Upload
dinhkien
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERUBAHAAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KALOR:
SEBUAH STUDI KASUS DENGAN WAWANCARA KLINIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Rosalia Oktavin Setyo Devitasari
NIM: 111424032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERUBAHAAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KALOR:
SEBUAH STUDI KASUS DENGAN WAWANCARA KLINIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
Rosalia Oktavin Setyo Devitasari
NIM: 111424032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.”
(Mazmur 126: 5)
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
TuhanYesus dan Bunda Maria
Serta
Orangtua dan adik yang sangat ku banggakan dan ku cintai:
Yohanes Hariyanto
Arik Agus Dyah Ratnasari
Dionisius Novembri Dwi Aryanto
♥ Inilah hasil dari kerja keras dan dukungan kalian ♥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
PERUBAHAAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KALOR: SEBUAH
STUDI KASUS DENGAN WAWANCARA KLINIS
Rosalia Oktavin Setyo Devitasari. 2016 “Perubahaan Pemahaman Siswa
Tentang Kalor: Sebuah Studi Kasus dengan Wawancara Klinis”. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika daan
Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa tentang
kalor dan melihat perubahan pemahaman siswa dengan wawancara klinis.
Partisipan penelitian ini adalah 4 siswa SMA kelas XI IPA yang sudah
mendapatkan pelajaran kalor. Siswa dipilih secara acak tanpa mengetahui prestasi
dan kemampuan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015 di luar jam
sekolah. Pengambilan data diperoleh dengan metode wawancara klinis. Data
pemahaman siswa tentang kalor dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum keempat siswa memiliki
pemahaman yang tidak lengkap di awal wawancara, bahkan siswa B dan D
mengalami miskonsepsi. Melalui wawancara klinis, siswa mengubah
pemahamaannya menjadi lebih lengkap dan benar setelah diberi beberapa
pertanyaan. Siswa mengubah pemahamannya ketika diberi bentuk – bentuk
pertanyaan sebagai berikut: (1) pertanyaan yang membuat siswa memeriksa
kembali pemahamannya; (2) pertanyaan yang meminta penjelasan lebih lengkap;
(3) memberikan data atau ilustrasi supaya siswa dapat mengkonfirmasi
pemahamannya; dan (4) mengulang pertanyaan yang sama untuk melihat
konsistensi dari penjelasan yang diberikan oleh siswa. Terbukti bahwa siswa
dapat membangun sendiri penmahamanya ketika siswa mengalami disequilibrium.
Kata Kunci : pemahaman, kalor, wawancara klinis, dan perubahan pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE CHANGE OF STUDENTS’ UNDERSTANDING ABOUT HEAT:
A CASE STUDY BY CLINICAL INTERVIEW
Rosalia Oktavin Setyo Devitasari. 2016. “The Change Of Students’
Understanding About Heat: A Case Study by Clinical Interview”. Thesis.
Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Science
Education. Faculty of Teachers Training and Education. Sanata Dharma
University of Yogyakarta.
The purpose of this research was to reveal the students' understanding of
heat and see the changes of students’ understanding by clinical interview.
The participants of this research are four students of high school XI
science class that have already got the material of heat. The students were selected
randomly without knowing the achievement and ability. The research was held on
between April to May 2015 beyond the school period. The data obtaining is
achieved by clinical interview method. The students’ understanding data of heat is
analyzed uses qualitative descriptive.
The results showed that in general the four students have incomplete
understanding at the beginning of the interview, even students B and D
experienced misconceptions. Through clinical interviews, students change their
understanding become more complete and correct after being given a few
questions. Students changing their understanding when given a form of questions
as follows: (1) questions that encourage students to re-check their understanding;
(2) a question requesting a fuller explanation; (3) provide data or illustration that
the students should be able to confirm his understanding; and (4) repeat the same
question to see the consistency of the explanations given by the students. Proved
that students can build their own understanding when students experiencing
disequilibrium.
Keywords: understanding, heat, clinical interview, and change of understanding
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perubahaan Pemahaman Siswa
Tentang Kalor: Sebuah Studi Kasus dengan Wawancara Klinis” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dikerjakan dalam tim bersama dengan Maria Kartika
Astiningsih, Maria Febrianti, Gandha Setyawan, dan Rahmad Hudan Ramadhan
dengan topik yang diteliti sama tetapi materi yang dipelajari berbeda-beda. Cara
kerja tim adalah dengan mempelajari teori bersama tetapi landasan teori
dirumuskan sendiri – sendiri. Kemudian metode penelitian dikembangkan secara
bersama – sama tetapi dalam proses pengambilan data dilaksanakan sendiri –
sendiri dan partisipan yang diteliti berbeda – beda. Selanjutnya, metode analisis
data didiskusikan bersama dan hasil analisis data adalah respon dari masing-
masing partisipan. Kebersamaan penelitian ini adalah pengembangan teori dan
metode, tetapi hasilnya sendiri – sendiri. Dalam penyusunan skripsi, kami tidak
saling menggunakan kalimat, dalam arti tidak ada penjiplakan kalimat. Kalimat –
kalimat yang ditulis dalam skripsi ini adalah kalimat yang penulis tulis sendiri.
Jika kebetulan ada kalimat yang sama, itu adalah hasil diskusi kelompok dan
bukan penjiplakan antara satu dengan yang lainnya.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran
dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dosen Pembimbing skripsi atas
waktunya untuk membimbing dengan penuh perhatian, serta yang telah
banyak meluangkan waktu dan masukan selama penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
2. Bapak Ign. Edi Santosa, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
sekaligus selaku dosen pembimbing akademik, dan segenap dosen JPMIPA
yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingan selama
penulis menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Segenap Staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu tentang
administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Siswa – siswi yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.
5. Keluarga, ayah, ibu, adik, kakek, dan nenek yang senantiasa mendoakan dan
mendukung dalam setiap proses pendidikan.
6. Teman seperjuangan selama proses skripsi: Tika, Maria, Hudan, dan Gandha
terima kasih untuk perjuangan dan suka-dukanya selama ini.
7. Sahabat – sahabatku Tika dan April yang selalu jadi tempat curhat dikala
sudah hampir putus asa.
8. Teman – teman Pendidikan Fisika angkatan 2011 yang selalu berbagi
pengalaman indah, suka, duka dan pengetahuan selama empat tahun
berproses dalam perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
9. Teman – teman Kost Putri Ayu, terkhusus Kristin, Kikik, Natalia, Tata, Mela,
dan Indah yang senantiasa mendengarkan keluh kesahku, mendukung dan
memberikan semangat selama proses perkuliahan.
10. Serta semua pihak dan teman – teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga sangat
membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam
bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.
Yogyakarta, 25 Februari 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian............................................................................................... 2
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi .................................................................... 4
B. Miskonsepsi ......................................................................................................... 4
C. Hakikat Fisika ...................................................................................................... 5
D. Pemahaman ......................................................................................................... 6
E. Mengungkap Pemahaman .................................................................................... 7
F Teori Konstruktivisme.......................................................................................... 9
G. Teori Perubahan Konsep ................................................................................... 10
H. Deskripsi Materi
1. Konsep Kalor atau Panas ............................................................................... 11
2. Perpindahan Kalor Secara Konduksi ............................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3. Perpindahan Kalor Secara Konveksi ............................................................. 14
4. Perpindahan Kalor Secara Radiasi ................................................................ 16
5. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kalor yang Dibutuhkan
Untuk Menaikkan Suhu Suatu Zat ................................................................ 17
6. Asas Black ..................................................................................................... 18
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 19
B. Desain Penelitian ............................................................................................... 19
C. Partisipan Penelitian .......................................................................................... 20
D. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................ 20
E. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 20
F. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 20
G Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman. .......... 22
H. Metode Analisis Data ........................................................................................ 22
BAB IV, DATA DAN ANALISIS DATA
A. Data ................................................................................................................... 24
B. Analisis Data ..................................................................................................... 24
C. Pembahasan ....................................................................................................... 47
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 51
B. Saran .................................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 53
LAMPIRAN .......................................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pemahaman Siswa Tentang Konsep Kalor ............................................... 24
Tabel 2. Pemahaman Siswa Tentang Perpindahan Kalor Secara Konduksi ........... 28
Tabel 3. Pemahaman Siswa Tentang Perpindahan Kalor Secara Konveksi ........... 34
Tabel 4. Pemahaman Siswa Tentang Perpindahan Kalor Secara Radiasi .............. 39
Tabel 5. Pemahaman Siswa Tentang Faktor yang Mempengaruhi Jumlah
Kalor yang Dibutuhkan Untuk Menaikkan Suhu Suatu Zat .................... 40
Tabel 6. Pemahaman Siswa Tentang Asas Black ................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Konveksi............................................................................................... 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kriteria Minimal Pemahaman Siswa Terhadap Materi Kalor ........... 55
Lampiran 2. Transkrip Wawancara Siswa A .......................................................... 60
Lampiran 3. Transkrip Wawancara Siswa B .......................................................... 63
Lampiran 4. Transkrip Wawancara Siswa C .......................................................... 68
Lampiran 5. Transkrip Wawancara Siswa D .......................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman terhadap konsep fisika merupakan salah satu hal yang penting
dalam pembelajaran fisika dan menjadi syarat utama keberhasilan siswa pada
materi fisika. Pemahaman konsep yang tidak benar dapat mengakibatkan
kesulitan dalam memahami materi fisika dan jika berkelanjutan dapat
mengakibatkan adanya salah konsep pada konsep lainnya.
Berdasarkan teori konstruktivisme, siswa membangun pengetahuannya
sendiri secara aktif. Guru sebagai fasilitator dapat membantu siswa
memahami suatu pengetahuan. Oleh karena semua pemahaman siswa ada di
dalam pikiran atau otak, maka guru tidak tahu apa yang dipikirkan oleh
mereka. Untuk itu, guru perlu untuk mengungkap pemahaman siswa dengan
berbagai metode, salah satunya dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Pertanyaan memegang peranan yang sangat penting karena dapat digunakan
untuk mengetahui apa yang siswa pikirkan tentang konsep tertentu, sehingga
guru dapat mengetahui apakah pemahaman siswa sudah benar, kurang
lengkap, atau bahkan salah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin
melaksanakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengungkap
pemahaman siswa pada materi kalor dan melihat perubahan pemahaman
siswa setelah diberi pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, rumusan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Bagaimana pemahaman siswa mengenai kalor?
2. Bagaimana pemahaman siswa pada awal wawancara?
3. Bagaimana perubahan pemahaman siswa di dalam wawancara?
C. Tujuan Penelitan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian in, antara
lain:
1. Mengungkap pemahaman siswa tentang kalor.
2. Mengetahui pemahaman siswa pada awal wawancara.
3. Mengetahui perubahan pemahaman siswa di dalam wawancara.
D. Manfaat Penlitian
1. Bagi guru dan calon guru
Guru dapat menyadari betapa pentingnya mengetahui apa yang ada di
pikiran siswa tentang suatu konsep fisika tertentu, sehingga guru
mengetahui sejauh mana pemahaman mereka, apakah sudah benar, tidak
lengkap, atau salah, sehingga guru dapat mengatasi kekurangan dan
kesalahan tersebut dengan memberikan treatment tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
2. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai latihan dan cara untuk
mengungkap pemahaman siswa dengan cara memberi beberapa
pertanyaan. Selain itu peneliti juga dapat belajar untuk mengetahui dan
memahami apa yang dipikirkan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep, Konsepsi, dan Prakonsepsi
Konsep adalah hasil pemikiran seseorang yang bersifat abstrak dan
menggambarkan peristiwa, benda, atau fakta yang dapat mempermudah
komunikasi antar manusia (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002 & Berg, 1991).
Contoh konsep dalam fisika antara lain adalah konsep gaya, gaya apung,
kalor, gerak, usaha dan energi.
Sejak kecil, setiap siswa sudah berpengalaman dengan peristiwa fisika
sehari-hari, contohnya siswa melihat gerak, mengamati hujan yang jatuh, dan
merasakan berat benda. Saat siswa memasuki kelas, siswa telah memiliki
konsepsi awal sendiri dari pengalamannya yang disebut prakonsepsi (Berg,
1991). Semua pengalaman awal siswa yang membentuk konsep dapat
dihubungkan dengan konsep lain. Tafsiran konsep yang dimiliki oleh
seseorang yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan dan melalui
pendidikan formal disebut dengan konsepsi (Berg, 1991 & Suparno, 2005).
B. Miskonsepsi
Miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang tidak sesuai dengan konsep yang
sebenarnya (Berg, 1991). Contohnya, konsep tentang kalor yang disamakan
dengan suhu, yaitu sebagai panasnya suatu benda. Terkadang ditemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
kesalahan dari konsep yang sebenarnya dalam proses mengungkap
pemahaman siswa mengenai sebuah konsep tertentu. Jika kesalahan tersebut
seringkali diabaikan oleh siswa, maka akan menjadi berkelanjutan sehingga
mengakibatkan adanya miskonsepsi pada konsep lainnya.
Miskonsepsi dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain berasal dari
siswa sendiri; miskonsepsi yang dibawa oleh guru/ pengajar yang
dikarenakan guru tidak menguasai bahan fisika secara tidak benar; buku teks
yang bahasanya sulit atau penjelasannya tidak benar; atau metode mengajar
yang digunakan guru yang dapat memunculkan miskonsepsi siswa (Suparno,
2005).
C. Hakikat Fisika
Salah satu hakikat fisika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai produk.
Produk Fisika adalah semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah
dikumpulkan melalui observasi berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan
teori (Suranto, 2009).
a. Fakta
Fakta merupakan kenyataan dan pernyataan dari suatu benda yang
menggambarkan hasil observasi maupun menggunakan alat bantu
(Chiappetta & Coballa, 2010). Contoh fakta dalam fisika misalnya, fakta
bahwa besi yang dipanasi akan terasa panas, batu yang dimasukkan ke
dalam air tenggelam, dan benda yang dijatuhkan mengarah ke bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Konsep
Konsep adalah hasil pemikiran seseorang yang bersifat abstrak dan
menggambarkan peristiwa, benda, atau fakta yang dapat mempermudah
komunikasi antar manusia (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002 & Berg, 1991).
Contoh konsep dalam fisika misalnya, konsep tentang kalor, gaya, dan
gerak.
c. Hukum
Hukum dikembangkan dari fakta-fakta yang menjelaskan dan
memprediksi kejadian atau kasus individu (Carey, Carnap, dan Mayr
dalam McComas, 2003). Contoh hukum dalam fisika misalnya, hukum
kekekalan energi, hukum Archimedes, dan hukum Newton.
d. Teori
Teori adalah pernyataan yang dibangun dari fakta, hukum dan kesimpulan
untuk menggambarkan fenomena sehingga masuk akal untuk diakui
sebagai hasil dari penelitian manusia yang terkait dengan penciptaan
(Carey, Carnap, dan Mayr dalam McComas, 2003). Contoh teori dalam
fisika misalnya, teori kinetik gas, teori relativitas, dan teori Bigbang.
D. Pemahaman
Pemahaman adalah proses mental seseorang untuk memahami sesuatu
yang telah diketahui dan diingat dan merupakan landasan bagi siswa untuk
membangun wawasan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002 & Simanjuntak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2012). Pemahaman konsep dan prinsip fisika merupakan persyaratan
keberhasilan siswa terhadap fisika (Simanjuntak, 2012).
Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman seseorang akan suatu
konsep menurut Wardani (2010) antara lain: 1) dapat menyatakan pengertian
konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri secara rinci; 2)
dapat mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai
dengan konsepnya); 3) dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis; 4) dapat memberi contoh dan non contoh dari konsep;
5) dapat mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup konsep; 6) dapat
menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; 7)
dapat mengaplikasikan konsep pemecahan masalah.
E. Mengungkap Pemahaman
Semua pemahaman ada di dalam pikiran atau otak seseorang.
Mengungkap pemahaman siswa perlu dilakukan untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki siswa dan membantu siswa dalam menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi (Sutoyo, 2012). Beberapa cara untuk
mengungkap pemahaman seseorang, antara lain:
1. Wawancara
Sebelum mengajar, guru perlu tahu pemahaman awal yang siswa miliki
sebelum proses pembelajaran. Ada sejumlah cara untuk menyelidiki
pemahaman siswa tentang suatu topik, salah satunya adalah dengan
wawancara. Wawancara dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
klinis dan teknik kelas. Wawancara dengan teknik klinis dilakukan oleh
peneliti atau guru dengan mewawancarai siswa tentang pemikiran mereka
terhadap suatu topik di ruang yang tenang, tanpa penonton, dan waktu
yang tepat. Sebagai contoh, wawancara dilakukan setelah sekolah, atau
jam bebas di tengah pelajaran. Wawancara dengan teknik kelas, peneliti
atau guru dapat melakukan wawancara di dalam kelas ketika jam pelajaran
berlangsung (Taber, 1999). Wawancara klinis adalah teknik wawancara
yang lebih efektif untuk mengatasi siswa yang memiliki pemahaman yang
tidak lengkap, miskonsepsi, atau tidak memahami agar pemahaman siswa
menjadi lebih lengkap dan benar setelah dilakukannya wawancara.
