27
BAB I PENDAHULUAN Bronkoskopi merupakan salah satu upaya penting dalam bidang paru karena alat ini dapat digunakan sebagai diagnostik dan terapeutik. Bronkoskopi adalah tindakan yang dilakukan untuk melihat keadaan intra bronkus. Prosedur diagnostik dengan bronkoskop ini dapat menilai lebih baik mukosa saluran napas; normal, hiperemis atau lesi infiltrat yang memperlihatkan mukosa compang-camping. Teknik ini juga dapat menilai penyempitan atau obstruksi akibat kompresi dari luar atau massa intrabronkial tumor intra bronkus. Prosedur ini juga dapat menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening, yaitu dengan menilai karina yang terlihat tumpul akibat pembesaran kelenjar getah bening subkarina atau intra bronkus. (1) Tindakan bronkoskopi pada penderita di paru dan menemukan 81,1% memperlihatkan gambaran keganasan, 3% peradangan, 30,89% menunjukkan mukosa infiltratif, 36,58% stenosis infiltratif dan 32,53% massa intrabronkial intrabronkus. (2) Dengan berkembangnya teknologi peralatan dan keterampilan bronkoskopi digunakan sebagai sarana diagnostik, terapi dan pemantauan berbagai penyakit paru lainnya. Dimana karakteristik dan gambaran bronkoskopi berbeda antara satu penderita dengan 1

referat bronkoskopi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bronkoskopi merupakan salah satu cara untu menegakkan diagnosis pada penyakit bronkus

Citation preview

Page 1: referat bronkoskopi

BAB IPENDAHULUAN

Bronkoskopi merupakan salah satu upaya penting dalam bidang paru

karena alat ini dapat digunakan sebagai diagnostik dan terapeutik. Bronkoskopi

adalah tindakan yang dilakukan untuk melihat keadaan intra bronkus. Prosedur

diagnostik dengan bronkoskop ini dapat menilai lebih baik mukosa saluran napas;

normal, hiperemis atau lesi infiltrat yang memperlihatkan mukosa compang-

camping. Teknik ini juga dapat menilai penyempitan atau obstruksi akibat

kompresi dari luar atau massa intrabronkial tumor intra bronkus. Prosedur ini juga

dapat menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening, yaitu dengan

menilai karina yang terlihat tumpul akibat pembesaran kelenjar getah bening

subkarina atau intra bronkus. (1)

Tindakan bronkoskopi pada penderita di paru dan menemukan 81,1%

memperlihatkan gambaran keganasan, 3% peradangan, 30,89% menunjukkan

mukosa infiltratif, 36,58% stenosis infiltratif dan 32,53% massa intrabronkial

intrabronkus.(2)

Dengan berkembangnya teknologi peralatan dan keterampilan

bronkoskopi digunakan sebagai sarana diagnostik, terapi dan pemantauan

berbagai penyakit paru lainnya. Dimana karakteristik dan gambaran bronkoskopi

berbeda antara satu penderita dengan penderita yang lainnya, hal ini tergantung

pada jenis dan penyebab penyakitnya.(2)

1

Page 2: referat bronkoskopi

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Kata bronkoskopi berasal dari  bahasa Yunani; broncho yang berarti

batang tenggorokan dan scopos yang berarti melihat atau menonton. Jadi,

bronkoskopi adalah pemeriksaan visual jalan nafas atau saluran pernafasan paru

yang disebut bronkus. Lebih khusus lagi, bronkoskopi merupakan prosedur medis,

yang dilakukan oleh dokter yang mempunyai kompetensi di bidangnya dengan

memeriksa bronkus atau percabangan paru-paru untuk tujuan diagnostik dan

terapeutik (pengobatan). Untuk prosedur ini dokter  menggunakan bronkoskop,

sejenis endoskop, yang merupakan instrumen untuk pemeriksaan organ dalam

tubuh. Tergantung pada alasan medis atau indikasi klinis untuk bronkoskopi,

dokter dapat menggunakan bronkoskopi kaku (rigid) dan Fiber Optic

Bronchoscopy (FOB).(1)

2.2. Tujuan

Manfaat pemeriksaan bronkoskopi ialah melihat langsung keadaan saluran

nafas bagian atas maupun saluran nafas bagian bawah. Kelainan yang dapat

dilihat secara langsung ( direct findings ) ialah : (2)

1. Inflamasi

Gambaran inflamasi dapat menyeluruh (misalnya bronkitis kronis) ataupun lokal

(akibat benda asing). Inflamasi dapat terjadi secara akut, misalnya radang paru yang

berhubungan dengan segmental maupun kronis (misalnya tuberkulosis).

