46
Katakanlah :"Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara- saudara, istri-istri, kaum kelurga- mu, harta kekayaan yang kamu usaha- kan, perniagaan yang kamu khawa tiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah le- bih kamu cintai daripada Allah dan Rosul-Nya dan dari jihad di jalan- Nya, maka tunggulah sampai Allah 'mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (At Taubah Kupersembahkan untuk : Ibu, Ayah, Simbah dan saudara-saudaraku ter cinta serta sahabatku kaum muslimin dan mus- limat Indonesia.

Penyembelihan hewan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penyembelihan hewan

Katakanlah :"Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara­

saudara, istri-istri, kaum kelurga­

mu, harta kekayaan yang kamu usaha­

kan, perniagaan yang kamu khawa tiri

kerugiannya dan rumah-rumah tempat

tinggal yang kamu sukai, adalah le­

bih kamu cintai daripada Allah dan

Rosul-Nya dan dari jihad di jalan­

Nya, maka tunggulah sampai Allah

'mendatangkan keputusan-Nya." Dan

Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang fasik.

(At Taubah

Kupersembahkan untuk :

Ibu, Ayah, Simbah dan

saudara-saudaraku ter

cinta serta sahabatku

kaum muslimin dan mus­

limat Indonesia.

Page 2: Penyembelihan hewan

KEPENTINGAN KESEMPURNAAN PENYEIVIBHIHANH~WAN MENURUT ISLAM

DAlAM MEN JAM IN MUTU DAGlNG DITINJAU DARt

KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

SKRIPSI

oleh

HAS I M

B.170882

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1 9 S 5

, ("7 ,~

I

Page 3: Penyembelihan hewan

RINGKASAN

HASH!. Kepentingan Kesempurnaan Penyembelihan Hewan l1e­

nurut Islam Dalam Menjamin Hu tu Daging Di tinjau dari Ke­

s eha tan Nasyaraka t Veteriner (Di bawah bimbingan EMIR A.

SIREGAR) •

Bahan makanan asal hewan merupall:an bahan makanan

yang paling lengl\:ap mengandung zat-zat gizi esensial.

Karena itu daging sangat penting peranannya di dalam me­

nunjang pertulllbuhan dan perkelllbangan tubuh serta kecerda­

san lllanusia.

Hasyarakat Indonesia yang berkeyakinan terhadap Tu­

han Yang Maha Esa dan 89,9% beragama Islam (Sensus Pendu­

duk tahun 1977-1978), di dalalll lllengkonsumsi lllakanan disalll­

ping menilai lllUtU dan jenis makanan, mereka lebih memper­

hatikan halal dan haralllnya makanan menurut ajaran agalllanya.

Islam sebagai agama lllengatur sangat mendalam ten tang

tata Cara penyembelihan hewan, yang dapat menjalllin mutu da­

ging ditinjau dari Kesehatan Hasyarakat Veteriner dan seka­

ligus menghilangkan keresahan InOtsyarakat akan halal dan ha­

ramnya makanan asal dagine; yang beredar di pasaran.

Henurut Kitab Al Quran surat Al Baqarah : 173, An

Nahl : 115, Al Maaidah : 3 dan Al An'aam : 145 bahwa bang­

kai, darah dan daging babi serta binatang yang disembelih

atas nama selain Allah adalah haram. Allah jUf,a Iliengharam­

kan binatang yang disembelih dengan menyebut nama

Page 4: Penyembelihan hewan

Allah, secara khusus dalarn surat Al i:!ajj

'aarn 118, 119 dan 121.

34 dan Al An-

Membunuh binatang secara kejarn adalah dilarang di da­

lam Islam dan umrnat Islam wajib berbuat baik dalarn segala

hal termasuk dalam menyembelih hewan. Karena itu diperlu-

kan sistem penyembelihan hewan yang dapat menjamin rnutu da­

ging di tinjau dari Kesehatan l-'lasyarakat Veteriner dan seka­

gus tidal, melanggar syari' at Islam.

Page 5: Penyembelihan hewan

KEPENTINGAN KESEHPURNAAN PENYE11BELIHAN HENAN HENURUT ISLAM

DALAi'i HENJAHIN 14UTU DAGING DITINJ AU DARI

KESEHATAN I'lASYARAKAT VETERINER

Oleh

HAS I l-'l

B.l? 0882

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

DOKTER HEWAN

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

FAKULTAS KEDOKTERAN HEVIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1985

Page 6: Penyembelihan hewan

JUDUL SKRIPSI

NOHOR POKOK

INSTITUT PZr:lTAKIAN BOGOR

FAKULTAS KZJJXT3RAir HEWAN

KZPZNTING.:;;i l':ESEHPUm;AAN Pili,! ZHBELIHAN

HEWAS f,fEt\,URUT ISLAH DALAE i·;';;;::J Ai,jIN i·mTU

DAGING DITINJAU DARI KESEI-lATA;; EASYARll.:.

KAT 'iETERINER

HAS I 1-:

B.17 0882

Disetujui

30gor,~~~~ ________ ~1985

Dr. ~HIR 1\. 3I~\:::J .. ;'.R) SKH.

Page 7: Penyembelihan hewan

RIWAYA T Hi DUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Naret 1961 di Desa

Arjosari Kecamatan Adimulyo KabuPaten Kebumen Jawa Tengah,

merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara dari Bapak

Huhamad Danuri dan Ibu t'Iasirah.

Pada tahun 1973 ia 1u1us ;iari SD Negeri Arjosari Ke­

carna tan Adimu1yo Kabupa ten Kebur.len, l;;:emudian ,.e1anju tkan

ke Sl'iP Negeri Karanganyar Kabupaten Kebuo::en dan lulus ta,..

hun 1976. Tahun 1977 masuk ke S];jA Negeri Gombong Kabupa­

ten Kebumen, terpilih sebagai siswa teladan Kabupatcn Ke­

bumen tahun 1979 dan 1u1us tahun 1980.

Pada tahun 1980 diterima di Institut Pertanian Bogor

melalui Proyek Perin tis II dan tahun 1951 memi1ih tllasuk

Fakul tas Kedokteran Hewan Insti tu t Pertanian Bogor. Ia

pernah menjadi 8.sisten mUda tidak tete,p pada mata kuliah

Biologi Umum Tingkat Persiapan Bersarna Institut Pertanian

Bogor ~ahun 1982-1983 dan menjadi asisten muda tidak tetap

psda mata ku1iah 3iokimia ~'aku1 tas Kedo;cteran Bewan Insti­

tut Pertanian Bogor tahun 1963-1984. Gelar S;;;rja::a Kedok­

teran Hewan diralhnya pada tanggal 1 ~gustus 1984 dengan

predikat sangat 11lemuaskan.

Page 8: Penyembelihan hewan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penu1is panjatkan ke hadirat .:'.llah swt

at as rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat

penulis selesaikan sesuai dengan waktunya.

Skripsi ini ditulis berdasarkan pengkajian Kitab Al­

Quran dan Sunnah Rosu1ul1ah l1uhammad saw. serta hasil pe­

ne1itian yang sudah ada.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penu1is

sampaikan kepada Bapak Dr. El:nir A. Siregar, St~;'l. staf

pengajar pada laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner,

Jurusan Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Hasyarakat Vete­

riner, yang te1ah membimbing dan mengarahkan penu1is mulai

dari persiapan hingga terse1esaikannya skripsi ini

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih

jauh dari sempurna, karena itu segala kritik ::ian saran un­

tuk perbaikan selanjutnya sangat diharapkan. ',\'alaupun de­

mikian penulis berharap semoga skripsi ini ber::anfDat bagi

yang memer1ukan. Amiin.

Bogor, ;':ei 1985

Penulis

Page 9: Penyembelihan hewan

DAi"TAR lSI

DAFTA R GAl-JBAR • • • • • •

I. PENDAHULUAN • • • • •

II. TINJAUAN PUSTAKA. • • • • • • • • • • • • •

2.1. Penyernbe1ihan Hewen yang Sernpurna •

2.2. l-letodo1ogi Penge1uaran Darah. • • • •

2.3. Darah Dan Komponennya • • • • • • •

2.4. Hutu Daging •....•.•.•. •

2.5. Efek sarnping Pembiusan Sebe1um Hewan di-

x

1

4

4

9

13

16

sembelih.. .... .. .. 13

III. P~HBAHASAN •

I V. KESUlPULAN DAN SARAN. •

DAi"'TAR PUSTAKA • • • •

• • • • •

. .

