22
1 Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut” ------------------------------------------------------- -------------------------------------------- 1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia, mengakibatkan penggunaan material beton mempunyai kecenderungan meningkat tajam. Untuk mendapatkan kekuatan material beton yang cukup harus menunggu umur beton selama 28 hari, sehingga kecepatan pembangunan infrastruktur sering terhambat, apalagi jika digunakan pada struktur bangunan gedung bertingkat banyak yang pengecorannya harus dilakukan setingkat demi setingkat. Atas dasar alasan tersebut maka penggunaan beton dalam bentuk beton pracetak sering dilakukan. Penggunaan elemen beton pracetak tidak hanya mempercepat pelaksanaan pekerjaan konstruksi, tapi juga mereduksi kebutuhan perancah dan bekisting sebagaimana yang digunakan pada beton cor di tempat. Namun penggunaan sistem pracetak tidak dapat diterapkan pada semua konstruksi, terutama pada pembangunan proyek skala kecil seperti pembangunan rumah, sekolah dan gedung bertingkat rendah dikarenakan elemen beton pracetak pada umumnya dibuat dalam satu kesatuan elemen struktur yang utuh, sehingga berat dari elemen beton pracetak menjadi sangat besar. Kondisi ini menjadikan proses distribusi membutuhkan kendaraan yang besar dan pemasangan elemen pracetak memerlukan alat berat yang menambah biaya konstruksi. Permasalahan ini sebenarnya dapat diminimalisasi dengan membuat elemen pracetak secara berlapis yang dicetak secara parsial dengan dimensi yang lebih tipis yang kemudian disatukan kembali. Sehingga, pemasangan sistem beton pracetak berlapis dapat dilakukan secara bertahap yaitu lapis per lapis dengan dimensi dan berat yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan sistem pracetak konvensional. Berat beton yang jauh lebih ringan ini memungkinkan penggunaan alat berat dalam proses pemasangan dapat direduksi atau bahkan tidak diperlukan lagi.

Proposal Pkm S. Wisnu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal Pkm S. Wisnu

1Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------1. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia, mengakibatkan penggunaan material beton mempunyai kecenderungan meningkat tajam. Untuk mendapatkan kekuatan material beton yang cukup harus menunggu umur beton selama 28 hari, sehingga kecepatan pembangunan infrastruktur sering terhambat, apalagi jika digunakan pada struktur bangunan gedung bertingkat banyak yang pengecorannya harus dilakukan setingkat demi setingkat. Atas dasar alasan tersebut maka penggunaan beton dalam bentuk beton pracetak sering dilakukan. Penggunaan elemen beton pracetak tidak hanya mempercepat pelaksanaan pekerjaan konstruksi, tapi juga mereduksi kebutuhan perancah dan bekisting sebagaimana yang digunakan pada beton cor di tempat.

Namun penggunaan sistem pracetak tidak dapat diterapkan pada semua konstruksi, terutama pada pembangunan proyek skala kecil seperti pembangunan rumah, sekolah dan gedung bertingkat rendah dikarenakan elemen beton pracetak pada umumnya dibuat dalam satu kesatuan elemen struktur yang utuh, sehingga berat dari elemen beton pracetak menjadi sangat besar. Kondisi ini menjadikan proses distribusi membutuhkan kendaraan yang besar dan pemasangan elemen pracetak memerlukan alat berat yang menambah biaya konstruksi.

Permasalahan ini sebenarnya dapat diminimalisasi dengan membuat elemen pracetak secara berlapis yang dicetak secara parsial dengan dimensi yang lebih tipis yang kemudian disatukan kembali. Sehingga, pemasangan sistem beton pracetak berlapis dapat dilakukan secara bertahap yaitu lapis per lapis dengan dimensi dan berat yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan sistem pracetak konvensional. Berat beton yang jauh lebih ringan ini memungkinkan penggunaan alat berat dalam proses pemasangan dapat direduksi atau bahkan tidak diperlukan lagi.