Gambar 1. Menunjukkan perubahan akibat inflamasi bronkitis kronis

2

Page 3: referat bronkoskopi

Perubahan peradangan meliputi :

Hiperemis dan peningkatan vaskularisasi dari mukosa (berwarna gelap

atau merah muda atau bahkan merah). Mukosa bronkus normal berupa

palepink atau berwarna merah kuning.

Pembengkakan (swelling).

Pada peradangan ringan, tampak sedikit pinggir dari karina tumpul dan

buram atau kehilangan kontur sehingga tulang rawan bronkial menonjol.

Pada peradangan yang parah terjadi penyempitan mukosa.

Sekresi

Mukosa yang normal hanya sedikit menghasilkan lendir yang berguna

untuk pembersihan. Pada waktu peradangan, sekresi menjadi banyak dan sifat

sangat bervariasi, misalnya mukoid, tebal dan mukus yang kental (bronkitis

kronis), Mukus berupa plague (asma), pus/nanah (infeksi berat).

Perubahan terlokalisir (localized changes)

Reaksi lokal dapat dijumpai pada kelainan seperti pneumonia, abses paru, TBC,

aspirasi benda asing, bronkiektasis, karsinoma, dan lain lain.

Ascociated changes

Terutama terlihat pada penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis

(PPOK), dimana dijumpai submukosa atrofi, hipertrofi pada

dinding membran bronkial.

Gambar 2. Menunjukkan penonjolan dinding trakea kanan oleh karena

tekanan intrinsic

3

Page 4: referat bronkoskopi

2. Tumor

Gambaran bronkoskopi pada tumor atau pembesaran kelenjar getah bening

atau metastasis dapat dijumpai tiga perubahan utama :

Distorsi anatomi oleh karena adanya tekanan eksternal pada trakeo

bronkial, biasanya disebabkan oleh limfadenopati sekunder berupa

pelebaran sudut karina, pembengkakan pada dinding trakea/bronkus

utama.

Keterlibatan dari dinding bronkial dengan distorsi lokal atau ulserasi dari

mukosa pada sebagian atau seluruh lumina.

Pertumbuhan intraluminer mungkin merupakan awal dari intralumen itu

sendiri, dijumpai pelebaran atau ruptur dari kelenjar limfe sekunder

melalui dinding bronkial. Pertumbuhan intralumen bisa menutup lumen secara

total atau parsial.

Gambar 6. Menunjukkan fungating tumor di sebelah kiri batang utama bronkus

Selain itu juga dapat dilakukan bilasan, sikatan, biopsi bronkus atau biopsi

transbronkial. Juga dapat dilakukan pengambilan bahan untuk biakan kuman

dengan alat khusus lavase bronkus Dan dapat digunakan sebagai tindakan

terapeutik. (2)

2.3. Macam- macam bronkoskopi

4

Page 5: referat bronkoskopi

a. Bronkoskop Kaku (Rigid)

Bronkoskop kaku ialah merupakan alat yang berbentuk tabung lurus

terbuat dari bahan stainless steel. Panjang dan lebar bervariasi, tetapi bronkoskopi

untuk dewasa biasanya berukuran panjang 40 cm dan diameter berkisar 9-13,5

mm, tebal dinding bronkoskop berkisar 2-3 mm. Terdiri dari pipa metal dengan

lampu. Terdapat dua macam penyinaran, yaitu lampu diletakan di distal (pada

ujung bronkoskop), atau di proksimal. Lampu proksimal terletak pada ganggang

bronkoskop yang diproyeksikan dari tepi lensa okuler ke distal bronkoskop (tipe

Haslinger). Dengan kemajuan teknologi sekarang, dibuat lampu yang terang (150-

400 Watt) yang berisi halogen yang disalurkan dengan serat optic ke bagian distal

bronkoskop.(1)

