42
PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT SKRIPSI WIDYA PITA LOKA E10013084 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT

SKRIPSI

WIDYA PITA LOKA

E10013084

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2017

Page 2: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT

Widya Pita Loka (E10013084), di bawah bimbingan

Wiwaha Anas Sumadja1)

dan Resmi2)

RINGKASAN

Bungkil inti sawit (BIS) merupakan hasil samping dari pengolahan inti

kelapa sawit yang masih bisa dimanfaat untuk pakan unggas. Selain

ketersediaanya yang melimpah BIS juga mengandung nutrisi yang cukup baik.

BIS mengandung protein kasar 15,43%-19,00%, lemak kasar 7,71%, serat kasar

15,47%-20,00%, kalsium 0,43%, dan Phospor 0,86%. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui performa produksi telur puyuh yang diberi ransum

mengandung bungkil inti sawit.

Penelitian ini dilakukan di kandang Fapet Farm Fakultas Peternakan

Universitas Jambi yang dilaksanakan mulai tanggal 8 April sampai 30 Juni 2016.

Penelitian ini menggunakan puyuh betina umur 21 hari sebanyak 140 ekor.

Perlakuan yang digunakan meliputi: T1 (ransum 0% BIS), T2 (ransum

mengandung 12,5 % BIS), T3 (ransum mengandung 25% BIS), dan T4 (ransum

mengandung 37,5%). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Peubah yang diamati

meliputi konsumsi ransum, umur bertelur pertama, bobot telur, produksi telur dan

konversi ransum.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BIS hingga 37,5% dalam

ransum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, umur

bertelur pertama, bobot telur, produksi telur dan konversi ransum.

Disimpulkan bahwa BIS dapat digunakan hingga taraf 37,5% tanpa

mempengaruhi perfoma produksi telur puyuh.

1)

Pembimbing Utama 2)

Pembimbing Pendamping

Page 3: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT

Oleh

WIDYA PITA LOKA

E10013084

Telah Diuji di Hadapan Tim Penguji

Pada Hari Rabu, tanggal 18 April 2017, dan dinyatakan Lulus

Ketua : Ir. Wiwaha Anas Sumadja, M.Sc, PhD

Sekretaris : Ir. Resmi, MP

Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. Zubaidah, MS

2. Dr. Yatno, S.Pt., M.Si

3. Heru Handoko, S.Pt., M.Si

Menyetujui:

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Ir. Wiwaha Anas Sumadja, M.Sc, PhD Ir. Resmi, MP

NIP. 19640711 199001 1 002 NIP. 19590818 198603 2 002

Tanggal: Tanggal:

Mengetahui:

Wakil Dekan BAKSI, Ketua Jurusan/Program Studi

Dr.Sc.Agr.Ir. Teja Kaswari, M.Sc Ir. Darmawan, MP

NIP. 19661215 199203 1 002 NIP. 19570615 198710 1 001

Tanggal: Tanggal:

Page 4: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Performa

Produksi Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Yang Diberi Ransum

Mengandung Bungkil Inti Sawit” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di

bagian akhir skripsi ini sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.

Jambi, April 2017

dto

Widya Pita Loka

Page 5: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sungai Rambai pada

tanggal 8 Mei 1995, sebagai anak pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Mulyadi, S.E dan Ibu

Siti Nurma. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di

SDN 116/V Sungai Rambai pada tahun 2007,

pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Pengabuan

Teluk Nilau pada tahun 2010, dan pendidikan menengah

atas di SMAN 1 Pengabuan Teluk Nilau pada tahun 2013. Penulis mengambil

Jurusan IPA dan menamatkan SMA pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi

Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi melalui jalur Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Praktek lapang dilaksanakan pada

semester VI (genap) tahun akademik 2015/2016 yang bertempat di Desa Mendalo

Darat Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Pada Bulan Juli

2016 penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) di Desa Tegal

Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.

Page 6: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

i

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan nikmat

kesehatan serta kesempatan yang telah dianugrahkan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi. Skripsi ini merupakan

persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada

Program Studi Peternakan Universitas Jambi.

Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ayahku tercinta Mulyadi S.E dan Ibuku tercinta Siti Nurma yang selalu berdoa

dengan penuh kesabaran dan memberikan semangat serta melimpahkan kasih

sayang dan dorongan moral serta materil sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

2. Kepada Adik-adikku Angga Setiawan dan Alda Wulandari yang luar biasa

memberi semangat kepada penulis selama perkuliahan.

3. Bapak Ir. H. Wiwaha Anas Sumadja, M.Sc, PhD selaku pembimbing akademik

sekaligus pembimbing utama yang selalu memberikan nasehat, bimbingan dan

motivasi kepada penulis selama perkuliahan, serta memberikan pengarahan dan

saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Ir. Resmi, MP selaku pembimbing pendamping yang telah banyak

meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan serta saran kepada

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Nurhayati, M.Sc.agr selaku Dekan Fakultas Peternakan dan

seluruh staf pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi yang telah banyak

memberi ilmu pengetahuan dan wawasan kepada penulis.

6. Ibu Ir. Hendalia, MS selaku dosen pembimbing lapangan (Farm Experience).

7. Rekan satu tim penelitian Nofriansyah, Dias Triyambodo, Giniung Pratidina

dan Laily Hanifa yang selalu bekerjasama dan selalu menyemangati penulis.

8. Sahabatku tersayang Suci Ardiyanti yang selalu memberikan semangat yang

luar biasa.

Page 7: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

ii

9. Sahabat seperjuangan Suliani, Syintia Dwi Agustina, Azizah, Dwi D.A

Sihombing, Rinda Devianti, Tria Noberta Futri yang selalu memberikan

semangat kepada penulis.

10. Teman seperjuangan posko 5 Eky, Melvi, Meti, Mia, Sela, Inta, Santa, Fitri,

Tirta, Julistiono, Ardian, Riyadi, Bayu, Ikhsan.

Laporan penelitian ini adalah hasil upaya maksimal penulis dengan

bantuan berbagai pihak. Kritik atas kekurangan laporan ini mudah-mudahan dapat

diperbaiki oleh peneliti-peneliti berikutnya untuk topik penelitian lain.

Akhir kata penulis banyak mengucapkan ribuan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis, semoga Tuhan Yang Maha Esa

memberikan balasan yang setimpal kepada kita semua.

Jambi, April 2017

Widya Pita Loka

Page 8: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

iii

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… vii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2.Tujuan .......................................................................................... 2

1.3.Manfaat ........................................................................................ 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3

2.1. Puyuh .......................................................................................... 3

2.2. Bungkil Inti Sawit (BIS) ............................................................. 4

2.3. Bungkil Inti Sawit dalam Ransum Unggas ................................. 5

2.4. Produksi Telur ............................................................................ 6

2.5. Konsumsi Ransum ...................................................................... 7

2.6. Konversi Ransum........................................................................ 8

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 10

3.1. Tempat dan Waktu ...................................................................... 10

3.2. Materi dan Peralatan ................................................................... 10

3.3. Metode ....................................................................................... 10

3.4. Rancangan Penelitian.................................................................. 14

3.5. Peubah yang diamati .................................................................. 14

3.6. Analisis Data ............................................................................... 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 16

4.1. Konsumsi Ransum ...................................................................... 16

4.2. Umur Bertelur Pertama ............................................................... 17

4.3. Bobot Telur ................................................................................. 17

4.4. Produksi Telur............................................................... ............. 18

4.5. Konversi Ransum........................................................................ 20

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 21

Page 9: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

iv

5.1. Kesimpulan ................................................................................. 21

5.2. Saran ........................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 22

LAMPIRAN ................................................................................................ 26

Page 10: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi telur puyuh pada level protein yang berbeda ........................... 7

