39

Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh
Page 2: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

i

Prosiding Seminar Nasional

PEMBANGUNAN PETERNAKAN INDONESIA

BERBASIS RISET INOVATIF

Tim Penyunting:

Adi Ratriyanto

Adi Magna P. Nuhriawangsa

Rysca Indreswari

Bayu Setya Hertanto

ISBN: 978-602-72254-0-4

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

TAHUN 2014

Page 3: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

ii

KATA PENGANTAR

KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN UNS

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM

Yang kami hormati :

- Bapak Prof. Ris. Dr. Ir. Mohammad Winugroho, M.Sc., Dr. Drh. Desianto Budi Utomo,

M.Sc., dan Prof. Dr. Ir. Ali Agus, D.A.A., D.E.A. selaku Pembicara Utama.

- Bapak Dekan Fakultas Pertanian UNS.

- Bapak dan Ibu Pembantu Dekan Fakultas Pertanian UNS.

- Bapak Ketua dan Sekretaris Program Studi Peternakan FP UNS.

- Bapak dan Ibu Ketua Laboratorium di lingkungan Program Studi Peternakan FP UNS.

- Para pemakalah, tamu undangan dan peserta seminar.

- Rekan-rekan panitia.

Assalamu’alaikum wa rahmatuallaahi wa barakaatuh.

Alhamdulillaah, puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allaah subhana wa ta’ala

yang telah memberikan nikmat kehidupan, kesehatan dan kesempatan, sehingga kita dapat

berkumpul dalam pelaksanaan Seminar Nasional dengan tema “Pembangunan Peternakan

Indonesia Berbasis Riset Inovatif” ini. Semoga pelaksanaan seminar nasional ini dapat berjalan

dengan lancar sampai selesai dan mendapatkan barakah dari Allaah.

Kami ucapkan selamat datang di Kota Bengawan Kota Surakarta Berseri tempat dimana

Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Kampus Hijau ini

berada kepada seluruh pemakalah, peserta dan panitia seminar nasional.

Bidang peternakan yang termasuk dalam bidang pertanian mengemban amanat Undang-

Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

2005-2025 untuk melaksanakan pembangunan strategis yang berperan untuk mengembangkan

perekonomian nasional. Pengembangan strategis tersebut telah dijabarkan dalam suatu

kebijakan yang terdapat dalam Renstra Kementrian Pertanian dan Renstra Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan 2010-2014.

Kebijakan umum pembangunan di bidang peternakan mempunyai arah untuk menjamin

ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak, meningkatkan populasi dan produktifitas ternak,

meningkatkan produksi pakan ternak, meningkatkan status kesehatan hewan, menjamin produk

hewan yang ASUH dan berdaya saing, dan meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat.

Kebijakan khusus untuk pengembangan dan penelitian Kementrian Pertanian yang di

dalamnya termasuk Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bertujuan untuk

meningkatkan pembinaan dan pendampingan di daerah melalui pengabdian masyarakat serta

meningkatkan peran Perguruan Tinggi dalam penelitian, pengembangan, dan penerapan

teknologi peternakan. Kebijakan tersebut diarahkan untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan

pengembangan yang berbasis pada inovasi teknologi. Hal ini penting karena segaligus untuk

menjawab tantangan di era milenium nanti.

Menyadari peran yang sangat besar ini, maka pembangunan bidang peternakan menjadi

mutlak diperlukan. Pembangunan bidang peternakan dapat dilakukan dengan riset inovatif.

Inovasi di dalam riset sebagai sebuah terobosan pengembangan pemanfaatan pengetahuan,

ketrampilan teknologi dan pengalaman untuk menciptakan produk baru dapat dilakukan oleh

berbagai pihak baik akademisi maupun praktisi. Cara ini dirasakan sangat efektif, karena riset

tersebut dapat menjadi acuan dalam pengembangan bidang peternakan.

Semoga seminar nasional ini dapat menghasilkan urun rembug dalam peran serta

perguruan tinggi dan swasta untuk mewujudkan amanat nasional demi kemajuan bidang

peternakan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini demi kemakmuran masyarakat peternak.

Page 4: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

iii

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dekan beserta staf Fakultas

Pertanian UNS yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam pelaksanaan Seminar

nasional ini. Terima kasih juga kami ucapkan untuk pembicara utama, pemakalah, dan peserta

seminar yang telah berkenan hadir dan menyumbangkan pemikiran dalam seminar nasional ini.

Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua panitia yang telah bekerja keras dengan

ikhlas untuk pelaksanaan seminar nasional ini. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih

kepada para donatur dan sponshorship, yang turut membantu terselenggaranya seminar nasional

ini.

Kami juga mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya dengan segala kekhilafan dan

kekurangan yang ada dalam pelaksanaan seminar nasional ini.

Semoga seminar ini dapat terlaksana dengan baik dan dapat menghasilkan sumbangsih

bagi pembangunan karakter pembangunan peternakan Negara Kesatuan Indonesia, khususnya

memberikan manfaat bagi masyarakat peternakan dengan disumbangkannya hasil

pengembangan riset inovatif.

Semoga kita semua selalu diberi kekuatan, jalan dan barakah untuk mengembangkan

ilmua dan mengabdikan hasilnya di bidang peternakan sesuai dengan keahlian kita masing-

masing.

Billaahi taufiq, inayyah, barakah wal hidayyah.

Wassalamu’alaikum wa rahmatuallaahi wa barakaatuh.

Surakarta, 22 Oktober 2014.

Ketua Panitia,

Dr. Adi Magna Patriadi N., S.Pt., M.P.

Page 5: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

iv

SAMBUTAN

DEKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM

Yang kami hormati :

- Bapak Prof. Ris. Dr. Ir. Mohammad Winugroho, M.Sc., Dr. Drh. Desianto Budi Utomo,

M.Sc., dan Prof. Dr. Ir. Ali Agus, D.A.A., D.E.A. selaku Pembicara Utama.

- Bapak dan Ibu Pembantu Dekan Fakultas Pertanian UNS.

- Bapak Ketua dan Sekretaris Program Studi Peternakan FP UNS.

- Bapak dan Ibu Ketua Laboratorium di lingkungan Program Studi Peternakan FP UNS.

- Para pemakalah, tamu undangan dan peserta seminar.

Assalamu’alaikum wa rahmatuallaahi wa barakaatuh.

Puji syukur kami panjatkan ke hadlirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Seminar Nasional dengan tema “Pembangunan

Peternakan Indonesia Berbasis Riset Inovatif” ini bisa terselenggara.

Ucapan selamat datang di Kota Solo Berseri kami sampaikan kepada Pembicara

Utama, pemakalah dan peserta seminar yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, baik dari

Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Madura, Nusa Tenggara,

Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2005-2025 mengamanatkan untuk pembangunan strategis dalam bidang

pertanian yang di dalamnya termasuk bidang peternakan. Peran strategis tersebut bertujuan

untuk mengembangkan perekonomian nasional yang digambarkan melalui kontribusi yang

nyata melalui pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan

bio-energi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, dan sumber pendapatan, serta

pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani peternakan yang ramah lingkungan. Peran

usaha strategis dalam bidang peternakan adalah usah untuk memenuhi kebutuhan pangan,

sehingga dapat dicapai swasembada dan swasembada berkelanjutan pangan.

Pembanguan strategis di bidang peternakan tersebut memerlukan suatu kebijakan

dengan cara mengkoordinasikan teknologi untuk mempertajam prioritas penelitian, memperkuat

kapasitas kelembagaan, menciptakan iklim inovasi, dan membentuk SDM yang handal dalam

penelitian dan pengembangan peternakan. Kebijakan yang dilaksanakan meliputi

penyelenggaraan dan penggerakan pengembangan perbibitan, pakan, budidaya ternak,

kesehatan hewan, serta kesehatan masyarakat veteriner dan pascapanen dalam mencapai

penyediaan dan keamanan pangan hewani dalam rangka meningkatkan kesejahteraan peternak.

Selain itu juga terdapat tantangan pembangunan bidang peternakan dalam menuju ke

era milenium yang semakin berkembang dan harus segera dipecahkan. Permasalahan yang perlu

dibenahi antara lain peningkatan produktivitas, mutu dan nilai tambah produk peternakan di

beberapa sentra produksi dengan menciptakan sistem peternakan yang ramah lingkungan,

pemenuhan kebutuhan pangan, disamping pengembangan komoditas unggulan peternakan dan

pencapaian millenium development goals (MDG’s) yang mencakup angka kemiskinan,

pengangguran dan rawan pangan. Selain itu juga perlu dilaksanakan kegiatan penelitian dan

pengembangan yang berbasis pada inovasi teknologi.

Page 6: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

v

Mengingat peran yang sangat besar dengan adanya amanat undang-undang dan peran

strategis tersebut, maka pembangunan di bidang peternakan yang sesuai dengan kebijakan dan

untuk mencapai sasaran yang diinginkan menjadi mutlak diperlukan. Pembangunan kebijakan

strategis tersebut perlu didukung dengan kegiatan penelitian dan pengembangan yang berbasis

pada inovasi teknologi.

