201
PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN PENDEKATAN GREEN ARCHITECTURE SKRIPSI PERANCANGAN SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK UJIAN SARJANA ARSITEKTUR Disusun Oleh : AHMAD BUDHI S D511 11 105 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGANPENDEKATAN GREEN ARCHITECTURE

SKRIPSI PERANCANGAN

SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK UJIAN SARJANA

ARSITEKTUR

Disusun Oleh :

AHMAD BUDHI S

D511 11 105

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …
Page 3: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

ABSTRACT

Perpustakaan dan Pusat Informasi di Makassar dengan pendekatan Green Architecture

adalah Lembaga tempat menyimpan, mengolah dan menyajikan koleksi buku-buku dan

bahan pustaka lainnya yang secara efektif dan efisien dapat melayani masyarakat yang

membutuhkan sumber bacaan, demi meningkatkan minat baca masyarakat dan dilengkapi

juga sebuah Pusat Informasi bagi masyarakat atau siapa saja yang membutuhkan

informasi cepat, yang sedang berlangsung, dan informasi lainya mengenai kota Makassar

dan Sulawesi selatan. Dirancang dengan proses perancangan dengan mengurangi dampak

lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan

pengurangan penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah.

Kata Kunci : Perpustakaan, Pusat Informasi, Green, Architecture

Page 4: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

ABSTRACT

Library and Information Center in Makassar with Green Architecture approach is an

Institution for storing, processing and presenting collections of books and other literature

that effectively and efficiently serve the people who need reading resources, in order to

increase the reading interest of the community and also has an Information Center for the

community or anyone who needs immediate, ongoing information, and other information

about the city of Makassar and southern Sulawesi. Designed with the design process by

reducing adverse environmental impacts, improving human comfort with efficiency and

reduced use of energy resources, land use and waste management.

Key Word : Library, Center of Information, Green, Architecture

Page 5: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’alayang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapatmenyelesaikan Skripsi Perancangan Tugas Akhir Sarjana Arsitektur yangberjudul ”PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGANPENDEKATAN GREEN ARCHITECTURE”.

Selama penulisan skripsi ini tentunya penulis mendapat banyak bantuan dariberbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis. Kasih yangtulus serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ayahanda tercinta Imam Sunyoto dan ibunda tercinta Sulwardati yangtelah mendidik dengan sabar serta memberikan kasih sayang yang besar.

2. Ibu Dr. Eng. Rosady Mulyadi, ST., MT selaku pembimbing 1 dan IbuImriyanti, ST., MT selaku pembimbing 2 yang memberikan dukungankepada sang penulis dalam menyelesaikan tugas ini

3. Bapak Dr. Eng. Rosady Mulyadi ST., MT selaku ketua DepartemenTeknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

4. Pak Dr. Eng. Nasruddin, ST., MT sebagai penasehat akademik yangdengan ikhlas memberikan konsultasi akademik selama ini.

5. Bapak Abdul Mufti Radja, ST., MT., Ph. D. selaku pengelola StudioTugas Akhir Departemen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik UniversitasHasanuddin

6. Teman – Teman KKN Tematik Bantaeng 92 sekaligus supervisor kamiBapak Ir. Samsuddin Amin, MT yang telah memberikan motivasi kepadakami selama ini.

7. Teman – teman seperjuangan kami di Studio Perancangan Tugas AkhirPeriode IV tahun 2017-2018

8. Keluarga besar Angkatan 2011 Prodi Teknik Arsitektur yang tidakdapat kami sebutkan satu persatu

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu yang telahmembantu dalam penyelesaian penulisan naskah skripsi ini.

Page 6: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

Rasa hormat dan terimakasih bagi semua pihak atas segala dukungan dandoanya semoga Allah Subhanahu wa ta’ala, membalas segala kebaikan yangtelah mereka berikan kepada penulis, Amin.Akhir kata penulis ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telahmembantu dan semoga Allah Subhanahu wa ta’ala melimpahkan karunianyadalam setiap amal kebaikan kita dan diberikan balasan. Amin.

Makassar, Juli 2018

AHMAD BUDHI SD51111105

v

Page 7: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …
Page 8: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …
Page 9: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …
Page 10: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …
Page 11: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

DAFTAR GAMBAR

BAB II

Gambar 2.1 Skema Struktur Organisasi Perpustakaan umum..........................26

Gambar 2.2 Dimensi Minimal Ruang dan Meja Baca........................................39

Gambar 2.3 Dimensi minimal rak penyimpanan koleksi....................................40

Gambar 2.4 Dimensi minimal meja baca............................................................41

Gambar 2.5 Dimensi minimal untuk carrel.........................................................41

Gambar 2.6 Skema Struktur organisas perpustakaan sulses............................46

Gambar 2.7 skema akses pencayahaan alami..................................................50

Gambar 2.8 cross ventilation..............................................................................53

Gambar 2.9 stack ventilation..............................................................................54

Gambar 2.10 earth cooling tube.........................................................................54

Gambar 2.11 earth sheltering.............................................................................55

Gambar 2.12 photovoltaic...................................................................................55

Gambar 2.13 wind turbines.................................................................................56

Gambar 2.14 microhydro turbines......................................................................56

Gambar 2.15 rainwater harvesting.....................................................................57

Gambar 2.16 bagian dalam perpustakaan nasional singapura..........................66

Gambar 2.17 bagian dalam perpustakaan nasional singapura..........................66

Gambar 2.18 bagian dalam perpustakaan nasional singapura..........................67

Gambar 2.19 bagian dalam perpustakaan nasional singapura..........................67

Gambar 2.20 bagian luar perpustakaan nasional singapura.............................68

Gambar 2.21 bagian luar perpustakaan nasional singapura.............................68

Gambar 2.22 bagian luar perpustakaan nasionak singapura............................69

Page 12: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

Gambar 2.23 bagian luar perpustakaan nasional singapura.............................69

Gambar 2.24 bagian luar perpustakaan nasional singapura.............................70

Gambar 2.25 bagian luar perpustakaan nasional singapura.............................70

Gambar 2.26 bagian luar perpustakaan nasional singapura.............................71

Gambar 2.27 bagian luar perpustakaan universitas Indonesia..........................75

Gambar 2.28 bagian luar perpustakaan universitas Indonesia..........................75

Gambar 2.29 ruang auditorium perpustakaan universitas Indonesia.................76

Gambar 2.30 ruang baca perpustakaan universitas Indonesia..........................76

Gambar 2.31 ruang internet perpustakaan universitas Indonesia.....................77

Gambar 2.32 Gedung Beitou Public Library.......................................................79

Gambar 2.33 Ruang buku Beitou Public Library................................................79

Gambar 2.34 Ruang buku Beitou Public Library................................................80

Gambar 2.35 Ruang buku Beitou Public Library................................................80

Gambar 2.36 Area santai Beitou Public Library..................................................81

Gambar 2.37 Area baca santai Beitou Public Library.........................................81

BAB III

Gambar 3.1 peta kota Makassar........................................................................86

Gambar 3.2 rencana struktur ruang kota Makassar...........................................89

Gambar 3.3 pola sirkulasi grid..........................................................................128

Gambar 3.5 pola sirkulasi linear.......................................................................128

BAB IV

Gambar 4.1 peta kota Makassar .....................................................................147

Gambar 4.2 peta kecamatan panakukkang Makassar ....................................149

Gambar 4.3 tapak alternative 1........................................................................151

Gambar 4.4 tapak alternative 2........................................................................152

Page 13: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

Gambar 4.5 luasan tapak.................................................................................154

Gambar 4.6 orientasi matahari dan angina pada tapak...................................154

Gambar 4.7 tingkat kebisingan pada tapak......................................................155

Gambar 4.8 penempatan vegetasi sebagai pereduksi kebisingan..................156

Gambar 4.9 pembagian zoning dalam tapak....................................................158

Gambar 4.10 sirkulasi pada tapak....................................................................158

Gambar 4.11 view pada tapak..........................................................................159

Page 14: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

DAFTAR TABEL

BAB II

Tabel 2.1 Mengakses Cahaya Alami...................................................................50

Tabel 2.2 Refleksi Beberapa Material Bangunan...............................................51

Tabel 2.3 Refleksi Beberapa Warna Cat.............................................................52

Tabel 2.4 Studi Literatur......................................................................................82

BAB III

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kota Makassar......................................................92

Tabel 3.2 Besaran Ruang..................................................................................115

BAB IV

Tabel 4.1 Tabel Pembobotan Kriteria Lokasi ...................................................149

Tabel 4.2 Tabel Pembobotan Kriteria Lokasi Tapak..........................................152

Page 15: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dan informasi merupakan dua hal yang tak bisa

dipisahkan dari kebutuhan manusia, atau merupakan dua hal yang

penting. Bangsa Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang yang

sedang berjuang untuk meningkatkan perkembangan intelektual dan

keterampilan. Pemerataan kesempatan belajar bagi semua lapisan

masyarakat, baik melalui pendidikan formal dan non-formal, merupakan

langkah awal yang harus ditempuh untuk menciptakan generasi berwatak

mandiri, kreatif, kritis, dan produktif. Sama halnya dengan pendidikan,

Informasi juga hal tak bisa lepas dari pendidikan, tanpa adanya informasi

maka pendidikan tak bisa berkembang. Oleh karena itu salah satu bentuk

peduli terhadap pendidikan dan informasi di dalam masyarakat yang

tertata dengan diwujudkan melalui sebuah Perpustakaan dan pusat

informasi, di mana tidak hanya digunakan sebagai sarana pendidikan tapi

dapat juga digunakan sebagai pusat informasi di Makassar bagi warga,

wisatawan, pendatang yang datang berkunjung ke kota Makassar.

Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia

dan terbesar di Kawasan Indonesia Timur memiliki luas arela 175,77 km2

dengan penduduk 1.449.401 (Makassar dalam Angka 2016), sehingga

kota Makassar sudah menjadi kota metropolitan. Sebagai pusat

pelayanan di KTI, Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan

dan jasa, pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul

jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut, maupun udara

dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Page 16: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

2

Akan tetapi berdasarkan fakta yang ada, kualitas sumber daya

manusia Kota Makassar yang tercermin dari parameter bidang

pendidikan dan informasi masih jauh tertinggal disbandingkan dengan

kota-kota lain di Indonesia. Dapat dilihat dari indikator kependudukan

strategis sector pendidikan, Kota Makassar hanya menduduki peringkat

ke-50 dari 60 kota di Indonesia. Bahkan dari tingkat region Sulawesi

berdasarkan indikator tersebut, Kota Makassar berada pada urutan

terbawah dari empat ibukota propinsi. (sumber: Buku Saku Kota

Makassar). Selain sektor pendidikan, informasi kota juga menjadi

masalah yang cukup serius bagi wisatawan atau para pendatang yang

datang ke Kota Makassar karena tak adanya tempat informasi bagi

mereka terhadap Kota Makassar itu sendiri.

Beranjak dari fakta ini, perlu adanya penuntasan permasalahan

pendidikan dan informasi bagi masyarakat Kota Makassar maupun para

pendatang yang lebih serius dengan melibatkan semua unsur terkait,

termasuk salah satunya dengan meningkatkan sarana/prasarana dalam

hal ini adalah Perpustakaan Kota dan Pusat Informasi Kota Makassar.

Adapun yang menjadi penekanan, dilihat dari isu pemanasan

global yang sedang marak diperbincangkan tentunya sebagai arsitek

salah satu hal yang bisa dilakukan adalah berperan dalam

menyelamatkan bumi dan menghemat energi melalui perancangan

arsitektur berkonsep Green Architecture atau biasa kita kenal dengan

nama Arsitektur Ramah Lingkungan. Perlu diperhatikan dalam konsep ini

adalah sejauh mana bangunan dapat melakukan efisiensi energi,

bagaimana pengoperasian dan pemeliharaanya.

Page 17: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

3

B. Pengertian Judul

Perpustakaan dan Pusat Informasi di Makassar dengan

pendekatan Green Architecture adalah Lembaga tempat menyimpan,

mengolah dan menyajikan koleksi buku-buku dan bahan pustaka lainnya

yang secara efektif dan efisien dapat melayani masyarakat yang

membutuhkan sumber bacaan, demi meningkatkan minat baca

masyarakat dan dilengkapi juga sebuah Pusat Informasi bagi masyarakat

atau siapa saja yang membutuhkan informasi cepat, yang sedang

berlangsung, dan informasi lainya mengenai kota Makassar dan Sulawesi

selatan. Dirancang dengan proses perancangan dengan mengurangi

dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan

manusia dengan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumber daya

energi, pemakaian lahan dan pengelolaan sampah.

C. Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam pengadaan

Perpustakaan dan Pusat Informasi di Makassar adalah sebagai berikut:

1. Non Arsitektural

a. Bagaimana peran perpustakaan dalam meningkatkan minat baca

pada masyarakat.

b. Bagaimana menciptakan perpustaakan umum menjadi pusat

informasi bagi masyarakat yang membutuhkan informasi.

c. Bagaimana menciptakan suasana perpustakaan yang nyaman,

tenang, dan membuat pengunjung betah.

d. Bagaimana mengolah dan memanfaatkan teknologi atau fasilitas

dalam perpustakaan guna membantu masyarakat untuk mencari

infromasi.

Page 18: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

4

2. Arsitektural

a. Bagaimana menentukan lokasi dan site Perpustakaan dan Pusat

Informasi di Makassar yang sesuai dengan tata guna lahan Kota

Makassar dan mudah dicapai oleh masyarakat dari permukiman

dan pusat-pusat pendidikan.

b. Bagaimana menata dan mengolah tapak yang optimal agar

terhindar dari kebisingan yang dapat menganggu kenyamanan

para pengunjung dan menunjang kegiatan di dalam dan di luar

bangunan, dan sesuai dengan konsep Green Architecture.

c. Bagaimana menentukan jenis kebutuhan ruang, jumlah ruang,

besaran ruang, pola sirkulasi dan persyaratan ruang sebuah

perpustakaan umum dan pusat informasi kota.

d. Bagaimana pengkondisian ruang sebuah perpustakaan dari segi

penghawaan, pencahayaan, akustik ruang, ketahanan serta

perawatan pustaka yang sesuai dengan konsep Green

Architecture.

e. Bagaimana mendesain eksterior dan interior yang menarik dan

menyenangkan dari bangunan perpustakaan agar masyarakat

tertarik untuk datang ke tempat tersebut yang sesuai dengan

konsep Green Architecture.

f. Bagaimana menentukan sistem struktur dan material yang dapat

menunjang ketahanan perpustakaan.

D. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Menyusun konsep perencanaan fisik Perpustakaan dan Pusat

Infromasi di Makassar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat kota Makassar, melalui desain yang ramah lingkungan

Page 19: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

5

dengan menekankan pada keramahan lingkungan dan pemanfaatan

energi.

2. Sasaran

a. Non Fisik

Membangun Perpustakaan dan Informasi di Makassar sebagai

wadah pelayanan bagi masyarakat akan bacaan dan menjadi pusat

informasi bagi masyarakat yang bersifat edukatif, infromatif,

komunikatif, rekreatif, dan kreatif.

b. Fisik

Mengemukakan variable perencanaan secara spesifik untuk

penataan ekstra dan intra fungsi yang di dukung oleh penyelesaian

secara arsitektural. Memahami dasar-dasar perancangan dengan

pendekatan Green Architecture serta penerapannya pada fisik

bangunan yang tanggap akan iklim yang ada sehingga ramah

terhadap lingkungan dan mampu memanfaatkan energi yang ada

dari alam.

E. Lingkup Pembahasan

1. Pembahasan yang dilakukan ditinjau dari disiplin ilmu arsitektur dan

disiplin ilmu lainnya yang dapat melengkapi perencanaan standar yang

ada.

2. Pembahasan diarahkan dengan tuntutan dibutuhkannya wadah

perpustakaan dan pusat informasi bagi masyarakat kota Makassar dan

sekitarnya.

Page 20: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

6

F. Metode dan Sistematika Pembahasan

1. Metode Pembahasan yang Digunakan

a. Studi Literatur

Dilakukan untuk lebih mengenal dan mendalami masalah yang

terkait perpustakaan dan pusat informasi kota, kebutuhan-

kebutuhan akan berbagai kepentingan di dalamnya dan factor-faktor

pendukung persyaratan teknis bangunan. Sumber infromasi dari

buku-buku, brosur, dan situs di internet yang berhubungan dengan

perpustakaan.

b. Wawancara

Dilakukan dengan pihak-pihak instansi yang berkompeten agar

dapat mengetahui struktur kelembagaan, ekbutuhan, dan tuntutan,

yang dapat menjadi masukan bagi perencanaan bangunan

perpustakaan dan pusat informasi kota.

c. Pengamatan Lapangan

Berupa survey atau studi banding terhadap fasilitas dan kegiatan

pada perpustakaan, agar dapat diperoleh data lapangan mengenai

permasalahan teknis yang terjadi. Pengamatan mengenai potensi

lingkungan agar mendapat data fisik yang menunjang perencanaan

dan perancangan bangunan.

Ketiga komponen perolehan data di atas kemudian dianalisis

dan merupakan landasan konsepsual yang ditransformasikan ke

dalam suatu konsep dasar perencanaan sesuai dengan tujuan

pembahasan.

2. Sistematika Pembahasan

Tahap I Merupakan tahap pendahuluan yang

memaparkan latar belakang, pengertia judul,

Page 21: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

7

rumusan masalah, tujuan, dan sasaran

lingkup pembahasan, metode dan

sistematika.

Tahap II Membahas tinjauan umum tentang

perpustakaan umum dan pusat informasi

kota berdasarkan studi literature dan studi

banding terhadap bangunan sejenis.

Tahap III Merupakan tinjauan khusus dan analisis

mengenai perpustakaan umum di Makassar,

yang meliputi analisis pendekatan program

non arsitektural yang terdiri dari tinjauan

umum kota Makassar dan prospek

pengembangan perpustakaan umum dan

pusat informasi kota dan analisis pendekatan

program arsitektural termasuk di dalamnya

pendekatan makro dan mikro.

Tahap IV Merupakan konsep dasar perancangan yang

terdiri dari konsep perancangan makro

meliputi: konsep penentuan lokasi dan tapak,

serta pengolahan tapak dan konsep

perancangan mikro meliputi: kebutuhan dan

besaran ruang, pola sirkulasi dan organisasi

ruang, bentuk dan penampilan bangunan,

sistem struktur dan pengkondisian bangunan,

serta utilitas dan perlengkapan bangunan.

Page 22: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

8

BAB II TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN

DAN PUSAT INFORMASI DI MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN GREEN ARCHITECTURE

A. Tinjauan Perpustakaan dan Pusat Informasi Secara Umum

1. Faktor Fisik

a. Pengertian Perpustakaan

Berikut ini adalah pengertian perpustakaan dari berbagai pihak yang

memberikan pengertian, yang menekankan dari segi koleksi, dari

sebuah gedung maupun kedua-duanya.

1) Pustaka artinya kitab, buku (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta, 1988, hal:713).

2) Pustaka atau buku atau kitab, yaitu kumpulan atau bahan berisi

hasil tulisan atau cetakan, dijilid menjadi satu agar mudah di

baca yang berjumlah sedikitnya 48 halaman. (Syihabuddin

Qalyubi dkk, 2003, hal:3).

3) Perpustakaan yaitu sebuah ruangan yang digunakan untuk

menyimpan buku dan terbitan lainnya yang di simpan menurut

tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca. (Basuki

Sulistiyo).

4) Menurut Taslimah Yusuf (1996:7) bahwa perpustakaan umum

adalah perpustkaan yang seluruh atau sebahagian dananya

disediakan oleh masyarakat dan penggunanya tidak terbatas

pada kelompok orang tertentu.

5) Menurut Sutarno NS (2006:43) perpustakaan umum merupakan

lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan

menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi,

dan budaya sebagi sumber belajar memperoleh dan

Page 23: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

9

meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan

masyarakat.

b. Pengertian Pusat Informasi

1) Pusat, [n] (1) tempat yg letaknya di bagian tengah: Istana

Merdeka letaknya di -- kota Jakarta; (2) titik yg di tengah-tengah

benar (dl bulatan bola, lingkaran, dsb): -- bumi; -- lingkaran; (3)

pusar; (4) pokok pangkal atau yg menjadi pumpunan (berbagai-

bagai urusan, hal, dsb): perguruan tinggi harus menjadi --

berbagai ilmu pengetahuan; (5) orang yg membawahkan

berbagai bagian; orang yg menjadi pumpunan dr bagian-bagian.

(Kamus Bahasa Indonesia Online).

2) Abdul Kadir (2002: 31) mendefinisikan informasi sebagai data

yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan

pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

3) Azhar Susanto (2004:46) dalam bukunya Sistem Informasi

Akuntansi, menyatakan bahwa informasi adalah hasil

pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat.

4) George R. Terry berpendapat bahwa informasi adalah data

yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.

5) Jogianto (2004:8) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan

Desain Sistem Informasi, berpendapat bahwa informasi adalah

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang

menerimanya.

6) Pusat Informasi adalah suatu tempat atau wadah yang

mengolah seluruh informasi yang ada di dalamnya. (Secara

Umum).

Dari berbagai uraian pengertian di atas, Perpustakaan dan

Pusat Informasi Kota adalah lembaga tempat menyimpan,

Page 24: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

10

mengolah, dan menyajikan koleksi buku-buku dan bahan

pustaka lainnya yang secara efektif dapat melayani masyarakat

umum akan sumber bacaan, selain itu dilengkapi juga dengan

fasilitas-fasilitas informasi bagi masyarakat,pendatang,

wisatawan, yang ingin mengetahui atau membutuhkan informasi

mengenai berbagai hal seputar kota Makassar baik itu tempat

wisata, sejarah kota, pusat kuliner, dan hal-hal lain yang

berhubungan dengan kota Makassar.

c. Jenis-jenis Perpustakaan dan Pusat Informasi

Ada beberapa jenis perpustakaan yang ada di Indonesia antara lain

:

1) Perpustakaan Nasional

Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah non

departemen (LNDP) yang melaksanakan tugas pemerintah

dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai

perpustakaan Pembina. Perpustakaan rujukan, perpustakaan

deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan

pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota

Negara. (UU RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan).

2) Perpustakaan Provinsi

Perpustakaan Provinsi adalah lembaga teknis daerah bidang

perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah

provinsi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

pengembangan perpustakaan di wilayah provinsi serta

melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat.

(http://warintek08.wordpress.com/)

3) Perpustakaan Umum

Page 25: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

11

Perpustakaan umum mempunyai tugas mengumpulkan,

menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk

masyarakat umum atau semua anggota lapisan masyarakat

tanpa memandang latar belakang, pendidikan, agama, adat

istiadat, umur, jenis, dan lain sebagainya, maka koleksi

perpustakaan umum pun terdiri dari beranekaragam bidang dan

pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari

pemakainya.

4) Perpustakaan Wilayah

Perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan

berkedudukan di setiap ibu kota provinsi, bertugas

mengumpulan serta melestarikan semua penerbitan daerah

yang bersangkutan.

5) Perpustakaan Sekolah

Dasar pembentukan perpustakaan sekolah di Indonesia adalah

undang-undang sistem pendidikan nasional no. 2 tahun 1989

yang isinya menyatakan bahwa setiap sekolah harus

menyediakan sumber belajar (perpustakaan). Penekanan tujuan

keberadaan perpustakaan sekolah adalah pada aspek edukatif

dan reaktif (kultural).

6) Perpustakaan Khusus

Perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas secara

terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah,

lembaga masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga pendidikan

agama, rumah ibadah, atau organisasi lain. (UU RI Nomor 43

Tahun 2007 tentang perpustakaan)

7) Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan yang diselenggarakan untuk mengumpulkan,

memelihara, menyimpan, mengatur, mengawetkan, dan

Page 26: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

12

mendaya gunakan bahan pustakanya untuk menunjang

pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

(Nasrul Makdis, S.Pdl.,A.Md dalam blognya “jenis-jenis

perpustakaan)

8) Perpustakaan Keliling

Pada prinsipnya merupakan perluasan dari pelayanan

perpustakaan umum. Perpustakaan keliling adalah jenis

perpustakaan yang dalam memberikan pelayanan bergerak dari

suatu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan mengunjungi

pemakai. (Nasrul Makdis, S.Pdl.,A.Md dalam blognya “jenis-

jenis perpustakaan)

9) Perpustakaan Digital

Perpustakaan yang mempunyai sebagian besar dalam bentuk

format digital dan yang bisa diakses dengan komputer.

Contohnya : Buku atau informasi dalam format electric book,

piringan, pita magnetic, CD atau DVD Rom. Isi dari

perpustakaan digital berada dalam suatu computer server yang

bisa ditempatkan secara local, maupun di lokasi yang jauh,

namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan

computer. (Wikipedia)

10) Pusat Informasi di Museum

Menjadi salah satu media informasi bagi para wisatawan atau

pengunjung untuk mengetahui sesuatu atau hal-hal yang

terdapat dalam museum

11) Pusat Informasi Kota

Menjadi sarana bagi masyarakat kota untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan.

Page 27: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

13

d. Fungsi perpustakaan dan Pusat Informasi

1) Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi)

karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh

perpustakaan biasa.

2) Fungsi informasi, menyediakan berbagai informasi untuk

masyarakat, baik itu wisatawan, pendatang, atau masyarakat

yang membutuhkan informasi tersebut.

3) Fungsi pendidiakan, menjadi tempat dan menyediakan sarana

untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal.

4) Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural

atau wisata kultural dengan membaca dan mengakses berbagai

sumber informasi seperti, hiburan, novel, sejarah, cerita rakyar,

dan sebagainya.

5) Fungsi kultural, untuk mendidik dan mengembangkan

apreasiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas,

seperti; pameran, pertunjukkan, bedah buku, dan sebagainya.

6) Fungsi landmark, dapat menjadi landmark bagi kota tersebut,

atau menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika

berada atau ada di kota tersebut.

e. Peran dan Tugas Perpustakaan dan Pusat Informasi

Peran perpustakaan dan pusat informasi adalah sebagai agen

perubahan, agen pembangunan, agen pemberi informasi, agen

budaya, dan agen pengembangan ilmu pengtahuan dan teknologi.

Di mana perubahan selalu terjadi dari waktu ke waktu sesuai

dengan perubahan zaman seiring dengan sifat manusia yang selalu

ingin tahu, explorer, haus akan informasi, dan berbudaya sehingga

dalam hal ini perana perpustakaan dan pusat informasilah yang

dapat mendukung perubahan tersebut.

Page 28: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

14

Tugas perpustakaan dan pusat informasi sebagai berikut :

1) Tugas menghimpun informasi, mencari, menyeleksi, mengisi,

perpustakaan dan pusat informasi dengan sumber informasi

yang memadai, lengkap, atau yang dibutuhkan baik dalam arti

jumlah, jenis maupun mutu yang disesuaikan dengan kebijakan,

dana, dan kebutuhan pemakai.

2) Tugas mengelola meliputi proses pengolahan, penyusunan,

penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi, mudah

ditelusuri, ditemukan kembali, diakses oleh pemakai. Pekerjaan

pengolahan mencakup pemeliharaan dan perawatan agar

seluruh koleksi informasi tetap dalam kondisi baik. Sedangkan

kegiatan pelestarian adalah dalam rangka preservasi dan

konservasi karena untuk menjaga nilai-nilai sejarah dan

dokumentasi.

3) Tugas pemberdayaan dan memberikan layanan secara optimal

bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, teknologi

dan budaya msayarakat di sekitarnya. Termasuk didalam tugas

ini adalah upaya promosi dab publikasi serta sosialisasi agar

masyarakat di sekitar perpustakaan dan pusat informasi

mengetahui dengan jelas apa yang ada dan dapat

dimanfaatkan dari perpustakaan dan pusat informasi ini.

f. Ciri – ciri Perpustakaan dan Pusat Informasi

1) Terbuka untuk umum, terbuka bagi siapa saja tanpa

memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan,

ras, pandangan politik, dan pekerjaan.

2) Dibiayai oleh dana umum, dana yang berasal dari masyarakat,

biasanya melalui pajak, dikelola oleh pemerintah daerah serta

dana dari pemerintah pusat.

Page 29: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

15

3) Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat Cuma-Cuma.

Jasa yang diberikan mencakup jasa federal, jasa yang

memberikan informasi, peminjaman, konsultasi studi.

g. Status Kelembagaan dan Pengelolaan Perpustakaan dan Pusat

Informasi

1) Status Kelembagaan, perpustakaan dan pusat informasi berada

di bawah pemerintah daerah kota, yang merupakan Unit

Pelaksana Daerah (UPD) sebagaimana di atur dalam SK

Mendagri 362/77 (Soenarso HS, 1980, hal:13).

2) Perpustakaan dan Pusat Informasi dikelola pemerintah

daerah/kota bekerjasama dengan Depdikbud. Pemerintah

daerah/kota bertanggung jawab dalam menyediakan tanah,

gedung, perlengkapan, biaya operasional dan pengelolaannya.

Depdikbud bertanggung jawab atas pembinaan teknis

pengelolaan perpustakaan dan pusat informasi, pendidikan,

enaga dan penyediaan koleksi. Sedangkan masyarakat

setempat sebagai pemakai juga bertanggung jawab dengan

memberikan partisipasi dalam memelihara dan memanfaatkan

perpustakaan dan pusat informasi semaksimal mungkin.

h. Layanan Perpustakaan dan Pusat Informasi

1) Waktu Pelayanan

Waktu pelayanan perpustakaan umum dan pusat informasi

adalah setiap hari selama jam kerja sekurang-kurangnya 8 jam

per hari (SNP 003:2011). Setelah jam kerja masih bisa

mengakses informasi yang dinginkan melalu situs website yang

disediakan.

