18
Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap…. ISSN 0215-174X 47 Januari-Maret. Vol II (1) Dimuat dalam Bulletin Penelitian LP2M Universitas Hasanuddin, Vol.II.No.1-Maret 2011. ISSN 0215-174X PERBAIKAN TINGKAT KERAMAHAN LINGKUNGAN ALAT TANGKAP BAGAN TANCAP MELALUI PERBAIKAN SELEKTIVITAS MATA JARING Sudirman, Abdul Rahim Hade, Sapruddin Dosen Pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar Abstrak Penelitian ini telah dilakukan mulai bulan Maret – Agustus 2010, di perairan Makassar. Penelitian dimulai dari desain cover net, ujicoba penangkapan dan pengambilan data lapangan yang dilakukan tiga kali seminggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengamatan selektivitas bagan tancap, hanya ada 3 jenis yang dapat lolos pada mata jaring(covernet) yaitu ikan teri Stolephorus sp, udang Acetes sp dan ikan peseng Rabdania sp. Selektifitas bagan tancap sangat buruk. Hal ini ditunjukkan dengan sempitnya batas ukuran antara yang tertahan dengan yang lolos. Dari ketiga jenis spesies yang lolos, hanya ikan teri yang dapat di kalkulasi selektifitasnya dan menunjukkan bahwa pada ukuran 2,1 cm ikan teri masih dapat lolos pada mata jaring, sedangkan udang masih lolos pada ukuran 1,9 cm dan ikan peseng lolos pada ukuran 2 cm. Kata kunci ; Bagan tancap, Selat Makassar, Selektivitas mata jaring Abstract Lift net (Bagan tancap) is a fishing gear has been operating in the coastal area to catch wide variety of small pelagic fish. The mesh size selectivity of the bagan tancap is the one problem in relation to the environmentally friendly fishing technology. This research was conducted from March – August 2010, with the main propose is to evaluated selectivity performance the bagan tancap in Makassar Waters. Result of this research indicated that there are 3 species escaped of the net of the bagan tancap such as anchovies, rabdania and shrimp. Base on selectivity performance the bagan tancap indicated that selectivity of bagan is worse. Daily catch composition during this research are primary catch consist of 75 %, by-catch consist of 22 % and discard catch around 3 %. Species composistionconsist of sardin (Sardinella) with the total catch 53.3 kg (9,55 %), jack (Atule sp) : 43.7 kg (7.8%), Sphyraena : 42.6 kg (7.6 %), squids (loligo sp) : 40.6 kg (7,2 %), anchovies (Stolephorus sp) 33.8 kg (6.05 %), pony fish (Leiognathus spp) 33,3 kg (5,9 %) . This research was succesful to evaluated the selectivity ferformance of the bagan tancap. Due to improving the environmentally friendly technology of bagan tancap is neccessary to conducted the experimental fishing with disffences mesh size of the net of the bagan as well as 1 cm. Keywoods : Fixed liftnet, Makassar Strait and Selectivity PENDAHULUAN Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di tanah air untuk menangkap ikan pelagis kecil, pertama kali diperkenalkan oleh nelayan Bugis-Makassar sekitar tahun 1950-an. Selanjutnya dalam waktu relatif singkat alat tangkap tersebut sudah dikenal di seluruh Indonesia. Bagan dalam per- kembangannya telah banyak mengalami perubahan baik bentuk maupun ukuran yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan daerah pe-nangkapannya. Berdasarkan cara peng-operasiannya, bagan dikelompokan ke-dalam jaring angkat (liftnet), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing (Subani dan Barus, 1989).

PERBAIKAN TINGKAT KERAMAHAN LINGKUNGAN ALAT TANGKAP BAGAN ... · ALAT TANGKAP BAGAN TANCAP MELALUI PERBAIKAN SELEKTIVITAS MATA JARING Sudirman, Abdul Rahim Hade, Sapruddin Dosen Pada

  • Upload
    dodiep

  • View
    240

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 47 Januari-Maret. Vol II (1)

Dimuat dalam Bulletin Penelitian LP2M Universitas Hasanuddin, Vol.II.No.1-Maret

2011. ISSN 0215-174X

PERBAIKAN TINGKAT KERAMAHAN LINGKUNGAN

ALAT TANGKAP BAGAN TANCAP MELALUI

PERBAIKAN SELEKTIVITAS MATA JARING

Sudirman, Abdul Rahim Hade, Sapruddin

Dosen Pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Universitas Hasanuddin, Makassar

Abstrak

Penelitian ini telah dilakukan mulai bulan Maret – Agustus 2010, di perairan Makassar. Penelitian

dimulai dari desain cover net, ujicoba penangkapan dan pengambilan data lapangan yang dilakukan tiga

kali seminggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengamatan selektivitas bagan tancap,

hanya ada 3 jenis yang dapat lolos pada mata jaring(covernet) yaitu ikan teri Stolephorus sp, udang

Acetes sp dan ikan peseng Rabdania sp. Selektifitas bagan tancap sangat buruk. Hal ini ditunjukkan

dengan sempitnya batas ukuran antara yang tertahan dengan yang lolos. Dari ketiga jenis spesies yang

lolos, hanya ikan teri yang dapat di kalkulasi selektifitasnya dan menunjukkan bahwa pada ukuran 2,1

cm ikan teri masih dapat lolos pada mata jaring, sedangkan udang masih lolos pada ukuran 1,9 cm dan

ikan peseng lolos pada ukuran 2 cm.

Kata kunci ; Bagan tancap, Selat Makassar, Selektivitas mata jaring

Abstract Lift net (Bagan tancap) is a fishing gear has been operating in the coastal area to catch wide variety of

small pelagic fish. The mesh size selectivity of the bagan tancap is the one problem in relation to the

environmentally friendly fishing technology. This research was conducted from March – August 2010,

with the main propose is to evaluated selectivity performance the bagan tancap in Makassar Waters.