Indikasi umum lainnya adalah:(1)

1)    Mengontrol dan penanganan batuk darah massif

2)    Mengeluarkan benda asing dari saluran trakeobronkial

3)    Penanganan stenosis saluran nafas

4)    Penanganan obstruksi saluran nafas akibat neoplasma

5)    Pemasangan sten bronkus

6)    Laser bronkoskopi

b. Bronkoskopi Serat Optik

5

Page 6: referat bronkoskopi

Bronkoskop serat optik merupakan gabungan serat-optik (gelas)

yang menyalurkan cahayanya ke ujung distal bronkoskop. Bronkoskop ini lentur,

sehingga dapat dimasukkan ke dalam cabang bronkus. Ahli endoskopi masa kini

mengatakan bahwa endoskopi serat oprik lebih baik dari pada bronkoskop kaku.(3)

Fiber Optic Bronkhoskopi  sangat membantu dalam menegakkan

diagnosis pada kelainan yang dijumpai di paru-paru, dan berkembang sebagai

suatu prosedur diagnostik  invasif paru. FOB berupa tabung tipis panjang dengan

diameter 5-6 mm, merupakan saluran untuk tempat penyisipan peralatan

tambahan yang digunakan untuk mendapatkan sampel dahak ataupun jaringan.

Biasanya 55 cm dari total panjang tabung FOB mengandung serat optik yang

memancarkan cahaya. Ujung distal FOB memiliki sumber cahaya yang dapat

memperbesar 120o dari 100o lapangan pandang yang diproyeksikan ke layar

video atau kamera. Tabungnya sangat fleksibel sehingga memungkinkan operator

untuk melihat sudut 160o-180o keatas dan 100o-130o ke bawah. Hal ini

memungkinkan  bronchoscopist FOB untuk melihat ke segmen yang lebih kecil

dan segmen sub cabang bronkus ke atas dan ke bawah dari bronkus utama, dan

juga ke depan belakang (anterior dan superior).(3)

2.4. Indikasi

Indikasi dari bronkoskopi adalah untuk membantu dalam menegakkan

diagnosis, sebagai terapeutik serta pre operatif/post operasi.(4)

Yang termasuk indikasi diagnostik bronkoskopi antara lain:(4)

Batuk

6

Page 7: referat bronkoskopi

Batuk darah

Mengi dan stridor

Gambaran foto toraks yang abnormal

Pemeriksaan Bronchoalveolar lavage (BAL)

Lymphadenopathy atau massa intrabronkial pada intra toraks

Karsinoma bronkus

Ada bukti sitologi atau masih tersangka

Penentuan derajat karsinoma bronkus

Follow up karsinoma bronkus

Yang termasuk indikasi terapeutik bronkoskopi antara lain:(4)

Dahak yang tertahan, gumpalan mukus

Benda asing pada trakeobronkial

Pemasangan stent pada trakeobronkial

Dilatasi bronkus dengan menggunakan balon

Kista pada mediastinum

Kista pada bronkus

Mengeluarkan sesuatu dengan bronkoskopi

Brachytherapy

Laser therapy

Abses paru

Trauma dada

Therapeutic lavage (pulmonary alveolar proteinosis)

Pengambilan benda asing (corpus alienum)

Terapi atelektasispengunna di ICU : intubasi intratrakea, menghisap

secret.

Mendiagnosa penyebab batuk dan efusi pleura.

2.5. Kontraindikasi

Kontraindikasi tindakan bronkoskopi terdiri dari kontra indikasi absolut

dan relatif.(4)

Yang termasuk kontra indikasi absolut:(4)

Penderita kurang kooperatif

Keterampilan operator kurang

7

Page 8: referat bronkoskopi

Fasilitas kurang memadai

Angina yang tidak stabil

Aritmia yang tidak terkontrol

Hipoksia yang tidak respon dengan pemberian oksigen

Yang termasuk kontra indikasi relatif antara lain :(4)

Asma berat

Hiperkarbia berat

Koagulopati yang serius

Bulla emfisema berat

Obstruksi trakea

High Positive end-expiratory pressure

2.6. Persiapan

A. Persiapan penderita.(4)

1. Informasi yang berkaitan dengan riwayat penyakit sebelumnya,

penyakit sekarang, kondisi fisik dan mental penderita dan riwayat

reaksi alergi terhadap obat yang akan digunakan untuk tindakan

bronkoskopi.

