57
PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS UDARA PADA PT. EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK CIKARANG Oleh Luqyana Assiddiqi NIM. 004201105091 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Strata Satu pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2015

PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

PERANCANGAN TATA LETAK

LABORATORIUM ANALISIS UDARA PADA

PT. EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

CIKARANG

Oleh

Luqyana Assiddiqi

NIM. 004201105091

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik

Mencapai Gelar Strata Satu

pada Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Industri

2015

Page 2: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

DAFTAR ISTILAH

Area Allocation Diagram : Diagram penempatan area yang digunakan

sebagai dasar untuk membuat detail tata

letak dan rancangan bangunan.

Activity Realtionship Chart : Peta hubungan kegiatan yang disusun

berdasarkan penting tidaknya

keterdekatan antar bagian.

Activity Relationship Diagram : Diagram yang menggambarkan activity

relationship chart dengan symbol

kombinasi garis dan warna.

Atomic Absorption Spectrofotometer : Alat pengukur kandungan logam dari

suatu sampel cair yang berdasarkan pada

prinsip pengukuran serapan sinar oleh

atom.

Bill of Materials : Daftar jumlah komponen, campuran

bahan, dan bahan baku yang diperlukan

untuk membuat suatu produk.

From to chart : Peta dari-ke yang menggambarkan

total momen yang dipindahkan.

Flow Process Chart : Diagram yang menunjukkan urutan-urutan

dari operasi yang terjadi selama satu

proses atau prosedur berlangsung.

Layout Scoring : Metode evaluasi layout berdasarkan total

nilai proximity rating dengan kriteria

tertentu untuk bagian yang berdekatan

pada layout yang digeneralisasi.

Proximity Rating : Peringkat keterdekatan antara dua bagian

berdasarkan pada kriteria tertentu.

Sweep width : Jumlah sapuan blok pada algoritma

Automated Layout Design Program.

Page 3: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

ABSTRAK

Melihat tingginya permintaan akan jasa laboratorium analisis udara di area

Cikarang, PT. East Jakarta Industrial Park (EJIP) sebagai pengelola kawasan

industri EJIP, Cikarang, Jawa Barat berencana untuk mengembangkan

laboratorium lingkungannya dengan menambah unit laboratorium analisis udara.

Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membuat rancangan

tata letak laboratorium analisis udara dengan dimensi dan luas area yang tersedia.

Data – data yang digunakan yaitu total kebutuhan analisis udara di kawasan

industri di daerah Cikarang, waktu proses, flow process uji dan bill of material

bahan kimia. Data – data tersebut digunakan untuk menghitung kebutuhan man

power, space requirement, dan ruang penyimpanan bahan kimia, serta digunakan

untuk membuat diagram keterdekatan antar fasilitas di dalam laboratorium dalam

bentuk Activity Relationship Chart (ARC) dan Activity Relationship Diagram

(ARD). Rancangan yang dipilih adalah rancangan dengan layout score terbesar

dari evaluasi tiga alternative layout yang dibuat dengan menggunakan algoritma

konstruksi Automated Layout Design Program (ALDEP). Layout yang dibuat

telah memenuhi standar teknis pola penggunaan lahan yang ditetapkan oleh

pemerintah dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 35 Tahun 2010 dengan

persentase luas lahan terbuka hijau sebesar 17.36% dari total luas area

keseluruhan.

Kata Kunci : ALDEP, ARC, ARD, rancangan tata letak, laboratorium udara

Page 4: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan jasa analisis udara di area Cikarang sangat tinggi, mengingat

dalam PP No. 27 tahun 1999 Pasal 32 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup (AMDAL), setiap perusahaan berkewajiban untuk

menyampaikan laporan pengawasan dan evaluasi hasil pemantauan lingkungan

perusahaan kepada Menteri Lingkungan Hidup secara berkala sekurang –

kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Didalamnya terdapat laporan

pengecekan kualitas parameter – parameter lingkungan, termasuk pengecekan

kualitas udara. Terdapat lebih dari 2000 perusahaan di kawasan industri area

Cikarang. Seluruh perusahaan di dalam kawasan industri tersebut membutuhkan

jasa laboratorium analisis udara untuk mengecek kualitas udara setiap minimal 6

bulan sekali. Di lain pihak, ketersediaan laboratorium yang menyediakan jasa

analisis untuk sampel udara sangat minim. Hanya tersedia 2 laboratorium analisis

udara di area Cikarang, yaitu Mitralab Buana, dan Sribangun Buminitya. Sehingga

bagi laboratorium pendatang baru, peluang untuk cepat mendapatkan konsumen

akan sangat tinggi.

Dari hasil studi kelayakan laboratorium analisis udara, bisnis laboratorium analisis

udara layak untuk dijalankan. Sehingga PT. East Jakarta Industrial Park yang

bergerak di bidang pengelolaan kawasan industri berencana untuk mendirikan

sebuah laboratorium analisis udara sebagai pengembangan dari laboratorium

analisis air industri dan air limbah. Berdasarkan studi kelayakan ini, konsumen

target dibagi menjadi dua, yaitu perusahaan di dalam kawasan industri EJIP, dan

perusahaan – perusahaan di luar kawasan industri EJIP, yang selanjutnya disebut

potential market. Perusahaan – perusahaan di dalam kawasan industri EJIP terikat

sepenuhnya kepada internal regulation. PT. EJIP sebagai pengelola kawasan

berkewajiban untuk memastikan bahwa seluruh perusahaan yang berada di dalam

kawasan industri EJIP mematuhi regulasi pemerintah terkait dengan aspek

Page 5: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

lingkungan, yaitu air limbah dan udara. Di dalam internal regulation, kawasan

indutri EJIP mewajibkan kepada seluruh tenants untuk melakukan analisis air

limbah di laboratorium penguji PT. EJIP sehingga mempermudah pelaporan dan

penjaminan pematuhan regulasi pemerintah. Untuk aspek udara, PT. EJIP pun

dapat memberlakukan hal serupa. Sehingga, seluruh perusahaan di dalam kawasan

industri EJIP akan memakai jasa analisis udara laboratorium PT. EJIP. Untuk

potential market, PT. EJIP menargetkan 1% market share dari total pangsa pasar

pada tahun 2016 mendatang, dengan kenaikan sebesar 1 % setiap tahunnya.

Lokasi dan luas area ditentukan oleh perusahaan. Perusahaan menginginkan

dengan luas area yang tersedia, target perusahaan untuk memenuhi kebutuhan jasa

analisis udara dapat tercapai, namun tetap memenuhi persyaratan pola

penggunaan lahan dalam standar teknis yang ditetapkan oleh pemerintah sesuai

Peraturan Menteri Perindustrian No. 35 Tahun 2010. Sehingga, tata letak dan

fasilitas laboratorium perlu didesain dengan baik. Pengaturan fasilitas-fasilitas

yang tepat juga diperlukan untuk memperlancar gerakan perpindahan material

agar diperoleh aliran proses kerja yang lancar, teratur dan aman.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, peneliti merumuskan

masalah-masalah yang terjadi ke dalam pertanyaan - pertanyaan berikut:

Bagaimanakah rancangan tata letak untuk laboratorium analisis udara dengan

dimensi dan luas area tersedia agar target perusahaan dapat tercapai?

Apakah rancangan tata letak yang dibuat sesuai dengan persyaratan pola

penggunaan lahan dalam standar teknis yang ditetapkan oleh pemerintah

sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 35 Tahun 2010?

1.3 Tujuan

Dari penjelasan diatas tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

Membuat rancangan tata letak laboratorium analisis udara yang dapat

memenuhi target perusahaan akan pemenuhan kebutuhan jasa analisis udara

di area Cikarang dengan dimensi dan luas area yang telah ditentukan oleh

perusahaan.

Page 6: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Membuat rancangan tata letak yang sesuai dengan persyaratan pola

penggunaan lahan dalam standar teknis yang ditetapkan oleh pemerintah

sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 35 Tahun 2010.

1.4 Batasan Penelitian

Area penelitian ini hanya mencakup wilayah Cikarang meliputi kawasan

industri EJIP, Hyundai, Delta Silicon, dan Jababeka.

Pihak manajemen telah menentukan lokasi dan luas area lahan untuk

pembangunan laboratorium analisis udara.

Perhitungan dilakukan untuk parameter yang diuji di dalam laboratorium,

pengujian on site tidak diperhitungkan.

Penelitian ini terbatas pada pembahasan mengenai aspek teknis, tidak sampai

pada pembahasan mengenai estetika dan keselarasan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bagian pembahasan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang pemilihan pokok penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian yang dilakukan, batasan – batasan

penelitian, serta sistematika penulisan skripsi secara keseluruhan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini diberikan beberapa teori dan referensi yang berkaitan dengan skripsi

ini yaitu teori tentang perancangan tata letak, systematic layout planning, from to

chart, flow process chart, dan algoritma yang digunakan untuk merancang tata

letak yaitu Automated Layout Design Program (ALDEP).

BAB III METODOLOGI PENELITAN

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai langkah – langkah sistematis

yang akan dilakukan dalam penelitian untuk memperoleh pemecahan masalah,

meliputi penelitian pendahuluan, identifikasi masalah, perumusan masalah, studi

Page 7: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

pustaka, detail research framework, serta simpulan dan saran penelitian. Detail

research framework merupakan langkah perancangan tata letak yang terdiri dari

input data dan aktivitas, membuat layout alternatives, evaluasi layout dengan

layout scoring, serta memilih layout dan membuat template

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Bagian ini memberikan data-data yang diperlukan berupa data total projected

demand, flow process uji, waktu proses uji, dan data kebutuhan bahan kimia yang

diperlukan, untuk diolah dan dibuat rancangan tata letak laboratorium dengan

algoritma ALDEP disertai dengan pertimbangan modifikasi dan evaluasi

menggunakan layout scoring hingga akhirnya, tata letak dengan layout score

paling tinggi dibuat template dengan bantuan Microsoft Visio 2007.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan akhir dari penelitian yang dilaksanakan

dan saran – saran yang dapat diberikan kepada PT. East Jakarta Industrial Park

(EJIP) Cikarang untuk pembangunan laboratorium analisis udara.

Page 8: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perencanaan Fasilitas

Perencanaan fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang

akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas

dimaksudkan sebagai rencana dalam penanganan material (material handling)

dan untuk menentukan peralatan dalam proses produksi, juga digunakan dalam

perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Ada dua hal pokok dalam perencanaan

fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) dan

perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik,

perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem penanganan material.

Secara skematis perencanaan fasilitas pabrik (Tompkins, 1996) dapat

digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan Fasilitas

(Facilities Planning)

Lokasi Fasilitas

(Facilities Location)

Perancangan Fasilitas

(Facilities Design)

Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi

(Layout Design)

Perancangan Sistem Fasilitas

(Facility Systems Design)

Perancangan Sistem Penanganan Material

(Material Handling System Design)

Gambar 2.1 Sistematika Perencanaan Fasilitas Pabrik

Tujuan perancangan fasilitas, yaitu untuk memenuhi kapasitas produksi dan

kebutuhan kualitas dengan cara yang paling ekonomis melalui pengaturan dan

koordinasi yang efektif dari fasilitas fisik.

Page 9: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

2.2 Systematic Layout Planning (SLP)

Systematic Layout Planning (SLP) pertama dibuat oleh Richard Muther (1973).

