30
TUGAS MAKALAH PENYAKIT KEMBUNG (BLOAT) DAN ZAT ANTI TYROID ( ZAT GOITROGEN ) PADA RUMINANSIA Disusun Oleh : Anang Riswanta H0511008 JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

semoga bermanfaat

Citation preview

Page 1: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

TUGAS MAKALAH

PENYAKIT KEMBUNG (BLOAT) DAN ZAT ANTI TYROID (ZAT GOITROGEN) PADA RUMINANSIA

Disusun Oleh :

Anang Riswanta H0511008

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bloat/kembung perut yang diderita sapi, dapat menyebabkan kematian

karena struktur organ sapi yang unik. Dimana pada sapi, jantungnya terletak

disebelah kanan perut, bukan dibagian dada seperti halnya manusia. Hal

tersebut akhirnya menyebabkan jantung sapi terhimpit oleh angin dan asam

lambung saat menderita kembung. Karena kembung yang terjadi, mendesak

dan mengakibatkan perut sapi membesar kesamping. Kematian pada sapi

yang menderita kembung perut, biasanya rentan terjadi karena ketidaktahuan

dan salah penanganan oleh peternak. Saat sapi mengalami kelumpuhan

dengan perut yang kembung, banyak peternak yang memposisikan sapi

mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit dengan lebih

cepat. Namun penyakit kembung perut tidak membahayakan atau menular

kepada binatang lain atau manusia, daging sapi yang terserang penyakit

inipun masih aman untuk dikonsumsi.

Berbagai jenis tanaman pangan memiliki potensi untuk mensintesis

substansi kimia tertentu sebagai mekanisme untuk mempertahankan diri dari

gangguan infeksi oleh jamur, bakteri dan insekta. Banyak di antara substansi

kimia ini ternyata dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia

maupun ternak yang mengkonsumsinya. Gangguan tersebut dapat berupa

gangguan pertumbuhan, seperti : penurunan Pertambahan Bobot Badan

Harian (PBBH), oleh karena dihambatnya enzim pencernaan tertentu.

Gangguan yang lain berupa gangguan kesehatan, seperti gangguan

pernapasan bahkan kematian. Selanjutnya senyawa-senyawa tersebut dikenal

dengan istilah antinutrisi.

Macam antinutrisi pada berbagai bahan pakan berlainan. Senyawa

antinutrisi yang sering ditemukan, antara lain : Protein inhibitor (penghambat

protease), goitrogen, nekaloid, oksalat, fitat, tannin, HCN dan gossipol.  

Antinutrisi tersebut seringkali mengikat protein, zat-zat mineral, sehingga

Page 3: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

pemanfaatan gizi dalam bahan pakan oleh ternak menjadi berkurang. Sebagai

akibatnya akan menimbulkan gangguan pertumbuhan pada ternak atau

gangguan kesehatan yang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah briket kotoran ternak?

2. Apakah zat anti tyroid dan pengaruhnya pada ternak ruminansia?

C. Tujuan

1. Mengerti pengertian briket kotoran ternak.

2. Mengetahui zat anti tyroid pada ternak ruminansia.

Page 4: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

II. PEMBAHASAN

1. Penyakit Kembung (Bloat) Ruminansia

Penyakit kembung (Timpani) merupakan salah satu

penyakit yang sering menyerang ternak ruminansia terutama

sapi dan domba. Meskipun terlihat sepele, sebaiknya kita

selalu waspada, karena pada kasus yang berat dapat

berakibat fatal dan kematian pada ternak. Timpani pada

ternak dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Namun secara

garis besar, timbulnya kembung disebabkan oleh akumulasi

gas yang berlebihan di dalam rumen hewan ruminansia.

Seperti kita ketahui, pencernaan bahan makanan di dalam

perut hewan ruminansia dilakukan oleh mikroorganisme di

dalam perut ternak. Mikroorganisme yang secara alamiah ada

di dalam perut yang bertugas melakukan pencernaan awal

terhadap bahan makanan dan terutama protein. Proses

pencernaan protein oleh mikroorganisme ini akan

menghasilkan berbagai enzim dan asam amino yang dapat

diserap oleh dinding usus ternak. Tanpa adanya

mikroorganisme ini dapat dipastikan proses pencernaan

makanan di dalam perut ternak tidak akan dapat terjadi.

Namun di sisi lain, proses pencernaan bahan makanan oleh

mikroba juga mengeluarkan eksreksi lain berupa gas yang

sebagian besar adalah karbondioksida (CO2) dan metana

(CH4). Gas-gas inilah yang apabila tidak sempat dikeluarkan

melalui anus dengan cara berkentut atau dengan bersendawa

akan terakumulasi didalam rumen. Seringkali kembung

ringan seperti ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun,

apabila kejadian berlanjut dan tidak ditangani maka

akumulasi gas terjebak ini akan membentuk buih/busa

Page 5: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

(froathy bloat) yang akan semakin sulit bagi ternak untuk

mengeluarkannya.

