Upload
lythien
View
222
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RESUSITASI JANTUNG
PARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT
DI RSUD WONOGIRI
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan
Oleh :
Edi Waloyo
ST.14018
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RESUSITASI JANTUNG
PARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT
DI RSUD WONOGIRI
Oleh :
Edi Waloyo
ST.14018
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 19 Januari 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Keperawatan
Pembimbing Utama
bc. Yeti Nurhayati, M.Kes
Nik: 201378115
Pembimbing Pendamping
Ns. Anissa Cindy Nurul Afni, M.Kep
Nik: 201188087
Penguji
(Ns. Ika Subekti Wulandari, S.Kep.,M.Kep)
Nik: 201189097
Surakarta, 19 Januari 2016
Ketua Program Studi S-1 Keperawatan
Atiek Murhayati, S.Kep, Ns, M.Kep
Nik. 201279102
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
Edi Waloyo
Hubungan Pengetahuan Tentang Resusitasi Jantung Paru
Dengan Self Efficacy Perawat
di RSUD Wonogiri
Abstrak
Cardiac arrest atau henti jantung merupakan suatu kondisi dimana kerja jantung
tiba-tiba terhenti akibatnya kerja jantung untuk memompa darah tidak berfungsi yang
kemudian menyebabkan pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh organ-organ vital dalam
tubuh tidak terpenuhi. Apabila hal tersebut terjadi lebih dari 4 menit maka dapat
mengakibatkan terjadinya kematian pada sel-sel otak dan dapat menyebabkan kematian
pada seluruh organ vital tubuh hanya dalam waktu 10 menit (AHA, 2010).
Rancangan penelitian descriptif corelational dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling Proporsionate Random Sampling. Sampel penelitian sebanyak 72
perawat. Variabel yang diamati pengetahuan tentang resusitasi jantung paru dengan self
efficacy perawat di RSUD Wonogiri. Penelitian menggunakan uji statistik Rank Spearman.
Terdapat hubungan yang rendah dan positif antara pengetahuan tentang resusitasi
jantung paru dengan self efficacy perawat di RSUD Wonogiri dengan nilai korelasi Rank Spearman sebesar 0,260 (p= 0,027 < 0,05) (signifikansi 5%). Hal ini mengindikasikan
bahwa semakin tinggi pengetahuan tentang resusitasi jantung paru dapat meningkatkan
self efficacy perawat di RSUD Wonogiri.
Rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
perawat di RSUD Wonogiri untuk pelaksanaan tindakan resusitasi pada situasi kritis
dibutuhkan self efficacy yang tinggi, maka dari itu pengetahuan dan kepercayaan diri
tentang resusitasi didapat melalui pendidikan, pelatihan atau pengalaman selama bekerja.
Kata Kunci : Pengetahuan, Resusitasi Jantung Paru, Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013)
BACHELOR OF NURSING PROGRAM
SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
Edi Waloyo
The Correlation between Knowledge on Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) and
Self-Efficacy of Nurses in Wonogiri Regional Public Hospital
Abstract
Cardiac arrest is a condition of sudden stop in heart function which triggers the heart to stop pumping blood, and then this leads to the insatiable oxygen intake needed by
vital organs. When this condition lasts for more than 4 minutes, it leads to death of brain
cells and all vital organs within 10 minutes (AHA, 2010).
This is a correlational descriptive research with cross sectional approach.
Proportionate random sampling technique was applied. The samples were 72 nurses. The
variables observed comprise knowledge on cardiopulmonary resuscitation and self-
efficacy of nurses in Wonogiri Regional Public Hospital. This research employed Rank Spearman statistical test.
There is a low and positive correlation between cardiopulmonary resuscitation and
self-efficacy of nurses in Wonogiri Regional Public Hospital with the Spearman’s rank correlation value of 0.260 (p= 0.027 < 0.05) and significance = 5%. It indicates that
higher knowledge on cardiopulmonary resuscitation is more potential to improve the self-
efficacy of nurses in Wonogiri Regional Public Hospital. The research result is expected to be one of considerations for nurses in Wonogiri
Regional Public Hospital that self-efficacy is required to perform resuscitation in critical
situation, and hence, knowledge and self-confidence on resuscitation are obtained through
education, training or experience during working.
