Upload
mjinfo
View
992
Download
46
Embed Size (px)
Citation preview
REGULATOR LINIER
REGULATOR SWITCHING
PRINSIP KERJA
REGULATOR LINIER• Sebelum ada Regulator Switching, yang banyak
digunakan adalah Regulator Linier.• Tegangan DC yang belum stabil yang diperoleh
dari penyearah tegangan AC akan diinputkan dan diturunkan tegangannya oleh suatu rangkaian Power Regulator sehingga diperoleh tegangan yang diinginkan (stabil).
• Tegangan output Regulator Linier selalu lebih Rendah dibanding dengan tegangan Inputnya.
• Kelemahan dari Regulator Linier : kerugian daya yang besar sehingga di butuhkan pendingin yang besar, lebih berat (karena memakai trafo power) sehingga membutuhkan tempat yang lebih luas.
Blok Diagram Regulator Linier
DIODEPENYEARAH
DC POWERREGULATOR
ACINPUT
TRAFO
DCOUTPUT
•
Cara kerja Rangkaian Switching sbb:• Tegangan AC disearahkan langsung sehingga meng-
hasilkan tegangan DC yang besar (300V)• Dengan menggunakan rangkaian power switching te- gangan DC tsb, di-switch ON-OFF-kan dengan perio de tertentu sehingga menghasilkan tegangan DC yg putus-2 secara periodik (umumnya diatas 35KHz)• Jika tegangan DC tsb di inputkan ke sebuah primer trafo switching maka akan di peroleh tegangan putus-
putus pada kumparan sekunder trafo- Tegangan pada trafo tsb di searahkan dg mengguna
kan diode, sehingga dihasilkan tegangan DC. Untuk menghasilkan output DC yang stabil dibutuhkan pulsa yang dapat dikendalikan atau disebut dengan PWM (Pulse Width Modulation)
ON
OFF
ON
OFF
LEBAR PULSA ONDIPERPENDEK
LEBAR PULSA ONDIPERPANJANG
LEBAR PULSAYG NORMAL
APABILA LEBAR PULSA INIMENJADIKAN OUTPUT NORMAL
SAAT PULSA ON DIPERPENDEKOUTPUTNYA AKAN TURUN
SAAT PULSA ON DI PERPANJANGOUTPUTNYA AKAN TINGGI
1. Tidak membutuhkan tempat yang besar
2. Ringan.
Bisa menggangu peralatan di sekitar rangkaian swithing tsb, ini dikarenakan switching bekerja pada frekuensi tinggi
BLOK DIAGRAM BASIC SWITCHING REGULATOR
(SMPS) SWITCH MODE POWER SUPPLY
AC LINEFILTER
RECTIFIER TriggerCircuit
MainSwitching
Circuit
SnubberCircuit
SecondaryRectifier
&Smoother
VoltageDetecter
&Error Amp
AC
Rictifier & Smoother
DC Out
AC Line Filter
Digunakan untuk meng-isolasi agar noise yang ditimbulkan switching regulator tidak memancar keluar lewat hubungan listrik.
Frekuensi Switching Regulator diatas 35 KHz, ini sangat mudah mempengaruhi peralatan lain di sekitar switching regulator ini.
Line Filter terdiri atas sebuah kumparan dan 2 buah capacitor pada bagian input dan output.
Rectifier & Smoother.
Terdiri dari diode penyearah, sebuah resistor untuk membatasai inrush current (arus tarikan pertama sewaktu capacitor filter masih kosong) dan sebuah elko filter.
Trigger Circuit
Rangkaian yang dipakai untuk memberikan tegangan bias pertama kali (START) agar Transistor Power Switching mulai bekerja (ber-osilasi). Umumnya terdiri atas serial resistor.
Snubber Circuit
Berfungsi untuk menghilangkan surge voltage (lonjakan tegangan) yang terjadi antara kolektor dengan emitor switching yang dapat merusak transistor tersebut.
Rangkaian snubber terdiri atas sebuah capacitor, diode dan resistor.
Main Switching
Tegangan DC yang didapat dari penyearah di switch ON-OFF dengan periode tertentu. Main switching terdiri atas rangkaian oscillator, driver, dan base current control untuk mengatur PWM (Pulsa Width Modulation)/lebar pulsa.
Secondary Rectifier & SmootherDigunakan untuk menyearahkan tegangan output dari gulungan sekunder.
Voltage Detector & Error AmplifierVoltage Detector berfungsi untuk mendeteksi perubahan tegangan output DC.Perubahan tegangan akan diperkuat oleh Error Amp, dengan demikian perubahan tegangan akan di-informasikan ke Main Switching melalui opto-coupler.