Pada kesempatan ini, kami ucapkan terimakasih kepada pembicara utama, pemakalah

dan peserta seminar yang datang dari berbagai daerah di Indonesia yang telah berkenan

menyumbangkan pemikirannya pada seminar ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan

kepada semua panitia yang telah berupaya dengan keras dan cerdas untuk menyelenggarakan

seminar nasional ini. Tidak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada para donatur dan

sponshorship, yang turut membantu terselenggaranya seminar nasional ini.

Kami mohon maaf apabila masih ada kekurangan dan kelemahan dalam

penyelenggaraan seminar ini.

Akhirnya kami ucapkan selamat berseminar, semoga apa yang kita lakukan

memberikan kemanfaatan bagi masyarakat, bangsa dan negara, terutama dalam pengembangan

riset inovatif di bidang peternakan.

Wassalamu’alaikum wa rahmatuallaahi wa barakaatuh.

Surakarta, 22 Oktober 2014

Dekan Fakultas Pertanian UNS

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S

Page 7: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul. .............................................................................................................. i

Kata Pengantar. .............................................................................................................. ii

Sambutan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. ............................ iv

Daftar Isi. ........................................................................................................................ vi

BAGIAN A. TERNAK RUMINANSIA. ...................................................................... 1

Pembentukan Bangsa Baru Sapi Potong Di Pulau Madura

Farahdilla Kutsiya ............................................................................................................ 2

Perbibitan Sapi Potong Lokal (Peranakan Onggole/PO) Suatu Pendekatan Untuk

Peningkatan Populasi Dalam Mendukung Kecukupan Pangan Asal Ternak

(Kasus Kabupaten Blora)

Subiharta, Rini Nur Haryati dan Budi Utomo .................................................................. 7

Kualitas Oosit Dari Ovarium Sapi Peranakan Ongole (PO) Pada Fase Folikuler

Dan Luteal

Ristika Handarini, Deni Hardiansyah, Deden Sudrajat .................................................... 14

Hubungan penampakkan gen Leptin dengan skor kondisi tubuh sapi Bali dan

persilangannya

Herry Sonjaya, D.P. Rahardja, R. Mappanganro ............................................................. 21

Perbedaan Daya Tahan Panas Tubuh Sapi Peranakan Ongole (PO) Pada

Ketinggian Tempat Berbeda

Isroli, L. Rahmawati dan R. Ratnasari ............................................................................. 26

Faktor Yang Mempengaruhi Performa Produksi Sapi Sonok

Riszqina, F. Kutsiyah, A.Y. Heryadi dan M. Zali ............................................................ 30

Penggemukan sapi potong berbasis aplikasi suplementasi UMMB (Urea Mineral

Molasses Block) dan konsentrat berbahan baku lokal pada peternakan rakyat di

Kecamatan Cepogo Kab Boyolali, Jawa Tengah.

Ahmad Pramono, Sutrisno Hadi Purnomo, Endang Tri Rahayu ...................................... 34

Performa Reproduksi Sapi Madura Melalui Program Inseminasi Buatan Di

Kabupaten Sampang

B. Kurnadi, M. Gafur dan Malikah Umar ........................................................................ 38

Pengaruh Kandungan Energi Pakan terhadap Kadar Glukosa Darah pada Sapi

Madura

Malikah Umar, B. Kurniadi, E. Pangestu, E. Rianto dan A. Purnomoadi ........................ 45

Performans Reproduksi Induk Kambing Bligon Di Peternak Desa Banjarharjo,

Kalibawang, Kulon Progo

Wiendarti Indri Werdhany dan Gunawan ........................................................................ 51

Usaha Penggemukan Sapi Dari Beberapa Bangsa Di Dataran Tinggi

Bambang Supriyanto ........................................................................................................ 57

Hubungan Antara Lingkar Dada Dengan Bobot Badan Kambing Jawarandu

Betina Di Kabupaten Rembang

Gadhang Satryo Utomo, Christina Maria Sri Lestari, Sularno Dartosukarno, Edy

Rianto dan Endang Purbowati .......................................................................................... 64

Page 8: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

vii

Produktivitas Kambing Kacang Di Kabupaten Karanganyar

Btara Pramu Aji, Christina Maria Sri Lestari, Endang Purbowati dan Edy Rianto ......... 68

Karakteristik Sistem Pakan Pada Peternakan Sapi Perah Rakyat Di Dataran

Rendah Di Jawa Timur

Liliek Rahardjo dan M Farid Wadjdi ............................................................................... 73

Evaluasi Pengaruh Perbaikan Pakan pada Pedet Lepas Sapih terhadap

pertambahan bobot badan

Rini Nur Hayati dan Subiharta ......................................................................................... 78

Perubahan Struktur Mikrobial Rumen Kambing Dan Potensi Penurunan Gas

Methan Melalui Suplementasi Ekstrak Kulit Bawang Putih Dan Mineral

Organik

Caribu Hadi Prayitno ........................................................................................................ 81

Penerapan Sinkronisasi Birahi Menggunakan Hormon PGF2 α dan GnRH Pada

Sapi Perah Peternakan Rakyat

Sunarto, Joko Riyanto and Susi Dwi Widyawati ............................................................. 85

Pemanfaatan Perangkat Lunak Scion Image Untuk Pengukuran Panjang Dan

Lebar Kepala Spermatozoa Guna Preseleksi Spermatozoa X Dan Y Kambing

Bligon

Sigit Bintara, Ismaya, Ragil Yulistyanto .......................................................................... 89

BAGIAN B. NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK. ................................................. 95

Nutrien Jerami Padi Terfermentasi-Ma 11 Dengan Lama Pemeraman Yang

Berbeda

Sri Sukaryani dan Engkus Ainul Yakin .......................................................................... 96

Tikus (Rattus norvegicus) Diabetes, Upaya Penurunan Glukosa Darahnya

Dengan Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)

Sudarmi, A. Intan Nikentari, Wartini ............................................................................... 100

Respon Perkecambahan dan Pertumbuhan Kedelai pada Penambahan Hara Air

Laut dan Mulsa Eceng Gondok sebagai Pakan.

Eny Fuskhah dan Adriani Darmawati .............................................................................. 104

Fermentasi dengan Menggunakan Berbagai Jenis Mikrobia untuk Menurunkan

Kandungan Saponin Daun Trembesi (Albizia saman)

Ahimsa Kandi Sariri ........................................................................................................ 108

Pertumbuhan dan Produksi Hijauan Alfalfa (Medicago sativa L) pada Pemberian

Takaran Kompos yang Berbeda

Widyati-Slamet, Endang Dwi Purbajanti, F.Kusmiyati ................................................... 113

Pertumbuhan Generatif Alfalfa (Medicago sativa) Pada Konsentrasi Ethyl

Methyl Sulfonate (EMS) Yang Berbeda

Widyati-Slamet, S. Anwar dan E.D. Purbayanti .............................................................. 117

Produksi Hijauan Pakan Rusa Timor (Cervus timorensis) Di Lembah Palu

Sulawesi Tengah

Muh. Sadik Arirfuddin, R. Utomo, H. Hartadi, Damry ................................................... 121

Peningkatan Produksi dan Kualitas Jerami Sorgum Manis dengan Pemberian

Pupuk Organik dan Fosfat dari Sumber yang Berbeda

Nur Arif Setya Hendra Winata, D.R.Lukiwati dan E.D. Purbajanti ................................ 125

Page 9: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

viii

BAGIAN C. TERNAK UNGGAS . ............................................................................... 133

Pengaruh Pemberian Probiotik Filamentus Rhizopus oryzae Terhadap

Performans Ayam Kampung Umur 1-6 Minggu Yang Mendapat Ransum

Berbahan Lokal

Isroli, T. Yudiarti, V.D. Yunianto, R.R. Prathama, dan N. Rendika ................................ 134

Kontribusi Ayam Buras Terhadap Penyediaan Daging Dan Telur Ayam Di Jawa

Tengah

Djoko Pramono ................................................................................................................ 138

Penelitian Model Kandang Tertutup Dengan Sistem Knock Down Dan Aplikasi

Sinar Ultra Violet Untuk Budidaya Ayam Kampung Sampai Umur 24 Hari

Muryanto dan Rini Nurhayati .......................................................................................... 145

Pengaruh Ekstrak Bungkil Inti Sawit Dengan Berbagai Konsentrasi NaOH

Dalam Ransum Broiler

Burhanudin Sundu, R. Dien dan S. Bachry ...................................................................... 153

Studi pengaruh Asam Amino L- dan D-Aspartat terhadap thermoregulation

pada Ayam Pedaging/ broiler

Edi Erwan, Zulfikar, Eniza Saleh, Bambang Kuntoro, Mukti Santoso ............................ 157

Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap

Kinerja Produksi Burung Puyuh Petelur (Coturnix coturnix japonica)

A.M.P. Nuhriawangsa, Adi Ratriyanto, W. Swastike, Rysca Indreswari dan Fajar

Kristiawan ........................................................................................................................ 161

Performa Itik Lokal Jantan Periode Starter yang Diberi Tepung Limbah

Penetasan dalam Ransum

Rysca Indreswari, Adi Ratriyanto, Oxsy Puji Astutiningrum .......................................... 166