2. Memberikan informasi kepada penderita tentang tahapan yang akan

dilakukan mulai dari persiapan bronkoskopi sampai pasca

bronkoskopi, penjelasan tentang tindakan anestesi yang  dilakukan 

dan efek anestesi yang dirasakan penderita

3. Menandatangani surat persetujuan tindakan (informed consent)

4. Persiapan fisik antara lain :

a. Puasa minimal 6 jam sebelum dilakukan tindakan

b. Test lidocain 2% 0.1 cc diberikan intracutan dan dibaca setelah

15 menit

c. Codein 10 mg dengan ekstra beladona 2 tablet/kali yang

diminum 12 jam dan 6 jam sebelum tindakan.(4)

5. Persiapan penunjang

a) Foto toraks AP Lateral

b) Faal paru

1. VC > 1000 cc

8

Page 9: referat bronkoskopi

2. FEV1 > 800 cc

c) PAO2 > 65 mmHg

d) Faal hemostatis

1. Hb > 10 gr%

e) EKG

B. Persiapan alat dan bahan

1. Formulir status bronkoskopi

2. Fomulir tindakan bronkoskopi

3. Meja anestesi dan premedikasi

a) Lampu kepala (head lamp)

b) Kaca tenggorok (keel spiegel)

c) Xylocain spray 10%

d) Lampu spiritus

e) Disp spuit 5 cc

f) Tong spatel

g) Spuit instilasi

h) Cucing berisi lidocain 2%

i) Kasa dan tissue secukupnya)   

j) Obat-obat sulfas atropine dan dipenhydramin

4. Meja instrument

a) Disp Spuit 50 cc

b) Disp Spuit 10 cc

c) Disp Spuit 5 cc

d) Lidocain 2%

e) Hand schoon

f) Botol penampung washing

g) Alat untuk aspirasi biopsi

h) Alat untuk forcep biopsi

i) Alat untuk brushing

j) Alat bronkhoskopi (fiber optic)

k) Alkohol 90%

l) Alkohol 70%

9

Page 10: referat bronkoskopi

m) Formalin cair 10%

n) Kasa dan tissue secukupnya

o) Objek glass

p) Pengaman gigi (mouth piece)

5. Obat-obat emergency

a)    Pethidin

b)    Adrenalin

c)    Kalmetason

d)    Midazolam

e)    Aminophylin

f)    Valium

g)    Transamin

h)    Epidrin

j)    Transfusi set

l)    Cairan infuse

6.Alat-alat penunjang lain

a) Oxymeter

b) Oksigen

c) Suction

d) 2 buah mangkok berisi larutan tepol dan aquades (untuk

mencuci alat bronkhoskopi)

2.7. Prosedur Tindakan

Sebelum pemeriksaan pasien dipuasakan selama 8 jam. Penjelasan

tentang tindakan yang akan dilakukan sangatlah penting selain pemberian

premedikasi. Sedatif dan antikolinergik adalah preparat yang sering diberikan

pada premedikasi.(3)

Posisi Bronkhoskopi.(4)

a. Tidur terlentang

b. Duduk di kursi

10

Page 11: referat bronkoskopi

Ada 3 macam teknik bronkhoskopi, yaitu :(4)

a. Trans nasal.

b. Trans oral (yang sering dilakukan).

c. Melalui rigid atau endotrakeal.