24

29

31

Page 10: Penyembelihan hewan

DAFTA R GAMBAR

No. Halaman

1. Hekanisme Terjadinya "Blood Splashing". • • •• 23

2. Sistem Penyembelihan Hewan Yang Lazim Untuk Kon­sumsi Ummat Islam dan Yahudi di 3ritania Ra.ya.. • • • • • .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

Lamuiran

1. Fatwa Hajelis Ulama Indonesia tentang ?enyembe­lihan. Hewan·Secara Hekanisasi Dengan Pe-mingsanan. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

31

34

Page 11: Penyembelihan hewan

I. PENDAHULUAN

Hakanan merupakan kebutuhan utama ummat manusia dalam

melangsungkan kehidupannya di mUka bumi. Hakanan terdiri

atas zat-zat gizi, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vi­

tamin dan mineral. Tubuh manusia tersusun dari sel-sel

hidup. Setiap sel hidup dalam setiap aktifitasnya memer­

lukan zat-zat gizi, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vi­

tamin dan mineral. Zat-zat gizi tersebut hanya dapat di­

peroleh dari makanan.

Zat-zat gizi di dalam tubuh berfungsi sebagai sumber

energi, sebagai pembangun struktur sel-sel tubuh, untuk

pertumbuhan, perkembangan, perbaikan sel-sel tubuh yang

rusak dan untuk meningkatkan efisiensi proses-proses di

dalam tubuh.

Di dalam melakukan fungsinya zat-zat gizi diperlukan

tubuh dalam keadaan seimbang. Untuk mendapatkan keseim­

bangan zat-zat gizi disamping manusia memakan aneka jenis

makanan, yaitu bahan makanan hewani dan nabati, tubuh ma­

nusia mampu merubah bentuk zat gizi yang satu menjadi ben­

tuk zat gizi yang lain. Akan tetapi tidak semua komponen

zat gizi dapat dibentuk oleh tubuh dari bentuk zat gizi

yang lain. Komponen zat gizi yang tidak dapat dibentuk

oleh tubuh, dan harus diambil dari makanan dalam bentuk

asli disebu t za t gizi esensial, seperti asan; amino esen­

sial, asam lemak esensial, vitamin dan mineral.

Page 12: Penyembelihan hewan

2

Bahan makanan asal hewan merupakan bahan makanan yang

paling lengkap mengandung zat-zat gizi esensial. Karena

itu daging sebagai salah satu bahan makanan asal hewan sa­

ngat penting di dalam menunjang pertumbuhan dan perkemba­

ngan tUQuh manusia.

Masyaralcat Indonesia yang berleeyalcinan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa dan sebagian besar menganut agama Islam, ma­

lea dalam setiap kebijaksanaan yang menyangkut masyarakat

sangat dipengaruhi oleh keyakinan agama tersebut. Seba­

gai masyarakat yang beragama, masyarakat Indonesia disam­

ping memerlukan makanan yang baik, juga memperhatikan bo­

leh tidaknya menurut ajaran agama.

Agama Islam mempunyai aturan yang sangat mendalam me­

ngenai makanan. Karena itu makanan yang tidak diyakini

kebolehannya menurut ajaran agama Islam, dapat menimbulkan

keresahan-keresahan masyarakat yang sebagaian besar bera­

gama Islam, disamping seCara ilmiah makanan tersebut mem­

punyai mutu yang rendah.

Tujuan penulisan ini adalah menandaskan pentingnya

lcesempurnaan penyembelihan hewan menurut Islam dalam men­

jamin mutu daging ditinjau deri Kesehatan Masyarakat 1e­

teriner dan sekaligus menjamin rasa aman masyarakat dalam

mengkonsumsi daging yang beredar di pasaran. Penulisan

ini berdasar atas pengkajian terhadap kitab suci Al ~ur­

an, Hadits-hadits Rosulullah HUhammad saw., dan hasil pe­

nelitian-penelitian ilmiah tentang penyembelihan hewan.

Page 13: Penyembelihan hewan

3

Penyembelihan hewan di Indonesia dilakukan seeara Is­

lam, !carena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut

agama Islam. Jadi penyembelihan hewan yang sempurna, se­

hingga dagingnya boleh beredar secara umum di pasaran ada­

lah harus memenuhi rukun dan syarat penyembelihan hewan se­

eara Islam.

Dengan penyembelihan hewan yang sempurna menurut aja­

ran agama Islam, diharap!can didapatkan daging yang bermutu,

yaitu daging yang memenuhi syarat-syarat kesehatan daging

dan sekaligus boleh dikonsumsi oleh ummat beragama, sehing­

ga tidak menimbulkan keresahan-keresahan dalam masyarakat

serta dapat meneapai masyaralcat yang sejahtera.

Page 14: Penyembelihan hewan

II. TINJAUAN PUSTnKA

2.1. Penyembelihan Rewan yang Sempurna

Dalam penyelenggaraan penyembelihan hewan faktor agama

perlu mendapat perhatian, karena daging hewan yang halal da­

pat menjadi haram jika tidak disembelih menurut syari'at Is­

lam (Sulaiman Rasjid, 1976). Di dalam memperhatikan faktor

agama, menurut Thornton dan Gracey (1974), penyen;belihan he­

wan dan konsumsi daging dalam prakteknya perlu memperhatikan

kaidah sesuai kepercayaan Islam dan Yahudi. Dalam kedua ka­

sus ini kesejahteraan hewan merupakan pertimbangan utama se­

dangkan memakan bangkai, darah dan daging babi adalah dila­

rang. Jadi dalam kenyataannya Islam dan Yahudi mernpunyai

peraturan penyembelihan hewan yang hampir sama.

Pentingnya penyembelihan hewan dalamIslam terdapat di­

dalam Al Quran, surat Al Haaidah ayat 3, yang artinya :

"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,

daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang

tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang di tanduk dan yang

diterkam binatang bUas, kecuali yang sempat kamu menyembe­

lihnya dan diharamkan bagimu yang disembelih untuk berhala •

•• • ". Dari ayat tersebut jelaslah bahwa selama penyembeli-,

han hewan darah harus keluar sempurna, harus disebut nama

Allah dan tidak boleh disengaja dicekik atau dipulml untuk

disembelih, kecuali dalam keadaan darurat.

Daging hewan yang boleh dimakan oleh ummat Islam

Page 15: Penyembelihan hewan

5

adalah daging yang berasal dari hewan y2.ng halal untuk di­

makan, disembelih secara sempurna menurut syari'at Islam,

termasuk disebut nama Allah waktu menyembelihnya, terja­

dinya pengeluaran darah yang sebanyak-banyaknYa dan rasa

sakit yang sesedikit mungkin. Bangkai, darah, daging babi

dan binatang yang disembelih atas nama selain Allah adalah

haram dimakan oleh ummat Islam. Allah menandaskan berulang

kali di dalam ayat-ayat Al Quran, antara lain yang artinya

: "Sesungguhnya ;'.llah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih)

disebut nama selain Allah .... " (AI Baqarah : 173; An Nahl

: 115). "Katakanlah: 'Tiadalah yang aku peroleh dalam

wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan

bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau memakan

itu bangkai, atau darah yang mengalir, atau daging babi,

karena sesungguhnya semUa itu kotor, atau binatang yang

disembelih atas nama selain Allah' • ... " (Al An'aam :145).

Dalam surat Al An'aam ayat 145 tersebut diatas tampak bah­

wa !Ulah mengharamkan bangkai, darah dan daging babi ada­

lah karena kotor. Dalam ayat-ayat teroebut di atas juga

jelas bahwa menyebut nama Allah waktu menyembelih hewan

adalah salah satu syarat halalnya daging hewan untuk di­

konsumsi. Dalam ayat-ayat lain Allah menandaskan secara

khusus pentingnya menyebut nama Allah waktu menyembelih

bina tang, yai tu: "Dan bagi tiap- tiap umma t telah Kami

syari'atkan penyembelihan sUPaya mereka

Page 16: Penyembelihan hewan

Allah terhadap binatang ternak yang telah diberikan Allah

kepada mereka. • •• " (AI Hajj: 34). Demikian pula dalam

surat Al An'aam : 118 yang artinya : "Haka makanlah bina-

tang-binatang yang halal yang disebut nama Allah ketika

menyembelihnya jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya."

Dalam surat Al An'aam : 119 yang artinya : "Hengapa kamu

tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang di-

6

sebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguh-

nya Allah telah menjelaskan kepadamu apa yang diharamkan

atasmu. " • •• • Dan dalam surat Al An'aam : 121 yang arti-

nya : "Dan janganlah kamu memakan binatang yang tidak di-

sebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya per-

buatan yang semacam itu ada1ah suatu kefasikan. " • •• •

Jelas bahwa menyebut nama Allah wajib dilakukan Vlaktu me-

nyembelih hewan sebagai ekspresi iman manusia kepada Allah.

