14
Pengaruh Pemberian Alkohol Terhadap Saraf Motorik Mencit (Mus musculus) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belakangan ini terjadi banyak penyalahgunaan obat atau senyawa kimia adiktif yang marak terjadi di masyarakat. Zat adiktif jika digunakan secara berlebihan dalam jangka waktu yang panjang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh pengkonsumsinya. Alkohol termasuk dalam kelompok NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya). Diprediksi ada sekitar 1,5 % penduduk Indonesia menyalahgunakan zat adiktif ini. Pengungkapan kasus penyalahgunaan zat adiktif meningkat dengan rata-rata 28.9% kasus per tahun. (Ihwan,dkk. 2007) Alkohol yang dikonsumsi oleh sesorang akan mengakibatkan kecanduan serta terganggungnya kerja sistem saraf pusat pada dirinya. Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi stimulator yang menekan kerja otak. Otak menjadi pusat koordinasi dari sistem saraf selain sum-sum tulang belakang. Otak

Proposal Mencit Fix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Mencit Fix

Pengaruh Pemberian Alkohol Terhadap Saraf Motorik

Mencit (Mus musculus)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belakangan ini terjadi banyak penyalahgunaan obat atau senyawa kimia

adiktif yang marak terjadi di masyarakat. Zat adiktif jika digunakan secara

berlebihan dalam jangka waktu yang panjang dapat mempengaruhi kondisi

kesehatan tubuh pengkonsumsinya.

Alkohol termasuk dalam kelompok NAPZA (narkotika, alkohol,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya). Diprediksi ada sekitar 1,5 %

penduduk Indonesia menyalahgunakan zat adiktif ini. Pengungkapan kasus

penyalahgunaan zat adiktif meningkat dengan rata-rata 28.9% kasus per

tahun. (Ihwan,dkk. 2007)

Alkohol yang dikonsumsi oleh sesorang akan mengakibatkan kecanduan

serta terganggungnya kerja sistem saraf pusat pada dirinya. Alkohol yang

masuk ke dalam tubuh akan menjadi stimulator yang menekan kerja otak.

Otak menjadi pusat koordinasi dari sistem saraf selain sum-sum tulang

belakang. Otak memiliki berjuta-juta neuron, neuron ini mrupakan struktur

terkecil dari sistem saraf yang mempunyai fungsi tidak dapat digantikan

oleh sel-sel yang lain. Gejala kecanduan alkohol ini dapat mengurangi

kemampuan seseorang berkonsentrasi, menurunnya daya ingat, dan

menurunnya kemampuan mendiskriminasi. Kecanduan alcohol ini menjadi

sebuah efek “drug addiction” yang mempengaruhi kerja neurotransmitter

pada kerja sel saraf.

Karena etika dan sulitnya penelitian dalam mempelajari kondisi alkoholisme

pada manusia, maka digunakan hewan sebagai model penelitian yaitu Mus

musculus(Mencit) dalam menerangkan dasar pengaruh alkohol terhadap

kerja saraf motorik.

Page 2: Proposal Mencit Fix

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah yaitu

“Apakah pemberian alkohol berpengaruh terhadap gerak motorik mencit?”.

C. TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

pemberian alkohol terhadap gerak motorik mencit

D. MANFAAT

1. Memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian alkohol

terhadap gerak motorik mencit.

2. Dapat sumber rujuakan bagi peneliti lain mengenai pengaruh pemberian

alkohol terhadap gerak motrik mencit.

3. Dapat melengkapi sumber pustaka penelitian mengenai pengaruh alkohol

terhadap gerak motrik mencit.

Page 3: Proposal Mencit Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kandungan Minuman Berakohol

Kandungan alkohol pada berbagai minuman keras berbeda-beda. Bir

mengandung 3-5%, anggur 10-14%, sherry,port mustakel berkadar 20%,

sedangkan wisky, gin, rum, vodka, dan brendy berkadar alcohol 40-45%

(Christianto, 2008)

Nama kimia alkohol yang terdapat dalam minuman berakohol adalah etil

akohol atau etanol (Christianto, 2008). Minuman berkohol juga mengandung

senyawa lain, seperti asam organik. Asam organik yang terdapat dalam minuman

berakohol adalah asam assetat, asam valerat, asam propionat. Selain asam

organic, juga terdapat fenol, aldehid, asam keto. Untuk menghasilkan citarasa

serta aroma yang sedap seringkali ditambahkan papermint. (Darby, 1979)

Menurut Hawari (1991) menyebutkan bahwa minuman berakohol dibagi

menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Golongan A (jenis bir, guinnes,dll) yang berkadar akohol 1 persen

sampai 5 persen.

b. Golongan B (jenis congyang, anggur merah, anggur putih, Newport,

dll) yang berkadar alkohol 5 persen sampai 20 persen.

c. Golongan C (jenis mansion, vodka, red labelm countreu, oplosan, dll)

yang berkadar alkohol 20 persen sampai 50 persen.

