20
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RESUSITASI JANTUNG PARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT DI RSUD WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Edi Waloyo ST.14018 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

  • Upload
    lythien

  • View
    222

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RESUSITASI JANTUNG

PARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT

DI RSUD WONOGIRI

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Edi Waloyo

ST.14018

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RESUSITASI JANTUNG

PARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT

DI RSUD WONOGIRI

Oleh :

Edi Waloyo

ST.14018

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 19 Januari 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama

bc. Yeti Nurhayati, M.Kes

Nik: 201378115

Pembimbing Pendamping

Ns. Anissa Cindy Nurul Afni, M.Kep

Nik: 201188087

Penguji

(Ns. Ika Subekti Wulandari, S.Kep.,M.Kep)

Nik: 201189097

Surakarta, 19 Januari 2016

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

Atiek Murhayati, S.Kep, Ns, M.Kep

Nik. 201279102

Page 3: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Edi Waloyo

Hubungan Pengetahuan Tentang Resusitasi Jantung Paru

Dengan Self Efficacy Perawat

di RSUD Wonogiri

Abstrak

Cardiac arrest atau henti jantung merupakan suatu kondisi dimana kerja jantung

tiba-tiba terhenti akibatnya kerja jantung untuk memompa darah tidak berfungsi yang

kemudian menyebabkan pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh organ-organ vital dalam

tubuh tidak terpenuhi. Apabila hal tersebut terjadi lebih dari 4 menit maka dapat

mengakibatkan terjadinya kematian pada sel-sel otak dan dapat menyebabkan kematian

pada seluruh organ vital tubuh hanya dalam waktu 10 menit (AHA, 2010).

Rancangan penelitian descriptif corelational dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling Proporsionate Random Sampling. Sampel penelitian sebanyak 72

perawat. Variabel yang diamati pengetahuan tentang resusitasi jantung paru dengan self

efficacy perawat di RSUD Wonogiri. Penelitian menggunakan uji statistik Rank Spearman.

Terdapat hubungan yang rendah dan positif antara pengetahuan tentang resusitasi

jantung paru dengan self efficacy perawat di RSUD Wonogiri dengan nilai korelasi Rank Spearman sebesar 0,260 (p= 0,027 < 0,05) (signifikansi 5%). Hal ini mengindikasikan

bahwa semakin tinggi pengetahuan tentang resusitasi jantung paru dapat meningkatkan

self efficacy perawat di RSUD Wonogiri.

Rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

perawat di RSUD Wonogiri untuk pelaksanaan tindakan resusitasi pada situasi kritis

dibutuhkan self efficacy yang tinggi, maka dari itu pengetahuan dan kepercayaan diri

tentang resusitasi didapat melalui pendidikan, pelatihan atau pengalaman selama bekerja.

Kata Kunci : Pengetahuan, Resusitasi Jantung Paru, Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013)

Page 4: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Edi Waloyo

The Correlation between Knowledge on Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) and

Self-Efficacy of Nurses in Wonogiri Regional Public Hospital

Abstract

Cardiac arrest is a condition of sudden stop in heart function which triggers the heart to stop pumping blood, and then this leads to the insatiable oxygen intake needed by

vital organs. When this condition lasts for more than 4 minutes, it leads to death of brain

cells and all vital organs within 10 minutes (AHA, 2010).

This is a correlational descriptive research with cross sectional approach.

Proportionate random sampling technique was applied. The samples were 72 nurses. The

variables observed comprise knowledge on cardiopulmonary resuscitation and self-

efficacy of nurses in Wonogiri Regional Public Hospital. This research employed Rank Spearman statistical test.

There is a low and positive correlation between cardiopulmonary resuscitation and

self-efficacy of nurses in Wonogiri Regional Public Hospital with the Spearman’s rank correlation value of 0.260 (p= 0.027 < 0.05) and significance = 5%. It indicates that

higher knowledge on cardiopulmonary resuscitation is more potential to improve the self-

efficacy of nurses in Wonogiri Regional Public Hospital. The research result is expected to be one of considerations for nurses in Wonogiri

Regional Public Hospital that self-efficacy is required to perform resuscitation in critical

situation, and hence, knowledge and self-confidence on resuscitation are obtained through

education, training or experience during working.

Keywords : knowledge, cardiopulmonary resuscitation, self-efficacy, nurses

Bibliography : 48 (2003-2013)

Page 5: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

1

PENDAHULUAN

Resusitasi merupakan segala

usaha untuk mengembalikan fungsi sistem

pernafasan, peredaran darah dan saraf

yang terhenti atau terganggu sedemikian

rupa sehingga fungsinya dapat berhenti

sewaktu-waktu, agar kembali menjadi

normal seperti semula (Sudarwanto, 2002)

dalam (Cristian, 2013). Berhasil atau

tidaknya resusitasi jantung paru

tergantung pada cepat dan tepatnya

tindakan dan teknik pelaksanaan. Pada

beberapa keadaan, tindakan resusitasi

tidak dianjurkan (tidak efektif) antara lain

bila henti jantung (cardiac arrest) telah

berlangsung lebih dari 5 menit karena

biasanya kerusakan otak permanen telah

terjadi. Permasalahan yang sering

dihadapi oleh perawat adalah cara

menangani kegawatan pulmonal serta

kegawatan kardiovaskuler lewat resusitasi

jantung paru dengan tindakan dan teknik

pelaksanaan yang tepat (Soerianata, 1998)

dalam (Cristian, 2013).