Semua cara penyembelihan hewan hendaknya berdasar dua

hal pokok yakni bahwa hewan sembelihan harus sesedikit mung-

kin menderi ta dan :;:Jen2.eluaran darah harus terjadi sesempur­

na mungkin (Ressang, 1962; Thornton dan Gracey, 1974).

Untuk l!lembuat hewan sesedikit muni>;kin menderita dan terje-

dinya pengeluaran darah yang sese.mpurna mungkin, maka hewan

sebelum disembelih hendaknya disenang.:.senangkan dan disem-

belih dengan pisau yang tajam. Dalam agama Islam perintah

ini terdapat dalam hadits riwayat Huslim yang artinya :

" Jari Saddad bin Aus r.a. Rosulullnh saw. telah bersab-

da : 'Sesungsuhnya Allah l!lel'lajibkan berbuat baik dslam se-

Page 17: Penyembelihan hewan

7

gala hal. Apabila kamu :::embunuh hendal,lah k,,::;u lakukan

pembunuhan i tu dengan baik. ;_pabila kamu menyembelih hen­

daklah kamu lakukan penyembelihan itu dengan baik. Hendak­

lah seseorang kamu menajamkan pisaunya dan menyenangkan bi­

natang sembelihannya"(Fachruddin I-IS, 1981). Alat penyembe­

lih heV/an dalam Islam boleh apa saja asalkan tajam, kecuali

gigi dan kulm. Rosu1ullah saw. bersabda "Apa yang dapat

rnenyalurkan darah dan disebut nama ;'11ah makan1ah !, teta­

pi jangan dengan gigi dan kuku (Ril'faya t Euslim dari .ilafi I

bin Khadij r.a.; Fachruddin ~IS, 1981).

Pengeluaran darah yang sempurna hanya terjadi jika

kondisi hewan benar-benar sehat (Thornton dan Gracey, 1974).

Dalam Islam salah satu syarat hewan sebelum disembelih ada­

lah seha t (Istichori, dalam diskusi panel, 1985). Karena

itu maka hewan sebelum disembelih harus disenang-senangkan

sebagai mana menurut Hessang (1)62), sebelum hewan disembe­

lih harus diistirahatkan labih dahulu selama 8-12 jam, dan

lebih baik lagi bila diistirahatlmn selama 24 jam.

riosulullah melarang membunuh binatang secara kejam

(Hadi ts riwayat l-:uslim dari Jabir bin Abdul10h r.a. ; ?ach­

ruddin HS, 1981). Sehubungan dengan i tu Ressang (1962) me­

ngemul\:akan bahwa hewan tidal\: boleh dipukul sebelum disembe­

lih karena akan memperlihatkan perdarahan-perdarahan di ba­

wah Imlit dan daging, dan hanya binatang yang culmp istira­

hat yang memberikan daging yang enak, yaitu dapat dikerja­

lean un tuk pengawetan daging.

Page 18: Penyembelihan hewan

8

Untuk mendapatkan daging yang halal disamping menge­

tahui cara penyembelihan menurut sysri'at Islam juga harus

mengetahui binatang halal dan ,yang haram menurut syari 'at

agama Islam. Binatang yang haram dimakan disamping yang

terdapat dalam Kitab Al Quran terdapat pula dalam hadits

Rosulullah saw. Pada perang Khaibar telah melarang Nabi

saw. memakan daging Himar jinak CHadits riwayat Huslim dari

Jabir; Sulaiman Rasjid, 1976). 20sulullah juga melarang

memakan tiap-tiap binatang buas yang mempunyai taring dan

tiap-tiap binatang yang mempunyai kuku tajam (Hadits riwa­

yat Huslim dan Tirmidzi; Sulaiman Rasjid, 1976).

Cara penyembelihan hewan adalah bahwa binatang yang

dapat disembelih di lehernya hendaklah disembelih di le­

hernya, dipotong trachea, oesophagus, arteri dan vena di

leher (Ahmad Ramali; Sulaiman Rasjid, 1976). Un tuk bina­

tang yang tidak dapat disembelih pada lehernya boleh di­

sembelih di bagian mana saja asal hewan dapat mati karena

luka sembelihan tersebut.

Henyembelih adalah melenyapkan rUh binatang untuk

dimakan dengan sesua tu yang tajam selain tu12ng don lmku,

sedangkan rull:un menyembelih adalah adanya penyembelih yanE;

beragama Islam, adanya binatang yang disembelih dengan

syarat halal, dan adanya perkalcas penyembelihan yang me­

menuhi syari'at Islam (Sulaiman Rasjid, 1976). Adapun

sunnat menyembelih hewan adalah memo tong dua urat yang

ada di kiri !canan leher, binatang yang panjang lehernya

Page 19: Penyembelihan hewan

9

disembelih dipangkal lehernya, binatang sembelihan diguling­

kan 1I:e sebelah kiri dan menghadap lciblat, serta membaca sa­

lawat atas Nabi Nuhammad saVi.

2.2. 11etodologi Pengeluaran Darah

Pengeluaran darah yang baik hanya terjadi jika keadaan

hewan benar-benar sehat dan segera disembelih setelah dibi­

us. Pengeluaran darah terhambat apabila ada kerusakan ker­

ja jantung, paru-paru dan otot-otot. Pengeluaran darah se­

lama penyembelihan hanya separuh dari darah total dalam tu­

buh (Thornton dan Gracey, 1974). Pengeluaran darah selama

penyembelihan hewan nyata sekali dipengaruhi oleh kerja

pompa jantung, sedangkan penurunan atau peningkatan frek­

l'Iesi denyut jan tung dipengaruhi oleh kadar oksigen dalam

darah, karena itu maka kerja jantung bersama-sama paru-pa­

ru ikut menentukan proses kesempurnaan pengeluaran darah

heVian sembelih. Kerusakan otot dapat terjadi oleh bebera­

pa sebab seperti terban ting, terpulcul, penyaki t infeksius

atau sebab trauEa yang lain, yang menyebabkan pecahnya bu­

luh-buluh darah :-:apiler jaringan dan mer~ar seninr,ga darah

memasuki struktur-struktur karkas.

Cepat dan lamanya aktifi tas jantung pada penyembeli,..

han hewan sesudah pembiusan berkorelasi dengan mutu daging

(1970, Pals; Ve~ini et ~,1983; Thornton dan Gracey,

1974). Aktifitas jan tung yang baik sesudah pembiusan akan

Page 20: Penyembelihan hewan

10

dapat memompa darah keluar tubuh selama penyembelihan he­

wan, sehingga darah keluar sempurna dan diperoleh mutu da­

ging yang tinggi, tetapi sebalilmya bila jan tung lemah se­

sudah pembiusan maka darah tidak sempurna terpompa keluar

sehingga kandungan darah dalam ;,arkas tinggi dan daging ber­

mutu rendah. Vemini et aJ..... (1983) mengemukakan bahwa jan­

tung yang terhenti akan meningkatkan retensi darah dalam

karkas, akan tetapi menurunkan bercak-bercak darah (blood

splashing) pada karkas. Jadi penurunan atau terhentinya

kerja jantung menyebabkan peningkatan retensi darah dalam

jaringan, tetapi darah tetap berada di dalam buluh-buluh

darah, tidak masuk dalam struktur-struktur karkas. Kerja­

jantung yang tetap baik sesudah pembiusan dapat menyebab­

kan "blood splashing", jika hewan tidak disembelih sece-

pat mungkin setelah pembiusan (Thornton dan Gracey, 1974).

Penurunan tekanan denyut jantung terutama ventrikel

yang terjadi selama pengeluaran darah dapat disebabkan !ca­

rena penurunan oksigen darah pada myokardium, sehingga me­

rubah tekanan darah (1950, Newell dan Shaffner; 1976, Le­

ach dan Warrington; Vemini II iill....., 1983). Penurunan te­

!canan derah menyebabkan I'etensi darah meningkat dalAm bu­

luh-buluh darah peri fer dan penge1uaran darah kurang sem­

purna. Ketika hewan dibius respirasi menurun sehingga te­

kanan oksigen menurun dan kekuatan denyut jan tung menurun

(Vemini et ru......, 1983). Pembiusan yang menyebabkan respi­

rasi menurun dapat menyebabkan te!canan darah menurun se-

Page 21: Penyembelihan hewan

11 hingga pengeluaran darah kurang sempurna.

