Upload
trinhkhue
View
236
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
Abstrak
Bahasa Melayu Dialek Deli Medan (BMDDM) adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia.
Penutur BMDDM adalah suku Melayu yang tinggal di daerah Deli Serdang dan Medan,
Sumatera Utara. Kawasan-kawasan penutur BMDDM Deli Serdang meliputi kawasan
Tanjung Morawa, Percut Sungai Tuan dan Lubuk pakam. Manakala di Medan pula kawasan
penutur BMDDM adalah Kampung Kota Maksum. Kajian ini mengutarakan tentang Kalimat
Majemuk BMDDM dengan menggunakan pendekatan Transformasi Generatif (TG). Kajian
ini bertujuan ini memperkenalkan Kalimat Majemuk BMDDM dan ingin melestarikan salah
satu bahasa daerah di Indonesia, yaitu BMDDM. Kalimat Majemuk BMDDM ini terdiri dari
Kalimat Majemuk Setara, Kalimat Majemuk Bertingkat dan Kalimat Majemuk Campuran.
iii
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
RINGKASAN
KALIMAT MAJEMUK BAHASA MELAYU DIALEK DELI MEDAN: SATU
KAJIAN TRANSFORMASI GENERATIF
Bahasa memiliki fungsi sosial bagi kehidupan manusia, karena dengan bahasa
seseorang dapat berkomunikasi, dan beradaptasi dengan manusia lain. Seperti yang dikatakan
oleh Kridalaksana (1982) bahasa adalah sistem lambang bunyi yaang arbitrer yang digunakan
oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan
mengidentifikasikan diri.
Bahasa Melayu Dialek Deli Medan (BMDDM) adalah salah satu bahasa daerah yang
ada di Indonesia. Sebagai bahasa daerah, BMDDM mempunyai ciri-ciri tersendiri. Walaupun
BMDDM mempunyai ciri-ciri tersendiri, namun para penuturnya masih dapat berkomunikasi
dengan penutur bahasa Melayu dialek yaang lain.
Daerah penutur BMDDM adalah Kota Madya Medan, Tanjung Morawa, Percut Sungai
Tuan, dan Lubuk Pakam. Dalam penelitian ini akan dikaji Kalimat Majemuk Bahasa Melayu
Dialek Deli Medan: Satu kajian Transformasi Generatif (TG). Analisis kajian ini
mengunakan pendekatan tatabahasa Transformasi Generatif. Pendekatan ini berdasarkan
prinsip tatabahasa itu sendiri, seperti yang dikatakan Halle (1962) “A grammer which
generates- describer, defines characterise, specifies, enumarates, or predics all of and only
the well formed sentences of the languages asentence generating gramme”.
Sebagai dasar dalam menganalisis Kalimat Majemuk, penulis menerapkan dua konsep
yang ada dalam teori TG, yaitu konsep Struktur Dalaman (SD) dan Struktur Permukaan (SP).
iv
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
Penelitian ini dilakukan di desa Percut Kecamatan Percut Sungai Tuan, Kabupaten
Deli Serdang, Sumatera Utara. Luas daerah desa Percut 1063 ha, dengan letak geografis
sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan desa Cinta
Rakyat, sebelah Barat berbatasan dengan Tanjung Rejo, sebelah Timur berbatasan dengan
Pematang Lalang.
Kajian yang bersifat empiris ialah, satu kajian yang memerlukan kesahihan data.
Penulis mengutip data dari sepuluh informan dengan cara merekam pertuturan para informan
yang menggunakan BMDDM. Dalam memilih informan penulis memperhitungkan aspek
umur, pendidikan, dan intensitas interaksinya dengan masyarakat luar.
Kajian BMDDM masih sangat sedikit, terutama yang menyangkut sintaksis,
khususnya Kalimat Majemuk, teori yang digunakan pun masih teori deskriptip. Hal inilah
yang mendorong penulis untuk mengkaji Kalimat Majemuk BMDDM dengan menggunakan
teori TG. Di samping tujuan di atas, penulis juga ingin memperkenalkan di samping menjaga
dan melestarikan salah satu bahasa daerah di Indonesia, yaitu BMDDM.
Berdasarkan hasil kajian yang penulis dapati di lapangan Kalimat Majemuk
BMDDM terbagi atas tiga jenis, yaitu Kalimat Majemuk Setara, Kalimat Majemuk
Bertingkat, dan Kalimat Majemuk Campuran.