Perut kembung atau timpani adalah suatu keadaan

mengembangnya rumen akibat terisi oleh gas yang

berlebihan. Hal ini terjadi ketika esophagus mengalami

sumbatan sehingga menghambat pengeluaran gas. Produksi

gas yang cepat (CO2 dan CH4) sebagai hasil akhir fermentasi

akan memicu terjadinya kembung. Kondisi ini dikaitkan

dengan tingginya konsentrasi protein terlarut yang terdapatdi

dalam rumen. Gas yang terbentuk akan menetap di rumen

dalam bentuk gelembung-gelembung kecil yang tidak

merangsang terjadinya reflek bersendawa sehingga rumen

mengembung.

Timpani merupakan indigesti akut yang disertai dengan

penimbunan gas di dalam rumen dan retikulum ruminansia

yang penuh berisi gas (CO2 dan CH4) sebagai hasil akhir

fermentasi yang berlebihan yang berasal dari proses

pencernaan di dalam lambung. Hal ini terjadi ketika

esophagus mengalami sumbatan sehinfga menghambat

pengeluaran gas. Timpani disebabkan oleh penyebab primer

dan penyebab sekunder. Penyebab primer adalah akibat dari

fermentasi makanan yang berlebihan kemudian hewan tidak

mampu mengeluarkan gas, sehingga gelembung-gelembung

gas akan terakumulasi yang merupakan penyebab kembung.

Sedangkan penyebab sekunder berupa gangguan yang

bersifat fisikal yang terjadi pada daerah esophagus yang

disebabkan oleh benda asing, stenosis atau tekanan dari

perluasan jalan keluar esophagus. Makanan yang

difermentasi misalnya hijuan segar yang banyak 

mengandung air dan berprotein tinggi. Hijuan leguminosa

Page 6: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

mudah berfermentasi dan mengeluarkan gas. Oleh karena

itu, pemberian hijauan leguminosa segar yang berlebihan

dapat menyebabkan timpani. Pemberiaan makanan

konsentrat yang terlalu banyak pula dapat menyebabkan

timpani, terutama konsentrat yang mulai busuk. Rumput

basah atau berembun dapat juga menjadi penyebab perut

kembung. Timpani biasanya terjadi pada sapi, kerbau dan

A. Patogenesis

Pada ruminansia (sapi) timpani biasa disebabkan karena konsumsi

leguminosa yang banyak atau gangguan dalam esophagus dan alat tubuh

lain. Faktor yang mendorong terjadinya timpani antara lain viskositas dan

tegangan permukaan cairan rumen, aliran dan susunan air liur dan aktivitas

mikroba. Air liur mengandung protein mucin yang mencegah terjadinya

timbulnya busa pada air liur. Penguraian protein tersebut yang mungkin

terjadi karena aktivitas bakteri menimbulkan terbentuknya busa dalam

rumen. Banyaknya air liur juga berpengaruh terhadap kemungkinan

terjadinya timpani. Sapi dengan air liur yang sedikit lebih beresiko.

Aktivitas mikroba akibat peningkatan jumlah sukrosa dalam rumen juga

memiliki pengaruh dalam pembentukan gas. Metabolisme sukrosa oleh

bakteri menghasilkan gas yang akan terperangkap dalam biofilm yang

terbentuk oleh bakteri tersebut, sehingga menjadi gelembung yang

memenuhi rumen. Dalam kondisi normal, kelebihan gas pada rumen akan

dikeluarkan melalui mekanisme eruktasi. Gangguan pada reflek eruktasi

menyebabkan tidak bisa keluarnya gas dari rumen, sehingga terjadi

timpani.

Gangguan reflek eruktasi berkaitan dengan gangguan pada

esophagus dan alat tubuh lain. Saat terjadi penumpukan gas, rumen

bereaksi dengan kontraksi yang lebih sering dan lebih kuat dari keadaan

normal. Karena kecepatan pembentukan gas melebihi kemampuan rumen

untuk mengeluarkan ditambah dengan gangguan eruktasi menyebabkan

Page 7: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

penumpukan gas yang banyak. Kekuatan kontraksi rumen juga akan

menurun dan mungkin hilang tonusnya. Volume rumen akan terus

membesar karena gas yang terbentuk semakin banyak. Rumen akan

mendesak ke arah rongga dada dan menimbulkan gangguan pernafasan.