Perancangan layout menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) dibuat

untuk menyelesaikan permasalahan yang menyangkut berbagai macam masalah

antara lain produksi, transportasi, pergudangan,dan supporting. Systematic Layout

Planning (SLP) adalah adalah sarana yang digunakan untuk membuat tata letak

tempat kerja dengan menempatkan dua bagian yang mempunyai frekuensi dan

hubungan keterdekatan yang tinggi. Berikut adalah tahapan - tahapan di dalam

SLP :

1. Penentuan lokasi untuk mengaplikasikan layout.

2. Membuat layout keseluruhan secara umum.

3. Membuat layout plan secara detail.

4. Mengaplikasikan layout plan ke lokasi yang ditentukan.

Di dalam SLP Richard Muther, prosedur yang digunakan untuk membangun suatu

layout digambarkan dalam diagram sebagai berikut :

Gambar 2.2 Systematic Layout Planning

Page 10: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Untuk membuat relationship chart, dibutuhkan data – data aliran material dan

hubungan keterdekatan antar fasilitas yang tertuang dalam activity relationship

chart/diagram. Langkah selanjutnya yaitu membuat space relationship diagram

dengan menghubungkan kebutuhan luas ruangan dengan luas area yang tersedia.

Dengan memperhatikan pertimbangan dan batasan – batasan tertentu yang

melekat pada kondisi tempat instalasi dan luas area yang disediakan, dibuatlah

beberapa iterasi layout. Setelah dilakukan evaluasi terhadap beberapa layout yang

dibuat, dipilih layout dengan layout score terbesar untuk diaplikasikan ke area

yang ditentukan.

2.3 From to chart

From to chart (FTC) adalah suatu teknik konvensional yang umum digunakan

untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses

produksi. From to chart merupakan adaptasi dari mileage chart yang umumnya

dijumpai pada suatu peta perjalanan (road map), sehingga menunjukan total berat

beban. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi dimana banyak item yang

mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor dan lain-

lain (Wignjosoebroto, 2000).

Adapun data yang dimasukkan ke dalam matrik dapat berbagai bentuk antara

lain sebagai berikut:

1. Jumlah pergerakan antar bagian.

2. Jumlah yang dipindahkan per satuan waktu.

3. Berat bahan yang dipindahkan per periode.

4. Kombinasi dari jumlah, waktu dan berat per satuan waktu.

5. Persentase dari setiap kegiatan terhadap kegiatan-kegiatan lainnya.

2.4 Flow Process Chart (Peta Aliran Proses)

Peta aliran proses adalah diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi,

pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu

proses atau prosedur berlangsung. Secara terperinci dapat dikatakan bahwa peta

aliran proses pada umumnya terbagi dalam dua tipe, yaitu:

Page 11: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

1. Peta aliran proses tipe bahan, ialah suatu peta yang menggambarkan kejadian

yang dialami bahan dalam suatu proses atau prosedur operasi.

2. Peta aliran proses tipe orang, pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang

operator.

b. Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok

manusia, sering disebut Peta Proses Kelompok Kerja.

Secara lebih terperinci dapat diuraikan kegunaan umum dari suatu peta aliran

proses. Hal ini dilakukan agar dalam pembuatan peta aliran proses dengan baik

sebagai berikut:

1. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai

masuk dalam suatu proses sampai aktivitas terakhir.

2. Peta ini bisa memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu

proses atau prosedur.

3. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau

dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.

4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.

5. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau

dilakukan oleh orang selama proses atau prosedur berlangsung.

6. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja.

7. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh

suatu komponen atau satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini

merupakan suatu alat yang akan mempermudah proses analisa untuk

mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidakefisienan atau terjadi

ketidaksempurnaan pekerjaan, sehingga dengan sendirinya dapat digunakan

untuk menghilangkan ongkos-ongkos yang tersembunyi (Sutalaksana,1979).

2.5 Activity Relationship Chart (ARC)

Aliran bahan bisa diukur secara kualitatif menggunakan tolak ukur derajat

keterdekatan hubungan antara satu fasilitas dengan fasilitas lainnya. Nilai-nilai

yang menunjukkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan alasan-alasan yang

Page 12: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas (Activity Relationship Chart)

yang telah dikembangkan oleh Richard Muther dalam bukunya “Systematic

Layout Planning” (Muther, 1973). Suatu peta hubungan aktivitas dapat

dikonstruksikan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen yang akan

diatur tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta.

2. Lakukan wawancara atau survei terhadap karyawan dari setiap departemen

yang tertera dalam daftar peta dan juga dengan manajemen yang berwenang.

3. Definisikan kriteria hubungan antar departemen yang akan diatur letaknya

berdasarkan derajat keterdekatan hubungan serta alasan masing-masing dalam

peta. Selanjutnya terapkan nilai hubungan tersebut untuk setiap hubungan

aktivitas antar departemen yang ada dalam peta.

4. Diskusikan hasil penilaian hubungan aktivitas yang telah dipetakan tersebut

dengan kenyataan dasar manajemen. Secara bebas beri kesempatan untuk

evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai. Checking, rechecking, dan

tindakan koreksi perlu dilakukan agar ada konsistensi atau kesamaan persepsi

dari mereka yang terlibat dalam hubungan kerja.

5. Dalam suatu organisasi pabrik harus ada hubungan yang terikat antara suatu

kegiatan dengan kegiatan lainnya yang dianggap penting dan selalu

berdekatan demi kelancaran aktifitasnya. Oleh karena itu dibuatlah suatu peta

hubungan aktifitas, dimana akan dapat diketahui bagaimana hubungan yang

terjadi dan harus dipenuhi sesuai dengan tugas-tugas dan hubungan yang

mendukung.

ARC ini akan berhubungan dengan struktur organisasi dan tabel-tabel perhitungan

luas lantai. Tujuan utama ARC adalah agar dapat diketahui hubungan

keterdekatan dari setiap kelompok kegiatan dalam hal ini organisasi pabrik.

Fungsi ARC dan kegunaannya adalah :

1. Penulisan urutan dari pusat kerja atau departemen dalam suatu kantor.

2. Lokasi kegiatan dalam suatu usaha pelayanan.

3. Lokasi Pusat kerja dalam operasi perawatan atau dalam perbaikan

4. Menunjukan hubungan suatu kegiatan yang lainnya, serta alasannya.

Page 13: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

5. Memperoleh suatu landasan bagi penulisan daerah selanjunya

Dalam Activity Relationship Chart, kode huruf seperti A, E, I dan seterusnya

menunjukkan bagaimana aktivitas dari masing-masing departemen tersebut akan

mempunyai hubungan secara langsung atau erat kaitannya satu sama lain. Kode-

kode huruf yang menjelaskan derajat hubungan antara masing-masing departemen

ini secara khusus telah distandarkan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Derajat Keterdekatan dan Kode dalam ARC

Derajat

Keterdekatan Deskripsi Kode Garis Kode Warna

A Mutlak Penting Merah

E Sangat Penting Oranye

I Penting Hijau

O Biasa Biru

U Tidak Penting Putih

X Tidak Dikehendaki Coklat

2.6 Activity Relationship Diagram (ARD)

Penentuan ARC tiada lain untuk merencanakan dan menganalisis keterkaitan antar

kegiatan. Namun, dengan ARC belum memperoleh gambaran tentang letak suatu

departemen relatif terhadap departemen lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan

Activity Relationship Diagram (ARD) untuk mendapatkan gambaran tentang tata

letak suatu departemen relatif terhadap departemen lainnya.

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk membuat Activity Relationship

Diagram :

Dengan membuat suatu Activity Template Block Diagram (ATBD).

Dengan menggunakan kombinasi-kombinasi garis dan pemakaian kode-kode

warna yang telah distandarkan untuk setiap hubungan aktivitas yang ada.

Tujuan dari ARD yaitu :

1. Menentukan letak lokasi departemen yang satu dengan departemen yang lain.

Page 14: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

2. Menggambarkan hubungan derajat kepentingan antar kegiatan, dan

membantu perencana untuk menghubungkan masing-masing kegiatan secara

tepat.

Keuntungan pembuatan ARD adalah :

1. Pembagian wilayah kegiatan menjadi sistematis.

2. Memudahkan proses tata letak.

3. Meminimumkan ruangan yang tidak terpakai.

4. Menterjemahkan perkiraan area ke dalam suatu peraturan pendahuluan dalam

bentuk yang dapat dilihat.

5. Memberikan perkiraan luas letak.

2.7 Jarak Lintasan (Aisle)

Jalan lintasan dipergunakan terutama untuk dua hal yaitu komunikasi dan

transportasi. Perencanaan yang baik daripada jalan lintasan ini akan menentukan

proses gerakan perpindahan dari personel, bahan, ataupun peralatan produksi dari

satu lokasi ke lokasi yang lain. Di dalam pabrik, jalan lintasan akan dipergunakan

antara lain untuk:

Material handling

Gerakan perpindahan personel

Finished goods products handling

Pembuangan sekrap dan limbah industri lainnya

Pemidahan peralatan produksi baik untuk pergantian baru maupun perawatan

Kondisi-kondisi darurat semacam kebakaran, dan lain-lain

Pada dasarnya ada dua macam jalan lintasan yang umum dijumpai dalam suatu

pabrik yaitu jalan lintasan utama (main aisle) dan jalan lintasan internal

departemen (departemental aisle). Jalan lintasan utama kadang-kadang disebut

pula dengan backbone aisle, terutama sekali dipakai untuk lalu lintas perpindahan

bahan dari suatu departemen ke departemen lainnya dan juga perpindahan bahan

dari luar menuju ke dalam pabrik dan baliknya. Sedangkan jalan lintasan inter

Page 15: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

departemen terutama sekali dipergunakan untuk gerakan perpindahan bahan di

dalam departemen itu sendiri. (Wignjosoebroto, 2000)

2.8 Tata Letak Dengan Bantuan Komputer

Secara tradisional, pengembangan dan evaluasi tata letak pabrik diselesaikan oleh

para perancang dengan menggunakan teknik-teknik grafik dan manipulasi

template. Dewasa ini sering diaplikasikan teknik analitik dengan bantuan

komputer dalam pengembangan tata letak. Penggunaan komputer dalam

menyelesaikan masalah tata letak mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan

dengan pendekatan manual tradisional.

1. Dengan komputer perhitungan dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan

prosedur manual.

2. Komputer mampu untuk menyelesaikan masalah yang kompleks.

3. Pada proses perancangan menggunakan komputer lebih ekonomis

dibandingkan dengan perancangan manual (manusia).

Program komputer bagaimanapun dapat merupakan alat yang sangat berguna,

walaupun penggunaan komputer belum mencakup seluruh prosedur dalam

perencanaan tata letak fasilitas. Komputerisasi algoritma tata letak dapat

dikategorikan berdasarkan cara menghasilkan alternatif-alternatif tata letak akhir.

Komputerisasi perencanaan tata letak fasilitas dapat diklasifikasikan menurut jenis

data aliran atau hubungan antar departemen yaitu dapat berbentuk kuantitatif.

Sedangkan metode pengembangan tata letak terdiri dari algoritma konstruksi dan

algoritma perbaikan.

2.8.1 Algoritma Konstruksi

Algoritma konstruksi terdiri dari penyeleksian dan penempatan fasilitas atau

departemen secara berturut-turut sehingga diperoleh suatu tata letak yang baik.

Algoritma ini digunakan untuk mengembangkan tata letak yang baru atau awal.

Maksud dari algoritma dengan metode ini bekerja dari keadaan belum adanya

susunan tata letak dan membentuk susunan tata letak dengan cara menempatkan

departemen-departemen yang disediakan sehingga terbentuk susunan yang baik.