Peningkatan Absorpsi Kromium dan Kalsium Ransum Burung Puyuh Betina

Bersuplemen Kromium Organik yang Dipelihara pada Kondisi Cuaca Panas

Deden Sudrajat, Dede Kardaya, Elis Dihansih, Dani Haerismana ................................... 171

Performan Ayam Broiler Diberi Ransum Dengan Penambahan Enzim Fitase

Pada Level Protein Berbeda

D. Setiawati, B. Sukamto dan H. I. Wahyuni ................................................................... 176

Produktivitas Ayam Arab Petelur Yang Diberi Ransum Azolla microphylla

Dikombinasikan Dengan Sumber Mineral Berbeda

E.C. Wulandari, H.I. Wahyuni, dan N. Suthama ............................................................. 180

Pengaruh Kandungan Asam Linoleat Pakan terhadap Asam Lemak Omega-3

Daging Ayam Broiler

Lilik R. Kartikasari ........................................................................................................... 184

BAGIAN D. TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TERNAK ............................. 189

Keempukan Daging Sapi yang Direndam di Dalam Larutan Teh Hitam (Camellia

sinensis O.K. Var. Assamica (Mast))

Dyah Wahyuni ................................................................................................................. 190

Pengaruh Inkorporasi Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) Pada

Edible Coating terhadap Kualitas Daging Sapi

Rohula Utami, Lia Umi Khasanah, Kawiji, Tri Wigati .................................................... 194

Page 10: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

ix

Pemanfaatan Kombinasi Ekstrak Buah Nanas dan Pepaya untuk Meningkatkan

Kualitas Daging Itik Petelur Afkir

Aju Tjatur N. Krisnaningsih dan Dyah Lestari Yulianti .................................................. 199

Pengaruh Perbedaan Wadah Pemasakan Terhadap Karakteristik Kimia

Masakan Daging Babi Hutan

John E.G. Rompis dan Sylvia Komansilan ...................................................................... 205

Pengaruh Penambahan Getah Tanaman Biduri (Calotropis gigantea) Terhadap

Kualitas Mikrobiologi Daging Ayam Layer Afkir

Muhammad S. Zuhri, Bayu S. Hertanto, Winny Swastike, Lilik R. Kartikasari dan Adi

Magna P. Nuhriawangsa .................................................................................................. 210

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Melalui Introduksi Teknologi Pengolahan

Limbah Peternakan Di Desa Suruh Kecamatan Tasikmadu Kabupaten

Karanganyar

Yuli Yanti dan Aqni Hanifa ............................................................................................. 216

Karakteristik Kualitatif Daging Sapi Bali dan Broiler Pascapenambahan Asap

Cair pada Konsentrasi dan Waktu Maturasi yang Berbeda

Effendi Abustam, Muhammad Yusuf, Hikmah M. Ali dan Farida Nur Yuliaty .............. 222

Inisiasi Pembentukan Wirausaha Kampus Berbasis Aplikasi Teknologi Modern

Pengolahan Limbah Ternak Berupa Feses dan Urin di Jatikuwung Mini Farm

Universitas Sebelas Maret

Winny Swastike, Eka Handayanta, Sutrisno Hadi Purnomo ............................................ 227

Pemanfaatan Feses Sapi Untuk Produksi Biogas Sebagai Sumber Energi Rumah

Tangga

Lutojo, Sunarto dan Joko Riyanto .................................................................................... 233

BAGIAN E. SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN . ................................................. 237

Peran Penyuluh Dalam Pengembangan Dan Diseminasi Inovasi Peternakan

Kambing Peranakan Etawa Ras Kaligesing Di Kabupaten Purworejo

D. Padmaningrum ............................................................................................................ 238

Struktur Adaptif (Adaptive Structure) Dalam Sistem Komunikasi Budidaya

Kambing Peranakan Etawa (PE) Di Kabupaten Purworejo

Tatag Handaka ................................................................................................................. 243

Faktor-Faktor Penentu Harga Pada Tataniaga Susu di Kabupaten Boyolali Aris Fajar Rokhani ........................................................................................................... 247

Analisis Ekonomi Utilisasi Mikronutrisi Suplemen Tepung Katuk Pada Kambing

Kacang Betina (Capra aegagrus) Pra-Sapih Untuk Tujuan Reproduksi

Heri Dwi Putranto, Yossie Yumiati, Sura Menda Ginting ............................................... 252

Estimasi Finansiil Usaha Sapi Potong Pembibitan Skala Rumahtangga

Berdasarkan Pengembangan Teknologi Reproduksi

Rini Widiati ...................................................................................................................... 257

Difusi Penerapan Teknologi Breeding dan Penetasan Modern pada peternak

ayam buras di Boyolali

Sutrisno Hadi Purnomo, Wara Pratitis SS, Endang Tri Rahayu....................................... 264

Evaluasi Pelaksanaan Program Perguliran Kambing Di Desa Ronggojati

Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri

Page 11: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

x

Ayu Intan Sari, Susi Dwi Widyawati dan Tukiran ........................................................... 268

Tingkat Pengetahuan Peternak terhadap Biogas sebagai Energi Alternatif dan

Ramah Lingkungan (Environment Friendly) di Kedamatan Polokarto

Kabupaten Sukoharjo

Sudiyono, Endang Tri Rahayu dan Shanti Emawati ....................................................... 273

Manfaat Ekonomi Suplementasi Mineral Zn-Organik Pada Pakan Sapi Potong

Rakyat

Sri Nastiti Jarmani dan Budi Haryanto............................................................................. 277

LAMPIRAN . .................................................................................................................. 283

1. Bahan presentasi “Inovasi Teknologi dalam Pembangunan Peternakan di

Indonesia” M. Winugroho dan Y. Widiawati ... .......................................................................... 284

2. Bahan presentasi “Tuntutan Efisiensi Inovatif Industri Pakan Ternak” Desianto Budi Utomo ... ............................................................................................ 289

3. Bahan presentasi “Kemajuan Mutakhir dalam Bidang Teknologi Pakan di

Indonesia” Ali Agus ... ................................................................................................................. 296

4. Susunan Panitia ... ................................................................................................... 304

5. Indeks Penulis ... ...................................................................................................... 305

Page 12: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

252

ANALISIS EKONOMI UTILISASI MIKRONUTRISI SUPLEMEN TEPUNG KATUK

PADA KAMBING KACANG BETINA (Capra aegagrus)

PRA-SAPIH UNTUK TUJUAN REPRODUKSI

Heri Dwi Putranto1)

, Yossie Yumiati2)

dan Sura Menda Ginting3)

1) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Jl. W.R. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371 2)

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dehasen Bengkulu

Jl. Raya Meranti, Sawah Lebar, Bengkulu 38227 3)

Jurusan Pendidikan Kimia FKIP Universitas Bengkulu

Jl. W.R. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kambing kacang (kk) merupakan salah satu jenis ruminansia kecil yang banyak

dipelihara oleh peternak di Indonesia. Selain berperan sebagai penghasil daging, kambing

ini juga difungsikan sebagai tabungan bagi para peternak di pedesaan. Tujuan penelitian

ini adalah untuk menganalisa secara ekonomi perlakuan utilisasi 3 level mikronutrisi

suplemen tepung katuk (Sauropus androgynus) pada kk betina fase pra-sapih untuk

tujuan reproduksi. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode on-farm research

(OFM) dan dilaksanakan di kandang milik peternak di Desa Sidomukti Kecamatan

Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Sebagai pembanding

digunakan perlakuan kontrol yaitu kk non-suplementasi (A1). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa berdasarkan analisis ekonomi perlakuan utilisasi mikronutrisi

suplemen tepung katuk (A2 dan A3) layak untuk dikembangkan dan dapat mendatangkan

keuntungan bagi peternak. Nilai rasio R/C perlakuan A2 dan A3 (1,7) lebih tinggi

dibanding perlakuan A1 (1,6).

Kata kunci: Analisis Ekonomi, Kambing Kacang, Pra-sapih, Tepung Katuk.

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil pengamatan selama ini, didapat kenyataan bahwa pengembangan

usaha sub-sektor peternakan ruminansia kecil seperti kambing (goat) masih tertinggal jauh

dibanding dengan ternak ruminansia besar seperti sapi (Doloksaribu et al., 2005). Lebih jauh

disebutkan bahwa pengembangan produksi akan dipengaruhi oleh ketersediaan bibit yang

seterusnya harus dipertahankan untuk menjaga kesinambungan pemuliaan ruminansia kecil

guna meningkatkan jumlah populasinya.

Sebagai salah satu spesies ternak ruminansia yang berpotensi sebagai produsen daging,

kambing kacang (kk) memperlihatkan kemampuannya untuk mengoptimalkan pemanfaatan

bahan-bahan natural dan hasil sampingan yang dikategorikan sebagai bukan bahan konsumsi

manusia. Jenis kk ini telah dipercaya sebagai kambing asli Indonesia yang banyak dipelihara di

pedesaan, karena mampu hidup dengan baik pada berbagai macam kondisi lingkungan dan

mudah beradaptasi (Yurmiaty, 2006).