Bruner (1987, dalam Taber, 1999) menunjukkan bagaimana dalam
wawancara klinis secara alami terjadi proses terus-menerus sehingga
pewawancara dan siswa dapat memahami pikiran satu sama lain. Biasanya
dalam wawancara klinis, pewawancara dapat memahami apa yang
dikatakan oleh siswa. Wawancara klinis memberikan kesempatan bagi
peneliti untuk dapat mengajukan pertanyaan secara mendalam;
menanggapi jawaban siswa; mengkonfirmasi jawaban siswa dengan
mengajukan pertanyaan tindak lanjut; dan mengulang pertanyaan yang
sama untuk melihat konsistensi dari respon yang diberikan oleh siswa.
Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Dalam wawancara
bebas, peneliti bebas bertanya dan siswa bebas menjawab. Dalam
wawancara terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya sudah
disusun sehingga mempermudah dalam praktek. Keuntungan wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
terstruktur ini adalah peneliti dapat secara sistematis bertanya dan
mengorek pemikiran siswa (Suparno, 2005).
2. Peta Konsep
Siswa dapat diminta untuk membuat peta konsep untuk melihat ide
awal siswa tentang topik tertentu, untuk menunjukkan bagaimana siswa
melihat hubungan antara ide-ide mereka, untuk mengetahui seberapa
banyak yang diketahui siswa dan melihat sejauh mana siswa memahami
topik tersebut (Taber, 1999).
3. Gambar
Siswa dapat diminta menggambar untuk mewakili pemahaman mereka
tentang konsep tertentu. Menggambar dapat digunakan dalam situasi
klinis, tetapi juga dapat digunakan di dalam kelas saat proses belajar
mengajar berlangsung (Taber, 1999).
F. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Seseorang
membentuk skema, kategori, konsep dan strukur pengetahuan yang
diperlukan untuk pengetahuan (Bettencourt dalam Suparno, 1997).
Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai
dengan konsep ilmiah. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke
murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid itu sendiri untuk menalar. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sekadar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi
siswa berjalan mulus (Suparno, 1997).
G. Teori Perubahan Konsep
Menurut Posner dkk. (1982, dalam Suparno, 1997), dalam proses belajar
ada proses perubahan konsep. Suparno (1997) menyatakan bahwa
pengetahuan seseorang itu tidak sekali jadi, melainkan merupakan proses
perkembangan yang terus menerus. Dalam perkembangan tersebut ada yang
mengalami perubahan melalui asimilasi dan ada pula dengan akomodasi.
Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya seseorang
menginterpretasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam
skema atau pola yang ada di dalam pikirannya. Menurut Wadsworth (dalam
Suparno, 1997), asimilasi tidak menyebabkan perubahan skema, melainkan
memperkembangkan skema. Akomodasi adalah keadaan dimana pengalaman
yang baru tidak cocok dengan skema yang telah ada sehingga seseorang
membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru.
Sistem pemikiran Piaget menuntut seorang anak untuk aktif terhadap
lingkungannya agar ia dapat berasimilasi dan berakomodasi, sehingga proses
belajar mengakibatkan terjadinya proses perubahan konsep yang terus
menerus (Suparno, 1997).
Proses Asimilasi dan akomodasi yang seimbang diperlukan dalam
perkembangan intelek seseorang. Peraturan diri secara mekanis untuk
mengatur keseimbangan kedua proses tersebut disebut dengan equilibrium,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sedangkan keadaan tidak seimbang antara asimilasi dan akomodasi disebut
Disequilibrium. Proses dari disequilibrium dan equilibrium membuat
seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan strukur dalamnya. Jika
terjadi ketidakseimbangan, maka seseorang dipacu untuk mencari
keseimbangan dengan jalan asimilasi dan akomodasi (Suparno, 1997).
Piaget kemudian mengklaim bahwa seseorang mencoba untuk memahami
pengalaman baru dengan mengasimilasi ke dalam skema atau struktur
kognitif yang sudah dimiliki. Jika asimilasi tidak bekerja sepenuhnya, ada
ketidakseimbangan antara pengalaman baru dan skema lama yang disebut
dengan keadaan ketidakseimbangan kognitif (disequilibrium). Untuk
mengatasi ketidakseimbangan tersebut, mereka mengakomodasi atau
menyesuaikan skema lama sehingga lebih cocok untuk pengalaman baru
(Beilin, 1994 dalam Cook, Joan L. & Cook Greg, 2005).
H. Deskripsi Materi
1. Konsep Kalor atau Panas
Kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lain karena
beda termperatur (Tipler, 1998). Kalor mengalir dari satu bagian sistem ke
bagian lain atau dari satu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan
temperatur (Zemansky & Dittman, 1986). Kalor selalu mengalir dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah (Surya, 2010).
Jika kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan, maka dapat
menyebabkan perubahan suhu dan sifat termometik zat (Tipler, 1998). Satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kalor adalah kalori (disingkat kal) atau British thermal unit (disingkat Btu)
atau joule (disingkat J). Pemberian atau pengurangan panas tidak saja
mengubah temperatur atau fasa zat suatu benda secara lokal, melainkan panas
itu merambat ke atau dari bagian benda ke tempat lain. Peristiwa ini disebut
perpindahan panas. Panas itu dapat merambat dari suatu bagian ke bagian lain
melalui zat atau benda yang diam. Panas juga dapat dibawa oleh partikel-
partikel zat yang mengalir (Naga, 1991). Perpindahan energi panas dapat
dibagi dalam beberapa golongan cara perpindahan, yaitu konduksi, konveksi,
dan radiasi (Naga, 1991).
2. Perpindahan Panas Secara Konduksi
Konduksi adalah proses dengan mana panas mengalir dari daerah yang
bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu rendah dalam satu medium atau antara
medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung. Dalam
aliran panas konduksi, perpindahan energi terjadi karena hubungan secara
langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar (Kreith,
1991).
Jika kita memegang ujung sebatang tembaga dan menyentuhkan ujung
lainnya ke api, ujung yang dipegang akan terasa semakin panas, walaupun
tidak ada kontak langsung dengan api. Panas mencapai ujung yang lebih
dingin dengan konduksi melalui bahan (Young & Freedman, 2002). Konduksi
diartikan sebagai perpindahan panas dari partikel-partikel yang lebih energik
dari suatu zat ke partikel-partikel yang berdekatan yang kurang energik,
sebagai akibat dari interaksi antara partikel-partikel tersebut (Cengel &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Turner, 2005 dalam Suparno, 2009). Jadi, untuk terjadi perpindahan panas
dengan konduksi harus ada perbedaan suhu dari partikel – partikel yang
berbeda (Suparno, 2009).
Ditinjau dari sudut molekuler, yakni benda atau zat terdiri dari molekul,
pemberian panas pada zat menyebabkan molekul itu bergetar. Getaran ini
makin bertambah jika panas ditambah, sehingga tenaga panas berubah
menjadi tenaga getaran berupa energi kinetik (Naga, 1991). Molekul –
molekul pada daerah panas memiliki rata – rata energi kinetik lebih besar dari
pada daerah dingin (Young & Freedman, 2002). Bila molekul-molekul di satu
daerah memperoleh energi kinetik rata – rata yang lebih besar daripada yang
dimiliki oleh molekul – molekul di suatu daerah yang berdekatan karena
adanya perbedaan suhu, maka molekul-molekul yang memiliki energi yang
lebih besar itu akan memindahkan sebagian energinya kepada molekul –
molekul di daerah yang bersuhu lebih rendah (Kreith, 1991).
Pada zat padat, terdiri dari banyak molekul yang terikat pada
kedudukannya dengan daya ikat yang kuat. Masing – masing molekul
bergetar pada kedudukannya. Bila zat padat dipanasi, misalnya pada ujung
kiri, maka molekul – molekul pada ujung kiri bergetar lebih kuat dan lebih
cepat, sehingga menabrak/ menumbuk molekul – molekul sebelah kanannya.
Akibatnya, molekul – molekul yang berada di sebelah kanan ikut bergetar
lebih kuat dan cepat. Selanjutnya molekul-molekul yang telah bergetar lebih
cepat dan kuat itu menumbuk molekul – molekul di sebelah kanannya lagi
sehingga menjadikan molekul-molekul itu akan ikut bergetar lebih kuat pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Proses ini terus berlanjut sampai akhirnya molekul – molekul pada ujung
kanan zat padat ikut bergetar lebih kuat dan cepat. Inilah yang menjadikan
ujung kanan zat padat menjadi panas juga atau suhunya naik. Semakin cepat
getaran molekul, maka ujung kanan akan semakin cepat panas (suhunya lebih
cepat naik), karena energi kinetik rata-rata per molekul:
EKM̅̅ ̅̅ ̅ =1
2mv̅2 =
3
2kT
di mana m: massa molekul; : kecepatan rata – rata molekul; k: konstanta
Boltzmann; dan T: suhu. Proses baru berhenti bila sudah terjadi
kesetimbangan (Suparno, 2009).
Pada zat cair dan gas, proses konduksi terjadi karena adanya tumbukan
dari molekul – molekul selama gerak random mereka. Molekul – molekul zat
cair dan terutama gas secara acak bergerak bebas. Ikatan antara molekul tidak
kuat, tidak seperti molekul – molekul pada zat padat. Pada saat bergerak
bebas, molekul – molekul itu saling bertumbukan satu dengan yang lain. Oleh
karena ada perbedaan energi antar molekul itu, dalam tumbukan, molekul
yang berenergi tinggi memberikan energi panasnya kepada molekul yang
berenergi rendah. Akibatnya, terjadilah proses hantaran energi atau konduksi
(Suparno, 2009). Pada proses perpindahan secara konduksi, molekul-molekul
itu sendiri tidak bergerak/ berpindah dari daerahnya, tetapi energinya yang
berpindah (Young & Freedman, 2002).
3. Perpindahan Panas Secara Konveksi
Konveksi panas terjadi karena partikel zat yang bertemperatur lebih tinggi
berpindah tempat secara mengalir sehingga dengan sendirinya terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perpindahan panas melalui perpindahan massa. Aliran fluida dapat
berlangsung sendiri akibat perbedaan massa jenis karena perbedaan
temperatur (Naga, 1991). Konveksi merupakan salah satu bentuk perpindahan
panas yang terjadi antara permukaan zat padat yang bersuhu tinggi dengan zat
cair atau gas yang berdekatan yang bersuhu rendah, melalui gerakan atau
aliran zat cair atau gas tersebut. Misalnya, kalau air dalam bak dipanasi dari
bagian bawah kiri (Gambar 1), akan kelihatan air yang panas naik ke
permukaan dan tempat yang kosong diisi oleh air dingin di sekitarnya.
Tempat yang ditinggalkan oleh air yang pindah tersebut diisi oleh air
sebelahnya lagi. Demikian terus sehingga seluruh air menjadi panas karena
aliran air yang membawa panas dari api di bagian bawah kiri bak. Proses
terjadinya adalah jika molekul air yang dipanasi maka volumenya bertambah
besar. Karena volume bertambah besar, maka massa jenis molekul akan
bertambah kecil, karena massa air tetap. Secara perhitungan dapat dituliskan
sebagai berikut:
Karena ada panas yang diberikan, maka molekul air bertambah besar ( V).
Oleh karena
maka
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Karena massa jenis molekul air menjadi kecil ( ), maka molekul air itu
akan naik. Kekosongannya diisi oleh molekul sebelahnya yang belum
menjadi panas. Prosesnya demikian terus, sehingga terjadi aliran air yang
membawa perpindahan panas. Proses akan berhenti bila sudah ada
kesetimbangan termal keseluruhan (Suparno, 2009). Energi sebenarnya
disimpan di dalam partikel-partikel fluida dan diangkut sebagai gerakan
massa partikel-partikel tersebut (Kreith, 1991). Pada konveksi, energi dibawa
oleh molekul yang bergerak cukup jauh (Surya, 2010). Untuk terjadi konveksi
perlu ada perbedaan suhu dari dua benda tersebut, dan ada aliran dari zat cair
atau gasnya. Konveksi pada gas contohnya adalah menghangatkan tangan di
atas api. Udara yang tepat di atas api dipanaskan dan mengembang. massa
jenis udara menurun dan udaranya naik.
Gambar 1. Konveksi
(Suparno, 2009)
4. Perpindahan Panas Secara Radiasi
Radiasi adalah proses dengan mana panas mengalir dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda – benda itu terpisah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
di dalam ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa di antara benda-benda
tersebut (Kreith, 1991). Panas radiasi dipancarkan melalui gelombang
elektromagnetik (seperti cahaya tampak, inframerah, dan radiasi ultra ungu)
atau paket-paket energi (photon) yang dapat dibawa sampai pada jarak yang
sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan medium, di samping itu
jumlah energi yang dipancarkan sebanding dengan temperatur benda tersebut
(Koestorer, 2002). Semua benda meradiasikan energi secara kontinyu dalam
bentuk gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh getaran termal dari
molekul – molekul (Serway & Jewett, 2010).
5. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kalor yang Dibutuhkan untuk
Menaikkan Suhu Suatu Zat
Banyaknya panas Q yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu massa
m dari bahan tertentu dari T1 menjadi T2 kira-kira setara dengan perubahan
suhu T = T2 – T1. Banyaknya panas juga berbanding lurus dengan dengan
massa bahan m. Saat memanaskan air sebanyak 2 cangkir dibutuhkan dua kali
panas lebih banyak dibandingkan untuk satu cangkir air dengan interval suhu
yang sama. Banyaknya panas yang dibutuhkan juga bergantung pada sifat
alami bahan/ jenis zat. Untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1oC diperlukan
panas 4190 J, tetapi hanya diperlukan 910 J untuk menaikkan suhu 1 kg
aluminium sebesar 1oC (Young & Freedman, 2002). Berdasarkan hubungan-
hubungan tersebut, maka dapat diperoleh persamaan jumlah energi panas Q
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat, yaitu:
, (Tipler, 1998)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dengan c adalah panas jenis dan C adalah kapasitas panas. Panas jenis dapat
didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu
zat sebesar 1 K atau 1oC. Panas jenis merupakan sifat khas suatu zat yang
menunjukkan kemampuannya untuk menyerap/ melepas kalor (Kanginan,
2013). Besar panas jenis setiap zat berbeda – beda. Semakin besar panas jenis
suatu zat, maka semakin banyak kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan/
menurunkan suhu untuk massa zat yang sama.
6. Asas Black
Ketika dua zat A dan B dengan suhu masing-masing T1 dan T2 disatukan,
maka benda yang suhunya lebih tinggi akan memberikan kalor pada benda
yang suhunya lebih rendah atau benda yang suhunya lebih rendah menyerap
kalor dari benda yang suhunya lebih tinggi, sampai terjadi kesetimbangan
termal, yaitu suhu menjadi sama T3. Misalkan T2 T1, maka B memberikan
kalor pada A dan A menyerap kalor dari B. Kalor yang diberikan oleh B =
kalor yang diserap oleh A, atau . Secara umum dapat dituliskan
sebagai berikut:
(Suparno, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif dan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian
yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa
adanya (Best, 1982 dalam Sukardi, 2008). Penelitian deskriptif bertujuan
untuk memberikan penjelasan/ uraian tertentu (Suparno, 2007). Metode ini
dipilih karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman
siswa dan keadaan awal siswa, mengelompokkan konsepsi – konsepsi dan
melihat tingkat pemahaman siswa, serta melihat perubahan pemahaman siswa
yang terjadi. Hasil penelitian ini bersifat individual dan tidak bisa
digeneralisasikan pada kelompok lain.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi
kasus adalah salah satu desain yang mendetail dari suatu subyek pada
keadaan khusus. Bahan yang diteliti hanya satu atau kecil ruang lingkupnya,
sehingga tidak perlu menggeneralisasi apapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
C. Partisipan Penelitian
Partisipan dari penelitian ini yaitu 4 siswa SMA kelas XI IPA yang sudah
mendapatkan materi kalor. Siswa dipilih secara acak tanpa mengetahui
prestasi dan kemampuan.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015 di Yogyakarta.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti itu sendiri dengan metode
wawancara pada beberapa siswa kelas XI SMA yang dipilih secara acak tanpa
mengetahui prestasi dan kemampuan. Instrumen ini bukan hanya sekali jadi,
tetapi instrumen berkembang sesuai dengan jalannya penelitian ini.
F. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan data yang digunakan peneliti adalah dengan metode
wawancara. Wawancara dilakukan pada 4 siswa. Wawancara dilakukan pada
4 siswa karena dapat digunakan untuk berlatih mengembangkan kemampuan
peneliti dalam hal wawancara sehingga pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam wawancara semakin tajam dan tepat. Wawancara dilakukan pada
partisipan dari yang paling sederhana sampai pada wawancara yang paling
mendalam berturut-turut adalah siswa A, B, C dan D, dimana dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
wawancara, siswa D adalah partisipan yang diberikan pertanyaan paling
mendalam.
Metode wawancara dalam penelitian ini berkembang, sehingga data yang
paling banyak dan lengkap diperoleh dari hasil wawancara pada siswa D.
