Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
0
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERPIKIR SIMBOLIK MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK
KELOMPOK B PAUD TERPADU BUKIT PERMAI 2
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
MASITA
10545104716
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2021
i
ii
iii
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Seberat apapun cobaan dan masalah,
Jalani dan hadapi dengan senyuman..
…
~ Masita
Kupersembahkan karya ini buat :
Kedua orang tuaku, saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku,
Atas semua bantuan yang diberikan dengan ikhlas dalam mendukung
Penulis menggapai harapan menjadi sebuah kenyataan
viii
ABSTRAK
Masita. 2021. Peningkatan kemampuan kognitif berpikir simbolik melalui
penggunaan media kartu bergambar pada peserta didik kelompok B PAUD
Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Rusmayadi dan pembimbing II Sri
Sufliati Romba.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah, apakah dengan penggunaan
media kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan kognitif berpikir
simbolik pada peserta didik kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2
Kabupaten Gowa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan kognitif berpikir simbolik melalui penggunaan media kartu
bergambar pada peserta didik kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2
Kabupaten Gowa. Manfaat penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan
dalam bidang pembelajaran anak usia dini khususnya dalam meningkatkan
kemampuan kognitif berpikir simbolik dan diharapkan dapat bermanfaat bagi
peserta didik, guru dan sekolah. Metode pengumpulan data menggunakan
observasi dan dokumentasi, jenis penelitian tindakan kelas. Teknik analisis data
dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Lokasi penelitian PAUD
Terpadu Bukit Permai 2 karampang eja desa Kampili kacamatan Pallangga
Kabupaten Gowa.
Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I setelah diberikan tindakan
pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga terlihat peningkatan tidak terlalu
signifikan, dari 10 peserta didik yang diteliti ada 6 anak memiliki kriteria Mulai
berkembang (MB) dan 4 anak memiliki kriteria Berkembang sesuai Harapan
(BSH) dan hasil pada siklus II setelah diberikan tindakan menunjukkan bahwa
peningkatan kemampuan kognitif berpikir simbolik dari 10 peserta didik yang
diteliti ada 4 peserta didik memiliki kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
dan 6 peserta didik memiliki kriterian Berkembang Sangat Baik (BSB).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan
media kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan kognitif berpikir
simbolik peserta didik kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2.
Kata kunci: kemampuan kognitif, berpikir simbolik, media kartu bergambar
ix
KATA PENGANTAR
Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmatnya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugrah pada
detik waktu denyut jantung, gerak langkah, serta rasa rasio padamu sang khalik.
Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkahmu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi kadang
kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan
foto morgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai
pelangi yang terlihat indah hari kejauhan, tetapi menghilang didekati. Demikian
juga tulisan ini, kehendak hati ini ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas
penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis dikerjakan untuk
membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan,
khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perangpungan
tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis menucapkan terimah kasih kepada kedua
orang tua ayahanda saya Asikin dan ibunda Nurjannah yang telah berjuang berdoa
mengasuh membesarkan, mendidik, dan membiayai pendidik dalam proses
mencari ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga,
sahabat, serta teman- teman, yang tak hentinya memberi motivasi dan selalu
menemani dengan candaanannya. Kepada pembimbing I Dr. Rusmayadi,M.Pd
x
dan pembimbing II Sri Sufliati Romba,S.Pd.,M.Pd saya mengucapkan banyak
terima kasih atas bimbingannya.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
Prof.Dr.H.Ambo Asse,M.Ag rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin
Akib,M.Pd.,Ph.D dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Tasrif Akib,S.Pd.M.Pd ketua prodi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini, serta seluruh dosen dan para staf, dalam lingkungan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah membekali penulis dengan rangkaian ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terimah kasih yang sebesar- besarnya juga penulis ucapkan kepada
Direktur, kepala sekolah, guru PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa
dan Mukhlis, S.Pd.M.Pd, Sri Sufliati Romba,S.Pd.M.Pd, Reni Endang Lestari,
S.Pd dan Ismawati,S.Pd yang telah memberikan izin dan bantuan untuk
melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman
seperjuangan Syahriani dan Zuriatina, dan sahabat-sahabatku terkasih Rezki,
Syahriani, Saleha, Ainun, Saripa, kak Isma dan kak Mirna yang selalu membantu
dan menemaniku dalam suka dan duka, teman-teman terkasih serta rekan seluruh
mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini angkatan 2016
atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang
telah memberi pelangi dalam hidupku.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak selama saran dan kritikan
xi
tersebut sifatnya membangun Karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, 03 Juli 2021
Masita
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 8
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian Yang Relevan....................................................... 8
B. Kajian Teori ........................................................................................ 9
1. Kemampuan Kognitif .................................................................... 9
xiii
2. Berpikir Simbolik ........................................................................ 18
3. Media Pembelajaran ................................................................... 20
4. Kartu Bergambar .......................................................................... 24
C. Kerangka Pikir .................................................................................. 28
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 32
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 32
B. Lokasi Dan Subjek Penelitian........................................................... 32
C. Faktor yang Diselidiki ...................................................................... 33
D. Prosedur Penelitian ........................................................................... 33
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 36
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 37
H. Indikator Keberhasilan ..................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 41
A. Hasil penelitian ................................................................................. 41
B. Pembahasan hasil penelitian ............................................................. 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 74
A. Kesimpulan ....................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 76
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Kriteria Persentase ........................................................................................... 39
1.2 Kategori Uraian Hasil Belajar .......................................................................... 40
1.3 Hasil Observasi Dan Evaluasi Aktivitas Peserta Didik Peningkatan
Kemampuan Kognitif Berpikir Simbolik Peserta Didik Siklus I Pada
Pertemuan 1,2 dan 3 ........................................................................................ 52
1.4 Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Peserta Didik
Peningkatan Kemampuan Kognitif Berpikir Simbolik Peserta Didik
Siklus I Pada Pertemuan 1,2 dan 3 .................................................................. 53
1.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1, 2 dan 3 ....................... 55
1.6 Hasil Observasi Dan Evaluasi Aktivitas Peserta Didik Peningkatan
Kemampuan Kognitif Berpikir Simbolik Peserta Didik Siklus II Pada
Pertemuan 1,2 dan 3 ........................................................................................ 67
1.7 Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Peserta Didik
Peningkatan Kemampuan Kognitif Berpikir Simbolik Peserta Didik
Siklus I Pada Pertemuan 1,2 dan 3 ................................................................... 68
1.8 Rekapitulasi Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas Peserta Didik
Peningkatan Kemampuan Kognitif Berpikir Simbolik Peserta Didik
Siklus I Dan Siklus II ....................................................................................... 70
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Pikir................................................................................. 30
2.2 Prosedur Penelitian...................................................................................... 34
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
1. Kisi-kisi Instrumen
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
3. Hasil Observasi Penilaian Peserta Didik
4. Hasil Observasi Penilaian Guru
5. Dokumentasi
Lampiran 2
1) Surat Pengantar Penelitian Dari TU
2) Surat Izin Penelitian Dari LP3M
3) Surat Izin Penelitian Dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan
4) Surat Izin Penelitian Dari Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kabupaten Gowa
5) Surat Keterangan Validasi
6) Surat Keterangan Selesai Penelitian
7) Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses yang berkesinambungan
antara belajar dan perkembangan. Artinya, pengalaman belajar dan perkembangan
awal merupakan dasar bagi proses belajar dan perkembangan selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) pada hakikatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan
seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu, PAUD memberi kesempatan
bagi anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Atas
dasar ini, lembaga PAUD perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan berbagai aspek perkembangan seperti kognitif, bahasa, sosial,
emosi, fisik dan motorik. Suyadi (2014: 22)
Sejalan dengan pendapat tersebut Sibak dan Vinter, (Madyawati, 2016)
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pendidikan yang memberikan
pengasuhan, perawatan, dan pelayanan kepada anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki sekolah dasar.
Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 (Mursid, 2017: 2)
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan
yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun
2
yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional(sikap
dan perilaku), bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Mengacu pada Undang-undang No. 20 tahun 2003 di atas bahwa
pentingnya pendidikan bagi anak usia dini. Pada usia 3-4 sampai 5-6 tahun, yang
disebut masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa anak yang mulai
peka atau sensitif dalam menerima berbagai rangsangan. Pada masa ini anak
mulai memasuki masa prasekolah yang merupakan masa kesiapan untuk
memasuki pendidikan formal yang sebenarnya di sekolah dasar, masa ini juga
ditandai dengan masa peka terhadap segala stimulasi yang diterima melalui panca
indra. Masa peka memiliki arti penting bagi perkembangan setiap anak, masa
peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan
perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya
kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang berkaitan
dengan lingkungan. Masa ini juga merupakan masa untuk mengembangkan aspek-
aspek perkembangan anak yaitu kognitif, motorik, bahasa, sosial-emosional,
agama, dan moral.
Salah satu aspek kemampuan anak usia dini yang penting untuk
dikembangkan adalah kemampuan kognitif. kemampuan kognitif dapat diartikan
sebagai kemampuan dalam mengetahui sesuatu yang artinya anak dapat
3
mengetahui sifat, bentuk, belajar tentang kemampuan-kemampuan baru,
memperoleh banyak ingatan dan menambah banyak pengalaman belajar tentang
sesuatu atau gambaran yang jelas.
Kemampuan kognitif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir anak, agar dapat memperoleh hasil belajarnya, dapat menemukan
alternatif pemecahan masalah, membantu anak dalam mengembangkan
kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, serta mempunyai
kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan
perkembangan kemampuan berpikir.
Menurut Permendikbud RI No. 137 Tahun 2014 tentang standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini (pasal 10).
Kognitif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: belajar dan
pemecahan masalah, mencakup kemampuan pemecahan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan
diterima sosial serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman
dalam konteks yang baru, berpikir logis yaitu mencakup berbagai
(perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif, berencana, dan mengenal
sebab akibat), berpikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal,
menyebutkan, dan menggunakan konsep bilangan, mengenal huruf,
serta mampu mempresentasikan berbagai benda dan imajinasinya
dalam bentuk gambar.
Mengenai kemampuan kognitif ada beberapa ruang lingkup dalam
perkembangan kemampuan kognitif yang harus dicapai anak usia dini sesuai
dengan standar tingkat pencapaian perkembangan anak (STPPA) diantaranya
adalah belajar memecahkan masalah, berpikir logis, dan berpikir simbolik. Dari
ruang lingkup perkembangan kognitif anak usia dini, salah satu dari ketiga ruang
lingkup tersebut, yang tidak boleh diabaikan adalah berpikir simbolik
4
Menurut Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).
Berpikir simbolik pada anak usia dini 5-6 tahun yaitu menyebutkan bilangan 1-10,
menggunakan lambang bilangan untuk menghitung, mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan, mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan
konsonan, mempresentasikan macam benda dan bentuk gambar atau tulisan.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di PAUD
Terpadu Bukit Permai 2 pada peserta didik kelompok B pada hari senin tanggal
10 Agustus 2020, mengungkapkan bahwa dari hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti didapatkan permasalahan yaitu kemampuan kognitif berpikir
simbolik perserta didik masih rendah atau belum meningkat secara optimal. Hal
ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran di sekolah kurang bervariasi,
cenderung menggunakan metode konvensional, tanya jawab dan pemberian tugas.
Sedangkan dalam proses kegiatan pembelajaran di PAUD, anak usia dini belajar
sambil bermain, mencermati hal tersebut perlu adanya perubahan dalam proses
pembelajaran yang dilakukan. Maka dari itu, diharapkan penggunaan media
pembelajaran dapat membantu proses kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan kognitif berpikir simbolik pada peserta didik.
Mencermati kondisi di atas, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
kemampuan kognitif peserta didik yakni dengan memilih dan menggunakan
media pembelajaran yang tepat dengan memperhatikan kecenderungan belajar
peserta didik, materi ajar dan kesiapan guru. Adapun upaya yang dilakukan
5
peneliti untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan media media
pembelajaran yang menarik.
Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut, yakni dengan
menggunakan media pembelajaran yang kreatif dan menarik bagi peserta didik,
yaitu dengan menggunakan media kartu bergambar, yang mana media tersebut
berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan kognitif berpikir simbolik peserta
didik dan efektif sebagai alat bantu dalam pelaksanaan interaksi antara guru dan
peserta didik selama proses belajar mengajar.
Kartu bergambar merupakan salah satu jenis dari media visual. Media
gambar adalah media umum yang sering digunakan pada proses pembelajaran,
karena media gambar mudah untuk di mengerti dan efektif digunakan dimana
saja, khususnya bagi peserta didik. Media gambar biasanya memerlukan
keterpaduan dalam pemakaiannya sehingga media tersebut menjadi efektif, selain
penggunaannya yang mudah media gambar juga memiliki beberapa jenis gambar
yang dapat diterapkan sebagai pilihan dalam menyampaikan materi ajar.
Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa pentingnya penggunaan
alat bantu atau media ajar untuk meningkatkan kemampuan kognitif berpikir
simbolik anak usia dini. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Kognitif Dalam
Berpikir Simbolik Melalui Penggunaan Media Kartu Bergambar Pada
Peserta Didik Kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten
Gowa”.
6
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat
diidentifikasi masalah yang ditemukan, bahwa kemampuan kognitif berpikir
simbolik belum tercapai secara optimal pada peserta didik kelompok B PAUD
Terpadu Bukit Permai 2.
2. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk meyelesaikan masalah yang dihadapi oleh guru dan peserta
didik yaitu melalui penggunaan media kartu bergambar pada peserta didik
kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2.
3. Rumusan Masalah
Apakah dengan penggunaan media kartu bergambar dapat
meningkatkan kemampuan kognitif berpikir simbolik pada peserta didik
Kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif berpikir simbolik peserta didik
dari Belum Berkembang (BB) meningkat menjadi Berkembang Sangat Baik
(BSB) dengan menggunaan media kartu bergambar pada peserta didik kelompok
B PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa.
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah
ilmu pengetahuan dalam bidang pembelajaran anak usia dini khususnya
dalam meningkatkan kemampuan kognitif berpikir simbolik pada peserta
didik melalui penggunaan media kartu bergambar.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi anak, guru dan juga
sekolah, adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut;
a. Manfaat penelitian bagi anak yaitu: hasil penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik.
b. Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu: dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat membantu guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
membuat media pembelajaran yang menarik.
c. Manfaat penelitian bagi sekolah: Dapat memberikan masukan yang berarti
dan bermakna pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan atau berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu sebagai berikut:
a. Penelitian oleh Siti Sadidah (2012) judul: Penggunaan Media Kartu
Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mengenal
Konsep Bilangan Dan Lambang Bilangan 1-10 Pada Siswa kelompok A TK
Krisnamurti III Surabaya.
b. Penelitian oleh Riska Maulina (2017) judul: Pengembangan Kemampuan
Berpikir Simbolik Anak Melalui Penggunaan Kartu Bilangan Di PAUD
Madani Gampong Ateuk Jawo Kacamatan Baiturrahman Banda Aceh.
Dari penelitian terdahulu di atas memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, antara lain:
No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1
Penggunaan Media Kartu
bergambar untuk meningkatkan
kemampuan Siswa Dalam
Mengenal Konsep Bilangan Dan
Lambang Bilangan 1-10 Pada
Siswa kelompok A TK
Krisnamurti III Surabaya
Media yang
digunakan dan
teknik/metode
penelitian yang
digunakan
Hal yang
dikembangkan dan
dan kelompok usia
yang diteliti
2
Pengembangan Kemampuan
berpikir simbolik anak melalui
penggunaan kartu bilangan di
PAUD Madani Gampong Ateuk
Jowo Kecamatan Baitul Rahman
Banda Aceh
Hal yang ingin
dikembangkan
Teknik atau
metode penelitian
yang digunakan
dan media yang
digunakan
9
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunakan media kartu bergambar dapat membantu dalam
meningkatkan kemampuan kognitif berpikir simbolik pada anak usia dini.