2) Sistem Pelayanan

Page 30: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

16

Layanan perpustakaan dan pusat informasi merupakan tujuan

akhir semua kegiatan yang dilakukan oleh semua pengelola

perpustakaan dan pusat infromasi yang diarahkan pada

terciptanya suasa yang kondusif sehingga layanan

perpustakaan dan pusat informasi dapat dilaksanakan dengan

semaksimal dan seefisien mungkin. Pemilihan sistem layanan

perpustakaan dan pusat informasi perlu memperhitungkan dan

mempertimbangkan beberapa hal sebelum menerapkan sistem

tersebut karena sangat berpengaruh terhadap mekanisme kerja

perpustakaan dan pusat informasi. Menurut Darmono

(2001:137) ada 5 pertimbangan dalam menentukan layanan

yang akan digunakan, yaitu :

a) Pertimbangan keselamatan koleksi perpustakaan.

b) Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan dari koleksi, dan

pertimbangan jenis informasi yang ingin disediakan.

c) Perbandingan antara jumlah staf, jumlah pemakai dan jumlah

koleksi. Jika jumlah pemakai sangat besar maka cenderung

akan memilih sistem terbuka.

d) Luas gedung perpustakaan dan pusat informasi. Pada

umumnya perpustakaan dan pusat informasi menempati

gedung yang sangat luas dengan tenaga pengelola yang

relative terbatas cenderung menggunakan sistem terbuka

dan sebaliknya.

e) Rasio antara jam layanan dengan jumlah staf perpustakaan

dan pusat informasi. Setiap sistem layanan memiliki

beberapa kekurangan dan kelebihan.

Page 31: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

17

Adapun sistem pelayanan yang digunakan dalam perpustakaan

dan pusat informasi adalah sebagai berikut :

a) Sistme Pelayanan Manual

1) Sistem Tertutup

Sistem pelayanan tertutup adalah sitem layanan pada

perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai

perpustakaan dan pusat infromasi mengambil sendiri atau

mencari informasi sendiri. Untuk itu disediakan pelayan

atau petugas yang tugasnya menolong atau mencarikan

atau membantu mengambil atau mencari informasi yang

dinginkan.

Kelebihan :

(a) Susunan buku/peralatan/informasi dapat terjaga atau

terpelihara

(b) Mudah dikontrol dan diawasi

(c) Factor kehilangan buku dapat ditekan

(d) Mendapatkan informasi yang dinginkan menjadi lebih

cepat dengan adanya petugas yang membantu.

(e) Petugas layanan sedikit

Kelemahan :

(a) Rangsangan untuk memilih koleksi tidak ada

(b) Timbulnya rasa bosan pada pengunjung dalam

menggunakan katalog dan kesenangan memlih tidak

ada

(c) Katalog harus lengkap

2) Sistem terbuka

Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang

memungkikan para penggunan atau pengunjug dapat

memilih secara langsung, menentukan, mengambil sendiri

Page 32: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

18

bahan pustaka atau mencari langsung informasi yang

diinginkan.

Kelebihan :

(a) Pemakai bebas memilih bahan/materi pustaka yang

dinginkan

(b) Pemakai atau pengunjung bebas mencari informasi

yang dibutuhkan

(c) Menimbulkan rangsangan memilih yang seterusnya

merangsang minat baca

(d) Menghemat tenaga layanan petugas

(e) Kelancaran dalam pelayanan

Kelemahan :

(a) Rak rak buku dan peralatan kurang dapat terpelihara

susunannya

(b) Peralatan untuk mencari informaasi seperti komputer

atau alat lainnya menjadi cepat rusak karena sering

terpakai

(c) Kemungkinan buku hilang sangat besar

(d) Membutuhkan banyak petugas

(e) Terjadi perubahan sususnan bahan pustaka di rak,

sehingga perlu pembenahan terus menerus.

3) Sistem layanan campuran

Sistem layanan campuran menerapkan dua sistem

pelayanan sekaligus yaitu layaan terbuka dan layanan

tertutup. Penggunaan sistem layanan campuran biasanya

memberikan layanan secara tertutup untuk koleksi ksripsi,

koleksi referensi, tesis atau koleksi yang bersifat tidak

umum. Sedangkan untuk koleksi lainnya menggunakan

layanan terbuka.

Page 33: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

19

Sistem layanan campuran ini biasanya diterapkan di

perguruan tinggi dan sekolah.

Kelebihan :

(a) Pemakai dapat langsung menggunakan koleksi

referensi dan koleksi umum secara bersamaan.

(b) Tidak memerlukan ruang baca khusus untuk referensi.

(c) Menghemat tenaga layanan.

Kelemahan :

(a) Petugas sulit mengontrol pemakai yang menggunakan

koleksi referensi dan koleksi umum sekaligus

(b) Ruang koleksi umum dan referensi menjadi stu.

(c) Perlu pengawasan yang lebih ketat

b) Sistem Pelayanan Komputer

Pelayanan dengn komputer memanfaatkan komputer sebagai

sarana pelayanan. Komputer dapat digunakan pada

pelayanan pencarian informasi, peminjaman, penelurusan

pustaka.

1) Tujuan pemanfaatan komputer :

(a) Mempermudah, mempercepat pelayanan

(b) Pencarian informasi menjadi lebih mudah dan cepat

(c) Memperluas jangkauan kepada sumber informasi yang

beragam

2) Macam pemanfaatan komputer :

Komputer dapat dimanfaatkan pada pelayanan

peminjaman dan penelurusan informasi.

(a) Pelayanan peminjaman

Agar proses pelayanan lancer komupter harus

dilengkapi dengan :

(1) Berkas peminjaman : data lengkap peminjaman.

Page 34: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

20

(2) Berkas pustaka : data lengkap pustaka yang

dipinjamkan.

(3) Sistem kalender untuk menunjukkan pustaka yang

dikembalikan atau terlambat dikembalikan.

(4) Alat perekam data

(5) Alat pembacaan data

(6) Fasilitas data cadangan (back-up)

(7) Sistem yang dapat menampung data dengan

kapasitas tinggi

(b) Pelayanan penelurusan informasi

Penelurusan informasi dengan komputer atau alat

semacamnya adalah kegiatan menemukan informasi

data atau hal lainnya yang diperlukan oleh pengunjung

melalui jaringan komputer atau internet.

(c) Sistem katalog dan pengadaan

Sistem ini berkaitan dengan pengatalogan, pengadaan,

OPAC. Ada link diantara modul-modul secara praktis,

sehingga pengunjung perpustakaan dan pusat informasi

dapat mengidentifikasi buku atau informasii yang ada

dalam koleksi atau data base yang tersedia.

(d) Pengawasan buku

Salah satu ciri dasar sistem berbasis komputer adalah

pencatatan secara rinci terhadap peminjaman dan item

atau koleksi yang sedang dipinjam.

3) Jenis-jenis Pelayanan

a) Pelayanan sirkulasi

Merupakan kegiatan peminjaman bahan pustaka kepada

anggota perpustakaan yang memang sudah terdaftar untuk

melakukan peminjaman buku.

Page 35: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

21

b) Pelayanan referensi/rujukan

Kegiatan melayani koleksi perpustakaan terutama koleksi

pustaka acuan/referensi atau koleksi yang tidak boleh dibawa

pulang oleh anggota perpustakaan. Buku referensi tidak

dimaksudkan untuk dibaca dari halaman pertama hingga akhir,

melainkan khsusu digunakan untuk mencari keterangan

tertentu. Maka buku referensi semacam ini tidak dipinjamkan

tetapi hanya digunakan di perpustakaan. Terdiri dari :

(1) Pelayan langsung

(a) Pelayanan informasi.

(b) Bimbingan cara menggunakan bahan-bahn referensi.

(2) Pelayanan tidak langsung

(a) Pemilihan bahan-bahan referensi.

(b) Organisasi bahan-bahan referensi.

(c) Menambah bahan-bahan referensi.

(3) Pelayanan membaca di perpustakaan

Bagi pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku,

hanya ingin membaca, maka disediakan layanan

membaca di perpustakaan, berupa penyediaan meja kursi

baca yang ada di setiap ruangan.

(4) Pelayanan pencarian informasi

Bagi pengunjung yang ingin mencari informasi, disediakan

fasilitas untuk mencari informasi yaitu berupa komputer

dan alat lainnya.

(5) Layanan bercerita

Layanan ini bermaksud memperkenalkan bahan pustaka

yang ada di perpustakaan dengan menyajikan cerita.

(6) Layanan pemutaran film

Page 36: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

22

Layanan ini berupa pemutaran film atau slide. Film-film

yang diputar berupa film-film documenter, cerita rakyat,

pengetahuan, sejarah, dan lain-lain.

(7) Layanan jasa dokumentasi

Layanan ini berupa penyediaan bahan-bahan documenter

yang diperlukan oleh pengunjung seperti, peraturan-

peraturan pemerintah serta peraturan perundangan yang

dikumpulkan dan diarsipkan oleh perpustakaan.

(8) Layanan jasa terjemahan

Bagi perpustakaan yang memiliki para pustakawan yang

cukup banyak dapat pula memberikan layanan terjemahan

bagi pengunjung yang memerlukan.

(9) Layanan literature sekunder

(a) Layanan pembuatan abstrak

Perpustakaan dapat pula menyelenggarakan layanan

pembuatan sari karangan bagi pengunjung yang

memerlukan. Selaian itu dapat juga membuat

bibliografi, menyusun data tertentu yang dimintai leh

pengunjung yang memerlukan.

(b) Layanan indeks

Indeks ada;ah daftar sunjek atau topic yang terdapat

dalam buku, majalah, surat kabar, dan CD. Indeks

terbagi dalam dua bagian yaitu topic dan lokasi. Topic

merupakan subyek yang berisi berbagai artikel,

sedangkan lokasi merupakan petunjuk tempat artikel.

(c) Layanan bibliografi

Bibliografi merupakan daftar buku yang membantu

peningkatan pendayagunaan bahan pustaka. Melalui

bibliografi dapat diketahui buku-bukuapa saja yang

Page 37: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

23

terdapat dalam suatu perpustakaan. Memudahkan

penggunan atau pemakai mencari bahan yang

diperlukan.

(d) Layanan informasi terseleksi

Layanan ini adalah sarana untuk memberitahukan

kepada seseorang atau kelompok orang tentang butir-

butir dalam literature yang mutakhir secara langsung

dan jelas sesuai dengan pusat perhatian

pekerjaannya. Tujuan layanan ini agar para pemakai

menerima informasi literature baru yang khusus ada

hubungannya dengan bidang yang dimintai dan

pekerjaannya.

(e) Layanan informasi kilat

Merupakan layanan yang diberikan kepada pemakai

jasa perpustakaan dalam bentuk kumpulan fotocopy

daftar isi majalah dalam bentuk subjek tertentu

yangdilanggan perpustakaan. Selain itu, layanan ini

dapat juga berupa fotocopy judul-judul buku terbaru

yang dimiliki perpustakaan.

(10) Layanan silang layan

Pengunjung yang tidak dapat memperoleh informasi yang

diperlukan, maka perpustakaan dapat menghubungi

perpustakaan lain untuk mencari informasi yang

dibutuhkan dengan melakukan silang layan.

(11) Layanan perpustakaan keliling

Layanan ini berupa penyajian bahan pustaka pada

masyarakat terpencil, sekolah di daerah terpencil.

(12) Layanan bentuk paket

Page 38: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

24

Layanan ini berupa peminjaman satu set buku-buku

perpustakaan untuk periode waktu tertentu kepada

sekolah/kelurahan.

i. Ruang Lingkup Pelayanan

Lingkup atau obyek pelayanan perpustakaan dan pusat

infromasi adalah masyarakat umum. Siapapun dapat menggunakan

layanan ini yang diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan

masyarakat.

Anggota masyarakat yang secara potensial diharapkan

berkunjung secara teratur ke layanan ini perlu dibina sesuai

kelompoknya masing-masing, yaitu :

1) Pelajar dan mahasiswa

2) Dewasa

3) Anak-anak

4) Orang usia lanjut

5) Penyandang cacat

6) Kelompok-kelompok masyarakat, kelompok putus sekolah,

kelompok ilmiah remaja, kelompok pengabdian masyarakat,

kelompok mahasiswa universitas terbuka, dan kelompok wanita.

j. Mekanisme Kegiatan

1) Pelaku Kegiatan

a) Pengunjung perpustakaan dan pusat informasi

b) Pengelola perpustakaan dan pusat informasi dibedakan atas :

(1) Pengelola yang melayani pengunjung dan selalu

bertatapan langsung dengan pengunjung di tempat

pelayanan meja peminjaman, meja pemandu, meja

Page 39: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

25

layanan koleksi cadangan, meja layanan pustaka, bagian

pelayanan pencarian informasi.

(2) Pengelola bagian pengolahan administrasi biasanya

bekerja di belakang layar dan hubungan dengan

pengunjung terbatas.

2) Identifikasi Kegiatan

Kegiatan perpustakaan dan pusat informasi lahir dari fungsi

pelayanan dan tujuan pengadaannya. Berdasarkan hal tersebut,

kegiatan perpustakaan dan pusat informasi dapat

diidentifikasikan dengan meninjau unsur pemakai perpustakaan

yakni, pengunjung dan pengelola yang secara umum dibagi atas

tiga kelompok kegiatan, yakni :

a) Kegiatan pengunjung

(1) Pengunjung dewasa/utama

(a) Mendapatkan informasi

(b) Menitipkan barang

(c) Meminjam dan mengembalikan barang

(d) Membaca buku/koleksi

(e) Membaca koleksi digital

(f) Membaca biasa individual dan grup

(g) Diskusi dan menulis

(h) Mengamati

(2) Pengunjung anak-anak

(a) Mendapatkan informasi

(b) Menitipkan barang

(c) Meminjam dan mengembalikan barang

(d) Membaca individual

(e) Membaca informal

(f) Bermain, mengamati, dan story telling

Page 40: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

26

b) Kegiatan pengelola

Gambar 2.1. Skema Struktur Organisasi Perpustakaan umum Sumber: SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990

Kepala

Perpustakaan Wakil kepala

B. tata usaha

Sub bagian

umum

kepegawaian

keuangan

Urusan dalam

B. pengadaan

Registrasi dan

distribusi

Pengadaan

dalam negeri

Pengadaan luar

negeri

Bidang koleksi

Koleksi umum

Koleksi deposit

Koleksi khusus

Bidang

reprpografi

Bidang reproduksi

Bidang

konservasi

penerbitan

Bidang Bibliografi

Bidang

penyuntingan

Bidang

katalogisasi

Bidang PTII

Pemilihan bahan

pustaka

Pengolahan

teknis

Jasa informan

Page 41: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

27

(1) Bidang tata usaha/administrasi

(a) Sub bagian umum melakukan urusan surat menyurat,

kerasipan, dokumentasi dan penyusunan laporan.

(b) Sub bagian kepegawaian melakukan urusan

penyiapan penyusunan rencana formasi pegawai,

penyusunan pola pengembangan karier dan penilaian

jabatan, pelaksanaan urusan kepangkatan,

pengankatan, dan pemindahan dalam jabatan

structural dan jabatan fungsional, pelaksanaan urusan

pemberhentian, pensiunan, dan penyelesaian

pelanggaran disiplin pegawai, pengembangan dan

pemeliharaan basis data kepegawaian dan penataan

kearsipan dan tata naskah dokumen pegawai, serta

pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan.

(c) Sub bagian keuangan membuat pengajuan anggaran,

mengatur sirkulasi keuangan, membuat laporan

keuangan tiap bulan dan tahunan.

(d) Sub bagian urusan dalam mengerjakan urusan

perlengkapan, rumah tangga, kendaraan, perjalanan

dinas di lingkungan Departemen.

(2) Bidang pengadaan

(a) Seksi pengadaan bahan pustaka dalam negeri

melakukan pengadaan semua terbitan Indonesia untuk

keperluan deposit, peminjaman umum dan jasa

referensi.

(b) Seksi pengadaan bahan pustaka luar negeri

melakukan pengadaan terbitan luar negeri utuk

keperluan deposit, peminjaman umum dan jasa

referensi.

Page 42: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

28

(c) Seksi registrasi dan distribusi melakukan inventarisasi

dan distribusi bahan pustaka tercetak dan digital.

(3) Bidang koleksi

(a) Seksi koleksi tercetak mengatur pemanfaatan koleksi

bahan pustaka berbagai bidang ilmu pengetahuan.

(b) Seksi koleksi informasi mengatur berbagai informasi

yang masuk atau yang akan masuk di data base

informasi.

(c) Seksi koleksi digital mengatur pemanfaatan koleksi

bahan pustaka digital.

(d) Seksi koleksi khusus mengatur pemanfaatan koleksi

bahan pustaka khusus non buku.

(4) Bidang reprografi

(a) Seksi repografi melakukan pemotretan dan

pengolahan dalam bentuk mikro.

(b) Seksi konservasi dan penjilidan melakukan penjilidan,

pengawetan dan fumigasi bahan pustaka.

(c) Seksi penerbitan melakukan penerbitan bibliografi

nasional Indonesia dan penyusunan statistic.

(5) Bidang pengolahan teknis dan jasa infromasi

(a) Melakukan pemilihan bahan pustaka.

(b) Melakukan pengolahan teknis bahan pustaka.

(c) Melakukan jasa informasi bahan pustaka.

c) Kegiatan Penunjang

(1) Kegiatan internet

(a) Kegiatan diskusi.

(b) Kegiatan santai.

(c) Kegiatan menelepon.

(d) Kegiatan audio visual.

Page 43: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

29

(e) Kegiatan ibadah.

d) Kegiatan Servis

(1) Pengadaan rak buku.

(2) Pengadaan komputer dan alat-alat penunjang pencarian

informasi bagi para pengunjung yang membutuhkan.

(3) Penataan audiovisual dan microfilm.

(4) Keamanan.

(5) Toilet.

(6) Parker kendaraan staf.

(7) Parkir kendaraan pengunjung

k. Pengadaan dan pengolahan koleksi pustaka

1) Pengadaan koleksi perpustakaan

Menurut penyelengaraan perpustakaan umum (1992:34)

dijelaskan bahwa pengadaan bahan pustaka dapat ditempuh

melalui lima jalan, yaitu :

a) Membeli

b) Membuat sendiri

c) Sumbangan atau bantuan

d) Menrima titipan

e) Tukar-menukar

2) Pengolahan bahan koleksi pustaka

a) Pemberian tanda

Semua bahan pustaka yang diterima perpustakaan akan

menjadi koleksi sehingga perlu diberi tanda kepemilikan

berupa pengecatan, penulisan, dan pemberian stempel.

b) Klasifikasi

Untuk memudahkan pengunjung, maka semua koleksi yang

dimiliki perpustakaan dikelompokkan menurut subyek. Sistem

Page 44: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

30

pengelompokan subyek ini terdiri dari, DDC (Dewey Decimal

Clasification), UDC (Universal Decimal Clasification), BC (

Bibliografic Clasification), CC (Colon Clasification), dan

klasifikasi Islam. Sistem klasifikasi yang banyak digunakan di

Indonesia adalah DDC (Dewy Decimal Clasification).

c) Pencacatan

Semua bahan informasi yang diputuskan untuk menjadi milik

perpustakaan hendaknya dicatat pada buku kartu atau

komputer. Lalu dipisahkan menurut jenis informasi yaitu, buku,

majalah, CD, film, peta, gambar arsitek, sejarah, dan lainnya.

d) Pengkatalogan

Pembuatan daftar pustaka milik perpustakaan. Daftar ini

berfungsi untuk memcatat koleksi yang dimiliki, membantu

proses pencarian, dan mengembangkan standar-standar

bibliografi internasional.

l. Pengawetan dan pelestarian bahan pustaka

Bahan pustaka yang terdiri dari bahan kertas dan non kertas

perlu dijaga keawaetannya. Penjagaan dimaksudkan agar nilai

infromasinya tetap lestari dan dapat dimanfaatkan sepanjang masa.

Adapun penyebab kerusakan bahan pustaka, yakni :

1) Faktor biologi

Indonesia merupakan daerah tropis, factor ini ikut mendorong

kerusakan bahan pustaka. Factor ini antara lain serangga, jamur,

dan lumut. Namun kerusakan oleh factor ini dapat dicegah

dengan pencegahan berikut :

a) Mengurangi kelembaban.

b) Mengindari adanya debu, kotoran, minyak atau bahan organic

lainnya.

Page 45: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

31

c) Tidak menggunakan perekat yang mengandung omylum untuk

menjilid.

d) Suhu ruangan diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu

tinggi.

e) Menggunakan fungisida untuk membasmi cendawan dan

sebaiknya dengan bantuan para ahli.

f) Menggunakan larutan kimia yang tidak berbahaya bagi

manusia.

2) Factor fisika

Kerusakan bahan pustaka leh factor ini antara lain, cahaya,

panas, uap air. Namun kerusakan oleh factor ini dapat dicegah

melalui pencegahan berikut ini :

a) Memperlakukan bahan pustaka dengan lebih hati-hati terutama

saat pengiriman, pengambilan pad arak, pengembalian ke rak,

membaca, membuka atau menutupnya.

b) Bahan pustaka kertas yang mudah rusak hendaknya dijilid

terlebih dahulu.

c) Menjaga kebersihan ruang perpustakaan.

3) Factor kimiawi

Kekuatan kertas dan tinta secara perlahan memang akan

menurun karena adanya gas alam, debu, dan asap yang

terkandung oleh udara.

Di samping pencegahan keruskan, diperlukan juga adanya

pemeliharan bahan pustaka seperti berikut ini :

a) Pemeliharaan bahan kertas

(1) Reproduksi

Koleksi langka, penting, dan lainnya perlu direproduksi,

reproduksi ini dapat dilakukan dengan cara fotocopy,

pembuatan bentuk mikro, dan pembuatan duplikasinya.

Page 46: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

32

(2) Penjilidan

Bahan-bahan yang perlu dijilid antara lain sampul yang

mudah rusak, sampul terlalu tipis, jilidan yang terlepas, dan

majalah yang terlepas.

(3) Laminasi

Laminasi dengan cara memberikan pelindung plastic atau

bahan lain agar bahan pustaka tidak sobek atau hancur,

dan terlihat rapi.

(4) Penyiangan

Mengeluarkan jajaran koleksi buku suatu perpustakaan

yang didasarkan atas pertimbangan koleksi buku sudah

tidak diminati lagi, sudah ada edisi baru, atau bertentangan

dengan kebijakan pemerintah dan etika masyarakat.

(5) Fumigasi

Fumigasi aau pengasapan bertujuan untuk membunuh

jamur maupun serangga yang tumbuh pada bahan kertas.

Dapat dilakukan di dalam kotak, ruang, ruang penyimpanan

arsip, ruang perpustakaan, maupun ruang deposit. Bahan

berbentuk cairan, padat, atau gas.

b) Pemeliharaan bahan non kertas

Penyimpanan untuk kategori ini dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu disimpan dalam ruangan atau dalam kantong

aluminium. Namun apabila disimpan di dalam ruangan makas

harus memenuhi syarat berikut :

(1) Bebas dari debu

(2) Tidak terkena sinar matahari langsung

(3) Kelembaban udara hendaknya dijaga antara 20-40%.

(4) Suhu ruangan hendaknya dijaga tidak lebih dari 210.

Page 47: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

33

(5) Sirkulasi udara dalam ruangan dapat berjalan dengan

lancer.

(6) Ruangan harus tertutup rapat, terbebas dari debu luar,

terhindar dari kontasminasi zat kimia.

(7) Memiliki alat untuk menjaga keamanan dari bahan

kebakaran dan pencurian.

(8) Penyimpnanan bahan pada rak yang antikarat dan

dimasukkan ke dalam tabung yang terbuat dari plastic

maupun fiberglass.

(9) Penjagaan kelembaban dan suhu ruangan hendaknya

disesuaikan dengan jenis bahan dan jangka waktu

penyimpanan.

m. Pengamanan bahan pustaka

1) Barcode

Barcode dapat diartikan sebagai sekumpulan kode yang

berbbentuk garis-garis dan spasi, di mana masing-masing

ketebalan setiap garis dan spasinya berbeda sesuai dengan isi

kode tersebut. Fungsi barcode adalah sebagai sarana untuk

mempermudah kita dalam menginput data di mana cara kerjanya

input data otomatis. Barcode dibuat berdasarkan nomor

invetarisasi dengan menggunakan angka sebanyak 10 digit.

Empat digit pertama menunjukkan tahun pencacatan buku, tiga

digit berikutnya menunjukkan kepemilikan bahan pustaka, dan

tiga digit akhir menunjukkan jumlah koleksi. Penulisan angka

barcode sebagai berikut :

2013520201

Keterangan:

2013 tahun pencacatan buku

Page 48: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

34

520 kepemilikan bahan pustaka

201 jumlah koleksi unit

2) Alat sensor

Alat sensor adalah pintu yang dipasang pada pintu keluar

perpustakaan yang berfungsi sebagai pengontrol bahan pustaka

jika ada yang membawa buku keluar dari ruang perpustakaan

tanpa izin petugas.

Karakteristik alat sensor ini sebagai berikut :

a) Tinggi minimal 160 cm.

b) Lebar area deteksi minimal 75 cm.

c) Volume suara dan periode alarm dapat di atur sesuai

kebutuhan.

d) Dapat dikembangkan dengan peralatan keamanan lain seperti

CCTV atau voice alarm.

e) Mudah dipindahkan.

f) Frekuensi kerja maksimal 220Hz, untuk menghindari interfemsi

dan mengurangi terjadinya false alarm.

g) Dapat menghitung jumlah pengunjung perpustakaan dan pusat

infromasi.

3) Alat keamanan bahan pustaka

Bahan pustaka yang teridir dari bahan kertas dan bahan non

kertas yang dipinjamkan keluar, perlu diberi tatle tape sistem

sebagai alat keamanan. Alat ini memeliki karakteristik sebagai

berikut :

a) Bentuknya tipis, bening, dan transparan sehingga sulit dikenal.

b) Menggunakan teknologi elektromagnetik yang mudah

diterapkan ke permuakaan bahan pustaka.

4) Alat aktifasi-dekatifasi

Page 49: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

35

Alat ini memiliki kemampuan aktifasi dan deaktifasi secara cepat,

kira-kira dua detik dan dapat dilakukan dari dua arah yang

berlawanan. Alat ini juga memiliki karakteristik sebagai berikut :

a) Memiliki interfence ke barcode sistem sehingga mengakses

infromasi dari data base.

b) Memiliki indikator yang mudah dibaca pada saat aktifasi atau

deaktifasi.

c) Dapat melakukan aktifasi atau deaktifasi beberapa buku

sekaligus.

d) Dapat digunakan untuk bahan non buku seperti film, kaset, CD,

dan lainnya.

2. Faktor Non Fisik

a. Materi Koleksi

Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP), materi

koleksi adalah semua infromasi dalam bentuk karya cetak dan karya

rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan

yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Adapun bahan informasi

yang diterima perpustakaan terdiri dari:

1) Bahan buku

a) Buku teks

Buku teks adalah lembaran tercetak berisi ilmu pengetahuan

atau bidang tertentu dan biasanya digunakan sebagai bahan

pelajaran, penataran, kuliah dan dapat dipelajari secara

mandiri. Terbitan ini tidak berkala dan ditulis oleh seseorang

atau lebih atas nama pribadi atau atas nama lembaga terdiri

minimal 48 halaman.

b) Koleksi bahan rujukan

Page 50: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

36

Buku ini disusun untuk memberikan informasi tetang kata

subjek masalah, nama orang, nama tempat, peristiwa,

pustaka, angka. Waktu, ukuran, dan lainnya. Buku-buku yang

disusun dan disediakan untuk memberi informasi khusus ini

memiliki karakterisktik :

(1) Disusun untuk keperluan khusus, misalnya untuk

kepentingan konsultasi, memberi keterangan singkat, atau

memberikan data yang akurat.

(2) Disusun dengan sistem tertentu misalnya sistem abjad,

angka kronologis, geografis, dan lainnya.

(3) Jenis koleksi ini tidak perlu dipelajari keseluruhan.

(4) Pada umumnya di susun oleh banyak orang.

Jenis buku ini meliputi kamus, ensiklopedia, handbook,

buku pegangan, direktori, bibliografi, buku tahunan, sumber-

sumber biografi, indeks, abstrak, dan almanac.

c) Buku fiksi

Kata fiksi berasal dari kata fictio (bahasa latin) yang berarti

bentukan atau rekaan. Buku fiksi adalah buku karya tulis

berupa rekaan atau karya imajinatif yang berdasarkan

khayalan belaka. Bentuk ini misalnya novel, roman, drama,

puisi, pantun, dan lainnya.

d) Teribitan berkala

Publikasi yang direncanakan terbit secara terus menerus tanpa

dibatasi waktu, berisi informasi baru yang menraik, dan ditulis

oleh beberapa orang. Publikasi ini diterbitkan oleh lembaga,

sekelompok orang, yayasan, organisasi profesi yang

membentuk sususnan redaksi sebagai penanggungjawab.

Publikasi ini terbit harian, mingguan, bulanan, kuartalan,

semesteran bahkan tahunan.

Page 51: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

37

2) Bahan non buku

Sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi,

maka koleksi perpustakaan dan pusat informasi tidak hanya

berupa buku atau bahan pustaka lainnya. Bahan-bahan itu antara

lain berupa sebagai berikut :

a) Mikrofis

Film yang berukuran kecil, tembus cahaya, dan berisi infromasi

dalam bentuk tulisan, gambar, maupun grafis yang diatur pada

selembar film secara berbanjar horizontal maupun vertical.

b) Film mikro

Film yang sangat kecil, digunakan untuk menyimpan,

memunculkan kembali, atau mempublikasikan duplikat

dokumen, cetakan, gambar studio, atau foto.

c) Kaset

Berasal dari kata dalam bahsa inggris “cassete” yang berarti

peti kecil yang terbuat dari kayu atau logam yang dihiasi

dengan hiasan yang indah. Biasanya kaset diisi dengan lagu

atau gambar/video.

d) Piringan hitam

Terbuat dari bahan ebonite berwarna hitam dan berbentuk

bulat pipih. Pada kedua permukaannya terdapat lekukakan

halus berbentuk spiral yang menyebabkan jarum piringan

hitam yang melaluinya bergetar dan menimbulkan suara.

e) CD-room

Alat yang berfungsi sebagai wadah penyimpanan informasi

berbentuk lempengan kecil berdiameter kurang dari 5 inchi

yang mampu meyimpan data hingga 550 megabite sampai 1

gigabite. Kemampuan simpan ini sama dengan 200.000-

Page 52: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

38

400.00 halaman teks atau 125 kg kertas atau 74 menit

rekaman music atau 4.500 jam suara digital.

f) E-books dan E-journal

Pada dasarnya merupakan distribusi muatan isi buku dalam

bentuk dgital. Dalam hal ini, internet bertindak sebagai jantung

pada sistem pelayanan e-books dengan berbagai kemudahan

dan kecepatan aksesnya.

b. Perabot

Sebagai sarana layanan dan sarana kerja, perpustakaan dan pusat

informasi menyediakan saran perpustakaan dan pusat informasi

meliputi:

1) Rak buku

2) Rak majalah

3) Komputer

4) Rak audio visual

5) Rak buku referensi

6) Meja baca

7) Meja kerja

8) Kursi baca

9) Kursi dan meja komputer

10) Alat baca bagi tunanetra

11) Ac

12) Rak display buku

13) Rak surat kabar

14) Jaringan internet (berguna untuk mencari informasi)

15) Lemari penitipan tas

Pemanfaatan perabotan seperti ini sebagai fasilitas pengunjung

sangat menentukan dalam mendukung fungsi kegiatan pelayanan.