2. Kebutuhan konsumsi pakan pada puyuh ................................................. 8

3. Kebutuhan nutrient dalam ransum puyuh fase layer ............................... 8

4. Kandungan zat makanan bahan penyusun ransum perlakuan ................. 12

5. Komposisi bahan penyusun ransum perlakuan ....................................... 12

6. Kandungan zat makanan ransum perlakuan ........................................... 13

7. Rataan konsumsi, umur bertelur pertama, bobot telur, produksi telur

dan konversi ransum puyuh umur 51-97 hari ......................................... 16

Page 11: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan proses pengolahan kelapa sawit dan perkiraan proporsi terhadap

tandan buah segar .................................................................................... 5

2. Rataan produksi telur tiap perlakuan sampai umur 7 minggu produksi . 19

Page 12: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Analisis ragam dari data konsumsi ransum (gram/ekor/hari) ............ 26

2. Analisis ragam dari data umur bertelur pertama (hari) ..................... 27

3. Analisis ragam dari data bobot telur (gram/butir) .............................. 28

4. Analisis ragam dari produksi telur (%) .............................................. 29

5. Analisis ragam dari data konversi ransum ......................................... 30

Page 13: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki potensi untuk

dikembangkan dan ditingkatkan produksinya. Selain menghasilkan daging, puyuh

juga menghasilkan telur untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi

masyarakat. Puyuh merupakan unggas daratan yang memiliki ukuran tubuh kecil,

pemakan biji-bijian dpan serangga kecil. Jenis puyuh yang sering dibudidayakan

adalah puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica) karena puyuh ini mulai bertelur

pada umur 42 hari. Puyuh betina mampu menghasilkan 250-300 butir telur dalam

setahun. Berat telurnya sekitar 10 g/butir atau 7-8% dari bobot badan. Puyuh

berpotensi sebagai penyumbang bahan pangan asal hewani untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi protein. Menurut data dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan

Hewan (2012), populasi puyuh di Indonesia sebanyak 7.840.880 ekor. Dengan

populasinya yang cukup banyak maka perlu ketersediaan bahan pakan yang

banyak pula.

Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan

keberhasilan suatu usaha peternakan, karena 60-70% biaya yang dikeluarkan

peternak digunakan untuk pembelian pakan. Saat ini Indonesia masih mengimpor

sebagian bahan pakan dari luar negeri. Hal ini menyebabkan harga pakan unggas

komersil relatif mahal dan tidak stabil. Untuk mengurangi biaya produksi, salah

satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pakan alternatif yang

kandungan nutrisinya baik, selalu tersedia, mudah didapat dan murah. Bungkil inti

sawit (BIS) merupakan hasil samping dari pengolahan inti kelapa sawit yang

masih bisa dimanfaat untuk pakan ternak unggas.

Direktorat jenderal perkebunan (2014) melaporkan bahwa produksi

minyak kelapa sawit di Indonesia mencapai 29.344.479 ton dan diperkirakan

menghasilkan 7.336.119 ton inti sawit. Di provinsi Jambi pada tahun 2014

produksi minyak kelapa sawit mencapai 1.857.260 ton dan bila dihitung secara

nominal menghasilkan bungkil inti sawit sebanyak 213.585 ton. Selain

ketersediaannya yang melimpah BIS juga mengandung nutrisi yang cukup baik.

Page 14: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

2

Kandungan nutrisi pada BIS yaitu protein kasar 15.43%-19.00%, lemak kasar

7.71%, serat kasar 15.47%-20.00%, Ca 0.43%, P 0.86% dan Cu 21.86 ppm

(Aritonang, 1984). Penggunaan BIS hingga level 30% dalam ransum puyuh

petelur tidak memberikan efek negatif terhadap produksi telur, berat telur dan

dapat mengurangi biaya pakan (Makinde et al., 2014). Oleh karena itu, perlu

dilakukan penelitian lanjut dengan meningkatkan level penggunaan BIS dalam

ransum untuk melihat produksi telur pada puyuh.

1.2. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performa produksi telur

pada puyuh yang diberi ransum mengandung bungkil inti sawit.

1.3. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang

penggunaan bungkil inti sawit dalam ransum puyuh petelur sebagai bahan pakan

alternatif.

Page 15: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Puyuh

Puyuh merupakan unggas yang memiliki siklus hidup relatif pendek

dengan laju metabolisme tinggi, dan pertumbuhan serta perkembangannya yang

sangat cepat (Radhitya, 2015). Burung puyuh merupakan salah satu komoditi

unggas dari genus Coturnix yang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil telur dan

daging (Setyawan et. al., 2012). Puyuh mulai dijinakkan di Jepang pada tahun

1890-an (Nugroho dan Mayun, 1986). Sedangkan, di Indonesia puyuh mulai

dikenal dan diternakkan pada tahun 1979 (Progressio, 2000). Jenis puyuh yang

banyak dibudidayakan di Indonesia adalah puyuh Jepang (Coturnix coturnix

japonica) (Suryani, 2015).

Karakteristik yang mencirikan puyuh Jepang menurut Wheindrata (2014)

adalah : (1) paruh pendek dan kuat, badan lebih besar dibanding puyuh jenis lain,

panjang badan 18-19 cm, berbentuk bulat dengan ekor pendek, (2) jari kaki empat

buah, tiga jari ke arah depan satu jari ke arah belakang, warna kaki kekuning-

kuningan, (3) pada kepala puyuh jantan dewasa, diatas mata dan bagian alis mata

belakang terdapat bulu putih berbentuk garis melengkung yang tebal, bulu dada

merah sawo matang polos tanpa ada bercak-bercak cokelat kehitaman, suara

puyuh jantan lebih keras dibanding yang betina, (4) warna bulu puyuh betina

dewasa hampir sama dengan warna bulu puyuh jantan berbeda hanya pada dada

yang warna dasarnya agak pucat, bergaris-garis, atau berbecak kehitam-hitaman,

(5) puyuh mencapai dewasa kelamin sekitar umur 40-42 hari, (6) berat badan

puyuh betina dewasa 142-144 gram/ekor, sedangkan puyuh jantan 115-117

gram/ekor, (7) puyuh betina dapat bertelur 200-300 butir/tahun dengan berat telur

9-10 gram/butir.

Puyuh mempunyai saluran pencernaan yang dapat menyesuaikan diri

terhadap kondisi lingkungan. Gizzard dan usus halus pada puyuh memberikan

respon yang fleksibel terhadap ransum dengan kandungan serat kasar yang tinggi

(Starck dan Rahman, 2003). Kemiripan puyuh dengan beberapa unggas lain untuk

beberapa parameter genetik membuat puyuh sering digunakan untuk hewan

Page 16: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

4

percobaan dalam penelitian seleksi unggas khususnya untuk seleksi jangka

panjang (Maeda et. al., 1997). Klasifikasi puyuh secara ilmiah yaitu sebagai

berikut :

Kingdom : Animalia

Fillum : Chordata

Class : Aves

Ordo : Galliformes

Sub-ordo : Phasianoidea

Family : Phasianidae

Genus : Coturnix

Spesies : Coturnix coturnix japonica

2.2. Bungkil Inti Sawit (BIS)

Bungkil inti sawit (palm kernel cake / PKC) merupakan hasil samping

yang diperoleh dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang potensial untuk

dijadikan sebagai bahan pakan ternak (Elisabeth dan Ginting, 2003). Pemanfaatan

BIS sebagai sumber energi dalam pakan juga dapat mengurangi biaya pakan

(Anggreini et. al., 2014). Pengolahan inti sawit menghasilkan sekitar 45% minyak

inti sawit sebagai hasil utama dan bungkil inti sawit sekitar 45% sebagai hasil

sampingan (Devendra, 1977). BIS mempunyai berat jenis, kerapatan tumpukan,

kerapatan pemadatan tumpukan dan sudut tumpukan yang lebih tinggi dari sifat

fisik yang dimiliki bungkil kedele (Yatno, 2011).