Result of this research indicated that there are 3 species escaped of the net of the bagan tancap such as

anchovies, rabdania and shrimp. Base on selectivity performance the bagan tancap indicated that

selectivity of bagan is worse. Daily catch composition during this research are primary catch consist of

75 %, by-catch consist of 22 % and discard catch around 3 %. Species composistionconsist of sardin

(Sardinella) with the total catch 53.3 kg (9,55 %), jack (Atule sp) : 43.7 kg (7.8%), Sphyraena : 42.6

kg (7.6 %), squids (loligo sp) : 40.6 kg (7,2 %), anchovies (Stolephorus sp) 33.8 kg (6.05 %), pony fish

(Leiognathus spp) 33,3 kg (5,9 %) . This research was succesful to evaluated the selectivity ferformance

of the bagan tancap. Due to improving the environmentally friendly technology of bagan tancap is

neccessary to conducted the experimental fishing with disffences mesh size of the net of the bagan as

well as 1 cm. Keywoods : Fixed liftnet, Makassar Strait and Selectivity

PENDAHULUAN Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang

digunakan nelayan di tanah air untuk

menangkap ikan pelagis kecil, pertama kali

diperkenalkan oleh nelayan Bugis-Makassar

sekitar tahun 1950-an. Selanjutnya dalam

waktu relatif singkat alat tangkap tersebut sudah

dikenal di seluruh Indonesia. Bagan dalam per-

kembangannya telah banyak mengalami

perubahan baik bentuk maupun ukuran yang

dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai

dengan daerah pe-nangkapannya. Berdasarkan

cara peng-operasiannya, bagan dikelompokan

ke-dalam jaring angkat (liftnet), namun karena

menggunakan cahaya lampu untuk

mengumpulkan ikan maka disebut juga light

fishing (Subani dan Barus, 1989).

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 48 Januari-Maret. Vol II (1)

Penelitian mengenai aspek pen-cahayaan

dan tingkah laku ikan pada bagan telah

dilakukan oleh beberapa peneliti seperti

Baskoro (1999), Nadir dkk (2001), Sudirman

dkk (2001;2003). Sedangkan penelitian tentang

sektivitas bagan tancap belum ada.

Penelitian mengenai selektivitas pada alat

penangkapan ikan secara umum masih sangat

kurang dilakukan oleh para ahli. Penelitian

mengenai selektivitas telah dilakukan hanya

pada beberapa alat penangkapan ikan seperti

gill net (Kawamura, (1972); Gobert, (1992);

Monintja dan Sondita, (1997); Suhar-yanto

(1998), tramel net (Purbayanto, (1999);

Purbayanto dan Sondita, (2000); pukat pantai

(Sondita dkk, 2002); bagan rambo (Sudirman

dkk, 2004). Penelitian mengenai selektivitas

bagan tancap masih sangat langka bahkan

publikasi mengenai selektivitasnya tidak ada

sama sekali. Namun dengan adanya

permasalahan sumberdaya maupun lingkungan

yang sedang dihadapi pada saat ini, telah

menjadi dasar bahwa pengembangan suatu alat

dan metode penangkapan ikan yang

berwawasan lingkungan dengan menitik

beratkan konservasi sumberdaya alam dan

lingkungan perlu dilakukan (Purbayanto dan

Baskoro, 1999).

Perhatian internasional mengenai

selektivitas dan kematian ikan setelah lolos dari

alat tangkap menjadi fokus perhatian para ahli

penangkapan ikan khususnya setelah

dihasilkannya Inter-national Code of Conduct

for Responsible Fisheries (FAO, 1995) Namun

sampai saat ini penelitian mengenai selektivitas

untuk tujuan kelestarian sumberdaya ikan masih

lebih banyak terfokus pada alat tangkap trawl.

Salah satu masalah yang timbul dalam

pemanfaatan alat tangkap bagan tancap adalah

penggunaan waring dengan mesh size yang

sangat kecil yaitu 0,5 cm, sehingga alat tangkap

ini menangkap ikan dalam berbagai jenis dan

ukuran, sehingga dari sudut konservasi hal ini

dapat menimbulkan permasalahan lingkungan

karena dinilai kurang selektif. Oleh sebab itu

penelitian selektivitas bagan tancap perlu

dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk;(1)

mengetahui apakah terjadi seleksi mekanik

(mechanical selection) pada alat tangkap bagan

tancap; (2). Jika terjadi seleksi, jenis ikan apa

yang terseleksi;(3). Bagaimana performance

selektivitasnya dan pada ukuran berapa ikan

tersebut lolos dan tertahan (tertangkap); (4).

Mengamati ukuran ikan yang dominan

tertangkap yang dikaitkan dengan Tingkat

Kematangan Gonad (TKG); (5). Mengamati

jumlah bycatch dan discard catch.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di perairan

Kecamatan Biringkanaya kota Makassar

Penelitian tahap pertama dilaksanakan kurang

lebih tujuh bulan, dari Bulan Maret sampai

September 2010. Penelitian dimulai dari

rancangan jaring yang akan dipasang untuk

menahan ikan yang lolos (cover net),

pemasangan alat, pengambil-an data serta

pengolahan dan analisis data.

Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah satu unit alat tangkap bagan tancap

ukuran 9 x 9 m, bahan jaring mesh size 0,5 cm

dan 0,1 cm, tiga buah lampu petromaks,

namun sumbercahayanya berasal dari sebuah

genset. Satu buah perahu lengkap dengan mesin

peng-geraknya. Bahan-bahan lain yang diguna-

kan adalah GPS, mistar, echosounder, dan ikan

hasil tangkapan nelayan bagan.

Analisis Selektivitas

Untuk mengamati selektivitas alat tangkap

bagan tancap dilakukan dengan melapisi jaring

dengan ukuran mata jaring yang lebih kecil

(cover net). Untuk menghitung selektivitas

ikan yang ter-tangkap pada bagan tancap maka

jaring bagan dilapisi dengan jaring (cover net)

yang mesh sizenya lebih kecil yaitu 0,1 cm.

Jaring tersebut dipasang pada bagian yang

berfungsi sebagai kantong seluas setengah dari

jaring yang digunakan olen nelayan bagan (8 m2

). Covernet dipasang seluas 2,25 x 2,25 m tepat

di bawah titik berkumpulnya ikan pada saat

ikan ditarik ke atas. Ukuran seluruh jaring yang

dipasang adalah 9,25 m.