Keywords : knowledge, cardiopulmonary resuscitation, self-efficacy, nurses
Bibliography : 48 (2003-2013)
1
PENDAHULUAN
Resusitasi merupakan segala
usaha untuk mengembalikan fungsi sistem
pernafasan, peredaran darah dan saraf
yang terhenti atau terganggu sedemikian
rupa sehingga fungsinya dapat berhenti
sewaktu-waktu, agar kembali menjadi
normal seperti semula (Sudarwanto, 2002)
dalam (Cristian, 2013). Berhasil atau
tidaknya resusitasi jantung paru
tergantung pada cepat dan tepatnya
tindakan dan teknik pelaksanaan. Pada
beberapa keadaan, tindakan resusitasi
tidak dianjurkan (tidak efektif) antara lain
bila henti jantung (cardiac arrest) telah
berlangsung lebih dari 5 menit karena
biasanya kerusakan otak permanen telah
terjadi. Permasalahan yang sering
dihadapi oleh perawat adalah cara
menangani kegawatan pulmonal serta
kegawatan kardiovaskuler lewat resusitasi
jantung paru dengan tindakan dan teknik
pelaksanaan yang tepat (Soerianata, 1998)
dalam (Cristian, 2013).
Pengetahuan perawat tentang
resusitasi merupakan modal yang sangat
penting untuk pelaksanaan tindakan
resusitasi pada situasi kritis. Pengetahuan
ini menentukan keberhasilan tindakan
resusitasi. Pengetahuan tentang resusitasi
didapat melalui pendidikan, pelatihan atau
pengalaman selama bekerja.
Teori kognitif sosial (Social
cognitive theory) oleh Bandura
menyatakan bahwa self efficacy adalah
keyakinan dan kepercayaan diri individu
untuk mampu mengkoordinasi dan
melakukan sesuatu yang dibutuhkan
dalam suatu tindakan atau pekerjaan
terhadap peristiwa dan lingkungan
mereka sendiri (Feist & Feist, 2008).
Pikiran individu terhadap self efficacy
menentukan seberapa besar usaha yang
akan dicurahkan dan seberapa lama
individu akan tetap bertahan dalam
menghadapi hambatan atau pengalaman
yang tidak menyenangkan.
Individu dengan self efficacy
yang tinggi, akan mendorongnya untuk
giat dan gigih melakukan upayanya.
Sebaliknya individu dengan self efficacy
yang rendah, akan diliputi perasaan
keragu-raguan akan kemampuannya. Jika
individu tersebut dihadapkan pada
kesulitan, maka akan memperlambat dan
melonggarkan upayanya, bahkan dapat
menyerah (Pajares, 2002) dalam (Sartika,
2012).
Berdasarkan data di RSUD
Wonogiri terdapat kunjungan pasien
gawat darurat dengan gangguan sistem
kardiovaskuler sebesar 624 pasien pada
tahun 2013 dan 656 pasien pada tahun
2014 dengan persentasi sebesar 37% dari
total kunjungan pasien di RSUD
Wonogiri (Data Rekam Medik RSUD
Wonogiri, 2014).
2
Dengan adanya peningkatan kasus
gawat darurat setiap tahunnya termasuk
kegawatdaruratan sistem kardiovaskuler
dan tuntutan masyarakat akan mutu
layanan maka pelayanan gawat darurat
oleh perawat sebagai pelaksana pelayanan
kesehatan dalam penanganan kegawat
daruratan ini sangat penting untuk
ditingkatkan dimana tujuan utama pada
pertolongan emergency adalah untuk
memberikan asuhan yang akan
menguntungkan pasien tersebut sebelum
mereka menerima perawatan definitif.
Dari uraian tersebut peneliti
merasa tertarik untuk mengetahui lebih
lanjut penelitian saat ini dengan judul
“Hubungan Pengetahuan Tentang
Resusitasi Jantung Paru dengan Self
Efficacy Perawat di RSUD Wonogiri”.
Perumusan Masalah
“Apakah ada hubungan pengetahuan
tentang resusitasi jantung paru dengan self
efficacy perawat di RSUD Wonogiri?“
Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan
pengetahuan tentang resusitasi jantung
paru dengan self efficacy perawat di
RSUD Wonogiri.
2. Tujuan khusus
2.1. Mengetahui karakteristik
responden.
2.2. Mendiskripsikan pengetahuan
perawat tentang resusitasi jantung
paru di RSUD Wonogiri.
2.3. Mendiskripsikan self efficacy
perawat dalam melaksanakan
tindakan resusitasi jantung paru
di RSUD Wonogiri.
2.4. Menganalisa hubungan
pengetahuan tentang resusitasi
jantung paru dengan self efficacy
perawat di RSUD Wonogiri.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan informasi dan
bahan pertimbangan kepada pihak
rumah sakit guna merencanakan dan
menyelenggarakan suatu pelatihan
yang tepat bagi perawat di jajarannya,
yang bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan dan derajat
kesehatan masyarakat pada umumnya
dan meningkatkan penanganan pada
pasien gawat darurat pada khususnya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah khasanah pustaka dan
pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dalam bidang resusitasi
jantung paru dengan self efficacy
perawat.
3
3. Bagi Peneliti Lain
Memberikan bahan kajian dan acuan
bagi peneliti berikutnya dalam
melaksanakan penelitian sejenis yang
lebih kompleks.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan
tentang resusitasi jantung paru dengan
self efficacy perawat.