Page 53: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

39

Bila didasarkan pada penggunaannya maka perabot dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1) Perabot bagi pengunjung

Perbaot yang dipakai pengunjung untuk mendukung fungus

kegiatan misalnya: membaca, belajar, diskusi.

Gambar 2.2. Dimensi Minimal Ruang dan Meja Baca

Sumber: Data Arsitek Jilid 2

2) Perabot bagi Pengelola

Perabot yang digunakan pengelola dalam menunjang operasional

kegiatan dalam perpustakaan dan pusat informasi baik secara

administrasi maupun pada fungsi pelayanan. Perabot yang

digunakan untuk koleksi dan pelayanannya dapat dibedakan

yaitu:

a) Rak penyimpanan

Perabot ini adalah elemen utama untuk perpustakaan. Ukuran,

desain, dan kontruksinya dapat berbeda-beda tergantung jenis

Page 54: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

40

yang diperagakan seperti, buku, peta, majalah, film, piringan

hitam, surat kabar, dan lainnya.

Gambar 2.3. Dimensi Minimal Rak Penyimpnanan Koleksi Sumber: Data Arsitek Jilid 2

b) Meja

Meja yang digunakan baik bentuk aupun ukurannya harus

menunjang kegiatan perpustakaan di mana kesan hangat dan

dinamis merupakan kriteria utama di dalam pemilihan material

yang digunakan. Beberapa jenis meja yang digunakan antara

lain:

(1) Meja biasa untuk belajar.

(2) Meja dengan permukaan miring.

(3) Meja untuk pertemuan/seminar.

(4) Meja atlas.

(5) Meja kerja untuk staf.

(6) Meja komputer.

Page 55: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

41

Gambar 2.4. Dimensi Minimal Meja Baca Sumber: Data Arsitek Jilid

c) Carrel (tempat untuk belajar satu orang)

Merupakan meja baca yang tertutup bagian depan kiri dan

kanan, yang khusus untuk dipakai satuu orang kebutuhan

akan tempat ini dapat berupa ruang tersendiri maupun

menyatu dengan ruang baca umum maupun ruang referensi.

Gambar 2.5. Dimensi Minimal untuk carrel Sumber: Data Arsitek Jilid 2

Page 56: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

42

d) Kursi

Kursi dapat terbuat dari bahan logam atau kayu. Pemakaian

bahan kayu memiliki daya tarik dan memberikan perasaan

hangat dan nyaman.

e) Meja sirkulasi

Meja sirkulasi digunakan untuk melayani peminjaman dan

pengembalian buku.

f) Lemari katalog

Dibuat khusus menyimpan dan menyususn kartu katalog.

Banyaknya kartu dalam laci lemari katalog tergantung dari

banyaknya judul-judul bahan pustaka yang menjadi koleksi

perpustakaan. Setiap judul buku biasanya memerlukan 3-6

kartu katalog berukuran standar. Setiap laci katalog dapat

menyimpan kartu katalog sekitar 1.000 lembar.

g) Rak untuk pameran dan peragaan

h) Perabotan lain

Meliputi, kereta buku, mesin fotocopy, rak kerja petugas, meja

kerja petugas, komputer, dan lainnya.

c. Standar persyaratan ruang

1) Standar temperature tuang

a) Standar temperature dalam ruang perpustakaan adalah 190-

230C dan kelembaban 40%-50%.

b) Untuk lokasi langkah dan khusus standar suhu 170-190C dan

kelembaban 49%-55%.

2) Standar kebutuhan cahaya

a) Ruang baca = 200lux-400lux

b) Ruang baca referensi = 600lux

c) Ruang konter = 600lux

Page 57: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

43

d) Ruang buku = 100lux

e) Penjilidan = 600lux

f) Ruang katalog = 400lux

g) Ruang informasi (komputer) = 600lux

3) Pengolompokan tingkat kebisingan

a) Area tenang 30-35 db

b) Area kurang tenang 40-50db

c) Area bising 50-60db

4) Standar akustik

Rumus :

RT =

RT = reverbation time

Keterangan

V= volume ruang ft

A= otal serapan dalam ruang ft

1 ft = 0,48 cm

Sistem akustik diterapkan pada ruang untuk pelayanan

pembacaan yang bersifat tenang.

d. Standar Persyaratan Gedung

1) Luas gedung sekurang-kurangnya 0,008 m2 per kapita dikalikan

jumlah penduduk.

2) Memenuhi standar kesehatan, keselamatan, kenyaman,

ketenangan, keindahan, pencahayaan, keamanan, dan sirkulasi

udara.

3) Perencanaan gedung memungkinkan pengembangan fisik.

4) Memenuhi aspek teknologi, konstruksi, lingkungan, efektifitas,

efesiensi, dan kecukupan.

5) Berbentuk permanen.

Page 58: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

44

6) Memperhatian kekuatan dan memenuhi persyaratan konstruksi

lantai untuk ruang koleksi perpustakaan (minimal 400 kg/m2).

7) Dilengkapi dengan sarana kepentingan umum seperti toilet,

mushola, area parker.

e. Standar Persyaratan Lokasi

Menurut Standar Nasional Perpustakaan Umum, syarat lokasi

gedung perpustakaan dan pusat informasi, yaitu:

1) Berada pada lokasi yang mudah dilihat, dikenal, dan dapat

dijangkau masyarakat.

2) Berada di lokasi pusat kota.

3) Memiliki status hukum yang jelas

B. Tinjauan Khusus Perpustakaan dan Pusat Informasi di Makassar

1. Tinjauan Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Propinsi

Sulawesi Selatan

Perarturan Daerah Sulawesi Selatan No. 30 tahun 2001 tentang

pembentukan organisasi dan tata kerja.

1) Sistem pelayanan

a) Sistem pelayanannya adalah pelayanan terbuka (open acces),

dan pelayana tertutup (close acces).

b) Sasaran pelayanan adalah masyarakat umum dengan berbagai

tingkatan umum dan tingkatan pendidikan mulai dari SD, SMP,

SMA, Mahasiswa dan Pegawai.

c) Jenis pelayanan yang diberikan:

(1) Layanan perpustakaan

(2) Layanan informasi

(3) Layanan rujukan

(4) Layanan bibliografi

Page 59: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

45

(5) Layanan audio visual

(6) Layanan deposit

(7) Layanan auromatisasi

(8) Layanan internet

(9) Layanan perpustakaan keliling

d) Dari data yang didapat, jumlah pengunjung perhari kurang lebih

700 orang. Koleksi yang terbaca/hari 2.500 eksemplar, dengan

koleksi terbaca/hari adalah ilmu social, ilmu terapan, dan fiksi.

e) Lingkup pelayanannya adalah masyarakat umum di kota

Makassar dan daerah sekitarnya.

2) Struktu organisasi

Jumlah pegawai pada badan arsip dan perpustakaan daerah prop.

Sulawesi selatan adalah sebanyak 124 orang yang terdiri dari

structural 10 orang, pustakawan 68 orang, staf 46 orang.

Page 60: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

46

Gambar 2.6. Skema struktur organisasi perpustakaan daerah Sulawesi selatan Sumber: arisp perpustakaan daerah sulsel

Ke

pala b

adan

Ke

l. Jabatan

fu

ngsio

nal

Sekretaris

Bid

ang p

engelo

laan

arsip in

aktif

sub

bid

pelayan

a arsip

in aktif

Sub

bid

p

eyimp

anan

an arsip

Sub

bid

pen

golah

an

arsip

Sub

bid

akulasi arsip

Bid

ang p

engelo

laan

arsip statis

Sub

bid

pelayan

an

dan

pen

ebitan

n

askah

Sub

bid

pelestarian

arsip

Sub

pen

golah

an arsip

statis

Sub

bid

pen

ilaian d

an

akuisi arsip

Bid

ang layan

an

pelestarian

Sub

bid

pelayan

an

perp

ustakaan

Sub

bid

pelestarian

b

ahan

pu

staka

Sub

bid

oto

risasi p

erpu

stakaan

Su b

id jasa tekn

is dan

ke

lemb

agaan

Bid

dep

osit

pen

gemb

angan

dan

p

engo

lahan

Sub

dep

osit karya

cetak

Sub

bid

kelemb

agaan

perp

ustakaan

Sub

bagian

um

um

Su

b b

agian p

rogram

Sub

bag kep

egawaian

Sub

bag keu

angan

Page 61: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

47

C. Tinjauan Konsep Green Architecture

1. Latar Belakang

Pada mulanya kehidupan manusia dengan alamnya berada dalam

keadaan yang selaras. Segala kebutuhan manusia dapat terpenuhi

dan kelestarian alam pun dapat terjaga. Namun seiring dengan

perkembangan zaman, kebutuhan manusia semakin meningkat

seingga terjadilah ekspoitasi besar-besaran terhadap bumi.

Akibatnya rusaklah keseimbangan alam yang berdampak pada

kecauan sistem alam semesta, misalnya terjadi bencana alam dan

fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali.

Isu ini dikenal dengan nama Global Warning yang menjadi

perbincangan di masyarakat dan memicu timbulnya gerakan dan

gagasan baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia,

termasukdalam dunia arsitektur.

Gerakan hijau yang tengah berkembang pesat saat ini tidak hanya

bertujuan untuk melindungi sumber daya alam, tetapi juga

diimplemetasikan sebagai upaya efisiensi penggunaan energy serta

meminimalisir kerusakan lingkungan sekitar. Hal ini tentu sangat

bermanfaat apabila dilakukan secara merata dan berkelanjutan,

khususnya di Indonesia yang merupakan Negara yang sedang

berkembang.

Sosialisasi terhadap upaya-upaya adaptasi dan mitigasi terhadap

perubahan iklim terus dilakukan pemerintah Indonesia, tetapi ternyata

tidak semua elemen masyarakat sudah mengetahui dan paham

mengenai kedua hal tersebut. Terbukti dari merebaknya Sick Building

Syndrome pada bangunan-bangunan di Indonesia. Bentuk solusi yang

menjadi pilihan adalah dengan menerapkan konsep Arsitektur Hijau

yang kini sudah mulai dijalankan oleh pemerintah.

Page 62: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

48

2. Pengertian Konsep Green Architecture

Green Architecture adalah sebuah konsep yang berusaha

meminimalkan pengaruh terhadap bentuk lingkungan alam maupun

manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih sehat dan lebih

baik, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan

sumber daya alam secara efisien dan optimal.

Green Architecture muncul untuk mengurangi dampak keruskan

lingkungan yang mulai terjadi akibat penggunaan fisik yang menguras

sumber daya alam serta isu Pemanasan Global yang saat ini dihadapi.

Arsitek sebagai pelaku utama dalam merancang bangunan dan

kawasan harus memikirkan kaidah-kaidah yang meminimalkan

konsumsi sumber daya alam dan dampak negatifnya terhadap alam

dan lingkungannya. Seorang arsitek juga harus memperhatikan

pelestarian lingkungan alam dengan meminimalkan pengubahan

kondisi tapak awal, rancang bangunan dan kawasan yang

menggunakan bangunan renewable, reuses, recycle dan rendah

kandungan energi, serta memperhitungkan pengolahan dan

pemanfaatam limbah.

3. Prinsip-prinsip Green Architecture

Prinsip-prinsip Green Architecture menurut Brenda dan Robert Vale

(1991), adalah :

a. Hemat energy

Di mana pengoperasian bangunan harus meminimalkan

penggunaan bahan bakar atau energy listrik dan sebisa mungkin

memaksimalkan energy alam sekitar lokasi bangunan.

b. Memperhatikan kondisi iklim

Dalam mendesain bangunan harus memperhatiakan kondisi iklim

yang berlaku di lokasi tapak.

c. Meminimalkan penggunaan sumber daya baru

Page 63: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

49

Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan sumber

daya yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru

agar sumber daya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di

masa mendatang.

d. Menanggapi keadaan tapak bangunan

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan

tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadaan bangunan baik dari segi

konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan

sekitar.

e. Memperhatikan pengguna bangunan

Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua

penggunan bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

f. Holistic

Dalam mendesain bangunan menerapkan 5 poin di atas menjadi

satu dalam proses perancangan bangunan seusai potensi yang ada

di dalam site.

4. Penerapan Green Architecture

a. Dalam efisiensi penggunaan energi

Ditempuh dengan langkah-langkah :

1) Memaksimalkan cahaya alami

a) Memanfaatkan sebanyak-banyaknya cahaya alami sebagai

sumber utama penerangan dengan memaksimalkan cahaya

matahari. Adapun startegi pencahayaan alami, yaitu :

(1) Peletakan lubang masuk cahaya di atas

Page 64: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

50

Gambar 2.7. Skema akses pencahayaan alami Sumber: http://esbentstudio.blogspot.co.id/2011_01_01_archive.html

(2) Peletakan lubang masuk cahaya di samping

Berikut ini tabel perbandingan akses cahaya alami :

Tabel 2.1. Mengakses cahaya alami

METODE PENERANGAN ATAS PENERANGAN

SAMPING

Cara akses Kemampuan distribusi cahaya

Kaca atap horizontal Wilayah interior yang lebih luas

Jendela vertical Penetrasi interior terbatas

Factor utama

Ketidaknyamanan visual yang lebih tinggi Ketidaknyamanan termal lebih tinggi

Ketidaknyamanan visual lebih rendah Ketidaknyamanan termal lebih rendah

Jenis glazing kaca Tingkat kompleksitas

Diffused glazing Kurang kompleks

Glazing kosong/berwarna/reflektif Lebih kompleks

Factor yang dipertimbangkan

Terbuka langsung ke langit

Ukuran glazing Lokasi Transmitteance visual kaca Performa termal kaca

Penerangan listrik yang perlu ditambah

Tidak ada Dibutuhkan dalam jarak tertentu dari kaca

Sumber : Buku Pedoman Energi Efisiensi untuk Desain Bangunan Gedung di

Indoensia Jilid 2

Page 65: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

51

(3) Mendesain permukaan yang digunakan untuk

mendistribusikan dan mengurangi penerangan berlebih

dari cahaya matahari yang masuk dari slideghting

(4) Pemilihan material yang digunakan untuk memantulakn

cahaya yang ada atau masuk dalam ruang. Permukaan

material ini akan mempengaruhi kualitas pencahayaan

dalam ruang.

Berikut ini nilai reflektansi beberapa material bangunan :

Tabel 2.2. Refleksi beberapa material bangunan

MATERIAL REFLECTANCE

Aluminium 85%

Asphalt 5-10%

Brick 10-30%

Concrete 20-30%

Gravei 20%

Plaster white 40-80%

Water 30-70%

Vegetation 5-25%

Sumber : http://kampus-sipil.blogspot.co.id/2013/02/sifat-sifat-bahan-bangunan.html

Page 66: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

52

Beriku ini nilai refleksi beberapa warna cat :

Tabel 2.3. Refleksi beberapa warna cat

COLOR REFLECTANCE

White 80-90%

Pale blue 80%

Canary yellow 75%

Lemon yellow 65%

Dark cream 60%

Light blue 55%

Light green 50%

Light brown 50%

Apricot 45%

Apple green 40%

Medium brown 35%

Red orange 30%

Dark red, blue, gray 15%

Black 5% Sumber : http://kampus-sipil.blogspot.co.id/2013/02/sifat-sifat-bahan-bangunan.html

b) Hanya menggunakan lampu elektrikal di tempat di mana

cahaya alami tidak cukup, dan selanjutnya memilih lampu

artifisial yang efisien dan sesuai.

c) Pengelompokan ruangan dengan kebtuhan penerangan yang

sama. Efeknya adalah pada penempatan posisi ruang

terhadapa sumber cahaya.

2) Memaksimalkan penghawaan alami

Sebagai ganti pengkondisian udara buatan. Menggunakan

ventilasi dan bukaan penghawaan silang, serta cara-cara inovatif

lainnya. Berikut adalah beberapa teknik sederhana yang dapat

digunakan untuk mendapatkan penghawaan alami dalam

bangunan :

a) Pengurangan energy surya yang terkait dengan :

(1) Orientasi bangunan gedung

Page 67: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

53

(2) Bayangan yang diciptakan bangunan gedung yang

berdampingan

(3) Lanskap

(4) Perlengkapan peneduh jendela, misalnya kanopi

(5) Lapisan penutup permukaan

b) Pengurangan transmisi panas dalam bangunan melalui :

(1) Isolasi termal

(2) Rongga udara

Adapaun aplikasi yang bisa diterapkan pada bangunan untuk

memaksilkan penghawaan alami adalah :

a) Cross ventilation

Aliran udara dingin dari luar ruangan ke dalam ruang dan

membawa udara panas keluar.

Gambar 2.8. cross ventilation Sumber: http://articles.extension.org/pages/30976/passive-solar-cooling-for-homes

b) Stack ventilation

Sistem ventilasi yang bekerja berdasarkan sifat udara terhadap

temperature. Prinsip dasarnya yaitu :

(1) Udara panas punya kerapatn redah, bersifat ringan dan

bergerak ke atas.

Page 68: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

54

(2) Udara lain yang lebih dingin akan mengisis ruang kosong

yang ditinggalkan udara panas yang bergerak ke atas.

Gambar 2.9. Stack ventilation Sumber: https://sustainabilityworkshop.autodesk.com/buildings/stack-ventilation-and-

bernoullis-principle

c) Earth cooling tubes

Pendinginan ruangan menggunaan udara yang dilewatkan di

bawah tanah selama perjalanan di bawah tanah udara

didinginkan sesuai suhu tanah.

Gambar 2.10. Earth cooling tube Sumber: https://www.pinterest.com/ii4him/earth-tube-cooling-heating/

d) Earth shelterin

Pendingin ruangan yang menggunakan suhu tanah karena

sebagian pelingkup ruang langsung berbatasan dengan tanah.

Page 69: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

55

Gambar 2.11. Earth sheltering Sumber: https://id.pinterest.com/rashamatata/заглубленные-дома/

3) Penggunaan energy alternative (solar sel, turbin air, angin,

tekanan udara, dll). Aplikasi yang bisa dilakukan yang berkaitan

dengan aenergi alternative adalah :

a) Photovoltaics

Sel untuk mengkonversi energy sinar matahari menjadi energy

listrik. Pemasangan sel surya bisa dilakukan pada atap, fasad,

sebagai sun shading dan bisa di ruang terbuka.

Gambar 2.12. photovoltaic Sumber: http://northpower.com/about/community/photovoltaics

b) Wind turbines

Page 70: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

56

Alat untuk mengkoversi energy angina menjadi energy listrik.

Gambar 2.13. wind turbines Sumber: http://www.digitaltrends.com/cool-tech/mega-wind-turbine/

c) Microhydro turbines

Alat untuk mengkonversi energy aliran air menjadi energy

listik.

Gambar 2.14. microhydro turbines Sumber: http://maverickenergy.co.nz/2013/10/off-grid-micro-hydro-waikato/

4) Penggunaan teknologi untuk mencapai bangunan yang hemat

energi, seperti teknologi control pencahayaan, penggunaan

control gerak dan penggunan teknologi VRF.

Page 71: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

57

b. Dalam efisiensi penggunaan air

Ditempuh dengan langkah-langkah :

1) Memanfaatkan air hujan dalm cara-cara inovatif untuk

menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan domestic.

Ada 2 skala penggunaan air hujan yaitu :

a) Sistem kecil, menampung air hujan pada atap untuk

penggunaan domestic.

b) Sistem besar, menggunakan penyaring bear untuk keperluan

pengairan tanaman.

Gambar 2.15. rainwater harvesting Sumber: http://byjus.com/biology/rainwater-harvesting/

Beberapa factor perlu dipertimbangkan saat mengumpulakn air

hujan :

a) Lebih baik membuang air hujan dari 20 menit pertama untuk

menghindari kandungan asam dalam hujan.

b) Sebaiknya diadakan proses untuk mengontrol fouling biologis.

c) Penyimpanan air hujan sebaiknya dikalkulasi berdasarkan

jumlah yang direncanakan akan dipakai dan sangat

bergantung pada ketersediaan ruang.

d) Peraturan local yang mencegah panen air hujan.

Page 72: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

58

2) Pengolahan kembali grey water (air bekas KM, dapur, cucian, dll(

dan menggunakan STP (Siwage treatment plant) untuk mendaur

ulang air dan limbah rumah tangga sehingga bisa digunakan

kembali untuk tangki toilet, penyiraman tanaman, dan lain

sebagainya sehingga dapat mengurangi konsumsi air bersih.

Pendauran ulang air umumnya meliputi tiga tahap yaitu :

a) Perawatan primer untuk sementara, letakkan pembuangan

kotoran dalam kolam tidak aktif di mana padatan-padatan yang

berat dapat menuju bawah kolam sementara minyak, oli, dan

padatan yang lebih ringan akan mengambang ke permukaan.

Bahan yang telah berada di bawah dan yang mengambang

dihilangkan dan sisa cairan dapat disalurkan ke perawatan

sekunder.

b) Perawatan sekunder menghilangkan bahan organic yang telah

larut. Perawatan sekunder umunya dilakukan oleh

mikroorganisme yang terdapat dalam air dalam akwasan

lingkungan yang terawat. Perawatan sekunder mungkin

mebutuhkan proses terpisah untuk menghilangkan

mikroorganisme dari air yang sudah terawatt sebelum

penyaluran ke perawatan tersier.

c) Perawatan tersier dapat didefinisikan sebagai apapun yang

meleihi perawatn primer dan sekunder untuk memungkinkan

pencegahan eksosistem yang sangat sensitive atau sangat

rapuh (muara air, suangai beraliran rendah, terumbu karang).

Air yang sudah terawatt adakalanya diinfeksi dengan bahan

kimia atau secara fisik (contohnya danau di pinggir laut dan

filtrasi-mikro) sebelum disalurkan ke dalam aliran sungai,

danau di pinggir laut atau sawah, atau dapat juga digunakan

untuk irigasi lapangan golf, jalan hijau atau taman. Apabila

Page 73: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

59

sudah cukup bersih, air ini dapat digunakan untuk

menghidupkan kembali air tanah atau untuk tujuan pertanian.

3) Menggubakan peralatan hemat air, seperti shower bertekanan

rendah, kran otomatis, tangki toilet yang low-flush toilet/dual flush

toilet, serta pemasangan water fixture efisiensi tinggi, yang intinya

mengatur penggunaan air dalam bangunan sehemat mungkin.

4) Menutup permukaan tanah yang memungkinkan air masuk dan

mengalir ke lapisan yang lebih bawah.

5) Penanaman tumbuhan pada aliran air dangkal terbuka yang

bergunan sebagai penyaring dan memperlambat aliran air

permuakaan.

6) Pembuatan kolam yang digunakan untuk mengontrol dan

menghilangkan polutan dari air dalam site. Fungsi umum adalah

mengangkap, menyimpan, membersihkan, memperlambat aliran

air dan memungkinkan meresap ke dalam tanah.

c. Dalam efisiensi penggunaan lahan

1) Sesuai dengan peraturan gubernur DKI no. 38 tahun 2012

tentang bangunan hijau di mana fungsi social dan budaya,

bangunan gedung pelayanan pendidikan, dengan luas batasan

seluruh lantai bangunan lebih 10.000 m2.

2) Menggunakan lahan seperlunya yang ada, tidak semua lahan

harus dijadika bangunan atau ditutupi dengan bangunan karena

demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan

aman. Menggunakan lahan secara efisien, kompak, dan terpadu.

3) Untuk bangunan dengan jumlah lantai di bawah 5, luas

penanaman vegetasi alami kurang lebih 15% dari luas lantai

dasar (pergub DKI no. 38 tahun 2012/.

4) Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau

dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan

Page 74: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

60

tama di atas banguan (taman atap), taman gantung (dengan

menggunakan pot-pot tanaman pada sekitar bangunan), pagar

tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman, tanaman pada

dinding, dan sebagainya.

5) Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan dengan tidak

mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yag ada

dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan.

6) Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman

dapat menjadi inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam

bangunan dengan memberikan fleksibilitas ruang yang lebih

besar.

7) Dalam perencanaan desain perlu mempertimbangkan berbgaia

hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai

potensi lahan, seperti luas lahan dan jumlah ruang yang

diperlukan, letak lahan (di kota atau desa) dan konsekuensinya

terhadap desain, bentuk site dan pengaruhnya terhadap desain

ruang-ruang serta jumlah potensi cahaya dan penghawaan alami

yang dapat digunakan.

d. Dalam efisiensi penggunaan material

1) Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam

pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya

kayu sisa bekisting dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.

2) Memanfaatkan material bekas untuk bangunan dari komponen

bangunan lama yang masih bisa digunakan.

3) Menggunakan material yang ramah lingkungan dan tidak

berpotensi merusak ozon pada seluruh sistem gedung (greenship

NB versi 1.1).

Berikut ini adalah kriteria pertimbangan dalam meilih material

bangunan :

Page 75: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

61

1) Jumlah sumber material yang ada.

2) Material yang dapat didaur ulang. Banyak produk pintu, lemari,

dan beberapa material dari logam ataupun kaca dapat didaur

ulang dan digunakan kembali.

3) Bahan daur ulang

4) Material yang dapat diperbaharui, seperti kayu, serat tanaman,

serat wol dan jenis material lain yang dapat diperbaharui setelah

masa panen.

5) Material yang digunakan berdasarkan kondisi lingkungan

setempat.

6) Peluang material untuk didaur ulang atau digunakan kembali :

a) Logam dapat digunakan kembali jika dipisahkan sesuai

jenisnya. Elemen bangunan dari logam seperti baja dan

aluminium memiliki potensi untuk didaur ulang yang tinggi.

Sekitar 50-70% penghematan energy dan polusi dari produksi

baja dapat dihindari dengan jalan menfaur ulang. Sedangkan

untuk aluminium, lebih dari 85% energy dapat dihemat dan

polusi dapat dihindari dalam produksinya dengan mendaur

ulang.

b) Sebagian besar plastic dapat didaur ulang, namun tingkat

kemapuan daur ulangnya tidak terlalu tinggi dikarenakan jenis

penggunaannya yang beragam sehingga sulit dipisahkan.

Beberapa jenis plastic, seperti polyvinyl chloride murni akan

mudah didaur ulang jika didesain agar mudah diuraikan.

c) Bahan kaca dapat didaur ulang jika dipisahkan dari unsur lain

yang dapat mengkontaminasinya.

d) Beton dan jenis produk mansory yang lain serta keramik

adalah contoh material yang biasanya sulit untuk dihancurkan

dan digunakan kembali. Beberapa contoh hasl daur ulang dari

Page 76: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

62

material ini adalah penghancurannya hingga berbetuk kerikil-

kerikil kecil yang dipakai dalam pembuatan jalan.

e. Dalam manajemen limbah

1) Pengadaan instalasi atau fasilitas untuk memilah dan

mengumpulakn sampah sejenis sampah rumah tangga

berdasarkan jenis organic dan anorganik (greenship NB versi

1.1).

2) Membuat sistem pengolahan limbah domestic seperti air kotor

yang mandiri dan tidak membebani aliran air kota.

3) Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat sistem

dekomposisi limbah organic agar terurai secara alami dalam

lahan, membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau

sampah domestic dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang

atau dapat dengan mudah terdekomposisi secara alami.

f. Peningkatan kualitas lingkungan dalam ruang

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh menurut tolak ukur

greenship NB versi1.1 yaitu :

1) Memantau konsentrasi karbondioksida dalam mengatur udara

segar dengan pemasangan instalasi sensor gas karbondioksida.

2) Memasang tanda “dilarang merokok di seluruh area gedung” dan

tidak menyediakan bangunan area khusus untuk merokok di

dalam gedung.

3) Mengurangi polusi udara ruang dari emisi material bangunan

yang dapat menggangu kenyamanan dan kesehatan pekerja

konstruksi dan pengguna gedung.

4) Mencegah terjadinya gangguan visual akibat tingkat

pencahayaan yang tidak sesuai dengan daya akomodasi mata.

5) Menetapkan perencanaan kondisi termal ruangan secara umum

pada suhu 250C dan kelembaban relative 60%.

Page 77: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

63

6) Menjaga tingkat kebisingan di dalam ruangan pada tingkat yang

optimal.

D. Studi literature Perpustakaan dan Pusat Informasi

1. Singapore National Library

Bangunan ini dirancang oleh arsitek Ken Yang, yang

mengaplikasikan konsep Green and Smart Building.

Singapore National Library pernah dianugerahi top ranking

dalam kategori “energy Efficiency and Conversation Best Practices

Competition for Energy Efficient Buildings: New Existing pada ASEAN

Energy Awards di singapura, 23 agustus 2007.

Bangunan ini terdiri dari 16 lantai dengan luas tiap lantai kira-

kira 58,000 m2 dan dengan ketinggian 102, 8 m terbentang antara dua

blok utama yang dihubungkan dengan jembatan gantung.

Kira-kira 6,000-8,000 m2 dirancang sebagai Green Spaces.

Kehadiran landskap yang teduh, telah mengurangi temperature

permukaan bangunan. Panas diteruskan ke udara bebas sehingga

meningkatkan kondisi termal dalam ruangan.

The Event Plaza, untuk outdoor events seperti pameran terletak

di lantai dasar, dengan sisem penghawaan alami dan dapat diakses

umum setiap saat.

