Upload
vukiet
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
PERSPEKTIF DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS
Pendahuluan
Para mahasiswa sekalian, pada materi pengayaan unit 1 Anda akan
memperdalam pemahaman tentang perspektif dan tujua IPS. Untuk itu anda akan
lebih banyak berlatih memberikan contoh-contoh dari perspektif dan tujuan IPS,
hal ini dimaksudkan supaya Anda benar-benar paham tentang topik yang
mendasar dalam mata kuliah ini.
UNIT 1
Komptensi yang diharapkan setelah Anda mempelajari materi ini
ialah
1. Mampu memberikan minimal tiga contoh perspektif dalam
Pendidikan IPS.
2. Mampu mengaplikasikan tujuan IPS ke dalam rumusan tujuan
pembelajaran/ indikator dalam RPP
2
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Uraian Materi
Perspektif Pendidikan IPS
Anda Sudah membaca perspektif Pendidikan IPS di unit 1 modul utama.
Tentu Anda masih ingat Barr dan teman-temannya merumuskan tiga perspektif
tradisi utama dalam IPS. Ketiga tradisi utama tersebut digambarkan dalam bagan
di bawah ini.
Bagan 1 : Perspektif Pendidikan IPS
Di bawah ini penulis akan memberikan contoh-contoh aplikasi perspektif
Pendidikan IPS, sebagai barikut:
1. Contoh Pendidikan IPS Sebagai Pewarisan Nilai-Nilai Kewarganegaraan
Pendidikan IPS sebagai transmisi nilai-nilai kewarganegaraan IPS tujuan
utamanya adalah mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik.
Nilai dan budaya bangsa akan dijadikan landasan untuk pengembangan
bangsanya.
Di bawah ini adalah adalah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) mata pelajaran IPS Kelas IV Semester 2. Perhatikan oleh Anda !
Manakah KD yang berkaitan langsung dengan IPS sebagai pewarisan nilai-
Sub Unit 1.1
3
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
nilai kewarganegaraan ? Tentu Anda akan dengan mudah menjawabnya,
karena KD yang berhubungan dengan hal itu adalah KD yang berbunyi
“Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya”.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami sejarah,
kenampakan alam, dan
keragaman suku
bangsa di lingkungan
kabupaten/kota dan
provinsi
• Membaca peta lingkungan setempat
(kabupaten/kota, provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana
• Mendeskripsikan kenampakan alam di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta
hubungannya dengan keragaman sosial dan
budaya
• Menunjukkan jenis dan persebaran sumber
daya alam serta pemanfaatannya untuk
kegiatan ekonomi di lingkungan setempat
• Menghargai keragaman suku bangsa dan
budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)
• Menghargai berbagai peninggalan sejarah di
lingkungan setempat (kabupaten/kota,
provinsi) dan menjaga kelestariannya
• Meneladani kepahlawanan dan patriotisme
tokoh-tokoh di lingkungannya
Bagan 3 : Standar Komptensi dan Komptensi Dasar IPS Kelas IV SM II
Perhatikan pula SK dan KD untuk kelas V semester II untuk mata
pelajaran IPS SD di bawah ini ! Silakan identifikasi oleh Anda ! KD mana
yang berkaitan dengan IPS sebagai pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan ?
Tentu jawabnya adalah KD yang berkaitan dengan hal tersebut untuk kelas V
semester II adalah seluruh KD pada semester tersebut.
4
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Menghargai peranan
tokoh pejuang dan
masyarakat dalam
mempersiapkan dan
mempertahankaan
kemerdekaan
Indonesia
• Mendeskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang
• Menghargai jasa dan peranan tokoh
perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
• Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam
memproklamasikan kemerdekaan
• Menghargai perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan kemerdekaan
Bagan 4: Standar Komptensi dan Komptensi Dasar Kelas V Semester II
Bila kita perhatikan salah satu perspektif IPS sebagai transmisi nilai-nilai
kewarganegaraan sudah termuat dalam kurikulim IPS SD. Perspektif ini tentu
sangat dekat dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan , hal ini
dapat kita maklumi bahwa IPS di Negara kita banyak mengadopsi IPS (Social
Studies) dari Amerika. Di Amerika Serikat tidak ada label mata pelajaran Civic
Education (PKn) , tetapi materi Pendidikan Kewarganegaraan dimasukan
dalam IPS, jadi bisa dikatakan IPS adalah PKn atau PKn adalah IPS.
Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam transmisi nilai-
nilai kewarganegaraan adalah nilai “Patriotisme”.Kurangnya semangat
patriotism generasi muda tercermin dari kurangnya pemahaman tentang sejarah
perjuangan bangsanya. Contoh di bawah ini merupakan fenomena patriotisme
yang memprihatinkan di negara kita.
“Bercermin Dari Keteladanan dan Patriotisme Pejuang Bangsa Pada
Peristiwa 29 Juli 1947”
5
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Ada apa
dengan peristiwa 29
Juli 1947 bagi
Bangsa dan Negara
Indonesia ? Banyak
yang tidak tahu
diantara generasi
muda mengenai
peristiwa penting
pada tanggal tersebut. Seperti pada tanggal tersebut ada dua peristiwa sejarah
yang terlupakan oleh Bangsa Indonesia yang telah dilakukan para pejuang yang
sekaligus Perintis terbentuknya TNI Angkatan Udara.
Pertama, peristiwa serangan udara yang dilakukan para Prajurit TNI
Angkatan Udara yang melakukan pengeboman di markas militer Belanda di
Semarang, Salatiga dan Ambarawa pada pagi buta. Pelakunya para Kadet
Penerbang Sekolah Penerbang Maguwo, Yogyakarta yang didirikan pada
tanggal 15 Noveber 1945 oleh Komodor Muda Udara A. Adisutjipto dan
kawan, yaitu Kadet Penerbang Mulyono, Kadet Penerbang Sutardjo Sigit dan
Kadet Penerbang Suharnoko Harbani dengan menggunakan sebuah pesawat
Guntei dan dua buah pesawat Cureng. Serangan udara ini merupakan balasan
atas agresi militer yang dilakukan Belanda. Serangan pengeboman ini oleh para
pelaku disebut sebagai “Gerilya Udara”.
Walaupun hasilnya secara fisik tidak menimbulkan kerusakan yang berat bagi
pihak Belanda tetapi secara politis gaungnya sampai dunia internasional yang
menunjukan tentang kedaulatan Republik Indonesia yang telah memiliki
Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara yang berjuang dalam menegakkan
dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
cengkraman penjajahan babak kedua oleh Belanda. Peristiwa pengeboman ini
merupakan serangan udara yang pertama kalinya dilakukan pejuang udara.
Kedua, peristiwa gugurnya para pejuang dan petinggi TNI Angkatan
Udara yang merupakan perintis dan pendiri TNI Angkatan Udara pada sore
6
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
harinya yang sedang melakukan tugas kemanusiaan membawa bantuan berupa
obat-obatan dari Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia. Para
perintis TNI Angkatan Udara yang gugur dalam peristiwa tersebut yaitu,
Komodor Muda Udara A. Adisutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman
Saleh dan Adi Sumarmo. Pesawat Dakota yang disewa dari perusahaan
penerbangan India dengan kode VT-CLA yang ditumpanginya jatuh ditembak
pesawat tempur Belanda saat akan mendarat di pangkalan udara Maguwo,
Yogyakarta.
Keteladanan, Bagaimana para prajurit angkatan udara bisa membangun
kekuatan udara.
Semua itu karena dilandasi jiwa dan semangat patriotisme demi tegaknya
kedaulatan NKRI. Pesawat-pesawat rusak - yang boleh dikatakan sudah
menjadi rongsongan besi tua - dari bekas penjajahan Jepang dengan tekad
membara memperbaikinya sampai bisa terbang kembali, sehingga menjadi alat
utama sistem senjata udara TNI AU serta digunakan untuk latihan terbang bagi
para kadet penerbang Sekolah Penerbang Maguwo. Semua yang dilakukan
tidak menunggu atau mengharap anggaran dari pemerintah karena memang
saat itu pemerintah belum punya uang. Jangankan untuk membeli pesawat
terbang, untuk mempersenjatai para pejuang saja belum sanggup. Modal utama
yang dimiliki pejuang udara hanyalah sikap dan mental patriotisme dan
profesionalisme.