LANDASAN TEORI
1. Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan sesesorang
(Wawan & Dewi, 2011).
Menurut Arikunto (2006), untuk
mengukur tingkat pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari objek
penelitian atau responden. Penilaian-
penilaian didasarkan pada suatu
kriteria yang di tentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada.
Menurut Nursalam (2008), kriteria
pengetahuan dibagi dalam 3 kategori,
yaitu:
1.1. Baik : Bila subyek mampu
menjawab dengan benar 76% -
100% dari seluruh petanyaan.
1.2. Cukup : Bila subyek mampu
menjawab dengan benar 56% -
75% dari seluruh pertanyaan.
1.3. Kurang : Bila subyek mampu
menjawab dengan benar < 56%
dari seluruh pertanyaan.
2. Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Resusitasi Jantung-Paru (RJP) adalah
suatu cara untuk memfungsikan
kembali jantung dan paru (Krisanty,
2009).
Cardio Pulmonary Resusitation
(CPR) adalah suatu teknik bantuan
hidup dasar yang bertujuan untuk
memberikan oksigen ke otak dan
jantung sampai ke kondisi layak, dan
mengembalikan fungsi jantung dan
pernafasan ke kondisi normal
(Nettina, 2006).
Ketika jantung seseorang berhenti
berdenyut, maka dia memerlukan
tindakan CPR segera. CPR adalah
suatu tindakan untuk memberikan
oksigen ke paru-paru dan
mengalirkan darah ke jantung dan
otak dengan cara kompresi dada.
Pemberian CPR hampir sama antara
bayi (0-1 tahun), anak (1-8 tahun),
dan dewasa (8 tahun/lebih), hanya
dengan sedikit variasi (Thygerson,
2006). Sebelum pelaksanaan
prosedur, nilai kondisi pasien secara
berturut-turut: pastikan pasien tidak
sadar, pastikan tidak bernafas,
4
pastikan nadi tidak berdenyut, dan
interaksi yang konstan dengan pasien
(Krisanty, 2009).
3. Self Efficacy
Self efficacy merupakan keyakinan
individu bahwa mereka memiliki
kemampuan dalam mengadakan
kontrol terhadap pekerjaan mereka,
terhadap peristiwa lingkungan mereka
sendiri (Feist & Feist, 2008). Definisi
lain self efficacy adalah sebagai
keyakinan seseorang tentang
kemampuannya untuk
mengorganisasikan dan melaksanakan
tindakan apa saja yang dibutuhkan
untuk mencapai kinerja yang
diinginkan (Pajares & Urdan, 2006).
Self efficacy berkombinasi dengan
lingkungan, perilaku sebelumnya, dan
variabel kepribadian lainnya,
khususnya ekspektasi terhadap hasil
(expectancy outcomes) untuk dapat
menghasilkan perilaku tertentu. Selain
berbeda dengan expectancy outcomes,
selft efficacy juga berbeda dengan
konsep lain (Pajares & Urdan, 2006).
Kategorisasi self efficacy dibagi
menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang dan
rendah. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut (Pinasti W, 2011):
4. Perawat
Perawat adalah suatu profesi yang
mempunyai fungsi autonomi yang
didefinisikan sebagai fungsi
profesional keperawatan. Fungsi
profesional yaitu membantu
mengenali dan menemukan
kebutuhan pasien yang bersifat
segera. Itu merupakan tanggung
jawab perawat untuk mengetahui
kebutuhan pasien dan membantu
memenuhinya. Dalam teorinya
tentang disiplin proses keperawatan
mengandung elemen dasar, yaitu
perilaku pasien, reaksi perawat dan
tindakan perawatan yang dirancang
untuk kebaikan pasien (Suwignyo,
2007).
Kerangka Konsep
Hipotesis
H0 = Tidak ada hubungan antara
pengetahuan tentang resusitasi
5
jantung paru dengan self efficacy
perawat di RSUD Wonogiri.
Ha = Ada hubungan antara pengetahuan
tentang resusitasi jantung paru
dengan self efficacy perawat di
RSUD Wonogiri.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif, yaitu lebih
menekankan analisisnya pada data-data
numerikal (angka) yang diolah dengan
metoda statistika. Rancangan penelitian
menggunakan rancangan descriptif
corelational yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih,
tanpa melakukan perubahan tambahan,
atau manipulasi terhadap data yang
memang sudah ada. Penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional
yaitu jenis penelitian yang menekankan
waktu pengukuran atau observasi data
variabel independen dan dependen hanya
satu kali pada satu saat.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD
Wonogiri pada bulan Agustus sampai
dengan September 2015.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua perawat di RSUD
Wonogiri, dengan jumlah populasi 263
perawat.
Penelitian ini menarik sampel
dengan menggunakan rumus Slovin
dalam Umar (2007: 78) yaitu:
21 Ne
Nn
+=
Jadi sampel dalam penelitian ini
sebanyak 72 perawat.
