan dengan motif bunga.

Sedangkan klaster 3 terdiri dari produk 6, 7, dan 5. Produk 6 dan 7 tergabung

dalam 1 klaster karena jarak berdekatan dan memiliki kesamaan karakteristik

Page 96: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-96

produk pakaian batik printing dan dengan warna gradasi. Sedangkan produk 5,

seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.7, berdekatan dengan klaster antara

produk 6 dan 7. Apabila dibentuk klaster 4 hanya diwakili prdouk 5, maka klaster

ini tidak memiliki arti. Oleh karena itu, produk 5 digabungkan dengan klaster 3

dimana memiliki kesamaan karakteristik yaitu produk pakaian batik printing.

Masing-masing klaster dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Gambar 4.7 Dendogram Klaster Kansei word “Comfortable”

8. Kansei word “Easy to Use”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.8 menunjukkan bahwa

terdapat 3 klaster. Proses pengklasteran dilakukan dengan beberapa tahap,

pertama seperti terlihat pada garis-garis yang menghubungkan produk pada

Gambar 4.3, maka produk 7 dan 8, 1 dan 3, serta 4 dan 5 memiliki jarak euclidean

kuadrat yang dekat, sehingga dapat dijadikan dalam satu klaster. Klaster 1 antara

produk 7 dan 8 memiliki kesamaan karakteristik yaitu produk pakaian batik cap.

Klaster 1 ini dapat dihubungkan dengan produk 1 dan 3 sesuai dengan garis-garis

yang menghubungkan pada Gambar 4.8, akan tetapi pengelompokan ini

menjadikan tidak ada kesamaan karakteristik pada klaster 1. Oleh karena itu

produk 1 dan 3 dikelompokkan menjadi klaster 2 karena jarak Euclidean kuadrat

berdekatan dan memiliki kesamaan karakteristik yaitu produk pakaian batik

dengan warna sogan dan menggunakan aksesoris obi. Klaster 3 mula-mula

Page 97: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-97

perpaduan antara produk 4 dan 5 denagn kesamaan karakteristik yaitu produk

pakaian batik yang menggunakan bahan katun dan aksesoris payet. Kemudian

klaster 3 dihubungkan dengan produk 2 karena jarak yang berdekatan. Antara

klaster 3 dengan produk 2 memiliiki kesamaan karakteristik yaitu kain katun.

Sedangkan pada produk 6, tidak memungkinkan untuk membuat produk 6

menjadi kelompok atau klaster yang baru karena tidak mempunyai arti. Oleh

karena itu, produk 6 dapat digabungkan dengan klaster 3 karena jarak euclidean

kuadrat berdekatan. Akan tetapi variasi kain pada produk 6 tidak sama dengan

klaster 3. Masing-masing klaster dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Gambar 4.8 Dendogram Klaster Kansei word “Easy to Use”

9. Kansei word “Colourful”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.9 menunjukkan bahwa

terdapat 2 klaster. Proses pengklasteran dilakukan berdasarkan pada garis-garis

yang menghubungkan produk dan jarak euclidean kuadrat pada Gambar 4.9, maka

produk 1, 3, 5, dan 8 dan produk 2, 6, 7 dan 4 terbentuk menjadi 2 klaster.

Berdasarkan pada Gambar 4.9, klaster 1 terbentuk dari 2 kelompok produk yaitu

produk 1 dan 3 serta 5 dan 8. Kelompok produk 1 dan 3 memiliki kesamaan

karakteristik berupa warna sogan dan aksesoris obi, sedangkan antara produk 5

dan 8 merupakan produk pakaian batik dengan warna sogan dan aksesoris payet.

Selanjutnya kedua kelompok tersebut diklasterkan untuk penyederhanaan

klasifikasi, sehingga diperoleh karakteristik yang sama yaitu warna sogan. Pada

Page 98: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-98

klaster 2 terbentuk klaster antara produk 2, 6, dan 7 yang memiliki kesamaan

karakteristik berupa warna gradasi. Kemudian klaster ini dihubungkan dengan

produk 4, maka klaster 2 yang terbentuk memiliki kesamaan karakteristik yaitu

warna gradasi. Masing-masing klaster dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Gambar 4.9 Dendogram Klaster Kansei word “Colourful”

10. Kansei word “Fashionable”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.10 menunjukkan

bahwa terdapat 3 klaster. Proses pengklasteran dilakukan berdasarkan pada garis-

garis yang menghubungkan produk dan jarak euclidean kuadrat pada Gambar 4.9,

maka produk 7 dan 8, produk 2 dan 3, serta produk 4 dan 5 terbentuk menjadi 3

klaster. Klaster 1 antara produk 7 dan 8 memiliki kesamaan karakteristik yaitu

produk pakaian batik menggunakan bahan paris dan aksesoris payet. Pada Gambat

4.10 berdasarkan garis-garis yang menghubungkan produk, klaster 1 memiliki

jarak yang dekat dengan produk 6. Klaster 1 dan produk 6 memiliki kesamaan

karakteristik yaitu produk pakaian batik dengan bahan paris, maka produk 6

dikelompokkan menjadi klaster 1. Klaster 2 terdiri dari produk 2 dan 3 memiliki

kesamaan karakteristik berupa produk pakaian batik yang menggunakan bahan

katun dan aksesoris obi. Sedangkan klaster 3 antara produk 4, 5, dan 1 tidak

memiliki kesamaan karakteristik apabila ketiganya langsung dikelompokkan.

Page 99: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-99

Akan tetapi, apabila sesuai yang terlihat pada garis-garis yang menghubungkan

produk pada Gambar 4.10 bahwa produk 4 berhubungan dengan produk 5

memiliki kesamaan karakteristik berupa bahan katun dan aksesoris payet,

sedangkan produk 4 dengan 1 memiliki kesamaan karakteristik berupa produk

pakaian batik cap. Masing-masing klaster dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Gambar 4.10 Dendogram Klaster Kansei word “Fashionable”

11. Kansei word “Sexy”

Hasil yang ditunjukkan pada dendogram Gambar 4.11 menunjukkan

bahwa terdapat 3 klaster. Proses pengklasteran dilakukan berdasarkan pada garis-

garis yang menghubungkan produk dan jarak euclidean kuadrat pada Gambar 4.9,

maka peoduk 1 dan 4, produk 7 dan 8, serta produk 2 dan 5 terbentuk menjadi 3

klaster. Klaster 1 antara produk 1 dan 4 memiliki kesamaan karakteristik yaitu

produk pakaian batik cap. Klaster 2 yang terbentuk dari gabungan produk 7 dan 8

memiliki kesamaan karakteristik yaitu produk pakaian batik menggunakan bahan

paris dengan aksesoris payet. Pada Gambat 4.11 berdasarkan garis-garis yang

menghubungkan produk, klaster 2 memiliki jarak yang dekat dengan produk 6.

Klaster 2 dan produk 6 memiliki kesamaan karakteristik yaitu produk pakaian

batik dengan bahan paris, maka produk 6 dikelompokkan menjadi klaster 1.

Sedangkan klaster 3 terdiri dari produk 2 dan 5 memiliki kesamaan karakteristik

Page 100: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-100

berupa produk pakaian batik yang menggunakan bahan katun. Klaster 3 terhubung

kepada produk 3 dengan jarak yang dekat. Klaster 3 yang terbentuk

diklasifikasikan berdasar bahan katun. Produk 3 tidak dapat dijadikan klaster

sendiri karena mengakibatkan klaster yang terbentuk tidak memiliki arti. Masing-

masing klaster dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Gambar 4.11 Dendogram Klaster Kansei word “Sexy”

Tabel 4.20 Rekapitulasi Klaster pada Masing-Masing Kansei word

Page 101: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

IV-101

Kansei Word Klaster Produk Kesamaan Karakteristik

1 1,5 motif kombinasi dan warna sogan

2 3,8,4 motif bunga

3 6,7,2 warna gradasi

1 7,8 bahan paris dan aksesoris payet

2 2,3 bahan katun dan aksesoris obi

3 4,6 motif

4 1,5 warna sogan

1 7,8,2 karakteristik bervariasi

2 1,3 bahan katun dan aksesoris obi

3 4,5,6 karakteristik bervariasi

1 1,5 motif kombinasi dan warna sogan

2 3,8,7 karakteristik bervariatif

3 2.6.4 warna gradasi

1 1,8 batik cap

2 4,7 warna gradasi dan aksesoris payet

3 2,6 warna gradasi dan aksesoris obi

4 3,5 batik printing,katun,warna sogan

1 6,7,8,1 bahan paris

2 2,4 batik cap,bahan katun,warna gradasi

3 3,5 batik printing,bahan katun

1 1,2,8 cap

2 3,4 motif bunga dan katun

3 5,6,7 aksesoris obi

1 7,8 batik cap

2 1,3 warna sogan dan aksesoris obi

3 2,4,5,6 kain katun

1 1,3,5,8 warna sogan

2 2,4,6,7 warna gradasi

1 6,7,8 bahan paris

2 2,3 bahan katun dan aksesoris obi

3 1,4,5 karakteristik variatif

1 1,4 batik cap

2 6,7,8 bahan paris

3 2,3,5 bahan katun

Young

Calm

Smooth

Beautiful

Durable

Warm

Comfortable

Easy To Use

Colourful

Fashionable

Sexy

Page 102: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

V-102

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI

5.1 Kansei word Produk Pakaian Batik Untuk Wanita

Kansei word yang teridentifikasi berjumlah 159 buah. Kansei word yang

teridentifikasi diperoleh dari penelitian-penelitian mengenai pengembangan

produk pakaian. Kemudian, ditentukan 51 buah kansei word yang sesuai dengan

produk pakaian batik untuk wanita yang digunakan pada kuesioner I. Kansei word

ditentukan dengan bantuan karyawan bagian desain di Batik Putra Bengawan

denagn tujuan untuk menghilangkan kansei word yang tidak sesuai produk

pakaian batik untuk wanita. Penyebaran kuesioner I menggunakan skala semantic

differential kepada 75 konsumen dengan rentang umur 20 – 60 tahun. Profil

konsumen yang menjadi responden pada kuesioner I, seperti dapat dilihat pada

Gambar 5.1.

