Ruptur Uteri 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    1/28

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Ruptur uteri Intrapartal merupakan komplikasi yang jarang terjadi, yaitu sekitar 0,05%

    -2% dari seluruh kehamilan. Ini adalah sebuah situasi darurat terkait dengan kematian

    ibu dan perinatal yang tinggi (50%: 50% dan morbiditas, ditandai oleh gangguan

    integritas dari jaringan rahim. !

    Ruptur uteri merupakan kondisi dengan lubang pada dinding uterus dapat se"ara

    utuh maupun parsial tergantung perlekatannya dengan peritoneum. #erdasarkan $aktor

    penyebabnya ruptur uteri dapat dibagi menjadi uterus intak atau tanpa jaringan parut

    dan uterus dengan jaringan parut. Ruptur uteri intak oleh karena trauma maupun

    spontan dapat terjadi karena distensi dan lemahnya segmen ba ah rahim. #agian ini

    biasanya mudah diserang oleh karena $aktor traumatik, tekanan dari luar maupun

    kelemahan dinding uterus yang disebabkan karena kehamilan berkali-kali. 2 Ruptur uteri

    posterior sangat jarang terjadi namun pernah dilaporkan pada sebuah partus per"obaan

    dengan ri ayat seksio "aesarea diikuti dengan diberikannya prostaglandin pada uterus

    tanpa jaringan parut atau lokasinya tidak diketahui. &,'

    enyebab ruptur uteri intak atau tanpa jaringan parut mungkin disebabkan

    karena grande multipara, penggunaan o)yto"in yang tidak tepat, manipulasi uterus

    dengan instrumen medis, kelaninan kongenital pada uterus, distensi uterus karena

    polihidramnion, kehamilan multipel dan makrosomia, penarikan plasenta se"ara

    manual. 2,5

    *ekanan yang berlebihan pada $undus uteri saat menolongan persalinan dapat

    juga menjadi $aktor yang berkontribusi menyebabkan ruptur uteri. 2

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    2/28

    Ruptur uteri tanpa raringan parut se"ara spontan paling sering dijumpai pada ibu

    usia lanjut dan kehamilan ma"et karena letak lintang. ada pasien yang mengalami

    trauma atau laserasi spontan pada uterus yang intak akan telihat se"ara "epat dan gejala

    lebih parah, sering ditandai dengan syok dan perdarahan per+aginam sehingga hal ini

    harus didiagnosis dengan prediksi klinis yang akurat untuk men"egah outcome yang

    buruk pada ibu dan janin.

    elemahan pada miometrium akibat intensitas kehamilan sering dan atau

    kelainan jaringan ikat merupakan $aktor lain terjadinya ruptur uteri yang sering

    diperhatikan praktisi medis. /

    omplikasi ruptur uteri termasuk kematian maternal (5% , kematian neonatus

    (! % , skor 1 1R 5 menit 3& (52% , lesi hipoksia neonatal (! % , histerektomi

    (! % , dan endometritis (!0% . !

    4ari sisi inekologi dapat diangkat hal yang menarik berupa, operasi ginekolog

    termasuk tubektomi ligasi tuba dan histerektomi dapat mengubah risiko kanker o+arium

    dengan memproteksi o+arium dari karsinogen ascending atau kerusakan ateri utero-

    o+arian merubah $ungsi hormonal. ,!0 6elain itu, ligasi tuba dapat meningkatkan imuntas

    mela an permukaan glicoprotein human mucin ! (789! . igasi tuba dan histerektomi

    telah ditemukan berhubungan terbalik dengan karsinoma o+arium, namun estimasi

    e$eknya ber+ariasi pada studi yang berbeda.

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    3/28

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Ruptur uteri

    2.1.1 Definisi

    Ruptur uteri merupakan de$ek yang melibatkan ketebalan miometrium dan

    serosa uterus atau gangguan hingga ke buli-buli maupun ligamen yang luas. 8terus

    robek menggambarkan de$ek pada separuh ketebalan uterus, dengan serora uterina yang

    intak, yang dapat berlanjut menjadi ruptur. !