Kontraksi, gravitasi dan aktifitas jantung merupakan

faktor yang mempengaruhi pengeluaran darah otot-otot hewan

(Vemini et ~,1983). Karena itu selama penyembelihan

hewan harus dibiarkan berkontraksi hingga mati sempurna,

setelah itu baru dilakukan penggantungan dan pelepasan ku­

lit, serta pemotongan-pemotongan.

Darah dipompakan melalui pembuluh-pembuluh darah oleh

jantung. Pembuluh-pembuluh darah adalah sistem yang ter­

tutup, yang membawa darah dari jantung ke seluruh jaringan

tubuh dan kembali ke jantung. Aliran darah ke tiap-tiap

jaringan diatur oleh mekanisme kimia lokal dan mekanisme

saraf umum yang melebarkan atau menyempitkan pembuluh-pem­

buluh darah jaringan (Ganong, 1980). Mekanisme kimia 10-

kal merupakan mekanisme pengaturan saraf otonom yaitu 0-

leh zat-zat kimia seperti asetilkolin dan katekolamin,

yang terutama adalah norepinefrin dan epinefrin (Darman­

sjah, 1980). Katekolamin menyebabkan penyempitan buluh­

buluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

Stres sehubungan dengan pembiusan dan pengeluaran darah

secara normal menyebabkan pelepasan l~atekolamin sehingga

terjadi penyempitan pembuluh~pembuluh darah jaringan

(1978, Warrisi; Vemini et ~,1983). Pembiusan atau­

pun stres karena sebab lain seperti perlakuan yang kasar

terhadap hewan sembelih dapat meningkatkan tekanan darah

dan bila tidak cepat dilalmkan penyembelihan akan terjad i

Page 22: Penyembelihan hewan

12

"blood splashing".

Ganong (19::0) menyatakan bahwa arteriole mengandung

sedikit jaringan dan lebih banyak otot polos. Otot polos

diatur oleh serabut saraf adrenergik yang fun8sinya meng-

konstriksikan dan pada beberapa hal oleh sera but saraf

lwlinergik yang melebarkan pembuluh darah. Arteriole a-

dalah tempat utama retensi aliran darah sehingga sedikit

perubahan pp,da dimneterny2. menyebabkan perui)!?h£1D yane be-

sar pa:l2. darah peri fer to tal. Deugan demikian penyempi-

tan maupun pelebaran pembuluh dereh perifer sangat mempe-

ngaruhi kesempurnaan peneeluaran darah selama penyembeli-

han hewan.

Kenaikan tekanan darah, frekwensi denyut jantung dan

peningkatan glukosa darah dapat terjadi akioat stres (Dar­

r::ansjah, 1980). Dengan demikian maka pada hewan sembelih

sebaiknya dijaga untuk tidak terjadi stres sebelum dis em-

belih. Ganong (1900) meny", takan bahwa kenaikan tekanan

icarbondioksida, penurunan tekenan oksi c;en dan penurunan

?,~ delam derah meLyebabkan relelcsasi arteriole d2n sp~ng-

ter prekapiler sehingga timbul vasodilatasi. Kerj2 lang-

sung d~let2tor sistem~k k-rbondioksida paling menonjol ,

pada kuli t dan otak. Karena i tu Dembiusan -iEngan zat-zet

seperti karbondioksida yang dapat menurunkar. PH dan teka-

nan oksiGen disamping seCara langsung menyeoabkan vasodi-

latasi pernbuluh darah jaringan sehingga pengeluaran darah

t::'dai-: sempurna, penurunan PH doginE: enyeba o],an !e1U tu daging

Page 23: Penyembelihan hewan

13 rendah.

D?lam penyembelihan hewan terpotong arteri carotis dan

',ena jugularis, hal ini dapa t !::emban tu pengeluar8n darah

karean keduanya merupakan oembuluh darah yang besar, disam­

ping bahwa menurut Ganong (1980) arteri dan arteriole yang

terluka akan berkontraksi dengan kUat, sehingga dapat mem­

bantu me:-;ahan pengeluaraE darah, tetapi karena pembuluh da­

rah yang besar tersebu t sehingga pengaruh kon trEo!csi tidak

nyata dan darah dapat keluar dengan sempurna.

Pernafasan dan tekanan darah juga diatur oleh medula

oblongata (Darmansjah, l;kO). Oleh karena itu kerusakan

medula oblongata pada hewan sembelih dapat mempengaruhi ke­

sempurnaan pengeluaran darah.

2.3. Darah dan Komponennya

Bangll:ai, darah dan daging babi adalah kotor ( Al An-

'aam 145). Menurut Ressang (1962) susunan kimia darah

adalah air (81%), bahan leering (19%) yang terdiri atas

hemoglobin (10;6), albumin (7%), globulin, fibrinogen, ko­

lesterin (0,2h), gula (0,07%), lemak (0,2%), asam amino,

c;.reu:: dan keratinin. 3el'2osarkan susunan kimianya ;;ar<Jh

n:erupcJcan bahan yang mengandung zat gizi yang tinggi, akan

tetapi juga merupakan bahan yang kotor karena darah rr:engan­

dung ur-eum dan sisa-sisB metabolisme lain dari seluruh tu­

buh (Ganong, 1900; DowEey R.S., 1976). Karena itu maka

darah tidak labih banyai.;: dikonsumsi orAng disamping ;c8rena

Page 24: Penyembelihan hewan

14 larangan agama Islam.

D2Tah sebagai media transport untuk metabolis:::e tubuh

juga berfungsi mengatur temperatur tubuh, PH, konsentrasi

elektrolit serta 2ir dan juga sebagai pertahanan terhadap

perlawanan infeksi serta luka (Downey R.S., 1976). Karena

itu darah harus keluar sempurna selama penyembelihan sehing­

ga apabila hewan sembelihan terinfeksi, agen penyakit dapat

hanyut keluar. Apabila sampel darah dipusing 2ka~ teroagi

atas dua kelompok yaitu bagian yang ~engandung unsur sel

yaitu sel darah merah, sel darah putih, trombosit, platelets,

dan okasional sel dari retikulo endo telial sistem. Jan ba-

gian plasma atau fraksi ekstraseluler mengandung air (91-

92%), protein (7%), elektroli t, glukosa, ensim dan hormen.

Plasma darah pada hewan berwarna kuning tergantung pada ma-

kanan dan konsentrasi pigmen bilirubin di dalar: plasma.

Henurut Hartono (1976) plasma darah sebagian basar

terdiri atas air, bersifat homogen serta alkalis le:',ah.

di dalamnya terkandung garam-gaTam anorganik yang berlcadar

kira-kira 0,9,c, antara lain nAtrium klorida, " , ·1 na'L.rlUm Ol:\:ar-

nyai :,adar tetap kira-kirn 1 mg tiap-Lap 10 1::1 i?rcoh.

Protein yang terdiri atas nlbumin, globulin dan fibrinogen;

Lemak yang terdiri atas IG"'ltin dan kolesterolj Da:l hormon,

enzim, vitamin serta zat-zat hara atall tree ele~en sedanG

warna darah pada darah segar adalah karena eric:!:'os~t.

Menurut Ganong (19~O) dan ~artono (1976) sel iarah

Page 25: Penyembelihan hewan

15

putih terdiri atas sel-sel granulosit dan sel-sel a~ranulo­

sit. Sel-sel granulosit terdir! atas leukosit neutrofil,

leukosit basofil dan leukosit eosinofil. Sedangkan sel­

sel agranulosi t terdiri atas sel limfosi t. kecil, sel lim­

fosi t besar dan monosi t. Secara imunologi protein atau

hidrat arang yang asing bagi tubuh, atau kuman yang menge­

luarkan toksin akan difagositosis oleh antibodi termasuk

sel-sel leukosi t. Jadi tingginya jumlah leukosi t·;alam

darah dapat sebagai indikasi hebatnya infeksi dalcer:! tubuh.

Volume darah hewan bervariasi tergantung pada umur, ukuran

tubuh, tingl~at aktifi tas tubuh, keadaan kesehatan dan nu­

trisi, waktu kebuntingan dan faktor lingkungan terutama

faktor ketinggian di atas permukaan laut (Downey, 1976;

Breazile, 1971).

PH darah dijaga mantap oleh ion-ion plasma (Downey,

1976) rata-rata PH darah 7,4 dan berfluktuasi an tara 7,0-

7,8. Produksi asam selama metabolisme dinetralisasi oleh

faktor buffer dalam darah dan oleh eliminasi karbondiok­

sida, amoniak dan ion hidrogen rnelalui ginjal dan paru­

paru. Darah arteri lebih 2.1kalis dari peda derah vena,

91asma lebih alkalis dari )Jada sel darC'.h.