Tehnik pengambilan sampel
dalam penelitian ini dengan cara
Proporsionate Random Sampling, adalah
tehnik penentuan sampel bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara
proporsional (Sugiyono, 2012). Dengan
kriteria penelitian sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi
a. Pendidikan minimal D-III
Keperawatan.
b. Masa kerja minimal 1 tahun.
c. Bersedia menjadi responden.
2. Kriteria ekslusi
Perawat yang tidak hadir karena izin,
sakit dan sedang cuti (hamil dan
melahirkan).
6
Variabel, Definisi Operasional dan
Skala Pengukuran
Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil pengujian validitas
diketahui bahwa item pertanyaan tentang
tingkat pengetahuan perawat no. 4, item
pernyataan tentang self efficacy perawat
no. 7 dan 12 dinyatakan tidak valid, hal ini
karena nilai rhitung < rtabel. Selanjutnya butir
pertanyaan dan pernyataan yang tidak
valid tidak diikutsertakan pada penelitian
berikutnya, sedangkan sisanya butir
pertanyaan dan pernyataan dinyatakan
valid (nilai rhitung > rtabel) digunakan pada
penelitian berikutnya.
Hasil pengujian reliabilitas pada
variabel tingkat pengetahuan perawat dan
self efficacy perawat diperoleh nilai
Cronbach’s Alph > 0,60 sehingga seluruh
uji instrumen yang terdiri dari validitas
dan reliabilitas memenuhi persyaratan
untuk dipakai dalam pengambilan
keputusan penelitian.
Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisis univariat dilakukan secara
deskriptif, yaitu menampilkan
proporsi prosentase karakteristik
responden, pengetahuan perawat
tentang resusitasi jantung paru dan
self efficacy perawat dalam
melaksanakan tindakan resusitasi
jantung paru.
2. Analisa Bivariat
Dalam penelitian ini analisa bivariat
menggunakan Rank Spearman karena
penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan antar variabel dengan skala
data ordinal. Menurut Sugiyono
(2007), Rank Spearman sumber data
untuk kedua variabel yang akan
dikonversikan dapat berasal dari data
yang tidak sama dan jenis datanya
adalah ordinal, serta data kedua
variabel tidak harus membentuk
distribusi normal. Rumus Rank
Spearman adalah sebagai berikut:
( )12
61
−−=∑nn
biP
Keterangan:
P : Koefisien korelasi Rank
Spearman
bi : Selisih tiap pasang urutan
n : Jumlah sampel
Pengujian analisis dilakukan
menggunakan program software
SPSS V.20 dengan tingkat kesalahan
7
5%. Kriteria pengambilan kesimpulan
berdasarkan tingkat signifikan (nilai
p) adalah:
a. Jika nilai p>0,05 maka hipotesis
penelitian ditolak.
b. Jika nilai p≤0,05 maka hipotesis
penelitian diterima.
Dari koefisien korelasi yang
didapatkan, dapat digunakan untuk
mengukur tingkat korelasi antara
kedua variabel. Penafsiran terhadap
tingkat korelasi yang ditemukan
tersebut besar atau kecil, maka dapat
berpedoman pada tabel di bawah ini
(Dahlan, 2008)
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
1.1. Karaktersitik Responden
Hasil distribusi berdasarkan umur
responden diketahui bahwa sebagian besar
> 30 tahun yaitu sebanyak 33 responden
atau 45,8%.
1.2. Jenis Kelamin
Hasil distribusi berdasarkan jenis kelamin
responden diketahui bahwa responden
penelitian sebagian besar perempuan.
1.3. Pendidikan
Hasil distribusi berdasarkan pendidikan
responden diketahui bahwa responden
penelitian sebagian besar dengan
pendidikan terakhir D3, yaitu sebanyak
51 responden atau 70,8%.
1.4. Pengalaman Kerja
Hasil distribusi berdasarkan pengalaman
kerja responden diketahui bahwa
sebagian besar responden penelitian
dengan pengalaman kerja > 3 tahun, yaitu
sebanyak 47 responden atau 65,3%.
1.5. Pengetahuan Perawat
Hasil perhitungan berdasarkan tingkat
pengetahuan responden diketahui bahwa
sebagian besar responden penelitian
dengan tingkat pengetahuan tentang
resusitasi jantung paru pada kategori
cukup, yaitu sebanyak 35 responden atau
48,6%.
8
1.6. Self Efficacy Perawat
Hasil perhitungan berdasarkan self
efficacy perawat diketahui bahwa sebagian
besar self efficacy perawat dengan
kategori cukup, yaitu sebanyak 54
responden atau 75,0%.
2. Analisis Bivariat
Hasil uji korelasi Rank Spearman pada
Tabel 4.7 diperoleh nilai korelasi sebesar
0,260 dengan nilai p-value sebesar 0,027.