    2.1.2 Epidemio o!i

    Ruptur uterus sangat jarang terjadi pada uterus yang intak tanpa jaringan parut.

    1ngka insidensi men"apai 0.5-2.0 !0000, yang bisa disebabkan karena multipara. !

    4i negara berkembang seperti ;thiopia dan ? tinjauan sistematis kematian ibu dan morbiditas dalam

    pre+alensi ruptur uteri dalam re+ie sistematis dari semua data tersedia sejak ! 0-

    2005 kematian ibu berkisar antara !% dan ! %, dan kematian perinatal antara & % dan

    2%. enurunan pre+alensi ruptur rahim tanpa jaringan parut memerlukan berikut:

    pengurangan kehamilan yang tidak diinginkan, terutama bagi perempuan dari paritas

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    4/28

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    5/28

    uterus dianggap sebagai tanda yang tipikal pada ruptur uteri, namun, dapat ditemukan

    pula kontraksi uterus yang normal dan o+erstimulasi. !/

    erdarahan Intraabdominal jarang terjadi setelah trimester pertama. ada

    trimester pertama, kebanyakan kasus perdarahan intraabdominal berhubungan dengan

    kehamilan ekstrauterine. >emoperitoneum pada trimester kedua dapat disebabkan oleh

    keadaan obstetrik dan non-obstetrik. #eberapa literatur mengulas beberapa

    hemoperitoneum karena keadaan obstetrik selain kehamilan ektopik. enyebabnya

    dapat dibagi menjadi plasenta, uterus dan penyebab +askular. !/

    er$orasi uterus di operasi histeroskopi adalah komplikasi yang jarang dengan

    kejadian !,5%. >al+orson et al. (! mendokumentasikan kasus pertama dari ruptur

    uteri spontan selama kehamilan histeroskopi berikut metroplasty rumit oleh per$orasi

    uterus. >o e (! melaporkan ruptur uterus pada trimester ketiga setelah per$orasi

    uterus histeroskopi. 4alam kehamilan berikutnya, pasien mengalami nyeri perut akut

    pada usia kehamilan minggu@ laparotomi mengungkapkan ruptur $undus uteri

    melintang dengan plasenta sebagian menonjol. Baron et al. (! melaporkan kasus 0

    tahun anita dengan ruptur uteri pada usia kehamilan minggu setelah per$orasi

    uterus histeroskopi. #ayi baru lahir yang sehat dilaporkan pada operasi "aesar dan

    periode pas"a operasi. 9reinin dan 9hen (! 2 menggambarkan kasus per$orasi $undus

    uteri pada minggu ke- & kehamilan kembar. 4ua bayi sehat dilahirkan dengan operasi

    "aesar dengan berat 2.522 dan 2.5!2 g. 6etelah melahirkan kembar #, plasenta

    dilahirkan se"ara manual @ teraba "a"at di sekeliling $undus uteri. 6ebuah "a"at bulat &-

    "m di garis tengah $undus uteri dengan tepi yang terluka tanpa perdarahan akti$. 6etelah

    penutupan insisi uterus, $undus yang "a"at ditutup dalam dua lapisan. 7etroplasty

    mungkin bertanggung ja ab mengakibatkan lemahnya dinding rahim. 5

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    6/28

    2.1. & Etio o!i

    Ruptura uteri bisa disebabkan oleh anomali atau kerusakan yang telah ada

    sebelumnya, karena trauma, atau sebagai komplikasi persalinan pada rahim yang masih

    utuh. aling sering terjadi pada rahim yang telah diseksio sesarea pada persalinan

    sebelumnya. ebih lagi jika pada uterus yang demikian dilakukan partus per"obaan atau

    persalinan dirangsang dengan oksitosin atau sejenisnya. !'

    asien yang berisiko tinggi antara lain : !'

    1. ersalinan yang mengalami distosia, grande multipara, penggunaan oksitosin

    atau prostaglandin untuk memper"epat persalinan#. asien hamil yang pernah melahirkan sebelumnya melalui bedah seksio sesarea

    atau operasi lain pada rahimnya9. ernah melakukan histerora$i4. elaksanaan trial of labor terutama pada pasien bekas seksio sesarea, dan

    sebagainya.

