25
1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu kewenangan Pemerintah Kota yang perlu mendapat pembinaan dan pengawasan sehingga terbina dan meningkatnya ketrampilan, produktivitas kerja, lapangan kerja dan perlindungan tenaga kerja, maka dipandang perlu ditetapkan Penyelenggaraan Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh; (3) bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dalam suatu Qanun; Mengingat : 1. Ordonansi : tanggal 17 Desember 1925 mengenai peraturan tentang Pembatasan Kerja Anak dan Kerja Malam Wanita (Stbl Nomor : 647 Tahun 1925); a. Undang-undang Uap Tahun 1930 tentang Pesawat Uap (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1930 Nomor 340); b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya Undang-undang Kerja Tahun 1948 Nomor 12 dari Republik Indonesia untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 02); c. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya Undang-undang Pengawasan Perburuhan Nomor 23 Tahun 1948 untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4); d. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Majikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 598); e. Undang-undang Darurat Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); f. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1227); g. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Kerja Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 8 ); h. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja di Perusahaan Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2686); 10. Undang ……….

QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

  • Upload
    trinhtu

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

1

QANUN KOTA BANDA ACEH

NOMOR 8 TAHUN 2003

TENTANG

PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA

WALIKOTA BANDA ACEH,

Menimbang : a. bahwa dalam pelayanan bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu

kewenangan Pemerintah Kota yang perlu mendapat pembinaan dan

pengawasan sehingga terbina dan meningkatnya ketrampilan, produktivitas

kerja, lapangan kerja dan perlindungan tenaga kerja, maka dipandang perlu

ditetapkan Penyelenggaraan Ketenagakerjaan di Kota Banda Aceh;

(3) bahwa untuk maksud tersebut perlu ditetapkan dalam suatu Qanun;

Mengingat : 1. Ordonansi : tanggal 17 Desember 1925 mengenai peraturan tentang

Pembatasan Kerja Anak dan Kerja Malam Wanita (Stbl Nomor : 647 Tahun

1925);

a. Undang-undang Uap Tahun 1930 tentang Pesawat Uap (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1930 Nomor 340);

b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya

Undang-undang Kerja Tahun 1948 Nomor 12 dari Republik Indonesia

untuk seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951

Nomor 02);

c. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang pernyataan berlakunya

Undang-undang Pengawasan Perburuhan Nomor 23 Tahun 1948 untuk

seluruh Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951

Nomor 4);

d. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan

antara Serikat Buruh dengan Majikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1954 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 598);

e. Undang-undang Darurat Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah Otonom Kota-kota Besar dalam Lingkungan Daerah Propinsi

Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

f. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan

Perburuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 42,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 1227);

g. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Kerja

Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 8 );

h. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja

di Perusahaan Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964

Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2686);

10. Undang ……….

Page 2: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

2

i. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969

Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2912);

j. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 2918);

k. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan

di Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor

39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);

l. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3899);

m. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3851);

n. Undang-undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3893);

o. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 131, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3989);

p. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi

Provinsi Daerah istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 114,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4134);

q. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 1954 tentang Cara Membuat dan

Mengatur Perjanjian Perburuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1954 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 666);

r. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1958 tentang Kekuasaan, Tugas dan

Kewajiban mengenai Urusan-urusan Kesejahteraan Buruh, Kesejahteraan

Penganggur dan Pemberian Kerja kepada penganggur kepada daerah-daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 26, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 1555);

s. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1983 tentang Perubahan Batas

Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ( Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3247);

t. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3258);

u. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan

Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);

v. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1991 tentang Latihan Kerja

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 2912, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3458);

w. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3952);

25. Perarturan ………

Page 3: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

3

x. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan

Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4090);

y. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor Lowongan

Pekerjaan;

z. Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga

Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP);

aa. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Tehnik Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Keputusan Presiden

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70);

bb. Peraturan Daerah Kota Banda Aceh Nomor 14 Tahun 2001 tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota

Banda Aceh;

Dengan Persetujuan :

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDA ACEH

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : QANUN KOTA BANDA ACEH TENTANG PENYELENGGARAAN

KETENAGAKERJAAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan :

1. Kota adalah Kota Banda Aceh.

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Banda Aceh.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kota Banda Aceh.

4. Walikota adalah Walikota Banda Aceh.

5. Dinas adalah Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota Banda Aceh.

6. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat atau Pejabat yang ditunjuk untuk

menangani ketenagakerjaan.

7. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam.

8. Pejabat yang ditunjuk adalah pejabat dilingkungan Pemerintah Daerah yang

berwenang dibidang penyelenggaraan Ketenagakerjaan.

9. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha yang mempekerjakan tenaga

kerja dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak, baik milik swasta

maupun milik Negara.

10. Pengusaha adalah :

1) Orang, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan sesuatu

perusahaan milik sendiri.

2) Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri

menjalankan perusahaan bukan miliknya.

3) Orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia

mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan 2) yang

berkedudukan diluar Indonesia.

11. Tenaga ………

Page 4: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

4

(4) Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik

didalam hubungan kerja maupun diluar hubungan kerja, untuk menghasilkan

barang dan atau jasa.

(5) Ketenagakerjaan adalah segala aspek yang berhubungan dengan perluasan

kesempatan kerja, peningkatan mutu dan kemampuan serta perlindungan

tenaga kerja.

(6) Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut Calon TKI adalah

pencari kerja yang telah terdaftar dan lulus seleksi pada PJTKI serta telah

menandatangani perjanjian penempatan.

(7) Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut TKI adalah Warga Negara

Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di Luar Negeri

dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur

penempatan TKI.

(8) Pengguna jasa TKI yang selanjutnya disebut pengguna adalah instansi

pemerintah, badan hukum atau perseorangan di Luar Negeri yang

mempekerjakan TKI.

(9) Perjanjian Penempatan TKI adalah perjanjian tertulis antara PJTKI dan

calon TKI yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam

rangka penempatan TKI ke Luar Negeri.

(10) Balai Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya

disebut BP2TKI adalah unit pelaksana teknis Pemerintah Pusat di Daerah

yang melaksanakan sebagian kegiatan penempatan tenaga kerja ke Luar

Negeri.

(11) Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing adalah permohonan yang

diajukan oleh pengguna sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan izin

Kerja Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

(12) Tenaga Kerja Warga Negara Asing adalah Tenaga Kerja

berkewarganegaraan asing atau pemegang visa yang dipekerjakan di wilayah

Republik Indonesia.