Partisipan yang diteliti tidak akan didapatkan langsung pada siswa D karena
peneliti belum memiliki kemampuan untuk bertanya. Sehingga peneliti
berlatih melakukan wawancara pada siswa A, B, dan C untuk memiliki
kemampuan dalam bertanya. Wawancara yang dilakukan pada siswa A, B,
dan C adalah sebuah proses dari perkembangan dan dijadikan pembanding
serta menemukan dimana pemahaman mereka terjadi pada banyak orang.
Tahap pertama adalah peneliti melakukan wawancara pada siswa A dan
mendapatkan pemahamannya tentang kalor, kemudian setelah hasil
wawancara didiskusikan, peneliti melakukan wawancara pada siswa B untuk
melakukan wawancara yang lebih mendalam, lalu didiskusikan lagi dan
melakukan wawancara lebih mendalam lagi pada siswa C, sehingga peneliti
terlatih kemampuannya dalam wawancara dan akhirnya peneliti melakukan
wawancara pada siswa D secara mendalam dengan memberikan pertanyaan
paling tajam dan tepat daripada siswa A, B, dan C.
Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik klinis, di mana
wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai siswa tentang
pemikiran mereka terhadap materi kalor di ruang yang tenang, tanpa
penonton, dan waktu yang tepat. Wawancara klinis memberikan kesempatan
bagi peneliti untuk dapat memahami pikiran satu sama lain dan mengajukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pertanyaan secara mendalam; menanggapi jawaban siswa; mengkonfirmasi
jawaban siswa dengan mengajukan pertanyaan tindak lanjut; dan mengulang
pertanyaan yang sama untuk melihat konsistensi dari respon yang diberikan
oleh siswa.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk wawancara
bebas, di mana pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel/ hanya mengikuti
alur jawaban partisipan dan siswa bebas mengungkapkan apa yang dipikirkan
siswa dengan cara mereka sendiri, misalnya dengan gambar atau pemberian
contoh. Supaya tidak kehilangan data-data yang diperlukan, wawancara juga
direkam menggunakan recorder. Dari data yang telah diperoleh, kemudian
dianalisis.
G. Pengembangan Kemampuan Bertanya: Ketepatan dan Kemendalaman
Proses penelitian ini adalah bagian dari belajar melakukan wawancara,
sehingga untuk melakukan wawancara secara mendalam diperlukan latihan
dalam mengembangkan kemampuan bertanya secara tepat. Jika wawancara
dilakukan secara mendalam, maka peneliti harus menguasai materi karena
semakin peneliti menguasai suatu materi, maka pertanyaan yang diajukan
dalam wawancara dapat semakin tepat dan mendalam.
H. Metode Analisis Data
Analisis pengolahan data berupa analisis deskriptif melalui wawancara,
gambar, dan ilustrasi atau contoh yang diberikan oleh siswa. Data yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
diperoleh dari wawancara kemudian dianalisis dengan tahapan sebaagai
berikut:
1. Transkrip wawancara
Hasil rekaman wawancara antara peneliti dan siswa diubah menjadi bentuk
transkrip wawancara untuk mempermudah dalam mengidentifikasi
pemahaman siswa tentang kalor.
2. Pengkodingan
Setelah hasil wawancara diubah dalam bentuk transkrip wawancara,
peneliti mengelakukan pengkodingan, yaitu pemahaman siswa
berdasarkan konsep – konsep yang berkaitan dengan kalor dari hasil
wawancara.
3. Pemahaman siswa tentang konsep-konsep pada materi kalor tersebut
kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Hal ini dilakuan untuk melihat
pemikiran siswa secara umum dan untuk melihat perkembangan
pemahaman siswa setelah diberi pertanyaan tindak lanjut.
4. Peneliti mengkategorikan pemahaman siswa di setiap konsep materi kalor
menjadi empat, yaitu memahami, miskonsepsi, tidak lengkap, dan tidak
memahami. Kriteria minimal siswa dikatakan memahami materi kalor
terdapat pada lampiran 1 (hal. 55)
5. Menjabarkan secara rinci pemahaman siswa pada tabel dalam bentuk
narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB IV
DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Data
Data disajikan dalam bentuk transkrip wawancara terlampir (Lampiran 2,
3, 4, dan 5).
B. Analisis Data
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, peneliti berhasil
mengungkap pemahaman keempat siswa tentang materi kalor. Tidak hanya
berhasil mengungkap pemahaman, peneliti juga menemukan peristiwa di mana
mereka mengubah pemahamannya dengan proses akomodasi ketika
menghadapi suatu fenomena baru, di mana dalam wawancara siswa mengubah
pemahamannya ketika diberi pertanyaan. Pemahaman siswa pada materi kalor
selama wawancara klinis adalah sebagai berikut:
1. Pemahaman Tentang Konsep Kalor
Tabel 1. Pemahaman Siswa Tentang Konsep Kalor
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
A Kalor adalah
suatu energi yang
dapat
menyebabkan
perubahan suhu
dan wujud zat.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Contohnya kalor dapat
menyebabkan perubahan
suhu itu bagaimana?
Misalnya ada benda awalnya suhunya
20oC terus dipanasi, nanti bagian
lainnya suhunya makin naik sampai
suhu bendanya sama dengan bagian
yang dipanasi, misalnya 100oC.
Mengapa bisa ikut
panas?
Melalui perpindahan, jadi energinya
itu berpindah, dengan cara konduksi,
konveksi, radiasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
Mengapa bisa
berpindah?
Karena suhunya beda
Berpindahnya dari mana
ke mana?
Energinya berpindah dari suhu tinggi
ke suhu rendah.
Jadi, kalor itu apa? Suatu energi yang berpindah karena
suhunya berbeda. Energinya
berpindah dari suhu tinggi ke suhu
rendah.
(Memahami)
B Kalor adalah
panas yang
dihasilkan dari
suatu zat.
(Miskonsepsi)
Jadi setiap zat
menghasilkan kalor?
Iya
Contohnya? Misalnya, ada air yang panasnya
80oC trus ada yang panasnya 100
o C
Misalnya, air yang
panasnya 100oC itu air A
dan air yang panasnya
80oC itu air B, apakah
bisa dikatakan kalor air A
lebih tinggi dari air B?
Bisa, karena diketahui dari suhunya.
Apakah kalor itu sama
atau berbeda dengan
suhu?
Sama
Suhu itu apa? Suhu adalah temperatur yang
menyatakan ruangan itu panas atau
dingin. Kalau kita mengetahui
suhunya maka kita dapat mengetahui
ukuran panasnya seperti apa.
Jadi, panas itu sama
dengan suhu?
Beda, kalor kan panasnya suatu zat,
kalau suhu kan ada yang min dan itu
belum tentu panas. Kalau min kan
dingin, kalau suhunya di atas 40
derajat itu panas.
(Miskonsepsi)
Tahu rumus kalor itu
apa? Q = m.c.∆T
∆T itu apa? Selisih suhu
Kalau ada selisih suhu
berarti bagaimana?
Ada suhu awal dan suhu akhir
Jadi, kalor dipengaruhi
oleh apa?
Perbedaan suhu
Kalau begitu, air A 40oC
tadi bisa dikatakan
kalornya lebih tinggi dari
air B 20oC tidak?
Tidak, karena tidak ada perbedaan
suhu.
(Siswa sudah mengubah
pemahamannya secara akomodasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
Kalor dapat berpindah
tidak?
Bisa, dengan cara konduksi,
konveksi, dan radiasi.
Yang berpindah apanya? Alirannya (Siswa hanya diam ketika
ditanya aliran apa itu)
Misalnya ada batang
besi, salah satu ujungnya
dipanaskan, maka apa
yang dirasakan pada
ujung lainnya?
Panas
Panasnya berupa apa? Energi
Jadi kalor itu apa? Kalor adalah energi yang mengalir
karena ada perbedaan suhunya
Energinya mengalir dari
mana ke mana?
Dari benda yang suhunya tinggi ke
suhu yang lebih rendah
(Memahami)
C Kalor adalah
sesuatu yang bisa
menghantarkan
panas/
mengalirkan
panas.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Yang mengalir apanya? Panasnya, berupa energy
Mengalirnya dari mana
ke mana?
Tidak tahu
(Pemahaman tidak lengkap)
Misalnya kita
memanaskan ujung
batang logam, ujung
batang logam yang tidak
dipanaskan jadi gimana?
Aliran energi panasnya
dari mana ke mana?
Panas, alirannya dari suhu yang
tinggi ke suhu yang lebih rendah
Jadi, kalor itu apa? Kalor adalah energi panas yang
mengalir dari tempat satu ke tempat
yang lain karena adanya perbedaan
suhu.
(Memahami)
Kalor itu energi panas
yang mengalir, bisa
dengan cara apa aja
mengalirnya?
Konduksi, konveksi
(Pemahaman tidak lengkap)
D Kalor adalah
perpindahan
energi yang
dipengaruhi
perbedaan suhu.
(Miskonsepsi)
Perpindahan energinya
bagaimana?
Energinya berpindah dari suhu tinggi
ke suhu rendah. Benda yang suhunya
tinggi itu mengalirkan energi ke suhu
yang lebih rendah.
Jadi, kalor itu apa? Kalor adalah perpindahan energi
yang dipengaruhi perbedaan suhu.
Energinya berpindah dari suhu tinggi
ke suhu rendah. (Miskonsepsi)
Energinya bisa berpindah
dengan cara apa aja?
Konduksi, konveksi, radiasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pemahaman keempat siswa terhadap konsep kalor, yaitu siswa A
memahami dengan baik, siswa C tidak lengkap, serta siswa B dan D
mengalami miskonsepsi. Siswa A dan C dapat menjelaskan pengertian kalor,
yaitu energi yang berpindah karena adanya perbedaan suhu dan energinya
berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Mereka memiliki pemahaman yang sesuai dengan teori mengenai pengertian
kalor, yaitu energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lain karena beda
termperatur. Kalor mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah (Tipler, 1998 & Surya, 2010). Siswa A juga dapat menyebutkan
tiga mekanisme perpindahan kalor, yaitu secara konduksi, konveksi, dan
radiasi. Siswa C dikatakan pemahamannya tidak lengkap karena tidak
menyebutkan mekanisme perpindahan kalor secara radiasi. Siswa B mengalami
miskonsepsi karena memahami bahwa kalor sama dengan suhu. Dikatakan
miskonsepsi karena miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang tidak sesuai
dengan konsep yang sebenarnya (Berg, 1991). Setelah ditanya apakah siswa B
mengetahui rumus kalor, ia mengatakan bahwa rumus kalor adalah Q =
m.c.∆T. Lalu siswa ditanya apa itu ∆T, ia mengatakan bahwa ∆T adalah selisih
suhu yang berarti ada suhu awal dan suhu akhir. Siswa B akhirnya merubah
pemahamannya secara akomodasi dan menyatakan bahwa kalor tidak sama
dengan suhu. Akomodasi adalah keadaan dimana pengalaman yang baru tidak
cocok dengan skema yang telah ada sehingga seseorang membentuk skema
baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru (Suparno, 1997). Jadi,
siswa B telah mengubah pemahamannya ketika pemahamannya tidak cocok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dengan pengalaman yang baru, yaitu saat diberi pertanyaan. Sedangkan siswa
D mengalami miskonsepsi karena mengatakan bahwa kalor adalah
perpindahan energi yang dipengaruhi perbedaan suhu. Siswa D salah konsep
bahwa kalor adalah perpindahan energi, bukan suatu energi yang berpindah
karena adanya perbedaan suhu. Setelah diberi pertanyaan yang sama mengenai
pengertian kalor, siswa D konsisten dengan jawaban yang ia berikan.
2. Pemahaman Tentang Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Tabel 2. Pemahaman Siswa Tentang
Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
A Konduksi adalah
perpindahan kalor
melalui zat
perantara.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Benda yang dipanasi
tadi, kenapa bagian yang
tidak diberi kalor ikut
panas?
Karena kalor dari bagian yang diberi
dipanasi merambat melalui perantara
benda itu menuju bagian yang tidak
dipanasi
Merambatnya bagimana? Tidak tahu (Pemahaman tidak
lengkap)
B Konduksi adalah
hantaran, seperti
besi yang
dipanaskan maka
ujung lainnya
yang dipegang
akan terasa panas.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Mengapa bisa ikut
panas? Prosesnya
bagaimana?
Energinya berpindah melewati atom-
atomnya.
Bagaimana energinya
berpindah dari atom satu
ke atom satunya?
Kurang tahu, tahunya cuma energinya
berpindah lewat atom-atomnya.
Atomnya berpindah juga
gak?
Yang berpindah cuma panasnya, atom-
atonya enggak
(Pemahaman tidak lengkap)
C Konduksi adalah
perpindahan
panas melalui
perantara.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Maksudnya melalui
perantara itu bagaimana?
Melewati zatnya, seperti logam yang
dipanaskan tadi, panasnya lewat di
logamnya.
Bagaimana proses
berpindahnya?
Bagaimana ya? Gak tahu
(Pemahaman tidak lengkap)
D Konduksi adalah
perpindahan
energi yang tidak
disertai dengan
perpindahan
mediumnya.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Maksudnya tidak disertai
dengan perpindahan
mediumnya itu
bagaimana?
Misalnya kawat yang dipanasi,
energinya berpindah lewat kawatnya
sepanjang kawat tersebut.
Energinya berpindahnya
bagaimana?
Energinya berpindah melalui
molekulnya.
Molekulnya ikut
berpindah tidak?
Tidak, molekulnya tetap, tidak
berpindah, yang berpindah energinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
Energinya berpindahnya
seperti air mengalir dan
akan mengumpul di
ujung atau bagaimana?
Merata, kalau energinya cukup itu bisa
sampai semua bendanya ikut suhunya
sama.
Kan energinya melalui
molekulnya, itu
bagaimana?
Energinya berpindah dari molekul yang
dipanasi ke molekul sebelahnya sampai
ujung yang tidak dipanasi.
Mengapa energinya bisa
berpindah dari molekul 1
ke molekul sebelahnya?
Karena adanya perbedaan suhu antara
molekul yang dipanasi dengan yang
tidak dipanasi. Jadi molekul pada ujung
yang suhunya lebih panas akan
mengalirkan energi ke molekul lebih
dingin.
Misalnya molekul yang
dipanasi ini molekul 1,
lalu energinya berpindah
ke molekul 2 di
sebelahnya, energi yang
di molekul 1 ini
bagaimana?
Berkurang, biar sama dengan molekul
2-nya, energinya dilepaskan.
Dilepaskan semua atau
tidak?
Tidak semua, hanya sebagian
Lalu energi dari molekul
2 yang berpindah ke
molekul 3 bagaimana?
Apakah dilepaskan
sebagian lagi?
Iya sebagian juga, kan kawatnya
dipanasi terus, suhunya meningkat.
Jadi molekul 1 ini menyalurkan energi
terus ke molekul 2, molekul 2 ke
molekul 3, dan seterusnya sampai suhu
seluruh kawat sama.
Hubungan suhu yang
meningkat dengan energi
yang berpindah
bagaimana?
Kalau suhunya meningkat energi di
molekul 1 ini bertambah terus jadinya
bisa menyalurkan energinya ke
molekul sebelahnya.
Jadi energinya itu energi
dari molekulnya ya?
Iya
Energi apa itu? Kurang paham kalau itu
(Pemahaman tidak lengkap)
Kalau kawat ini tidak
dipanasi, sebenarnya
molekul yang di dalam
kawat bergerak tidak?
Tetap bergerak, tapi gak berarti. Pada
benda padat jarak antar molekulnya
dekat, molekulnya bergeraknya hanya
sedikit-sedikit dan gak sampai tukar
posisi.
Kan molekulnya
bergerak sedikit-sedikit,
kalau dipanasi
molekulnya jadi
bagaimana?
Geraknya lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
Kalau molekul yang
dipanasi bergerak lebih
cepat, pengaruh ke
molekul sebelahnya
bagaimana?
Nabrak-nabrak molekul sebelahnya,
terus molekul sebelahnya ikut geraknya
cepat dan nabrak molekul sebelahnya
lagi sampai ujung yang tidak dipanasi.
Mengapa bisa nabrak-
nabrak?
Zat padat itu molekul-molekulnya
berdekatan, jadinya bisa nabrak-
nabrak.
Kalau molekulnya
bergerak itu punya apa?
Kecepatan dan energi kinetik
Mengapa punya energi
kinetik?
Karena punya kecepatan
Molekul yang dipanasi
ini tadi kecepatannya
bagaimana?
Geraknya makin cepat
Kalau geraknya makin
cepat, energi kinetiknya
bagaimana?
Energi kinetiknya makin besar karena
energi kinetik =
2 2.
Kalau molekulnya
bergerak makin cepat,
hubungannya dengan
suhu kawat bagaimana?
Kalau makin cepat, energi kinetiknya
makin besar, jadi ujung yang tidak
dipanasi semakin cepat panas.
Jadi, energi yang
dipindahkan dari
molekul 1 ke molekul
sebelahnya itu energi
apa?
Energi kinetiknya
Energinya dipindahkan
semua atau tidak?
Hanya sebagian
Dapat dijelaskan lagi
tidak proses perpindahan
kalor pada kawat yang
dipanasi tadi?