Penelitian beton pracetak berlapis yang disusun ke arah tebal balok pernah dilakukan dengan menggunakan epoxy sebagai perekatnya dalam Tugas Akhir jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro yang berjudul ”Studi Eksperimental Beton Pracetak Berlapis dengan Perekat Epoxy”. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa pembuatan elemen pracetak secara berlapis tidak mengurangi besarnya kapasitas balok karena tidak terjadi gaya geser pada daerah sambungan balok, sehingga tidak dibutuhkan perekat yang terlalu kuat. Maka dari itu, penggunaan epoxy sebagai perekat dapat digantikan dengan alat sambung lain yang lebih murah dan mudah pelaksanaannya. Oleh karena itu, muncul gagasan untuk mengganti epoxy dengan angkur baut sebagai alat sambung.

2. Perumusan MasalahDari latar belakang masalah dijelaskan bahwa beton pracetak berlapis

untuk balok tidak membutuhkan perekat yang terlalu kuat seperti epoxy, sehingga dapat dicari alternatif lain agar bisa mengurangi biaya tanpa mengurangi kekuatan struktur dan mudah dalam pelaksanaan. Proposal penelitian ini mengusulkan beton pracetak berlapisyang menggunakan angkur baut sebagai alat sambungnya untuk menekan biaya konstruksi tanpa menurunkan kapasitas balok.

Page 2: Proposal Pkm S. Wisnu

2Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Tujuan PenelitianSecara umum penelitian ini bertujuan untuk menerapkan gagasan atau

inovasi baru dalam pelaksanaan konstruksi yang cepat dan murah tanpa mengurangi aspek kekuatan struktur.

Penelitian yang sudah pernah dilakukan menggunakan epoxy sebagai perekat antar lapisan. Penggunaan epoxy sebagai bahan perekat dinilai terlalu kuat, padahal balok tersebut tidak membutuhkan perekat yang terlalu kuat sehingga dapat digantikan dengan alat sambung lain yang lebih murah dan mudah pelaksanaannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap perilaku struktur elemen struktur beton bertulang berlapis untuk: Mengetahui perilaku mekanik struktur balok beton bertulang berlapis

terhadap lentur. Mengetahui pola keruntuhan balok beton bertulang berlapis Mengetahui pola retak struktur balok beton bertulang berlapis.

4. Luaran Hasil PenelitianArah penelitian ini adalah melakukan pengembangan terhadap elemen

beton pracetak dengan lapisan-lapisan tipis yang ringan sebagai elemen struktur beton bertulang pracetak berlapisdengan alat sambung angkur bautseperti telah dijelaskan sebelumnya Akan tetapi pada penelitian ini dibatasi pada tinjauan struktur balok beton bertulang pracetak berlapis.Topik penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumya. Sehingga target akhir dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hak paten.

5. KegunaanDari hasil penelitian ini diharapkan teknologi beton pracetak tidak hanya

dapat digunakan untuk proyek konstruksi skala besar, tetapi juga proyek skala kecil karena tidak membutuhkan alat berat. Selain itu teknologi ini akan lebih murah dan mudah dalam pelaksanaannya.

6. Tinjauan Pustaka6.1. Beton Pracetak

Beton pracetak merupakan salah satu material yang digunakan sebagai bahan bangunan pada dunia konstruksi yang berbahan dasar beton. Menurut Kharianto (2009), Precast atau beton pracetak merupakan bahan beton yang telah dibuat di pabrik dan merupakan bentuk konstruksi, dimana beton yang dicetak kemudian diobati/dirawat lalu diangkut dan dipasang ke tempatnya sebagai konstruksi.

Page 3: Proposal Pkm S. Wisnu

3Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

Aspek Kayu BajaBeton

Konvensional PracetakPengadaan Semakin

terbatasUtamanya

imporMudah Mudah

Permintaan Banyak Banyak Paling banyak CukupPelaksanaan Sukar, Kotor Cepat, bersih Lama, kotor Cepat,

bersihPemeliharaan Biaya Tinggi Biaya tinggi Biaya sedang Biaya

sedangKualitas Tergantung

jenisTinggi Sedang-tinggi Tinggi

Harga Semakin mahal Mahal Lebih murah Lebih murah

Tenaga Kerja Banyak Banyak Banyak SedikitLingkungan Tidak ramah Ramah Kurang ramah RamahKebutuhan alat berat