Pengorbanan, keistimewaan terbesar para pahlawan adalah pada hal ini,
pengorbanan. Tentu kita ingat betapa banyaknya pertempuran yang telah terjadi
dan memakan korban jiwa yang besar
demi kemerdekaan bangsa dan negara
kita ini. Seorang pahlawan dapat
mengesampingkan ego, kepentingan
pribadinya sendiri demi kepentingan
banyak orang di bawah naungan Garuda.
Hal ini tentu patut kita teladani dalam
kehidupan kita sehari-hari dalam
7
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
mengisi kemerdekaan negeri ini.
Kejujuran, suatu bentuk kepahlawanan yang lain adalah kejujuran, yang
banyak dianggap sepele namun memiliki arti yang sungguh besar bagi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pahlawan adalah manusia yang jujur,
jujur pada dirinya sendiri dan jujur pada khayalak umum. Jujur pada diri
sendiri dalam arti bahwa ia akan membela bangsanya dengan cara apapun
sesuai dengan kemampuannya. Generasi muda seharusnyalah memiliki aspek
ini, suatu aspek yang dibutuhkan setiap umat manusia.
Peduli lingkungan, lingkungan berpengaruh besar terhadap kepribadian
seseorang, tak terkecuali bagi para pahlawan. Secara sosial, pahlawan adalah
orang yang berwawasan luas dan global, bertindak secara nyata dalam
memperbaiki lingkungannya serta selalu ingin memberi yang terbaik bagi
masyarakat sekitarnya. Hal ini patut dimiliki generasi muda karena dengan
kepedulian tentu lingkungan di sekitar kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sebagai mahasiswa, mungkin kita dapat memulainya dari hal-hal kecil seperti
peduli pada lingkungan di sekitar kampus atau universitas kita tercinta ini.
Dengan begitu semangat patriotisme dan nasionalisme akan tumbuh membawa
benih-benih cinta tanah air.
2. Contoh IPS Sebagai Ilmu Sosial
Perspektif yang kedua dari IPS ialah ”IPS sebagai Ilmu Sosial”, Anda
tentunya masih ingat ketika Ilmu Pengetahuan Sosial diajarkan sebagai
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, terdapat dua pemahaman tentang persfektif,
yaitu:
Pertama : IPS diajarkan sebagai Ilmu-ilmu Sosial secara terpisah (separated
approach)
Kedua: IPS diajarkan sebagai ilmu –ilmu sosial secara terpadu (integrated
approach)
8
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Bagan 2 : IPS Sebagai Ilmu Sosial
IPS Diajarkan Sebagai Ilmu Sosial Secara Terpisah
Ketika Anda mengajarkan topik tentang uang dengan hanya membahas
dari sudut ilmu ekonomi saja, maka anda sedang memperlakukan IPS sebagai
ilmu social secara terpisah. Ketika IPS diajarkan sebagai ilmu sosial secara
terpisah atau pendekatan dengan suatu ilmu sering disebut dengan pendekatan
monodisipliner. Sementara pendekatan dengan banyak ilmu lajim di sebut
pendekatan interdisipliner/ multidisipliner. Pemecahan masalah dalam IPS
tidak memungkinkan menggunakan pendekatan monodipliner atau ilmu social
secara terpisah, karena masalahnya tidak hanya berkaitan dengan satu ilmu
saja,tetapi dengan pendekatan interdisipliner atau multidisipliner karena
masalahnya menyangkut banyak ilmu. Ciri pokok atau kata kunci dari
pendekatan monodisipliner adalah mono (satu ilmu) atau satunya itu.
IPS Diajarkan Sebagai Ilmu Sosial Secara Terpadu
Ketika topik tentang uang Anda ajarkan di kelas tidak hanya dengan
menggunakan ilmu ekonomi, tetapi juga dengan ilmu lainya seperti sosiologi,
antropologi, politik, matematika, dan lainnya, maka Anda mengajarkan IPS
secara terpadu. Ada beberapa macam model penggunaan IPS secara terpadu
dengan menggabungkan beberapa disiplin ilmu,
9
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Apabila dirinci berdasarkan karakteristiknya pendekatan interdisipliner
ini dapat dibagi ke dalam 4 jenis pendekatan, yaitu pendekatan interdisipliner
(arti sempit), pendekatan multidisipliner (arti sempit) pendekatan
transdisipliner, dan pendekatan krosdisipliner. Maksud dari ke empat
pendekatan tersebut, dapat dilihat di bawah ini. Perhatikan penjelasan di bawah
ini !