Di Provinsi Bengkulu, berdasarkan Neraca Pengeluaran – Pemasukan kambing

(Putranto et al., 2014a, 2013a), diketahui bahwa pengeluaran ternak kambing lebih besar

dibanding pemasukannya sehingga perlu dilakukan perbaikan pengelolaan reproduksi kambing

agar populasinya dapat meningkat. Selanjutnya Putranto et al. (2014a, 2013a) mencatat bahwa

hingga tahun 2013, kambing kacang (Capra aegagrus) memiliki status dwiguna yaitu sebagai

Page 13: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

253

penghasil daging dan kulit. Status dwiguna memiliki pengaruh yang signifikan terhadap potensi

biologi baik performa produksi ataupun performa reproduksi (Fudi, 2006; Siswanto (2009).

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas populasi kk, salah satu upaya

yang dapat dilakukan adalah melalui efisiensi reproduksi (Putranto et al., 2014b). Dengan

utilisasi suplemen mikronutrisi tepung katuk dalam pakan kk betina pra-sapih, diharapkan status

reproduksi kk dapat dimonitor terutama melalui profil hormon reproduksinya. Sehingga

penelitian ini bermaksud untuk menganalisa secara ekonomi perlakuan suplementasi tepung

katuk (Sauropus androgynus) pada kk betina fase pra-sapih untuk tujuan reproduksi.

MATERI DAN METODE

Penelitian dilakukan di Desa Sidomukti RT 3 RW 6 Kecamatan Padang Jaya Kabupaten

Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Periode pelaksanaan penelitian dilakukan dari tanggal 3 Juli

sampai dengan 3 September 2014. Kegiatan diawali dengan persiapan kandang individu

sejumlah 9 buah dengan ukuran 0,5 x 1 m2 lengkap dengan tempat pakan dan minum. Kambing

betina fase pra-sapih yang dipilih memiliki berat rerata 6,45 ± 0,5 kg per ekor dengan kondisi

sehat dan tidak cacat.

Metode yang dipergunakan adalah on-farm research (OFR) dan dilakukan di lahan

peternak dengan mengikutsertakan peternak yang berlokasi di sekitar kandang BPP

(BAKORLUH) Kecamatan Padang Jaya dengan alasan efisiensi jarak dan keseragaman umur

dan jenis kk yang dipergunakan.

Dalam pelaksanaan penelitian, dilakukan persiapan antara lain identifikasi lokasi

dengan kriteria:

a. Peternak telah terbiasa dalam memelihara ternak kk.

b. Tersedia sarana dan prasarana produksi.

c. Peternak bersedia untuk mengikuti petunjuk dan bimbingan teknis pelaksanaan penelitian.

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahan-bahan yang dipergunakan. Pakan kk berupa hijauan

(rumput lapangan dan hijauan segar) diberikan ad libitum serta suplemen tepung katuk

diberikan dalam 3 taraf yaitu:

A1 = non-suplementasi

A2 = suplementasi tepung katuk 3% bahan kering dari berat hidup

A3 = suplementasi tepung katuk 6% bahan kering dari berat hidup

Tabel 1. Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian

Uraian Perlakuan

A1 A2 A3

a. Populasi kk 3 3 3

b. Umur (bulan) 2-3 3 3-4

c. Berat Badan (kg) 6,6 6,35 6,4

Ransum

a. Hijauan (rumput

lapangan dan daun)

1680,46 gr (100%) 1753,27 gr

(94%)

1466,50 gr (92%)

b. Tepung katuk (yang

dikonsumsi)

0 gr

(0%)

113,76 gr

(6%)

129,32 gr

(8%)

Bentuk Kandang Panggung Panggung Panggung

Ukuran Kandang 0,5 x 1 0,5 x 1 0,5 x 1

Kesehatan Ternak sehat sehat sehat

Untuk mengetahui laju pertumbuhan diamati melalui pertambahan berat badan (PBB),

penimbangan dilakukan pada awal dan akhir pengamatan (2 kali). Frekuensi pemberian pakan

(hijauan dan tepung) dan minum diberikan sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi pukul 07.00 WIB

dan sore hari pukul 15.00 WIB.

Page 14: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

254

Data yang terkumpul di lapangan diolah dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif

dan analisis ekonomi. Analisis ekonomi merupakan gambaran keuntungan utilisasi 3 level

mikronutrisi tepung katuk pada kk betina pra-sapih. Menurut Soekartawi (1991), keuntungan

merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total dan dirumuskan sebagai berikut:

ԉ = TR – TC

dimana;

ԉ : Keuntungan (profit)

TR : Penerimaan total

TC : Biaya Total

Selanjutnya, untuk mengetahui jumlah penerimaan dalam perlakuan penelitian dilihat

dengan menggunakan rasio penerimaan terhadap biaya (Soekartawi, 1991) dengan rumus:

R/C rasio = TR/TC

Dimana;

R/C : imbangan penerimaan dan biaya

TR : penerimaan total

TC : biaya total

HASIL DAN PEMBAHASAN

Laju Pertumbuhan dan Konsumsi Ransum

Laju pertumbuhan diamati melalui pertambahan berat badan (PBB) yang diukur dengan

cara menimbang kk betina pada awal dan akhir masa pengamatan (Putranto et al., 2013b).

Untuk melihat laju pertumbuhan berupa kenaikan PBB pada setiap level suplementasi dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan laju pertumbuhan kk betina pra-sapih selama 60 hari perlakuan

(gram/ekor/minggu).

Minggu ke- PERLAKUAN SUPLEMENTASI

A1 A2 A3

1 170,00 66,67 -40,00

2 400,00 273,33 136,67

3 226,67 520,00 203,33

4 -40,00 -63,33 -16,67

5 93,33 80,00 86,67

Rataan 170.00 175,33 74,00 Keterangan: A1 = perlakuan hijauan ad libitum dan non-suplementasi, A2 = perlakuan hijauan ad libitum

dan suplementasi tepung katuk 3% bahan kering dari berat hidup, A3 = perlakuan hijauan ad

libitum dan suplementasi tepung katuk 6% bahan kering dari berat hidup.

PBB ternak dalam penelitian ini dapat dikategorikan kurang baik. Hal ini terlihat dari

PBB yang negatif pada penimbangan minggu ke-4 pada semua pelakuan. Hal ini disebabkan

seluruh kambing terkena penyakit cacingan dan diare yang secara langsung menurunkan

konsumsi ransum pada minggu tersebut (Tabel 2). Menurut Jakfar dan Irwan (2011), penyakit

diare pada ternak kambing dapat menurunkan selera makan ternak walaupun tidak

menyebabkan mortalitas karena segera dilakukan upaya pengobatan.

Selama periode penelitian, terdapat keseragaman data secara linear terhadap hasil PPB

dimana pada minggu ke-4 terjadi penurunan PBB yang seragam (Putranto et al., 2013b). Akan

tetapi penurunan PBB pada ternak KK non-suplementasi sebenarnya telah terjadi pada minggu

ke-3 (dari 400 gr menjadi 226 gr), sedangkan ternak suplementasi tepung katuk tetap mampu

mempertahankan PBB.

Page 15: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

255

Hasil konsumsi hijauan (rumput lapangan dan daun-daunan) pada setiap perlakuan

(Tabel 1) dikategorikan hampir setara. Secara umum pakan hijauan paling banyak dikonsumsi

oleh kk perlakuan A2 (1753 gr) dibanding A3 maupun A1. Sedangkan untuk konsumsi tepung

katuk, terbanyak dikonsumsi oleh kk perlakuan A3 (129 gr) dibanding A2.

Pada ternak unggas, suplementasi tepung katuk sebesar 3% dalam pakan dapat

meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan (Santoso dan Sartini, 2001).

Selanjutnya Santoso et al. (2005) melaporkan bahwa pemberian ekstrak katuk pada ayam

petelur akan dapat meningkatkan PBB. Menurut Azis dan Muktiningsih (2006), katuk

merupakan tanaman sayuran yang mengandung zat gizi tinggi, mengandung kalori 59 kal, 6,4 g

protein, 1 gr lemak, 9,9 gr hidrat arang, 1,5 gr serat, 1,7 gr abu, 233 mg kalsium, 98 g phospor

dan lain sebagainya. Termasuk beberapa senyawa metabolit sekunder yang sangat penting

dalam metabolisme lemak dan protein dalam tubuh (Putranto et al., 2014c).

Analisis Ekonomi

Untuk melihat hasil analisis ekonomi utilisasi mikronutrisi tepung katuk pada 3 level

suplementasi selama periode penelitian dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3

memperlihatkan bahwa perlakuan utilisasi mikronutrisi tepung katuk level 3% berat kering dari

berat hidup (A2) memperoleh keuntungan yang paling tinggi yaitu Rp 319.136 per 3 ekor ternak

selama masa perlakuan dibandingkan perlakuan non-suplementasi (A1) dan suplementasi 6%

(A3). Secara perhitungan penerimaan (PBB dan harga jual daging 40% dari total karkas),

perlakuan A1 mendapatkan nilai yang paling tinggi. Tetapi karena terdapat nilai penyusutan

kandang yang cukup besar berakibat pada pengurangan keuntungan pemeliharaan.

