1
P ENENTUAN titik pemasangan tiang pancang jalan layang sepanjang Blok M- Antasari mulai dilakukan, kemarin. Pembangunan jalan layang nontol itu diperkirakan menambah kemacetan lalu lin- tas hingga 10 bulan ke depan. Tampak petugas dari lima kantor kontraktor meletakkan tiang pancang di bahu jalan sebelah kanan dan kiri depan Pasar Cipete, Antasari, sam- pai dengan Kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Tiang pancang depan kantor wali kota hingga Terminal Blok M melalui jalur hijau. Jalur itu yang diperkira- kan membuat jalanan semakin macet. Menurut kontraktor yang ditemui di lapangan, saat ini pihaknya dalam tahap penye- lidikan tanah. “Pembangunan tiang akan dimulai bulan ini juga,” cetusnya. Ke depannya, ketika pem- bangunan tiang dimulai, lalu lintas akan terganggu. Salah satu upaya mengurangi kema- cetan adalah dengan memasang tiang pancang di bahu jalan. Namun, pengembang tersebut mengaku kemacetan memang tak dapat dielakkan. “Niat awal pembangunan jalan layang untuk mengurangi kemacetan. Kita usahakan gangguan seminimal mungkin dengan melakukan pembangu- nan di malam hari. Tapi, eng- gak mungkin enggak macet, itu konsekuensi. Gangguan pastilah ada,” ujarnya. Ada lima pengembang yang mengerjakan proyek itu. Berturut-turut dari Antasari sampai Blok M, pengembang tersebut adalah PT Pemba- ngunan Perumahan, PT Yasa Patria Perkasa, PT Hutama Karya dan PT Nidya Karya, PT Modern Widya Technical dan PT Lampiri Djaya Abadi, serta PT Waskita Karya. Kontrak pembangunan yang ditanda- tangani pada 22 November memastikan jalan layang harus selesai dalam kurun waktu 21 bulan. Namun, menurut pengem- bang yang menolak namanya dituliskan, warga tidak perlu khawatir mengalami kema- cetan hingga hampir dua tahun. “Gangguan kemacetan enggak akan selama itu. Kalau sudah di atas, kan tidak macet. Kira-kira 8-10 bulanlah,” terangnya. Pengembang dan Dinas Pembangunan Umum DKI Jakarta sudah memasang be- berapa spanduk peringatan agar masyarakat mengetahui pembangunan jalan ini. Ke depannya, menurut pengem- bang tersebut, spanduk juga akan dipasang di jalan menu- ju Antasari hingga Prapanca agar warga menghindari jalan tersebut. “Kita sosialisasi biar masyarakat tahu.” Pembangunan jalan layang akan mengubah tampilan Jalan Antasari hingga Prapanca yang sekarang masih rindang. Pasal- nya, beberapa pohon sudah siap ditebang. Lampu-lampu jalanan pun harus dipindah- kan. Pembangunan jalan layang Blok M-Antasari sepanjang 4,84 km menghabiskan dana Rp1,28 triliun. Posisinya 12 me- ter di atas jalan dengan waktu pengerjaan 630 hari. Pada saat bersamaan diba- ngun ruas Jl Casablanca hingga Jl Satrio dengan nilai proyek Rp737 miliar. Jalan layang itu juga berada 12 meter di atas tanah. Dampak pembangunan Dampak sebuah pemba- ngunan kini dirasakan warga Jalan Pajajaran Raya serta Jalan Raya Harapan Kita, Tangerang. Kedua jalan utama yang selama ini rusak parah mulai dibeton dan diperkirakan selesai akhir tahun ini. Cepatnya Pemerintah Kabu- paten Tangerang merespons masukan mendapat apresiasi dari warga. Namun, kontrak- tor yang mengerjakan proyek kurang menyosialisasikan pe- nutupan jalan sehingga lalu lintas kacau-balau. “Kita mendukung pemba- ngunan jalan karena memang sudah rusak parah. Tapi, kon- traktor harus memperhitung- kan aspek lalu lintas. Jangan hanya tahu mengecor, tetapi mengabaikan dampaknya,” cetus Ombar, warga Peruma- han Harapan Kita, kemarin. (*/J-2) brahmana @mediaindonesia.com SENIN, 6 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA 4 | Megapolitan Proyek Jalan Layang Blok M-Antasari Dimulai Niat membangun jalan layang Blok M - Antasari untuk mengurangi kemacetan, bukan menambah kemacetan. Mathias Brahmana KEBERADAAN Satuan Tugas (Satgas) Antikemacetan yang telah disepakati Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan Polda Metro Jaya belum efektif mengurai kemacetan secara signikan. Berdasarkan pantauan Media Indonesia, kemacetan tetap saja terjadi pada saat jam pulang dan pergi ke kantor. Kemacet- an bahkan makin menggila pada saat terjadi hujan akibat kemunculan genangan air. Anggota satgas yang ha- rusnya terjun untuk mengurai titik-titik macet belum terlihat keberadaannya. Padahal, sesuai janji Gubernur DKI dan Polda Metro, akan ada 2.600 anggota satgas yang siap terjun ke jalan saat kemacetan menyergap ke Jakarta. Dari pantauan, di perempat- an Lebak Bulus dan Slipi me- mang terlihat ada penambah- an jumlah polisi, tetapi tidak semuanya terlihat mengatur lalu lintas. Aparat dari Dinas Perhubungan DKI dan Satpol PP juga tidak tampak turun ke jalan mengatur lalu lintas. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Royke Lumowa, mengakui bahwa keberadaan Satgas Antikema- cetan belum efektif bergerak. “Memang ada beberapa ken- dala. Salah satunya tugas yang diemban itu sangat besar,” kata Royke kepada Media Indonesia, kemarin. Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indo- nesia (MTI) Tri Cahyono juga menilai satgas belum efektif. Apalagi baru polisi yang be- kerja. Ia menduga perencanaan dalam satgas belum matang sehingga akhirnya polisi yang bertindak sendirian di jalan tanpa peran dari Pemprov DKI. Meski dinilai belum efek- tif, Cahyono mengapresiasi kerja sama antara Polda Metro Jaya dan Pemprov DKI dalam mengatasi kemacetan. Cahyono juga tidak me- mungkiri akan sulit mengatasi kemacetan di Jakarta. Meski begitu, dia berharap ada ke- teraturan sehingga kema- cetan tidak bertambah parah. “Kemacetan memang sulit dihindari, setidaknya perlu ada keteraturan seperti penegakan hukum dan marka jalan yang lengkap. Dengan begitu akan lebih lancar meski ada kema- cetan sebagian,” tandasnya. (FD/J-2) GUBERNUR DKI Fauzi Bowo mengumpulkan seluruh RT, RW, lurah, camat, pengurus lembaga kemasyarakatan, de- wan kota serta para tokoh masyarakat se-DKI Jakarta. Dalam pertemuan mempe- ringati Hari Kesatuan Gerak PKK ke-38 Tingkat Provinsi DKI Jakarta itu, Fauzi Bowo menga- jak seluruh peserta bersama- sama mengeruk sungai untuk mengurangi dampak banjir. “Saya sangat membutuhkan dukungan pengurus RT/RW dan ibu-ibu PKK berperan aktif mengeruk saluran dan sungai mulai 2011. Mari kita kurangi tekanan banjir,” pintanya di Istora Senayan, Sabtu (4/12). Foke--sapaan Fauzi Bowo- -mengaku sudah tiga tahun berusaha mengeruk kali. “Se- bagian tertunda pengerukan- nya karena masalah keuangan, tapi kita harus tetap bekerja keras,” terangnya. Pada kesempatan itu, ia mengingatkan semua peja- bat di lingkungan RT/RW memberikan penyuluhan agar warga tidak lagi membuang sampah sembarangan, teruta- ma ke sungai dan saluran air. Saat ini ada lima perusa- haan asing yang bersaing un- tuk memperebutkan proyek pengerukan sungai, waduk, dan kanal di Jakarta. Proyek senilai Rp1,35 triliun tersebut akan dimulai awal 2011 setelah Bank Dunia memastikan pin- jaman lunak dapat dicairkan akhir 2010. Dana Rp1,35 triliun itu un- tuk membiayai pengerukan 10 sungai, 1 kanal, dan 4 waduk. Bank Dunia mensyaratkan menyerahkan langsung dana kepada kontraktor yang meme- nangi tender untuk mencegah terjadinya kolusi, korupsi, dan nepotisme. Setiap pencairan dana akan disaksikan pejabat Pemprov DKI, pemerintah pusat, serta Bank Dunia. Sungai yang dikeruk melipu- ti Sungai Grogol, Sungai Sek- retaris, Sungai Krukut, Sungai Cideng, Sungai Pakin, Sungai Kali Besar, Sungai Ciliwung, Sungai Gunung Sahari, Sungai Sentiong, dan Sungai Sunter. Empat waduk yang juga penuh sampah dan masuk proyek pengerukan adalah Waduk Melati, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan, dan Waduk Sunter Timur II, serta Kanal Banjir Barat. (Ssr/J-1) Satgas Antimacet belum Efektif Gubernur Ajak RT/RW Keruk Sampah Sungai PROYEK BENDUNGAN SITU GINTUNG: Pekerja meninggalkan proyek bendungan Situ Gintung untuk beristirahat di Ciputat, Tangerang, kemarin. Pengerjaan proyek tersebut direncanakan selesai pada Desember 2010. MI/JHONI KRISTIAN t m A n j k B 4 Kontraktor PT Pembangunan Perumahan PT Yasa Patria Perkasa PT Hutama Karya dan PT Nidya Karya PT Modern Widya Technical dan PT Lampiri Djaya Abadi PT Waskita Karya.

