25
Nama kelompok : Tommy pranata p Jeffri adventus s Eko syaputra kurnain

Presentasi Pengolahan Limbah Karet

Embed Size (px)

DESCRIPTION

limbah karet

Citation preview

  • Nama kelompok :

    Tommy pranata p

    Jeffri adventus s

    Eko syaputra

    kurnain

  • Latar belakang

    Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak dapat digunakan kembali, apabila limbah ini terlalu banyak dilingkungan maka akan berdampak pada pencemaran lingkungan dan berdampak pada kesehatan dari masyarakat sekitar. Limbah dibagi menjadi dua bagian sumber yaitu limbah yang bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan limbah yang berasal dari non-domestik (pabrik, industri dan limbah pertanian).Bahan-bahan yang termasuk dari limbah harus memiliki karakteristik diantaranya adalah mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif dan lain-lain. Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menurunkan kulitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air.Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama.

  • Tujuan

    1. Untuk mengetahui limbah yang dihasilkan industry karet.

    2.Untuk mengetahui faktor-faktor penghasil limbah karet dan penanggulangannya.

    3. Untuk mensinkronisasikan peraturan (AMDAL) dengan limbah yang dihasilkan.

  • Manfaat

    1. Sebagai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui cara penanggulangan limbah karet.

    2. agar masyarakat mengetahui dampak dari limbah karet yang berpengaruh terhadap lingkungan.

    3. agar masyarakat mengerti akan peraturan AMDAL sehingga tidak hanya memirkirkan keuntungan semata tetapi juga memperhatikan kelestarian lingkungan.

  • Pembahasan
    Sumber Limbah Industri Karet

    Apabila dilihat dari tahapan poduksi baik dari bahan baku berasal dari lateks dan bahan olahan karet rakyat (bokar), maka limbah yang terbentuk pada industri karet dapat berupa limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Kualitas bahan baku berpengaruhterhadap tingkat kuantitas dan kualitas limbah yang akan terjadi dengan rincian sebagai berikut :1. makin kotor bahan karet olahan akan makin banyak air yang diperlukan untuk proses pembersihannya, sehingga debit limbah cairpun meningkat.2. makin kotor dan makin tinggi kadar air dari bahan baku karet olahan, akan makinmudah terjadinya pembusukan, sehingga kuantitas limbah gas/bau pun meningkat.3. bahan baku karet olahan yang kotor menyebabkan kuantitas lumpur, tatal dan pasir relatif tinggi.Pembersihan dilakukan melalui pengecilan ukuran, proses ini juga bertujuan untuk memperbesar luas pemukaan karet agar waktu pengeringan relatif singkat. Dengandemikian, limbah yang terbentuk dominan berbentuk limbah cair.Sumber limbah cair dapat dikategorikan dari proses produksi dengan rincian sebagai berikut:

  • Bahan baku olahan karet rakyat Bahan baku karet rakyat berbentuk koagulum (bongkahan) yang telah dibubuhi asamsemut, dan banyak mengandung air dan unsur pengotor dari karet baik disengaja maupuntidak disegaja oleh kebun rakyat. Sumber limbahnya antara lain:

    a. penyimpanan koagulum

    b. sebelum produksi terlebih dulu karet disempot air sehingga menghasilkan limbah

    c. pencacahan koagulum lalu di cuci dengan air lagid. proses peremahan dengan hammer mill juga menghasilkan limbah cair, waaupun jumlahnya relatif kecil2. Bahan baku berasal dari lateks kebun. Dalam proses produksi untuk meghasilkan karet digunakan air lebih sedikit, tetapimempunyai bahan kimia didalam air limbahnya. Sumber limbahnya adalah dari proses pencacahan dan peremahan.




  • Pengaruh tiap parameter terhadap lingukungan dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a. BOD

    BOD merupakan salah satu parameter limbah yang diberi gambaran atas tingkat polusiair. Semakin tinggi nilai BOD menunjukkan makin besar oksigen yang dibutuhkan olehmikroorganisme merubah organik.Makin tinggi kandungan bahan organik akanmenyebabkan makn berkurangnya konsentrasi oksigen terlarut di dalam air yangakhirnya berakibat kematian berbagai biota air.Pengurangan konsentrasi oksigen terlarutmenyebabkan kondisi aerob bergeser ke kondisi anaerob.

