Upload
jon-hunterlove
View
44
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/13/2018 Project Helena Gultom 25 73 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/project-helena-gultom-25-73 1/4
Nomor 32 tahun XXXIX, Terbit Kamis, 17 November 2011
Profil:
Fia dan Farras,
Penemu Gelas Braille
Potret Negeriku:
Dari Kokon
Jadilah Sutera
Reportasia:Menjadi Putri
Cerita Pilihan
2 Sssttt,Gomez!
10 Jalur Pelangi
24 Permainan Terakhir di Kaki Merapi
32 Siapa yang Paling Enak?
CERGAM
6 Bobo: Penyelamatan Hutan Kulituna (3)
40 Negeri Dongeng: Bros Ratu Bidadari
51 Bona: Makan di Kebun
Artikel Pilihan
22 Serial Serial Ciaaattt!!!
28 Si Mungil yang Kuat
34 Tidur Siang, Yuk
42 Balapan Kancing
Dari Teman
14 Halamanku
16 Arena Kecil, Tak Disangka
44 Dear Nirmala
50 Ensiklo Bobo
Rupa Rupa
3 Menu dan Bobosiana
4 Apa Kabar, Bo?
8 Boleh Tahu
35 Our English Page
48 Sayembara Bobo
50 Bobo Edisi Depan
PIN UP
DAVID ARCHULETA
Siap Siap Ulangan
Sebentar lagi, kita akan
menghadapi ulangan semester.
Apakah teman-teman sudah
siap menghadapinya? Siap,
dong, ya! Apalagi kalau kita
sudah terbiasa berkonsentrasi
penuh pada saat pak guru atau
bu guru menjelaskan pelajaran
di kelas. Kita juga pasti sudah
siap, bila kita selalu mengulangkembali pelajaran-pelajaran
itu di rumah. Karena kita
sudah mengerti dan menguasai
pelajaran itu, kita enggak perlu
repot repot menghapalkannya
lagi. Akan tetapi, kita perlu
berlatih menjawab soal, untuk
menguji kesiapan kita. Di
nomor ini, Bobo memberikan
bonus berupa soal soal ulangan
semester. Mudah mudahan,
bonus itu bias membantu teman
teman, berlatih soal, ya. Nah,
setelah berlatih, kita juga boleh
sedikit bersenag senang, lo!
Hi hi hi« membaca cerita
cerita seru, menikmati serial serial
Ciat, ³ masuk´ ke Sekolah
Menjadi Putri, serta artikel
lainnya di nomor ini, bias sangat
menghiburmu!
5/13/2018 Project Helena Gultom 25 73 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/project-helena-gultom-25-73 2/4
Etta tinggal di kaki
gunung. Saat itu,
sedang musim hujan di
desa tempat ia tinggal.
Namun, Cetta belum juga
melihat pelangi. Cetta
sangat rindu melihat
pelangi. Ia tak tahu,
kenapa pelangi tak juga
muncul
setelah
hujan
usai.
Sementara itu, jauh di kaki langit, tampak ada tujuh peri pelangi sedang bermuram. Mereka dudu
Ketujuh peri pelangi seharusnya terbang sejajar menunggangi rubah untuk membuat pelangi. Saya
Ketujuh peri pelangi sangat sedih. Hujan telah turun berminggu minggu. Tetapi, belum sekalipun
³Kali ini,
kita harus berhasil,´ kata
Peri Merah pada adik
adiknya.
³Mana mungkin?
Lihat saja rubah terbang
milik Peri Nila, malasnya
minta ampun. Dia bahkan
terbang sambil tertidur!´
keluh Peri Biru menunjuk
rubah adiknya.
³Benar. Rubah
terbang kita sama sekali
tak punya semangat,´ Peri
Jingga membenarkan.
³Ayo, kita terbang
lagi,´bujuk Peri Kuning
mengembangkan sayapnya.
Selama ini, rubah
terbangnyalah yang palingrajin.
Peri yang lain mulai
menaiki rubah terbangnya
masing masing dan sejajar
membentuk tujuh baris
warna pelangi. Merah,
Jingga, Kuning, Hijau,
Biru, Nila, Ungu. Peri
Merah memberi aba aba
dengan mengangkat tangan
kanannya.
³ Mulai,´ katanya
mantap. Rubah mereka
terbang sejajar danmeninggalkan tujuh
semburat indah warna
pelangi di belakang
mereka. Pelangi mulai
terbentuk. Peri Ungu
tersenyum senang. Merekabertujuh sudah berada di
tengah pelangi sekarang.
Separuh perjalanan lagi,
maka pelangi akan terlihat
oleh manusia.
Tiba tiba, terdengar
suara dengkuran keras
menghentikan laju mereka.
Astaga! Rubah terbangPeri Hijau tertidur dan
sama sekali tak bergerak.
Semua melotot kesal pada
Peri Hijau. Peri Hijau
terlihat putus asa.
³Bukan salahku,´
protesnya.
Pelangi gagal terbentuk
lagi.Di kaki gunung, Cetta
tertegun. ³Rasanya, aku
tadi sempat melihat garis
pelangi. Tetapi, kenapa tiba
tiba pelangi menghilang?´
Dengan penasaran,
Cetta naik ke puncak
gunung. Ia berharap bias
melihat pelangi dari sana.
Setiba di puncak
gunung, seekor Elang
Raksasa menyapanya.
Cetta balas menyapa
ramah. Ia lalu menjelaskan
pada Elang Raksasa
tentang pelangi yang
dicarinya.
³Naiklah ke
punggungku. Akan kubawa
kau ke kaki langit. Tempatdi mana pelangi di buat,´
kata Elang Raksasa.
