Upload
eniashfaashofa
View
406
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG FERMENTASI ENCENG
GONDOK (Eichornia crassipes) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP
PERTUMBUHAN
BENIH IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh :
RIAS RAMADHANI PUTRI (K2B 009 013/ Angkatan 2009)
M. FAJAR ARDIANSYAH (K2B 009 017/ Angkatan 2009)
YEFI RIA SUSANTI (K2B 007 044/ Angkatan 2007)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul : Pengaruh Penambahan Tepung Fermentasi Enceng Gondok
(Eichornia crassipes) Dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan
Benih Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.)
2. Bidang Kegiatan : (√) PKM-P ( ) PKM-K
( ) PKM-T ( ) PKM-M
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan (√) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a) Nama Lengkap : Rias Ramadhani Putri
b) NIM : K2B 009 013
c) Jurusan : Perikanan
d) Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Diponegoro
e) Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Jln. Karang Benda II/ 1 RT/RW 06/04
Berkoh, Purwokerto
No HP : 085 640 102 404
f) Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a) Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ir.Subandiyono, M.App.Sc
b) NIP : 19620122 198803 1 002
c) Alamat Rumah dan No Telp/HP : Maospati I No. F 160 Perum
Selamarta, Babadan Semarang
08158794655
7. Biaya Kegiatan Total :
a) Dikti : Rp. 7. 323.500,-
b) Sumber lain : -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Semarang,
Menyetujui
Ketua Jurusan Perikanan
(Dr. Ir. Ign. Boedi Hendrarto, M. Sc)
NIP. 19520504 197803 1 004
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Rias Ramadhani Putri)
NIM. K2B 009 013
Pembantu Rektor III
Bidang Kemahasiswaan
(Drs. Warsito, SU)
NIP. 19540202 198103 1 014
Dosen Pendamping
(Dr. Ir. Subandiyono, M.App.Sc)
NIP. 19620122 198803 1 002
A. JUDUL
Pengaruh Penambahan Tepung Fermentasi Enceng Gondok (Eichornia crassipes) Dalam
Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.)
B. LATAR BELAKANG
Ikan gurame (Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang memiliki gizi
tinggi dan nilai ekonomis penting serta banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Ikan
gurame mampu bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang berkadar oksigen rendah karena
adanya alat pernafasan tambahan berupa labirin. Beberapa kendala pembudidayaan adalah
laju pertumbuhan yang sangat lambat dibandingkan ikan air tawar lainnya (Nofyan, 2005).
Menurut Mokoginta (1995) dalam Soedibya et al. (2002), pertumbuhan ikan gurame
yang relatif lambat karena sistem pemeliharaannya yang masih tradisional dengan pola
pemberian pakan yang tidak teratur dan pakan yang diberikan berupa daun-daunan. Salah satu
usaha untuk mengatasi masalah pertumbuhan yang lambat tersebut adalah dengan
memperbaiki mutu pakan yang diberikan baik pakan buatan maupun pakan alami.
Salah satu pemenuhan kebutuhan nutrisi ikan adalah melalui pemberian pakan buatan
dengan kandungan nutrisi yang cukup sehingga diharapkan mampu memacu pertumbuhan
serta perbaikan tampilan ikan yang dibudidayakan. Biaya pakan pada suatu budidaya mampu
mencapai 60%-70% dari biaya operasional. Hal ini disebabkan tingginya harga bahan baku
pakan yang sebagian besar masih diimpor. Salah satu alternatif yang dilakukan untuk
menekan harga pakan adalah dengan mengurangi atau mengganti bahan baku impor dengan
bahan baku lokal yang tersedia (Tangko et al., 2007).
Eceng gondok merupakan jenis tanaman air dengan laju pertumbuhan yang sangat
cepat sehingga cenderung menjadi hama tanaman di perairan. Hal ini menimbulkan kerugian
karena ikan dan hewan air lainnya mengalami kekurangan cahaya dan oksigen. Namun, eceng
gondok juga bermanfaat seperti dibuat kerajinan tangan, biofilter, dan campuran pakan ternak.