Dari titik tersebut kematian bisa terjadi jika tidak ditangani.

B. Gejala Klinis

1. Ternak nampak resah

2. Ada rasa sakit

3. Sisi perut sebelah kiri nampak menonjol (membesar) disbanding

normalnya,

4. Bila perut ditepuk-tepuk mirip suara drum

5. Tekanan intra rumen mengakibatkan :

Pembesaran abdomen atau rumen, membesarnya rumen akan

meningkatkan tekanan di dalam rongga perut dan rongga dada

sehingga menyebabkan kesulitan bernafas yang ditandai dengan

pernafasan dada yang cepat dan dangkal. Sebaliknya, paru-paru dan

sistem peredaran darah jantung tidak bekerja. Apabila kondisi ini

berlanjut maka akan terjadi gangguan peredaran darah dan kematian

dalam beberapa menit.

6. Hewan tampak gelisah

7. Berbaring pada posisi bagian kanan bawah.

8. Pulsus nadi meningkat, terdengar eruktasi

9. Mata merah, namun segera berubah menjadi kebiruan yang

menandakan adanya kekurangan oksigen dan mendekati kematian.

10. Angka kematian dapat mencapai 90% jika tidak tertolong

11. Ternak cenderung menendang dengan kaki belakang.

C. Penyebab

Penyebab perut kembung antara lain: 

1. Pemberian leguminosa (kacang-kacangan) secara berlebihan. Daun

legum yang mengandung kadar air dan protein yang tinggi

Page 8: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

menghasilkan asam-asam yang tidak mudah menguap seperti sitrat,

malat dan suksinat. Asam-asam ini akan segera menurunkan pH rumen

dalam waktu 30-60 menit pasca pemberian daun legum.

2. Pemberian rumput terlalu muda secara berlebihan atau karena

tidak dilayukan.

3. Adanya sumbatan pada kerongkongan, selain itu bloat dapat juga

terjadi pada ternak yang pergerakannya terbatas.

4. Merumput pada lahan yang baru dipupuk, makan buah terlalu banyak,

memakan racun dan ubi atau tanaman sejenis yang dapat menahan

keluarnya gas dari perut.

D. Pemeriksaan Patologi Anatomi 

Penyakit kembung perut yang diderita sapi, dapat menyebabkan

kematian karena struktur organ sapi yang unik. Dimana pada sapi,

jantungnya terletak disebelah kanan perut, bukan dibagian dada seperti

halnya manusia. Hal tersebut akhirnya menyebabkan jantung sapi

terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita kembung. Karena

kembung yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi membesar

ke samping. Secara umum apabila di bedah akan terjadipembesaran pada

perut bagian kiri atas dan cukup keras, bila ditepuk akan terasaada udara

dibaliknya, dan berbunyi seperti tong kosong. Dalam seksi ditemukan

kolon dan sekum yang mengalami distensi dengan dindingnya yang

berwarna pucat kebiruan. Apabila penimbunan gas disebabkan oleh

obstruksi, penyebab obstruksi akan ditemukan.

E. Diagnosa

Untuk mendiagnosa Timpani bisa dilakukan beberapa cara :

1. Berdasarkan gejala klinis

Pada dasarnya tidak sulit untuk melakukan diagnosa timpani

karena pada penderita timpani gejala yang tampak sangat jelas dan

mudah dikenali, terutama adanya pembesaran lambung di daerah fossa

paralumbalis.

2. Pemeriksaan abdomen (Inspeksi, Auskultasi, Palpasi, Perkusi)

Page 9: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

Pada pemeriksaan abdomen yang pertama dilakukan adalah

Inspeksi dengan mengamati perubahan-perubahan pada bagian

abdomennya. Hal yang mudah dikenali adalah adanya pembesaran

abdomen sebelah kiri. Meski sesuai susunan anatominya abdomen

sebelah kiri memang lebih besar daripada abdomen sebelah kanan,

namun pada penderita timpani abdomen sebelah kirinya akan lebih

besar dari normal dan terasa keras.

Selanjutnya dilakukan auskultasi, dengan cara menekankan

stetoskop pada bagian fossa paralumbalis. Pada ruminansia penderita

Timpani saat dilakukan auskultasi tidak terdengar adanya kontraksi

dari rumen ataupun suara gemericik (gurgling) seperti halnya pada

ruminansia normal. Palpasi dilakukan dengan cara menekankan

kepalan tangan ke daerah fossa paralumbalis. Saat ditekan inilah akan

terasa bahwa abdomen penderita timpani terasa sangat keras dan

tegang yang disebabkan penimbunan gas pada bagian rumennya

sehingga menekan rongga abdomen untuk lebih membesar. Kemudian

masih dengan cara yang sama yakni dengan menekankan kepalan

tangan ke fossa paralumbalis, hitung frekuensi pergerakan/motilitas

rumen dan tonus rumen. Pada ruminansia yang menderita timpani

motilitas rumen dan tonus rumennya akanmengalami penurunan.