B. Kajian Teori
1. Kemampuan Kognitif Anak
a. Pengertian Kognitif
Menurut Neisser (Indrijati, 2016: 44) “Istilah kognitif (cognitive) berasal
dari kata cognition yang artinya pengertian atau mengerti.” Pengertian dalam area
cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan.
Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif ini menjadi populer sebagai
salah satu wilayah psikologi manusia atau satu konsep umum yang mencakup
semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan
dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.
Menurut Susanto (2012: 47) Kognitif adalah “suatu proses berpikir, yaitu
kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan
suatu kejadian atau peristiwa.” Proses kognitif berhubungan dengan tingkat
kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat
terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar
Kognisi juga dapat diartikan dengan kemampuan belajar atau berpikir atau
kecerdasan, yaitu kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan konsep baru,
keterampilan untuk memahami apa yang terjadi di lingkungannya, serta
10
keterampilan menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana.
Sementara itu dalam kamus besar bahasa Indonesia, kognitif diartikan sebagai
suatu hal yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan
informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan
masalah dan merencanakan masa depan atau semua proses psikologi yang
berhubungan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan,
mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan
lingkungannya.
Pada dasar kognitif adalah suatu proses berpikir yaitu, kemampuan
individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian
atau peristiwa, proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan
(intelegensi). Pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan
eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya, sehingga dengan
pengetahuan yang didapatkannya anak akan dapat melangsungkan hidupnya dan
menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya.
Berdasarkan definisi kognitif diatas dapat disimpulkan bahwa kognitif
adalah perubahan psikis yang berpengaruh pada proses berpikir atau kecerdasan,
yaitu kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan konsep baru, keterampilan
untuk memahami apa yang terjadi di lingkungannya, serta keterampilan
menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana.
b. Teori kognitif
Piaget (Rahman Habibu 2019: 289) mengemukakan bahwa dalam proses
perkembangan kognitif, anak secara terus menerus berinteraksi dengan dunia di
11
sekitarnya, seperti memecahkan masalah yang ditampilkan oleh lingkungannya
dan belajar pada waktu anak mengambil tindakan dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Dengan demikian anak aktif membangun pengetahuannya sendiri.
Vigotsky (Patilima, 2015: 15-18), menyatakan “perkembangan mental,
bahasa, dan sosial didukung dan ditingkatkan oleh orang lain lewat interaksi
sosial”. Zona perkembangan proksimal, wilayah perkembangan masa anak dapat
diarahkan untuk berinteraksi dengan mitra yang lebih kompeten maupun baik
orang dewasa maupun teman sebaya, ini bukanlah ruang kelas yang muncul
dengan sendirinya dari aktivitas bersama atau itu sendiri. Namun, ini adalah
perbedaan antara apa yang dapat dicapai anak sendiri dan apa yang dapat ia capai
dengan kerjasama dengan orang lain yang lebih kompeten. Zona tersebut tercipta
dalam interaksi sosial.
Alfred Binet (Susanto Ahmad 2014: 51) mengemukakan potensi kognitif
seseorang tercermin pada kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
menyangkut pemahaman dan penalaran. Potensi kognitif harus dimengerti sebagai
suatu aktivitas atau perilaku kognitif yang pokok, terutama pemahaman penilaian
yang menyangkut kemampuan berbahasa maupun kemampuan motoric.
Woolfolk (Susanto Ahmad 2014: 57) mengemukakan definisi kognitif
kepada tiga kategori, yaitu: 1) kemampuan untuk belajar; 2) keseluruhan
pengetahuan yang harus diperoleh; dan 3) kemampuan untuk beradaptasi dan
berhasil dengan situasi baru atau lingkungan yang baru. Woolfolk juga
mengemukakan bahwa kognitif merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk
12
memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah
dan beradaptasi dengan lingkungan.
Brunner (Nur’aeni 2004: 57), pada hakikatnya segala ilmu dapat diajarkan
pada semua anak dari semua usia, asal materinya benar-benar sesuai”. Itu
sebabnya menurut Brunner, peranan pendidikan sangat penting dalam hal lain.
Selanjutnya ia mengajukan tiga tingkat perkembangan:
1) Tingkat Enactiva
Bayi akan belajar dengan baik bila belajar ini dilakukan lewat hubungan
sensomotoriknya.
2) Ironis
Tahap ini terjadi pada saat anak telah menginjakkan kakinya di TK. Di sini
anak belajar lewat gambaran mental dan bayangan ingatannya.
3) Penggunaan Lambang
Pada saat anak telah duduk di SD atau SMP tingkat akhir anak secara prima
telah mampu menggunakan bahasa dan berpikir abstrak.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan kognitif merupakan sebuah kemampuan berpikir, bertindak,
mengetahui dan memahami. Berpikir bagaimana seseorang mampu bertindak
dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi secara cepat ataupun lambat.
c. Tahap-tahap perkembangan kognitif
Menurut Syah (2016: 117) “Sebagian besar psikolog terutama cognitivist
(ahli psikologi kognitif) berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif
manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir.” Bekal dan modal dasar
13
perkembangan manusia, yakni kapasitas motor dan kapasitas sensori, ternyata
sampai batas tertentu, juga dipengaruhi oleh aktivitas ranah kognitif.
Tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget dalan (Nur’aeni,
2004: 52-57) adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Tahap Sensori Motorik (0-2 tahun)
2) Tahap pra operasional (2-7 tahun)
3) Tahap periode berpikir logis yang konkret (7-12 tahun)
4) Tahap berpikir formal (12-16 tahun)
Adapun penjelasannya mengenai tahap perkembangan kognitif menurut
Piaget sebagai berikut:
a) Tahap Sensori Motorik (0-2 tahun)
Perkembangan berpikir bayi pada periode ini masih amat sederhana,
merupakan reaksi refleks untuk mendapatkan pengertian dasar tentang
lingkungan. Pada periode ini ada 3 tahapan yaitu:
1) Anak-anak belajar bahwa mereka mempunyai 5 indra dan dapat digunakan
untuk memperoleh informasi. Mereka juga tahu bahwa mereka dapat
memperoleh informasi yang berbeda dari objek yang sama. Misalnya
dalam saat sama ia bisa mendengar dan melihat orang tuanya.
2) Tingkah laku yang terarah dan bertujuan mulai tampak pada tahap kedua
ini. Berbagai tingkah laku ia tunjukkan untuk meraih tujuan yang sama.
Misalnya ia akan berusaha keras untuk mendapatkan sebuah anak papan
teka-teki kayu dengan tujuan meletakkan kembali ke papannya. Berpikir
14
anak pada saat ini juga masih amat konkret. Merencanakan langkah lebih
jauh ke depan pada mereka ini masih amat sempit.
3) Pada tahap ketiga ini bayi mulai mengerti bahwa benda itu bersifat
permanen. Ia menjadi sadar bahwa benda itu walaupun lepas dari
pengamatannya masih tetap ada. Ini merupakan kekayaan yang pertama
yang paling penting bagi perkembangan berpikir anak. Dengan dasar
pengertian objek permanen ini anak akan mampu berpikir abstrak. Pada
usia dua tahun anak sudah dapat menghadirkan benda pada pikirannya,
walau benda itu tidak sedang dilihatnya, benda itu tidak berada di situ,
tetapi di tempat jauh. Anak pun kini telah mampu memecahkan masalah
sederhana.
b) Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
Perkembangan berpikir abstrak semenjak dua tahun terus merambat maju.
Walaupun kadang-kadang masih kembali kepada hal-hal yang konkret. Disaat
praoperasional ini anak bahkan mampu menggunakan lambang. Bahasa sebagai
kumpulan lambang dan sebagai satu-satunya alat berpikir sudah mulai digunakan
sejak dini, meskipun masih amat sederhana. Kini anak mulai siap-siap untuk
berpikir logis. Sayang tahap berpikir praoperasional ini ditantang oleh berbagai
hambatan antara lain:
1) Sifat egosentris
Bahasa Jawa menggunakan istilah egosentris ini dengan istilah
“kemratu-ratu”. Artinya anak merasa dirinya seorang raja, menjadi pusat
semua yang ada di sekitarnya. Menurut Piaget perspektif anak berbeda dengan
15
semua orang yang ada di sekitarnya. Pendapat ini dibuktikan dengan
memberikan kepada anak sebuah boneka. Mula-mula ditunjukkan boneka ini
dari semua sisi. Kemudian anak diminta pendapatnya. Ternyata pendapatnya
sangat berlainan dengan kenyataan.
Belakangan pakar lain menentang pendapat piaget ini. Para pakar di
sini menjelaskan bahwa perspektif anak dapat mendekati kebenaran jika
informasi yang ia dapat cukup jelas dan masak. Jadi, di sini suasana
lingkungan sangat menentukan.
2) Pemusatan (Centration)
Yaitu kecenderungan anak akan pemusatan perhatiannya hanya pada
suatu abstrak suatu benda atau satu aspek suatu keadaan lingkungan. Aspek-
aspek lainnya sama sekali tidak acuhkan. Sebagai contoh kita kembali kepada
eksperimen dua gelas, yang satu pendek, gemuk dan bermulut lebar. Sedang
yang satu tinggi, ramping dan bermulut sempit. Anak berani menyimpulkan
hanya dari sifat tinggi gelas tersebut. Namun yang penting di sini bahwa
pemusatan anak pada satu aspek saja ini merupakan pernyataan betapa
kemampuan berpikir logis makin matang.
3) Pandangan Satu Sisi (irreversibility)
Pada periode preoperasional ini anak juga mengalami gangguan
pandangan yang hanya satu sisi saja. Ia belum mampu memandang sisi yang
lain. Misalnya, jika kepada anak di tanyakan siapa-siapa saja sepupunya, ia
akan menjawab bahwa nining, Astrid, Dayat, Asni dan wawan adalah
sepupunya. Tetapi ia tidak dapat menjawab bila ditanya siapa sepupu Astrid
16
Hambatan-hambatan tersebut berperan juga sebagai tangga
perkembangan berfikir anak yang akan terus menanjak hingga kelak mencapai
titik kulminasinya.
c) Tahap Periode berpikir logis yang konkret (7-12 tahun)
Pada saat ini anak telah mampu memandang objek dari sisi pandang orang
lain. Rasa mengerti orang lain dan simpatik berkembang juga pada periode ini.
Kini anak dalam berpikirnya sudah mulai mempertimbangkan variabel lain.
Mereka juga sudah mampu menggunakan bahasa sebagai alat berpikir secara
lebih mantap.
Hubungan berbagai perspektif juga mulai dimengerti. Klasifikasi
pengurutan dan konservasi disebut di atas telah di kuasai. Namun tingkat berpikir
anak pada usia ini masih di tingkat konkret. Ini merupakan ambang menuju
berpikir formal.
d) Tahap Periode Berpikir Formal (12 – 16 tahun)
Pada periode ini berkembang dan berpikir secara logis yang benar telah
mulai dilaksanakan anak-anak pada usia ini telah mampu mengabstrakkan objek-
objek. Secara kreatif mereka telah mampu merumuskan dan menghipotesis objek
tentang bagaimana dan mengapanya. Juga menganalisis tentang bagaimanadan
mengapanya. Juga menganalisis mengapa sesuatu menjadi lain, tidak menjadi
yang seharusnya.
d. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu
sebagai berikut:
17
1) Faktor hereditas/keturunan
Teori hereditas atau nativisme yang diperoleh dari seorang ahli filsafat
Schopenhauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-
potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Para ahli
berpendapat bahwa taraf inteligensi 75-80% merupakan warisan atau faktor
keturunan.
2) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke.
Berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih
yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikit pun. Teori ini dikenal luas
dengan sebutan teori Tabula rasa.
3) Faktor kematangan
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan matang jika telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan
berhubungan erat dengan usia kronologi (tanggal kalender)
4) Faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
memengaruhi perkembangan intelegensi. Pebentukan dapat dibedakan menjadi,
pembentukan yang disengaja (sekolah formal) dan pembentukan yang tidak
disengaja (pengaruh alam sekitar)
5) Faktor minat dan bakat
Minat mengarahkan perbuatan sesuatu tujuan dan merupakan dorongan
untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Sedangkan bakat diartikan sebagai
18
kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih
agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya.
6) Faktor kebebasan
Kebebasan adalah keleluasan manusia untuk berfikir divergen (menyebar)
yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah juga bebas dalam memilih-milih masalah sesuai
kebutuhannya.
Ada beberapa ruang lingkup perkembangan kognitif yang harus dicapai
anak usia dini sesuai dengan standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
(STTPA) diantaranya adalah belajar memecahkan masalah, berpikir logis dan
berpikir simbolik. Dari ketiga ruang lingkup perkembangan kognitif diatas, salah
satu lingkup perkembangan kognitif yang tidak boleh diabaikan begitu saja adalah
ruang lingkup perkembangan berpikir simbolik.
2. Berpikir Simbolik
a. Pengertian Berpikir simbolik
Menurut Mutiah (2015) kemampuan berpikir simbolik merupakan bagian
dari perkembangan kognitif. Fungsi kognitif adalah tahap pertama pemikiran
praoperasional pada anak usia dini. Pada tahap ini anak-anak mengembangkan
kemampuan untuk membayangkan secara mental untuk objek yang tidak ada.
Kemampuan untuk berpikir simbolik semacam itu disebut fungsi simbolik, dan
kemampuan itu mengembangkan secara cepat dunia mental anak.
Menurut Diane (2010:325), berpikir simbolik adalah kemampuan
mengingat dan berpikir tentang simbol-simbol atau membayangkan secara mental
19
suatu objek yang tidak ada dengan menggunakan simbol, kata, angka atau
gambar. Menurut Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)
berpikir simbolik pada anak usia dini 5-6 tahun yaitu menyebutkan bilangan 1-10,
menggunakan lambang bilangan untuk menghitung, mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan, mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan
konsonan, dan mempresentasikan macam benda dalam bentuk gambar atau
tulisan.
Sedangkan menurut Iriani (2016: 207), fungsi simbolik merupakan
kemampuan individu untuk menggunakan representasi mental atau menggunakan
simbol-simbol seperti kata-kata, angka dan gambar.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir simbolik
adalah tahap pertama pemikiran praoperasional pada anak usia dini. Pada tahap ini
anak-anak mengembangkan kemampuan dalam tahap mengenal konsep-konsep,
mengingat dan berpikir tentang simbol-simbol dengan menggunakan simbol, kata,
angka atau gambar.
Kemampuan kognitif berpikir simbolik pada peserta didik dapat diukur
dengan menggunakan media kartu bergambar. Perkembangan kognitif pada
peserta didik juga mengacu pada indikator-indikator yang sesuai untuk
meningkatkan kemampuan aspek kognitif anak. Dengan demikian dalam
penelitian ini ada tiga indikator yang ingin digunakan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif berpikir simbolik pada peserta didik yaitu sebagai berikut:
(1) Menyebutkan lambang bilangan 1-10; (2) Menggunakan lambang bilangan
untuk menghitung; (3) Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.
20
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah salah satu alat penyampaian materi kepada
anak didik. Dalam hal ini, media tidak hanya dipahami sebagai alat peraga, tetapi
juga sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran kepada peserta didik.
Dengan adanya media pembelajaran yang menarik, interaktif, dan menyenangkan
sehingga secara tidak langsung kualitas pembelajaran pun dapat ditingkatkan ke
arah yang lebih baik, dengan media proses pembelajaran akan berjalan lebih
maksimal.
Menurut Association For Education and Communication Technology
(ASCT) dalam (Fadillah 2012), media didefinisikan sebagai salah segala bentuk
yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan menurut
Education Association (NEA) mengartikan bahwa media pembelajaran
diumpamakan seperti suatu alat atau benda yang bisa dimanipulasi, didengarkan,
diperlihatkan, dibacakan maupun diungkapkan dengan instrumen yang akan
digunakan baik dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat mempengaruhi
efektivitas program instruksional.