Fasilitas yang tersedia pada Singapore National Library ini

adalah :

1. Central landing library

2. Plaza

3. Drama centre

4. The courtyard study lounge

5. The reatreat

6. Lee kong chian reference library

7. National library board corporate office

Page 78: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

64

Bangunan ini mengusung konsep green, smart, and windy

building yang sangat bersahabat dengan lingkungan sekitarnya

yang ditandai dengan :

1. Orientasi utara-selatan yang diterapkan pada bangunan ini

dapat meminimalisasikan panas pada bangunan.

2. Ruang atrium dan ruang-ruang lain memiliki bukaan yang

cukup besar sehingga dapat menciptakan pengahwaaan

alami yang membuat udara dalam bangunan menjadi sejuk.

3. Penghematan energi dengan menggunakan teknologi kanopi

yang lebar dan kaca double pada eksterior bangunan untuk

mengurangi panas matahri yang masuk ke dalam bangunan.

4. Sensor cahaya pada bangunan yang secara otomatis

menyalakan dan menatikan lampu ketika cahaya alami sudah

cukup dalam ruangan.

5. Sensor cahaya matahari yang terletak di lantai Sembilan

mampu menggerakkan roller blinds dan vice versa secara

otomatis untuk mengurangi cahaya yang menyilaukan pada

siang hari.

6. Sensor gerak, berfungsi untuk menggerakkan ekskalator

secara otomatis dan menghentikannya bila tidak ada yang

menggunakan.

7. Sensor hujan, merupakan bagian dari sistem irigasi yang

secara otomastis tidak aktif ketika hujan dan akan kembali

beroperasi setelah delapan jam.

8. Terdapat 14 taman dan vegetasi yang mencapau 35% total

area site yang membantu untuk menurunkan temperature

daerah sekitar.

Kantor pusat badan perpustakaan nasional terdapat di lantai 14

dan bernama The Pod. Panorama cityscape berada di lantai 16.

Page 79: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

65

Terdapat the Lee Kong Chian Reference Library yang memiliki koleksi

referensi lebih dari 600.000 item dalam berbgai format dan mata

pelajaran.

Desain yang unik dari gedung perpustakaan nasional

membuatnya menjadi tugu terkenal di singapura. Bangunan ini

melambangkan aspirasi bangsa untuk menjadi pusat global informasi,

pengetahuan, dan teknologi serta invigorates imajinasi dari orang-

orang dengan kemungkinan kreatif dan desain yang bagus.

Bangunan ini dibentuk sedemikian rupa agar sebagian besar

ruang dalam terlindung dari radiasi langsung sinar matahari. Factor

lain seperti sun shading, penghawaan alami, desain fasad yang

responsive, pewarnaan bangunan dan pemanfaatan ruang luar

dikombinasikan sebagai strategi kolektif untuk pengehematan energy

tanpa mengurangi kenyamanan.

Page 80: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

66

Bagian Interior :

Gambar 2.16. Bagian dalam Perpustakaan Nasional Singapura Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

Gambar 2.17 . Bagian dalam Perpustakaan Nasional Singapura

Page 81: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

67

Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

Gambar 2.18. Bagian dalam Perpustakaan Nasional Singapura Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

Gambar 2.19. Bagian dalam Perpustakaan Nasional Singapura Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

Page 82: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

68

Bagian Eksterior :

Gambar 2.20. Bagian Luar Perpustakaan Nasional Singapura Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

Gambar 2.21. Bagian Luar Perpustakaan Nasional Singapura Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

Page 83: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

69

Gambar 2.22. Bagian Luar Perpustakaan Nasional Singapura Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

Gambar 2.23. Bagian Luar Perpustakaan Nasional Singapura

Page 84: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

70

Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

Gambar 2.24. Bagian Luar Perpustakaan Nasional Singapura Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

Page 85: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

71

Gambar 2.25. Bagian Luar Perpustakaan Nasional Singapura Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

Gambar 2.26. Bagian Luar Perpustakaan Nasional Singapura Sumber: http://riskyrock666.blogspot.co.id

2. Perpustakaan Universitas Indonesia

Perpustakaan ini berada di dalam lokasi kampus Universitas

Indonesia dekat gedung rektorat UI dengan luas bangunan mencapai

30.000 m2 atau sekitar 3 hektar yang terdiri dari 8 lantai. Perpustakaan

ini merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun

pada tahun 1986-1987. Bangunan perpustakaan ini dirancang dengan

konsep building yang ramah lingkungan, di mana kebutuhan energi

menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari.

Perpustakaan ini mampu menampung sekitar 10.000 orang

pengunjung dalam waktu bersamaan.

Visi Perpustakaa UI :

Menjadi perpustakaan universitas riset kelas dunia

Misi Perpustakaan UI :

Page 86: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

72

1. Menyelenggrakan pendidikan tinggi berbasis riset untuk

pengembangan ilmu, teknologi, seni dan budaya.

2. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf dan kualitas kehidupan

masyarakat Indonesia serta kemanusiaan.

3. Menjadikan perpustakaan UI sebagai perpustakaan bertaraf

internasional yang menjadi acuan pertama dan utama dalam

pelayanan informasi demi pengembangan ilmu dan kemajuan

peradaban bangsa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan

budaya, serta menjadi model dalam pengembangan perpustakaan

berbasis teknologi komunikasi dan informasi.

4. Meningkatkan mutu koleksi, layanan, prasarana dengan

memanfaatkan teknologi terkini.

5. Mewujudkan lingkungan akademik yang sehat dan memikat.

6. Menyediakan layanan dan akses ke sumber informasi bagi warga UI

khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.

7. Menjadi model dalam pengembangan perpustakaan digital.

Fungsi Perpustakaan UI :

1. Pusat Informasi

Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia,

khususnya karya cetak sepertu buku, majalah, dan sejenisnya serta

karya rekaman seperti kaset, piringan hitam, dan sejenisnya. Dalam

kaitannya dengan fungsi simpan, perpustakaan bertugas

menyimpna khazanah budaya hasil masyarakat.

2. Sarana pendidikan dan pembelajaran

Perpustakaan merupakan sarana pendidikan non formal dan

informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar di luar

bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan

pendidikan sekolah.

Page 87: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

73

3. Penelitian

Peprustakaan sebagai penunjang penelitian dalam rangka fungsi Tri

Darma pepruguruan tinggi, perpustakaan menjadi sumber informasi

yang menjadi acuan dalam mencari literature.

4. Pengabdian masayarakat

Perpustakaan menjadi srana pendukung dalam pelaksanaan salah

satu fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi.

5. Rekreasi

Peprustakaan sebagai tempat untuk menikmati rekreasi kultural

dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh pihak

perpustakaan. Fungsi rekreasi ini tampaj nyata pada perpustakaan

umum.

Konstruksi :

1. Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan

mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan

bukit buatan sebagai potensi pemanfataan atap untuk fungsi

penghijauan, sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui

beberapa skylight.

2. D pungung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami

rerumputan yang berguana sebagai pendingin suhu ruangan yang

ada di dalamnya, sehingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin

udara.

3. Di antara punggung rerumpuan itu terdapat jaringan-jaringan

selokan yang ada di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar

50 cm. selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan,

sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.

4. Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara

satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu

penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal.

Page 88: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

74

5. Penggunaan energy matahri dilakukan melaui solar cell yang

dipasang di atap bangunan.

6. Bangunan juga dilengkapi sistem pengolahan limbah, karena itu air

buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung

bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan

limbah.

7. Terdiri dari delapan lantai, yaitu :

a. Lantai dasar berisi pusat kegiatan an bisnis mahasiswa yang

teridri dari took buku, took cendramata, ruang internet, serta

ruang music dan TV. Ada juga restoran dan café, pusat

kebugaran, ruang pertemuan, ruang pameran, dan bank.

b. Lantai 2 hingga 6 dilengkapi dengan fasilitas ruang tamu, ruang

pelayanan umum dan koleksi, ruang baca, ruang teknologi

informasi, serta unit pelayanan teknis.

c. Sedangkan di lantai 7 ruang siding dan ruang diskusi. Gedung

perpustakaan juga dilengkapi plaza dan ruang pertemuan yang

menjorok ke danau.

d. Dinding pada pintu masuk ke ruangan di beri tulisan dari berbagai

bahasa.

Page 89: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

75

Foto Perpustakaan Universitas Indonesia :

Gambar 2.27. Bagian Luar /Depan Perpustakaan Universitas Indonesia Sumber: http://www.masnamedia.com/2016/09/konsep-green-building-di-perpustakaan-

universitas-indonesia.html

Gambar 2.28. Bagian punggung rerumputan Perpustakaan Universitas Indonesia Sumber: http://www.masnamedia.com/2016/09/konsep-green-building-di-perpustakaan-

universitas-indonesia.html

Page 90: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

76

Gambar 2.29. Ruang Auditorium Perpustakaan Universitas Indonesia

Sumber: http://www.masnamedia.com/2016/09/konsep-green-building-di-perpustakaan-universitas-indonesia.html

Gambar 2.30. Ruang Baca Perpustakaan Universitas Indonesia

Sumber: http://www.masnamedia.com/2016/09/konsep-green-building-di-perpustakaan-universitas-indonesia.html

Page 91: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

77

Gambar 2.31. Ruang Internet Perpustakaan Universitas Indonesia

Sumber: http://www.masnamedia.com/2016/09/konsep-green-building-di-perpustakaan-universitas-indonesia.html

3. Beitou Public Library, Taipei, Taiwan

Selama ini orang-orang hanya mengenal Beitou sebagai surga

pemandian air panas. Padahal, selain berendam di kolam, banyak

tempat yang bisa Anda kunjungi selama di Beitou. Beberapa di

antaranya adalah Guandu Temple, Ketagalan Cultural Center dan satu

lagi Beitou Public Library. Beitou Public Library merupakan cabang

dari Taiwan Public Library. Lokasinya ada di tengah-tengah taman di

distrik Beitou yang ada di bagian utara Taiwan. Sekilas mungkin

membosankan bagi Anda untuk datang ke perpustakaan di tengah-

tengah waktu liburan. Akan tetapi tidak demikian jika Anda

mengunjungi perpustakaan umum di Beitou.

Yang menarik dari perpustakaan di Beitou ini adalah arsitektur

dan sistem operasinya. Gedung perpustakaan yang dibuka pada tahun

Page 92: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

78

2006 ini mendapat penghargaan sebagai salah satu gedung terindah

yang ada di dunia. Gedung perpustakaan ini juga menarik karena

dibangun dengan mengusung konsep “Go Green.” Dibangun sebagai

bangunan tiga lantai, perpustakaan ini juga mempunyai desain interior

yang tidak kalah menarik.

Keistimewaan lainnya adalah, gedung perpustakaan di Beitou

ini adalah gedung dengan konsep ramah lingkungan yang pertama

didirikan di Taiwan. Seluruh bagian dibangun menggunakan bahan

kayu dan didesain atraktif juga multifungsi. Sebagian atapnya

dipasang panel tenaga surya sebagai sumber energi yang dapat

digunakan untuk penerangan dan kebutuhan lain di perpustakaan.

Sebagian lainnya dilapisi dengan lapisan tanah setebal 20 cm yang

berfungsi sebagai penahan panas dikala musim dingin. Di bagian

atapnya juga ditanam beberapa tanaman yang berfungsi

meningkatkan kualitas udara di sekitar.

Perpustakaan juga didesain untuk dapat menampung air hujan.

Hal tersebut dapat dilakukan melalui atap bangunan yang didesai

miring ke satu arah. Air hujan yang ditampung digunakan untuk

kebutuhan menyiram toilet. Jendela-jendelanya dibuat menggunakan

kaca dari bawah sampai ke atas. Hal tersebut bertujuan supaya sinar

matahari dapat masuk sehingga menugrangi konsumsi listrik untuk

pencahayaan. Selain itu pengunjung dapat menikmati indahnya

pemandangan taman di sebelah selatan atau aliran sungai di sebelah

utara. Ruang baca dibuat nyaman bagi pengunjung. Selain itu,

terdapat pula ruang baca di area terbuka yang berlokasi di balkon

perpustakaan. Public Library di Beitou ini mempunyai koleksi

sebanyak 63.000 (per 2012) eksemplar yang terdiri dari koleksi-koleksi

berbahasa Inggris dan Cina.

Page 93: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

79

Foto Beitou Public Library :

Gambar 2.32. Gedung Beitou Public Library, Taipei, Taiwan

Sumber: http://cina.panduanwisata.id/taiwan/kegiatan-dan-aktivitas-taiwan/beitou-public-library-perpustakaan-%E2%80%9Chijau%E2%80%9D-pertama-di-taiwan/

Gambar 2.33. Rak Buku Beitou Public Library, Taipei, Taiwan

Sumber: http://cina.panduanwisata.id/taiwan/kegiatan-dan-aktivitas-taiwan/beitou-public-

library-perpustakaan-%E2%80%9Chijau%E2%80%9D-pertama-di-taiwan/

Page 94: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

80

Gambar 2.34. Ruang Baca Beitou Public Library, Taipei, Taiwan

Sumber: http://cina.panduanwisata.id/taiwan/kegiatan-dan-aktivitas-taiwan/beitou-public-

library-perpustakaan-%E2%80%9Chijau%E2%80%9D-pertama-di-taiwan/

Gambar 2.35. Ruang Baca Beitou Public Library, Taipei, Taiwan

Sumber: http://cina.panduanwisata.id/taiwan/kegiatan-dan-aktivitas-taiwan/beitou-public-

library-perpustakaan-%E2%80%9Chijau%E2%80%9D-pertama-di-taiwan/

Page 95: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

81

Gambar 2.36. Area Santai Beitou Public Library, Taipei, TaiwanSumber:

http://cina.panduanwisata.id/taiwan/kegiatan-dan-aktivitas-taiwan/beitou-public-library-

perpustakaan-%E2%80%9Chijau%E2%80%9D-pertama-di-taiwan/

Gambar 2.37. Area Santai Baca Beitou Public Library, Taipei, TaiwanSumber:

http://cina.panduanwisata.id/taiwan/kegiatan-dan-aktivitas-taiwan/beitou-public-library-

perpustakaan-%E2%80%9Chijau%E2%80%9D-pertama-di-taiwan/

Page 96: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

82

STUDI BANDING LOKASI BENTUK BANGUNAN FASILITAS KEUNGGULAN

Singapore National Library

Desain memiliki bentuk yang unik membuatnya menjadi tugu terkenal di Singapura.

Bangunan ini melambangkan aspirasi bangsa untuk menjadi pusat global

informasi, pengetahuan, dan teknologi serta invigorates imajinasi dari orang-orang

dengan kemungkinann kreatif dan desain yang bagus.

Bangunan ini secara keseluruhan terdiri dari 14 lantai

dengan fasilitas yang tersedia antara lain :

Central landing library Plaza

Drama centre The courtyard study

lounge The reatreat

Lee kong chian reference

National library board corporate

office

Selain memiliki fasilitas yang lengkap bangunan

ini juga memiliki keunggulan dengan mengusung konsep

green, smart, and windy building yang sangat bersahabat dengan

lingkungan sekitarnya.

Kampus Universitas Indonesia,

Depok, Jawa Barat

Model bangunan menghadirkan bangunan

masa depan dengan mengambil sisi danau

sebagai orientasi perancangan.

Luas bangunan mencapai sekitar 30.000 m

2 atau 3

hektar yang teridir dari 8 lantai dengan fasilitas antara lain : Ruang pelayanan

umum Ruang pusat

informasi Ruang teknologi

plaza Ruang diskusi Ruang siding Area usaha

Bangunan perpustakaan dirancang dengan konsep sustainable building yang

ramah lingkungan. Penggunaan bukit buatan

sebagai potensi pemanfaatan atap untuk

fungsi penghijauan.

Page 97: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

83

mahasiswa

Beitou Public

Library, Taipei, Taiwan

Model bangunan berbentuk rumah atau bangunan

tradisional Taiwan dengan mengambil sisi edukasi dan pariwisata karena banguna

terletak di kawasan pariwisata

Mempunyai koleksi sekitar 63.000

ekslempar yang terdiri dari buku-buku berbahasa

inggris dan mandarin.

Ruang baca Ruang diskusi

Ruang baca santai

Bangunan mengusung konsep Go Green yang

ramah lingkungan pertama di Taiwan. Seluruh bangunan

menggunakan bahan kayu dan didesain atraktif

dan juga multifungsi. Bagian atap dipasang panel surya dan juga

dilapisis tanah sebagai penahan panas di kala musim dingin. Dapat menampung air hujan

yang digunakan kembali sebagai air menyiram toilet dan tanaman. Terletak di kawasan pariwisata sehingga terdapat taman yang

mengelilingi

Page 98: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

84

E. Kesimpulan Studi Literatur dan Penerapan Konsep Desain

Berdasarkan beberapa studi literature di atas, kita dapat menarik

kesimpulan yang dapat diterapkan dalam prenecanaan Perpustakaan dan

Pusat Informasi dengan Pendekatan Green Architecture adalah sebagai

berikut :

1. Telah menyediakan fasilitas internet dan wifi gratis dalam perpustakaan.

2. Telah adanya fasilitas pusat informasi yang dapat menunjang

kebutuhan pengunjung.

3. Perpustkaan sudah memiliki laman.

4. Bahan koleksi pustaka dala bentuk tercetak dan bentuk digital.

5. Menyediakan fasilitas bagi yang berkemampuan terbatas untuk mencari

informasi.

Penerapan dalam Konsep Desain :

1. Efisiensi energy

a. Memaksimalkan cahaya alami.

b. Memaksimalkan penghawaan alami.

c. Pengguanaan teknologi untuk mencapai bangunan yang hemat

energy, seperti teknologi control pencahayaan.

2. Efisiensi penggunaan air

a. Memanfataakan air hujan dengan cara-cara inovatif untuk

menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan domestic.

b. Pengolahan kemabli grey water (air bekas KM, dapur, cucian, dll) dan

menggunakan STP (Siwage Treatment Plant) untuk mendaur ulang

air dan limbah rumah tangga sehingga bisa digunakan kembali untuk

tangki toilet, penyiraman tanaman, dan lain sebagainya sehingga

dapat mengurangi konsumsi air bersih.

c. Menggunakan peralatan hemat air, seperti shower bertekanan

rendah, kran otomatis, tangki toilet yang low-flush toilet/dual flush

Page 99: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

85

toilet, yang intinya mengatur penggunaan air dalam bangunan

sehemat mungkin.

3. Efisiensi penggunaan lahan

a. Mengunakan seperlunya lahan yang ada.

b. Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau

dimaksimalkan dengan berbgaia inovasi.

c. Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak

mudah menebang pohon-pohon.

d. Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman untuk

mengintegrasikan luar dan dalam bangunan dengan memberikan

fleksibilitas ruang yang lebih besar.

e. Mempertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur

dalam menggunakan berbagai potensi lahan, seperti luas lahan dan

jumlah ruang yang diperlukan, letak lahan dan konsekuensinya

terhadap desain, bentuk site dan pengaruhnya terhadap desain

ruang-ruang serta jumlah potensi cahaya dan penghawaan alami

yang dapat digunakan.

4. Efisiensi penggunaan material

a. Mengunakan material yang ramah lingkungan.

5. Manajemen limbah

a. Membuat sistem pengolahan limbah domestic seperti air kotor yang

mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.

b. Menggunakan cara-cara inovatif seperti membuat sistem

dekomposisi limbah organic agar terurai secara alami dalam lahan,

membuat benda-benda yang biasa menjadi limbah atau sampah

domestic dari bahan-bahan yang dapat di daur ulang atau dapat

denga mudah terdekomposisi secara alami.

Page 100: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

86

BAB III

TINJAUAN KHUSUS PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN PENDEKATAN GREEN ARCHITECTURE

A. Analisis Pendekatan Non Arsitektural

1. Tinjauan Umum Kota Makassar

a. Kondisi Fisik Kota Makassar

1) Keadaan Geografi

Menurut badan Pusat Statistik (2016) Kota Makassar

terletak antara 119024’17’38” Bujur Timur dan 508’6’19” Lintang

Selatan yang berbatasan:

a) Sebelah Utara bersebelahan dengan Kabupaten Maros

b) Sebelah Selatan bersebelahan dengan Kabupaten Gowa

c) Sebelah Timur bersebelahan dengan Kabupaten Maros

d) Sebelah Barat bersebelahan dengan Selat Makassar

Gambar 3.1. Peta Kota Makassar Sumber: http://makassartabagus.blogspot.co.id/2013/11/peta-kota-makassar.html

Page 101: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

87

Luas wilayah Kota Makassar adalah 175,77 km2. Secara

administrasi pemerintah, kota Makassar terbagi menjadi 14

kecamatan dan 143 kelurahan.

2) Keadaan Iklim

Berdasarkan pencacatan Stasiun Meteorologi Maritim

Paotere (Makassar Dalam Angka 2016), secara rata-rata

kelmbaban udara sekitar 81 perse, temperature udara sekitar

23,50-33,20 C, dan rata-rata- kecepatan angin 4,6 knot.

3) Rencana Umum Tata Ruang Kota Makassar

Peraturan daerah Kota Makassar nomor 6 tahun 2006 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Terpadu Makassar tahun

2010-2030. Kawasan Pengembangan Terpadu Kota Makassar

sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, terdiri atas :

a. Kawasan pusat kota, yang berada pada bagian tengah

barat dan selatan kota mencakup wilayah kecamatan wajo,

bontoala, ujung pandang, mariso, Makassar, ujung tanah,

dan tamalate.

b. Kawasan permukiman terpadu, yang berada pada bagian

tengah pusat dan timur kota, mencakup wilayah kecamatan

manggala, panakkukang, rappocini, dan tamalate.

c. Kawasan riset dan pendidikan tinggi terpadu, yang berada

pada bagian tengah timur kota, mencakup wilayah

kecamatan panakkukang, tamalanrea, dan tallo.

d. Kawasan bandara terpadu, yang berada pada bagian

tengah timur kota, mencakup wilayah kecamatan

biringkanaya dan tamalnrea.

Page 102: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

88

e. Kawasan industri terpadu, yang berada pada bagian tengah

timur kota, mencakup wilayah kecamatan tamalanrea dan

biringkanaya.

f. Kawasan pergudangan terpadu, yang berada pada bagian

utara kota, mencakup wilayah kecamatan tamalnrea,

biringkanaya, dan tallo.

g. Kawasan maritim terpadu, yang berada pada bagian utara

kota, mencakup wilayah kecamatan tamalanrea.

h. Kawasan pelabuhan terpadu, yang berada pada bagian

tengah barat dan utara kota, mencakup wilayah kecamatan

ujung tanah dan wajo.

i. Kawasan bisnis global terpadu, yang berada pada bagian

tengah barat kota, mencakup wilayah kecamatan tamalate.

j. Kawasan bisnis pariwisata terpadu, yang berada pada

bagian tengah barat kota, mencakup wilayah kecamatan

tamalate.

k. Kawasan budaya terpadu, yang berada pada bagian selatan

kota, mencakup wilayah kecamatan tamalate.

l. Kawasan bisnis olahraga terpadu, yang berada pada bagian

selatan kota, mencakup wilayah kecamatan tamalate.

m. Kawasan lindung lakkang, yang berada pada bagian tengah

timur kota, mencakup wilayah kecamatan tallo.

Page 103: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

89

Page 104: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

89

Gambar 3.2. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Makassar Tahun 2010-2030 Sumber: http://darimakassar.com/rtrw-kota-makassar-2010-2030-2/

Page 105: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

90

Berdasarkan pola pengembangan kawasan kota Makassar tahun

2010-2030, kawasan yang mendukung pengadaan perpustakaan dan

pusat informasi kota Makassar yaitu riset dan pendidikan tinggi terpadu

yang berada pada bagian tengah timur kota.

Berdasarkan gambaran umum kota Makassar baik fisik maupun

noon fisik serta tinjauan terhadap kondisi perpustakaan dan pusat

informasi sebagai fasilitas pelayanan jasa untuk masayarakat umum

khususnya kota Makassar, dapat ditentukan lokasi yang mampu

mewadahi kegiatan perpustakaan dengan dasar pertimbangan :

a. RUTRK

Perpustakaan dan Pusat Informasi di Makassar sebagai fasilitas

dalam pelayanan jasa, maka tata letaknya hendaknya

disesuaikan dengan rencana fungsi tata ruang bagian wilayah

kota Makassar.

b. Eksisting kondisi lingkungan

1) Sebagai fasilitas pendidikan non formal dan informasi kota

Makassar. Hendaknya berada di pusat permukiman, pusat

pelayanan jasa, kegiatan pendidikan, dan berada pada posisi

yang strategis.

2) Tersedianya lahan yang cukup luas sehingga masih

memungkinkan untuk diadakan pengembangan apabila

diperlukan.

3) Tingkat kebisingan pada lokasi hendaknya dapat diminimalkan

sebaik-baik mungkin sehingga dapat menciptakan sistem

akustik yang baik yang pada akhirnya dapat membawa pada

suasana yang nyama dalam bangunan.

c. Sarana dan prasarana kota

Di dalam mendukung operasional perpustakaan dibutuhkan

sarana dan prasarana kota yaitu :

Page 106: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

91

1) Jalur transportasi kendaraan pribadi dan angkutan umum

yang mudah diakses dari berbagai arah kota.

2) Jaringan utilitas kota yaitu :

Jaringan listrik (PLN)

Jaringan telepon (TELKOM)

Saluran air bersih (PAM) dan drainase kota

b. Kondisi Non Fisik Kota Makassar

1) Keadaan masyarakat kota makassar

Sesuai hasil pendataan penduduk yang dilakukan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar, Jumlah

penduduk Kota Makassar Tahun 2015 tercatat sebanyak

1.449.401 jiwa yang terdiri dari 717.047 laki-laki dan

732.354 perempuan, rasio jenis kelamin laki-laki terhadap

perempuan di Kota Makassar sebesar 97,91% dan yang

terbesar terdapat di Kecamatan Makassar dan Kecamatan

Tamalanrea.

Page 107: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

92

Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Kota Makassar

NO Kecamatan Penduduk LPP

(%) 2013 2014 2015

1. Mariso 57.790 58.327 58.815 0,88

2. Mamajang 60.236 60.537 60.779 0,45

3. Tamalate 183.039 186.921 190.694 2,07

4. Rappocini 158.325 160.499 162.539 1,32

5. Makassar 83.550 84.014 84.396 0,51

6. Ujung Pandang 27.802 28.053 28.278 0,85

7. Wajo 30.258 30.505 30.722 0,76

8. Bontoala 55.578 55.937 56.243 0,60

9. Ujung Tanah 48.133 48.531 48.882 0,78

10. Tallo 137.260 137.997 138.598 0,49

11. Panakkukang 145.132 146.121 146.968 0,63

12. Manggala 127.915 131.500 135.049 2,75

13. Biringkanaya 185.030 190.829 196.612 3,08

14. Tamalanrea 108.024 109.471 110.826 1,29

Jumlah 1.408.072 1.429.242 1.449.401 1,46

Sumber: Makassar Dalam Angka, 2016

2) Kondisi pendidikan

Pada tahun 2014/2015 di kota Makassar, jumlah sekolah

dasar (SD) sebanyak 489 unit dengan jumlag guru

sebanyak 6.865 orang, dan jumlah murid sebanyak 145.300

orang. Jumlah SMP sebanyak 192 unit dengan jumlah guru

sebanyak 3.984 orang dan jumlah murid sebanyak 62.758

orang. Jumlah SMA sebanyak 262 unit dengan jumlah guru

sebanyak 3.772 orang dan jumlah murid sebanyak 73.367

orang. Jumlah perguruan tinggi sebanyak 54 unit dengan

jumlah dosen sebanyak 4.800 orang dan jumlah mahasiswa

sebanyak 101.095 orang.

Page 108: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

93

3) Kondisi perpustakaan dan pusat informasi

Kota Makassar saat ini memiliki dua perpustakaan yang

bersifat umum yaitu Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah

Sulawesi Selatan dan Perpustakaan Umum Makassar,

namun belum memiliki fasilitas Pusat Informasi yang dapat

digunakan masyarakat. Selain itu, terdapat beberapa

perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah

yang sifatnya khusus melayani civitas academia masing-

masing dan sekolah-sekolah di Makassar. Kondisi fasilitas

perpustakaan yang ada di Makassar belum mempunyai

sarana perpustakaan yang dapat berfungsi secara

memadai dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan

informasi masyarakat. Perpustakaan yang ada juga masih

merupakan perpustakaan konvensional yaitu bahan

koleksinya masih dalam bentuk tercetak dan peminjaman

koleksinya masih manual serta belum mempunyai webstie

yang dapat di akses oleh masyarakat secara mudah, lalu

juga belum adanya fasilitas berupa Pusat Informasi yang

menjadi pusat dari segala informasi yang ada di Makassar

demi memudahkan kebutuhan masyarakat, wisatawan,

pendatang akan kebutuhan informasi mengenai kota

Makassar itu sendiri.

2. Prospek Pengembangan Perpustakaan dan Pusat Informasi

dengan Pendekatan Green Architecture

a. Potensi Pengembangan

1) Kota Makassar sebagai studi kasus pengembangan belum

mempunyai sarana perpustakaan dan pusat informasi yang

dapat berfungsi secara maksimal dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat. Kondisi fasilitas kurang fungsional

di mana besaran ruang, materi koleksi, sistem pencapain,

Page 109: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

94

interior, dan daya tarik sangatlah kurang, sedangkan

perpstakaan dan pusat informasi merupakan fasilitas

pendidikan yang bersifat umum.

2) Kebutuhan informasi bagi masyarakat pendatang dan

wisatawan yang membutuhkan informasi mengenai kota

Makassar dan Provinsi Sulawesi Selatan.

3) Masih kurangnya bangunan yang menerapkan konsep

Arsitektur Hiaju di kota Makassar. Diharapakan dengan

adanaya perpustakaan dan pusat informasi dengan

pendekatan Arsitektur Hijau ini akan memacu munculnya

bangunan-bangunan Hijau lainya yang akan membantu

mengurangi dampak global warning.