3. Catatan pemberian pakan dan penggembalaan.

4. Memasukkan Stomach Tube ke dalam rumen.

Cara yang terakhir ini berfungsi untuk membedakan apakah hewan

menderita bloat atau timpani. Jika saat Stomach Tube sudah

dimasukkan ke dalam rumen dan yang keluar adalah isi rumen dengan

konsistensi berbusa maka bisa dipastikan bahwa hewan tersebut

menderita Timpani.

F. Penanganan

1. Trokarisasi

Pertolongan untuk mengurangi distensi perlu segera diberikan.

Trokarisasi dengan trokar dilakukan pada bagian perut yang

Page 10: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

mengalami tingkat destensi paling besar sebelah kanan atau kiri.

Untuk itu terlebih dahulu perlu dilakukan desinfeksi secukupnya.

Kadang pembebasan gas dengan trokar mengundang resiko terjadinya

peritonitis.

Gas dikeluarkan dengan cara menusukkan cannula pada perut

ternak bagian sebelah kiri langsung pada rumen. Supaya tepat, tandai

perut sapi dengan menggunakan gambar segitiga yang

menghubungkan titik tulang pinggul, titik rusuk akhir dan

titik transverssus processus, tusukan cannula tepat dititik tengah

segitiga ke dalam rumen melewati peritoneum. Pengeluaran gas

dilakukan sedikit demi sedikit dengan cara menarik trocar perlahan-

lahan agar isi rumen tidak tersedot keluar dan menyumbat pipa trocar.

Setelah gas dapat dibebaskan segera dimasukkan obat- obat

antizymotik antara lain formalin atau chloroform sebanyak 30 ml,

minyak terpentin 15-30 ml,sediaan yodium atau obat merah

secukupnya. Obat-obat Antyzomotic ini yang akan menurunkan

proses fermentasi mikroba, sehingga jumlah gas (frothy bloat) secara

berangsur-angsur turun. Apabila gas telah di bebaskan, pemeriksaan

rectal selanjutnya dapat membantu menentukan ada tidaknya

obstruksi.

Pemberian laksansia rigan misalnya minyak mineral 2-4 L dapat

menimbulkan peristaltic lagi serta melicinkan jalanya pengeluaran

tinja. Untuk mengurangi rasa sakit pemberian aspirin atau dipyrone

(Novin) 50%, 10- 20 mldapat dipertimbangkan. Obat-obat suportif

lain, misalnya penguat jantung dancairan elektrolit dapat diberikan

bila dipandang perlu.

2. Stomach Tube

Stomach tube merupakan metode yang banyak digunakan

untuk mengeluarkan gas dan tekanan dari rumen karena lebih aman

dan trauma yang ditinggalkan pada hewan relatif kecil. Stomach Tube

(ukuran standart = diameter dalam 1.5-2.0 cm) dimasukkan melalui

Page 11: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

mulut dengan bantuan spekulum logam untuk mencegah hewan

mengunyah tubenya. Kerja dari Stomach Tube ini relatif cepat yaitu

sekitar 1 menit.

3. Secara Medis

a. Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone).

Dosis sapi/ kerbau: 100 ml obat diencerkan dengan 500 ml air.

Kambing/ domba: 25 ml obat diencerkan dengan 250 ml air,

kemudian diminumkan. 

b. Dimethicone bekerja dengan cara menurunkan tegangan

permukaan, sehingga gelembung-gelembung gas dalam rumen

terurai menjadi gelembung-gelembung kecil kemudian bergabung

sehingga dapat dikeluarkan dari saluran pencernaan.

c. Wonder Athympanicum

Dosis: sapi/ kerbau: 20 – 50 gram.

Kambing/ domba: 5 – 20 gram, dicampur air secukupnya,

kemudian diminumkan. 

d. Bakazha Oil

Dosis Untuk Sapi : 150 ml – 300 ml

Dosis Untuk Kambing : 15 ml -30ml

G. Pencegahan

1. Pemberian pakan sesuai aturan, misalnya komposisi rumput

danleguminosa yang benar

2. Hijauan yang akan diberikan hendaknya dilayukan terlebih dahulu

3. Jika ada ternak yang kembung, upayakan untuk tetap berdiri atau

bergerak

4. Jika mungkin mulut tetap terbuka atau tetap usahakan

5. Mengunyah supaya air liur keluar, misalnya dengan ikatkan tali atau

kayu dalam mulut supaya ternak mengunyahnyadan air liur keluar

6. Selama musim hujan sebaiknya ternak diberi pakan kasar sebelum

dilepas di padang penggembalaan yang basah

Page 12: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

7. Ternak jangan digembalakan terlalu pagi ketika rumput masih basah

dan hindari memberi ternak dengan rumput atau daun-daun muda dan

tanaman leguminosa (kacang-kacangan)