Cara menghitung jumlah ke-seluruhan

ikan yang lolos pada jaring covernet yaitu

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 49 Januari-Maret. Vol II (1)

menghitung jumlah ikan yang tertangkap pada

bagan tancap, baik yang tertahan pada jaring

utama maupun yang lolos pada jaring covernet,

selanjutnya melakukan penambahan 20 %

pada masing- masing ikan yang tertangkap baik

yang lolos maupun yang tertahan. Asumsi

bahwa sekitar 20 % ikan yang lolos namun

tidak masuk ke dalam titik tempat

berkumpulnya ikan yang tertangkap.

Untuk perhitungan selektivitas maka

pengambilan sampel dilakukan sebanyak 19 kali

hauling. Ikan-ikan yang tertangkap pada cover

net dengan jaring yang dipasang tersebut

selanjutnya diidenti-fikasi dan diukur

panjangnya. Formula yang digunakan untuk

menghitung selektivitas bagan tancap adalah

sebagai berikut (Paloheime and Cadima, (1964);

Kimura, (1977); and Hoydal et al. (1982) yang

diacu oleh Sparre and Venema, 1999):

SL= ……………… (1)

dimana;

SL = JIK/ JIKP;

JIK = jumlah ikan dengan

panjang L dalam kantong;

JIKP = jumlah ikan dan larva

dengan panjang L dalam

kantong dan penutup;

S1 dan S2 = konstanta; dan

L = interval titik tengah panjang.

L25%, L50% dan L75% dapat dihitung dengan

formula sebagai berikut:

L25%= 2

1 3

S

LnS − ..………(2)

L50% = 2

1

S

S ……… (3)

L75%= 2

1 3

S

LnS +…… (4)

S1 dan S2 dapat diperoleh dari L 75% dan L50%

dengan menggunakan formula

sebagai beikut:

S1= L50% * ……… (5)

S2=S1/L50% …...… (6)

Selection faktor (SF) = L50% / m …… .(7)

Dimana m adalah ukuran mata jaring. Untuk

membandingkan model kurva selektivitas maka

digunakan pula formula yang dikemukakan oleh

Tokai ( 1999) sebagai berikut:

S(l) = 1/(1+exp (αl + ß)…… (8)

Parameter α dan ß dihitung dengan Maximum

Likelihood Methods, menggunakan SOLVER

pada program paket MS-EXCEL. Maximum

Likelihood Method ditunjukkan pada formula

berikut:

ln L (α + ß) = ∑=

k

k

nkNkC1

ln + ∑ kn ln p

(lk) + ∑ (Nk-nk) ln [ ])(1 klp− ..….. (9)

dimana:

N = jumlah ikan yang tertahan secara

keseluruhan;

n = jumlah ikan yang tertahan pada

cover net;

L = ukuran panjang ikan;

k = kelas panjang; dan

α dan ß = konstanta.

L50%= - α/ ß ………. (10)

Selection Span (SP) = -2 Ln (3)/α

...... (11)

α = -2ln (3) SP......…… (12)

ß = -2 L50% ln(3)/SP..… (13)

Analisis Tingkat Kematangan Gonad

(TKG), Bycacth dan Discard Analisis tingkat kematangan gonad ikan

akan dilakukan pada spesies-spesies yang

dominan tertangkap. Tingkat kematangan

gonad ikan hasil tangkapan digambarkan

berdasarkan jenis ikan masing-masing misalnya

ikan teri Hutomo dkk. (1987), jenis ikan

lainnya oleh Efendie (1997). Ikan-ikan yang

telah diketahui ukuran pertama kali memijah

hanya dibandingkan dengan ukuran ikan yang

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 50 Januari-Maret. Vol II (1)

tertangkap pada bagan. Selanjutkan dianalisis

persentasi ikan yang telah melakukan

pemijahan. Ikan-ikan yang telah diketahui

kapan matang gonad dan kapan memijah

digunakan pedoman yang digunakan oleh

Sudirman dkk (2006)

Tingkat by-catch dan discard dihitung

dengan menggunakan formula yang

dikemukakan oleh Akiyama (1997) yaitu:

Bycatch Rate ….(14)

Discard Rate

%100xangkapanTTotal

Discard∑= …(15)

Komposisi Jenis Tangkapan Harian

Untuk mengetahui komposisi jenis

tangkapan pada alat tangkap bagan tancap, di

gunakan persamaan :

Jumlah Hasil Tangkapan (kg) Spesies ke-i

Komposisi Jenis : X 100%.......(16)

Total Hasil Tangkapan (TNG)

Tangkapan harian

Untuk mencari total tangkapan harian pada alat tangkap bagan tancap, digunakan persamaan :

Total tangkapan (kg)

Tangkapan harian : trip

Sedangkan untuk mengetahui variasi tangkapan

berdasarkan waktu hauling dilakukan

penggolongan berdasarka jenis hauling sesuai

dengan waktunya, selanjutnya dibuat grafik

perbandingan variasi hasil tangkapan

berdasarkan waktu hauling. Untuk mengamati

komposisi jenis hasil tangkapan setiap waktu

hauling, dan dilakukan identifikasi dan

pengukuran selanjutnya dilakukan sampling

untuk mengukur panjang total dari ikan hasil

tangkapan. Teknik sampling dilakukan

berdasarkan stratified random sampling. Jika

hasil tangkapan tidak terlalu banyak maka

pengukuran akan dilakukan terhadap seluruh

hasil tangkapan.

Tangkapan Utama (Primary catch) Untuk mengetahui berapa persen (%), tingkat

main catch rate pada alat tangkap bagan

tancap, di gunakan rumus :

ΣMc

ΣTNG

dimana :

MR = Jumlah tangkapan utama

ΣMc = Total tangkapan utama

ΣTNG = Total Tangkapan.