Tidak ada Besar Kecil Besar

Standar Ada (sedang diperbaharui)

Ada (sedang diperbaharui)

Ada (sedang diperbaharui )

Belum ada

(sedang disusun)

Untuk mengetahui keuntungan dan juga kelemahan material yang umum dipakai, maka pada tabel 1 dapat dilihat perbandingan kualitatif antara strutur kayu, baja serta beton konvensional dan pracetak :

Tabel 1 Perbandingan kualitatif antara strutur kayu, baja serta beton konvensional dan pracetakSumber:Arif Rahman (2011)

Melihat banyaknya keungulan yang dimiliki sistem beton pracetak, hal ini menjadi dasar pemilihan material beton pracetak perlu dikembangkan lebih lanjut agar mempunyai nilai manfaat yang lebih baik lagi.

6.2. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Beton PracetakStruktur beton pracetak memiliki beberapa keuntungan dibandingkan

dengan struktur beton konvensional, antara lain :1. Pelaksanaan konstruksi menjadi lebih mudah

Proses pembuatan beton tidak lagi dilaksanakan di lapangan, melainkan di pabrik.

2. Waktu pelaksanaan yang cepatPemakaian beton pracetak dapat mereduksi waktu pelaksanaan dibandingkan beton konvensional yang pengecoran dikerjakan di lapangan. Karena beton pracetak yang dipesan di pabrik, telah melewati masa perawatan yaitu minimal 28 hari sehingga beton pracetak sudah mencapai kekuatan struktur penuh.

Page 4: Proposal Pkm S. Wisnu

4Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Mutu bahan yang lebih baikMutu beton yang diproduksi oleh industri memiliki mutu yang lebih baik dan terjaga. Penerapan standar-standar yang baku, pengawasan dengan sistem komputerisasi membuat proses produksi menjadi lebih teliti dan ketat.

4. Penghematan biayaSecara garis besar dapat mengurangi biaya proyek karena dapat mengurangi biaya untuk bekisting dan perancah yang relatif besar pengaruhnya pada biaya proyek. Waktu pelaksanaan yang lebih cepat juga dapat menghemat biaya yang diperlukan untuk menggaji pekerja maupun pegawai.

5. Aman dari pengaruh cuacaPemakaian beton pracetak akan mengurangi dampak dari perubahan cuaca yang sering terjadi di lapangan. Beton pracetak aman dari pengaruh cuaca, karena proses pengerasan beton selama 28 hari telah selesai.

6. Adanya sertifikasi untuk mendapatkan pengakuan internasionalHasil produksi elemen pracetak yang memenuhi standar yang ditetapkan, dapat diajukan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9002 yang diakui secara internasional, sehingga industri pracetak dapat menjadi bisnis yang global.

Namun beton pracetak juga memiliki beberapa aspek keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:1. Membutuhkan alat angkat untuk proses pengangkatan

Berat sendiri dan dimensi beton pracetak umumnya sangat besar, proses erection membutuhkan bantuan dari alat berat untuk pengangkatan juga perakitan dari elemen yang satu dengan elemen lain. Hal ini hampir tidak mungkin dilaksanakan pada proyek kecil, karena penyewaan alat angkat tergolong mahal.

2. Dimensi, bentuk dan berat elemen pracetak terbatasPemakaian beton pracetak haruslah sesuai dengan yang tersedia di pasaran sehingga tidak bisa flexible.

3. Perlu ketelitian agar deviasi yang terjadi kecilBeton pracetak harus menjaga dimensi secara teliti, juga harus memperhatikan kondisi beton selama proses produksi maupun selama masa perawatan di pabrik, agar kekuatan dan bentuk beton tidak berubah.

4. Memerlukan lahan yang luas untuk pabrikasi dan penimbunan (stock yard).

6.3. Pemakaian Beton Pracetak pada Konstruksi GedungBeton pracetak yang dipakai pada konstruksi gedung, umumnya

diproduksi dengan cara mencetak secara utuh sehingga menjadi struktur yang monolit. Perkembangan pemakaian beton pracetak semakin banyak dijumpai pada konstruksi gedung di Indonesia. Dalam jurnalnya, Miftahul Huda (2001) dijelaskan bahwa pemakaian beton pracetak pada konstruksi gedung harus melihat prinsip-prinsip dasar sistem pracetak, antara lain :

Page 5: Proposal Pkm S. Wisnu

5Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Struktur harus terdiri dari sejumlah kecil tipe komponen. Tipe komponen adalah sebuah bagian dari struktur yang memainkan fungsi tertentu sebagai komponen pada bagian struktur, seperti pelat, balok, panel dinding, dll.