Menurut Gagne (Sujiono, 2007) mengatakan bahwa media adalah jenis
komponen dalam lingkungan anak yang dapat mendorong anak untuk belajar.
Selanjutnya Briggs mengatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta mendorong anak untuk belajar. Miarso (Fadillah 2012)
menyebutkan bahwa yang dinamakan media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
21
perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
Media pembelajaran pada umumnya untuk membantu menyampaikan
sebuah informasi yang berkaitan dengan pembelajaran dari seorang guru kepada
peserta didik, media menjadi peran penting untuk menjadikan kegiatan belajar
menjadi lebih efektif dan efisien. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat
disimpulan bahwa media merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
membantu proses belajar mengajar yang dijadikan sebagai sarana perantara untuk
menyampaikan pesan agar mudah dipahami, diterima, terkendali serta
mendorong peserta didik belajar dengan semestinya.
Namun bagi pendidik media merupakan saluran untuk komunikasi. Media
berasal dari bahasa latin “medio” yang diartikan sebagai perantara. Media
merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Dikaitkan dengan pembelajaran, media diartikan sebagai alat
komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa sebuah
informasi berupa materi ajar dari guru kepada murid sehingga murid menjadi
lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaraan.
Dalam pembelajaran anak usia dini terdapat pesan-pesan yang harus
dikomunikasikan. Pesan tersebut merupakan isi dari tema atau topik
pembelajaran, pesan-pesan tersebut disampaikan oleh pendidik kepada anak didik
melalui media dengan menggunakan prosedur pembelajaran disebut sebagai
metode. Hernawan, 2008 menyatakan bahwa media adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Selanjutnya
22
dikatakan media sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran, seperti buku film, vidio, slide.
Setelah dicermati beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
media itu terdiri dari dua unsur penting yaitu unsur peralatan atau perangkat keras
dan unsur pesan yang ingin disampaikannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri utama
dalam pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar
peserta didik. Ini menunjukkan bahwa unsur kesenjangan dari pihak individu
yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau
kolektif dalam suatu sistem, merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembelajaran diambil dari kata
ajar, yang artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau
dituruti. Dengan kata lain, pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan yang
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Masitoh (2007)
mengatakan bahwa, hakikat pembelajaran pada anak usia dini adalah
pembelajaran yang mengutamakan belajar sambil bermain dan berorientasi pada
perkembangan sehingga memberi kesempatan pada anak untuk aktif melakukan
berbagai kegiatan belajar dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses interaksi antara guru, peserta didik maupun orang tua
dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi, sesuatu yang
dapat dijadikan media pembelajaran jika sudah memenuhi unsur pesan adalah
23
informasi atau bahan ajar dalam tema pembelajaran dan unsur perangkat adalah
peralatan yang digunakan untuk penyajian pesan tersebut.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang tidak berdiri
sendiri, tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan situasi belajar yang diharapkan. Tanpa media maka proses
pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif.
Berlo (Hernawan, 2008) mengatakan bahwa keefektifan proses
pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi antara sumber pesan (pendidik)
dengan penerima pesan (anak didik), komunikasi efektif itu ditandai dengan
adanya area of experience atau daerah pengalaman yang sama antara sumber
pesan dan penerima pesan. Media pembelajaran mampu memberikan kontribusi
yang sangat besar terhadap tercapainya kemampuan-kemampuan belajar anak usia
dini yang diharapkan. Dengan adanya media dalam proses pembelajaran
memungkinkan anak berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya,
memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada
masing-masing anak, membangkitkan motivasi belajar anak, menyajikan
informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut
kebutuhan.
Berdasarkan penjelasan di atas, beberapa manfaat penggunaan media
dalam proses pembelajaran yaitu:
1) Sebagai sarana/alat bantu dalam mewujudkan situasi pembelajaran yang
lebih efektif.
24
2) Sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling
berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi
belajar yang diharapkan.
3) Media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada tujuan atau
kemampuan yang akan dikuasai anak dan bahan ajar.
4) Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses pembelajaran.
5) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
6) Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.
Dengan memahami manfaat dari penggunaan media dalam pembelajaran.
diharapkan pendidik semakin menyadari pentingnya penggunaan media dalam
proses pembelajaran, serta menjadi landasan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada anak usia dini yang bermakna dan berkualitas.
4. Kartu Bergambar
a. Pengertian kartu bergambar
Menurut Jaruki (Lilis Madyawati, 2016:213), Mengatakan bahwa kartu
gambar mampu memberikan apa yang akan disampaikan memiliki kualitas yang
baik, memiliki tujuan yang relevan, jelas, mengandung kebenaran, aktual,
lengkap, sederhana, menarik, dan memberikan sugesti terhadap kebenaran”.
Kartu gambar merupakan media untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Kartu gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran, maupun
gagasan baru. Gagasan ini selanjutnya mendorong anak untuk berbuat, mengikuti
pola pikir seperti gambar atau justru muncul ide baru dan menggugah rasa.
25
Kartu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anonim, 2002) merupakan
kertas tebal yang berbentuk persegi panjang, dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. Kartu bergambar merupakan kartu yang dibuat sendiri oleh gurunya
yang dapat dibuat dari kertas bekas dan kardus bekas yang berisi tulisan dan
bergambar sesuai tema tiap minggunya. Kartu bergambar merupakan media yang
menyajikan visual dua dimensi yang dibuat di atas selembar kertas, yang berisi
gambar yang mencakup unsur kehidupan sehari-hari tentang manusia, benda-
benda, hewan, peristiwa, tempat dan sebagainya.
Gambar yang ditampilkan dapat berupa gambar yang dibuat sendiri
maupun gambar atau foto yang sudah ada kemudian ditempelkan atau dicetak
pada lembaran lembaran kartu. Asryad (2002: 119-120), menjelaskan bahwa kartu
bergambar adalah kartu kecil yang berisi gambar-gambar, teks, atau simbol yang
mengingtkan atau menuntu siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan
gambar, ukuran dari kartu gambar dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas
yang dihadapi.
Dapat disimpulkan bahwa media kartu bergambar adalah suatu media
visual dua dimensi yang berisikan gambar-gambar yang dibuat sesuai ukuran dan
kebutuhan dengan gambar-gambar berwarna disesuaikan dengan tema
pembelajaran di sekolah.
b. Manfaat Media Kartu Bergambar
Menurut Sadiman (2018:17) Secara umum media mempunyai kegunaan
yaitu sebagai berikut:
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
26
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
guru
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual dan auditori
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Kartu Bergambar
Media kartu bergambar ini sangat mempermudah para pendidik dalam
proses pembelajaran anak. Banyak kelebihan yang dimiliki media kartu
bergambar ini sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan anak
mudah dalam mengenal bilangan dan lambang. Kelebihan yang dimiliki kartu
kata bergambar,
Menurut Arif Sadiman (1988: 29) “Menjelaskan kelebihan kartu
bergambar yaitu:
1) Memperjelas masalah dibidang apa dan tingkat usianya berapa, agar dapat
mencegah atau membentuk pemahaman.
2) Harganya cukup murah dan mudah di dapat serta mudah digunakan karena
tanpa peralatan khusus.
3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.
4) Gambar harus memiliki sifat yang konkrit dan realistis sehingga mampu
menunjukkan pokok dari masalah yang dibandingkan dengan media
verbal.
27
5) Mengatasi batasan ruang dan waktu”.
Sedangkan kelebihan dari kartu bergambar menurut Amir Hamzah
Sulaiman (1985:29)
“Adalah (a) gambar mudah didapat, mudah dibuat sendiri,
dan mudah digunakan, (b) mudah mengatur pilihan untuk
suatu pelajaran karena terdiri dari berbagai macam, bentuk,
dan warna, (c) gambar yang digunakan merupakan hal yang
wajar, (d) koleksi gambar mudah dicari di berbagai sumber
baik itu majalah maupun internet”.
Sedangkan kelemahan dari media kartu bergambar adalah sebagai berikut:
1) Mudah rusak
2) Bentuk relatif tidak menarik
3) Hanya bentuk visual saja, tidak ada audionya
4) Cepat membosankan jika metode pengajaran kurang menarik.
d. Langkah-langkah penggunaan media kartu bergambar
1) Guru mengatur posisi duduk
2) Guru mempersiapkan media kartu gambar dan mengenalkan kepada anak
3) Guru mengajak anak mengamati kartu bergambar
4) Guru meminta anak untuk menyebutkan jumlah kartu gambar
5) Guru mengajak anak menyampaikan pengalaman baru yang dilihat dari
media kartu bergambar.
6) Menyampaikan isi dari media gambar yang diperlihatkan
7) Guru mengenalkan kepada anak konsep bilangan dengan lambang
bilangan
28
C. Kerangka Pikir
Anak usia dini adalah usia dimana masa yang tepat untuk meningkatkan
aspek-aspek perkembangan yang ada dalam diri anak, adapun aspek
perkembangan anak yang belum meningkat ataupun muncul dapat diberikan
stimulasi melalui model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan media
kartu bergambar. Dengan menggunakan model dan media pembelajaran ini
diharapkan dapat menegembangkan aspek kognitif anak maupun aspek-aspek
lainnya. Mengingat pentingnya aspek-aspek perkembangan anak terutama pada
aspek kognitif sehingga peneliti ingin mengembangkan kemampuan kognitif anak
dengan menggunakan media kartu bergambar.
Pada hakikatnya intelegensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir,
yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Dengan
kemampuan intelegensi, anak dapat belajar bidang pengembangan apapun apabila
diberi kesempatan untuk mempelajari sesuai dengan intelegensi yang dimiliki
anak. Perkembangan kognitif anak usia dini adalah tingkat kemampuan anak
dalam kegiatan belajar biasanya tercermin pada kemampuan mengklasifikasi,
mengenal sebab-akibat, memahami konsep bentuk, warna, ukuran, pola, serta
mengetahui konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf.
Guru sebagai pengajar harus mengembalikan suasana belajar mengajar
yang menyanangkan, aktif dan kreatif. Guru harus mampu menggunakan media
pembelajaran yang kreatif yang selama ini masih belum optimal diterapkan pada
peserta didik kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2, media pembelajaran ini
harus dikembangkan dan dipertahankan terutama dalam meningkatkan aspek
29
kognitif anak bahkan aspek-aspek lainnya. Dengan menerapkan model
pembelajaran yang menyenangkan, aktif, kreatif maka peserta didik akan terlibat
langsung dalam pembelajaran, dengan keterlibatan ini pembelajaran yang dibahas
akan selalu teringat dalam pemikiran dan konsep yang harus dikuasai peserta
didik belajar megenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan.
30
Gambar 2.1: Bagan Kerangka Pikir
Kondisi awal
Kemampuan kognitif
berpikir simbolik belum
meningkat secara optimal
Kondisi Akhir
Langkah-langkah kegiatan:
1. Guru mengatur posisi duduk
2. Guru mempersiapkan media kartu
gambar dan mengenalkan kepada
peserta didik
3. Guru mengajak anak mengamati
kartu bergambar
4. Guru meminta peserta didik untuk
menyebutkan jumlah kartu
gambar
5. Guru mengajak peserta didik
menyampaikan pengalaman baru
yang dilihat dari media kartu
bergambar.
6. Guru menyampaikan isi dari
media gambar yang diperlihatkan
7. Guru mengenalkan kepada peserta
didik konsep bilangan dengan
lambang bilangan.
Meningkatkan kemampuan
kognitif berpikir simbolik
peserta didik dengan
penggunaan media kartu
bergambar
Kemampuan Kognitif berpikir
simbolik meningkat setelah dilakukan
tindakan:
1. Anak mampu menyebutkan lambang
bilang 1-10
2. Anak mampu menggunakan lambang
bilangan untuk menghitung
3. Anak mampu mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan
31
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir, maka diajukan hipotesis tindakan sebagai
berikut: jika dengan menggunakan media kartu bergambar dapat meningkatkan
kemampuan kognitif berpikir simbolik peserta didik dari yang belum meningkat
secara optimal atau dalam kriteria Belum berkembang (BB) menjadi meningkat
pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) sesuai dengan indikator yang ingin
dicapai. pada peserta didik kelompok B di Paud Terpadu Bukit Permai 2
Kabupaten Gowa.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah proses pengkajian
masalah pembelajaran dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk
memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut, (Sanjaya
2013: 160). Dalam penelitian ini, tindakan yang dilakukan adalah peningkatan
kemampuan kognitif dalam berpikir simbolik dengan menggunakan media kartu
bergambar. Bentuk penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan kolaboratif. Dalam penelitian ini kolaborasi dilakukan
antara peneliti dan guru kelas. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas
bertindak sebagai pelaksana tindakan.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik kelompok B di di Paud
Terpadu Bukit Permai 2 Taipale’leng/Karampang Eja Desa Kampili Kec.
Palangga Kab. Gowa.
33
2. Subjek Penelitian
Dengan objek penelitian yaitu peserta didik kelompok B Paud Terpadu
Bukit Permai 2 Kab. Gowa pada tahun ajaran 2020/2021.
C. Faktor yang Diselidiki
1. Faktor Proses
Pada penelitian ini berdasarkan faktor prosesnya, yang akan diteliti adalah
antusias atau keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran selama proses
pembelajaran yang menggunakan media kartu bergambar.
2. Faktor Hasil
Pada penelitian ini berdasarkan faktor hasil, yang akan diteliti adalah
kemampuan kognitif berpikir simbolik peserta didik kelompok B PAUD Terpadu
Bukit Permai 2 Kab. Gowa.
D. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada model Kurt Lewin, yaitu model yang mendasari model-model
lainnya yang berangkat dari model Action research. Kurt Lewin menjelaskan
bahwa ada empat hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan
yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian
tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-menerus..
Adapun gambaran pelaksanaan tindakan kelas pada setiap siklus dapat diuraikan
sebagai berikut.
34
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian (Kurt Lewin)
prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus secara rinci
dapat dijabarkan sebagai berikut:
Siklus 1:
1. Tahap perencanaan (planning)
Pada tahap ini peneliti merancang dan mempersiapkan kegiatan apa yang
akan dilakukan dalam tahap perencanaan penelitian ini adalah:
a. Membuat dan menyusun Rencana Kegiatan Harian sesuai dengan tema
pada hari itu di PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa.
b. Mempersiapkan kelas yang akan digunakan untuk pembelajaran.
c. Menyiapkan media pembelajaran serta yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran yaitu media bahan alam.
d. Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi yang akan
digunakan dalam penggunaan media bahan alam
Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Siklus II
35
2. Tahap Tindakan (Action)
Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan rancangan yaitu
melakukan tindakan di kelas. Pada tahap ini guru harus ingat dan taat pada
rencana yang sudah disepakati dan dirumuskan oleh guru dan peneliti. Pada tahap
ini guru melaksanakan kegiatan sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian dan
prosedur penelitian yang telah disusun bersama. Guru sebagai pelaksana tindakan
dan peneliti sebagai pengamat jalannya proses tindakan.
3. Tahap Observasi (observe)
Tahap observasi dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yang
bertujuan untuk mengetahui pencapaian sasaran dan tindakan yang akan
dilaksankan. Pengamatan ini dilakuakan untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai.
4. Tahap Refleksi (Reflect)
Refleksi dilakukan dengan mempertibangkan pedoman mengajar yang
dilakukan serta melihat serta kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan.
