2. Produksi Perikanan Tangkap

2. Capture Fisheries Production

2. Produksi Perikanan Tangkap

10

ANALISIS DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN, 2007

2. Capture Fisheries Production

National capture production in

2007 reached 5.04 million tones, an

increase of 4.9 percent in compari-

son with 2006 and growth 2.9 per-

cent per year from 2002 (Table 1).

Statistic report for 2007 national

capture production indicate that

inland water catches have in-

creased by almost 0.55 percent and

marine catches have increased by

over 3 percent every year from

2002.

2. Produksi Perikanan Tangkap

Produksi perikanan tangkap

nasional pada tahun 2007 men-

capai 5,04 juta ton, meningkat 4,9

persen dibanding tahun 2006 dan

tumbuh 2,9 persen per tahun sejak

tahun 2002 (Tabel 1). Statistik

nasional perikanan tangkap tahun

2007 menunjukkan bahwa penang-

kapan di perairan umum mening-

kat hampir 0,55 persen dan

penangkapan di laut meningkat

lebih dari 3 persen pertahun sejak

2002.

Grafik Produksi Tangkap/Fish Capture Production

0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BENGKULU

JAMBI

GORONTALO

BANTEN

SULAWESI BARAT

KALIMANTAN BARAT

SUMATERA SELATAN

KALIMANTAN TENGAH

NUSATENGGARA TIMUR

IRIANJAYA BARAT

NUSATENGGARA BARAT

BALI

RIAU

SULAWESI TENGAH

BANGKA-BELITUNG

KALIMANTAN TIMUR

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

MALUKU UTARA

DKI JAKARTA

LAMPUNG

KALIMANTAN SELATAN

JAWA TENGAH

JAWA BARAT

SULAWESI UTARA

KEPULAUAN RIAU

SUMATERA BARAT

SULAWESI TENGGARA

PAPUA

SULAWESI SELATAN

SUMATERA UTARA

JAWA TIMUR

MALUKU

Gambar 4. Grafik Volume Produksi Perikanan Tangkap berdasarkan Provinsi, 2007 Picture 4. Graphic of Fish Capture Production Volume by Province, 2007

11

DATA ANALYSIS OF MARINE AND FISHERIES, 2007

The highest and lowest total

catch in the 2007 for each prov-

inces are available at Picture 4. The

only recent change in the ranking

of top five producer province was

the gain by Riau and Central Java

Provinces. These provinces moved

from forth and fifth place in 2002,

to twelfth and eleventh in 2007.

Maluku, East Java, North Sumatera,

and South Sulawesi are the biggest

province of capture fisheries pro-

duction in 2007. Official catch sta-

tistics reported by Maluku have

been highly stable since 2002.

In marine capture, regarding

trends by species groups, catches

of fish and crustaceans increased

impressively in the 2002 to 2007

(by 3,86 and 3,47 percent) and at

Produksi tangkapan terbesar

dan terendah untuk setiap provinsi

di tahun 2007 disajikan pada

Gambar 4. Perubahan terhadap

urutan 5 besar provinsi penghasil

produksi penangkapan terjadi pada

Provinsi Riau dan Jawa Tengah.

Kedua provinsi ini bergeser dari

urutan 4 dan 5 pada tahun 2005

menjadi duabelas dan delapan

pada tahun 2007. Maluku, Jawa

Barat, Sumatera Utara dan

Sulawesi Selatan merupakan pro-

vinsi yang memiliki produksi

penangkapan terbesar. Data statis-

tik menunjukkan Provinsi Maluku

terlihat stabil sejak tahun 2002.

Untuk penangkapan di laut,

berdasarkan kecenderungan menu-

rut spesies utama, tangkapan ikan

dan binatang berkulit keras

meningkat cukup tajam dalam

Gambar 5. Volume Produksi Perikanan Tangkap berdasarkan Jenis, 2007 Picture 5. Fish Capture Production Volume by Species Group, 2007

12


2007 the contribution of fish at-

tained the highest from the total

production in capture at about

89,41 percent, followed by crusta-

ceans group by 6,69 percent.

With marine capture produc-

tion totaling about 4.73 million ton-

nes in 2007, the Scad and skipjack

tuna leads by far the ranking of the

ten most caught marine species

(Figure 6) with 7.22 and 7.12 per-

cent from total capture production.

However, there have been no dra-

matic changes in this ranking since

2002. The yellowfin tuna, Slip-

mouths/Pony fishes, and Narrow-

barred Spanish mackerel which in-

periode 2002-2007 (3,86 dan 3,47

persen) dan pada tahun 2007

kontribusi ikan merupakan yang

tertinggi dari total produksi

penangkapan di laut, yaitu 89,41

persen, diikuti oleh binatang

berkulit keras sebesar 6,69 persen.