Komposisi kimia eceng gondok dapat diperkaya dengan proses fermentasi (Nuur, 2003).
C. PERUMUSAN MASALAH
Masalah yang sering dihadapi dalam kegiatan budidaya ikan gurame adalah
pertumbuhan ikan yang lambat sehingga panen dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
Pakan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang perkembangan budidaya ikan.
Salah satu cara yang digunakan adalah dengan membuat komposisi pakan yang tepat sehingga
dapat memacu pertumbuhan kultivan.
Karbohidrat merupakan nutrisi dalam komposisi pakan dengan harga yang relatif lebih
murah dibandingkan dengan harga nutrisi yang lain. Salah satu sumber karbohidrat dalam
pakan adalah dedak halus yang merupakan hasil sampingan dari pabrik penggilingan padi.
Namun, dalam pemanfaatannya, dedak juga merupakan salah satu bahan vital pada pakan
ternak sehingga untuk mengurangi kompetisi bahan pakan, enceng gondok dapat dijadikan
sebagai alternatif sumber karbohidrat dalam pelet ( Palinggi, 2009).
Enceng gondok merupakan gulma air yang mengganggu ekosistem dan estetika dalam
lingkungan perairan. Faktor pertumbuhan yang sangat cepat menjadikan enceng gondok digali
kelebihannya sehingga mampu dimanfaatkan dalam kehidupan manusia, diantaranya adalah
sebagai pakan alternatif hewan ternak dan ikan. Pemanfaatannya dalam pakan ikan
diantaranya adalah dijadikan tepung enceng gondok dengan proses fermentasi dalam upaya
penambahan nutrisi. Proses fermentasi mampu menambah nilai nutrisi dalam enceng gondok
seperti protein, karbohidrat dan lemak kasar sehingga diharapkan bahwa pakan yang akan
dibuat mempunyai kandungan nutrisi yang baik bagi pertumbuhan kultivan.
D. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah optimum dari penggunaan
fermentasi enceng gondok dalam pakan ikan gurame dalam bentuk pelet dan mengetahui
pertumbuhan ikan gurame dengan pakan fermentasi eceng gondok.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai informasi bagi para pembudidaya ikan
gurame khususnya dalam kegiatan pemberian pakan dengan komposisi bahan substitusi yang
lebih mudah didapat dengan harga yang terjangkau dalam pembuatan pelet.
F. KEGUNAAN
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat menggantikan pakan buatan untuk ikan
dengan pakan alternatif dengan penambahan fermentasi enceng gondok sehingga lebih murah.
Selain itu dapat mengurangi pencemaran yang ditimbulkan oleh enceng gondok karena dapat
dijadikan bahan alternatif pakan untuk ikan sehingga masyarakat dapat menerapkan dalam
kegiatan budidaya.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Wootton (1990), pertumbuhan, kelulushidupan, dan reproduksi ikan
tergantung pada asupan nutrisi dan energi dari pemberian pakan. Gurami merupakan jenis
ikan air tawar yang memiliki pertumbuhan sangat lambat sehingga banyak usaha yang
dilakukan untuk mendapatkan benih dengan kualitas yang baik. Upaya peningkatan mutu
benih ikan gurami diantaranya adalah pemilihan induk unggul yang diperoleh dengan teknik
persilangan atau hibridisasi, manipulasi kromosom atau dengan cara sex reversal untuk
menghasilan benih monosex, serta manipulasi lingkungan lainnya seperti suhu (Handajani,
2006).
Menurut Bhagawati et. al., (2000), sintasan larva gurami yang dipelihara dalam
kondisi terkontrol pada lahan sempit, hanya mencapai 25%. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, banyak petani ikan kurang memperhatikan umur dan ukuran induk yang akan
dipijahkan sehingga kualitas benih yang dihasilkan masih rendah. Pertumbuhan gurame akan
terpacu dengan pemberian pelet, sedangkan pemberian dedaunan masih tetap diberikan
mengingat sifat gurame sebagai ikan herbivore.