Dimana tahap refleksi dalam penelitian ini adalah untuk melihat kekurangan
selama pelaksanaan tindakan kelas. Tahap ini merupakan tahap yang paling
penting untuk dilaksanakan karena hasil analisis data dari lapangan yang
dilakukan dapat memberikan arah bagi perbaikan siklus selanjutnya. Jika
pengamatan belum berhasil maka kegiatan penelitian ini dilakukan sampai
maksimal dalam meningkatkan kemampuan kognitif berpikir simbolik melalui
penggunaan media kartu bergambar.
36
Siklus II:
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II ini relative sama dengan
perencanaan dan pelaksanaan dalam siklus I dengan mengadakan beberapa
perbaikan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Untuk mendapatkan hasil dari
penelitian, digunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar
observasi adalah catatan yang memuat atau menggambarkan peningkatan
kemampuan anak dalam proses pembelajaran atau pemberian tindakan. Observasi
dilakukan dengan melakukan pengamatan sesuai dengan indikator yang ingin
dicapai untuk kemudian hasil pengamatan tersebut dimuat dalam lembar
observasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan memerlukan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Observasi
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi
yaitu suatu cara pengumpulan data atau bukti-bukti dengan mengadakan
pencatatan secara sistematis untuk mengamati secara langsung kegiatan
pembelajaran mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pelaksanaan
37
pembelajaran tindakan digunakan menggunakan lembar observasi peningkatan
kemampuan kognitif peserta didik dengan menggunakan media kartu bergambar.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dan pencatatan
sumber-sumber informasi. Dokumentasi ini digunakan untuk memperkuat data
apabila terjadi kekeliruan dari sumber data.
G. Teknik Analisis Data Dan Validasi
1. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dianalisis terlebih dahulu dengan
maksud untuk membuktikan ada tidaknya perbaikan yang dihasilkan setelah
dilakukan tindakan. Dengan adanya analisis data ini, maka dapat diketahui
seberapa besar peningkatan kemampuan kognitif setelah diberikan tindakan
dengan menggunakan media kartu bergambar. Dalam pelaksanaan penelitian
tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat digunakan yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif yaitu informasi yang berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang tingkat pemahaman terhadap sesuatu, pandangan atau sikap
anak terhadap metode belajar yang baru yang dapat dianalisis secara kualitatif.
38
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang dapat dianalisis secara deskriptif
menggunakan analisis statistik deskriptif (menghitung rata-rata perkembangan
anak berdasarkan skor yang diperoleh dari lembar observasi). Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu mencoba menggambarkan
keadaan yang sebenarnya dan dideskripsikan dalam bentuk narasi sesuai hasil
pengamatan. Data yang dianalisis menggunakan deskriptif kuantitatif yang
bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dari perlakuan yang
diberikan guru.
Data yang dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi kemudian akan
dianalisis. Teknik dalam menganalisis data digunakan teknik Deskriptif kualitatif
dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Haryadi (2009: 24) seperti
dibawah ini:
×100
keterangan
p: Angka Peresentase
f: frekuensi yang sedang dicari persentasenya
n: jumlah persentase/ banyaknya individu/ indikator.
Sedangkan untuk menentukan bahwa aktivitas anak meningkat, interpretasi
aktivitas belajar anak dijabarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Haryadi (2009:
24).
39
Tabel 3.1 Kriteria persentase
Kriteria Persentase
BB (Belum Berkembang) 0-25%
MB (Mulai Berkembang) 26-50%
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) 51-75%
BSB (Berkembang Sangat Baik) 76-100%
2. Validasi
Dalam penelitian ini akan digunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan dan yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk keperluan pengecekan keperluan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut atau penggunaan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas
penelitian (Maolani, dkk 193: 2016). Penelitian ini menggunakan triangulasi
penyelidikan dengan jalan memanfaatkan peneliti atau penguatan untuk
pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
H. Indikator Keberhasilan
Adapun yang mendasari hasil penelitian ini ialah pedoman penilaian di TK
berdasarkan kurikulum 2013, setiap tingkatan diuraikan dalam tabel 3.2 sebagai
berikut:
Langka-langkah
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic sesuai tema, Satu bagian kartu soal dan bagian lainya kartu jawaban.
Setiap siswa mendapat satu kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
Tiap peserta didik memikirakan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
Setiap peserta didik mencari pasangan kartu yag cocok dengan kartunya. Misalnya; pemegang kartu gambar hewan yang berjumlah satu akan berpasangan dengan kartu yang bertuliskan angka satu.
Setiap peserta didik akan mencocokkan kartunya sebelum batas waktu yang diberi poin.
Jika peserta tidak dapat mencocokkan dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu
40
Tabel 3.2 Uraian Kategori Penilaian Harian Hasil Belajar
Kategori Uraian
Belum Berkembang Anak dikatakan belum berkembang apabila belum
ada sama sekali perubahan pada kemampuan
kognitif berfikir simbolik peserta didik
Mulai Berkembang
Anak dikatakan mulai berkembang apabila anak
telah mampu mengelompokkan, membandingkan,
mengurutkan kartu bergambar tetapi masih dengan
bantuan dan dampingan guru
Berkembang Sesuai
Harapan
Anak dikatakan berkembang sesui harapan
apabila anak telah mampu mengelompokkan,
membandingkan, mengurutkan kartu bergambar
tanpa bantuan dan arahan dari guru.
Berkembang Sangat
Baik
Anak dikatakan berkembang dengan baik apabila
anak telah mampu mengelompokkan,
membandingkan, mengurutkan kartu bergambar
dengan baik tanpa mengalami kesulitan
Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, dalam penelitian ini
dinyatakan berhasil apabila ada perubahan atau peningkatan terhadap hasil belajar
yang diperoleh anak setelah diberi tindakan. Penelitian ini dikatakan berhasil
apabila 75% anak berada pada tingkat kemampuan berkembang sesuai harapan.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di PAUD Terpadu Bukit
Permai 2 beralamat di Karampang Eja, Desa Kampili Kac. Pallangga Kab. Gow.
PAUD Terpadu Bukit Permai 2 dirintis sejak tahun 2018 oleh Yayasan
Pendidikan Islam Terpadu Turatea. Lembaga ini cukup strategis karena lokasinya
berada di daerah pemukiman yang kendaraan tidak banyak yang melintas
sehingga aman bagi anak-anak, adapun kepemilikan dari gedung sekolah adalah
milik sendiri. Dan saat ini PAUD Terpadu Bukit Permai 2 dipimpin oleh Ibu Sri
Sufliati S. Pd. M. Pd selaku kepala sekolah. PAUD ini memiliki sarana dan
prasarana yang cukup memadai, yang dilengkapi fasilitas bermain indoor dan
outdoor. Lembaga ini memiliki 5 tenaga pendidik yang terdiri dari kepala sekolah,
2 guru kelompok A dan 2 guru kelompok B.
Dengan jumlah peserta didik yang diteliti pada kelompok B sebanyak 10
peserta didik, 5 anak perempuan dan 5 anak laki-laki yang didampingi oleh 1
tenaga pendidik. Program kegiatan mengacu pada kurikulum 2013 yang
dipadukan dengan materi yang sesuai dengan kebutuhan aspek perkembangan
anak usia dini. Dengan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) yang mengacu pada tema-tema yang dilakukan di PAUD Terpadu Bukit
Permai 2.
42
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data hasil Tindakan Siklus I Peningkatan kemampuan Kognitif Berpikir
Simbolik Melalui Penggunaan Media Kartu Bergambar Pada Peserta Didik
Kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa
Penelitian tindakan kelas pada siklus I terdiri dari 4 tahap yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (Observasi) dan refleksi, di mana pada
siklus ini dilaksanakan tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 29 Maret 2021, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 30 Maret 2021 dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis pada
tanggal 1 April 2021, dikarenakan masa sekarang adalah masa pandemi (Covid
19) terdapat selang waktu satu hari dari pertemuan kedua. Jadi, sekolah hanya
melakukan kegiatan tatap muka (Luring) hanya 3 kali dalam seminggu. Berikut
merupakan deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I.
a. Tahap Perencanaan
1) Menentukan tema
Dalam menentukan tema, peneliti menggunakan tema yang disesuaikan
dengan tema yang ada di PAUD Terpadu Bukit Permai 2. Tema yang digunakan
adalah tema “Negaraku”
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ini disusun oleh
peneliti yang bekerja sama dengan pendidik yaitu Ibu Reni Endang Lestari.
Berikut ini langkah-langkah penyusunan RPPH antara lain:
a. Mencantumkan identitas RPP,
b. Tujuan pembelajaran,
43
c. Materi pembelajaran,
d. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
e. Sumber belajar, dan
f. Penilaian
3) Menyiapkan media
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyiapkan media
kartu bergambar, LKA, alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses
kegiatan pembelajaraan
4) Mempersiapkan instrumen
Sebelum melakukan penelitian, Peneliti mempersiapkan instrumen yang
menggunakan lembar observasi berbentuk (checklist). Lembar observasi ini
digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir simbolik peserta
didik melalui penggunaan media kartu bergambar pada proses pembelajaran.
5) Catatan dan alat dokumentasi
Peneliti mempersiapkan catatan dan kamera untuk mendokumentasikan
berlangsungnya kegiatan peningkatan kemampuan kognitif berpikir simbolik
melalui penggunaan media kartu bergambar.
b. Tahap Tindakan
Proses tindakan siklus I terdiri dari pertemuan pertama, pertemuan kedua
dan pertemuan ketiga yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir. Siklus I
menggunakan tema “Negaraku”. Deskripsi setiap pertemuan sebagai berikut:
44
1) Siklus I pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Senin 29 Maret 2021 dengan
waktu dimulai pukul 08.00 s/d 10.30 WITA. menggunakan tema Negaraku, sub
tema Bhineka Tunggal Ika, sub-sub tema Burung Garuda peserta didik yang hadir
sebanyak 9 peserta didik.
a. Kegiatan Awal
Kegiatan pertama Peserta didik mengambil posisi masing-masing untuk
duduk, pada tahap awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran, pembukaan dimulai
dengan mengucapkan salam, membaca surah Al-Fatihah dan membaca doa
sebelum belajar bersama-sama, menyanyikan lagu tanah airku, bernyanyi lagu-
lagu berhitung (Nol itu nol), lagu nama-nama hari serta nama-nama bulan. Dan
selanjutnya anak menyebutkan hari, tanggal, bulan, dan tahun pada hari itu (Senin
29 Meret 2021) yang menjadi pembiasaan di Paud Terpadu Bukit Permai 2.
Selanjutya guru mengkomunikasikan tema yaitu “Negaraku”. Sebelum
melakukan kegiatan proses belajar mengajar, guru memberikan gambaran terlebih
dahulu dengan bercakap-cakap tentang tema negaraku, sub tema bhineka tunggal
ika, sub-sub tema burung Garuda. Guru mengajak peserta didik untuk bernyanyi
(lagu garuda pancasila) selanjutnya guru meminta setiap anak untuk menyebutkan
bilangan 1-10, dan menghitung dengan bantuan jari, kemudian guru
memperlihatkan dan menjelaskan media kartu yang bergambar Burung Garuda
yang digunakan untuk mengenalkan lambang negara Indonesia, dan melakukan
tanya jawab perihal lambang Negara burung garuda.
45
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru memperlihatkan satu persatu kartu bergambar
dengan gambar burung garuda pada setiap kartu, dan peserta didik diminta
menyebutkan berapa banyak jumlah burung garuda pada setiap kartu gambar.
Setelah itu peserta didik diminta untuk mencocokkan banyak jumlah gambar
Burung Garuda sesuai dengan lambang bilangan 1-10. Kemudian guru
membagikan LKA pada peserta didik. Sebelum peserta didik mengerjakan LKA,
guru terlebih dahulu menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja yaitu dengan
menghitung jumlah gambar yang sesuai dengan angka pada samping gambar,
Setelah guru menjelaskan guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengerjakan LKA tersebut. Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung
sesuai dengan jumlah gambar. Kegiatan ini dapat merangsang kemampuan
kognitif peserta didik dalam berpikir simbolik. Guru dan peneliti mengawasi
setiap peserta didik untuk melihat hasil kerja anak dan setelah kegiatan selesai
guru meminta anak untuk mengumpulkan hasil kerjanya.
Karena saat ini dalam kondisi pandemi (Covid 19) setelah semua kegiatan
selesai dan setiap anak sudah mengumpulkan hasil kerjanya dan membereskan
peralatan belajarnya. Kegiatan langsung dilanjutkan dengan recalling tentang
kegiatan yang dilakukan sebelumnya yaitu kegiatan menyebutkan angka 1-10,
mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan dan menggunakan lambang
bilangan untuk menghitung banyaknya gambar.
46
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilakukan setelah proses belajar dimana peserta didik
duduk melingkar. Kemudian guru bertanya pada peserta didik, perasaan ketika
melakukan kegiatan belajar. Selanjutnya guru menyampaikan bahwa besok
harinya masih diadakan kegiatan belajar di rumah guru secara (Luring), guru juga
menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan esok harinya dan juga
pemberian tugas pekerjaan rumah, sebelum membaca doa guru mengajak peserta
didik untuk menyanyikan (lagu garuda pancasila), membaca doa sebelum pulang
(doa kepada kedua orang tua, membaca surah Al-Ashr lalu mengucapkan dua
kalimat Syahadat dan doa keluar rumah) diikuti dengan ucapan salam.
2) Siklus I Pertemuan ke 2
Pelaksanaan siklus 1 pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa
pada tanggal 30 Maret 2021 dengan waktu dimulai jam 08.00 s/d 10.30 WITA.
Tema yang diajarkan pada pertemuan kedua siklus pertama ini adalah Negaraku
sub tema Pancasila. Peserta didik yang hadir sebanyak 10 peserta didik.
a. Kegiatan awal
Langkah pertama peserta didik mengambil posisi masing-masing untuk
duduk. Pada tahap awal pelaksanaan pembukaan pembelajaran dimulai dengan
membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, membaca surah Al-Fatihah dan
membaca doa sebelum belajar, menyanyikan lagu-lagu berhitung (lagu nol itu
nol), lagu nama-nama hari serta nama-nama bulan dan selanjutnya anak
menyebutkan hari, tanggal, bulan, dan tahun pada hari itu (30 Maret 2021) yang
menjadi pembiasaan di Paud Terpadu Bukit Permai 2.
47
Selanjutnya guru mengkomunikasikan tema yaitu “Negaraku” sebelum
melakukan proses belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dahulu
dengan bercakap-cakap tentang tema negaraku, sub tema tanah airku, sub-sub
tema pancasila. Guru mengajak anak menyanyikan lagu garuda pancasila dan
menyebutkan syair pancasila. Setelah itu guru memperlihatkan dan menjelaskan
media kartu yang bergambar lambang-lambang sila pancasila dan melakukan
tanya jawab perihal pancasila.
b. kegiatan inti.
Pada kegiatan inti diawali dengan guru mengajak anak menyebutkan isi
pancasila dari sila 1 sampai 5 dan guru mengenalkan setiap lambang-lambang dari
pancasila yaitu Bintang sila yang pertama, rantai sila kedua, pohon beringin sila
ketiga, kepala banteng sila keempat dan padi dan kapas sila kelima. Dalam hal ini
anak masih bingung dalam mengenal lambang-lambang pada setiap lambang sila
1 sampai 5. Agar peserta didik dapat mengetahui lambang-lambang sila, guru
menginterupsi anak dalam megurutkan lambang sila pertama sampai ke sila
kelima. Setelah itu kegiatan selanjutnya guru membagikan LKA pada peserta
didik, sebelum peserta didik mengerjakan lembar kerja tersebut guru terlebih
dahulu menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja yaitu mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan dengan cara menempel angka (4, 5, 7,8 dan 9) sesuai
dengan banyaknya gambar lambang sila 1, 2, 3, 4 dan 5 setelah guru menjelaskan,
peserta didik diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas dengan mencocokkan
bilangan dengan lambang bilangan dengan jumlah gambar setiap sila 1 dan 5, dan
menggunakan lambang bilangan untuk menghitung banyaknya jumlah gambar
48
pancasila. Setelah kegiatan selesai peserta didik mengumpulkan hasil kerjanya
kepada guru. Dengan kegiatan ini dapat membantu dan merangsang kemampuan
kognitif peserta didik dalam berpikir simbolik.