Terdapat kendala dalam pengambilan data dengan kuesioner I, seperti

perbedaan antara persepsi responden dengan definisi kansei word yang tertulis

pada kuesioner I dan jumlah kansei word yang dievaluasi dianggap terlalu banyak,

sehingga menyebabkan pengambilan data harus diulang.

58%26%

12% 4%

range umur

20-29 30-39 40-49 50-60

4% 10%

30%

18%

20%

18%

pekerjaandokter ibu Rt karyawan swasta

mahasiswa pns wiraswasta

Gambar 5.1 Profil Responden pada Kuesioner I

Preferensi kansei word responden diperoleh dari hasil analisis faktor.

Sebelumya, dilakukan uji the Kaiser Meyer Olkin, Bartlet’s test sphericity, dan

Anti Image Correlation. Pengujian tersebut dilakukan untuk menentukan

kelayakan data dari kuesioner I untuk dilakukan analisis faktor. Berdasarkan hasil

uji yang diperoleh, maka layak dilakukan analisis faktor. Hasil analisis faktor

yang dilakukan menghasilkan 16 kansei word yang tidak layak karena nilai anti

image correlation di bawah 0,5. Kemudian, 16 kansei word tersebut dieliminasi

dan dilakukan pengulangan uji kelayakan pada 35 kansei word yang tersisa. Hasil

uji kelayakan ulang ini mengindikasikan analisis faktor layak dilakukan karena

memenuhi ketentuan.

Page 103: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

V-103

Analisis faktor dilakukan pada 35 kansei word. Hasil analisis faktor

menghasilkan 11 faktor berdasarkan ketentuan bahwa hanya variabel yang

memiliki nilai eigenvalue diatas 1. Faktor-faktor tersebut yang mewakili seluruh

kansei word. Langkah selanjutnya menempatkan kansei word tersebut ke dalam

faktor yang dihasilkan berdasarkan ketentuan bahwa yang memiliki nilai muatan

faktor di atas 0,3. Kemudian untuk memudahkan penafsiran faktor, maka

dilakukan rotasi varimax untuk memperbesar perbedaan nilai muatan faktor yang

berkorelasi dengan faktor. Berdasarkan hasil rotasi varimax dan dengan

judgement, kansei word ditempatkan pada faktor yang berkorelasi paling tinggi.

Selanjutnya, faktor tersebut dinamakan sesuai dengan variabel kansei word yang

memiliki nilai muatan faktor tertinggi pada kombinasi faktor masing-masing.

Sebelas faktor tersebut yaitu young, calm, smooth, beautiful, durable, warm, easy

to use, comfortable, colourful, fashionable, dan sexy. Faktor-faktor tersebut

menjadi kansei word preferensi responden.

5.2 Preferensi Responden terhadap Kombinasi Item dan kategori

Faktor-faktor kansei word yang diperoleh dari analisis faktor tersebut

digunakan untuk evaluasi pada kuesioner III. Data pada kuesioner III diperoleh

dari hasil pengambilan data kuesioner II. Kombinasi item dan kategori diekstraksi

dari hasil kuesioner II. Penyebaran kuesioner II menghasilkan 5 item preferensi

responden dengan judgement dimana item dengan prosentase yang terbanyak

dipilih, yaitu kualitas atau jenis kain, motif, warna, aksesoris tambahan dan proses

produksi. Item yang kurang dipertimbangkan oleh responden seperti bentuk

kancing, lengan dan bentuk kerah.

Pada kategori, setiap item terpilih 2 kategori dengan prosentase tertinggi.

Pada item kualitas kain, kategori kain santung, primisima, doby, dan viscos

kurang dipertimbangkan responden. Motif solo, jogja, abstrak, dan pesisir kurang

disukai oleh responden karena kurang variatif. Warna lasem, lawasan, dan pasta

kurang dipertimbangkan karena sebgaian besar responden yang masih awam

terhadap produk batik menganggap warna-warna tersebut terlihat luntur. Produk

pakaian batik tulis kurang dipertimbangkan karena harga yang mahal. Sedangkan

untuk produk batik kombinasi printing dan tulis serta cap dan tulis, kurang

dipertimbangkan responden.

Kombinasi kategori dilakukan menggunakan orthogonal array dengan

bantuan SPSS 18.0. Orthogonal array digunakan untuk menyederhanakan 32

stimuli yang dapat dihasilkan dengan pendekatan profil penuh yang bertujuan

untuk mempermudah responden dalam melakukan evaluasi. Orthogonal array

menghasilkan 8 stimuli dimana jumlah kategori yang dihasilkan seimbang. Semua

stimuli ini dievaluasi dengan 11 faktor kansei word (persepsi) responden terhadap

produk pakaian batik untuk wanita pada kuesioner III. Kuesioner III disebarkan

kepada 75 responden, dengan profil responden yang dapat dilihat pada Gambar

5.2. Profil responden pada kuesioner I dan III berbeda karena responden dipilih

dari konsumen yang berkunjung pada saat kuesioner disebarkan. Hal ini dapat

memungkinkan perbedaan hasil yang diinginkan responden.

Preferensi terbaik responden terhadap produk pakaian batik untuk wanita

dievaluasi dengan 11 faktor yang terbentuk agar dapat diperoleh stimuli-stimuli

yang sesuai dengan persepsi responden. Pada 11 faktor tersebut, semua faktor

layak dilakukan analisis konjoin karena memiliki nilai Pearson‟s R diatas 0,4.

Nilai Pearson‟s R ditentukan diatas 0,4 untuk menjamin keakuratan dan

Page 104: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

V-104

konsistensi hasil evaluasi responden. Selanjutnya masing-masing faktor memiliki

stimuli-stimuli preferensi responden berdasarkan nilai utilitasnya yang bernilai

positif yang dapat dilihat pada Tabel 5.1. Kategori dengan nilai utilitas positif

merupakan kategori yang lebih dipertimbangkan oleh responden.

Gambar 5.2 Profil Responden Kuesioner III

Tabel 5.1 Preferensi Responden terhadap Stimuli Berdasarkan Masing-

Masing Faktor

Page 105: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

V-105

Faktor Stimuli Item

young produk batik printing dengan bahan paris, motif bunga, warna gradasi, dan ada obi warna

fashionable produk batik printing dengan bahan paris, motif bunga, warna gradasi, dan ada obi aksesoris

beautiful produk batik printing dengan bahan paris, motif bunga, warna sogan, dan ada obi motif

sexy produk batik printing dengan bahan paris, motif bunga, warna sogan, dan ada obi kualitas kain

smooth produk batik cap dengan bahan paris, motif bunga, warna gradasi, dan ada payet kualitas kain

warm produk batik cap dengan bahan paris, motif bunga, warna gradasi, dan ada payet kualitas kain

easy to use produk batik cap dengan bahan paris, motif bunga, warna gradasi, dan ada payet kualitas kain

comfortable produk batik printing dengan bahan paris, motif bunga, warna gradasi, dan ada payet kualitas kain

calm produk batik printing dengan bahan katun, motif bunga, warna sogan, dan ada obi Warna

colourful produk batik printing dengan bahan paris, motif kombinasi, warna gradasi, dan ada obi Warna

durable produk batik cap dengan bahan paris, motif bunga, warna gradasi, dan ada payet Warna

4

3

1

2

Tabel 5.1 menunjukkan stimuli-stimuli kategori dan item produk yang

paling dipertimbangkan dan dinilai lebih oleh responden. Faktor atau kansei word

young dan fashionable memiliki stimuli produk yang sama yaitu produk batik

printing dengan bahan paris, motif bunga, warna gradasi, dan dengan aksesoris

obi serta item yang paling dipertimbangkan terdiri dari warna dan aksesoris.

Faktor beautiful dan sexy memiliki stimuli produk yang sama yaitu produk batik

printing dengan bahan paris, motif bunga, warna sogan, dan dengan aksesoris obi.

Rancangan stimuli produk tersebut dipertimbangkan oleh persepsi responden

untuk mempercantik penampilan dengan item yang paling dipertimbangkan

adalah motif dan kualitas kain

Pada faktor smooth, warm, sexy, dan comfortable, responden lebih

mempertimbangkan aspek kualitas kain yang digunakan pada produk pakaian

batik untuk wanita. Sedangkan kelompok faktor calm, colourful, dan durable

persepsi responden untuk ketiga faktor tersebut lebih mempertimbangkan aspek

warna dalam rancangan produk pakaian batik untuk wanita. Warna pada

rancangan produk juga harus dijaga ketahanan dan keawetannya. Rancangan

stimuli dan item yang paling dihasilkan sangat dipengaruhi oleh profil responden

yang mayoritas pada rentang umur 20 – 24 tahun.

5.3 Klasifikasi Kategori Produk Pakaian Batik untuk Wanita Menggunakan

Analisis Klaster

Pada penelitian ini analisis klaster dilakukan dengan dua tahap. Tahap

pertama, analisis klaster menggunakan metode K-means Cluster dengan bantuan

SPSS 18.0. Analisis klaster pada tahap pertama ini menggunakan nilai

kepentingan setiap item pada 11 faktor yang dihasilkan dari analisis konjoin.