8. Jangan membiarkan ternak terlalu lapar

9. Jangan memberikan makanan yang sudah rusak/busuk/berjamur

10. Hindari pemberian rumput/ hijauan yang terlalu banyak, lebih

baik  memberikan sedikit demi sedikit tetapi sering kali. 

H. Pengobatan

Meskipun anda sudah melakukan langkah-langkah pencegahan,

bloat masih dapat terjadi. Memanggil dokter atau personil kesehatan

hewan merupakan tindakan yang dianjurkan. Namun hal ini tidak selalu

dapat dilakukan karena berbagai keterbatasan. Tindakan yang dapat

dilakukan oleh peternak baik secara tradisional maupun medis modern

untuk mengobati bloat diantaranya adalah:

1. Ganti menu hijauan segar dengan daun kering/hay. Hal ini akan

membantu pada bloat ringan. Membawa ternak berjalan jalan juga dapat

membantu.

2. Bila masih berlanjut, berikan anti foam. Secara tradisional berupa minyak

nabati atau lemak. Minyak bertugas sebagai pengurai buih. Kami biasanya

menggunakan minyak nabati atau minyak sayur atau minyak goreng pada

dosis 150 – 300 ml segera setelah bloat terdeteksi. Susu murni sebanyak 1

liter juga dapat dijadikan alternatif untuk membuyarkan buih. Obat

modern anti foam untuk mengobati timpani juga tersedia dalam berbagai

merek, dapat diperoleh di toko-toko obat hewan.

3. Dengan menggunakan selang (ukuran ¾” sampai 1” diameter) sepanjang

2 – 3 meter yang dilumuri dengan minyak, dimasukkan melalui mulut

melalui esophageal sampai mencapai rumen untuk membantu

mengeluarkan gas dari dalam rumen. Selang ini sering disebut selang

esophagus/stomach tube. Cara ini terkadang berhasil namun cukup

berbahaya karena dapat menganggu bagian dalam ternak. Sebaiknya

Page 13: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

mintakan saran pada dokter hewan atau latihlah dahulu sebelum bloat

terjadi.

4. Apabila cara diatas tidak terlihat manjur dan kondisi ternak sudah tidak

bisa berdiri sementara dokter hewan belum datang, anda harus

melepaskan tekanan gas dengan paksa dengan cara melubangi dinding

perut sapi. Bisa dengan menggunakan trokar (semacam penusuk, mirip

paku tapi lebih besar) yang ditusukkan pada perut kiri atas, di belakang

tulang rusuk. Gas yang terjebak dapat keluar melalui lubang tersebut.

Apabila trokar tidak tersedia, sembarang alat yang tajam sepeti jarum

suntik, jarum besar atau paku dan pisau bisa juga digunakan untuk

membuat lubang sedalam kira-kira 2.5cm. Setelah ditusukkan, pisau

jangan dicabut, tapi diputar miring sehingga gas bisa keluar. Namun

demikian tindakan ini sebaiknya dipandang sebagai cara terakhir, karena

bila salah dapat merobek rumen. Apabila ini terjadi dokter harus

melakukan jahitan dan memberikan antibiotik untuk menghindari infeksi.

Beberapa pendapat teman-teman peternak tentang cara pengobatan

kembung secara tradisional adalah:

1. Beberapa peternak di tempat kami mengklaim dengan memberikan air

soda (sprite) 1 – 2 botol dapat membantu. Bila ditelusuri, soda dapat

memudahkan sendawa. Namun demikian perlu diteliti lebih lanjut, jangan

sampai kandungan gas (karbondioksida) pada soda malah terjebak dan

memperparah bloat.

2. Pemberian daun nangka muda dapat mengobati sakit perut. Peternak juga

suka memberikan daun nangka ini pada ternak yang mengalami bloat.

Penulis tidak mengetahui secara pasti kandungan daun nangka, namun

pada kasus bloat ringan dapat membantu. Mungkin karena serat kasarnya

saja.

3. Memberikan air kelapa muda. Pendapat kami, air kelapa mengandung

mikroorganisme probiotik, sehingga kemungkinan dapat membantu.

Page 14: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

4. Memasukkan pelepah atau daun pepaya pada anus ternak yang mengalami

bloat. Analisa kami, pepaya mengandung pektin yang sering digunakan

sebagai obat diare.