Page 16: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

2.8.1.1 CORELAP

Computerized Relationship Layout Technique (CORELAP) merupakan suatu

algoritma konstruksi yang menentukan penyusunan tata letak, prinsip kerjanya

menggunakan hasil perhitungan Total Closeness Rating (TCR) dari setiap

departemen. TCR merupakan jumlah dari nilai-nilai numerik yang menyatakan

hubungan keterdekatan antar departemen. Hubungan tersebut ditunjukkan melalui

huruf-huruf yang masing-masing telah diberi bobot.

2.8.1.2 ALDEP

Algoritma Automated Layout Design Program (ALDEP) termasuk dalam metode

konstruksi dengan data yang digunakan adalah data kualitatif. Algoritma ini

pertama kali dikembangkan oleh Seehof dan Evans pada tahun 1967.

Pengembangan berikutnya dilakukan oleh perusahaan di IBM. Prinsip kerja

ALDEP berdasarkan prefensif hubungan aktivitas seperti algoritma CORELAP.

Perbedaan dasar dengan CORELAP terletak pada jumlah Area Allocation

Diagram (AAD) yang dihasilkan. CORELAP menghasilkan satu AAD terbaik,

sedangkan ALDEP menghasilkan beberapa kemungkinan AAD yang evaluasinya

diserahkan kepada perancang. Untuk mengevaluasi AAD, digunakan nilai – nilai

yang menggambarkan hubungan keterdekatan untuk departemen – departemen

yang diletakkan berdekatan. Nilai untuk departemen departemen yang tidak

dikehendaki keterdekatannya bernilai negatif. Berikut adalah rincian nilai untuk

evaluasi AAD (Mukhopadhyay, 2007) :

A = 26= 64 (Mutlak harus didekatkan)

B = 24 = 16 (Sangat penting didekatkan)

I = 22 = 4 (Penting didekatkan)

O = 20 = 1 (Dapat didekatkan)

U = 0 (Tidak penting didekatkan)

X = -210

= -1024 (Dihindari untuk didekatkan)

Nilai untuk alternatif yang dihasilkan diperoleh dengan menjumlahkan nilai-nilai

departemen yang saling berdampingan. ALDEP dapat melayani sampai 63

departemen atau aktivitas, dapat juga diterapkan dalam bangunan tiga lantai

Page 17: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

dengan mempertimbangkan lokasi-lokasi yang sudah diterapkan terlebih dahulu

seperti lorong, tangga dan lain sebagainya.

ALDEP merupakan variasi dari CORELAP. Tujuan dari ALDEP adalah untuk

menciptakan tata letak dengan departemen “high rank” berdekatan antara yang

satu dengan yang lain.

Langkah-langkah seleksi dari ALDEP :

Memilih departemen secara random.

Cari departemen yang memiliki hubungan penting “A” atau “E” dengan

depatemen sebelumnya. Apabila tidak ada maka pilih departemen secara

random.

Ulangi langkah-langkah diatas sampai semua departemen telah diletakkan.

Langkah-langkah penempatan dari ALDEP menggunakan vertical scanning

pattern dengan rincian sebagai berikut :

Departemen pertama diletakkan pada pojok kiri atas.

Semua departemen berbentuk persegi ataupun persegi panjang.

Menggunakan“sweep method” untuk menempatkan departemen selanjutnya.

2.8.2 Algoritma Perbaikan

Algoritma dengan metode perbaikan (Improvement Method) digunakan untuk

mengalokasikan kembali tata letak fasilitas dari suatu susunan yang sudah ada

dengan cara melakukan pertukaran lokasi departemen yang sudah ada. Selain

dapat digunakan untuk re-allocation, algoritma perbaikan juga dapat digunakan

untuk merencanakan tata letak. Perencanaan tata letak dengan algoritma perbaikan

dilakukan dengan cara membuat tata letak awal, kemudian dilakukan pertukaran

tata letak sampai diperoleh hasil akhir.

2.8.2.1 COFAD

Algoritma Computerized Facilities Design (COFAD) pada dasarnya merupakan

modifikasi dari CRAFT yang mempertimbangkan ongkos dari setiap alternatif

Page 18: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

penggunaan berbagai peralatan penanganan material yang sesuai agar diperoleh

ongkos sekecil mungkin. Data masukan yang dibutuhkan COFAD adalah sebagai

berikut:

1. Alternatif-alternatif peralatan material handling.

2. Ongkos operasi masing-masing alternatif.

3. From to chart untuk masing-masing peralatan material handling.

4. Tata letak awal (sekarang).

2.8.2.2 CRAFT

Sejak tahun 1983 teknik Computerized Relative Allocation of Facilities

Techniques (CRAFT) bertujuan untuk meminimumkan biaya perpindahan

material, dimana biaya perpindahan material didefenisikan sebagai aliran produk,

jarak dan biaya unit pengangkutan. CRAFT awalnya dipresentasikan oleh Armour

dan Bufa. CRAFT merupakan contoh program tipe teknik Heuristic yang

berdasarkan pada interpretasi Quadratic Assignment dari program proses layout,

yaitu mempunyai kriteria dasar yang digunakan meminimumkan biaya

perpindahan material, dimana biaya ini digambarkan sebagai fungsi linier dari

jarak perpindahan. (Heragu, 2008)

CRAFT merupakan sebuah program perbaikan. Program ini mencari perancangan

optimum dengan melakukan perbaikan tata letak secara bertahap. CRAFT

mengevaluasi tata letak dengan cara mempertukarkan lokasi departemen.

2.9 Acuan Regulasi Perancangan Tata Letak

Dalam merancang tata letak, digunakan Regulasi sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, sebagai

dasar jumlah frekuensi minimal pengumpulan dokumen lingkungan.

2. SK Menperin No. 35/ M-IND/PER/2/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan

Industri untuk acuan luas minimum ruang terbuka hijau.

3. Satuan Ruang Parkir (SRP) Dirjen Perhubungan Darat untuk menentukan

dimensi parkir untuk kendaraan.

Page 19: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan langkah-langkah yang dilakukan dalam memecahkan

permasalahan yang menjadi objek penelitian. Tahapan berfikir secara sistematik

dalam penelitian ini dijabarkan dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Di dalam detail research framework, adalah alur penelitian detail perancangan

tata letak laboratorium dengan menggunakan data – data dan algoritma setelah

masalah dirumuskan dan pustaka dipelajari. Berikut adalah diagram uraian dari

detail research framework yang bersumber pada tahapan systematic layout

planning :

Penelitian Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Studi Pustaka

Detail Research Framework

Simpulan dan Saran

Page 20: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Input Data & Aktivitas

· Data fasilitas yang perlu

disediakan

· Tabel keterdekatan antar

fasilitas

· Kalkulasi kebutuhan luas

area dan fasilitas yang

diperlukan

Membuat layout alternatives ruang

pengujian dan tata letak gabungan dengan

algoritma ALDEP

Evaluasi layout dengan layout

scoring

Batasan Praktis

(posisi jalan)

Pertimbangan modifikasi layout

(Dimensi area tersedia)

· Perhitungan Luas Area Ruang Pengujian

· Perhitungan Luas chemicals room

Memilih layout dengan score tertinggi

untuk dianalisa dan dibuat template

dengan Microsoft Visio 2007

· Data projected sample

· Bill of Materials (Bahan Kimia)

· Waktu Proses Setiap Uji

· Flow Process pengujian

· Pembuatan From to Chart Ruang Pengujian

· Kalkulasi direct man power

· Kalkulasi kebutuhan bahan kimia

· ARC & ARD Ruang Pengujian

· ARC & ARD office dan

supporting facilities

Gambar 3.2 Detail Research Framework

1.1 Penelitian Pendahuluan

Tahapan ini diperlukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang mendukung

penelitian. Setiap perusahaan wajib melakukan analisis udara setiap minimal 6

bulan sekali merujuk pada PP No. 27 tahun 1999. Setelah dilakukan pendataan

jumlah total perusahaan di dalam kawasan industri dan ketersediaan laboratorium

penyedia jasa analisis udara, didapatkan hasil penelitian pendahuluan bahwa

kebutuhan akan jasa analisis udara sangat tinggi sementara jumlah penyedia jasa

Page 21: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

analisis udara sangat minim, sehingga sangat potensial untuk meraih pangsa pasar

yang cukup besar. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan PT. EJIP untuk

melakukan pengembangan laboratorium lingkungannya dengan menambah satu

unit laboratorium analisis udara di lokasi dan luas area yang telah ditentukan.

Untuk membangun laboratorium analisis udara, sangat diperlukan desain tata

letak yang baik, meliputi tata letak laboratorium dan fasilitas penunjangnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil penelitian pendahuluan, masalah yang teridentifikasi adalah pentingnya

tata letak yang baik untuk memaksimalkan target pemenuhan kebutuhan analisis

udara PT. EJIP dengan lokasi dan luas area yang tersedia. Tata letak akan sangat

mempengaruhi aliran proses analisis, fleksibilitas material, dan waktu proses

analisis.

1.3 Perumusan Masalah

Dengan adanya studi lanjut mengenai desaintata letak dan fasilitas laboratorium

analisis udara dengan lokasi dan luas area yang tersedia, diharapkan akan

diperoleh hasil desain tata letak dan fasilitas yang optimal, sehingga target PT.

EJIP akan pemenuhan kebutuhan analisis udara di daerah Cikarang dapat tercapai.

1.4 Studi Pustaka

Studi pustaka ini dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk menunjang

penelitian dengan melengkapi teori – teori yang digunakan sebagai landasan

penelitian dan berperan dalam pengumpulan informasi secara lengkap untuk

memcahkan suatu masalah. Landasan teori dapat berasal dari buku – buku atau

referensi – referensi lain yang berhubungan dengan penelitian.

1.5 Detail Research Framework

1.5.1 Input Data dan Aktivitas

Pada tahapan ini, dikumpulkan data – data yang diperlukan untuk membuat

rancangan tata letak dengan proses pengolahan data sebagai berikut :

Page 22: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

1. Data projected demand, Bill of Materials (Bahan Kimia), flow process uji, dan

waktu proses setiap pengujian digunakan untuk membuat from to chart ruang

pengujian, kalkulasi kebutuhan direct man power, dan kalkulasi kebutuhan

bahan kimia. From to chart ruang pengujian digunakan untuk membuat ARC

dan ARD, sementara kalkulasi kebutuhan direct man power dan kebutuhan

bahan kimia digunakan untuk menghitung luas lantai ruang pengujian dan

chemicals room yang perlu dirancang.

2. Data fasilitas yang perlu disediakan dan tabel keterdekatan antar fasilitas

dibuat ARC dan ARDnya untuk selanjutnya dihitung luas kebutuhan masing –

masing fasilitas berdasarkan jumlah keseluruhan personel laboratorium yang

menggunakan fasilitas tersebut.

1.5.2 Membuat Layout Alternatives

Dengan pertimbangan modifikasi layout berupa dimensi dan luas area yang telah

ditentukan, dengan batasan praktis yaitu posisi jalan yang telah ditentukan, maka

dibuatlah tiga layout alternatives ruang pengujian dan tiga layout alternatives

gabungan dengan menggunakan algoritma konstruksi ALDEP berdasarkan ARD

dan hasil perhitungan luas lantai ruang pengujian dan luas gabungan.

1.5.3 Evaluasi Layout dengan Layout Scoring

Layout Alternatives yang dibuat selanjutnya dievaluasi dengan layout scoring.

Layout scoring menjumlahkan proximity rating untuk dua bagian yang adjacent /

berdekatan di dalam masing – masing layout yang digeneralisasi. Semakin tinggi

hasil penjumlahan layout score, maka semakin baik keterdekatan antar bagian di

dalam layout tersebut. Sehingga, layout alternative dengan layout score tertinggi

adalah layout yang dipilih untuk dibuat template.

