6
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS II MOD Restorasi Resin Komposit Klas II MOD adalah restorasi yang melibatkan permukaan mesial, oklusal, dan distal dimana resin komposit yang digunakan dapat adekuat sebagai restorasi posterior. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum merekomendasikan restorasi resin komposit posterior kepada pasien, yaitu : 1. Estetis merupakan pertimbangan utama. 2. Lebar preparasi kavitas fasiolingual seharusnya dibatasi tidak lebih dari sepertiga jarak intercuspal dan jika memungkinkan margin cavosurface gingival pada restorasi klas II seharusnya berada pada enamel. 3. Kontak oklusi sentrik seharusnya berada pada struktur gigi. 4. pasien tidak menunjukkan penggunaan yang berlebihan seperti clenching atau grinding. 5. Gigi dapat diisolasi. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREPARASI Faktor Umum Diagnosa desain preparasi dan pemilihan bahan restorasi Pengetahuan anatomi gigi arah enamel rod, ketebalan enamel dan dentin, ukuran dan posisi pulpa, hub gigi dan jar.pendukungnya Faktor pasien ekonomi, usia Struktur Gigi makin sedikit preparasi makin kuat struktur gigi yg tersisa minimal extension (faciolingual, pulpally), supragingiva margin, rounded internal line angle Bahan Restorasi PRINSIP PREPARASI Sistematika Black : Outline form Resistance and retention form Convenience form Removal of caries

Restorasi Resin Komposit Klas II Mod

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Restorasi Resin Komposit Klas II Mod

Citation preview

Page 1: Restorasi Resin Komposit Klas II Mod

RESTORASI RESIN KOMPOSIT KLAS II MODRestorasi Resin Komposit Klas II MOD adalah restorasi yang melibatkanpermukaan mesial, oklusal, dan distal dimana resin komposit yang digunakan dapatadekuat sebagai restorasi posterior.Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sebelum merekomendasikan restorasi resinkomposit posterior kepada pasien, yaitu :1. Estetis merupakan pertimbangan utama.2. Lebar preparasi kavitas fasiolingual seharusnya dibatasi tidak lebih dari sepertigajarak intercuspal dan jika memungkinkan margin cavosurface gingival padarestorasi klas II seharusnya berada pada enamel.3. Kontak oklusi sentrik seharusnya berada pada struktur gigi.4. pasien tidak menunjukkan penggunaan yang berlebihan seperti clenching ataugrinding.5. Gigi dapat diisolasi.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPREPARASI• Faktor Umum– Diagnosa desain preparasi dan pemilihanbahan restorasi– Pengetahuan anatomi gigi arah enamel rod,ketebalan enamel dan dentin, ukuran dan posisipulpa, hub gigi dan jar.pendukungnya– Faktor pasien ekonomi, usia• Struktur Gigi makin sedikit preparasimakin kuat struktur gigi yg tersisa minimalextension (faciolingual, pulpally),supragingiva margin, rounded internal lineangle• Bahan Restorasi

PRINSIP PREPARASI• Sistematika Black :– Outline form– Resistance and retention form– Convenience form– Removal of caries– Finishing– Cavity toilet

Preparasi RK untuk klas II MOD berbeda dengan desain preparasi amalgamdalam beberapa hal, yaitu :- Mempunyai outline form yang sempit- Preparasi cenderung lebih dangkal, dimana preparasi hanya menyingkirkanlesi karies dan preparasi proximal box tidak sampai di bawah kontak gigitetangga- Tidak ada extension for preventionDengan ditemukan adanya kekurangan dari sifat RK berupa polymerizationshrinkage pada saat setting yang dapat menyebabkan microleakage, karies sekunder dansensitivitas pasca penambalan, maka dikembangkan berbagai cara penempatan RK,

Page 2: Restorasi Resin Komposit Klas II Mod

seperti teknik penempatan dengan menggunakan light tip berbentuk konus yangtransparan, teknik penempatan dengan menggunakan hand instrumen khusus, teknikpenempatan dengan memasukkan Beta Quartz Glass-Ceramic, teknik penempatandengan menggunakan prepolymerized resin composite ”balls” yang mana dapatmengurangi marginal leakage.RK juga dapat digunakan untuk restorasi klas II MOD pada kondisi karies yangluas dimana tidak memungkinkan lagi restorasi dengan menggunakan amalgam yangmemerlukan extension for prevention dimana pembentukan extension for prevention akanmembuat mahkota gigi mudah pecah.Jadi restorasi RK baik digunakan untuk restorasi klas II MOD dengan lesi yangtidak terlalu luas dan tidak menerima tekanan pengunyahan yang besar, selain itu RKdigunakan pada ksries yang meluas pada gigi posterior yang tidak memungkinkanpenggunaan amalgam.

Polymerization shrinkage resin komposit ditemukan sebagai penyebabmicroleakage dan sensitivitas pasaca penambalan. Metode untuk mengatasiPolymerization shrinkage telah dikembangkan khususnya melalui strategi teknikpenempatan yang langsung shringkage ke arah dinding kavitas dan bukan menjauhinya.Walaupun metode ini membantu dalam mengurangi sensitivitas pasca penambalan,masalah kontak proksimal masih belum terpecahkan.El Badrawi dkk melakukan penelitian terhadap 4 teknik aplikasi resin kompositposterior klas II MOD, yaitu aplikasi konvensional, aplikasi dengan light tip berbentukkonus, aplikasi dengan hand isntrument khusus dan aplikasi denga penempatan betaquartz glass ceramic. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tehnik aplikasi denganpenempatan beta quartz glass ceramic memberikan hasil yang terbaik dalam mengatasimasalah kontak proksimal.