Molekul di ujung kawat yang dipanasi
akan bergerak lebih cepat, terus nanti
tumbukan dengan molekul di
sebelahnya. Molekul yang ditumbuk
bergerak lebih cepat lagi dan
menumbuk molekul di sebelahnya lagi,
gitu terus sampai menumbuk molekul
di ujung kawat yang tidak dipanasi,
sampai suhu seluruh kawat sama.
Energi yang dipindahkan itu energi
kinetik dari molekulnya.
Jadi kesimpulannya,
perpindahan kalor secara
konduksi itu apa?
Perpindahan kalor secara konduksi
adalah perpindahan energi kinetik
melalui medium dan tidak disertai
perpindahan mediumnya yang
dipengaruhi oleh tumbukan molekul.
Terjadi tumbukan karena suhu molekul
yang naik akan lebih cepat bergerak
dan menumbuk molekul di sebelahnya.
(Siswa mengakomodasi
pemahamannya dan memahami)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Keempat siswa memiliki pemahaman yang tidak lengkap terhadap konsep
perpindahan kalor secara konduksi. Keempat siswa dapat menjelaskan
pengertian perpindahan kalor secara konduksi dengan benar yaitu perpindahan
energi panas melalui mediumnya dan energinya berpindah melalui molekul-
molekulnya. Siswa A, B, dan C dikatakan pemahamannya tidak lengkap karena
tidak dapat menjelaskan proses perpindahan kalor secara konduksi. Sedangkan
siswa D dapat menjelaskan proses perpindahan kalor secara konduksi tetapi
kurang lengkap.
Siswa D dapat menjelaskan proses perpindahan kalor secara konduksi
dengan memberikan contoh kawat yang salah satu ujungnya dipanasi. Siswa
mengatakan bahwa saat salah satu ujung kawat dipanaskan, ujung yang lain
akan ikut panas jika dipegang. Siswa menjelaskan bahwa energinya berpindah
lewat zatnya itu sendiri, energinya berpindah lewat kawatnya itu sendiri.
Siswa mengatakan bahwa energinya berpindah melalui molekulnya, dan
menjelaskan juga bahwa molekulnya tidak berpindah, yang berpindah hanya
energinya. Siswa juga dapat menjelaskan bahwa energinya berpindah dari
molekul yang dipanasi ke molekul sebelahnya sampai ujung yang tidak
dipanasi. Siswa mengatakan alasan mengapa energinya dapat berpindah dari
molekul yang dipanasi ke molekul sebelahnya sampai ke ujung yang tidak
dipanasi, yaitu karena adanya perbedaan suhu antara molekul yang dipanasi
sama yang gak dipanasi. Jadi molekul pada ujung yang suhunya lebih panas
akan mengalirkan energi ke molekul yang lebih dingin. Kemudian siswa
diilustrasikan dengan memisalkan molekul yang dipanasi adalah molekul 1 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
ditanyakan bagaimana energi yang di molekul 1 kalau energinya berpindah ke
molekul 2 di sebelahnya. Siswa mengatakan bahwa energi di molekul 1
berkurang, biar sama dengan molekul 2-nya, energinya dilepaskan sebagian.
Lalu peneliti menanyakan bagaimana dengan energi di molekul 1 jika energi
dari molekul 2 yang diberikan ke molekul 3, dari molekul 3 ke molekul 4, dan
seterusnya sampai molekul pada ujung kawat yang tidak dipanasi, apakah
energi di molekul 1 tidak habis, dan siswa menjelaskan kalau kawatnya
dipanasi terus, suhunya meningkat. Kalau suhunya meningkat ya energi di
molekul 1 ini bertambah terus jadinya bisa menyalurkan energinya ke molekul
sebelahnya. Jadi molekul 1 ini menyalurkan energi terus ke molekul 2, molekul
2 ke molekul 3, dan seterusnya sampai suhu seluruh kawat sama.
Siswa mengetahui bahwa energi yang berpindah adalah energi dari
molekulnya, tetapi siswa kurang paham energi apa yang berpindah. Kemudian
setelah siswa diajukan beberapa pertanyaan, siswa mengakomodasi
pemahamannya sehingga pemahaman tentang konduksi menjadi lebih lengkap.
Peneliti bertanya apakah sebenarnya saat kawat tidak dipanasi, molekul di
dalam kawat bergerak atau tidak. Siswa dengan benar menjawab bahwa pada
benda padat kan jarak molekulnya dekat, jadi molekulnya tetap bergerak
sedikit-sedikit, tetapi tidak sampai tukar posisi. Lalu dilanjutkan dengan
menanyakan bagaimana jika molekul yang bergerak sedikit – sedikit tadi
dipanasi. Siswa mengatakan bahwa molekulnya bergerak lebih cepat dan
karena bergerak lebih cepat, molekul ini akan nabrak-nabrak molekul
sebelahnya, terus molekul sebelahnya ikut geraknya cepat dan nabrak molekul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sebelahnya lagi sampai ujung yang gak dipanasi. Siswa mengatakan alasan
mengapa dapat menabrak-nabrak, yaitu karena zat padat itu molekul-
molekulnya berdekatan, jadinya bisa nabrak-nabrak. Ketika siswa ditanya apa
yang dimiliki oleh molekul jika molekul bergerak, siswa mengatakan bahwa
molekul memiliki kecepatan dan energi. Dari situ siswa mulai memahami
bahwa energi yang berpindah adalah energi kinetik molekul karena mempunyai
kecepatan. Siswa juga dapat menjelaskan bahwa energi kinetik yang
dipindahkan semakin besar jika gerak molekulnya semakin cepat karena energi
kinetik =
2 2. Selain itu, siswa melanjutkan bahwa jika molekulnya
bergerak semakin cepat, maka ujung kawat yang tidak dipanasi akan semakin
cepat panas karena energi kinetiknya semakin besar. Kemudian siswa D
menyimpulkan perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan energi
kinetik melalui medium dan tidak disertai perpindahan mediumnya yang
dipengaruhi oleh tumbukan molekul. Terjadi tumbukan karena suhu molekul
yang naik akan lebih cepat bergerak dan menumbuk molekul di sebelahnya.
Berdasarkan pernyataan – pernyataan siswa D, ia memiliki pemahaman
yang sesuai dengan teori mengenai perpindahan kalor secara konduksi yang
menjelaskan bahwa konduksi adalah proses dengan mana panas mengalir dari
daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu rendah dalam satu medium
atau antara medium – medium yang berlainan yang bersinggungan secara
langsung. Dalam aliran panas konduksi, perpindahan energi terjadi karena
hubungan secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup
besar (Kreith, 1885) dan energi ini berpindah dari partikel-partikel yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
energik dari suatu zat ke partikel-partikel yang berdekatan yang kurang
energik, sebagai akibat dari interaksi antara partikel-partikel tersebut (Cengel
& Turner, 2005 dalam Suparno, 2009).
3. Pemahaman Tentang Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Tabel 3. Pemahaman Siswa Tentang
Perpindahan Kalor Secara Konveksi
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
A Siswa mengaku lupa tentang apa yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara
konveksi dan juga tidak ingat contoh konveksi. (Siswa tidak memahami)
B Konveksi
adalah aliran
panas,
contohnya saat
memanaskan
air.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Proses alirannya
bagaimana?
Adanya aliran dari sumber panas.
Energinya akan mengalir ke suhu yang
lebih rendah.
Mengalir begitu saja? Iya
Kalau mengalir begitu
saja, akan menumpuk di
ujung?
Tidak, air dingin yang di atas akan
turun dan terkena panas dari sumber
panas.
Mengapa dapat turun ke
bawah?
Karena adanya perbedaan suhu, yang
panas naik ke atas dan yang dingin akan
ke bawah sehingga yang dingin akan
terkena sumber panas.
Hubungan suhu yang
berbeda dengan air yang
naik turun itu bagaimana?
(diam lama) Tidak tahu
(Pemahaman tidak lengkap)
Air tersusun atas apa? Molekul
Saat dipanasi, molekul
yang dipanasi akan
bagaimana?
(diam)
Misalnya, balon yang
berisi gas, jika dipanaskan
akan terjadi apa?
Akan memuai, mengembang,
volumenya bertambah terus meletus
Kalau di air sama tidak
dengan gas di balon tadi?
Sama, soalnya kalau mendidih itu bisa
sampai tumpah. Karena molekul-
molekulnya mengembang jadinya
volumenya bertambah.
Massa jenis air yang di
bawah terkena panas
dengan air yang masih
dingin di atasnya sama
tidak, jika massanya
sama?
Karena volumenya beda, maka massa
jenisnya beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
Lebih besar massa jenis
yang airnya panas atau
yang lebih dingin?
Air yang dingin
Kalau massa jenis air yang
lebih dingin lebih besar
dari pada yang lebih panas
maka airnya akan
bagaimana?
(diam)
Misalnya, minyak dan air
dicampur, akan terjadi
apa?
Minyaknya jadi di atas, airnya di bawah
Kenapa begitu? Karena massa jenis minyak lebih kecil
dari pada air
Jadi, apa yang terjadi pada
air yang dipanaskan tadi?
Air yang dipanaskan volume
molekulnya bertambah sehingga massa
jenisnya lebih kecil dari molekul yang
di atasnya yang belum terkena panas,
sehingga air yang lebih panas akan naik
dan yang lebih dingin akan turun.
Air dingin yang turun ini
bagaimana?
Akan terkena sumber panas sehingga
volumnya juga bertambah dan air panas
yang naik tadi dingin lagi, jadi
volumenya lebih kecil dari yang bawah
sehingga air yang di atas turun lagi dan
yang di bawah akan naik karena massa
jenisnya berbeda, begitu seterusnya.
Syaratnya terjadinya
konveksi apa?
Adanya adanya perbedaan suhu dan
adanya perbedaan massa jenis.
Jadi, perpindahan panas
secara konveksi itu apa?
Perpindahan energi karena adanya
perbedaan suhu. Perpindahan energi
terjadi melalui aliran. Saat dipanaskan
molekulnya memuai sehingga akan
mempengaruhi besarnya massa jenis
sehingga terjadi perpindahan energi.
(Siswa mengakomodasi
pemahamannya sehingga menjadi
lebih lengkap)
C Konveksi itu
seperti
memanaskan
air.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Dapat dijelaskan tidak
bagaimana perpindahan
panasnya?
Bagaimana ya? Tidak tahu
(Pemahaman tidak lengkap)
Misalnya ada air didalam
panci, air itu tersusun dari
apa?
Partikel
Kalau panci bagian bawah
dipanasi, partikel air yang
di bawah bagaimana?
Panas. Kalau panas, partikelnya
memuai dan volumenya jadi tambah
besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
Volume partikel yang di
atas dengan yang di
bawah sama tidak?
Enggak, besar yang bawah
Massa jenis air yang di
bawah gimana kalau
volume partikel yang di
bawah lebih besar?
Llebih kecil yang bawah
Kalau massa jenis air yang
di bawah lebih kecil dari
pada yang di atas, airnya
jadi bagaimana?
air yang di bawah naik,trus air yang di
atas turun. Air dari atas yang turun itu
kan jadi dipanasi, trus naik lagi
Kenapa?
Karena massa jenisnya lebih kecil dari
yang atas
Air yang di atas kemana? Turun lagi. Naik turun gitu makanya
bisa berbuih
Prosesnya ini berhenti
sampai kapan?
Sampai mendidih, suhu semua air sama
Jadi, perpindahan kalor
secara konveksi itu apa?
Perpindahan energi panas karena
perbedaan suhu dan massa jenis
(Siswa mengakomodasi
pemahamannya sehingga menjadi
lebih lengkap)
D Konveksi itu
contohnya air
yang dipanasi.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Coba digambar
(Siswa menjelaskan bahwa saat air
dipanaskan, air mengalir naik turun
naik turun)
Mengapa airnya dapat
mengalir naik turun naik
turun?
Karena ada perbedaan suhu antara air
yang di bawah dengan air yang di atas.
Suhunya lebih tinggi yang di bawah
karena dipanasi lebih dulu, terus air
yang di bawah akan naik.
Air yang di atas
bagaimana?
Akan turun, gantian dengan air yang di
bawah.
Mengapa bisa airnya naik
turun? Pengaruh suhunya
yang tidak sama
bagaimana?
Air itu zat cair, kalau air dipanasi
molekulnya memuai. Kalau memuai
volumenya jadi semakin besar, jadinya
massa jenisnya makin kecil
Mengapa massa jenisnya
semakin kecil?
Kan massanya tetap sama tapi
volumenya lebih besar, jadi massa
jenisnya lebih kecil, karena massa jenis
sama dengan massa per volume.
Api
Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
Massa jenis yang di
bawah dengan yang di
atas sama tidak?
Beda, lebih kecil yang di bawah
daripada yang di atas, karena suhu air
yang di bawah lebih tinggi, jadinya air
yang di bawah naik ke atas, air yang di
atas turun ke bawah. Seperti air dan
minyak, minyaknya di atas dan air di
bawah soalnya massa jenis minyak
lebih kecil dari air.
Air yang di bawah akan
naik dan yang di atas akan
turun, lalu berhenti begitu
saja?
Air yang dari atas yang ke bawah tadi
dipanasi, jadinya makin panas dan
massa jenisnya lebih kecil dari yang
atas, terus naik lagi, yang atas jadi lebih
dingin dan turun lagi. Naik turun naik
turun terus sampai suhunya sama.
Energinya disimpan di
mana dan berpindahnya
bagaimana?
Energinya disimpan di molekul airnya,
jadinya perpindahan energinya diikuti
oleh perpindahan airnya.
Konveksi juga dapat
terjadi pada gas atau
tidak?
Bisa, waktu menyalakan lilin, tangan
kita kalau di taruh di atasnya akan
terasa panas.
Bagaimana proses
perpindahan kalornya?
Udara yang di atas api dipanaskan dan
molekulnya mengembang, jadi massa
jenis udara menurun dan udaranya naik,
jadi tangan kita terasa panas.
Jadi kesimpulannya,
perpindahan kalor secara
konveksi itu apa?
Perpindahan energi yang disertai oleh
perpindahan molekul. Molekulnya
bepindah karena adanya perbedaan
suhu, ada yang suhunya lebih tinggi dan
ada yang lebih rendah, sehingga ada
perbedaan massa jenis. Molekul yang
suhunya kebih tinggi akan memuai
sehingga massa jenisnya lebih kecil dari
molekul yang suhunya lebih rendah,
sehingga molekul yang massa jenisnya
lebih kecil akan naik dan molekul yang
massa jenisnya lebih besar akan turun,
dan naik turun terus sampai suhu zatnya
sama.
(Memahami)
Pemahaman keempat siswa tentang perpindahan kalor secara konveksi,
yaitu siswa A tidak memahami, siswa B dan C tidak lengkap, dan siswa D
memahami dengan baik. Siswa A dikatakan tidak memahami karena tidak ingat
sama sekali mengenai konveksi, bahkan contohnya juga tidak ingat. Siswa B,
C, dan D sama – sama dapat menyebutkan contoh konveksi, yaitu saat
memanaskan air. Pemahaman siswa B dan C dikatakan tidak lengkap karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tidak dapat menjelaskan proses perpindahan energinya. Tetapi setelah diberi
beberapa pertanyaan, siswa B dan C mengakomodasi pemahamannya sehingga
lebih lengkap.
Siswa D memahami konsep perpindahan kalor secara konveksi dengan
baik. Pada awalnya, ia hanya menyebutkan contoh konveksi, yaitu air yang
dipanaskan. Setelah diberi beberapa pertanyaan, ia memperbaharui dan
mengubah pemahamannya menjadi lebih lengkap tentang perpindahan kalor
secara konveksi yang tadinya hanya menyebutkan contoh dan penjelasan
bahwa airnya naik tun naik turun saat dipanaskan hingga menjelaskan bahwa
konveksi adalah perpindahan energi yang disertai oleh perpindahan molekul.
Molekulnya bepindah karena adanya perbedaan suhu, ada yang suhunya lebih
tinggi dan ada yang lebih rendah, sehingga ada perbedaan massa jenis.
Molekul yang suhunya lebih tinggi akan memuai sehingga massa jenisnya
lebih kecil dari molekul yang suhunya lebih rendah, sehingga molekul yang
massa jenisnya lebih kecil akan naik dan molekul yang massa jenisnya lebih
besar akan turun, dan naik turun terus sampai suhu zatnya sama. Hal ini
sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa konveksi terjadi karena partikel
zat yang bertemperatur lebih tinggi berpindah tempat secara mengalir sehingga
dengan sendirinya terjadi perpindahan panas melalui perpindahan massa.
Aliran fluida dapat berpangsung sendiri akibat perbedaan massa jenis karena
perbedaan temperatur (Naga, 1991). Energi sebenarnya disimpan di dalam
partikel-partikel fluida dan diangkut sebagai gerakan massa partikel-partikel
tersebut (Kreith, 1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
4. Pemahaman Tentang Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Tabel 4. Pemahaman Siswa Tentang
Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
A Radiasi adalah
perpindahan kalor secara
langsung tanpa melalui
zat perantara.
(Pemahaman tidak
lengkap)
Zat perantara itu
apa?