(13) Izin Kerja Tenaga Kerja Asing (IKTA) adalah Izin tertulis yang diberikan

oleh Pemerintah atau Pejabat yang ditunjuk kepada pemohon untuk

mempekerjakan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP)

di Indonesia dengan menerima upah atau tidak selama waktu tertentu dan

pada Jabatan tertentu.

(14) Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disingkat PJTKI

adalah Badan Usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas yang mendapat izin

dari Menteri untuk berusaha di bidang jasa penempatan Tenaga Kerja

Indonesia ke Luar Negeri.

(15) Antar Kerja Lokal (AKL) adalah antar kerja antar Kabupaten/Kota dalam

wilayah Propinsi.

(16) Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) adalah antar kerja antar Propinsi dalam

wilayah Republik Indonesia.

(17) Antar Kerja Antar Negara (AKAN) adalah antar kerja untuk mengisi

lowongan kerja di luar negeri sesuai dengan permintaan.

(18) Dana Pengembangan Keahlian dan Ketrampilan yang selanjutnya disebut

DPKK adalah Pungutan yang dikenakan kepada pengguna Tenaga Kerja

Warga Negara Asing Pendatang yang selanjutnya disebut TKWNAP

terhadap setiap tenaga kerja warga Negara asing pendatang yang

dipekerjakan untuk membantu penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kerja

Indonesia.

(19) Lembaga Pelayanan Penempatan Swasta yang selanjutnya disingkat LPPS

adalah lembaga swasta yang berusaha dibidang jasa penempatan tenaga kerja

di dalam negeri dan telah memiliki surat izin usaha penempatan.

27. Perjanjian ………

Page 5: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

5

(20) Perjanjian Kerja adalah perikatan antara pekerja dengan pengusaha

mengenai suatu pekerjaan.

(21) Peraturan Perusahaan adalah suatu peraturan yang dibuat secara tertulis

yang memuat ketentuan-ketentuan tentang syarat-syarat kerja serta tata tertib

perusahaan di perusahaan.

(22) Perjanjian Kerja Bersama adalah Perjanjian yang dibuat oleh serikat

pekerja atau gabungan serikat pekerja yang telah didaftarkan pada

Pemerintah Daerah dengan pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang

berbadan hukum yang pada umumnya atau semata-mata memuat syarat-

syarat yang harus diperhatikan didalam perjanjian kerja.

(23) Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu adalah perjanjian kerja antara pekerja

dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu

atau untuk pekerjaan tertentu.

(24) Perantaraan adalah penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan

pemutusan hubungan kerja melalui Pegawai Perantara (mediasi) pada

Pemerintah Daerah.

(25) Lembaga Latihan Kerja Swasta adalah lembaga latihan kerja yang dimiliki

dan diselenggarakan oleh swasta atau Lembaga Latihan Kerja di Perusahaan.

(26) Akreditasi adalah suatu proses penilaian seluruh sub sistem pelatihan

terhadap Lembaga Latihan Kerja untuk menentukan jenjang status

kelembagaan sebagai cerminan dari kemampuan yang dimilikinya dalam

menyelenggarakan latihan kerja.

(27) Pemagangan adalah bagian dari sistem pengembangan Sumber Daya

Manusia yang dilaksanakan oleh perusahaan, instansi atau lembaga latihan

kerja dengan memperoleh pengetahuan ketrampilan dan sikap kerja untuk

jabatan tertentu melalui jalur pengalaman yang dilaksanakan secara

sistematis dan terikat dalam suatu kontrak permagangan yang tidak dengan

sendirinya dijamin penempatannya.

(28) Sertifikasi adalah suatu proses untuk mendapatkan pengakuan atas tingkat

kualifikasi ketrampilan tenaga kerja melalui suatu uji latihan kerja sesuai

dengan standar jabatan atau persyaratan pekerjaan yang berlaku secara

Nasional.

(29) Wajib Latih Tenaga Kerja adalah sistem pengelolaan latihan yang wajib

diikuti oleh Perusahaan pengguna tenaga kerja yang memenuhi persyaratan

tertentu untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, disiplin dan etos

kerja.

(30) Fasilitas Kesejahteraan Pekerja adalah sarana pemenuhan kebutuhan yang

bersifat jasmaniah dan rohaniah baik langsung ataupun tidak langsung yang

dapat mempertinggi produktivitas kerja dan ketenangan berusaha.

(31) Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengolah,

mengumpulkan, data dan keterangan baik menggunakan alat bantu atau tidak

untuk mengetahui dan menguji pemenuhan kewajiban perusahaan dalam

melaksanakan ketentuan peraturan perundangan ketenagakerjaan.

(32) Pengujian adalah serangkaian kegiatan penilaian suatu objek secara teknis

untuk mengetahui kemampuan operasi dari bahan dan konstruksi dengan

menggunakan beban uji sesuai dengan standar dan peraturan perundangan

yang berlaku.

(33) Pengesahan adalah suatu tanda bukti kelayakan setelah dilakukan

perhitungan, penelitian, pemeriksaan, pengujian dan evaluasi berdasarkan

standar dan peraturan yang berlaku.

(34) Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,

bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tempat

kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber atau sumber-

sumber bahaya.

42. Pesawat ………

Page 6: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

6

(35) Pesawat Tenaga adalah suatu pesawat atau alat yang bergerak berpindah-

pindah atau tetap yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau

memindahkan daya atau tenaga termasuk peralatan transmisinya.

(36) Kerja Malam Wanita adalah pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja

wanita pada malam hari di perusahaan-perusahaan tertentu antara pukul 19.00

s/d pukul 22.00

WIB.

(37) Penyimpangan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang pada waktu-waktu

tertentu dalam suatu perusahaan yang pelaksanaannya tidak sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu bekerja lebih 9

(sembilan) jam sehari dan 54 (lima puluh empat) jam seminggu.

(38) Katering adalah setiap usaha yang mengelola makanan bagi tenaga kerja

pada perusahaan-perusahaan.

(39) Kantin Perusahaan adalah sarana atau ruangan yang disediakan oleh

perusahaan untuk digunakan sebagai tempat makan pada waktu istirahat.

(40) Pelayanan Kesehatan Kerja adalah sarana kesehatan pada perusahaan-

perusahaan dengan tujuan memberikan bantuan, melindungi, meningkatkan

derajat kesehatan badan, kondisi mental tenaga kerja serta memberikan

pengobatan, perawatan dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita

sakit.