Preparasi Klas II MODPreparasi permukaan oklusal menggunakan bur diamond inverted dengan outlineform oklusal yang extensive. Bur diamond digerakkan dari central groove ke arah tonjoldengan kedalaman pulpa dipertahankan 1,5 mm. Kemudian dilakukan preparasi proximalbox dengan pertimbangan luas lesi karies dan restorasi lama dalam perluasan preparasiproximal box ke arah fasial, lingial, dan gingival.Ketika preparasi telah diperluas sampai marginal ridge, dimulai pemotongan paritproximal. Tahan bur diamond diatas dentoenamel junction sedalam 0,2mm. Bur diamonddiperluas ke arah fasial, lingual, dan gingival untuk mencakup semua lesi karies ataubahan restorasi yang lama. Pemotongan ke arah fasiolingual dilakukan dengan gerakanperlahan mengikuti bentuk dentoenamel junction dengan bentuk agak konveks disebelahluar. Dinding aksial sebaiknya 0,2 mm ke dalam dentoenamel junction dan sedikitkonveks ke bagian luar.

1. Teknik Penempatan KonvensionalTeknik ini adalah teknik yang masih sering digunakan dan yang paling sederhana,dimana resin komposit ditempatkan pada kavitas menggunakan matriks band dan hanyamenggunakan wedging tradisional tanpa perlakuan khusus pada daerah kontak.2. Teknik Penempatan dengan Menggunakan Light Tip Berbentuk Konus yangTransparan.Tip ditempatkan pada RK yang belum di curing yang setengah terisi pada proximalbox dan ditekan ke arah kontak dengan gigi tetangga, kemudian di curing selama 40detik, light tip dilepaskan dan proximal box tadi diisi dengan resin komposit hingga

Page 3: Restorasi Resin Komposit Klas II Mod

penuh dan di curing.

Mula-mula proximal box diisi dengan RK, kemudian Beta Quartz Glass Ceramicdimasukkan menggunakan tang penjepit ke dalam box sebelum curing. Sebuah handinstrument digunakan untuk mendorong ke daerah kontak, kemudian light curing.3. Teknik Penempatan dengan Menggunakan hand instrumen khususSalah satu alat yang dipakai adalah contact pro. Alat ini mempunyai kep[ala pada setiap ujungnya yang ukuran nya pas masuk ke proximal box dari preparasi klas II. Ujung instrumen ini membentuk sudut 90o dan 45o untuk memungkinkan aplikasi pada daerah mesial atau distal. Caranya yaitu mula-mula proximal box diisi sampai menutupi seluruh dasar kavitas dan ujung contact pro ditempatkan didalam box dan ditekan secara lateral ke daerah kontak. Ujung light curing ditempatkan sedekat mungkin dengan ujung instrumen selama 20 detik. Ujung instrumen kemudian ditekan maju mundur sebelum ditarik keluar. Lalu kavitas tersebut dipenuhi lagi dan disinar selama 20 detik.4. Teknik Penempatan dengan memasukkan beta quartz glass ceramicMula-mula proximal box diisi dengan RK, kemudian Beta Quartz Glass Ceramicdimasukkan menggunakan tang penjepit ke dalam box sebelum curing. Sebuah handinstrument digunakan untuk mendorong ke daerah kontak, kemudian light curing.

5. Teknik Penempatan dengan Menggunakan Prepolymerized Resin Composite”balls”.Suatu bola komposit kecil diprecure pada ujung instrumen. Penambahan bahantambalan berupa uncured RK diletakkan dalam proximal box. Precured ball ditekan kedalam tambahan bahan tambal tadi untuk merapatkan matriks dengan ketat terhadap gigitetangga, kemudian RK dicure.

DAFTAR PUSTAKA1. Eccles JD, Green RM. Konservasi gigi. Yuwono L. Terjemahan. Jakarta: WidyaMedika, 1994:113-25.2. Armilia M. Upaya mencegah dentin hipersensitif akibat asam dengan semen dasarglass ionomer. Makalah. Bandung: Universitas Padjajaran, 2006: 4-16.3. Suprastiwi E. Potensi semen ionomer kaca (SIK) sebagai bahan material bioaktif.Disertasi UI. 2009: 1-3,10-14.4. Sikri VK. Textbook of Operative Dentistry. 2nd Ed. India: CBS, 2007: 427-46.5. Markovic DL, Petrovic BB, Peric TO. Fluoride content and recharge ability of fiveglass ionomer dental materials. BMC Oral Health 2008; 8(21): 1-8.6. Mount GJ and W.R hume. Preservation and restoration of tooth structures. 2nd ed.Australia: Knowledge Books and Software, 2005: 163-249.7. Bresciani E, Barata T, et al. Compressive and diameter tensile strength of glassionomer cements. J Appl Oral Sci 2004 ; 12(4) : 344-8.8. Mallmann A, Ataide JCO, Amoedo R, et al.. Compressive strength of glass ionomercements using different specimen dimensions. J Braz Oral Rez 2007 ; 21: 204-8.9. Craig RG, Power JM, Wataha JC. Dental material properties and manipulation. 7th

ed. India: Mosby, 2000: 21-9, 70-5.10. Upadhya PN, Kishore G. Glass ionomer – The different generation. Trend biomater.Artif. Organs2005; 18 (2): 158-65.

Page 4: Restorasi Resin Komposit Klas II Mod

11. El-Mowafy O, El-Badrawy W, Lewis DW, et al. Efficacy of halogen photopolymerization units in private dental offices in Toronto. J Can Dent Assoc 2005; 71(8) : 587.