Zat perantara itu mungkin seperti
benda, misalnya konduksi tadi bisa
merambat melalui bendanya, itu
disebut perantara. Kalau radiasi tidak
melalui zat perantara, jadi misalnya
panas matahari yang sampai ke bumi
itu langsung mengenai bumi yang
suhunya lebih rendah dari matahari
tanpa zat perantara, karena antara
matahari dengan bumi itu ruang hampa.
(Memahami)
B Radiasi adalah
perpindahan panas
melalui pancaran,
contohnya panas
matahari yang kita
rasakan.
(Pemahaman tidak
lengkap)
Pancarannya
bagaimana?
Langsung, tanpa perantara, bisa terjadi
walaupun di ruang hampa.
(Memahami)
C Tidak menyebutkan kalor dapat berpindah secara radiasi.
(Tidak memahami)
D Radiasi itu perpindahan
kalor dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah.
Energinya berpindahnya
tidak perlu perantara atau
langsung, contohnya
energi dari matahari yang
sampai ke bumi.
(Memahami)
Bisa terjadi di
ruang hampa
tidak?
Bisa
Dalam bentuk
apa perpindahan
energi
kalornya?
Gelombang elektromagnetik
(Memahami)
Dari keempat siswa, siswa C tidak menyebutkan mekanisme perpindahan
kalor secara radiasi, sedangkan siswa A, B, dan D memahami perpindahan
kalor secara radiasi, yaitu perpindahan energi panas yang berpindah dari benda
bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah secara langsung tanpa zat perantara
dan dapat terjadi di ruang hampa, dan siswa D juga mengatakan bahwa
perpindahan energi kalornya dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Mereka juga memberi contoh radiasi adalah panas matahari yang sampai ke
bumi. Hal ni sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa radiasi adalah proses
dengan mana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah bila benda–benda itu terpisah di dalam ruang, bahkan bila
terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut (Kreith, 1991). Panas
radiasi dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik atau paket-paket
energi (photon) yang dapat dibawa sampai pada jarak yang sangat jauh tanpa
memerlukan interaksi dengan medium (Koestorer, 2002).
5. Pemahaman Tentang Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kalor yang
Dibutuhkan untuk Menaikkan Suhu Suatu Zat
Tabel 5. Pemahaman Siswa Tentang Faktor yang Mempengaruhi
Jumlah Kalor yang Dibutuhkan untuk Menaikkan Suhu Suatu Zat
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
A Rumusnya
Q = m.c.∆T, jadi
faktor yang
mempengaruhi itu
massa, kalor jenis,
dan selisih suhu.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Hubungan massa, kalor
jenis, dan selisih suhu
dengan jumlah kalor itu
bagaimana?
Kalau rumusnya Q = m.c.∆T, berarti
massa berbanding lurus dengan
jumlah kalor, kalor jenis sama selisih
suhu juga berbanding lurus sama
kalor.
(Pemahaman sesuai dengan teori,
tetapi peneliti belum menanyakan
contoh setiap hubungannya)
B
Lupa, hanya ingat
rumusnya, yaitu
Q = m.c. ∆ T
(Pemahaman
tidak lengkap)
m, c, dan ∆T itu apa? m adalah massa, c adalah kalor jenis,
dan ∆T adalah kenaikan suhu.
(Siswa baru ingat bahwa faktor
yang mempengaruhi jumlah kalor
adalah massa, kalor jenis, dan
kenaikan suhu)
Misalnya ada 2 gelas air
dan 1 gelas air, suhu
awalnya sama sama
20oC. Untuk mencapai
suhu 100oC, jumlah kalor
yang harus diberikan
untuk 2 gelas air dengan
1 gelas air beda gak?
Beda, lebih besar kalor yang
diberikan untuk 2 gelas daripada 1
gelas air, karena massa air dari 2
gelas lebih besar dari massa air pada
1 gelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
Jadi, hubungan massa
dengan jumlah kalor
apa?
Semakin besar massa benda semakin
besar kalor yang diberikan.
(Memahami)
Misalnya ada besi dan
tembaga, massanya
sama, suhu awalnya juga
sama misalnya 20oC.
Untuk mencapai suhu
100oC, jumlah kalor
yang harus diberikan
untuk besi dan tembaga
sama tidak?
Beda, tergantung dari kalor jenis
kedua benda itu.
Kalor jenis itu apa? Lupa, seingat siswa kalor jenis setiap
benda itu beda tergantung jenis
bendanya.
Misalnya kalor jenis besi
lebih besar dari tembaga,
lebih besar kalor yang
diberikan untuk besi atau
tembaga?
Besi
Jadi, hubungan kalor
jenis dengan jumlah
kalor apa?
Semakin besar kalor jenis suatu
benda semakin besar kalor yang
diberikan. (Memahami)
Hubungan jumlah kalor
yang diberikan dengan
kenaikan suhu apa?
Kalau jumlah kalor yang diberikan
semakin besar, kenaikan suhunya
akan semakin besar juga.
(Memahami)
C Kalau dari
rumusnya, faktor
yang
mempengaruhi itu
massa, kalor jenis,
dan selisih suhu.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Hubungan massa, kalor
jenis, dan selisih suhu
dengan jumlah kalor
yang diberikan itu apa?
Kan rumusnya Q = m.c.∆T, jadi
massa, kalor jenis, dan selisih suhu
semuanya berbanding lurus dengan
jumlah kalor.
Bisa beri contoh massa
berbanding lurus dengan
jumlah kalor yang
diberikan tidak?
Kalau ada benda yang massanya
lebih besar, itu jumlah kalor yang
dibutuhkan lebih besar untuk
menaikan suhu yang sama dengan
massa yang lebih kecil.
Kalau contoh kalor jenis
berbanding lurus dengan
jumlah kalor yang
diberikan?
Sama kaya massa tadi, kalau ada
benda yang kalor jenisnys lebih
besar, itu jumlah kalor yang
dibutuhkan lebih besar untuk
menaikan suhu yang sama dengan
benda yang kalor jenisnya yang lebih
kecil.
Kalor jenis benda itu
beda beda kah?
Iya tergantung jenisnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
Contohnya? Kalor jenis air sama alumunium beda,
kan jenisnya beda
Kalau contoh kenaikan
suhu berbanding lurus
dengan jumlah kalor
yang diberikan?
Kalau mau menaikkan suhu benda
lebih besar ya kalornya harus lebih
besar juga.
(Memahami)
D Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
besarnya kalor
adalah massa,
perubahan suhu,
sama apa itu ya
lupa namanya.
Kalau di rumus
itu
Q = m.c.∆T,
c’nya itu apa aku
lupa. (Siswa
ingatnya c adalah
koefisien kalor)
(Pemahaman
tidak lengkap)
Besarnya koefisien kalor
itu bagaimana?
Besarnya tergantung dengan zatnya
apa, tiap zat yang berbeda, c’nya juga
berbeda besarnya. Besarnya c sudah
tertentu juga.
Misalnya ada air dan besi
yang massanya sama dan
keduanya suhunya 20oC.
Jumlah kalor yang
digunakan untuk
menaikkan suhu air dan
besi jadi 100oC banyak
air atau besi?
Banyak yang air karena c air lebih
besar dari pada besi.
Jadi, hubungan c dengan
jumlah kalor itu apa? (Siswa baru ingat bahwa c adalah
kalor jenis)
Semakin besar kalor jenis, semakin
besar jumlah kalor yang diberikan.
(Memahami)
Hubungan massa dengan
jumlah kalor yang
diberikan bagaimana?
Semakin besar massa benda, semakin
besar jumlah kalor yang diberikan.
Bisa diberi contohnya
tidak?
Misalnya memanaskan sepanci air
penuh sama air setengah panci akan
lebih cepat memanaskan air setengah
panci.
(Memahami)
Hubungan jumlah kalor
yang diberikan dengan
perubahan suhu
bagaimana?
Semakin besar jumlah kalor yang
diberikan, semakin besar juga
perubahan suhunya.
Bisa diberi contohnya
tidak?
Kalau kita manasi 2 panci air yang
massanya sama, misalnya panci A
dan B, tapi kalor yag diberikan pada
panci A lebih besar dari B, maka air A
lebih cepat mendidih.
(Memahami)
Keempat siswa memahami faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah
kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu suatu zat serta hubungannya.
Mereka menjelaskan bahwa massa benda, kalor jenis, dan perubahan suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mempengaruhi jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat.
Hubungan ketiganya dengan jumlah kalor adalah semakin besar massa benda,
semakin besar jumlah kalor yang diberikan; semakin besar kalor jenis, semakin
besar pula jumlah kalor yang diberikan; serta semakin besar jumlah kalor yang
diberikan, semakin besar perubahan suhu yang terjadi. Pemahaman siswa di
atas sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi
jumlah kalor adalah massa, kalor jenis, dan perubahan suhu. Jumlah kalor
berbanding lurus dengan perubahan suhu, massa bahan, dan kalor jenis bahan
(Young & Freedman).
Kemudian, untuk mengetahui apakah siswa benar – benar paham tentang
hubungan massa, kalor jenis, dan perubahan suhu terhadap jumlah kalor yang
diberikan, siswa C dan D memberikan contoh masing – masing setiap
hubungannya. Berdasarkan contoh yang diberikan, peneliti mengetahui bahwa
siswa C dan D memahami dengan baik tentang hubungan antara massa, kalor
jenis, dan perubahan suhu terhadap jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu suatu zat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
6. Pemahaman Tentang Asas Black
Tabel 6. Pemahaman Siswa Tentang Asas Black
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
A
Siswa lupa ketika
ditanya tentang
Asas Black
(Tidak
memahami)
Mengingatkan
persamaannya, yaitu
Qlepas = Qterima
Siswa ingat kan persamaan tersebut
tetapi tidak dapat menjelaskannya
(Tidak memahami)
B Cuma ingat Asas
Black itu
Qlepas = Qterima.
(Tidak
memahami)
Yang dimaksud Qlepas
= Qterima. itu
bagaimana?
Lupa
(Tidak tmemahami)
C (Siswa lupa
tentang Asas
Black)
(Tidak
memahami)
Misalnya ada 2 besi,
besi A dan besi B,
masing-masing punya
suhu yang berbeda,
misalnya besi A
suhunya 20oC dan
besi B suhunya
100oC. Besi B
ditempel atau
disatukan dengan besi
A, apa yang terjadi
pada besi A dan besi
B?
Besi A suhunya meningkat
Suhu akhir kedua besi
itu jadi bagaimana?
Suhunya jadi sama
Mengapa bisa jadi
sama suhunya?
Karena kalor dari besi B diberikan ke
besi A soalnya suhu besi B lebih besar
dari besi A, lalu besi A menerima kalor
dari besi B, jadinya suhunya menjadi
sama.
Kalor yang diberikan
besi B sama tidak
dengan kalor yang
diterima besi A?
Kalor yang diberikan besi B sama
dengan kalor yang diterima besi A
(Memahami)
D (Siswa D
langsung diberi
ilustrasi)
Misalnya ada 2
batang besi yang
suhunya berbeda, besi
A suhunya 20oC dan
besi B suhunya
100oC, keduanya
disentuhkan, apa yang
terjadi dari kedua
benda itu?
Besi A suhunya akan naik dan yang B
suhunya akan turun sampai suhunya
setimbang.
Maksudnya
setimbang itu
bagaimana?
Sampai besi A dan besi B suhunya
sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Siswa Pemahaman
Awal Pertanyaan
Pemahaman
Akhir
Mengapa suhu besi A
bisa naik dan suhu
besi B bisa turun?
Karena benda yang suhunya lebih
tinggi mengalirkan energi ke suhu
yang lebih rendah, jadi besi B
memberikan kalor ke besi A dan besi A
menerima kalor dari besi B.
Besar kalor yang
diberikan besi B
dengan besar kalor
yang diterima besi A
beda atau tidak?
Harusnya sama
Bisa kasih contoh
tentang Asas Black
ini?
Kalau kita menggenggam es, tangan
kita jadi dingin seperti es dan esnya
lama-lama meleleh.
Mengapa bisa begitu? Karena tangan kita memberikan kalor
ke es jadinya suhu yang di tangan
turun dan es-nya menerima kalor dari
tangan jadinya lama-lama meleleh, jadi
tangan kita terasa dingin seperti suhu
es.
(Memahami)
Pemahaman keempat siswa tentang Asas Black, yaitu siswa A dan B tidak
memahami karena tidak dapat menjelaskan konsep Asas Black, sedangkan
siswa C dan D memahami dan sesuai dengan teori mengenai Asas Black.
Dalam teori, jika 2 benda A dan B dengan suhu masing-masing T1 dan T2
disatukan, maka benda yang lebih panas akan memberikan kalor pada yang
kurang panas, sampai terjadi kesetimbangan termal, yaitu suhu menjadi sama
T3. Misalkan T2 > T1, maka B memberikan panas pada A. Panas yang diberikan
oleh B = panas yang diserap oleh A (Supatno, 2009). Dalam wawancara, siswa
C dan D diilustrasikan dengan memisalkan ada 2 batang besi yang suhunya
berbeda, besi A suhunya 20oC dan besi B suhunya 100
oC, keduanya
disentuhkan, mereka mengatakan bahwa kalor dari besi A diberikan ke besi B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
karena suhu besi A lebih besar dari besi, lalu besi B menerima kalor dari besi
A, sehingga suhunya menjadi sama. Mereka juga mengatakan bahwa kalor
yang diberikan besi A sama dengan kalor yang diterima besi.
Pada siswa D, ia memahami dengan baik mengenai Asas Black, yang
mana mengatakan bahwa besi A suhunya akan naik dan yang besi B suhunya
akan turun sampai suhunya setimbang. Yang dimaksudkan setimbang adalah
sampai besi A dan besi B suhunya sama. Ketika ditanya mengapa suhu besi A
menjadi naik dan suhu B menjadi turun, ia menjelaskan bahwa hal tersebut
dikarenakan benda yang suhunya lebih tinggi mengalirkan energi ke suhu yang
lebih rendah, jadi besi B memberikan kalor ke besi A dan besi A menerima
kalor dari besi B. Siswa D juga mengatakan bahwa besar kalor yang diberikan
besi B dengan besar kalor yang diterima besi A harusnya sama.
Untuk memperdalam sejauh mana siswa memahami mana yang
memberikan kalor dan mana yang menerima kalor, siswa diminta untuk
memberi contoh dari Asas Black. Siswa mengatakan bahwa saat tangan kita
menggenggam es tangan kita jadi dingin seperti es dan es-nya lama-lama
meleleh. Hal tersebut dikarenakan tangan kita memberikan kalor ke es jadinya
suhu yang di tangan turun dan es-nya menerima kalor dari tangan jadinya
lama-lama meleleh, jadi tangan kita terasa dingin seperti suhu es. Dengan
diberi contoh dan pertanyaan di atas, peneliti berhasil mengungkap
pemahamannya sampai pada benda mana yang memberikan kalor dan mana
yang menerima kalor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
C. Pembahasan
Berdasarkan pemahaman siswa mengenai materi kalor yang sudah
diungkap di analisis data, dapat diketahui bahwa secara umum keempat siswa
memiliki pemahaman yang tidak lengkap di awal wawancara, bahkan siswa B
dan D mengalami miskonsepsi. Seiring berjalannya wawancara, siswa
mengubah pemahamaannya menjadi lebih lengkap dan benar setelah diberi
beberapa pertanyaan. Siswa mengubah pemahamannya ketika diberi bentuk –
bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Pertanyaan yang membuat siswa memeriksa kembali pemahamannya
Contoh: Pemahaman siswa B tentang konsep kalor
Pemahaman
Awal Pertanyaan Pemahaman Akhir
Kalor sama
dengan suhu
(Miskonsepsi)
Tahu rumus kalor itu
apa? Q = m.c.∆T
Siswa mengetahui bahwa ∆T adalah
selisih suhu yang berarti ada suhu
awal dan suhu akhir
Kalor tidak sama dengan suhu
(Pemahaman menjadi benar)
2. Pertanyaan yang meminta penjelasan lebih lengkap
Contoh: Pemahaman siswa D tentang perpindahan kalor secara konduksi
Pemahaman
Awal Pertanyaan Pemahaman Akhir
Siswa dapat
menjelaskan
proses
perpindahan kalor
secara konduksi
dengan benar,
tetapi siswa tidak
tahu energi yang
dipindahan dalam
bentuk energi apa.
(Pemahaman
tidak lengkap)
Kalau kawat ini tidak
dipanasi, sebenarnya
molekul yang di
dalam kawat bergerak
tidak?
Tetap bergerak, tapi gak berarti. Pada
benda padat jarak antar molekulnya
dekat, molekulnya bergeraknya hanya
sedikit-sedikit dan gak sampai tukar
posisi.
Kan molekulnya
bergerak sedikit-
sedikit, kalau
dipanasi molekulnya
jadi bagaimana?
Geraknya lebih cepat. Kalau molekul
yang dipanasi bergerak lebih cepat,
molekulnya nabrak-nabrak molekul
sebelahnya, terus molekul sebelahnya
ikut geraknya cepat dan nabrak molekul
sebelahnya lagi sampai ujung yang tidak
dipanasi.
Mengapa bisa
nabrak-nabrak?
Zat padat itu molekul-molekulnya
berdekatan, jadinya bisa nabrak-nabrak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pemahaman
Awal Pertanyaan Pemahaman Akhir
Kalau molekulnya
bergerak itu punya
apa?