P O W E R S U P P L Y T V
TV VITRON MODEL TERBARU
3
2
1
7
12
11
16
15
14
10
B313V
ON/OFFdr CPU
7809 9V 5V-2
AC
PTC
Power SW
Fuse
C501
L502
R502
R511
V511
C507
Deg
ausi
ng C
oil
PS501
VD505 VD503
VD504VD506
VD514
VD515
VD516
R521
R520
R522
C514
R519
R528
R517
R515
R526
C515
V512
C517
V501
C500
R525
VD556
C556
VD554
C543
C559
C557
VD553
VD552
R565R572
B212V
B+ADJ
R556V551
VD5516.2V
R555R564
R557
B1115V
R558
R567
VD920
R573
R566C564
C927C929
R935
R930
V904
V900R929
Rangkaian Switching Regulator TV
SnubberRangkaian Start
AC Line Filter Rectifier &Smoother
R Soft Start
Voltage Detector
HOT CHASIS COLD CHASIS
Error Amp
C930
C928
V905
R960
R580
C571
C574
VD921
B426V
5V-1
• Transistor Power Switching V501(2SC4460 atau
sejenisnya) bekerja sebagai power switching dengan system RCC (Ringing Choke Converter).
• Ketika pesawat di-ON-kan , maka kolektor V501(2SC4460) mendapat tegangan DC 300V, dan basisnya mendapat tegangan bias dari R521(100K), R520(100K), R522(15K) dan R528(56Ω/3W) (tegangan bias untuk start).
• Rangkaian Switching akan ber-osilasi sendiri ON-OFF yang di sebabkan adanya rangkaian feed back positip R519 (220) dan C514 (F). Nilai R dan C ini sangat kritis, untuk menentukan frekuensi oscillator. Apabila frekuensi oscillator berubah maka tegangan output juga akan berubah.
• Rangkaian V551(2SC945) dan Zener VD551 (6.2V) merupakan rangkaian “Error Detector” tegangan output power supply.
• VD551 (Zener 6.2V), sebagai tegangan referensi dengan prinsip mengunci tegangan Emitor V551(2SC945) pada tegangan tetap sebesar 6.2V. Jika ada perubahan tegangan B+ akan selalu dibandingkan dengan tegangan referensi ini, yang akan mengakibatkan besarnya arus kolektor transistor berubah.
• R525(68Ω/2W) dan C500(680pF/2KV) adalah rangkaian Snubber berfungsi untuk meghilangkan lonjakan tegangan sesaat pertama kali ON, jika R dan C rusak akan mengakibatkan TR power rusak. Jika tanpa rangkaian SNUBBER, maka arus ON-OFF dengan frekuensi tinggi akan menimbulkan suatu tegangan induksi diri yang cukup tinggi yang tidak dikehendaki.
Sebelum Sesudah
CARA KERJA RANGKAIAN AGAR TEGANGAN B+ STABIL
• Jika di-asumsikan tegangan B+ naik, maka tegangan pada basis transistor Error Detector V551(2SC945) juga akan naik, dengan ini arus kolektor pada transistor tersebut juga akan naik.
• Dengan kenaikkan arus kolektor akan meng-akibatkan nyala LED opto-coupler VD515 (PC817B) semakin terang dan arus pada transistor opto-coupler akan semakin besar, jadi bisa di bilang resistansi C-E pada opto-coupler semakin kecil.
• Perubahan oleh opto-coupler akan diterima transistor V511(2SA1015) Error Amplifier dan Transistor Driver V512 (2SC3807) yang akan menentukan lebar pulsa “ON” akan di buat lebih cepat OFF.
• Pada saat lebar pulsa ‘ON” semakin kecil akan mengakibatkan tegangan B+ berubah turun, dengan demikian tegangan B+ akan normal.
• Begitu sebaliknya saat tegangan turun, maka nyala LED opto-coupler akan meredup, dan selanjutnya C-E opto-coupler seakan-akan hambatan besar, yang akan berpengaruh pada lebar pulsa “ON” ke basis transistor power semakin panjang (lama) akan berakibat tegangan B+ akan naik.
• Proses ini akan berubah terus apabila tegangan yang di terima dari AC (PLN), berubah-ubah.
Perhatikan :
• Untuk tegangan selain B+, hanya mengikuti saja sehingga saat B+ drop atau turun, semua tegangan akan turun juga atau sebaliknya.