  • b. COD

    COD mirip dengan BOD, bedanya osigen yang diperlukan merupakan oksigenkimiawi seperti O2 atau oksidator lainnya untuk mengoksidasi secara kimia bahanorganik menjadi senyawa lain seperti gas metan, amoniak, dan karbon dioksida. NilaiCOD selalu lebih tinggi daripada nilai BOD karena hampir seluruh jenis bahan organik dapat teroksidasi secara kimia termasuk bahan organik yang teroksidasi secara biologis.

  • c. Padatan Terendap

    Padatan terendap menunjukkan jenos padatan yang terkandung di dalam cairan limbahyang mampu mengendap di dasar cairan secara gravitasi dalam waktu paling lama sekitar 1 jam.

    d. Padatan Tersuspensi

    Padatan tersuspensi adalah padatan yang membentuk suspensi atau koloid. Secarakasat mata padatan ini terlihat mengapung atau mengambang serta mengeruhkan air karena berat jenisnya relatif rendah.

  • e.Padatan Terlarut

    Padatan ini bersama-sama dengan suspensi koloid tidak dapat dipisahkan secara penyaringan.Pemisahannya hanya dapat dilakukan dengan proses oksidasi biologis ataukoagulasi kimia.

    f. Kandungan Nitrogen

    Bentuk senyawa nitrogen yang paling umum adlah protein amonia, nitrit dan nitrat.Ketiga jenis terakhir ini dihasilkan dari perombakan protein, sisa tanaman dan pupuk yang tersisa di dalam cairan limbah.g. Derajat Keasaman (pH)Suatu cairan dikatan bersifat normal bila pH = 7 . makin rendah nilai pH artinya air makin bersifat asam, sebaliknya makin tinggi bersifat basa.

  • Limbah yang dihasilkan

    a) Limbah Cair

    Limbah cair karet merupakan air sisa produksi dari pengolahan karet menjadi benang karet dan air dari pembersihan alat/area. Limbah karet mengandung amoniak dan nitrogen total yang berbahaya apabila melewati batas standar yang telah ditetapkan sehingga dapat mencemari air sungai dan lingkungan sekitalnya. Pengolahan limbah cair tersebut dilakukan dengan menampungnya pada bak penampungan limbah untuk kemudian diendapkan, dsaring dan sisanya dialirkan ke lingkungan.

    b) Limbah Padat

    Limbah padat yang dihasilkan berupa busa lateks dan sisa slab.Limbah padat hasil pengolahan dari IPAL berasal dari proses koagulasi kimia dengan Ferosulfat dikeringkan didrying bedditampung di bak penampung.

  • Pengolahan Air Limbah

    Collecting Reservoir

    Air buangan yang berasal dari pengolahan benang karet dialirkan melalui saluran parit ke bak collecting reservoir.Didalam bak collecting reservoir terdapat 3 sekat atau sisi dimana pada tiap-tiap pintu/ sekat tersebut ada terdapat saringan.

    Equalisation Basin

    Fungsi bak equalisasi adalah :

    - Meredam bahan akibat adanya fluktasi bahan organis yang dapat mengganggu proses biologis aerob.

    -Mengendalikan pH air limbah.

    -Mengurangi fluktasi debit air, sehingga bahan homogeny secara merata atau teratur diatur pengalirannya menuju proses selanjutnya.

    -Mencegah terjadinya konsentrasi bahan bahan homogen beracun yang tinggi memasuki unit pengolahan biologis yang aerobic.

  • Alkalization Basin

    Setelah dari bak equalisasi, air kemudian dipompakan kedalam bak alkalization basin. Proses alkalisasi ini dilakukan untuk memisahkan logam berat dari air limbah dengan menaikkan pH asam menjadi basa. Dimana dalam hal ini air limbah mengandung kadar zink yang tinggi, dan zink merupakan salah satu jenis logam yang mudah terikat dengan zat zat lainnya.

    Sedimentasi Basin

    Air buangan yang berasal dari bak alkalization akan dialirkan kedalam bak sedimentasi. Proses sedimentasi ini bertujuan untuk mengendapkan fase lumpur yang terdapat pada air limbah sebagai hasil dari proses alkalisasi. Partikel air harus cukup besar agar dapat diendapkan dalam jangka waktu tertentu. Kecepatan pengendapan akan berbanding langsung dengan kuadrat diameter partikel partikelnya. Jika partikel membentuk aglomerat maka kecepatan akan bertambah besar.

