pengendalian penyakit CPVD pada jeruk

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 pengendalian penyakit CPVD pada jeruk

    1/2

    Jeruk termasuk jenis buah-buahan yang digemari

    oleh masyarakat karena memiliki kapasitas dalam

    menunjang perbaikan gizi masyarakat, mengandung

    vitamin C cukup tinggi, dapat dikonsumsi baik dalam

    bentuk segar (sebagai buah meja) maupun olahan (jus

    dan sirop).

    Salah satu faktor pembatas dalam pengembangan

    eruk di Riau adalah organisme pengganggu (OPT)

    termasuk penyakit CVPD (citrus vein phloem

    degeneration). Penyakit ini termasuk penyebabmatinya pohon jeruk secara besar-besaran pada tahun

    1980-an di Kabupaten Jeneponto, Bantaeng,

    Bulukumba dan Kampar, pada tahun 2001 kembali

    dilaporkan bahwa CVPD telah ditemukan pada

    tanaman jeruk keprok diselayar.

    Perlu Perhatian khusus terhadap penyakit CVPD,

    karena tanaman yang sudah terserang CVPD sulit

    dikendalikan. Pengenalan dan upaya pengendalian

    penyakit CVPD sangat penting dilakukan bagi petugas

    lapangan maupun petani, bila kehadiran CVPD dan

    serangga vektornya pada tanaman jeruk dapatdiketahui lebih dini, maka penyebarannya dapat

    dibatasi.

    1. Gejala Luar

    Gejala yang nampak pada tanaman muda adanya

    kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya

    mencuat ke atas, daun- daun kecil dan belang-belang

    kekuningan. Tanaman biasanya menghasilkan buah

    berkualitas jelek.Gejala yang nampak pada tanaman dewasa,

    cabang yang daun-daunnya kuning dan kontras

    dengan cabang lain yang daun-daunnya masih sehat.

    Gejala ini dikenal dengan sebutan greening sektoral.

    Daun pada cabang-cabang yang terinfeksi menjorok

    keatas seperti sikat, berukuran lebih sempit, lancip

    dengan warna kuning diantara tulang daun. Gejala-

    gejala ini mirip dengan gejala defisien Zn. Buah pada

    cabang yang terinfeksi biasanya tidak dapat

    berkembang normal dan berukuran kecil, terutama

    pada bagian yang tidak terkena cahaya matahari.

    Pada pangkal buah biasanya muncul warna orange.

    Buah-buah yang terserang rasanya masam dan bijinya

    kempes, tidak berkembang dan berwarna kehitaman.

    2. Gejala Dalam

    Pada irisan melintang tulang daun tengah jeruk

    berturut-turut dari luar hingga ketengah daun akan

    terlihat jaringan-jaringan epidermis, kolengkim,

    sklerenkim, phloem. Gejala dalam pada tanaman jeruk

    yang terkena CVPD adalah: phloem tulang daun

    tanaman sakit lebih tebal dari phloem tulang daun

    tanaman sehat, Pada phloem tulang daun tanaman

    sakit terdapat sel-sel berdinding tebal yang merupakan

    jalur-jalur mulai dari dekat sklerenkim sampai dekat

    xilem. Dinding tebal tersebut adalah beberapa lapisdinding sel yang berdesak- desakan, di dalam

    berbagai jaringan dalam daun terjadi pengumpulan

    secara berlebihan butir-butir halus zat pati.

    Penyebab penyakit CVPD adalah bakteri

    liberobacter asiaticum yang hidup dan hanya

    berkembang pada jaringan phloem, akibatnya sel-sel

    phloem mengalami degenerasi sehingga menghambat

    tanaman menyerap nutrisi. Penyakit CVPD dapatditemukan pada semua jenis jeruk yang terdapat di

    Indonesia.

    1. Bibit jeruk bebas penyakit

    Bibit mendapat pengawasan dari balai

    pengawasan dan sertifikasi benih (BPSB). Dalam

    rangka ini, pusat penelitian dan pengembangan

    hortikultura telah mengembangkan teknik sambungtunas pucuk (shoot tip grafting, STG) seperti di riau,

    jawa timur, sulawesi selatan, jawa barat dan bali.

    2. Serangga Vector

    Serangga penyebaran CVPD pada tanaman jeruk

    adalah D. Citri.

    Kendalikan D. Citri dengan :

    a. Dimethoate (perfekthion, roxion 40 EC, rogor 40

    EC, cygon). Aplikasikan pada daun atau disuntikanpada batang.

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian RiauBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

    Kementerian PertanianJl. Kaharuddin Nasution 341 Pekanbaru

    Telp. (0761) 674205, 674206, Fax. (0761) 674206E-Mail : [email protected]

    Website : http://www.riau.litbang.deptan.go.id

    PENDAHULUAN

    GEJALA PENYAKIT CVPD

    PENYEBAB

    PENGENDALIAN

  • 7/26/2019 pengendalian penyakit CPVD pada jeruk

    2/2

    b. Edosulfan (dekasulfan 350 EC). Aplikasikan pada

    saat tanaman menjelang dan ketika bertunas.

    3. Antibiotika oksitetrasiklin

    a. Lakukan pengimpusan pada tanaman jeruk yang

    terserang CVPD dengan tingkat serangan ringan

    pakai oksitetrasiklin HCI konsentrasi 200 ppm.

    b. Tanaman yang telah diinfus perlu dilakukan

    secara berulang, dilakukan pemupukan dan

    mendapat pengairan yang cukup.

    c. Dengan cara pengimpusan, pemberian pupuk

    serta pengairan yang cukup maka produktivitas

    tanaman dapat diperpanjang.

    4. Eradikasi

    Tanaman sakit harus dimusnahkan melalui

    eradikasi.

    5. Karantina

    Cegah CVPD dengan cara melarang

    pengangkutan tanaman/bibit jeruk dari daerah

    endemic kedaerah bebas CVPD.

    6. Pengairan dan pemupukan

    Gejala CVPD banyak terdapat didaerah

    kekurangan air dan daerah daerah yang belum biasa

    melakukan pemupukan jeruk. Idealnya tanaman jeruk

    tersebut diberi pemupukan berimbang antara pupukmakro dan pupuk mikro (tjiptono, 1984 dalam

    hutagalung,1989).

    7. Pemetaan daerah serangan CVPD

    Data ini sangat penting untuk penyusunan

    program secara lengkap. Data yang diperlukan

    adalah jumlah daerah perbanyakan jeruk, jumlah

    tanaman yang terkena CVPD, intensitas/tingkat

    serangan, penyebaran penyakit, cara pengendalian

    serta pengembangan pengendalianpenyakit CVPD.

    Penulis :Suhendri Saputra, Sri Swastika dan Nurmili Yuliani

    Editor : Irwan Kasup, Ika Purwani

    Layout : Andi

    Sumber Dana : Pendampingan Hortikultura TA. 2012

    Oplah : 100 Eksemplar

    Gambar 4. Bawah : buah jeruk sehat,

    Atas : buah jeruk sakit

    Gambar 3. Buah Jeruk yang sehat

    Gambar 6. Gejala daun yang terkena CVPD

    Gambar 5. Serangan vector CVPD

    (diaphorina citri)

    Gambar 1. Nimfa D. CitriGambar 2. Serangga

    dewasa D. Citri