Tabel 3. Analisis ekonomi utilisasi mikronutrisi tepung katuk pada kk betina fase pra- sapih

selama penelitian.

URAIAN PERLAKUAN

A1 A2 A3

Biaya Produksi

1. Biaya Variabel

a. Bibit Kambing 3 3 3

b. Ransum

- Rumput lapangan 8,402 kg x Rp

5.000 x 3 = Rp

126.030,-

8,766 kg x Rp

5.000 x 3 = Rp

131.490,

7,332 kg x Rp

5.000 x 3 = Rp

109.980,

- Tepung katuk 0 0,568 kg x Rp

50.000 x 3 =

Rp 85.200,-

0,647 kg x Rp

50.000 x 3 =

Rp 97.050,-

c. Obat-obatan 75.000 75.000 75.000

2. Biaya tetap

a. Penyusutan

- Kandang 220.000 85.000 75.000

- Peralatan 50.000 50.000 50.000

JUMLAH 471.030 426.690 407.030

Penerimaan

(PBB dan daging) 7,450 x Rp 86.000

x 3 x 0,4 = Rp

768.840,-

7,227 x Rp 86.000

x 3 x 0,4 = Rp

745.826,-

6,770 x Rp 86.000

x 3 x 0,4 = Rp

698.664,-

Keuntungan 297.810 319.136 291.634

R/C 1,6 1,7 1,7

Sumber: data diolah tahun 2014.

Nilai rasio R/C dalam penelitian ini dapat memperlihatkan kinerja ekonomi (Jakfar dan

Irwan, 2011) perlakuan utilisasi mikronutrisi tepung katuk. Nilai R/C tertinggi terdapat pada

perlakuan utilisasi mikronutrisi suplemen (1,7) dibandingkan dengan perlakuan no-suplemen

Page 16: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

256

(1,6). Menurut Soekartawi (1991), jika nilai R/C > 1 maka usaha dapat dikategorikan layak

untuk dilanjutkan. Semakin tinggi nilai R/C maka usaha tersebut semakin mendatangkan

keuntungan.

SIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis ekonomi perlakuan utilisasi

mikronutrisi suplementasi tepung katuk (A2 dan A3) layak untuk dikembangkan dan dapat

mendatangkan keuntungan bagi peternak.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah mendanai penelitian

ini melalui Hibah Bersaing dengan nomor kontrak 3015/UN30.6.5/HK/2014 tanggal 17 Maret

2014. Ucapan terima kasih juga ditujukan bagi peternak Desa Sidomukti Kecamatan Padang

Jaya Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu yang telah mengizinkan tim peneliti

melakukan penelitian di lokasi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Azis, S. dan S.R. Muktiningsih. 2006. Studi manfaat daun katuk (Sauropus androgynus). Cermin Dunia

Kedokteran 151 (50): 48-50.

Doloksaribu, M., Elieser, S., Mahmilia, F., Pamungkas, F.A. 2005. Produktivitas kambing kacang pada

kondisi dikandangkan: 1. Bobot lahir, bobot sapih, jumlah anak sekelahiran dan daya hidup anak

prasapih. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005: 581-585.

Fudi, A. 2008. Kajian Sosial Ekonomi Peternakan Sapi PO Gaduhan di Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Seluma. Skripsi. Jurusan Peternakan FP Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Jakfar, M. dan Irwan. 2011. Analisis ekonomi penggemukan kambing kacang berbasis sumber daya lokal.

Jurnal Sains Riset (1): 1-7.

Putranto, H.D., Ginting, S.M., Yumiati, Y. 2014a. Studi Fitonutrien dan Utilisasi Mikronutrisi Suplemen

Tradisional Untuk Optimalisasi Status Reproduksi Ruminansia Potong dan Ketahanan Pangan di

Provinsi Bengkulu. Proposal Penelitian Hibah Bersaing. LPPM Universitas Bengkulu.

Putranto, H.D., Nurmeliasari., Ginting, S.M., Yumiati, Y., Zueni, A. 2014b. Profil komponen leukosit

kambing kacang betina prasapih yang disuplementasi tepung katuk. Jurnal Sain Peternakan

Indonesia Vol.9 (1): 1-12.

Putranto, H.D., Nurmeliasari., Ginting, S.M., Yumiati, Y. 2014c. Skrining senyawa metabolit steroid

sebagai hormon reproduksi ternak pada tanaman katuk dan jantung pisang. Jurnal Peternakan

Indonesia Vol.16 (1): 20-25.

Putranto, H.D., Nurmeliasari., Ginting, S.M. 2013a. Studi Fitonutrien dan Utilisasi Mikronutrisi

Suplemen Tradisional Untuk Optimalisasi Status Reproduksi Ruminansia Potong dan Ketahanan

Pangan di Provinsi Bengkulu. Proposal Penelitian Hibah Bersaing. LPPM Universitas Bengkulu.

Putranto, H.D., Nurmeliasari., Ginting, S.M. 2013b. Studi Fitonutrien dan Utilisasi Mikronutrisi

Suplemen Tradisional Untuk Optimalisasi Status Reproduksi Ruminansia Potong dan Ketahanan

Pangan di Provinsi Bengkulu. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. LPPM Universitas Bengkulu.

Santoso, U. dan Sartini. 2001. Reduction of fat accumulation in broiler chickens by Sauropus androgynus

(katuk) leaf meal supplementation. Asian Australian Journal of Animal Science 14: 346-350.

Santoso, U., Setianto, J., Suteky, T. 2005. Effect of Sauropus androgynus extract on egg production and

lipid metabolism in layers. Asian Australian Journal of Animal Science 18 (3): 364-369.

Siswanto, J. 2009. Performans reproduksi sapi PO Gaduhan di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma.

Skripsi. Jurusan Peternakan FP Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Soekartawi. 1991. Dasar-Dasar Penyusunan Evaluasi Proyek. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Yurmiaty, H. 2006. Hubungan berat potong kambing kacang jantan dengan kuantitas kulit mentah segar.

Jurnal Ilmu Ternak Vol. 6 (2): 121-125.

Page 17: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

283

LAMPIRAN

Page 18: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

284

INOVASI TEKNOLOGI DALAM PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI INDONESIA

M. Winugroho & Y. Widiawati

Balai Penelitian Ternak, Ciawi

• Inovasi teknologi adalah alat u/memecahkan persoalan nyata di lapangan

• Sangat banyak teknologi hasil riset tapi masih sedikit sekali yang teradopsi

• Krn berhenti sampai konsep, kurang aksinyata atasi persoalan nyata

Maka, sejak awal harus melibatkan end-users/masyarakat lokal memelihara fungsi ekosistem dalam mencapai kesejahteraansosio-ekonomi

• Kapasitas adopsi indikator?

• Peranan pakar sosek & anthroplog masih minimalis.

POTENSI NILAI TAMBAH DLM SISTEM AGRIBISNIS (PSP IPB 1995)

Manufaktur sarana produksi

12% Budidaya9%

Pengolahan/Agroindustri

17%

Perdagangan besar/grosir

21%

Pengecer23%

Distribusi18%

Posisi budidaya peternakan rakyat

• Peternak besar berkompetisi langsung dengan peternak kecil (siapa penentu harga?)

• Bonus demographi bom waktu (@ 8.5 thn studi).

Page 19: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

285

• Kecepatan asing dalam kuasiai & manfaatkan sumber daya alam (SDA) (Lakitan, 2014). InaCC s/d bangsa ternak.

• Indonesia negara kaya tapi penduduk miskin (68 juta penduduk terancam).

• Gini ratio naik terus, kini 0.42 (3 X cepat)

Urgensinya inovasi teknologi

harus berdasar fakta:

• Pengolahan SDA tak bijak karena dikerjakan oleh SDM tak bijak ancaman over exploitasi SDA.

• Padahal, keragaman sumber daya hayati Indonesia no 2 setelah Brazil hal pangan, biopharmaca & biofuel dll.

• Masyarakat Ekonomi ASEAN, WTO 2015

• Sekitar 110,000 ha/tahun di Jawa , 60% populasi ruminansia besar ada di Jawa.

Perubahan Iklim Global:

Kalender Ternak

DAGING SAPI

LOKAL

57%

SAPI

BAKALAN

IMPORT

19%

DAGING

IMPORT

24%

Sumber: Asosiasi Produsen Daging & Feedlot Indonesia (2010)

Ratio 62:19:19% (Tawaf, 2011)

DISTRIBUSI TERNAK SAPI POTONG

Populasi Sapi Potong di Indonesia Menurut Pulau Tahun 2011

Berdasarkan Hasil Awal PSPK2011 (Karnaen, 2011)

2724

7512

2102

437

1772

258

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

Sumatera Jawa Bali dan Nusra Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua

(00

0 e

kor)

Jawa > 110.000 ha/tahun konversi lahan pertanian

Page 20: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

286

3

SUMBER BIBIT SAPI POTONG LOKAL DI INDONESIA

Jawa Timur

Jawa TengahLampung

Jawa Barat

SumateraSelatan

Sumatera Utara

Sulawesi Utara

Sul Teng

Bali

NTB

NTT

Gorontalo

Aceh

KalSel

SulSel

SumateraBarat

SulTra

Sul Bar

sapi PO dan Bali

sapi PO

sapi Bali

sapi Aceh

sapi Pesisir

sapi Bali & SO

sapi Madura

sapi Bali & PO

DIREKTORAT PERBIBITANDIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN

Kedepan urgensi pembangunan inclusif (Lakitan, 2014)

• Libatkan masyarakat lokal pelihara fungsi ekosistem dalam capai welfare sosio-ekonomi.