1. Pendekatan Interdisipliner
Pendekatan Interdisipliner (interdisciplinary approach) ialah
pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan
berbagai sudut pandang ilmu serumpun yag relevan secara terpadu. Di
maksud dengan ilmu serumpun ialah ilmu-ilmu yag berada dalam rumpun
ilmu tertentu, yaitu rumpun Ilmu-Ilmu kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu
Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) secarac alternatif. Ilmu
yang relevan maksudnya ilmu-ilmu yang cocok di gunakan dalam
pemecahan suatu masalah.
Adapun terpadu maksudnya ilmu ilmu yang digunakan dalam
pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini terjalin satu sama lain
secara tersirat (implicit) merupakan suatu kebulatan atau kesatuan
pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap sub-sub uraiannya kalau
pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-sub uraian. Ciri pokok atau kata
kunci dari pendekatan indisipliner ini adalah inter (terpaduantar ilmu dalam
rumpun ilmu yang sama) atau terpadunya itu.
2. Pendekatan Multidisipliner
Pendekatan Multidisipliner (multidisciplinary approach) ialah
pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan
Pendekatan pemecahan masalah IPS yang menggunakan dua ilmu atau lebih secara umum atau arti luas di sebut juga dengan pendekatan interdisipliner atau pendekatan multidisipliner yang sering pula ditulis pendekatan interdisipliner/multidisipliner.
10
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Ilmu ilmu yang
relevandi gunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun
Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) secara
alternatif.
Penggunaan ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu masalah melaelui
pendekatan ini denga tegas tersurat (explicit) dikemukakan dalam suatu
pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap urain sub sub uraiannya bila
pembahasan atau uraian itu terdiri ats sub-sub uraian. Di sertai
kontribusinya masing masing secara tegas bagi pencarian jalan keluar daru
masalah yang di hadapi. Ciri poko atau kata kunci dari pendekatan
multidisipliner ini adalah multi (bamyak ilmu dalam rumpun ilmu yang
sama) atau banyaknya itu.
3. Pendekatan Transdisipliner
Pendekatan Transdisipliner (transdisciplinary approach) ialah
pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan
ilmu yang relatif di kuasai dan relevan dengan masalah yang akan di
pecahkan tetapi berada di luar keahlian sebagai hasil pendidikan formal
(formal education) dari orang yang memecahkan masalah tersebut. Ilmu
yang berada di luar keahlian yang akan di gunakan olehseseorang itu bisa
satu atau lebih ilmu.
Namun, biasanya untuk keperluan kedalaman pembahasan orang itu
hanya menggunakan satu ilmu saja di luar keahliannya itu. Ilmu yang
relevan di gunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK),rumpun
Ilmu Ilmu sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) secara
alternatif. Penggunaan ilmu atau ilmu ilmu dalam pemecahan suatu masalah
melalui pendekata ini bisa secara tersirat atau tersurat, tetapi akan lebih baik
dan biasasnya memang tersurat. Hal itu di lakukan unutuk menunjukan
pertanggungjawaban keilmuan orang tersebut. Pendekatan ini dahulu kurang
diterima karena di anggap melanggar etika keilmuanoleh para ahli ilmu
terutama oleh mereka yang ilmunya di gunakan oleh orang yang bukan
ahlinya itu.
11
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Akan tetapi, dewasa ini hal tersebut dimungkinkan karena pasatnya
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) lagi pula
kompleksnya permasalaha yang pada umumnya sulit dipecahkan oleh hanya
dengan pendekatan satu ilmu (pendekatan monodisipliner ) saja. Bahkan
saat hal yang diterima baik oleh kalangan ilmuan termasuk oleh ilmuan
ahlinya asalkan dalam pemecahan suatu masalah itu menunjukan kualitas
dan kebenaran yang memadai.