    ?leh sebab itu, untuk pasien dengan panggul sempit atau bekas seksio sesarea klasik

    berlaku adagium Once Sesarean Section always Sesarean Section. ada keadaan

    tertentu seperti ini dapat dipilih elective cesarean section (ulangan untuk men"egah

    ruputura uteri dengan syarat janin sudah matang.

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    7/28

    ambar !. lasik dan lo trans+erse insisi pada bedah sesar

    (sumber : .healthyre"ipesdiary.org

    2.1.' K $sifi%$si

    7enurut keadaan robekan!'

    o Ruptur uteri inkomplit (subperitonealRuptur uteri yang hanya dinding uterus yang robek sedangkan lapisan

    serosa (peritoneum utuh.o Ruptur uteri komplit (transperitoneal

    Ruptur uteri yang selain dinding uterusnya robek, lapisan serosa

    (peritoneum juga robek sehingga berada di rongga perut• 7enurut kapan terjadinya !'

    o Ruptur uteri pada aktu kehamilan (ruptur uteri gra+idarumRuptur uteri yang terjadi karena dinding uterus lemah yang dapat

    disebabkan oleh:#ekas seksio sesaria#ekas enukleasi mioma uteri#ekas kuretase plasenta manual6epsis post partum>ipoplasia uteri

    o Ruptur uteri pada aktu persalinan (ruptur uteri intrapartum

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    8/28

    Ruptur uteri pada dinding uerus baik, tapi bagian terba ah janin tidak

    maju turun yang dapat disebabkan oleh:Cersi ekstraksi

    ;kstraksi $or"ep;kstraksi bahu7anual plasenta

    • 7enurut etiologinya !'

    o Ruptur uteri spontan (non +iolentRuptur uteri spontan pada uterus normal dapat terjadi karena beberapa

    penyebab yang menyebabkan persalinan tidak maju. ersalinan yang

    tidak maju ini dapat terjadi karen adanya rintangan, misalnya panggul

    sempit, hidrose$alus, makrosomia, janin dalam letak lintang, presentasi

    bokong, hamil ganda dan tumor jalan lahir.o Ruptur uteri traumatika (+iolent

    Daktor utama pada uterus meliputi ke"elakaan dan tindakan. e"elakaan

    sebagai $aktor trauma pada uterus berarti tidak berhubungan dengan

    proses kehamilan dan persalinan misalnya trauma pada abdomen.

    *indakan berarti berhubungan dengan proses kehamilan dan persalinan

    misalnya +ersi ekstraksi, ekstraksi $or"ep, alat-alat embriotomi, manual

    plasenta, dan ekspresi dorongano Ruptur uteri jaringan parut

    Ruptur uteri yang terjadi karena adanya lo"us minoris pada dinding

    uterus sebagai akibat adanya jaringan parut bekas operasi pada uterus

    sebelumnya, enukleasi mioma atau miomektomi, histerektomi,

    histerotomi, histerora$i dan lain-lain. 6eksio sesarea klasik empat kali

    lebih sering menimbulkan ruptur uteri daripada parut bekas seksio

    sesaria pro$unda. >al ini disebabkan oleh karena luka pada segmen

    ba ah uterus yang lebih tenang dalam masa ni$as dapat sembuh dengan

    lebih baik, sehingga parut lebih kuat.

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    9/28

    2.1.( P$tofisio o!i

    6aat his korpus uteri berkontraksi dan mengalami retraksi. 4engan demikian,

    dinding korpus uteri atau segmen atas rahim menjadi lebih tebal dan +olume korpus

    uteri menjadi lebih ke"il. 1kibatnya tubuh janin yang menempati korpus uteri terdorong

    ke dalam segmen ba ah rahim. 6egmen ba ah rahim menjadi lebih lebar dan

    karenanya dindingnya menjadi lebih tipis karena tertarik keatas oleh kontraksi segmen

    atas rahim yang kuat, berulang dan sering sehingga lingkaran retraksi yang membatasi

    kedua segmen semakin bertambah tinggi. !'