Hasil dan Pembahasan

Ada dua jenis tipe bagan yang ada di Indonesia,

yang pertama adalah bagan tancap yaitu bagan

yang ditancapkan secara tetap di perairan

dengan kedalaman 5-10 m. Jenis yang kedua

adalah bagan apung yaitu bagan yang dapat

berpindah dari satu daerah penangkapan ke

MR= 100 % X

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 51 Januari-Maret. Vol II (1)

daerah penangkapan lainnya (Baskoro, 1999).

Selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi

bagan dengan satu perahu, bagan

dua perahu, bagan rakit, dan bagan dengan

menggunakan mesin.

Pada tahun 1998 jumlah bagan tancap di

Indonesia sebanyak 11.909 buah dan bagan

apung sebanyak 12.081 buah dengan total

produksi sebesar 8% dari total produksi

perikanan Indonesia (Departemen Kelautan dan

Perikanan, 2000). Berdasarkan data statistik,

perkembangan produksi bagan apung dan bagan

tancap di Indonesia dari tahun 1997 - 2007

seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Data

tesebut menunjukkan bahwa bagan apung

memberi kontribusi lebih 200 ribu ton ikan per

tahun sedangkan bagan tancap berkontribusi

sebanyak 100 ribu ton per tahun atau sekitar 7%

dari total produksi perikanan laut.

Gambar 1. Perkembangan produksi bagan di Indonesia (Sumber: DKP-JICA

2009)

Perairan Sulawesi Selatan merupakan salah satu

fishing gorund bagan tancap di Indonesia. Jika

dibandingkan produksi perikanan bagan tancap

secara nasional dan produksi perikanan bagan

tancap Sulawesi Selatan (Gambar 2)

menunjukkan bahwa Sulawesi Selatan

berkontribusi 11% dari total hasil tangkapan

bagan secara nasional.

Gambar 2. Perbandingan jumlah tangkapan bagan tancap secara nasional dan produksi

perikanan bagan tancap Sulawesi Selatan (Diolah dari data DKP Pusat dan

DKP Sulsel (Sumber:Diolah dari data DKP-JICA 2009 dan DKP Sulsel 2009).

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Tahun

Pro

du

ksi

(To

n)

Bagan apung Bagan Tancap

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Tahun

Ju

mla

h T

an

gkap

an

(T

on

)

Nasional Sulsel

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 52 Januari-Maret. Vol II (1)

Namun demikian jumlah bagan, baik tancap

maupun apung di Sulawesi Selatan

menunjukkan penurunan jumlah unit alat

tangkap (Gambar 3). Hal ini seiring dengan

menurunnya jumlah tangkapan (Gambar 4)

Gambar 3. Perkembangan jumlah unit bagan di Sulawesi Selatan (Sumber:

DKP Sulsel 2009).

Gambar 4. Produksi bagan tancap (Kg) di Sulawesi Selatan (Sumber DKP, Sulsel,

2009).

Bagan (CPUE), (Gambar 5). Hal ini diduga

karena menurunnya stok sumberdaya ikan di

daerah pantai. Pengamatan lapangan

menunjukkan bahwa banyak alat tangkap bagan

perahu berpindah fishing ground ke daerah-

daerah yang under exploited untuk melakukan

penangkapan. Beberapa nelayan yang

beroperasi wilayah perairan Barrun telah

berpindah ke perairan Sulawesi tengah untuk

melakukan penangkapan ikan.

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Tahun

Ju

mla

h U

nit

Bagan Tancap Bagan apung

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 53 Januari-Maret. Vol II (1)

Gambar 5. Catch Per Unit of Effort (CPUE) dari bagan tancap di Sulawesi

Selatan (Sumber: Diolah dari data DKP Sulsel 2009).

Selektifitas Bagan Tancap

Selektifitas Ukuran

Suatu alat tangkap dikatakan mempunyai

selektifitas tinggi jika dalam pengoperasiannya

hanya menangkap target spesies dengan ukuran

tertentu. Selektifitas alat tangkap dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu terhadap

ukuran dan terhadap spesies. Selektifitas ukuran

berkenaan dengan terhindarnya ikan dari alat

tangkap atau peluang tertangkapnya bervariasi,

sesuai dengan karakteristik ikan seperti bentuk

badan, bagian yang terjerat dan ukuran mata

jaring.

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari 27 jenis hasil

tangkapan bagan tancap, hanya ada tiga jenis

ikan yang lolos pada Covernet yaitu Ikan teri

Stolephorus sp, udang rebon Acetes sp dan ikan

peseng Rabdania sp. Jumlah ikan peseng yang

lolos pada bagan tancap selama penelitian

sebanyak 201 ekor dan yang tertahan sebanyak

569 ekor. Ikan peseng yang lolos sebanyak 26

% dari total ikan yang tertangkap (Gambar 6)

0

2

4

6

8

10

12

1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Tahun

Hasil

Tan

gkap

an

(T

on

)

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 54 Januari-Maret. Vol II (1)

Gambar 6. Perbandingan Jumlah Ikan peseng ( Rabdania sp) yang lolos dan

yang tertahan pada bagan tancap

Sedangkan udang yang lolos sebanyak

695 ekor dan yang tertahan sebanyak 3721 ekor.

Ikan teri yang lolos sebanyak 788 ekor dan yang

tertahan sebanyak 4137 ekor. Jumlah udang dan

ikan teri yang lolos sebanyak 16% dari total

yang tertangkap pada bagan tancap. (Gambar 7

dan 8).

Gambar 7. Perbandingan Jumlah Udang rebon ( Acetes sp) yang lolos dan

yang tertahan pada bagan tancap

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 55 Januari-Maret. Vol II (1)

Gambar 8. Perbandingan Jumlah Ikan teri ( Stolephorus sp) yang lolos dan

yang tertahan pada bagan tancap

Ukuran yang lolos pada jaring berkisar

pada ukuran 2 atau 2,1 cm. Dari ketiga jenis

tersebut, Ikan teri memilki jumlah yang paling

banyak. Bila dibandingkan dengan ikan teri,

jumlah udang dan ikan peseng yang lolos jauh

lebih sedikit. Batas ukuran udang yang lolos

pada mata jaring yaitu 2,0 cm. Sedangkan ikan

peseng yang lolos pada mata jaring memiliki

batas ukuran 2,1 cm. Gambar 21 – 23

memberikan gambaran hubungan antara jumlah

ikan dan udang yang tertahan dan yang lolos

pada mata jaring berdasarkan ukuran.