1.5.4 Memilih Layout dan Membuat Template

Hasil layout dengan layout score tertinggi kemudian dianalisa dari segi space

available dengan space requirement, alur proses pengujian, dan kelengkapan

fasilitasnya serta dilihat apakah layout tersebut telah memnuhi persyaratan pola

Page 23: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

penggunaan lahan yang ditetapkan oleh pemerintah, hingga akhirnya dibuat

template dengan menggunakan Microsoft Visio 2007.

1.6 Simpulan dan Saran

Setelah melalui proses pengolahan dan analisis data, akan diuraikan kesimpulan

akhir dari penelitian yang dilaksanakan dan saran – saran yang dapat diberikan

kepada PT. East Jakarta Industrial Park (EJIP), Cikarang untuk pembangunan

laboratorium analisis udara.

Page 24: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

4.1 Total Projected Demand Jasa Analisis Udara di Cikarang

Berdasarkan data yang didapatkan dari developer 4 kawasan industri di Cikarang,

total perusahaan yang terdapat di daerah Cikarang yaitu sebanyak 2639

perusahaan membutuhkan jasa analisis udara, dengan 74 perusahaan di kawasan

industri EJIP sebagai fixed customer dan 2565 perusahaan di 3 kawasan industri

lainnya sebagai potential market. Dalam SNI 7230-2009 tentang teknik penentuan

titik pengambilan sampel udara di tempat kerja, jumlah titik minimal pengambilan

sampel udara pada ruang pengujian terkecil yaitu 5 titik, dan pengujian sampel

udara dilakukan minimal 6 bulan sekali sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.

27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Sehingga total titik sampling minimal

yang harus diuji setiap bulan adalah 10 titik.

Berdasarkan target perusahaan untuk mendapatkan market share sebanyak

minimal 1% dari total pangsa pasar potential market dan 100% fixed customer di

dalam kawasan industri EJIP, serta dengan peningkatan target 1% untuk potential

market setiap tahunnya, maka didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Target Projected Sample

2016 2017 2018 2019 2020

1 Jababeka 1650 10 165 330 495 660 825

2 Delta Silicon 820 10 82 164 246 328 410

3 BIIE Hyundai 95 10 10 19 29 38 48

4 EJIP 74 10 740 740 740 740 740

997 1253 1510 1766 2023

Total projected sample

Total projected sample

No.Kawasan

Industri

Jumlah

Perusahaan

Titik

Sampling

Minimal

per Tahun

Dengan melihat pada tabel diatas, yang akan digunakan untuk dasar perhitungan

selanjutnya yaitu total projected sample terbesar pada tahun 2020 dengan jumlah

sampel sebanyak 2023 sampel.

Page 25: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

4.2 Flow Chart Administrasi Sampel

Proses administrasi sampel dijabarkan dalam bagan sebagai berikut :

Berdasarkan typology of servicescapes, jenis pelayanan di laboratorium termausk

ke dalam kategori remoteservice. Interaksi dengan konsumen hanya dilakukan di

lobby, konsumen tidak diperkenankan masuk ke dalam laboratorium sehingga

tidak dapat melihat jalannya proses analisis yang dilakukan di dalam laboratorium

secara langsung. Sampel diberikan oleh konsumen di area lobby atau dilakukan

sampling langsung ke lokasi oleh petugas sampling. Teknik pengambilan sampel

dilakukan dengan menyiapkan sampler kertas hasil treatment atau larutan

penjerap terlebih dahulu di laboratorium. Sampel kemudian dibawa ke

laboratorium untuk dianalisis sesuai dengan prosedur pengujian. Data hasil

pengujian diolah dengan rumus tertentu dan dibandingkan dengan standar yang

berlaku. LHU merupakan produk fisik dari jasa analisis udara dari laboratorium.

Gambar 4.1 Flow Chart Administrasi Sampel

Page 26: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

4.3 Flow Process Uji

Terdapat 8 parameter analisis udara yang pengujiannya dilakukan di laboratorium, aliran proses setiap uji dari suatu sampel dapat dilihat

pada process flow diagram. Dari process flow diagram, dapat diketahui sub bagian laboratorium yang dilalui oleh suatu sampel hingga

sampel selesai diuji. Berikut diagram alir prosesnya :

1

2

3

4 Drying

5 Cooling

6 Weighing

7

NH3 Oxidant

Co

nv

en

tio

na

l

An

aly

sis

Instrumental

Analysis

Uji

FlowTSP H2S

Chemicals Room

Preparation

Room

Sample

Acceptance

PM 5 PM 10 SOx NOxNo.

1

2

3

4

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

Gambar 4.2 Flow Process Uji

Page 27: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

4.4 Waktu Proses Uji

Setiap pengujian membutuhkan waktu yang berbeda – beda di sub bagian

laboratorium, sesuai dengan flow process diagram yang telah digambarkan. Flow

Process diagram dibuat berdasarkan prosedur kerja yang tercantum dalam SNI

(Standar Nasional Indonesia) dengan rincian acuan sebagai berikut untuk masing

– masing parameter uji:

Tabel 4.2 Acuan Prosedur Pengujian

No. Parameter

1 TSP SNI Nomor 19-7119.3-2005

2 PM 5 SNI Nomor 19-7119.3-2005

3 PM 10 SNI Nomor 19-7119.3-2005

4 SOx ASTM D2914-1995

5 NOx SNI Nomor 19-7119.2-2005

6 H2S SNI Nomor 19-7119.7-2005

7 NH3 SNI Nomor 19-7119.1-2005

8 Oxidant SNI Nomor 19-7119.8-2005

Acuan Prosedur

Sumber : Rencana Pembuatan IKM (Instruksi Kerja Metode) Lab. Udara PT. EJIP

Berdasarkan standar acuan tersebut, waktu proses yang terdata (dalam satuan

menit) untuk setiap pengujian sampel di masing – masing sub bagian yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Waktu Proses Uji

Sub

Uji Drying Cooling Weighing

1 TSP 5 5 15 15 15

2 PM 5 5 5 15 15 15

3 PM 10 5 5 15 15 15

4 SOx 5 35 20

5 NOx 5 20 15

6 H2S 5 20 15

7 NH3 5 35 15

8 Oxidant 5 20 20

No.Chemicals

Room

Preparation

Room

Convent. Analysis Instrumental

Analysis

Sumber : Rencana Pembuatan IKM (Instruksi Kerja Metode) Lab. Udara PT. EJIP

Perhitungan waktu proses uji untuk seluruh sampel selama satu tahun,

ditambahkan allowance sebanyak 14% untuk personal needs sebesar 5 % dan

basic fatigue sebesar 9 % . Hasil perhitungan total waktu proses uji sebelum dan

sesudah ditambahkan allowance terdapat pada lampiran 4.

Page 28: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

4.5 Kalkulasi Kebutuhan Man power

Struktur organisasi laboratorium analisis udara dibuat seperti struktur organisasi

laboratorium air yang telah ada, dengan diagram sebagai berikut :

WATEC Dept. Manager

Kepala Seksi Laboratorium

Lab. Udara

- Analis

- Administrasi

- Lab. Assistant

Lab. Air

- Analis

- Administrasi

- Lab. Assistant

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Laboratorium

Dari diagram tersebut, yang termasuk ke dalam direct man power yaitu analis

laboratorium dan lab. Assistant, sedangkan indirect man power terdiri dari kepala

seksi dan bagian administrasi laboratorium.

Berikut adalah tabel jobdesk masing – masing personel :

Tabel 4.4 Uraian Jobdesk Laboratorium

No. Jabatan Jobdesk

1 Kepala Seksi Mengatur seluruh staf di bawahnya

Memastikan penjaminan mutu hasil uji

2 Administrasi Mengelola data hasil uji

Menerbitkan Laporan Hasil Uji

Mendata kebutuhan bahan dan peralatan

3 Analis Melakukan pengujian sampel

Melakukan penjaminan mutu pengujian

4 Lab Assistant Membantu analis dalam pengujian

Bertugas di Sample Acceptance

Melakukan pre-treatment sampel .

Sumber : Jobdesk Personel Laboratorium PT. EJIP

Page 29: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

4.5.1 Kalkulasi Kebutuhan Direct Man power

Kalkulasi kebutuhan direct man power didasarkan pada projected demand/sample

tertinggi pada tahun 2020 sebanyak 2023 sampel. Untuk menghitung man power

yang dibutuhkan untuk sampel selama satu tahun, maka perlu dilakukan

perhitungan kebutuhan man power pada setiap sub bagian ruang pengujian untuk

setiap uji. Untuk kebutuhan man power laboratorium dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

Dengan ketentuan jumlah jam kerja 8 jam/hari, dan 22 hari per bulan, waktu kerja

yang tersedia untuk setiap man power yaitu sebanyak :

Waktu Proses Uji didapatkan dari tabel waktu proses uji (dalam menit)

Projected Sample (1 tahun) didapatkan dari tabel Projected Sample.

Berikut adalah contoh perhitungan jumlah man power yang dibutuhkan untuk sub

bagian Chemicals Room dengan data waktu proses setiap uji pada tabel,

berdasarkan rumus kebutuhan man power dengan waktu kerja per orang per tahun

sebanyak 12760 menit/th:

Man Power Chem. Room = 2023 sampel x

12670 menit/tahun

Didapatkan hasil perhitungan dengan pembulatan rincian total man power yang

dibutuhkan untuk masing – masing flow yaitu sebagai berikut :

Sub

Uji

1 TSP 5

2 PM 5 5

3 PM 10 5

4 SOx 5

5 NOx 5

6 H2S 5

7 NH3 5

8 Oxidant 5

No.Chemicals

Room (min)

Page 30: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Tabel 4.5 Ringkasan man power chemicals room

1 TSP 0.09100

2 PM 5 0.09100

3 PM 10 0.09100

4 SOx 0.09100

5 NOx 0.09100

6 H2S 0.09100

7 NH3 0.09100

8 Oxidant 0.09100

0.72797

1

No. FlowChemicals Room

(Man Power)

Total

Roundup

Sumber : Hasil Perhitungan

Hasil perhitungan jumlah direct man power untuk sub bagian lain terlampir pada

lampiran 9.

Sehingga, setelah dilakukan perhitungan jumlah man power untuk masing –

masing sub bagian, didapatkan hasil ringkasan jumlah direct man power yang

dibutuhkan untuk setiap sub bagian ruang pengujian yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.6 Ringkasan Jumlah Direct Man power

No. Sub / RoomJumlah Kebutuhan

Direct Man Power

1 Chemicals Room 1

2 Preparation Room 3

3 Drying 1

4 Cooling 1

5 Weighing 1

6 Instrumental Analysis 2

7 Sample Acceptance 1

Total Direct Man Power 10

Sumber : Hasil Perhitungan

Total direct man power yang dibuthkan di dalam ruang pengujian untuk sampel

sebanyak 2023 sampel selama 1 tahun yaitu sebanyak 10 orang, dengan

penempatan yang berbeda – beda sesuai dengan jumlah man power yang

dibutuhkan pada masing – masing sub bagian.