v
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... iii
RINGKASAN .................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Daerah Penelitian ............................................................................................. 2
1.3 Responden ....................................................................................................... 3
BAB II Tinjauan pustaka .................................................................................................... 4
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ....................................................... 10
3.1 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 10
3.2 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 11
4.1 Struktur Dalaman (SD) ................................................................................... 11
4.2 Transformasi ................................................................................................... 12
4.3 Struktur Permukaan (SP) ................................................................................ 13
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 14
5.1 Pendahuluan ................................................................................................... 14
5.2 Kalimat Majemuk Setara ................................................................................ 14
A. Tanpa menggugurkan bahagian-bahagian dalam kalimat .......................... 15
B. Pengguguran bahagian yang sama dalam kalimat . ................................... 16
5.3 Kalimat Majemuk Bertingkat ......................................................................... 19
vii
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
5.4 Kalimat Majemuk Campuran . ....................................................................... 21
A. Campuran Kalimat Tunggal dengan Kalimat Majemuk . .......................... 22
B. Deretan kalimat yang dibina melalui proses gabungan . ............................ 23
C. Campuran Kalimat Majemuk yang terdiri dari deretan ............................. 24
berbagai-bagai kalimat . ........................................................................... 24
BAB VI. KESIMPULAN .................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 29
LAMPIRAN DAFTAR NAMA INFORMAN .................................................................. 30
DAFTAR SINGKATAN ............................................................... .............................. 31
viii
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,
karena dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan maksud dan keinginan kepada orang
lain. Dengan kata lain bahwa bahasa memiliki fungsi sosial bagi kehidupan manusia, karena
dengan bahasa seseorang dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan manusia lain, seperti
yang dikatakan oleh Kridalaksana (1983) dan Djoko Kentjono (1982) bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh para kelompok sosial untuk bekerjasama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa bersifat manusiawi, artinya bahasa
sebagai alat komunikasi verbal hanya dimiliki oleh manusia. Untuk menguasai bahasa
manusia harus belajar, tanpa belajar manusia tidak mungkin berbahasa.
Tiap-tiap orang mempunyai variasi bahasa tersendiri, yang disebut idiolek. Variasi
idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat dan
sebagainya. Jika akrab dengan orang lain dengan hanya mendengar suara bicaranya saja kita
dapat mengenainya. Tiap-tiap idiolek mempunyai perbedaan-perbedaan kecil dalam
menggunakan bahasanya, akan tetapi tidak lari dari garis kasar bahasanya.
Idiolek-idiolek yang lebih banyak menunjukkan persamaan dengan idiolek lain dapat
digolongkan dalam suatu kumpulan kategori yang disebut dialek (Nababan, 1993). Menurut
Abdul Chaer, Leoni Agustina (1995) dialek ialah variasi bahasa dari sekelompok penutur
yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah atau area tertentu. Para
penutur dalam suatu dialek, meskipun
1
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
mempunyai idiolek masing-masing, namun mereka memiliki kesaman ciri yang menandai
bahwa mereka berada dalam satu dialek. Misalnya Bahasa Melayu Dialek Deli Medan
(BMDDM) memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan ciri yang dimiliki oleh bahasa
Melayu dialek lain, seperti bahasa Melayu dialek Jakarta, bahasa Melayu dialek Riau dan
sebagainya. Para penutur bahasa Melayu dialek Deli Medan dapat berkomunikasi dengan
para penutur bahasa Melayu dialek Jakarta atau dialek lainnya, karena dialek-dialek tersebut
masih termasuk bahasa yang sama, yaitu bahasa Melayu. Memang kesaling pengertian antara
penutur dari satu dialek dengan anggota dialek lain bersifat relatif, bisa besar, bisa kecil atau
bisa juga sangat kecil. Berdasarkan hal di atas perlu diadakan penelitian tentang bahasa
Melayu dialek Deli Medan
1.2 Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Percut, kecamatan Percut Sungai Tuan, Kabupaten
Deli Serdang, Sumatera Utara. Luas wilayah desa Percut 1063 ha, dengan letak geografis,
sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan desa Cinta
Rakyat, sebelah Barat berbatasan dengan desa Tanjung Rejo, sebelah Timur berbatasan
dengan Pematang Lalang.
Jarak desa Percut dengan kota Medan kira-kira 25 km, keadaan geografis berpantai
sampai ketinggian 2m dari permukaan laut, curah hujan 2283 ml per tahun. Berdasarkan
sensus penduduk tahun 1991, jumlah penduduk desa Percut 7895 orang dengan 1093
keluarga yang terdiri dari 4001 laki-laki dan 3894 orang perempuan.
2
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
1.3 Responden
Kajian yang bersifat empiris ialah satu kajian yang memerlukan kesahihan data.
Untuk menuju ke arah sifat yang empiris itu, penulis mengutip data dengan membuat
beberapa rekaman pertuturan terhadap 10 orang penutur asli bahasa Melayu dialek Deli
Medan. Aspek yang diperhitungkan dalam memilih responden ialah umur, pendidikan dan
interaksinya dengan masyarakat luar.
Dalam kajian ini penulis tidak mewawancarai pedagang, pegawai kantor dan pemuda,
karena bahasa Melayu yang dituturkan golongan ini dengan tidak disadari telah dipengaruhi
oleh bahasa-bahasa lain.
3
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kalimat ialah kesatuan kumpulan kata yang mengandung pengertian (Soekono Wirjo
Soedarmo, 1987). Kalimat merupakan kesatuan bentuk pendukung bahasa yang sangat
penting, karena kalimat dapat menentukan isi bahasa.
Ciri utama kalimat daklam bahasa Melayu diaalek Deli Medan (BMDDM) adalah:
a. Kalimat terdiri dari konstituen subjek dan konstituen predikat.
b. Subjek kalimat terdiri dari Frasa Nominal (FN).
c. Predikat kalimat diwakili oleh Frasa Nominal (FN), Frasa Verbal (FV), Frasa Adjektival
(FA), dan Frasa Preposisi (FP).
d. Kalimat bisa menerima keterangan , seperti keterangan tempat , keterangan waktu, dan
keterangan alat.