Selain itu, kebutuhan karbohidrat dan lemak juga harus diperhatikan. Karbohidrat
merupakan bagian dalam pakan yang sangat dibutuhkan sebagai sumber energi. Keuntungan
dari pemanfaatan karbohidrat adalah apabila berlebih dapat disimpan sebagai glikogen dalam
hati dan otot dan dapat dikonversikan menjadi lemak di tubuh. Energi glikogen dapat
digunakan untuk mencegah kematian ikan setelah stocking. Selain itu, dapat digunakan juga
sebagai binder pellet. Ikan herbivore dan omnivore dapat memanfaatkan energi karbohidrat
secara efektif. Contohnya ikan gurame mampu memanfaatkan 48% α-starch dan 55% β-
starch. Sedangkan bagi ikan karnivore dapat memanfaatkan protein lebih maksimal daripada
karbohidrat. Namun, karbohidrat sangat dibutuhkan semua ikan meskipun beberapa ikan
hanya membutuhkan sedikit (Shepherd, 1992).
Kebiasaan makan gurame tergantung pada stadia pertumbuhannya. Larva gurame
memiliki kuning telur sebagai cadangan makanannya antara 9-12 hari. Gurame stadia benih
mengonsumsi zooplankton seperti moina, daphnia, dan larva serangga air. Setelah dewasa,
gurame cenderung memilih tumbuhan sebagai makanannya seperti azolla, daun alas, daun
pepaya, dan kangkung air bisa dijadikan sebagai pakan tambahan. Apabila dibudidayakan,
ikan gurame dapat diberi pakan buatan berupa pelet ( Sunarya, 2005).
Menurut Mokoginta et al., (1994) mengungkapkan bahwa benih ikan gurame 0,15-
0,18 g memerlukan kadar protein pakan 43,29% dengan rasio energi protein (C/P) 8 kkal/g
protein, sumber protein yang digunakan kasein dan gelatin. Karbohidrat juga dibutuhkan oleh
ikan gurame karena ikan omnivore cenderung herbivore. Kadar karbohidrat terbaik untuk ikan
gurame kurang lebih 30 g adalah 20,18% dengan kemampuan cerna diatas 20%.
Enceng gondok merupakan jenis tanaman air yang hidup di perairan tenang seperti
rawa, danau, maupun waduk. Penggolongan enceng gondok berdasarkan ilmu taksonomi
adalah filum Spermatophyta, sub filum Angiospermae, kelas Monocotyledoneae, famili
Pontederiaceae, genus Eichornia, species Eichornia crassipes.
Tanaman ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat sehingga dapat memenuhi
permukaan perairan dalam waktu yang singkat. Hal ini menimbulkan kerugian karena ikan
dan hewan air lainnya mengalami kekurangan cahaya matahari dan oksigen sehingga populasi
berkurang. Selain itu, dapat mengganggu kehidupan masyarakat yang masih mengandalkan
air sebagai sarana transportasi, dan sumber kehidupan. ( Mukti, 2008).
Selain menimbulkan berbagai kerugian, enceng gondok juga bermanfaat sebagai
biofilter perairan tercemar, kerajinan tangan, dan campuran pakan ternak. Komposisi kimia
enceng gondok tergantung pada kandungan unsur hara di tempatnya tumbuh. Kandungan
protein dan serat kasar mencapai 11,5% dan memiliki kandungan selulosa lebih tinggi.
Pengkayaan kandungan protein dan selulosa dapat dilakukan dengan proses fermentasi
( Nuur, 2003).
Menurut Farnworth (2003), proses fermentasi merupakan perubahan dari material
sederhana menjadi bertambah nilai nutrisinya dengan menggunakan pertumbuhan dan
aktifitas mikroorganisme. Penelitian menunjukkan bahwa proses fermentasi, selain
mengawetkan makanan, juga mampu menambah nilai nutrisi makanan tersebut.