Hemoglobin darah yang tertinggal selama penyembeli­

han sangat mempengaruhi mutu daging. Hemoglobin darah

berfungsi sebagai pigmen darah dan sebagai bag-ian dari

mekanisme buffer dalam darah. Oksigen diikat dan dilepas

dengan mudah oleh atom besi yang di\~andung oleh setiap

Page 26: Penyembelihan hewan

16

molekul hemoglobin darah (Downey, 1976). Karena i tu war­

na daging yang berpigmen menunjukkan mutu daging yang ren­

dah, karena hal itu menunjukkan kandungan darah yang ting­

gi, walaupun mungkin adalah kandungan myoglobin yang ting­

gi.

2.4. !-iu tu Daging

/!;enuru t Pera turan Pemerin tah Pepublik Indonesia Nomor

22 Tahun 1983 Tentang Kesehatan !-iasyarakat Veteriner, da­

ging adalah bagian-bagian dari hewan yang disembelih atau

dibunuh dan lazim dimakan manusia, kecuali yang telah di­

awetkan dengan cara lain daripada pendinginan. Henurut

Ressang (1962) daging dalam pengertian sehari-hari adalah

otot-otot rancka hewan potong, termasuk hewan buruan, ikan,

dan hewan berkulit kapur. Daging adalah semua jaringan

hewan yang dapat atau pantas digunakan untuk mall:anan ter­

masuk yang telah diproses dalam pabrik (Forrest et sa1.....,

1975). l1enurut Lawrie 1966) dagine; adalah semua yang ber­

asal dari hewan termasuk limpa, ginjal, 0 ta~<, serta .jari­

ngan lain yang napa t di:r.akan.

Daging ',dalah produk yang tidall: te.han Ie-mo.. Kesalahan

. penanganan be1'aki be.t peruo'Jhan-perubahan we.rr.?, bElu dan as­

pel\: yang tidal\: n:enarik untuk dikonsumsi (Eustache LJ.,

1980). Susunan kimia daging bervariasi terge.n tung peda

spesies hewan, ~ondisi kesehatan hewan, kegemukan, cara

penyembelihan, jenis daging, car::' Deng .lahe'.!? danpe,,;asakan

Page 27: Penyembelihan hewan

serta cara pengawetan (Price dan Schweigert, 1971 j Smith

dan Walter, 1967).

17

l'lenurut Ressan!; (196.2) mutu daging dinilai dari keem­

pulean, aroma, rasa, warna, ltandungan air dan rninyak. l1utu

dae;in{\ juga di tentukan oleh keteli tian waktu perneriksaan

ante mortem. Pemeriksaan :,onte marten dimaksudlean untuk

rnenemukan hewan-hewan yang dagingnya berbahaya bagi manu­

sia yang pada pemerilesaan sesudah sembelih Udale memperli­

hatkan perubahan-perubahan istimewa. Pada pemeriksaan an­

te mortem dapat dltemukan hewan-hewan yang berada dalam

permulaan septikhemia. Dagin!) hewan yang pada permulaan

septil<;hemia tidak selamanya memperlihatkan perubahan-pe­

rUbahan septikhemia akan tetapi. dagingnya telah dapat me­

nirnbulkan bahaya bae;i kesehatan manusia.

Ressang (1962) rnenyatakan bahwa hanya hewan yang eu:­

kup istirahat sebelum disembelih yang dapat memberikan

da{\ine; yang enale, yaitu daeing yan!) tahan lama dalam pe­

nyimpDnan serta dapat diproses untuk selanjutnya. Untuk

rnengkonsumsi dan menjaga agar daging tetap bermutu adalah

dengan eara menc;eluarkan darah sebanyak mungkin dari kar­

kas, karena darah dapat menyebabkan penamnilan daging yanp,

tidak menyenangkan, serta darah adalah rHedium yang sangat

baik untuk pertumbuhan mikroorganisme (Epley, 1973).

Kauffman .!l.i ilL.. (1969) yang dikutip dalam "Nanual Kes­

mavet 16:II/1979" rnendifinisikan mutu daging sebagai suatu

kombinasi dan variasi delri sifat-sifat yang menyebabkan

Page 28: Penyembelihan hewan

18

suatu produl<si bahan makanan kehi1angan seminimal ~lungkin

zat yang dikandungnya, bebas dari kerusakan dan kelair:an

setelah dio1ah dan disimpan, :::enarik da1am rupa, :::enambah

se1era makan, berni1ai gizi tinggi serta 1ezat setelah di­

masak.

Mutu daging dipengaruhi oleh kesempurnaan pengeluaran

darah ketika hewan disembelih dan penanganan daging untuk

dilwnsumsi (Ressang, 1962; i:p2. ey, 1973; Thorn tOl: dan

Gracey, 1974).

i'lenuru t Ressang daging yang bermu tu tinggi 2.da1ah

1. Daging yang terdiri atas serabut-serabut, sedikit te­

nunan pengikat ~'an urat.

2. Hempunyai kandungan lemak sedang.

3. Mem~)Unyai bidang irisan rata, karena serabut yang ra­

ta dan searah.

4. Hempunyai nilai gizi tinggi.

2.5. Efek samping Pembiusan Sebelum Hewan Disembe1ih

Pembiusan hewan sebelu,,; disembelih adalah di:lial<sudkan

un tuk ::iemperuudah roo::>" dOl:: j2 tuhnya hewan, meringankan

rasa sakit pada hewan, me~DerCe?at ~aktu ~enye·belihan,

;Lenghemat biaya pen:; embelihan , ::ienghemat biFya ir.,,'sstE'si

dan meningkatkan ketertiban/ksa:.aEan penyembe1ihan (Direk­

torat Jendral Peternakan, 1977). 1·1enurut Ov'erstreet et l1L.

(1975) Iflaksud ne:biusan hewen sebelulll disembelih adalah

agar hewan tidak meTasa saki t waktu dis .. mbelih dan hewan

Page 29: Penyembelihan hewan

19

masih hidup sebelum disembelih. Cara pembiusan hewan ada

beberapa maCarl, yai tu pembiusan dengan karbondioll:sida,

dengan mengalirkan arus listrik ll:e otak hewan dan dengan

"capti ve bol t pistol".

Pembiusan hewan sembelih menyebabkan peningkatan te­

kanan darah arterial, kapiler dan sistem vena (Thornton dan

Gracey, 1974). Pada domba tekanan darah arteriole (120-

145) mm Hg, meningkat menjadi 260 mm Hg pada saat dioius

sebelum hewan disembelih. Peningkatan tekanan darah dii­

kuti oleh penambahan kecepatan denyut jan tung. Akibat per­

tambahan tekanan darah dan kecepatan denyut jantung l~em­

ban tu pengeluaran darah waktu hewan disembelih. Keadaan

ini menguntungkan apabila hewan secepat mungkin disembelih

setelah dilakukan pembiusan.

Henurut Thornton dan Gracey (1974) jika interval an­

tara pembiusan dan penyembelihan terlalu lama maka karkas

menjadi jelek karena pengeluaran darah tidak sempurna dan

disertai "blood splashing". Perdarahan-perdarahan akibat

penyembelihan hewan ke~ihatan bervariasi, seperti pada u­

sus besar domoa, endokardium anak sapi, kapsula ginjal

dan lain-lain, skan tetapi yang paling penting adalah a­

pabila ditemukan perdarahan-perdarahan pada otot lcerangka

pada wal,tu per.leriksaan daging.

Pembiusan dengan listrik menyebabkan perdarahan-per­

darahan pada otot, meningkatkan kecepatan glikolisis dan

mempercepat kelembekan daging (19%, Blomquist; 1959,

Page 30: Penyembelihan hewan

20

Hiner; 1971, Van der Wall; Overstreet, 1975). Keberha­

silan pembiusan dengan listrik hanya apabila berhati-hati

di da1am pemasangan e1ektroda pada kepala, besarnya volta­

se dan lamanya waktu pengaliran arus listrik ke otak (Thorn­

ton dan Gracey, 1974). Pembiusan dengan listrik menyebab­

kan "blood splashing" pada daging, perdarahan usus dan

fraktura columna spinalis, pelvis dan bahu setelah terja-

di shok. Henurut Ressang (1962) per;akaian 1istrik pada

pembiusan mengandung bahaya potensial, bila tidak dipakai

sebagaimana mestinya dan berbahaya untuk pegawai yang meng­

gunakannya serta apabila salah menggunakannya dapat mema­

tahkan tulang-tulang, atau dapat menyebabkan perdarahan­

perdarahan yang luas dalam daging hewan sembelihan.