Gambar 9. Distribusi panjang udang rebon (acetes sp) yang lolos (escaped) dan

tertahan ( retained) pada bagan tancap selama penelitian.

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 56 Januari-Maret. Vol II (1)

Dari hasil analisis selektifitas bagan

tancap selama penelitian, dari keseluruhan hasil

tangkapan yang lolos pada mata jaring, dapat

dikemukakan bahwa hanya ikan teri dengan

ukuran panjang, total kurang 2,5 cm yang dapat

lolos melalui jaring. Hasil tangkapan bagan

tancap selama penelitian seperti ikan tembang,

cumi-cumi, biji nangka, tidak ditemukan lolos

pada mata jarring (Covernet).

Gambar 10. Distribusi panjang ikan peseng Rabdania sp yang lolos (escaped) dan

tertahan (retained) pada bagan tancap selama penelitian

Gambar 11. Distribusi panjang ikan teri Stolephorus sp yang lolos (escaped) dan

tertahan (retained) pada bagan tancap selama penelitian

Hasil analisis dengan meng-gunakan

maximum likehood method, maka akan

diperoleh grafik seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 12. Dari kurva selektifitas tersebut

menunjukkan pada ukuran 2 cm ke atas akan

tertahan seluruhnya, sedangkan ukuran ikan di

bawah 2 cm sebagian besar lolos pada ukuran

jaring yang lebih kecil dan sebagian kecilnya

tertahan. Hal ini menujunjukkan buruknya

selektivitas alat tangkap bagan tancap yang

beroperasi diperairan Makassar. Hal ini dapat

membahayakan kelestarian sumberdaya

perikanan, khususnya sumberdaya peri-kanan

pelagis kecil.

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 57 Januari-Maret. Vol II (1)

Dalam rangka mencari jalan keluar atas

masalah tersebut maka perlu dilakukan upaya-

upaya agar, tekanan sumberdaya perikanan

pelagis dapat dikurangi. Salah satu upaya yang

dapat dilakukan adalah memperbaiki

selektivitas mata jaring. Kondisi mata jaring

yang digunakan oleh nelayan saat ini dinilai

sangat kecil, sehingga hampir semua ukuran

ikan dapat tertangkap. Upaya ini dilakukan

dengan mencoba mata jaring yang lebih besar,

misalnya dengan menggunakan mesh size 1 cm.

Hal ini perlu dilakukan mengingat perikanan

bagan merupakan perikanan rakyat yang banyak

diminati oleh masyarakat di wilayah pesisir

dengan kondisi ekonomi yang kurang memadai.

Gambar 12. Model observasi selektifitas bagan tancap terhadap ikan teri dengan

menggunakan Maximum likehood Method.

Selektifitas Jenis ( Spesies)

Dari 27 jenis ikan yang tertangkap

pada bagan tancap, hanya ada tiga jenis yang

dapat lolos dari waring dan dapat ditahan oleh

waring dengan ukuran mata jarring yang lebih

kecil. Ikan yang lolos pada jaring yang lebih

kecil dapat dilihat pada Gambar 14-16. Jenis

ikan yang lolos hanya ikan teri, udang dan ikan

peseng. Dengan kata lain dari sudut selektifitas,

bagan tancap termasuk alat tangkap yang tidak

selektif . Semua jenis ikan yang berada pada

catchable area akan tertangkap tertangkap oleh

alat ini kecuali pada ukuran dari tiga spesies

yang dapat ditahan oleh waring.

Gambar 13. Udang Acetes sp yang lolos pada jaring

Gambar 14. Ikan teri stolephorus sp

yang lolos pada jaring

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 58 Januari-Maret. Vol II (1)

Gambar 15. Ikan peseng Rabdania sp yang lolos pada jaring

Walaupun bagan tancap tidak selektif terhadap

jenis, tetapi bagan tancap selektif terhadap

ukuran ikan teri, udang dan peseng. Hal ini

perlu dikaji secara mendalam bagaimana model

pengelolaan bagan tancap sehingga secara

biologis tidak mengganggu kelestarian

sumberdaya perikanan.

Ukuran ikan yang dominan tertangkap pada

bagan kaitannya dengan keramahan

lingkungan Komposisi Ukuran Ikan yang Paling Banyak

Tertangkap

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan selama bulan April–Juli 2010 di

Perairan Makassar akassar diperoleh hasil

bahwa ukuran sampel ikan yang paling banyak

tertangkap dengan alat tangkap Bagan Tancap

sangat bervariasi untuk masing–masing spesies.

Panjang total untuk spesies Sardinella fimbriata

adalah 29 mm–156 mm, Stolerphorus insularis

22 mm–68 mm, Leiognathus bindus 31 mm–

107 mm, Rhabdamia Cypselurus 88 mm-96

mm, dan Parupeneus hepthacantus 51 mm-127

mm. Komposisi ukuran jenis ikan yang paling

banyak tertangkap pada saat penelitian dapat

dilihat pada Gambar 16-17.

N = 2289

Sudah Memijah Belum Memijah

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 59 Januari-Maret. Vol II (1)

Gabar 16. Komposisi Ukuran Sardinella fimbriata yang tertangkap pada

Bagan Tancap

Gambar 17. Persentase Ukuran Sardinella fimbriata yang tertangkap pada

Bagan Tancap

Berdasarkan Gambar 16-17, terlihat

bahwa ukuran hasil tangkapan ikan Sardinella

sp yang paling banyak diperoleh selama

penelitian adalah pada tengah kelas 52,5 mm

dengan jumlah ikan sebanyak 428 ekor

(18,70%). Sedangkan ukuran yang paling

sedikit tertangkap adalah pada tengah kelas

148,5 mm dengan jumlah ikan 75 ekor (3,28%).