Fermentasi terjadi dengan 2 cara yaitu secara kimiawi dan biologi. Fermentasi secara
kimiawi menggunakan bahan pengawet yaitu asam formiat dan asam propionate sebagai asam
organik. Sedangkan asam anorganik menggunakan asam mineral seperti asam sulfat dan asam
klorida. Keuntungan menggunakan asam organik adalah tidak perlu adanya penetralan bagi
mikroorganisme yang akan tumbuh karena asam mineral termasuk asam yang keras sehingga
malah merusak pertumbuhan mikroorganisme.
Fermentasi secara biologi dilakukan oleh bakteri yang akan memfermentasi gula
menjadi asam laktat. Fermentasi ini membutuhkan inokulan atau starter bakteri penghasil
asam laktat seperti Lactobacillus, dan Streptococcus.
H. METODOLOGI PENELITIAN
H.1. Hipotesa
Hipotesa yang diperoleh secara statistik adalah sebagai berikut :
H0 : Substitusi tepung dedak dengan tepung fermentasi enceng gondok pada pembuatan pelet
dengan dosis yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan
kelulushidupan ikan gurame (Osphronemus gouramy L.).
H1 : Substitusi tepung dedak dengan tepung fermentasi enceng gondok pada pembuatan pelet
dengan dosis yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan
kelulushidupan ikan gurame (Osphronemus gouramy L.).
Menurut Srigandono (1981), kaidah pengambilan keputusan untuk menguji hipotesa di
atas adalah dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut :
Kriteria pengambilan keputusan hipotesa :
Tolak H0
≥ F tabel ( 0,05 ; 0,01)
F hitung Terima H1
Terima H0
< F table (0,05 ; 0,01)
Tolak H1
H.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Laboratorium Basah Budidaya Perairan, Universitas
Diponegoro, Kabupaten Semarang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus
2011, dengan lama pemeliharaan 42 hari.
H.3. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
H.3.1. Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah benih ikan gurame. Bobot benih ikan yang
digunakan adalah 2 hingga 3 g. Benih ikan gurame diperoleh dari petani ikan di daerah
Ngrajek, Magelang. Prosedur persiapan hewan uji meliputi pengadaptasian terhadap pakan
yang akan diberikan pada saat penelitian.
H.3.2. Pakan Uji
Pembuatan pakan adalah sebagai berikut:
a. Fermentasi ampas tahu dengan bioboost.
b. Penentuan formulasi pakan dengan kadar protein 25%-30%
c. Penyiapan bahan baku serta penimbangan bahan baku sesuai komposisi dan perlakuan
yang telah ditetapkan.
d. Pembuatan pakan dengan mencampur semua bahan pakan secara merata mulai dari bahan
tepung-tepungan kemudian bahan cair.
e. Penambahan air panas sedikit demi sedikit sampai kalis dan tidak legket di tangan.
f. Pakan digiling dengan pencetak pelet ikan.
g. Pakan dimasukkan dalam oven dengan suhu 520C sampai kering.
Tabel 1. Komposisi Bahan Baku yang digunakan
Bahan Baku Perlakuan
A B C D E
Tepung enceng gondok 0 5,75 11,5 17,25 23
Tepung dedak 23 17,25 11,5 5,75 0
Tepung kedelai 32 32 32 32 32 Tepung ikan 29 29 29 29 29
Tepung gandum 7 7 7 7 7 Minyak ikan 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Minyak jagung 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
Vit-min mix 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
CMC 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
Jumlah 100 100 100 100 100
Protein 27,52 27,69 27,86 28,03 28,20
Lemak 10,26 10,02 9,78 9,54 9,30
Karbohidrat 21,74 21,81 21,88 21,95 22,02
Ket :
*) tepung enceng gondok yang telah difermentasikan
H.3.3. Media dan Wadah Pemeliharaan
Media pemeliharaan untuk ikan uji berasal air yang diaerasi selama semalam. Wadah
yang digunakan adalah ember plastik bervolume 15 l dengan volume air media 10 l.