Page 31: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

4.5.2 Kalkulasi Kebutuhan Indirect Man power

Sementara untuk indirect man power yang bertempat di office selain analis /direct

man power, berdasarkan struktur organisasi pada bagian laboratorium udara,

berikut adalah rincian kebutuhan personelnya :

Tabel 4.7 Jumlah Indirect Man power

No. Sub / RoomJumlah Man

Power

1 Kepala Seksi 1

2Administrasi

Laboratorium 2

3Total Indirect Man Power

Sumber : Struktur Organisasi Laboratorium PT. EJIP

4.6 Perhitungan Dimensi dan Luas Area yang Diperlukan

4.6.1 Luas Lantai Ruang Pengujian

Luas lantai ruang pengujian dihitung dari luas lantai yang dibutuhkan per orang di

masing – masing sub bagian dikalikan dengan jumlah orang yang bekerja di sub

bagian tersebut ditambah dengan allowance yang diberikan sebesar 200%.

Terdapat 7 sub bagian di Ruang Pengujian, yaitu chemicals room, preparation

room, acceptance room, drying room, cooling room, weighing room, dan

instrumental room. Berikut adalah luas lantai masing – masing sub bagian:

4.6.1.1 Luas Lantai Chemicals Room

Luas chemicals room didasarkan pada kebutuhan bahan kimia yang dipakai untuk

pembuatan pereaksi selama 1 tahun untuk seluruh pengujian. Setiap pengujian

menggunakan pereaksi yang berbeda – beda. Pereaksi dibuat dari bahan - bahan

kimia yang dicampurkan atau di-treatment dengan perlakuan tertentu dengan

jumlah bahan kimia yang berbeda – beda.

Kebutuhan suatu bahan kimia dihitung per sampel, untuk seluruh pengujian yang

menggunakan bahan kimia tersebut. Berikut adalah contoh perhitungan kebutuhan

bahan kimia H2SO4 97% yang digunakan untuk membuat trapper solution pada

pengujian NH3:

Page 32: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

A : V trapper solution yang digunakan/sampel : 10 mL

B : V trapper solution yang dibuat : 1000 mL

C : V H2SO4 97% untuk membuat 1000 mL trapper solution : 3 mL

Dengan jumlah projected demand target sebanyak 2023, dan ditambahkan

allowance sebanyak 5% untuk antisipasi kegagalan pembuatan pereaksi, maka

jumlah kebutuhan H2SO4 97% selama satu tahun yaitu sebagai berikut :

Hasil perhitungan bahan kimia lain ditampilkan pada lampiran 6, dengan

komposisi pereaksi tercantum pada bill of material pada lampiran 5.

Didalam pemilihan kemasan bahan kimia yang dibeli, terdapat beberapa kriteria

yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

1. Harga bahan kimia per satuan unit.

Harga bahan kimia ini juga terkait dengan masa kadaluarsa bahan kimia.

Kemasan bahan kimia yang dipilih adalah kemasan bahan kimia dengan

harga termurah per satuan unitnya, tetapi dengan masa kadaluarsa yang

memadai untuk jumlah kebutuhan bahan kimia selama satu tahun.

2. Kemasan minimal dari supplier.

Setiap bahan kimia mempunyai kemasan minimal yang berbeda – beda,

sehingga meskipun dibutuhkan bahan kimia yang dibutuhkan jumlahnya

sedikit, kemasan minimal bahan kimia tersebut mungkin jauh lebih besar dari

jumlah yang dibutuhkan.

3. Tersedia atau tidaknya bahan kimia dengan kemasan yang dibutuhkan.

Kemasan bahan kimia dapat dipilih jika salah satu atau keseluruhan kriteria

tersebut terpenuhi. Berikut adalah tabel ringkasan kebutuhan bahan kimia yang

digunakan per tahun setelah dilakukan perhitungan kebutuhan bahan kimia untuk

seluruh pengujian sesuai dengan total projected demand.

Page 33: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Tabel 4.8 Ringkasan Kebutuhan Bahan Kimia per Tahun

No ChemicalsQ/

sampel

Q/th +

allowanceKemasan Unit

Kebutuhan

/th

Simbol

Bahaya

1 Acetone 0,500 1062,08 1000 ml 2 F

2 C19H17N3HCl 0,004 9,35 25 g 1 K,I,C

3 C6H5OH 0,500 1062,08 1000 g 2 T,D,K,C

4 CH3COOH 7,285 15474,43 2500 ml 7 C,F

5 Chloroform 0,004 8,50 1000 ml 1 T,K

6 EDTA 0,003 7,01 1000 g 1 I

7 FeCl3 1,250 2655,19 1000 g 3 I, C

8 H2S 1,000 2124,15 100 ml 22 F, D, T

9 H2SO4 97% 0,030 63,72 2500 ml 1 C

10 H3PO4 85% 10,924 23203,68 1000 ml 24 C

11 HCHO 36-38% 0,010 21,24 1000 ml 1 C, T, D

12 HCl 37% 31,417 66733,71 2500 ml 27 C, I

13 HgCl2 0,543 1153,41 1000 g 2 C, T, D, K

14 HgI2 0,001 2,12 50 g 1 D, T, K

15 I2 0,068 143,38 100 g 2 I, D, K

16 K2Cr2O7 0,245 520,42 500 g 2 C, T, D, K, O

17 KCl 0,298 633,00 500 g 2 I

18 KH2PO4 1,496 3177,73 1000 g 4 I

19 KI 3,516 7468,51 500 g 15 I, C

20 KIO3 0,031 65,05 500 g 1 I, O

21 Methanol 1,000 2124,15 2500 ml 1 F, T, K

22N,N-Dimethyl 1,4-

phenylen diam.cl0,008 15,93 25 g 1

T

23 Na2CO3 1,075 2283,46 1000 g 3 I

24 Na2HPO4.12H2O 3,940 8369,58 1000 g 9 I

25 Na2S 0,060 127,45 500 g 1 C,T,D

26 Na2S2O3.9H2O 3,874 8229,17 1000 g 9 I

27 Na2S2O5 0,001 1,27 500 g 1 I, C

28 Na3PO4.12H2O 0,100 212,42 1000 g 1 C

29 NaAcetate 0,500 1062,08 500 g 3 I

30 NaC2H5O2.3H2O 0,681 1445,48 1000 g 2 I

31 NaCl 0,003 5,31 500 g 1 I

32 Na-Nitroprusside 0,001 2,12 25 g 1 T

33 NaNO2 0,025 52,25 500 g 1 O, T, D

34 NaOCl 0,463 982,42 2500 ml 1 C, D

35 NaOH 0,352 748,68 1000 g 1 C

36 NEDA 0,001 2,12 5 g 1 I

37 NH2SO3H 0,006 12,74 100 g 1 I

38 NH4Cl 0,032 67,55 500 g 1 I

39 Starch Soluble 0,050 106,21 100 g 2 I

40 Sulfanilic Acid 0,250 531,04 250 g 3 I

41 ZnAcetate 2,500 5310,38 1000 g 6 I, D

Sumber : Hasil Perhitungan Kebutuhan Bahan Kimia

Page 34: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Keterangan simbol bahaya :

I : irritating

T : toxic

C : corrosive

D : dangerous for environment

K : carcinogenic

O : oxidizing

F : flammable

Bahan kimia padat dalam tabel yang bersimbol I, hanya menyebabkan iritasi jika

masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, mata, atau mulut.

Bahan kimia dengan unit “g” merupakan bahan kimia padat, sedangkan unit “ml”

menunjukkan jenis bahan kimia cair.

Untuk penempatan bahan kimia di rak penyimpanan, mengikuti persyaratan di

bawah ini:

1. Bahan kimia yang lebih berat ditempatkan di bagian bawah.

2. Bahan kimia dengan simbol bahaya F tidak boleh ditempatkan dengan

bahan kimia bersimbol O. Bahan kimia dengan simbol sama lebih baik

ditempatkan dalam satu rak.

3. Penyimpanan bahan kimia tidak boleh ditumpuk.

4. Tinggi rak penyimpanan maksimum adalah selevel dengan mata, agar label

bahan kimia dapat terbaca dengan jelas, sehingga pengambilan bahan kimia

lebih aman.

5. Rak bahan kimia terbuat dari bahan yang tahan korosif, seperti stainless

steel atau keramik.

Berdasarkan pada persyaratan tersebut dan pertimbangan praktis, maka dibuatlah

dua rak penyimpanan bahan kimia, yaitu rak bahan kimia padat dan rak bahan

kimia cair. Rata – rata bahan kimia padat bersimbol I, sementara rata – rata bahan

kimia cair bersimbol C. Berikut adalah tabel dimensi kemasan bahan kimia dan

rak penyimpanannya mengikuti persyaratan di atas:

Page 35: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Tabel 4.9 Luas Lantai Chemicals Room

P (cm) L (cm) T (cm) P (cm) L (cm) T (cm) P (cm) L (cm) T (cm)

450 50 126

1 Liquid 1 L 17 15 15 25 18 18 30 Middle 450 50 45

2 Liquid 100 mL 13 5.5 5.5 9 6.6 6.6 10.8 Upper 450 50 16

3 Liquid 2.5 L 23 15 15 36 18 18 43.2 Lower 450 50 65

400 50 151

4 Solid 1 kg 26 11 11 18 13.2 13.2 21.6 Lower 400 50 32.4

5 Solid 100 g 3 5.5 5.5 9 6.6 6.6 10.8 Upper 400 50 16.2

6 Solid 25 g 3 4 4 11 4.8 4.8 13.2 Upper 400 50 19.8

7 Solid 250 g 2 6.5 6.5 12.5 7.8 7.8 15 Middle 400 50 22.5

8 Solid 5 g 1 4 4 6 4.8 4.8 7.2 Upper 400 50 10.8

9 Solid 50 g 1 4 4 12.5 4.8 4.8 15 Upper 400 50 22.5

10 Solid 500 g 19 8.5 8.5 15 10.2 10.2 18 Middle 400 50 27

11 Gas Tubes 2 30 30 150 36 36 180 Separated 108 108 270

5.5

12 Space Pengambilan 2 420 100 8.4

42

Dimensi Rak

Rak bahan kimia cair

Rak bahan kimia padat

TOTAL LUAS RAK BAHAN KIMIA (M2

)

TOTAL LUAS CHEMICALS ROOM (+ ALLOWANCE 200%)

No.Packaging

Category

Purchased

Q per year

Dimensi Botol Dimensi SpasiPosition

Sumber : Hasil Perhitungan Luas Chemicals Room

Total Luas Rak Bahan Kimia sebesar 5.5 m2 merupakan total dari penjumlahan luas area rak bahan kimia padat, cair, dan spasi untuk Gas

Tubes. Luas area masing – masing rak dihitung dengan mengalikan dimensi panjang dan lebar masing – masing rak. Tinggi rak tidak

dimasukkan pada perhitungan luas area.

Page 36: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Berdasarkan pembagian tempat penyimpanan pada chemicals room, terdapat spasi

untuk tempat penyimpanan tabung gas, dan dua rak bahan kimia, yaitu rak bahan

kimia padat, dan rak bahan kimia cair. Berikut adalah rincian masing – masing

beserta detail kapasitasnya :

A. Rak Bahan Kimia Padat

Dimensi luar : p x l x t : 400 x 50 x 151

Terdapat 7 level rak dengan masing – masing level mempunyai sekat, dengan siku

selebar 40 mm, diambil dari dimensi tinggi pada masing-masing level pada tabel

di atas. 7 level rak tersebut berurut dari level paling bawah yaitu ditempati oleh

kategori berikut :

1. Solid 1 kg

2. Solid 500 g

3. Solid 250 g

4. Solid 100 g

5. Solid 50 g

6. Solid 25 g

7. Solid 5 g

Panjang dan lebar tetap, hanya ketinggian masing- masing level berbeda.