Setelah semua kegiatan berakhir dan setiap peserta didik sudah
mengumpulkan hasil kerjanya, kegiatan langsung dilanjutkan dengan recalling
tentang kegiatan yang dilakukan sebelumnya dengan menyebutkan bilangan 1-10
dengan menggunakan jari, menyebutkan sila 1 sampai lima dan menebak
lambang-lambang pancasila pada sila 1 sampai dengan 5.
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dilakukan setelah proses belajar dimana peserta didik
duduk melingkar. Kemudian guru bertanya pada peserta didik, perasaan ketika
melakukan kegiatan belajar. selanjutnya guru menyampaikan tentang kegiatan
yang akan dilakukan esok harinya dengan menberitahu bahwa kegiatan belajar
akan dilaksanakan di rumah masing-masing atau disebut dengan kegiatan belajar
(Daring) karena di masa pandemi ini kegiatan tatap muka masih dibatasi, dan
kegiatan tatap muka akan dilaksanakan lagi pada hari Kamis bertempat di rumah
gurunya dengan waktu yang sama, setelah guru memberitahu kegiatan untuk
besok guru menbagikan LKA untuk kegiatan belajar yang dilakukan anak di
rumah masing-masing, setalah itu menbaca doa kedua orang tua dan doa keluar
rumah, membaca surah Al- Ashr lalu mengucapkan syahadat diikuti dengan
mengucapkan salam.
49
3) Siklus I pertemuan ke 3
Pelaksanaan siklus I pertemuan ketiga hari kamis 1 April 2021 dengan
waktu dimulai jam 08.00 s/d 10.30 WITA. Tema yang diajarkan pada pertemuan
ketiga siklus pertama ini adalah tema Negaraku, sub tema tanah airku, sub-sub
tema rumah adat. Peserta didik yang hadir sebanyak 10 peserta didik.
a. Kegiatan awal
Langkah pertama peserta didik mengambil posisi masing-masing untuk
duduk. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai dengan
dengan mengucapkan salam, membaca surah Al-Fatihah dan membaca doa
sebelum belajar, menyanyikan lagu-lagu berhitung (lagu nol itu nol), lagu nama-
nama hari serta nama-nama bulan dan selanjutnya anak menyebutkan hari,
tanggal, bulan, dan tahun pada hari itu (Kamis 01 April 2021) yang menjadi
pembiasaan di Paud Terpadu Bukit Permai 2.
Selanjutnya guru mengkomunikasikan tema yaitu “Negaraku” sebelum
melakukan proses belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dahulu
dengan bercakap-cakap tentang tema negaraku, sub tema tanah airku, sub-sub
tema rumah adat. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan yaitu guru meminta setiap
anak menyebutkan bilangan 1-10 untuk mengetahui apakah perkembangan
menyebutkan bilangan 1-10 berangsur-angsur berkembang. Selanjutnya guru
memperlihatkan dan menjelaskan media kartu yang bergambar macam-macam
rumah adat dan melakukan tanya jawab perihal rumah adat.
50
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti dimulai dengan pemberian tugas kepada peserta didik
dengan gambar rumah adat. Di mana peserta didik mengerjakan lembar kerja
dengan kegiatan menggunakan lambang bilangan untuk menghitung dan
mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan. Sebelum melakukan kegiatan
guru terlebih dahulu menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja yaitu pertama
dengan mencocokkan bilangan (2, 3 dan 4) sesuai banyak gambar rumah adat
dengan cara menempelkan lambang bilangan 2,3 dan 4 pada lembar kerja, setelah
itu menggunakan lambang bilangan (4, 5, 6, 7 dan 8) untuk menghitung jumlah
gambar rumah adat. Setelah menjelaskan guru kemudian membagikan LKA,
gambar rumah adat, lambang bilangan dan lem kepada peserta didik. Setelah
kegiatan selesai peserta didik mengumpulkan hasil kerjanya kepada guru. Dengan
kegiatan ini dapat membantu dan merangsang kemampuan kognitif peserta didik
dalam berpikir simbolik.
Setelah semua kegiatan berakhir dan setiap peserta didik sudah
menyelesaikan tugas dan mengumpulkan hasil kerjanya, kegiatan langsung
dilanjutkan dengan recalling tentang kegiatan yang dilakukan sebelumnya dengan
menyebutkan bilangan 1-10 dan macam-macam rumah adat
c. Kegiatan akhir
Kegiatan akhir dilakukan dengan setelah proses belajar dimana anak
diajak duduk melingkar. kemudian guru bertanya pada peserta didik perasaan
setelah melakukan kegiatan belajar. Selanjutnya guru menyampaikan tentang
kegiatan yang akan dilakukan esok harinya dengan menberitahu bahwa kegiatan
51
belajar akan dilaksanakan di rumah masing-masing atau disebut dengan kegiatan
belajar (Daring) karena di masa pandemi ini kegiatan tatap muka masih dibatasi,
dan kegiatan tatap muka akan dilaksanakan lagi pada hari senin minggu
berikutnya bertempat di rumah guru dengan waktu yang sama, dan setelah itu
guru membagikan LKA untuk kegiatan belajar yang dilakukan anak di rumah
masing-masing, dan terakhir menbaca doa kedua orang tua dan doa keluar rumah,
membaca surah Al- Ashr lalu mengucapkan syahadat diikuti dengan
mengucapkan salam.
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
1) Obeservasi Anak
Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti dapat menilai tujuan kegiatan
yang telah dicapai. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran,
dalam penelitian ini tahap observasi dilakukan untuk memperoleh data,
bagaimana kegiatan belajar mengajar serta kesungguhan dan aktivitas peserta
didik dalam melakukan kegiatan belajar. Adapun indikator yang diamati dalam
kegiatan ini yaitu, menyebutkan lambang bilangan 1-10, menggunakan lambang
bilangan untuk menghitung, dan mencocokkan bilangan dengan lambang
bilangan.
Dari tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas peserta didik Peningkatan
kemampuan Kognitif Berpikir Simbolik pada siklus I di pertemuan kesatu, kedua
dan ketiga diatas dapat dijelaskan kembali pada tabel 4.1 di bawah ini:
52
Tabel 4.1 Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas peserta didik
Peningkatan Kemampuan Kognitif Berpikir Simbolik Melalui
Penggunaan Media Kartu Bergambar Pada Peserta Didik
Kelompok B Siklus I Pertemuan 1, 2 dan 3
No
Nama
Peserta
Didik
Pertemuan
Jumlah Persentase
(%) Kriteria
I II III
1 Putri 3 4 5 12 33,3 Mulai Berkembang
2 Noval 3 3 4 10 27,7 Mulai Berkembang
3 Nayla 6 6 7 19 52,7 Berkembang Sesuai
Harapan
4 Riska 5 6 7 18 50 Mulai Berkembang
5 Nabilah 6 6 7 19 52,7 Berkembang Sesuai
Harapan
6 Musyawwir 5 5 7 17 47,2 Mulai Berkembang
7 Sakinah - 5 7 12 33,3 Mulai Berkembang
8 Bilal 6 6 7 19 52,7 Berkembang Sesuai
Harapan
9 Agung 6 6 7 19 52,7 Berkembang Sesuai
Harapan
10 Aqil 3 3 4 10 27,7 Mulai Berkembang
Rata-rata Persentase Aktivitas Peserta Didik
Peningkatan Kemampuan Kognitif Pada Peserta
Didik Pada Siklus II
43,0 Mulai Berkembang
Dapat diketahui pencapaian peningkatan kemampuan kognitif berpikir
simbolik melalui penggunaan media kartu bergambar pada peserta didik
kelompok B pada siklus I menggambarkan bahwa dari 10 peserta didik ada 6
peserta didik yang memiliki kriteria Mulai Berkembang (MB) karena pada saat
melakukan kegiatan pembelajaran peserta didik kurang memperhatikan guru saat
menjeskan pembelajaran tersebut dan anak yang bernama Aqil lebih banyak
bermain dan mengganggu temannya, dan sebanyak 4 anak peserta didik memiliki
53
kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH), karena sudah mampu menyebutkan
bilangan 1-10 dan mencocokkan bilangan dengan lambang bilalangan dan
menggunakan lambang bilangan untuk menghitung
Dari tabel hasil observasi peningkatan kemampuan kognitif berpikir
simbolik melalui penggunaan media kartu bergambar pada peserta didik
kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa di siklus I di atas,
maka untuk lebih memperjelas maka disimpulkan melalui tabel 4.2 rekapitulasi
hasil observasi siklus I\ebagai berikut:
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I, Peningkatan
Kemampuan Kognitif Berpikir Simbolik Melalui Penggunaan
Media Kartu Bergambar Pada Peserta Didik Kelompok B
PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa.
No Kategori Jumlah Anak %
1 Belum Berkembang - -
2 Mulai Berkembang 6 60
3 Berkembang Sesuai Harapan 4 40
4 Berkembang Sangat Baik - -
Hasil dari tabel rekapitulasi siklus I di atas, dapat diperoleh keterangan
bahwa peserta didik yang memiliki kriteria Mulai Berkembang (MB) berjumlah 6
anak dengan persentase 60,0%, dan sebanyak 4 peserta didik dengan persentase
40,0% berada pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Jadi pada siklus
I peningkatan kemampuan kognitif berpikir simbolik memperoleh nilai rata-rata
43,0% di kategori Mulai Berkembang (MB).
54
2) Observasi Guru
Hasil observasi terhadap kegiatan guru merupakan suatu gambaran
keterampilan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan meningkatkan
kemampuan kognitif berpikir simbolik anak usia dini. Observasi dilakukan oleh
seorang peneliti dengan menggunakan lembar observasi guru yang ada pada
lampiran. Skor tertinggi untuk setiap butir terdapat aktivitas guru ada 3 atau
dengan kriteria Baik (B), sedangkan jumlah aspek yang akan diobservasi adalah 7,
maka skor tertinggi adalah 3 dengan kriteria Baik (B). Kriteria penilaian terhadap
aktivitas guru pada setiap pertemuan akan mendapat skor dengan nilai yaitu untuk
kategori Kurang (K), kategori Cukup (C), dan kategori Baik (B).
Berikut ini uraian penilaian untuk guru adalah sebagai berikut:
a) Guru menyiapkan kelas sebelum proses pembelajaran
b) Guru melakukan kegiatan pembuka sesuai dengan tema yang berjalan
c) Guru menyiapkan media kartu gambar sesuai dengan tema yang
digunakan
d) Guru mengajak anak untuk mengamati gambar pada media kartu
bergambar
e) Guru melakukan kegiatan bercakap-cakap menggunakan media kartu
gambar sesuai tema
f) Guru merangsang kognitif anak dengan melakukan tanya jawab
tentang kegiatan yang dilakukan
55
g) Guru menghargai hasil karja anak dengan memberikan reward dengan
tanda bintang, sehingga anak akan termotivasi dalam belajar.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 1, 2 dan 3
NO Uraian Penilaian
Penilaian
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
B C K B C K B C K
1 Guru menyiapkan kelas
sebelum ke proses
pembelajaran √ √ √
2
Guru melakukan kegiatan
pembuka sesuai dengan
tema yang berjalan √ √ √
3
Guru bersama peneliti
menyiapkan media kartu
bergambar sesuai dengan
tema yang digunakan
√ √ √
4
Guru mengajak anak untuk
mengamati gambar pada
media kartu bergambar √ √ √
5
Guru melakukan kegiatan
bercakap-cakap
menggunakan media kartu
gambar sesuai tema
√ √ √
6
Guru merangsang kognitif
anak dengan melakukan
tanya jawab tentang
kegiatan yang dilakukan
√ √ √
7
Guru memberikan reward
pada hasil karja peserta
didik dengan memberi tanda
bintang, sehingga anak akan
termotivasi dalam belajar
√ √ √
Jumlah 5 1 1 6 1 6 1 6 1
Persentase 71,4
2%
14,28
%
14,2
8%
85,7
1%
14,
28
%
85,
71
%
14,2
8%
85,7
1%
14,
28
%
56
Dari tabel hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan 1 pertemuan
pertama diperoleh kriteria Baik (B) dengan jumlah 5 persentase 71,41%, kriteria
(C) dengan jumlah 1 persentase 14,28% karena pada saat melakukan kegiatan
guru cukup baik dalam menyampaikan tema Negaraku, dan pada kriteria Kurang
(K) dengan jumlah 1 persentase 14,28% karena guru kurang dalam melakukan
bercakap-cakap dengan menggunakan kartu gambar garuda. Pada pertemuan
kedua observasi aktivitas guru diperoleh kriteria Baik (B) dengan jumlah 6
persentase 85,71% dan kriteria Cukup (C) dengan jumlah 1 persentase 14,28%
karena peneliti dan guru dan peneliti tidak cukup menarik dalam menyiapkan
media kartu bergambar untuk sub tema tentang lambang sila. Dan pada pertemuan
ketiga diperoleh kriteria Baik (B) dengan jumlah 6 persentase 85,71% dan kriteria
Cukup (C) dengan jumlah 1 persentase 14,28% karena pada saat penyampaian
tema rumah adat guru tidak cukup memahami rumah adat yang disampaikan.
d. Tahap Refleksi Siklus I
Refleksi dalam penelitian ini adalah evaluasi yang dilakukan terhadap
pelaksanaan kegiatan pada siklus I, hasil refleksi selanjutnya dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan penerapan kegiatan pembelajaran untuk peningkatan
kemampuan berpikir simbolik melalui penggunaan media kartu bergambar pada
siklus II. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa proses kegiatan pembelajaran
melalui penggunaan media kartu bergambar dinilai dapat memberikan stimulasi
untuk meningkatkan kemampuan berpikir simbolik pada peserta didik.
Dari refleksi siklus I ini diharapkan dapat memberikan perubahan yang
lebih baik terhadap proses pembelajaran dan hasil siklus II. Setelah diadakan
57
belajar menggunakan beberapa gambar dan lambang bilangan, memberikan
kesempatan kepada anak untuk meningkatkan kemampuan kognitif berpikir
simbolik mengenal gambar dan lambang bilangan dari dari kartu gambar yang
disediakan. Proses pembelajaran melalui kegiatan kartu bergambar lebih menarik
dan menyenangkan, gambar yang menarik mendorong anak untuk aktif mengenal
lambang bilangan dan mengenal bilangan, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu
pada peserta didik. Adapun kendala-kendala yang dihadapi pada pelaksanaan
siklus I, antara lain sebagai berikut:
1) Pada pertemuan pertama guru seharusnya menjelaskan sikap antri agar dalam
proses pembelajaran anak tidak saling berebut kartu bergambar, tetapi pada
faktanya saat prosesnya berlangsung anak menunjukkan sikap tidak antri.
2) Tidak memberikan kesempatan untuk setiap peserta didik untuk menyebutkan
lambang bilangan dan juga bertanya.
3) Guru tidak memberikan reward kepada peserta didik serta alokasi waktu yang
dilakasanakan kurang maksimal.
Berdasarkan hasil tersebut, peneliti membuat rencana kegiatan pada siklus
II. Rencana kegiatan siklus II disusun untuk lebih mengoptimalkan bahan kartu
gambar yang digunakan. Pada pelaksanaan siklus II akan dilakukan perbaikan
seperti berikut:
1) Pada siklus II guru dan peneliti menyediakan bahan kartu gambar yang lebih
menarik sehingga anak tidak cepat bosan dalam proses pembelajaran dan
diberi kesempatan untuk menyebutkan lambang bilangan.
58
2) Pada siklus II guru dan peneliti memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk menyebutkan lambang bilangan, dan juga kesempatan bertanya.