Kecepatan dan energi kinetik
Molekul yang
dipanasi ini tadi
kecepatannya
bagaimana?
Geraknya makin cepat
Kalau geraknya
makin cepat, energi
kinetiknya
bagaimana?
Energi kinetiknya makin besar karena
energi kinetik =
2 2.
Kalau molekulnya
bergerak makin
cepat, hubungannya
dengan suhu kawat
bagaimana?
Kalau makin cepat, energi kinetiknya
makin besar, jadi ujung yang tidak
dipanasi semakin cepat panas.
Jadi, energi yang
dipindahkan dari
molekul 1 ke molekul
sebelahnya itu energi
apa?
Energi kinetiknya
(Pemahaman menjadi lebih lengkap)
3. Memberikan data atau ilustrasi supaya siswa dapat mengkonfirmasi
pemahamannya
Contoh: Pemahaman siswa C tentang Asas Black
Pemahaman
Awal Pertanyaan Pemahaman Akhir
Siswa lupa
(Tidak
memahami)
Misalnya ada 2 besi,
besi A dan besi B,
masing-masing punya
suhu yang berbeda,
misalnya besi A
suhunya 20oC dan
besi B suhunya
100oC. Besi B
ditempel atau
disatukan dengan besi
A, apa yang terjadi
pada besi A dan besi
B?
Besi A suhunya meningkat Suhu akhir kedua besi itu jadi sama
Suhunya bisa jadi sama karena kalor
dari besi B diberikan ke besi A
soalnya suhu besi B lebih besar dari
besi A, lalu besi A menerima kalor
dari besi B, jadinya suhunya menjadi
sama.
Kalor yang diberikan besi B sama
dengan kalor yang diterima besi A.
(Memahami)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
4. Mengulang pertanyaan yang sama untuk melihat konsistensi dari
penjelasan yang diberikan oleh siswa
Contoh: Pemahaman siswa D tentang konsep kalor
Pertanyaan Pemahaman Awal Pertanyaan Pemahaman Akhir
Kalor itu
apa?
Perpindahan
energinya
bagaimana?
Kalor adalah perpindahan
energi yang dipengaruhi
perbedaan suhu.
Energinya berpindah dari
suhu tinggi ke suhu rendah.
Benda yang suhunya tinggi
itu mengalirkan energi ke
suhu yang lebih rendah.
(Miskonsepsi)
Jadi, kalor
itu apa?
Kalor adalah
perpindahan energi
yang dipengaruhi
perbedaan suhu.
Energinya berpindah
dari suhu tinggi ke
suhu rendah. (Miskonnsepsi)
Pemahaman siswa dapat berkembang bukan hanya diberi tahu tetapi justru
ketika diberi pertanyaan. Hal tersebut adalah sebuah bukti bahwa siswa dapat
mengkonstruksi/ membangun sendiri pemahamannya, dimulai dari pemahaman
awal siswa sampai mereka dapat mengubah pemahamannya tanpa diberi tahu.
Siswa membangun sendiri pemahamannya ketika siswa mengalami
disequilibrium. Disequilibrium adalah keadaan dimana siswa mencoba untuk
memahami pengalaman baru dengan mengasimilasi ke dalam pengetahuan
yang sudah mereka dimiliki dan jika asimilasi tidak bekerja sepenuhnya, ada
ketidakseimbangan antara pengalaman baru dan pengetahuan lama. Untuk
mengatasi ketidakseimbangan tersebut, mereka mengakomodasi atau
menyesuaikan pengetahuan lama sehingga lebih cocok untuk pengalaman baru
(Beilin, 1994, hal. 263). Hal tersebut terlhat ketika siswa diberi pertanyaan,
siswa mencoba – coba jawaban sampai mereka menemukan jawaban yang
tepat. Mereka mulai mengakomodasi pemahaman awal mereka dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menyesuaikan dan mengubah penjelasannya, di mana situasi yang baru adalah
situasi setelah diberi pertanyaan. Kemudian siswa mengkontruksi pemahaman
awal mereka menjadi suatu pemahaman yang baru yang menurut mereka lebih
cocok.
Penelitian ini memberikan hal penting, bahwa mengajar itu bukan hanya
memberi tahu tetapi menjadi tantangan seorang guru untuk dapat mengungkap
pemahaman siswa dengan bertanya, sehingga guru mengetahui apakah siswa
sudah memahami dengan baik, kurang memahami, atau bahkan terjadi
miskonsepsi. Jika guru hanya memberi tahu atau menyampaikan materi saja di
dalam kelas, siswa mungkin tidak mengubah pemahamannya jika pemahaman
mereka kurang lengkap atau salah. Mengajukan pertanyaan adalah salah satu
cara agar pemahaman siswa berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Secara umum keempat siswa memiliki pemahaman yang tidak lengkap di
awal wawancara, bahkan siswa B dan D mengalami miskonsepsi.
2. Selama wawancara klinis berlangsung, siswa mengubah pemahamaannya
menjadi lebih lengkap dan benar setelah diberi beberapa pertanyaan.
3. Siswa mengubah pemahamannya ketika diberi bentuk – bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
a. Pertanyaan yang membuat siswa memeriksa kembali pemahamannya
b. Pertanyaan yang meminta penjelasan lebih lengkap
c. Memberikan data atau ilustrasi supaya siswa dapat mengkonfirmasi
pemahamannya
d. Mengulang pertanyaan yang sama untuk melihat konsistensi dari
penjelasan yang diberikan oleh siswa
4. Pemahaman siswa dapat berkembang bukan hanya diberi tahu tetapi
justru ketika diberi pertanyaan.
5. Siswa membangun sendiri pemahamannya ketika siswa mengalami
disequilibrium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
6. Mengajar itu bukan hanya memberi tahu tetapi menjadi tantangan seorang
guru untuk dapat mengungkap pemahaman siswa dengan bertanya.
7. Mengajukan pertanyaan adalah salah satu cara agar pemahaman siswa
berkembang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran antara
lain:
1. Untuk bidang pembelajaran
Mengajukan pertanyaan merupakan hal penting dalam proses
pembelajaran untuk dapat mengetahui apa yang ada di pikiran siswa,
sehingga guru dapat mengungkap pemahaman siswa terhadap suatu
konsep.
2. Untuk bidang penellitian, jumlah partisipan diusahakan lebih banyak lagi
sebagai pembading saat analisis dan dapat dijadikan sebagai latihan
wawancara yang lebih mendalam lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
DAFTAR PUSTAKA
Berg, V. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen
Satya Wacana
Chiappetta. Eugene L.& R Coballa. 2010. Science Instruction In The Middle And
Secondary Schools. 7nd
Edition. New York: Macmillan Pub. Co.
Cook, Joan L. & Cook Greg. 2005. Child Development. Cognitive Development:
Piagetian and Sociocultural Views (Chapter 5). Dalam
http://www.pearsonhighered.com/samplechapter/0205314112.pdf
diunggah tanggal 9 Juni 2015
Kanginan, M. 2013. Fisika untuk SMA/ MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Koestorer, R.A. 2002. Perpindahan Kalor Untuk Mahasiswa Teknik (Edisi
Pertama). Jakarta: Salemba Teknika
Kreith, F. 1991. Prinsip-prinsip Perpindahan Panas. edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga
McComas, William. F. 2003. A Textbook Case of the Nature of Science: Laws and
Theories in the Science of Biology. Rossier School of Education,
University of Southern California. Los Angeles. Dalam
http://coehp.uark.edu/pase/Law_Theory.pdf diunggah tanggal 17 maret
2015 pukul 15.00 WIB.
Naga, D.S. 1991. Ilmu Panas. Jakarta: Gunadharma
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka
Serway, J.W & Jewett, Jr. 2010. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Buku 2 edisi 6.
Jakarta: Salemba Teknika
Simanjuntak, MP. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Mahasiswa
Pendekatan Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Video, Jurnal
Pendidikan Fisika, vol. 1, pp. 55-60.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius
Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Jakarta: Grasindo
Suparno, P. 2007. Metode Penelitian Penidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Suparno, P. 2009. Pengantar Termofisika. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
Suranto. 2009. Pengaruh Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Ketrampilan
Proses Pada Konsep Usaha bagi Siswa SMP Negeri 1 Trucuk Klaten.
(Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Surya, Y. 2010. Suhu dan Termodinamika. Cetakan kedua. Tangerang: PT Kandel
Sutoyo, A. 2012. Pemahaman Individu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Taber, K. S. 1999. Probing Understanding. November 1999. Cambridge:
Homerton College
Tipler, P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Edisi ketiga, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Wardhani, S. Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar
Matematika di SMP/Mts , (Widyaiswara PPPPTK Matematika
Yogyakarta, 2010), hlm. 23. Dalam
https://mgmpmatsatapmalang.files.wordpress.com/2011/11/instrumen-
penilaian-mat-smp.pdf (19 Maret 2015)
Young, Roger A. Freedman, T.R. 2002. Fisika Universitas Edisi kesepuluh Jilid I.
Jakarta: Erlangga
Zemansky & Dittman. 1986. Kalor dan Termodinamika. Bandung: Penerbit ITB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lampiran 1
Kriteria Minimal Pemahaman Siswa Terhadap Materi Kalor
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kalor
No Pemahaman Minimal
Kategori
Memahami Tidak Lengkap Miskonsepsi Tidak
Memahami
1 Kalor adalah energi yang berpindah dari satu
bagian sistem ke bagian lain atau dari sistem
ke sistem lain karena perbedaan suhu.
Siswa
menjelaskan
secara lengkap
dan sesuai
dengan teori
Siswa dapat
menjelaskan
sesuai dengan
teori tetapi tidak
lengkap
Penjelasan siswa tidak sesuai
dengan konsep yang
sebenarnya atau tidak sesuai
dengan teori dan siswa yakin
akan penjelasannya
Siswa tidak dapat
menjelaskan/
tidak menjawab
pertanyaan 2 Kalor berpindah dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
3 Menyebutkan tiga mekanisme perpindahan
kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
2. Perpindahan kalor secara konduksi
No Pemahaman Minimal
Kategori
Memahami Tidak Lengkap Miskonsepsi Tidak
Memahami
1 Siswa dapat menjelaskan pengertian
perpindahan kalor secara konduksi
Konduksi adalah energi yang berpindah
dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah
yang bersuhu rendah melalui bahan.
Siswa
menjelaskan
secara lengkap
dan sesuai
dengan teori
Siswa dapat
menjelaskan
sesuai dengan
teori tetapi tidak
lengkap
Penjelasan siswa tidak sesuai
dengan konsep yang
sebenarnya atau tidak sesuai
dengan teori dan siswa yakin
akan penjelasannya
Siswa tidak dapat
menjelaskan/
tidak menjawab
pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
No Pemahaman Minimal
Kategori
Memahami Tidak
Lengkap Miskonsepsi
Tidak
Memahami
2 Siswa dapat memberikan contoh
perpindahan kalor secara konduksi
Siswa menjelaskan secara
lengkap dan sesuai dengan
teori
Siswa dapat
menjelaskan
sesuai dengan
teori tetapi
tidak lengkap
Penjelasan siswa
tidak sesuai
dengan konsep
yang sebenarnya
atau tidak sesuai
dengan teori dan
siswa yakin akan
penjelasannya
Siswa tidak dapat
menjelaskan/
tidak menjawab
pertanyaan 3 Siswa dapat menjelaskan proses
perpindahan kalor secara konduksi
Pemberian panas pada zat menyebabkan
molekul bergetar lebih kuat dan cepat
sehingga energi panas berubah menjadi
energi getaran berupa energi kinetik.
Molekul-molekul pada daerah panas
memiliki rata-rata energi kinetik lebih
besar dari pada daerah dingin. Molekul-
molekul yang memiliki energi lebih besar
akan memindahkan sebagian energinya
kepada molekul-molekul di daerah yang
bersuhu lebih rendah akibat tumbukan
antar molekul.
Semakin cepat getaran molekul, maka
daerah yang tidak dipanasi akan semakin
cepat panas (suhunya lebih cepat naik).
Proses berhenti jika sudah terjadi
kesetimbangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3. Perpindahan kalor secara konveksi
No Pemahaman Minimal
Kategori
Memahami Tidak
Lengkap Miskonsepsi
Tidak
Memahami
1 Siswa dapat menjelaskan pengertian perpindahan kalor
secara konveksi
Konveksi adalah perpindahan energi dari satu bagian
fluida yang bersuhu tinggi ke bagian lain fluida yang
bersuhu rendah oleh pergerakan/ aliran fluida itu sendiri.
Siswa
menjelaskan
secara lengkap
dan sesuai
dengan teori
Siswa dapat
menjelaskan
sesuai dengan
teori tetapi
tidak lengkap
Penjelasan siswa
tidak sesuai
dengan konsep
yang sebenarnya
atau tidak sesuai
dengan teori dan
siswa yakin akan
penjelasannya
Siswa tidak dapat
menjelaskan/
tidak menjawab
pertanyaan
2 Siswa dapat memberikan contoh perpindahan kalor
secara konveksi
3 Siswa dapat menjelaskan proses perpindahan kalor
secara konveksi
Aliran fluida dapat berlangsung sendiri akibat perbedaan
massa jenis karena perbedaan suhu.
Energi disimpan di dalam molekul – molekul fluida dan
diangkut sebagai gerakan massa molekul – molekul
tersebut
Energi dibawa oleh molekul fluida yang bergerak.
Proses berhenti jika sudah terjadi kesetimbangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4. Perpindahan kalor secara radiasi
No Pemahaman Minimal
Kategori
Memahami Tidak
Lengkap Miskonsepsi
Tidak
Memahami
1 Siswa dapat menjelaskan pengertian perpindahan kalor
secara radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda–benda itu
terpisah dalam ruang, bahkan terdapat ruang hampa di
antara benda tersebut.
Panas radiasi dipancarkan melalui gelombang
elektromagnetik.
Siswa
menjelaskan
secara
lengkap dan
sesuai
dengan teori
Siswa dapat
menjelaskan
sesuai
dengan teori
tetapi tidak
lengkap
Penjelasan siswa tidak
sesuai dengan konsep
yang sebenarnya atau
tidak sesuai dengan
teori dan siswa yakin
akan penjelasannya
Siswa tidak
dapat
menjelaskan/
tidak
menjawab
pertanyaan
2 Siswa dapat memberikan contoh perpindahan kalor secara
radiasi
5. Persamaan kalor
No Pemahaman Minimal
Kategori
Memahami Tidak
Lengkap Miskonsepsi
Tidak
Memahami
1 Menyatakan persamaan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu suatu zat, yaitu 𝑄 = . 𝑐. ∆𝑇, dimana Q:
Jumlah kalor yang diberikan untuk menaikkan suhu suatu zat
m : Massa zat
c : Kalor jenis
∆𝑇: Perubahan suhu
Siswa
menjelaskan
secara
lengkap dan
sesuai
dengan teori
Siswa dapat
menjelaskan
sesuai
dengan teori
tetapi tidak
lengkap
Penjelasan siswa tidak
sesuai dengan konsep
yang sebenarnya atau
tidak sesuai dengan
teori dan siswa yakin
akan penjelasannya
Siswa tidak
dapat
menjelaskan/
tidak
menjawab
pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
No Pemahaman Minimal
Kategori
Memahami Tidak
Lengkap Miskonsepsi
Tidak
Memahami
2 Siswa dapat menjelaskan hubungan antar variabel pada
persamaan kalor
Massa, kalor jenis, dan perubahan suhu berbanding lurus
dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu suatu zat.
Siswa dapat memberikan contoh setiap hubungan massa,
kalor jenis, dan perubahan terhadap jumlah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat.
Siswa
menjelaskan
secara
lengkap dan
sesuai
dengan teori
Siswa dapat
menjelaskan
sesuai dengan
teori tetapi
tidak lengkap
Penjelasan siswa
tidak sesuai dengan
konsep yang
sebenarnya atau
tidak sesuai dengan
teori dan siswa
yakin akan
penjelasannya
Siswa tidak
dapat
menjelaskan/
tidak
menjawab
pertanyaan
6. Siswa dapat menjelaskan konsep Asas Black
No Pemahaman Minimal
Kategori
Memahami Tidak
Lengkap Miskonsepsi
Tidak
Memahami
1 Ketika dua zat A dan B dengan suhu masing-masing T1 dan T2
disatukan, maka benda yang suhunya lebih tinggi akan
memberikan kalor pada benda yang suhunya lebih rendah atau
benda yang suhunya lebih rendah menyerap kalor dari benda
yang suhunya lebih tinggi, sampai terjadi kesetimbangan
termal, yaitu suhu menjadi sama T3.
Siswa
menjelaskan
secara
lengkap dan
sesuai
dengan teori
Siswa dapat
menjelaskan
sesuai dengan
teori tetapi
tidak lengkap
Penjelasan siswa
tidak sesuai dengan
konsep yang
sebenarnya atau
tidak sesuai dengan
teori dan siswa
yakin akan
penjelasannya
Siswa tidak
dapat
menjelaskan/
tidak
menjawab
pertanyaan
2 Siswa memberikan contoh tentang Asas Black
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 2
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA A
Keterangan:
P: Peneliti
S: Siswa
P: pernah mendengar kata kalor?