5. Beberapa resep tradisional lain untuk mengobati bloat yang dapat kami

temukan antara lain:

Daun kentut atau sembukan 3 genggam dan bawang merah 20 buah.

Parut halus daun kentut dan haluskan bawang merah. Campur kedua

bahan dan tambahkan garam. Campur air dalam botol dan minumkan.

Dosis untuk satu ekor sapi dewasa.

Getah pepaya 2 sendok makan. Garam dapur 1 sendok makan.

Campurkan secara merata dan tambah air dalam botol air mineral

kemudian diminumkan. Dosis untuk satu ekor sapi pedet.

Page 15: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

2. Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen)

Thyroid sendiri merupakan  kalenjar yang terletak di leher right

below. Fungsinya Thyroid mengontrol kecepatan pembakaran energi,

membangun energi tubuh, dan mengatur tingkat sensitivitas tubuh terhadap

hormone-hormon. Selain itu, thyroid juga menghasilkan hormon Tiroksin

(T4), Triiodotironin (T3) yang berperan dalam metabolisme dan pertumbuhan

tubuh keseluruhan, dan thyroid juga memproduksi hormon kalsitonin

(calcitonin) yang berperan dalam homeostasis kalsium.

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan aktivitas Kelenjar

Thyroid

a. Hyperthyroidisme (hyperactive thyroid): Penyakit Graves

b. Hypothyroidisme (underactive thyroid): Kongenital, Juvenilis,

Myxedema, dan Goiter (gondok)

Goiter atau gondok adalah kelainan pada ternak pada kelenjar

tiroidnya akibat kekurangan yodium. Ternak dewasa sangat jarang mengalami

kelainan ini tetapi fetus dan ternak yang masih muda mudah sekali terkena.

Kasus goiter yang menyebabkan kematian pada anak kambing dan domba di

daerah Bogor, Ciawi dan Cilebut. Kasus menjadi tinggi pada daerah-daerah

yang kekurangan yodium.

Yodium (I) dibutuhkan untuk sintesa hormone tiroid

(Triidothyronine/T3) dan tiroksin (T4) yang berperan dalam mengatur

metabolisme tubuh dan sangat penting bagi hewan yang bunting, hewan muda

dan yang sedang dalam masa pertumbuhan. Secara normal hormon ini

diproduksi oleh kelenjar tiroid dalam jumlah yang cukup sehingga dapat

mempertahankan produktivitas dan reproduktivitas ternak. Produksinya akan

menurun jika proses biosintesanya terhambat karena kekurangan/ defisiensi

yodium. Faktor lain penyebab kondisi ini adalah adanya zat gastrogenik

(tiosianat) pada pakan yang dikonsumsinya. Kombinasi keduanya akan

memicu terjadinya goiter pada ternak. BAHRI et al. (1984) mendeteksi kadar

tiosianat yang tinggi di dalam tubuh kambing yang sering mengonsumsi daun

Page 16: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

ubi kayu. Zat ini mampu menghambat up take yodium oleh kelenjar tiroid.

Beberapa tanaman yang mengandung zat anti tiroid yaitu kubis, sudan grass

dan white clover.

Contoh Makanan yang mengandung Goitrogen (dapat menyebabkan

gondok):

a. Brokoli, kembang kol, kubis, lobak cina

b. Kedelai

c. Mustard

d. Sawi hijau dan sawi putih, bayam

e. Rutabagas

f. Crucifer

g. Brassicae

h. Struma Cibaria

Berdasarkan dengan sifat-sifat alami produk-produk yang mempunyai

pengaruh goitrogenik, dapat dibedakan 3 jenis hipertrofi, yaitu:

a. Gondok kobis atau “struma cibaria”

Struma cibaria disebabkan oleh bagian vegetatif berbagai tanaman

famili cruciferae yang digunakan untuk nutrisi manusia dan atau untuk

makanan hewan domestik. Metabolisme iodine: penurunan kemampuan

kalenjar tiroid untuk mengambil elemen iodine.

Hasil penelitian:

1) Walaupun supply iodine telah mencukupi, setelah 25-30 hari diet yang

didasarkan pada kobis atau brassicae yang lain, berat tiroid per 100 g

berat badan dibuktikan menjadi 3-8 kali lebih tinggi daripada hewan

kontrol.

2) Aksi anti tiroid bervariasi sehubungan dengan sidat tanah dari daerah

penanaman dan frekuensi & curah hujan atau musim. Kobis yang

dipanen pada musim gugur dan musim dingin dan yang tumbuh

dengan air berlimpah lebih aktif daripada yang dipanen pada musim

semi.