FUSE F501 PUTUS TERUS
1. Periksa Diode Penyearah (Bridge Rectifier) tegangan AC.
2. Periksa Kapasitor-kapasitor pada Diode Penyearah Bridge=Penyearah Jembatan
3. Periksa Transistor Power Switching short ?
4. Ganti ELCO (100F/400V) sebagai Filter Tegangan DC 300V.
PETUNJUK-PETUNJUKPELACAKAN KERUSAKAN
TIDAK KERJA SAMA SEKALI.1. Periksa tegangan DC 300V2. Periksa tegangan bias pada basis V501 (TR
Power), R521, R520 , R522 dan R528.3. Periksa nilai dan hubungan komponen-
komponen feedback positip R519 dan C514.4. Periksa Transistor Driver V512 Error Amplifier
V511.5. Periksa Diode Penyearah B+ (VD556).6. Periksa rangkaian Voltage Error Detector (V551
dan VD551)/komponen di sekitar Error Detector.
7. Periksa Trafo Switching-nya ?.
TRANSISTOR POWER SWITCHING 2SC4460 atau sejenisnya RUSAK pada SAAT “ON”1.Periksa Transistor Driver V512 (2SC3807) C-E open2.Periksa komponen-komponen pada Rangkaian Voltage Error Detector3.Ganti Opto-Coupler (PC817B atau sejenisnya)4.Periksa Rangkaian Snubber
Agar TR 2SC4460 tidak rusak terus, Gunakan Resistor 10/10Watt yang dipasang seri dengan tegangan di kolektor, jika resistor tersebut panas kemungkinan arus dari TR sangat besar, sehingga dapat merusak TR tsb.
TRAFO SWITCHING BUNYI1. Periksa Transistor Driver V512 (2SC3807) C-E
bocor2. Keren=besi Trafo Switching T501 tidak rapat.
TRANSISTOR POWER RUSAK SETELAH
BEBERAPA JAM 1. Periksa Tegangan B+ 110V2. Periksa R517 (1K) mungkin nilainya berubah.3. Periksa VD516 (1N4148)4. Periksa solderan-solderan pada rangkaian
Error Detector dan Error Amplifier5. Periksa Rangkaian Snubber.
TEGANGAN B+ DROPS• Periksa tegangan 6.2V pada katoda zener
rangkaian Error Detector VD551 (6,2V).• Periksa nilai-nilai resistor pada bagian Error
Detector.• Periksa Transistor V511 (2SA1015) sbg Error
Amplifier dan Transistor V512 (2SC3807) sbg Driver
• Periksa ELCO-ELCO Filter Tegangan B+.• Periksa diode-diode VD514 (1N4148), VD517
(FR105) dan VD516 (1N4148).• Periksa Opto-Coupler VD515 (PC817B)
TEGANGAN B+ TERLALU TINGGI
• Periksa komponen=part pada bagian Error Detector V551 (2SC945) dan VD551 (Diode Zener 6,2V)
• Periksa nilai komponen pada Rangkaian Feedback=umpan balik R519 (220) dan C514 (F)
• Periksa resistor-resistor yang berhubu- ngan dengan opto-coupler VD515 (PC817B)
• Periksa opto-coupler VD515 (PC817B)
TEGANGAN DROPS SAAT BRIGHT-
NESS DINAIKKAN ATAU PADA SAAT
GAMBAR CERAH
• Layar Raster mengecil saat gambar yang diterima cerah
• Periksa C507 (F/400V)
• Periksa R517 (1K) membesar nilai resis- tansinya dan VD516 (1N4148) bocor
• Periksa C517 (0,022F/100V) dan C515 (0,022F/100V)
1. Pengukuran Tegangan B+ pd Power S.
a. B1 (110V)
b. B2 (12V)
c.
d. B4 (26V)
e. B5 (13V)
f. B6 (9V)
g. 5V-1 dan 5V-2
2. Pengukuran Tegangan pd Microprocessor
8853, 8873, 8893, 8899 :
a. Tegangan VCC (5V-1 dan 5V-2)
b. Tegangan Power Standby
b. Tegangan VCC (5V-1 dan 5V-2)
c. Tegangan V-OUT dan H-OUT
d. Tegangan VT (Voltage Tuning)
e. Tegangan R-OUT, G-OUT dan B-OUT
3. Pengukuran Tegangan pd Kaki-kaki
CRT (Tabung Gambar)
a. Tegangan Heater
b. Tegangan KR, KG dan KB
c. Tegangan G1, G2 (Screen)
d. Tegangan Vcc untuk Transistor R-OUT, G-OUT dan Transistor B-OUT.