Dengan metode K-means Cluster, ditentukan 4 klaster dengan judgement bahwa

segmentasi hasil stimuli produk yang dijadikan sebagai acuan. Analisis klaster ini

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh faktor kansei word yang menjadi

preferensi responden serta untuk memperoleh segmentasi responden berdasarkan

kansei word, sehingga produk yang dirancang dapat memenuhi sisi psikologis

pelanggan. Hasil analisis klaster pada tahap pertama ini dapat dilihat pada Tabel

4.19. Secara keseluruhan, pada klaster 1 responden lebih mempertimbangkan

faktor warm, klaster 2 responden lebih mempertimbangkan faktor sexy, klaster 3

Page 106: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

V-106

responden lebih mempertimbangkan faktor colourful, dan klaster 4 responden

lebih mempertimbangkan faktor comfortable dan fashionable.

Berdasarkan faktor yang dihasilkan berarti bahwa responden menuntut

rancangan produk dengan spesifikasi yang sesuai dengan faktor. Pada faktor

warm, responden mempertimbangkan rancangan produk yang hangat, kalem, dan

sesuai kondisi iklim. Pada faktor sexy mengindikasikan bahwa rancangan produk

yang dihasilkan dapat mempercantik penampilan. Faktor colourful

mengindikasikan bahwa rancangan produk yang dihasilkan mengutamakan warna

dan kontras warna. Sedangkan untuk faktor 4 yang diwakili comfortable dan

fashionable mengindikasikan bahwa rancangan produk yang lebih stylish dan

memberikan kenyamanan. Pada setiap klaster yang dihasilkan dapat diketahui

profil segmentasi respondennya. Profil responden pada masing-masing klaster

dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Pada Tabel 5.2, misalnya, pada klaster I dapat diindikasikan bahwa profil

mayoritas responden yang menilai lebih kansei word “ward”, yaitu 18 orang yang

berada dalam rentang umur 20-24 tahun, 19 orang karyawan swasta, 29 orang

berpenghasilan antara 1-5 juta, 27 orang yang intensitas belanja batik per tahun

antara 2-5 kali, dan 47 orang berdomisili di karesidenan Surakarta.

Tabel 5.2 Profil Responden pada Empat Faktor Preferensi Responden

Warm Sexy Colourful Comfortable Fashionable

Rentang umur 20-24 (18) 20-24 (15) 20-24 (33)

Pekerjaan Karyawan Swasta (19) Karyawan Swasta (17) Karyawan Swasta (32)

Penghasilan 1-5 juta (29) 1-5 juta (22) 1-5 juta (42)

Intensitas Belanja 2-5 kali (27) 2-5 kali (22) 2-5 kali (43)

Daerah Asal Karisidenan Surakarta (47) Karisidenan Surakarta (33) Karisidenan Surakarta (61)

1-5 juta (37)

2-5 kali (40)

Karisidenan Surakarta (56)

Profil RespondenFaktor (kansei Word)

20-24 (33)

Karyawan Swasta (31)

Selanjutnya pada tahap kedua, analisis klaster menggunakan metode Ward

pada masing-masing faktor untuk mengetahui lebih rinci perbedaan persepsi

responden terhadap kansei word dan karakteristik kategori produk pakaian batik

untuk wanita dengan pengelompokan. Berdasarkan klaster kansei word yang

terpilih pada tahap pertama, maka 5 kansei word pada 4 klaster tersebut yang

dianalisis karena dinilai lebih oleh responden. Pada klaster ini dapat diketahui

lebih rinci profil respondennya berdasarkan kesamaan karakteristik produk pada

masing-masing kansei word yang dapat dilihat pada Tabel 5.3. Hasil analisis

klaster dengan metode Ward ini dapat dilihat dari nilai koefisien pada

aggloromerative schedule yang menunjukkan nilai jarak euclidean kuadrat yang

dapat dilihat pada halaman lampiran L-24 dan dendogram.

Tabel 5.3 Profil Segmentasi Responden pada Setiap Klaster

klaster 1 klaster 2 klaster 3 klaster 1 klaster 2 klaster 3 klaster 1 klaster 2 klaster1 klaster 2 klaster 3 klaster1 klaster 2 klaster 3

20-24 tahun 18 16 6 13 15 13 16 33 23 21 33 27 24 20

karyawan swasta 19 13 9 15 17 14 14 32 24 20 31 25 23 20

1-5 juta 29 21 13 17 22 18 19 42 35 26 37 29 33 26

2-5 kali 27 23 12 18 22 19 20 43 33 26 40 34 31 25

surakarta 37 27 14 24 33 25 29 61 53 38 56 48 45 36

warm Sexy colourful comfortable FashionableProfil Responden

Kansei Word

Page 107: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

V-107

Berdasarkan rekapitulasi hasil analisis klaster pada Tabel 4.20, pada

faktor warm tebentuk 3 klaster. Klaster 1 terdiri dari produk 6, 7, 8, dan 1

memiliki kesamaan karakteristik bahan paris dengan mayoritas profil responden

diwakili oleh 18 orang yang berada dalam rentang umur 20-24 tahun, 19 orang

karyawan swasta, 29 orang berpenghasilan antara 1-5 juta, 27 orang yang

intensitas belanja batik per tahun antara 2-5 kali, dan 47 orang berdomisili di

karesidenan Surakarta. Pada klaster 2 terdapat kesamaan karakteristik pada batik

cap dengan bahan katun dan warna gradasi yang diwakili oleh stimuli produk 2

dan 4. Mayoritas profil responden pada klaster 2 diwakili oleh 16 orang yang

berada dalam rentang umur 20-24 tahun, 13 orang karyawan swasta, 21 orang

berpenghasilan antara 1-5 juta, 22 orang yang intensitas belanja batik per tahun

antara 2-5 kali, dan 27 orang berdomisili di karesidenan Surakarta. Pada klaster 3

yang diwakili oleh stimuli produk 3 dan 5, terdapat kesamaan karakteristik pada

batik printing dan bahan katun. Mayoritas profil responden pada klaster 3 diwakili

oleh 6 orang yang berada dalam rentang umur 20-24 tahun, 9 orang karyawan

swasta, 13 orang berpenghasilan antara 1-5 juta, 12 orang yang intensitas belanja

batik per tahun antara 2-5 kali, dan 14 orang berdomisili di karesidenan Surakarta.

Pada faktor sexy dihasilkan 3 klaster. Klaster 1 yang dibentuk oleh produk

1 dan 4 dimana responden menilai lebih kepada batik cap dengan mayoritas profil

responden diwakili oleh 13 orang yang berada dalam rentang umur 20-24 tahun,

15 orang karyawan swasta, 17 orang berpenghasilan antara 1-5 juta, 18 orang

yang intensitas belanja batik per tahun antara 2-5 kali, dan 24 orang berdomisili di

karesidenan Surakarta. Pada klaster 2 yang dibentuk oleh produk 6, 7, dan 8

menunjukkan bahwa ketiga produk tersebut berbahan paris dengan mayoritas

profil responden diwakili oleh 15 orang yang berada dalam rentang umur 20-24

tahun, 17 orang karyawan swasta, 22 orang berpenghasilan antara 1-5 juta, 22

orang yang intensitas belanja batik per tahun antara 2-5 kali, dan 33 orang

berdomisili di karesidenan Surakarta. Sedangkan pada klaster 3, terdapat

Mayoritas profil responden pada klaster 3 diwakili oleh 13 orang yang berada

dalam rentang umur 20-24 tahun, 14 orang karyawan swasta, 18 orang

berpenghasilan antara 1-5 juta, 19 orang yang intensitas belanja batik per tahun

antara 2-5 kali, dan 25 orang berdomisili di karesidenan Surakarta.

Faktor colourful dipersepsikan responden dari segi warna produk. Pada

faktor ini dihasilkan 2 klaster dengan perbedaan karakteristik yang diinginkan,

yaitu warna sogan dan warna gradasi. Pada klaster 1 yang diwakili oleh stimuli

produk 1, 3, 5, dan 8 terdapat kesamaan karakteristik warna sogan. Mayoritas

profil responden diwakili oleh 16 orang yang berada dalam rentang umur 20-24

tahun, 14 orang karyawan swasta, 19 orang berpenghasilan antara 1-5 juta, 20

orang yang intensitas belanja batik per tahun antara 2-5 kali, dan 29 orang

berdomisili di karesidenan Surakarta. Sedangkan klaster 2 dengan karakteristik

warna gradasi, diwakili oleh stimuli produk 2, 4, 6, dan 7. mayoritas profil

responden diwakili oleh 33 orang yang berada dalam rentang umur 20-24 tahun,

32 orang karyawan swasta, 42 orang berpenghasilan antara 1-5 juta, 43 orang

yang intensitas belanja batik per tahun antara 2-5 kali, dan 61 orang berdomisili di

karesidenan Surakarta.

Pada faktor comfortable terdapat 3 klaster yang terbentuk. Klaster 1

responden mempersepsikan kenyamanan pada batik cap yang diwakili oleh

produk 1, 2, dan 8. Mayoritas profil responden pada klaster ini diwakili oleh 23

Page 108: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

V-108

orang yang berada dalam rentang umur 20-24 tahun, 24 orang karyawan swasta,

35 orang berpenghasilan antara 1-5 juta, 33 orang yang intensitas belanja batik per

tahun antara 2-5 kali, dan 53 orang berdomisili di karesidenan Surakarta. Pada

klaster 2 yang diwakili oleh produk 2 dan 3 terdapat kesamaan karakteristik pada

motif bunga dan bahan katun. Mayoritas profil responden diwakili oleh 21 orang

yang berada dalam rentang umur 20-24 tahun, 20 orang karyawan swasta, 26

orang berpenghasilan antara 1-5 juta, 26 orang yang intensitas belanja batik per

tahun antara 2-5 kali, dan 38 orang berdomisili di karesidenan Surakarta.