Kandungan zat makanan pada BIS adalah bahan kering 91,8%, protein

kasar 15,3%, serat kasar 15,0%, dan abu 5% (Idris et. al., 1998, dalam Elisabeth

dan Ginting, 2003). Nilai kecernaan BIS tanpa fermentasi adalah 63,87% dan

setelah fermentasi 3 hari menjadi 74,91% (Supriyati et, al., 1998). Bungkil inti

sawit, sangat potensial untuk digunakan sebagai pakan alternatif sumber protein

dan energi. Kandungan gizi pada BIS adalah protein kasar 15.32 %, serat kasar

14.39%, lemak kasar 1.75%, Ca 0.49% dan P 0.68%, dengan kandungan energi

metabolis 1892 Kkal/kg (Shakila and Reddy, 2014).

Page 17: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

5

Kandungan zat nutrisi dalam BIS bervariasi, hal ini disebabkan oleh

adanya perbedaan umur tanaman, teknik ekstraksi, daerah asal atau jenis kelapa

sawit (Aritonang, 1984). Berikut adalah bagan komposisi produk dan hasil

samping dari pengolahan kelapa sawit :

Gambar 1. Bagan proses pengolahan kelapa sawit dan perkiraan proporsi terhadap

tandan buah segar (Elisabeth dan Ginting, 2003)

2.3. Bungkil Inti Sawit dalam Ransum Unggas

Konsentrat protein yang diekstraksi dari bungkil inti sawit memiliki

retensi protein dan energi metabolis murni yang lebih tinggi dari bungkil inti sawit

tanpa pengolahan serta hampir menyamai dengan bungkil kedelai yang

mempunyai retensi protein dan energi metabolis murni berturut-turut sebesar

(69.82 vs 70.57% dan 2605.97 vs 2857.35 kkal/kg) (Yatno et. al., 2008).

Penggunaan dedak dan BIS yang di suplementasi dengan Maxigrain® enzyme

sebanyak 15% selama fase pertumbuhan dan 30% selama pada fase bertelur dapat

meningkatkan bobot badan dan produksi telur serta mengurangi biaya pakan

(Makinde, 2012). Pemberian bungkil inti sawit hingga 30% pada puyuh

menghasilkan konversi pakan sebesar 3,17 (Pranata, 2015).

Tandan Buah Segar

Kelapa Sawit

Tandan Kosong(TKS)

23%

Serat Kelapa Sawit

13%

Minyak Kasar

20-22%

Lumpur Sawit (POS)

2% BK

Inti Sawit

5%

Minyak Inti Sawit(PKO)

45%-46%

Bungkil Inti Sawit (PKM)

45%-46%

Cangkang

7%

Page 18: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

6

Penggunaan BIS dapat diberikan sampai level 30% pada ransum fase

bertelur (mulai umur 6 minggu) tanpa mempengaruhi produksi telur, berat telur

serta dapat meningkatnya bobot badan dan mengurangi biaya pakan (Makinde et.

al., 2014). Menurut Yatno (2009) pemberian 12% konsentrat protein BIS

terfortifikasi tidak memberikan efek negatif pada ternak yang tergambar dari skor

lesio dan gambaran histopatologi usus dan hati bahkan memberikan efek positif

terhadap bobot badan akhir dan indeks kuning telur puyuh masa bertelur. Menurut

Pranata (2015) pemberian BIKSF dan BIKS sebanyak 10, 20, 30% dengan

kandungan serat kasar dalam ransum perlakuan sebesar 3,45 – 9,49 tidak

mempengaruhi pertambahan bobot badan puyuh dan persentase karkas.

2.4. Produksi Telur

Produksi telur adalah banyaknya telur yang dihasilkan oleh seekor

unggas/puyuh dalam jangka waktu tertentu (Bachari et. al., 2006). Burung puyuh

mampu menghasilkan telur sebanyak 200-300 butir/ekor/tahun, dengan bobot

telur rata-rata 10 gram/butir, memiliki warna coklat tua,biru, putih dengan bintik-

bintik hitam pada kerabang telur, pigmen kerabang telur berupa ooporpirin dan

biliverdin (Randall dan Bolla, 2008, dalam Putra, 2013). Produksi telur puyuh

umur 6-17 minggu berkisar antara 51,79% sampai 62,50%, dengan rataan

produksi telur sebesar 57,01% (Bachari et. al., 2006). Burung puyuh yang sedang

bertelur berumur lebih dari 42 hari (SNI 2006). Burung puyuh betina akan mulai

bertelur pada umur 41 hari, puncak produksi terjadi pada umur 5 bulan dengan

persentase telur 96% (Djulardi et. al., 2006 dalam Setyawan et. al., 2012).

Produksi telur pada puyuh umur 6-10 minggu selama satu bulan rata-rata 39,95%

dengan rataan konversi ransum 6,44 (Sudrajat et. al., 2014). Pada umur 11-13

minggu produksi telur puyuh mulai stabil dan mendekati puncak produksi,

sehingga rataan produksi telurnya lebih tinggi yaitu sekitar 88,52% (Triyanto,

2007). Produksi telur pada level protein yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 19: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

7

Tabel 1. Produksi telur puyuh pada level protein yang berbeda

Sumber: Eishu et. al., (2005) dalam Triyanto (2007)

2.5. Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum adalah banyaknya ransum yang dimakan dalam jangka

waktu tertentu dengan tujuan untuk dapat hidup, meningkatkan pertambahan

bobot badan dan untuk produksi. Menurut North dan Bell (1990) pakan pada

unggas diperlukan untuk body maintenance, pertumbuhan, pertumbuhan bulu dan

produksi telur. Menurut Triyanto (2007) ada dua faktor yang mempengaruhi

konsumsi pakan pada unggas yaitu faktor berpengaruh dominan (kandungan

energi pakan dan suhu lingkungan) dan faktor yang berpengaruh minor (strain

burung, berat tubuh, bobot telur harian, pertumbuhan bulu, derajat stress dan

aktifitas burung). Konsumsi pakan mempengaruhi penampilan produksi unggas

sebab pakan yang dikonsumsi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

pokok serta untuk proses produksi (Anggorodi, 1985). Puyuh umur 35 hari akan

mengkonsumsi pakan lebih banyak dengan densitas pakan yang tinggi

dibandingkan dengan densitas pakan yang rendah pada umur yang sama

(Atmamihardja et. al., 1983). Ransum yang dikonsumsi dipengaruhi oleh

palatabilitas ransum terutama bentuk fisik ransum yang diberikan (Bachari et. al.,

2006). Tingkat konsumsi pakan burung puyuh dipengaruhi oleh tingkat energi dan

palatabilitas pakan (Setiawan, 2006). Kebutuhan jumlah pakan puyuh dan

kebutuhan zat- zat nutrien puyuh fase layer berturut-turut dapat dilihat pada Tabel

2 dan 3.