Merekapun melayang
menuju ke kaki langit. Di
sana, Cetta melihat ketujuh
peri pelangi sedang terdiam
sedih.
³Kenapa kalianmurung? Apa yang
terjadi?´ tanya Cetta.
Peri Nila menjelaskan
pada Cetta apa yang
terjadi. Cetta memandang
ketujuh rubah terbang
yang sedang bermalas
malasan.
³Apakah mereka
sudah makan?´ Tanya
Cetta.
³Kami memberi
mereka awan yang putih
bersih dan manis. Mungkin
itu yang membuat mereka
5/13/2018 Project Helena Gultom 25 73 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/project-helena-gultom-25-73 3/4
mengantuk,´ kata Peri
Merah.
³Bukankah mereka
lebih suka makan emas?´
tanya Cettaragu
ragu,
Peri Jingga mengangguk, ³Kau benar, tetapi emas hanya ada di ujung pelangi. Kalu pelangi tak ju
Peri yang lain
mengangguk
membenarkan.
Cetta merenung. Di
dadanya tersimpan sebuah
koin emas kuno
peninggalan neneknya. Ia
tak ingin kehilangan koin
emasnya, tetapi itu satu
satunya benda yang
menarik bagi rubah. Cetta
berpikir keras. Tiba tiba ia
mendapat ide.
Koin emas Cetta
digantung diujung sebuah
tongkat panjang. Tongkat
itu dipegang oleh peri hijau
Ketujuh rubah dan ketujuhperi pelangi kini siap
berbaris berjajar. Para
rubah terbang dengan tak
sabar.
Mereka ingin
menyambar koin emas
Cetta dengan moncongnya.
Kali ini, mereka segera
berlari ketika Peri Merah
mengangkat tangan
kanannya member aba aba,
³Mulai!´
Tujuh rubah melesat
terbang membelah langit.
Meninggalkan tujuh warna
pelangi di belakang
mereka. Tujuannya hanya
satu, yaitu koin emas Cetta.
Tanpa terasa, mereka
telah berhasil membentuk
jalur pelangi yang indah
dengan tujuh warna
sempurna. Ketujuh peri
pelangi bersorak girang.
Peri Merah memeluk
saudara saudaranya
dengan bahagia.
³Kita berhasil!´
serunya.
Rubah terbang
mereka tersebut menikmati
ribuan koin emas yang
tersimpan di ujng pelangi.
Itulah makanan yang
paling mereka inginkan di
dunia ini.
Peri
Hijau
mengulurkan
kembali koin
milik Cetta.
³Terima
kasih, ucap
ketujuh peripelangi.
³Akulah yang
berterima kasih kepada
kalian, karena telah
membuat pelangi yang
indah,´ balas Cetta.
Di halaman
rumahnya di kaki gunung,Cetta tersenyum
memandang pelangi yang
sempurna. Keindahannya
membuat Cetta bahagia.
5/13/2018 Project Helena Gultom 25 73 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/project-helena-gultom-25-73 4/4
Halaman ini khusus Bobo
sediakan untuk memanjang
karya karyamu, berupa puisi,
gambar. Semua karya harus asli
atau kamu buat sendiri. Tidak
boleh menyalin, menyontek, atau
dibuatkan orang lain.
Kirimkan karyamu ke Majalah
Bobo.
Caranya, masukkan gambar/
puisi/ karanganmu ke dalam
amplop dan bubuhi prangko
secukupnya.
Tuliskan nama, kelas, sekolah,
alamat rumah, dan nomor
telepon.
Kirim ke redaksi Majalah Bobo,
Jl. Panjang No. 8 A, KebonJeruk, Jakarta 11530.
Gamabr yang tidak dimuat di
Bobo akan dipilih untuk dimuat
di www.kidnesia
Ayahku\
Ayah«
Kau sangat hebat
Kau mencari nafkah
Dari subuh hingga petang
Ayah«
Kaun bekerja demi anak istrimu
Kau rela bekerja hingga keringat
menetes
ayah apakah kau tak lelah?
Bekerja setiap hari adalah
tugasmu
Kau sangat hebat, Ayah
Talitha Salsabilla
Jl. Imorgiri Barat, Wojo
Bangunharjo
Pantai
Kulangkahkan«
Kakiku dihamparan pasir
putih«
Menanti riak berdesir di pasir
Membasahi ujung kakiku«
Bergulung gulung ombak
Menerjang bebatuan karang
Melayang laying burung camarBermain main di ujung layar
Melambai laun nyiur hijau
Sepoi angin berbisik di
telingaku
Tersenyumlah hatiku
Bergembira di pantai
Retno Purborini
Kampung Nyalindung Cinta
Asih
Cileunyi Wetan, Bandung
Sekolahku
Sekolahku
Di situ aku mendapat ilmu
Di situ aku dapat teman
banyak
Sekolahku
Di situlah aku dapat
belajar dan bermain
Di situlah aku dapat teman
yang baik
Ada juga yang usil
Sekolahku
Di situlah aku dapat
tertawa
Dan kadang kali aku
menangis
Arzas Lintag Maharani
Kelas 2 Sd Doplang I
Jati,, Blora 58384
Cara Mengirim Puisi
Nahkoda
Dimas Firmansyah
Jl. Gatot Subroto
Ketapang 78811
Inggrid
Taman Rahayu III
Bandung
Tamanku yang Asri
Dinosaurus
Anastasia Alfira Natali
Jl. Hortikultura
Jakarta 12520
Koala
Shafira Aziza Rahmani
Taman Tirta, Cimanggu
Bogor