Proyek Jalan Layang Gubernur Ajak RT/RW Blok M-Antasari ... filean jumlah polisi, tetapi tidak semuanya terlihat mengatur lalu lintas. Aparat dari Dinas Perhubungan DKI dan Satpol

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proyek Jalan Layang Gubernur Ajak RT/RW Blok M-Antasari ... filean jumlah polisi, tetapi tidak semuanya terlihat mengatur lalu lintas. Aparat dari Dinas Perhubungan DKI dan Satpol

PENENTUAN tit ik pemasangan tiang pancang jalan layang sepanjang Blok M-

Antasari mulai dilakukan, kemarin. Pembangunan jalan layang nontol itu diperkirakan menambah kemacetan lalu lin-tas hingga 10 bulan ke depan.

Tampak petugas dari lima kantor kontraktor meletakkan tiang pancang di bahu jalan sebelah kanan dan kiri depan Pasar Cipete, Antasari, sam-pai dengan Kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Tiang pancang depan kantor wali kota hingga Terminal Blok M melalui jalur hijau. Jalur itu yang diperkira-kan membuat jalanan semakin macet.

Menurut kontraktor yang ditemui di lapangan, saat ini pihaknya dalam tahap penye-lidikan tanah. “Pembangunan tiang akan dimulai bulan ini juga,” cetusnya.

Ke depannya, ketika pem-bangunan tiang dimulai, lalu lintas akan terganggu. Salah satu upaya mengurangi kema-cetan adalah dengan memasang tiang pancang di bahu jalan. Namun, pengembang tersebut mengaku kemacetan memang tak dapat dielakkan.

“Niat awal pembangunan jalan layang untuk mengurangi kemacetan. Kita usahakan gangguan seminimal mungkin dengan melakukan pembangu-nan di malam hari. Tapi, eng-gak mungkin enggak macet, itu konsekuensi. Gangguan pastilah ada,” ujarnya.

Ada l ima pengembang yang mengerjakan proyek itu. Berturut-turut dari Antasari sampai Blok M, pengembang tersebut adalah PT Pemba-ngunan Perumahan, PT Yasa Patria Perkasa, PT Hutama Karya dan PT Nidya Karya, PT Modern Widya Technical dan PT Lampiri Djaya Abadi, serta PT Waskita Karya. Kontrak pembangunan yang ditanda-

tangani pada 22 November memastikan jalan layang harus selesai dalam kurun waktu 21 bulan.