Perbedan kalimat tunggal dan kalimat majemuk adalah:
a. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terbina dari satu klausa saja, yaitu mempunyai satu
konstituen subjek dan satu konstituen predikat.
b. Kalimat majemuk adalah kalimat sempurna yang terdiri atas lebih dari satu klausa.
Dalam kajian ini penulis mengutip pendapat beberapa pakar tentang penjenisan kalimat
majemuk
4
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
A. Penjenisan Kalimat Majemuk Menurut Soekono Wirjosoedarmo
Soekono Wirjosoedarmo (1987) dalam bukunya Tata Bahasa Bahasa Indonesia
mengatakan bahwa ada empat macam kalimat majemuk, yaitu kalimat majemuk setara,
kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk berganda.
Selanjutnya Soekono Wirjosoedarmo menyebutkan kalimat majemuk sama dengan kalimat
tersusun. Dikatakan juga bahwa kalimat majemuk setara terdiri dari kalimat majemuk setara
sejalan, kalimat majemuk setara berlawanan, dan kalimat majemuk sebab akibat. Kalimat
majemuk setara sejalan adalah kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat
tunggal bersamaan situasinya. Contoh kalimat majemuk setara sejalan adalah sebagai berikut:
1. Ibu berbelanja ke pasar, ayah berangkat ke kantor, sedang adik pergi ke sekolah.
Kalimat majemuk setara berlawanan adalah kalimat majemuk setara yang terdiri atas
beberapa kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi berlawanan. Contoh kalimat
majemuk setara berlawanan adalah :
2. Adiknya pandai, sedang kakaknya bodoh.
Kalimat majemuk setara sebab akibat ialah kalimat majemuk setara yang terdiri atas
beberapa kalimat tunggal yang isi bagian yang satu menyatakan sebab akibat dari
bagian-bagian yang lain. Contoh kalimat tersebut adalah :
3. Orang itu ditahan, karena ia telah menggelapkan uang negara.
5
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
B. Penjenisan Kalimat Majemuk Menurut Asmah Haji Omar
Asmah Haji Omar (1973) mengatakan bahwa kalimat yang mempunyai lebih dari
satu subjek dan predikat disebut sebagai kalimat selapis atau kalimat majemuk. Kalimat
majemuk diartikan sebagai kalimat luas yang terdiri kalimat-kalimat kecil yang
dihubungkan dengan kata penghubung dan, atau, tetapi. Contohnya adalah sebagai berikut :
4. Saya pergi dan emak pergi.
C. Penjenisan Kalimat Majemuk Menurut Nik Safiah Karim
Nik Safiah Karim (1979) mengatakan bahwa kalimat majemuk ialah kalimat yang
terdiri dari dua atau lebih dari dua ayat tunggal, sama ada disambung secara terus menerus
dengan menggunakan kata sambung seperti : dan, atau, tetapi, atau dengan sistem hubungan
yang lebih rumit yang memerlukan proses-proses yang memasukkan atau mengugurkan
struktur-struktur tertentu, misalnya memasukkan perkataan yang, bahwa, dan sebagainya.
Nika Safiah Karim mengajukan tiga jenis kalimat majemuk, yaitu :
a) Ayat gabungan (Conjoined sentence)
b) Ayat Pancangan (Embedden Sentence)
c) Ayat majemuk berketerangan (kalimat yang mempunyai sentence adverbial)
Menurut Nik Safiah Karim (1979) kalimat-kalimat dalam bahasa Melayu boleh disambung
a). Tanpa menyingkirkan bagian-bagiannya, misalnya :
6
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
5. Penonton itu menendang bola dan penonton-penonton bersorak dengan gembira.
b). Dengan menyingkirkan bagian yang sama, misalnya :
6. (i) Ahmad pergi. Ali pergi
(ii) Ahmad dan Ali pergi
c). Dengan menyingkirkan subjek yang sama
7. (i) Ahmad bertempik. Ahmad bersorak
(ii) Ahmad bertempik dan bersorak
d). Dengan menyingkirkan bagian-bagian yang sama, misalnya :
8. (i) Ahmad belajar pada waktu malam.
. (ii) Aminah membaca dan Aminah membaca surat khabar pada waktu malam.
Nik Safiah Karim membagi kalimat gabungan ke dalam dua jenis lagi yaitu:
a). Kalimat-kalimat yang terdiri dari dua kata kerja. Misalnya :
9. Anak itu duduk menangis seorang diri
b). Kalimat-kalimat yang digabungkan dengan kata sambung yang berpasangan.
Misalnya :
10. Berita itu entah benar entah bohong
Untuk kalimat pancangan Nik Safiah Karim membaginya menjadi dua jenis, yaitu:
a). Kalimat relatif, contoh :
11. Budak yang gemuk itu berlari
7
12. Saya membeli buku yang ditulis olehnya.
b). Kalimat komplemen, contoh.
