32
w Bab 11 TERMINOLOGI Haryanto A.G. "The beginning of wisdom is the callings of things by their right names "(Ancient China Proverb) PENDAHULUAN Kiranya dapat disepakati, bahwa dalam mempelajari tiap hal, apa lagi suatu cabang ilmu pengetahuan, perlu digunakan satu bahasa yang jelas dan tegas. Dengan cara ini, kemungkinan teijadinya salah pengertian dan pe- nafsiran akan dapat dihindari. Masalah ini berkaitan, langsung atau tidak, dengan kenyataan dalam bidang kedokteran gigi, khususnya Prostodonsia di Indonesia dimana banyak ragam istilah yang digunakan untuk menggam- barkan satu hal yang sama. Sebagai contoh, untuk istilah "clasp" dikenal sebutan cengkeram, cangkolan, cengkeraman. Contoh lain yang tak kalah menarik, misalnya Prosthodontics, yang diteijemahkan sebagai prostodonti atau prostodonsia atau ilmugeligi tiruan atau ilmugigi tiruan. Dari satu segi, keadaan seperti ini menunjukkan adanya ketidak sepa- katan. Namun, dari segi lain, hal ini juga memberikan kesempatan kepada pengguna bahasa untuk menyebut nama sesuatu dengan beberapa sebutan bermakna sama. Dari aspek penulisan karangan atau buku, fenomena ini mungkin pula membuat pembaca tidak merasa bosan, karena pengulangan kata sama beberapa kali dalam satu kalimat atau paragraf. Dalam hal seperti tersebut di atas, para penyusun menganut paham yang pernah dikemukakan Prof. Anton M. Muliono. Pada suatu kesempatan, be- , liau mengungkapkan, bahwa pada hakekatnya yang membentuk istilah bu- kanlah para ahli bahasa, melainkan para pengguna bahasa itu sendiri. 10

Prostodonsia - Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

  • Upload
    mirzabf

  • View
    845

  • Download
    79

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Memahami protesa gigi tiruan sebagian lepasan

Citation preview

  • wBab 11

    TERMINOLOGI

    HaryantoA.G."The beginningof wisdom is the callings of things

    by their rightnames"(Ancient ChinaProverb)

    PENDAHULUAN

    Kiranya dapat disepakati, bahwa dalam mempelajari tiap hal, apa lagisuatu cabang ilmupengetahuan, perludigunakan satubahasa yang jelas dantegas. Dengan cara ini, kemungkinan teijadinya salah pengertian dan pe-nafsiran akan dapat dihindari. Masalah ini berkaitan, langsung atau tidak,dengan kenyataan dalam bidang kedokteran gigi, khususnya Prostodonsiadi Indonesia dimana banyak ragam istilahyang digunakan untuk menggam-barkan satu hal yang sama. Sebagai contoh, untuk istilah "clasp" dikenalsebutan cengkeram, cangkolan, cengkeraman. Contoh lain yang tak kalahmenarik, misalnya Prosthodontics, yang diteijemahkan sebagai prostodontiatauprostodonsia atau ilmugeligi tiruan atau ilmugigi tiruan.

    Dari satu segi, keadaan seperti ini menunjukkan adanya ketidak sepa-katan. Namun, dari segi lain, hal ini juga memberikan kesempatan kepadapengguna bahasa untuk menyebut nama sesuatu dengan beberapa sebutanbermakna sama. Dari aspek penulisan karangan atau buku, fenomena inimungkin pula membuat pembaca tidak merasa bosan, karena pengulangankata sama beberapa kalidalamsatu kalimat atau paragraf.

    Dalam hal seperti tersebut di atas, para penyusun menganut paham yangpernah dikemukakan Prof. Anton M. Muliono. Pada suatu kesempatan, be-,liau mengungkapkan, bahwa pada hakekatnya yang membentuk istilah bu-kanlahpara ahlibahasa, melainkanpara penggunabahasa itusendiri.