Kapasitas masing – masing rak dihitung dengan membagi panjang rak dengan

panjang space dimension untuk masing – masing bottle category. Dimensi (dalam

satuan cm, tanpa siku) dan kapasitas setiap level (dengan pembulatan ke bawah)

yaitu sebagai berikut :

Level 1 : 400 x 50 x 28.5, kapasitas = 400/13.2 = 30 botol

Level 2 : 400 x 50 x 23, kapasitas = 400/10.2 = 39 botol

Level 3 : 400 x 50 x 18.5, kapasitas = 400/7.8 = 51 botol

Level 4 : 400 x 50 x 18.5, kapasitas = 400/6.6 = 60 botol

Level 5 : 400 x 50 x 15.8, kapasitas = 400/4.8 = 83 botol

Level 6 : 400 x 50 x 12.2, kapasitas = 400/4.8 = 83 botol

Level 7 : 400 x 50 x 10.6, kapasitas = 400/4.8 = 83 botol

Page 37: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

B. Rak Bahan Kimia Cair :

Dimensi luar : p x l x t : 450 x 50 x 126

Terdapat 3 level rak dengan masing – masing level mempunyai sekat, dengan siku

selebar 40 mm, diambil dari dimensi tinggi pada masing-masing level pada tabel

di atas. 3 level rak tersebut berurut dari level paling bawah yaitu ditempati oleh

kategori berikut :

1. Liquid 2.5 L

2. Liquid 1 L

3. Liquid 100 mL

Panjang dan lebar tetap, hanya ketinggian masing- masing level berbeda.

Kapasitas masing – masing rak dihitung dengan membagi panjang rak dengan

panjang space dimension untuk masing – masing bottle category. Dimensi (dalam

satuan cm, tanpa siku) dan kapasitas setiap level (dengan pembulatan ke bawah)

yaitu sebagai berikut :

Level 1 : 450 x 50 x 61, kapasitas = 450/18 = 25 botol

Level 2 : 450 x 50 x 41, kapasitas = 450/18 = 25 botol

Level 3 : 450 x 50 x 12, kapasitas = 450/6.6 = 68 botol

C. Spasi Penyimpanan Gas

Tabung gas disimpan dalam posisi berdiri dengan luas area yang disediakan yaitu

108 x 108 cm. Spasi penyimpanan tabung gas ini disediakan untuk menyimpan 2

tabung gas. Spasi ini tidak mempunyai desain khusus, karena tabung gas hanya

diletakkan di lantai dengan posisi berdiri, namun penyimpanannya sedikit

dijauhkan dari rak bahan kimia cair untuk menghindari adanya bahan kimia yang

mudah meledak.

Detail rak bahan kimia padat terdapat pada lampiran 10

Detail rak bahan kimia cair terdapat pada lampiran 11

Page 38: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

4.6.1.2 Luas Lantai Preparation Room

Preparation Room adalah ruangan yang digunakan untuk persiapan sampel

sebelum pengujian. Di ruangan ini terdapat meja – meja berbahan keramik dengan

peralatan preparasi uji diatasnya. Berdasarkan perhitungan man power yang

dibutuhkan, terdapat 3 orang yang bertugas di preparation room, sehingga perlu

disediakan 3 buah meja preparasi. Item dan luas masing – masing spasi yang

dibutuhkan yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.10 Luas Lantai Preparation Room

p (m) l (m)

1 Meja Preparasi 3 1 3 6 3 27

2 Rak Botol Standard Reagent 2 1.5 3 6 2 18

3 Rak Peralatan Gelas 2 1.5 3 6 2 18

4 Rak Peralatan Non Gelas 2 1.5 3 6 2 18

4 Space Pengujian 3 1 3 6 3 27

108

Total

Luas

(m2)

Total Luas Preparation Room (m2)

No. ItemDimensi Luas

Item

Allowance

(200 %)

Jumlah

Item

Sumber : Hasil pengamatan pada laboratorium analisis air PT. EJIP

4.6.1.3 Luas Lantai Drying Room

Drying Room adalah ruangan yang digunakan sebagai tempat pengeringan pada

proses pengujian parameter TSP, PM 5 dan PM 10. Berikut adalah tabel luas

lantai Drying Room :

Tabel 4.11 Luas Lantai Drying Room

p (m) l (m)

1 Oven 0.75 0.75 0.5625 1.125 2 4

2 Space Pengujian 1 1 1 2 2 5

9

Total

Luas

(m2)

Total Luas Drying Room (m2)

No. ItemDimensi Luas

Item

Allowance

(200 %)

Jumlah

Item

Sumber : Hasil pengamatan pada laboratorium analisis air PT. EJIP

4.6.1.4 Luas Lantai Cooling Room

Seluruh bahan dan sampel dari drying room akan memasuki cooling room,

didalamnya terdapat peralatan untuk mendinginkan. Berikut adalah tabel luas

lantai cooling room :

Page 39: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Tabel 4.12 Luas Lantai Cooling Room

p (m) l (m)

1 Desiccator 0.5 0.5 0.25 0.5 2 1.5

2 Meja nampan 0.5 0.5 0.25 0.5 2 1.5

3 Space Pengujian 1 1 1 2 2 6

9

Total

Luas

(m2)

Total Luas Cooling Room (m2)

No. ItemDimensi Luas

Item

Allowance

(200 %)

Jumlah

Item

Sumber : Hasil pengamatan pada laboratorium analisis air PT. EJIP

4.6.1.5 Luas Lantai Weighing Room

Weighing Room berfungsi sebagai tempat penimbangan bahan – bahan yang telah

dikeringkan dan didinginkan. Berikut adalah detail luas lantai weighing room:

Tabel 4.13 Luas Lantai Weighing Room

p (m) l (m)

1 Neraca 0.5 0.5 0.25 0.5 2 1.5

2 Meja baki 0.5 0.5 0.25 0.5 2 1.5

3 Kursi 0.6 0.6 0.36 0.72 2 2.2

4 Space Pengujian 1.2 1 1.2 2.4 2 7.2

12

Total

Luas

(m2)

Total Luas Weighing Room (m2)

No. ItemDimensi Luas

Item

Allowance

(200 %)

Jumlah

Item

Sumber : Hasil pengamatan pada laboratorium analisis air PT. EJIP

4.6.1.6 Luas Lantai Acceptance Room

Acceptance Room adalah tempat penerimaan sampel dari petugas sampling

ataupun konsumen. Sampel pertama kali memasuki ruangan ini untuk selanjutnya

diuji di sub bagian lain di dalam ruang pengujian. Berikut detail luas area

acceptance room beserta item di dalamnya:

Tabel 4.14 Luas Lantai Acceptance Room

p (m) l (m)

1 Samples Refrigerator 4 1.2 4.8 9.6 2 28.8

2 Meja Penerimaan Sampel 1.2 1 1.2 2.4 2 7.2

3 Space Pergerakan 4 1.5 6 12 1 18

54

Total

Luas

(m2)

Total Luas Acceptance Room (m2)

No

.Item

Dimensi Luas

Item

Allowance

(200 %)

Jumlah

Item

Sumber : Hasil pengamatan pada laboratorium analisis air PT. EJIP

Page 40: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

4.6.1.7 Luas Lantai Instrumental Room

Instrumental Room merupakan ruangan yang dipergunakan untuk pengujian

menggunakan instrumen. Berikut detail luas area Instrumental Room beserta item

– item di dalamnya:

Tabel 4.15 Luas Lantai Instrumental Room

p (m) l (m)

1

Atomic

Absorption

Spectrofotometer3 1.5 4.5 9 2 16

2 Spectrofotometer 1.2 1.2 1.44 2.88 2 6

3 Space Pengujian 3 1 3 6 4 13

36

Total

Luas

(m2)

Total Luas Instrumental Room (m2)

No. ItemDimensi Luas

Item

Allowance

(200 %)

Jumlah

Item

Sumber : Hasil pengamatan pada laboratorium analisis air PT. EJIP

Setelah dilakukan perhitungan luas lantai masing – masing sub bagian

laboratorium, berikut adalah tabel ringkasan luas lantai keseluruhan laboratorium :

Tabel 4.16 Ringkasan Luas Lantai Ruang Pengujian

No. Sub / Room Luas Lantai (m2)

1 Chemicals Room 42

2 Preparation Room 108

3 Drying 9

4 Cooling 9

5 Weighing 12

6 Instrumental Analysis 36

7 Sample Acceptance 54

270Total Luas Lantai Laboratorium (m2)

Sumber : Hasil Perhitungan Luas Lantai Ruang Pengujian

4.6.2 Luas Lantai Office dan Fasilitas Penunjang

4.6.2.1 Luas Lantai Office

Perhitungan luas kantor dihitung sesuai jumlah personel yang menempati

bangunan kantor. Dalam bangunan laboratorium ini, personel yang terdata yaitu

13 orang dengan rincian personel pada tabel. Untuk pergerakan personel dan aisle,

ditambahkan allowance sebesar 200%. Berikut adalah tabel luas kantor dan

fasilitas penunjang lainnya :

Page 41: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Tabel 4.17 Luas Lantai Office

1 Kepala Seksi 1 1 1.8 1.2 2.16 4.32 6

2 Analis 9 1 1.2 0.8 8.64 17.28 26

3 Administrasi 2 1 1.5 0.8 2.4 4.8 7

4 Archive Room - - 3 2 6 12 18

58

Luas

(m2)

Allowance

(200%)

Luas

Ruangan

LUAS OFFICE

No. BagianRincian

Personel

Jumlah

mejap (m) l (m)

Sumber : Hasil Perhitungan Luas Office Berdasarkan Jumlah Personel

4.6.2.2 Luas Lantai Loker

Loker dipergunakan untuk menaruh tas dan barang – barang lain yang tidak

diperkenankan dibawa kedalam ruang pengujian ataupun office. Berikut adalah

detail luas loker dan personel yang menggunakannya. Jumlah tumpukan pada

tabel adalah jumlah tumpukan vertikal.

Tabel 4.18 Luas Locker Room

1 Analis & Lab Assistant 10 3 0,4 0,5 0,8 1,6 2

2 Administrasi 2 2 0,4 0,5 0,2 0,4 1

3 Space Pergerakan 12 4,8 0,5 2,4 4,8 7

10LUAS LOKER

Luas

(m2)

Allowance

(200%)

Luas

RuanganNo Bagian

Rincian

Personel

Jumlah

tumpukanp (m) l (m)

Sumber : Hasil Perhitungan Luas Locker Room Berdasarkan Jumlah Personel

4.6.2.3 Luas Lantai Kantin

Kantin dipergunakan sebagai tempat makan bersama pada saat makan siang atau

jam coffee break. Luas lantai kantin dibuat untuk megakomodir analis, lab

assistant, serta administrasi dengan jumlah total yang menggunakan ruangan ini

yaitu 12 orang. Meja makan dibuat memanjang dengan kursi makan meghadap ke

arah yang sama/searah. Makanan tidak disediakan oleh perusahaan, sehingga

tidak diperlukan pengaturan trolley makanan. Makanan dibawa dari luar, sehingga

kantin tidak perlu dilengkapi dengan meja untuk mengambil makanan, tapi

diperlukan spasi untuk peralatan penghangat/pendingin makanan. Detail luas

lantai kantin dijabarkan sebagai berikut:

Page 42: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Tabel 4.19 Luas Lantai Kantin

1 Meja makan 1 12 1.2 14.4 28.8 43

2 Microwave Table 1 1 0.8 0.8 1.6 2

3 Coffee Maker 1 1.5 1 1.5 3 5

4 Refrigerator 1 0.8 0.8 0.64 1.28 2

5 Washtafel 1 0.6 0.5 0.3 0.6 1

Allowance

(200%)

Luas +

Allowance

LUAS KANTIN 52

No. Item Jumlah p (m) l (m) Luas (m2)

Sumber : Hasil Perhitungan Luas Lantai Kantin

4.6.2.4 Luas Lantai Lobby

Lobby sangat diperlukan untuk menerima konsumen yang memberikan sampel

atau untuk menyambut tamu yang datang. Detail luas lantai lobby terdapat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.20 Luas Lantai Lobby

1 Meja Resepsionis 1 1.5 1 1.5 3 4.5

2 Sofa 2 1.5 1 3 6 9

3 Meja Tamu 1 1.5 1 1.5 3 4.5

Allowance

(200%)

Luas +

Allowance

LUAS LOBBY 18

No. Item Jumlah p (m) l (m) Luas (m2)

Sumber : Hasil Perhitungan

4.6.2.5 Luas Lantai Health and Medications

Health and Medications adalah ruangan yang berfungsi sebagai unit kesehatan

laboratorium dan penanggulangan kecelakaan kerja yang berhubungan dengan

kesehatan. Didalam ruangan ini juga terdapat shower yang difungsikan untuk

membersihkan tumpahan yang mengenai anggota badan ataupun cipratan bahan

kimia.

