31
MAKALAH PERAWATAN LUKA POST SEKSIO CAESAREA (SC) DI SUSUN OLEH : 1. AR. YUYUN B.13.12.001 2. ADE RISTIA NINGRUM B.13.12.002 3. ANIS MA’DIYATUL B.13.12.003 4. CANDY SEPTA ULANDARI B.13.12.005

perawatan luka pasca operasi sesar.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

MAKALAH PERAWATAN LUKA POST

SEKSIO CAESAREA (SC)

DI SUSUN OLEH :

1. AR. YUYUN B.13.12.001

2. ADE RISTIA NINGRUM B.13.12.002

3. ANIS MA’DIYATUL B.13.12.003

4. CANDY SEPTA ULANDARI B.13.12.005

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

PALEMBANG

2014

Page 2: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas karunia, taufik dan

hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “Perawatan Luka

Post SC”. Kami berupaya menyajikan materi yang dapat membantu pembaca supaya

dapat mengerti bagaimana bantuan pemenuhan dasar sesuai kebutuhan klien.

Kami mengetahui makalah kami ini jauh dari sempurna, karena di dunia ini

tidak ada yang sempurna, maka dari itu, kritik dan saran dari para dosen dan teman-

teman sangat kami harapkan, agar terciptanya makalah yang lebih baik.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat

dalam penyelesaian makalah ini. Harapan kami agar makalah ini dapat membantu

para mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang perawatan luka post SC dan dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Desember 2014

Penulis

ii

Page 3: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi post op Sc.................................................................. 3

2.2 Tujuan perawatan post operasi .............................................. 4

2.3 Etiologi .................................................................................. 5

2.4 Patofisiologi ........................................................................... 6

2.5 Manifestasi ............................................................................. 6

2.6 Komplikasi ............................................................................. 7

2.7 Pemeriksaan penunjang ......................................................... 8

2.8 Perawatan pre operasi seksio caesarea.................................... 8

2.9 Pedoman perawatan post operasi ........................................... 9

2.10 Tanda-tanda vital ................................................................... 10

2.11 Perawatan luka ....................................................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................... 16

3.2 Saran .......................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Operasi Seksio Sesarea semakin banyak diterima dan diminati masyarakat,

sebagai bukti dua per tiga wanita memilih operasi Seksio Sesarea sebagai pilihan

metode persalinan saat ini dari pada 20 tahun lalu. Hal ini terbukti karena lebih

aman dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia. Penerimaan ini dengan

berbagai alasan seperti semakin meningkatnya pengetahuan tentang antibiotic,

keseimbangan pemberian cairan, transfusi darah , anesthesia dan tekhnik operasi

yang lebih sempurna.

Proses persalinan atau kelahiran seorang anak biasanya berlangsung secara

tradisional seperti di rumah sendiri melalui pertolongan dukun bayi, tetapi dengan

berkembangnya ilmu dan tekhnologi seperti sekarang ini, persalinan di desa

sekalipun telah ditangani oleh staf kesehatan yaitu seorang Bidan desa.Akhir-

akhir ini telah menjadi trend melakukan persalinan melalui Seksio Sesarea, sebab

dianggap lebih praktis dan tidak lagi menyakitkan. Oleh karena itu banyak dipilih

atau digunakan oleh ibu-ibu hamil baik di kota maupun di desa-desa.

Dengan pertimbangan sosial dan untuk keharmonisan keluarga di masa-masa

yang akan datng, ada kecenderungan yang kuat permintaan persalinan melalui

Seksio Sesarea meningkat, sehingga akhirnya Seksio Sesarea menjadi metode

persalinan yang paling konservatif oleh karena tingkat morbiditas dan mortalitas

yang rendah.

1

Page 5: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

Pada umumnya pasca operasi, timbul suatu masalah yaitu perawatan dan

penyembuhan luka. Perawatan luka dapat dilakukan baik di ruang operasi

maupun di ruang lain seperti di ruang bangsal perawatan atau di rumah sendiri.

Perawatan ini menjadi tugas rutin perawat, oleh karena itu seorang perawat harus

memiliki keterampilan keperawatan luka yang benar dan merangsang pasien

termotifasi menjadi sembuh.

Luka atau Vulnera adalah terjadinya gangguan kontiunitas suatu jaringan,

sehingga terjadi pemisahan yang semula normal (Sumiardi dan Bachsinar,1995).