Pengetahuan perawat tentang

resusitasi merupakan modal yang sangat

penting untuk pelaksanaan tindakan

resusitasi pada situasi kritis. Pengetahuan

ini menentukan keberhasilan tindakan

resusitasi. Pengetahuan tentang resusitasi

didapat melalui pendidikan, pelatihan atau

pengalaman selama bekerja.

Teori kognitif sosial (Social

cognitive theory) oleh Bandura

menyatakan bahwa self efficacy adalah

keyakinan dan kepercayaan diri individu

untuk mampu mengkoordinasi dan

melakukan sesuatu yang dibutuhkan

dalam suatu tindakan atau pekerjaan

terhadap peristiwa dan lingkungan

mereka sendiri (Feist & Feist, 2008).

Pikiran individu terhadap self efficacy

menentukan seberapa besar usaha yang

akan dicurahkan dan seberapa lama

individu akan tetap bertahan dalam

menghadapi hambatan atau pengalaman

yang tidak menyenangkan.

Individu dengan self efficacy

yang tinggi, akan mendorongnya untuk

giat dan gigih melakukan upayanya.

Sebaliknya individu dengan self efficacy

yang rendah, akan diliputi perasaan

keragu-raguan akan kemampuannya. Jika

individu tersebut dihadapkan pada

kesulitan, maka akan memperlambat dan

melonggarkan upayanya, bahkan dapat

menyerah (Pajares, 2002) dalam (Sartika,

2012).

Berdasarkan data di RSUD

Wonogiri terdapat kunjungan pasien

gawat darurat dengan gangguan sistem

kardiovaskuler sebesar 624 pasien pada

tahun 2013 dan 656 pasien pada tahun

2014 dengan persentasi sebesar 37% dari

total kunjungan pasien di RSUD

Wonogiri (Data Rekam Medik RSUD

Wonogiri, 2014).

Page 6: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

2

Dengan adanya peningkatan kasus

gawat darurat setiap tahunnya termasuk

kegawatdaruratan sistem kardiovaskuler

dan tuntutan masyarakat akan mutu

layanan maka pelayanan gawat darurat

oleh perawat sebagai pelaksana pelayanan

kesehatan dalam penanganan kegawat

daruratan ini sangat penting untuk

ditingkatkan dimana tujuan utama pada

pertolongan emergency adalah untuk

memberikan asuhan yang akan

menguntungkan pasien tersebut sebelum

mereka menerima perawatan definitif.

Dari uraian tersebut peneliti

merasa tertarik untuk mengetahui lebih

lanjut penelitian saat ini dengan judul

“Hubungan Pengetahuan Tentang

Resusitasi Jantung Paru dengan Self

Efficacy Perawat di RSUD Wonogiri”.

Perumusan Masalah

“Apakah ada hubungan pengetahuan

tentang resusitasi jantung paru dengan self

efficacy perawat di RSUD Wonogiri?“

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan

pengetahuan tentang resusitasi jantung

paru dengan self efficacy perawat di

RSUD Wonogiri.

2. Tujuan khusus

2.1. Mengetahui karakteristik

responden.

2.2. Mendiskripsikan pengetahuan

perawat tentang resusitasi jantung

paru di RSUD Wonogiri.

2.3. Mendiskripsikan self efficacy

perawat dalam melaksanakan

tindakan resusitasi jantung paru

di RSUD Wonogiri.

2.4. Menganalisa hubungan

pengetahuan tentang resusitasi

jantung paru dengan self efficacy

perawat di RSUD Wonogiri.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan informasi dan

bahan pertimbangan kepada pihak

rumah sakit guna merencanakan dan

menyelenggarakan suatu pelatihan

yang tepat bagi perawat di jajarannya,

yang bertujuan untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan dan derajat

kesehatan masyarakat pada umumnya

dan meningkatkan penanganan pada

pasien gawat darurat pada khususnya.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah khasanah pustaka dan

pengembangan ilmu pengetahuan,

khususnya dalam bidang resusitasi

jantung paru dengan self efficacy

perawat.

Page 7: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

3

3. Bagi Peneliti Lain

Memberikan bahan kajian dan acuan

bagi peneliti berikutnya dalam

melaksanakan penelitian sejenis yang

lebih kompleks.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan dan wawasan

tentang resusitasi jantung paru dengan

self efficacy perawat.

LANDASAN TEORI

1. Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan sesesorang

(Wawan & Dewi, 2011).