Namun, menurut pengem-bang yang menolak namanya dituliskan, warga tidak perlu

khawatir mengalami kema-cetan hingga hampir dua tahun. “Gangguan kemacetan enggak akan selama itu. Kalau sudah di atas, kan tidak macet. Kira-kira 8-10 bulanlah,” terangnya.

Pengembang dan Dinas Pembangunan Umum DKI Jakarta sudah memasang be-

berapa spanduk peringatan agar masyarakat mengetahui pembangunan jalan ini. Ke depannya, menurut pengem-bang tersebut, spanduk juga akan dipasang di jalan menu-ju Antasari hingga Prapanca agar warga menghindari jalan tersebut. “Kita sosialisasi biar masyarakat tahu.”

Pembangunan jalan layang akan mengubah tampilan Jalan Antasari hingga Prapanca yang sekarang masih rindang. Pasal-nya, beberapa pohon sudah siap ditebang. Lampu-lampu jalanan pun harus dipindah-kan.

Pembangunan jalan layang Blok M-Antasari sepanjang 4,84 km menghabiskan dana Rp1,28 triliun. Posisinya 12 me-ter di atas jalan dengan waktu pengerjaan 630 hari.

Pada saat bersamaan diba-ngun ruas Jl Casablanca hingga Jl Satrio dengan nilai proyek Rp737 miliar. Jalan layang itu juga berada 12 meter di atas tanah.

Dampak pembangunan Dampak sebuah pemba-

ngunan kini dirasakan warga Jalan Pajajaran Raya serta Jalan Raya Harapan Kita, Tangerang. Kedua jalan utama yang selama ini rusak parah mulai dibeton dan diperkirakan selesai akhir tahun ini.

Cepatnya Pemerintah Kabu-paten Tangerang merespons masukan mendapat apresiasi dari warga. Namun, kontrak-tor yang mengerjakan proyek kurang menyosialisasikan pe-nutupan jalan sehingga lalu lintas kacau-balau.

“Kita mendukung pemba-ngunan jalan karena memang sudah rusak parah. Tapi, kon-traktor harus memperhitung-kan aspek lalu lintas. Jangan hanya tahu mengecor, tetapi mengabaikan dampaknya,” cetus Ombar, warga Peruma-han Harapan Kita, kemarin. (*/J-2)

[email protected]

SENIN, 6 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA4 | Megapolitan

Proyek Jalan Layang Blok M-Antasari Dimulai

Niat membangun jalan layang Blok M - Antasari untuk mengurangi kemacetan, bukan menambah kemacetan.

Mathias Brahmana

KEBERADAAN Satuan Tugas (Satgas) Antikemacetan yang telah disepakati Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan Polda Metro Jaya belum efektif mengurai kemacetan secara signifi kan.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia, kemacetan tetap saja terjadi pada saat jam pulang dan pergi ke kantor. Kemacet-an bahkan makin menggila pada saat terjadi hujan akibat kemunculan genangan air.

Anggota satgas yang ha-rusnya terjun untuk mengurai titik-titik macet belum terlihat keberadaannya. Padahal, sesuai janji Gubernur DKI dan Polda Metro, akan ada 2.600 anggota satgas yang siap terjun ke jalan saat kemacetan menyergap ke Jakarta.

Dari pantauan, di perempat-an Lebak Bulus dan Slipi me-mang terlihat ada penambah-an jumlah polisi, tetapi tidak semuanya terlihat mengatur lalu lintas. Aparat dari Dinas Perhubungan DKI dan Satpol PP juga tidak tampak turun ke jalan mengatur lalu lintas.

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Royke Lumowa, mengakui bahwa keberadaan Satgas Antikema-

cetan belum efektif bergerak. “Memang ada beberapa ken-

dala. Salah satunya tugas yang diemban itu sangat besar,” kata Royke kepada Media Indonesia, kemarin.

Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indo-nesia (MTI) Tri Cahyono juga menilai satgas belum efektif. Apalagi baru polisi yang be-kerja.