    1pabila bagian terba ah janin tidak dapat turun oleh karena suatu sebab

    (misalnya : panggul sempit atau kepala besar maka +olume korpus yang bertambah

    menge"il pada aktu ada his harus diimbangi perluasan segmen ba a rahim ke atas.

    4engan demikian lingkaran retraksi $isiologis semakin meninggi kearah pusat mele ati

    batas $isiologis menjadi patologis yang disebut lingkaran bandl ( ring van bandl) . Ini

    terjadi karena, rahim tertarik terus menerus kearah proksimal tetapi tertahan dibagian

    distalnya oleh ser+iks yang dipegang ditempatnya oleh ligamentum E ligamentum pada

    sisi belakang (ligamentum sakrouterina , pada sisi kanan dan kiri (ligamentum "ardinal

    dan pada sisi dasar kandung kemih (ligamentum +esikouterina . !'

    Aika his berlangsung terus menerus kuat, tetapi bagian terba ah janin tidak

    kunjung turun lebih ke ba ah, maka lingkaran retraksi semakin lama semakin tinggi

    dan segmen ba ah rahim semakin tertarik ke atas dan dindingnya menjadi sangat tipis.

    Ini menandakan telah terjadi rupture uteri iminens dan rahim teran"am robek. ada saat

    dinding segmen ba ah rahim robek spontan dan his berikutnya dating, terjadilah

    perdarahan yang banyak ( rupture uteri spontanea . !'

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    10/28

    Ruptur uteri pada bekas seksio sesarea lebih sering terjadi terutama pada parut

    pada bekas seksio sesarea klasik dibandingkan pada parut bekas seksio sesarea

    pro$unda. >al ini disebabkan oleh karena luka pada segmen ba ah uterus yang tenang

    pada saat ni$as memiliki kemampuan sembuh lebih "epat sehingga parut lebih kuat.

    Ruptur uteri pada bekas seksio klasik juga lebih sering terjadi pada kehamilan tua

    sebelum persalinan dimulai sedangkan pada bekas seksio pro$unda lebih sering terjadi

    saat persalinan. Rupture uteri biasanya terjadi lambat laun pada jaringan E jaringan di

    sekitar luka yang menipis kemudian terpisah sama sekali. 4isini biasanya peritoneum

    tidak ikut serta, sehingga terjadi rupture uteri inkompleta . ada peristi a ini perdarahan

    banyak berkumpul di ligamentum latum dan sebagian lainnya keluar. !'

    2.1.) Di$!nosis

    ebutuhan untuk diagnosis dini dan inter+ensi bedah yang "epat dalam keadaan

    darurat obstetri telah disebutkan sebelumnya. 4iagnosis ruptur uteri tergantung pada

    tingkat tinggi pengenalan tanda dan gejala klinis. 6elain itu, kelainan denyut jantung

    janin ditemukan dalam banyak kasus. gejala klasik berupa rasa sakit ruptur uterus parah,

    yang dapat geser dan berkelanjutan antara kontraksi. 6ering dilaporkan tanda-tanda dan

    gejala yang berkaitan dengan ruptur uterus sakit perut dan nyeri, sho"k, pendarahan

    +agina, tidak terdeteksi denyut jantung janin, teraba bagian tubuh janin, penghentian

    kontraksi, dan tanda-tanda perdarahan intraperitoneal. 4alam pasien kami, janin jantung

    berdetak kelainan hadir selama periode intrapartum dan kemudian teraba suatu benjolan

    ter"atat di perut pasien, yang menunjukkan kemungkinan ruptur uteri. etika diagnosis

    ruptur uteri sangat disarankan, inter+ensi bedah yang "epat oleh dokter kandungan harus

    diperoleh karena hubungannya dengan angka kematian perinatal tinggi dan morbiditas

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    11/28

    maternal signi$ikan. inter+ensi bedah dini biasanya adalah kun"i untuk keberhasilan

    pera atan ruptur uterus dan perinatal yang lebih baik.