Policy maker

Specs pasar Enterprenuer ketersediaan

lokal*) + import

Technokrat

Revitalisasi koperasi peternak mandiri

• Implementasi kandang komunal sapi potong

TMR mechine

SPR 1111

Sekolah Peternakan Rakyat (Muladno, 2013)

Berisi mikroba unggul pencerna serat

Mikroba dengan potensi detoksifikasi

senyawa anti-kualitas dalam pakan

Campuran Bioplus-serat

dan Bioplus-racun (50:50) untuk pedet

Teknologi Imbuhan Pakan

Kebutuhan indukan

import produktif…

Page 21: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

287

Confirmed breed bred with local feedstuffs…

Nutrigenomic support

Wagyu embrioSperm-straw

Embrio transfer

Laboratorium AI & ET

Kapal ternak oleh Pelni..

File: Win Balitnak Dec 2013

Wagyu Products

File: Win Balitnak Dec 2013

Page 22: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

288

Integrasi Sapi – Tanaman

Feed Storage

Jantan/Betina 50/50

s/d kapasitas60:40

Pelatihan

Penyuluhan

Disnak Litbang

AACO, A’lia

Sulsel/Jatim/NTB

Pasar

Kandang komunal Plasma

s/d Flores Malut Papua

SPR 111

File: Win Balitnak Dec 2013

KESIMPULAN

1. Pembangunan peternakan harus dimulai dari pembangunan manusianya.

2. Inovasi teknologi atasi persoalan nyata di lapangan (kapasitas adopsi harus tinggi).

3. Rekayasa penyampaian inovasi teknologi tepat sasaran.

Saran

• Rekayasa usaha agar orang pintar kita, berkenan pulang membangun Indonesia, bukan banjir orang asing dalam era pasar bebas Asean …

Dengan segala kerendahan hati

saya mohon maaf atas segala kekurangan, kekhilafan dan

kesalahan dalam presentasi ini

TERIMA KASIH

Wassalaamu’alaikum warohmatullaahi wabarakaatuh

Solo, October 20, 2014

Page 23: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

289

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

TUNTUTAN EFISIENSI INOVATIF

INDUSTRI PAKAN TERNAK

Desianto B. Utomo, Ph.D.Charoen Pokphand Indonesia

Feed Technology Division

Seminar Nasional “Pembangunan Peternakan Indonesia Berbasis Riset Inovatif” –Program Studi Peternakan -Fakultas Pertanian UNS

Hotel Dana – Surakarta, 22 Oktober 2014

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Industri Pakan Ternak

Industri Perunggasan

3

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Feed Business Structure

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

• Number of feedmills member: 60 (+8)

• Estimate of total number of feedmills: 72

• Total capacity 2014 : 20 Million MT per year

Indonesian Feedmills

Association

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Livestock Feed

Consumption 2013

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2009 2010 2011 2012 2013 2014* 2015**

9.89.9 11.3 12.9

13.8

15.216.7

000 ton

2014* : Target2015** : Target

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Semester 2Jul – Dec 2013

Semester 1Jan – Jun 2013

Broiler, 47%

Layer, 40%

Poultry Breeder, 1

0%

Others, 3%

Broiler, 46%Layer, 4

0%

Poultry Breeder, 1

1%Others, 3

%

Livestock Feed Distribution

2013

Page 24: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

290

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Feed Mill Capacity and Distribution

ProvinceNumber of Plant Capacity

2012 2013 2012 2013

North Sumatera 8 8 2000 2.250

Lampung 4 4 1000 1.500

West Sumatera 1 1 250 250

Banten 11 11 3250 3.500

DKI Jakarta 4 4 750 750

West Java 8 8 1500 2.000

Central Java 6 6 1000 1.500

East Java 18 20 5000 5.250

South Sulawesi 4 5 1000 1.250

South Kalimantan 1 1 250 250

TOTAL 65 68 16.000 18.500

*x000 per Year

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Poultry Business

in Indonesia

12

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Line of Business Feed Mill

Chicken Breeding & Hatchery

Slaughterhouse & Food

Processing

Seed Production & Agriculture

Animal Health Business

Plantation

Duck Business

Research & Bioscience

Marketing & Distribution

Poultry Equipment

Poly Packaging

13PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Proses Pembuatan Pakan

14

Production Process Flow Chart

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

PROCESS FLOW DIAGRAM – FEEDMILL

Page 25: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

291

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Raw Materials

Bahan Pakan

18

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Bahan Baku – Raw Material/RM

• Kualitas feed ditentukan oleh bahan baku

• RM packaging:

oKarung (bags)

oCurah (bulk)

oCair (liquid)

Corn

Soya bean Meal

Copra Meal

Palm Kernel Meal

Corn Gluten Meal

Rape Seed Meal

Rice Bran

Wheat Bran

Corn Meal

Meat Bone Meal

Fish Meal

Chicken Feather Meal

Limestone

Broken Rice

Oil

Raw Material

Major nutritional challenges

¨ Variability in RMs quality

¨ Future of meat and bone meal ¨ Variability

¨ Possibility of ban in the future

¨ Local sources ¨ Stability of quality, supply, prices

¨ Promising results (?)

AME Variation

§AME of corn for poultry is variable §Genetic factors

§Environmental factors

§Bird factors

§ This variability is well documented in

many parts of the world

Prediction of corn AME

¨ Remains elusive

¨ Continues to be a major nutritional issue

¨ Field variations

¨ Starch quality issues

¨ Moisture content

¨ Country of origin (imported)?

Page 26: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

292

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Quality Control

51

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Alur Sampling

Incoming Truck

Parking

Sampling shelter

Truck ScaleOut Feed Mill

Unloading

REJECTED RECEIVED

2nd Sampling

1st sampling

Testing RM

Storing

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

RM Quality Assurance

• Kaliberasi merupakan langkah awaluntuk memastikan validitas kualitas RM yang akan diterima.

• Kaliberasi dilakukan secara berkala

• Kaliberasi:o Kaliberasi alat (NIR, moisture tester, thermometer, dan lain-lain)

o QCI standardization

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

RM Quality Assurance

• Memastikan bahan pakanberkualitas prima:o Garbage in – Garbage out principle

o Uji sampel gudang dan silo berkala

o Warehouse inspection berkala

o RM audit = FIFO

o RM expired date inspection berkala

o Pest kontrol berkala

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

A. Representative sampling

B. Test Lab

Take sample from production and prepare sample for analysis

Refer to Standards (based on content of nutrients such as Protein, Calcium, Sodium, etc)

Using NIR and Wet Chemistry

C. Physical test

Check Physical Quality Feed (Temperature, Particle size, odor, color) and pellet quality (% Fines, PDI)

Quality Control in Releasing Products

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

1st Sampling

• Dilakukan di Sampling Shelter QCFT

• Cara sampling:

- RM bags > Menggunakan Probe

- RM bulk > Menggunakan ABS

- RM liquid > Menggunakan Liquid Pump

Page 27: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

293

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

RM Bags Sampling

• Sampling menggunakan probe

• 1st sampling hanya dapat dilakukan 30% coverage (bagian atas), akan dilanjutkan dg 2nd sampling seluruhnya di dalam warehouse.

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

RM Bulk Sampling

• Menggunakan ABS (Automatic Bulk Sampler)

• 1st sampling mencapai 100% coverage (5 titikbagian atas, tengah & bawah)

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

RM Liquid Sampling

• Menggunakan liquid pump sebagaihomogenizer sebelum sampling dilakukan.

• 1st sampling mencapai 100% coverage.

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Testing RM

• Testing RM dilakukan untuk menentukankualitas RM tersebut layak diterima atau tidak.

• Kriteria penerimaan tiap RM mengikutistandar yang telah ditetapkan.

• Contoh kriteria yang diuji pada RM:

Kadar air (M), protein (CP), fat, dll

• Contoh alat uji RM yang digunakan:

NIR, moisture tester, microscope, grinder, UV Light & thermometer

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Unloading

• Dilakukan ketika RM telah diuji & memiliki kualitasyang sesuai dengan standar yang berlaku.

• Untuk RM dalam bentuk bags (karung) akan dilakukan2nd sampling ketika proses unloading.

• Ketika hasil uji 2nd sampling tidak memenuhisyarat, maka bahan baku tersebut akan ditolak.

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Storage• RM yang telah melalui proses unloading akan dimasukkan ke dalam

gudang sesuai karakteristik masing-masing RM.