Sedangkan untuk klaster 3, stimuli produk yang tersisan dengan karakteristik

aksesoris obi. Mayoritas profil responden diwakili oleh 33 orang yang berada

dalam rentang umur 20-24 tahun, 31 orang karyawan swasta, 37 orang

berpenghasilan antara 1-5 juta, 40 orang yang intensitas belanja batik per tahun

antara 2-5 kali, dan 56 orang berdomisili di karesidenan Surakarta.

Analisis klaster pada faktor fashionable menghasilkan 3 klaster. Pada

klaster 1 yang terdiri dari produk 6, 7, dan 8 menunjukkan bahwa kesamaan

karakteristik pada bahan paris. Mayoritas profil responden diwakili oleh 27 orang

yang berada dalam rentang umur 20-24 tahun, 25 orang karyawan swasta, 29

orang berpenghasilan antara 1-5 juta, 27 orang yang intensitas belanja batik per

tahun antara 2-5 kali, dan 48 orang berdomisili di karesidenan Surakarta. Klaster 2

terdiri atas produk 2 dan 3 menunjukkan bahwa kesamaan karakteristik pada

bahan katun dan aksesoris obi. Mayoritas profil responden yang mewakili, yaitu

24 orang yang berada dalam rentang umur 20-24 tahun, 23 orang karyawan

swasta, 33 orang berpenghasilan antara 1-5 juta, 31 orang yang intensitas belanja

batik per tahun antara 2-5 kali, dan 45 orang berdomisili di karesidenan Surakarta.

Sedangkan untuk klaster 3 dimana persepsi responden pada kansei word ini

bervariasi yang ditunjukkan dengan tidak adanya karakteristik yang sama.

Mayoritas profil responden diwakili oleh 20 orang yang berada dalam rentang

umur 20-24 tahun, 20 orang karyawan swasta, 26 orang berpenghasilan antara 1-5

juta, 25 orang yang intensitas belanja batik per tahun antara 2-5 kali, dan 36 orang

berdomisili di karesidenan Surakarta.

Page 109: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

VI-109

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6,1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Kansei word yang menjadi preferensi responden terhadap produk pakaian

batik untuk wanita yaitu young, calm, smooth, beautiful, durable, warm, easy

to use, comfortable, colourful, fashionable, dan sexy.

2. Analisis konjoin yang dilakukan menghasilkan 11 atribut (item) dan

kombinasi level (kategori) atau yang disebut stimuli yang dinilai lebih oleh

responden pada masing-masing kansei word. Berdasarkan 11 stimuli tersebut,

produk pakaian batik untuk wanita dengan kategori printing dengan bahan

paris, motif bunga warna gradasi, dan menggunakan aksesoris obi sebagai

stimuli yang menjadi preferensi responden. Item yang menjadi preferensi

responden, yaitu kualitas kain dan warna.

3. Bobot pada setiap atribut (item) diindiksikan dari nilai importance values

(nilai kepentingan) dan level (kategori) dilihat dari nilai utilitas pada hasil

analisis konjoin. Bobot tertinggi dari item yang menjadi preferensi responden,

yaitu kualitas kain sebesar 32,491, dan warna sebesar 43,926. Sedangkan

bobot dari kategori yang menjadi preferensi responden, yaitu kain paris

sebesar 0,148, motif bunga sebesar 0,012, warna gradasi sebesar 0,632,

printing sebesar 0,155, dan aksesoris obi sebesar 0,110.

4. Analisis klaster dilakukan dua tahap. Tahap pertama menghasilkan empat

klaster dengan kansei word yang terpilih, yaitu warm, sexy, colourful, serta

comfortable dan fashionable. Sedangkan pada tahap kedua, diperoleh klaster-

klaster pada setiap faktor kansei word. Pada klaster yang dihasilkan, dapat

diketahui perbedaan persepsi responden terhadap kansei word dan segmentasi

pelanggan berdasarkan karakteristik kategori produk.

6.2 Saran

Saran yang diperuntukkan untuk perbaikan-perbaikan pada penelitian

selanjutnya, yaitu :

1. Ruang lingkup penelitian diperluas untuk menunjang generalisasi preferensi

produk yang dihasilkan.

Page 110: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

VI-110

2. Kansei word yang diidentifikasi dan dipilih lebih diperhatikan lagi untuk

meminimalkan munculnya banyak definisi yang berbeda-beda.

3. Bagi perusahaan batik, sebaiknya dalam merancang produk

mempertimbangkan preferensi sisi psikologis pelanggan, sehingga produk

yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan.

Page 111: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

VI-111

DAFTAR PUSTAKA

Cooper, D. R. dan Schlinder, P. S. 2006. Metode Riset Bisnis. Volume 2. Edisi 9.

Alih bahasa oleh Budijanto dan Didik Djunaedi, S.Si. Jakarta: Grafindo.

Gates, R. dan Macdaniel, C. Jr. 1996. Contemporary Marketing Research. Third

Edity. St. Paul: West Publishing Company.

Kurniawan, S. H., Zhang, M., dan Mitchell, M. T. 2004. Connecting Customers in

Axiomatic Design. The Third International Conference on Axiomatic Design.

Seoul

Malhotra, N. K. 2010. Riset Pemasaran. Edisi keempat. Alih bahasa oleh Soleh

Rusyadi Maryam, Ir. MM. Jakarta: PT.INDEKS.

Nagamachi, M. dan Lokman, A. M. 2003. Innovations of Kansei Engineering.

CRC Press.

Nandiroh, S. dan Tontowi, A. E. 2007. Desain Casing Flash Disk Menggunakan

Metode Integrasi Kansei Engineering, Kolaborasi WEB, dan Kano QFD. UGM.

Novita, R., Wahono, A. R., dan Noor, A. M. 2002. Analisis Peningkatan Kualitas

Iklan Menggunakan Software QFD (Quality Function Development).

Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen. Universitas Gunadarma.

Rangkuti, F. 2011. Riset Pemasaran. Cetakan Kesepuluh. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Rizha, M. F. 2009. Analisis Service Quality pada Produk Impor Laut di Industri

Forwarder. Universitas Indonesia.

Schiffman, L. dan Kanuk, L. L. 2008. Perilaku Konsumen. Ed. 7 Terjemahan:

Kasip, Zoelkifli. Jakarta: Indeks.

Shaari, N., Terauchi, F., Kubo, M., dan Hiroyuki, A. 2003. Recognizing Female‟s

Sensibility in Assesing Traditional Clothes. Journal of 6th Asian Design

International, Vol.1. Tsukuba International Congress Center, Japan.ISSN: 1348-

7817.

Silayoi, P., dan Speece, M., 2007. The Importance of Packaging Attributes: a

Conjoint Analysis Approach. European Journal of Marketing, Vol 41.

Subroto, B. 2009. Manajemen Pemasaran. ITB.

Sucipto, A. 2008. Tren Batik. Tersedia di www.multiply.com.

Sugiyono. 1998. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Page 112: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

VI-112

Suryana, M.Si. Mengolah Analisis Konjoin dengan SPSS 15. Tersedia di

www.statistikaterapan.wordpress.com

SPSS. 2007. SPSS Conjoint. SPSS Inc.

Syarief, A., dan Sunarya, Y. 2007. The Semantics of “New” Batik Clothes:

Identifying Users‟ Perception on the Colors and Patterns of Newly Developed

West Javanese Batik Clothes. ITB Journal of Information and Communication

Technology.

Umar, H. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Widaningrum, D. L. 2010. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Kemasan pada

Produk Makanan Take Out. Universitas Indonesia.

Yamin, S., dan Kurniawan, H. 2009. SPSS COMPLETE: Teknik Analisis Statistik

Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek.