Luka karena operasi Sesarea merupakan luka jenis komplikatum, sebab luka yang

melibatkan kulit dan jaringan dibawahnya. Di samping itu merupakan luka jenis

terbuka, sebab luka yang ada hubungan antara luka dengan dunia luar dan

merupakan luka sayat atau Vulnus Scissum.

Perawatan luka pasca operasi sesarea bertujuan agar tidak terjadi infeksi,

sehingga seorang perawat atau bidan benar-benar berada pada kondisi steril siap

melakukan perawatan, dengan alur yang meliputi: cuci tangan sebelum dan

sesudah melakukan tindakan, memakai handscoon, menggunakan peralatan steril

untuk pasien dan menerapkan kondisi aseptik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara perawatan luka pasca operasi sesar ?

2. Apa tujuan perawatan luka pasca operasi sesar ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui cara perawatan luka pasca operasi sesar.

2. Untuk mengetahui tujuan perawatan luka pasca operasi sesar.

2

Page 6: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi post op SC

Tak semua persalinan dapat berlangsung mulus, kadang terdapat

indikasi medis yang mengharuskan seorang ibu melewati proses persalinan

dengan operasi. Operasi ini disebut dengan Sectio Caesarea.

Sectio Caesarea berasal dari bahasa Latin, Caedere, artinya

memotong. Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan

membuat sayatan pada dinding rahim. Pada pasien yang dilakukan operasi

pembedahan untuk tindakan sectio cesarea ini memerlukan beberapa perhatian

karena ibu nifas yang melahirkan dengan operasi caesarea agar dapat

melewati fase penyembuhan pasca operasi tanpa komplikasi.

Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah

melahirkan janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim

(uterus). Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan

syarat rahim dalam keadaan utuh. (Wiknjosastro, 2005).

Proses persalinan operasi caesar umumnya berlangsung sekitar satu

jam. Pada pasien dengan pembiusan total, kesadaran akan berlangsung pulih

secara bertahap seusai penjahitan luka operasi. Sedangkan pada pembiusan

regional, dengan anasthesi epidural atau spinal (memasukkan obat bius

3

Page 7: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

melalui suntikan pada punggung), ibu bersalin akan tetap sadar hingga operasi

selesai dan hanya bagian perut ke bawah akan hilang sensasi rasa sementara.

2.2 Tujuan Perawatan Post Operasi

Tujuan perawatan pasca operasi adalah pemulihan kesehatan fisiologi

dan psikologi wanita kembali normal. Periode postoperatif meliputi waktu

dari akhir prosedur pada ruang operasi sampai pasien melanjutkan rutinitas

normal dan gaya hidupnya.

Secara klasik, kelanjutan ini dibagi dalam tiga fase yang tumpang

tindih pada status fungsional pasien. Aturan dan perhatian para ginekolog

secara gradual berkembang sejalan dengan pergerakan pasien dari satu fase ke

fase lainnya. Fase pertama, stabilisasi perioperatif, menggambarkan perhatian

para ahli bedah terhadap permulaan fungsi fisiologi normal, utamanya sistem

respirasi, kardiovaskuler, dan saraf. Pada pasien yang berumur lanjut, akan

memiliki komplikasi yang lebih banyak, dan prosedur pembedahan yang lebih

kompleks, serta periode waktu pemulihan yang lebih panjang.

Periode ini meliputi pemulihan dari anesthesia dan stabilisasi

homeostasis, dengan permulaan intake oral. Biasanya periode pemulihan 24-

28 jam. Fase kedua, pemulihan postoperatif, biasanya berakhir 1-4 hari. fase

ini dapat terjadi di rumah sakit dan di rumah. Selama masa ini, pasien akan

mendapatkan diet teratur, ambulasi, dan perpindahan pengobatan nyeri dari

parenteral ke oral. Sebagian besar komplikasi tradisional postoperasi bersifat

sementara pada masa ini. Fase terakhir dikenal dengan istilah “kembali ke

4

Page 8: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

normal”, yang berlangsung pada 1-6 minggu terakhir. Perawatan selama masa

ini muncul secara primer dalam keadaan rawat jalan. Selama fase ini, pasien

secara gradual meningkatkan kekuatan dan beralih dari masa sakit ke aktivitas

normal.

Jenis–jenis seksio sesare :

1. Seksio sesarea klasik (korporal)

Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10

cm.