Tabel 4.21 Luas Lantai Health and Medications

1 Meja Dokter 1 1.2 0.8 0.96 1.92 2.88

2 Kasur 2 2 1.5 6 12 18

3 Shower 1 1.5 1 1.5 3 4.5

Allowance

(200% )

Luas +

Allowance

LUAS HEALTH AND MEDICATIONS SERVICE 25

No. Item Jumlah p (m) l (m) Luas (m2)

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 43: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

4.6.2.6 Luas Lantai Toilet

Berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 Tentang Syarat

Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja, bahwa diperlukan

minimal 1 toilet untuk maksimal 15 orang pekerja, dan toilet laki- laki dipisah

dengan toilet perempuan, maka disediakan 3 toilet untuk seluruh staf yang

berjumlah total 13 orang, dan 2 toilet (1 toilet perempuan dan 1 toilet laki-laki)

untuk tamu dan konsumen. Berikut detail luas lantai toilet :

Tabel 4.22 Luas Lantai Toilet

1 Toilet 5 1.5 1 7.5 15 22.5

2 Washtafel 5 1.5 1 7.5 15 22.5

3 Towel rack 2 1.5 0.8 2.4 4.8 7

LUAS TOILET 52

Allowance

(200%)

Luas +

AllowanceNo. Item Jumlah p (m) l (m) Luas (m

2)

Sumber : Hasil Perhitungan Luas Toilet Berdasarkan Jumlah Pengguna

4.6.2.7 Luas Lantai Ruang Istirahat

Didalam ruang istirahat terdapat mushala dan sofa yang disediakan untuk para staf

yang beristirahat. Ruang istirahat diletakkan berdekatan dengan toilet dan kantin.

Tabel 4.23 Luas Ruang Istirahat

1 Mushala 1 3 2 6 12 18

2 Sofa 1 2 1.7 3.4 6.8 10

LUAS TOILET 28

Allowance

(200%)Luas + AllowanceNo. Item Jumlah p (m) l (m) Luas (m

2)

Sumber : Hasil Perhitungan

4.6.2.8 Luas Lantai Ruang Meeting

Ruang Meeting disediakan untuk pertemuan – pertemuan dengan konsumen,

ataupun meeting rutin yang dilaksanakan oleh staf laboratorium. Berikut detail

luas lantai ruang meeting:

Tabel 4.24 Luas Ruang Meeting

1 Meja 1 3 2 6 12 18

2 Meja Telepon 1 0.5 0.5 0.25 0.5 1

Allowance

(200%)

Luas +

Allowance

LUAS RUANG MEETING 19

No. Item Jumlah p (m) l (m)Luas

(m2)

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 44: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

4.6.2.9 Luas Lahan Parkir

Lahan parkir yang perlu disediakan yaitu lahan parkir untuk 14 motor (13 motor

untuk staf dan 1 motor tamu). Parkiran mobil tersedia di lahan lain departemen, di

luar lahan yang diperuntukkan untuk laboratorium analisis udara. Berdasarkan

Satuan Ruang Parkir (SRP) yang terdapat dalam Pedoman Teknis

Penyelenggaraan Fasilitas Parkir yang diterbitkan oleh Dirjen Perhubungan Darat

pada lampiran 7, dimensi parkir yang perlu disediakan untuk kebutuhan parkir

motor staf laboratorium yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.25 Luas Lahan Parkir

1 Motor 14 2 0.75 21 42 63

Allowance

(200%)

Luas +

Allowance

LUAS PARKIR 63

No. Item Jumlah p (m) l (m)Luas

(m2)

Sumber : Hasil Perhitungan Berdasarkan SRP dan Jumlah Pengguna Kendaraan

4.7 Ringkasan Kebutuhan Luas Lantai Gabungan

Setelah dilakukan perhitungan luas lantai untuk ruang pengujian, offices, dan

supporting facilities, didapatkan ringkasan luas masing – masing yaitu sebagai

berikut :

Tabel 4.26 Ringkasan Kebutuhan Luas Lantai Gabungan

No. Ruang Luas Area (m2)

1 Office 58

2 Lobby 18

3 Meeting Room 19

4 Health and Medications 25

5 Tolet 52

6 Kantin 52

7 Ruang Istirahat 28

8 Loker 10

9 Parkir 63

10 Ruang Pengujian 270

595Total

Sumber : Ringkasan Hasil Perhitungan

4.8 Luas Area yang Dibutuhkan Disesuaikan dengan Luas Area Tersedia

Berdasarkan hasil perancangan layout yang telah dibuat, diketahui bahwa space

yang dibutuhkan untuk membangun laboratorium analisis udara PT. EJIP yaitu

Page 45: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

sebesar 595 m2. Sementara space yang disediakan oleh perusahaan yaitu sebesar

720 m2. Artinya :

Space tersisa = space available – space requirement

Space tersisa = 720 m2 – 595 m

2 = 125 m

2

Persentase lahan tersisa = space tersisa x 100%

Space available

Persentase lahan tersisa = 125 m2 x 100% = 17.36 %

720

Persentase lahan tersisa ini, yaitu 17.36 % dari luas lahan total. Pada titik ini

diketahui bahwa layout yang dibuat sudah memenuhi persyaratan pola

penggunaan lahan dalam standar teknis yang ditetapkan oleh pemerintah sesuai

Peraturan Menteri Perindustrian No. 35 Tahun 2010, dimana luas lahan terbuka

hijau minimal yaitu seluas 10% dari luas area total.

Untuk pengembangan di kemudian hari, jika sumberdaya yang tersedia tidak lagi

mencukupi kebutuhan akan jasa analisis, pihak manajemen berencana untuk

meningkatkan luas bangunan tersebut menjadi dua lantai. Selain itu, masih

terdapat spasi kosong di sekitar lokasi yang disediakan yang tidak disebutkan luas

areanya pada penelitian ini.

4.9 Analisa Kuantitatif Aliran Material dengan From to chart (FTC)

Untuk menganalisa aliran proses secara kuantitatif, digunakan alat bantu dengan

From to chart. Angka-angka yang terdapat dalam from to chart akan

menunjukkan total dari berat beban yang harus dipindahkan dari posisi satu, ke

posisi yang lainnya.

Analisa kuantitatif dengan From to chart pada aliran proses di ruang pengujian

tidak dihitung berdasarkan beban berat beban yang dipindahkan, akan tetapi

dihitung dari jumlah perpindahan personel antar sub-bagian ruang pengujian saat

melakukan proses pengujian. Dari flow process diagram yang telah digambarkan

Page 46: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

sebelumnya, dibuat aggregate of flow movement untuk satu sampelsebagai

berikut :

Tabel 4.27 Aggregate of Flow Movement

No. From To Total Weight

1 Chemicals Preparation 8

2 Preparation Drying 3

3 Preparation Acceptance 6

5 Drying Cooling 3

6 Cooling Weighing 3

7 Weighing Drying 3

8 Weighing Acceptance 3

9 Acceptance Instrumental 6

Sumber : Ringkasan Hasil Perhitungan Total Weight

Dari aggregate of flow movement dituangkan ke dalam from to chart yang

ditunjukkan dengan tabel berikut :

Tabel 4.28 From to chart Ruang Pengujian

From \ To Chemicals Prep. Drying Cooling Weighing Instrument.Accept.

Chemicals 8

Preparation 3 6

Drying 3 3

Cooling 3

Weighing 3

Instrumental 6

Acceptance

4.10 Analisa Kualitatif Aliran Material dengan Activity Relationship Chart

(ARC) dan Activity Relationship Diagram

Untuk menganalisa aliran material secara kualitatif, digunakan ARC dan ARD.

Pengolahan metode ini menghasilkan tata letak baru yang berdasarkan hubungan

keterdekatan aktivitas sehingga didapat tata letak yang teratur dan aliran material

yang berurutan.

4.10.1 ARC dan ARD Ruang Pengujian

Untuk ARC pada area ruang pengujian, dibuat dari total momen antar sub bagian

pada from to chart. Asumsi range bobot tingkat kepentingan dibuat berdasarkan

Page 47: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

sebaran total momen pada from to chart, sehingga dibuatlah range tingkat

kepentingan sebagai berikut:

Tabel 4.29 Range tingkat Kepentingan

Quantitative Qualitative

FTC ARC

≤ 1 U Unimportant

2 - 3 O Ordinary Important

4 - 5 I Important

6 - 7 E Especially Important

8 - 9 A Absolutely Important

Tingkat Kepentingan

Sumber : Hasil Perhitungan Sebaran Total Momen Dan Tingkat Kepentingannya

Tidak ada kode ARC “X” (Undesirable/tidak diinginkan) karena tidak ada sub

bagian/ bagian yang sangat perlu dijauhkan satu sama lain. Dengan berpatokan

pada range tingkat kepentingan tersebut, diplotlah momen pada from to chart

kedalam ARC sebagai berikut :

Chemicals

Preparation

Drying

Cooling

Weighing

Acceptance

Instrumental

U

UI

U U

U

A

I

I

I U

U

U

U U

E

U

U U

I

E

Gambar 4.4 ARC Ruang Pengujian

Keterdekatan juga digambarkan dalam ARD dengan menggunakan kombinasi

garis dengan warna yang telah distandarkan sesuai hubungan keterdekatan yang

digambarkan pada ARC. Terdapat 7 sub bagian pada ruang pengujian yang

Page 48: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

ditunjukkan dengan nomor sesuai urutannya pada ARC sebelumnya. Berikut

adalah diagram ARD Ruang Pengujian :

Gambar 4.5 ARD Ruang Pengujian

4.10.2 ARC Gabungan Ruang Pengujian, Office, dan Fasilitas Penunjang

Semakin sering dan semakin penting akses satu bagian ke bagian lain, maka

penempatan dua bagian tersebut harus semakin dekat. Tingkat kepentingan dan

keterdekatan antar bagian dan fasilitas berdasarkan asumsi-asumsi standar sebagai

berikut:

Parking lot penting didekatkan dengan lobby, agar tamu tidak melewati

fasilitas lain saat melakukan kunjungan ataupun mengantarkan sampel ke

laboratorium.

Parking lot penting didekatkan dengan office karena finger print karyawan

dilakukan di office, sehingga tempat pertama yang dituju saat datang adalah

office. Karyawan dapat langsung melakukan finger print tanpa berputar

melewati supporting facilities yang lain.