Nilai p-value < 0,05 (signifikansi 5%),
maka H0 ditolak, artinya ada hubungan
antara pengetahuan tentang resusitasi
jantung paru dengan self efficacy perawat
di RSUD Wonogiri. Terdapat hubungan
dengan arah positif antara pengetahuan
tentang resusitasi jantung paru dengan self
efficacy perawat di RSUD Wonogiri.
Artinya semakin tinggi pengetahuan
perawat tentang resusitasi jantung paru
maka dapat meningkatkan self efficacy
perawat di RSUD Wonogiri.
Nilai korelasi Rank Spearman sebesar
0,260 berada pada interval koefisien
antara 0,20-0,399 (kekuatan hubungan
rendah) hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara pengetahuan tentang
resusitasi jantung paru dengan self
efficacy perawat di RSUD Wonogiri
dengan kekuatan hubungan yang rendah.
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
1.1. Umur
Hasil distribusi berdasarkan umur
responden dapat diketahui bahwa
responden penelitian sebagian
besar > 30 tahun yaitu sebanyak
33 responden atau 45,8%.
Menurut Mubarak dkk (2007),
dengan bertambahnya umur
seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek psikis dan psikologis
(mental). Pertumbuhan fisik
secara garis besar ada empat
kategori perubahan, yaitu
perubahan ukuran, perubahan
proporsi, hilangnya ciri-ciri lama
dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini
terjadi akibat pematangan fungsi
organ. Pada aspek psikologis dan
mental taraf berfikir seseorang
semakin matang dan dewasa.
1.2. Jenis Kelamin Responden
Hasil distribusi berdasarkan jenis
kelamin responden dapat
diketahui bahwa responden
penelitian sebagian besar
perempuan. Menurut Mubarak
dkk (2007) jenis kelamin
terbentuk dalam dimensi biologis.
Jenis kelamin mengacu pada
9
seseorang berperilaku dan
mencerminkan penampilan sesuai
dengan jenis kelaminnya.
1.3. Pendidikan
Hasil distribusi berdasarkan
pendidikan responden dapat
diketahui bahwa responden
penelitian sebagian besar dengan
pendidikan terakhir D3, yaitu
sebanyak 51 responden atau
70,8%. Pendidikan berarti
bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka
dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin
mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya
makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Sebaliknya, jika
seseorang tingkat pendidikannya
rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang
terhadap penerimaan informasi
dan nilai-nilai baru diperkenalkan
(Mubarak dkk, 2007).
1.4. Pengalaman Kerja
Hasil distribusi berdasarkan
pengalaman kerja responden
dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden penelitian dengan
pengalaman kerja > 3 tahun, yaitu
sebanyak 47 responden atau
65,3%. Ada kecenderungan
pengalaman yang baik seseorang
akan berusaha untuk melupakan,
namun jika pengalaman terhadap
objek tersebut menyenangkan
maka secara psikologis akan
timbul kesan yang membekas
dalam emosi sehingga
menimbulkan sikap positif
(Mubarak dkk, 2007).
1.5. Pengetahuan Perawat Tentang
Resusitasi Jantung Paru di RSUD
Wonogiri
Hasil perhitungan berdasarkan
tingkat pengetahuan responden
dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden penelitian
dengan tingkat pengetahuan
tentang resusitasi jantung paru
pada kategori cukup, yaitu
sebanyak 35 responden atau
48,6%.
Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitiannya
Cristian dkk (2013) yang
menunjukkan bahwa pengetahuan
perawat tentang kegawatan nafas
18 orang (60%) memiliki
pengetahuan yang baik dan 12
orang (40%) memiliki
pengetahuan yang kurang.
Pengetahuan perawat tentang
tindakan resusitasi jantung paru,
15 orang (50%) memiliki
10
pengetahuan yang baik dan 15
orang (50%) memiliki
pengetahuan kurang baik.
Selanjutnya hasil penelitiannya
Fathoni dkk (2014) yang
menunjukkan hasil bahwa tingkat
pengetahuan perawat tentang
Basic Life Support (BLS) 75%
dikategorikan baik dan 25%
dikategorikan cukup. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan sesesorang
(Wawan & Dewi, 2011).
1.6. Self Efficacy Perawat di RSUD
Wonogiri
Hasil perhitungan berdasarkan
self efficacy perawat dapat
diketahui bahwa sebagian besar
self efficacy perawat dengan
kategori cukup, yaitu sebanyak 54
responden atau 75,0%. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitiannya Sartika Dewi
(2012), yang menunjukkan bahwa
individu dengan self efficacy yang
tinggi, akan mendorongnya untuk
giat dan gigih melakukan
upayanya.