2. Seksio sesarea ismika (profunda)

Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10

cm.

2.3 Etiologi

1. Indikasi yang berasal dari ibu ( etiologi ).

Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua

disertai kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin /

panggul) ada, sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat

kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio

plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-

eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit ( jantung,

DM ), gangguan perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dan

sebagainya ).

5

Page 9: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

2. Indikasi yang berasal dari janin.

Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi

kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan

persalinan vakum atau forseps ekstraksi.

2.4 Patofisiologi

Terjadi kelainan Pada Ibu dan Kelainan Pada Janin menyebabkan

Persalinan Normal Tidak Memungkinkan akhirnya harus dilakukan SC.

2.5 Manifestasi

1. Preeklamsia ringan

Preeklamsia ringan diikuti oleh beberapa gejala klinis antara

lain:hipertensi antara 140/90 atau kenaikan systole dan diastole 30

mmHg/15 mmHg.oedema kaki tangan atau muka atau kenaikan berat

badan I kg/mgg.proteinuria 0.3 gr/24 jamatau plus 1-0,oliguria.

2. Preeklamsia berat

Preeklamsia berat ditandai dengan gejala klinis;hipertensi 160/110 mmHg,

proteinuria 5gr/24 jam atau plus 4-5 oliguria 400cc/24 jam.oedema paru

dapat disertai sianosis.serta disertai keluhan subjektif:nyeri kepala

frontal,gangguan penglihatan,nyeri epigastrium.

3. Eklampsia

Eklampsia ditandai dengan gejala-gejala preeclampsia dan disertai koma

ataupun konvulsi.

     

6

Page 10: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

2.6 Komplikasi

1. Infeksi puerperal

Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa

hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.

2. Perdarahan 

Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-

cabang arteri ikut terbuka, atau karena atonia uteri.

3. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme

paru-paru, dan  sebagainya sangat jarang terjadi.

4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut

pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi

ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah

seksio sesarea klasik.

Anjuran Operasi

1. Dianjurkan jangan hamil lebih kurang satu tahun dengan munggunakan

alat kontrasepsi.

2. Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengam antenatal yang baik.

3. Yang dianut adalah “Once a cesarean not always a cesarean” kecuali pada

panggul sempit atau disporposi segala pelvik.

7

Page 11: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

2.7 Pemeriksaan penunjang

1. USG, untuk menetukan letak impiantasi plasenta.

2. Pemeriksaan hemoglobin

3. Pemeriksaan Hema tokrit

2.8 Perawatan Pre Operasi Seksio Sesarea

a. Persiapan Kamar Operasi

- Kamar operasi telah dibersihkan dan siap untuk dipakai

- Peralatan dan obat-obatan telah siap semua termasuk kain operasi

b. Persiapan Pasien

- Pasien telah dijelaskan tentang prosedur operasi.

- Informed consent telah ditanda tangani oleh pihak keluarga pasien

- Perawat member support kepada pasien.

- Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur

dan   sekitar abdomen telah dibersihkan dengan antiseptic).

- Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk mengetahui

penyakit yang pernah di derita oleh pasien.

- Pemeriksaan laboratorium (darah, urine).

- Pemeriksaan USG.

- Pasien puasa selama 6 jam sebelum dilakukan operasi.

8

Page 12: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

2.9 Pedoman Perawatan Post Operasi

Setelah operasi selesai, penderita tidak boleh ditinggalkan sampai ia

sadar. Harus dijaga supaya jalan napas tetap bebas. Periode postoperatif

meliputi waktu dari akhir prosedur pada ruang operasi sampai pasien

melanjutkan rutinitas normal dan gaya hidupnya. Penderita yang menjalani

operasi kecuali operasi kecil, keluar dari kamar operasi dengan infus intravena

yang terdiri atas larutan NaCl 0,9% atau glukosa 5% yang diberikan berganti-

ganti menurut rencana tertentu. Di kamar operasi (atau sesudah keluar dari

situ) ia, jika perlu, diberi pula transfusi darah. Pada waktu operasi penderita

kehilangan sejumlah cairan, sehingga ia meninggalkan kamar operasi dengan

defisit cairan. Oleh karena itu, biasanya pascaoperasi minum air dibatasi,

sehingga perlu pengawasan keseimbangan antara cairan yang masuk dengan

infus, dan cairan yang keluar. Perlu dijaga jangan sampai terjadi dehidrasi,

tetapi sebaliknya juga jangan terjadi kelebihan dengan akibat edema paru-

paru. Untuk diketahui, air yang dikeluarkan dari badan dihitung dalam 24 jam

berupa air kencing dan cairan yang keluar dengan muntah harus ditambah

dengan evaporasi dari kulit dan pernapasan. Dapat diperkirakan bahwa dalam

24 jam sedikitnya 3 liter cairan harus dimasukkan untuk mengganti cairan

yang keluar.