Ikan yang belum memijah berada pada ukuran

tengah kelas 36,5 mm–116,5 mm (91,84%).

Sedangkan ikan yang sudah memijah berada

pada ukuran tengah kelas 132,5 mm–148,5 mm

(8,17%). Hal ini menunjukkan bahwa dari sudut

ukuran ikan tembang yang tertangkap, bagan

tancap tidak ramah terhadap lingkungan

terhadap ikan tembang.

Hal ini disebabkan karena 91% ikan

tembang yang tertangkap adalah ikan-ikan

ukuran kecil yang belum pernah melakukan

pemijahan. Pada ikan jenis Stolerphorus sp

ukuran yang tertangkap lebih kecil, seperti

disajikan pada Gambar 18.

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 60 Januari-Maret. Vol II (1)

Gambar 18. Komposisi Ukuran Ikan Stolerphorus insularis yang tertangkap

pada bagan tancap

Berdasarkan Gambar 18, terlihat bahwa

ukuran hasil tangkapan ikan Stolephorus sp

yang paling banyak diperoleh selama penelitian

adalah pada ukuran 33.5 mm dengan jumlah

ikan sebanyak 460 ekor (23,15%). Sedangkan

ukuran ikan yang paling sedikit tertangkap

adalah pada ukuran 73 mm dengan jumlah ikan

sebanyak 74 ekor (3,72%).

Tangkapan Harian Pada Alat Tangkap

Bagan Tancap, jumlah bycatch dan dicard Jumlah hasil tangkapan harian selama

penelitian (30 trip) ditunjukkan pada Gambar

40. Jumlah tangkapan terbesar berada pada trip

ke-25 yaitu sekitar 32,7 kg dan terendah pada

trip ke-6 yaitu 5,59 kg dan terlihat jelas variasi

jumlah tangkapan harian selama 30 trip.

Perbandingan jumlah bycatch dan discard setiap

trip bervariasi.

Perbandingan Hasil Tangkapan Harian

(Main Catch, By Catch, Dan Discard Catch)

Hasil tangkapan harian pada bagan tancap

terdiri dari tiga macam yaitu tangkapan utama

catch), tangkapan sampingan (by catch), dan

tangkapan buangan (discard catch). Berikut

adalah histogram perbandingan hasil

tangkapan (main catch, by catch, dan discard

catch) selama penelitian (30 trip) disajikan pada

Gambar 20.

Sudah Memijah Belum Memijah

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 61 Januari-Maret. Vol II (1)

Gambar 19. Komposisi Jumlah Hasil Tangkapan harian (Main catch,

by-catch dan discard catch)

Dari Gambar 19 dapat dilihat bahwa komposisi

hasil tangkapan ( Main catch sebesar : 75 %,

By-catch sebesar : 22 % dan Discard catch :

sebesar 3 %) dari total jumlah tangkapan

(561,99 kg).

Adapun selama penelitian jenis

tangkapan yang dominan yaitu :Tembang

(Sardinella) : 53,3 kg (9,55 %); Kwe (Atule

mate) : 43,7 kg (7,8%)Alu-alu (sphyraena

genie) : 42,6 kg (7,6 %), Cumi-cumi (loligo sp)

: 40,6 kg (7,2 %) Selebihnya adalah jenis-jenis

lain yang terbagi kedalam 23 spesies. Jenis-jenis

tersebut antara lain teri, peperek, bijinangka,

peseng dan lain-lain. Sedangkan untuk by-

catch, jenis ikan yang dominan adalah ikan

peperek (Leiognathus spp) yaitu 33,3 kg atau

±5,9 %, Ikan talang-talang (Chorinemus Tala)

yaitu 30,4 kg atau 5,4 % dan ikan Bangkok

(Thryssa Setirostris) yaitu, 24 kg atau 4,3 %.

Sedangkan yang menjadi discard catch adalah

jaket (triacanthus nieuhofi bleeker) 5,58 kg atau

1,05 %, buntal (lagocephalus Inemis) 6,16 kg

atau 1,10 % dll.

Adapun jenis dan ukuran tangkapan

sampingan dan tangkapan buangan yang

tertankap pada bagan tancap ditunjukkan pada

Tabel 1.

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 62 Januari-Maret. Vol II (1)

Tabel 1. Jenis dan ukuran tangkapan sampingan dan tangkapan buangan yang tertankap pada

bagan tancap

No Nama

Indonesia

Nama

Latin

Kisaran

Ukuran

1 Beseng-beseng (Rhabdamia Cypselurus) 2 - 4,5 cm

2 Bangkok (Thryssa Setirostris) 3 – 9,5 cm

3 Balombong (Atherinomorus Ogilbyi) 4 – 7,2 cm

4 Paperek (Leiognathus spp) 3 – 6 cm

5 Talang-talang (Chorinemus Tala) 7 - 9,5 cm

6 Buntal kuning (lagocephalus Inemis) 4 - 6,5 cm

7 Buntal duri (arothron mappa) 20 -36 cm

8 Ikan jaket (Triacanthus nieuhofi bleeker) 4 - 7,2 cm

9 Ikan lepu (Paracentropogon vespa ogilby) 3 - 5,6 cm

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan

bahwa hasil tangkapan (By-catch, dan discard

catch) pada alat tangkap bagan tancap yang

tergolong tinggi yaitu by catch: 22 % dan

discard catch 3 %, Hal ini tidak memenuhi salah

satu kriteria alat tangkap ramah lingkungan.