Abdrbo (2007) juga membuktikan
bahwa self sefficacy berhubungan
dengan kepuasan kerja perawat,
yang dilakukannya dengan
penelitian tentang faktor yang
mempengaruhi penggunaan
sistem informasi, dan dampaknya
terhadap kepuasan kerja perawat
di Ohio. Hasil penelitian tersebut
memperlihatkan bahwa sebagian
besar perawat memiliki self
efficacy yang tinggi dalam
menggunakan komputer, yang
berhubungan dengan tingginya
kepuasan perawat dan
meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan. Self efficacy
merupakan keyakinan individu
bahwa mereka memiliki
kemampuan dalam mengadakan
kontrol terhadap pekerjaan
mereka, terhadap peristiwa
lingkungan mereka sendiri (Feist
& Feist, 2008).
2. Hubungan Antara Pengetahuan
Tentang Resusitasi Jantung Paru
dengan Self Efficacy Perawat di
RSUD Wonogiri
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan antara
pengetahuan tentang resusitasi
jantung paru dengan self efficacy
perawat di RSUD Wonogiri.
Hubungan dengan arah positif antara
pengetahuan tentang resusitasi
jantung paru dengan self efficacy
perawat di RSUD Wonogiri, artinya
semakin tinggi pengetahuan perawat
tentang resusitasi jantung paru maka
11
dapat meningkatkan self efficacy
perawat di RSUD Wonogiri. Tindakan
RJP sangat penting terutama pada
pasien dengan cardiac arrest karena
fibrilasi ventrikel yang terjadi di luar
rumah sakit, pasien di rumah sakit
dengan fibrilasi ventrikel primer dan
penyakit jantung iskemi, pasien
dengan hipotermi, overdosis,
obstruksi jalan napas atau primary
respiratory arrest (Alkatiri, 2007).
Pengetahuan perawat tentang
resusitasi merupakan modal yang
sangat penting untuk pelaksanaan
tindakan resusitasi pada situasi kritis.
Pengetahuan ini menentukan
keberhasilan tindakan resusitasi.
Pengetahuan tentang resusitasi didapat
melalui pendidikan, pelatihan atau
pengalaman selama bekerja.
Selanjutnya individu dengan self
efficacy yang tinggi, akan
mendorongnya untuk giat dan gigih
melakukan upayanya. Sebaliknya
individu dengan self efficacy yang
rendah, akan diliputi perasaan keragu-
raguan akan kemampuannya. Jika
individu tersebut dihadapkan pada
kesulitan, maka akan memperlambat
dan melonggarkan upayanya, bahkan
dapat menyerah (Pajares, 2002) dalam
(Sartika, 2012).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitiannya Sartika Dewi (2012)
dan Cristian dkk (2013) dengan hasil
penelitian diperoleh bahwa hal-hal
yang dilakukan dalam menghadapi
kendala serta harapan tentang reward
dapat meningkatkan self efficacy
perawat dalam menggunakan
SIMKEP. Namun dengan
penelitiannya Fathoni dkk (2014)
tidak mendukung hasil penelitian saat
ini yang menunjukkan hasil bahwa
Tidak ada hubungan antara tingkat
pengetahuan perawat tentang Basic
Life Support (BLS) dengan perilaku
perawat dalam pelaksanaan Primary
Survey.
Selanjutnya Zeigler (2011) tentang
pengalaman perawat dalam
menggunakan komputer dalam
praktik. Hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa sebahagian besar
self efficacy perawat mendukung
perawat menggunakan komputer
dalam melakukan praktik
keperawatan. Munter (2007) dalam
penelitiannya tentang self efficacy
dalam penggunaan komputer oleh
perawat perioperatif, menyarankan
agar lebih memahami self efficacy
perawat sebagai salah satu faktor
individu dalam mengadopsi teknologi
komputer. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Turner (2007) tentang
persepsi dan kesiapan perawat dalam
menerima dan menggunakan e-
12
health, menyatakan bahwa self
efficacy dalam menggunakan
komputer diidentifikasi sebagai faktor
kritis, dan pengetahuan yang akan
berguna dalam mempersiapkan
perawat untuk perubahan di masa
depan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan karakteristik responden
penelitian menunjukkan hasil bahwa
umur responden sebagian besar > 30
tahun yaitu sebanyak 33 responden
atau 45,8%; jenis kelamin responden
sebagian besar perempuan, yaitu
sebanyak 44 responden atau 61,1%,
tingkat pendidikan responden
penelitian sebagian besar dengan
pendidikan terakhir D3, yaitu
sebanyak 51 responden atau 70,8%
dan pengalaman kerja responden
penelitian sebagian besar dengan
pengalaman kerja > 3 tahun, yaitu
sebanyak 47 responden atau 65,3%
2. Tingkat pengetahuan perawat tentang
resusitasi jantung paru dengan
kategori cukup, yaitu sebanyak 35
responden atau 48,6%.