    Ruptura uteri iminens mudah dikenal pada ring van Bandl yang semakin tinggi dan

    segmen ba ah rahim yang tipis dan keadaan ibu yang gelisah takut karena nyeri

    abdomen atau his kuat yang berkelanjutan disertai tanda-tanda ga at janin. ambaran

    klinik ruptura uteri adalah khas sekali. ?leh sebab itu pada umumnya tidak sukar

    menetapkan diagnosisnya atas dasar tanda-tanda klinik yang telah diuraikan. 8ntuk

    menetapkan apakah ruptura uteri itu komplit perlu dilanjutkan dengan periksa dalam.

    ada ruptura uteri komplit jari-jari tangan pemeriksa dapat menemukan beberapa hal

    berikut :

    !. Aari tangan dalam bisa meraba permukaan rahim dan dinding perut yang li"in

    2. 4apat meraba pinggir robekan, biasanya terdapat pada bagian depan di segmen

    ba ah rahim

    . 4apat memegang usus halus atau omentum melalui robekan

    . 4inding perut ibu dapat ditekan menonjol ke atas oleh ujung-ujung jari-jari

    tangan dalam sehingga ujung jari-jari tangan luar saling mudah meraba ujung

    jari-jari tangan dalam.

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    12/28

    ambar 2. Ring +an #andl ( .healthyorigin.org

    • ejala 6aat Ini :

    o

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    13/28

    • emeriksaan 1bdomen

    o 6e aktu persalinan, kontur uterus yang abnormal atau perubahan kontur

    uterus yang tiba-tiba dapat menunjukkan adanya ekstrusi janin. ontraksi

    uterus dapat berhenti dengan mendadak dan bunyi jantung janin tiba-tiba

    menghilang.

    o 6e aktu atau segera melahirkan, abdomen sering sangat lunak, disertai

    dengan nyeri lepas mengindikasikan adanya perdarahan intraperitoneum.

    emeriksaan el+is

    o 7enjelang kelahiran, bagian presentasi mengalami regresi dan tidak lagi

    terpalpasi melalui +agina bila janin telah mengalami ekstrusi ke dalam

    rongga peritoneum.

    o erdarahan per+aginam mungkin hebat.

    o Ruptur uteri setelah melahirkan dikenali melalui eksplorasi manual

    segmen uterus bagian ba ah dan ka+um uteri.6egmen uterus bagian

    ba ah merupakan tempat yang paling laFim dari ruptur.

    2.1.* Pen$n!$n$n

    4alam menghadapi masalah ruptura uteri semboyan prevention is better than

    cure sangat perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh setiap pengelola persalinan di

    mana pun persalinan itu berlangsung. asien risiko tinggi haruslah dirujuk agar

    persalinannya berlangsung di rumah sakit yang mempunyai $asilitas yang "ukup dan

    berpengalaman. #ila telah terjadi ruptura uteri tindakan terpilih hanyalah histerektomi

    dan resusitasi serta antibiotika yang sesuai. 4iperlukan in$us "airan kristaloid dan

    trans$usi darah yang banyak, tindakan antisyok, serta pemberian antibiotika spektrum

    luas, dan sebagainya.

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    14/28

    *indakan E tindakan pada rupture uteri :

    a. >isterektomi>isterektomi adalah operasi pengangkatan kandungan (rahim dan uterus

    pada seorang anita, sehingga setelah menjalani operasi ini dia tidak bisa lagi

    hamil dan mempunyai anak. >isterektomi dapat dilakukan melalui irisan pada

    bagian perut atau melalui +agina. ilihan ini bergantung pada jenis histerektomi

    yang akan dilakukan, jenis penyakit yang mendasari, dan berbagai pertimbangan

    lainnya.1da beberapa jenis histerektomi yang perlu kita ketahui. #erikut ini adalah

    penjelasannya :o >isterektomi parsial (subtotal . ada histerektomi jenis ini, rahim

    diangkat, tetapi mulut rahim (ser+iks tetap dibiarkan. ?leh karena itu,

    penderita masih dapat terkena kanker mulut rahim sehingga masih perlu

    pemeriksaan pap smear (pemeriksaan leher rahim se"ara rutin.o >isterektomi total. ada histerektomi ini, rahim dan mulut rahim