13. Dia mengetahui bahwa Ahmad telah pergi
14. Mereka datang untuk membuka perniagaan
Dalam bukunya yang berjudul Bahasa Malaysia Syntex (1978) beliau membedakan
kalimat relatif yang terdiri dari nominal ‘yang’ , misalnya :
T Rel Mereka membeli [rumah [rumah cantik]A2 itu] FN
Mereka membeli rumah yang cantik itu] A Rel
Transformasi relatif yang sama juga berlaku pada kalimat yang mengandung “nominal yang”,
misalnya;
TP Orang yang pergi itu adik saya
KN orang Yang pergi itu adik saya
Kemudian menurut Nik Safiah Karim (1979) jenis kalimat majemuk yang dibicarakan
kalimat majemuk berketerangan. Kalimat ini diartikan beliau sebagai kalimat-kalimat yang
pada struktur dasarnya tidak jauh berbeda dari jenis kalimat gabungan, tetapi dari segi
perbedaan fungsi (semantik) di antara kalimat utama (besar) dengan kalimat-kalimat lain
(kalimat-kalimat kecil), kalimat-kalimat ini harus dipisahkan dari kalimat-kalimat gabungan
biasa. Misalnya :
15. Anak itu menangis kerana ia lapar.
16. la datang ketika kegaduhan sudah selesai.
8
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
2.4 Rangka Pembagian Kalimat Majemuk Untuk Kajian
Dalam kajian ini pola kalimat majemuk BMDDM akan dikaji berdasarkan pembagian
seperti berikut ini :
Kalimat majemuk setara
Kalimat Majemuk Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat Majemuk Campuran
9
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Penulis mendapati bahwa hasil kajian para ahli tentang sintaksis, khususnya kalimat
majemuk bahasa Melayu dialek Deli Medan masih sangat terbatas dan masih menggunakan
teori deskriptif. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengkaji bidang sintaksis,
khususnya tentang kalimat majemuk bahasa Melayu dialek Deli Medan dengan
menggunakan teori Transformasi Generatof (TG). Tujuan selanjutnya adalah penulis ingin
memperkenalkan di samping menjaga dan melestarikan salah satu bahasa daerah di Indonesia
yaitu bahasa Melayu dialek Deli Medan (BMDDM).
3.2 Manfaat Penelitian
Bahasa Melayu dialek Deli Medan sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia
perlu dikaji lebih mendalam lagi, karena bahasa Melayu ini mempunyai ciri khas yang unik.
Bahasa Melayu dialek Deli Medan ini perlu dijaga agar tetap lestari sebagai salah satu
kekayaan budaya, atau sebagai bukti sejarah kejayaan suku Melayu di Sumatera Timur.
10
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Secara umum kajian ini menggunakan pendekatan tatabahasa Transformasi Generatif
(TG). Teori ini berdasarkan prinsip tatabahasa itu sendiri,yaitu sebagai “a grammer which
generates - describes, defines, characterizes, specifies, enumerates, or predics, all of and only
the well- formed sentences of the languages: a sentences- generating grammer. ( Halle, 1962)
Sebagai dasar untuk menganalisis Kalimat Majemuk BMDDM penulis menerapkan dua
konsep dasar teori TG, Yaitu konsep Struktur Dalaman (SD) dan Struktur Permukaan (SP).
Struktur Dalaman (SD) ini dihubungkan dengan Struktur Permukaan (SP) melalui proses-
proses Transformasi. Untuk memudahkan analisis proses penerbitan kalimat dari Struktur
Dalaman (SD menjadi Struktur Permukaan (SP) akan digambarkan dengan rajah-rajah pohon
(constituentstructure tree diagram).
4.1 Struktur Dalaman (SD)
Struktur Dalaman (SD) dihasilkan dari kombinasi Rumus Struktur frasa (RSF) dan
Leksikon. SD ini sifatnya sangat dasar, dan dia menjadi dasar bagi pembentukan atau
penghasilan kalimat-kalimat kompleks. SD merupakan representasi sintaktik kalimat yang
bersifat abstrak, dan berada pada tahap pikiran. seperti yang dikatakan oleh Nik Safiah Karim
(1988b), Kalimat-kalimat boleh dikatakan mempunyai SD, Yang kewujudannya diketahui
oleh penuturnya, tetapi tidak semestinya dimanifestasikan melalui bunyi atau ejaan. Pada SD
ini dapat dijumpai semua keterangan yang diperlukan untuk menentukan arti sesuatu kalimat.
Seperti yang dikatakan oleh Rosenbaum (1968), SD ini akan
11
memberikan arti dari kalimat. Biasanya bentuk-bentuk kalimat pernyatan dan aktif.
Kalimat-kalimat SD dalah seperti berikut:
1. Abang melempar anjing.
3 Emak mencuci baju
4 Ayah sedang tidur.
Kalimat -kalimat di atas disebut kalimat dasar, karena merupakan kalimat pernyatan dan
kalimat aktif
4.2 Transformasi
Transformasi ialah suatu proses perubahan dari SD menjadi SP. Proses ini dapat
digambarkan seperti berikut :
STRUKTUR DALAMAN STRUKTUR PERMUKAAN
TRANSFORMASI
MAKNA BENTUK YANG DIGUNAKAN DALAM KOMUNIKASI
Proses perubahan dari SD menjadi SP melibatkan satu rumus yang disebut Rumus
Transformasi. Rumus Transformasi berfungsi mengubah aturan atau struktur kalimat serta
meluaskan sesuatu unsur dalam kalimat atau frasa. Dalam BMDDM penerbitan kalimat dapat
dilakukan melaiui proses transformasi yang mengakibatkan proses pengguguran, penyusunan
semula, atau perluasan kepada unsur-unsur SD.