Blomquist (1957) melaporkan bahwa pembiusan dengan

karbondioksida dapat menimbulkan kecelakaan sebelum keti­

dak sadaran terjadi. Jadi hewan sudah m"ti sebelum hewan

tidak sadar dan disembelih. j·'enurut lee Loughlin dan Da­

vidson (1966) yang disadur oleh Overstreet et ~ (1975)

pembiusan dengan karbondioksida meningkatkan kecepatan

metabolisme daging di bandingkan dengan yang tidak Ihla;m­

kan pembiusan sebelum disembelih.

Penggunaan "captive bolt pistol" pada hewan sebelum

disembelih meresahkan karena aspek mutu dagin~ hewan yang

disembe1ih dengan diawali pembiusan lebih rendah dari pada

yang tanpa pembiusan (Overstreet ll~, 1975).

Akibat samping da1am kebiasaan menyembe1ih hewan

Page 31: Penyembelihan hewan

21

dengan dibius terlebih ciahulu sebelum dike1uarkan darahnya,

uru t-uru tan dian tara pe!!:oiasan dan penge1uaran adalah pen­

ting. Ada beoerapa kejadian bahwa ketidak sempurnaan pe­

ngeluaran darah menyebabkan ,Jerubahan keempukan dan ting­

kat perluasan dari pada diathese akibat darah yang terting­

gal dalam otot (1962, Shateskov; Lawrie, 1966)

Metode pembiusan diharapkan tidak menyebabkan kerusa­

kan pada medula oblongata di otak !carena sebagai pusat

lwntrol jan tung dan par:l-p?rU, yang fungsinya diperlukan

terus untuk beberapa wa;:tu, ;,arena kerja organ ini memban­

tu memompa darah keluar dari tubuh ketika pembuluh darah

di leher dipotong. Telah diteliti bahwa domba yang mati

dengan "captive bolt pistol", garis-garis epi tel dalam

usus terlepas, demikian pula .~ki ba t pembiusan dengan kar­

bondioksida, sehingga mel:lpercepat pembusukan akibat masuk­

nya mikroorganisme ke dalem karkas (Lawrie, 1966),

Di Jerman menunjukkan bahwa kesalahan pengeluaran da­

rah terutama karena lamanya waktu pembiusan, interval an­

tara peUlbiusan dan penyembelihan. Interval 30-35 detik

menunjukkan 0,5-5,0% otot tewan sembelihan lilen -alami

"blood splashing". ('l"non:ton dan .}racey, 1974).

Di dalam pembiusan cien::an listrik sifat ki1as dari

arus listrik harus d:Lperhatikan dengan hati-hati, seba­

lilmya anestesia yang kompli t tidak terjadi dan Dda keke­

jangan otot-otot akibat ;;ontraksi (Lawrie, 1966), penem­

pelan elektroda penting diawasi sejak pengaliral: listrik

Page 32: Penyembelihan hewan

22

ke 0 tak. Dilaporkan bahwa nengeluaran darah sesudah pem-

biusan dengan listrik lebih efektif dari pada dengan "cap­

ti ve bolt pistol" tetapi hal i ti masih lebih efektif dari

pada dengan karbondioksida (1957, Blomquist; Lawrie, 1966).

Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui

terjadinya "blood splashing" pada daging. l·ienurut Thorn­

ton dan Gracey (1974) faktor pertama adalah stres teruta­

mao ekibat lamanya waktu antara pembiusan dan penyembelihan,

yang lain adalah stres karena kekejaman atau Kekasaran a­

kiba t di ban ting, dipulml a tau kekeja!:1an yang lain, sehingga

otot-otot tidak terkoordinir dan meningkatkan tekanan darah

arteri dan vena ketika hewan dibius.

Ketika seekor hewan dibius baik deng2.n "captive bolt

pistol" maupun dengan listrik, terjadi peninglcatan tekanan

darah, namun keao.aan ini belum :Genyebabkan "blood splashing"

pada daging. Peningkatan tekanan o.arah E.rteri yang mengi­

kuti pembiusan disebabkan oleh vasokonstriksi pembuluh da­

rah ,rteri tersebut, akan tetapi vasokonstriksi tidak ter­

jadi pada kapiler yang bersifat sebagai pipa semi pasif,

den diametel'nya diatur oleh tonus nem:")uluh darah yang men­

suplainya. ,{etika sistem pembuluh darah arteri berkon trak­

si lwpiler mengandung sediki t darah, tetspi ke,ika stimu­

lasi akibat pembiusan yang Jnenyebab~an penyempitan buluh

darah selesai, maka darah mengalir r:er::banjiri k"piler se,.,

hingga "Ccrjadi ruptura dinding ;,apiler "tau darah keluar

secara perdiapedesis 1(6 jaringan s€ltitarnya, sehingga

Page 33: Penyembelihan hewan

terjadilah "blood sD.~ashinf," pRda daginr; (Gam bar 1.).

arteriole venule

.~. • • •

Vaso;wns triksi yang terjadi se­lama pembiusan.

"sDlashing of muscle"

~L& I;; ." .0· ~:. ... -. . .. .. ~ .. . ' . • • • • • •• • • • Vasodilatasi yang terjadi setelah se­lesai pembiusan.

23

Gambar 1. 11ekanisme terjadinya "blood splashing" (Thornton dan Gracey, 1974).

Henurut hasil penelitian yang disadur dalam "Hanual

Kesmavet" Direktora t Keseha tan Hew.? n Direktorat Jendral

Peternakan Republik Indonesia, 1:23 tahun 1982, penemba-

kan dengan "captive bolt pistol" pada anak sapi secara

makroskopik pada pemeriksaan post mortem terdapat kerusa-

kan pada otak (cortex) terutama yang ditembak pada sisi

kiri frontal. Pada penembakan di occipital kerusakan ter-

jadi pada bagian dorsal liGamentum nuchae dan cerebellum,

sedangkan pada penembakan di tengkuk leher ai temukan per-

darahan pacta medula oblongata.

Menurut Ress.?ng (1962) di Indonesia pembiusan tidak

diperbolehkan sehubungan dengan agama Islam. Agama Kris-

ten tidak menaruh keberatan pada pembiusan babL i'lenurut

peraturan-peraturan penyembelihan hewan daer13h, waktu me-

nyembelih heVlar: harus memperhatikan syari' at a~~8::!a Islam.

Page 34: Penyembelihan hewan

III. PEHBAH.4SAN

Masyaraka t Indonesia yang berkeyakinan terhadap Tuhan

Yang I'iaha Esa dan 89,9% beragama Islam (Sensus Penduduk ta­

hun 1977-1978), didalam mengkonsumsi makanan disamping me-

nilai mutu dan jenis makanan, mereka lebih memperhatikan

halal dan haramnya makanan tersebut menurut ajaran agamanya.

Islam sebagai agama mengatur sangat mendalam ten tang cara

penyembelihan hewan, yang dapa t n,enjamin mu tu daging dan

sels:aligus menghilangkan keresahan masyarakat akan halal dan

haramnya daging yang beredar di pasaran. Karena itu maka

tata cara penyembelihan hewan di Indonesia harus dilakukan

menurut syari'at agama Islam.

Ummat Islam berkeyakinan bahwa "Tiap-tiap daging " "

yang tumouh dRri makanan yang haram, "maka "api nerakalah

yang lebih utama dengan daging i tu "(Hadi ts Riwayat At-Tir

midzi dari Ka'ab bin Ajrah; Jakub, S., 1962). Karena itu

maka kesempurnaan penyembelihan hewan menurut Islam sangat

penting.

Tata cara penyembelihan hewan menurut Islam adalah ha-

rus memenuhi rukun, sY8ra t lr.aupun sun a t penyembelihan, yang

pada pokoknya adalah :

1. Hewan yang disembelih adalah hewan yang halal untuk di-

konsumsi ummat Islam.

2. Hewan harus diperlakukan dengan baik dan apabila kelela­

han harus diistirahatkan.

Page 35: Penyembelihan hewan

25

3. Tidak boleh disengaja dipukul atau dicekik sebelum he­

wan disembelih, jadi hewan harus benar-benar sehat, 1I:e­

cuali dalam keadaan darurat.

4. Disembelih dengan baik, menggunakan pisau yang tajam

kecuali gigi atau kuku dan dibuat sesedikit mungkin

menderita dengan sekali pengoresan pisau yang sekali­

gus dapat memotong oesophagus, trachea dan pembuluh­

pembuluh derah leher.