Dengan demikian, seseorang meggunakan pendekatan transdisipliner
harus pula di penuhi syarat sebagai berikut :
a) Menggunakan ilmu di luar ilmu keahlian utamanya, biasanya dalam
memecahkan suatu masalah menggunakan satu ilmu di luar ilmu
keahliannya itu.
b) Ilmu yang digunakan barada dalam rumpun ilmu yang sama denga ilmu
keahlian utamanya.
c) Memahami dengan baik ilmu yang digunakan di luar keahlian ilmu
utamanya itu.
d) Menunjukan hasil dengan kualitas dan kebenaran yang memadai.
Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan transdisipliner adalah
trans (lintas ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau melintasnya itu.
4. Pendekatan Krosdisipliner.
Pendekatan Krosdisipliner (crossdisiplinary approach) ialah
pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dalam IPS dengan
menggunakan tinjaun dua atau lebih ilmu dalam dua atau lebih rumpun ilmu
yang relevan. Ilmu-ilmu yang relevan digunakan barada dalam dua atau
lebih rumpun ilmu itu bisa antara rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK) dan
rumpum Ilmu Ilmu Sosial (IIS), rumpum Ilmu Ilmu Kealaman (IIK) dan
rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS) dan
rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), atau sekaligus menyangkut ketiga rumpun
ilmu tersebut, yaitu rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu
Sosial (IIS), dan rumpum Ilmu Ilmu Budaya (IIB).
12
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
3. Contoh IPS Sebagai Reflective Inquiry
IPS sebagai cara berpikir reflektif (reflective inquiry), karena itu IPS
menekankan pada penyelidikan (Inquiry) terhadap suatu masalah. Dalam
Reflective Inquiry, penekanan yang terpenting adalah bagaimana kita
memberikan motivasi agar siswa dapat berpikir. Guru membantu siswa untuk
menggunakan pikirannya secara logis dan mengadakan penelitian secara ilmiah
untuk mendapatkan jawaban atas issu-issu, pertanyaan-pertanyaan, atau
masalah-masalah yang diajukan. Cara yang dapat digunakan dalam
memecahkan masalah secara ilmiah adalah metode inquiri (Inquiry Method).
Anda bisa memberikan kasus, masalah atau pertanyaan, contohnya
:kemacetan lalu lintas.
1. Apakah siswa merasakan ada masalah dengan hal tersebut ?
2. Mintalah siswa dan guru
merumuskan masalah, misalnya
: a. Bagaimana membatasi
penggunaan kendaraan
bermotor ? atau b. Bagaimana
menyediakan sarana angkutan
umum yang nyaman, aman, dan
murah?
3. Mintalah siswa untuk membuat jawaban sementara atas pertanyaan
tersebut di atas.
4. Mintalah siswa untuk mengumpulkan data /informasi yang berkaitan
dengan
masalah
tersebut, bisa
dari Koran,
majalah,
buku, internet,
dan lain-lain.
Kemudian
Reflective Inquiry
Reflection ... "a thinking process through which
individuals examine their experiences to better understand
the assumptions and implications of events and actions in
their lives." ~ Wallace, 1996, pp. 16-17
Inquiry ... a close examination of a matter for
information or truth
~ Webster's II New College Dictionary
13
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
cocokan jawaban sementara di atas setelah data-data terkumpul , sesi ini
bisa disebut juga menguji atas jawaban sementara (hipotesa).
5. Siswa bersama-sama membuat kesimpulan dan rekomendasi.
Dengan mengunakan metode ini suatu masalah yang semula masih
kabur atau samar-samar menjadi jelas. Dalam cara kerjanya metode ini
menawarkan dan menempuh tahapan tertentu dalam memecahkan masalah.
Hal ini harus kita biasakan kepada anak didik untuk berpikir memecahkan
masalah.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan citizenship transmission dalam perspektif
IPS !
2. Jelaskan perspektif IPS sebagai reflective inquiry !
Rambu-Rambu Jawaban Latihan
Untuk menjawab latihan tersebut di atas , Anda harus membaca dan
memahami unit 1 sub unit 1 dengan cermat. Pemahaman Anda akan materi
tersebut di atas akan memberikan dasar yang kuat untuk dapat mengembangkan
pembelajaran pengetahuan.