Kepadatan hewan uji 1 ekor/l.
H.4. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental
laboratories. Metode eksperimental adalah suatu metode penelitian untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat antara fenomena-fenomena dengan menggunakan
satu perlakuan/lebih kelompok control yang tidak dikenai perlakuan.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Menurut Sudjana (1991), RAL digunakan pada penelitian yang bersifat
homogeny (perlakuan tunggal) dan perlakuan dikenakan sepenuhnya secara acak terhadap
unit-unit eksperimen. Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dan setiap perlakuan diulang
sebanyak 4 kali, susunan perlakuannya adalah sebagai berikut :
Perlakuan A : pakan buatan dengan menggunakan perbandingan antara kandungan tepung
enceng gondok dengan tepung dedak sebesar 0% : 100%.
Perlakuan B : pakan buatan dengan menggunakan perbandingan antara kandungan tepung
enceng gondok dengan tepung dedak sebesar 25% : 75%.
Perlakuan C : pakan buatan dengan menggunakan perbandingan antara kandungan tepung
enceng gondok dengan tepung dedak sebesar 50% : 50%.
Perlakuan D : pakan buatan dengan menggunakan perbandingan antara kandungan tepung
enceng gondok dengan tepung dedak sebesar 75% : 25%.
Perlakuan E : pakan buatan dengan menggunakan perbandingan antara kandungan tepung
enceng gondok dengan tepung dedak sebesar 100% : 0%.
H.5. Metode Pengukuran Data
Data yang dikumpulkan meliputi pengukuran relative growth rate (RGR), efisiensi
pemanfaatan pakan (EPP), protein efisiensi rasio (PER), kelulushidupan dan kualitas air.
I. JADWAL KEGIATAN
Item Bulan Bulan Bulan Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis
Laporan Final
J. RANCANGAN BIAYA
Rancangan biaya yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bahan Habis Pakai
No Keterangan Jumlah Harga Satuan Total
1 Tepung Ikan 1 kg Rp. 7000 Rp. 7000
2 Tepung Kedelai 1 kg Rp. 7000 Rp. 7000
3 Dedak 1 kg Rp. 3000 Rp. 3000
4 Tepung Gandum 1 kg Rp. 9000 Rp. 9000
5 Minyak Ikan 1 ℓ Rp. 200.000 Rp. 200.000
6 Minyak Jagung 1 ℓ Rp. 38.000 Rp. 38.000
7 CMC 1 ons Rp. 3000 Rp. 3000
8 Vitamin&Mineral 1 kg Rp. 70.000 Rp. 70.000
9 Eceng gondok 1 kg Rp. - Rp. -
b. Peralatan Penunjang
No Keterangan Jumlah Harga Satuan Total
1 Blender 1 Rp. 300.000 Rp. 300.000
2 Gilingan daging 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
3 Sprayer 1 Rp. 21.500 Rp. 21.500
4 Bio boost 1 ℓ Rp. 80.000 Rp. 80.000
5 Perlengkapan aerasi:
- Selang aerasi
- Batu aerasi
- Pengatur gelembung
- Sambungan T
- Blower
100 m
100 buah
20 buah
20 buah
1 buah
Rp. 550
Rp. 1000
Rp. 1000
Rp. 500
Rp. 1.500.000
Rp. 55.000
Rp. 100.000
Rp. 20.000
Rp. 10.000
Rp. 1.500.000
6 Akuarium 25 buah Rp. 100.000 Rp. 2.500.000
c. Perjalanan
No Keterangan Jumlah Harga Satuan Total
1 Transportasi PP
Semarang-Magelang
- Rp. 50.000 Rp. 100.000
2 Penginapan 2 hari Rp. 200.000 Rp. 400.000
d. Kultivan
No Keterangan Jumlah Harga Satuan Total
1 Ikan Gurame 500 ekor Rp. 1000 Rp. 500.000
e. Lain-lain
No Keterangan Jumlah Harga Satuan Total
1 Analisa Proksimat
- tepung-tepungan
- pakan jadi
5 jenis tepung
5 jenis pakan
Rp. 100.000
Rp. 100.000
Rp. 500.000
Rp. 500.000
2 Analisa Kualitas Air 20 sampel air Rp. 15.000 Rp. 300.000
Total Rp. 7.323.500,-
K. DAFTAR PUSTAKA
Bhagawati, D. 2000. Pemijahan Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) dengan Rasio
Induk yang Berbeda. UNSOED. Purwokerto.