Level Protein

(%)

Umur (minggu)

6-10 10-20 20-32 6-32

Produksi Telur (%)

18 46,7 61,6 42,8 53

20 67,9 63 62,5 63,7

22 51,3 71,7 62,3 64,6

24 66,5 81,7 81,1 78,7

Page 20: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

8

Tabel 2. Kebutuhan konsumsi pakan pada puyuh

Umur Puyuh Kebutuhan Jumlah Pakan

(gram/ekor/hari)

0 - 10 hari 2-3

11 - 20 hari 4-5

21 - 30 hari 8-10

31 - 40 hari 12-15

41 hari sampai afkir 17-20

Sumber: Abidin (2002)

Tabel 3. Kebutuhan nutrient dalam ransum puyuh fase layer

Zat Makanan (%) Layer (umur > 6 minggu)

Protein Kasar 20

Lemak Kasar 3,96

Serat Kasar 4,40

Kalsium 2,5

Posfor 0,55

Chlorine 0,15

Natrium (mg/kg) 0,35

Energi Metabolisme (kkal/kg) 2600

Sumber : NRC (National Research Council ), Nutrient Requirement of Poultry,

1994

2.6. Konversi Ransum

Konversi pakan merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang

dikonsumsi (gram) dengan produksi telur (gram) yang dihasilkan pada waktu

tertentu (Triyanto, 2007). Konversi pakan digunakan untuk mengukur keefisienan

penggunaan pakan dalam memproduksi telur (Setiawan, 2006). Semakin kecil

nilai angka konversi menunjukkan tingkat efisiensi puyuh memanfaatkan pakan

menjadi daging dan telur (Zainudin dan Syahruddin, 2012). Menurut Tillman et.

al., (1991) konversi ransum dipengaruhi beberapa hal, diantaranya derajat

pertumbuhan, bobot badan, komposisi pakan, status produksi, aktivitas ternak,

tipe ternak, jenis kelamin, laju perjalanan pakan dalam alat pencernaan,

temperatur lingkungan dan palatabilitas pakan.

Menurut Yatno (2009) konversi pakan pada puyuh adalah sebesar 3,5.

Sedangkan, Menurut Utomo et. al., (2014) konversi pakan pada puyuh adalah

sebesar 3,9. Mufti (1997) melaporkan bahwa rataan konversi ransum pada puyuh

Page 21: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

9

adalah 4,30 dengan kisaran 4,03-4,73. Angka konversi ransum yang rendah

menandakan effisiensi ransum tinggi, sebaliknya angka konversi ransum yang

tinggi menunjukkan nilai manfaat biologis yang rendah (Radhitya, 2015).

Konversi pakan dipengaruhi oleh bangsa burung, manajemen, penyakit serta

pakan yang digunakan (Ensminger, 1992). Sedangkan menurut Amrulloh (2003)

faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya konversi ransum adalah kualitas

ransum, teknik pemberian, bentuk dan konsumsi ransum.

Page 22: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di kandang Fapet Farm Fakultas Peternakan

Universitas Jambi mulai dari tanggal 8 April sampai 30 Juni 2016.

3.2. Materi dan Peralatan

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak puyuh yang

berumur 21 hari sebanyak 140 ekor. Ransum yang digunakan adalah ransum yang

dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun ransum

adalah BIS, jagung kuning, tepung ikan, bungkil kedele, dedak, dikalsium

phosphat, CaCO3, premix, lysine, methionin.

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang ternak

puyuh, lampu pijar, sapu, sikat, ember, plastik, tempat pakan, tempat air minum,

koran, timbangan.

3.3. Metode

3.3.1. Persiapan bungkil inti sawit

BIS di dapat dari daerah Sarolangun, PT. Krisna Duta Agroindo. BIS

tersebut kemudian digiling menggunakan grinder. Setelah dilakukan penggilingan

kemudian BIS di saring dengan ukuran saringan 60 mesh.

3.3.2. Persiapan alat penelitian

Persiapan penelitian dengan cara menyiapkan semua alat-alat yang akan

digunakan seperti kandang kelompok yang berukuran 1,2 × 0,65 × 0,27 m terdiri

dari 4 tingkat kandang, lampu pijar, tempat pakan, tempat minum, ember, skop,

label perlakuan, penomoran cage pada kandang, dan timbangan.

Page 23: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

11

3.3.3. Persiapan kandang

Kandang yang akan digunakan adalah kandang kelompok yang berjumlah

20 unit, masing-masing unit berisi 7 ekor puyuh dan menggunakan tempat

penampungan ekskreta. Sebelum di gunakan kandang dibersihkan terlebih dahulu

dengan cara sanitasi kandang yaitu dicuci dengan air bersih dan disemprot

desinfektan. Setelah kandang kering, dilakukan pengkapuran kandang dengan

tujuan untuk membasmi mikroba yang menempel pada kandang. Lalu puyuh

dimasukkan ke dalam kandang. Pembersihan ekskreta 2 hari setelah puyuh

dimasukkan didalam kandang.

3.3.4. Persiapan ransum

Ransum yang digunakan terdiri dari BIS, jagung kuning, tepung ikan,

dedak, bungkil kedele, dikalsium phosphat, CaCO3, premix, lysine, methionin.

Ransum disusun sesuai dengan kebutuhan zat makanan puyuh. Perlakuan yang

diberikan yaitu :

T1 = Ransum 0% BIS

T2 = Ransum mengandung 12,5% BIS

T3 = Ransum mengandung 25% BIS

T4 = Ransum mengandung 37,5% BIS

Pembuatan ransum dilakukan dengan cara mencampurkan bahan yang

jumlahnya sedikit dan tekstur lebih halus terlebih dahulu, kemudian tambahkan

sedikit demi sedikit bahan yang berjumlah banyak. Kemudian ransum tersebut

dicampur dengan BIS sedikit demi sedikit sampai homogen. Kandungan zat

makanan bahan penyusun ransum puyuh, komposisi bahan penyusun ransum

puyuh, dan kandungan zat makanan hasil perhitungan antara kandungan zat

makanan penyusun ransum dan komposisi ransum puyuh berturut-turut dapat

dilihat pada Tabel 4,5, dan 6.

Page 24: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

12

Tabel 4. Kandungan zat makanan bahan penyusun ransum perlakuan

Zat

Makanan

Jagung

Kuning

Tepung

Ikan

Dedak Bungkil

kedele

Dikalsium

Phosphat

Bungkil

Inti

Sawit

CaCO3

BK 91,89a 88,47a 90,81a 87,56a 95b 90.44a 99b PK 12,73a 36,86a 10,10a 58,74a - 14,90a - LK 13,09a 1,89a 3,79a 1,29a - 7,24a - SK 3,75a 9,52a 8,03a 0,35a - 6,35a - Ca 0.02b 5.58b 0.20b 0.29b 16.00b 0.58d 39b P 0.23b 3.37b 1.10b 0.60b 21.00b 0.45d 0.04b

Liys 0.29b 3.97b - 0.50b - 0.35d - Met 0.18b 1.30b 0.16b 2.56b 0.24d

EM (kkal/kg) 3321

b 3080

c 2200

c 2216

b - 2485,06

d -

ket. a)Hasil Analisa Lab: Nutrisi Ruminansia dan Makanan Ternak Fakultas

Peternakan Universitas Jambi Tahun 2016. b) Hartadi et al., (1980).

c) Hasil

Analisa Lab: Nutrisi Ruminansia Dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran Tahun 2010 dalam (Radhitya, 2015). d) Yatno (2009).