1. IPS sebagai pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan tujuan utamanya adalah
mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik. social secara
terpadu menekankan kepada masalah-masalah social yang hidup dalam
lingkungan anak.
2. IPS diajarkan sebagai reflective inquiry, maka penekanan yang terpenting
adalah bagaimana kita memberikan motivasi agar siswa dapat berpikir. Guru
14
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
membantu siswa untuk menggunakan pikirannya secara logis dan mengadakan
penelitian secara ilmiah untuk mendapatkan jawaban atas issu-issu,
pertanyaan-pertanyaan, atau masalah-masalah yang diajukan. Guru tidak
mengajar siswa untuk menghapalkan issu atau masalah tersebut, tetapi
mengevaluasi bahan-bahan tersebut secara kritis.
RANGKUMAN
Barr dan teman-temannya (Nelson, 1987; Chapin dan Messick,1996)
merumuskan tiga perspektif tradisi utama dalam IPS. Ketiga tradisi utama
tersebut ialah:
1. IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship
transmission).
2. IPS diajarkan sebagai ilmu-ilmu sosial.
3. IPS diajarkan sebagai reflektif inquiry (reflective inquiry).
15
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Tujuan Pendidikan IPS
Uraian Materi
Sebagai guru yang sudah lama mengajar Anda tentu sudah paham bahwa
tujuan pembelajaran mencakup aspek kognitif, afketif, dan psikomotor. Namun
seringkali kita mengajar hanya menekankan pada aspek kognitif saja. Pendidikan
IPS memiliki tujuan yang lengkap, oleh karena itu kita harus menggunakan
seluruh ranah tujuan tersebut, yaitu :
Tujuan Kognitif dalam IPS
Pengetahuan yang diperlukan oleh siswa dalam IPS ialah , seperti
tergambar dalam bagan berikut : Fakta, konsep-konsep, generalisasi, dan teori dari
berbagai disiplin ilmu dapat dijadikan bahan untuk mengkaji sutau topik
persoalan. Oleh karena itu di dalam IPS para guru harus mampu menyajikan
dengan gamblang konsep ataupun informasi tersebut ke dalam susunan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Jika kita menginginkan anak didik kita
menjadi pemikir dan pengambil keputusan yang baik, maka kita harus
membiasakan mereka dengan ketelitian, kejelasan, dan bahasa yang baik. Kita
harus mendorong mereka untuk kritis, banyak membaca baik itu dari media cetak
maupun maupun media elektronik, terbiasa menulis essay, dan kritis terhadap
penomena-penomena sosial. Kesadaran akan pentingnya hubungan antara bahan
IPS (social studies content), ketrampilan, dan konteks pembelajaran (learning
contexs) dapat membatu kita untuk mengembangkan suatu IPS yang kuat kadar
inquiri sosialnya.
Tujuan Ketrampilan dalam IPS
Anda sudah memahami beberapa ketrampilan yang hendak dicapai dalam
IPS, seperti
1. Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data.
Sub Unit 1.2
16
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
2. Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita.
3. Ketrampilan menyusun pengetahuan baru.
4. Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok.
Di samping keterampilan di atas perlu juga ditambahkan ketrampilan
sebagai berikut :
KETERAMPILAN (SKILLS) Dalam IPS
APENELITIAN (RESEARCH)
A BERPIKIR (THINKING SKILLS)
A PARTISIPASI SOSIAL (SOCIAL PARTICIPATION SKILLS)
A BERKOMUNIKASI (COMMUNICATION SKILLS)
17
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
Tujuan Afektif dalam IPS
NILAI DAN SIKAP (VALUES & ATTITUDES)
ANILAI DALAM MASYARAKAT PLURALIS (PLURALIST SOCIETY, MOZAIC SOCIETY, ) -BHINNEKA TUNGGAL IKA
A PROSEDURAL VALUES (KEMERDEKAAN, TOLERANSI, KEADILAN, MENGHORMATI KEBENARAN, MENGHORMATI PENDAPAT)
A SUBSTANTIVE VALUES (NILAI YANG DIYAKINI SISWA/KELOMPOK MASYARAKAT )
LATIHAN
Jelaskan aspek-apek pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap dari pelajaran IPS !