5. Disebut nama Allah waktu menyembelihnya, jadi penyem­

belih harus orang yang beragama Islam dan mengetahui

betul tata cara penyembelihan hewan menurut Islam.

6. Darah harus keluar sesempurna mungkin, [email protected] cara mem­

biarkan hewan berkontraksi hingga mati selapurna.

Tindakan-tindakan dalam penyembelihan menuY'ut tata

cara Islam, sangat menunjang mutu daging yang kita harapkan

yaitu daging yang mempunyai kombinasi dan variasi sifat­

sifat yang menyebabkan bahan makanan asal daging hewan ke­

hilangan seminimal mungkin zat yang dikandungnya, bebas

dari kerusakan dan kelainan setelah diolah dan disimpan,

menarik dalam rupa, menambah selera makan, bernilai gizi

tinggi serta leza t setelah dimasak. !-iu tu daginl~ yang ki ta

harapkan tersebut dapat terjamin karena

1. Hewan yang disembelih dalam keadaan sehat, senang, ti­

dak stres dan tidak kelelahan, maka darah dapat keluar

dengan sempurna, kandungan asam laktat dalam daging ti­

dak terlalu tinggi dan tidak ada kel:ejangan otot-otot

Page 36: Penyembelihan hewan

26

sehingga daging tidak kaku.

2. Hewan tidak boleh dipukul atau dicekik sebelum disembe­

lih, karena pemukulan clapat menyebabkan perdarahan-per­

darahan pada daging dan di bawah kulit serta kejam.

3. Darah harus keluar sesempurna mungkin, dengan demikian

daging akan beraspek menarik dan tidak cepat busuk, se­

hingga dapat disimpan lebih lama serta dapat diproses

lebih lanjut, disamping dengan sedikitnya kandungan da­

rah dalam daging maka konsumen terutama yang beragama

Islam akan lebih tertarik, karena darah adalah haram

untuk dikonsumsi, kecuali memang yang sudah tidak dapat

keluar lagi dari karkas

Jadi pada pokoknya tata cara penyembelihan hewan me­

nurut Islam dalam menjamin mutu daging adalah karena darah

hewan yang keluar sempurna, tidal\: adanya kekalman otot-otot,

dan kandungan asam dalam karkas yang tidak terlalu tinggi,

sehingga daging tahan dalam penyimpanan.

Manusia sebagai mahluk yang berakal, senantiasa beru­

saha untuk dapat bekerja lebih efisien. Didalam usaha me­

ningka tkan efisiensi cara penyembelihf:l.ll hewan, manusia me­

lakukan perlakuan-perlakuan terhadap hewan sebelum disem­

belih, an tara lain adalah pembiusan.

Selmrang ada tiga macam cara pembiusan terhadap hewan

sebelum disembelih. Yaitu secara mekanik dengan "captive

bolt pistol", secara kimia dengan gas karbondioksida dan

secara listrik. Namun pada kenyataannya mutu daging hewan

Page 37: Penyembelihan hewan

27

yang disembelih dengan cara pembiusan terlebih dahulu ada­

lah lebih rendah dari pada yang tanpa melalui pembiusan

terlebih dahulu. Hal ini karena pembiusan dapat menyebab­

kan pengeluaran darah yang kurang sempurna, "blood splashing"

pada daging, patahnya tulang-tulang akibat ~hok dan tinggi-,.

nya kandungan asam laktat dalam daging.

Cara pembiusan hewan sebelum disembelih disamping ku­

rang menunjang mutu daging dirasa merupakan perlakuan keke­

jaman terhadap hewan, walaupun mungkin diharapkan dapat me­

ngurangi rasa sakit pada hewan disamping efisiensi kerja.

Sedangkan bertindak kejam terhadap hewan adalah terlarang.

Karena itu maka perlu dicari cara penyembelihan lain yang

menguntungkan, efisien dan tidak melanggar syari'at Islam.

Sistem penyembelihan dengan karbondioksida adalah su­

lit dalam pengontrolan, sehingga seringkali hewan belum di­

sembelih sudah mati akibat pembiusan. Sistem penyembelihan

dengan "captive bolt pistol" sebenarnya adalah hampir sarna

dengan pemukulan pada kepala hewan sehingga pingsan dengan

sekali pukulan. Hal ini yang diharapkan dapat menghilangkan

rasa sakit waktu hewan disembelih, akan tetapi apabila he­

wan tidall: pingsan akibat tembakan yang tidak tepat atau ka­

rena kekua tan tengkorak hewan berbeda-heda, ma),a hewan akan

menderita yang berlipat ganda. Jadi cara pembiusan hewan

dengan mekanis lebih menjurus pada kekejaman

Majelis Ulama Indonesia membolehkan cara pembiusan

hewan secara mekanik dengan "captive bolt pistol" adalah

Page 38: Penyembelihan hewan

28 berdasarkan penjelasan lisan dan tulisan dari PD. Dharma

Jaya bahwa : hewan yang roboh dipirgsankan di te'lhp?t' penyern­

belihan apabila tidak disembelih akan bangun berdiri, seper~

ti ,keada;;tnnya semula ( Lampiran 1.'). Hamun kenya taannya

akibat penembakan kepala sapi dengan "captive bolt pistol"

secara makroskopik menunjukkan kerusakan dan perdarahan

pada otak (cortex), cerebellum, ligamentum nuchae dan me­

dula oblongata. Jadi tidak mungkin apabila hewan yang ja­

tuh akibat penembail:an dengan "captive bolt pistol" dan ti­

dak disembelih akan bang un seperti keadaannya semula dan

hal ini perlu penelitian yang mendalam untuk dapat berla­

kunya Fatwa Hajelis Ulama tersebut.

Didalam penentuan sistem penyembelihan hewan yang da­

pat menjamin mutu daging menurut Kesehatan l1asyarakat Ve­

teriner dan sesuai dengan syari'at Islam diperlukan kerja­

sarna yang baik antara ahli hukum Islam dan ahli ilmu pe­

ngetahuan. Dan penentuan sistem tersebut sangat penting

karena menyangkut ummat yang tidak !cecil.

Sistem penyembelihan hewan seCara tradisional, dengan

pembantingan hewan adalah masih kurang terpuji, karena he­

wan dapat stres, l'~etakutan dan dapat menimbulkan memar pa­

da otot-otot sehingga darah tidak keluar sempurna. Karena

itu tat a cara penyembelihan hewan tradisional perlu ditin­

jau kembali, demi kesejahteraan hewan dan ummat manusia.

Page 39: Penyembelihan hewan

IV. KESUIPULAN DAN SARAN

Penyembelihan hewan di Indonesia harus dilakukan se­

cara Islam. Penyembelihan hewan yang sempurna menurut sya­

ri'at Islam adalah harus tidak melanggar rukun, syarat ma­

upun sunat penyembelihan hewan yang'pada pokoknya adalah :

1. Hewan. sembelih ndalah hewan yang halal menurut syari I at

Islam.

2. Hewan harus diperlakukan dengan baik dan bila kelelahan

harus diistirahatkan.

3. Tidak boleh disengaja dipukul atau dicekik sebelum di­

sembelih, kecuali terpaksa.

4. Disembelih dengan baik, menggunakan pisau yang tajam

kecuali gigi atau kuku dan diusahakan hewan sesedikit

mungkin menderita.

5. Disebut nama Allah waktu menyembelihnya, jadi penyembe­

lih harus beragama Islam.

6. Darah harus diusahakan keluar sesempurna mungkin, de­

ngan cara membiarkan he'l!an berkontraksi hingga mati

sempurna.

Kesempurnaan penyembelihan hewan menentukan kesempur­

naan pengeluaran darah dan menentukan tingkat mutu daging,

karena kandungan darah dalam daging dapat mempengaruhi as­

pek, warna, bau, rasa dan mempercepat proses pembusukan.

Tindakan-tindakan terhadap hewan se.belilm disembelih

seperti pemukulan dan bentuk penyiksaan yang lain adalah

Page 40: Penyembelihan hewan

30 terlarang dalam agama Islam serta tidak selaras dengan mu­

tu daging yang diinginkan.

Penyembelihan hewan menurut Islam di Indonesia dapat

meningkatkan kewaspadaan masyarakat di dalam mengkonsumsi

daging hewan di pasaran dan sekaligus dapat menjamin mutu

daging, karena pengeluaran darah yang sempurna.