Prosedurnya sebagai berikut: (3)

1. Permintaan tindakan dokter yang merawat

2. Buat status bronkoskopi

3. Pasien dipersiapkan di ruang pemeriksaan dengan memeriksa tanda

tanda vital,status paru dan jantung

4. Premedikasi dengan SA 0,25 mg  IM dan atau diazepam 5 mg. Dosis

tergantung umur dan kondisi pasien

5. Anestesi lokal dengan kumur tenggorokan menggunakan lidokain 2 %

Sebanyak 5 ml selama 5 menit dalam posisi duduk

6. Anestesi lokal lanjutan didaerah laring dan faring serta pita suara

demgan bantuan kaca laring menggunakan xylocain spray (5-7

semprot ) dilanjutkan dengan instilasi lidokain 2 % sebanyak 5ml

kedalam trakea melalui pita suara

7. Pasien siap diperiksa dalam posisi telentang dengan kepala ekstensi

maksimal (posisi duduk bila tidak bisa telentang) dengan operator

berdiri di belakang kepala pasien

8. Oksimeter ditempelkan pada jari telunjuk pasien,kanul hidung di

pasang dan oksigen di berikan sebesar 3-4 x / menit dan kedua mata

ditutup dengan kain penutup untuk mencegah terkena larutan

lidokain/pembilasan

9. Mouth piece diletakan di antara gigi atas dan bawah untuk mencegah

tergigitnya bronkoskop (jika bronkoskopi melalui mulut)

10. Bila telah sampai pita suara dan pasien terbatuk selama melakukan

tindakan, dapat diberi instilasi lidokain 1-2 ml bronkoskop (dosis aksimal

lidocain 400mg)

11. Nilai keadaan pita suara,trakea dan kanina,bronkus kanan dan kiri

beserta cabang cabangnya sampai bronkus subsegmen

12. Membuat laporan bronkoskopi

11

Page 12: referat bronkoskopi

a. Tahap I(2)

1. Diberikan motivasi tentang tujuan dan akibat yang mungkin timbul

dari tindakan bronkhoskopi, diharapkan penderita kooperatif agar

tindakan ini berhasil secara maksimal

2. Menandatangani surat persetujuan tindakan, baik oleh penderita

maupun keluarganya

3. Ukur gejala cardinal ( tekanan darah, nadi)

b. Tahap II(2)

1. Test lidocain 2% 0.1 cc intracutan dan dibaca setelah 15 menit

2. Diberikan dipenhydramin 1 cc (10 mg) dan sulfas atropine 2 amp

(0.5 mg) intramuscular dan ditunggu selama 30 menit

3. Lepas gigi palsu kalau ada (agar tidak tertelan saat penderita batuk,

selama dilakukan tindakan bronkhoskopi)

4. Sesudah 30 menit dilakukan lokal anestesi dengan pemberian

xylocain spray 10% pada pangkal lidah dengan dosis tidak boleh

lebih dari 20 kali semprotan

5. Instilasi lidocain 2% sebanyak 4-6 cc pada plika vokalis dan trakea.

Pemakaian lidocain tidak boleh lebih dari 400 mg

6. Penderita ditidurkan dimeja operasi dengan posisi terlentang dan

mata ditutup dengan mitella

7. Dipasang oxymeter untuk memonitor nadi dan saturasi oksigen

8. Diberikan oksigen 2 l/m melalui nasal kanul

12

Page 13: referat bronkoskopi

9. Mouth piece (pengaman gigi) dipasang, selanjutnya operator

memasukkan ujung bronkhoskop yang sudah diolesi jelly

(lubricating gel) kedalam mulut melalui mouth piece

10. Posisi perawat berdiri disebelah kiri penderita dan dokter untuk

memudahkan membantu pelaksanaan tindakan tersebut

11. Skop masuk malalui plika vokalis, trakea, karina utama, bronkhus

dan cabang-cabangnya

12. Pada cabang bronkhus yang diduga ada kelainan dilakukan

pengambilan specimen dengan cara :

a) Aspirasi Biopsi

Pengambilan specimen dengan cara memasukkan jarum panjang

ditempat yang dicurigai ada keganasan, dihisap dengan disp

spuit 50 cc dan specimen disemprotkan diatas ojek glass.

b) Biopsi forcep

Cara pengambilan jaringan dengan memakai forcep. Forcep

diarahkan ketempat yang dicurigai adanya keganasan, mulut

forcep dimuka dan ditancapkan ke jaringan tersebut dan ditutup

(sesuai aba-aba operator). Hal ini dilakukan 2-3 kali sampai

didapatkan jaringan untuk bahan pemeriksaan

c) Bronkhial Brushing

Dilakukan sikatan ditempat yang dicurigai adanya keganasan

atau keradangan untuk mendapatkan bahan pemeriksaan. Dari

hasil sikatan dioleskan pada objek glass yang sudah disediakan.