Page 113: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-113

LAMPIRAN Kansei Word yang Teridentifikasi

1 2 3 4 1 2

1 flexible v

2 thick v

3 soft v v

4 elegant v v v v

5 simple v v

6 casual v v v

7 chic v v

8 pretty v

9 active v

10 modern v v

11 classic v

12 gorgeus v

13 natural v v

14 cool v

15 romantic v v

16 flamboyant v

17 mixed v

18 typical v

19 excellent v v

20 stiff v

21 poor v v

22 fair v v

23 harsh v

24 strong v v

25 traditional v v v

26 nostalgic v

27 specific v

28 general v

29 creative v v v

30 particular v

31 practical v

32 plain v

33 representative v

34 difficult v

35 professional v

36 good v v

37 retro v

38 straight v

39 loose v v

40 long v v

41 folk v

42 technological v

43 neutral v

44 leisurely v

45 young v

46 tight v

47 narrow v

48 asymetrical v

49 full v

50 sexy v

no kansei wordjurnal buku

Page 114: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-114

51 short v

52 characteristized v

53 wellknown v

54 solely v

55 pure v

56 old v v

57 new v

58 luxury v v

59 formal v

60 cool v

61 light v

62 bright v

63 normal v

64 abstract v v

65 depiction v

66 bold v

67 comfortable v

68 direct v

69 different v v v

70 significant v v

71 complete v v

72 objective v

73 subjective v

74 realistic v

75 contrast v

76 complementary v

77 familiar v v

78 commercial v

79 important v v

80 potential v

81 interesting v

82 similarity v v

83 free v

84 suitable v

85 useful v

86 appreciated v

87 effective v

88 efficien v

89 heavy v

90 long cycle v

91 dynamic v

92 competitive v

93 advance v

94 available v

95 well v v

96 low v

97 focus v

98 logical v

99 mass v

100 satisfaction v

Page 115: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-115

101 valuable v

102 sufficient v

103 impulsive v

104 clear v

105 big v

106 individual v

107 right v

108 respective v

109 exist v

110 custome v

111 special v

112 desirebility v

113 indirect v

114 premium v

115 additional v

116 intelligent v

117 graceful v

118 cheap v v

119 expensive v v v

120 exciting v

121 crucial v

122 large v

123 synchronyze v

124 usual v

125 combine v

126 slim v

127 easy v v v

128 hard v v v

129 curve v

130 dark v v

131 fit v

132 colourful v

133 pastel v

134 high end v

135 common v

136 various v

137 priority v

138 innovative v v

139 general v

140 feminine v v

141 matching

142 formal v

143 unique v

144 attractive v

145 flashy v

146 beautiful v

147 masculine v

148 glamorous v

149 cold v

150 friendly v

151 cute v

152 favorable v

153 fancy v

154 classy v

155 neat v

156 groove v

157 rough v

158 fashionable v

159 stylish v

Page 116: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-116

KUESIONER I

Responden Yth.,

Penelitian ini dilakukan sebagai persyaratan penyelesaian studi di Teknik

Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kuesioner penelitian awal yang

saya buat, disusun sebagai bagian dari penelitian pasar yang dilaksanakan dalam

upaya pengumpulan data dari Tugas Akhir yang berjudul

“PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK

WANITA BERDASARKAN PREFERENSI PELANGGAN

MENGGUNAKAN KANSEI ENGINEERING”. Saya menyadari waktu Saudara/i yang sangat terbatas dan berharga. Oleh

karena itu, kesediaan Saudara/i untuk dapat mengisi kuesioner ini dengan benar

merupakan suatu penghargaan bagi saya dan akan sangat membantu dalam

kelancaran penelitian ini.

Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Toto Indra S.

Page 117: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-117

Pertama-tama responden mengisi biodata diri. Selanjutnya, responden

diharuskan untuk mengisi kuesioner dengan memberikan tanda (x) pada salah satu

dari 5 skala yang anda paling anggap sesuai. Beberapa contoh produk digunakan

untuk membantu responden dalam mengisi kuesioner. Skala-skala yang telah

ditetapkan tersebut, yaitu:

5 = very agree berarti bahwa responden menganggap produk pakaian batik wanita

sangat sesuai dengan kansei word sebelah kiri.

4 = agree berarti bahwa responden menganggap contoh produk pakaian batik

wanita sesuai dengan kansei word sebelah kiri.

3 = netral berarti kansei word pada kolom kiri maupun kolom kanan.

2 = disagree berarti bahwa responden menganggap produk pakaian batik wanita

sesuai dengan kansei word sebelah kanan.

1 = very disagree berarti bahwa responden menganggap produk pakaian batik

wanita sangat sesuai dengan kansei word sebelah kanan.

Pengisian Kuesioner I

Nama :

Umur :

Tempat tinggal :

Pekerjaan :

Page 118: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-118

Terjemahan Kansei Word 5 4 3 2 1 Kansei Word Terjemahan

tradisional traditional modern modern

kuat strong weak lemah

alami natural synthetic sintetis

inovatif innovative conservative konservatif/dealis

elegan elegant inelegant tidak elegan

cantik beautiful poor tidak cantik

bagus good bad jelek

pas lekuk tubuh slim big besar

panjang long short pendek

tahan lama durable fragile cepat rusak

murah cheap expensive mahal

berguna advantagous useless tidak bermanfaat

feminim feminine masculine condong ke tomboi

cocok suitable not suitable tidak cocok

eksklusif premium ordinary biasa

praktis pemakaian practical hard sulit

fleksibel flexible spesific spesifik pemakaian

vulgar vulgar closed tertutup

berkualitas stylish not stylish tidak berkualitas modelnya

modern model fashionable unfashionable tidak sesuai kondisi sekarang

klasik classic not classic masa kini

muda young old tua

sesuai yg sedang diminati uptodate old fashioned kuno

Page 119: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-119

Terjemahan Kansei Word 5 4 3 2 1 Kansei Word Terjemahan

terang bright dark gelap

kalem calm light menyala/sangat cerah

seksi sexy unsexy tidak seksi

kombinasi combined simple simpel

panas warm cold dingin

lucu cute not cute tidak lucu

menarik attractive unattractive tidak menarik

personal personality common umum

aman safe hazardous membahayakan

mewah luxury modest sederhana

kasual casual formal resmi

nyaman comfortable not comfortable tidak nyaman

halus smooth rough kasar

kratif creative not creative tidak kreatif

serasi harmony abstract abstrak

bervariatif various not various tidak variatif

berkarakter characteristic uncharacteristic tidak berkarakter

menonjol graceful awkward tidak menonjol

berwarna-warni colourful colourless kurang berwarna

unik unique usual biasa

buatan tangan handmade machine dengan mesin

tebal thick thin tipis

estetik aesthetic unaesthetic tidak estetis

perpaduan tepat matching not matching tidak tepat

artistik/berseni artistic horrible buruk

sinkron synchronyse contrast kontras

bermutu tinggi classy tacky sangat buruk

rapi neat untidy tidak rapi

Page 120: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-120

Hasil MSA Kansei Word Anti-image Correlation Anti-image Correlation tradisional strong natural innovative elegant beautiful classic slim advance durable cheap long graceful artistic premium practical flexible

tradisional .336 .077 -.362 -.151 .190 .236 -.261 .153 -.170 .196 .155 -.315 -.179 .134 -.208 .042 .161

strong .077 .590 -.186 .061 .093 .219 -.230 .171 .258 -.007 -.166 -.161 .262 -.179 .014 -.027 .042

innovative -.362 -.186 .646 .011 -.060 -.108 -.036 .078 -.045 -.437 -.115 .098 -.091 .193 .188 -.210 -.143

natural -.151 .061 .011 .379 -.532 -.137 .209 -.226 .343 -.226 -.212 -.167 .164 -.091 -.126 .285 -.493

elegant .190 .093 -.060 -.532 .543 -.030 -.213 .159 -.304 .162 .187 .161 -.249 .242 .094 -.227 .312

beautiful .236 .219 -.108 -.137 -.030 .648 -.370 .148 -.119 .216 .248 -.039 -.196 .193 .076 -.173 .087

classic -.261 -.230 -.036 .209 -.213 -.370 .533 -.254 .280 .123 .032 -.007 .244 -.267 .074 .056 -.244

slim .153 .171 .078 -.226 .159 .148 -.254 .511 -.092 .028 -.102 .194 -.273 .024 .279 -.209 .050

advance -.170 .258 -.045 .343 -.304 -.119 .280 -.092 .235 -.105 -.408 -.146 .520 -.476 -.045 .405 -.196

durable .196 -.007 -.437 -.226 .162 .216 .123 .028 -.105 .543 -.016 .174 .148 -.236 -.185 .005 .225

cheap .155 -.166 -.115 -.212 .187 .248 .032 -.102 -.408 -.016 .633 -.303 -.421 .295 .200 -.239 .073

long -.315 -.161 .098 -.167 .161 -.039 -.007 .194 -.146 .174 -.303 .517 -.085 .102 .249 -.310 .070

graceful -.179 .262 -.091 .164 -.249 -.196 .244 -.273 .520 .148 -.421 -.085 .344 -.632 -.237 .320 -.130

artistic .134 -.179 .193 -.091 .242 .193 -.267 .024 -.476 -.236 .295 .102 -.632 .426 .069 -.409 .009

premium -.208 .014 .188 -.126 .094 .076 .074 .279 -.045 -.185 .200 .249 -.237 .069 .320 -.544 -.143

practical .042 -.027 -.210 .285 -.227 -.173 .056 -.209 .405 .005 -.239 -.310 .320 -.409 -.544 .528 .035

flexible .161 .042 -.143 -.493 .312 .087 -.244 .050 -.196 .225 .073 .070 -.130 .009 -.143 .035 .414

vulgar -.121 .306 .005 .402 -.136 -.045 .150 -.025 .390 .092 -.362 -.022 .314 -.255 -.246 .202 -.392

stylish -.002 -.044 -.072 .310 -.292 -.296 -.049 .004 .029 -.245 -.076 -.248 -.081 -.221 -.058 .343 -.235

fashionable .072 .217 -.004 -.137 .271 .029 -.201 .174 .008 .099 -.236 .328 -.056 .270 .123 -.256 .063

good .088 -.022 -.452 .051 .125 -.193 .159 -.213 .347 .146 -.087 -.143 .233 -.238 -.177 .377 -.024

young -.200 .000 -.086 -.171 .108 -.023 .078 .341 .117 .077 -.212 .399 .112 -.273 .276 .046 .049

uptodate -.111 -.333 .163 -.226 -.137 -.064 -.034 -.246 -.384 -.136 .313 -.129 -.208 .212 .025 -.162 .297

bright .117 -.103 .054 -.470 .389 .284 -.186 .255 -.651 .059 .448 .117 -.436 .379 .327 -.376 .234

calm .164 -.030 -.073 .112 -.212 .145 -.071 .132 -.291 .019 .269 -.262 -.528 .302 .089 -.201 -.066

sexy -.043 -.178 .036 -.047 -.091 -.019 .077 -.343 .126 -.137 .052 .169 .149 .149 .187 -.072 .107