    diangkat se"ara keseluruhannya.o >isterektomi dan sal$ingo-oo$orektomi bilateral. >isterektomi ini

    mengangkat uterus, mulut rahim, kedua tuba $allopii, dan kedua o+arium.o >isterektomi radikal. >isterektomi ini mengangkat bagian atas +agina,

    jaringan, dan kelenjar lim$e disekitar kandungan. ?perasi ini biasanya

    dilakukan pada beberapa jenis kanker tertentu untuk bisa menyelamatkan

    nya a penderita.

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    15/28

    ambar . 7a"am >isterektomi ( .meds"ape."om b. >isterora$i

    >isterora$i adalah tindakan operati$ dengan mengeksidir luka dan dijahit dengan

    sebaik-baiknya. Aarang sekali bisa dilakukan histerora$ia ke"uali bila luka

    robekan masih bersih dan rapi pasiennya belum punya anak hidup.

    2.1.+ Pro!nosis

    rognosis bergantung pada apakah ruptur uteri pada uterus yang masih utuh atau

    pada bekas seksio sesarea atau suatu dehisens. #ila terjadi pada bekas seksio sesarea

    atau pada dehisens perdarahan yang terjadi minimal sehingga tidak sampai

    menimbulkan kematian maternal dan kematian perinatal. Daktor lain yang

    mempengaruhi adalah ke"epatan pasien menerima tindakan bantuan yang tepat dan

    "ekatan. Ruptura uteri spontan dalam persalinan pada rahim yang tadinya masih utuh

    mengakibatkan robekan yang luas dengan pinggir luka yang tidak rata dan bisa meluas

    ke lateral dan mengenai "abang-"abang arteri uterina atau ke dalam ligamentum latum

    atau meluas ke atas atau ke +agina disertai perdarahan yang banyak dengan mortalitas

    maternal yang tinggi dan kematian yang jauh lebih tinggi. omplikasi ruptur uteri

    http://www.medscape.com/http://www.medscape.com/

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    16/28

    termasuk kematian maternal (5% , kematian neonatus (! % , skor 1 1R 5 menit 3&

    (52% , lesi hipoksia neonatal (! % , histrektomi (! % , dan endometritis (!0% . !

    2.2 Tumor o,$rium d$n tu-e%tomi tot$

    4ari sisi inekologi dapat diangkat hal yang menarik berupa, operasi ginekolog

    termasuk tubektomi ligasi tuba dan histerektomi dapat mengubah risiko kanker o+arium

    dengan memproteksi o+arium dari karsinogen ascending atau kerusakan ateri utero-

    o+arian merubah $ungsi hormonal. ,!0

    6elain itu, ligasi tuba dapat meningkatkan imuntas mela an permukaan

    glicoprotein human mucin ! (789! . igasi tuba dan histerektomi telah ditemukan

    berhubungan terbalik dengan karsinoma o+arium, namun estimasi e$eknya ber+ariasi

    pada studi yang berbeda.

    4okter spesialis dan pasien harus mendiskusikan keuntungan yang potensial bila

    mengangkat tuba $alopii saat histerektomi pada anita yang berisiko karsinoma

    o+arium. Risiko kanker o+arium setelah histerektomi dengan menyisakan o+arium

    adalah 0.!-0.&5%. keuntungan mempertahankan o+arium berkurang sejalan dengan

    usia, dan ada sedikit keuntungan setelah usia /5 tahun. !

    arena mayoritas karsinoma o+arium epitelial diperkirakan adnaya lesi pada

    tuba $alopii, maka tubektomi saat histerektomi pada kondisi jinak dapat mengurangi

    risiko kanker o+arium. *erdapat jumlah yang meningkat pada data biologis

    mengindikasikan bah a tuba $alopii merupakan asal dari karsinoma o+arium epitel

    yang agresi$, lagipula tuba $alopii mungkin tidak memiliki $ungsi pada anita jika

    uterus diangkat. !&

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    17/28

    7ekanisme potensial lain adalah bah a ligasi tuba dan histerektomi melindungi

    o+arium dari karsinogen, seperti bedak, atau agen in$lamasi seperti menstruasi

    retrograde atau endometriosis naik saluran kelamin. >ijau et al. melaporkan bah a

    risiko kanker o+arium adalah tertinggi di antara anita yang menggunakan bedak dan

    tidak memiliki ligasi tuba atau histerektomi dan terendah di antara anita yang

    memiliki sterilisasi bedah, tapi tidak menggunakan bedak.