Menurut Arikunto (2006), untuk

mengukur tingkat pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi

materi yang ingin diukur dari objek

penelitian atau responden. Penilaian-

penilaian didasarkan pada suatu

kriteria yang di tentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

Menurut Nursalam (2008), kriteria

pengetahuan dibagi dalam 3 kategori,

yaitu:

1.1. Baik : Bila subyek mampu

menjawab dengan benar 76% -

100% dari seluruh petanyaan.

1.2. Cukup : Bila subyek mampu

menjawab dengan benar 56% -

75% dari seluruh pertanyaan.

1.3. Kurang : Bila subyek mampu

menjawab dengan benar < 56%

dari seluruh pertanyaan.

2. Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Resusitasi Jantung-Paru (RJP) adalah

suatu cara untuk memfungsikan

kembali jantung dan paru (Krisanty,

2009).

Cardio Pulmonary Resusitation

(CPR) adalah suatu teknik bantuan

hidup dasar yang bertujuan untuk

memberikan oksigen ke otak dan

jantung sampai ke kondisi layak, dan

mengembalikan fungsi jantung dan

pernafasan ke kondisi normal

(Nettina, 2006).

Ketika jantung seseorang berhenti

berdenyut, maka dia memerlukan

tindakan CPR segera. CPR adalah

suatu tindakan untuk memberikan

oksigen ke paru-paru dan

mengalirkan darah ke jantung dan

otak dengan cara kompresi dada.

Pemberian CPR hampir sama antara

bayi (0-1 tahun), anak (1-8 tahun),

dan dewasa (8 tahun/lebih), hanya

dengan sedikit variasi (Thygerson,

2006). Sebelum pelaksanaan

prosedur, nilai kondisi pasien secara

berturut-turut: pastikan pasien tidak

sadar, pastikan tidak bernafas,

Page 8: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

4

pastikan nadi tidak berdenyut, dan

interaksi yang konstan dengan pasien

(Krisanty, 2009).

3. Self Efficacy

Self efficacy merupakan keyakinan

individu bahwa mereka memiliki

kemampuan dalam mengadakan

kontrol terhadap pekerjaan mereka,

terhadap peristiwa lingkungan mereka

sendiri (Feist & Feist, 2008). Definisi

lain self efficacy adalah sebagai

keyakinan seseorang tentang

kemampuannya untuk

mengorganisasikan dan melaksanakan

tindakan apa saja yang dibutuhkan

untuk mencapai kinerja yang

diinginkan (Pajares & Urdan, 2006).

Self efficacy berkombinasi dengan

lingkungan, perilaku sebelumnya, dan

variabel kepribadian lainnya,

khususnya ekspektasi terhadap hasil

(expectancy outcomes) untuk dapat

menghasilkan perilaku tertentu. Selain

berbeda dengan expectancy outcomes,

selft efficacy juga berbeda dengan

konsep lain (Pajares & Urdan, 2006).

Kategorisasi self efficacy dibagi

menjadi tiga, yaitu tinggi, sedang dan

rendah. Adapun rumusnya adalah

sebagai berikut (Pinasti W, 2011):

4. Perawat

Perawat adalah suatu profesi yang

mempunyai fungsi autonomi yang

didefinisikan sebagai fungsi

profesional keperawatan. Fungsi

profesional yaitu membantu

mengenali dan menemukan

kebutuhan pasien yang bersifat

segera. Itu merupakan tanggung

jawab perawat untuk mengetahui

kebutuhan pasien dan membantu

memenuhinya. Dalam teorinya

tentang disiplin proses keperawatan

mengandung elemen dasar, yaitu

perilaku pasien, reaksi perawat dan

tindakan perawatan yang dirancang

untuk kebaikan pasien (Suwignyo,

2007).

Kerangka Konsep

Hipotesis

H0 = Tidak ada hubungan antara

pengetahuan tentang resusitasi

Page 9: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

5

jantung paru dengan self efficacy

perawat di RSUD Wonogiri.

Ha = Ada hubungan antara pengetahuan

tentang resusitasi jantung paru

dengan self efficacy perawat di

RSUD Wonogiri.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif, yaitu lebih

menekankan analisisnya pada data-data

numerikal (angka) yang diolah dengan

metoda statistika. Rancangan penelitian

menggunakan rancangan descriptif

corelational yaitu penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih,

tanpa melakukan perubahan tambahan,

atau manipulasi terhadap data yang

memang sudah ada. Penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional

yaitu jenis penelitian yang menekankan

waktu pengukuran atau observasi data

variabel independen dan dependen hanya

satu kali pada satu saat.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD

Wonogiri pada bulan Agustus sampai

dengan September 2015.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini

adalah semua perawat di RSUD

Wonogiri, dengan jumlah populasi 263

perawat.

Penelitian ini menarik sampel

dengan menggunakan rumus Slovin

dalam Umar (2007: 78) yaitu:

21 Ne

Nn

+=

Jadi sampel dalam penelitian ini

sebanyak 72 perawat.