warm -.204 -.046 .203 -.106 -.016 -.087 -.118 .122 -.229 -.246 -.096 .227 -.155 .131 .062 -.171 .063

combined -.226 .039 .157 -.372 .410 .003 .047 -.013 .013 .060 .087 .288 .033 .036 .284 -.186 .298

cute .217 .085 -.202 .049 -.038 -.252 -.011 -.217 .174 .102 -.149 -.249 .198 -.263 -.528 .291 .179

attractive -.529 .070 .328 .169 -.308 -.079 .155 -.096 .458 -.308 -.237 .193 .376 -.225 .337 .002 -.199

personality -.076 -.089 .099 .206 -.560 .009 .080 -.200 .031 -.209 -.064 -.358 .048 -.053 -.214 .214 -.128

safe .143 -.047 .201 .107 -.063 -.020 -.003 .084 -.053 -.398 .037 -.302 -.199 .233 .172 -.170 -.354

luxury .032 .341 -.186 .048 -.123 -.066 .041 -.025 .106 .259 -.120 -.179 .415 -.343 -.048 -.051 .089

casual -.410 -.259 .276 -.018 -.159 .041 .061 -.071 -.192 -.263 .097 .248 -.102 .147 .154 -.028 .111

comfortable .272 -.376 -.159 -.254 .247 -.200 .131 -.022 -.181 .120 .247 .042 -.311 .078 .021 -.045 .175

variou -.243 .224 .136 .211 -.051 -.199 -.045 -.156 .510 -.187 -.328 .011 .483 -.295 -.112 .267 -.037

creative .075 .156 -.008 -.127 .449 -.061 -.171 .135 -.146 .080 -.226 .271 -.106 .095 -.100 -.108 -.105

matching .116 -.103 -.094 .155 -.314 -.028 .212 -.054 .004 -.054 .137 -.277 .109 -.284 .014 .206 .125

smooth .007 -.276 .179 -.240 .213 .082 -.125 .017 -.108 -.075 .257 -.057 -.357 .393 .102 -.186 .020

characteristic .328 .221 -.538 .057 .120 .157 -.082 .041 .023 .309 .058 -.034 .117 -.180 -.038 .107 .048

feminine .053 -.107 .018 .101 -.040 -.128 .001 -.349 .118 -.050 -.109 -.215 .097 -.017 -.457 .411 .233

colourful -.032 -.204 .059 .139 -.246 -.264 .324 .046 .132 -.020 -.041 -.081 -.035 -.012 .012 -.079 -.229

unique -.168 .067 .051 .304 -.319 .209 .112 -.024 .253 -.185 -.057 -.104 .175 -.167 .229 .026 -.420

handmade .024 .180 .281 -.041 -.114 .260 -.172 .204 -.021 -.371 .152 -.168 -.117 .205 .327 -.315 -.036

thick .037 -.048 -.193 -.051 .082 -.339 -.085 -.053 .050 .035 -.229 .138 .118 -.220 -.176 .258 .142

aesthetic -.108 .165 .030 -.023 .139 .343 -.088 .184 -.084 -.009 .387 .051 -.231 .253 .394 -.303 .012

harmony .015 .058 -.190 .113 -.066 -.132 .004 -.122 .204 .389 -.547 .161 .370 -.368 -.502 .329 .005

suitable -.154 -.415 .318 -.179 -.168 -.069 .082 -.164 -.215 -.272 .042 -.057 -.077 .220 -.212 .005 -.083

synchronyze .128 -.115 -.177 .052 .032 -.235 .191 .084 .174 .083 -.111 .075 -.092 -.009 .004 -.117 -.133

classy .109 .238 -.027 .085 .054 .147 -.081 .235 -.072 .254 -.137 .079 -.023 .179 -.048 -.267 -.083

neat .199 -.059 -.186 .096 -.003 -.137 .021 -.248 .056 .205 -.221 -.047 .224 -.260 -.489 .320 -.121

Var

iabe

l

Page 121: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-121

Hasil iterasi MSA Kansei Word Anti-image Correlation Anti-image Correlation strong natural elegant beautiful classic slim durable cheap long practical stylish fashionable young uptodate calm sexy

strong .641 -.240 .131 .199 -.287 .150 -.095 -.006 -.221 -.112 .033 .168 -.067 -.195 .151 -.264

natural -.240 .799 .053 -.152 -.070 .071 -.320 -.214 -.089 -.003 .006 -.067 -.118 .070 -.191 -.094

elegant .131 .053 .858 -.196 .093 -.051 .016 .135 -.219 .010 -.043 -.087 -.097 -.071 -.173 -.200

beautiful .199 -.152 -.196 .693 -.373 -.034 .203 .113 .015 -.038 -.318 -.043 .065 -.215 -.035 -.008

classic -.287 -.070 .093 -.373 .566 -.163 .255 .116 .149 -.157 -.124 -.069 .034 .004 .019 .133

slim .150 .071 -.051 -.034 -.163 .559 -.045 -.334 .109 .037 -.021 .181 .285 -.299 .020 -.417

durable -.095 -.320 .016 .203 .255 -.045 .623 .059 .148 -.082 -.250 .221 .019 -.230 .240 .017

cheap -.006 -.214 .135 .113 .116 -.334 .059 .766 -.341 -.069 -.037 -.377 -.279 .188 .091 .065

long -.221 -.089 -.219 .015 .149 .109 .148 -.341 .596 -.038 -.182 .261 .333 -.222 -.268 .239

practical -.112 -.003 .010 -.038 -.157 .037 -.082 -.069 -.038 .764 .332 -.145 .210 -.043 -.146 .071

stylish .033 .006 -.043 -.318 -.124 -.021 -.250 -.037 -.182 .332 .822 -.273 .036 .165 .057 .041

fashionable .168 -.067 -.087 -.043 -.069 .181 .221 -.377 .261 -.145 -.273 .546 -.027 -.230 .158 .113

young -.067 -.118 -.097 .065 .034 .285 .019 -.279 .333 .210 .036 -.027 .512 -.543 -.164 -.147

uptodate -.195 .070 -.071 -.215 .004 -.299 -.230 .188 -.222 -.043 .165 -.230 -.543 .617 .092 .251

calm .151 -.191 -.173 -.035 .019 .020 .240 .091 -.268 -.146 .057 .158 -.164 .092 .698 -.205

sexy -.264 -.094 -.200 -.008 .133 -.417 .017 .065 .239 .071 .041 .113 -.147 .251 -.205 .505

warm .057 .066 -.030 -.090 -.025 .079 -.223 -.166 .160 -.069 -.007 -.100 .109 .114 -.115 -.148

cute .008 -.027 .148 -.282 .071 -.212 -.113 .242 -.164 -.169 -.004 -.170 -.259 .310 .187 -.066

attractive -.012 .122 -.100 .056 -.101 -.057 -.123 -.207 .295 .003 -.130 -.024 .198 -.121 -.110 .098

safe .002 .278 -.060 -.070 -.191 .091 -.395 -.204 -.289 -.080 .100 -.073 -.093 -.049 -.087 -.149

luxury .347 -.098 .046 -.034 -.039 .067 .164 -.059 -.197 -.271 -.057 .268 -.152 .053 .229 -.283

casual -.126 -.060 -.034 .147 .040 -.015 -.137 -.010 .238 .244 -.102 -.280 .137 .102 -.312 .089

comfortable -.249 .049 .161 -.267 .197 -.079 .024 .080 .164 -.051 -.127 -.074 .109 -.035 -.187 .056

matching .018 -.023 .037 .028 .094 .114 -.072 -.044 .027 .054 -.082 -.217 .307 -.177 -.297 -.249

smooth -.206 .059 .107 .031 -.032 -.101 .122 .242 -.232 -.002 -.071 -.051 -.374 .257 .210 .145

characteristic .174 -.382 -.036 .177 -.049 .016 .116 .066 .006 .068 .033 .002 .260 -.317 -.021 -.040

feminine -.096 .074 .137 -.019 .033 -.223 -.086 .113 -.182 .209 .135 -.217 -.207 .229 -.121 .194

colourful -.170 .083 -.171 -.318 .245 .166 .049 -.163 .023 -.215 -.002 .211 -.040 .041 .147 -.141

unique -.048 -.079 -.054 .324 -.097 -.094 -.011 .039 -.030 .064 .016 -.269 .268 -.223 -.203 .082

handmade .239 .214 -.095 .181 -.239 .148 -.260 -.108 -.150 -.177 -.095 .046 -.202 .042 -.175 -.108

thick .050 -.150 -.009 -.159 -.062 .045 .019 .003 .139 .087 .055 .294 -.052 -.006 .064 .206

suitable -.358 .259 -.212 -.033 .039 -.113 -.296 -.094 .014 .067 -.045 -.134 -.091 .268 -.087 .109

synchronyze -.227 -.085 -.131 -.259 .266 .019 .122 -.100 .131 -.273 -.064 .236 .104 -.111 .120 .094

classy .207 -.007 .000 .043 -.051 .256 .328 -.333 .120 -.302 -.169 .498 .038 -.390 .166 -.253

neat -.251 .026 -.107 .001 .084 -.273 -.123 .236 -.069 .110 .089 -.361 -.263 .312 -.094 .265

Va

ria

be

l

Page 122: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-122

Hasil Ekstraksi Item dan Kategori item kategori

santung

katun

primisima

doby

paris

viscos

sutra

solo

jogja

pesisir

abstrak

bunga

kombinasi

sogan

lasem

lawasan

gradasi

pasta

perpaduan banyak warna

tanpa kerah

v neck

kerah dasi

kerah rebah

kerah tegak

kerah shanghai

bungkus kain

logam

plastik

bathok

resleting

bros

obi

dasi

pita

sabuk

renda

payet

rempel

kombinasi kain

printing

cap

tulis

kombinasi printing dan tulis

kombinasi cap dan tulis

tank top

tanpa lengan

lengan pendek

lengan 3/4

lengan panjang

kualitas kain

motif

warna

kerah

kancing

aksesoris

pembuatan

lengan

Page 123: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-123

KUESIONER II

Responden Yth.,

Penelitian ini dilakukan sebagai persyaratan penyelesaian studi di Teknik

Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kuesioner penelitian awal yang

saya buat, disusun sebagai bagian dari penelitian pasar yang dilaksanakan dalam

upaya pengumpulan data dari Tugas Akhir yang berjudul “PENGEMBANGAN

PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA BERDASARKAN

PREFERENSI PELANGGAN MENGGUNAKAN KANSEI

ENGINEERING”.