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    18/28

    mengalami peristi a yang memi"u respon imun untuk 789! memiliki penurunan

    risiko kanker o+arium. 6ebuah studi baru-baru dilaporkan antibodi anti-789! lebih

    tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko kanker o+arium pada anita kurang dari /

    tahun. 4alam enelitian yang sama, anita yang telah menjalani ligasi tuba memiliki

    tingkat rata-rata lebih tinggi dari antibodi anti-789! dibandingkan dengan anita yang

    tidak mengalami tuba ligasi@

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    19/28

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    20/28

    LAP RAN KASUS

    1

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    21/28

    RR : 20 ) i 4ispnoe : (-

    *emp : /,' ° 9 ?edem: (

    St$tus Lo%$ is$t$

    1bdomen : 7embesar asimetris, *D8 jari bp), punggung kanan, bagian

    terba ah janin kepala, gerak ( , 4AA: !! ) menit, >I6: ) 0M

    /T

    Caginal: normal

    ortio : tipis

    embukaan: !0 "m

    etuban: -, arna hijau

    resentasi: kepala

    H$si L$-or$torium T$n!!$ 2) #e-ru$ri 201(

    >emoglobin : !!, gr dl

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    22/28

    4arah : positi$

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    23/28

    RR : 20 ) i 4ispnoe : (-

    *emp : /,' ° 9 ?edem: (

    St$tus Lo%$ is$t$

    1bdomen : 7embesar asimetris, *D8 jari bp), punggung kanan, bagian

    terba ah janin kepala, gerak ( , 4AA: !! ) menit, >I6: ) 0M

    /T

    Caginal: normal

    ortio : tipis

    embukaan: !0 "m

    etuban: -, arna hijau

    resentasi: kepala

    1: Detal distress 2 !10 1> ala II

    : - ersiapan operasi 69

    Inj. 9e$ota)ime 2 gr ' jm

    9ek lab

    R "or ! $l

    ?2 l i

    L$por$n S4 $3i fet$ distress

    - posisi supine anestesi spinal- aseptik-antiseptik - in"isi p$annenstielpada kutis, diperdalam tajam, hematoperitoneum (- bayi berada diluar uterus, bayi dilahirkan tidak menangis, 16 0, maserasi (-- e+aluasi sumber perdarahan E ruptur uteri "orpus posterior hingga kearah 6#R

    NIn$orm konsent kepada suami- dilakukan histeroraphi sesuai arah ruptur uteri, uterus dijahit 2 lapis, perdarahan

    terkontrol.- ;+aluasi kedua tuba $alopii O o+ariumNdbn . dilakukan total bilateral

    tubektomi (7?=

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    24/28

    - 9a+um abdomen di"u"i dengan g

    ols : '0 ) i

    RR : 22 ) i

    *emp : /,& ° 9

    1: - ost 69 a i $etal distress 0

    - >isteroraphi a i ruptur uteri- 7?=

    : - 9ek 4R 2 jam post 69

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    25/28

    - 4iet 7#- R ?)yto"in !0 iu E20gtt i- Inj. 9e$ota)ime 2 g !2jam- 4rip metronidaFole 500mg 'jam- Inj. etorola" !amp 'jam- Inj. 7etergin ! amp 'jam

    # LL 7 UP

    *anggal 2' $ebruari 20!/ 2 Aanuari 20!/8 g>R : '0 ) iRR : 2 ) i*emp : /,& 0 9

    6ens : 97*4 : !!0 &0 mm>g>R : '0 ) iRR : 20 ) i*emp : /,5 0 9

    6tatuslokalisata

    1bd : soepel, *D8 2 p)? tertututp +erban.C : (- ,

    ?8 : &0 "" jam

    1bd : soepel, *D8 2 p)? tertututp +erban, kesan

    keringC : (- ,

    ?8 : &0 "" jam

    4iagnosa - ost >isteroraphi a i

    ruptur uteri- ost 7?=- !