Farnworth, E. R. Ph.D. 2003. Handbook of Fermented Functional Foods. CRC Press. United
Stated of America.
Handajani, H. 2006. Pengujian Hormon MetilTestosteron Terhadap Keberhasilan Monosex
Jantan Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.). Universitas Muhammadiyah Malang.
Malang.
Hardaningsih, I. 2008. Pengaruh Perbedaan Suhu Air Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan
Benih Gurame (Osphronemus gouramy Lac.). UGM. Yogyakarta.
Khairuman, K. A. 2003. Pembenihan dan Pembesaran Gurame Secara Intensif. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Mukti, A. M. 2008. Penggunaan Enceng Gondok (Eichornia crassipes) sebagai Pre-
Treatment Pengolahan Air Minum Selokan Mataram. Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta.
Nofyan, E. 2005. Pengaruh Pemberian Pakan dari Sumber Nabati dan Hewani terhadap
Berbagai Aspek Fisiologi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy L.). UNSRI. Sumatera
Selatan.
Nuur, M. M. Pengaruh Fermentasi Enceng Gondok (Eichornia crassipes) dengan
Trichoderma harzianun Terhadap Kadar Protein Kasar dan Serat Kasar. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang.
Palinggi, N. N. Penambahan Aspergillus niger dalam Dedak Halus sebagai Bahan Pakan pada
Pembesaran Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis). BRPBAP Maros. Sulawesi Selatan.
Tangko, A. M., 2007. Penggunaan Probiotik pada Pakan Pembesaran Ikan Bandeng dalam
Karamba Jaring Apung di Laut. UNHAS. Makassar.
Shepherd, C. J. 1992. Intensive Fish Farming. Billing and Sons Ltd, Woncester. Britain.
Soedibya, P. 2002. Suplementasi Minyak Ikan Lemuru pada Pakan Buatan dan Efeknya
terhadap Kompoisi Tubuh serta Retensi Energi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy L.).
UNSOED. Purwokerto.
L. LAMPIRAN
1. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Rias Ramadhani Putri
b. NIM : K2B 009 013
c. Fakultas/ Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/ Perikanan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Jenis Kelamin : Perempuan
f. No HP : 085 726 177 875
g. Email : [email protected]
Tanda tangan,
Rias Ramadhani Putri
2. Anggota Kelompok
a. Nama Lengkap : Yefi Ria Susanti
b. NIM : K2B 007 044
c. Fakultas/ Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/ Perikanan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Jenis Kelamin : Perempuan
f. No HP : 085 640 102 404
g. Email : [email protected]
Tanda tangan,
Yefi Ria Susanti
a. Nama Lengkap : M. Fajar Ardiansyah
b. NIM : K2B 009 017
c. Fakultas/ Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/ Perikanan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Jenis Kelamin : Laki-laki
f. No HP : 085 769 483 077
g. Email : [email protected]
Tanda tangan,
M. Fajar Ardiansyah
3. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Dr. Ir.Subandiyono, M.App.Sc
b. NIP : 19620122 198803 1 002
c. Fakultas/ Jurusan : Perikanan dan Ilmu Kelautan/ Perikanan
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Bidang Keahlian : Nutrisi Biota Laut
Tanda tangan,
Dr. Ir. Subandiyono, M. App. Sc