Sebagai akibat anestesi, penderita pasca operasi biasanya enek, kadang

sampai muntah. Ia tidak boleh minum, sampai rasa enek hilang sama sekali;

kemudian, ia boleh minum sedikit-sedikit, untuk lambat laun ditingkatkan.

9

Page 13: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

Dalam 24 sampai 48 jam pascaoperasi, hendaknya diberi makanan cair;

sesudah itu, apalagi jika sudah keluar flatus, dapat diberi makanan lunak

bergizi untuk lambat-laun menjadi makanan biasa.

Pada pasca operasi peristalik usus mengurang dan baru lambat laun

pulih kembali. Pada hari kedua pasca operasi biasanya usus bergerak lagi;

dengan gejala mules, kadang-kadang disertai dengan perut kembung sedikit.

Pengeluaran flatus dapat dibantu dengan pemberian dosis kecil prostigmin,

dengan teropong angin dimasukkan ke dalam rektum, dan kadang-kadang

perlu diberikan klisma kecil terdiri atas 150 cc. campuran minyak dan gliserin.

Pemberian antibiotik pada pascaoperasi tergantung dari jenis operasi yang

dilakukan. Misalnya, setelah kista ovarium kecil diangkat, tidak perlu diberi

antibiotik; akan tetapi sesudah histerektomi total dengan pembukaan vagina,

sebaiknya obat tersebut diberikan.

Pasien dengan masalah kesehatan membutuhkan perawatan post

operatif dalam ICU untuk mendapatkan ventilasi jangka panjang dan

monitoring sentral. Ketika pasien diserahterimakan kepada perawat harus

disertai dengan laporan verbal mengenai kondisi pasien tersebut berupa

kesimpulan operasi dan intruksi pasca operatif. Intruksi pasca operatif harus

sesuai dengan elemen berikut:

2.9.1 Tanda Tanda Vital

Evaluasi tekanan darah, nadi, dan laju pernapasan dilakukan setiap 15-

30 menit sampai pasien stabil kemudian setiap jam setelah itu paling tidak

10

Page 14: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

untuk 4-6 jam. Beberapa perubahan signifikan harus dilaporkan sesegera

mungkin. Pengukuran ini, termasuk temperatur oral, yang harus direkam 4

kali sehari untuk rangkaian sisa pasca operatif. Anjurkan pernapasan dalam

setiap jam pada 12 jam pertama dan setiap 2-3 jam pada 12 jam berikutnya.

Pemeriksaan spirometri dan pemeriksaan respirasi oleh terapis menjadi

pilihan terbaik, utamanya pada pasien yang berumur tua, obesitas, atau

sebaliknya pada pasien lainnya yang bersedia atau yang tidak bisa berjalan.

2.9.2 Perawatan Luka

Fokus penanganan luka adalah  mempercepat penyembuhan luka dan

meminimalkan komplikasi dan biaya perawatan. Fokus utama dalam

penanganan luka adalah dengan evakuasi semua hematoma dan seroma dan

mengobati infeksi yang menjadi penyebabnya. Perhatikan perdarahan yang

terlalu banyak (inspeksi lapisan dinding abdomen atau perineal). Lakukan

pemeriksaan hematokrit sehari setelah pembedahan mayor dan, jika

perdarahan berlanjut, diindikasikan untuk pemeriksaan ulang. Luka abdomen

harus diinspeksi setiap hari. Umumnya luka jahitan pada kulit dilepaskan 3-5

hari postoperasi dan digantikan dengan Steri-Strips.Idealnya, balutan luka

diganti setiap hari dan diganti menggunakan bahan hidrasi yang baik. Pada

luka yang nekrosis, digunakan balutan tipis untuk mengeringkan dan

mengikat jaringan sekitarnya ke balutan dalam setiap penggantian balutan.