  • Lifhting Pump Station

    Air limbah dari bak sedimentasi akan dialirkan ke Lifhting pump station, dimana lifhting pump station ini berfungsi sebagai post sementara untuk pengumpulan phase cair. Kemudian air akan dimasukkan kedalam neutralisasi Basin.

    Neutralisasi Basin

    Bak netralisai dilakukan untuk menetralkan air limbah dari pH 10 menjadi pH 7 (netral). Pada proses ini dilakukan pengadjusan dengan menambahkan asam sulfat 30%. Proses netralisasi ini bermanfaatuntuk proses biologi, dimana diperlukan pH air limbah antara 6 - 8 sehingga tercapainya kondisi yang optimum.

  • Bak Aerasi Lagon

    Air limbah kemudian dimasukkan ke dalam Bak Aerasi Lagon. Fungsi dari bak aerasi lagon ini adalah untuk menurunkan kadar COD dan BOD pada air limbah. Bak aerasi inni terdiri dari 5 lagon, dimana setiap lagon dilengkapi dengan aerator dengan jumlah yang berbeda.

    Adapun jumlah aerator pada tiap tiap lagon yaitu :

    -Lagon I terdapat 105 pcs aerator.

    -Lagon II terdapat 98 pcs aerator.

    -Lagon III terdapat 56 pcs aerator.

    -Lagon IV terdapat 56 pcs aerator.

    -Lagon V terdapat 56 pcs aerator.

  • Thickening Basin

    Selanjutnya Sludge phase limbah yang berasal dari bak sedimentasi akan dimasukkan ke dalam bak thickening.

    Diagfragma Pump Station (DPS) dan Filter Press

    Phase sludge kemudian akan di tarik ke dalam Diagfragma Pump Station, selanjutnya akan dimasukkan ke dalam Filter Press. Filter press berfungsi untuk mengepress kadar air dalam phase sludge, dan phase sludge dapat dibuang secara langsung ke lingkungan.

  • Incenerator

    Phase sludge juga dapat dibakar di Incenerator dengan suhu 800C. Dimana dari 100 kg phase sludge setelah dibakar di incinerator akan berukuran menjadi 30 kg, dengan kata lain mengurangi phase sludge sebanyak 70%.

  • Hasil dan pembahasan

    Pengolahan limbah dapat dikelompokkan edalam pengolahan dari sumbernya yang disebut sebagai proses produksi bersih, dan pengelolaan saat limbah tersebut keluar dari proses produksi.

    1. pengolahan limbah dari sumbernya

    pengolahan limbah dapat dilakukan mulai dari sumber limbah itu dihasilkan, yaitu dengan meminimalisasi limbah yang dihasilkan, reuse, reycling. Dalam industri karet meminimalisasi limbah cair dapat dilakukan dengan cara:

    gudang penyimpanan bahan baku sebaiknya beratap dan air yang keluar dari bahan baku berupa limbah dialirkan langsung ke IPALlimbah yang berasal dari pencucian awal koagulum dan pencacahan di mesin Pre Beaker, dan di Hammer Mill dipisahkan saluran airnya serta diarahkan langsung ke IPAL.Air limbah yang berasal dari proses di tahap ke dua atau ketiga di creper, tngkat kualitas air tersebut masih dapat digunakan pencucian tanpa pengolahan.Pemisahan dari saluran air limbah yang haus diolah terpisah dengan air limbah yang masih dapat digunakanAir yang keluar dari IPAL dapat digunakan kembali sebagai pencuci di lantai gudang baha baku.
  • IPAL

    Dalam pengolahan limbah cair dari industri karet adalah karakteristik limbahnya dan teknologi prosesnya serta jenis produk yang dihasilkan sehingga dapat dihasilkan keandalannya, keamanan berproduksi.

    Dalam pengolahan limbah cair ini perlu diperhatikan menajemen pengolahan limbah di perusahaan an pengolahan fisik limbah sebagai efluen dari proses produksi.

  • Pengolahan limbah

    pendahuluan bertujuan untuk memisahkan zat atau unsur padatan kasar yang ada dalam air limbah dengan cara penyaringan untuk meminimalisasi gangguan dalam proses pengolahan limbah berikutnya. Proses pengolaha awal ini juga disebut sebagai pengolahan proses fisika

    2. Pengolahan limbah lanjutan

    Dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

    pengolahan secara kimiawi pengolahan secara sistim kolam/flokulasi (aerob atau anaerob) pengolahan secara lumpur aktif (biologi) pengolahan secara pemanenan ganggang

  • 3. Pengolahan secara kimia

    a. koagulasi

    proses koagulasi adalah perlakuan kimiawi terhadap limbah cair dengan cara penambahan bahan elektrolit yang berlawanan muatan dengan koloid. Bahan kimia yang bisa digunakan sebagai koagulan adalah tawas/ alum, fero sulfat, feri sulfat dan feri khlorida.

    b. flokulasi

    flokulasi adalah proses pengadukan lambat dan terus meneris terhadap air yang dikoagulasikan dengan tujuan membentuk flok.