Ruang Health and Medications ditempatkan di dekat ruang istirahat agar

pasien dapat langsung beristirahat setelah mendapatkan perawatan, ruangan

ini juga ditempatkan berdekatan dengan ruang pengujian agar pengobatan jika

terjadi kecelakaan kerja dapat segera dilakukan.

Ruang meeting berdekatan dengan lobby dan office agar tamu atau personel

dapat melakukan meeting tanpa harus melewati bagian lain dan mengganggu

aktivitas personel lain yang sedang bekerja.

Page 49: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Lobby perlu didekatkan dengan ruang pengujian agar sampel dapat langsung

diuji segera setelah diberikan oleh petugas sampling atau konsumen.

Ruang istirahat, toilet, dan kantin diletakkan berdekatan agar personel dapat

menggunakan allowance yang diberikan dengan efektif.

Berikut adalah ARC yang dibuat berdasarkan asumsi – asumsi tersebut :

Office

Lobby

Meeting Room

Health and

Medications

Toilet

RuangIstirahat

Kantin

A

IE

U I

E

I

U

I

E O

O

O

O O

U

O

I I

E

I

Locker

Parkir

U

I

O

A

U

O

U

U

U

U

U

U

U

A

I

Ruang Pengujian

O

I

U

I

U

A

A

E

U

Gambar 4.6 ARC Gabungan Ruang Pengujian, Office, dan Supporting Facilities

ARD gabungan meliputi 10 bagian dengan nomor berurutan sesuai dengan ARC

pada gambar diatas juga menggunakan kombinasi garis dengan warna yang telah

distandarkan. ARD gabungan meskipun dapat mempermudah penempatan bagian

Page 50: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

kedalam layout, namun tidak menggambarkan perbandingan luas antar bagian.

ARD gabungan digambarkan sebagai berikut :

1 2 3

4

567

8

9 10

Gambar 4.7 ARD Gabungan Ruang Pengujian, Office, dan Ruang Pengujian

4.11 Pertimbangan Modifikasi dan Batasan Praktis Perancangan Layout

4.11.1 Batasan Praktis

Yang menjadi batasan dalam perancangan layout dalam penelitian ini adalah :

1. Batasan dimensi dan luas area yang telah ditentukan oleh perusahaan. Luas

area tempat layout akan diaplikasikan yaitu 720 m2 dengan dimensi yang

tertentu pula, yaitu 40 meter x 18 meter. Sehingga perancangan layout

selanjutnya dibatasi oleh angka tersebut.

2. Posisi jalan berada pada dua sisi, yaitu pada sisi panjang dan lebar, sehingga

dapat digunakan sistem jalur satu arah. Namun, letak lobby, parkir, dan office

perlu menghadap sisi jalan ini.

4.11.2 Pertimbangan Modifikasi

Untuk membuat rancangan layout alternatives, perlu dipertimbangan beberapa hal

berikut agar perancangan layout tetap sesuai prosedur perancangan namun sesuai

Page 51: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

dengan kebutuhan. Pertimbangan modifikasi juga dibuat karena adanya batasan –

batasan praktis. Pertimbangan modifikasi yang perlu diketahui yaitu :

1. Letak lobby pada layout office dan supporting facilities perlu didekatkan

dengan sample acceptance, agar mempermudah perpindahan sampel dari luar

ke dalam ruang pengujian.

2. Dengan adanya batasan dimensi dan luas area, maka untuk merancang layout

ruang pengujian dan layout offices dan supporting facilities, dimensi layout

perlu dimodifikasi sebelum pembuatan AAD dengan algoritma ALDEP.

Dimensi lebar yang ditentukan yaitu 15 meter, dengan panjang disesuaikan

dengan luas kebutuhan dan lebar layout yang dimodifikasi untuk ruang

pengujian dan supporting facilities.

4.12 Perancangan Layout Alternatives Ruang Pengujian dan Supporting

Facilities dengan ALDEP Algorithm

Pada generalisasi layout dengan algoritma ALDEP, digunakan inputan sebagai

berikut :

1. Flow matrix.

2. Data luas area masing-masing bagian.

3. Ketentuan sweep width, panjang, dan width area, serta fixed department.

Pada layout laboratorium yang dirancang, data flow matrix didapatkan dari ARC

yang diubah kedalam bentuk angka. Sweep width yang digunakan yaitu 3, dengan

skala blok 1:1 (1 blok mewakili 1 m2 luas area), panjang dan lebar layout dibuat

agar sesuai dengan luas area yang tersedia dengan rincian sebagai berikut :

Luas area yang tersedia = 720 m2

Dimensi area :

Panjang = 40 meter

Lebar = 18 meter

Ruang terbuka hijau minimal = 10 % = 0.1 x 720 m2 = 72 m

2

Luas Maksimal Laboratorium+Supporting Facilities = 720 m2-72 m

2= 648 m

2

Dari pembahasan sebelumnya, didapatkan total luas ruang pengujian sebesar 270

m2dan total luas supporting facilities sebesar 325 m

2. Layout ruang pengujian dan

supporting facilities dibuat dan dievaluasi secara terpisah.

Page 52: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Dengan ditentukannya width untuk perancangan layout yaitu 15 meter, maka

dimensi untuk masing - masing layout yaitu sebagai berikut :

Panjang Ruang Pengujian = Luas Total/width ditentukan

= 270m2/15 meter = 18 meter

Maka, dimensi ruang pengujian yaitu = panjang x lebar : (18 x 15) meter

Panjang Office& supporting facilities = Luas Total/width ditentukan

= 325m2/15 meter = 22 meter

Maka, dimensi & supporting facilities = panjang x lebar : (22 x 15) meter

4.12.1 Layout Ruang Pengujian

Ruangan yang termasuk pada layout ruang pengujian berjumlah 7 bagian, yaitu

chemicals room, preparation room, acceptance room, drying room, cooling room,

weighing room, dan instrumental room. Ketentuan yang digunakan yaitu sebagai

berikut :

Skala yang digunakan yaitu 1 blok/square mewakili 1 m2 luas area, scale = 1:1

sehingga, didapatkan layout dengan ukuran blok 18 x 15 blok, dengan dimensi

sesungguhnya, panjang 18 meter dan lebar 15 meter.

Sweep width yang digunakan yaitu 3

Untuk evaluasi layout yang digeneralisasi, dilakukan dengan menjumlah score

layout dengan kriteria:

A = 26 = 64

E = 24 = 16

I = 22 = 4

O = 20 = 1

U = 0

X = -210

= -1024

Setelah dilakukan tiga kali iterasi, didapatkan hasil layout score sebagai berikut :

Tabel 4.30 Rekapitulasi Perhitungan Layout Score Ruang Pengujian

No. Iterasi Layout Score

1 Alternative Layout 1 216

2 Alternative Layout 2 224

3 Alternative Layout 3 232

Sumber : Rekapitulasi Hasil Perhitungan

Page 53: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Layout yang dipilih adalah layout yang mempunyai layout score tertinggi, yaitu

alternative layout 3 dengan layout score sebesar 232. Flow movement pada ruang

pengujian ditunjukkan oleh panah yang berbeda untuk 2 aliran proses umum

sebagai berikut:

Solid Line untuk pola aliran pengujian TSP, PM5, dan PM10.

Dashes Line untuk pola aliran pengujian SOx, Nox, H2S, NH3

dan Oxidant.

Gambar 4.8 Area Allocation Diagram Ruang Pengujian

Page 54: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Keterangan :

CH = Chemicals Room

PR = Preparation Room

AC = Acceptance Room

DR = Drying Room

CO = Cooling Room

WE = Cooling Room

IN = Instrumental Room

Dari hasil iterasi pada gambar 4.8 dapat terlihat bahwa layout yang dibuat telah

sesuai dengan aliran pergerakan personil untuk pengujian yang dilakukan. Hasil

iterasi dan evaluasi Alternatives Layout 1 dan 2 dalam bentuk AAD ditampilkan

dalam lampiran 12 dan 13. Sementara hasil rancangan tata letak ruang pengujian

yang telah disesuaikan dengan dimensi dan skala gambar ditampilkan dalam

lampiran 16.

4.12.2 Layout Gabungan Ruang Pengujian, Office, dan Supporting Facilities

Layout gabungan dibuat dengan menggunakan algoritma ALDEP. Ruangan

pengujian dibuat sebagai fixed point dengan luas area dan dimensi sesuai dengan

hasil iterasi layout ruang pengujian yang telah digambarkan diatas. Dengan

mengacu pada ARC gabungan, dibuat layout dengan ketentuan sebagai berikut :

Skala yang digunakan yaitu 1 blok/square mewakili 1 m2 luas area, scale = 1:1,

ukuran blok 22 x 15 blok, dengan dimensi sesungguhnya 22 x 15 meter.

Sweep width yang digunakan yaitu 3,

Setelah dilakukan evaluasi, dipilihlah hasil iterasi layout yang mempunyai

layout score tertinggi dibandingkan dengan 2 iterasi lainnya dengan

perbandingan layout score sebagai berikut :

Tabel 4.31 Rekapitulasi Perhitungan Layout Score Gabungan

No. Iterasi Layout Score

1 Alternative Layout 1 482

2 Alternative Layout 2 576

3 Alternative Layout 3 668

Sumber : Rekapitulasi Hasil Perhitungan

Page 55: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

Layout gabungan dengan layout score tertinggi yaitu alternative layout 3 dengan

layout score sebesar 668.

Hasil iterasi dan evaluasi Alternatives Layout 1 dan 2 dalam bentuk AAD

ditampilkan dalam lampiran 14 dan 15. Sementara hasil rancangan tata letak

offices dan supporting facilities yang telah disesuaikan dengan dimensi dan skala

gambar ditampilkan dalam lampiran 17.

Hasil penggabungan layout ruang pengujian dan offices serta supporting facilities

dengan pertimbangan modifikasi dan batasan braktis yang telah disebutkan,

ditampilkan dlam lampiran 18.

Page 56: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik simpulan sebagai

berikut :

1. Rancangan tata letak laboratorium analisis udara yang dibuat mampu

memenuhi target perusahaan akan pemenuhan kebutuhan jasa analisis udara

dengan luas area tersedia lebih dari luas area yang dibutuhkan.

2. Rancangan tata letak laboratorium analisis udara ini memenuhi standar teknis

pola penggunaan lahan sesuai Peraturan Menteri Perindustrian No. 35 Tahun

2010, dengan luas area terbuka hijau sebesar 17.36% dari total luas area

keseluruhan.

5.2 Saran

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan yaitu

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perancangan fasilitas

laboratorium untuk penerapan di lokasi yang disediakan dengan menggunakan

model matematis.

Page 57: PERANCANGAN TATA LETAK LABORATORIUM ANALISIS …

DAFTAR PUSTAKA

Heragu, Sunderesh S. 2008. Facilities Design, 3rd

Edition. Florida: Taylor &

Francis Group, LLC.

Mukhopadhyay, S.K. 2007. Production Planning and Control: Text and Cases,

3rd

Edition. India: PHI Learning Pvt. Ltd.

Muther, Richard. 1974. Systematic Layout Planning, 2nd

edition. Boston: Cahners

Books.

Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 tentang Izin

Lingkungan. Jakarta.

Republik Indonesia. 2010. Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 35/M-

IND/PER/3/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan Industri. Jakarta.

Sutalaksana, Iftikar, dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Departemen

Teknik Industri – ITB.

Tompkins, J.A. 1996. Facilities Planning, 4th

Edition. New York: John Willey and

Sons, Inc.

Sritomo, Wignjosoebroto. 2000. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi

Ketiga. Surabaya: Penerbit Guna Widya.