2. Tipe-tipe komponen harus terdiri sedikit mungkin perbedaan antara komponen-komponen individualnya. Pada kondisi tertentu tipe tersebut memungkinkan untuk diproduksi dalam cetakan yang sama (masal).

3. Sambungan-sambungan harus sedikit dan sederhana.4. Komponen-komponen harus dapat diproduksi secara mekanik

(menggunakan mesin) sehingga produksi dapat dilaksanakan dengan cepat dan seragam, dengan nilai deviasi yang kecil.

5. Komponen-komponen harus memiliki kelas sesuai dengan beratnya, sehingga dapat dipasang dengan bantuan crane yang sama.

Pemakaian beton pracetak akan efisien apabila prinsip-prinsip dasar dipenuhi, sebaliknya pemakaian beton pracetak akan merugikan apabila prinsip-prinsip dasar tidak dapat dipenuhi.

Banyaknya variasi bentuk dan dimensi beton pracetak mengakibatkan penggunaan alat berat menjadi tidak efisien dan biaya pengadaan yang lebih mahal. Penggunaan alat berat tidak efisien karena sesungguhnya kapasitas alat berat yang besar hanya diperlukan untuk mengangkat variasi dimensi elemen terbesar beton pracetak, sedangkan dimensi yang lebih kecil seharusnya dapat memakai kapasitas yang lebih kecil, sehingga dapat menghemat biaya sewa alat berat tersebut.

Penggunaan alat berat haruslah seefisien mungkin, karena biaya sewa alat berat terutama untuk kapasitas angkat yang besar sangatlah mahal. Pada proyek-proyek kecil, penggunaan alat berat sangatlah terbatas, sehingga hampir tidak mungkin sistem balok pracetak diterapkan pada proyek kecil.

6.4. Perbandingan Waktu Siklus Lantai ke Lantai Beton Pracetak dengan Beton Konvensional pada Konstruksi Gedung

Waktu siklus lantai ke lantai adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan struktur pada suatu lantai sampai dapat melanjutkan pekerjaan struktur pada lantai diatasnya. Pada setiap proyek, waktu siklus pekerjaan dapat berbeda-beda, hal ini ditentukan oleh banyak hal, antara lain : metode pelaksanaan, luas pekerjaan struktur, material konstruksi, jumlah pekerja, tingkat kesulitan pekerjaan, faktor cuaca, dll. Namun untuk beton konvensional agar bisa menahan beban konstruksi secara maksimal diperlukan waktu 28 hari.

Karena lamanya waktu siklus dari beton konvensioanal tersebut, maka salah satu cara untuk mempercepatnya ialah dengan menggunakan beton pracetak. Dari literatur dan pegalaman di lapangan, mengubah sistem dari beton konvensional ke sistem pracetak akan menghemat waktu pelaksanaan sebesar 20 – 25 % dari total waktu pelaksanaan. Hal ini karena pengaruh cuaca pada pelaksanaan beton pracetak lebih aman, sehingga waktu pelaksanaan tidak terganggu dan mutunya lebih terjaga

Page 6: Proposal Pkm S. Wisnu

6Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

seperti halnya jika menggunakan beton konvensional. (Miftahul Huda,2001)

Namun dalam penggunaan beton pracetak ini masih menimbulkan berbagai permasalahan yaitu apabila penggunaan beton pracetak dalam dimensi dan skala besar akan membutuhkan alat berat untuk pemasangannya. Hal ini akan sangat merugikan apabila beton pracetak digunakan pada proyek skala kecil. Beton pracetak dalam ukuran besar dan masif tentunya akan sangat sulit apabila dalam proses pengangkatannya menggunakan tenaga manusia. Dari permasalahan yang ada tersebut penulis mencoba untuk mengurangi pemasalahan yang dalam penggunaan beton pracetak dalam skala kecil yaitu dengan menggunakan beton berlapis.