Oleh karena itu, dengan kondisi tersebut perlus suatu

perencanaan Perpustakaan dan Pusat Informasi yang

memiliki daya tarik dan bersifat rekreatif, serta mampu

mewujudkan suatu bangunan yang ramah terhadap

lingkungan sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

umum yang tidak dibatasi oleh usia, latar belakang

pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, dan nantinya akan

memberikan kontribusi dalam menhana laju pemanasan

global.

b. Lingkup Pelayanan

Lingkung pelayanan perpustakaan dan pusat informasi

dengan pendekatan arsitektur hijau di Makassar sebagai jasa

pelayanan masyarakat dalam penyediaan sumber informasi

bagi masyarakat kota Makassar, daerah, pendatang,

wisatawan, dan siapa saja dari segala lapisan tanpa

membedakan usia, jenis kelamin, ras, agama, pekerjaan, dan

lainnya.

Page 110: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

95

c. Tujuan Pengembangan

1) Menyediakan informasi bagi masyarakat di kota Makassar

dan sekitarnya yang lebih fungsional sebagai bagian dari

pengembangan perpustakaan yang sudah ada yang

jondisinya sudah tidak memadai lagi.

2) Menyediakan fasilitas sarana sumber bacaan, bahan acuan

dan sumber informasi serta pengetahuan dalam bentuk

digital yang dapat diakses melalui internet dengan laman

yangt telah disediakan sehingga mempermudah

masyarakat mengaksesnya kapan pun dan di mana pun.

3) Menyediakan sarana edukatif untuk masyarakat dengan

bangunan yang bertanggungjawab atas aspek social, dan

lingkungan.

d. Fungsi dan Peranan

1) Fungsi, sebagai wadah penyimpanan dan penyajian

sumber bacaan dan informasi kepada masyarakat umum.

2) Peranan, merupakan gudang ilmu pengetahuan tempat

menyimpan hasil karya dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan dengan cara meminjamkan buku-buku yang

dimilikinya pada masyarakat umum.

e. Status Kelembagaan dan Pengelolaan

1) Status kelembagaan, perpustakaan dan pusat informasi

secara administrasi berada di bawah yudisi pemerintah

kabupaten/kota yang merupakan Unit Pelaksanaan Daerah

(UPD)

2) Pengelolaan, dikelola oleh pemerintah daerah bekerja

sama dengan Depdikbud. Pemerintah daerah bertanggung

jawab dalam penyediaan tanah, gedung, perlengkapan,

biaya operasional dan pengelolaannya. Depdikbud

bertanggung jawab atas pembinaan teknis pengelolaan

perpustakaan, pendidikan, tenaga dan penyediaan koleksi.

Page 111: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

96

B. Analisis Pendekatan Arsitektural

1. Pendekatan Perancangan Makro

a. Pendekatan Pemilihan Lokasi

Lokasi memegang peranan penting dalam menentukan

keberhasilan perpustakaan dan pusat informasi yang akan

direncanakan. Adapun dasar pertimbangan dalam penetuan

lokasi Perpustakaan dan Pusat Informasi yaitu :

1) Perpustakaan dan pusat informasi merupakan bangunan

fasilitas umum.

2) RUTRK kota Makassar atau peruntuhan lahan

3) Pencapaian ke lokasi

4) Kondisi lingkungan

5) Jaringan utilitas dan sarana penunjang infrastruktur

Berdasarkan pertimbangan di atas maka yang menjadi kriteria

dalam pemilihan lokasi bangunan adalah :

1) Lokasi harus sesuai dengan peruntuhan lahan yaitu berada

pada kawasan pendidikan tinggi dan permukiman karena

fungsi perpustakaan dan pusat informasi sebagai sarana

pendidikan non formal dan sarana pencarian informasi bagi

masyarakat.

2) Berada di wilayah yang strategis yang dilalui berbagai

kendaraan umum sehingga dapat dicapau dari berbagai

arah.

3) Selain itu berada pada lokasi yang mudah berhubungan

dengan tempat-tempat disekitar lokasi yang dapat

mendukung keberadaan bangunan.

4) Kondisi lingkungan di sekitar tapak mendukung adanya

pengadaan bangunan.

5) Sudah tersedianya saranan utilitas kota yang mampu

memenuhi kebutuhan perpustakaan dan pusat informasi.

Page 112: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

97

b. Pendekatan Pemilihan Tapak

Sesuai dengan kriteria-kriteria dalam penentuan lokasi

bangunan Perpustakaan dan Pusat Informasi, maka dalam

penentuan site dipergunakan pendekatan yang diarahkan

untuk memperoleh suatu area yang mampu memberi suatu

fungsi yang maksimal terhadap pemakai terutama pencapaian

dari area Kota Makassar.

a. Dasar pertimbangan pemilihan tapak, yaitu:

1) Luasan dan kondisi tapak

2) Kondisi lingkungan di sekitar tapak

3) Sarana transportasi dari dan menuju tapak

4) Jaringan utilitas kota dan lokasi yang terpilih

5) Tingkat kebisingan

6) Kondisi topografi

b. Kriteria-kriteria dalam pemilihan tapak, yaitu:

1) Luas area mendukung besaran/luasan bangunan yang

direncanakan, serta kemungkinan pengembangan di

massa yang akan datang

2) Mudah dicapai baik dalam tapak maupun luar tapak.

3) Dilalui oleh sarana transportasi kota berupa jalan dan

kendaraan umum.

4) Terdapat jaringan utilitas kota berupa air bersih, listrik,

telepon, drainase dan sanitasi.

5) Kondisi lingkungan dengan tingkat kenyamanan yang

memadai. Seperti tingkat kebisingan, populasi, dan

getaran yang rendah atau sedang, serta bebas banjir.

6) Kondisi topografi, berupa daya dukung tanah yang harus

memadai untuk pelaksanaan teknis bangunan.

Page 113: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

98

c. Pendekatan pengolahan tapak

Dalam pengolahan tapak. Terdapat beberapa faktor

pertimbangan yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Tingkat kebisingan

Standar kebisingan yang diperbolehkan yaitu:

1) Area tenang (quite areas) 30-35 dB (decibel)

2) Area agak tenang (low noise areas) 40-50 dB (decibel)

3) Area bising 50-60 dB (decibel)

Sedang standar kebisingan dalam perpustakaan adalah 35-

45 dB. Jadi perpustakaan termaksud dalam area tenang

dan agak tenang.

b. Sistem sirkulasi pada tapak

Sistem sirkulasi pada tapak didasarkan atas pertimbangan:

1) Aktivitas pelaku kegiatan

2) Perletakan main entrance dan side entrance

3) Pencapaian ke dalam bangunan

Sirkulasi yang terjadi dalam site terdiri atas:

a) Sirkulasi kendaraan

(1) Dibuat sebaik mungkin dan jelas agar tidak terjadi

crossing dan meninggalkan area.

(2) Dapat direncanakan satu dua arah

(3) Penempatan area parkir diusahakan dekat dari jalan

masuk kendaraan dan entrance bangunan. Parkir

terdiri dari area untuk kendaraan pengunjung,

pengelola, dan servis.

b) Sirkulasi pejalan kaki

(1) Memberikan kenyamanan bagi para pejalan kaki

(2) Mengarahkan pejalan kaki ke area bangunan agar

tidak terjadi crossing dengan kendaraan.

c) Sirkulasi barang

Page 114: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

99

Sirkulasi barang dipisah dari sirkulasi pejalan kaki. Demi

kelancaran arus datang dan keluarnya barang yang

diangkut oleh kendaraan. Pendekatan pencapaian

adalah untuk memperoleh arahan penentuan masuk dan

pintu keluar. Entrance pada bangunan terdiri atas:

(1) Main entrance

Main entrance merupakan pencapaian umum bagi

pengunjung yang difungsikan sebagai jalan masuk

dari luar ke dalam site dengan persyaratan:

(a) Mudah terlihat oleh pengunjung dengan membuat

ruangan penerimaan.

(b) Dekat dengan arah datangnya pengunjung

(c) Tidak mengganggu arus sirkulasi di sekitarnya

(d) Dirancang seindah mungkin agar dapat menarik

pengunjung.

(2) Side entrance

Side entrance merupakan alternatif pencapaian bagi

pengunjung yang difungsikan sebagai jalan dalam ke

luar site. Penempatan side entrance dipertimbangkan

agar:

(a) Kejelasan dan kemudahan masuk dan keluar.

(b) Menghindari terjadinya crossing sirkulasi dalam

site.

(3) Service entrance

Service entrance merupakan pencapaian bagi

sirkulasi kegiatan servis.

d. Penzoningan Tapak

Pada perpustakaan dan pusat informasi ini zoning kegiatan

dilakukan berdasar empat hirarki sifat kegiatan, yaitu :

1) Zona publik

Page 115: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

100

Merupakan daerah yang dapat dicapai dengan bebas oleh

publik, ditempatkan fasilitas-fasilitas yang bersifat umum

seperti area parkir, pos jaga, entrance, dan hall.

2) Zona semi public

Merupakan zona peralihan antara publik dan privat yang

tenang dan nyaman, termasuk dalam area ini adalah ruang-

ruang dalam perpustakaan itu sendiri seperti ruang koleksi

dan ruang baca.

3) Zona privat

Merupakan zona bagi fasilitas yang bersifat khusus dan

tidak berhubungan langsung dengan kegiatan publik.

Termasuk dalam zona ini adalah area pengelolaan dan

parkir untuk mobil Perpustakaan.

4) Zona service

Merupakan zona untuk kegiatan penunjang seperti

mushallah, gudang, mekanikal dan elektrikal, perawatan

bangunan, pantry dan lain-lain.

e. Pola tata massa

Tata massa bangunan berdasarkan kebutuhan

pembentukan ruang-ruang luar bangunan, ukuran, wujud, dan

terpenting adalah citra yang akan ditampilkan dari bangunan.

Komposisi tata massa dan bentuk bangunan dengan

memperhatikan kriteria sebagai berikut :

1) Pemisahan kegiatan berdasarkan karakteristik kegiatan

yang ada dengan pengelompokan kegiatan berdasarkan

fungsinya.

2) Efisiensi dan efektifitas dalam pencapaian sebagai

konsekuensi dari sistem pelayanan open access yang

diterapkan.

3) Luas dan kondisi site.

4) Memiliki nilai estetika.

Page 116: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

101

Gubahan massa untuk bangunan perpustakaan yang

mewadahi fungsi pendidikan dan hiburan memiliki pola tata

massa yang dibagi menjadi dua bentuk, yaitu :

1) Massa banyak

a) Keuntungan :

(1) Pemisahan kegiatan berdasarkan pada tingkat

kegiatan yang berbeda, sehingga kegiatan tidak saling

mengganggu.

(2) Dapat terjadi bentuk-bentuk yang dinamis

(3) Pengaturan sirkulasi dapat lebih tearah

(4) Pemanfaatan pengkondisian secara alamiah yang

lebih efektif

(5) Penggunaan sistem struktur yang sederhana

b) Kerugian

(1) Membutuhkan areal yang cukup luas

(2) Pencapaian dari berbagai kegiatan yang relative jauh

(3) Membutuhkan lebih banyak karyawan dalam kegiatan

pelayanannya

2) Massa tunggal

a) Keuntungan

(1) Efisien dalam pemanfaatan areal

(2) Pencapaian relative dekat dari berbagai kegiatan

yang ada

(3) Pengawasan lalu lintas koleksi dapat lebih efektif

b) Kerugian

(1) Pemisahan kegiatan kurang Nampak

(2) Pemakaian sistem struktur membutuhkan

penyelesaian yang lebih baik

(3) Memerlukan perlengkapan mesin di dalam

pengkondisian ruang

f. Orientasi bangunan

Page 117: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

102

1) Orientasi terhadap sinar matahari dan angin

Tata letak bangunan diusahakan agar sinar matahari

langsung tidak masuk ke dalam ruang perpustakaan,

khususnya ruang penyimpanan koleksi yang dapat

mempengaruhi ketahanan koleksi yang ada. Langkah yang

dapat dilakukan adalah:

a) Menempatkan sumbu utama bangunan pada arah utara

dan selatan untuk menghindari sinar matahari langsung

dari arah timur (terbit) dan barat (terbenam).

b) Tidak memberikan bukaan yang berlebihan pada sisi

bangunan yang menerima sinar matahari langsung.

c) Dengan membuat penahan sinar matahari berupa leufel

beton atau sunscreen pada bukaan yang menerima sinar

matahari langsung.

2) Orientasi terhadap view

Bangunan Perpustakaan dapat dilihat pengunjung dari

berbagai arah yang memungkinkan.

3) Orientasi terhadap lingkungan sekitar

Bangunan perpustakaan dan pusat informasi yang akan

direncanakan hendaknya menyatu dengan bangunan

sekitarnya.

g. Tata ruang luar

Penentuan tata ruang luar bangunan perpustakaan

merupakan salah satu daya tarik bagi pengunjung, disamping

untuk memberikan kesan, indah, segar, dan tidak

membosankan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam

penataan ruang luar adalah:

1) Ruang luar harus dapat mendukung penampilan bangunan.

2) Sebagai pengarah dalam mempertegas sirkulasi jalan bagi

pejalan kaki dan kendaraan.

Page 118: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

103

3) Sebagai penyaring terhadap sinar matahari dan pemantul

cahaya ke dalam bangunan

4) Sebagai pelindung, peneduh, mereduksi suara, polusi

udara dan debu dari kendaraan di sekitar tapak.

Adapun unsur-unsur ruang luar antara lain :

1) Taman, sebagai unsur yang terdiri atas :

(1) Jalur hijau, dasar pertimbangan dalam pemilihan

elemen penghijau adalah :

(1) Pengarahan sirkulasi

(2) Barrier, yaitu peredam suara, penetrasi, polusi udara,

pengendali radiasi matahari, erosi oleh air.

(3) Peneduh/pohon pelindung

(4) Estetika

(5) Harmonisasi dan unity dengan lingkungan

(6) Tidak mengganggu view bangunan

(2) Penerangan luar, dengan pertimbangan :

(1) Penerangan malam hari

(2) Keamanan lingkungan

(3) Memperindah taman

(3) Ground cover, dengan dasar pertimbangan:

(1) Dapat menyerap panas dan silau matahari

(2) Tidak menimbulkan genangan air

(3) Awet dan pemeliharaannya

2) Area parkir, menambung aktivitas perparkiran dari seluruh

unsur pelaku kegiatan.

3) Plaza sebagai unsur pengikat

4) Jalan penghubung, dapat berupa jalan, pedestrian, dll

Page 119: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

104

2. Pendekatan Perancangan Mikro

a. Pendekatan Program Ruang

Program ruang diawali dengan menganalisa kegiatan yang

terjadi di perpustakaan dan pusat informasi. Jenis dan

kegiatan pelaku yang berlangsung dalam perpustakaan dan

pusat informasi akan memperoleh kebutuhan ruang.

1) Pelaku kegiatan

a) Pengunjung perpustakaan dan pusat informasi terbagi

atas :

(1) Golongan balita, usia 3 – 5 tahun

(2) Golongan anak-anak, usia 5 – 11 tahun

(3) Golongan remaja, usia 10 – 19 tahun

(4) Golongan dewasa, yakni maksyarakat umum usai 19

tahun ke atas, contohnya mahasiswa, pegawai,

dosen, wisatawan, pendatang, dan lain-lain.

b) Pengelola perpustakaan terdiri atas :

(1) Kepala perpustakaan dan pusat informasi, bertugas

memimpin dan merumuskan kebijakan-kebijakan

teknis perpustakaan dan pusat informasi.

(2) Bagian administrasi/tata usaha, bertugas

menyelenggarakan tugas koordinasi dalam lembaga

perpustakaan dan pusat informasi.

(3) Seksi pelayan umum, bertugas memberikan

pelayanan, mendayagunakan bahan pustaka dan

menyelenggrakan pelayanan referensi.

(4) Seksi pelayanan teknis, bertugas mengumpulkan,

mengolah, mencetak, menyusun, mendigitalkan dan

memlihara bahan pustaka.

(5) Seksi bimbingan penyuluhan, bertugas memberikan

bimbingan, penyuluhan dan publikasi kepada

masyarakat pemakai perpustakaa dan pusat informasi

Page 120: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

105

di dalam memanfaatkan materi perpustakaan dan

informasi sesuai kebutuhan.

2) Jenis kegiatan

Kegiatan yang berlangsung dalam perpustakaan dan pusat

informasi di Makassar, yaitu :

a) Kegiatan pelayanan umum, terdiri dari kegiatan

perpustakaan yang dilaksanakan pengunjung.

b) Kegiatan pengelola, meliputi kegiatan administrasi, yakni

kegiatan yang menyangkut tata usaha dan pengelolaan.

c) teknis kepada pengunjung baik secara langsung maupun

tidak langsung.

d) Kegiatan penunjang, meliputi kegiatan seminar, kegiatan

pameran dan kegiatan lainnya.

e) Kegiatan servis, meliputi kegiatan pemeliharaan

bangunan.

f) Kegiatan pencarian informasi, meliputi kegiatan

pencarian informasi dibagian pusat informasi bagi

masyarakat yang membutuhkan seperti pendatang atau

wisatawan

3) Spesifikasi pelayanan

a) Sistem pelayanan

Sistem pelayanan dalam perpustakaan dan pusat

informasi menggunakan sistem komputer, dikarenakan

beberapa koleksi sudah dibuat dalam bentuk digital dan

juga memudahkan bagi para pengunjung yang ingin

mencari informasi tentang kota Makassar.

b) Waktu pelayanan

Waktu pelayanan perpustakaan dimulai setengah jam

waktu kerja dan selesai setengah jam sebelum waktu

kerja berakhir. Hal ini dilakukan agar pengelola memiliki

kesempatan untuk mengatur materi koleksi yang telah

Page 121: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

106

digunakan dan khusus untuk bagian pusat informasi

waktu pelayanan selama 24 jam menggunakan sistem

komputer. Hal ini dilakukan guna membantu masyarakat

yang membutuhkan informasi yang mereka butuhkan.

Waktu pelayanan adalah sebagai berikut :

Perpustakaan Umum

(1) Senin – kamis

Pagi : jam 08.00 – 12.00

Siang : jam 13.00 – 16.00

(2) Jumat

Pagi : jam 09.00 – 11.30

Siang : jam 13.00 – 16.30

(3) Pada hari minggu dan hari raya libur

Bagian pusat informasi

(4) Senin – minggu

Beroperasi 24 jam

(5) Pada hari minggu dan hari raya libur

c) Besaran layanan

(1) Pengunjung

Dalam penentuan pengunjung yang diperkirakan akan

memanfaatkan perpustakaan dan pusat informasi

dapat diperoleh melalui kriteria penentu yaitu :

(a) Jumlah populasi penduduk

Berdasarkan jumlah populasi penduduk kota

Makassar tahun 2015 sebesar 1.449.401 jiwa

dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,46

% (bps kota Makassar). Penduduk Kota Makassar

bila dilihat dari kelompok umur dan kelamin,

kelompok terbesar adalah usia 20-24 Tahun

sebesar 189.472 jiwa (Makassar Dalam Angka

Page 122: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

107

2015), yang didominasi oleh kaum laki-laki sebesar

95.687 jiwa.

Untuk proyeksi 10 tahun yang akan datang, maka

jumlah populasi penduduk kota Makassar dihitung

dengan menggunakan rumus :

Pt = P0 + (1 + r)10

Di mana :

Pt = jumlah penduduk yang diproyeksikan

P0 = jumlah penduduk yang akan diproyeksikan

n = jangka waktu proyeksi

r = rata-rata presentase tambahan jumlah

penduduk

Maka jumlah populasi penduduk prediksi tahun

2015-2025 adalah

Pt = 1.449.401+ (1+1,46)10

= 1.675.472 jiwa

(b) Jumlah populasi pengunjung

Berdasarkan data yang diperoleh dari kunjungan ke

Perpustakaan dan Arsip Daerah Sulawei Selatan

pada tahun 2015 terdapat pengunjung sebanyak

327.121 orang atau sekitar 22,5 % dari populasi

penduduk Kota Makassar. Pengunjung terdiri dari

orang dewasa 140.340 orang dan anak-anak

130.593 orang. jumlah koleksi buku yang tersedia

pada tahun 2015 adalah 335.517 eksemplar yang

terdiri dari 38.422 judul buku. Diperkirakan untuk 10

tahun kemudian (2025) jumlah pengunjung

perpustakaan adalah sebanyak.

L = jumlah pengunjung perpustakaan

Page 123: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

108

L = Pt x presentase pertambahan jumlah

pengunjung

= 1.675.472 orang x 22,5 %

= 376.981 orang

Dari jumlah tersebut maka diperkirakan jumlah

pengunjung pada waktu terpadat tiap jam dapat

diperkirakan dengan perkiraan :

P = L x n / r x h

Di mana:

P = pengunjung tiap jam, L = proyeksi

pengunjung/tahun, n = indeks tiap jam (1,5), r = hari

kerja setahun (340), h = waktu pelayanan/hari (7

jam)

P = 376.981 x 1,5 / 340 x 7 = 237 orang

(2) Pengelola

Dalam menentukan jumlah pengelola perpustakaan

digunakan ratio perbandingan antara pengeloala

dengan jumlah populasi pengunjung, yaitu

perbandingan 1 : 2500. (IFLA, 1973, hal: 36).

Berdasarkan data di atas maka diperoleh jumlah

pengelola, yaitu :

L = 376.981 : 2.500

= 150 orang

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI tahun 1980 dan dengan

mempertimbangkan tugas dan fungsi tiap bidang serta

perkembangan dibidang informasi, maka diperoleh

pembagian staf sebagai berikut:

(3) Unsur pimpinan :

Kepala perpustakaan dan pusat informasi = 1 orang

Page 124: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

109

Wakil kepala perpustakaan dan pusat informasi = 1

orang

(4) Unsur pengelola :

Kabag tata usaha/administrasi = 1 orang

Sub bagian umum = 4 orang

Sub bagian urusan dalam = 4 orang

Sub bagian keuangan = 4 orang

Sub bagian kepegawaian = 4 orang

Kabag Pengadaan Materi = 1 orang

Seksi registrasi dan distribusi = 3 orang

Seksi pengadaan bahan pustaka = 5 orang

Kabag Koleksi = 1 orang

Seksi koleksi digital = 20 orang

Seksi koleksi tercetak = 15 orang

Seksi koleksi microfilm = 5 orang

Seksi koleksi kartografi dan grafika = 5 orang

Kabag Reprografi = 1 orang

Seksi penerbitan = 4 orang

Seksi reprografi = 4 orang

Seksi konservasi = 6 orang

Kabag Pengolahan Teknis dan

Jasa infromasi = 1 orang

Seksi pemilihan bahan pustaka = 4 orang

Seksi pengolahan bahan pustaka

Tercetak = 4 orang

Seksi pengolahan bahan pustaka digital = 6 orang

Seksi pengiolahan non buku = 3 orang

Seksi informasi bahan pustaka 4 orang

(5) Jumlah Koleksi

Perbandingan buku desawa dengan anak-anak

adalah volume buku anak-anak 1/3 dari volume buku

Page 125: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

110

keseluruhan dan volume buku dewasa adalah 2/3 dari

volume buku keseluruhan (Allan Konya, 1986). Untuk

materi koleksi perpustakaan digunakan standar

sebagai berikut (IFLA, 1973;36) :

2 Volume Buku Tiap Pengunjung

Berdasarkan data di atas, maka junlah koleksi yang

sama harus disediakan sebesar :

L x 2 Volume = 376.981 x 2

= 753.962 Volume

Dengan ratio perbandingan judul buku dengan volume

buku = 1 : 3, maka 753.962 volume setara dengan

251.320 judul buku. Diasumsikan 70% dari jumlah

koleksi diformat dalam digital sedangkan 30% dalam

bentuk tercetak. Koleksi yang digitalkan adalah koleksi

umum, referensi, cadangan, dan langka. Sedangkan

untuk koleksi tercetak adalah koleksi umum, referensi

dan periodical.

(a) Volume koleksi berkala 1/2.000 dari total

keseluruhan (bentuk tercetak) 1/2.000 x 251.320 =

125 judul, 375 volume

(b) Volume koleksi referensi cadangan 1/1.000 dari

total keseluruhan (bentuk digital) 1/1.000 x

251.320 = 251 judul

(c) Volume koleksi referensi 20% dari total

keseluruhan (Allan Konya, 1986) : 20/100 x

251.320 = 50.264 judul

Koleksi digital = 70% x 50.264

= 35.184 judul

Koleksi tercetak = 30% x 50.264

= 15.079 judul, 45.237

volume

Page 126: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

111

(d) Volume koleksi dewasa (umum) 2/3 dari total

keseluruhan (Allan Konya, 1986)

2/3 x 251.320 = 167.546 judul

Koleksi digital = 70% x 167.546

= 117.282 judul

Koleksi tercetak = 30% x 167.546

= 50.263 judul, 150.789 volume

(e) Volume buku anak-anak adalah 1/3 dari total

keseluruhan

1/3 x 251.320 = 83.773 judul

Koleksi digital = 70% x 83.773

= 58.641 judul

Koleksi tercetak = 30% x 83.773

= 25.131 judul, 75.393 volume

(6) Kapasitas kursi pengunjung (IFLA, 1974)

Diasumsikan 70% jumlah pengunjung koleksi digital dan

70% jumlah pengunjung koleksi tercetak dari keseluruhan

jumlah pengunjung.

(a) Kursi dewasa pengunjung tercetak

1,5/1000 x (40% x 376.981) = 226 kursi

(4) Kuris ruang baca referensi

Jumlah kursi = 25/100 x 226 = 56 kursi

Studi carrel = 5/100 x 226 = 11 kursi

(5) Kursi ruang baca umum

Jumlah kursi = 55/100 x 226 = 124 kursi

Studi carrel = 5/100 x 226 = 11 kursi

(6) Kursi ruang baca periodical/berskala

Jumlah kursi = 10/100 x 226 = 22 kursi

(b) Kursi anak-anak

Page 127: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

112

Diasumsikan 10% dari keseluruhan pengunjung adalah

anak-anak.