    10

  • TERMINOLOGI

    Itulah sebabnya dalam buku ini, untuk istilah denture umpamanya,dipakai istilah geligi tiruan, protesa, prostesis, atau restorasi. Istilah geligitiruan sengaja dipakai untuk membedakanprotesa sebagai suatu kesatuanalat, dari gigi tiruan yang dalam terminologi bahasa Inggeris dikenal sebagaielemen (dentureelement).

    Dalam kaitan dengan hal-hal tadi, pembahasan mengenai Terminologimenjadi penting dan perlu dilakukan. Sampai saat ini ada istilah-istilah dalambidangProstodonsia yang belum ada terjemahannya. Untukitu,para perivusun berusaha menggunakan istilah yang kiranya dapat dianggap padan.?ada pemunculan pertama istilah sejenis ini, disertakan pula istilah asli/isingnya.

    Penyetagaman istilah-istilah Prostodonsia sebetulnya pernah diupayakan:leh IPROSI (Ikatan Prostodonsia Indonesia), tetapi sayang sekali upaya po-sitif ini tidak berhasil baik, dalam arti bahwa kumpulan istilah tadi tidak se-cara konsistendigunakan olehpara anggotanya.

    PENGERTIAN

    IstilahTerminologi yang dikenal pula sebagai Nomenklatur adalah suatu:Inuyang berkenaan dengan penelitian, pengaturan dan pembentukan isti-

    sehingga dengan demikian seseorang atau suatu benda dapat dikenaliitaudigambarkan.

    ISTILAH-ISTILAH PROSTODONSIA TERPAKAI

    Pembahasan istilah-istilah Prostodonsia terpakai dalam buku ini disusunseJemikian rupa sehingga sesuai dengan tahap-tahap pekeijaan yang biasadiialani dalam proses pekeijaan prostodontik. Hal ini dimaksudkan supayar:ra pembaca dapat mengikuti uraiandengan lebihruntut dan tidak bosan.

    Dengan Protesa (= prosthesis) dimaksudkan suatu penggantian buatantiruan yang dibuat untuk menggantikan salah satu bagian tubuh yang

    -_ang atau memang sejak lahir tidak ada; misalnya tangan, kaki, mata, gigi,itn sebagainya. Dalam pada itu, seni dan ilmu yang bersangkutan denganr-rnbuatan, pemasangan, dan perawatan dengan suatu protesa, disebut~r stetik (prosthetics). Orang yang keahliannya dalambidang ini,dinamakanAhli Prostetik (= prosthetist ).

    11

  • 1LMUGE11GIT1RUANSEBAGIANLEPASAN

    Bila hal ini diterapkan dalam bidang kedokteran gigi, maka bagian senidan ilmu kedokteran gigi yang bersangkutan dengan pekeijaan memper-baiki serta mempertahankan fungsi mulut dengan suatu penggantian tiruanbagi satu atau lebih gigi yang hilang serta jaringan sekitarnya, termasukjaringan orofasial, dinamakan Prostodonsia atau Prostodonti (= prosthodon-tics = ilmugeligi tiruan). Dikenal pula istilah Prosthetic Dentistry atau DentalProsthetics, istilah-istilahyang sekarang sudahjarang dipakai lagi.

    Menurut definisi 'ADA' (American Dental Association), prostodonsia ada-lah ilmu dan seni pembuatan suatu penggantian yang padan (= sesuai) bagihilangnya bagian koronal gigi, satu atau lebih gigi asli yang hilang serta jaringan sekitarnya, agar supaya fungsi, penampilan, rasa nyaman dan kese-hatan yang terganggu karenanya, dapat dipulihkan. Istilah ini sangat luasartinya dan dapat digunakan untuk semua bagian restoratif dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam hal ini, alat tiruannya sendiri disebut Geligi Tiruan(atauprotesa,prostesis, restorasi) (denture).Jadi dapat dikatakanbahwa geligi tiruan adalah protesa yang menggantikan gigi yang hilang serta jaringansekitarnya.