6.5. Struktur Beton BerlapisPenelitian struktur balok beton dengan sistem berlapis pernah

dilakukan oleh Firdaus (2000) yaitu mengamati perilaku balok beton berlapisdalam menerima beban lentur.Dalam penelitiannya balok beton ini terdiri dari 3 lapisan balok beton yang disusun dengan cara menumpuk lapisan-lapisan balok tersebut, sehingga penambahan lapisan akan menambah tinggi balok. Lapisan tengah terbuat dari beton ringan dengan kuat tekan 30 Mpa, sedangkan lapisan atas dan bawah yang mengapit lapisan tengah terbuat dari beton normal 50 Mpa, karena lapisan balok yang bertumpuk inilah maka disebut struktur balok beton berlapis.

Prinsip struktur beton berlapisyaitu mengefisienkan penampang pada daerah tegangan yang kecil. Hasil percobaan mendapati bahwa pada bidang kontak komposit kedua jenis beton tersebut terjadi geser karena perilaku balok saat menahan momen akan berdeformasi yaitu dengan melendut ke bawah, sedangkan besarnya deformasi pada setiap lapisan berbeda. Sehingga kekuatan balok beton berlapisdalam menahan geser yang terjadi tergantung pada kekuatan bahan penyambung balok tersebut yang dapat berupa konektor maupun bahan perekat beton. Melihat hasil penelitian tersebut, maka penerapan sistem berlapis pada balok beton harus menghindari penyusunan lapisan dengan cara menumpuk atau ke arah tinggi balok karena gaya geser yang terjadi pada bidang kontak akan mempengaruhi kapasitas balok.

Oleh karena itu untuk menghindari gaya geser yang terjadi, maka sebaiknya penyusunan berlapis balok tidak dilakukan dengan cara menumpuk melainkan dengan menyusunnya secara vertikal ke arah tebal. Karena dengan penyusunan secara vertikal, antar lapisan balok tidak terjadi gaya geser yang dapat mempengaruhi kapasitas balok.

7. METODOLOGIBahan-bahan yang diperlukan di dalam penyusunan usulan ini diperoleh

dari studi literature dan metoda yang dipakai dalam penelitian ini meliputi serangkaian percobaan di laboratorium mulai dari pengujian bahan hingga pengujian specimen balok berlapis yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 7: Proposal Pkm S. Wisnu

7Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

7.1. Analisis Benda UjiAnalisis ini merupakan kegiatan awal dalam rangkaian penelitian ini

yang ditujukan untuk mengetahui seberapa besar dimensi yang akan dibuat sehingga pada saat dilakukan pengujian, beban maksimum yang dikenakan benda uji pada saat pengujian masih bisa dipenuhi oleh alat yang ada. Dari hasil analisis ini juga dapat diprediksi besarnya deformasi maksimum benda uji pada saat pengujian, dengan demikian deformasi maksimum yang terjadi masih bisa diukur oleh alat yang ada.Analisis ini dilakukan dengan pendekatan analisis penampang dan linear finite element.

7.2. Pembuatan Benda ujiBenda uji yang digunakan dalam penelitian ini akan divariasikan

terhadap jumlah lapisan untuk melihat adanya korelasi antara jumlah lapisan dan kapasitas penampang. Namun demikian benda uji tetap dikendaliakan sebagai balok lentur (slender beam).Dalam penelitian ini direncanakan variasi benda uji yaitu 2 lapis, 3 lapis, dan 4 lapis. Ukuran benda uji tersebut adalah balok dengan ukuran 4cm x 20cm x 200cm. Ukuran ini digunakan atas pertimbangan ketersediaan alat uji di laboratorium. Setiap lapisan didisain sebagai penampang under-reinforced yang dicor secara parsial.Selanjutnya pada umur 28 hari dimana kuat tekan beton rencana telah mencapai 100 persen lapisan tersebut disatukan dengan menggunakan angkur baut.