Ia menduga perencanaan dalam satgas belum matang sehingga akhirnya polisi yang bertindak sendirian di jalan tanpa peran dari Pemprov DKI. Meski dinilai belum efek-tif, Cahyono mengapresiasi kerja sama antara Polda Metro Jaya dan Pemprov DKI dalam meng atasi kemacetan.

Cahyono juga tidak me-mungkiri akan sulit mengatasi kemacetan di Jakarta. Meski begitu, dia berharap ada ke-teraturan sehingga kema-cetan tidak bertambah parah. “Kemacetan memang sulit dihindari, setidaknya perlu ada keteraturan seperti penegakan hukum dan marka jalan yang lengkap. Dengan begitu akan lebih lancar meski ada kema-cetan sebagian,” tandasnya. (FD/J-2)

GUBERNUR DKI Fauzi Bowo mengumpulkan seluruh RT, RW, lurah, camat, pengurus lembaga kemasyarakatan, de-wan kota serta para tokoh masyarakat se-DKI Jakarta.

Dalam pertemuan mempe-ringa ti Hari Kesatuan Gerak PKK ke-38 Tingkat Provinsi DKI Jakarta itu, Fauzi Bowo menga-jak seluruh peserta bersama-sama mengeruk sungai untuk me ngurangi dampak banjir.

“Saya sangat membutuhkan dukungan pengurus RT/RW dan ibu-ibu PKK berperan aktif mengeruk saluran dan sungai mulai 2011. Mari kita kurangi tekanan banjir,” pintanya di Istora Senayan, Sabtu (4/12).

Foke--sapaan Fauzi Bowo--mengaku sudah tiga tahun berusaha mengeruk kali. “Se-bagian tertunda pengerukan-nya karena masalah keuangan, tapi kita harus tetap bekerja keras,” terangnya.

Pada kesempatan itu, ia mengingatkan semua peja-bat di lingkungan RT/RW memberikan penyuluhan agar warga tidak lagi membuang sampah sembarangan, teruta-ma ke sungai dan saluran air.

Saat ini ada lima perusa-

haan asing yang bersaing un-tuk memperebutkan proyek pengerukan sungai, waduk, dan kanal di Jakarta. Proyek senilai Rp1,35 triliun tersebut akan dimulai awal 2011 setelah Bank Dunia memastikan pin-jaman lunak dapat dicairkan akhir 2010.

Dana Rp1,35 triliun itu un-tuk membiayai pengerukan 10 sungai, 1 kanal, dan 4 waduk. Bank Dunia mensyaratkan menyerahkan langsung dana kepada kontraktor yang meme-nangi tender untuk mencegah terjadinya kolusi, korupsi, dan nepotisme. Setiap pencairan dana akan disaksikan pejabat Pemprov DKI, pe me rintah pusat, serta Bank Dunia.

Sungai yang dikeruk melipu-ti Sungai Grogol, Su ngai Sek-retaris, Sungai Krukut, Sungai Cideng, Sungai Pakin, Sungai Kali Besar, Sungai Ciliwung, Sungai Gunung Sahari, Sungai Sentiong, dan Sungai Sunter. Empat waduk yang juga penuh sampah dan masuk proyek pengerukan adalah Waduk Melati, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan, dan Waduk Sunter Timur II, serta Kanal Banjir Barat. (Ssr/J-1)

Satgas Antimacet belum Efektif

Gubernur Ajak RT/RW Keruk Sampah Sungai

PROYEK BENDUNGAN SITU GINTUNG: Pekerja meninggalkan proyek bendungan Situ Gintung untuk beristirahat di Ciputat, Tangerang, kemarin. Pengerjaan proyek tersebut direncanakan selesai pada Desember 2010.

MI/JHONI KRISTIAN

tm

A

n

jk

B4

Kontraktor

PT Pembangunan PerumahanPT Yasa Patria PerkasaPT Hutama Karya dan PT Nidya KaryaPT Modern Widya Technical dan PT Lampiri Djaya AbadiPT Waskita Karya.