Dari total produksi penang-

kapan di laut yang mencapai 4,73

juta ton pada tahun 2007, ikan

layang dan cakalang merupakan

jenis terbesar yang dihasilkan

(Gambar 6) yaitu sebesar 7,22 dan

7,12 persen dari total produksi

tangkap. Namun demikian tidak

ada perubahan yang besar

terhadap jenis utama yang

dihasilkan sejak tahun 2002.

Madidihang, peperek dan tenggiri

Gambar 6. Grafik Volume Produksi Perikanan Tangkap berdasarkan Jenis, 2007 Picture 6. Graphic of Marine Capture Production Volume by Species, 2007

13


clude of ranked of the ten, had

dropped from the list by 2007 and

was replaced by the Frigate tuna,

Longtail tuna, and Red snappers.

Regarding by species group for

Inland capture production in 2007,

dominated by fishes was about

yang masuk pada sepuluh besar

spesies utama, pada tahun 2007

digantikan oleh tongkol krai,

tongkol abu-abu dan kakap merah.

Sedangkan kelompok spesies

yang dihasilkan dari penangkapan

di perairan umum tahun 2007,

Gambar 8. Grafik Volume Produksi Penangkapan di Perairan Umum berdasarkan Jenis, 2007 Picture 8. Graphic of Inland Openwater Capture Production Volume by Species, 2007

Gambar 7. Grafik Produksi Penangkapan di Perairan Umum berdasarkan Kelompok Spesies, 2007 Picture 7. Graphic of Inland Openwater Capture Production by Species Group, 2007

14


93,98 percent, followed by crusta-

ceans by 4.78 percent (Picture 7).

Base its species, fish all the much

got is snakehead murrel, and then

snakeskin gourami, catfish, kissing

gouramis, java carp and others

(Picture 8).

The estimated value of na-

tional capture fisheries production

in 2007 amounted to some Rp. 48,4

trillion, representing a 20,87 per-

cent growth over the value re-

corded for 2006. Of this total, pro-

duction from marine capture had a

value of Rp. 45 trillion and from

open water capture had value of

Rp. 3.4 trillion (Picture 9).

didominasi dari jenis ikan sebesar

93,98 persen dan diikuti oleh

binatang berkulit keras sebesar

4,78 persen. (Gambar 7). Jenis ikan

yang banyak dihasilkan adalah

gabus, gurami, lais, tambakan,

tawes dan lain-lain (Gambar 8).

Nilai yang dihasilkan dari

produksi prikanan tangkap nasional

pada tahun 2007 sebesar Rp. 48,4

triliun, yang meningkat 20,87

persen dibanding tahun 2006. Dari

jumlah ini, produksi penangkapan

di laut nilainya mencapai Rp. 45

triliun dan nilai produksi

penangkapan di perairan umum

Rp. 3,4 triliun (Gambar 9).

-

5 000

10 000

15 000

20 000

25 000

30 000

35 000

40 000

45 000

50 000

2002 2003 2004 2005 2006 2007

Rp

. Mil

lions

Perikanan laut - Marine Fisheries

Perairan umum - Inland openwater

Gambar 9. Perkembangan Nilai Produksi Perikanan Tangkap, 2002-2007 Pivture 9. Trend of Capture Fisheries Production Value. 2002-2007

15


Selain dipasarkan dalam ben-

tuk segar, untuk meningkatkan nilai

tambah dan mempertahankan

kualitas hasil produksi perikanan,

dilakukan pengolahan. Pengolahan

hasil perikanan dilakukan secara

tradisional maupun modern. 58,9

persen hasil penangkapan di laut

dipasarkan segar. Pengolahan se-

cara modern seperti pengalengan,

pembekuan dan tepung ikan

umumnya ditujukan untuk komodi-

tas eksport. Pada tahun 2007 baru

3,5 persen produk perikanan yang

diolah secara modern. Selebihnya

masih diolah secara tradisional un-

tuk keperluan pemasaran dalam

negeri seperti pengeringan (15 per-

sen), pemindangan (3,5 persen),

peragian (0,8 persen) dan pengasa-

pan (2,2 persen).

In addition to be marketed in

the form of fresh, to increase

added value and maintain the qual-

ity of fishery production, the proc-

essing is done. Fisheries product

processing done in a traditional and

modern. 58.9 percent of the ma-

rine capture product marketed

fresh. The modern processing, such

as the canning, fish meal and

freezing generally intended for ex-

port commodities. In 2007 only 3.5

percent of the fishery products that

are processed modern. The rest are

traditionally processed for domes-

tic marketing purposes such as dry-

ing (15 percent), boiling (3.5 per-

cent), fermentation (0.8 percent)

and smoking (2.2 percent).

Gambar 10. Grafik Produksi Penangkapan di Laut berdasarkan Perlakuan, 2007 Picture 10. Graphic of Marine Capture Fisheries Production by Disposition, 2007

16


Gambar 11. Peta Distribusi Produksi Perikanan Tangkap, 2007

Picture 11. Map of Capture Fisheries Production Distribution , 2007

Documents

2. Produksi Perikanan Tangkap