3. Self efficacy perawat sebagian besar
dengan kategori cukup, yaitu
sebanyak 54 responden atau 75,0%.
4. Ada hubungan antara pengetahuan
tentang resusitasi jantung paru dengan
self efficacy perawat di RSUD
Wonogiri dengan nilai korelasi Rank
Spearman adalah sebesar 0,260 (p=
0,027 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima. Nilai korelasi Rank
Spearman sebesar 0,260 berada pada
interval koefisien antara 0,20-0,399
(kekuatan hubungan rendah) hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antara
pengetahuan tentang resusitasi
jantung paru dengan self efficacy
perawat di RSUD Wonogiri dengan
kekuatan hubungan yang rendah.
Saran
1. Bagi RSUD Wonogiri
Tindakan RJP sangat penting untuk
pelaksanaan tindakan resusitasi pada
situasi kritis bagi perawat, maka
pihak rumah sakit perlu
merencanakan dan menyelenggarakan
suatu pelatihan yang tepat bagi
perawat di jajarannya, yang bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan dan derajat kesehatan
masyarakat pada umumnya dan
meningkatkan self efficacy perawat
pada pasien gawat darurat pada
khususnya.
2. Bagi Perawat di RSUD Wonogiri
Untuk pelaksanaan tindakan
resusitasi pada situasi kritis
dibutuhkan self efficacy yang tinggi,
maka dari itu pengetahuan dan
13
kepercayaan diri tentang resusitasi
didapat melalui pendidikan, pelatihan
atau pengalaman selama bekerja.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan
masukan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya disiplin ilmu
keperawatan mengenai pentingnya
pengetahuan resusitasi jantung paru
dengan self efficacy pada tindakan
resusitasi dalam situasi kritis.
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini masih penelitian
lanjutan, maka untuk penelitian yang
akan datang diharapkan dapat
mengembangkan faktor lain yang
dapat mempengaruhi self efficacy
perawat dalam tindakan resusitasi
jantung paru.
5. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan mengenai
pengetahuan resusitasi jantung paru
dan self efficacy pada perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdrbo, A. A. 2007. Factors affecting
information systems use and its
benefits and satisfaction among
ohio registered nurses. Western
Journal of Nursing Research, 31
(1), 110-127.
Alkatiri, J., Bakri Syakir. 2007. Resusitasi
Jantung Paru. Dalam: Sudoyo,
Aru S., dkk (editor). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.
Jilid I. Pusat Penerbit Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FK UI:
Jakarta.
American Heart Association (AHA).
2010. Heart Disease & Stroke
Statistics 2010. Update. Dallar, Texas: American Heart
Association.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.
Azwar, S. 2012. Metode Penelitian.
Pustaka Pelajar: Yogjakarta.
Cristian L, Suarnianti & H. Ismail. 2013.
Pengetahuan Perawat Tentang Kegawatan Nafas dan Tindakan
Resusitasi Jantung Paru Pada
Pasien yang Mengalami Kegawatan Pernafasan di Ruang
ICU dan UGD RSUD
Kolonodale Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal. Volume 3 Nomor
4 Tahun 2013.ISSN : 2302-1721.
Data Rekam Medik RSUD Wonogiri.
2014.
Dahlan. 2008. Statistik untuk Kedokteran
dan Kesehatan, Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariate, Dilengkapi dengan Menggunakan
SPSS. Salemba Medika: Jakarta.
Depkes RI, 2012. Profil Kesehatan
Republik Indonesia 2012.
Tersedia
dalam:http://www.depkes.go.id/re
sources/download/pusdatin/profil
-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-indonesia-2012.pdf.
Diakses pada: 24 Juni 2015.
14
Depkes RI. 2003. Indikator Indonesia
Sehat 2010 dan Pedoman
Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat.
Jakarta.
Dharma, Kusuma Kelana. 2011.
Metodologi Penelitian
Keperawatan: Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan
Hasil Penelitian. Trans Info
Media: Jakarta.
European Resuscitation Council
Guidelines for Resuscitation. 2010. Section 2: Adult Basic Life
Support and Use of Automated
External Defibrillators.
Fathoni A, Wahyu Rima & Ariyani. 2014.
Hubungan Tingkat Pengetahuan
Perawat Tentang Basic Life Support (BLS) dengan Perilaku
Perawat dalam Pelaksanaan
Primary Survey di RSUD dr. Soediran mangun Sumarso
Kabupaten Wonogiri. Skripsi.
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Feist, J. & Feist, J. G. 2008. Theories of
Personality, edisi 6 (ed-6).
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
SPSS. Edisi Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro:
Semarang.
Hazinski. 2010. Highlights of The 2010
American Heart Association
Guidelines for CPR and ACC.
AHA Published.
Hidayat. A.A.A. 2007. Metode Penelitian
Keperawatan dan Tekhnik
Analisa Data. Salemba Medika:
Jakarta.