3) Pada siklus II guru dan peneliti akan memberikan reward kepada peserta
didik setiap akhir kegiatan.
Berdasarkan refleksi yaitu dilakukan, perbaikan yang telah direncanakan
akan dilakukan pada siklus II dengan tujuan untuk memperoleh perbaikan
mengenai kemampuan kognitif berpikir simbolik melalui penggunaan media kartu
bergambar pada peserta didik kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2
Kabupaten Gowa.
2. Data Hasil Penelitian Siklus II Peningkatan kemampuan Kognitif Berpikir
Simbolik Melalui Penggunaan Media Kartu Bergambar Pada Peserta Didik
Kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa
Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil
presentasi pada siklus I dalam kemampuan kognitif berpikir simbolik melalui
penggunaan media kartu bergambar pada peserta didik kelompok B PAUD
Terpadu Bukit Permai 2, yang dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan.
Pertemuan yang pertama pada dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 April 2021,
pertemuan yang kedua pada hari Selasa tanggal 6 April 2021, dan pertemuan
ketiga pada hari Kamis 8 April 2021. Adapun tahap tindakan siklus II yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Tema yang
digunakan pada siklus ini yaitu tema “Negaraku”. Berikut merupakan deskripsi
pelaksanaan penelitian siklus II.
59
a. Tahap Perencanaan
1) Menentukan tema
Dalam menentukan tema, peneliti menggunakan tema yang disesuaikan
dengan tema yang ada di PAUD Terpadu Bukit Permai 2. Tema yang digunakan
adalah tema “Negaraku”
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) ini disusun oleh
peneliti yang bekerja sama dengan pendidik yaitu Ibu Reni Endang Lestari.
Berikut ini langkah-langkah penyusunan RPPH antara lain:
a. Mencantumkan identitas RPP,
b. Tujuan pembelajaran,
c. Materi pembelajaran,
d. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
e. Sumber belajar, dan
f. Penilaian
3) Menyiapkan media
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyiapkan media
kartu bergambar, LKA, alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses
kegiatan pembelajaraan
4) Mempersiapkan instrument
Sebelum melakukan penelitian, Peneliti mempersiapkan instrumen yang
menggunakan lembar observasi berbentuk (checklist). Lembar observasi ini
digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir simbolik peserta
didik melalui penggunaan media kartu bergambar pada proses pembelajaran.
60
5) Catatan dan alat dokumentasi
Peneliti mempersiapkan catatan dan kamera untuk mendokumentasikan
berlangsungnya kegiatan peningkatan kemampuan kognitif berpikir simbolik
melalui penggunaan media kartu bergambar.
b. Tahap Tindakan
Proses tindakan siklus II terdiri dari pertemuan 1, pertemuan 2, dan
pertemuan 3 yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Siklus II
menggunakan tema Negaraku. Deskripsi setiap pertemuan sebagai berikut:
1) Siklus II pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 April 2021
dengan waktu dimulai pukul 08.00 s/d 10.30 WITA. menggunakan tema
Negaraku, sub tema Presiden, peserta didik yang hadir sebanyak 10 peserta didik.
a. Kegiatan Awal
Langkah pertama peserta didik mengambil posisi masing-masing untuk
duduk. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai dengan
mengucapkan salam, membaca surah Al-Fatihah dan membaca doa sebelum
belajar, menyanyikan lagu-lagu berhitung (lagu nol itu nol), lagu nama-nama hari
serta nama-nama bulan dan selanjutnya anak menyebutkan hari, tanggal, bulan,
dan tahun pada hari itu (Senin 5 April 2021) yang menjadi pembiasaan di Paud
Terpadu Bukit Permai 2.
Selanjutnya guru mengkomunikasikan tema yaitu “Negaraku” sebelum
melakukan proses belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dahulu
dengan bercakap-cakap tentang tema negaraku, sub tema Presiden. Selanjutnya
61
kegiatan yang dilakukan yaitu guru meminta setiap anak untuk menyebutkan
bilangan 1-10, pada siklus ke II ini perkembangan dalam menyebutkan lambang
bilangan terlihat meningkat dengan sangat signifikan. Selanjutnya guru
memperlihatkan dan menjelaskan media kartu yang bergambar Presiden yang
digunakan untuk mengenalkan jumlah dan nama-nama Presiden Indonesia dan
melakukan tanya jawab perihal Presiden Indonesia.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti dimulai dengan pemberian tugas kepada peserta didik
dengan gambar Presiden-presiden Indonesia. Dimana peserta didik mencocokkan
bilangan dengan lambang bilangan dan menggunakan lambang bilangan untuk
menghitung. Sebelum peserta didik mengerjakan lembar kerja, guru terlebih
dahulu menjelaskan cara mengerjakan lembar kerja yaitu dengan cara menghitung
banyak gambar presiden dan mencocokkan banyaknya gambar presiden dengan
menggunakan lambang bilangan (3, 4, 5, 6 dan 7) sesuai dengan banyak gambar
dengan cara menempelkan lambang bilangan. Kemudian peserta didik diberi
kesempatan untuk mengerjakan tugas menggunakan lambang bilangan untuk
menghitung sesuai dengan jumlah bilangan yang ada. kemudian guru
membagikan LKA gambar Presiden , lambang bilangan dan lem pada peserta
didik. Dan peserta didik diberi kesempatan untuk mengerjakan LK nya masing-
masing. Setelah kegiatan selesai peserta didik mengumpulkan hasil kerjanya
kepada guru. Dengan kegiatan ini dapat membantu dan merangsang kemampuan
kognitif peserta didik dalam berpikir simbolik.
62
Setelah semua kegiatan berakhir langsung dilanjutkan dengan recalling
tentang kegiatan yang dilakukan sebelumnya yaitu kegiatan menyebutkan angka
1-10, mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan dan menggunakan
lambang bilangan untuk menghitung banyaknya gambar.
c. Kegiatan akhir
Kegiatan akhir dilakukan dengan setelah proses belajar dimana anak
diajak duduk melingkar. kemudian guru bertanya pada peserta didik perasaan
setelah melakukan kegiatan belajar. Selanjutnya guru menyampaikan tentang
kegiatan yang akan dilakukan esok harinya masih diadakan kegiatan belajar di
rumah guru (Luring) dan setelah itu guru membagikan LKA untuk kegiatan
belajar yang dilakukan anak di rumah masing-masing, dan terakhir menbaca doa
kedua orang tua dan doa keluar rumah, membaca surah Al- Ashr lalu
mengucapkan syahadat diikuti dengan mengucapkan salam.
2) Siklus II Pertemuan ke 2
Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua ini dimulai pada hari Selasa
tanggal 6 April 2021 dengan waktu dimulai jam 08.00 s/d 10.30 WITA. Tema
yang diajarkan pada pertemuan kedua siklus pertama ini adalah Negarku masih
dengan sub tema Presiden. Peserta didik yang hadir sebanyak 10 peserta didik.
a. Kegiatan awal
Langkah pertama peserta didik mengambil posisi masing-masing untuk
duduk. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai dengan
mengucapkan salam, membaca surah Al-Fatihah dan membaca doa sebelum
belajar, menyanyikan lagu-lagu berhitung (lagu nol itu nol), lagu nama-nama hari
serta nama-nama bulan dan selanjutnya anak menyebutkan hari, tanggal, bulan,
63
dan tahun pada hari itu (Selasa 6 April 2021) yang menjadi pembiasaan di Paud
Terpadu Bukit Permai 2.
Selanjutnya guru mengkomunikasikan tema yaitu “Negaraku” sebelum
melakukan proses belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dahulu
dengan bercakap-cakap tentang tema negaraku, sub tema Presiden. Selanjutnya
kegiatan yang dilakukan yaitu guru meminta setiap anak untuk menyebutkan
bilangan 1-10 dan menghitung dengan bantuan jari, setelah itu guru
memperlihatkan dan menjelaskan media kartu yang bergambar Presiden.
b. Kegiatan inti
Pada kegiatan inti dimulai dengan pemberian tugas kepada peserta didik,
sebelum memulai kegiatan guru terlebih dahulu menunjukkan dan menjelaskan
bagaimana cara mengerjakan tugas yaitu dengan menempelkan lambang bilang (3,
4, 5, 6, dan 7) sesuai dengan jumlah gambar Presiden. selanjutnya guru
membagikan LKA pada setiap peserta didik dan anak diberi kesempatan untuk
mengerjakan tugas dengan mencocokkan lambang bilangan dengan jumlah
bilangan dan menggunakan lambang bilangan untuk menghitung banyaknya
jumlah Presiden, setelah kegiatan selesai peserta didik mengumpulkan hasil
kerjanya pada guru. Dengan kegiatan ini dapat membantu dan merangsang
kemampuan kognitif peserta didik dalam berpikir simbolik.
Setelah semua kegiatan berakhir dan setiap peserta didik sudah
mengumpulkan hasil kerjanya, kegiatan langsung dilanjutkan dengan recalling
tentang kegiatan yang dilakukan sebelumnya dengan menyebutkan bilangan 1-10
dengan menggunakan jari, menyebutkan nama-nama Presiden yang ada di
Indonesia.
64
c. Kegiatan Akhir
Kemudian pada kegiatan akhir guru menyampaikan tentang kegiatan yang
akan dilakukan esok harinya dengan menberitahu bahwa kegiatan belajar akan
dilaksanakan di rumah masing-masing atau disebut dengan kegiatan belajar
(Daring) karena di masa pandemi ini kegiatan tatap muka masih dibatasi, dan
kegiatan tatap muka akan dilaksanakan lagi pada hari Kamis bertempat di rumah
gurunya dengan waktu yang sama, setelah guru memberitahu kegiatan untuk
besok guru menbagikan LKA untuk kegiatan belajar yang dilakukan anak di
rumah masing-masing, setalah itu menbaca doa kedua orang tua dan doa keluar
rumah, membaca surah Al- Ashr lalu mengucapkan syahadat diikuti dengan
mengucapkan salam.
a) Siklus II pertemuan ke 3
Pelaksanaan siklus II pertemuan ketiga hari kamis 8 April 2021 dengan
waktu dimulai jam 08.00 s/d 10.30 WITA. Tema yang diajarkan pada pertemuan
ketiga siklus II ini masih sama yaitu Negarku dan masih dengan sub tema
Presiden. Peserta didik yang hadir sebanyak 10 peserta didik.
a. Kegiatan Awal
Langkah pertama peserta didik mengambil posisi masing-masing untuk
duduk. Pada tahap awal pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai dengan
mengucapkan salam, membaca surah Al-Fatihah dan membaca doa sebelum
belajar, menyanyikan lagu-lagu berhitung (nol itu nol), lagu nama-nama hari serta
nama-nama bulan dan selanjutnya anak menyebutkan tanggal, bulan, dan tahun
pada hari itu (Kamis 8 April 2021) yang menjadi pembiasaan di Paud Terpadu
Bukit Permai 2
65
Selanjutnya guru mengkomunikasikan tema yaitu “Negaraku” sebelum
melakukan proses belajar mengajar guru memberikan gambaran terlebih dahulu
dengan bercakap-cakap tentang tema negaraku, sub tema Presiden. Selanjutnya
kegiatan yang dilakukan, guru meminta setiap anak menyebutkan bilangan 1-10,
di pertemuan ketiga siklus ke II perkembangan dalam menyebutkan bilangan 1-10
terlihat meningkat dengan sangat baik yang awalnya pada siklus I masih dalam
Belum Berkembang sekarang pada siklus ke II ini sudah masuk pada kategori
Berkembang Sesuai Harapan.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti dimulai dengan guru memperlihatkan gambar dan
menjelaskan tentang Presiden dan wakil presiden. Sebelum memberikan LKA
pada peserta didik guru terlebih dahulu menjelaskan cara mengerjakan tugas yaitu
dengan mencocokkan bilangan 1 sampai dengan 10 yang telah diacak pada
gambar presiden dengan cara memberikan garis dengan menggunakan pensil pada
gambar ke lambang bilangan yang sesuai dengan jumlah gambar dan lambang
bilangan. Setelah menjelaskan guru selanjutnya membagikan pada peserta didik
LKA dan diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas dengan mencocokkan
lambang bilangan dengan jumlah bilangan dan menggunakan lambang bilangan
untuk menghitung banyaknya jumlah gambar Presiden, setelah kegiatan selesai
peserta didik mengumpulkan hasil kerjanya kepada guru. Dengan kegiatan ini
dapat membantu dan merangsang kemampuan kognitif peserta didik dalam
berpikir simbolik.
66
Setelah semua kegiatan ini dan setiap peserta didik sudah menyelesaikan
tugas dan mengumpulkan hasil kerjanya, kegiatan langsung dilanjutkan dengan
recalling tentang kegiatan yang dilakukan sebelumnya dengan menyebutkan
bilangan 1-10.
c. Kegiatan Akhir
Kemudian kegiatan akhir guru menyampaikan tentang kegiatan yang akan
dilakukan esok harinya dengan memberitahu bahwa kegiatan belajar akan
dilaksanakan di rumah masing-masing atau disebut dengan kegiatan belajar
(Daring) karena di masa pandemi ini kegiatan tatap muka masih dibatasi, dan
kegiatan tatap muka akan dilaksanakan lagi pada minggu berikutnya bertempat di
rumah guru dengan waktu yang sama, dan setelah itu guru membagikan LKA
untuk kegiatan belajar yang dilakukan anak di rumah masing-masing, dan terakhir
menbaca doa kedua orang tua dan doa keluar rumah, membaca surah Al-Ashr
lalu mengucapkan syahadat diikuti dengan mengucapkan salam.
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
1) Observasi Anak
Pengamatan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu
bergambar pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan sebagai hasil dari
proses perbaikan. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran, dalam penelitian ini tahap observasi dilakukan untuk memperoleh
data, bagaimana kegiatan belajar mengajar serta kesungguhan dan aktivitas
peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Adapun indikator yang diamati
dalam kegiatan ini yaitu, menyebutkan lambang bilangan 1-10, menggunakan
lambang bilangan untuk menghitung, dan mencocokkan bilangan dengan lambang
bilangan.
67
Adapun hasil observasi dan evaluasi aktivitas peserta didik peningkatan
kemampuan kognitif berpikir simbolik pada siklus I di pertemuan 1, pertemuan 2
dan pertemuan 3 dapat disajikan melalui tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Observasi dan Evaluasi Aktivitas peserta didik
Peningkatan Kemampuan Kognitif Berpikir Simbolik Melalui
Penggunaan Media Kartu Bergambar Pada Peserta Didik
Kelompok B Siklus I Pertemuan 1, 2 dan 3
No Nama Anak Pertemuan
Jumlah Persentase Kategori I II III
1 Putri 7 7 10 24 66,6% Berkembang Sesuai
Harapan
2 Noval 6 7 10 23 63,8% Berkembang Sesuai
Harapan
3 Nayla 8 10 12 30 83,3% Berkembang Sesuai
Harapan
4 Riska 7 10 11 28 77,7% Berkembang Sangat
Baik
5 Nabilah 8 10 12 30 83,3% Berkembang Sangat
Baik
6 Musyawwir 7 10 11 28 77,7% Berkembang Sangat
Baik
7 Sakinah 7 10 12 29 80,5% Berkembang Sangat
Baik
8 Bilal 8 10 12 30 83,3% Berkembang Sangat
Baik
9 Agung 8 10 12 30 83,3% Berkembang Sangat
Baik
10 Aqil 6 7 10 23 63,8% Berkembang Sesuai
Harapan
Jumlah 763,8% -
Rata-rata 76,3% Berkembang Sangat
Baik
Dapat diketahui pencapaian peningkatan kemampuan kognitif berpikir
simbolik melalui penggunaan media kartu bergambar pada peserta didik
kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa pada siklus II
menggambarkan bahwa dari 10 peserta didik ada 4 peserta didik yang memiliki
kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) karena pada saat melakukan kegiatan
68
pembelajaran peserta didik mampu melakukan kegiatan pembelajaran
menyebutkan bilangan 1-10, menggunakan lambang bilangan untuk menghitung,
dan mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan walaupun masih kurang
fokus dalam memperhatikan guru. Dan ada 6 peserta didik yang memiliki kriteria
Berkembang Sangat baik (BSB) karena pada saat melakukan kegiatan
pembelajaran menyebutkan bilangan 1-10, menggunakan lambang bilangan untuk
menghitung, dan mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan. Dengan
memperoleh jumlah hasil rata-rata 76,3%.