7.3. Set-up Pengujian Lentur Pada Benda UjiKarena struktur balok dominan berperilaku lentur, maka pengujian pada

penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perilaku lentur pada struktur balok beton bertulang berlapis.Adapun alat-alat yang digunakan antara lain : Loading frame

Loading framemerupakan alat yang membuat system pengujian pada benda uji dapat berlangsung dengan baik.

Hydraulic jackHydraulic jackmerupakan alat yang berfungsi untuk memberikan beban pada saat pengujian.

Load cellLoad cellmerupakan alat yang berfungsi untuk mengukur besarnya beban yang diberikan kepada benda uji.Linear Variable Displacement Transducer (LVDT)

Linear Variable Displacement Transducer (LVDT)merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur besarnya lendutan dari benda uji. Jika LVDT diletakkan pada posisi vertikal, maka LVDT akan membaca besarnya lendutan arah vertikal. Jika LVDT dipasang secara horizontal, maka LVDT akan membaca besarnya lendutan arah horizontal.

Data Logger Data Loggerberfungsi untuk merekam hasil pembacaan dari load cell, LVDT, dan strain gauges yang tersambung pada benda uji.

Page 8: Proposal Pkm S. Wisnu

8Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 2. Setup Pengujian Lentur

Pada penelitian ini beberapa benda uji akan dibuat dengan jumlah lapisan bervariasi. Dari hasil pengujian beberapa dapat diketahui perilaku hubungan antara beban dan deformasi yang menggambarkan perilaku struktur terhadap beban monotonik.Selain itu juga dapat diketahui pula hubungan antara kapasitas penampang dan jumlah lapisan yang merepresentasikan adanya perlemahan atau tidak dan pola keruntuhan pada struktur balok beton bertulang berlapis.

8. RENCANA KEGIATAN

NO KEGIATANBULAN KE

1 2 3 4 5

1. PERSIAPAN

2. MIX DESIGN

3. PEMBUATAN BENDA UJI

4. PENGUJIAN LENTUR

5. PENGOLAHAN DATA

6. ANALISIS

7. FINAL REPORT

Page 9: Proposal Pkm S. Wisnu

9Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------9. ANGGARAN BIAYA

1. BAHAN HABIS PAKAI

NO BAHAN HABIS PAKAI SATUAN JUMLAH HRG SAT JUMLAH

1 Semen zak 10 45,000.00 450,000.002 Pasir beton m3 2 200,000.00 400,000.003 Split m3 2 250,000.00 500,000.004 Superplasticizer lt 8 15,000.00 120,000.005 Besi ulir D13 mm batang 5 100,000.00 500,000.006 Besi ulir D6 mm batang 6 50,000.00 300,000.007 Bekisting beton unit 2 600,000.00 1,200,000.008 Kawat bendrat kg 5 20,000.00 100,000.009 Cat meni kg 2 25,000.00 50,000.0010 Cat putih kg 2 25,000.00 50,000.0011 Kertas HVS rim 3 50,000.00 150,000.0012 Cartridge bh 2 250,000.00 500,000.0013 Spidol bh 5 6,000.00 30,000.0014 Plastik cor bh 1 50,000.00 50,000.0015 Plastik 20 kg bh 4 25,000.00 100,000.0016 Baut bh 60 5,000.00 300,000.00

SUB TOTAL 4,800,000.00

2. KOMPONEN PERALATAN

NO ALAT SATUAN JUMLAH HRG SAT JUMLAH

1 Sewa bor mesin Ls 300,000.002 Pengujian balok di Laboratorium UNDIP 4 1,000,000.00 4,000,000.003 Sewa mobil ( untuk perjalanan pembelian pasir, split) 1 200,000.00 200,000.00

SUB TOTAL 4,500,000.00

3. LAIN-LAIN

NO PENGELUARAN JUMLAH

1 Fotokopi dan Pembuatan Laporan 650,000.00SUB TOTAL 650,000.00

NO REKAPITULASI JUMLAH1 BAHAN HABIS PAKAI 4,800,000.002 KOMPONEN PERALATAN 4,500,000.003 LAIN-LAIN 650,000.00

   JUMLAH TOTAL :1+2+3 9,950,000.00

Terbilang :

Sembilan juta Sembilan ratus lima puluh ribu rupiah    

Page 10: Proposal Pkm S. Wisnu

10Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------10. Daftar Pustaka

Firdaus, 2000.Perilaku Balok Beton Berlapis dalam Menerima Beban Lentur. Tesis Magister Teknik Sipil. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Huda, Miftahul, 2001. The Application of Value Engeneering Method on Structure Design of High

Kharianto, 2009.Beton Pracetak. [Online]. Diambil dari :www.kharianto.co.cc.Diakses pada 14 juni 2011.