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
12
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
4.3 Struktur Permukaan (SP)
Struktur Permukaan (SP) ialah hasil transformasi yang dilakukan terhadap Struktur
Dalaman (SD). Tahap SP ini adalah tahap akhir representasi kalimat dalam TG. Pada tahap
ini struktur kalimat telah berubah, ada yang mengalami pengguguran, penyusunan semula,
atau perluasan pada unsur-unsur SD.Proses perubahan ini dinamakan proses transformasi. Di
bawah ini diberikan contoh kalimat SP yang telah mengalami perubahan dari SD
4. a. Anjing menggigit anak kecil itu. (SD)
b. Anak kecil itu digigit oleh anjing. (SP)
13
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 PENDAHULUAN
Bab ini membicarakan analisis Kalimat Majemuk BMDDM. Dalam kajian ini analisis
Kalimat Majemuk menggunakan teori Transformasi Generatif (TG), diharapkan dapat
melengkapi lagi pembicaran tentang Kalimat Majemuk.
Berdasarkan kajian yang telah pengkaji dapati di lapangan, Kalimat Majemuk
BMDDM terdiri dari ;
(i) Kalimat Majemuk Setara
(ii) Kalimat Majemuk Bertingkat
(iii) Kalimat Majemuk Campuran
Di bawah ini akan diuraikan analisis Kalimat Majemuk tersebut.
5.2 Kalimat Majemuk Setara
Dalam BMDDM Kalimat Majemuk Setara sering digunakan. Kalimat Majemuk
Setara ialah Kalimat Majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal yang setara atau
sederajat kedudukannya, yang masing-masing dapat berdiri sendiri.
Kalimat Majemuk Setara BMDDM dalam bentuk rumus dapat diuraikan seperti
berikut :
K KH Kn, n = 2 atau lebih
Berdasarkan rumus di atas, Kalimat Majemuk Setara ialah kalimat yang terdiri dari
sekurang-kurangnya dua kalimat yang bertaraf setara dan digabungkan
14
dengan penggunaan kata hubung. Kata hubung yang digunakan dalam Kalimat Majemuk
Setara ini antara lain: dan, kemudian, tapi.
Dalam BMDDM Kalimat Majemuk Setara digabungkan dengan cara :
(a) Tanpa pengguguran bagian-bagian dalam kalimat
(b) Pengguguran bagian yang sama dalam kalimat
(c) Penggunaan kata hubung
A. Tanpa Pengguguran Bahagian-bahagian dalam Kalimat
Contoh-contoh Kalimat Majemuk Setara BMDDM dapat dilihat seperti di bawah ini;
1. [ Adek merase malu ] K1 kemudian [ ie menanges ] K2
‘Adik merasa malu kemudian dia menangis’.
Kalimat (1) terdiri dari dua kalimat, yaitu K1 dan K2, yang digabungkan dengan kata hubung
kemudian. Hubungan antara kalimat-kalimat dalam contoh ini akan diperlihatkan seperti di
bawah ini
K
Ki KH K2
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
Adek merase malu kemudian ie menanges
Contoh-contoh lain seperti di bawah ini
2. [Abah pegi ke padang]K1 dan [emak menanak nasi]K2
15
‘Ayah pergi ke ladang dan emak mananak nasi’
3. [Emak belanje ke pekan]Kl sedang [akak ke sekolah]K2
‘Emak belanja ke pasar sedang kakak ke sekolah’
B. Pengguguran Bahagian yang Sama dalam Kalimat
a. Pengguguran subjek yang sama
Contoh-contoh Kalimat Majemuk Setara dalam BMDDM dapat dilihat seperti di
bawah ini :
2. [Pak cik tejatoh dari sampan]K1 [tesangkot di semak-semak]K2
‘Pak cik terjatuh dari sampan tersangkut di semak-semak’
Kalimat (4) terdiri dari dua kalimat, yaitu K1 dan K2. K1 digabungkan dengan tanda
koma. K2 telah mengalami transformasi pengguguran subjek (S) yang sama dengan Subjek
K1, yaitu Pak cik.
Struktur dasar Kalimat, seperti di bawah ini;
4.a. [Pak cik tejatoh dari sampan]S tesangkot di semak-semak
dan [pak cik]S tesangkot di semak-semak.
Struktur kalimat di atas diperlihatkan dalam rajah pohon seperti di bawah ini :
K
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
Ki KH K2
Pak cik tejatoh dari sampan dan pak cik tesangkot di semak-semak
16
Setelah mengalami penguguran subjek yang sama dan kata hubung dan, struktur
kalimat yang terhasil adalah seperti di bawah ini.
K
Ki KH K2
Pak cik tejatoh dari sampan # tesangkot di semak-semak
Contoh-contoh lain adalah sebagai berikut :
5. [Abah] merase malu]K1 [balek ke rumah]K2
‘Ayah merasa malu pulang ke rumah’
6. [Pencuri]S ian ditangkap orang ramai]K1 [dibawe ke kantor polisi]K2
‘Pencuri itu ditangkap orang ramai dibawa ke kantor polisi’
b. Penguguran Predikat yang Sama
Kalimat majemuk yang digabungkan dengan cara ini adalah seperti berikut;
7. [Abah]Kl dan [emak pegi ke rumah atok]K2
‘Ayah dan emak pergi ke rumah atok’
Kalimat (7) di atas terdiri dari K1 dan K2 yang digabungkan oleh kata hubung dan.