Tabel 5. Komposisi bahan penyusun ransum perlakuan

Bahan (%) Perlakuan

T1 T2 T3 T4

BIS 0 12.5 25 37.5

Jagung Kuning 47 40 34 25.5

Tepung Ikan 10 10 10 10

Dedak 16 13 6 4

Bungkil Kedele 20 17.5 18 16

Dikalsium Phosphat 2 2 2 2

CaCO3 4.5 4.5 4.5 4.5

Lysine 0.25 0.25 0.25 0.25

Methionin 0.25 0.25 0.25 0.25

Jumlah 100 100 100 100

Page 25: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

13

Tabel 6. Kandungan zat makanan ransum perlakuan

Zat Makanan (%) Perlakuan

T1 T2 T3 T4

Bahan Kering 90,43 90,39 90,26 90,19

Protein Kasar 23,03 22,23 22,92 22,32

Lemak Kasar 7,20 7,05 6.91 6.60

Serat Kasar 4,07 4,35 4,36 4,67

Kalsium 2,73 2,79 2,85 2,91

Phosphor 1,16 1,16 1,12 1,13

Lysine 0,88 0,89 0,92 0,93

Methionin 0,98 0,93 0,96 0,93

EM (kkal/kg) 2664 2620,83 2589 2529,31

Keterangan: Dihitung berdasarkan Tabel 4 dan 5

3.3.5. Pemberian ransum dan air minum

Ransum yang telah disusun sesuai perlakuan diberikan tiga kali sehari

yaitu pagi, siang dan sore hari dan air minum diberikan adlibitum.

3.3.6. Pengacakan perlakuan dan pengacakan puyuh

Penempatan puyuh dan pemberian ransum perlakuan didalam kandang

dilakukan secara acak. Urutkan kandang dari nomor 1 sampai 20 kemudian

dilakukan pengacakan perlakuan beserta ulangannya terlebih dahulu dengan

menggunakan lotre. Puyuh yang telah ditimbang dan diberi nomor 1 sampai 140

di acak dengan menggunakan lotre lalu ditempatkan berdasarkan hasil pengacakan

kandang. Setiap unit kandang diisi dengan 7 ekor puyuh.

3.3.7. Pengambilan dan penimbangan telur puyuh

Pengambilan telur dilakukan setiap hari sebanyak dua kali sehari yaitu

pada pagi hari pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 17.00 WIB. Setelah itu telur

disimpan ditempat telur/tray. Telur yang sudah disimpan di tray dikelompokkan

berdasarkan perlakuan dan ulangan. Kemudian telur ditimbang untuk memperoleh

berat telur/butir.

Page 26: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

14

3.4. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4

perlakuan dan 5 ulangan. Model linier yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yij = µ + αi + Eij

Keterangan : i = 1, 2, 3, 4 (banyaknya perlakuan)

j = 1, 2, 3, 4 , 5 (banyaknya ulangan)

Yij = Nilai Pengamatan yang diukur

µ = Pengaruh dari rata – rata peubah yang diamati

αi = Pengaruh perlakuan ke – i

Eij = Pengaruh Galat Percobaan ulangan ke - j dan perlakuan

ke – i

3.5. Peubah yang Diamati

Pada penelitian ini peubah yang diamati adalah konsumsi ransum,umur

peneluran pertama, produksi telur puyuh (quail day), bobot telur dan konversi.

1. Konsumsi ransum yaitu selisih antara ransum yang diberikan dengan sisa

ransum dinyatakan dalam (gram/ekor/hari).

2. Umur bertelur pertama dihitung dengan cara mencatat saat pertama kali puyuh

bertelur (hari).

3. Bobot telur didapat dari telur yang ditimbang dengan timbangan digital

dinyatakan dalam (gram/butir).

4. Produksi telur (quail day) =

x 100%

5. Konversi ransum dihitung berdasarkan perbandingan antara konsumsi ransum

dengan berat telur dalam minggu yang sama.

Konversi ransum =

Page 27: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

15

3.6. Analisis Data

Data performa produksi telur puyuh (konsumsi ransum, umur bertelur

pertama, bobot telur, produksi telur dan konversi ransum) yang terhimpun

dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) sesuai rancangan yang

digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan.

Page 28: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Performa Produksi Telur Puyuh

Rataan konsumsi ransum, umur bertelur pertama, bobot telur, produksi

telur dan konversi ransum puyuh umur 51-97 hari pada masing-masing perlakuan

disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan konsumsi, umur bertelur pertama, bobot telur, produksi telur dan

konversi ransum puyuh umur 51-97 hari

Peubah Perlakuan

T1 T2 T3 T4

Konsumsi (gram/ekor/hari) 26,35±1,94 26,72±1,80 26,99±1,97 28,80±1,98

Umur bertelur pertama

(hari) 50±2,24 49±3,08 51±4,16 53±3,36

Bobot telur (gram/butir) 9,48±0,25 9,08±0,36 9,25±0,28 9,11±0,54

Produksi telur (quail

day)(%) 17,87±6,87 19,04±3,23 17,61±5,05 17,90±2,38

Konversi 16,82±5,52 14,67±4,26 18,34±4,36 19,08±3,47

Keterangan: T1 (Ransum 0% BIS), T2 (Ransum mengandung 12,5% BIS), T3

(Ransum mengandung 25% BIS), T4 (Ransum mengandung 37,5%

BIS).

4.1. Konsumsi ransum

Konsumsi ransum adalah banyaknya ransum yang dimakan oleh ternak

puyuh pada waktu tertentu dengan tujuan untuk dapat hidup, pertambahan bobot

badan dan produksi telur. Hasil analisis ragam (Anova) menunjukkan bahwa

penggunaan BIS dalam ransum hingga taraf 37,5% (T4) berpengaruh tidak nyata

(P>0.05) terhadap konsumsi ransum puyuh umur 51-97 hari. Rataan konsumsi

ransum menunjukkan bahwa dari setiap perlakuan T2, T3, T4 relatif sama dengan

T1. Hal ini diduga karena kandungan zat makanan pada ransum yang diberikan

relatif sama, sehingga konsumsi ransum tiap perlakuan tidak jauh berbeda. Hasil

penelitian ini relatif sama dengan penelitian Makinde et. al., (2014) konsumsi

ransum pada puyuh umur 6-22 minggu yaitu 27,30 gram/ekor/hari dengan

pemberian 30% BIS dalam ransum. Sejalan dengan penelitian Pranata (2015)

Page 29: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

17

bahwa tidak terdapat perbedaan konsumsi pakan antara perlakuan BIS yang

difermentasi maupun tanpa fermentasi sampai dengan 30%. Namun lebih tinggi

dibandingkan hasil penelitian Triyanto (2007) bahwa rataan konsumsi ransum

puyuh umur 6-13 minggu adalah 22,24 gram/ekor/hari. Demikian juga pada

penelitian Achmanu et. al., (2011) bahwa konsumsi ransum puyuh adalah 21,05

gram/ekor/hari.

Menurut Setiawan (2006) puyuh mengkonsumsi pakan untuk memenuhi

kebutuhan energi dan zat makanan lainnya, sehingga apabila kebutuhan energi

terpenuhi maka puyuh akan berhenti makan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumsi pakan adalah ukuran tubuh, bobot badan, tahapan produksi, suhu

lingkungan dan keadaan energi pakan (North dan Bell, 1992).