McCormac, Jack. C, ( ahli bahasa Sumargo, Ph.D), 2001. Desain Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga.

Rahman, Arief, 2011. Sistem Beton Pracetak. Bahan kuliah Universitas Gunadarma. Jakarta. Diambil dari :www.infobangunan.com . Diakses pada 21 Juni 2011.

Ramadhan, Latanza Akbar dan Lukas Rendy. 2011. Studi Eksperimental Beton Pracetak Berlapis dengan Perekat Epoxy. Semarang: Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Page 11: Proposal Pkm S. Wisnu

11Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA

Nama : S. Wisnu B.Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juli 1990Jenis Kelamin : Laki - lakiPekerjaan : Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil UNDIPAlamat Rumah : Jl. Sipodang, Griya Sipodang, SemarangTelpon : 087887151146email : [email protected]

Semarang, 12 Oktober 2011

S. Wisnu B.NIM. L2A008129

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA

Nama : Lukas Rendy YudokusumoTempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 November 1989Jenis Kelamin : Laki - lakiPekerjaan : Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil UNDIPAlamat Rumah : Jl. Sambiroto Baru No 42.

Perumahan Sambiroto Baru, Semarang

Telpon : 085727536007email : [email protected]

Semarang, 12 Oktober2011

Lukas Rendy YudokusumoNIM. L2A007073

Nama : Ratna Manik Pratiwi

Page 12: Proposal Pkm S. Wisnu

12Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 April 1992Jenis Kelamin : PerempuanPekerjaan : Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil UNDIPAlamat Rumah : Jl. Keruing Barat Dalam 2 no 64, SemarangTelpon : 085641278651email : [email protected]

Semarang, 12 Oktober2011

Ratna Manik PratiwiNIM. L2A009078

Nama : Rahadhiyan Putra WTempat Tanggal Lahir : Semarang, 10 Juli 1991Jenis Kelamin : Laki - lakiPekerjaan : Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil UNDIPAlamat Rumah : Jl. Puri Anjasmoro M3/11, SemarangTelpon : 081914461681email : [email protected]

Semarang, 12 Oktober2011

Rahadhiyan Putra WNIM. L2A009116

Nama : Shelvy Winly RachmawatiTempat Tanggal Lahir : Klaten 20 Juni 1992Jenis Kelamin : PerempuanPekerjaan : Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil UNDIPAlamat Rumah : Jl. Tirto Agung no 27BTelpon : 085718913418Email : [email protected]

Semarang, 12 Oktober2011

Shelvy Winly RachmawatiNIM. 2101011014110

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PENDAMPING

Page 13: Proposal Pkm S. Wisnu

13Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

Nama : Dr. Ir. Nuroji,MT.Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 16 Maret 1963Jenis Kelamin : Laki - laki

Pangkat dan Golongan/NIP : Penata Muda/IIIb/NIP. 196303161991031002

Jabatan : Sekretaris Laboratorium Bahan dan Konstruksi /Staf Pengajar FT. Sipil UNDIP.

Instansi : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

Alamat Kantor : Kampus UNDIP Tembalang Alamat Rumah : Perumahan Bumi Wana Mukti H3/21

SemarangTelpon : 024 6700107email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :Sarjana (S1) : Sarjana Teknik Sipil

Universitas DiponegoroSemarang. (1989)

Magister : Magister Teknik Sipil (Rekayasa Struktur)Institut Teknologi Bandung. (1997)

Doktor : Doktor (Rekayasa Teknik Sipil)Institut Teknologi Bandung. (2004)

Pengalaman Mengajar :Program S1 Teknik Sipil UNDIP : Analisa Struktur II

Bahasa Pemprograman Komputer Analisa Struktur IV

Program S2 Teknik Sipil UNDIP : Analisa Struktur LanjutAnalisa Tegangan Eksperimental Perilaku Struktur Beton Bertulang Finite Element

Program S3 Teknik Sipil UNDIP : Pemodelan Struktur

Pengalaman Penelitian :1. Nuroji, Purwanto, Wibowo, H, “Pemodelan Retak dan Bond-Slip Pada

Struktur Beton Bertulang Dengan Menggunakan Nonlinear Finite Element Method, Hibah Bersaing Tahun Anggaran 2008, Universitas Diponegoro.