Tehnik pengambilan sampel

dalam penelitian ini dengan cara

Proporsionate Random Sampling, adalah

tehnik penentuan sampel bila populasi

mempunyai anggota/unsur yang tidak

homogen dan berstrata secara

proporsional (Sugiyono, 2012). Dengan

kriteria penelitian sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

a. Pendidikan minimal D-III

Keperawatan.

b. Masa kerja minimal 1 tahun.

c. Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria ekslusi

Perawat yang tidak hadir karena izin,

sakit dan sedang cuti (hamil dan

melahirkan).

Page 10: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

6

Variabel, Definisi Operasional dan

Skala Pengukuran

Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil pengujian validitas

diketahui bahwa item pertanyaan tentang

tingkat pengetahuan perawat no. 4, item

pernyataan tentang self efficacy perawat

no. 7 dan 12 dinyatakan tidak valid, hal ini

karena nilai rhitung < rtabel. Selanjutnya butir

pertanyaan dan pernyataan yang tidak

valid tidak diikutsertakan pada penelitian

berikutnya, sedangkan sisanya butir

pertanyaan dan pernyataan dinyatakan

valid (nilai rhitung > rtabel) digunakan pada

penelitian berikutnya.

Hasil pengujian reliabilitas pada

variabel tingkat pengetahuan perawat dan

self efficacy perawat diperoleh nilai

Cronbach’s Alph > 0,60 sehingga seluruh

uji instrumen yang terdiri dari validitas

dan reliabilitas memenuhi persyaratan

untuk dipakai dalam pengambilan

keputusan penelitian.

Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan secara

deskriptif, yaitu menampilkan

proporsi prosentase karakteristik

responden, pengetahuan perawat

tentang resusitasi jantung paru dan

self efficacy perawat dalam

melaksanakan tindakan resusitasi

jantung paru.

2. Analisa Bivariat

Dalam penelitian ini analisa bivariat

menggunakan Rank Spearman karena

penelitian ini bertujuan mengetahui

hubungan antar variabel dengan skala

data ordinal. Menurut Sugiyono

(2007), Rank Spearman sumber data

untuk kedua variabel yang akan

dikonversikan dapat berasal dari data

yang tidak sama dan jenis datanya

adalah ordinal, serta data kedua

variabel tidak harus membentuk

distribusi normal. Rumus Rank

Spearman adalah sebagai berikut:

( )12

61

−−=∑nn

biP

Keterangan:

P : Koefisien korelasi Rank

Spearman

bi : Selisih tiap pasang urutan

n : Jumlah sampel

Pengujian analisis dilakukan

menggunakan program software

SPSS V.20 dengan tingkat kesalahan

Page 11: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

7

5%. Kriteria pengambilan kesimpulan

berdasarkan tingkat signifikan (nilai

p) adalah:

a. Jika nilai p>0,05 maka hipotesis

penelitian ditolak.

b. Jika nilai p≤0,05 maka hipotesis

penelitian diterima.

Dari koefisien korelasi yang

didapatkan, dapat digunakan untuk

mengukur tingkat korelasi antara

kedua variabel. Penafsiran terhadap

tingkat korelasi yang ditemukan

tersebut besar atau kecil, maka dapat

berpedoman pada tabel di bawah ini

(Dahlan, 2008)

HASIL PENELITIAN

1. Analisis Univariat

1.1. Karaktersitik Responden

Hasil distribusi berdasarkan umur

responden diketahui bahwa sebagian besar

> 30 tahun yaitu sebanyak 33 responden

atau 45,8%.

1.2. Jenis Kelamin

Hasil distribusi berdasarkan jenis kelamin

responden diketahui bahwa responden

penelitian sebagian besar perempuan.

1.3. Pendidikan

Hasil distribusi berdasarkan pendidikan

responden diketahui bahwa responden

penelitian sebagian besar dengan

pendidikan terakhir D3, yaitu sebanyak

51 responden atau 70,8%.

1.4. Pengalaman Kerja

Hasil distribusi berdasarkan pengalaman

kerja responden diketahui bahwa

sebagian besar responden penelitian

dengan pengalaman kerja > 3 tahun, yaitu

sebanyak 47 responden atau 65,3%.

1.5. Pengetahuan Perawat

Hasil perhitungan berdasarkan tingkat

pengetahuan responden diketahui bahwa

sebagian besar responden penelitian

dengan tingkat pengetahuan tentang

resusitasi jantung paru pada kategori

cukup, yaitu sebanyak 35 responden atau

48,6%.

Page 12: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

8

1.6. Self Efficacy Perawat

Hasil perhitungan berdasarkan self

efficacy perawat diketahui bahwa sebagian

besar self efficacy perawat dengan

kategori cukup, yaitu sebanyak 54

responden atau 75,0%.

2. Analisis Bivariat

Hasil uji korelasi Rank Spearman pada

Tabel 4.7 diperoleh nilai korelasi sebesar

0,260 dengan nilai p-value sebesar 0,027.

Nilai p-value < 0,05 (signifikansi 5%),

maka H0 ditolak, artinya ada hubungan

antara pengetahuan tentang resusitasi

jantung paru dengan self efficacy perawat

di RSUD Wonogiri. Terdapat hubungan

dengan arah positif antara pengetahuan

tentang resusitasi jantung paru dengan self

efficacy perawat di RSUD Wonogiri.