  • 4. Pengolahan secara sekunder

    Pengolahan secara sekunder juga disebut pengolahan secara biologi yang bertujuan untuk mengirangi senyawa organik terlarut dalam air limbah.

    5. Pengolahan secara kolam fakultatif

    Pabrik karet yang terletak di lokasi dengan ketersediaan lahan terbuka yang masih luas seperti di PT Perkebunan atau perkebunan swasta bes, sistem kolam arobik/anaerobik yang dilanjutkan dengan kolam fakultatif dinilai merupakan sistem penanganan limbah yang paling memadai.

  • 6. Pengolahan secara lumpur aktif

    Proses lumpur aktif banyak diterapkan karena mempunyai efisiensi pengolahan yang tinggi dan lahan yang diperlukan tidak seluas seperti pengolahan sistem kolam. Biomassa lumpur dlam tangki sedimentasi akan terpisah dan cairan sebagai endapan. Sebagian lumpur tersebut didaur ulang dan sisanya dibuang.

    Konsentrasi oksigen terlarut dalam proses lumpur aktif diperlukan untuk kehidupan mikroorgansma, yaitu untuk melakukan oksidasi sumber karbon (BOD) dan oksidasi senyawa nitrogen (nitrifikasi)

    7. Perlakuan lumpur

    Lumpur yang dikeluarkan dari unit pengolahan limbah cair dibedakan atas lumpur primer dan lumpur sekunder. Lumpur primer berasal dari hasil perlakuan fsika atau kimia, sedangkan lumpur sekunder berasal dari perlakuan biologi. Lumpur sekunder umumnya masih memiliki kadar air yang cukup tinggi. Perlakuan ini dengan pengurangan kadar air danmeningkatkan kestabilan sift lumpur menjadi lebih aik agar penanganan selanjutnya tidak menimbulkan permasalahan baru dalam lingkungan Pemekatan Stabilisasi

  • 8. Pemanfaatan sludge

    Sludge merupakan padatan hasil pengolahan limbah cai yang perlu dilakukan penangannya atau tempat penyimpanan. Sludge ini selain mengandung berbagai jenis mikroorganisme juga mengandung berbagai jenis senyawa organik yang tidaj dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Lumpur yang dibiarkan di tempat terbuka tanpa penanganan lebih lanjut berpotensi sebagai sumber pencemar.

    Pemanfaatan lumpur sebagai pupuk tanaman merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk pengelolaan lingkungan. Pemanfaatan limbah lumpur sebagai pupuk juga harus memperhatikan kondisi yang mendukung aktivitas mikroorganisme dalam proses melepaskan nutrien yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman, yaitu kondisi lembab dan hangat, serta kecukupan bahan makanannya.

    Meski berpotensi sebagai pupuk, namun sludge mempunyai berbagai sifat yang kurang baik yaitu : tekstur yang halus, unsur hara.


  • KESIMPULAN DAN SARAN

    KESIMPULAN

    Pengolahan limbah dapat dikelompokkan kedalam pengolahan dari sumber yang disebut sebagai proses produksi bersih, dan pengelolaan saat limbah tersebut keluar dari proses produksi. Pengolahan limbah pendahuluan bertujuan untuk memisahkan zatatau unsur padatan kasar yang ada dalam air limbah dengan cara penyaringan untuk meminimalisasi gangguan dalam proses pengolahan limbah berikutnya

    Teknik pengelolaan air limbah secara efektif dan efisien serta berkesinambunganharus dilaksanakan dalam melakukan pengkajian dan inovasi penerapan teknologi produksi bersih, untuk mendukung terwujudnya undustri karet yang berdaya saing tinggi dan berwawasan lingkungan.

    SARAN

    Sebaiknya parameter-parameter yang digunakan dalam pengendalian limbah insdustri karet lebih lengkap, agar diperoleh hasil pengolahan yang sesuai dengan kepentingan umum dan keseimbangan dengan memperhatikan pihak industry.