Setelah selesai tindakan bronkhoskopi penderita dipindahkan ke

ruang khusus untuk observasi selanjutnya, apakah ada

komplikasi dari tindakan tersebut

d) Bronkhial Washing

Dilakukan pencucian ditempat yang dicurigai adanya keganasan

dan dilakukan sesuadah biopsi. Pencucian pada luka bekabiopsi

13

Page 14: referat bronkoskopi

diharapkan ada sisa-sisa jaringan yang ikut dalam cairan bilas

tersebut.

2.8. Komplikasi

Pada umumnya FOB mempunyai batas keamanan yang tinggi

dengan angka mortaliti 0-0,4 % dengan komplikasi mayor (perdarahan

pada waktu dilakukan biopsi, depresi pernafasan, henti jantung, aritmia,

dan pneumotoraks) < 1 % pada waktu tindakan bronkoskopi. (5)

a.    Komplikasi akibat premedikasi. (5)

1)    Depresi pernapasan

2)    Hypotensi

3)    Sinkope

4)    Henti napas

b.    Komplikasi akibat anestesi local. (5)

1)    Spasme laring

2)    Methemoglobinemia

c.    Komplikasi akibat tindakan bronkhoskopi.(5)

1)    Spasme laring

2)    Gagal napas

3)    Pneumonia

4)    Pneumothorax

5)    Perdarahan

6)    Henti jantung (cardiac arrest)

7)    Takikardi

2.9. Interpretasi

Pada saat melakukan bronkoskopi, ada beberapa keadaan yang

dapat dijumpai, seperti: (6)

a. Normal

Dimana pada saat dilakukan bronkoskopi tidak dijumpai kelainan

pada mukosa ataupun cabang-cabang bronkus. (6)

b. Inflamasi

14

Page 15: referat bronkoskopi

Gambaran inflamasi dapat menyeluruh (misalnya bronkitis kronis)

ataupun lokal (akibat benda asing). Inflamasi dapat  terjadi secara

akut (misalnya radang paru yang berhubungan dengan segmental)

maupun kronis (misalnya tuberkulosis). (6)

Perubahan peradangan meliputi: (5)

1) Hiperemis dan peningkatan vaskularisasi dari mukosa

(berwarna gelap atau merah muda atau bahkan merah).

Mukosa bronkus normal berupa palepink atau berwarna merah

kuning.

2) Pembengkakan (swelling)

Pada peradangan ringan, tampak  sedikit pinggir dari karina

tumpul dan buram atau kehilangan kontur sehingga tulang

rawan bronkial menonjol. Pada peradangan yang parah terjadi

penyempitan mukosa.

3) Sekresi

Mukosa yang normal hanya sedikit menghasilkan lendir yang

berguna untuk pembersihan. Pada waktu peradangan, sekresi

menjadi banyak dan sifat sangat bervariasi, misalnya mukoid,

tebal dan  mukus yang kental (bronkitis kronis), Mukus berupa

plague (asma), pus/nanah (infeksi berat).

4) Perubahan terlokalisir (localized changes)

Reaksi lokal dapat dijumpai pada kelainan seperti pneumonia,

abses paru, TBC, aspirasi benda asing, bronkiektasis,

karsinoma, dan lain lain.

5) Tuberkulosis

Dijumpai peradangan pada endobronkial, distorsi pada lumen

trakea/bronkus yang disebabkan limfadenofati ekstrabronkial.

c. Tumor

    Gambaran bronkoskopi pada tumor, pembesaran kelenjar getah

bening atau metastasis dapat dijumpai tiga perubahan utama, yaitu :

1. Distorsi anatomi oleh karena adanya tekanan eksternal pada

trakeo bronkial, biasanya disebabkan oleh limfadenopati

15

Page 16: referat bronkoskopi

sekunder  berupa pelebaran sudut karina, pembengkakan pada

dinding trakea/bronkus utama

2. Keterlibatan dari dinding bronkial dengan distorsi lokal  atau

ulserasi dari mukosa pada sebagian atau seluruh lumina

3. Pertumbuhan intraluminer mungkin merupakan awal dari

intralumen itu sendiri, dijumpai pelebaran atau ruptur dari

kelenjar limfe sekunder melalui dinding bronkial.