Artinya semakin tinggi pengetahuan

perawat tentang resusitasi jantung paru

maka dapat meningkatkan self efficacy

perawat di RSUD Wonogiri.

Nilai korelasi Rank Spearman sebesar

0,260 berada pada interval koefisien

antara 0,20-0,399 (kekuatan hubungan

rendah) hal ini menunjukkan bahwa

hubungan antara pengetahuan tentang

resusitasi jantung paru dengan self

efficacy perawat di RSUD Wonogiri

dengan kekuatan hubungan yang rendah.

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden

1.1. Umur

Hasil distribusi berdasarkan umur

responden dapat diketahui bahwa

responden penelitian sebagian

besar > 30 tahun yaitu sebanyak

33 responden atau 45,8%.

Menurut Mubarak dkk (2007),

dengan bertambahnya umur

seseorang akan terjadi perubahan

pada aspek psikis dan psikologis

(mental). Pertumbuhan fisik

secara garis besar ada empat

kategori perubahan, yaitu

perubahan ukuran, perubahan

proporsi, hilangnya ciri-ciri lama

dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini

terjadi akibat pematangan fungsi

organ. Pada aspek psikologis dan

mental taraf berfikir seseorang

semakin matang dan dewasa.

1.2. Jenis Kelamin Responden

Hasil distribusi berdasarkan jenis

kelamin responden dapat

diketahui bahwa responden

penelitian sebagian besar

perempuan. Menurut Mubarak

dkk (2007) jenis kelamin

terbentuk dalam dimensi biologis.

Jenis kelamin mengacu pada

Page 13: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

9

seseorang berperilaku dan

mencerminkan penampilan sesuai

dengan jenis kelaminnya.

1.3. Pendidikan

Hasil distribusi berdasarkan

pendidikan responden dapat

diketahui bahwa responden

penelitian sebagian besar dengan

pendidikan terakhir D3, yaitu

sebanyak 51 responden atau

70,8%. Pendidikan berarti

bimbingan yang diberikan

seseorang kepada orang lain

terhadap suatu hal agar mereka

dapat memahami. Tidak dapat

dipungkiri bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang semakin

mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya

makin banyak pula pengetahuan

yang dimilikinya. Sebaliknya, jika

seseorang tingkat pendidikannya

rendah, akan menghambat

perkembangan sikap seseorang

terhadap penerimaan informasi

dan nilai-nilai baru diperkenalkan

(Mubarak dkk, 2007).

1.4. Pengalaman Kerja

Hasil distribusi berdasarkan

pengalaman kerja responden

dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden penelitian dengan

pengalaman kerja > 3 tahun, yaitu

sebanyak 47 responden atau

65,3%. Ada kecenderungan

pengalaman yang baik seseorang

akan berusaha untuk melupakan,

namun jika pengalaman terhadap

objek tersebut menyenangkan

maka secara psikologis akan

timbul kesan yang membekas

dalam emosi sehingga

menimbulkan sikap positif

(Mubarak dkk, 2007).

1.5. Pengetahuan Perawat Tentang

Resusitasi Jantung Paru di RSUD

Wonogiri

Hasil perhitungan berdasarkan

tingkat pengetahuan responden

dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden penelitian

dengan tingkat pengetahuan

tentang resusitasi jantung paru

pada kategori cukup, yaitu

sebanyak 35 responden atau

48,6%.

Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitiannya

Cristian dkk (2013) yang

menunjukkan bahwa pengetahuan

perawat tentang kegawatan nafas

18 orang (60%) memiliki

pengetahuan yang baik dan 12

orang (40%) memiliki

pengetahuan yang kurang.

Pengetahuan perawat tentang

tindakan resusitasi jantung paru,

15 orang (50%) memiliki

Page 14: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

10

pengetahuan yang baik dan 15

orang (50%) memiliki

pengetahuan kurang baik.

Selanjutnya hasil penelitiannya

Fathoni dkk (2014) yang

menunjukkan hasil bahwa tingkat

pengetahuan perawat tentang

Basic Life Support (BLS) 75%

dikategorikan baik dan 25%

dikategorikan cukup. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan sesesorang

(Wawan & Dewi, 2011).

1.6. Self Efficacy Perawat di RSUD

Wonogiri

Hasil perhitungan berdasarkan

self efficacy perawat dapat

diketahui bahwa sebagian besar

self efficacy perawat dengan

kategori cukup, yaitu sebanyak 54

responden atau 75,0%. Hasil

penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitiannya Sartika Dewi

(2012), yang menunjukkan bahwa

individu dengan self efficacy yang

tinggi, akan mendorongnya untuk

giat dan gigih melakukan

upayanya.