• Tempat penyimpanan yang ada:

o Silo > penyimpanan khusus jagung

o Bulk warehouse > penyimpanan khusus bahan baku bentuk curah (bulk)

o Liquid tank > penyimpanan khusus bahan baku bentuk cair (liquid

o Cool room > penyimpanan khusus bahan baku yang rentan terhadapperubahan suhu & kelembaban

Page 28: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

294

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Rangkuman Q C

• Pastikan penerimaan bahan baku sesuai standar(metode dan penggunaan alat) akandidapatkan bahan baku dengan kualitas terbaik.

• Kontrol ketat di setiap tahapan prosespenerimaan dan penyimpanan bahan baku danproses produksi akan didapatkan hasil pakandengan kualitas terbaik.

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Feed

67

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Critical Control Points In Feedmill

SIMPLIFIED FLOW DIAGRAM

SiloGrinding

Grinding

Bin

Bin

Bin

FeedmillFine

Fine

Fine

Bulk/bag storage

MixingPelleting Packing

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

G M P

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

N I R S

74

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T YFrequency= 1/wavelength

Spectra region (Ruiz, 2001)

Principal of NIR•Near infrared owns its name for being the “near” section of the Infrared region to the visible region.

•NIR spectrum just above the visible region of the electromagnetic spectrum (EMS) 780-2500 ηm

Page 29: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

295

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Principal of NIR

Requires sample grinding to obtain uniform surface for measurement of reflectance.

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Near Infrared Spectra

(NIR)

• 780-2500nm

• Suitable for all organic and bio materials

• Robust for industrial use

• Good penetration depth

• Many modes of measuring

• Powerful multivariate results

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Near Infrared Spectra• Fast

• Simple sample preparation

• Nondestructive

• Online for process applications

• Need for calibration

• Opportunity for data analysis

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Where used?

• Food

• Feed

• Biofuel

• Fossil fuel

• Plastics

• Wood and pulp

• Environmental and waste

• Clinical and pharma

• In vivo

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

Riset Terapan

Target:

• Meningktkan tonage per jam produksi

• Meningktkan efisiensi pakan (improve FCR)

• Real Time feed manufacturing control (during the process steps)

• Meningkatkan daya cerna dan utilisasinutrients pada tubuh hewan ternak

• Hemat dalam biaya produksi pakan

• Saving on production cost pada level peternak(dalam proses budidaya ternak)

• Meningkatkan daya saing

Riset Terapan

Pellet Quality

Quality Control

Real Time NIRs

Raw Materials

Storage

Technologi:

A T R A D I T I O N O F Q U A L I T Y

[email protected]

Terima Kasih

Atas

Perhatian

Anda

Page 30: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

296

KEMAJUAN MUTAKHIR DALAM

BIDANG TEKNOLOGI PAKAN

DI INDONESIA

Seminar Nasional ‘Pembangunan Peternakan Indonesia Berbasis Riset Inovarif ’,

Universitas Sebelas Maret , Surakarta 22-23 Oktober 2014

ALI AGUSProf. Dr. Ir. ALI AGUS, DAA., DEA.

Fakultas Peternakan UGM

Realitas & Tantangan aktual :the ‘future that has already happened”

Tinggi nya harga bahan baku pakan

Tuntutan konsumen global‘traceability’ berbagai produk

(meat, egg, milk, feed)

Isu keamanan pangan hasil ternak (halal-thoyib)

Larangan penggunaan antibiotik

Undang-undang lingkungan

Mycotoxins / dampak kualitas pakan

Melebarnya gap : genetik ternak vs. kebutuhan nutrisi

Menurunnya dana riset dari pemerintah/industri

(T.P. Lyons, Alltech USA)

Society Animal

MasyarakatPerburuan

MasyarakatPertanian

MasyarakatIndustri

MasyarakatInformasi

Animal

Right

Hasil Teknologi Breeding

Sapi Belgian Blue Sapi Simental, Indonesia

Sapi Bali x Limosin, Indonesia

BROILER CHICKEN BREEDING

YEARDAY : WEIGHT 1800

GRAMFCR

1950 84 3.25

1960 70 2.50

1970 59 2.20

1980 51 2.10

1990 43 1.95

2000 35 1.65

2010 25 1.43

DOC (1 hari) 35 hari

Bobot 40 gram Bobot 2,2 kg

PERTUMBUHAN BROILERBerkat Inovasi & Teknologi :

Breeding (70%), Nutrition & Kesehatan (30%)

Ayam

Tahun 2050 ?

Page 31: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

297

Budidaya “Ayam Kampus”(ayam kampung super = sudah persilangan)

Koperasi Agro Mataram Lestari - Yogyakarta

IB

Pejantan Bangkok Induk Ayam Petelur

Kinerja :

1. Umur potong 90 hari

2. Bobot potong 1,2 kg

Inseminasi

Buatan

CATATAN

Genetik, breeding dan reproduksi telah berperan

penting dalam kemajuan industri peternakan dan

berhasil menciptakan bibit unggul dengan

performance produksi yang tinggi (sapi potong, sapi

perah, layer, broiler, dsb.). Namun memerlukan waktu

yang relatif lama.

Gap antara kebutuhan nutrisi bibit unggul dengan

ketersediaan nutrisi dan pakan semakin besar. Menjadi

tantangan para ahli Nutrisi dan Teknologi pakan.

P

E

N

D

I

D

I

K

A

N

P

E

N

E

L

I

T

I

A

N

P

E

N

G

A

B

D

I

A

N

DI

DA

LA

M K

AM

PU

S

DI L

UA

R K

AM

PU

S

1. Lecturer 2. Researcher 3. ConsultantDosen :

Pengembangan & Transfer IPTEK

Pengajaran berbasis hasil Litbang

Peran Peneliti/Akademisi

(MUDAH – MURAH – BAIK)

“Satu Ons Aksi LEBIH BAIK

dari pada Satu Ton Teori”

Friedrich Engels (1820 – 1895)

Bagaimana mengatasi :1. Harga bahan baku pakan

2. Traceability produk ternak

3. Pelarangan antibiotik (& hormon)

4. Mikotoksin & feed safety

5. Gap kebutuhan nutrisi bibit unggul

Teknologi pakan mutakhir(Arah & prioritas penelitian teknologi pakan)

1. Teknologi fermentasi pakan

2. Penggunaan Herbal Feed Additive sebagai

pengganti antibiotik dan hormon

3. Teknologi mitigasi cemaran Mikotoksin

4. Teknologi pakan suplemen dan aditive

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PAKAN

RUMINANSIA (Ali Agus, FAPET UGM)

Hijauan segar

Limbah pertanian

(jerami, pucuk tebu,…)

Konsentrat

(energi, protein)

Suplemen & aditif

(mineral, vitamin,…)Complete feed

(fermented)

UMMB

Complete feed : Hijauan + Konsentrat + Suplemen

Pakan sudah lengkap kandungan nutrisi dan diberikan

pada ternak tanpa perlu tambahan, kecuali air minum

HQFS

HQFS : High Quality Feed Supplement

(energi, protein, mineral dan vitamin)

Page 32: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

298

HASIL LITBANG & APLIKASI(Ali Agus, 1997 – 2013)

Suplemen dan Aditif

- UMMB - Probiotic/multi microbe (SBP®)

- Premix (Agromix ®) - Herbal feed additive (Biofit®)

- HQFS (Permata®) - Carcass modifier

Pakan Konsentrat

- Formulasi dan aplikasi teknologi pakan (Fabrikasi pakan oleh

Mitra swasta)

Pakan Lengkap Fermentasi

- Fermented Complete feed (‘burger’ pakan)

Produk Paten (Ali Agus)

No. Tahun Judul/Tema HKI Jenis

1 2013 Gama LBF (Liquid Bio Fertilizer) Paten sederhana

2 2013 Gama Burger Pakan Ruminansia Paten sederhana

3 2012 Chopper Biogas ”3AB” Paten sederhana

4 2011 Genset Biogas ”3AB” Paten sederhana

5 2010 Agromix (Mineral-Vitamin mix) Paten sederhana

6 2010 SBP (Saus Burger Pakan) Paten sederhana

TEKNOLOGI FERMENTASI

RICE STRAW AS RUMINANT FEED

Rice Straw consist the main source of energy for ruminant during dry season in Indonesia

Urea-treated rice straw was developed a years ago with beneficial effect on its nutritive value & livestock performances but farmer does not adopted this technology