Predikat pada K1 telah mengalami transformasi penguguran. Struktur dasar kalimat (7) di atas
adalah seperti (7a) di bawah ini :
17
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
7.a. [Abah [pegi ke rumah atok]P dan emak [pegi ke rumah atok]P
Struktur dasar kalimat (7a) dalam rajah pohon adalah seperti di bawah ini ;
K
Ki KH K2
Abah pegi ke Rumah atok dan emak pegi ke Rumah atok
Setelah mengalami transformasi penguguran predikat yang sama, maka lahirlah
kalimat seperti di bawah ini
K
K, KH KH
Abah dan emak pegi ke Rumah atok
Contoh-contoh lain seperti berikut :
8. [Adek] K1 dan [akak belanje ke pekan]P]K2
‘Adik dan kakak belanje ke pasar’
9. [Pak cik]Kl dan [mak cik] pegi ke padang]P]K2
‘Pak cik dan mak cik pergi ke ladang’
18
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
5.3 Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat Majemuk Bertingkat ialah kalimat yang hubungan pola-pola kalimatnya
tidak sederajat. Pola yang lebih tinggi derajat atau kedudukannya adalah induk kalimat.
Kalimat Majemuk Bertingkat BMDDM dalam bentuk rumus dapat diuraikan seperti
berikut :
Ket [KH K2]
Rumus di atas menyatakan bahwa Kalimat keterangan (Ket) terdiri dari kata hubung dan K2.
K2 ialah kalimat kecil yang dipancangkan ke dalam kalimat induk melalui kata hubung.
Ket dipancangkan ke dalam P, kalimat induk yaitu berada di bawah FN atau FK,
kedudukan keterangan dalam kalimat induk diperlihatkan seperti berikut :
K
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
FN P
FKFN Ket
KH K2
Kedudukannya tidak tetap. Ket boleh hadir di belakang ataupun di hadapan kalimat
induk. Kata hubung yang digunakan dalam Kalimat Majemuk Bertingkat adalah, make
‘maka’, sebab, supaye ‘supaya’.
Contoh-contoh Kalimat Majemuk Bertingkat dalam BMDDM adalah seperti berikut :
19
9. Anak ian menggaru-garu saje [sebab[ digigit nyamuk] K2 ] Ket.
10. ‘Anak itu mengggaruk-garuk saja digigit nyamuk’
Ket dalam kalimat (10) terdiri dari kata sebab, yang diikuti oleh K2. K2 telah
mengalami transformasi penguguran FN subjek ‘Anak ian’. Struktur dasar K2 ialah ‘Anak ian
menggaru-garu digigit nyamuk’. Dengan demikian struktur dasar kalimat (10) ialah :
10.a K
FN P
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
Anak ian FK Ket
menggaru-garu saje KH K2
sebab anak ian digigit nyamuk
Dengan pengguguran FN Subjek dalamK2, maka terbitlah struktur kalimat seperti
kalimat (10) di atas dan tergambar dalam rajah pohon yang berikut :
20
K
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
FN P
Anak ian FK Ket
menggaru-garu saje KH K2
sebab digigit nyamuk
Contoh-contoh lain seperti berikut :
11. Pembalok-pembalok ian mengilerke kayunye selagi naek aer pasang
‘Pekerja balok itu menghilirkan kayunya selagi air pasang’
11. Ie sudah beristerike anak tetangge kite [make haruslah ie
dipanggil]K2 Ket
‘Dia sudah beristrikan anak tetangga kita maka haruslah dia dipanggil’
5.4 Kalimat Majemuk Campuran
Dalam BMDDM suatu kalimat dapat terdiri dari satu kalimat tunggal atau kalimat
yang mengandung lebih dari satu jenis kalimat, yang dikenal sebagai Kalimat Majemuk
Campuran. Kalimat Majemuk Campuran ini terdiri dari campuran Kalimat Tunggal
dengan Kalimat Majemuk atau deretan berbagai-bagai jenis kalimat majemuk.
21
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
Kalimat Majemuk Campuran biasanya panjang. Berdasarkan strukturnya Kalimat
Majemuk Campuran BMDDM terdiri dari :
a) Campuran kalimat tunggal dengan kalimat Majemuk
b) Deretan Kalimat yang dibina melalui proses gabungan
c) Campuran kalimat majemuk yang terdiri dari deretan berbagai-bagai kalimat majemuk
A. Kalimat Majemuk Campuran antara Kalimat Tunggal dengan Kalimat Majemuk
Dalam BMDDM Kalimat Majemuk Campuran antara Kalimat Tunggal dengan
Kalimat Majemuk adalah seperti berikut:
13. [Adek tendak pegi sekolah]K1 [make tidor terus]K2[ie pegi ke tempat bemaen]K3
‘Adik tak mau pergi sekolah, maka tidur terus, ia, pergi ke tempat bermain’
Kalimat di atas terdiri dari kalimat campuran Kalimat Tunggal dengan Kalimat
Majemuk. Kalimat pertama yaitu: “Adek tendak pegi sekolah”. Kalimat ini digabungkan
dengan kalimat kedua dan kalimat ketiga melalui tanda koma. Kalimat kedua dan ketiga
merupakan deretan kalimat Majemuk gabungan yang terdiri dari “maka tidor terus” dan “ie
pegi ke tempat bemaen”.