Komposisi Jenis Hasil Tangkapan Harian

(Main Catch, By Catch, Dan Discard Catch)

Ikan yang menjadi target pada alat

tangkap bagan tancap pada umumnya

merupakan ikan pelagis yaitu ikan yang berada

di permukaan, tetapi ada juga ikan-ikan

domersal yang ikut tertangkap, ini dikarenakan

ikan tersebut ikut tertarik oleh cahaya yang

dipancarkan lampu bagan. Gambar 21

memberikan histogram jenis-jenis ikan yang

tertangkap pada alat tangkap bagan tancap

:

Gambar 21. Histogram jenis-jenis ikan yang tertangkap selama penelitian

Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa

perbandingan jumlah ikan yang tertangkap pada

bagan tancap sangat bervariasi, adapun jenis

yang tertangkap yaitu: Tembang (Sardinella) :

53,3 kg (9,55 %), Ekor kuning (Atule Mate) :

43,7 kg (7,8%), Alu-alu (Sphyraena Genie) :

42,6 kg (7,6 %), Cumi-cumi (loligo sp) : 40,6

kg (7,2 %), ikan teri (Stolephorus sp) 33,8 kg

(6,05 %), ikan paperek (Leiognathus spp) 33,3

kg (5,9 %), kepiting 33,1 kg (5,9 %), Ikan

talang-talang (Chorinemus tala) 30,4 kg (5,4

%), ikan cendro (Tylosurus crocodiles) 27,8 kg

(4,9 %), ikan belanak (Valamugil sp) 24,2 kg

(4,3 %), ikan Bangkok (Thryssa Setirostris) 24

kg (4,3 %), julung-julung (Hemirhampus Far)

22,7 kg (4,06 %), beseng-beseng (Rhabdamia

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 63 Januari-Maret. Vol II (1)

Cypselurus), ikan lingkis (Siganus

Canaliculatus) 20,2 kg (3,6 %), ikan kwee

(Carangoides Chrysophyrs) 16,6 kg (2,9 %),

bambangan (Lutjanus Sanguineus) 16,4 kg (2,9

%), barakuda (Sphyraena barracuda) 12,9 kg

(2,3 %), udang 11,9 kg (2,13 %), parang-parang

(Chirocentrus) 11,3 kg (2,02 %), balombong

(Atherinomorus Ogilbyi) 11,1 kg (1,9 %), ikan

tengiri (Scomberomorus Commerson) 9,6 kg

(1,7 %), ikan buntal 6,16 kg (1,1 %), ikan jaket

(triacanthus nieuhofi bleeker) 5,8 kg (1,07 %),

ubur-ubur 3,16 (0,5 %),ikan singa

(Paracentropogon Vespa Ogilby) 2,23 kg (0,4

%).

KESIMPULAN

1. Berdasarkan pengamatan selektivitas bagan

tancap menunjukkan bahwa terjadi seleksi.

Terdapat 3 jenis yang dapat lolos pada

mata jaring(covernet) yaitu ikan teri

Stolephorus sp, udang Acetes sp dan ikan

peseng Rabdania sp.

2. Performance Selektifitas bagan tancap

sangat buruk, baik dilihat dari ukuran

maupun jenis ikan yang tertangkap. Hal ini

ditunjukkan dengan sempitnya batas ukuran

antara yang tertahan dengan yang lolos. Dari

ketiga jenis spesies yang lolos, hanya ikan

teri yang dapat di kalkulasi selektifitasnya

dan menunjukkan bahwa pada ukuran 2,1

cm ikan teri masih dapat lolos pada mata

jaring, sedangkan udang masih lolos pada

ukuran 1,9 cm dan ikan peseng lolos pada

ukuran 2 cm.

3. Komposisi jumlah hasil tangkapan harian

alat tangkap bagan tancap selama penelitian

yaitu : (primary catch sebesar : 75 %, By-

catch sebesar : 22 % dan Discard catch :

sebesar 3 %). Hal ini menunjukkan bahwa

bagan tancap kurang ramah terhadap

lingkungan

Berdasarkan komposisi jenis ikan yang

tertangkap, yang paling banyak atau dominan

tertangkap selama penelitian adalah ikan

tembang (Sardinella) dengan total tangkapan

53,3 kg (9,55 %), ikan kwee (Atule Mate) : 43,7

kg (7,8%), Alu-alu (Sphyraena Genie) : 42,6 kg

(7,6 %), Cumi-cumi (loligo sp) : 40,6 kg (7,2

%), ikan teri (Stolephorus Commersoni 33,8

kg (6,05 %), ikan paperek (Leiognathus spp)

33,3 kg (5,9 %) .

DAFTAR PUSTAKA

Akiyama, S. 1997.Discard Catch of Set net Fisheries in

Tateyama Bay.Journal of Tokyo University of

Fisheries (In Javanese). Vol.8.no.2.pp53-64.

Arimoto, T, 2000. Research and Education System of

Fishing Technology in Japan. TUF-JSPS

International Project. Vol. 8. March 2000.

Proceeding the 3 rd JSPS International Seminar on

Fisheries sciences in Tropical Area Sustainable

Fishing Technology in Asia Towards the 21 st

Century. Tokyo University of Fisheries. p 32-37.

Ayodhyoa, A. U., 1981. Metode Penangkapan Ikan .

Yayasan Dewi Sri. Bogor. 90 hal.

Baskoro, M. S., 1999. Capture Process of The Floated

Bamboo-Platform Liftnet With Light Attraction

(Bagan). Graduate School of Fisheries, Tokyo

University of Fisheries . Doctoral Course of Marine

Sciences and Technology. p 149

Departemen Kelautan dan Perikanan, 2000. Statistik

Perikanan Indonesia (Fisheries statistics of

Indonesia) 1998. No.28. Jakarta. Gobert, B., 1992.

Impact of the use of trammel nets on a tropical reef

resources. Fish. Res., 13: 353-367.

Hutomo, M., Burhanuddin, A. Djamali dan S.

Martosewojo. 1987. Sumberdaya Ikan Teri di

Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Oceanologi-LIPI. Jakarta. 80 hal.

Effendie, M.I 1997. Biologi Perikanan. Yaya-san

Pustaka Nusatama. Yogyakarta.

163 hal.

FAO, 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries.

Rome, Italia.

Kawamura, G., 1972. Gill net mesh Selectivity curve

developed from length- Girth relationship. Bull.

JSSF 30(10):1119-1127.

Martasuganda, S. 2002. Jaring Insang (Gillnet). Serial

Teknologi Penangkapan Ikan Berwawasan

Lingkungan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Institut Pertanian Bogor. 68 hal.