Dari tabel hasil observasi dan evaluasi aktivitas peserta didik peningkatan
kemampuan kognitif berpikir simbolik melalui penggunaan media kartu
bergambar pada peserta didik kelompok B pertemuan pertama, kedua dan ketiga
pada siklus II, disimpulkan melalui tabel 4.4 rekapitulasi hasil observasi siklus II
di bawah ini:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan
Kognitif Berpikir Simbolik Melalui Penggunaan Media Kartu
Bergambar Pada Peserta Didik Kelompok B PAUD Terpadu
Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa Pada Siklus II.
No Kategori Jumlah Anak %
1 Belum Berkembang - -
2 Mulai Berkembang - -
3 Berkembang Sesuai Harapan 4 40
4 Berkembang Sangat Baik 6 60
Berdasarkan hasil dari tabel rekapitulasi siklus II di atas, dapat diperoleh
keterangan bahwa peserta didik yang memiliki kriteria Berkembang Sesuai
Harapan (BSH) berjumlah 4 anak dengan prestasi yang diperoleh 40,0%, dan
69
sebanyak 6 anak yang persentase 60,0% berada pada kategori Berkembang Sangat
Baik (BSB). Jadi, pada siklus II peningkatan kemampuan kognitif berpikir
simbolik meningkat menjadi 76,3%, sehingga meningkat pada kategori
Berkembang Sangat Baik (BSB).
d. Tahap Refleksi Siklus II
Setelah melakukan tahap perencanaan, pelaksanaan, perencanaan dan
tahap terakhir yang dilakukan peneliti ialah tahap refleksi. Berdasarkan hasil
evaluasi dalam meningkatkan kemampuan kognitif berpikir simbolik melalui
penggunaan media kartu bergambar pada peserta didik kelompok B PAUD
Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa. Kemampuan kognitif berpikir simbolik
telah mengalami peningkatan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dengan
menggunakan media kartu bergambar peserta didik lebih antusias dan cepat dalam
mengetahui lambang bilangan. Dengan perbaikan yang telah dilakukan terhadap
hambatan yang terjadi pada siklus I, pada siklus ke II kemampuan kognitif
berpikir simbolik telah mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan
kemampuan kognitif berpikir simbolik meningkat melalui penggunaan media
kartu bergambar pada peserta didik kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2
Kabupaten Gowa, telah berhasil sesuai dengan kriteria yang ditetapkan yaitu 75%
dengan demikian, pelaksanaan tindakan dalam meningkatkan kemampuan
kognitif berpikir simbolik melalui penggunaan media kartu bergambar tidak perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya lagi.
70
3.Data Hasil Rekapitulasi Siklus I dan II Peningkatan Kemampuan Kognitif
Berpikir Simbolik Melalui Penggunaan Media Kartu Bergambar Pada
Peserta Didik Kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa
Hasil rekapitulasi data peserta didik siklus I, dan siklus II dapat diperjelas
melalui tabel di bawah ini:
Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Data Siklus I, dan II
No Kriteria
Siklus I Siklus II
Jumlah
Anak persentase
Jumlah
Anak Persentase
1 Belum Berkembang - - - -
2 Mulai Berkembang 6 60,0% - -
3 Berkembang Sesuai
Harapan 4 40,0% 4 40,0%
4 Berkembang Sangat
Baik - - 6 60,0%
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa data siklus I, peserta didik yang
memperoleh kriteria Mulai Berkembang (MB) sebanyak 6 anak dengan persentase
60,0%, dan peserta didik yang memperoleh kriteria Berkembang Sesuai Harapan
(BSH) sebanyak 4 anak dengan persentase 40,0%. Sedangkan data pada siklus II,
peserta didik yang memperoleh kriteria Berkambang Sesuai Harapan (BSH)
sebanyak 4 anak dengan persentase 40,0% dan peserta didik dengan kriteria
Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 6 anak dengan persentase 60,0%.
Kemudian diperoleh rata-rata hasil observasi sebesar 76,3% yang artinya telah
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
71
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan berkolaborasi
dengan guru kelompok B yang dilakukan selama 6 kali tatap muka yang terbagi dalam 2
siklus, yaitu siklus I yang dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dan siklus II yang
dilakukan selama 3 kali pertemuan menunjukkan bahwa kemampuan kognitif berpikir
simbolik melalui penggunaan media kartu bergambar pada peserta didik mengalami
peningkatan. Meningkatnya kemampuan kognitif berpikir simbolik pada peserta didik
dapat dilihat dari rata-rata hasil observasi kemampuan kognitif berpikir simbolik pada
siklus I mencapai 40,8% dan pada siklus II mencapai 76,3%. Jadi, pada presentasi 76,3%
telah mencapai target dengan kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB).
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tindakan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi, hasil observasi yang berupa data kemampuan
peserta didik, digunakan peneliti ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan
kognitif berpikir simbolik melalui penggunaan media kartu bergambar pada
peserta didik PAUD Terpadu Bukit Permai 2. Pada kegiatan ini ada tiga indikator
yang digunakan yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10, menggunakan
lambang bilangan untuk menghitung, dan mencocokkan bilangan dengan lambang
bilangan. Bahan media yang digunakan kartu bergambar dalam bentuk kertas hvs
yang berisikan gambar dan angka sesuai dengan tema dalam RPP Harian.
Secara umum persentase kemampuan kognitif berpikir simbolik peserta
didik pada siklus Ih masih belum memenuhi indikator keberhasilan. Berdasarkan
pada kekurangan siklus I, kemampuan kognitif berpikir simbolik peserta didik
masih kurang, masih banyak anak belum mampu menyebutkan, mencocokkan
72
ataupun menggunakan bilangan 1-10. Maka dari itu, peneliti berusaha membuat
perencanaan yang lebih menarik pada kegiatan pembelajaran pada siklus II. Hal
ini dilakukan agar peserta didik dapat menerima pembelajaran dengan kegiatan
yang maksimal.
Pada siklus II pelaksanaan penelitian menggunakan media dengan bidang
dasaran yang lebih besar dari pada siklus II yang lebih menarik sehingga anak
akan lebih senang dan antusias dalam mengerjakan tugas. Hasil observasi siklus II
dari 10 peserta didik sebanyak 4 peserta didik yang mencapai kriteria
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan persentase sebesar 40,0% dan
sebanyak 6 peserta didik yang memiliki kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB)
dengan persentase sebesar 60,0%, dengan rata-rata perkembangan kognitif
berpikir simbolik 76,3%.
Berdasarkan hasil di atas, terdapat teori yang mendukung yaitu, menurut
Diane (2010: 325) berpikir simbolik adalah kemampuan mengingat dan berpikir
tentang simbol-simbol atau membayangkan secara mental suatu objek yang tidak
ada dengan menggunakan simbol, kata, angka, atau gambar. Sedangkan menurut
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STTPA) berpikir simbolik
pada anak usia dini 5-6 tahun yaitu menyebutkan bilangan 1-10, menggunakan
lambang bilangan, mencocokkan lambang bilangan, mengenal berbagai macam
lambnag huruf vocal dan konsonan, dan mempresentasikan macam-macam benda
dalam bentuk gambar dan tulisan.
Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang kognitif berpikir
simbolik anak yakni dengan menggunakan media kartu bergambar. Menurut
73
Arsyad (2002: 119-120) menjelaskan bahwa kartu bergambar adalah kartu kecil
yang berisi gambar-gambar, teks atau simbol-simbol yang mengingatkan atau
menuntun siswa pada sesuatu yang berhubungan dengan gambar.
Berdasarkan indikator keberhasilan kemampuan kognitif berpikir simbolik
peserta didik dapat meningkat apabila telah mampu menyebutkan lambang
bilangan 1-10, menggunakan lambang bilangan untuk menghitung dan
mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti, peningkatan kemampuan kognitif berpikir
simbolik pada peserta didik kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai 2
Kabupaten Gowa dapat ditingkatkan melalui kegiatan pembelajaran melalui
penggunaan media kartu bergambar.
74
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan
bahwa melalui penggunaan media kartu bergambar dapat meningkatkan
kemampuan kognitif berpikir simbolik pada peserta didik kelompok B PAUD
Terpadu Bukit Permai 2 Kabupaten Gowa. Hal ini dibuktikan dengan
penggunakan media kartu bergambar sebagai tindakan yang dilakukan guru dan
peneliti kemampuan kognitif berpikir simbolik pada peserta didik mengalami
peningkatan sesuai dengan indikator yaitu menyebutkan lambang bilangan 1-10,
menggunakan lambang bilangan untuk menghitung, mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan. Pada hasil observasi dari siklus I, peserta didik yang
memiliki kriteria Mulai Berkembang (MB) sebanyak 6 anak dengan presentasi
60,0%, dan peserta didik dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
sebanyak 4 anak dengan persentase 40,0%. Dengan rata-rata peningkatan yang
diperoleh adalah 43,0% dengan kriteria Mulai Berkembang (MB). Dari hasil
observasi pada siklus II, peserta didik yang memiliki kriteria Berkembang Sesuai
Harapan (BSH) sebanyak 4 dengan persentase yang diperoleh 40,0%, dan kriteria
Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 6 dengan persentase yang diperoleh
60,0%, dengan jumlah rata-rata peningkatan yang diperoleh ialah 76,3% dengan
kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB).
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, kinerja guru selama proses
pembelajaran sangat baik. Jadi dengan penerapan pembelajaran menggunakan
75
media kartu bergambar dapat meningkatkan kemampuan kognitif berpikir
simbolik pada peserta didik kelompok B PAUD Terpadu Bukit Permai II
Kabupaten Gowa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengemukakan saran sebagai
berikut:
1. Bagi guru
a. Guru sebaiknya memahami pentingnya kemampuan kognitif berpikir
simbolik pada peserta didik.
b. Guru sebaiknya mampu mengatasi permasalahan kesulitan kemampuan
anak dalam menyebutkan, menggunakan, dan mencocokkan bilangan
dengan lambang bilangan.
c. Guru sebaiknya menyajikan pembelajaran yang sederhana dan mampu
dipahami oleh anak.
2. Bagi Orang tua
Diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak dengan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di rumah untuk mengasah kembali kemampuan
kognitif berpikir simbolik anak.
76
DAFTAR PUSTAKA
Amir Hamzah Sulaiman. 1985. Media Audio Visual untuk Pengajaran,
Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia. Arif Sadiman. (1986).
Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Jakarta.
Anonim. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Arif Sadiman. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ardy, Novan. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava
Christiana Hari Soetjiningsih. 2012. Perkembangan Anak Sejak Pembuahan
Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir. Depok: Prenamedia Group.
Eliawati, Hernawan, & Zaman, B. 2008. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Fadillah M. 2014. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: kencana
Prenada Media Group
Fadillah. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Hamzah Nur. 2015. Perkembangan Anak Usia Dini. Pontianak: IAIN Pontianak
Pers
Indrijati, Herdina. 2016. Psikologi Perkembangan & Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Prenada Media Group
Jahya Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Lilis Madyawati. 2016. Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. Jakarta:
Kencana.
Maulina Riska 2017. Pengembangan Kemampuan Berpikir Simbolik Anak
Melalui Penggunaan Kartu Bilangan Di PAUD Madani Gampong Ateuk
Jawo Kacamatan Baiturrahman Banda Aceh.
Masitoh. 2007. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Media
Mursid. 2017. Pengembangan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
77
Nur’aeni. 2004. Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta.
Patilima, Hamid. 2015. Resiliensi Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta.
Permendikbud. 2015. Nomor 137 tahun 2014 Tentang Standar Nasional PAUD.
Saddidah Sitti. 2012. Penggunaan Media Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa Dalam Mengenal Konsep Bilangan Dan Lambang
Bilangan 1-10 Pada Siswa kelompok A TK Krisnamurti III Surabaya.
Skripsi Tidak diterbitkan. UNESA
Sujiono. 2007. Metode Pengembangan kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka
Susanto Ahmad. 2014. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Suntoso Ahmad. 2017. Pendidikan Anak Usia Dini (Konsep & Teori). Jakarta: PT
Bumi Aksara
Sudiaman, Arif. 2008. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan Dan
Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Soetjiningsih, Cristiana Hari. 2012. Perkembangan Anak Sejak Pembuahan
Sampai Dengan Kanak-kanak Akhir. Jakarta: Kencana
Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Suyadi dkk. 2015. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2014. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Suwardi, surwiji. 2011. Penelitian tindakan kelas (PTK) dan penulisan karya
ilmiah. Surakarta: Yuma pustaka.
Syah, Muhibbin. 2016. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. PT
Terbuka
Wiyani, Novan Ardy. 2016. Konsep Dasar PAUD. Yogyakarta: Gava Media
https://repository.unja.ac.id/3776/1/ARTIKEL%20SKRIPSI%20INA.pdf
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Instrument Penelitian (Lembar Observasi Anak)
Nama anak :
Jenis kegiatan :
Hari/Tanggal :
Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian sesuai dengan hasil
pengamatan
Indikator Aspek yang diamati Item
Penilaian
BB MB BSH BSB
1 2 3 4
Kognitif
(Berpikir
Simbolik)
Menyebutkan
lambang bilangan
1-10
Anak mampu
menyebutkan lambang
bilangan 1-10
Menggunakan
lambang bilangan
untuk menghitung
Anak mampu
menggunakan lambang
bilangan untuk
menghitung
Mencocokkan
bilangan dengan
lambang bilangan
Anak mampu
mencocokkan bilangan
dengan lambang
bilangan
Menyebutkan lambang bilangan 1-10 :
1. Anak dikatakan belum mampu menyebutkan lambang bilangan 1-
10
2. Anak dikatakan mampu meyebutkan lambang bilangan 1-10
sesuai dengan kartu bergambar yang diberi label angka
3. Anak mampu menunjukkan lambang bilangan 1-10
4. Anak mampu menyebutkan urutan lambang bilangan 1-10
Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung :
1. Anak belum mampu menggunakan lambang bilangan untuk
menghitung
2. Anak mampu menggunakan lambang bilangan dalam menghitung
banyak gambar
3. Anak mampu menggunakan lambang bilangan dalam
menjumlahkan gambar
4. Anak mampu menggunakan lambang bilangan dalam mengurutkan
gambar
Mencocokkan bilangan dengan lambang bilang :
1. Anak belum mampu mencocokkan bilangan dengan lambang
bilangan
2. Anak mampu mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan
3. Anak mampu menunjukkan jumlah gambar sesuai dengan lambang
bilangan
4. Anak mampu mencocokkan jumlah gambar sesuai dengan
lambang bilangan
Keterangan :
Kriteria Skor
BB (Belum Berkembang) 1
MB (Mulai Berkembang) 2
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) 3
BSB (Berkembang Sangat Baik) 4
Instrumen Penelitian (Lembar Observasi Guru)
Nama Guru :
Jenis kegiatan :
Hari/Tanggal :
No. Keterangan
Kualifikasi
Tindakan Ket.