1/1000 x (10% x 376.981) = 37 kursi

4) Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang untuk perpustakaan dan pusat informasi

adalah sebagai beriku :

a) Pelayanan Umum

entrance

tempat parkir

hall

Ruang Pusat Informasi

Tempat penitipan barang

Ruang registrasi

Ruang katalog

Ruang koleksi digital

Ruang koleksi umum

Ruang koleksi referensi

Ruang koleksi periodicak

Counter desk

Raung diskusi

Ruang koleksi anak

Raung audiovisual

Ruang microfilm

Ruang teleconference

Ruang internet

Ruang laptop

Musholla

Cafeteria

Lavatory

Page 128: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

113

b) Pengelola administrasi

Entrance

Tempat parikir

Ruang tunggu

Ruang pimpinan

Ruang wakil pimpinan

Ruang rapat

Ruang adm

Ruang bagian umum

Ruang bagian kepegawaian

Ruang bagian keuangan

Ruang bagian intern

Raung arsip

Ruang seminar

Ruang koleksi kartografi

Ruang koleksi grafika

Ruang display

Mushollah

Cafeteria

Lavatory

c) Pengelola teknis

Ruang bagian pengadaan

Ruang bagian registrasi

Ruang pengelolaan materi digital

Ruang pengelolaan materi tercetak

Ruang perawatan materi

Ruang trolly

Ruang bimbingan dan penyuluhan

Pantry

Ruang makan

Mushollah

Page 129: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

114

Lavatory

d) Pengelola

Gudang

Ruang parkir

Pos jaga

Ruang ME

Ruang AHU

b. Pendekatan besaran ruang

Pendekatan besaran ruang perpustakaan berdasarkan pada:

a. Jenis kegiatan yang berlangsung

b. Kapasitas pelaku kegiatan yang ditampung

c. Jenis ruang yang dibutuhkan

d. Jumlah, jenis dan ukuran perabot yang digunakan

e. Standar-standar ruang gerak pelaku kegiatan yang

berdasarkan atas:

Ernst Neufert, data arsitek, jilid 1 dan 2 (DA)

Joseph de Chiara dan John Hancock Callender, Time

Saver Standards for Building Types (TSS)

IFLA, International Federation of Library Association

Julius Panero dan Martin Zeink, Dimensi Manusia dan

Ruang Interior (HD)

Asumsi

Page 130: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

115

KEBUTUHAN RUANG KAPASITAS STANDAR RUANG SUMB

ER ANALISIS LUAS

SIRKULASI

BESARAN RUANG

Pelayanan Umum

Hall/Lobby 237 orang 0,9 m2/orang TSS 237 x 0,9= 213,3m2 30% 277,3 m2

Tempat Penitipan Barang

2 orang petugas 159 kotak

(70% pengunjung terpadat)

2,2 m2/orang 0.3 x 0,46/6 = 0.023

DA 2 x 2,2 = 4,4 m2

159 x 0,023 = 3,65 m2 30% 10,5 m2

Conter desk

Rg. Kerja

b. Rg. Penyimpanan

3 orang pekerja 2 unit

2,2 m 2/orang 1,08 m2/orang

IFLA 3x 2,2 = 6,6 m2

2x 1,08 = 2,16 m2 30% 11,38 m2

Rg. Registrasi 2 orang 2,2 m2/orang DA 2x 2,2 = 4,4 m2 30% 5,72 m2 Rg. Pusat informasi 30 orang 2,2 m2/orang A 30 x 2,2 m2= 66 m 2 30% 85,8 m2 Rg. Katalog 3 unit computer 2,4 m2/orang IFLA 3x 2,4 = 7,2 m2 30% 9,36 m2 Rg. Koleksi referensi

Rg. Penyimpanan

Rg. Baca

Study carrell

45.237 volume

56 kursi 11 kursi

1/1000 x vol 2,5m2/orang 2,5m2/orang

IFLA 45,23m2

56 x 2,5 = 140 m2 11 x 2,5 = 27,5 m2

30% 276,54 m2

Rg. koleksi Umum

Rg. Penyimpanan

Rg. Baca

Rg. study carrel

150.789 volume 124 kursi 11 kursi

1,5 m2/1000 2,5m2/orang 2,5m2/orang

IFLA 226,18 m2

124 x 2,5 = 310 m2 11 x 2,5 = 27.5 m2

30% 732,78 m2

Rg. Koleksi periodical/berskala

Rg. Penyimpanan

Rg. Baca

375 volume 22 kursi

1/10 periodical 3,00 m2/orang

IFLA

37,5 m2 22 x 3,00 = 66 m2

30% 134,55 m2

Page 131: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

116

KEBUTUHAN RUANG KAPASITAS STANDAR RUANG SUMB

ER ANALISIS LUAS

SIRKULASI

BESARAN RUANG

Rg. Koleksi anak

Rg. Penyimpanan

Rg. Baca

c. Rg. multimedia

75.393 volume 37 kursi

10% x 237 orang= 24 anak (waktu terpadat)

40% x 24 = 10 unit komputer

1,5/1000 volume 2,5 m2/orang

2,4 m2/unit komputer IFLA

113,08 m2 37 x 2,5 = 92,5 m2

10 x 2,4 = 24 m2 30% 298,45 m2

Rg. Koleksi digital (Umum, Referensi, Cadangan, Langka)

60% x 237 orang = 142 unit computer 4 orang petugas

2,4 m2/unit 2,2 m2/orang

IFLA 142 x 2,4 = 340,8 m2

4 x 2,2 = 8,8 m2 30% 454,48 m2

Rg. Grafika 30 orang 2,5 m2/orang A 30 x 2,5 = 75 m2 30% 97,5 m2 Rg. Kartografi 30 orang 3 m2/orang A 30 x 3 = 90 m2 30% 117 m2 Rg. Audiovisual 20 orang 1,5 m2/orang TSS 20 x 1,5 = 30 m2 30% 39 m2

Rg. Microfilm 2 orang

3 rak penyimpanan 3,4 m2/orang 1,08 m2/unit

TSS 2 x 3,4 = 6,8 m2

3 x 1,08 = 3,24 m2 30% 13,05 m2

Rg. Penyimpanan CD/DVD dan koleksi digital

2 orang 2 unit komputer

2 rak penyimpanan

3,4 m2/orang 2,4 m2/unit kom

1,08 m2/unit TSS

2 x 3,4 = 6,8 m2 2 x 2,4 = 4,8 m2

2 x 1,08 = 2,106 m2 30% 17,88 m2

Ruang diskusi 20 orang 1,68 m2 DA 20 x 1,68 = 33,6 m2 30% 43,68 m2

Rg. teleconference 10 unit kompi

1 orang petugas 2,4 m2/unit kompi

2,2 m2/orang IFLA

10 x 2,4 = 24 m2

1 x 2,2 = 2,2 m2 30% 34,06 m2

Ruang Multimedia 20 unit kompi

2 orang petugas 2,4 m2/unit kompi

2,2 m2/orang IFLA

20 x 2,4 = 48 m2 2 x 2,2 = 4,4 m2

30% 68,12 m2

Ruang laptop 30 orang 2,5 m2/orang A 30 x 2,5 = 75 m2 30% 97,5 m2

Page 132: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

117

KEBUTUHAN RUANG KAPASITAS STANDAR RUANG SUMB

ER ANALISIS LUAS

SIRKULASI

BESARAN RUANG

Pengelola Administrasi

Ruang Tunggu 10 orang 1,2 m2 DA 10 x 1,2 = 12 m2 30% 15,6 m2

Ruang pimpinan

Ruang kerja

Ruang tamu

toilet

1 pipmpinan 2 rak buku

1 filling kabinet 6 orang 1 orang

4,5 m2/orang 1,44 m2/unit 1,20 m2/unit 1,2 m2/orang 3 m2/orang

HD

DA A

1 x 4,5 = 4,5 m2 2 x 1,44 = 2,88 m2 1 x 1,20 = 1,20 m2 6 x 1,2 = 7,2 m2

1 x 3 = 3 m2

30% 24,41 m2

Ruang sekretaris 1 orang

1 filling kabinet 4,5 m2/orang

1,20 m2/orang HD

1 x 4,5 = 4,5 m2 1 x 1,20 = 1,20 m2

30% 7,41 m2

Ruang wakil pimpinan

1 wakil 1 rak lemari buku 1 filling cabinet 2 orang tamu

4,5 m2/orang 1,44 m2/unit 1,20 m2/unit 1,2 m2/orang

HD

1 x 4,5 = 4,5 m2 1 x 1,44 = 4,4 m2

1 x 1,20 = 1,20 m2 2 x 1,2 = 2,4 m2

30% 12,40 m2

Ruang kabag. adm

1 orang 1 rak lemari buku 1 filling cabinet 2 orang tamu

4,5 m2/orang 1,44 m2/unit 1,20 m2/unit 1,2 m2/orang

HD

1 x 4,5 = 4,5 m2 1 x 1,44 = 1,44 m2 1 x 1,20 = 1,20 m2 2 x 1,2 = 2,4 m2

30% 12,40 m2

Ruang bag. Umum 4 orang

1 rak lemari buku 4 filling kabinet

4,5 m2/orang 1,44 m2/unit 1,20 m2/unit

HD 4 x 4,5 = 18 m2

1 x 1,44 = 1,44 m2 4 x 1,20 = 4,80 m2

30% 31,51 m2

Ruang bag. Keuangan

4 orang 1 rak lemari buku 4 filling kabinet

4,5 m2/orang 1,44 m2/unit 1,20 m2/unit

HD 4 x 4,5 = 18 m2

1 x 1,44 = 1,44 m2 4 x 1,20 = 4,80 m2

30% 31,51 m2

Ruang bag. Urusan dalam

4 orang 1 rak lemari buku 4 filling kabinet

4,5 m2/orang 1,44 m2/unit 1,20 m2/unit

HD 4 x 4,5 = 18 m2

1 x 1,44 = 1,44 m2 4 x 1,20 = 4,80 m2

30% 31,51 m2

Page 133: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

118

Ruang bag. kepegawaian

4 orang 1 rak lemari buku 4 filling kabinet

4,5 m2/orang 1,44 m2/unit 1,20 m2/unit

HD 4 x 4,5 = 18 m2

1 x 1,44 = 1,44 m2 4 x 1,20 = 4,80 m2

30% 31,51 m2

KEBUTUHAN RUANG KAPASITAS STANDAR RUANG SUMB

ER ANALISIS LUAS

SIRKULASI

BESARAN RUANG

Ruang rapat intern 15 orang 2 m2/orang HD 15 x 2 = 30 m2 30% 39 m2

Ruang arsip 1 orang

5 unit lemari 4,5 m2/orang 1,08 m2/unit

HD 1 x 4,5 = 4,5 m2 5 x 1,08 = 5,4 m2

30% 12,87 m2

Pantry 2 orang

1 kitchen set A 9 m2

Gudang A 9 m2

Pengelola Teknis

Rg. Kabag. Pengadaan materi

1 orang 1 rak lemari buku 1 unit komputer

4,8 m2/orang 1,44 m2/unit 2,4 m2/unit

TSS 1 x 4,8 = 4,8 m2

1 x 1,44 = 1,44 m2 1 x 2,4 = 2,4 m2

30% 11,23 m2

Ruang pengadaan materi

5 orang 2 unit lemari

3 unit komputer

4,8 m2/orang 1,44 m2/unit 2,4 m2/unit

TSS 5 x 4,8 = 24 m2

2 x 1,08 = 2,16 m2 3 x 2,40 = 7,20 m2

30% 43,36 m2

Ruang kabag. Koleksi 1 orang

1 rak lemari buku 1 unit komputer

4,8 m2/orang 1,44 m2/unit 2,4 m2/unit

TSS 1 x 4,8 = 4,8 m2

1 x 1,44 = 1,44 m2 1 x 2,4 = 2,4 m2

30% 11,23 m2

Rg. Registrasi & distribusi

3 orang 4,8 m2/orang TSS 3 x 4,8 = 14,4 m2 30% 18,72 m2

Ruang seleksi 4 orang

2 unit perabot 4,8 m2/orang 3,15 m2/unit

TSS 4 x 4,8 = 19,2 m2 2 x 3,15 = 6,3 m2

30% 33,15 m2

Ruang kabag. Reprogarfi

1 orang 1 rak/lemari buku

4,8 m2/orang 1,44 m2/unit

TSS 1 x 4,8 = 4,8 m2

1 x 1,44 = 1,44 m2 30% 11,23 m2

Page 134: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

119

1 unit komputer 2,4 m2/unit 1 x 2,4 = 2,4 m2

Ruang penerbitan 4 orang 4,8 m2 TSS 4 x 4,8 = 19,2 m2 30% 24,96 m2

Ruang reprografi 4 orang 4,8 m2 TSS 4 x 4,8 = 19,2 m2 30% 24,96 m2

Ruang konservasi 6 orang 4,8 m2 TSS 6 x 4,8 = 28,8 m2 30% 37,44 m2

Rg. Kabag. Pengolahan teknis

1 orang 1 rak/lemari buku 1 unit komputer

4,8 m2/orang 1,44 m2/unit 2,4 m2/unit

TSS 1 x 4,8 = 4,8 m2

1 x 1,44 = 1,44 m2 1 x 2,4 = 2,4 m2

30% 11,23 m2

KEBUTUHAN RUANG KAPASITAS STANDAR RUANG SUMB

ER ANALISIS LUAS

SIRKULASI

BESARAN RUANG

Rg. Pengolahan koleksi tercetak

4 orang 2 unit perabot

4,8 m2/orang 3,15 m2/unit

TSS 4 x 4,8 = 19,2 m2 2 x 3,15 = 6,3 m2

30% 33,15 m2

Rg. Pengolahan koleksi digital

6 orang 6 unit komputer

4,8 m2/orang 2,40 m2/unit

TSS 6 x 4,8 = 28,8 m2

6 x 2,40 = 14,4 m2 30% 56,16 m2

Rg. Pengolahan koleksi non buku

3 orang 1 unit perabot

4,8 m2/orang 3,15 m2/unit

TSS 3 x 4,8 = 14,4 m2

1 x 3,15 = 3,15 m2 30% 22,81 m2

Rg. Duplikasi & penjilidan

3 orang 1 unit fotocopy 1 unit komputer

4,8 m2/orang 4 m2/unit

2,40 m2/unit TSS

3 x 4,8 = 14,4 m2 1 x 4 = 4 m2

1 x 2,40 = 2,40 m2 30% 27,04 m2

Rg. fumigasi 2 orang 2,2 m2/orang

15 m2/1000 vol TSS

2 x 2,2 = 4,4 m2 1 x 15 = 15 m2

30% 22,40 m2

Ruang otomasi 2 orang

1 unit perabot 4,8 m2/orang 3,15 m2/unit

TSS 2 x 4,8 = 9,6 m2

1 x 3,15 = 3,15 m2 30% 16,57 m2

Ruang perawatan/teknisi 2 orang

2 unit perabot 4,8 m2/orang 3,15 m2/unit

TSS 5 x 4,8 = 24 m2

2 x 3,15 = 6,30 m2 30% 39,39 m2

Ruang kontrol 2 orang

3 unit layar tv 2,2 m2/unit 2,4 m2/unit

DA 2 x 2,2 = 4,4 m2 3 x 2,4 = 7,2 m2

30% 15,08 m2

Ruang trolley A 30% 9 m2

Page 135: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

120

Ruang bimbingan & penyuluhan

1 orang 5 tamu

4,8 m2/orang 2,2 m2/orang

DA 1 x 4,8 = 4,8 m2 5 x 2,2 = 11 m2

30% 20,54 m2

Ruang makan/pantry 30 orang 1,24 m2/orang DA 30 x 1,24 = 37,2 m2 30% 48,36

Mushollah pengelola Jumlah pengelola = 150 orang, 95% beragama islam 142 orang dengan perbandingan pria dan wanita 60% : 40%, 85 pria dan 57 wanita

Musholla pria 15 orang

Tempat wudhu 4 orang

Mushollah wanita 15 orang

Tempat wudhu 4 orang

1,2 m2/orang

0,42 m2/orang

1,2 m2/orang 0,42 m2/orang

DA A

DA A

15 x 1,2 = 18 m2

4 x 0,42 = 1,68 m2

15 x 1,2 = 18 m2 4 x 0,42 = 1,68 m2

30%

25,58 m2

25,58 m2

KEBUTUHAN RUANG KAPASITAS STANDAR RUANG SUMB

ER ANALISIS LUAS

SIRKULASI

BESARAN RUANG

Toilet pengelola Jumlah pengelola = 150 orang, jumlah pemakai toilet 30% (45 orang) dengan perbandingan pria dan wanita 60%,40% 27 pria dan 18 wanita

Toilet Pria 1 wc untuk 13 orang

1urinoir untuk 7 orang 1 wastafel untuk 13

orang

1 wc = 0,9 x 1,5 = 1,35

1 urinoir = 0,6 x 0,9 = 0,54 m2

1 wastafel = 0,62 x 0.9 = 0,56 m2

DA (27:13) = 2 unit x 1,35 = 2,70 m2 (27:7) = 4 unit x 0,54 = 2,16 m2 (27:13) = 2 unit x 0,56 = 1,12 m2

30% 7,77 m2

Toilet wanita 1 wc untuk 8 orang 1 wastafel untuk 8

orang

1 wc = 0,9 x 1,5 = 1,35 m2

1 wastafel = 0,62 x 0,9 = 0,56 m2

DA (18:8) = 2 unit x 1,35 = 2,70 m2 (18:8) = 2 unit x 0,56 = 1,12 m2

30% 4,49 m2

Ruang Penunjang Umum

Ruang seminar

ruang duduk

ruang proyektor

100 orang 2 orang 2 orang

1,68 m2/orang

DA A A

100 x 1,68 = 168 m2

9 m2

9 m2

30 % 253,5 m2

Page 136: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

121

rg. Penata suara & lampu

Gudang

2 orang

A

9 m2

Ruang display 50 orang 1,68 m2/orang DA 50 x 1,68 = 84 m2 30% 109,2 m2

Tempat fotocopy 3 orang

2 unit fotocopy 4,8 m2/orang 3,15 m2/unit

DA 2 x 4,8 = 14,4 m2 2 x 3,15 = 6,3 m2

30% 26,91 m2

Mushollah pengunjung

Mushollah pria 20 orang

Tempat wudhu 4 orang

1,2 m2/orang

0,42 m2/orang

DA A

20 x 1,2 = 24 m2

4 x 0,42 = 1,68 m2 30% 33,38 m2

KEBUTUHAN RUANG KAPASITAS STANDAR RUANG SUMB

ER ANALISIS LUAS

SIRKULASI

BESARAN RUANG

Mushollah pengunjung

Mushollah wanita 20 orang

Tempat wudhu 4 orang

1,2 m2/orang

0,42 m2/orang

DA A

20 x 1,2 = 24 m2

4 x 0,42 = 1,68 m2

30%

33,38 m2

Toilet pengunjung Jumlah pengunjung terpadat = 237 orang. jumlah pemakai 30% (71 orang) dengan perbandingan pria dan wanita 60% dan 40% 43 pria dan 28 wanita

Toilet pria 2 wc 15 orang

2 urinoir untuk 7 orang

2 wastafel unutk 15 orang

1 wc = 0,9 x 1,5 =

1,35 m2 1 urinoir = 0,6 x 0,9 =

0,54 m2 1 wastafel = 0,62 x

0,9 = 0,56 m2

DA

(43:15) = 3 unit x 1,35 = 4,05 m2 (43:7) = 6 unit x 0,54 = 3,24 m2 (43:15) = 3 unit x 0,56 = 1,68 m2

30%

11,66 m2

Toilet wanita 1 wc untuk 10 orang 1 wastafel untuk 10

orang

1 wc = 0,9 x 1,5 =

1,35 m2 1 wastafel = 0,62 x

0,9 = 0,56 m2

DA

(28:10) = 3 unit x 1,35 = 4,05 m2 (28:10) = 3 unit x 0,56 = 1,68 m2

30%

7,44 m2

Page 137: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

122

Café Pengunjung Jumlah pengunjung terpadat = 237 orang. jumlah pemakai 15 % ( 35 orang) ATM Center

35 orang

3 unit

2,4 m2/orang

1,0 m2/unit

A

TSS

2,4 x 35 = 84 m2

1,0 x 3 = 3 m2

30%

30%

109,2 m2

3,9 m2

Servis

Ruang jaga 2 orang 4,8 m2/orang DA 2 x 4,8 = 9,6 m2 30% 11,52 m2

Gudang A 12 m2

Ruang ME Ruang pompa Ruang reservoir Ruang genset Ruang AHU Ruang panel Ruang PABX

A A A A A A

9 m2

9 m2

9 m2 9 m2

9 m2

9 m2

Jumlah 14.540 m2

Page 138: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

123

Sirkulasi dalam bangunan 20 % = 3.635 m2

Total luas bangunan = 18.176 m2

Penentuan luas site bangunan

Jumlah lantai perpustakaan yang direncanakan adalah sebanyak 3 lantai

Luas lahan terbangun = 18.176 m2 : 3 = 6.400 m2

Building coverage = 30 : 70

Open space = 70/30 x 6.400 m2 = 14.933 m2

Luas site = luas area terbangun + open space

= 6.400 + 14.933

= 21.333 m2

Total luas site bangunan = 2,1 Ha

Page 139: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

124

Perhitungan kebutuhan parkir

a) Parkir mobil pengunjung

Asumsi 20% dari jumlah pengunjung terpadat adalah 237 orang

Jumlah mobil = 20% x 237 = 47 mobil

Standar luas mobil = 13,2 m2/mobil x 47

Luas parkir mobil = 620,4 m2

b) Parkir motor pengunjung

Asumsi 30% dari jumlah pengunjung terpadat adalah 237 orang

Jumlah motor = 30% x 237 = 71 motor

Standar luas motor = 2 m2/motor x 71

Luas parkir motor = 142 m2

c) Parkir mobil pengelola

Asumsi 10% dari jumlah pengelola adalah 150 orang

Jumlah mobil = 10% x 150 orang = 15 mobil

Standar luas mobil = 13,2 m2 x 15

Luas parkir mobil pengelola = 198 m2

d) Jumlah mobil perpustakaan = 2 mobil

Standar = 24 m2/mobil

Luas parkir = 48 m2

e) Parkir motor pengelola

Asumsi 30% dari jumlah pengelola adalah 150 orang

Jumlah motor = 30% x 150 = 45 motor

Standar motor = 2 m2/motor x 45

Luas parkir motor = 90 m2

Total luas parkir = 620,4 + 142 + 198 + 48 + 90

= 1.098,4 m2

Page 140: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

125

c. Pendekatan Pola Tata Ruang

1) Hubungan Ruang

Pola hubungan ruang merupakan perwujudan daei hubungan

kegiatan yang ada pada ruang tersebut. Pola hubungan ruang

kegiatan yang ada pada ruang tersebut. Pola hubungan ruang

berfungsi untuk menganalisa tingkat keeratan ruang satu

dengan ruang lainnya.

Tingkat keeratan hubungan ruang dapat dibedakan menjadi

tiga jenis, yaitu :

a) Hubungan erat, yaitu hubungan ruang yang tanpa melalui

hambatan-hambatan atau ruang perantara.

b) Hubungan kurat erat, yaitu hubungan kegiatan yang melalui

kegiatan lainnya.

c) Tidak ada hubungan, yaitu tidak terdapat kaitan/hubungan

kegiatan antara satu ruang dengan ruang lainnya.

2) Ruang dalam

Pendekatan ruang dalam pada bangunan perpustakaan dan

pusat informasi yang direncanakan dilakukan dengan tujuan

agar ruang dapat berfungsi dengan baik sesuai fungsi, sifat,

dan karakter ruang yang diciptakan, yang dipengaruhi oleh

variable :

a) Sirkulasi dan orientasi yang udah

b) Memungkinkan pengawasaan visual

Page 141: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

126

c) Batas-batas pembentuk ruang dasar (dasar, sisi)

berhubungan dengan skala ruang yang diciptakan

d) Cahaya berpengaruh besar dalam penciptaan ruang

tertentu

e) Pemakain bahan ekonomis, keindahan dan kekuatan serta

keamanan

f) Pemilihan perabot ruang yang sesuai dengan kebutuhan

Penataan ruang dalam suatu bangunan, khususnya

bangunan perpustakaan, juga harus memperhatikan

pemilihan warna pada setiap sisi bangunan. Menurut

desainer interior Maya Pangestu (okezone.com), warna

dapat memberikan efek tertentu secara emosional. Masing-

masing warna memiliki arti tersendiri dan memberikan efek

psikologis bagi pengguna ruang, antara lain :

(1) Warna merah memberi dampak dinamis. Cenderung

mendatangkan energy, aktif, suasana hangat dan

komunikatif, optimis, antusias, dan bersemangat. Warna

merah juga dapat meningkatkan aliran darah tubuh.

(2) Warna kuning memberi kesan kehangatn, bercahaya,

dan cerah dalam ruangan.

(3) Warna oranye memberikan efek energik, fit, ramah, dan

kreatif. Warna ini melambangkan sosialisasi, penuh

harapan, dan percaya diri, juga dapat menimbulkan

perasaan positif, senang, senang, gembira, optimis,

penuh energy, dan bisa mengurangi depresi atau

Page 142: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

127

perasaan tertekan. Namun bila berlebihan justru akan

merangsang perilaku hiperaktif.

(4) Warna coklat merupakan warna netral yang natural,

hangat hati, mengahadirkan kenyamanan, dan memberi

kesan anggun dan elegan.

(5) Warna biru mengesankan sesuatu yang konstan,

keharmonisan kebenaran, ketenangan dan kesan lapang.

Pemakaian warna biru dapat menimbulkan perasaan

(6) Warna hijau memberikan kesan alamiah dan kesan

segar dalam ruangan. Ruangan akan terasa lebih segar,

tenang, dan sejuk.

(7) Warna ungu mampu menarik perhatian orang. Warna ini

sensual, feminism, antic, anggun dan hangat.

(8) Warna putih memancarkan kesan kemurinan, ringan,

polos, tentram, nyaman dan terang. Terlalu banyak

warna putih bisa menimbulkan perasaan dingin, steril,

kaku, dan terisolir.

(9) Warna hitam memancarkan kekuatan, misterius, klasik

dan elegan.

(10) Warna abu-abu termasuk warna netral yang dapat

menciptakan kesan serius, juga menentramkan dan

menimbulkan perasaan damai.

Dari uraian di atas, warna-warna yg cocok digunakan

untuk sebuah bangunan perpustakaan dan informasi

antara lain warna putih, abu-abu, dan coklat.

3) Sirkulasi Ruang dalam

Ada dua alternative sirkulasi ruang dalam sebagai berikut :

Page 143: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

128

a) Pola sirkulasi bentuk grid yang sifatnya:

Mempunyai pola sirkulasi jelas dan teratur

Pemanfaatan ruang kurang efisien karena membutuhkan

jalur sirkulasi yang mekanan banyak luasan

Pencapaian tiap sudut ruang cukup efektif

Gambar 3.4. Pola Sirkulasi Bentuk Grid Sumber: Bahan Kuliah Perancangan Permukiman

b) Pola sirkulasi bentuk linear yang sifatnya:

Pola sirkulasi sederhana dan efisien dalam peruangan

Pemanfataan ruang kurang efisien, namun mudah dalam

pengawasan dan pencahayaan

Pencapaian tiap sudut ruang efektif

Gambar 3.5. Pola Sirkulasi Bentuk Linear Sumber: Bahan Kuliah Perancangan Permukiman

d. Pendekatan Pola Organisasi Ruang

Page 144: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

129

Konsep organisasi ruang pada perpustakaan dan pusat informasi

di Makassar ini dibagi dua, yaitu vertical dan horizontal konsep

organisasi didasari atas:

1) Proses kegiatan yang terjadi pada masing-masing kelompok

kegiatan dan antar kelompok kegiatan.

2) Hirarki atau tingkatan kepentingan ruang dan fungsi ruang.

3) Kedekatan ruang, dekat tidaknya, penting tidaknya antar

kedua kegiatan, pemisahan-pemisahan yang perlu, dan

pemisahan-pemisahan yang penting.

Ada beberapa bentuk pola ruang yg diterapkan daam membentuk

suatu ruang, yaitu:

1) Memusat, suatu pusat ruang dominan, di mana sejumlah

ruang sekunder dikelompokkan.

2) Radial, sebuah ruang pusat di mana organisasi-organisasi

ruang liner berkembng menurut jari-jari.

3) Linear, suatu urutan linear dari ruang-ruang yang dapat

berulang.

4) Cluster, ruang-ruang dikelompokkan oleh letaknya atau secara

bersama-sama memenpati letak visual yang berhubungan.

5) Grid, ruang-ruang diorganisasikan dalam kawasan struktur grid

tiga dimensi lainnya.

e. Pendekatan bentuk ruang

1) Bentuk ruang

Bentuk ruang yang ingin dicapai melalui kriteria:

Mempunayi kesan dinamis

Efektifitas dalam pemakaian ruang

Fleksibilitas ruang

Page 145: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

130

Karakter ruang yang jelas

2) Alternative bentuk dasar ruang (Francis D.K.Ching:1984)

a) Segi empat, karakter ruang:

- Kesan mengarahkan kuat

- Kurang dinamis

- Daya visual yang kuat

- Tidak mempunyai sumbu

- Maksimal dalam penggunaan ruang

- Kesan kaku

b) Segi tiga, karakter ruang:

- Penyederhanaan dari bentuk segi empat

- Dinamis

- Bersudut tajam

- Eksperimental

- Daya visual baik

- Tidak feketif dalam penggunaan ruang

c) Lingkaran, karakter ruang:

- Kurang mengarahkan

- Intim

- Mempunya sumbu

- Mempunyai area sudut pandang yang bebas karena tidak

ada sudut akhir

- Efek akustik negative

d) Bentuk gabungan, karakter ruang:

- Dinamis

- Efektifitas ruang tinggi

- Mudah dalam pelaksanaan

- Flektibilitas tinggi terhadap fungsi ruang

Page 146: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

131

Berdasarkan hasil analisa bentuk dasar ruang untuk suatu

bangunan perpustakaan dan pusat informasi, maka bentuk

ruang yang sesuai adalah segi empat karena mudah dalam

pengaturan ruang maksimal dalam penggunaan ruang.

f. Pendekatan struktur bangunan

1) Sistem struktur

Dalam memnentukan struktur bangunan yang akan

dipergunakan, perlu mempertimbangkan factor-faktor sebagai

berikut:

a) Jenis dan bahan struktur

b) Kuat

c) Memiliki kelenturan yang stabil

d) Tidak terjadi penurunan pada bagian struktur yang

direncanakan

e) Dapat menahan beban, antara lain angina, gempa, arus,

dan sebagaianya

f) Dimensi dari kolom ditentukan berdasarkan:

- Ketinggian bangunan

- Jarak bentangan

- Daya dukung tanah

Dengan berdasarkan pertimbangan tersebut, maka struktur yang

dapat dipergunakan adalah sebagai berikut:

a) Struktur atas (upper struktur)

Page 147: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

132

Terdapat beberapa alternative bentuk upper struktur:

Rangka baja

- Mudah dalam pengerjaan

- Tahan terhadap perubahan cuaca

- Efisiensi terhadap bentangan lebar

- Mudah dalam pemeliharaan

Plat beton

- Digunakan untuk bangunan sedang

- Kuat menahan bentangan

- Tahan terhadap perubahan cuaca

- Mudah dalam pelaksanan dan pemeliharaan

- Efisien terhadap bangunan

Space frame

b) Struktur pendukung (super struktur)

Berdasarkan darsar pertimbangan di atas, maka dapat

diusulkan beberapa alternative sistem super struktur seperti:

Sistem bearing wall

Sistem shear wall

Sistem rigid frame

c) Struktur bawah (sub struktur)

Terdapat beberapa alternative untuk struktur bawah antara

lain:

Pondasi tiang pancang

Keuntungan:

- Pelaksanaannya mudah

- Kualitas lebih terjaga, sebab merupakan produk pabrik

- Untuk pondasi dengan kedalam maksimal

Page 148: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

133

- Stabil terhadap bebab

- Memungkinkan bentangan lebar

- Ekonomis untuk bangunan tinggi

Kerugiannya:

- Pada pelaksanaannya menimbulkan suara bising dan

getaran yang terkadang merusak bangunan lain.

- Perlu ruang yang besar untuk alat berat yang idguakan

pada pemasangan.

Pondasi rakit

Keuntungannya:

- Pelaksanaannya tidak bising

- Struktur pondasi dapat digunakan sebagai tiang

- Efektif bila permuakaan air cukup tinggi

- Kekuatan besar

- Dapat digunakan pada kondisi tanah rawa/gembur

Kerugiannya:

- Pemakaian bahan boros

- Sulit dalam pelaksanaan

Pondasi sumuran (caisson)

Keuntungannya:

- Struktur pondasi dapat digunakan sebagai tiang

- Efektif bila kerapatan tanah kurang

Kerugiannya:

- Pemakaian bahan boros

- Sulit dalam pelaksanaan

Pondasi setempat:

Keuntunganya:

- Pelaksanaannya tidak bisisng

Page 149: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

134

- Struktur pondasi dapat digunakan sebagai tiang

- Efektif bila permukaan air cukup tinggi

- Kekuatan besar

- Dapat digunakan pada kondisi tanah rawa

Keruagiannya:

- Pemakaian bahan boros

- Sulit dalam pelaksanaan

2) Modul struktur

Modul adalah ukuran dasar yang dipergunakan untuk

menentuan dimensi bangunan dan bagian-bagiannya. Modul

sangat memegang peranan dalam perancangan bangunan,

terutama untuk bangunan berukuran besar. Selain itu, modul

juga meningkatkan nilai fleksibilitas ruang.

Modul dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a) Modul dasar, ditetapkan 10 cm.

b) Modul perancangan, yaitu kelipatan dari modul dasar

dengan pertimbangan:

Aktifitas dan ruang gerak manusia

Besaran dan tata letak perabot

Ukuran standar bahan bangunan yang ada

Besaran modul perancangan diambil 20-30 cm, sehingga

modul yang umum dipergunakan adalah kelipatan dari

angka tersebut (n x 20 cm atau n x 30 cm)

c) Modul struktur merupakan kelipatan dari modul

perancangan, berhubungan dengan struktur bangunan,

bertujuan menentukan jarak kolom, bentangan dan jarak ke

lantai.

Page 150: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

135

3) Material

Bahan material, yang teridir dari:

a) Bahan lantai, material yang digunakan yaitu:

Lantai granit memberikan kesan mewah.