Saya menyadari waktu Saudara/i yang sangat terbatas dan berharga. Oleh

karena itu, kesediaan Saudara/i untuk dapat mengisi kuesioner ini dengan benar

merupakan suatu penghargaan bagi saya dan akan sangat membantu dalam

kelancaran penelitian ini.

Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Toto Indra S.

Page 124: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-124

Contoh Pengisian Kuesioner :

Data Responden:

Nama Responden = Toto

Umur = 22

Alamat = Jl. Sidoluhur No.33, Laweyan, Solo

Pekerjaan = Pelajar

Kuesioner Pemilihan Item dan Kategori Produk Pakaian Batik Untuk Wanita :

1. Item Produk (atribut produk pakaian batik untuk wanita).

Responden dimohon memberikan tanda check list [v] pada 5 item produk yang

menjadi pertimbangan dalam membeli produk pakaian batik untuk wanita

a. Kain [ v ]

b. Motif [ v ]

c. Warna [ v ]

d. Kerah [ ]

e. Kancing [ v ]

f. Aksesoris [ v ]

g. Pembuatan [ v ]

h. lengan [ ]

Selanjutnya responden diminta untuk memilih kategori produk yang merupakan

keterangan dari item produk

2. Kategori produk merupakan penjabaran atau break down dari item produk.

Berdasarkan item produk yang telah Anda pilih pada poin 1, maka Anda diminta

untuk memilih 2 kategori produk sesuai kebutuhan dan keinginan terhadap produk

pakaian batik untuk wanita. Anda diharuskan memberikan tanda check list (v)

pada pilihan anda.

a. Kualitas kain

1. Santung [ ]

2. Katun [ v ]

3. Primisima [ v ]

4. Doby [ ]

5. Paris [ ]

6. Viscos [ ]

7. Sutra [ ]

Page 125: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-125

b. Motif

1. Solo [ ]

2. Jogja [ ]

3. Pesisir [ ]

4. Abstrak [ ]

5. Bunga [ v ]

6. Kombinasi [ v ]

c. Warna

1. Sogan [ ]

2. Lasem [ ]

3. Lawasan [ ]

4. Gradasi [ v ]

5. Pasta [ v ]

6. Perpaduan banyak warna [ ]

d. Kancing

1. Bungkus kain [ ]

2. Logam [ v ]

3. Plastik [ ]

4. Bathok [ ]

5. Resleting [ v ]

e. Aksesoris

1. Bros [ ]

2. Obi [ v ]

3. Dasi [ ]

4. Pita [ v ]

5. Sabuk [ ]

6. Renda [ ]

7. Payet [ ]

8. Rempel [ ]

9. Kombinasi kain [ ]

f. Pembuatan

1. Printing [ v ]

Page 126: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-126

2. Cap [ ]

3. Tulis [ ]

4. Kombinasi printing dan tulis [ ]

5. Kombinasi cap dan tulis [ v ]

g. Lengan

1. Tank top [ ]

2. Tanpa lengan [ ]

3. Lengan pendek [ ]

4. Lengan ¾ [ ]

5. Lengan panjang [ ]

Page 127: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-127

Data Responden:

Nama Responden =

Umur =

Alamat =

Pekerjaan =

Kuesioner Pemilihan Item dan Kategori Produk Pakaian Batik Untuk Wanita :

1. Item Produk (atribut produk pakaian batik untuk wanita).

Responden dimohon memberikan tanda check list [v] pada 5 item produk yang

menjadi pertimbangan dalam membeli produk pakaian batik untuk wanita

a. Kualitas Kain [ ]

b. Motif [ ]

c. Warna [ ]

d. Kerah [ ]

e. Kancing [ ]

f. Aksesoris [ ]

g. Pembuatan [ ]

h. lengan [ ]

Selanjutnya Anda diminta untuk memilih kategori produk yang merupakan

keterangan dari item produk

2. Kategori produk merupakan penjabaran atau break down dari item produk.

Berdasarkan item produk yang telah Anda pilih pada poin 1, maka Anda diminta

untuk memilih 2 kategori produk sesuai kebutuhan dan keinginan terhadap produk

pakaian batik untuk wanita. Anda diharuskan memberikan tanda check list (v)

pada pilihan anda.

a. Kualitas Kain

1. Santung [ ]

2. Katun [ ]

3. Primisima [ ]

4. Doby [ ]

5. Paris [ ]

6. Viscos [ ]

7. Sutra [ ]

b. Motif

1. Solo [ ]

2. Jogja [ ]

3. Pesisir [ ]

4. Abstrak [ ]

Page 128: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-128

5. Bunga [ ]

6. Kombinasi [ ]

c. Warna

1. Sogan [ ]

2. Lasem [ ]

3. Lawasan [ ]

4. Gradasi [ ]

5. Pasta [ ]

6. Perpaduan banyak warna [ ]

d. Kerah

1. Tanpa kerah [ ]

2. V neck [ ]

3. Kerah dasi [ ]

4. Kerah rebah [ ]

5. Kerah tegak [ ]

6. Kerah shanghai [ ]

e. Kancing

1. Bungkus kain [ ]

2. Logam [ ]

3. Plastik [ ]

4. Bathok [ ]

5. Resleting [ ]

f. Aksesoris

1. Bros [ ]

2. Obi [ ]

3. Dasi [ ]

4. Pita [ ]

5. Sabuk [ ]

6. Renda [ ]

7. Payet [ ]

8. Rempel [ ]

9. Kombinasi kain [ ]

Page 129: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-129

g. Pembuatan

1. Printing [ ]

2. Cap [ ]

3. Tulis [ ]

4. Kombinasi printing dan tulis [ ]

5. Kombinasi cap dan tulis [ ]

h. Lengan

1. Tank top [ ]

2. Tanpa lengan [ ]

3. Lengan pendek [ ]

4. Lengan ¾ [ ]

5. Lengan panjang [ ]

Page 130: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-130

KUESIONER III

Responden Yth.,

Penelitian ini dilakukan sebagai persyaratan penyelesaian studi di Teknik

Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kuesioner penelitian awal yang

saya buat, disusun sebagai bagian dari penelitian pasar yang dilaksanakan dalam

upaya pengumpulan data dari Tugas Akhir yang berjudul

“PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK

WANITA BERDASARKAN PREFERENSI PELANGGAN

MENGGUNAKAN KANSEI ENGINEERING”. Saya menyadari waktu Saudara/i yang sangat terbatas dan berharga. Oleh

karena itu, kesediaan Saudara/i untuk dapat mengisi kuesioner ini dengan benar

merupakan suatu penghargaan bagi saya dan akan sangat membantu dalam

kelancaran penelitian ini.

Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Toto Indra S.

Page 131: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-131

Petunjuk Pengisian Kuesioner III

Pertama-tama responden mengisi biodata diri. Selanjutnya, responden

diharuskan untuk mengisi kuesioner dengan memberikan tanda (x) pada salah satu

dari 5 skala yang anda paling anggap sesuai. Delapan contoh produk digunakan

untuk membantu responden dalam mengisi kuesioner. Skala-skala yang telah

ditetapkan tersebut, yaitu:

5 = sangat sesuai berarti bahwa responden menganggap contoh produk pakaian

batik sangat sesuai dengan faktor kolom kiri.

4 = sesuai berarti bahwa responden menganggap contoh produk pakaian batik

sesuai dengan faktor kolom kiri.

3 = netral berarti bahwa responden menganggap contoh produk pakaian batik

tidak sesuai dengan faktor pada kolom kiri maupun kolom kanan.

2 = tidak sesuai berarti bahwa responden menganggap contoh produk pakaian

batik sesuai dengan faktor kolom kanan.

1 = sangat tidak sesuai berarti bahwa responden menganggap contoh produk

pakaian batik sangat sesuai dengan faktor kolom kanan.