Minuman berakohol tidak hanya menyebabkan mabuk, akan tetapi pada

tingkat tertentu dapat menyebabkan kematian. Pada tingkat kandungan 0,05 –

0,15 % etanol dalam darah peminum akan mengalami kehilangan koordinasi, pada

tingkat 0,15 -0,20 % etanol menyebabkan keracunan, pada tingkat 0,30 – 0,40 %

Page 4: Proposal Mencit Fix

peminum hilang kesadaran dan pada tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu 0.50%

dapat menyebabkan kematian. (Brian,et all. 1983)

2.2 Metabolisme Alkohol

Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami serangkaian proses

biokimia. Menurut Zakhari (2006), metabolism alkohol melibatkan 3 jalur, yaitu:

a. Jalur Sitosol

Jalur ini adalah proses oksidasi dengan melibatkan enzim Alkohol

Dehidrogenase (ADH). Proses oksidadi dengan ADH ini terutama

terjadi di dalam hepar. Metabolismenya akan menghasilkan

asetaldehid. Asetaldehid merupakan produk yang sangat reaktif dan

sangat beracun sehingga menyebabkan kerusakan beberapa jaringan

atau sel.

b. Jalur Peroksisom

Sistem ini berlangsung dalam peroksisom dengan menggunakan

katalase. Pada jalur ini diperlukan H2O2. Sistem ini diperlukan ketika

kadar alkohol dalam tubuh meningkat.

c. Jalur Mikrosom

Jalur ini juga sering disebut dengan sistem SOEM(Sistem Oksidasi

Etanol Mikrosom). Sistem ini melibatkan enzim sitokrom P450 yang

berada dalam mikrosom.

2.3 Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat

berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan

dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem organ lain. Sistem

Page 5: Proposal Mencit Fix

saraf secara garis besar dapat dibagi menjadi sistemk saraf pusat dan

sistem saraf tepi. (Heryati dan Faizah, 2008)

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai

beragam pusat dengan fungsi yang berbeda-beda. Dalam sistem saraf pusat

ini terjadi berbagai proses analisis informasi yang masuk serta proses

analisis informasi yang masuk serta proses sintesis dan mengintegrasikan.

(Heryati dan Faizah, 2008)

2.4 Gerak Motorik

Geraka merupakan ciri kehidupan. Gerakan tubuh, dalam hal ini gerak

yang dihasilkan oleh kontraksi otot, memungkinkan manusia melakaukan

berbagai hal yang menunjang kehidupannya. Respon somatik merupakan

bentuk pengaturan sikap dan keseimbangan serta gerakan tubuhnya pada

umumnya, ,meliputi peningkatan atau penurunan tonus serta kontraksi atau

relaksasi otot rangka yang merupakan “kegiatan dasar” suatu otot dan

besar peranannya dalam mempertahankan sikap tubuh, sangat dipengaruhi

oleh peran sistem aktivasi retikuler medulla oblongata. (Nani, 2004)

Pusat saraf yang mengendalikan gerakan terdiri dari tiga tingkatan yaitu

medulla spinalis, batang otak, dan area motorik korteks serebri. Di tingkat

medulla spinalis, hasil penginderaan berbagai reseptor, berintegrasi untuk

menghailkan gerakan paling sederhana sebagai respon suatu reflek spinal.

Batang otak dipengaruhi oleh masukan dari sereblum, berperan terutama

dalam mengendalikan sikap melalui integrasi reflex postural dan

koordinasi gerakan mata sampai tangan. Pengendalian gerakan tertinggi

dilaksanakan oleh korteks motorik yang mendapat dari sereblum, ganglia

basalis dan berbagai pusat di sekitar thalamus dalam merencanakan,

memulai, dan melaksanakan gerakan. (Nani, 2004)

Page 6: Proposal Mencit Fix

2.5 Mekanisme Penghantaran Impuls Gerak Motorik

Proses terjadinya gerakan diawali denagn adanya rangsangan yang

diterima oleh reseptor. Di sel reseptor ini akan terjadi proses tranduksi

yaitu terjadi perubahan berbagai bentuk energi rangsangan menjadi energy

listrik. Potensial listrik yang timbul di reseptor disebut potensial reseptor

yang dapat berupa depolarisasi atau hiperpolarisasi. Depolarisasi pada

reseptor dapat memicu terbentknya potensial aksi di neuron eferen yang

terkait dengan reseptornya. Potensial aksi di neuron eferen yang akan

dihantarkan sebagai impuls dengan frekuensi serta jenis kode yang

dilaluinya. Neuron eferen ini akan bersinaps dengan interneuron atau

neuron motrik di saraf pusat. (Sarwito, 2003)

Proses pengendalian di saraf pusat terjadi dengan lebih majemuk karena

hubungan antara neuron melalui sinaps yang sangat komplek. Di saraf

pusat dapat terjadi eksitasi maupun inhibisi secara berurutan maupun

serempak, bergantung kepada rangkaian hubungan neuron serta jenis

neurotransmitter yang dilepaskan serta durasi saat pengelepasannya.