Untreated Rice Straw has low nutritive quality

MAKING RICE STRAW FERMENTATION

EM/Urea (1/2) at 0.03 – 0.05% Dried rice straw, added water

to make +40% moisture content

Poured EM+Urea on rice straw,

then added water step by-stepAfter 2-3 week, rice straw was fermented

LEVEL EM & TEMPERATURE OF FERMENTED RICE STRAW

Agus et al., 2007

Page 33: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

299

EFFECT OF RICE VARIETY &

MORPHOLOGICAL FRACTION

Treatments Variety Morphological component

Control Fermentation

IR 64 Raceme * 3.38 5.04

Leaf (ns) 5.12 5.13

Stem * 3.93 5.00

Average * 4.14 5.06

Cisadane Raceme * 3.25 5.03

Leaf * 4.22 5.37

Stem (ns) 4.61 4.90

Average * 4.61 5.10

Membramo Raceme * 3.48 5.41

Leaf * 4.43 5.52

Stem * 3.43 4.47

Average * 3.78 5.13

Upper-part (raceme) of rice straw is the most responsive

to fermentation technology on crude protein content

- Crude protein 7 – 8 % DM

- In sacco degradability 55% vs. 44%

- In vitro digestibility 33.3 vs. 22.4%

- In vivo digestibility 38 – 44%

- Cattle consume 1 – 2 kg DM higherthan untreated rice straw

FERMENTED RICE STRAW

FERMENTED FIBROUS FEED (Soybean hull) IN GROWING DUCK

Feed and nutrient consumption (g/head/day) Performances Treatments

Total Feed

intake DM OM CP CF

Total

gain

FCR

Aspergillus niger 93.95b

85.01b

89.61b

16.99a

9.36b

541.2q 6.30

q

c-BAL-S 99.96a

89.08a

95.69a

18.22a

7.31c

761.9p 4.68

r

Kontrol 93.25b

83.01b

89.32b

12.94b

11.51a

480.8r 6.77

p

Treatment CP (%) CF (%)

Aspergillus niger 19.1 9.9

C-BAL-S 18.2 7.3

Control 13.8 12.4

CP and CF composition

Winarti, 2007

‘Burger’ pakan sapi

Limbah sawit :

Bahan :

1. Daun-pelepah

2. Dedak padi

3. Larutan mukrobia

Dicampur merata

- Plasstik / drum

- Fermentasi

- 3 hari siap saji

BIOFIT ®

SUPLEMEN PROBIOTIC-HERBAL

UNTUK UNGGAS

diadopsi oleh banyak peternak broiler sebagai feed aditif,

dicampurkan dalam air minum (5 liter/1000 ekor hingga panen(1-35 hari), hemat pakan 10%

SBP ®

UNTUK PEMBUATAN FERMENTASI PAKAN

(BURGER FEED)

Fermentasi pakan (lengkap) selama 2-3 hari,

telah siap diberikan ternak dan ikan

DETOKSIFIKASI

MIKOTOKSIN

Page 34: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

300

O

O C H 3 O

O O

O

Aspergillus flavus, dengan sporaberwarna hijau kekuningan

Jagung sebagai bahan pakan

•Residu AFB1 pada hati dan daging

•AFB1 tidak terurai sampai 121ºC

•Blm ditemukan cara menghilangkan

cemaran dlm bahan pakan (Silalahi, 2005)

DAMPAK MIKOTOKSIN

KEAMANAN PAKAN & PANGAN

KERUGIAN EKONOMIS

KERUGIAN KINERJA PRODUKSI

TERNAK

INDUSTRI MEMBELANJAKAN JUTAAN

US $ UNTUK MENGATASI MIKOTOKSIN :

ANTIMOLD, BINDER dsb.

Corn harvested

Water content :

13, 15, 18 %

Storage

Dry matter (1) Mikrobiology

Aflatoxin

Broiler Performans

Low AFB1

Broiler performances (4)

Methionine supplement

0 %, 0,75 %, 1,0 % (2)

Production GSH & GST

High AFB1

Production of

Crude AFB1 (3)

Reducing aflatoxin contaminant(Yunianta, Zuprizal, Ali Agus : 2008 - 2012)

BAWANG PUTIH (Allium sativum L)

All : membakar dan menyengat

(Anglo saxon)

Sativum : tanaman (yunani)

Garlic

Gar : seperti lembing (Celtic)

Lic : seperti bunga (Celtic)

Page 35: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

301

Mengkaji kandungan senyawa hasil fraksinasidalam ekstrak bawang putih.

Menguji efektivitas bawang putih untukdetoksifikasi aflatoksin B1 dengan melakukan ujidaya hambat pertumbuhan bakteri.

TUJUAN PENELITIAN

JUMLAH KOLONI Staphyllococcus epidermidis

Perlakuan Rerata

Kelompok P1 P2 P3 P4

K1 12,7 x 10-6 12,6 x 10-6 12,8 x 10-6 12,9 x 10-6 12.75c

K2 10,1 x 10-6 11,2 x 10-6 11,7 x 10-6 11,9 x 10-6 11,25b

K3 8,2 x 10-6 8,6 x 10-6 8,9 x 10-6 8,4 x 10-6 8,53a

K4 15,1 x 10-6 15,5 x 10-6 15,3 x 10-6 15,9 x 10-6 15,54d

Rerata 11,53a 11,98 b 12,12 b 12,28 b

KESIMPULAN HASIL PENELITIAN

Bawang putih mengandung senyawa

organosulfur (alicin) yang melindungi

membran sel bakteri dari cemaran

aflatoksin B1 sehingga tidak menghambat

pertumbuhan bakteri Staphyllococcusepidermidis

Herb, herbals, botanicals

Definitions :

Herb – a flowering plant whose stem above ground

does not become woody or persistent.

A plant valued for its medicinal properties, flavour and scent

Botanicals – a drug made from whole plant, part of plant,

such as root, leaves, stem or flower

Essential Oils :

Volatiles oils or extracts obtained from herbs,

possesses odours and scent and other

characteristics

All essential oils are botanicals, but not all

botanicals are essential oils

Traditionally antibiotics have been used

Many herbs have anti-bacterial properties

Eliminate certain bacteria

Increased efficiency of absorption promotes

growth

Herbs as a growth promoter

Page 36: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

302

Nutrient Utilization

Animal

Intake

Diet Digestion Nutrient Pools Tissue

Absorption Growth

Probiotics

Antibiotics

Herbs

Steroids

ß-agonists

Herbs

Herbs

How does antibacterial herbs work

- Create a more stabilized intestinal health,

- Animals are less exposed to microbial toxins and other

undesired microbial metabolites, such as ammonia and

biogenic amines (e.g., Eckel et al., 1992).

- Growth promoting feed additives relieve the host animals

from immune defense stress during critical situations

- Increase the intestinal availability of essential nutrients for

absorption

- Helping animals to grow better within their genetic

potential.

PAKAN SUPLEMEN

High Quality Feed Supplement (HQFS)

Rich in energy and protein, formulated from various ingredients(TDN 70%, CP : 24%, Macro & micro minerals)

HQFS “Milk Inducer”

Pada Sapi perah produksi tinggi awal laktasi(Adiarto, Ali Agus, P.P.Putro, 2000)

0

5

10

15

20

25

30

0 20 40 60 80 100 120

Periode Post-Partum (hari)

Pro

du

ksi su

su

(kg)

M ilk Inducer

Kontrol

HQFS

Kontrol

Penelitian dilakukan di BPTU Sapi Perah Baturaden

4

6

8

10

12

14

16

-28 -21 -14 -7 0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70

Hari pengamatan

Liter/

ekor/

hari

Kontrol

CF

HQFS & PRODUKSI SUSU (2003)

-2

-1

0

1

2

3

4

5

-28 -21 -14 -7 0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70

Hari pengamatan

Liter/

ekor/

hari

Bulan I = 3,2 liter

Bulan II = 2,1 liter

Rata-rata = 2,7 liter/ekor/hari

Selisih total selama penelitian = 163,4 liter/ekor

Harga susu Rp.3000/liter => Rp. 10.000/hari

Harga suplemen HQFS Rp 3500-4000/ekor/hari

B/C = 1,25 => net margin Rp.6000-6500/ekor/hari

Page 37: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

303

HQFS & PRODUKSI SUSU

(2004)

Gb. 2. Selisih produksi susu

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

0 7 14 21 28 35 42 49 56 63

Waktu Pengamatan (hari)L

iter/

ek

or/

hari

Gb 1. Produksi susu

8

9

10

11

12

13

14

0 7 14 21 28 35 42 49 56 63

Waktu Pengamatan (hari)

Liter

/ekor/

har

i

Kontrol

HQFS

HQFS konsisten dapat meningkatkan produksi susu

PRODUKSI SUSU HARIAN

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98

HARI

PRODUKSI (LITER)

PS K PS P1 PS P2

HQFS & PRODUKSI SUSU (2005)

HQFS (300g/l susu) : meningkatkan produksi susu

Kontrol Substitusi Aditif

PENUTUP

Teknologi fermentasi membantu mengatasi kendalarendahnya nilai nutrisi bahan pakan dan dapatmeningkatkan nilai nutrisinya, baik sebagai pakan tunggalmaupun komplet (Fermented complate feed/burger feed)

Pakan suplemen dan aditive dapat membantu mengatasigap kebutuhan nutrisi bibit unggul

Perlu dikembangkan natural/herbal feed aditive penggantiantibiotik dan hormon pemacu pertumbuhan atau carcassmodifier. Indonesia kaya sumber plasma nutfah hayati

Mitigasi cemaran mikotoksin dan cemaran lain sangatpenting untuk keamanan pakan dalam sistem produksiyang lebih ramah lingkungan demi pangan hasil ternakyang HASU (halal, aman sehat dan utuh)

ENAK TO LE ?

Page 38: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh

304

Page 39: Prosiding Seminar Nasionalrepository.unib.ac.id/21502/1/Prosiding Seminar Nasional...Pengaruh Pemberian Fitase Dan Pav (P tersedia) Pada Ransum Terhadap Kinerja Produksi Burung Puyuh