Monintja, D.R. 1996. Teknologi Tepat GunDalam

Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Laut:

Menyambut Era Pasar Global. Makalah dalam

Seminar Sehari Teknologi Lingkungan dan

Pengembangan Bisnis Masa Depan.

Diselenggarakan oleh Kantor Menteri Negara

Lingkungan Hidup. Jakarta. 13 hal. (Unpublish)

Monintja, D.R.and M.F.A Sondita. 1997. Study on The

Selectivity and by-Catch of Trammelnet in

Pelabuhan Ratu Waters, West Java. Proceedings of

Round Table Meeting of Fisheries Risearch and

development Activities Toword Responsible

Sudirman, Abd Rahim Hade, dan Sapruddin Perbaikan Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap….

ISSN 0215-174X 64 Januari-Maret. Vol II (1)

Fishing. Case studies in Asian Pasific Fisheries.

Japan Society of Fisheries Sciences, 40:20-39.

Monintja, D. R. dan Yusfiandani, 2001. Prosiding

Pelatihan untuk Pelatih engelolaan Wilayah

Pesisir Terpadu. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir

dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Hal 45-57.

Nadir, M. M. F. A. Sondita and I. Jaya, 2001. Catch

Comparison of Floating Platform Lift-Net

(Bagan) According to Light Illumination and Lunar

Phases of Barru Regency, South Sulawesi. .

Proceeding of the JSPS International Symposium

Fisheries Sciences in Tropical Area; Bogor-

Indonesia Augt, 21-25, 2000 .Sustainable Fisheries

in Asia in The New Millennium. Published by TUF

International JSPS Project Vol.10. p 187-190.

Nikijuluw, V. P. H.2002. Rezim Pengelolaan

Sumberdaya Perikanan. Penerbit P.T. Pustaka

Cidesindo. Jakarta. 254.hal.

Purbayanto, A.1999. Behavioral Studies For Improving

Survival of Fish in Mesh Selectivity of Sweepin

Trammel Ne. Graduate School of Fisheries, Tokyo

University of Fisheries. 217p. Purbayanto,A., dan M.S.Baskoro., 1999. Tinjauan

Singkat Tentang PengembanganTeknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan. Mini Review on the Developmentof Envi-ronmental Friendly Fishing Technology. Graduate Student at Tokyo University of Fisheries. Dept. of Marine Science and Technology, Tokyo. 5 hal.

Purbayanto, A dan M.F.A Sondita. 2000. Perbaikan

Selektivitas Jaring Tramel dan Survival Ikan Target

Muda dan Hasil Tangkap Sampingan Sebagai

Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati Laut.

Bulletin PSP Vol IX No.2; 1-16.

Sondita, M.F.A.,Marjudo dan Monintja,D.R. 2002.

Selektivitas Pukat Pantai Jenis Panambe di Pesisir

Teluk Palu, Donggala Sulawesi Te-ngah. Bulletin

PSP, Volume XI no.2.

Sparre, P., and S.C. Venema, 1998. Introduction to

Tropical Fish Stock Assesment Part 1.Manual

FAO Fish. Tech. Pap. 306/1, Rev.2. FAO, Rome. P

185-214.

Subani,W., dan H. R. Barus, 1989. Alat Penagkapan Ikan

dan Udang Laut. Jurnal Penelitian Perikanan

Laut No. 50 tahun 1988 (Edisi Khusus).

Jakarta. 248 hal.

Sudirman, M.S.Baskoro A.Purbayanto, D.R.Mo-nintja,

dan T.Arimoto, 2001. Review on Bagan Rambo

(Large-Typed Lift Net ) With Electrical Lamp in

South Sulawesi Indonesia. (In Fishing Technology

Manual Series 1. Light Fishing in Japan and

Indonesia. The JSPS–DGHE International

Workshop. Publised by TUF JSPS International

Vol.11. Tokyo . ISBN: 4 925135 11-2).

Sudirman, M.S.Baskoro, Musbir, A.Tupamahu, H.Sakai

and T.Arimoto, 2001. Underwater Ilumination

Pattern and the catch of two types of bagan: Case in

Pelabuhan Ratu Bay and Makassar Strait Bulletin

PSP Volume X No.2 Oktober 2001 Jurusan PSP

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.

(ISSN 0251-286X). Sudirman, 2003.Analisis Tingkah laku Ikan Untuk

Mewujudkan teknologi ramah lingkungan dalam proses penangkapan pada bagan rambo di Selat Dakassar (Disertasi Program Pascasarjana IPB). 306 hal.

Sudirman, M.S.Baskoro, A.Purbayanto, D.R.Monintja, dan T.Arimoto. 2004. Analisis Total Tangkapan berdasarkan kekuatan cahaya yang digunakan pada bagan rambo di Selat Makassar. Jurnal Protein. Universitas Muhammadyah Malang. Edisi Januari-Juli 2004. Hal 1624-1635.

Sudirman, M.S.Baskoro, A.Purbayanto D.R Monintja, dan T.Arimoto. 2004. Performan Selektivitas Bagan Rambo di Perairan Selat Makassar. (Jurnal Torani FIKP Unhas, Sementara dalam Penerbitan).

Sudirman, N.Nessa. Kurnia. 2006. Evaluasi penangkapan ikan ramah lingkungan di Perairan Provinsi Gorontalo. Laporan Penelitian. Scent bekerjasama dengan Balitbangpedalda Gorontalo.

Suharyanto, 1998. Selektivitas jaring Insang Hanyut Terhadap Ikan Tongkol (Auxis thazard),di Perairan Lepas Pantai Pelabuhan Ratu. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 109 hal.

Tokai,T and T. Kitahara. 1989. Methods of Determining the Mesh Selectivity Curve of Trawl Net. Journal Nippon Suisan Gakkaishi: 55(4);643-649 p.

Tokai, T. 1999. Maximum likelihood Parameter

Estimates of a Mesh Selectivity logistic Model

through Solver and ES-Excel. Proceeding

Internasional Seminar Fishing Technology in

Tropical Area. JPSP International Project. Vol

8.p: 93 -97.