4.2. Umur bertelur pertama

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan BIS hingga taraf

37,5% (T4) dalam ransum puyuh berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap umur

bertelur pertama. Rataan umur bertelur pertama perlakuan T1, T2, T3 dan T4

masing-masing yaitu 50, 49, 51 dan 53 hari. Umur bertelur pertama pada

penelitian ini lebih lambat dibandingkan dengan penelitian Makinde (2012) bahwa

umur bertelur pertama pada puyuh yang diberi ransum mengandung 15% dan 30%

BIS yang di suplementasi dengan Maxigrain® enzyme adalah 42 dan 43 hari.

Yatno (2009) melaporkan bahwa umur induk puyuh mulai bertelur yang diberi

ransum mengandung 12% konsentrat protein BIS terfortifikasi dan 12% BIS

adalah 48 dan 46 hari. Hasil penelitian Masroh et. al., (2014) melaporkan bahwa

umur pertama bertelur pada puyuh yang diberi ransum komersil adalah 47 hari.

Lambatnya umur bertelur pertama diduga karena pengaruh dari genetik puyuh

yang dipelihara. Sejalan dengan pendapat Zainudin dan Syahruddin (2012) bahwa

lambatnya umur induk bertelur juga berkaitan dengan genetik puyuh yang

dipelihara.

4.3. Bobot telur

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan BIS sampai taraf

37,5% dalam ransum puyuh berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap bobot

telur. Rataan bobot telur puyuh sampai umur 97 hari perlakuan T1, T2, T3 dan T4

masing-masing yaitu 9,48; 9,08; 9,25 dan 9,11 gram. Hasil ini relatif sama dengan

penelitian Zainudin dan Syahruddin (2012) bahwa bobot telur puyuh umur 9

Page 30: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

18

minggu adalah 9,17 gram. Bobot telur yang dihasilkan lebih rendah jika

dibandingkan dengan penelitian Makinde et. al., (2014) bahwa penggunaan BIS

dalam ransum puyuh umur 6-22 minggu pada level 15% dan 30% menghasilkan

bobot telur 10,43 dan 10,32 gram. Moritsu et. al., (1997) menyatakan bahwa

bobot telur standar pada puyuh adalah 10 gram.

Bobot telur yang rendah diduga karena pengaruh dari umur puyuh

sehingga belum bisa mencapai bobot telur standar. Sesuai dengan pendapat

Triyanto (2007) yang menyatakan bahwa bobot telur semakin tinggi sejalan

dengan bertambahnnya umur sampai dicapai bobot yang stabil dan pada minggu

ke-9 sampai ke-13 bobot telur sudah stabil diatas 10 gram/butir. Sejalan dengan

pendapat Setiawan (2006) bahwa bobot telur puyuh umur 7 minggu sampai

dengan 15 minggu adalah 10-12 gram. Bobot telur biasanya seragam, hanya pada

telur double yolk dan telur abnormal lainnya yang tidak seragam (North dan Bell,

1992).

4.4. Produksi telur

Produksi telur harian atau Quail Day Production merupakan jumlah

produksi telur pada hari yang sama dibagi dengan jumlah ternak puyuh yang ada

dikali 100%. Pada penelitian ini rataan produksi telur tertinggi ada pada T2

dengan rataan 19,04% diikuti oleh rataan produksi T4, T1 dan T3 masing-masing

yaitu 17,90; 17,87 dan 17,61%. Berdasarkan hasil analisis ragam penggunaan BIS

dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap produksi telur. Hal ini

diduga karena kandungan nutrisi dan pakan yang dikonsumsi puyuh relatif sama

sehingga tidak mempengaruhi produksi telur. Menurut Sudrajat et. al., (2014)

kandungan nutrisi yang cukup pada pakan menyebabkan puyuh sehat, sehingga

proses pembentukan dan produksi telur dapat berjalan normal. Rataan produksi

telur tiap perlakuan sampai umur 7 minggu produksi dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 31: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

19

Gambar 2. Rataan produksi telur tiap perlakuan sampai umur 7 minggu produksi

Produksi telur yang dihasilkan lebih rendah jika dibandingkan penelitian

Yatno (2009) bahwa produksi telur puyuh sampai umur 55 hari yang diberi

ransum mengandung 12% BIS adalah 30,08%. Demikian juga dengan penelitian

Makinde et. al., (2014) bahwa produksi telur puyuh umur 6-22 minggu yang

diberi ransum mengandung 15% dan 30% BIS adalah 75,89% dan 73,70%. Jika

dilihat produksi telur sebesar 19,04% (T2) relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan ransum kontrol yaitu 17,87% (T1). Hal ini diduga karena bahan pakan

yang digunakan pada ransum kontrol (T1) belum mampu diserap dan

dimanfaatkan secara optimal oleh puyuh untuk memproduksi telur. Selain itu,

Produksi telur yang rendah juga diduga kerena umur puyuh belum mencapai

puncak produksi. Sesuai pendapat Triyanto (2007) bahwa pada awal bertelur

produksi telur masih sedikit dan semakin meningkat sesuai pertambahan umur

hingga mencapai puncak produksi pada minggu ke-15.

Ahmadi (2014) melaporkan bahwa rataan produksi telur puyuh umur 8-14

minggu yang diberi ransum komersil adalah 67,89%. Setyawan et. al., (2012)

melaporkan bahwa produksi telur puyuh umur 7 bulan yang diberi ransum kontrol

adalah 82,68%. Puyuh betina dapat bertelur antara 200-300 butir/tahun dan berat

telurnya antara 8,25-10,1 gram/butir (Scaible, 1970).

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

1 2 3 4 5 6 7

Pro

du

ksi T

elu

r (%

)

Umur Produksi (minggu)

T1

T2

T3

T4

Page 32: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

20

4.5. Konversi Ransum

Konversi ransum pada puyuh petelur merupakan perbandingan antara

berat pakan yang dikonsumsi dengan berat telur yang dihasilkan pada waktu

tertentu. Konversi ransum digunakan untuk mengukur keefisienan penggunaan

pakan dalam memproduksi telur. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa

penggunaan BIS dalam ransum hingga taraf 37,5% (T4) berpengaruh tidak nyata

(P>0.05) terhadap konversi ransum puyuh umur 51-97 hari. Konversi ransum

perlakuan T1, T2, T3, dan T4 masing-masing yaitu 16,82; 14,67; 18,34 dan 19,08.

Konversi ransum pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian

Makinde et. al., (2014) bahwa konversi ransum pada puyuh umur 6-22 minggu

yang diberi ransum mengandung 15% dan 30% BIS adalah 2,28 dan 2,65.

Penelitian Ahmadi (2014) melaporkan bahwa konversi ransum pada puyuh umur

8-14 minggu yang di beri ransum komersil adalah 3,62.

Penggunaan BIS dalam ransum menghasilkan angka konversi yang tinggi

dan relatif sama antar perlakuan. Hal ini di duga karena komsumsi dan produksi

telur yang dihasilkan tiap perlakuan relatif sama. Sejalan dengan pendapat Yatno

(2009) bahwa konversi pakan erat kaitannya dengan konsumsi pakan dan

pertambahan bobot badan maupun produksi telur. Pendapat yang sama juga oleh

Zainudin dan Syahruddin (2012) bahwa angka konversi erat kaitannya dengan

konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan, semakin kecil nilai angka

konversi ransum menunjukkan tingkat efisiensi puyuh memanfaatkan pakan

menjadi daging dan telur.