Deretan kalimat tunggal dan kalimat majemuk di atas dihubungkan dengan kata
hubung (KH) make “maka”. Secara keseluruhan kalimat (13) mempunyai K1 yang terdiri
dari kalimat tunggal, dihubungkan dengan K2 dan seterusnya
22
dihubungkan dengan K3 yang merupakan kalimat tunggal. Struktur kalimat ini dapat
digambarkan dalam rajah pohon seperti di bawah ini.
K
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
K1 KH A2 KH A3
Adek tendak pegi sekolah make tidor terus # ie pegi ke tempat
bemaen
Contoh-contoh lain seperti berikut :
14. [Emak mengambek sireh]K1. [dibagi kepade mak cik]K2
15. [Abah memelihare budak ian]Kl [dipeliharenye dengan sayang]K2
B. Deretan Kalimat Yang Dibina Melalui Proses Gabungan
Gabungan kalimat ini berdasarkan Kalimat Bertingkat yang memerihal peristiwa
secara berurutan.
Contoh Kalimatnya seperti berikut :
16 [Atok memberi nasehat]K1 make semue orang tediam]K2 [kemudian pulang ke
rumah maseng-maseng]K3
‘Atok memberi nasihat, maka semua orang terdiam, kemudian pulang ke rumah
masing-masing’
Kalimat (16) terdiri dari kalimat campuran berdasarkan deretan kalimat yang dibina melalui
kalimat bertingkat yang memerihal suatu peristiwa secara berurutan.
23
Dengan demikian struktur dasar kalimat (16) adalah seperti berikut :
K
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
K1 KH A2 KH A3
Atok memberi nasihat make semua orang terdiam # Pulang ke rumah maseng
maseng
Contoh-contoh lain seperti berikut :
17. [Emak membasoh seluar]K1, [lalu menjemornye di luar]K2 [dan setelah kereng
menggosoknye]K3
18. Polisi ian menangkap pencuri]K1 [lalu memasukkannye ke penjare]K2 [dan
menghukumnye]K3
C. Kalimat Majemuk Campuran Yang Terdiri Dari Deretan Berbagai-bagai
Kalimat Majemuk
Contoh-contoh kalimat majemuk ini dalam BMDDM adalah seperti berikut :
19. [Abah memanggel adek dan diberinye uang]Kl, [disurohnya membeli makanan]K2.
‘Ayah memanggil adik dan memberinya uang, kemudian disuruhnya membeli
makanan.
Kalimat (19) terdiri dari dua jenis kalimat majemuk yang digabungkan antara satu dengan
yang lain. Kalimat pertama dan kedua ialah kalimat majemuk gabungan,
24
demikian pula dengan kalimat ketiga, kalimat ini digabungkan melalui tanda koma. Kalimat
gabungan ini digabungkan dengan kalimat ketiga (setelah mengalami pengguguran subjek).
Secara keseluruhan kalimat (19) mempunyai K1 yang terdiri dari kalimat majemuk gabungan
digabungkan dengan K2. Struktur kalimat tersebut digambarkan dalam rajah pohon seperti di
bawah ini
K
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
Ki KH K2
Abah memanggel adek # Disurohnya membeli
diberinye uang makanan
Contoh-contoh lain seperti berikut :
20 [Emak membeli sayor dan dimasak]K1 [kemudian dihidangkan di meje]K2
21.[Makcik menyuruh memanggel akan dan diberi nasehat]K1 kemudian menyuruhnye
pulang]K2.
25
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
BAB VI
KESIMPULAN
Bahasa Melayu Dialek Deli Medan (BMDDM) adalah satu di antara dialek bahasa
Melayu yajng terdapat di Indonesia. Sebagai salah satu dialek, BMDDM memiliki ciri
tersendiri berbeda dengan ciri yang dimiliki oleh dialek Melayu lainnya, seperti Melayu
dialek Jakarta misalnya.
Daerah penutur bahasa Melayu Dialek deli Medan (BMDDM) adalah kota madya
Medan , Tanjung Morawa, Percut Sungai Tuan dan Lubuk Pakam. Kajian berbagai aspek
BMDDM dapat menjadi satu usaha melestarikan bahasa daerah ini di tempat asalnya.
Dalam kajian ini penulis mencoba mengetengahkan satu aspek bahasa BMDDM, yaitu
tentang Kalimat Majemuk BMDDM. Kalimat Majemuk BMDDM terdiri dari: Kalimat
Majemuk Setara, Kalimat Majemuk Bertingkat, dan Kalimat Majemuk Campuran. Kalimat
Majemuk Setara terdiri dari: (a) tanpa menggugurkan bahagian-bahagian dalam kalimat. (b).
Pengguguran bahagian yang sama dalam kalimat. (c) Pengguguran kata hubung. Pada
Kalimat Majemuk Campuran ini didapati bahwa Kalimat Majemuk Campuran ini terdiri dari:
(i) campuran kalimat tunggal dengan kalimat majemuk . (ii) deretan kalimat yang dibina
melalui proses gabungan. (iii) Campuran kalimat majemuk yang terdiri dari deretan berbagai-
bagai kalimat majemuk.
Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah Transformasi Generatif .
Pendekatan ini berdasarkan prinsip tatabahasa itu sendiri, seperti yang disebut Halle (1962):
26
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
“Agrammer whice generates- describer, defines characterise, specifies, enumerates,
or predics all of and only the well. Formed sentences of the languages: a sentences
generating grammer”.
Sebagai dasar menganalisis kalimat majemuk penulis menerapkan dua konsep teori
TG, yaitu konsep Struktur Dalaman (SD) dan Struktur Permukaan (SP) pada kalimat.
Struktur Dalaman (SD) ini dihubungkan dengan Struktur Permukaan (SP) melalui proses
transformasi. Untuk memudahkan analisis proses penerbitan dari SD menjadi SP akan
digambarkan dengan rajah-rajah pohon (Constituent Structure tree diagram).
Dalam kajian ini juga dibicarakan tentang pendapat para pakar tentang kalimat
majemuk, seperti Asmah Haji Omar, Nik Safiah Karim, dan Soekono Wirjosoedarmo.
Penulis mendapati bahwa terdapat persamaan dan perbedaan pendapat. Dari pendapat para
pakar penulis mengambil kesimpulan bahwa kalimat majemuk, ialah: kalimat yang terdiri
dari dua kalimat tunggal atau lebih yang dihubungkan melalui proses gabungan.
Kajian ini merupakan kajian awal kalimat majemuk BMDDM, masih banyak lagi
yang perlu diteliti oleh pengkaji- pengkaji lain tentang kalimat majemuk BMDDM.
27
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
DAFTAR PUSTAKA
Arbak Othman, 1989, Imbuhan Dalam Bahasa Melayu, Petaling Jaya, Penerbit Fajar Bakti SDN
BHD.
--------------------,1981, Tatabahasa Bahasa Malaysia, Kuala Lumpur, Sarjana Enterprise.
Asmah Haji Omar, 1973, Bahsa Malaysia Kini, Vol. 3, Kuala Lumpur, Federal Publication.
-------------------, 1982, Naahu Melayu Mutakhir, Kuala Lumpur, Dewaan Bahasa dan Pustaka.
Asraf, 1978, Beberapa Prinsip dasar untuk Tatabahasa Melayu: Penggolongan dan Penjenisan
Kalimat, Kuala Lumpur, Dewaan Bahasa.
Awang Sariyan, 1986, Kesinambungan Bahasa dalam Karya Sastra Melayu, Petaling Jaya, Fajar
Bakti. SDN BHD.
Chomsky, Noam, 1965, Aspect of the Theory of Syntax, Cambridge, Mass: MIT Press.
-------------------,1957, Syntactic Structure, The Hague, Mauton.
Halle Morris, 1962, Phonology in Generatifve Grammer Word, dalam Jerry A. Foder and Jerroid
J. Katz, (1964), The Structure of Language, Englewood Cliffs, N.J: Prentice-Hall
Inc.
Hashim Musa, 1984, Asas Nahu Bahasa Melayu, Kuala Lumpur, Jabatan Kajian Melayu, UM
(Penerbitan Berkala).
Jacobs, R.A dan R Peter, 1968, English Transformational Grammer, Mass, Xerox college
Publishing.
Krida Laksana, Harimurti, 1983, Kamus Linguistik, Jakarta, Gramedia.
Nik Safiah Karim, 1979, Kalimat Majemuk dalam Bahasa Melayu, Kuala Lumpur, Dewan Bahasa
dan Pustaka.
------------------,1988, Pendekatan Transformasi Generatif daripada ‘Syntactic Structure’ kepada
‘Aspects’, dalam Nik Safah Karim (Peny), Traansformasi Generatif: Suatu
Penerapan Pada Bahasa Melayu, Kuala Lumpur, Dewan Bahasa dan Pustaka.
Pateda Mansur, 1988, Linguistik: Sebuah Pengantar, Bandung, Penerbit Angkasa.
Sanad Md Nasir, 1985, Kalimat Komplemen Bahasa Malaysia, Kuala Lumpur, Dewan Bahasa
dan Pustaka.
Tarigan, H. Guntur, 1984, Prinsip-prinsip Dasar Sintaksis, Bandung, Angkasa.
28
Rozanna Mulyani: Kalimat Majemuk Bahasa Melayu Dialek Deli Medan : Suatu Kajian Transformasi Generatif, 2002 USU Repository©2006
LAMPIRAN
DAFTAR NAMA-NAMA INFORMAN
1. Nama : Atok Haji
Umur : 76 tahun
Pekerjaan : Berniaga
2. Nama : Ahmad Hitam
Umur : 75 tahun
Pekerjaan : Nelayan
3. Nama : Ahmad Cinta
Umur : 70 tahun
Pekerjaan : Petani
4. Nama : Rukiah
Umur : 65 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah Tangga
5. Nama : A. Nawawi
Umur : 60 tahun
Pekerjaan : Bertani
6. Nama : Harun Sani
Umur : 75 tahun
Pekerjaan : Nelayan
7. Nama : Mahmud
Umur : 80 tahun
Pekerjaan : Tidak ada
8. Nama : Khadidjah
Umur : 53 tahun
Pekerjaan : Berniaga