Panduan Jawaban
Aspek pengetahuan Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan fakta,
konsep, generalisasi, dan teori.
Aspek ketrampilan: Ketrampilan yang perlu dikembangkan dalam
pendidikan IPS mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data;
2) Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita/komunikasi;
3) Ketrampilan menyusun pengetahuan baru;
4) Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok/partisipasi sosial.
Aspek Nilai dan sikap: Dalam hubungannya dengan nilai dalam pendidikan
IPS, seorang guru harus mendorong anak memiliki nilai pluarisme,
multikulturalisme.
RANGKUMAN
IPS bertujuan supaya memiliki pengetahuan ,nilai – sikap, dan ketrampilan
tentang hal-hal dunia luar yang luas dan juga tentang dunia lingkungannya yang
18
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
sempit. Siswa perlu memahami hal-hal berkaitan dengan individunya,
lingkungannya, masa lalu, masa kini, dan masa datang.
TEST FORMATIF
1. IPS sebagai pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan tujuan utamanya adalah
mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik. Salah satu
contohnya adalah:
a. siswa diajari untuk dapat membuat keputusan dan tindakan yang rasional.
b. bagaimana kita memberikan motivasi agar siswa dapat berpikir.
c. Indonesia mencita-citakan anak-anak bangsanya menghormati budayanya,
d. kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan
2. IPS diajarkan sebagai Ilmu-ilmu Sosial secara terpisah (separated approach),
artinya:
a. IPS diajarkan sebagai ilmu-ilmu sosial adalah mendidik anak untuk
memahami ilmu-ilmu sosial.
b. Dalam IPS suatu topik yang berangkat dari suatu persoalan, issu, atau
pertanyaan yang bersifat sosial
c. IPS sebagai pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan
d. IPS mampu menggunakan keterampilan berpikir baik secara individu
maupun kelompok
3. Ketika IPS diajarkan sebagai reflective inquiry, maka penekanan yang
terpenting adalah:
a. mengembangkan seluruh potensi siswa baik pengetahuan, fisik, sosial, dan
emosinya
b. memiliki kemapuan membaca dan matematika yang baik, serta memiliki
ketrampilan
c. bagaimana kita memberikan motivasi agar siswa dapat berpikir.
d. bagaimana siswa mengangkat suatu topik yang berangkat dari suatu
persoalan, issu, atau pertanyaan yang bersifat sosial.
19
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
4. Ketrampilan untuk mengembangkan kemampuan siswa membaca, meneliti,
mencari informasi, dan menggunakan bahasa dan metode ilmu-ilmu sosial ,
termasuk :
a. Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita.
b. Ketrampilan menyusun pengetahuan baru.
c. Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok.
d. Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data.
5. IPS harus dirancang untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa
mengkoseptualisasi informasi-informasi yang tidak familiar dengan dirinya, hal
ini termasuk :
a. Ketrampilan menyampaikan gagasan, argumen, dan cerita.
b. Ketrampilan menyusun pengetahuan baru.
c. Ketrampilan berpartisipasi di dalam kelompok.
d. Ketrampilan mendapatkan dan mengolah data
GLOSARIUM
Citizenship Transmission : pewarisan nilai-nilai kewarganegaraan dengan
tujuan utamanya untuk mempersiapkan anak
didik menjadi warga negara yang baik.
Dimensi : ukuran; takaran; matra.
Perspektif : sudut pandang; harapan baik untuk masa depan.
20
Suplemen Bahan Ajar: Pengembangan Pendidikan IPS
DAFTAR PUSTAKA
Alter, G. (1994). Global perspective in a new world. Social Studies & the Young
Learner, 6 (4), 2-3.
Anderson, T. (1996). What in the world is constructivism. Learning. March/April,
p. 48-51.
Blankenship, G. (1994). Social studies curriculum renewal. Social Studies & the
Young Learner, 6 (4), 14-16.
Chapin, June R. & Messick, Rosemary G. (1996). Elementary social studies (3rd
ed.). New York: Longman Publisher, USA
Department of Education and Culture of Republic of Indonesia (1993). Kurikulum
Pendidikan Dasar: Garis-garis besar program pengajaran [Curriculum
for basic education: The outlines of instructional program]. Jakarta:
Department of Education and Culture.