Ya Tidak
1. Guru menyiapkan kelas sebelum ke
proses pembelajaran
2. Guru melakukan kegiatan pembukaan
sesuai dengan tema yang berjalan
3. Guru bersama peneliti menyiapkan
media kartu bergambar yang
digunakan pada hari ini
4. Guru mengajak anak untuk
mengamati gambar pada media kartu
bergambar
5. Guru melakukan kegitan bercakap-
cakap menggunakan media kartu
gambar sesuai tema hari ini
6. Guru merangsang kognitif anak
dengan melakukan tanya jawab
tentang kegiatan yang dilakuakan
pada hari itu
7. Guru menghargai hasil karja anak
dengan memberi tanda bintang
sebagai reward, sehingga anak akan
termotivasi dalam belajar
LAMPIRAN
Penelian Obeservasi Peserta Didik
HASIL OBSERVASI PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERPIKIR SIMBOLIK MENGGUNAKAN MEDIA
KARTU BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELOMPOK B
SIKLUS I PERTEMUAN I
No Nama
Anak Didik
Indikator Kemapuan Kognitif Berpikir Simbolik
Skor
(%)
Kriteria Menyebutkan
Lambang Bilangan 1-
10
Menggunakan
Lambang Bilangan
Untuk Menghitung
Mencocokkan
Bilangan Dengan
Lambang Bilangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Putri √ √ √ 3 25 BB
2 Noval √ √ √ 3 25 BB
3 Nayla √ √ √ 6 50 MB
4 Riska √ √ √ 5 41,6 MB
5 Nabilah √ √ √ 6 50 MB
6 Musyawir √ √ √ 5 41,6 MB
7 Sakinah
8 Bilal √ √ √ 6 50 MB
9 Agung √ √ √ 6 50 MB
10 Akil √ √ √ 3 25 BB
Keterangan dalam bentuk angka untuk skor total:
BSB (Berkembang Sangat Baik) : 76-100 %
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : 51-75 %
MB (Mulai Berkembang) : 26-50 %
BB (Belum Berkembang) : 0-25%
HASIL OBSERVASI PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERPIKIR SIMBOLIK MENGGUNAKAN MEDIA
KARTU BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELOMPOK B
SIKLUS I PERTEMUAN II
No Nama
Anak Didik
Indikator Kemapuan Kognitif Berpikir Simbolik
Skor
(%)
Kriteria Menyebutkan
Lambang Bilangan 1-
10
Menggunakan
Lambang Bilangan
Untuk Menghitung
Mencocokkan
Bilangan Dengan
Lambang Bilangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Putri √ √ √ 4 33,3 MB
2 Noval √ √ √ 3 25 BB
3 Nayla √ √ √ 6 50 MB
4 Riska √ √ √ 6 50 MB
5 Nabilah √ √ √ 6 50 MB
6 Musyawir √ √ √ 5 41,6 MB
7 Sakinah √ √ √ 5 41,6 MB
8 Bilal √ √ √ 6 50 MB
9 Agung √ √ √ 6 50 MB
10 Akil √ √ √ 3 25 BB
Keterangan dalam bentuk angka untuk skor total:
BSB (Berkembang Sangat Baik) : 76-100 %
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : 51-75 %
MB (Mulai Berkembang) : 26-50 %
BB (Belum Berkembang) : 0-25%
HASIL OBSERVASI PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERPIKIR SIMBOLIK MENGGUNAKAN MEDIA
KARTU BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELOMPOK B
SIKLUS I PERTEMUAN III
No
Nama
Anak
Didik
Indikator Kemapuan Kognitif Berpikir Simbolik
Skor
(%)
Kriteria Menyebutkan
Lambang Bilangan
1-10
Menggunakan
Lambang Bilangan
Untuk Menghitung
Mencocokkan
Bilangan Dengan
Lambang Bilangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Putri √ √ √ 5 41,6 MB
2 Noval √ √ √ 4 33,3 MB
3 Nayla √ √ √ 7 58,3 BSH
4 Riska √ √ √ 7 58,3 BSH
5 Nabilah √ √ √ 7 58,3 BSH
6 Musyawir √ √ √ 7 58,3 BSH
7 Sakinah √ √ √ 7 58,3 BSH
8 Bilal √ √ √ 7 58,3 BSH
9 Agung √ √ √ 7 58,3 MB
10 Akil √ √ √ 4 33,3 MB
Keterangan dalam bentuk angka untuk skor total:
BSB (Berkembang Sangat Baik) : 76-100 %
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : 51-75 %
MB (Mulai Berkembang) : 26-50 %
BB (Belum Berkembang) : 0-25%
HASIL OBSERVASI PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERPIKIR SIMBOLIK MENGGUNAKAN MEDIA
KARTU BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELOMPOK B
SIKLUS II PERTEMUAN I
No Nama
Anak Didik
Indikator Kemapuan Kognitif Berpikir Simbolik
Skor
(%)
Kriteria Menyebutkan
Lambang Bilangan
1-10
Menggunakan
Lambang Bilangan
Untuk Menghitung
Mencocokkan
Bilangan Dengan
Lambang Bilangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Putri √ √ √ 7 58,3 BSH
2 Noval √ √ √ 6 50 MB
3 Nayla √ √ √ 8 66,6 BSH
4 Riska √ √ √ 7 58,3 BSH
5 Nabilah √ √ √ 8 66,6 BSH
6 Musyawir √ √ √ 7 58,3 BSH
7 Sakinah √ √ √ 7 58,3 BSH
8 Bilal √ √ √ 8 66,6 BSH
9 Agung √ √ √ 8 66,6 BSH
10 Akil √ √ √ 6 50 MB
Keterangan dalam bentuk angka untuk skor total:
BSB (Berkembang Sangat Baik) : 76-100 %
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : 51-75 %
MB (Mulai Berkembang) : 26-50 %
BB (Belum Berkembang) : 0-25%
HASIL OBSERVASI PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERPIKIR SIMBOLIK MENGGUNAKAN MEDIA
KARTU BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELOMPOK B
SIKLUS II PERTEMUAN II
No Nama
Anak Didik
Indikator Kemapuan Kognitif Berpikir Simbolik
Skor
(%)
Kriteria Menyebutkan
Lambang Bilangan 1-
10
Menggunakan
Lambang Bilangan
Untuk Menghitung
Mencocokkan
Bilangan Dengan
Lambang Bilangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Putri √ √ √ 7 58,3 BSH
2 Noval √ √ √ 7 58,3 BSH
3 Nayla √ √ √ 10 83,3 BSB
4 Riska √ √ √ 10 83,3 BSB
5 Nabilah √ √ √ 10 83,3 BSB
6 Musyawir √ √ √ 10 83,3 BSB
7 Sakinah √ √ √ 10 83,3 BSB
8 Bilal √ √ √ 10 83,3 BSB
9 Agung √ √ √ 10 83,3 BSB
10 Akil √ √ √ 7 58,3 BSH
Keterangan dalam bentuk angka untuk skor total:
BSB (Berkembang Sangat Baik) : 76-100 %
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : 51-75 %
MB (Mulai Berkembang) : 26-50 %
BB (Belum Berkembang) : 0-25%
HASIL OBSERVASI PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF BERPIKIR SIMBOLIK MENGGUNAKAN MEDIA
KARTU BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELOMPOK B
SIKLUS II PERTEMUAN III
No Nama
Anak Didik
Indikator Kemapuan Kognitif Berpikir Simbolik
Skor
(%)
Kriteria Menyebutkan
Lambang Bilangan
1-10
Menggunakan
Lambang Bilangan
Untuk Menghitung
Mencocokkan
Bilangan Dengan
Lambang Bilangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Putri √ √ √ 10 83,3 BSB
2 Noval √ √ √ 10 83,3 BSB
3 Nayla √ √ √ 12 100 BSB
4 Riska √ √ √ 11 91,6 BSB
5 Nabilah √ √ √ 12 100 BSB
6 Musyawir √ √ √ 11 91,6 BSB
7 Sakinah √ √ √ 12 100 BSB
8 Bilal √ √ √ 12 100 BSB
9 Agung √ √ √ 12 100 BSB
10 Akil √ √ √ 10 83,3 BSB
Keterangan dalam bentuk angka untuk skor total:
BSB (Berkembang Sangat Baik) : 76-100 %
BSH (Berkembang Sesuai Harapan) : 51-75 %
MB (Mulai Berkembang) : 26-50 %
BB (Belum Berkembang) : 0-25%
LAMPIRAN
Penilaian Obeservasi Guru
LEMBAR PENILAIAN GURU
HARI/TANGGAL : Senin, 29 Maret 2021
NAMA GURU : Reni Endang Lestari S.Pd
NO Uraian Penilaian Penilaian
Ket B C K
1 Guru menyiapkan kelas sebelum ke proses pembelajaran √
2 Guru melakukan kegiatan pembuka sesuai dengan tema yang berjalan √
3 Guru bersama peneliti menyiapkan media kartu bergambar sesuai dengan tema yang digunakan √
4 Guru mengajak anak untuk mengamati gambar pada media kartu bergambar √
5 Guru melakukan kegitan bercakap-cakap menggunakan media kartu gambar sesuai tema √
6 Guru merangsang kognitif anak dengan melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang dilakuakan √
7 Guru menghargai hasil karja anak dengan memberi tanda bintang sebagai reward, sehingga anak
akan termotivasi dalam belajar √
Jumlah 5 1 1
Persentase 71,42% 14,28% 14.28%
Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
LEMBAR PENILAIAN GURU
HARI/TANGGAL : Selasa, 30 Maret 2021
NAMA GURU : Reni Endang Lestari S.Pd
NO Uraian Penilaian Penilaian
Ket B C K
1 Guru menyiapkan kelas sebelum ke proses pembelajaran √
2 Guru melakukan kegiatan pembuka sesuai dengan tema yang berjalan √
3 Guru bersama peneliti menyiapkan media kartu bergambar sesuai dengan tema yang digunakan √
4 Guru mengajak anak untuk mengamati gambar pada media kartu bergambar √
5 Guru melakukan kegitan bercakap-cakap menggunakan media kartu gambar sesuai tema √
6 Guru merangsang kognitif anak dengan melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang dilakuakan √
7 Guru menghargai hasil karja anak dengan memberi tanda bintang sebagai reward, sehingga anak
akan termotivasi dalam belajar √
Jumlah 6 1
Persentase 85,71% 14,28%
Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
LEMBAR PENILAIAN GURU
HARI/TANGGAL : Kamis, 01 April 2021
NAMA GURU : Reni Endang Lestari S.Pd
NO Uraian Penilaian Penilaian
Ket B C K
1 Guru menyiapkan kelas sebelum ke proses pembelajaran √
2 Guru melakukan kegiatan pembuka sesuai dengan tema yang berjalan √
3 Guru bersama peneliti menyiapkan media kartu bergambar sesuai dengan tema yang digunakan √
4 Guru mengajak anak untuk mengamati gambar pada media kartu bergambar √
5 Guru melakukan kegitan bercakap-cakap menggunakan media kartu gambar sesuai tema √
6 Guru merangsang kognitif anak dengan melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang dilakuakan √
7 Guru menghargai hasil karja anak dengan memberi tanda bintang sebagai reward, sehingga anak
akan termotivasi dalam belajar √
Jumlah 6 1
Persentase 85,71% 14.28%
Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
LEMBAR PENILAIAN GURU
HARI/TANGGAL : Senin, 05 April 2021
NAMA GURU : Reni Endang Lestari S.Pd
NO Uraian Penilaian Penilaian
Ket B C K
1 Guru menyiapkan kelas sebelum ke proses pembelajaran √
2 Guru melakukan kegiatan pembuka sesuai dengan tema yang berjalan √
3 Guru bersama peneliti menyiapkan media kartu bergambar sesuai dengan tema yang digunakan √
4 Guru mengajak anak untuk mengamati gambar pada media kartu bergambar √
5 Guru melakukan kegitan bercakap-cakap menggunakan media kartu gambar sesuai tema √
6 Guru merangsang kognitif anak dengan melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang dilakuakan √
7 Guru menghargai hasil karja anak dengan memberi tanda bintang sebagai reward, sehingga anak
akan termotivasi dalam belajar √
Jumlah 6 1
Persentase 85,71% 14.28%
Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
LEMBAR PENILAIAN GURU
HARI/TANGGAL : Selasa, 06 April 2021
NAMA GURU : Reni Endang Lestari S.Pd
NO Uraian Penilaian Penilaian
Ket B C K
1 Guru menyiapkan kelas sebelum ke proses pembelajaran √
2 Guru melakukan kegiatan pembuka sesuai dengan tema yang berjalan √
3 Guru bersama peneliti menyiapkan media kartu bergambar sesuai dengan tema yang digunakan √
4 Guru mengajak anak untuk mengamati gambar pada media kartu bergambar √
5 Guru melakukan kegitan bercakap-cakap menggunakan media kartu gambar sesuai tema √
6 Guru merangsang kognitif anak dengan melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang dilakuakan √
7 Guru menghargai hasil karja anak dengan memberi tanda bintang sebagai reward, sehingga anak
akan termotivasi dalam belajar √
Jumlah 7
Persentase 100%
Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
LEMBAR PENILAIAN GURU
HARI/TANGGAL : Kamis, 08 April 2021
NAMA GURU : Reni Endang Lestari S.Pd
NO Uraian Penilaian Penilaian
Ket B C K
1 Guru menyiapkan kelas sebelum ke proses pembelajaran √
2 Guru melakukan kegiatan pembuka sesuai dengan tema yang berjalan √
3 Guru bersama peneliti menyiapkan media kartu bergambar sesuai dengan tema yang digunakan √
4 Guru mengajak anak untuk mengamati gambar pada media kartu bergambar √
5 Guru melakukan kegitan bercakap-cakap menggunakan media kartu gambar sesuai tema √
6 Guru merangsang kognitif anak dengan melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang dilakuakan √
7 Guru menghargai hasil karja anak dengan memberi tanda bintang sebagai reward, sehingga anak
akan termotivasi dalam belajar √
Jumlah 7
Persentase 100%
Keterangan :
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
LAMPIRAN
RPPH
LAMPIRAN
Dokumentasi
DOKUMENTASI
A. Siklus pertama
1. Pertemuan pertama, Senin, 29 Maret 2021
Kegiatan mencocokkan gambar Burung Garuda dengan lambang
bilangan menggunakan kartu bergambar
2. Pertemuan Kedua, Selasa, 30 Maret 2021
Kegiatan mencocokkan menggunakan lambang bilangan dengan
lambang pancasila
3. Pertemuan Ketiga, Kamis, 01 April 2021
Kegiatan mecocokkan bilangan (2, 3 dan 4) dengan banyaknya gambar
rumah adat dengan cara menempel.
B. Siklus II
1. Pertemuan Pertama, Senin, 05 April 2021
Kegiatan menghitung dan mencocokkan banyaknya gambar presiden
dengan menggunakan lambang bilangan (3, 4, 5, 6 dan 7) sesuai
dengan banyaknya gambar presiden
2. Pertemuan Kedua, Selasa, 06 April 2021
Kegiatan menempel lambang bilangan (3,4,5,6 dan 7) sesuai jumlah
gambar presiden
3. Pertemuan Ketiga, Kamis, 08 April 2021
Kegiatan mencocokkan bilangan 1 sampai 10 yang telah diacak pada
gambar presdien.
LAMPRAN 2
PERSURATAN
RIWAYAT HIDUP
Masita, Dilahirkan di Kota Tolitoli Kelurahan Panasakan
Kacamatan Baolan Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah, pada
tanggal 27 Februari 1999, dari pasangan ayahanda Asikin dan
Ibunda Nurjannah. Penulis masuk sekolah Dasar pada tahun
2005 di SDN 23 Tolitoli kelurahan Panasakan Kecamatan Baolan Kabupaten
Tolitoli dan tamat pada tahun 2010, tamat SMP di MTS DDI Kelurahan Baru
Tolitoli pada tahun 2013, dan tamat SMA di Madrasah Aliyah Negeri Tolitoli
pada tahun 2016. Pada tahun yang sama tahun 2016 penulis melanjutkan
pendidikan pada Program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar.