psikologi sosial

Embed Size (px)

Citation preview

PsychologyTemplat:Psychology portal Artikel utama: Psikologi sosial (psikologi) Sebagian besar ahli psikologi sosial mendapatkan pelatihan dalam bidang psikologi. Pendekatan mereka terhadap bidang tersebut berfokus pada individu dan mencoba untuk menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu dipengaruhi oleh orang lain. Para periset yang berorientasi psikologi menekankan situasi sosial yang baru terjadi dan interaksi sosial antara seseorang dan variabel situasi. Riset mereka cenderung empiris dan kuantitatif, dan sering kali dipusatkan dalam eksperimen laboratorium, namun ada juga upaya pemodelan komputasional dalam bidang tersebut.[4] Para ahli psikologi yang mempelajari psikologi sosial tertarik dengan topik seperti sikap, persuasi, perilaku, kognisi sosial, disonansi kognitif, pengaruh sosial, dan perilaku interpersonal seperti altruisme dan agresi. Tiga jurnal yang berpengaruh untuk memublikasikan riset dalam bidang ini adalah Journal of Personality and Social Psychology, the Journal of Experimental Social Psychology, and the Personality and Social Psychology Bulletin. Ada juga beberapa jurnal psikologi sosial yang umum dan terspesialisasi.

SociologyArtikel Utama : Psikologi sosial (sosiologi) Pekerjaan para ahli sosiologi lebih berfokus kepada perilaku dari kelompok, untuk itu menyelidiki fenomena seperti interaksi dan teori pertukaran sosial pada tingkat mikro, dinamika kelompok dan perkembangan kelompok, and psikologi himpunan pada tingkat makroskopik. Para ahli sosiologi tertarik kepada individu dan kelompok, namun biasanya dalam konteks struktur dan proses sosial yang lebih besar, seperti peran sosial, ras, kelas, gender, etnis, dan sosialisasi. Mereka menggunakan kombinasi dari rancangan riset kualitatif dan metode kuantitatif, seperti prosedur untuk pengambilan sampel dan survei. Para ahli sosiologi dalam bidang ini tertarik kepada ragam fenomena demografis, sosial, dan budaya. Beberapa wilayah riset utama mereka adalah ketaksamaan sosial, dinamika kelompok, perubahan sosial, sosialisasi, identitas sosial, dan interaksionisme simbolis. Jurnal sosiologi yang utama adalah Social Psychology Quarterly.

Hubungan psikologi sosial dengan ilmu-ilmu sosial lainnyaMei 6, 2007 pukul 9:15 pm | Ditulis dalam Psikologi Sosial | 54 Komentar

Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan

ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Dalam hal ini psikologi sosial misalnya mungkin mempertanyakan bagaimana keadaan orang setelah menyaksikan suatu kejadian menakutkan akan mempengaruhi arousal secara fisiologis, seperti tekanan darah dan serangan jantung. Karena perspektif ini, maka dibahas tentang persepsi, kognisi dan respon fisiologis. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa cirikhas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat). Sementara bidang studi lain dari psikologi yang tertarik pada keunikan dari perilaku individu adalah psikologi kerpibadian. Pendekatan psikologi kepribadian adalah membandingkan masing-masing orang. Sementara pendekatan psikologi sosial adalah mengidentifikasikan respon (cara bereaksi) dari sebagian besar atau kebanyakan orang dalam suatu situasi dan meneliti bagaimana situasi itu mempengaruhi respon tersebut. Marilah kita bandingkan ketiga pendekatan tersebut dengan menggunakan contoh yang spesifik untuk menganalisis terjadinya tindak kekerasan. Pendekatan kemasyarakatan cenderung menunjukkan adanya kaitan antara tingkat kejahatan yang tinggi dengan kemiskinan, urbanisasi yang cepat, dan industrialisasi dalam suatu masyarakat. Untuk membuktikan kesimpulan ini, mereka menunjukkan beberapa fakta tertentu : orang yang miskin lebih sering melakukan kejahatan; kejahatan lebih banyak timbul di daerah kumuh ketimbang di lingkungan elit; kriminalitas meningkat pada masa resesi ekonomi dan menurun di saat kondisi ekonomi membaik. Sementara pendekatan individual dalam bidang psikologi yang lain (psikologi kepribadian, perkembangan dan klinis) cenderung menjelaskan kriminalitas berdasarkan karakteristik dan pengalaman criminal individu yang unik. Pendekatan ini akan mempelajari perbedaan individual yang menyebabkan sebagian orang melakukan tindak criminal, yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama, untuk itu, biasanya mereka memusatkan pada latar belakang individu, misalnya bagaimana perkembangan orang itu? Disiplin apakah yang diterapkan orang tuanya? Mungkin orang tua yang kasar cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar?. Penelitian dapat dilakukan dengan membandingkan latar belakang keluarga anak yang nakal dengan yang tidak nakal. Jadi analisis semacam ini memusatkan pada bagaimana dalam situasi yang sama orang dapat melakukan perilaku yang berbeda karena pengalaman masa lalu yang unik. Sebaliknya psikologi sosial lebih berpusat pada usaha memahami bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi sosial yang terjadi. Psikologi sosial mempelajari perasaan subyektif yang biasanya muncul dalam

situasi sosial tertentu, dan bagaimana perasaan itu mempengaruhi perilaku. Situasi interpersonal apa yang menimbulkan perasaan marah, dan meningkatkan atau menurunkan kemungkinan munculnya perilaku agresi? Sebagai contoh, salah satu prinsip dasar psikologi sosial adalah bahwa situasi frustasi akan membuat orang marah, yang memperbesar kemungkinan timbulnya mereka melakukan perilaku agresi. Akibat situasi yang menimbulkan frustasi ini merupakan penjelasan alternative mengenai sebab timbulnya kejahatan. Hubungan itu tidak hanya menjelaskan mengapa perilaku agresif terjadi dalam situasi tertentu, tetapi juga menjelaskan mengapa faktor ekonomi dan kemasyarakatan menimbulkan kejahatan. Misalnya, orang miskin berduyun-duyun dating ke kota akan mengalami frustasi; mereka ternyata sulit mencari pekerjaan, mereka tidka dapat membeli apa yang mereka inginkan, tidak dapat hidup layak seperti yang mereka bayangkan. Dan frustasi ini merupakan sebab utama munculnya sebagian besar perilaku criminal. Psikologi sosial biasanya juga menyangkut perasaan-perasaan subyektif yang ditimbulkan situasi interpersonal, yang kemudian mempengaruhi perilaku individu. Dalam contoh ini situasi frustasi menimbulkan kemarahan, yang kemudian menyebabkan timbulnya perilaku agresif. Kesimpulan : pada dasarnya psikologi sosial sangat berhubungan dengan ilmu sosial lain nya, dimana psikologi sosial merupakan bagian dari semua cabang ilmu sosial lainnya!

Hubungan Psikologi Sosial dengan Ilmu-ilmu Lainnya. Menurut Psikolog Prancis Serge Moscovici, psikologi sosial merupakan jembatan atau penghubung diantara cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lainnya. Karena psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu sistem sosial yang lebih luas, baik itu dengan ilmu antropologi, sosiologi, dan sebagainya. Peranan antropologi dan sosiologi dalam psikologi sosial antara lain adalah untuk mengurangi penyimpangan yang terdapat dalam hasil penelitian psikologi sosial sebagai akibat pengaruh budaya atau kondisi masyarakat disekitar yang sedang diteliti Sasaran penelitian psikologi sosial adalah tingkah laku manusia sebagai individu. Inilah yang membedakan psikologi sosial dengan antropologi dan sosiologi. Antropologi san sosiologi mengutamakan cara pendekatan menjelaskan dan menguraikan gejala yang dipelajari, dan umumnya tidak melakukan generalisasi. Psikologi sosial menggunakan metode eksperimental, yaitu metode dimana suatu gejala diamati dalam kondisi yang dikontrol, lalu berdasarkan pengamatan-pengamatan dalam kondisi yang dikontrol tersebut dibuatlah rumus-rumus, hokum-hukum, dan teori-teori yang umum. Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara psikologi sosial dengan ilmu-ilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya : Ilmu hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat hubungannya adalah sosiologi. Letak psikologi sosial dalam sistematik psikologi termasuk dalam

psikologi yang bersifat empirik dan tergolong psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi-segi kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan psikologi khusus. Sedangkan kedudukan psikologi sosial didalam lapangan psikologi termasuk dalam psikologi teoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam psikologi teoritis.

hubungan psikologi sosial dengan ilmu lainHubungan psikologi social dengan ilmu lain.

Hubungan psikologi social dengan sosiologi

Ilmu yang dapat mempengaruhi pada Psikologi Sosial adalah Sosiologi dan Antropologi,(Bonner1953) Sosiologi : Suatu bidang ilmu yang terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antara individu dengan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosialnya. Antropologi : lebih memfokuskan pada perilaku sosial dalam suprastruktur budaya tertentu, jd lebih ke bidang budayanya. Psikologi Sosial : jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya atau

mempelajari perilaku individu yang bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya.

Perbedaan antara Psikologi Sosial dengan Sosiologi adalah lebih terfokus studinya. Fokus perhatian studi psikologi social lebih dominan ke perilaku individu. Berbeda dengan Sosiologi yang lebih terfokus pada sistem dan struktur sosial yang dapat

berubah tanpa bergantung pada individu tersebut.Sosiologi lebih memfokuskan pada masyarakat dan budaya yang melingkupi individu.

Hubungan psikologi social dengan antropologi

Tiga masalah yang menjadi fokus perhatian antropologi: 1. kepribadian bangsa 2. 3. 4. Peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat Nilai universal dalam Persoalan kepribadian bangsa sesudah perang Dunia ke-1 hubungan antar bangsa kian

intensif, perhatian penjajah terhadap kepribadian bangsa jajahan Fokus studi antropologi awal tahun 1920-an : Ahli antropologi tertarik pada lingkungan dan kebudayaan dari bayi dan anak-anak, masa itu sangat dianggap penting bagi pembentukan kepribadian dewasa yang khas dalam suatu masyarakat. Karena pembentukan kepribadian adalah sesuatu yang patut dipelajari dan di tanam dalam diri masyarakat, agar da batasan dan norma-norma yang berlaku.

Hampir semua penelitian yang mendalami kepribadian bangsa menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian yang tampak berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara pengasuhan pada masa kanak-kanak. Karena pada masa kanak-kanak adalah masa yang paling penting untuk menngatur dan melihat jati diri, masa kanak-kanak yang bisa di ajarkan berperilaku baik sesuai norma dan adat dan masa kanak-kanalah yang pandai meniru.

Misalnya: orang jepang yang dewasa menjadi bersifat memaksakan kehendaknya, karena ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa kanak-kanak perkembangannya, saat ini kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan lagi.

Dalam perkembangannya, fokus pendekatan psikologis pada keanekaragaman kebudayaan, berubah. Minat terhadap hubungan pengasuhan semasa anak-anak dan kepribadian setelah dewasa, tetap dipertahankan, namun beberapa ahli antropologi mulai meneliti faktor-faktor determinan yang mungkin jadi penyebab dari kebiasaan pengasuhan anak yang beragamKebudayaan tertentu menghasilkan karakteristik psikologi tertentu menimbulkan ciri budaya lainnya

Kesimpulan

mengenai

pendekatan

psikologis

dalam

antropologi

budaya:

dengan

menghubungkan variasi dalam pola budaya dengan masa pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi konsekuensi dari faktor psikologis dan prosesnya

Anthropology in mental health: memfokuskan diri pada aspek sosial budaya yang mempengaruhi kondisi/ gangguan mental pada diri individu

Hubungan psikologi social dengan ilmu politik

Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang polotik, massa psikologi Penting bagi politisi untuk menyelami gerakan jiwa dari rakyat pada umumnya, golongan tertentu pada khususnya. Psikologi sosial dapat menjelaskan bagaimana sikap dan harapan masyarakat dapat

melahirkan tindakan serta tingkahlaku yang berpegang teguh pada tuntutan masyarakat

Hubungan psikologi social dengan ilmu komunikasi

Banyak disiplin ilmu yang terlibat dalam studi komunikasi Dalam perkembangannya ilmu komunikasi melakukan perkawinan dengan berbagai ilmu lain Subdisiplin : komunikasi politik, sosiologi komunikasi masa, psikologi komunikasi Psikologi komunikasi : ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengndalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi

Hubungan psikologi social dengan ilmu alam

Pada permulaan abad ke-19 psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh oleh ilmu alam. Psikologi disusun berdasarkan hasil eksperimen Objek penelitian psikologi: manusia dan tingkah lakunya yang selalu hidup dan berkembang Objek penelitian ilmu alam : benda mati

Hubungan psikologi social dengan imu filsafat

Filsafat : hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalamdalamnya Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia. Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya

Kesimpulan filasafat tentang kemanusiaan akan pincang dan jauh dari kebenaran jika tidak mempertimbangkan hasil psikologi

Hubungan psikologi social dengan ilmu pendidikan

Ilmu Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan

Pendekatan psikologi sosial Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam psikologi sedikitnya ada 5 cara pendekatan, yaitu

Pendekatan neurobiologisTingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otakdan sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental.

Pendekatan perilakuMenurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah responatas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran.

Pendekatan kognitifPendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.

Pendekatan psikoanalisaPendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.

Pendekatan fenomenologiPendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalamansubyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga

dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atauaktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya. Psikologi sosial merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang baru dan merupakan cabang dari ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial. Dari berbagai pendapat tokoh-tokoh tentang pengertian psikologi sosial dapat disimpulkan bahwa psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial. Sedangkan latar belakang timbulnya psikologi sosial, banyak beberapa tokoh berpendapat, semisal, Gabriel Tarde mengatakan, pokok-pokok teori psikologi sosial berpangkal pada proses imitasi sebagai dasar dari pada interaksi sosial antar manusia. Bedah lagi dengan Gustave Le Bon, bahwa pada manusia terdapat dua macam jiwa yaitu jiwa individu dan jiwa massa yang masing-masing berlaianan sifatnya. Jiwa massa lebih bersifat primitif (buas, irasional, dan penuh sentimen) dari pada sifat-sifat jiwa individu. Berlaianan dengan Le Bon, Sigmund Freud berpendapat bahwa jiwa massa itu sebenarnya sudah terdapat dan tercakup oleh jiwa individu, hanya saja sering tidak disadari oleh manusia itu sendiri karena memang dalam keadaan terpendam. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang berpendapat dalam buku yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan psikologi sosial. Pada tahun 1950 dan 1960 psikologi sosial tumbuh secara aktif dan program gelar dalam psikologi dimulai disebagaian besar universitas Dasar mempelajari psikologi sosial berdasarkan potensi potensi manusia, dimana potensi ini mengalami proses perkembangan setelah individu itu hidup dalam lingkungan masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain: 1. kemampuan menggunakan bahasa 2. adanya sikap etik 3. hidup dalam 3 dimensi (dulu, sekarang, akan datang ) Ketiga pokok di atas biasa disebut sebagai syarat human minimum. Dengan demikian yang tidak memenuhi human minimum dengan sendirinya sukar digolongkan sebagai masyarakat. Obyek manusia mempelajari psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial / gejala-gejala sosial. Sedangkan metode sosial antara lain : a. Metode Eksperimen, b. Metode survey, c. Metode Observasi, d. Metode diagnostik psychis, e. Metode Sosiometri. Sebagai ilmu yang obyeknya manusia, maka terdapat saling hubungan antara psikologi sosial dengan ilmuilmu lain yang obyeknya juga manusia seperti misalnya : Ilmu hukum, Ekonomi, sejarah, dan yang paling erat hubungannya adalah sosiologi. Letak psikologi sosial dalam sistematik psikologi termasuk dalam psikologi yang bersifat empirik dan tergolong psikologi khusus yaitu psikologi yang menyelidiki dan yang mempelajari segi-segi kekhususan dari hal-hal yang bersifat umum dipelajari dalam lapangan psikologi khusus. Sedangkan kedudukan psiklogi sosial didalam lapangan psikologi termasuk dalam psikologiteoritis, sedangkan psikologi sosial tergolong dalam psikologi teoritis. Mengenai psikologi sosial terdapat pertentangan faham diantara beberapa tokoh ilmu jiwa sosial yang dalam garis besarnya dapat dikelompokan menjadi dua aliran yakni, aliran subyektifisme yang menyatakan bahwa individulah yang membentuk masyrakat dalam segala tingkah lakunya. Dan aliran kedua adalah, obyektivisme yang merupkan kebalikan dari aliran subyektivisme, bahwa masyarakatlah yang menentukan individu. Selain dua aliran di atas, masih ada aliran yang membicarakan masalah hubungan antara individu dengan masyarakat diantaranya adalah aliran historis dan cultural personality.

Dinamika kelompok dan psikologi sosial

Dinamika kelompok erat kaitannya dengan psikologi sosial Objek studi psikologi sosial mempelajari tingkah laku individu dalam hubungannya dengan situasi sosial Situasi sosial sangat berkaitan dengan adanya kelompok dan tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok Mengapa dinamika kelompok? Dinamika kelompok sebagai fenomena interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dan anggota kelompok berinteraksi dalam kelompok kelompok sosial. Dinamika kelompok sosial :

lain

Dinamika : interaksi atau interdependensi antara kelompok satu dengan kelompok

Kelompok : kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan yang sama Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih anggota yang memiliki hubungan atau ikatan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan anggota lain dan berlangsung dalam situasi yang alami. Dinamika kelompok sosial

Cartwright dan Zanden ( 1968 ) Dinamika kelompok itu sekumpulan individu yang mempunyai hubungan antara anggota yang satu dengan yang lain membuat mereka saling tergantung dalam tingkatan tertentu. Baron & Byrne Kelompok memiliki dua ciri psikologis yaitu adanya sense of belonging dan terjadinya interdepdensi Forsyth ( 1983 ) Kelompok adalah dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi melalui interaksi sosial Fungsi dinamika kelompok

Membentuk kerja sama yang saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup ( membentuk jejaring / networking ) Memudahkan segala pekerjaan ( banyak pekerjaan yang tidak dapat dilakukan tanpa bantuan orang lain ) (terjadi pembagian tugas ) : Mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga lebih cepat, efektif, dan efisien Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat ( Dalam kelompok individu dapat memberikan masukan, berinteraksi dan memiliki peranan yang sama dalam masyarakat. )

Psikologi Sosial Dalam bidang kelimuan Psikologi Sosial, membahas tentang analisis dan membuat rancangan

teoritis intervensi perilaku sosial sebagai proses interaksi individu dengan lingkungan sosialnya seperti gambaran manusia dalam konteks sosial dan kelompok. Dalam bidang keilmuan psikologi terutama dalam prospek pendidikan dan jurusan psikologi, para lulusan psikologi dapat memiliki peluang kerja yang besar seperti berikut ini: 1. Psikolog/konsultan di biro pelayanan jasa psikologi manajemen dan organisasi. 2. Staf dan manajer di bagian pengembangan sumber daya manusia (SDM) pada berbagai perusahaan dan organisasi. 3. Psikolog/asisten psikolog di Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa. 4. Psikolog/asisten psikolog di lembaga lembaga pendidikan. 5. Psikolog/asisten psikolog di Lembaga Psikologi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri). 6. Psikolog/asisten psikolog di Lembaga lembaga pemerintahan. 7. Tim kreatif di Biro-biro Advertising. 8. Wirausahawan pada jasa pelayanan psikologi, manajemen dan organisasi.