Pertumbuhan intralumen bisa menutup lumen secara total atau

parsial.

d. Miscellaneous

1) Perdarahan bronkial

Dalam beberapa kasus batuk darah (hemoptisis), pemeriksaan

bronkoskopi memberikan gambaran normal. Pada perdarahan

yang masif dilakukan pembersihan dari  trakeobronkial dengan

normal salin untuk membantu menemukan sumber perdarahan

2) Benda asing

Benda asing sering menyebabkan peradangan lokal, bahkan

menyebabkan infeksi yang luas dan kerusakan pada bronkial

dan jaringan paru distal serta dapat menghasilkan sekresi

purulen.

3) Sarcoidosis

Tampak dua gambaran utama, yaitu :

Pembesaran  kelenjar  getah  bening, karina dan  subkarina 

melebar dan distorsi trakeobronkial

Perubahan  bentuk  mukosa  trakeobronkial,  hiperemis 

dan  sekresi yang meningkat.

4) Perubahan radiasi

Perubahan mengikuti pola umum: segera,  reaksi peradangan

akut, selanjutnya penyusutan atau hilangnya tumor dengan

berkurangnya peradangan, mukosa pucat dan kontraktif

16

Page 17: referat bronkoskopi

jaringan parut setelah beberapa bulan dan terjadi  fibrosis pada

daerah yang terkena.

5) Trauma trakea

Dijumpai fraktur pada dinding trakea atau bronkus.

6) Fistula Bronkopleura 

Merupakan sekunder dari empiema, abses paru, pecahnya kista

paru, pneumotoraks, trauma atau pasca operasi. Pada gambaran

bronkoskopi tampak gelembung udara, waktu sekresi tampak

gerakan pernafasan.

7) Amiloidosis

Jarang terjadi, dinding bronkial berwarna kuning/abu-abu yang

menyerupai gambaran carsinomatous infiltratif.

17

Page 18: referat bronkoskopi

BAB IIIKESIMPULAN

Kata bronkoskopi berasal dari  bahasa Yunani; broncho yang berarti

batang tenggorokan dan scopos yang berarti melihat atau menonton. Jadi,

bronkoskopi adalah pemeriksaan visual jalan nafas atau saluran pernafasan paru

yang disebut bronkus. Lebih khusus lagi, bronkoskopi merupakan prosedur medis,

yang dilakukan oleh dokter yang mempunyai kompetensi di bidangnya dengan

memeriksa bronkus atau percabangan paru-paru untuk tujuan diagnostik dan

terapeutik (pengobatan). Untuk prosedur ini dokter  menggunakan bronkoskop,

sejenis endoskop, yang merupakan instrumen untuk pemeriksaan organ dalam

tubuh.

Manfaat pertama pemeriksaan bronkoskopi ialah melihat langsung

keadaan saluran nafas bagian atas maupun saluran nafas bagian bawah.

Indikasi dari bronkoskopi adalah untuk membantu dalam menegakkan

diagnosis, sebagai terapeutik serta pre operatif/post operasi.

18

Page 19: referat bronkoskopi

DAFTAR PUSTAKA

1. Fitri, F. Nelvia,T. Ekstraksi Benda Asing Lampu Led di Bronkus dengan Bronkoskopi Kaku. Jurnal kesehatam Andalas. 2014 : 3(3)

2. Swidarmoko, B. Rosayah, R. The Positive Result of Cytology Brushsy at flexible Fibrotic Bronkoskopi Compared With terapetic Needle Aspiration in Central Lung Tumor.J Respir Indo. 2011 : 31

3. Absari, I. Pradjoko, I. Aspirasi jarum Pentul.jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2007: 7(3)

4. Rahmalia, A. Novianty,C. At a Glance Medicine.Gelora Aksara Pratama. 2002

5. Istia, M. susanto,D. Respirology. EGC.Jakarta: 2009

6. Vachani A, Seijo L. Sterman D. In Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, et al, editors. Fishman’s pulmonary diesease and disorders. New York : McGraw-Hill Companies.2008

19