Abdrbo (2007) juga membuktikan

bahwa self sefficacy berhubungan

dengan kepuasan kerja perawat,

yang dilakukannya dengan

penelitian tentang faktor yang

mempengaruhi penggunaan

sistem informasi, dan dampaknya

terhadap kepuasan kerja perawat

di Ohio. Hasil penelitian tersebut

memperlihatkan bahwa sebagian

besar perawat memiliki self

efficacy yang tinggi dalam

menggunakan komputer, yang

berhubungan dengan tingginya

kepuasan perawat dan

meningkatkan kualitas pelayanan

keperawatan. Self efficacy

merupakan keyakinan individu

bahwa mereka memiliki

kemampuan dalam mengadakan

kontrol terhadap pekerjaan

mereka, terhadap peristiwa

lingkungan mereka sendiri (Feist

& Feist, 2008).

2. Hubungan Antara Pengetahuan

Tentang Resusitasi Jantung Paru

dengan Self Efficacy Perawat di

RSUD Wonogiri

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa ada hubungan antara

pengetahuan tentang resusitasi

jantung paru dengan self efficacy

perawat di RSUD Wonogiri.

Hubungan dengan arah positif antara

pengetahuan tentang resusitasi

jantung paru dengan self efficacy

perawat di RSUD Wonogiri, artinya

semakin tinggi pengetahuan perawat

tentang resusitasi jantung paru maka

Page 15: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

11

dapat meningkatkan self efficacy

perawat di RSUD Wonogiri. Tindakan

RJP sangat penting terutama pada

pasien dengan cardiac arrest karena

fibrilasi ventrikel yang terjadi di luar

rumah sakit, pasien di rumah sakit

dengan fibrilasi ventrikel primer dan

penyakit jantung iskemi, pasien

dengan hipotermi, overdosis,

obstruksi jalan napas atau primary

respiratory arrest (Alkatiri, 2007).

Pengetahuan perawat tentang

resusitasi merupakan modal yang

sangat penting untuk pelaksanaan

tindakan resusitasi pada situasi kritis.

Pengetahuan ini menentukan

keberhasilan tindakan resusitasi.

Pengetahuan tentang resusitasi didapat

melalui pendidikan, pelatihan atau

pengalaman selama bekerja.

Selanjutnya individu dengan self

efficacy yang tinggi, akan

mendorongnya untuk giat dan gigih

melakukan upayanya. Sebaliknya

individu dengan self efficacy yang

rendah, akan diliputi perasaan keragu-

raguan akan kemampuannya. Jika

individu tersebut dihadapkan pada

kesulitan, maka akan memperlambat

dan melonggarkan upayanya, bahkan

dapat menyerah (Pajares, 2002) dalam

(Sartika, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitiannya Sartika Dewi (2012)

dan Cristian dkk (2013) dengan hasil

penelitian diperoleh bahwa hal-hal

yang dilakukan dalam menghadapi

kendala serta harapan tentang reward

dapat meningkatkan self efficacy

perawat dalam menggunakan

SIMKEP. Namun dengan

penelitiannya Fathoni dkk (2014)

tidak mendukung hasil penelitian saat

ini yang menunjukkan hasil bahwa

Tidak ada hubungan antara tingkat

pengetahuan perawat tentang Basic

Life Support (BLS) dengan perilaku

perawat dalam pelaksanaan Primary

Survey.

Selanjutnya Zeigler (2011) tentang

pengalaman perawat dalam

menggunakan komputer dalam

praktik. Hasil penelitian tersebut

menyatakan bahwa sebahagian besar

self efficacy perawat mendukung

perawat menggunakan komputer

dalam melakukan praktik

keperawatan. Munter (2007) dalam

penelitiannya tentang self efficacy

dalam penggunaan komputer oleh

perawat perioperatif, menyarankan

agar lebih memahami self efficacy

perawat sebagai salah satu faktor

individu dalam mengadopsi teknologi

komputer. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Turner (2007) tentang

persepsi dan kesiapan perawat dalam

menerima dan menggunakan e-

Page 16: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

12

health, menyatakan bahwa self

efficacy dalam menggunakan

komputer diidentifikasi sebagai faktor

kritis, dan pengetahuan yang akan

berguna dalam mempersiapkan

perawat untuk perubahan di masa

depan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Berdasarkan karakteristik responden

penelitian menunjukkan hasil bahwa

umur responden sebagian besar > 30

tahun yaitu sebanyak 33 responden

atau 45,8%; jenis kelamin responden

sebagian besar perempuan, yaitu

sebanyak 44 responden atau 61,1%,

tingkat pendidikan responden

penelitian sebagian besar dengan

pendidikan terakhir D3, yaitu

sebanyak 51 responden atau 70,8%

dan pengalaman kerja responden

penelitian sebagian besar dengan

pengalaman kerja > 3 tahun, yaitu

sebanyak 47 responden atau 65,3%

2. Tingkat pengetahuan perawat tentang

resusitasi jantung paru dengan

kategori cukup, yaitu sebanyak 35

responden atau 48,6%.

3. Self efficacy perawat sebagian besar

dengan kategori cukup, yaitu

sebanyak 54 responden atau 75,0%.