Husein Umar. 2007. Metode Penelitian
Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.
PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
IKABI. 2004. Cedera Kepala dalam Advanced Trauma Life Support
for Doctors. American College of
Surgeon Committee on Trauma.
Ikatan Ahli Bedah Indonesia.
Komisi Trauma IKABI: Jakarta.
Kemenkes. 2013. Jendela Data dan
Informasi Kesehatan: Penyakit
Tidak Menular. Kementerian Kesehatan RI: Jakarta.
Krisanty Paula. 2009. Asuhan
Keperawatan Gawat Darurat.
Trans Info Media: Jakarta.
Latief, S.A., Suryadi, K,A. Dachlan, M,R. 2009. Petunjuk Praktis
Anastesiologi. Edisi Dua. Bagian
Anastesiologi dan Terapi Intensif FK UI: Jakarta.
Mansjoer, A. 2009. Resusitasi Jantung Paru. Dalam: Sudoyo, Aru W.,
dkk (editor). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi V jilid I.
Interna Publishing: Jakarta.
Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan
Sebuah Pengamatan Proses
Belajar Mengajar dalam
Pendidikan. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Munter, P. G. 2007. Computer self-efficacy of perioperative nurses.
AORN Journal, 85 (6), 1155-
1164.
Mutaqqin, Arif. 2010. Pengkajian
Keperawatan Aplikasi pada
Praktek Klinik. Salemba Medika:
Jakarta.
15
Nettina, Sandra M. 2006. Pedoman
Praktek Keperawatan. EGC:
Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi
Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta: Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian
Keperawatan. Salemba Medika:
Jakarta.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Praktis. Edisi 3. Salemba Medika:
Jakarta.
Pajares, F. & Urdan. 2006. Self Efficacy Beliefs of Adolescent. Information
age publishing: USA.
Pinasti, Woro. 2011. Pengaruh Self-
Efficacy, Locus of Control dan
Faktor Demografis Terhadap Kematangan Karir Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi. Fakultas Psikologi. UIN:
Jakarta.
Pusponegoro, Aryono D, Suryadi
Soedarmo, R. Suharto & Z.A.
Isma. 2012. BT & CLS (Basic
Trauma Life Support and Basic Cardiac Life Support). Edisi
Kelima. Panduan Untuk Peserta
(Program untuk Perawat). Yayasan Ambulans Gawat
Darurat 118: Jakarta.
Resuscitation Council (UK). 2010.
Resuscitation Guidelines.
Available from:
https://www.resus.org.uk
[Accesed 26 Juni 2015].
Sartika, Dewi. 2012. Self Efficacy
Perawat Dalam Penggunaan
Sistem Informasi Keperawatan di RSIA Bunda Jakarta: Studi
Fenomenologi. Tesis. Universitas
Indonesia Depok.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian
Kesehatan: Penuntun Praktis
Bagi Pemula. Mitra Cendikia
Press: Yogyakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods
For Business: Metodologi
Penelitian Untuk Bisnis, Buku 2. Salemba Empat: Jakarta.
Smith, T., Davidson, Sue. 2007. Dokter di
Rumah Anda. Dian Rakyat:
Jakarta.
Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Suwignyo, Heri. 2007. Bahasa Indonesia Keilmuan. LP3 Universitas
Negeri Malang: Malang.
Thygerson, Alton L. 2006. First Aid,
CPR, and AED. 5 th Ed.
American College of Emergency
Physicians, London W67pA.
Jones and Batlett Publisher
International.
Turner, M. D. 2007. Clinician readiness
for transition to a fully intgrated electronic health care delivery
system. Walden University, 67
(12B).
Wawan, A & Dewi M. 2011. Teori &
Pengukuran Pengetahuan,
Perilaku dan Perilaku Manusia.
Nuha Medika: Yogyakarta.
WHO. 2011. Data Penyakit Tidak
Menular. Tersedia
dalam:https://www.who.co.id/search?newwindow=1&site=&sourc
16
e=hp&q=data+penyakit+tidak+m
enular+WHO+2011&oq=data+pe
nyakit+tidak+menular+WHO+2011&gs_l=hp.Diakses: 25 Juni
2015.
Wolff, Angela C., Regan, Sandra., Pesut,
Barbara., & Black, Joyce. 2010.
Ready for what? An Exploration
of the Meaning of New Graduate
Nurses Readiness for Practice.
International Journal of Nursing
Education Scholarship.
Woro Pinasti. 2011. Pengaruh Self-Efficacy, Locus Of Control dan
Faktor Demografis Terhadap
Kematangan Karir Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi. Faskultas Psikologi.
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah: Jakarta.
Zeigler, C. 2011. Computerization in
practice: The lived experience of experienced nurses. Capella
University. ProQuest
Dissertations and Theses. Retrieved from
http://search.proquest.com/docvie
w/908437918?accountid=17242.