Page 17: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

3) Kenaikan kandungan iodine dalam makanan mencegah timbulnya

gondok.

b. Gondok Biji Brassicae

Hasil penelitian:

1) kalenjar tiroid tikus muda yang diberi diet kaya biji kobis, biji

nitabaga, atau biji turnip, menjadi 3-4 kali lebih besar daripada

kelompok kontrol.

2) Dapat disembuhkan dengan pemberian tiroksin.

c. Gondok dari kedelai dan kacang-kacangan lainnya

Hasil penelitian:

1) pemberian kedelai utuh dan diet yang mengandung sejumlah besar

tepung kedelai bebas minyak menyebabkan goiter pada beberapa jenis

binatang (kelinci, babi guinea, ayam, tikus, dll)

2) efek yang menghasilkan gondok dapat dikontrol dengan penambahan

iodida atau oleh kenaikan 3-5 kali jumlah iodine diet.

Mekanisme: Serum protein yang mengikat iodine (PBI, Protein

Bindring Iodine) berkurang, tetapi pengambilan radio-iodine oleh kalenjar

tiroid sangat tinggi. Senyawa-senyawa anti thyroid alami.

Sifat-sifat Alami Senyawa dan Mekanisme Kerja

a. Thiosianat ( N=C-S-R) dan Isosianat (R-N=C=S)

Dalam tubuh hewan, tiosianat secara alami dapat berasal dari

kombinasi sulfur dengan senyawa sianat (sianida, nitril, glukosida

sianogenetik) yang telah masuk tubuh atau dari masukan lewat mulut dalam

keadaan belum terbentuk atau keduanya. Karena kekayaan akan glikosida

sianogenetik dan sulfur bivalent maka makanan goitrogenik dapat

menyumbang, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui

metabolisme, untuk menaikkan tiosianat dalam darah.

In vitro, penambahan tiosianat dalam medium yang berisi irisan-irisan

dari jaringan tiroid hidup diinkubasikan pada konsentraasi yang serupa dengan

yang ditemukan dalam serum domba yang diberi pakan semanggi putih, akan

Page 18: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

menghambat konversi radio iodine anorganik ke dalam kombinasi dengan

senyawa organik.

b. Cheiroline

Dari daun dan biji Rapistrum nigosum (turnip liar) dan Brassica

campescris (crucifere di Tasmania dan Queensland) glikosida telah diisolasi

dan disebut gliko-cheiroline yang telah diperoleh dari hasil hidrolisis 3-metil-

sulfonil-propil-isothiosianat atau cheiroline (CH3-SO2-(CH2)3-NCS).

Senyawa ini dapat dipersiapkan dalam keadaan murni, dan dalam pengujian

bentuk pendek, itu menunjukkan aktifitas antitiroid yang serupa dengan yang

dikeluarkan tiosianat. Setelah pemberian 5-110 mg pada tikus, penggabungan

radioisotop dikurangi sampai 9-15%, yang terbukti menjadi lebih aktif

daripada n-propil-isotiosianat. Cheiroline mengandung produk-produk yang

telah dipelajari yang bervariasi antara 1-2 g per kg tanaman kering atau kira-

kira 0.4 g ker kg tanaman segar.

c. Progoitrin dan Goitrin (Thio-oxazolidone)

Dalam jaringan tubuh, goitrin tidak terdapat dalam keadaan bebas,

tetapi dalam bentuk tioglukosida, glukopiraferin disebut progoitrin yang telah

dipersiapkan dalam bentuk kristal.

Tanaman: turnip kuning atau rutabaga (brassica oleracea rapefera),

famili cruciferae, biji rape (brassica conpetris dan brassica napus). Biji rape

terutama kaya akan tiooxazolidone dan isotiosianat.

Kebanyakan brassica mengandung goitrin, dan tidak hanya dalam biji

tetapi juga dalam bagian yang dikonsumsi manusia. Tiooxazolidone pada

dasarnya berbeda dengan tiosianat, senyawa-senyawa ini beraksi sampai

dengan tiourea dan tiourasil dan tidak mengganggu cukup banyak terhadap

pengambilan iodine oleh tiroid seperti dalam biosintesis tiroksin.

d. Polifenol

Page 19: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

Karena polifenol sanggup membentuk senyawa dengan iodine oleh

penggantian, mereka bersaing dengan tirosin dan oleh pengambilan beberapa

iodine, mereka melemahkan biosintesis tiroksin. In vitro, penambahan zat

warna alami polifenolik (seperti antosianin, flavone, katecol, dsb.), pada kultur

medium, dari potongan-potongan tiroid, menurunkan jumlah radio-iodine

dalam fraksi organik sebanyak 50-60% . pengaruh ini tidak lagi tampak jika

substansi polifenolik lebih dahulu di-iodat-kan. In vivo, penambahan ferrol

murni, yaitu: resonsinol dan phlorogensinol, sangat mengurangi

penggabungan radio-iodine ke dalam kalenjar tiroid tikus dan seperti

penghambatan ini adalah hasil dari persaingan yang dapat dikontrol dengan

kenaikan supply iodine.