Pengisian Kuesioner III

Umur :

Tempat tinggal :

Seberapa sering membeli pakaian batik :

Pekerjaan :

Penghasilan :

Page 132: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-132

faktor 5 4 3 2 1 faktor

young old fashioned

calm brave

smooth rough

beautiful poor

durable fragile

warm cold

comfortable not comfortable

easy to use hard to use

colourful colourless

fashionable not fashionable

sexy not sexy

faktor 5 4 3 2 1 faktor

young old fashioned

calm brave

smooth rough

beautiful poor

durable fragile

warm cold

comfortable not comfortable

easy to use hard to use

colourful colourless

fashionable not fashionable

sexy not sexy

faktor 5 4 3 2 1 faktor

young old fashioned

calm brave

smooth rough

beautiful poor

durable fragile

warm cold

comfortable not comfortable

easy to use hard to use

colourful colourless

fashionable not fashionable

sexy not sexy

faktor 5 4 3 2 1 faktor

young old fashioned

calm brave

smooth rough

beautiful poor

durable fragile

warm cold

comfortable not comfortable

easy to use hard to use

colourful colourless

fashionable not fashionable

sexy not sexy

Contoh Produk Pakaian Batik untuk Wanita

Contoh Produk Pakaian Batik untuk Wanita 1

Contoh Produk Pakaian Batik untuk Wanita 2

Contoh Produk Pakaian Batik untuk Wanita 3

Contoh Produk Pakaian Batik untuk Wanita 4

Produk pakaian batik cap dengan kain paris

motif kombinasi, warna sogan

menggunakan aksesoris obi

Produk pakaian batik cap dengan kain katun

Produk pakaian batik printing dengan kain katun

Produk pakaian batik cap dengan kain katun

motif kombinasi, warna gradasi

motif bunga, warna sogan

motif bunga, warna gradasi

menggunakan aksesoris obi

menggunakan aksesoris obi

menggunakan aksesoris payet

Page 133: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-133

faktor 5 4 3 2 1 faktor

young old fashioned

calm brave

smooth rough

beautiful poor

durable fragile

warm cold

comfortable not comfortable

easy to use hard to use

colourful colourless

fashionable not fashionable

sexy not sexy

faktor 5 4 3 2 1 faktor

young old fashioned

calm brave

smooth rough

beautiful poor

durable fragile

warm cold

comfortable not comfortable

easy to use hard to use

colourful colourless

fashionable not fashionable

sexy not sexy

faktor 5 4 3 2 1 faktor

young old fashioned

calm brave

smooth rough

beautiful poor

durable fragile

warm cold

comfortable not comfortable

easy to use hard to use

colourful colourless

fashionable not fashionable

sexy not sexy

faktor 5 4 3 2 1 faktor

young old fashioned

calm brave

smooth rough

beautiful poor

durable fragile

warm cold

comfortable not comfortable

easy to use hard to use

colourful colourless

fashionable not fashionable

sexy not sexy

Contoh Produk Pakaian Batik untuk Wanita 7

Contoh Produk Pakaian Batik untuk Wanita 8

Produk pakaian batik printing dengan kain paris

Produk pakaian batik cap dengan kain paris

motif kombinasi, warna sogan

motif bunga, warna gradasi

motif kombinasi, warna gradasi

Contoh Produk Pakaian Batik untuk Wanita 5

Contoh Produk Pakaian Batik untuk Wanita 6

menggunakan aksesoris payet

motif bunga, warna sogan

menggunakan aksesoris payet

menggunakan aksesoris obi

menggunakan aksesoris payet

Produk pakaian batik printing dengan kain katun

Produk pakaian batik printing dengan kain paris

Page 134: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-134

Contoh Syntax Analisis Konjoin

ANALISIS KLASTER

1. Kansei Word “Young”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 1 5 55.000

2 6 7 114.500

3 2 6 182.333

4 1 3 253.333

5 1 8 334.833

6 1 4 452.933

7 1 2 579.250

Stage Cluster Combined

Coefficients

2. Kansei Word “Calm”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 7 8 20.500

2 1 5 47.500

3 2 3 82.500

4 2 6 130.833

5 2 4 185.000

6 2 7 246.167

7 1 2 320.125

Stage Cluster Combined

Coefficients

3. Kansei Word “Smooth”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 7 8 34.000

2 1 3 83.000

3 2 7 133.667

4 4 6 185.667

5 4 5 271.667

6 1 2 375.600

7 1 4 497.500

Stage Cluster Combined

Coefficients

Page 135: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-135

4. Kansei Word “Beautiful”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 1 5 43.000

2 2 6 88.000

3 3 8 135.000

4 3 7 186.667

5 2 4 240.333

6 1 3 317.067

7 1 2 412.125

Stage Cluster Combined

Coefficients

5. Kansei Word “Durable”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 1 8 27.500

2 4 7 66.000

3 1 4 111.000

4 2 6 163.500

5 3 5 216.500

6 1 2 277.500

7 1 3 376.375

Stage Cluster Combined

Coefficients

6. Kansei Word “Warm”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 6 7 22.500

2 6 8 68.000

3 2 4 118.500

4 3 5 184.500

5 1 6 255.750

6 2 3 332.000

7 1 2 498.750

Stage Cluster Combined

Coefficients

Page 136: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-136

7. Kansei Word “Comfortable”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 2 8 36.500

2 1 2 76.000

3 6 7 118.000

4 3 4 164.500

5 5 6 215.167

6 1 3 284.267

7 1 5 391.625

Stage Cluster Combined

Coefficients

8. Kansei Word “Easy to Use”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 7 8 32.500

2 1 7 75.333

3 4 5 122.833

4 1 3 176.000

5 2 4 239.833

6 1 2 316.857

7 1 6 403.375

Stage Cluster Combined

Coefficients

9. Kansei Word “Colourful”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 1 3 18.000

2 2 6 50.500

3 2 7 84.000

4 5 8 120.000

5 1 5 163.500

6 2 4 245.250

7 1 2 614.625

Stage Cluster Combined

Coefficients

Page 137: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

L-137

10. Kansei Word “Fashionable”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 7 8 37.000

2 2 3 82.000

3 6 7 130.333

4 4 5 188.833

5 1 4 269.667

6 2 6 356.933

7 1 2 450.125

Stage Cluster Combined

Coefficients

11. Kansei Word “Sexy”

Koefisien Jarak Euclidean Kuadrat

Cluster 1 Cluster 2

1 1 4 38.500

2 2 5 79.000

3 7 8 125.000

4 6 7 193.667

5 2 3 269.167

6 1 6 352.400

7 1 2 471.125

Stage Cluster Combined

Coefficients

Page 138: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN

(BCHP)

LAPORAN KEMAJUAN

PENELITIAN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA

BERDASARKAN PREFERENSI PELANGGAN MENGGUNAKAN

KANSEI ENGINEERING

Studi Kasus : Batik Putra Bengawan, Laweyan , Surakarta)

PROGRAM UNGGULAN

Bidang Fokus : Sistem Produksi

Peneliti :

Toto Indra Setiawan

NIM. I 0307083

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta 57126

Telp. (0271) 632110 Faks. (0271) 632110 HP.(082134727879)

e-Mail: [email protected]

Januari 2012

1 2 3 4

Page 139: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan
Page 140: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

SURAT PERNYATAAN

KEMAJUAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Jurusan Teknik Industri yang

menyatakan bahwa :

Nama : Toto Indra Setiawan

NIM : I 0307083

Judul Penelitian : Pengembangan Produk Pakaian Batik untuk Wanita Berdasarkan

Preferensi Pelanggan Menggunakan Kansei Engineering di Batik Putra

Bengawan

Bidang Fokus : Sistem Produksi

Waktu Penelitian : 7 bulan

Jatuh Bulan ke

Akan memenuhi ketentuan :

1. Apabila dalam 3 bulan dari proposal yang telah disetujui oleh pihak jurusan, penelitian

saya tidak ada perkembangan sama sekali atau dinyatakan nihil oleh jurusan, maka

proposal yang diajukan dapat dinyatakan GUGUR dikarenakan tidak memenuhi syarat

waktu untuk dilanjutkan dan saya siap untuk mengajukan proposal ulang kembali.

2. Apabila setelah 6 bulan dari proposal yang telah disetujui oleh pihak jurusan, penelitian

saya sangat lambat kemajuannya yang diikuti dengan keterangan dari dosen pembimbing,

ataupun setelah seminar tugas akhir tidak ada perkembangan kembali atas segala agenda

perbaikan yang disertai keterangan dari dosen pembimbing, maka proposal yang diajukan

atau segala sesuatu dari agenda perbaikan setelah diadakan acara seminar tugas akhir

dapat dinyatakan GUGUR dikarenakan tidak memenuhi syarat waktu untuk dilanjutkan

dan saya siap untuk mengajukan proposal ulang kembali.

3. Apabila setelah 9 bulan dari proposal yang telah disetujui oleh pihak jurusan, penelitian

saya sangat lambat kemajuannya yang diikuti dengan keterangan dari dosen pembimbing,

ataupun setelah seminar tugas akhir tidak ada perkembangan kembali atas segala agenda

perbaikan yang disertai keterangan dari dosen pembimbing, maka proposal yang diajukan

atau segala sesuatu dari agenda perbaikan setelah diadakan acara seminar tugas akhir

dapat dinyatakan GUGUR dikarenakan tidak memenuhi syarat waktu untuk dilanjutkan

dan saya siap untuk mengajukan proposal ulang kembali.

4. Apabila setelah perpanjangan waktu kedua selama 5 bulan, perkembangan penelitian saya

sangat lambat kemajuannya yang diikuti dengan keterangan dari dosen pembimbing, atau

setelah seminar tugas akhir tidak ada perkembangan kembali atas segala agenda perbaikan

yang disertai keterangan dari dosen pembimbing, maka proposal yang diajukan atau

segala sesuatu dari agenda perbaikan setelah diadakan acara seminar tugas akhir dapat

dinyatakan GUGUR dikarenakan tidak memenuhi syarat waktu untuk dilanjutkan dan

saya siap untuk mengajukan proposal ulang kembali.

Page 141: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan
Page 142: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

5

Page 143: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

6

Page 144: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

7

Page 145: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

8

Page 146: PENGEMBANGAN PRODUK PAKAIAN BATIK UNTUK WANITA …... · pengembangan produk pakaian batik untuk wanita berdasarkan preferensi pelanggan

9