4. Ada hubungan antara pengetahuan

tentang resusitasi jantung paru dengan

self efficacy perawat di RSUD

Wonogiri dengan nilai korelasi Rank

Spearman adalah sebesar 0,260 (p=

0,027 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan

Ha diterima. Nilai korelasi Rank

Spearman sebesar 0,260 berada pada

interval koefisien antara 0,20-0,399

(kekuatan hubungan rendah) hal ini

menunjukkan bahwa hubungan antara

pengetahuan tentang resusitasi

jantung paru dengan self efficacy

perawat di RSUD Wonogiri dengan

kekuatan hubungan yang rendah.

Saran

1. Bagi RSUD Wonogiri

Tindakan RJP sangat penting untuk

pelaksanaan tindakan resusitasi pada

situasi kritis bagi perawat, maka

pihak rumah sakit perlu

merencanakan dan menyelenggarakan

suatu pelatihan yang tepat bagi

perawat di jajarannya, yang bertujuan

untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan dan derajat kesehatan

masyarakat pada umumnya dan

meningkatkan self efficacy perawat

pada pasien gawat darurat pada

khususnya.

2. Bagi Perawat di RSUD Wonogiri

Untuk pelaksanaan tindakan

resusitasi pada situasi kritis

dibutuhkan self efficacy yang tinggi,

maka dari itu pengetahuan dan

Page 17: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

13

kepercayaan diri tentang resusitasi

didapat melalui pendidikan, pelatihan

atau pengalaman selama bekerja.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan

masukan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya disiplin ilmu

keperawatan mengenai pentingnya

pengetahuan resusitasi jantung paru

dengan self efficacy pada tindakan

resusitasi dalam situasi kritis.

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini masih penelitian

lanjutan, maka untuk penelitian yang

akan datang diharapkan dapat

mengembangkan faktor lain yang

dapat mempengaruhi self efficacy

perawat dalam tindakan resusitasi

jantung paru.

5. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan mengenai

pengetahuan resusitasi jantung paru

dan self efficacy pada perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdrbo, A. A. 2007. Factors affecting

information systems use and its

benefits and satisfaction among

ohio registered nurses. Western

Journal of Nursing Research, 31

(1), 110-127.

Alkatiri, J., Bakri Syakir. 2007. Resusitasi

Jantung Paru. Dalam: Sudoyo,

Aru S., dkk (editor). Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV.

Jilid I. Pusat Penerbit Departemen

Ilmu Penyakit Dalam FK UI:

Jakarta.

American Heart Association (AHA).

2010. Heart Disease & Stroke

Statistics 2010. Update. Dallar, Texas: American Heart

Association.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Azwar, S. 2012. Metode Penelitian.

Pustaka Pelajar: Yogjakarta.

Cristian L, Suarnianti & H. Ismail. 2013.

Pengetahuan Perawat Tentang Kegawatan Nafas dan Tindakan

Resusitasi Jantung Paru Pada

Pasien yang Mengalami Kegawatan Pernafasan di Ruang

ICU dan UGD RSUD

Kolonodale Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal. Volume 3 Nomor

4 Tahun 2013.ISSN : 2302-1721.

Data Rekam Medik RSUD Wonogiri.

2014.

Dahlan. 2008. Statistik untuk Kedokteran

dan Kesehatan, Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariate, Dilengkapi dengan Menggunakan

SPSS. Salemba Medika: Jakarta.

Depkes RI, 2012. Profil Kesehatan

Republik Indonesia 2012.

Tersedia

dalam:http://www.depkes.go.id/re

sources/download/pusdatin/profil

-kesehatan-indonesia/profil-

kesehatan-indonesia-2012.pdf.

Diakses pada: 24 Juni 2015.

Page 18: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

14

Depkes RI. 2003. Indikator Indonesia

Sehat 2010 dan Pedoman

Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat.

Jakarta.

Dharma, Kusuma Kelana. 2011.

Metodologi Penelitian

Keperawatan: Panduan

Melaksanakan dan Menerapkan

Hasil Penelitian. Trans Info

Media: Jakarta.

European Resuscitation Council

Guidelines for Resuscitation. 2010. Section 2: Adult Basic Life

Support and Use of Automated

External Defibrillators.

Fathoni A, Wahyu Rima & Ariyani. 2014.

Hubungan Tingkat Pengetahuan

Perawat Tentang Basic Life Support (BLS) dengan Perilaku

Perawat dalam Pelaksanaan

Primary Survey di RSUD dr. Soediran mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri. Skripsi.

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Feist, J. & Feist, J. G. 2008. Theories of

Personality, edisi 6 (ed-6).

Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program

SPSS. Edisi Keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro:

Semarang.

Hazinski. 2010. Highlights of The 2010

American Heart Association

Guidelines for CPR and ACC.

AHA Published.

Hidayat. A.A.A. 2007. Metode Penelitian

Keperawatan dan Tekhnik

Analisa Data. Salemba Medika:

Jakarta.

Husein Umar. 2007. Metode Penelitian

Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.

PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

IKABI. 2004. Cedera Kepala dalam Advanced Trauma Life Support

for Doctors. American College of

Surgeon Committee on Trauma.

