Upload
resty-aulia
View
14
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jbkb
Citation preview
PEMBIMBING : Dr. Hayati sp.MPenulis : Resty Aulia
RETINOPATI PREMATURITAS
ANATOMI RETINA
PATOFISIOLOGI
Vaskularisasi retina berkembang Usia gestasi 16 minggu
Sel spindel mesenkimal keluar dari optik disc mensuplai aliran darah
terjadilah proliferasi endotelial dan pembentukan kapiler-kapiler p. darah retina matur
Bagian temporal tervaskularisasi pada usia gestasi 40-42 minggu
Bagian nasal retina tervaskularisasi sampai ke oraserrata pada usia gestasi 32 minggu
Semakin bayi kurang bulan, semakin besar resiko mengalami ROP.
PATOGENESIS
• Prematuritas mengakibatkan terhentinya proses maturasi dari pembuluh retina normal.
• Pajanan oksigen konsentrasi tinggi (hiperoksia) mengakibatkan tingginya tekanan oksigen retina akan mengalami gap junction sehingga memperlambat perkembangan pembuluh darah retina dan mencetuskan terjadinya respon neovaskular imatur.
Fase pertama, fase hiperoksik, menyebabkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh retina dan destruksi sel-sel endotel kapiler yang irreversibel. (hyperoxia-vasocessation). stadium I dari retinopati prematuritas.
Sel-sel spindel mesenkimal dan pembuluh darah retina yang iskemik mengeluarkan vascular endothelial growth factor (VEGF).
ROP Stadium I
•Terdapat dua teori yang menjelaskan patogenesis ROP :
Pembuluh darah retina terus tumbuh semakin tebal melebihi area yang dapat disuplaikeadaan hypoxia-vasoproliferation ROP stadium II.
ROP Stadium II
Neovaskularisasi yang abnormal semakin lama menyebabkan rapuh, bocor, proliferasi fibrosa , retraksi parut menarik lapisan retina (ablasio retina) kebutaan
RETINOPATI PREMATURITAS
suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan pembuluh darah retina yang abnormal pada bayi prematur.
DEFINISI
Kejadian berat ditandai dengan proliferasi pembuluh retina, pembentukan jaringan parut dan pelepasan retina.
KEBUTAAN
ETIOLOGI
Akibat kepekaan pembuluh darah retina di masa perkembangan terhadap oksigen konsentrasi tinggi (kondisi ketika neonatus harus bertahan akibat ketidak matangan paru)
Pada bayi prematur, tekanan oksigen arteri (PaO2) dipertahankan mencapai 40-80 mmHg dan SO2 89-98%.
FAKTOR RESIKO :• BBLR < 2500 gram• usia gestasi yang rendah (<37 minggu)• penyakit penyerta , respiratory
distress syndrome {RDS}, displasia bronkopulmoner (BPD)
MANIFESTASI KLINIK
International Classification of Retinopathy of Prematurity (ICROP) membagi klasifikasi ROP menjadi : • Lokasi penyakit dalam
zona-zona pada retina (1, 2, dan 3)
• Penyebaran penyakit berdasarkan arah jarum jam (1-12), dan
• Tingkat keparahan penyakit dalam stadium (0-5)
Berdasarkan Stadium (tingkat keparahan)
Stadium 0 :Bentuk yang paling ringan dari ROP
Stadium 1 : Ditemukan garis demarkasi tipis diantara area vaskular dan avaskular pada retina.
Stadium 2 :Tampak ridge luas dan tebal yang memisahkan area vaskular dan avaskular retina.
Stadium 3adanya proliferasi fibrovaskular ekstraretinal (neovaskularisasi) pada ridge, pada permukaan posterior ridge atau anterior dari rongga vitreous.
Stadium 4 : ablasio retina subtotal yang berawal pada ridge. Retina tertarik ke anterior ke dalam vitreous oleh ridge fibrovaskular
Stadium 5Stadium ini adalah ablasio retina total berbentuk seperti corong (funnel).Stadium 5A : corong terbukaStadium 5B : corong tertutup
Threshold diseasearea penyakit dalam jangkauan 5 arah jarum jam berturut-turut atau 8 arah jarum jam yang tidak berturutan.
PENATALAKSANAAN
American Academy of pediatrics (AAP) dan American Academy of ophthalmology (AAO) pada tahun 2006 membuat screening protocol:
• Usia gestasi 23-24 minggu, menjalani pemeriksaan mata pertama pada
usia kehidupan 3-4 minggu.
• Usia gestasi 25-28 minggu, menjalani pemeriksaan mata pertama pada usia kehidupan 4-5 minggu.
• Usia gestasi ≥29 minggu, pemeriksaan mata pertama dilakukan sebelum bayi tersebut dipulangkan.
PENATALAKSANAAN
Terapi Medis : • penggunaan obat
antineovaskularisasi intravitreal : bevacizumab (Avastin)
• Terapi lain : insulinlike growth factor (IGF-1) dan omega-3-polyunsaturated fatty acids (PUFAs)
Terapi bedah ablatif (Ablative surgery) :• menghancurkan area
retina yang avaskular• Biasanya dilakukan pada
usia gestasi 37-40 minggu
• Dengan 2 cara : KrioterapiBedah Laser
KOMPLIKASIJangka panjang dari ROP:• Miopia• Ambliopia• Nistagmus• Ruptur retina• Ablasio retina• Starbismus
PROGNOSIS ditentukan berdasarkan zona penyakit dan stadiumnya:• stadium I atau II tanpa
perburukan: prognosis baik• pada zona 1 posterior atau
stadium III, IV, dan V : prognosis buruk
Daftar Pustaka
1. Vaughan DG, Asbury T, Riordan-Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta : Penerbit
Widya Medika; 20072. Gaby A. Anatomy of eyes . Emedicine. November 3, 2008. Cited October 18 , 2015.
Available at http://emedicine.medscape.com/article/5234590 3. Bashour M. Retinopathy of Prematurity. Emedicine. November 3, 2008. Cited October 18 ,
2015. Available at http://emedicine.medscape.com/article/1225022 4. Alvin K Behrman. Prematuritas dan Retardasi pertumbuhan intrauterine. Nelson Ilmu
Kesehatan Anak. Edisi 15. Jakarta : Penerbit EGC, 2000.5. Benson C Ralph. Retinophati prematuritas. Dalam: Obsteri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC, 2004.6. Kretzer FL, Hittner HM. Retinopathy of prematurity: clinical implications of retinal
development. Arch Dis Child. Oct 1988;63(10 Spec No):1151-67. 7. Csak K, Szabo V, Szabo A, et al. Pathogenesis and genetic basis for retinopathy of
prematurity. Front Biosci. Jan 1 2006;11:908-20. [Medline].8. Kanski JJ. Clinical Ophtalmology : Retinopathy of prematurity. seven Edition. New York :
Elsevier Science Limited; 20119. J. ARCH, WILLIAM T. Retinopathy of Prematurity. Chapter20. Cited October 28 , 2015.
Available at : http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v3/v3c020.html