Pembersihan yang sering harus dihindari karena hal tersebut menyebabkan

jaringan vital terganggu dan memperlambat penyembuhan luka

11

Page 15: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

a. Pengertian

Suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka,

mengangkat jahitan, menutup dan membalut luka sehinga dapat membantu

proses penyembuhan luka.

b. Tujuan

1. Mencegah terjadinya infeksi.

2. Mempercepat proses penyembuhan luka.

3. Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.

c. Persiapan

1. Alat

Set perawatan luka dan angkat jahitan dalam bak instrumen steril :

Sarung tangan steril.

Pinset 4 (2 anatomis, 2 cirurgis)

Gunting hatting up.

Lidi waten.

Kom 2 buah.

Kasa steril

Plester

Gunting perban

Bengkok 2 buah

Larutan NaCl

12

Page 16: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

Perlak dan alas

Betadin

Korentang

Alkohol 70%

Kapas bulat dan sarung tangan bersih

2. Lingkungan

Menutup tirai / jendela.

Merapikan tempat tidur.

3. Pelaksanaan

Mengatur posisi sesuai dengan kenyamanan pasien.

Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan  dilakukan.

Inform Consent.

d. Prosedur Pelaksanaan

1. Jelaskan prosedur pada klien dengan menggambarkan langkah-

langkah perawatan luka.

2. Dekatkan semua peralatan yang diperlukan.

3. Letakkan bengkok dekat pasien.

4. Tutup ruangan / tirai di sekitar tempat tidur.

5. Bantu klien pada posisi nyaman.

6. Cuci tangan secara menyeluruh.

7. Pasang perlak dan alas.

13

Page 17: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester.

Angkat balutan dengan pinset.

9. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan

perlahan, sejajar pada kulit dan mengarah pada balutan.

10. Dengan sarung tangan/pinset, angkat balutan.

11. Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan

NaCl.

12. Observasi karakter dan jumlah drainase.

13. Buang balutan kotor pada bengkok, lepaskan sarung tangan dan buang

pada bengkok yang berisi Clorin 5%.

14. Buka bak instrumen, siapkan betadin dan larutan NaCl pada kom,

siapkan plester, siapkan depres.

15. Kenakan sarung tangan steril.

16. Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan

karakter drainase serta palpasi luka (kalau perlu).

17. Bersihkan luka dengan larutan NaCl dan betadin dengan menggunkan

pinset. Gunakan satu kasa untuk setiap kali usapan. Bersihkan dari

area yang kurang terkontaminasi ke area yang terkontaminasi.

Gunakan dalam tekanan progresif menjauh dari insisi/tepi luka.

18. Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka/insisi. Usap dengan cara

seperti pada langkah 17.

14

Page 18: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

19. Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara : menjepit

simpul jahitan dengan pinset cirurgis dan ditarik sedikit ke atas

kemudian menggunting benang tepat dibawah simpul yang berdekatan

dengan kulit/pada sisi lain yang tidak ada simpul.

20. Olesi luka dengan betadin.

21. Menutup luka dengan kasa steril dan di plester.

22. Merapikan pasien.

23. Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya.

24. Melepaskan sarung tangan.

25. Perawat mencuci tangan.

e. Hal – hal yang perlu diperhatikan

1. Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan dapat

menyebabkan pasien terasa nyeri.

2. Cermat dalam menjaga kesterilan.

3. Mengangkat jahitan sampai bersih tidak ada yang ketinggalan.

4. Teknik pengangkatan jahitan di sesuaikan dengan tipe jahitan.

5. Peka terhadap privasi klien.

15

Page 19: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah

melahirkan janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim

(uterus). Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan

syarat rahim dalam keadaan utuh.

Tujuan perawatan pasca operasi adalah pemulihan kesehatan fisiologi

dan psikologi wanita kembali normal. Periode post operatif meliputi waktu

dari akhir prosedur pada ruang operasi sampai pasien melanjutkan rutinitas

normal dan gaya hidupnya.

3.2 Saran

Dalam menangani kasus seperti ini diharapkan mahasiswa dapat

mengetahui Asuhan Keperawatan dari penyakit tersebut.

16

Page 20: perawatan luka pasca operasi sesar.docx

DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro. Hanifa. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

http://piteasha.blogspot.com/2013/05/bab-ii-perawatan-luka-post-op-sc.html

http://yopangumilar.blogspot.com/2012/04/makalah-post-of-sc.html

17