Ikatan Ahli Bedah Indonesia.

Komisi Trauma IKABI: Jakarta.

Kemenkes. 2013. Jendela Data dan

Informasi Kesehatan: Penyakit

Tidak Menular. Kementerian Kesehatan RI: Jakarta.

Krisanty Paula. 2009. Asuhan

Keperawatan Gawat Darurat.

Trans Info Media: Jakarta.

Latief, S.A., Suryadi, K,A. Dachlan, M,R. 2009. Petunjuk Praktis

Anastesiologi. Edisi Dua. Bagian

Anastesiologi dan Terapi Intensif FK UI: Jakarta.

Mansjoer, A. 2009. Resusitasi Jantung Paru. Dalam: Sudoyo, Aru W.,

dkk (editor). Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Edisi V jilid I.

Interna Publishing: Jakarta.

Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan

Sebuah Pengamatan Proses

Belajar Mengajar dalam

Pendidikan. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Munter, P. G. 2007. Computer self-efficacy of perioperative nurses.

AORN Journal, 85 (6), 1155-

1164.

Mutaqqin, Arif. 2010. Pengkajian

Keperawatan Aplikasi pada

Praktek Klinik. Salemba Medika:

Jakarta.

Page 19: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

15

Nettina, Sandra M. 2006. Pedoman

Praktek Keperawatan. EGC:

Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi

Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta: Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian

Keperawatan. Salemba Medika:

Jakarta.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian

Ilmu Keperawatan: Pendekatan

Praktis. Edisi 3. Salemba Medika:

Jakarta.

Pajares, F. & Urdan. 2006. Self Efficacy Beliefs of Adolescent. Information

age publishing: USA.

Pinasti, Woro. 2011. Pengaruh Self-

Efficacy, Locus of Control dan

Faktor Demografis Terhadap Kematangan Karir Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi. Fakultas Psikologi. UIN:

Jakarta.

Pusponegoro, Aryono D, Suryadi

Soedarmo, R. Suharto & Z.A.

Isma. 2012. BT & CLS (Basic

Trauma Life Support and Basic Cardiac Life Support). Edisi

Kelima. Panduan Untuk Peserta

(Program untuk Perawat). Yayasan Ambulans Gawat

Darurat 118: Jakarta.

Resuscitation Council (UK). 2010.

Resuscitation Guidelines.

Available from:

https://www.resus.org.uk

[Accesed 26 Juni 2015].

Sartika, Dewi. 2012. Self Efficacy

Perawat Dalam Penggunaan

Sistem Informasi Keperawatan di RSIA Bunda Jakarta: Studi

Fenomenologi. Tesis. Universitas

Indonesia Depok.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian

Kesehatan: Penuntun Praktis

Bagi Pemula. Mitra Cendikia

Press: Yogyakarta.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods

For Business: Metodologi

Penelitian Untuk Bisnis, Buku 2. Salemba Empat: Jakarta.

Smith, T., Davidson, Sue. 2007. Dokter di

Rumah Anda. Dian Rakyat:

Jakarta.

Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.

Suwignyo, Heri. 2007. Bahasa Indonesia Keilmuan. LP3 Universitas

Negeri Malang: Malang.

Thygerson, Alton L. 2006. First Aid,

CPR, and AED. 5 th Ed.

American College of Emergency

Physicians, London W67pA.

Jones and Batlett Publisher

International.

Turner, M. D. 2007. Clinician readiness

for transition to a fully intgrated electronic health care delivery

system. Walden University, 67

(12B).

Wawan, A & Dewi M. 2011. Teori &

Pengukuran Pengetahuan,

Perilaku dan Perilaku Manusia.

Nuha Medika: Yogyakarta.

WHO. 2011. Data Penyakit Tidak

Menular. Tersedia

dalam:https://www.who.co.id/search?newwindow=1&site=&sourc

Page 20: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filePARU DENGAN SELF EFFICACY PERAWAT ... Self Efficacy, Perawat Daftar pustaka : 48 (2003-2013) BACHELOR OF NURSING PROGRAM ... (Suwignyo,

16

e=hp&q=data+penyakit+tidak+m

enular+WHO+2011&oq=data+pe

nyakit+tidak+menular+WHO+2011&gs_l=hp.Diakses: 25 Juni

2015.

Wolff, Angela C., Regan, Sandra., Pesut,

Barbara., & Black, Joyce. 2010.

Ready for what? An Exploration

of the Meaning of New Graduate

Nurses Readiness for Practice.

International Journal of Nursing

Education Scholarship.

Woro Pinasti. 2011. Pengaruh Self-Efficacy, Locus Of Control dan

Faktor Demografis Terhadap

Kematangan Karir Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi. Faskultas Psikologi.

Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah: Jakarta.

Zeigler, C. 2011. Computerization in

practice: The lived experience of experienced nurses. Capella

University. ProQuest

Dissertations and Theses. Retrieved from

http://search.proquest.com/docvie

w/908437918?accountid=17242.