(Sarwito, 2003)

Page 7: Proposal Mencit Fix

BAB III

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Kelompok penelitian di bagi

menjadi dua, kelompok pertama merupakan kelompok kontrol dengan

menggunakan 1 mencit. Kelompok kedua adalah kelompok perlakuan dengan

menggunakan 8 mencit, dibagi lagi menjadi 4 kelompok

Sampel Penelitian

Hewan coba adalah mencit yang diperoleh dari

Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang

Waktu dan lokasi Penelitian

Penelitian dan pengumpulan data dilakukan selama satu hari. Perlakuan yang

diberikan kepada mencit adalah pemberian alkohol dengan kadar yang berbeda-

beda mulai dari 0%, 10%, 20%, dan 40%. Penelitian dilakukan di Laboratorium

Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. (Ihwan, 2008)

Variabel penelitian

Variabel bebas : alkohol

Variabel terikat : gerak motorik mencit

Alat dan Bahan Penelitian

Alat

1. Sonde

2. Beker glass

3. Gelas ukur

4. Pipet

Bahan

Page 8: Proposal Mencit Fix

1. Mencit

2. Alkohol dengan kadar mulai dari 0%, 10%, 20%, dan 40%.

3. Akuades

Rumus pengenceran Alkohol

M1 x V1 = M2 x V2

Keterangan :

M1 = molaritas 1

M2 = molaritas 2

V1 = volume 1

V2 = volume 2

Cara kerja

1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk

melakukan penelitian.

2. Menyiapkan alkohol dengan kadar yang berbeda-beda dengan cara

diencerkan menggunakan akuades.

3. Menyiapkan alkohol yang akan diminumkan pada mencit pada sonde

yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

4. Melakukan handling mencit sesuai dengan prosedur handling yang

benar.

5. Memberikan alkohol yang berbeda-beda kadarnya (0%, 10%, 20%,

dan 40%) dengan sonde dengan memasukkan sonde tersebut dalam

saluran pencernaannya hingga mencapai esofagus.

6. Meletakkan mencit di dalam kandang dan perhatikan tingkah lakunya.

7. Merekam dan mengamati, dan catat perilaku yang dilakukan dalam

tabel pengamatan.

Page 9: Proposal Mencit Fix

TINJAUAN PUSTAKA

Christianto Adhy. 2008. Pengaruh Minuman Berakohol terhadap Jumlah Lapisan Sel Spermatogenikdan Berat Vesikula Seminalis Mencit. Program Studi Biologi FMIPA. Universitas Widya Manggala Madiun

Darby, W.J. 1979. The Nutrient Contribution of Fermented Beverage.New York:Costinenu and William J. Darby Academic Press

Donelly, Brian, et all. Evaluation of The Methadone-Alcohol Interaction I. Alteration of Plasma Concentration Kinetics. Journal of Analytical Toxicology Vol. 7 September/Oktober (Hal. 246-248)

Euis Heryanti dan Nur Faizah. 2004. Diktat Kuliah : Psikologi FAAL. Bandung: Fakulta Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Hawari, D. 1991. Penyalahgunaan Narkotikadan Zat Adiktif. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ian Kay. 2002. Fisiologi Hewan. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES

Ihwan Narwanto, dkk. 2007. Pengaruh Etanol secara Kronik terhadap Jumlah Sel Piramidial di Ca1 Hippocampus Tikus (Rattus norvegicus)Remaja. Jurnal Anatomi Indonesia Vol. 02 No. 1 Agustus (hal. 29-33)

Ihwan Narwanto, dkk. 2008. Pemberian Etanol Jangka Panjang Menurunkan Memori Kerja Spasial pada Tikus. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol XXIV No. 2 Agustus

Nani Cahyani Sudarsono. 2004. Motorik Simpatik. Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta

Sarwito Amin. 2003. Sistem Saraf sebagai Pengendali Tubuh. Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta

Wiwi Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Zukhari, Samir. 2006. Overview: How is Alcohol Metabolized by The Body?. National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism (NIAAA) 5635 Fisher Land: MSC 9304 Bethesida