4. Pengukuran Tegangan B+ bagian-bagian lain dari TV :
a. B+ Tuner A101 (kaki no. 5)
b. B+ IC Sound Amp AN17823 (pin no. 1)
c. B+ IC Vertical STV9302 (pin no. 2)
d. Vcc Transistor Hor. Drive kaki Kolektor V444
(2SC2383 atau sejenisnya) atau kaki primer
T401 (HDT=horizontal drive transformer)
e. Vcc Transistor Hor. Output kaki Kolektor
V411 (TT2140 atau sejenisnya) atau kaki
no. 1, no. 2 pd FBT (Flyback Transformer)
Pengertian SCL dan SDA :
SCL = Serial Clock Line
SDA = Serial Data Address (SDL)
Start Address R/W Data ACK Stop
Start Stop
SDA
SCL
FACTORY MODE SERVICE
• Fungsinya : Bila EEPROM rusak atau data
berubah SESUAIKAN item-
item mode service dengan
data reference.
• Cara Masuk ke FACTORY MODE SERVICE pada tiap-tiap TV berwarna berbeda-beda.
ITEM-ITEM ADJUSTMENTITEM SETUP DESCRIPTION
RCUT R CUT OFF
GCUT G CUT OFF
BCUT B CUT OFF
GDRV G DRIVE
BDRV B DRIVE
CNTX CONTRAST MAXIMUM
BRTC BRIGHTNESS CENTER
COLC COLOR CENTER (for NTSC)
TNTC TINT CENTER (for NTSC)
CTNT TINT CENTER (for NTSC)
COLP COLOR CENTER (for PAL)
COLS COLOR CENTER (for SECAM)
DCOL DVD COLOR
SCOL SUB COLOR CENTER (for DVD)
SCNT Y-SUB CONTRAST
CNTC CONTRAST CENTER
CNTN CONTRAST MINIMUM
BRTX BRIGHTNESS MAXIMUM
BRTN BRIGHTNESS MINIMUM
COLX COLOR MAXIMUM
COLN COLOR MINIMUM
TNTX TINT MAXIMUM
TNTN TINT MINIMUM
ST3 SHARP CENTER for NTSC 3,58 (TV)
SV3 SHARP CENTER for NTSC 3,58 (VIDEO)
ST4 SHARP CENTER for other color system (TV) 4,43MHz
SV4 SHARP CENTER for other color system (VIDEO) 4,43MHz
SVD SUB SHARP CENTER in DVD
ASSH ASSYMMETRY SHARPNESS
SHPX SHARPNESS MAXIMUM
SHPN SHARPNESS MINIMUM
TXCX TEXT RGB IN USER CONTRAST MAX
RGCN TEXT RGB IN USER CONTRAST MIN
CLTO CHROMA DATA KILLER OFF
CLTS
CLTM PAL/NTSC KILLER SENSITIVITAS
CLVD COLOR GAMMA
CLVO NTSC MATRIX
CLVM Y DL
DEF V AGC REFERENCE
SECD
HPOS 50Hz HORISONTAL PHASE
VP50 VERTICAL PHASE DELAY 50Hz
HIT VERTICAL SIZE
HPS ADJUSTMENT DIFFERENT BETWEEN HOR CENTERS in PAL & NTSC
VP60 VERTICAL PHASE DELAY 60Hz
HITS ADJUTMENT DIFFERENT BETWEEN VERTICAL AMPLITUDES in PAL & NTSC
VLIN VERTICAL LINEARITY
VSC VERTICAL-S CORRECTION
VLIS ADJUSTMENT DIFFERENT BETWEEN VERTICAL LINEAR in PAL & NTSC
VSS SHIFT DATA of 50Hz/60Hz CORRECTION
VCENT VERTICAL CENTERING
HIT69 VERTICAL AMPLITUDE in 16:9 MODE (PAL)
HIT69S VERTICAL AMPLITUDE in 16:9 MODE (NTSC)
SBY MONOCHROME B-Y SECAM
SRY MONOCHROME R-Y SECAM
BRTS SUB BRIGHTNESS
RAGC RF AGC
HAFC H. AFC GAIN
V01 VOLUME OUTPUT DATA at 1%
V25 VOLUME OUTPUT DATA at 25%
V50 VOLUME OUTPUT DATA at 50%
V100 VOLUME OUTPUT DATA at 100%
WOOFER WOOFER MAX
FLG0
FLG1
RSNS R SENSE
GSNS G SENSE
BSNS B SENSE
MOD
STBY
VBLK
UCOM
PYNX NORMAL H. SYNC MAXIMUM
PYNN NORMAL H. SYNC MINIMUM
PYXS ASM SEARCH H. SYNC MAX
PYNS ASM SEARCH H. SYNC MIN
BASC BASS VOLUME CENTER
BASX BASS VOLUME MAXIMUM
TREC TREBLE VOLUME CENTER
BALC BALANCE VOLUME CENTER
NOIS AFC GAIN DATA SETTING IN TV MODE (WEAK SIGNAL)
MOD0
MOD1
MOD2
LANG
OSDF
OSD HORISONTAL POSITION of OSD
OPT