Sistem penyembelihan hewan yang ada di Indonesia, ba­

ik yang tradisional dengan pembantingan, maupun yang sudah

dipandang modern dengan menggunakan pembiusan, baik yang

secara mekanik dengan "captive bolt pistol", dengan arus

listrik maUpun yang dengan cara kimia memakai gas karbon

dioksida perlu ditinjau kembali, dan dicari suatu sistem

penyembelihan yang tepat yang tidak menyiksa hewan, dapat

menjamin mutu daging ditinjau dari Ksehatan Masyarakat Ve­

teriner dan tidak melanggar syari'at agama Islam. Untuk

mendapatkan sistem penyembelihan hewan yang tepat tersebut

diperlukan kerja sama yang baik an tara ahli hukum Islam

dan ahli ilmu pengetahuan di bidang daging.

Untuk menyembelih hewan secara sempurna dan lebih

efisien serta tidak terjadi'pembentingan pada hewan sebe­

lum disembelih, dapat dipilih sistem penyembelihan hewan

yang lazim dilakukan untuk konsumsi ummat Islam dan Yahu­

di Bri tania Raya. Sistem tersebut adalah berupa kandang

penjepit yang dapat berrotasi dalam suatu busur lingkaran,

sehungga setelah hE'wan masuk dalam kandang penjepit dan

Page 41: Penyembelihan hewan

31

dilakukan fiksasi pada leher, badan IDB.UpUn kakinya kemudi-

an kandang penjepit diputar, sehingga pada posisi hewan

yang paling mudah untuk disembelih, yaitu leher hewan di

bagian samping atau di bagian bawah. Sistem tersebut dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Sistem Penyembelihan Hewan yang lazim dilakukan untuk konsumsi ummat Islam dan Yahudi di Britania Raya (Thornton dan Gracey, 1974).

Di dalam usaha menciptakan masyarakat yang sehat di-

tinjau dari Kesehatan Nasyarakat Veteriner diperlukan ada­

nya peneli tian-peneli tian yang ber;;;esinambungan ten tang ma-

salah-masalah yang dilarang oleh s:{ari-'.at Islam akan tetapi

banym, beredar di dalam masyarakat, seperti larangan meng­

konsumsi daging babi, darah, daging anjing atau yang lain-

nya.

Page 42: Penyembelihan hewan

DAFTAR PU STAKA

Ashshiddiqi, H2Sbi T.M. 1979. "2002 Hutiara Hadits Vi". Bulan Bintang. Jakarta.

Bahreisy, Salim. 1982. Terjemah Kumpulan Hadits Shahih Yang dan Muslim, cetakan lee dua. ya.

"AI-Lu 'lu' wal I·jar jan" disepaleati oleh Bukhari CV. Bina Islam. Suraba-

Breazile, J.E. 1971. Le:'\ dnd Febiger.

Texbook Of Veterin.c·ry Physiology. Philadelphia.

Darmansjah. 1980. Farmakologi dan Terapi, edisi 2. Ba­gian Farmakologi Universitas Indonesia. Jakarta.

Departemen Agama Republik Indonesia. 1978. Al ~uran dan Terjemahnya. Jakarta.

Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian blik Indonesia. 1982. Effek Penembakan Waktu sanan anak sapi dengan "Captive Bolt Pistol". Kesmavet I:23.

Repu­Peming­Hanual

Epley, Rechard J. 1973. Fresh Heat Color Changes. Fact Sheet An. Sc. 19.

Eustace. 1981. Types and Causes Of Heat Spoilage. Austra­lian Collage Of Veterinary Scientists. Brisbane.

Fachruddin, H.S. 1981. Terjemah Hadits Shahih Muslim, ce­takan ke dua. Bulan Bintang. Jakarta.

Ganong, W.F. 1980. Fisiologi Kedokteran (Review Of Hedi­cal Phisiology), edisi 9. CV. EGC. Jakarta.

Hartono. 1976. Pengentar Kuliah Histologi Jilid I. Ba­gian Histologi, Departemen Zoologi, Fakul tas Kedokte­ran Hewan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Jakub, Ismail. ke lima.

1982. Terjemah Ihya' 11.1 Ghazali, cetall:an CV. Fairan. Jakarta.

Lawrie,. R.A. 1966. Heat Science. Fergamon Press. Oxford, London, Edinburgh, Kewyork, Toronto, Paris.

Libby, James A. 1975. l·:eat Hygiene 4th edition. Lea and Febiger. Philadelphia.

Page 43: Penyembelihan hewan

33 l1ajelis Ulama Indonesia. 1984. Kumpulan Fatwa Najelis

Ulama Indonesia. PT. Pustaka Panjimasyarakat. Ja­karta.

Overstreet, J.W.; Marple, D.N.; Huffman, D.I.; and Nach­reiner, R.F. 1975. Effect Of Stunning Hethods on Por­cine Muscle Glycolysis. Journal Of Animal Science 41:4

Phillis, J.W. technica.

1976. Veterinary Physiology. Wright Scien-Bristol.

Rasjid, Sulaiman. 1976. Fiqih Islam, cetakan ke tujuh. Attahiriah. Jakarta.

Ressang, Abdul Azis. 1962. Ilmu Kesehatan Daging. Fakul­tas Kedokteran HeV/an Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Scarafoni, Scaccia G. 1957. Hygiene Construction and Tech­nical Organization Of Slaughterhouses. Heat Hygiene. Food and Agricultural Organization Of The United Nati­on.

Thornton and Gracey. 1974. Texbook Of Meat Hygiene, 6th edition. Balliere Tindall. London.

______ ~. 1958. Problem Of Slaughter and Meat Inspection and The need For Their Investigation By The Research Worker Part I. The British Of Veterinary Journal, 114: 5.

______ --:-. 1958. Problem Of Slaughter and Meat Inspection and The need For Their Investigation By The Research Worker Part II. The British Of Veterinary Journal 114:6

Vemini, R.J.; Field, R.A.; Riley, M.L.; and Varnell, T.R. 1983. Effect Of Delayed Bleeding- After Captive Bolt Stunning On Heart Activity and j'lemoval in 3eef cattle. Journal Of Science, 57:3.

Page 44: Penyembelihan hewan

Lampiran _

Page 45: Penyembelihan hewan

Lampiran 1. Fatwa l1ajelis Ulama Indonesia Tentang Penyembelihan Bewan Secara ~Iekanisasi Dengan Pemingsanan.

Bismillahir Rakhmanir Rahiim

Komisi A/Fatwa (terbatas) t-iajelis Ulama Indonesia da­

lam sidangnya pada hari Senin 24 Syawal 1396 H/18 Oktob\3r

1976 setelah

I. MENDENGAR

Penjelasan lisan dan kemudian disusul dengan tertulis

dari Pimpinan PD. DH.ll.RHA JAYA/terlampir pada putusan

ini tentang Cara-cara penyembelihan hewan dengan·sis-

tem mekanisasi pemingsanan yang menggambarkan

1. Bahwa penggunaan mesin untuk pemingsanan dimaksud-

kan untuk mempermudah roboh dan jatuhnya hewan yang

akan disembelih di tempat pemotongan dan untuk me-

ringankan rasa sakit hewan dan penyembelihannya

dilakukan dengan pisau yang tajam memutuskan hulkum

(tempat berjalan nafas), mari' (tempat berjalan ma­

kanan) dan wadajain (dua urat nadi) hewan yang di-

sembelih oleh juru sembelih Islam, dengan terlebih

dahulu memba.ca Bismillah;

2. Bahwa hel'lan yang roboh dipingsankan di tempat pe­

nyembelihan apabila tidak disembelih akan bangun

berdiri lagi segar seperti semula keadaannya; dan

3. Bahwa penyembelihan dengan sistem ini tidak mengu­

rangi keluarnya darah mengalir, bahkan akan lebih

Page 46: Penyembelihan hewan

35 banyak dan lebih Ian car sehingga dagingnya lebih

bersih.

II. 1",ENGINGAT

1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi penyembe­

lihan hewan menurut Islam menurut empat mazhab

dan mazhab para shahabat dan

2. Hadits Nabi Riwayat Huslim dari Syaddad bin Aus

ten tang ketetapan berbuat ihsan dalam segala tin­

dakan (terlampir)

III. 11EMUTUSKAN

Menetapkan/memfatwakan bahwa penyembelihan hewan se­

cara mekanisasi pemingsanan merupakan modernisasi

berbuat ihsan kepada hewan yang disembelih sesuai

dengan anjuran Mabi dan memenuhi persyaratan keten­

tuan syar'iy dan hukuman shah dan halal; dan oleh

karenanya diharap supaya !caum muslimin tidak meragu­

kannya.

ii:etua Umum,

PROF.DR.HAHKA

Jakarta, 23 Oktober 1976 "I1AJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua KomisiA/Fa twa,

ttd

(K.H. SYUKRI GHAZALI)