    - ost >isteroraphi a i

    ruptur uteri- ost 7?=- 2

    *erapi - 7obilisasi, obat oral- 9e$i)ime !)200mg-

    7etronidaFole )500mg- 1s. 7e$enamat )500mg- 7ethergin )! tab- >emabion !)! tab

    - 7obilisasi, obat oral- 9e$i)ime !)200mg-

    7etronidaFole )500mg- 1s. 7e$enamat )500mg- 7ethergin )! tab- >emabion !)! tab

    Ren"ana (- - Ren"ana #A

    # LL 7 UP

    *anggal 0! 7aret 20!/

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    26/28

    8 (-6tatus

    resens6ens : 97*4 : !00 &0 mm>g>R : '0 ) iRR : 20 ) i*emp : /,5 0 9

    6tatuslokalisata

    1bd : soepel, *D8 2 p)? tertututp +erban, kesan

    keringC : (- ,

    4iagnosa - ost >isteroraphi a i

    ruptur uteri- ost 7?=-

    *erapi - 9e$i)ime !)200mg- 7etronidaFole

    )500mg- 1s. 7e$enamat

    )500mg- 7ethergin )! tab- >emabion !)! tab

    Ren"ana #A

    Kontro Po i

    *anggal 05 7aret 20!/8 (-

    6tatusresens

    6ens : 97*4 : !!0 '0 mm>g>R : '0 ) iRR : 20 ) i*emp : /,5 0 9

    6tatuslokalisata

    1bd : soepel,?: keringC : (- ,

    4iagnosa - ost >isteroraphi a i

    ruptur uteri

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    27/28

    - ost 7?=- &

    *erapi - 9e$i)ime !)200mg-

    1s. 7e$enamat)500mg- >emabion !)! tab

    Ren"ana -

    DA#TAR PUSTAKA

    !. etro+i" 4 et al. Intrapartal posterior "er+i"oisthmi" uterine rupture. 9entral

    european journal o$ medi"ine ( . 200'. & - &/2. 7anoli

  • 8/16/2019 Ruptur Uteri 2

    28/28

    /. rassi 1, 6"ott #, 9ammarano 4, Aiang Q, 6"hnatF D (20!5 osterior 8terine

    =all Rupture o$ an 8ns"arred 8terus in a =oman ith >istory o$ 9ongenital

    4iaphragmati" >ernia Repair. 9lin 7ed Re+ 9ase Rep 2:05

    &. 6mid 79, et al. 6pontaneous posterior uterine rupture in t in-t in trans$usionsyndrome. 1m A erinatol Rep 20!/@ /:e/'-e&0

    '. 6ra+ani 9hithra, 6hery 1ngel Rajakumar, opalakrishnan, *hirumal R, 6aranya

    9hitra. osterior all uterine rupture E a "ase reportM. Aournal o$ ;+olution o$

    7edi"al and 4ental 6"ien"es 20! @ Col2, Issue ', 6eptember 2 @ age: & -

    & /.. Ri"e et al. *ubal ligation, hystere"tomy and o+arian "an"er: a meta-analysis.

    Aournal o$ ?+arian Resear"h 20!2, 5:!

    !0. Dis"hero+a, Sikan, 4undr et al. 4iagnosis, treatment, and Dollo -up o$ borderline o+arian tumors. *he ?n"ologist 20!2@!&:!5!5E!5

    !!. 6atoru 6agae et al.Risk $a"tor $or o+arian "an"er: do subtype reTuire separate

    treatment in epidemiology studiesL . 1sian a"i$i" Aournal o$ 9an"er re+ention,

    Col , 2002!2. Ri"e et al. *ubal ligation, hystere"tomy, and epithelial o+arian "an"er in the