(41) Balai Hyperkes dan Keselamatan Kerja adalah suatu Unit Pelaksana Teknis

Daerah yang melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam menunjang

kemampuan teknis, operasional dan pelayanan teknis bagi masyarakat

industri dalam bidang hyperkes dan keselamatan kerja.

(42) Balai Latihan Kerja adalah suatu Unit Pelaksana Teknis Daerah yang

melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam menunjang kemampuan teknis

dan operasional serta memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat

industri dan masyarakat umum dalam bidang pelatihan.

(43) Pegawai Teknis adalah Pejabat dilingkungan Dinas Tenaga Kerja yang

diangkat dan diberi wewenang khusus atas dasar pendidikan dan keahlian

untuk penanganan secara teknis di bidang ketenagakerjaan.

(44) Lembaga Kerja Sama Bipartit adalah suatu lembaga kerjasama dan

konsultasi antara pekerja dan pengusaha ditingkat perusahaan yang

keanggotaannya minimal 6 orang, 3 orang dari unsur pengusaha dan 3 orang

dari unsur pekerja dan didaftarkan pada Dinas.

(45) Perusahaan Pengedar, Penyimpan dan Pengguna Pestisida adalah

perusahaan yang mengedar, menyimpan dan menggunakan pestisida.

(46) Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus.

(47) Wajib Lapor Ketenagakerjaan adalah kewajiban setiap pengusaha atau

pengurus perusahaan melaporkan gambaran ketenagakerjaan diperusahaan

secara tertulis kepada Pemerintah Kota.

(48) Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah suatu perlindunan bagi tenaga kerja

dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari

penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat

peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan

kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

(49) Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada

tenaga kerja untuk sesuatu pekerjaan yang telah atau akan dilakukan,

dianyatakan atau dinilai dalam bentuk uang ditetapkan menurut suatu

perjanjian, atau perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu

perjanjian kerja antara pengusaha dengan tenaga kerja, termasuk tunjangan,

baik untuk tenaga kerja sendiri maupun keluarganya.

BAB II ………

BAB II

Page 7: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

7

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

Pasal 2

Pemerintah Kota bermaksud melakukan pembinaan, pengawasan dan

pengendalian terhadap ketenagakerjaan di daerah.

Pasal 3

Pemerintah Kota bertujuan meningkatkan hubungan industrial yang harmonis,

profesionalisme dan kesejahteraan tenaga kerja di daerah.

Pasal 4

Pemerintah Kota mempunyai sasaran dalam hal penyelenggaraan

ketenagakerjaan untuk :

a. Terwujudnya pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau

dunia kerja.

b. Terwujudnya penempatan tenaga kerja sesuai dengan ketrampilan yang

dimilikinya.

c. Terwujudnya perlindungan tenaga kerja dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan tenaga kerja.

BAB III

PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KERJA

Pasal 5

(1) Pemerintah Kota mengatur penyediaan dan penempatan tenaga kerja dalam

kuantitas dan kualitas yang memadai, serta mengatur penyebaran tenaga

kerja secara efisien dan efektif.

(2) Pemerintah Kota mengatur penggunaan tenaga kerja secara penuh dan

produktif untuk mencapai pemanfaatan yang sebesar-besarnya dengan

menggunakan prinsip-prinsip “Tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan

yang tepat”

(3) Dalam penanganan pengangguran diutamakan pada pengangguran lokal

yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penanganan bidang

kependudukan.

Pasal 6

(4) Penyediaan tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1) yaitu

Pemerintah Kota melaksanakan tugas pencatatan, pendaftaran, penyebaran

dan atau penempatan melalui proses Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja

Antar Daerah (AKAD), Antar Kerja Antar Negara (AKAN).

(5) Penyediaan tenaga kerja AKL, AKAD, AKAN, Pemerintah Kota

melaksanakan tugas memberikan pelayanan kepada Pencari Kerja dan

Pemberi Kerja yang dilaksanakan tanpa adanya perbedaan atau

diskriminatif.

(6) Terselenggaranya pelayanan antar kerja adalah tanggung jawab Pemerintah

Kota.

(4) Semua ………

Page 8: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

8

(7) Semua pencari kerja yang mengikuti program AKL, AKAD, AKAN wajib

didaftarkan pada Pemerintah Kota dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan

Kependudukan.

(8) Pengaturan dan penggunaan tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada

pasal 6 ayat 2 berpedoman pada metode pelayanan antar kerja yaitu

verifikasi, pencocokan antara kualifikasi pencari kerja dengan persyaratan

jabatan dan lowongan kerja yang ada.

(9) Pengembangan pola kemitraan melalui pembentukan yaitu :

a. Tenaga Kerja Mandiri Profesional (TKPMP);

b. Pemanfaatan Tehnologi Tepat Guna yang bersifat padat karya;

c. Pengembangan kemitraan dengan perusahaan besar;

(50) Penempatan tenaga kerja keluar negeri melalui proses AKAN dilakukan

oleh PJTKI atau Badan Hukum lainnya dan Instansi Pemerintah sedangkan

penempatan tenaga kerja dalam negeri melalui proses AKL dan AKAD

dilakukan oleh LPPS atau Badan Hukum lainnya dimana harus mempunyai

rekomendasi operasional dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 7

a. Persyaratan untuk memperoleh izin AKL yaitu pengguna wajib

mengajukan permohonan kepada Pemerintah Kota atau Dinas Tenaga

Kerja dan Kependudukan dengan melampirkan sebagai berikut :

a. Photocopy KTP penanggung jawab dan tenaga kerja;

b. Pas Foto 3 x 4 = 2 lembar penanggung jawab dan tenaga kerja;

c. Photocopy ijazah terakhir tenaga kerja;

d. Surat Bukti Pengalaman Kerja dari tenaga kerja (bila ada);

e. Surat Keterangan pernah mengikuti latihan ketrampilan bagi tenaga

kerja (bila ada);

f. Kartu AK-I (Kartu Kuning);

g. Surat Berkelakuan Baik dari Polri

(2) Prosedur AKL yaitu pencatatan dalam buku register (nomor pendaftaran,

nama lengkap, alamat dan pendidikan/ketrampilan), wawancara, pengisian

Kartu AK.II (permintaan tenaga kerja), pendaftaran ulang, penghapusan

(enam bulan tidak melapor), penghidupan kembali (bila diminta untuk

disalurkan) dan penataan Kartu AK.II.

(3) Permintaan AKL meliputi :

a. Jumlah dan jenis kelamin;

b. Syarat-syarat jabatan yang diperlukan;

c. Wilayah dan tempat kerja;

d. Status pengupahan, waktu dan jam kerja;

e. Jaminan sosial atau tunjangan lainnya;

f. Jangka waktu pemenuhan permintaan tenaga kerja;

Pasal 8

(1) Persyaratan untuk memperoleh ijin AKAD yaitu pengguna wajib

mengajukan permohonan kepada Pemerintah Kota atau Dinas Tenaga

Kerja dan Kependudukan dengan melampirkan sebagai berikut :

a. Pengajuan Surat Persetujuan Penempatan Tenaga Kerja AKAD;

b. Rencana kebutuhan;

c. Persyaratan bagi tenaga kerja AKAD yang akan ditempatkan ke

Provinsi lain sesuai dengan pasal 7 ayat (1);

(1) Prosedur AKAD meliputi :

a. Penyediaan tenaga kerja AKAD;

b. Seleksi ……….

b. Seleksi;

Page 9: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

9

c. Persiapan keberangkatan;

d. Penandatanganan Perjanjian Kerja;

e. Penyerahan atau pelepasan;

f. Penampungan sementara dan pemberangkatan;

g. Penempatan;

h. Perlindungan;

i. Pembinaan dan Pengawasan;

j. Pemulangan;

k. Pelaporan;

Pasal 9

(1) Proses pelaksanaan AKAN diawali dengan kegiatan Rekruitmen TKI harus

dilakukan oleh Pemerintah Kota atau Dinas Tenaga Kerja dan

Kependudukan bersama-sama BP2TKI dan PJTKI serta persyaratan bagi

tenaga kerja AKAN yang akan ditempatkan ke Negara lain sesuai dengan

pasal 7 ayat (1).

(2) Asrama/Akomodasi bagi TKI wajib mendapat ijin dari Walikota atau

Pejabat yang ditunjuk.

(3) Penyuluhan Calon TKI wajib dilakukan oleh Pemerintah Kota atau Dinas

Tenaga Kerja dan Kependudukan dan PJTKI.

(4) Calon TKI diwajibkan mengikuti tes kesehatan.

(5) PJTKI harus mengajukan permohonan rekomendasi pembuatan paspor

kepada Pemerintah Kota atau Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan.

(6) PJTKI bersama calon TKI yang telah lulus seleksi wajib menandatangani

Perjanjian Penempatan TKI yang diketahui oleh Walikota atau Pejabat

yang ditunjuk.

(7) Penandatanganan Perjanjian kerja harus dilakukan dihadapan Pegawai

Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan atau

Pejabat yang ditunjuk di Kantor BP2TKI daerah asal calon TKI atau daerah

embarkasi/keberangkatan TKI.

(8) PJTKI wajib mengikutsertakan calon TKI dalam program Asuransi TKI.

(9) Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) wajib dilakukan oleh

Pemerintah Kota atau Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan bersama-

sama PJTKI dan BLK.

(10) PJTKI wajib melaporkan realisasi penempatan TKI setiap bulan kepada

Pemerintah Kota atau Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan daerah asal

TKI.

(11) Biaya Penempatan TKI dibebankan kepada pengguna dan atau calon

TKI/TKI untuk biaya :

a. Paspor;

b. Pelatihan;

c. Tes Kesehatan;

d. Visa kerja;

e. Transportasi lokal;

f. Akomodasi dan Konsumsi;

g. Tiket pemberangkatan;

h. Biaya pembinaan TKI;

i. Jasa perusahaan;

(3) Besarnya angsuran setiap bulan tidak boleh melebihi 25% (dua puluh lima

perseratus) dari gaji yang diterima TKI setiap bulan.

(4) Biaya Penempatan Calon TKI dapat dibayar melalui pinjaman yang

diberikan oleh lembaga keuangan/Bank Nasional di Indonesia atas dasar

kesepakatan ………

kesepakatan para pihak yang bersangkutan.

Page 10: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

10

(5) PJTKI wajib bertanggung jawab atas perlindungan dan pembelaan terhadap

hak dan kepentingan TKI di Luar Negeri.

(6) PJTKI wajib mengurus TKI yang sakit, mengalami kecelakaan atau

meninggal dunia selama penempatan meliputi :

a. Perawatan selama sakit;

b. Pemulangan dan atau pemakaman jenazah;

c. Mengurus harta dan hak TKI;

d. Mengurus klaim Asuransi;

(7) PJTKI wajib mengurus kepulangan TKI yang bermasalah atau karena

berakhirnya perjanjian kerja, cuti dan keberangkatan kembali ke negara

tujuan setelah selesai cuti.

(8) Untuk meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya selama masa

penempatan TKI harus menabung sekurang-kurangnya 25 % (dua puluh

lima perseratus) dari gaji yang diterima pada Bank Nasional di Indonesia.

(9) PJTKI bekerjasama dengan Mitra Usaha dan perwakilan luar negeri

mengurus kepulangan TKI sampai di Bandara Indonesia dalam hal :

a. Perjanjian kerja berakhir;

b. TKI bermasalah, sakit, meninggal dunia;

(10) Dalam mengurus kepulangan TKI, PJTKI bertanggung jawab dalam hal :

a. Membantu penyelesaian permasalahan TKI;

b. Mengurus dan menanggung kekurangan biaya perawatan TKI yang

sakit atau meninggal dunia;

(11) PJTKI wajib melaporkan setiap kepulangan TKI kepada Pemerintah Kota

atau Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan daerah asal TKI.

(12) Dalam perpanjangan perjanjian kerja PJTKI wajib :

a. Mengurus dan menyelesaikan proses perpanjangan perjanjian kerja

sesuai dengan peraturan yang berlaku di Negara yang bersangkutan;

b. Tetap bertanggung jawab atas kelanjutan penempatan TKI yang

bersangkutan;

(13) Dalam penempatan TKI pada pengguna yang baru, pengguna baru wajib

menanggung :

a. Biaya asuransi TKI;

b. Legalisasi Perjanjian Kerja;

c. Imbalan Jasa;

Pasal 10

(1) Dalam menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan dibidang perluasan

kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja sebagai kebijaksanaan

pokok, diperlukan data yang dapat memberikan gambaran mengenai

lowongan pekerjaan.

(2) Setiap perusahaan/instansi yang ada diwilayah kota wajib segera

melaporkan secara tertulis setiap ada atau akan ada lowongan pekerjaan

kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

(3) Tata cara melaporkan lowongan pekerjaan yaitu melaporkan secara tertulis

dengan mencantumkan rencana kebutuhan tenaga kerja laki-laki/wanita,

kualifikasi pendidikan, ketrampilan atau skill, pengalaman kerja, usia,

temperamen dan bakat minat.

(4) Setiap perusahaan/instansi yang akan menerima karyawan/pegawai wajib

melampirkan salah satu persyaratannya Kartu AK.I (Kartu Kuning) yang

berfungsi sebagai alat kontrol Pemerintah Kota untuk mengetahui data

pencari kerja dan penyerapannya.

(5) Persyaratan ………..

(5) Persyaratan untuk memperoleh Kartu AK.I (Kartu Kuning) di Dinas

Tenaga Kerja dan Kependudukan dengan melampirkan :

Page 11: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

11

a. Photocopy KTP pencari kerja;

b. Photocopy ijazah yang dimiliki;

c. Pas photo 3 x 4 = 2 lembar;

d. Sertifikat ketrampilan dan pengalaman kerja (bila ada);

Pasal 11

(1) Setiap pengguna Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang wajib

memiliki Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing dari

Pemerintah.

(2) Setiap pengguna Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang dalam hal

perpanjangan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing wajib mengajukan

perpanjangan kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 12

(1) Setiap pengguna Tenaga Kerja warga Negara Asing Pendatang yang telah

memiliki izin penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing dari

Pemerintah wajib melaporkan keberadaannya kepada Walikota atau

Pejabat yang ditunjuk.

(2) Dalam hal perpanjangan izin penggunaan TKWNAP sebagaimana

dimaksud ayat (1) Pasal ini pengguna wajib mengajukan dan memiliki ijin

dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

(3) Izin sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) Pasal ini berlaku paling lama 1

(satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali.

Pasal 13

Petunjuk Pelaksana, Petunjuk Teknis, tentang Syarat-syarat dan Ketentuan-

ketentuan mengenai penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang

ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

BAB IV

PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Pasal 14

(1) Pemerintah Kota mengatur dan mengarahkan pelaksanaan pelatihan untuk

dapat menghasilkan kader/tenaga kerja yang terampil dan berkualitas

sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja dan kesempatan kerja.

(2) Pelatihan tenaga kerja dapat dilaksanakan oleh Lembaga Latihan Kerja

Swasta, Perusahaan dan Pemerintah.

(3) Perusahaan yang berskala besar wajib mengikuti Program Wajib Latih

Tenaga Kerja yang dilakukan oleh Pemerintah Kota.

(4) Setiap perusahaan wajib mengikuti program sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) Pasal ini untuk meningkatkan keahlian dan ketrampilan kerja.

(5) Untuk pelaksanaan pelatihan bagi para pekerja sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) Pasal ini wajib dibentuk Unit Pelayanan Produktivitas

Perusahaan yang berfungsi perencana kebutuhan pelatihan.

Pasal 15 ………

Pasal 15

Page 12: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

12

Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis tentang Syarat-syarat dan Ketentuan-

ketentuan mengenai pelatihan bagi pekerja di perusahaan ditetapkan dengan

Keputusan Walikota.

Pasal 16

(1) Lembaga Latihan Kerja Swasta yang melakukan pelatihan kerja bagi

masyarakat umum, wajib memiliki izin operasional dari Pemerintah Kota

atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Bagi Perusahaan yang menyelenggarakan pelatihan bagi masyarakat umum

dalam bentuk latihan ditempat kerja dan/atau magang, wajib mendaftarkan

dan mendapat izin dari Pemerintah Kota atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 17

(1) Lembaga Latihan Kerja Swasta yang telah memperoleh izin sementara 2

(dua) Tahun wajib mengajukan izin tetap kepada Walikota atau Pejabat

yang ditunjuk.

(2) Pemberian izin tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini

diberikan setelah dilihat dari perkembangan Lembaga Latihan Swasta, segi

sarana/prasarana dan manajemennya melalui akreditasi.

(3) Pemberian izin dimaksud bisa dicabut apabila lembaga penyelenggara

pelatihan melanggar ketentuan yang berlaku.

Pasal 18

(1) Balai Latihan Kerja Daerah adalah unit pelaksana teknis dilingkungan

Pemerintah Kota Banda Aceh yang melaksanakan berbagai macam latihan

kerja bagi masyarakat.

(2) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilaksanakan

secara institusional, pemagangan, latihan kerja keliling di masyarakat dan

atau di perusahaan.

Pasal 19

(1) Setiap Sertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Latihan Kerja wajib

mendapat pengesahan kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Kriteria Kualifikasi, Tata Cara dan Persyaratan Pengajuan sebagaimana

dimaksud ayat (1) Pasal ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.

BAB V

HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN SYARAT-SYARAT KERJA

Pasal 20

Pemerintah Kota melakukan pembinaan, penanganan hubungan

ketenagakerjaan dan syarat-syarat kerja, menyelenggarakan pengesahan,

pendaftaran sarana-sarana hubungan industrial, perantaraan penyelesaian

perselisihan hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja.

Pasal 21 ………

Pasal 21

Page 13: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

13

(1) Setiap pekerja atau pengusaha yang akan meminta perantaraan

penyelesaian perselisihan industrial wajib mengajukan permohonan

perantaraan kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Setiap perusahaan yang akan mengajukan izin pemutusan hubungan kerja

wajib mengajukan permohonan kepada Walikota atau Pejabat yang

ditunjuk.

Pasal 22

(1) Setiap peraturan perusahaan yang dibuat oleh perusahaan wajib mendapat

pengesahan dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Apabila perusahaan cabang atau perwakilan perusahaan yang berada

diwilayah Kota menggunakan peraturan perusahaan yang telah mendapat

pengesahan dari Pejabat Pemerintah Propinsi maupun Pejabat Pemerintah

Pusat wajib mendaftarkan pengesahan peraturan perusahaan tersebut pada

Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

(3) Peraturan Perusahaan berlaku paling lama 2 (dua) tahun, dan wajib

diperpanjang dengan pengesahan dan pendaftaran baru dari Walikota atau

Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 23

(1) Setiap perusahaan yang membuat Perjanjian Kerja Bersama dan

Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu wajib untuk didaftarkan pada Walikota

atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Apabila perusahaan cabang atau perwakilan perusahaan yang berada di

wilayah Kota menggunakan Perjanjian Kerja Bersama Pusat (Induk) yang

berkedudukan di luar wilayah Kota wajib didaftarkan pada Walikota atau

Pejabat yang ditunjuk.

(3) Perjanjian Kerja Bersama berlaku paling lama 2 (dua) tahun dengan

terlebih dahulu adanya Unit Serikat Pekerja di perusahaan dan Perjanjian

Kerja bersama tersebut wajib diperpanjang dengan pengesahan dan

pendaftaran baru dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 24

(1) Setiap pembentukan Lembaga Kerja Sama Bipartit di perusahaan wajib

didaftarkan pada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini berlaku juga untuk

perubahan atau penggantian susunan pengurus Lembaga Kerja Sama

Bipartit.

BAB VI

KESEJAHTERAAN PEKERJA

Pasal 25

(1) Setiap perusahaan yang berkedudukan dalam wilayah Kota wajib

menyediakan dan menyelenggarakan fasilitas kesejahteraan pekerja.

(2) Ketentuan tentang penyelenggaraan fasilitas kesejahteraan bagi pekerja

sebagaimana diatur dalam ayat (1) pasal ini dituangkan dalam

Peraturan

Perusahaan ………

Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.

Page 14: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

14

(3) Walikota atau Pejabat yang ditunjuk berwenang memberikan bimbingan,

penyuluhan dan pengawasan penyelenggaraan fasilitas kesejahteraan bagi

pekerja diperusahaan.

BAB VII

PERLINDUNGAN KETENAGAKERJAAN

Pasal 26

(1) Pemerintah Kota wajib menyelenggarakan pengawasan, perlindungan atas

keselamatan dan kesehatan kerja, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja

serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama

bagi setiap tenaga kerja.

(2) Perlindungan tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini

meliputi : Pengawasan dan Perlindungan Norma Kerja, Norma

Keselamatan Kerja, Norma Kesehatan Kerja dan Hygiene perusahaan, dan

Perlindungan Jaminan Sosial serta Tenaga Kerja Wanita dan Anak.

Pasal 27

(1) Setiap perusahaan wajib menyediakan fasilitas dan waktu beribadah kepada

tenaga kerjanya.

(2) Setiap perusahaan berkewajiban membudayakan busana islami bagi tenaga

kerja dilingkungan perusahaannya, sedangkan bagi non muslim dapat

menyesuaikan diri.

(3) Setiap perusahaan/lembaga wajib mendaftarkan tenaga kerjanya sebagai

peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

(4) Setiap perusahaan/lembaga wajib menyediakan Alat/Peralatan Gambar

Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi tenaga kerjanya, menempelkan

Prosedur Kerja Aman, Tanda Gambar K3, dan selembar Undang-undang

Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja diperusahaan atau tempat

kerja serta wajib membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (P2K3) diperusahaan.

(5) Setiap perusahaan wajib memberikan upah bagi tenaga kerjanya minimal

sesuai dengan ketentuan Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah

Minimum Kota (UMK) yang berlaku.

Pasal 28

Bagi Perusahaan yang melakukan penyimpangan waktu kerja dan waktu

istirahat wajib memiliki Izin Penyimpangan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat

dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 29

Bagi Perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja wanita pada malam hari

wajib memiliki izin kerja malam wanita dari Walikota atau Pejabat yang

ditunjuk.

Pasal 30

Tata cara dan persyaratan untuk mendapatkan izin penyimpangan waktu

kerja

dan ……….

Page 15: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

15

dan waktu istirahat serta izin kerja malam wanita sebagaimana dimaksud Pasal

28 dan 29 akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.

Pasal 31

Setiap Perusahaan yang akan merencanakan, membuat, memasang dan

memperbaiki ketel uap, pesawat uap, bejana tekan, pesawat angkat dan angkut,

instalasi listrik, instalasi penyalur petir, pesawat lift listrik, instalasi proteksi

kebakaran, instalasi pipa bertekanan, wajib untuk memiliki pengesahan gambar

rencana, pembuatan, perbaikan dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 32

(1) Setiap perusahaan yang akan memakai dan mempergunakan alat, pesawat,

mesin-mesin sebagaimana dimaksud pasal 31, diwajibkan untuk memiliki

izin pengesahan pemakaian dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Terhadap alat, pesawat, dan mesin-mesin sebagaimana dimaksud ayat (1)

Pasal ini wajib untuk dilakukan pemeriksaan secara berkala oleh Walikota

atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 33

Tata cara jangka waktu pemeriksaan serta pengujian secara berkala untuk

pemakaian dari setiap alat, pesawat dan mesin-mesin akan diatur lebih lanjut

oleh Walikota.

Pasal 34

(1) Pengujian terhadap alat, pesawat, mesin-mesin dapat dilakukan oleh

perusahaan jasa inspeksi teknis yang berkeahlian khusus dan memiliki izin

dari pemerintah serta terdaftar di Pemerintah Kota.

(2) Dalam hal penunjukan pelaksanaan pengujian sebagaimana dimaksud ayat

(1) pasal ini wajib untuk berkonsultasi dan melaporkan hasil kegiatan untuk

mendapat pengesahan dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 35

(1) Setiap perusahaan wajib melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

baik pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan pemeriksaan kesehatan

khusus.

(2) Penyelenggaraan pemeriksaan sebagaimana ayat (1) Pasal ini dilaksanakan

secara kolektif melalui program pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

(3) Hasil pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat

(2) Pasal ini wajib disampaikan kepada Walikota atau Pejabat yang

ditunjuk.

Pasal 36

Setiap perusahaan wajib untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian kondisi

lingkungan kerja baik faktor fisik, kimia, ergonomi, biologi dan gizi kerja.

Pasal 37

(1) Setiap penyelenggaraan sarana pelayanan kesehatan kerja di perusahaan

harus ………..

harus mendapat pengesahan dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Page 16: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

16

(2) Setiap pengusaha katering dan penyelenggara kantin yang melayani tenaga

kerja di perusahaan harus mendapat rekomendasi dari Walikota atau

Pejabat yang ditunjuk.

(3) Tata cara, persyaratan dan jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (1)

dan (2) Pasal ini diatur lebih lanjut oleh Walikota atau Pejabat yang

ditunjuk

Pasal 38

Setiap perusahaan yang mengedar, menyimpan dan menggunakan pestisida

wajib dilaksanakan pemeriksaan oleh Pegawai Teknis Dinas.

Pasal 39

(1) Setiap pengusaha atau pengurus perusahaan wajib melaporkan gambaran

Ketenagakerjaan diperusahaan secara tertulis kepada Walikota atau

Pejabat yang ditunjuk.

(2) Wajib Lapor Ketenagakerjaan berlaku paling lama 1 (satu) tahun dan

wajib diperpanjang dengan pendaftaran ulang pada Walikota atau Pejabat

yang ditunjuk.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 40

Bila pemegang izin pelayanan bidang ketenagakerjaan menghentikan atau

menutup kegiatan usahanya, maka kepada yang bersangkutan diwajibkan

memberitahukan dengan mengembalikan ijin dimaksud kepada Walikota atau

Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 41

Bila terjadi perubahan baik jenis usaha dan atau pengembangan usaha di bidang

ketenagakerjaan yang telah diberikan wajib diperbaharui dengan mengajukan

permohonan baru kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 42

(1) Bilamana terjadi pemindahtanganan kepemilikan maka kepada pemegang

hak baru diwajibkan mengajukan permohonan izin dimaksud kepada

Walikota atau Pejabat yang ditunjuk dengan disertai bukti-bukti

pemindahan hak tersebut beserta syarat keterangan lainnya.

(2) Terhadap pemindahan hak tersebut sebagaimana dimaksud ayat (1)

dikenakan biaya 2,5% (dua setengah persen) dari retribusi izin pelayanan

bidang ketenagakerjaan.

BAB IX ……….

BAB IX

KETENTUAN SANKSI

Page 17: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

17

Bagian Pertama

Sanksi Administrasi

Pasal 43

(1) Barang siapa melanggar peraturan administrasi sebagaimana tercantum

dalam Qanun ini, dapat dikenakan sanksi berupa pencabutan Surat Izin

sebagai berikut :

a. Untuk pelanggaran ringan, pencabutan Surat Izin selama-lamanya

3 (tiga) bulan.

b. Untuk pelanggaran sedang, pencabutan Surat Izin selama-lamanya

6 (enam) bulan.

c. Untuk pelanggaran berat, pencabutan Surat Izin selama-lamanya

1 (satu) tahun.

(1) Tata cara penggunaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1)

Pasal ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.

Bagian Kedua

Sanksi Pidana

Pasal 44

(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

ayat (4), Pasal 7 ayat (1), Pasal 8 ayat (1), Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11,

Pasal 12, Pasal 14 ayat (3), Pasal 16, Pasal 17 ayat (1) dan (4), Pasal 19,

Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 27, Pasal 28, Pasal

29, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 34 ayat (2), Pasal 35, Pasal 36, Pasal

37 ayat (1) dan (2), Pasal 38, Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41, Pasal 42 Qanun

ini diancam pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan kurungan

atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000.- (Lima Juta Rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah

pelanggaran.

BAB X

PENYIDIKAN

Pasal 45

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota

diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan

tindak pidana.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan berkenan dengan tindak pidana dibidang ketenagakerjaan.

b. Meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi

atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan

dengan tindak pidana dibidang ketenagakerjaan.

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan

sehubungan dengan tindak pidana dibidang ketenagakerjaan.

d. Memeriksa ………

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain

berkenaan dengan tindak pidana dibidang ketenagakerjaan.

Page 18: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

18

e. Melakukan penggeladahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan

penyitaan terhadap bahan bukti tersebut.

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan di bidang ketenagakerjaan.

g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau

tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa dan

identitas orang dan dokumen yang sedang dibawa sebagaimana

dimaksud pada huruf e.

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang

ketenagakerjaan.

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi.

j. Menghentikan penyidikan.

k. Melakukan tindakan lain yang perlu kelancaran penyidikan tindak

pidana dibidang perpajakan daerah menurut hukum yang dapat

dipertanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini memberitahukan

dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada

penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara

Pidana.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 46

Segala perizinan, pengesahan dan rekomendasi yang telah diterbitkan baik oleh

Pemerintah, Pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Kota sebelum Qanun ini

berlaku dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan

Qanun ini.

Pasal 47

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Qanun ini, sepanjang mengenai

pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

Dengan diundangkannya Qanun ini, maka segala ketentuan yang bertentangan

dengan Qanun ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 49 ………

Pasal 49

Page 19: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

19

Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun

ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Banda Aceh.

Ditetapkan di Banda Aceh

pada Tanggal 14 Pebruari 2003 M

12 Dzulhijjah 1423 H

WALIKOTA BANDA ACEH,

ZULKARNAIN

Diundangkan di Banda Aceh

pada tanggal 14 Pebruari 2003 M

12 Dzulhijjah 1423 H

SEKRETARIS DAERAH KOTA

BANDA ACEH,

IDRUS HAYAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDA ACEH TAHUN 2003 NOMOR 11

SERI E NOMOR 05.

Page 20: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

20

PENJELASAN

ATAS

QANUN KOTA BANDA ACEH

NOMOR 8 TAHUN 2003

TENTANG

PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN

I. UMUM.

Penyelenggaraan pelayanan dibidang ketenagakerjaan merupakan kewenangan

Pemerintah Kota Banda Aceh dalam rangka Pembinaan dan Pengawasan Penempatan

Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja, Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja, Hubungan

Industrial dan Syarat-syarat kerja yang serasi antara pekerja dengan pengusaha,

Kesejahteraan Pekerja dan Peningkatan Perlindungan Tenaga Kerja.

Untuk tertib administrasi perlu diatur penyelenggaraan pelayanan dibidang

ketenagakerjaan.

II. PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan Pengangguran Lokal adalah penduduk usia kerja yang

oleh karena berbagai faktor sedang mencari pekerja yang berada dikawasan

daerah tertentu.

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Yang dimaksud pencari kerja adalah setiap orang yang telah terdaftar pada

Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota Banda Aceh untuk

mendapatkan pekerjaan.

Ayat (5)

Cukup jelas

Page 21: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

21

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Pasal 7

Ayat (1)

Yang dimaksud Kartu AK.I (Kartu Kuning) adalah kartu yang dikeluarkan oleh

Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Kota Banda Aceh sebagai tanda

bukti bagi seseorang yang telah mendaftarkan diri sebagai pencari kerja.

Ayat (2)

Yang dimaksud Kartu AK.II adalah kartu isian identitas/jati diri pencari kerja

yang diperoleh melalui wawancara terhadap pencari kerja mengenai :

- Nama, tempat/tanggal lahir.

- Pendidikan formal dan informal

- Riwayat pekerjaan

- Jabatan dan upah yang diinginkan

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Yang dimaksud Asuransi TKI adalah suatu bentuk perlindungan bagi TKI

dalam bentuk santunan berupa uang yang meliputi kematian, kecelakaan dan

kerugian material.

Ayat (9)

Cukup jelas

Ayat (10)

Cukup jelas

Ayat (11)

Cukup jelas

Ayat (12)

Cukup jelas

Ayat (13)

Cukup jelas

Ayat (14)

Cukup jelas

Ayat (15)

Cukup jelas

Ayat (16)

Page 22: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

22

Cukup jelas

Ayat (17)

Cukup jelas

Ayat (18)

Cukup jelas

Ayat (19)

Cukup jelas

Ayat (20)

Cukup jelas

Ayat (21)

Cukup jelas

Ayat (22)

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Program Wajib Latih Tenaga Kerja dimaksudkan dengan keikutsertaan dalam

pendanaan.

Yang dimaksud dengan Perusahaan berskala besar yaitu perusahaan yang

mempekerjakan tenaga kerja 100 orang keatas.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Page 23: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

23

Pasal 25

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan fasilitas kesejahteraan pekerja adalah fasilitas yang

diberikan oleh perusahaan kepada pekerja untuk pemenuhan kebutuhan

dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik selama

maupun diluar hubungan kerja, yang secara langsung dan tidak langsung

dapat mempertinggi produktivitas kerja.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang termasuk Norma Kerja meliputi peraturan perundang-undangan yang

berlaku terhadap tenaga kerja meliputi jangka waktu kerja, sistim

pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak dan orang muda, tempat kerja,

perumahan, kebersihan, kesusilaan, ibadah menurut agama dan kepercayaan

masing-masing yang diakui pemerintah, kewajiban social/kemasyarakatan

dan sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja yang menjamin

daya guna kerja yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan

martabat manusia dan moril agama.

Yang termasuk Norma Keselamatan Kerja meliputi keselamatan kerja bertalian

dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan

tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Yang termasuk Norma Kesehatan Kerja dan hygiene perusahaan meliputi

pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan

dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit,

mengatur persediaan tempat cara dan syarat kerja yang memenuhi syarat

hygiene perusahaan dan kesehatan kerja untuk pencegahan penyakit, baik

sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan syarat

kesehatan bagi perumahan untuk tenaga kerja.

Yang termasuk Tenaga Kerja Wanita meliputi Tenaga Kerja jenis kelaminnya

wanita yang bekerja pada perorangan/perusahaan dan menerima upah.

Yang termasuk Tenaga Kerja Anak meliputi Tenaga Kerja laki-laki maupun

perempuan yang berusia dibawah 18 tahun.

Pasal 27

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan peserta jaminan social tenaga kerja yaitu tenaga kerja

yang bekerja dalam hubungan kerja dan diluar hubungan kerja (sektor

informal), tenaga kerja yang dipekerjakan oleh Pemerintah Kota seperti

perangkat desa/mukim dan pegawai honor daerah.

Yang dimaksud dengan Usaha Sektor Informal adalah kegiatan orang

perseorangan atau kelaurga atau beberapa orang yang melaksanakan usaha

Page 24: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

24

bersama untuk melakukan kegiatan ekonomi atas dasar kepercayaan dan

kesepakatan dan tidak berbadan hukum.

Yang dimaksud dengan Pekerja Sektor Informal adalah tenaga kerja yang

bekerja dalam hubungan kerja Sektor Informal dengan menerima upah dan/atau

imbalan.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(P2K3) adalah suatu badan yang dibentuk disuatu perusahaan untuk membantu

melaksanakan dan menangani usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja

yang anggotanya terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga kerja.

Tugas P2K3 diperusahaan memberi pertimbangan dan dapat membantu

pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan dalam perusahaan yang

bersangkutan serta dapat memberikan penjelasan dan penerangan efektif kepada

para pekerja yang bersangkutan.

Yang dimaksud dengan Alat/Peralatan K3 dan meliputi :

a. Helm dipakai ditempat bahaya benda jatuh.

b. Respirator atau Masker dipakai ditempat ruang berdebu/gas.

c. Sumbat telinga dipakai ditempat bising.

d. Kaca Mata Las dipakai ditempat las

e. Sabuk pengaman dipakai ditempat kerja yang tinggi.

Tanda Gambar K3 yaitu gambar yang memberi peringatan terhadap bahaya

kecelakaan.

Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Kecelakaan Kerja, yang

mengatur perlindungan terhadap tenaga kerja menyangkut keselamatan dalam

melakukan pekerjaan.

Prosedur Kerja Aman merupakan standar operasional yang harus diikuti dalam

melaksanakan pekerjaan pada tempat kerja yang rentan terhadap kecelakaan

kerja.

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31

Cukup jelas

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 33

Cukup jelas

Pasal 34

Cukup jelas

Pasal 35

Cukup jelas

Pasal 36

Termasuk dalam Pengertian :

Page 25: QANUN KOTA BANDA ACEH ACEH_8...1 QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA WALIKOTA

25

a. Fisik antara lain dalam bentuk penerangan, kebisingan, getaran dan iklim.

b. Kimia dalam bentuk debu, uap dan asap (dari bahan kimia).

c. Ergonomi dalam bentuk antropometri tenaga kerja dan ukuran alat/mesin.

d. Biologi dalam bentuk mikro organisme, virus dan jamur.

e. Gizi kerja dalam bentuk keseimbangan zat makanan yang diberikan kedalam

tubuh dan jumlah kalori (tenaga) yang dikeluarkan untuk suatu kegiatan selama 8

jam kerja.

Pasal 37

Cukup jelas

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Cukup jelas

Pasal 40

Cukup jelas

Pasal 41

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas

Pasal 44

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 46

Cukup jelas

Pasal 47

Cukup jelas

Pasal 48

Cukup jelas

Pasal 49

Cukup jelas