Page 33: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

21

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

bungkil inti sawit dapat digunakan hingga taraf 37,5% tanpa mempengaruhi

performa produksi telur puyuh.

5.2. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan pengolahan

bungkil inti sawit terlebih dahulu agar dapat digunakan pada taraf yang sama

untuk mengetahui performa produksi telur.

Page 34: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

22

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Puyuh Si Kecil yang Penuh Potensi.

Agromedia Pustaka, Jakarta.

Achmanu, Muharlien, Salaby. 2011. Pengaruh lantai kandang (rapat dan

renggang) dan imbangan jantan-betina terhadap konsumsi pakan, bobot

telur, konversi pakan dan tebal kerabang pada burung puyuh. Ternak

Tropika. 12:1-14.

Ahmadi, S.E.T. 2014. Produktivitas Puyuh Petelur Coturnix coturnix japonica

yang Diberi Tepung Daun Jati (Tectona grandis Linn. f.) Dalam Ransum.

Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Amrulloh, I.K. 2003. Seri Beternak Mandiri: Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu

Gunung Budi, Bogor.

Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas.

Indonesia University Press, Jakarta.

Anggreini, R.E.A., F. Sidiq, dan W.W. Wardani. 2014. Kualitas nutrisi dari

berbagai cara pengolahan bungkil inti sawit. Trouw Add Science (Edisi

Desember) 5:1-4.

Aritonang, D. 1984. Pengaruh Penggunaan Bungkil Inti Sawit dalam Ransum

Babi yang Sedang Tumbuh. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Atmamihardja, R.I., R.A.E. Pym, and D.J. Farrell. 1983. Calorimetric studies on

selected lines of Japanese quail. Aust J. Agric Res. 34:799-807.

Bachari, I., R. Roeswandy, dan A. Nasution. 2006. Pemanfaatan solid dekanter

dan suplementasi mineral zinkum dalam ransum terhadap produksi burung

puyuh (Coturnix coturnix japonica) umur 6-17 minggu dan daya tetas.

Jurnal Agribisnis Peternakan. 2:72-77.

Devendra, C. 1977. Utilization of feedingsstuff from palm oil. Hal. 116-131

dalam: Prosiding. Symp. on feedingstuffs for livestock in South East Asia,

17-19 October 1977. Kuala Lumpur.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2014. Statistik perkebunan Indonesia komoditas

kelapa sawit 2013-2015. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Statistik Populasi

Puyuh. Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Elisabeth, J. dan S.P. Ginting. 2003. Pemanfaatan hasil samping industri kelapa

sawit sebagai bahan pakan ternak sapi potong. Hal. 110-119 dalam:

Page 35: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

23

Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi. Pusat Penelitian Kelapa

Sawit. Medan.

Ensminger, M.A. 1992. Poultry Science (Animal Agriculture Series). 3rd

Edition.

Interstate Publisher, Inc., Danville, Illnois.

Hartadi, H. et.al. 1980. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak untuk Indonesia.

Fakultas Peternakan and Veterinary Sciences Universitas Gadjah Mada,

Yayasan Rockefeller Utah State University, Yogyakarta, Indonesia.

Maeda, Y., F. Minvielle, and S. Okamoto. 1997. Changes of protein polymorphis

in selection program for egg production in Japanese quail (Coturnix

coturnix japonica). Japanese Poultry Science. 34:263-272.

Makinde, O.J. 2012. Comparative Response of Japanese Quails Fed Palm Kernel

Meal and Brewer’s Dried Grain Based Diets Supplemented with

Maxigrain® Enzyme. Thesis. Department of Animal Science, Faculty of

Agriculture, Ahmadu Bello University, Zaria, Nigeria.

Makinde, O.J., T.S.B. Tegbe, S.E. Babajide, I. Samuel, and E. Ameh. 2014.

Laying performance and egg quality characteristics of Japanese quails

(Coturnix coturnix japonica) fed palm kernel meal and brewer’s dried

grain based diets. Science Education Development Institute. 4:1514-1521.

Masroh, F.K., E. Sudjarwo, E. Widodo. 2014. Pengaruh Penambahan Tepung

Kulit Singkong Terfermentasi Terhadap Performans Pertumbuhan dan

Umur Pertama Bertelur pada Puyuh. Laporan Penelitian. Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.

Moritsu, Y., K.E. Nestor, D.O. Noble, N.B. Antony, and W.C. Bacon. 1997.

Divergent selection for body weight and yolk frecursor in Coturnix

coturnix japonica. Poultry Sci. 76:437-444.

Mufti, M. 1997. Dampak Fotoregulasi dan Tingkat Protein Ransum Selama

Periode Pertumbuhan terhadap Kinerja Burung Puyuh Petelur. Tesis.

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

North, M.O., and D.D. Bell. 1992. Commercial Chicken Production Manual. 4th

Edition. An AVI Book Published by Van Nostrand Reinhold, New York.

NRC. 1994. Nutrient Requirement of Poultry. National Academy Science,

Washington DC.

Nugroho dan I.G.Kt. Mayun. 1986. Beternak Burung Puyuh. Eka Offsets,

Semarang.

Pranata, A. 2015. Pengaruh pemberian bungkil inti kelapa sawit yang difermentasi

menggunakan isolat selulolitik dari belalang kembara pada pakan terhadap

penampilan produksi puyuh jantan. Buletin Peternakan (Edisi Februari)

39:49-56.

Page 36: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

24

Progression, W. 2003. Burung Puyuh. http://warintek.progessio.or.id-byrans. Di

unduh 10 Desember 2016.

Putra. S.V.H. 2013. Perkembangan Ovarium Burung Puyuh (Coturnix coturnix

japonica) yang Diberi Variasi Warna Lampu Pencahayaan Selama 16 Jam.

Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Semarang, Semarang.

Radhitya, A. 2015.Pengaruh pemberian tingkat protein ransum pada fase grower

terhadap pertumbuhan puyuh (Cortunix cortunix japonica). Students e-

Journal.4(2): 1- 11.

Scaible, P.J. 1970. Poultry Feed and Nutrition. The AVI Publishing Company,

Inc. Westport, Connecticit.

Setiawan, D. 2006. Performa Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix

japonica) pada Perbandingan Jantan dan Betina yang Berbeda. Skripsi.

Program Studi Teknologi Produksi Ternak Fakultas Peternakan Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Setyawan, A.E., E. Sudjarwo, E. Widodo, dan H. Prayogi. 2012. Pengaruh

penambahan limbah teh dalam pakan terhadap penampilan produksi telur

burung puyuh. Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan. 23:7-10.

Shakila, S. and P.S. Reddy. 2014. Certain observations on nutritive value of palm

kernel meal in comparison to deoiled rice bran. International Journal of

Science, Environment and Technology. 3:1071-1075.

SNI 01-3907-2006. Pakan puyuh bertelur (quail layer). Badan Standardisasi

Nasional, Indonesia.

Starck, M.J. and G.H.A. Rahman. 2003. Phenotypic flexibility of structure and

function of the digestive system of Japanese quail. J. Exp. Biol. 206:1887-

1897.

Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1993. Principle and Procedure of Statistics. Second

Edition. McGraw-hill Book Company Aukland, Newzealand.

Sudrajat D, D. Kardaya, E. Dihansih, dan S.F.S Puteri. 2014. Performa produksi

telur burung puyuh yang diberi ransum mengandung kromium organik.

JITV. 19(4): 257-262.