S: pernah
P: menurutmu kalor itu apa?
S: suatu energi yang dapat menyebabkan perubahan suhu dan wujud zat
P: contohnya kalor dapat menyebabkan perubahan suhu itu bagaimana?
S: misalnya ada benda awalnya suhunya 20oC, terus dipanasi, nanti bagian lainnya
suhunya makin naik sampai suhu bendanya sama dengan bagian yang dipanasi,
misalnya 100oC. gitu
P: kok bisa ikut panas? Gimana prosesnya?
S: melalui perpindahan. Jadi energinya itu berpindah, dengan cara konduksi,
konveksi, radiasi
P: kenapa berpindah?
S: karena suhunya beda
P: energinya berpindah dari mana ke mana?
S: dari suhu tinggi ke suhu rendah
P: Jadi kalor itu apa?
S: suatu energi yang berpindah karena suhunya berbeda. Energinya berpindah dari
suhu tinggi ke suhu rendah.
P: kalau contoh besi yang dipanasi tadi termasuk konduksi, radiasi, atau
konveksi?
S: konduksi
P: perpindahan kalor secara konduksi itu seperti apa?
S: perpindahan kalor melalui zat perantara
P: benda yang dipanasi tadi kok bagian yang gak dipanasi ikut panas?
S: karena kalor dari ujung yang diberi kalor merambat melalui perantara benda itu
menuju bagian yang tidak dipanasi
P: merambatnya gimana?
S: gak tau mbak..hehe
P: kalau perpindahan kalor secara konveksi itu seperti apa?
S: lupa mbak
P: contohnya ingat gak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
S: lupa e mbak
P: kalau radiasi?
S: perpindahan kalor secara langsung tanpa melalui zat perantara
P: zat perantara itu apa?
S: zat perantara itu mungkin kayak benda, misalnya konduksi tadi bisa merambat
melalui bendanya, itu disebut perantara. Kalau radiasi gak melalui zat perantara,
jadi misalnya panas matahari yang sampai ke bumi itu langsung mengenai bumi
yang suhunya lebih rendah dari matahari tanpa zat perantara, karena antara
matahari dengan bumi itu ruang hampa.
P: tadi kalor itu energi yang dapat menyebabkan perubahan wujud zat juga, bisa
diberi contoh?
S: seperti es kalau diberi kalor itu suhunya berubah dan dari perubahan suhunya
itu bentuknya juga berubah menjadi cair
P: selain es menjadi cair, contohnya apa lagi?
S: penyubliman kapur barus dari padat ke gas, penguapan dari air ke gas,
pembekuan dari cair ke padat, mungkin itu
P: misalnya es dipanasi, suhunya kan naik, tapi saat perubahan wujud menjadi cair
itu suhunya terus naik atau tetap?
S: pasti naik terus mbak
P: jadi saat perubahan wujud itu suhunya terus naik ketika dipanasi?
S: iya mbak
P: itu kenapa bisa terjadi perubahan wujud zat?
S: karena saat diberi kalor kepadatan molekul zatnya berubah. Misalnya es kan zat
padat yang molekulnya berdekatan, jadi saat dipanasi molekulnya jadi meregang
jadi bisa berubah menjadi cair. Terus pas udah jadi cair kan terus dipanasi jadinya
molekulnya makin meregang, jadi bisa berubah menjadi uap.
P: ada pengaruh tekanan udara terhadap perubahan wujud gak?
S: mungkin memperngaruhi tapi saya kurang tau
P: kalau kita masak air di tempat yang rendah misalnya di pesisir dengan kita
masak air di pegunungan itu sama gak?
S: berbeda. Lebih cepat mendidih di pesisir dari pada di pegunungan
P: kenapa kok berbeda?
S: karena ketinggiannya berbeda
P: hubungannya ketinggian dengan cepat lambatnya air mendidih bagaimana?
S: semakin tinggi, tekanan udara semakin rendah, jadinya semakin lama
mendidihnya. Titik didihnya jadi lebih tinggi dari yang di tempat yang lebih
rendah gitu mbak
P: jadi tekanan udara di pesisir lebih besar dari pegunungan?
S: iya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
P: karena tekanan udara di pesisir itu lebih besar daripada tekanan udara di
pegunungan, jadi lebih cepat mendidih di pesisir daripada di pegunungan?
S: iya mbak
P: nah sekarang kamu tahu apa saja faktor yang mempengaruhi jumlah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat?
S: seingatku rumusnya Q = m.c. T, jadi faktor yang mempengaruhi itu massa,
kalor jenis, dan selisih suhu.
P: hubungan massa, kalor jenis, dan selisih suhu dengan jumlah kalor itu gimana?
S: kalau rumusnya Q = m.c. T, berarti massa berbanding lurus dengan jumlah
kalor, kalor jenis sama selisih suhu juga berbanding lurus sama kalor.
P: pernah dengar tentang Asas Black?
S: yang mana ya mbak? Aku lupa
P: yang persamaannya Qlepas = Qterima
S: oh iya inget
P: yang dimaksud Qlepas = Qterima. itu bagaimana ya?
S: duh mbak aku lupa banget
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 3
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA B
Keterangan:
P: Peneliti
S: Siswa
P: menurut kamu kalor itu apa?
S: kalor itu bisa disebut panas
P: panas yang bagaimana?
S: panas yang dihasilkan dari suatu zat
P: jadi setiap zat menghasilkan kalor dong?
S: iya mbak
P: contohnya?
S: misalnya, ada air yang panasnya 80o C, trus ada yang panasnya 100
o C
P: misalnya, air yang panasnya 100o
C itu air A dan air yang panasnya 80o
C,
apakah bisa dikatakan kalor air A lebih tinggi dari air B?
S: bisa
P: kenapa?
S: karena diketahui dari suhunya
P: apakah kalor itu sama atau berbeda dengan suhu?
S: sama
P: lalu, suhu itu apa?
S: temperatur yang menyatakan ruangan itu panas atau dingin. Kalau kita
mengetahui suhunya maka kita dapat mengetahui ukuran panasnya seperti apa.
P: jadi, panas itu sama dengan suhu?
S: beda
P: bedanya di mana?
S: kalor kan panasnya suatu zat, kalau suhu kan ada yang min dan itu belum tentu
panas. Kalau min kan dingin, kalau suhunya di atas 40 derajat itu panas.
P: ooo gitu. Tahu rumusnya kalor gak?
S: 𝑄 = . 𝑐. ∆𝑇
P: ∆𝑇 itu apa?
S: selisih suhu
P: kalau ada selisih suhu berarti bagaimana?
S: ada suhu awal dan suhu akhir
P: jadi, kalor itu dipengaruhi oleh apa?
S: perbedaan suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
P: kalau begitu, air A 100oC tadi bisa dikatakan kalornya lebih tinggi dari air B
80oC tidak?
S: tidak
P: kenapa?
S: karena tidak ada perbedaan suhu
P: jadi kalor sama gak dengan suhu?
S: enggak mbak
P: kalor dapat berpindah tidak?
S: bisa
P: dengan cara apa?
S: konduksi, konveksi, dan radiasi
P: yang berpindah itu apanya?
S: alirannya
P: aliran apa?
S: (diam)
P: misalnya ada batang besi, salah satu ujungnya dipanasi, maka apa yang
dirasakan pada ujung lainnya?
S: panas
P: panasnya berupa apa?
S: energi
P: jadi, kalor itu apa?
S: kalor adalah energi yang mengalir karena ada perbedaan suhunya.
P: energinya mengalir dari mana ke mana?
S: dari benda yang suhunya tinggi ke suhu yang lebih rendah
P: jadi, kalor itu apa?
S: kalor adalah energi panas yang mengalir dari tempat satu ke tempat yang lain
karena adanya perbedaan suhu
P: tadi disebutkan ada 3 cara perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi. Perpindahan kalor secara konduksi itu seperti apa?
S: konduksi itu hantaran, misal ada besi kalau dipanaskan ujungnya, ujung lainnya
yang dipegang akan terasa panas.
P: prosesnya bagaimana kok bisa ikut panas?
S: energinya mengalir
P: mengalirnya gimana?
S: energinya berpindah melewati atom-atomnya
P: energinya bisa berpindah dari atom satu ke atom satunya itu gimana prosesnya?
Kenapa energinya bisa melewati atom-atomnya?
S: kurang tahu mbak, tahunya ya energi panasnya berpindah lewat atom-atomnya.
P: atomnya berpindah tidak?
S: yang berpindah cuma panasnya, atom-atomnya enggak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
P: kalau perpindahan panas secara konveksi itu seperti apa?
S: konveksi itu aliran panas
P: contohnya?
S: memanaskan air
P: prosesnya alirannya bagaimana?
S: adanya aliran dari sumber panas. Energinya akan mengalir ke suhu yang lebih
rendah
P: mengalir begitu saja?
S: iya
P: kalau mengalir begitu saja, akan menumpuk di ujung?
S: enggak
P: lha katanya ngalir gitu aja, trus air dingin yang di atas kemana?
S: akan turun dan terkena panas dari sumber panas.
P: kenapa turun ke bawah?
S: karena adanya perbedaan suhu. Yang panas naik ke atas dan yang dingin akan
ke bawah sehingga yang dingin akan terkena sumber panas.
P: hubungannya dengan suhu yang berbeda dengan airnya yang bisa naik turun
gitu apa?
S: (diam lama) gak tahu mbak
P: hmmm.. air tersusun atas apa?
S: molekul
P: sifatnya gimana?
S: sedikit lebih renggang mbak
P: saat dipanasi, molekul yang dipanasi akan bagaimana?
S: (diam)
P: misalnya, balon yang berisi gas, jika dipanaskan akan terjadi apa?
S: akan memuai, mengembang jadi meletus
P: volumenya berubah tidak?
S: iya, akan bertambah
P: kalau di air, sama tidak dengan gas tadi?
S: sama, soalnya kalau mendidih itu bisa sampai tumpah. Karena molekul-
molekulnya mengembang jadinya volumenya bertambah.
P: sebelum dipanasi, misalnya volume molekulnya 1. Setelah dipanasi, atom yang
dipanaskan akan bertambah volumenya, misalnya 2. Air yang masih dingin di
atasnya bagaimana volumenya?
S: masih 1
P: massa jenis air yang di bawah terkena panas dengan air yang masih dingin di
atasnya sama tidak, jika massanya sama?
S: karena volumenya beda, maka massa jenisnya beda.
P: lebih besar massa jenis yang airnya panas atau yang lebih dingin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
S: air yang dingin
P: lalu, kalau massa jenis air yang lebih dingin lebih besar dari pada yang lebih
panas maka airnya akan bagaimana?
S: (diam)
P: misalnya, minyak dan air dicampur, akan terjadi apa?
S: minyaknya jadi di atas, airnya di bawah
P: kenapa begitu?
S: karena massa jenis minyak lebih kecil dari pada air.
P: jadi, apa yang terjadi pada air yang dipanaskan tadi?
S: air yang dipanaskan volume molekulnya bertambah sehingga massa jenisnya
lebih kecil dari molekul yang di atasnya yang belum terkena panas, sehingga air
yang lebih panas akan naik dan yang lebih dingin akan turun.
P: lalu, air dingin yang turun ini bagaimana?
S: akan terkena sumber panas sehingga volumnya juga bertambah dan air panas
yang naik tadi dingin lagi, jadi volumenya lebih kecil dari yang bawah sehingga
air yang di atas turun lagi dan yang di bawah akan naik karena massa jenisnya
berbeda, begitu seterusnya.
P: syaratnya terjadinya konveksi apa?
S: adanya adanya perbedaan suhu dan adanya perbedaan massa jenis.
P: jadi, perpindahan panas secara konveksi itu apa?
S: perpindahan energi karena adanya perbedaan suhu. Perpindahan energi terjadi
melalui aliran. Saat dipanaskan molekulnya memuai sehingga akan
mempengaruhi besarnya massa jenis sehingga terjadi perpindahan energi.
P: kalau perpindahan energi secara radiasi itu seperti apa?
S: radiasi adalah perpindahan panas melalui pancaran, contohnya panas matahari
yang kita rasakan.
P: pancarannya bagaimana?
S: langsung tanpa perantara, bisa terjadi walaupun di ruang hampa.
P: sekarang tahu gak faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah kalor yang
diberikan untuk menaikkan suhu suatu zat?
S: lupa mbak, cuma inget rumusnya
P: rumusnya apa?
S: 𝑄 = . 𝑐. ∆𝑇
P: Q itu apa?
S: kalor
P: m itu apa?
S: massa benda
P: c itu apa?
S: kalor jenis
P: ∆𝑇 itu apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
S: kenaikan suhu. Oh iya ya berarti faktonya ya massa, kalor jenis sama kenaikan
suhu.
P: misalnya ada 2 gelas air dan 1 gelas air, suhu awalnya sama sama 20oC. Untuk
mencapai suhu 100oC, jumlah kalor yang harus diberikan untuk 2 gelas air dengan
1 gelas air beda gak?
S: beda mbak
P: lebih besar kalor yang diberikan untuk 2 gelas air atau 1 gelas air?
S: yang 2 gelas
P: kenapa?
S: karena massa air dari 2 gelas lebih besar dari massa air pada 1 gelas
P: jadi hubungan massa dengan jumlah kalor apa?
S: semakin besar massa benda semakin besar kalor yang diberikan
P: kalau sekarang misalnya ada besi dan tembaga, massanya sama, suhu awalnya
juga sama misalnya 20oC. Untuk mencapai suhu 100
oC, jumlah kalor yang harus
diberikan untuk besi dan tembaga sama gak?
S: beda mbak
P: lebih besar kalor yang diberikan untuk besi atau tembaga?
S: tergantung dari kalor jenis kedua benda itu
P: kalor jenis itu apa?
S: lupa e mbak. Seingatku kalor jenis setiap benda itu beda tergantung jenis
bendanya
P: misalnya kalor jenis besi lebih besar dari tembaga, lebih besar kalor yang
diberikan untuk besi atau tembaga?
S: besi mbak
P: jadi hubungan kalor jenis dengan jumlah kalor apa?
S: semakin besar kalor jenis suatu benda semakin besar kalor yang diberikan
P: kalau hubungan jumlah kalor yang diberikan dengan kenaikan suhu apa?
S: kalau jumlah kalor yang diberikan semakin besar, kenaikan suhunya akan
semakin besar juga.
P: pernah dengar tentang Asas Bllack?
S: pernah
P: tolong jelaskan apa itu Asas Black dong
S: lupa e mbak, cuma ingat kalau Qlepas = Qterima.
P: yang dimaksud Qlepas = Qterima. itu bagaimana?
S: hehe.. lupa mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA C
Keterangan:
P: Peneliti
S: Siswa
P: sudah pernah dengar kata kalor?
S: udah di kelas 10
P: menurutmu kalor itu apa ya?
S: sesuatu yang bisa menghantarkan panas
P: maksudnya menghantarkan panas itu maksudnya gimana?
S: mengalirkan panas
P: yang mengalir itu apa?
S: ya panasnya mbak
P: panasnya berupa apa?
S: energi mbak
P: mengalirnya dari mana ke mana?
S: duh gak tahu e mbak
P: misalnya kita memanaskan ujung batang logam. Ujung batang logam yang
tidak dipanaskan jadi gimana?
S: jadi panas
P: ujung yang dipanasi suhunya lebih tinggi atau lebih rendah dari ujung logam
yang gak dipanasi?
S: lebih tinggi yang dipanasi
P: trus aliran panasnya dari mana ke mana?
S: dari suhu yang tinggi ke suhu yang lebih rendah
P: jadi kalor itu apa?
S: energi panas yang mengalir dari tempat satu ke tempat yang lain karena adanya
perbedaan suhu.
P: kan kalor itu energi panas yang mengalir, bisa dengan cara apa aja ya
mengalirnya?
S: konduksi, konveksi
P: menurutmu perpindahan kalor secara konduksi itu yang seperti apa?
S: pepindahan panas yang melalui perantara
P: maksudnya perpindahan panasnya melalui perantara itu gimana?
S: ya melewati zatnya mbak
P: kalau kayak batang logam tadi, panasnya berarti lewat logamnya itu ya?
S: iya
P: gimana proses berpindahnya?
S: gimana ya mbak?gak tahu
P: kalau suatu zat, misalnya batang logam tadi, itu tersusun dari apa?
S: partikel-partikel
P: nah, partikel di ujung logam kalau dipanaskan, partikelnya jadi gimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
S: bergerak mbak
P: kalau partikel yang dipanasi itu bergerak, terus mempengaruhi partikel di
sebelahnya gak?
S: jadi bersinggungan
P: maksudnya?
S: bertubrukan
P: kalau bertubrukan sama partikel sebelahnya, partikel yang ditubruk jadi
gimana?
S: bergerak juga
P: saat partikelnya menubruk itu punya apa?
S: kecepatan
P: kalau punya kecepatan, partikelnya punya energi apa?
S: kinetik bukan ya?
P: ya energi kinetik.
P: berarti yang berpindah energi apa kok bisa ujung yang gak dipanasi ikut panas?