e. Haemoglutinin (phytotoxins)

Dari biji-bijian Leguminoceae (kacang-kacangan), telah diisolasi

senyawa toksis yang mengandung nitrogen, yang mampu menggumpalkan

eritrosit yang didapatkan dari berbagai jenis hewan. Karena senyawa ini

mempunyai afinitas terhadap membran, mereka menyerang sel-sel dari

membran mukosa usus sehingga sangat mengurangi kapasitas absorpsi.

Pada beberapa spesies hewan (misalnya tikus), entero-hepatik sirkulasi

dari hormon tiroid adalah sangat aktif, dalam waktu 1 jam hampir semua

tiroksin yang tersirkulasi dikeluarkan ke dalam usus, mengusulkan gagasan

bahwa gondok yang disebabkan oleh kedelai dilengkapi dengan gangguan

absorpsi kembali (resorption). Studi dengan L. titoksin 131I pada athyroid

cretin yang diberi pakan formula biji kedelai menunjukkan bahwa diet ini

menurunkan absorpsi usus dari hormon eksogenous. Hasilnya

dipertimbangkan untuk mendukung teori bahwa gondok yang sebelumnya

telah dilaporkan terjadi pada bayi dengan diet biji kedelai disebabkan oleh

kehilangan hormon tiroid endogenous ke dalam feces. Pengeluaran hormon ini

(ke dalam feces) mempengaruhi stimulasi kalenjar dan kenaikan kebutuhan

iodine, untuk mengganti kehilangan.

Pengobatan Gondok

Page 20: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

Operasi

Obat-Obat Anti Thyroid

Suplementasi Yodium

Pencegahan yang dapat kita lakukan adalah:

Mengurangi konsumsi makanan-makanan yang mengandung goitrogen

Memperbanyak konsumsi kuning telur, daun peterseli, buah aprikot, prunes,

ikan, ayam, keju dan susu

Untuk mencegah terjadinya goiter (gondok) khususnya pada daerah-daerah

yang kekurangan yodium, dapat dilakukan dengan cara mencampurkan garam

beryodium pada pakan ternak. Selain sebagai penambah nafsu makan,

pemberian garam beryodium dapat mengatasi gangguan hormone tiroid yang

sangat penting untuk metabolisme tubuh.

Page 21: Penyakit Kembung (Bloat) Dan Zat Anti Tyroid (Zat Goitrogen) Pada Ruminansia

DAFTAR PUSTAKA

Blowey RW. 2004. Digestive Disorders of Calves. Andrews AH, Editor: Bovine Medicine Diseases and Husbandry of Cattle Second edition. State Avenue: Blackwell Publishing Company

Edy Kurnia Widiantoko Rizkiy. 2011. ZAT ANTINUTRISI. http://lordbroken.wordpress.com

Iqbal, 2012. Kembung (Bloat/Timpani) Pada Ternak. http://iqbal-cahndeso.blogspot.com/2012/02/kembungbloattimpani-pada-ternak.html diakses pada 3 Desember 2012

Prayitno Edi,S.Pt. 2010.  FAKTOR PEMBATAS BAHAN PAKAN (ANTI NUTRISI) http://ilmuternakkita.blogspot.com/2010/03/faktor-pembatas- bahan-pakan-anti.html

Rianto dan Endang Purbowati, 2010. Panduan lengkap Sapi Potong,http://cintasapi.wordpress.com/2010/09/02/zat-antinutrisi/

Rumbiak, Shandy. 2011. Bloat/Timpani (Penyakit Kembung (Perut)). http://shandy-rumbiak.blogspot.com/2011/10/bloat-tympani-penyakit-kembung-perut.html

Susilo harjo Rahmawati, 2007. Kenali Zat Anti Gizi (1): Senyawa Anti Tyroid Alami.http://geasy.wordpress.com/2007/06/15/kenali-zat-anti-gizi-1-senyawa-anti-tyroid-alami/

Widodo Wahyu . Tanaman Beracun Dalam kehidupan Ternak. (tahun, penerbit dan tempat diterbitkan belum diketahui) 

Yunani I dan Berenergy, 2010. Kembung (Bloat) Pada Ternak Sapi. http://peternakanwahyuutama.blogspot.com. Diakses pada Tanggal 3 Desember 2012