Supriyati, T. Pasaribu, H. Hamid, dan A.P. Sinurat. 1998. Fermentasi bungkil inti

sawit secara substrat padat dengan menggunakan Aspergillus niger. JITV

3:165-170.

Suryani, R. 2015. Beternak Puyuh di Pekarang Tanpa Bau. Cetakan I. Arcitra.

Yogyakarta.

Page 37: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

25

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusuma, dan S.

Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-5. Gadjah

Mada University Press. Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.

Triyanto. 2007. Performa Produksi Burung Puyuh (coturnix coturnix japonica)

Periode Produksi Umur 6-13 Minggu pada Lama Pencahayaan yang

Berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Utomo, J.W., A.A. Hamiyanti, dan E.Sudjarwo. 2014. Pengaruh penambahan

tepung darah pada pakan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot

badan, konversi pakan serta umur pertama kali bertelur burung puyuh.

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24(2): 41-48.

Wheindrata, H.S. 2014. Panduan Lengkap Beternak Burung Puyuh Petelur. Lily

Publisher. Yogyakarta.

Yatno. 2009. Isolasi Protein Bungkil Inti Sawit dan Kajian Nilai Biologinya

Sebagai Alternatif Bungkil Kedelai Pada Puyuh. Disertasi. Sekolah

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yatno. 2011. Fraksinasi dan sifat fisiko-kimia bungkil inti sawit. Agrinak. 1(1):

11–16.

Zainudin, S. dan Syahruddin. 2012. Pemanfaatan Tepung Keong Mas sebagai

Substitusi Tepung Ikan dalam Ransum Terhadap Performa dan Produksi

Telur Puyuh. Laporan Penelitian. Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian

Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

Page 38: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

26

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis ragam dari data konsumsi ransum (gram/ekor/hari)

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

T1 24.64 29.60 25.15 26.11 26.24 131.73 26.35

T2 28.84 28.53 25.51 25.36 25.35 133.59 26.72

T3 26.65 26.25 25.64 30.45 25.96 134.95 26.99

T4 27.93 28.02 28.86 27.04 32.14 143.99 28.80

Jumlah 108.05 112.40 105.16 108.95 109.69 544.26

FK = (544.26)2/20

= 296220.08/20 = 14811.004 JKT = (24.64)

2 + (29.60)

2 + (25.15)

2 + (26.11)

2 +............. + (32.14)

2 – FK

= 14887.93– 14811.004 = 76.92 JKP = (131.73)

2 + (133.59)

2 + (134.95)

2+ (143.99)

2 / 5 – FK

= 74144.02/ 5 – FK = 14828.80– 14811.004 = 17.80

JKG = JKT – JKP

= 76.92- 17.80

= 59.12

SK db JK KT F. Hit F. Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 3 17.80 5.93 1.61

tn 3,23 5,292

Galat 16 59.12 3.70

Total 19

Keterangan : tn = berpengaruh tidak nyata

Page 39: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

27

Lampiran 2. Analisis ragam dari data umur bertelur pertama (hari)

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

T1 51 49 53 50 47 250 50

T2 49 46 54 47 49 245 49

T3 45 50 56 53 49 253 51

T4 51 48 57 54 53 263 53

Jumlah 196 193 220 204 198 1011

FK = (1011)2/20

= 1022121/20

= 51106.05

JKT = (51)2

+ (49)2 + (45)

2 + (51)

2 +............. + (53)

2 – FK

= 51313 – 51106.05

= 206.95

JKP = (250)2 + (245)

2 + (253)

2+ (263)

2 / 5 – FK

= 255703/ 5 – FK

= 51140.6 – 51106.05

= 34.55

JKG = JKT – JKP

= 206.95 - 34.55

= 172.40

SK Db JK KT F. Hit F. Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 3 34.55 11.52 1.07

tn 3,23 5,292

Galat 16 172.40 10.78

Total 19

Keterangan : tn = berpengaruh tidak nyata

Page 40: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

28

Lampiran 3. Analisis ragam dari data bobot telur (gram/butir)

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

T1 9.72 9.42 9.13 9.74 9.40 47.40 9.48

T2 9.70 9.07 8.93 8.80 8.93 45.42 9.08

T3 9.32 9.27 8.90 9.11 9.66 46.25 9.25

T4 9.58 9.44 8.21 9.16 9.19 45.57 9.11

Jumlah 38.32 37.19 35.17 36.80 37.18 184.65

FK = (184.65)2/20

= 34095.63/20 = 1704.78 JKT = (9.72)

2 + (9.42)

2 + (9.13)

2 + (9.74)

2 +............. + (9.19)

2 – FK

= 1707.49– 1704.78 = 2.71

JKP = (47.40)2 + (45.42)

2 + (46.25)

2+ (45.57)

2 / 5 – FK

= 8526.35/ 5 – FK = 1705.27– 1704.78 = 0.49

JKG = JKT – JKP

= 2.71- 0.49

= 2.22

SK Db JK KT F. Hit F. Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 3 0.49 0.163 1.17

tn 3,23 5,292

Galat 16 2.22 0.139

Total 19

Keterangan : tn = berpengaruh tidak nyata

Page 41: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

29

Lampiran 4. Analisis ragam dari produksi telur (%)

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

T1 15.20 13.07 12.16 20.06 28.88 89.36 17.87

T2 23.00 20.52 15.10 16.40 20.21 95.22 19.04

T3 25.18 13.98 12.46 19.72 16.72 88.05 17.61

T4 18.09 20.57 15.53 19.86 15.45 89.49 17.90

Jumlah 81.46 68.14 55.25 76.04 81.25 362.13

FK = (362.13)2/20

= 131138.80/20 = 6556.94 JKT = (15.20)

2 + (13.07)

2 + (12.16)

2 + (20.06)

2 +............. + (15.45)

2 – FK

= 6918.29– 6556.94 = 361.35 JKP = (89.36)

2 + (95.22)

2 + (88.05)

2+ (89.49)

2 / 5 – FK

= 32815.28/ 5 – FK = 6563.06– 6556.94 = 6.12

JKG = JKT – JKP

= 361.35- 6.12

= 355.23

SK Db JK KT F. Hit F. Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 3 6.12 2.04 0.09

tn 3,23 5,292

Galat 16 355.23 22.20

Total 19

Keterangan : tn = berpengaruh tidak nyata

Page 42: PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix … WIDYA PITA...PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka

30

Lampiran 5. Analisis ragam dari data konversi ransum

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rataan 1 2 3 4 5

T1 16.58 21.34 23.10 13.29 9.79 84.10 16.82

T2 13.27 14.25 20.00 16.38 8.44 73.34 14.67

T3 13.40 19.76 24.87 17.96 15.72 91.70 18.34

T4 19.92 16.66 24.80 17.45 16.57 95.38 19.08

Jumlah 63.17 73.00 92.77 65.08 50.52 344.53

FK = (344.53)2/20

= 118699.96/20 = 5935.00 JKT = (16.58)

2 + (21.34)

2 + (23.10)

2 + (13.29)

2 +............. + (16.57)

2 – FK

= 6310.46– 5935.00 = 375.46 JKP = (84.10)

2 + (73.34)

2 + (91.70)

2+ (95.38)

2 / 5 – FK

= 29959.34/ 5 – FK = 5991.87– 5935.00 = 56.87

JKG = JKT – JKP

= 375.46- 56.87

= 318.59

SK Db JK KT F. Hit F. Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 3 56.87 18.96 0.95

tn 3,23 5,292

Galat 16 318.59 19.91

Total 19

Keterangan : tn = berpengaruh tidak nyata