2. Nuroji, Nurhuda, I., Indarto H., “Pengaruh Bentuk Penampang Dan Konfigurasi Tulangan Terhadap Kapasitas Kolom Beton Bertulang Pada Kondisi Biaksial”, Technological And Professional Skills Development Sector Project (ADB Loan No. 1792-INO) Universitas Diponegoro Batch I,2004/2005

Page 14: Proposal Pkm S. Wisnu

14Proposal PKM-P “Studi Eksperimental Pada Balok Pracetak Berlapis dengan Sambungan Angkur Baut”---------------------------------------------------------------------------------------------------

3. Nuroji , “Penggabungan Model Smeared Dan Discrete Crack Pada Analisis Struktur Beton Bertulang dengan Memperhitungkan Pengaruh Bond Slip”, Disertasi Doktor, ITB 2004.

4. Nuroji dan Yulita, “Studi Numerik Tentang Struktur Beton Bertulang dengan Pengaruh Retak pada Beton”, Technological And Professional Skills Development Sector Project (ADB Loan No. 1792-INO) Universitas Diponegoro Batch I,2001/2002

5. Purwanto, Nuroji dan Indarto, H “Pengaruh Geometri Penampang dan Konfigurasi Tulangan pada Struktur Beton Bertulang Terhadap Diagram Interaksi Antara Gaya Aksial dan Momen Biaksial”, Penelitian Dosen Muda, tahun 2001 Nomor 016/LIT/BPPK-SDM/III/2001 tanggal : 15 Maret 2001. Lembaga Penelitian UNDIP.

6. Nuroji , Indarto, H dan Wibowo, M. A.,"Analisis Numerik Penampang Balok Beton Bertulang dengan Menggunakan Model Hubungan Tegangan Regangan Beton Hognestad", Penelitian Dosen Muda, th 1998/1999 No. Kontrak 054/P2IPT/DPPM/98/LITMUD/1998. Lembaga Penelitian UNDIP, 1999.

7. Ananta Sofwan, Dicky R. Munaf, Suharwanto dan Nuroji, “Perilaku Rambat Retak Diagonal pada Beam-Column Joint, Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dasar, Nomor: 20/PPIPD/DPPM/97/PPIPD/1997.

8. Nuroji , "Perilaku Mekanik Ikatan Antara Beton dan Tulangan pada Beton Mutu Tinggi Akibat Beban Statik", Thesis Magister, ITB. 1997.

Publikasi :1. Nuroji , Tudjono, S., “Studi Kasus: Jembatan Kesesi dan Jembatan

Polaga”, Prosiding Seminar Nasional Dies Natalis UNDIP ke 48, 2005.2. Nuroji , Nurhuda, I., “Rekayasa Struktur Terhadap Gempa”, Prosiding

Seminar Nasional, Universitas Guna Darma Jakarta, 2005.3. Nuroji , “Studi Eksperimental Lekatan Antara Beton Dan Tulangan Pada

Beton Mutu Tinggi”, Media Komunikasi Teknik Sipil (Terakreditasi), BMPTTSSI, 2005.

4. Nuroji , “Penggabungan Model Smeared Dan Discrete Crack Pada Analisis Struktur Beton Bertulang Dengan Memperhitungkan Pengaruh Bond Slip”, Disertasi Doktor, ITB 2004.

5. Nuroji , Pemodelan Elemen Tulangan pada Celah Retak pada Discrete CrackFinite Element, Prosiding Seminar Nasional 70 Tahun M. Sahari Besari, Penyunting: Biemo Soemardi, Departemen Teknik Sipil, FTSP Institut Teknologi Bandung, 2003.

Semarang, 12 Oktober 2011

Dr. Ir. Nuroji, MTNIP. 196303161991031002