Pemeliharaannya mudah dan awet. Jenis lantai ini biasa

digunakan pada hall atau lobby utama dan main

entrance.

Lantai parket, menambah kehangatan dan artistic bagi

interior. Bamboo merupakan tanaman yang tumbuh

dengan cepat dan membutuhkan area yang lebih sedikit

sehingga mengurangi dampak lingkungan dari

perkebunan dan penggunaan lahan. Jenis lantai ini

digunakan pada ruang diskusi, ruang laptop dan ruang

pimpinan.

Lantai keramik, memberikan kesan sederhana, bersih,

dan rapi. Pemeliharaannya mudah dan awet. Jenis lantai

ini biasa digunakan pada ruang baca, ruang koleksi,

ruang pameran dan ruang kantor.

Lantai karpet, memberikan kesan keramahan, keakraban

dan ketenangan dalam ruang. Jenis lantai ini biasa

digunakan pada ruang baca anak-anak, dan ruang

multimedia.

b) Bahan dinding

Dinding partisi transparan. Penggunaannya memberikan

keleluasaan memandang ke segala arah. Material ini bisa

diterapkan pada area retail.

Page 151: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

136

Dinding massif dilapisi wallpaper. Jenis material ini bisa

diterapan pada ruang kantor karena penggunaannya

memberikan kesan formal pada ruang.

Dinding massif dilapisi akustik. Jenis material ini

diterapkan pada ruang seminar, ruang baca, ruang

multimedia, dan ruang audiovisual karena dapat

meredam suara bising.

c) Bahan plafond

Eternity, bersifat formal, kokoh dan menciptakan kesan

ketenangan. Jenis ini bisa digunakan pada ruang yang

formal seperti ruang kantor.

Skylight, memberikan kesan atraktif, menarik, dan

fleksibel. Diguakan untuk memasukkan cahaya dari luar

ke dalam bangunan. Biasanyanya digunakan pada ruang

public yang luas seperti hall, atrium, dan koridor

bangunan.

Acostic lambersering, digunakan khusus pada ruang

yang membutuhkan fungsi akustik seperti pada ruang

seminar, ruang audio visual, ruang rapat.

g. Pendekatan pengkondisian bangunan

1) Sistem pengkondisian ruang

a) Pencahyaan

(1) Pencahayaan alami

Sistem ini memanfaatkan sinar matahari, pengaturan

cahaya yang masuk ke dalam ruangan dengan

Page 152: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

137

mempertimbangkan segi kenyaman dan keamanan bagi

pengunjung dan materi koleksi.

Pencahayaan alami pada bangunan dibedakan menjadi

dua jenis, yaitu:

Pencahayaan langsung

- Sinar matahari langsung mengenai bangunan

- Menimbulakan silau dan panas

Pencahayaan tidak langsung

- Pencahayaan dari hasil pemantulan dan bidang

bangunan atau elemen setempat.

- Merupakan cahaya baur sehingga silau dan panas

dapat direduksi.

Dari kedua pembagian pencahayan tersebut, pencahayaan

tidak langsung yang paing banyak dimanfaatkan untuk

penerangan alami pada bangunan Perpustakaan dan Pusat

Informasi ini karena dengan pencahayaan langsung dapat

merusak bahan pustaka, dan memberikan ketidaknyaman

bagi pengunjung.

Faktor – factor yang perlus diperhatikan dalam sistem

penvahayaan alami, yaitu:

Kebutuhan tingkat penerangan ideal untuk ruang baca

perpustakaan (standar 200 lux)

Cahaya efektid yang masuk ke dalam ruangan adalah

maksimal 2,5 – 3 kali bukaan jendela dengan kaca

bening.

Penyelesaian bukaan bangunan yang dapat mengatasi

efek sialu dan kontras.

Page 153: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

138

(2) Pencahayaan buatan

Digunakan pada pelayanan malam hari dan siang hari

juka penerangan alami tidak berfungsi seperti cuaca

mendung. Digunakan juga pada ruang penyimpanan

koleksi.

Standar kebutuhan cahay (Thompson G. 1976, hal;40)

Ruang baca periodical = 200 lux

Ruang baca umum = 400 lux

Ruang baca referensi = 600 lux

Ruang counter = 600 lux

Ruang koleksi = 100 lux

Penjilidan = 600 lux

Ruang pusat informasi = 500 lux

Katalog, ruang seleksi, gudang = 400 lux

Dalam perencanaan sistem pencahayaan ybuatan yang

perlu diperhatikan adalah:

Jenis lampu dan peletakannya

Dalam menentukan jenis lampu, khusus untuk ruang

baca perpustakaan, perlu diperhatikan efek silau dan

pembayangan yang ditimbulkan di meja yang dapat

mengganggu aktivitas membaca untuk jangka waktu

yang lama.

Adapun alternative lampu yang digunakan adalah

lampu TL (Fluorescent) dan lampu pijar

(Incandescent). Berdasarkan pertimbangan lampu TL

dan lampu pijar, maka jenis lampu yang digunakan

adalah lampu TL.

Page 154: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

139

Adapun posisi perletakan titik lampu TL untuk ruang

baca, dibagi menjadi 2 yaitu:

Ceiling Mounting (keluar dari Plafond)

- Memberikan pencahayaan ke segala arah, tidak

langsung ke ruang baca.

- Bila memakai penggantung, tidak bileh terlalu

panjang.

- Dapat menimbulkan efek sialu pada ruang baca,

bila jarak lampu dengan meja terlalu pendek.

- Dalam ruang baca, penempatana lampu

demikian akan terasa dominan, sehingga cahaya

pantul menjadi terhalang dan membuat

konsentrasi membaca terhalang.

Ceiling box (ditanam pada lampu)

- Penyebaran siar dibatasi dan dipengaruhi oleh

besar dan kedalaman box.

- Penempatan lampu perlu memperhatiakan

kemungkinan timbulnya silau.

Kuat penerangan (intensity)

Kuta penerangan suatu ruang tergantung pada jenis

aktivitas yang dilakukan pada ruang tersebut.

Kualitas cahaya

Kualitas cahaya tergantung pada sumber cahaya dan

silau kontras.

b) Penghawaan

Page 155: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

140

Sistem penghawaan alami secara menyeluruh pada setiap

ruang dengan memperhatikan radiasi sinar matahri. Sistem

penghawaan dapat dilakukan dengan mengadakan bukaan

terhadao udara luar dengan pengadaan jendela dan

ventilasi. Namun penghawaan buatan juga diadakan pada

semua ruang pekayanan umum dan ruang pengelolaan.

Untuk ruang pelayanan umum menggunakan AC central

sedangkan untuk ruang pngelola yang bersifat privasi

menggunakan AC unit.

c) Akustik

Sistem akustik terutama diterapkan pada ruang untuk

pelayanan pembacaan yang sifatnya tenang.

Sistem pengendalian akustik, yaitu:

Pemakaian bentuk ruang yang tiak memgkinkan

tejadinya gema dan resonansi.

Pemakaian dan penerapan elemen ruang dan bahan

finishing yang bisa menyerap suara

Pengendalian akustik dapat pula dengan akustik

lingkungan dengan pemanfaatan elemen lansekap

sebagai komponen pengendali kebisingan lingkungan.

h. Pendekatan utilitas bangunan

1) sistem sirkulasi vertical

Page 156: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

141

sistem sirkulasi yang digunakan adalag tangga. Perletakannya

harus memperhitungkan kemudahan dan kejelasan.

a) Tangga biasa

Lebar tangga yang memenuhi standar

Tiak licin

Nyaman dan tidak melelahkan

Dilengkapi dengan pengaman, seperti pegangan dan

tiang blaster.

b) Tangga darurat

Lebar pintu minimum 90 cm dan mempunyai penerangan

darurat.

Pada lantai dasar langsung berhubungan dengan udara

bebas dengan pintu terbua keluar.

c) Lift, memudahka pengunjung naik atau turun ke lantai

atas/bawah, serta memudahka dalam pengankutan barang

koleksi.

d) Ekskalatir ramp dan ekskalator tangga, menghubungkan

lantai dengan lantai dengan pertimbangan transportasi

pengguna perpustakaan dan pusat informasi.

2) Sistem elektrikal

a) Pemanfaatn sumber listrik yang diperoleh dari PLN.

b) Saluran-saluran listrik diletakkan dalam kedadaan

tersembunyi.

c) Penyediaan ruang bagi saluran – saluran listrik dalam

bangunan, agar mudah dilakukan perbaikan.

Page 157: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

142

d) Menyiapkan generator cadangan untuk emergency lighting

yag secara otomatis akan menyala apabila sewaktu – waktu

terjadi gangguan listrik.

e) Peletakan generator pada ruang khusus

3) Sistem komunikasi

Komunikasi ke dala dan keluar bangunan menggunakan

saluran langsung jaringan telepon kota, sedangkan untuk

komunikasi dalam bangunan dilakukan memlalui intercom.

Komunikasi satu arah (pengumuman, pemberitahuan,

pemutaran instrument lembut) dapat dilakukan melalui sistem

suara operator.

4) Sistem pengadaan air bersih

a) Sumber utama air bersih berasal dari PDAM kemudian

ditampung pada reservoir bawah lalu dipompa ke reservoir

atas dan didistribusikan ke ruangan.

b) Pengadaan sumber air tanah

c) Pemanfaatan kembali air hujan melalu proses ultarfiltasi dan

strerilisasi.

5) Sistem pembuangan air kotor

a) Air kotor dari kamar mandi, urinoir, westafel, dan lain – lain

dialirkan melalui pipa tertutup ke bak clorisasi yang

kemudian ditampung da dijernihkan untuk digunakan

kembali untuk hidran dan menyiram tanaman.

b) Air hujan langsung dialirkan untuk ditampubg dan

digunakan untuk membilas kloset dan urinoir juga untuk

hidran dan menyiram tanaman. Pada perencanaan air kotor

yang perlu diperhatikan adalah sistem pemipaan. Dengan

adanya bak control pada jarak-jarak tertentu untuk

Page 158: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

143

memudahkan pengontrolan dan pembersihan jika terjadi

kemacetan saluran.

c) Air kotoran dan kotoran padat dari kloset dibuang memalui

pipa khusus yang terpisah pada shaft menuju septitank.

6) Sistem pembuangan sampah

Penempatan tempat pembuangan sampah

mempertimbangkan:

Letak penempatan

Sirkulasi penghuni bangunan

Jarak pandang

Jenis sampah

a) Di dalam bangunan

Menempatkan tempat-tempat pembuangan sampah pada

daerah-daerah tertentu secara horizontal kemudian secara

vertical melalui lift barang. Untuk kemudian dibuang keluar

bangunan dengan menggunakan truk pengangkut sampah

ke tempat pembuangan akhir atau TPA.

b) Di luar bangunan

Menyediakan tempat pembuangan sampah utama di luar

bangunan yang dibedakan atas sampah kering dan sampah

baah, yang nantinya akan dapat diangkut oleh petugas

kebersihan kota kemudian di bawa ke tempat pembuangan

akhir atau TPA.

7) Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran

Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran diperlukan

beberapa siste, antara lain:

a) Sistem pasif, yaitu sistem pengendalian sebelum kebakaran

dengan mempertimbangkan perancangan bangunan.

Page 159: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

144

Misalnya dengan memasang sistem deteksi yang

memberikan suatu sistem alarm jika terjadi asap dalam

ruangan, penggunana bahan bangunan yang tahan api atau

panas mengisolir jaringan penyebab api, seperti instalasi

listrik pada tempat yang dianggap aman.

b) Sistem aktif, sistem pengendalian setelah kebakaran

dengan mepertimbangakan kelengkapan bangunan.

Misalnya dengan merencanakan pintu-pintu yang mudah

dicapai dan dilihat dari dalam ruang, menyediakan tangga

darurat diletakkan pada bagian yang langsung berhubungan

dengan udara luar, meneydiakan jalan kendaraaan

pemadam kebakaran, dan menyediakan alat pemadam

kebakaran.

Pengendalian bahaya kebakaran dengan alat-lat pemadam

kebakaran antara lain:

Sistem pemadam portable

Sistem pengamanan khusus untuk benda-benda koleksi

yang tidak terkena air.

- CO2 sistem yaitu dengan mengguakan zat karkon

dioksida.

- Sistem serbuk kering yaitu dengan menggunakan

senyawa P2O2 yang mempunyai daya lekat yang kuat,

dapat menyerap panas sekaligus mendinginkan serta

mengahalangi proses terjadinya oksida pada bahan

yang terbakar.

Hydrant sistem

Sistem ini terdiri dari pipa yang dihubungkan dengan

pompa air bertekanan tinggi.

Springkler head system

Page 160: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

145

Sistem pemadaman kebakaran otomatis berupa

springkler yang menyemburkan air apabila suhu dalam

suatu ruangan mencapai 600-700 C. teridiri dari jaringan

pipa di mana pada ujungnya terdapat alat diffuser yang

berfungsi sebgaia penyebar air, yang biasanya dipasang

di plafond. Untuk bangunan dengan resiko kebakaran

kecil, tiap springkler melayani area seluas kurang 196

sqft atau kurang 20 m2.

8) Sistem penangkal petir

Sistem yang dipakai untuk penangkalpetir dipertimbangkan

terhadap:

Ketinggian bangunan

Segi estetika, terutama pada penampilan bangunan

Dari segi pemeliharaan yang efisien

Dengan pertmbangan kemungkinan adanya bahaya petir

terhadap bangunan, maka dapat diajukan usul pengadaan

sistem penangkal petir:

a) Sistem tongkat franklin

Sistem ini menggunakan head (25 cm -90 cm) yang

diletakkan pada puncak bangunan. Sudut perlindungan

yang diberikan berkisar 450.

b) Sistem sangkar faraday

Sistem ini merupakan pengembangan sistem tongkat

franklin dengan menambahkan konduktor horizontal.

c) Sistem preventor

Page 161: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

146

Sistem penangkal petir dengan menggunakan radio aktif

pada terminal udara. Preventor yang terpasang pada

antenna dengan bahan radio aktif terkonduktifasi dengan

baik tanpa menerima arus + dari bumi, sehingga dengan

keadaan demikian hanya membutuhkan satu konduktor

pertanahan yang berfungsi megalirkan arus petir ke dalam

tanah. Jarak jangkauan preventor tergantung dari

kemampuan bahan radio aktif berbentuk lingkaran ½ bola.

9) Sistem keamanan

Keamanan koleksi dan peralatan perpustakaan dan pusat

informasi yang dimaksud kemanan adalah keamana terhadap

pengrusakan buku secara sengaja dengan jalan menyobek

dan pencurian buku serta peralatan komputer, maka perlu

adanya:

a) Sistem keamanan manual, yaitu dengan menggunakan

petugas dalam mengawasi lalu lintas koleksi, pengunjung,

dan perakatan perpustakaan dan pusat informasi.

b) Ruang penitipan barang atau tas yang berfungsi sebagai

tempat control pengunjung.

c) Sistem elektronik yang menggunakan CCTV.

BAB IV

KONSEP DASAR PERANCANGAN

A. KONSEP PERANCANGAN MAKRO

Page 162: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

147

1. Konsep Penentuan Lokasi

Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi yaitu :

a. Rencana umum tata ruang kota (RUTRK) kota Makassar dan

pembagian wilayah kota Makassar.

b. Ketersediaan lahan pada lokasi.

c. Sarana dan prasarana yang mendukung perpustakaan dan pusat

informasi.

d. Pencapaian.

e. Kondisi topografi.

Berdasarkan pertimbangan lokasi tersebut, maka yang menjadi kriteria

penentuan lokasi adalah :

a. Lokasi yang direncanakan sesuai dengan RURTK kota Makassar

yaitu kawasan pendidikan.

b. Lokasi yng direncanakan menyediakan lahan yang memadai untuk

pengadaan bangunan peprustakaan yang membutuhkan luas lahan

yang cukup.

c. Lokasi berada pada daerah yang memiliki kelengkapan unsur-unsur

penunjang seperti sarana dan prasarana transportasi dan utilitas

kota.

d. Pencapaian lokasi yang mudah dan dapat dijangkau oleh pejalan

kaki, kendaraan roda dua, dan roda empat.

e. Kondisi topografi yang mendukung dan bebas banjir.

Page 163: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

147

Gambar 4.1 Peta wilayah kota Makassar

Sumber : http://makassartabagus.blogspot.co.id/2013/11/peta-kota-makassar.html

Page 164: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

148

Berdasarkan pertimbangan dan kriteria tersebut, maka diperoleh dua

alternative lokasi diantaranya :

a. Alternative 1

Terletak pada wilayah kecamatan Tamalanrea. Wilayah dengan

fungsi utama pendidikan tinggi dan permukiman dengan fungsi

penunjang jasa social, industry, perdagangan, dan kesehatan.

Kelebihan dan kekurangan lokasi alternative 1 :

1) Berada pada kawasan pendidikan dan permukiman dengan fungsi

jasa social dan perdagangan sebagai penunjang.

2) Terjangkau sarana trasportasi dan utilitas kota.

3) Tingkat kebisingan tinggi.

4) Konsentrais kegiatan social dan pendidikan cukup tinggi

5) Pencapaian dari luar kota mudah karena dilalui oeh jalan protocol.

b. Alternative 2

Terletak pada kecamatan Panakukkang. Wilayah dengan fungsi

utama pusat perdagangan, jasa social, dan pendidikan dengan fungsi

penunjang yaitu permukiman, pendidikan tinggi, perkantoran,

transportasi darat.

Kelebihan dan kekurangan lokasi alternative 2 :

1) Berada pada kawasan pusat perdagangan, jasa social dan

pendidikan.

2) Transportasi kota dan utilitas kota.

3) Pencapaian mudah dari luar kota karena dilalui oleh jalan protocol.

4) Tingkat kebisingan sedang.

Untuk menentukan lokasi yang tepat berrdasarkan kriteria dan

alternative di atas maka dilakukan pembobotan seperti pada tabel

berikut.

Page 165: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

149

Sumber : Analisa Penulis

Keterangan :

Nilai 4 = baik

Nilai 3 = cukup baik

Nilai 2 = kurang baik

Nilai 1 = tidak baik

Berdasarkan penilaian di atas, maka lokasi yang terpilih adalah

lokasi alternative 2 yang berada pada kecamatan Panakukkang.

Gambar 4.2 Peta Kecamatan Panakukkang Makassar Sumber :https://syafraufgisqu.wordpress.com/2013/09/26/peta-kecamatan-

makassar/

No. Kriteria Penilaian Alt. 1

Alt. 2

1 Sesuai dengan RURTK kota Makassar 4 4

2 Memungkinka dekat dengan sasaran pemakai 4 4

3 Tersedia jariangn utilitas kota 4 4

4 Strategis dan mudah dalam pencapaian 4 4

5 Kondisi lingkungan yang mendukung lokasi 3 4

Jumlah 19 20

Page 166: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

150

2. Konsep Penentuan Tapak

Pemilihan tapak didasarkan oleh pertimbangan terhadap ;

a. Kondisi topografi

b. Jaringan jalan dan transportasi

c. Utilitas kota

d. Luasan dan bentuk tapak

e. Kondisi lingkungan

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka yang menjadi kriteria

penentuan tapak adalah :

a. Tapak yang direncanakan memiliki struktur tanah yang relative datar.

b. Dialui jalan dan transportasi kota.

c. Dilalui oleh utilitas kota.

d. Luas lahan pada tapak mencukupi untuk pengadaan bangunan

Perpustakaan dan Pusat Informasi.

e. Tapak yang direncanakan mudah dalam pencapaian.

f. Kondisi tapak termasuk suasana tenang, luas site, potensi tapak,

sehingga memberikan kenyamanan.

Berdasarkan pertimbangan kriteria tersebut, maka diambil 2 alternatif

site yang memungkinkan pengadaan Perpustakaan dan Pusat

Informasi, yaitu :

a. Alternative tapak 1

Terletak di jalan urip sumohardjo (depan kampus universitas bosowa)

1) Luas lahan mencukupi

2) Tingkat kebisingan sedang

3) Dilalui transportasi kota

4) Tersedia jaringan utilitas kota

5) Kondisi topografi tapak rata

Page 167: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

151

Gambar 4.3 Tapak alternative 1 Sumber : Google Earth

b. Alternative 2

Terletak di jalan urip sumohardjo (samping kantor gubernur Sulawesi

selatan)

1) Luas lahan mencukupi

2) Tingkat kebisingan sedang

3) Dilalui transportasi kota

4) Tersedia jaringan utilitas kota

5) Kondisi topografi tidak terlalu rata

Page 168: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

152

Gambar 4.4 Tapak alternative 2 Sumber : Google Earth

Untuk menentukan tapak yang tepat berdasarkan kriteria dan alternative

di atas, maka diadakan pembobotan sebagai berikut :

Tabel 12. Analisa Penulis

No. Kriteria Penilaian Alt. 1

Alt. 2

1 Luas tapak mendukung luas bangunan 4 4

2 Mudah pencapaian dalam dan dari luar tapak 4 4

3 Dilalui oleh transportasi kota 4 4

4 Tersedia jaringan utilitas kota 4 4

5 Tingkat kebisingan tenang 4 4

6 Kondisi topografi tapak yang rata 4 3

Jumlah 24 23

Sumber : Analisa Penulis

Keterangan :

Nilai 4 = baik

Nilai 3 = cukup baik

Nilai 2 = kurang baik

Nilai 1 = tidak baik

Page 169: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

153

Berdasarkan analisis terhadap 2 alternatif tapak di atas, maka

tapak yang terpilih adalah Tapak Alternatif 1 yang terletak di jalan

Urip Sumoharjo, tepatnya depan Kampus Universitas Bosowa.

3. Data Existing Tapak dan Potensi Tapak Terpilih

a. Potensi lingkungan sekitar tapak

1) Sebelah Utara Tapak

a) Lahan kosong

b) Permukiman penduduk

2) Sebelah Selatan Tapak

a) Jalan raya protocol Urip Sumohardjo

b) Kampus Universitas Bosowa

3) Sebelah Barat Tapak

a) Kantor BPJS Tenaga Kerja

4) Sebelah Timur Tapak

a) Sungai

b) Kampus Universitas Muslim Indonesia Makassar

4. Pengolahan Tapak

a. Luasan Tapak

1) Luas tapak : ± 2,2 Ha

2) Luas area terbangun : 6.400 m2

3) Luas area tak tebangun : 15.600 m2, dimanfaatkan untuk

sempadan bangunan, parkiran, sirkulasi, dan area hijau.

4) Sempadan bangunan direncanakan sekitar 40 meter jika ke

depannya terjadi pelebaran jalan di sekitar lokasi.

Page 170: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

154

jam 18.00

jam 12.00

jam 06.00

Angin laut

Angin darat

Gambar 4.5 Luasan Tapak Sumber : Analisa Penulis

b. Orientasi terhadap matahari dan angina

Gambar 4.6 Orientasi Matahari dan Angin pada Tapak Sumber : Analisa Penulis

Page 171: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

155

1) Tata letak bangunan diusahakan agar sinar matahari masuk

secara optimal terhadap ruang-ruang yang membutuhkan cahaya

alami matahari dan tidak masuk pada ruang penyimpanan koleksi

yang mudah rusak oleh sinar matahari langsung.

2) Ruang yang terkena matahari langsung dioptimalkan dengan

menggunakan bahan buffer seperti vegetasi, sunscreen, untuk

menghindari sinar matahari langsung dengan intensitas tinggi.

3) Meletakkan massa bangunan dengan sisi bukaa sesuai arah

datangnya angina agar terjadi pengaliran udara dalam ruang.

c. Tingkat Kebisingan

Gambar 4.7. Tingkat Kebisingan Pada Tapak Sumber : Analisa Penulis

1) Area tenang 30-35 dB meliputi :

Ruang baca, ruang koleksi, dan rultimedia.

2) Area bising 40-50 dB meliputi :

Ruang kegiatan, ruang pusat informasi, ruang administrasi, ruang

kegiatan penunjang.

3) Area bising sekali 50-60 dB meliputi :

Parkir, lobby, ruang kegiatan servis.

Page 172: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

156

Tingkat kebisingan tertinggi pada tapak terletak pada Jalan Urip

Sumoharjo yang berbatasan dengan depan tapak. Area ini termasuk

tingkat kebisingan tinggi karena merupakan jalan arteri yang dilalui

banyak kendaraan. Pada area samping kanan dan kirik tapak tingkat

kebisingan sedanf karena berbatasan dengan kantor dan rumah, oleh

karena areanya tingkat kebisingan sedang. Sedangkan area

belakang tapak tingkat kebisingan kecil dikarenakan area belakang

tapak merupakam tanah kosong, sehingga tidak akan menimbulkan

kebisingan yang tinggi.

Di sekitar tapak diberi vegetasi berupa pohon yang dapat berfungsi

sebagai pelindung dari sinar matahari dan dapat mengurangi

kecepatan angin. Pada bagian tapak dekat dengan jalan raya diberi

lebih banyak vegertasi sebagai pereduksi kebisingan dan sebagai

filter asap dan debu dari kendaraan yang lewat.

Gambar 4.8. Penempatan Vegetasi Sebagai Pereduksi Kebisingan Sumber : Analisa Penulis

d. Penzoningan Tapak

Zoning dalam tapak dipertimbangkan terhadap :

Pemasangan vegetasi sebagai untuk mengurangi kebisingan

Page 173: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

157

Sirkulasi, View Terbaik, Orientasi dan Sudut Pandang, Urutan

Kegiatan, Keadaan Tapak.

Pembagian zona dalam tapak yaitu :

1) Zona public

Terletak pada area dengan tingkat kebisingan yang tinggi,

berada pada posisi terdepan di dalam area tapak.

Meliputi area parkir, entrance, taman.

2) Zona semi public

Berada pada posisi tengah dalam area tapak.

Termasuk dalam area ini adalah bangunan perpustakaan.

3) Zona privat

Berada pada posisi paling belakang dari tapak. Jauh dari

kebisingan karena sifatnya yang privat.

Menyatu dengan zona servis dalam tapak, termasuk dalam zoa

privat adalah area servis, ruang staff,

Zona PublikZona Semi PublikZona Privat

Page 174: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

158

Gambar 4.9. Pembagian Zoning dalam Tapak Sumber : Analisa Penulis

e. Sirkulasi

Gambar 4.10. Sirkulasi Pada Tapak Sumber : Analisa Penulis

Sirkulasi terbagi dua, yaitu sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi

kendaraan. Perlu perbedaan ketinggian antara jalur pejalan kaki

dengan jalur kendaraan. Kedua jalur tersebut terpisah dan di

arahkan secara jelas sehingga tidak terjadi persilangan jalan.

Jalur pintu masuk pada tapak diletakkan disebelah kiri tapak dan

pintu keluar diletakkan di sebelah kanan tapak (lihat gambar 4.10).

Area Publik :Area parkir pengunjung

pengelola, dan akses masuk/keluar tapak

Area Privat :Menjadi area bangunan

Area semi publik :menjadi area transisi antarapublik dan privat

Arah masuk Arah keluar

bangunan

Page 175: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

159

f. View dari dan luar tapak

Gambar 4.11. View pada tapak Sumber : Analisa Penulis

View dari luar dan dalam tapak bisa dilihat pada gambar 4.11.

g. Pola tata massa

Berdasarkan analisis pendekatan tata massa pada bab 3 maka

untuk perencaaan bangunan peprustakaan dan pusat informasi ini

dipilih pola tata massa tunggal, karena tata massa tunggal efisien

dalam pemanfaatan areal dikarenakan lahan tidak begitu luas dan

perencanaan nantinya hanya 4 lantai.

Orientasi dan tata letak massa bangunan ini berdasar konsep :

pandangan mengarahke arah kantor bpjs

pandangan ke arah sungaidan kampus umi

pandangan mengarah ke arahjalan urip sumohardjo

pandangan ke arah pemukiman warga

Arah pandang/view bangunanakan mengarah ke jalanutama yaitu jalan urip sumohardjo

Page 176: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

160

1) Orientasi ke tapak sekitar. Hal ini membentuk kesan bahwa

bangunan menyatu dengan lingkungan sekitar.

2) Banyak bukaan-bukaan untuk menjadikan bangunan tidak

terlalu formal.

3) Membuat penahan sinar matahari berupa sunscreen.

h. Tata ruang luar

Tata ruang luar akan diselesaikan dengan :

1) Pemisahan area sirkulasi untuk pengunjung dan untuk

pengelola.

2) Menata massa bangunan dan elemen pembentuk ruang luar

untuk menciptakan ruang yang berfungsi sebagai ruang

penerima.

3) Memanfaatkan elemen tata ruang luar untuk mendukung pola

tata ruang.

4) Ruang luar berupa taman/plaza berfungsi sebagai space

peralihan ruang luar dengan ruang dalam, yang sekaligus juga

merupakan barrier kebisingan dari luar bangunan. Dapat

dimanfaatkan sebagai sarana yang sifatnya rekreatif dengan

penataan yang menarik dan digunakan sebagai media penarik

yang sifatnya mengundang.

Adapun elemen pembentuk lansekap, yaitu :

1) Elemen lunak

Meliputi penataan lanskap dan pepohonan untuk fungsi-fungsi

seperti :

a) Sebagai peneduh, penyaring polusi, dan pereduksi

kebisingan.

b) Sebagai pengarah, ditempatkan pada daerah main entrance

dan jalan masuk.

Page 177: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

161

c) Sebagai tanaman hias dengan penataan khusus misalnya

tanaman perdu.

d) Jenis rerumputan sebagai bahan penutup.

Berkut ini jenis pohon yang dapat dipakai :

a) Peneduh

Bentuk dan jenis : kiara paying, tanjung, angsana.

b) Pengarah pandang

Bentuk dan jenis : cemara, mahoni, hujan mas, kembang

merak.

c) Pembentuk pandangan

Bentuk dan jenis : cemara, bamboo

d) Penyerap polusi

Bentuk dan jenis : bougenvil, angsana

e) Penyerap kebisingan

Bentuk dan jenis : kiara paying, tanjung, kembang sepatu.