    Prostodonsia secara garis besar dibagi dalam tiga cabang ilmu,yaitu:

    Prostodonsia Lepasan (Ilmu Geligi Tiruan Lepasan = 'Removable Prostho-dontics')

    Prostodonsia Cekat (Ilmu GeligiTiruan Cekat = 'Fixed Prosthodotics')Prostetik Maksilo Fasial ('Maxillo Facial Prosthetics' = Prostetik yang me-

    ngenai wajah dan tulang rahang)

    12

    Gambar 11-1 :Protesa Maksilo Fasialmenutupi DefekNasopalatal

    MILIK 1! uxive:,ft

    S u ,ynci . j

  • TERMINOLOGI

    Prostodonsia Cekat merupakan cabang ilmugeligi tiruan yang menyang-kut penggantian dan perbaikangeligi dengan suatu penggantian tiruan yangtak dapat dilepas-lepas dari tempatnya oleh si pemakai. Cabang ilmu inidi-sebut pula FixedPartialProsthodontics atau Crown and Bridge Prosthodontics .

    Prostodonsia Lepasan atau Ilmu Geligi Tiruan Lepasan dibagi lagi men-jadi Prostodonsia Lepasan Lengkap (Ilmu Geligi Tiruan Lengkap) dan Prostodonsia LepasanSebagian (Ilmu GeligiTiruan SebagianLepasan).

    uGambar II-2 :Geligi Tiruan

    Dalam Ilmu Geligi Tiruan Lengkap, yang disebut pula Pull Denture Prosthetics atau Complete Denture Prosthetics, dibuat suatu restorasi bila satu ataukedua lengkung rahang sudah tak ada giginya lagi. Di lain pihak, dalamHmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, dilakukan perawatanuntuk penggantian satu atau lebih, tetapi tidak semua gigi yang hilang dari satu atau dualengkung gigi. Penggantian ini dimaksudkan untuk mencegah perubahandegeneratif yang timbul sebagai akibat hilangnya gigi dan karenanya kese-hatanmulut yang optimal termasuk fungsi geliginya dapat dipertahankan.

    Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan dikenal pula sebagai Partial DentureProstheticsatau Removable PartialProsthodontics .

    Bagian jaringan mulut yang menahan komponen vertikal dari gaya ku-nyah, merupakan bagian yang memberikan Dukungan (support) bagi geligitiruan sebagian dan dapat meliputi beberapa atau semua gigi yang masihada, serta Sisa Tulang Alveolar (= lingir sisa). Sisa Tulang Alveolar, disebutpula residual ridge atau edentulous ridge adalah bagian tulang alveolar yangmasih ada setelah alveoli tertutup atau menghilang dari prosesus alveolarisbeberapa waktu setelah pencabutangigi. Gigi yang memteridukungan tadi,disebut Gigi Pendukung atau Gigi Penyangga atau Gigi Penahan (= abutment tooth ).

    13

  • 11MUGEUGlTIRUANSEBAGIANLEPASAN

    Geligi tiruan yang dicekatkan kepada geligi penyangganya disebut GeligiTiruan Cekat atau Jembatan Cekat (= bridge = fixed bridge = fixed partial denture). Berbeda dengan geligi tiruan sebagian lepasan, geligi tiruan jembatarini mendapat dukungan sepenuhnya dari geligi pendukungnya (Gambar II3).

    DUKUNGANGIGI

    DUKUNGAN KOMBINASI DUKUNGANJARINGANGambar 11-3:Macam-macam Dukungan pada Geligi Tiruan

    Geligi tiruan yang menggantikan satu atau lebih, tetapi tidak semua gserta jaringan sekitarnya dan didukung oleh gigi dan atau jaringan di Iwahnya, serta dapat dikeluar-masukkan ke dalam mulut oleh pemakain;dikenal sebagai Geligi Tiruan Sebagian Lepasan (= removable partial dentunBila dukungannya diperoleh dari geligi semata, alat tiruan ini kadang-1dang disebut Jembatan Lepasan f= removable bridge). Disebut demikian, kana protesa semacam ini menyalurkan gaya kepada geligi yang masih a