psikologi mimpi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikologi mimpi

Citation preview

[ MM ] Psikologi Mimpi-1agussyafiiWed, 18 Oct 2006 01:07:12 -0700Psikologi Mimpi-1(Berwisata Dalam Mimpi)

Bahwa setiap manusia pernah mengalami mimpi tidak seorangpun yang membantah, tetapi mimpi itu apa tidak pernah ada definisi yang secara empirik bisa dibuktikan kebenarannya. Analisis tentang mimpi bisa ilmiah, mistis, bisa juga sufistik. Pembicaraan tentang mimpi bukan saja dilakukan oleh dukun, peramal, orang tua, psikolog dan failasuf, tetapi Al Qur'an sebagai wahyupun membicarakannya.

Mimpi Menurut al Qur'an

Al Qur'an menyebut mimpi dalam dua term, yaitu ru'ya dan adghats ahlam). Term ru'ya disebut sebanyak duabelas kali, berhubungan dengan mimpi yang dialami oleh Nabi dan oleh orang biasa. Dalam surat Yusuf/12:4 (juga ayat 5 dan 100) misalnya dikisahkan bahwa Yusuf ketika masih kanak-akan bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan tunduk kepadanya. Ayat 43 surat yang sama mengisahkan bahwa Fir'aun bermimpi melihat tujuh sapi gemuk dimakan oleh tujuh sapi kurus. Demikian juga Nabi Muhammad dalam surat al Fath/48:27 dikisahkan bermimpi memasuki Masjid Haram dengan aman, dan pada surat al Isra/17:60 dikisahkan Nabi bermimpi tentang perang Badar. Nabi Ibrahim juga menerima perintah menyembelih Isma'il melalui mimpi130 Dua orang pegawai Fir'aun yang dipenjara bersama Yusuf juga dikisahkan dalam surat Yusuf/12: 36 bermimpi, yang satu kembali bekerja melayani raja, dan yang satu bermimpi membawa roti di atas kepala, tapi rotinya dimakan burung . Sedangkan term ahlam disebut Al-Qur'an sebanyak lima kali , dua kali term al hulum (dari halama yahlumu) dalam arti mimpi "pertama" 131 satu kali ahlam (dari haluma yahlumu hilm) disebut dalam arti fikiran-fikiran dan dua kali disebut adghas ahlam, dalam arti mimpi-mimpi kalut, yakni pada surat Yusuf/12:44 dan Q/21:5. Pada surat al Anbiya/21:5, disebutkan bahwa kaum musyrikin menilai ayat-ayat Qur'an itu tak lebih dari produk mimpi kalut () . Bawahan Fir'aun yang tidak sanggup menta`birkan mimpi Fir'aun, yaitu mimpi melihat tujuh sapi gemuk dimakan tujuh sapi kurus, seperti yang dikisahkan surat Yusuf/12:44 juga memandang mimpi Fir'aun sebagai mimpi kalut

Dari ayat-ayat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa manusia dengan kapasitas dan kualitas nafs tertentu, baginya tidur lebih bersifat fisik, karena nafsnya masih bisa menerima stimulus dari luar dirinya dalam bentuk ilham atau wahyu seperti yang dialami oleh Nabi Ibrahim ketika menerima perintah untuk menyembelih puteranya sebagai kurban, atau oleh Nabi Muhammad ketika diberi tahu lebih dahulu oleh Tuhan bahwa kaum muslimin akan berhasil menziarahi Makkah secara aman. Jadi, impian bisa merupakan isyarat dari apa yang telah, sedang atau akan terjadi, disebut (ru'ya al haqq) seperti yang dikisahkan surat al Fath/48:27 tersebut di atas.

Yusuf seperti yang dikisahkan surat Yusuf/12: 4 ketika masih kanak-kanak bermimpi melihat sebelas bintang, bulan dan matahari tunduk kepadanya , suatu impian yang mengisyaratkan tentang perjalanan hidup dan nasib baiknya di belakang hari , satu hal yang dapat membuat saudara-saudaranya iri hati sehingga Nabi Ya'qub, ayah Yusuf seperti yang dikisahkan dalam lanjutan dari ayat itu (ayat 5) melarangnya untuk menceriterakan mimpinya itu kepada orang lain .Di belakang hari, menurut sebagian mufassir 40 tahun kemudian,133 impian itu, seperti yang dikisahkan dalam surat Yusuf ayat 100 menjadi kenyatan

Mimpi yang benar tidak mesti dialami oleh orang mukmin. Fir`aun pun seperti yang dikisahkan dalam surat Yusuf/12: 43 pernah bermimpi melihat tujuh ekor sapi germuk dimakan tujuh ekor sapi kurus yang kemudian dita'wil oleh Yusuf seperti yang dikisahkan dalam surat Yusuf/12: 47-49 sebagai isyarat akan datangnya musim paceklik dan cara-cara mengantisipasinya, sebagaimana juga dua teman Yusuf di penjara bermimpi masing-masing memperoleh keberuntungan dan nasib buruk.134

Adapun orang yang jiwanya sedang gelisah, mimpi yang dialami dalam tidurnya lebih merupakan adghats ahlam , yakni mimpi kalut.Tentang mimpi, banyak sekali hadis Nabi yang membicarakannya. Menurut kebanyakan hadis, mimpi dibagi menjadi dua yaitu ru'ya dan al hulm. Yang pertama berasal dari Allah dan yang kedua berasal dari syaitan. Salah satu hadis yang diriwayatkan dari Abi Qatadah misalnya berbunyi :

artinya : Ru'ya itu datangnya dari Allah dan al hulm itu datangnya dari syaitan. Maka bila salah seorang diantaramu mengalami mimpi kalut yang tidak disukainya, maka hendaknya meludah ke kiri tiga kali dan mohonlah perlindungan kepada Allah dari keburukannya, maka sesungguhnya mimpi buruk itu tidak akan membahayakannya (HR Muslim)

Dalam hadis Abu Hurairah yang dihimpun oleh Muslim disebutkan pula tiga jenis ru'ya, yaitu (1) mimpi baik yang merupakan khabar gembira dari Allah ) (2) mimpi yang menyusahkan yang datang dari syaitan dan mimpi yang disebabkan oleh perhatian manusia terhadap sesuatu atau hal-hal yang telah berada di alam bawah sadarnya.135 Dalam hadis itu juga disebut bahwa mimpi seorang mukmin merupakan 1/46 bagian dari kenabian

Jadi, dari keterangan Al-Qur'an dan hadis tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa manusia dengan kondisi tertentu, meski matanya tertidur, tetapi qalb tidak ikut tertidur.

Salah satu bait pujian kepada Nabi Muhammad antara lain menyebutkan bahwa meski mata Rasul telah mengantuk tetapi hatinya tidak tertidur

Wassalam,agussyafiihttp://mubarok-institute.blogspot.com