2) Elemen keras

a) Elemen keras, seperti selasar atau jalan setapak yang

fungsinya sebagai pengarah, pembatas, pelindung, pengkat

unit-unit bangunan dan area untuk aktivitas ruang, diberi

perkerasan dengan menggunakan pavingblock atau batuan-

batuan alam.

b) Plaza sebagai pengikat dan pengarah. Unsur penunjanganya

yaitu jenis tanaman, batuan dan lampu.

c) Elemen penerang seperti lampu penerang ruang luar yaitu :

(1) Lampu di sepanjang tapak, tinggi maksimum 5,00 m.

(2) Lampu jalan setapak tinggi 2,00-4,00 m.

(3) Penunjuk jalan untuk memberi kejelasan.

(4) Untuk menerangi bangunan, lampu taman yang

digunakan hamper menyentuh tanah dan cahaya yang

Page 178: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

162

diarahkan ke bangunan dapat diletakkan di taman-taman

dalam tapak.

i. Utilitas

Jaringan utilitas yang digunakan pada bangunan perpustakaan

dan pusat informasi ini adalah :

Pencahayaan, penghawaan, akustik, sistem elektrikal dan

telekomunikasi, sistem pembuangan air kotor, sistem pembuangan

sampah, sistem pemadam kebakaran, sistem transportasi, sistem

keamanan dan pengawasan, sistem penangkal petir.

Jaringan utilitas ditempatkan pada ruang terttentu agar fungsi dan

kegiatan dalam bangunan tidak terganggu.

Jaringan listik, telepon, dan air, sumbernya diletakkan di pinggir

jalan agar bila terjadi kerusakan kabel telepon dan listrik mudah

diperbaiki. Begitu juga dengan perpipaan air bersih.

Page 179: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

163

B. KONSEP PERANCANGAN MIKRO

a. Pola Hubungan Ruang

1) Pola hubungan ruang secara makro

2) Pola hubungan ruang secara mikro

a) Kegiatan penunjang umum

Pelayanan Umum

Pengelola Administrasi

Pengelola Teknis

Penunjang Umum

Servis

Rg. Seminar

Rg. Display

Cafeteria

Rg. Fotocopy

Mushollah

Toilet umum

Page 180: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

164

b) Kegiatan servis

c) Kegiatan pelayanan umum

Rg. Jaga

Gudang

Rg. ME

Rg. Pompa

Rg. Genset

Rg. AHU

Rg. Panel

Rg. PABX

Hall

Tempat penitipan barang

Rg. Registrasi

Rg. Pusat infromasi

Rg. Katalog

Counter desk

Rg. Koleksi referensi tercetak

Rg. Koleksi umum tercetak

Rg. Koleksi digital

Rg. Koleksi anak

Rg. Audiovisual

Rg. Microfilm

Rg. Diskusi

Rg. Multimedia

Rg. Grafika

Rg. kartografi

Page 181: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

165

d) Kegiatan pengeolal teknis

Keterangan :

Hubungan Erat

Hubungan Kurang Erat

Tidak Berhubungan

Rg. Kabag. Pengadaan materi

Rg. Pengadaan materi

Rg. Registrasi dan distribusi

Rg. Kabag. Koleksi

Rg. Kabag. Reprografi

Rg. Kabag. Penerbitan

Rg. Reprografi

Rg. Konservasi

Rg. Kabag. Pengolahan teknis

Rg. Seleksi

Rg. Pengolahan koleksi tercetak

Rg. Pengolahan koleksi digital

Rg. Pengolahan koleksi non buku

Rg. Dupliaksi dan penjilidan

Rg. Fumigasi

Rg. Otomasi

Rg. Perawatan

Rg. Control

Rg. Bimbingan dan penyuluhan

Rg. Trolley

Mushollah

Rg. Makan/pantry

Toilet pengelola

Page 182: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

166

b. Pola Sirkulasi

1) Pola sirkulasi pengunjung

PARKIR

PENGUNJUNG

MAIN

ENTRANCE

RG.

PENUNJANG

RG. PUSAT

INFORMASI

HALL/LOBBY

RG.

REGISTRASI

RG.

MULTIMEDIA

T. PENITIPAN

BARANG

COUNTER

DESK

RUANG

KOLEKSI

DIGITAL RG. KATALOG

RUANG

KOLEKSI

CETAK

RG. BACA

Page 183: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

167

2) Sirkulasi pengelola

MAIN

ENTRANCE

PARKIR

PENGELOLA

HALL/LOBBY

LOKER TIME KEEPER

AREA

PENGELOLA

SERVIS

AREA

PENGELOLA

ADMINISTRASI

AREA

PENGELOLA

TEKNIS

RG

MAKAN/PANT

RY

MUSHOLLAH

TOILET

PENGELOALA

Page 184: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

168

c. Penzoningan dalam bangunan

Penzoningan dalam bangunan yang direncanakan adalah sebagai

berikut :

Ruang baca anak-anak di tempatkan di lantai 1 dikarenakan demi

keselamatan bagi anak-anak itu sendiri.

Ruang baca umum dan lainnya, di tempatkan di lantai 2 dan 3

bangunan.

Ruang staff dan administrasi, di tempatkan di tiap lantai bangunan.

d. Pola Organisasi Ruang

Berdasarkan pola tata letak ruang maka diperoleh tata pengoperasian

ruang, yaitu :

e. Konsep Bentuk dan Penampilan bangunan

1) Konsep bentuk

RUANG PENUNJANG UMUM

HALL/LOBBY ENTRANCE PELAYANAN

UMUM

RG. PENGELOLA

ADMINISTRASI

RG. PENGELOLA

TEKNIS SERVICE

Page 185: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

169

Bentuk dasar massa bangunan Perpustakaan dan Pusat Informasi ini

mengikuti bentuk site, dengan mempertimbangkan sirkulasi dan

efiseinsi program ruang. Pola tata ruang digunakan untuk denahnya

adalah bentuk gabungan yang mana menggabungkan beberapa

bentuk seperti bentuk persegi dan lingkaran agar mendukung fungsi

ruang yang ada.

2) Pemanpilan bangunan

Bentuk penampilan bangunan merupakan media komunikasi awal

secara visual antara bangunan dan pengamat, maka tampilan bentuk

bangunan diharapkan akan mempunyai daya tarik.

Ada beberapa pendekatan yang dapat di lakukan agar dapat tercapai

bentuk visual fisik bangunan yang sesuai dengan keinginan :

1) Fungsi bangunan yang dapat menentukan tema desain yang

mempengaruhi perancangan fisik bangunan.

2) Bentuk yang berbeda, yang menimbulkan ketergungahan,

diungkapkan melalui penampilan yang kontras dengan sekitarnya.

3) Bentuk terbuka, menimbulkan kesan menundang dan mendorong

pengunjung untuk masuk ke dalamnya.

4) Mempertimbangkan kondisi iklim dan cuaca.

5) Desain eksterior dan interior yang menarik.

Dari dasar pendekatan tersebut dan di gabungkan dengan bentuk

denah diharapakan dapat menghasilkan penampilan bangunan yang

mampu mewujudkan fungsinya sebagai Perpustakaan dan Pusat

Informasi.

Sedangkan Filosofi bangunan dapat diambil pendekatan sebagai

berikut:

1) Terbuka dan mengundang agar masyarakat (orang) berminat

untuk datang ke Perpustakaan.

2) Mempunyai entrance yang terbuka dan mengundang.

Page 186: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

170

3) Mempunyai bukaan-bukaan yang banyak di bagian Barat-Timur

bangunan agar mendapatkan penerangan dan penghawaan yang

optimal terhadap bangunan.

4) Bersih dan sederhana,

f. Sistem Struktur Bangunan

a) Sistem struktur

a) Sub struktur

Sub struktur menggunakan pondasi Bored Pile dengan

mempertimbangkan:

(1) Pelaksanaannya mudah

(2) Kualitas lebih terjaga, sebab merupakan produk pabrik

(3) Untuk pondasi dengan kedalaman maksimal

(4) Stabil terhadap beban

(5) Memungkinkan bentang lebar

(6) Ekonomis untuk bangunan tinggi

b) Super struktur

Jenis super struktur yang sesuai untuk bangunan bentang lebar

adalah jenis struktur rangka. Struktur rangka, merupakan struktur

bangunan yang bertumpu pada tiang dan balok. Balok merupakan

bagian pertama yang menerima beban bangunan dari lantai yang

bersangkutan, kemudian beban tersebut diteruskan ke bawah

melalui tian-tiang. Sedangkan sistem balok dan kolomnya

menggunakan sistem slab dengan pertimbangan efektif dan efisien

serta antisipasi segala arah gaya horizontal.

c) Upper Struktur

Menggunakan atap kombinasi struktur Beton dengan

pertimbangan:

(1) Fungsi atap sebagai isolasi panas

Page 187: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

171

(2) Pelaksanan mudah

(3) Dapat mencapai bentang lebar

Seluruh bangunan mengunakan atap struktur beton baik bangunan

utamanya, entrance, pos jaga, maupun ruang service.

b) Material

Bahan material, yang digunakan terdiri dari :

a) Bahan lantai

(1) Lantai mengunakan tegel keramik dikombinasikan dengan

granit bertekstur kasar 60cm X 60cm pada hall/loby dan

entrance. Lantai kera,il juga digunakan pada ruangan yang

berukuran besar seperti ruang koleksi dan ruang baca, dan

ruang diplay, dan ruang pusat informasi

(2) Lantai marmer ukuran 30cm X 30cm digunakan pada ruang

pengelola administrasi dan teknis, ruang penunjang dan

service.

(3) Lantai karpet digunakan pada ruang baca anak-anak, ruang

multimedia, ruang seminar, ruang audiovisual, ruang

microfilm/CD-DVD, ruang pimpinan, dan mushollah.

b) Bahan dinding

Material dinding terbuat dari batu bata, partisi dari kayu dan kaca,

acoustic board dan gypsumboard. Khusus pada ruang yang

menimbulkan suara gaduh dilapisi dengan bahan kedap suara dari

karprtet dan kayu.

c) Bahan plafond

Plafond pada setiap ruangdan koridor-koridor menggunakan

bahan-bahan yang dapat menyerap bunyi seperti gypsumboard.

d) Bukaan

Page 188: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

172

Untuk pintu dan jendela menggunakan bahan alumunium dengan

daun jendela kaca transparan untuk memaksimalkan cahaya alami

ke dalam ruang-ruang dan mencapai kesan terbuka.

e) Tata lampu

Lampu-lampu yang digunakan adalah jenis lampu tanam (down

light), kecuali pada area void menggunakan lapu gantung.

f) Warna

(1) Pada ruang yang membutuhkan suasana terang terutama pada

area koleksi dan bacaan dewasa di gunakan warna-warna

lembut misalnya warna putih, hijau, kuning, dank rem.

Disamping memberikan perasaan tenang juga memberi

perarasaan gembira.

(2) Pada ruang koleksi anak-anak digunakan warna terang/cerah

agar dapat merangsang kreativitas dan imajinasi anak tanpa

merasa jenuh dan bosan. Warna yang sesuai adalah merah,

kuning, jingga, merupakan warna yang menantang dan cepat

menarik perhatian.

c) Modul

a) Modul dasar adalah modul yang didasarkan pada ukuran tubuh

dan area gerak tubuh. Untuk mendapatkan besarannya terlebih

dahulu diketahui unit dasar kemudian ditetapkan dimensinya yang

mewakilinya.

b) Modul fungsi merupakan modul ruang yang didasarkan pada

fungsi ruang yang direncanakan. Terlebih dahulu diketahui unit

fungsi, selanjutnya ditetapkan dimensi yang mewakili. Dari luasan

unit terkecilyang dapat menjadi interval dari besaran 60, 90, 120,

150, 180, dan seterusnya. Dengan demikian modul dasar yang

dapat diwakili adalah ukuran 30 cm atau 0,3 m.

Page 189: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

173

c) Modul perancangan merupakan kelipatan modul fungsi, dimana

harga dasarnya ditetapkan dengan satuan m (meter). Bentuk

kelipatannya biasanya mencapai 0,9 m; 1,8 m; 2,7 m; 3,6 m; 7,2

m; 8,1 m; 9 m; 12 m dan seterusnya.

g. Sistem Pengkodisian Bangunan

1) Pencahayaan

a) Sistem pencahayaan yang digunakan adalah mengoptimalkan

pencahayaan alami pada pagi dan siang hari.

Mengoptimalkan pencahayaan alami pada ruangan yang

membutuhkan pencahayaan alami yaitu, mengoptimalkan

pencahayaan alami pada ruang baca sehingga dapat mengurangi

opsi pencahayaan buatan. Pencahayaan alami tidak boleh

digunakan pada ruang koleksi buku ditakutkan akan merusak

buku, sehingga ruang koleksi tidak cocok mendapatkan

pencahayaan alami.

Adapun stategi dalam penerapan konsep Green Architecture

sebagai berikut :

(1) Pemasangan sunscreen pada jendela bangunan yang dapat

mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan.

(2) Penggunaan tirai berlubang pada jendela untuk mengatur

cahaya alami yang masuk.

(3) Meletakkan lubang di atas atau di samping bangunan (top

lighting/side lighting)

b) Pencahayaan buatan :

(1) PLN sebagai sumber utama, dan sel surya sebagai energy

tambahan.

(2) Genset sebagai sumber cadangan yang akan bekerja secara

otomatis saat pasokan listrik dari PLN padan dengan

menggunakan Automatic Transfer Switch (ATS).

Page 190: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

174

2) Penghawaan

a) Penghawaan alami

(1) Udara masuk ke dalam bangunan melalui ventilasi dan bukaan

pada bangunan.

(2) Bukaan pada bangunan diletakkan pada daerah-daerah

tertentu.

(3) Penghawaan alami dapat dilakukan dengan vegetasi di sekitar

bangunan.

(4) Keberadaan pohon di sekitar banguan selain sebagai unsur

estetika juga sebagai filter udara.

b) Penghawaan buatan

Sistem penghawaan buatan yang digunakan adalah AC sentral

yang didistribusikan ke seluruh ruangan, khusus untuk ruang

pengelola digunakan AC split, sementara untuk ruang servis

menggunakan exhaust fan.

(1) AC window, alat penyegar udara ruang berukuran kecil dengan

kapasitas 0,4-2,2 KW di mana 1 ton refrigerant (TR) = 1,25 KW.

(2) Alat penyegar udara kecil sering disebut indoor unit. Unit mesin

dapa dipasang dilantai, di dinding, dan langit-langit, unit lainnya

disebut outdoor unit yang dihubungkan dengan indorr, disebut

AC split dan AC multisplit.

(3) Mesin penyegar udara yang sedang, unit indoornya untuk

menyalurkan udara dingin ke tempat yang jauh dibantu dengan

ducting.

(4) Alat penyegar udara sentarl, suatu sistem penyegar udara untuk

mendinginkan udara pada ruangan yang besar, sehingga unit

memerlukan ruangan sendiri.

c) Akustik

Page 191: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

175

Untuk mencegah kebisingan dalam ruang digunakan bahan-bahan

akustik pada finishing lantai, dinding dan plafond. Bahan tersebut

berupa gypsum board, bahan kayu dan karpet. Selain itu

mencegah kebisingan dari luar dan dalam bangunan dengan

memanfaatkan pepohonan sebagai peredam.

h. Sistem Utilitas dan kelengkapan Bangunan

1) Sistem transportasi

Sebagai alat transportasi vertical digunakan alat transportasi berupa

tangga normal dan tangga darurat, ekskalator, serta disediakan lift

barang untuk mengangkut materi pustaka atau peralatan lainnya.

2) Sistem jaringan elektrikal

Sumber daya listrik pada bangunan ini berasal dari PLN yang

didistribusikan ke seluruh bangunan. Sebagai cadangan dipakai

sumber tenaga dari genset yang ditempatkan pada ruang mekanikal.

Genset akan berkerja secara otomatis apabila listrik padam dalam

waktu 5 detik. Genset untuk keadaan darurat yang dilengkapi dengan

system uninterrupted power supply (UPS) atau persediaan daya beba

gangguan terutama untuk melayani ruang-ruang di dalam bangunan

seperti ruang digital, multimedia, ruang control, kantor pengelola, dan

lain-lain. Hal ini dimaksudkan apabila listrik padam, 70% dari sirkuit

listrik bangunan tetap berfungsi.

3) Sistem jaringan telekomunikasi

a) Saluran telepon, diperlukan sistem panel-panel terminal telepon

melalui penggunaan PABX (Private Automatic Branch Exchange),

penggunaan terminal utama menuju titik-titik yang diperlukan

dengan menuju titik-titik yang diperlukan dengan mempersiapkan

panel distribusi saluran telepon dan kabel telepon dalam bangunan

b) Telepon umum untuk pengunjung perpustakaan.

Page 192: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

176

c) Sistem lain yang berhubungan dengan jaringan telepon, seperti

terminal computer lewat modern, faximili dan telex.

4) Sistem komputerisasi

Sistem Jaringan Komputerisasi yang digunakan adalah sistem

jaringan Lokal Area Network (LAN) yang merupakan suatu sistem

komunikasi data yang menghubungkan computer atau peralatan

komunikasi data dengan kecepatan transmisi yang tinggi.

5) Sistem pengadaan air bersih

Air bersih diperoleh dari PDAM yang kemudian ditampung dalam

reservoir bawah kemudian melalui pompa naik ke atas untuk

ditampung dalam reservoir atas kemudian disalurkan secara grafitasi

melalui pipa air besih yang ada dalam shaft plumbing ke unit-unit

yang membutuhkan.

6) Sistem pembuangan air kotor

a) Air hujan disalurkan melalui talang pipa langsung dibuang melalui

saluran terbuka dan tertutup kemudian diteruskan ke saluran roil

kota.

b) Air berlemak dari dapur, dibuang melewati bak peresapan untuk

membuang lemaknya, kemudian diteruskan ke roil kota.

c) Air Kotor dari lavatory disalurkan melalui pipa-pipa di atas plafond

yang diteruskan ke shaft vertical dan selanjutnya ke lantai dasar

untuk disalurkan ke bak penampungan, kemudian ke tempat

clorisasi dilanjutkan ke roil kota.

7) Sistem pembuangan disposal padat

Kotoran dari closet kamar mandi/WC disalurkan ke septic tank dan

peserapan, kemudian di angkut ke tempat pembuangan limbah

terakhir

8) Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran

a) Sistem pencegahan pasif

Page 193: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

177

(1) Tangga darurat :

Jarak tangga dari setiap titik efektif tanpa ruang sirkulasi

maksimal 25 m.

Lebar tangga minimal 120 cm.

Pintu kebakaran dengan lebar minimal 90cm dan indeks

tahan api 2-3 jam.

(2) Penerangan darurat :

Menggunakan sumber daya batrei

Adanya lampu indicator dan penerangan pada pintu keluar

tangga kebakaran dan kridor sebagai alat bantu evakuasi.

b) Sistem pencegahan aktif (Smoke detector)

(1) Alat deteksi asap pada ruang-ruang yang jarang dimasuki

seperti gudang sehingga dapat menanggulangi kebakaran

secara dini dan tidak ditempatkan pada ruang yang

kemungkinan terdapat asap seperti dapur.

(2) Alat deteksi panas

Dapat membedakan adanya suatu bahaya kebakaran dengan

kenaikan temperature. Panas pada ruang tertentu yang kurang

terawasi dapat dideteksi saat panasnya meningkat.

(3) Sprinkle

Alat akan menyemburkan air secara otomatis apabila katup

pengamannya pecah akibat meningkatnya suhu (60°-70°c)

dalam ruangan. Jarak antara sprinkler ± 5 m. untuk ruang

koleksi, sprinkle yang digunakan tidak menggunakan media air

karena akan merusak koleksi. Tetapi menggunakan gas asam-

arang (CO2), argon (Ar), atau high-expansion busa sehingga

tidak akan merusak koleksi apabila terjadi kebakaran.

(4) Fire hydrant

Page 194: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

178

Sebagai sumber pemadaman sementara menunggu

pemadaman kebakaran tiba di lokasi. Terdiri atas selang air

dengan panjang 25 m dan diletakkan pada area tiap lantai

dengan jarak 25-30 m.

(5) Tabung portable

Sifatnya independent, berisi pemadaman aktif CO2,

ditempatkan pada daerah-daerah yang mudah dijangkau

misalnya tangga.

(6) Pemadam Api dengan kabut dan bahan kimia

Pemadaman api dengan kabut dan bahan kimia untuk

menghindari kerusakan bahan-bahan bangunan yang mudah

terbakar, maka perlu dipergunakan pemadaman kebakaran

dengan kabut kimia, yaitu bahan kimia kering (Power dry

chemical), untuk menghindari kerusakan bahan-bahan koleksi

dan perlengkapan bangunan yang mudah terbakar ditempatkan

pada ruang koleksi dan ruang baca.

9) Sistem pembuangan sampah

a) Secara horizontal sampah dikumpulkan dari tiap-tiap unit dan

selanjutnya diangkut dengan mobil sampah dan di buang ke

tempat pembuangan akhir.

b) Secara vertical sampah dibuang melalui shaft sampah dari tiap

lantai. Sampah ditampung pada bak sampah di lantai dasar

bangunan, kemudian diangkut mobil sampah.

10) Sistem penangkal petir

Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sangkar faraday.

Sistem ini merupakan pengembangan sistem tongkat Franklin

dengan menambahkan Konduktor horizontal. Pada prinsipnya

seperti faraday tetapi dibuat memanjang atau berbentuk sangkar

sehingga jangkauan lebih luas. Sistem ini dipakai pada bangunan

Page 195: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

179

yang punya atap luas. Dalam satu bangunan menggunakan lebih

dari 4 spit sebagai penangkal petir.

11) Sistem keamanan

Penjegahan terhadap kriminalitas dalam bangunan dilakukan

dengan menyediakan fasilitas pengamatan dan pencegahan:

a) Meletakan lubang ventilasi yang sukar dijangkau.

b) Menerapkan sistem perencanaan satu pintu keluar masuk, pintu

lain digunakan untuk staf dan bongkar muat barang.

c) Menempatkan alarm system dan alat pendeteksi dekat dengan

meja sirkulasi, di mana jika buku keluar melewati alat ini tanpa

ada catatanya di computer, maka akan mengaktifkan alarm.

(Thompson godfrey, 1976)

d) Sistem CCTV, untuk memonitor segala penjuru bangunan yang

diperkirakan dapat menjadi tempat terjadinya kriminalitas seperti

pencurian dan sebagainya. Peralatan yang diperlukan adalah

kamera, monitor televise, kabel koaksial, timelaps video records,

dan ruangan security.

e) Sistem alarm, yang diaktifkan pada waktu-waktu tertentu untuk

melindungi barang dan dokumen berharga yang mungkin

disimpan atau dipamerkan dalam gedung.

f) Satuan pengamanan (Satpam) yang bertugas 24 jam serta

menggunakan petugas perpustakaan dalam mengawasi lalu

lintas koleksi dan penunjang.

Page 196: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

180

BAB V

KESIMPULAN

C. Kesimpulan

a. Kawasan yang mendukung pengadaan bangunan perpustakaan

dan pusat informasi yaitu kawasan riset dan pendidikan terpadu dan

berada pada daerah yang diperuntukkan sebagai daerah pelayanan

social.

b. Tapak yang sesuai untuk pengadaan bangunan ini yaitu tapak yang

memiliki struktur tanah yang relative datar dan tidak berkontur, dan

terletak di lokasi yang strategis dan mudah dicapai.

c. Perencanaan tata ruang luar pada bangunan diharapakan mampu

mendukung aktivitas dalam bangunan menambah daya tarik bagi

pengunjung, mendukung penampilan bangunan, pengarah dalam

mempertegas sirkulasi jalan, penyaring terhadap sinar matahari dan

pemantul cahaya ke dalam bangunan serta menjadi pelindung,

peneduh, mereduksi suara, polusi udara dan debu dari kendaraan di

sekitar tapak.

d. Sistem pencahayaan pada bangunan menggunakan sistem

pencahayaan alami dan pencahayaan buatan, begitupun dengan

sistem penghawaannya menggunakan sistem penghawaan alami

dan penghawaan buatan.

e. Aliran listirk pada bangunan perpustakaan dan pusat informasi

bersumber dari PLN sebagai sumber utama dan genset sebagai

sumber cadangan.

f. Bangunan perpustakaan dan pusat informasi menggunakan sarana

komunikasi intercom sound system, telepon, dan email.

g. Sistem jaringan air bersih dan air kotor pada bangunan

direncanakan sedemikian rupa guna penyaluran yang efektif.

Page 197: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

181

h. Sistem sirkulasi pada bangunan dibedakan atas dua, yaitu sirkulasi

horizontal (koridor, selasar, hall, dan pedestrian) dan sirkulasi

vertical berupa tangga dan lift.

i. Sistem pencegahan kebakaran pada bangunan menggunakan

sistem pencegahan pasif dan aktif.

j. Sistem penangkal petir yang digunakan dalam perencanaan

bangunan yaitu sistem penangkal petir tongkat franklin.

k. Sistem pembuangan sampah pada bangunan dibedakan atas dua,

yaitu pembuangan sampah kering dan pembuangan sampah basah.

Page 198: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

66

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Dexa, 2013. Penataan Ruangan di Perpustakaan Umum Kota Solok,

Journal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 1 No. 2 Maret

2013, Seri A.

Arian, Ayu Septi, 2012. Pengelolaan Perpustakaan Sekola di Sekolah Dasar Negeri

Mangkukusuman I Kota Tegal, Indonesian Journal of Curriculum and

Educational Technology Studies,

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp

Asemi, Asefeh, Zahra Kazempour, Hasan Ashrafi Rizi, 2010. “Using LibQUAL+TM

to improve services to libraries: A report on academic libraries of Iran

experience” Journal: The Electronic Library , vol. 28, no. 4, pp. 568-579,

2010

Berger dan Smith, 2008. “The Role of Historically Black Colleges and Universities

in Faculty Diversity” African Journal of Marketing Management Vol. 1(1)

pp. 001-009 April, 2008. Available online

http://www.academicjournals.org/ajmm ©2008 Academic Journals

Bustari, Meilina, Dkk, 2009. Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Bagi

Guru-Guru Sekolah Dasar di Lingkungan UPT PPD Kecamatan Berbah

Sleman

Darmono, 2007. Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar,

Jurnal Perpustakaan Universitas Negeri Malang, Tahun 1 Nomor 1, April

2007

F. Rahayuningsih, 2008. Pengelolaan Perpustakaan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Page 199: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

67

Fahimeh Babalhavaeji, Alireza Isfandyari-Moghaddam, Seyed Vahid Aqili, Ali

Shakooii, 2010. “Quality assessment of academic libraries' performance

with a special reference to information technology-based services:

Suggesting an evaluation checklist” Journal: The Electronic Library , vol.

28, no. 4, pp. 592-621, 2010

Ishak, 2008. Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi, Jurnal

Study Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4 No. 2, Desember 2008

Mehrjerdi, Yahia Zare, Hossein Sayyadi Toranlo, Reza Jamali, 2009. “Measuring

academic libraries service quality in fuzzy environment” Journal:

Performance Measurement and Metrics , vol. 10, no. 2, pp. 94-115, 2009

Mempersiapkan Bekal Menuju Perpustakaan Sekolah Ideal,

http://perpustakaan.teratama.com/?p=194

Moleong, Lexy, 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 13. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Nadiri, Halil, Seyed Muhammad Ali Mayboudi, 2010. “Diagnosing university

students' zone of tolerance from university library services” Malaysian

Journal of Library & Information Science, Vol.15, no.1, April 2010: 1-21

Nusantari, Anita, 2012. Strategi Pengembangan Perpustakaan, Jakarta : Prestasi

Pustaka Publisher.

Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO, Available online

http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm

Prasetyo, P. Eko, Hari Muliadi, 2008. Pengaruh Disiplin Siswa dan Fasilitas

Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi,

Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol. 3 No. 2 Juli, Tahun 2008.

Page 200: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

68

Prastowo, Andi, 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional, Yogyakarta

: DIVA Press

Purwono, Sri Suharmini, 2009. Perpustakaan dan Kepustakawanan Indonesia,

Jakarta : Universtas Terbuka

Rahardja, Setya, 2008. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pengelolaan

Perpustakaan dan Pembinaan Minat Baca Siswa di Sekolah Dasar,

Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan FIP UNY, 2008.

Rano, Kelaus, 2012. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah oleh Siswa pada Mata

Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Bonti, Mahasiswa Pendidikan

Sosiologi, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2012.

Rowley, Jennifer, 2008. “Making sense of the quality maze: perspectives for

public and academic libraries” Journal: Library Management , vol. 26, no.

8/9, pp. 508-518, 2008

Saleh, Abdurahman, Rita Komalasari, 2010. Manajemen Perpustakaan, Jakarta :

Universitas Terbuka.

Santoso, Hari, 2009. Promosi Sebagai Media Pemberdayaan Perpustakaan

Sekolah, Perpustakaan Universitas Negeri Malang, Jurnal Perpustakaan

Sekolah Tahun 1, Nomor 1 – April 2007

Saputra, RM Chandra Deni, 2013. Persepsi Guru dalam Pengelolaan

Perpustakaan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Tulungagung

Subrata, Gatot, S.Kom. 2009. Automasi Perpustakaan, Jurnal Pustakawan

Perpustakaan UM, Oktober 2009

Sugiyono, Prof. Dr. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, Bandung : Penerbit Alfabeta

Page 201: PERPUSTAKAAN DAN PUSAT INFORMASI DENGAN …

69

Sulistyo, Basuki, 2009. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas

Terbuka.

Surialaga, Tjetjep S, 2008. Kompetensi Sumber Daya Perpustakaan Pertanian,

Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17 Nomor 1 2008

Suryantini, Heryanti, 2007. Efektivitas Pola Pembinaan Sumberdaya

Perpustakaan, Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 16 Nomor 1, 2007.

Sutama, M.Pd., Prof. Dr., 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Kartasura :

Penerbit Fairuz Media

Widiasa, I Ketut, 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah, Journal Perpustakaan

Sekolah Tahun I Nomor 1 – April 2007, Perpustakaan Universitas Negeri

Malang.

Yektiningsih, Sri Endang, 2008. Peranan Pustakawan dalam Mewujudkan Kinerja

Perpustakaan di Perpustakaan PPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta

Yudi, Teguh, 2009. Peran Perpustakaan Sekolah dalam Mencetak Siswa

Berprestasi, Jurnal Pustakawan Perpustakaan Universitas Negeri Malang