S: energi kinetiknya mbak
P: partikelnya ikut berpindah gak?
S: enggak
P: kalau konveksi itu yang gimana?
S: konveksi itu kayak manasi air
P: coba bisa dijelaskan gak gimana perpindahan panasnya?
S: gimana ya? gak tahu juga
P: misalnya ada air didalam panci nih, air itu tersusun dari apa to?
S: partikel
P: sifat partikel zat cair itu gimana ya?
S: tersebar tapi tidak beraturan
P: nah kalau panci bagian bawah dipanasi, partikel air yang di bawah gimana?
S: panas
P: trus kalau panas, partikelnya gimana?
S: memuai
P: kalau memuai, ukurannya jadi gimana?
S: bertambah besar
P: kalau bertambah besar, volumenya?
S: volumenya jadi tambah besar
P: itu kan partikel yang di bawah yang dipanasi, partikel air yang di atas kan
belum panas tu, volume partikel yang di atas itu bertambah juga gak?
S: enggak
P: jadi, volume partikel yang di atas dengan yang di bawah sama gak?
S: enggak
P: besar yang mana?
S: besar yang bawah
P: trus massa jenis air yang di bawah gimana kalau volume partikel yang di bawah
lebih besar?
S: lebih kecil yang bawah
P: kalau massa jenis air yang di bawah lebih kecil dari pada yang di atas, airnya
jadi gimana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
S: air yang di bawah naik
P: trus air yang di atas kemana dong?
S: turun mbak
P: air dari atas yang turun itu kan jadi dipanasi, trus gimana?
S: naik lagi
P: itu kenapa?
S: karena massa jenisnya lebih kecil dari yang atas
P: trus air yang di atas gimana
S: turun lagi. Oh jadi naik turun gitu ya mbak makanya bisa berbuih?
P: iya. Prosesnya ini berhenti sampai kapan?
S: sampai mendidih, suhu semua air sama
P: jadi, perpindahan kalor secara konveksi itu apa?
S: perpindahan energi panas karena perbedaan suhu dan massa jenis
P: hmmm.. Sekarang tahu faktor yang mempengaruhi jumlah kalor yang
dibtuhkan untuk menaikkan suhu suatu zat apa aja dek ?
S: kalau dari rumusnya faktor yang mempengaruhi itu massa, kalor jenis, dan
selisih suhu.
P: hubungan massa, kalor jenis, dan selisih suhu dengan jumlah kalor itu apa?
S: kan rumusnya Q = m.c. T, jadi massa, kalor jenis, dan selisih suhu semuanya
berbanding lurus dengan jumlah kalor kan rumusnya.
P: bisa beri contoh massa berbanding lurus dengan jumlah kalor yang diberikan
gak?
S: kalau ada benda yang massanya lebih besar, itu jumlah kalor yang dibutuhkan
lebih besar untuk menaikan suhu yang sama dengan massa yang lebih kecil.
P: kalau contoh kalor jenis berbanding lurus dengan jumlah kalor yang diberikan?
S: sama kaya massa tadi, kalau ada benda yang kalor jenisnys lebih besar, itu
jumlah kalor yang dibutuhkan lebih besar untuk menaikan suhu yang sama
dengan benda yang kalor jenisnya yang lebih kecil.
P: kalor jenis benda itu beda beda kah?
S: iya tergantung jenisnya
P: contohnya?
S: kalor jenis air sama alumunium beda, kan jenisnya beda
P: kalau contoh kenaikan suhu berbanding lurus dengan jumlah kalor yang
diberikan?
S: kalau mau menaikkan suhu benda lebih besar ya kalornya harus lebih besar
juga.
P: sekarang tentang Asas Black, tahu gak bagaimana apa itu Asas Black?
S: lupa mbak
P: misalnya ada 2 besi, besi A dan besi B, masing-masing punya suhu yang
berbeda, misalnya besi A suhunya 20oC dan besi B suhunya 100
oC. Besi B
ditempel atau disatukan dengan besi A, apa yang terjadi pada besi A dan besi B?
S: besi A suhunya meningkat
P: suhu akhir kedua benda itu jadi gimana?
S: suhunya jadi sama
P: kenapa bisa jadi sama?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
S: karena kalor dari besi B diberikan ke besi A soalnya suhu besi B lebih besar
dari besi A, terus besi A menerima kalor dari besi B, jadinya suhunya menjadi
sama.
P: kalor yang diberikan besi B sama gak dengan kalor yang diterima besi A?
S: sama mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 5
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA D
Keterangan:
P: Peneliti
S: Siswa
P: udah pernah dengar kata kalor?
S: udah
P: menurutmu kalor itu apa?
S: perpindahan energi yang dipengaruhi perbedaan suhu
P: perpindahan energinya bagaimana?
S: energinya berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Benda yang suhunya
tinggi itu mengalirkan energi ke suhu yang lebih rendah.
P: o begitu. Kalau misalnya ada kawat nih, salah satu ujungnya dipanasi, terus
kamu pegang ujung kawat yang lain, yang kamu rasakan gimana?
S: ikut panas
P: kenapa kok bisa ikut panas?
S: ya itu karena energinya berpindah
P: jadi kalor itu apa?
S: kalor adalah perpindahan energi yang dipengaruhi perbedaan suhu. Energinya
berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah.
P: energinya bisa berpindah dengan cara apa aja?
S: konduksi, konveksi, radiasi
P: perpindahan kalor secara konduksi itu yang bagaimana?
S: konduksi itu perpindahan energi yang tidak disertai dengan perpindahan
mediumnya
P: maksudnya tidak disertai dengan perpindahan mediumnya itu gimana?
S: misalnya kawat yang dipanasi, energinya berpindah lewat kawatnya di
sepanjang kawat
P: jadi energinya berpindah lewat zatnya itu sendiri?
S: iya
P: energinya berpindahnya gimana?
S: energinya berpindah melalui molekulnya
P: molekulnya ikut berpindah gak?
S: enggak, molekulnya tetap, gak berpindah, yang berpindah itu energinya.
P: energinya berpindahnya seperti air mengalir dan akan mengumpul di ujung
atau bagaimana?
S: merata
P: meratanya gimana?
S: kalau energinya cukup itu bisa sampai semua bendanya ikut suhunya sama
P: kan energinya melalui molekulnya, itu gimana?
S: energinya berpindah dari molekul yang dipanasi ke molekul sebelahnya sampai
ujung yang tidak dipanasi
P: kenapa energinya bisa berpindah dari molekul 1 ke molekul sebelahnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
S: karena adanya perbedaan suhu antara molekul yang dipanasi sama yang gak
dipanasi. Jadi molekul pada ujung yang suhunya lebih panas akan mengalirkan
energi ke molekul lebih dingin.
P: misalnya molekul yang dipanasi ini molekul 1, terus energinya berpindah ke
molekul 2 di sebelahnya, energi yang di molekul 1 ini gimana?
S: ya berkurang, biar sama dengan molekul 2-nya, energinya dilepaskan.
P: dilepaskan semua atau enggak?
S: gak semua, cuma sebagian
P: terus energi dari molekul 2 yang berpindah ke molekul 3 gimana? dilepaskan
sebagian lagi?
S: iya sebagian juga. Kan kawatnya dipanasi terus, suhunya meningkat. Jadi
molekul 1 ini menyalurkan energi terus ke molekul 2, molekul 2 ke molekul 3,
dan seterusnya sampai suhu seluruh kawat sama.
P: hubungan suhu yang meningkat dengan energi yang berpindah gimana?
S: kalau suhunya meningkat ya energi di molekul 1 ini bertambah terus jadinya
bisa menyalurkan energinya ke molekul sebelahnya.
P: o gitu ya. Jadi energinya itu energi dari molekulnya ya?
S: iya
P: energi apa itu?
S: aku kurang paham kalau itu
P: kalau kawat ini gak dipanasi nih, sebenarnya molekul yang di dalam kawat
bergerak gak?
S: tetap bergerak, tapi gak berarti.
P: kok gak berarti?
S: pada benda padat kan jarak antar molekulnya dekat, molekulnya bergeraknya
hanya sedikit-sedikit dan gak sampai tukar posisi.
P: kan molekulnya bergerak sedikit-sedikit tuh, kalau dipanasi molekulnya jadi
gimana?
S: geraknya lebih cepat
P: kalau molekul yang dipanasi bergerak lebih cepat, pengaruh ke molekul
sebelahnya gimana?
S: nabrak-nabrak molekul sebelahnya, terus molekul sebelahnya ikut geraknya
cepat dan nabrak molekul sebelahnya lagi sampai ujung yang gak dipanasi.
P: kenapa bisa nabrak-nabrak?
S: ya kan zat padat itu molekul-molekulnya berdekatan, jadinya bisa nabrak-
nabrak
P: o gitu. Terus kalau molekulnya bergerak itu punya apa?
S: kecepatan dan energi
P: itu energi apa?
S: energi kinetik
P: kenapa kok energi kinetik?
S: karena punya kecepatan
P: nah molekul yang dipanasi ini tadi gimana?
S: geraknya makin cepat
P: kalau geraknya makin cepat, energinya gimana?
S: makin besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
P: kenapa makin besar?
S: karena energi kinetik =
2 2
P: kalau molekulnya bergerak makin cepat, hubunganya dengan suhu kawat
gimana?
S: kalau makin cepat, energi kinetiknya makin besar, jadi ujung yang gak dipanasi
semakin cepat panas
P: jadi, energi yang dipindahkan dari molekul 1 ke molekul sebelahnya itu energi
apa?
S: energi kinetiknya
P: dipindahkan semua atau enggak?
S: cuma sebagian
P: bisa dijelaskan lagi gak proses perpindahan kalor pada kawat yang dipanasi
tadi?
S: molekul di ujung kawat yang dipanasi akan bergerak lebih cepat, terus nanti
tumbukan dengan molekul di sebelahnya. Molekul yang ditumbuk bergerak lebih
cepat lagi dan menumbuk molekul di sebelahnya lagi, gitu terus sampai
menumbuk molekul di ujung kawat yang gak dipanasi, sampai suhu seluruh kawat
sama. Energi yang dipindahkan itu energi kinetik dari molekulnya.
P: jadi kesimpulannya perpindahan kalor secara konduksi itu gimana?
S: perpindahan kalor secara konduksi adalah perpindahan energi kinetik melalui
medium dan tidak disertai perpindahan mediumnya yang dipengaruhi oleh
tumbukan molekul. Terjadi tumbukan karena suhu molekul yang naik akan lebih
cepat bergerak dan menumbuk molekul di sebelahnya.
P: kalau perpindahan kalor dengan cara konveksi itu yang seperti apa?
S: konveksi itu contohnya air yang dipanasi
P: coba digambar
S: (Siswa menjelaskan bahwa saat air dipanaskan, air mengalir naik turun naik
turun)
P: airnya kok bisa mengalir naik turun naik turun?
S: karena ada perbedaan suhu antara air yang di bawah dengan air yang di atas.
Suhunya lebih tinggi yang di bawah karena dipanasi lebih dulu, terus air yang di
bawah akan naik
P: terus air yang di atas gimana?
S: turun, gantian sama air yang di bawah tadi
P: terus pengaruh suhunya yang gak sama itu apa kok bisa airnya naik turun gitu?
Api
Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
S: air itu kan zat cair, kalau air dipanasi molekulnya memuai. Kalau memuai
volumenya jadi semakin besar, jadinya massa jenisnya makin kecil
P: kenapa massa jenisnya makin kecil?
S: kan massanya tetap sama tapi volumenya lebih besar jadi massa jenisnya lebih
kecil, karena massa jenis sama dengan massa per volume
P: massa jenis yang di bawah sama yang di atas sama gak?
S: beda, lebih kecil yang di bawah daripada yang di atas, karena suhu air yang di
bawah lebih tinggi, jadinya air yang di bawah naik ke atas, air yang di atas turun
ke bawah. Seperti air dan minyak, minyaknya di atas dan air di bawah soalnya
massa jenis minyak lebih kecil dari air.
P: o gitu. Itu cuma yang di bawah naik dan yang di atas turun terus udah gitu aja
atau gimana?
S: ya kan air yang dari atas yang ke bawah tadi dipanasi, jadinya makin panas dan
massa jenisnya lebih kecil dari yang atas, terus naik lagi, yang atas jadi lebih
dingin dan turun lagi. Naik turun naik turun terus sampai suhunya sama.
P: terus energinya disimpan di mana dan berpindahnya gimana?
S: energinya disimpan di molekul airnya, jadinya perpindahan energinya diikuti
oleh perpindahan airnya.
P: kesimpulannya, perpindahan kalor secaa konveksi itu bagaimana?
S: perpindahan energi yang disertai oleh perpindahan molekul. Molekulnya
bepindah karena adanya perbedaan suhu, ada yang suhunya lebih tinggi dan ada
yang lebih rendah, sehingga ada perbedaan massa jenis. Molekul yang suhunya
kebih tinggi akan memuai sehingga massa jenisnya lebih kecil dari molekul yang
suhunya lebih rendah, sehingga molekul yang massa jenisnya lebih kecil akan
naik dan molekul yang massa jenisnya lebih besar akan turun, dan naik turun terus
sampai suhu zatnya sama.
P: konveksi juga bisa terjadi pada gas apa enggak?
S: bisa
P: bisa kasih contohnya gak?
S: waktu menyalakan lilin, tangan kita kalau di taruh di atasnya akan terasa panas
P: itu bagaimana proses perpindahan kalornya?
S: udara yang di atas api dipanaskan dan molekulnya mengembang, jadi massa
jenis udara menurun dan udaranya naik, jadi tangan kita terasa panas.
P: oke. Kalau perpindahan kalor secara radiasi yang bagaimana?
S: radiasi itu perpindahan kalor dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah. Energinya berpindahnya tidak perlu perantara atau langsung,
contohnya energi dari matahari yang sampai ke bumi.
P: bisa terjadi di ruang hampa gak?
S: bisa
P: dalam bentuk apa perpindahan energi kalornya?
S: setauku sih gelombang elektromagnetik. Tapi kurang paham kalau tentang itu
mbak
P: oke gak papa. Jadi syarat terjadinya perpindahan kalor itu apa?
S: kalau ada perbedaan suhu
P: sekarang tentang faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kalor untuk
menaikkan suhu suatu zat. Faktor-faktor yang mempengaruhi itu apa aja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
S: massa, perubahan suhu, sama apa itu ya lupa namanya. Kalau di rumus itu Q =
m.c.∆T, c’nya itu apa aku lupa, koefisien pa ya?
P: koefisien apa?
S: koefisien kalor
P: besarnya gimana? Apakah udah tertentu?
S: besarnya tergantung sama zatnya apa
P: berarti tiap zat yang berbeda, c’nya juga berbeda besarnya?
S: iya, sudah tertentu juga besarnya
P: misalnya ada air dan besi yang massanya sama dan keduanya suhunya 20oC.
Jumlah kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu air dan besi jadi 100oC
banyakan air atau besi?
S: banyak yang air
P: kenapa?
S: karena c air lebih besar dari pada besi
P: jadi hubungan c dengan jumlah kalor itu apa?
S: oh iya c itu kalor jenis, baru inget. Ya semakin besar kalor jenis, semakin besar
jumlah kalor yang diberikan.
S: kalau hubungan massa dengan jumlah kalor yang diberikan gimana?
S: ya sama, semakin besar massa benda, semakin besar jumlah kalor yang
diberikan
P: bisa kasih contoh?
S: misalnya memanaskan sepanci air enuh sama air setengah panci, itu lebih cepat
memanaskan air setengah panci.
P: kalau hubungan jumlah kalor yang diberikan dengan perubahan suhu apa?
S: semakin besar jumlah kalor yang diberikan, semakin besar juga perubahan
suhunya.
P: bisa kasih contoh?
S: Kalau kita manasi 2 panci yang massanya sama, misalnya panci A dan B, tapi
kalor yag diberikan pada panci A lebih besar dari B, maka air A lebih cepat
mendidih.
P: pernah dengar tentang Asas Black?
S: pernah
P: misalnya ada 2 batang besi yang suhunya berbeda, besi A suhunya 20oC dan
besi B suhunya 100oC, keduanya disentuhkan, apa yang terjadi dari kedua benda
itu?
S: yang A suhunya akan naik dan yang B suhunya akan turun sampai suhunya
setimbang.
P: maksudnya setimbang itu apa?
S: maksudnya sampai besi A dan besi B suhunya sama
P: kenapa suhu besi A bisa naik dan suhu besi B bisa turun?
S: karena benda yang suhunya lebih tinggi mengalirkan energi ke suhu yang lebih
rendah, jadi besi B memberikan kalor ke besi A dan besi A menerima kalor dari
besi B.
P: besar kalor yang diberikan besi B dengan besar kalor yang diterima besi A beda
apa enggak?
S: harusnya sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
P: bisa kasih contoh tentang Asas Black?
S: kalau kita menggenggam es, tangan kita jadi dingin seperti es dan esnya lama-
lama meleleh.
P: kenapa bisa sperti itu?
S: karena tangan kita memberikan kalor ke es jadinya suhu yang di tangan turun
dan es-nya menerima kalor dari tangan jadinya lama-lama meleleh, jadi tangan
kita terasa dingin seperti suhu es.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI